Program KMDM, Langkah Strategis Wujudkan Revolusi Mental. Oleh : Endang Dwi Hastuti*
|
|
- Inge Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Program KMDM, Langkah Strategis Wujudkan Revolusi Mental Oleh : Endang Dwi Hastuti* Revolusi mental pada dasarnya adalah pembentukan karakter, oleh karenanya upaya mewujudkan melalui jalur pendidikan merupakan salah satu strategi handal. Dalam rangka membangun karakter anak untuk cinta lingkungan dan kehutanan, pada tahun 2005 Pusat Penyuluhan Kehutanan meluncurkan program Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) yang diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.41/Menhut-II/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kecil Menanam Dewasa Memanen KMDM adalah program penyuluhan yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran cinta lingkungan kepada murid-murid sekolah dasar atau yang sederajad agar kelak tumbuh menjadi generasi muda yang cinta lingkungan. Pemikiran yang mendasari program KMDM adalah bahwa kepedulian akan lingkungan hidup dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran sejak tingkat sekolah dasar yang diawali dengan pengenalan pohon dan memberikan pemahaman tentang manfaat hutan. Murid perlu diajarkan keterampilan tanam-menanam yang meliputi cara-cara membuat bibit, menanam pohon, merawat atau memelihara sampai dengan memanen. Melalui kegiatan tanam-menanam ini, diharapkan akan tumbuh perasaan cinta pohon dan lingkungan pada murid yang selanjutnya akan menjadi suatu kebutuhan di dalam hidupnya. KMDM diselenggarakan oleh sekolah-sekolah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Penyelenggaraan KMDM oleh sekolah mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut : A. Menyusun Rencana KMDM Sekolah Rencana KMDM Sekolah yaitu rencana kegiatan KMDM yang dibuat oleh sekolah penyelenggara KMDM. Rencana Kegiatan KMDM memuat antara lain : gambaran umum
2 kondisi sekolah, kondisi lingkungan sekitar sekolah, rencana pendampingan oleh pendamping KMDM, rencana pembelajaran bina cinta lingkungan dan keterampilan tanam-menanam yang dikaitkan dengan mata pelajaran wajib /Muatan Lokal (Mulok)/ ekstra kurikuler, rencana kebutuhan jumlah dan jenis bibit benih serta rencana pembiayaan KMDM sekolah. B. Membentuk Kelompok Kerja (Pokja ) KMDM Pokja KMDM adalah wadah yang dibentuk untuk menyelenggarakan KMDM. Pokja ini beranggotakan instansi atau unsur-unsur yang terkait dalam mendukung penyelenggaraan KMDM. Pokja sekolah merupakan lembaga pelaksana kegiatan KMDM di sekolah. Penanggung jawab KMDM di sekolah adalah kepala Sekolah yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Guru, Komite Sekolah dan Pendamping KMDM. Pokja KMDM Sekolah bertugas : a. Menyusun rencana kegiatan KMDM sekolah b. Mengatur jadwal dan melaksanakan pembelajaran bina cinta lingkungan dan keterampilan tanam-menanam kepada murid. c. Melakukan penilaian prestasi murid dalam pembelajaran KMDM. d. Mengadakan pertemuan dengan orang tua murid untuk membahas perkembangan kegiatan dan permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan KMDM e. Melaksanakan penilaian dan pemberian penghargaan kepada guru dan murid yang berprestasi dalam kegiatan KMDM di tingkat sekolah C. Melaksanakan KMDM 1. Sosialisasi dan Koordinasi Guna penyamaan visi, persepsi dan interpretasi untuk mencapai keberhasilan kegiatan secara keseluruhan, sekolah penyelenggara KMDM perlu melakukan soaialisasi dan koordinasi dengan guru, murid, orang tua dan komite sekolah. Disamping itu perlu dilakukan sosialisasi dan koordinasi dengan pemegang kebijakan dan para pihak yang terlibat baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/ kota dalam rangka pemantapan pelaksanaan ditingkat operasional untuk mensinergikan
3 KMDM dengan program-program yang ada di instansi terkait. 2. Pelatihan KMDM Pelatihan KMDM diberikan kepada Guru dan pendamping KMDM. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendamping dalam melakukan fasilitasi pembelajaran murid serta melakukan bimbingan teknis dan pendampingan dalam kegiatan tanam menanam kepada para murid dan orang tuanya. 3. Pembelajaran Murid Pembelajaran KMDM kepada murid dilakukan oleh Guru, yang diintegrasikan melalui kurikulum mata pelajaran wajib sekolah atau Muatan Lokal (Mulok) atau ekstrakurikuler. Materi pembelajaran murid meliputi bina cinta lingkungan (pengenalan hutan dan lingkungan alam sekitar; pengenalan pohon dan manfaatnya; keterampilan pengenalan biji dan benih) dan ketrampilan tanam-menanam (teknik pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan). Metoda pembelajaran di dalam kelas diberikan dengan cara membangun kebersamaan, membangkitkan kegembiraan, rasa senang, rasa ingin mengetahui, semangat belajar, dan semangat berkompetisi. Diluar kelas pembelajaran dilakukan melalui : kunjungan lapangan, widyawisata/outbond atau mengunjungi rumah murid. 4. Pengadaan Bibit Kebutuhan bibit untuk kegiatan KMDM dapat dipenuhi dari hasil Kebun Bibit Sekolah (KBS), Kebun Bibit Desa (KBD), bantuan bibit dari pemerintah (Kementerian Kehutanan), Dunia Usaha atau pihak lainnya. Untuk bibit bantuan dari Kementerian Kehutanan dapat menghubungi kantor Dinas Kehutanan atau Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) atau intansi kehutanan setempat lainnya. Bibit yang digunakan adalah dari jenis kayu-kayuan dan atau buah-buahan. 5. Pembuatan KBS Pembuatan KBS dilakukan oleh murid dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menghasilkan bibit yang berkualitas. Pelaksanaan
4 pembuatan KBS dibimbing oleh pendamping KMDM. Bibit dari hasil KBS ditanam oleh murid pada lokasi yang ditetapkan oleh sekolah atau dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya yang diatur oleh sekolah. KMDM Perlu Pendampingan Pelaksanaan program KMDM memerlukan pendampingan dari sekolah yaitu guru dan tenaga pendamping yang berasal dari luar sekolah, yaitu Penyuluh Kehutanan, PKSM, Penyuluh Swasta, Pramuka, Kader Konservasi Alam, Petani maju, LSM, serta pendamping lainnya yang ditugaskan oleh sekolah penyelenggara KMDM atau instansi kehutanan setempat. Kebutuhan tenaga pendamping dalam penyelenggaraan KMDM disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tenaga pendamping. Pendamping berperan penting dalam proses pembelajaran KMDM. Guru berperan dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya pelestarian lingkungan serta menumbuh kembangkan sikap murid terhadap fungsi dan manfaat pohon. Pendamping lainnya, misalnya penyuluh kehutanan berperan dalam memberikan bimbingan teknis kepada murid tentang keterampilan tanam menanam. Peran Orang Tua Murid Orang tua murid berperan penting dalam kegiatan KMDM, yaitu membimbing dan mengarahkan putra/ putrinya dalam menentukan lokasi penanaman, jumlah serta jenis bibit yang akan ditanam; membiimbing pelaksanaan kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon, serta menanamkan pengertian dan pemahaman terhadap pentingnya menanam pohon bagi kelestarian lingkungan. Belajar dari Pengalaman Sekolah Dasar Madania Berlokasi di Perumahan Telaga Kahuripan, Parung, Bogor, SD Madania adalah sekolah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap pelestarian lingkungan. Sejak tahun 2004 Sekolah Madania mulai mencanangkan program Sekolah Hijau dan pada tahun 2012, Sekolah Madania berprestasi sebagai Terbaik Pertama Tingkat Nasional Lomba PKA Wana Lestari, untuk kategori KMDM.
5 Penyelenggaraan KMDM di SDN Madania mengacu pada Keputusan Menteri Kehutanan No: P.41/Menhut II/2005 tentang Pedoman KMDM. Pelaksanaan kegiatan KMDM Sekolah Madania diawali dengan menyusun perencanaan KMDM yang mencakup rencana lokasi tanam, jenis tanaman yang akan ditanam, kebutuhan bibit, pembuatan Kebun Bibit Sekolah (KBS), rencana pembelajaran bina cinta lingkungan dan keterampilan tanammenanam, rencana pendampingan, serta rencana pembiayaan kegiatan KMDM. Selanjutnya guna mendukung pelaksanaan program KMDM Sekolah Dasar Madania di tingkat kabupaten dibentuk kelompok kerja (Pokja) Tingkat Kabupaten yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati Bogor yang beranggotakan Instansi terkait yang turut mendukung pelaksanaan program ini. Di tingkat sekolah juga dibentuk Pokja Sekolah yang beranggotakan guru, komite sekolah, serta penyuluh kehutanan. Dalam rangka membangun kesepahaman dalam melaksanakan KMDM dan untuk mencapai keberhasilan program KMDM ini secara keseluruhan, sebelum pelaksanaan program Sekolah Dasar Madania melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi kepada pihak terkait dan masyarakat luas. Sedikitnya 5 media yang digunakan untuk kegiatan ini, misalnya Radio Gontor, TV Space Toon, serta rekaman Lagu KMDM. Sosialisasi melalui media cetak juga dilakukan melalui: poster, Manadia News (tabloid Mingguan Madania), brosur, leaflet, banner, sticker yang dibuat siswa, kalender, dll. Penyebaran informasi melalui website Sekolah Madania, Seputar Bogor, serta Tabloid Sekolah Madania News dan mendapatkan respon yang baik dari keluarga besar Madania, Manajemen, guru dan orang tua siswa. Selain melalui media tersebut Sosialisasi dan Penyebaran informasi KMDM juga dilakukan secara langsung. Sekolah Madania telah mengundang 35 sekolah, Guru dan Kepala Sekolah serta 300 orang siswa untuk memperoleh informasi tentang KMDM. Setelah sosialisasi KMDM Sekolah Madania melaksanakan penyuluhan dan pelatihan KMDM yang diberikan kepada yaitu Guru, Kepala Sekolah, Komite/Orang tua, murid sekolah, serta masyarakat luas. Pembelajaran KMDM di Sekolah Dasar Madania dilaksanakan secara terintegrasi dalam pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang merupakan salah satu muatan lokal dalam kurikulum. Pembelajaran KMDM di sekolah Madania merupakan implementasi dari mata
6 pelajaran muatan lokal (mulok) Pendidikan Lingkungan Hidup yang tercantum dalam jadwal mata pelajaran 2 x 40 menit perminggu dan ekstrakurikuler Madania Ranger 1 x 60 menit per minggu. Materi yang diberikan kepada murid meliputi teori dan praktek ketrampilan tanammenanam, mulai dari teknik pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Metode yang digunakan oleh guru dan penyuluh pendamping dalam pembelajaran juga bervariasi. Proses belajar-mengajar dilakukan dengan cara yang menyenangkan, dengan dasar kasih sayang dan kepedulian, misalnya murid melakukan kegiatan presentasi di kelas, mengikuti outbond ke Putat Nutug Ciseeng, kunjungan pendidikan ke Istana Cipanas, Kebun Raya Bogor, serta praktek menanam di Kebun Bibit Sekolah. Pembuatan Kebun Bibit Sekolah (KBS) dilakukan oleh seluruh murid kelas 1-6 dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan murid dalam menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Secara teknis kegiatan ini dilaksanakan dengan pendampingan Penyuluh Kehutanan dan guru pengajar pendidikan lingkungan hidup. Praktek Kegiatan Tanam-menanam Dibimbing Penyuluh Kehutanan Masing-masing siswa menanam pohonnya di area tanam sekolah yang telah ditentukan sesuai rencana tanam. Beberapa siswa yang mempunyai lahan di rumahnya juga telah menanam di rumah mereka. Disamping itu bibit tanaman juga ditanam di area bermain sekolah, kebun dan Green House.
7 Pemeliharaan KBS dilakukan oleh seluruh murid kelas 1-6 dan dimonitor oleh guru, orang tua, maupun penyuluh kehutanan pendamping. Kegiatan pemeliharaan tanaman mencakup penyiraman, pemupukan, pembersihan, pemangkasan, penyulaman dan pemindahan bibit. Jadwal pemeliharaan KBS dibuat oleh murid dan guru serta ditetapkan oleh Kepala sekolah. Siswa Madania menunjukkan antusiasnya dalam kegiatan pemeliharaan KBS. Mereka saling mengingatkan satu sama lain untuk menjaga dan memelihara KBS milik mereka. Melalui kegiatan pemeliharaan KBS siswa juga mengamati pohon yang mereka pelihara sesuai kemampuan masing-masing kelas dan menuliskan laporannya. Sekolah Madania memasukkan mata pelajaran KMDM yang diintegrasikan dengan PLH dalam laporan belajar/rapot siswa. Guna mengetahui efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan program KMDM dilakukan monitoring dan evaluasi secara berjenjang yaitu monitoring dan evaluasi oleh sekolah dan Pokja KMDM. Praktek Pengamatan Pohon Kegiatan Penunjang KMDM Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Sekolah Madania sebagai wujud dukungannya terhadap program KMDM dan pelestarian lingkungan, misalnya Kegiatan Siswa Menanam, Green Day, Environment Day dan Bogor Menanam. Kegiatan Siswa menanam melibatkan 200 siswa Sekolah Madania dan siswa di luar Sekolah Madania. Siswa bergabung untuk mendapatkan penyuluhan tentang cara pembibitan yang baik dari BP4K dan Dinas Kehutanan Kab. Bogor, kemudian siswa menanam bibit pohon di KBS. Pada acara tersebut siswa Sekolah Madania juga menampilkan Lagu Mars KMDM dan yel-yel Ayo Menanam.
8 Kegiatan Environment Day diselenggarakan secara rutin setiap akhir semester dengan melibatkan siswa, guru, orang tua dan warga lingkungan sekitar. Kegiatan ini merupakan wujud implementasi nyata Sekolah Madania yang menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Bentuk kegiatannya adalah : Membuat poster, puisi, sticker dan mewarnai, kegiatan menanam, menyiram, memelihara dan merawat tanaman, observasi ke alam sekitar, games, quiz, dll, serta sosialisasi cinta lingkungan dengan mendatangkan berbagai narasumber. Gren Day merupakan kegiatan reguler yang dilakukan siswa kelas 4,5 dan 6 SD dalam mengintegrasikan pelajaran PLH dan IPA. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Bumi sedunia. Mirip dengan Environtment Day namun kegiatan Green Day lebih difokuskan pada kegiatan Hijaukan Bumi. Kegiatan ini dilatarbelakangi pemanasan global, penghijauan, kerusakan hutan, dan kegiatan lain. Bentuk kegiatannya adalah ; Lomba poster, Banner dan artikel; presentasi dari narasumber, penyemaian bibit di Kebun Bibit Sekolah/Green House Madania, aksi tanam bibit, membuat kompos, biopori, kunjungan ke lembah padi di sekitar Madania, games dan gathering. Kegiatan Green Day Membentuk Karakter Cinta Lingkungan dan Hutan Dampak positif telah dirasakan oleh Keluarga Besar Madania setelah progam KMDM ini. Siswa menunjukkan peduli terhadap lingkungannya. Selain sikap cinta terhadap lingkungan adanya program KMDM juga telah menumbuhkan pembiasaan yang positif terhadap siswa untuk memelihara tanaman. Lingkungan yang terjaga, sejuk dan nyaman membuat siswa dapat lebih konsentrasi dan nyaman dalam bermain.
9 Metoda yang menyenangkan dalam program KMDM menambah semangat belajar siswa karena pelajaran jadi tidak membosankan. Sikap percaya diri juga tertanam pada siswa untuk berbagi tentang materi KMDM dan dalam mempengaruhi siswa lain untuk mencintai lingkungan. Siswa dapat mengajak orang lain untuk mendukung program KMDM melalui presentasi dengan materi yang dibuat sendiri oleh siswa baik dengan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Melalui program KMDM juga terbentuk jiwa kewirausahaan siswa ketika siswa sudah dapat membuat pupuk buatan mereka sendirin, sehingga sudah dalam 2 tahun ini Sekolah Madania tidak membeli pupuk dari pihak luar. Kegiatan KMDM Sekolah Madania juga telah diikuti oleh sekolah lain di sekitarnya. Terdapat 5 Sekolah sekitar Madania yang telah memiliki Kebun Bibit Sekolah dan melaksanakan program tanam-menanam. Disamping itu, sebanyak 35 sekolah dan 300 siswa sekolah sekitar di lingkup Kecamatan Kemang telah memperoleh penyuluhan dan pelatihan KMDM. Program KMDM merupakan langkah strategis untuk membangun karakter anak untuk cinta lingkungan dan kehutanan. KMDM Wujudkan Revolusi Mental KMDM merupakan program pendidikan yang berbasis nilai untuk membentuk karakter siswa. Program ini tidak hanya menanamkan cinta lingkungan tetapi juga dalam membentuk karakter siswa. Melalui KMDM program pelestarian lingkungan lebih terstruktur karena ada tahapan-tahapannya. Melalui program KMDM kegiatan diatur sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sehingga mereka dapat melakukannya dengan lebih baik. Disamping itu melalui kegiatan tanam-menam dimana siswa melakukan sendiri proses tanam-menam maka siswa belajar berempati bahwa tanaman juga makhluk hidup yang harus disayangi. Hasi akhir yang diharapkan dari program KMDM adalah terbentuknya karakter anak antara lain memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, kreatif dan inovatif, serta peduli dan menyayangi lingkungan, yang selanjutnya anak akan tumbuh menjadi generasi muda yang cinta lingkungan. Dengan demikian diharapkan lingkungan akan terjaga, terpelihara, serta tumbuh menjadi ingkungan yang lebih baik. Melalui program KMDM juga diharapkan
10 akan terbangunnya jiwa kewirausahaan pada anak serta keberlanjutan pendidikan anakanak untuk mewujudkan cita-citanya. Penyuluh pada Pusat Penyuluhan, BP2SDM
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciRyke L.S. Siswari *)
SDSN CIBUBUR 11 PAGI Mengajarkan Cinta Menanam di Keriuhan Jakarta Ryke L.S. Siswari *) Tidak salah bila Sekolah Dasar Standar Nasional ( SDSN) Cibubur 11 Pagi, Jakarta ditetapkan sebagai terbaik tingkat
Lebih terperinciSUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA
SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA (SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP) KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN
Lebih terperinciPETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA
I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA CADANGAN.HANYA GUNAKAN BAGIAN INI BIL STANDAR NILAI A. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan
Lebih terperinciPETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA
I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan IMPLEMENTASI PENCAPAIAN MAX. HASIL Upaya. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang
Lebih terperinciTersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau
LAMPIRAN 1 SUPLEMEN 1 BUKU ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. STANDAR Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan 1.
Lebih terperinciSurat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan
LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item
Lebih terperinciDINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Kode 00 NON URUSAN 00 00 PROGRAM SETIAP SKPD 00 00 0 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 00 00 0 00 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Tersedianya pengadaan meterai dan
Lebih terperinciPERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA
PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Memuat Upaya Perlindungan dan Pengelolaan
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERILINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA A. Kebijakan Berwawasan Lingkungan KRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA Standar
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERILINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA PEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA A. Ruang Lingkup Kegiatan pembinaan adiwiyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinciD. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Yang Ramah lingkungan. Tujuan Kegiatan Sasaran Output Waktu I II III IV
Rencana terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : A. Latar belakang : Uraian motivasi harapan dalam mengikuti Program Adiwiyata B. Potensi Kendala : Uraian potensi kendala dalam mewujudkan Program Adiwiyata
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 48 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA UNTUK KEGIATAN PENANAMAN MASSAL DALAM RANGKA PROGRAM GREEN SCHOOL
Lebih terperinciSekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman
Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH NOMOR : P.9/PDASHL-SET/2015 NOMOR : 403/D/DN/2015 TENTANG
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN MENANAM POHON BELITUNG TIMUR PELANGI
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN MENANAM POHON BELITUNG TIMUR PELANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG GERAKAN MENANAM DAN MEMELIHARA POHON DI JAWA TIMUR UNTUK PENYELAMATAN BUMI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.
PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PADA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUWANGI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
Lebih terperinci3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
Tujuan Kas 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 1. Kebijakan 2. Kurikulum 3. Kegiatan Lingkungan 4. Pengelolaan Sarana A. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON OLEH PESERTA DIDIK, PENDIDIK, DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu masalah global yang perlu mendapat perhatian serta penanganan secara serius dan berkelanjutan.
Lebih terperinciISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 407 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM PENILAI LOMBA WANA LESTARI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 407 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM PENILAI LOMBA WANA LESTARI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 116 /Dik-2/2012
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA
SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG
PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG Dasar Hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang
BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik
Lebih terperinci6 NAMA KEPALA SEKOLAH : II : 10.00 II : 0.00
KELOMPOK : KABUPATEN / KOTA * : NAMA SEKOLAH : 4 ALAMAT SEKOLAH : EVALUASI KOMPONEN, STANDAR DAN IMPLEMENTASI SEKOLAH ADIWIYATA KODE : NILAI : PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 0 NOMOR TELP : I : 0.00 I : 0.00
Lebih terperinciMelaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh :
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 63/Dik-2/2012. t e n t a n g
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 63/Dik-2/2012
Lebih terperinciPeserta yang Terlibat dalam Aksi Tanam Pohon Bersama Para Pihak
LAPORAN AKSI PENANAMAN POHON BERSAMA PARA PIHAK DI BANJAR BUKIAN, DESA PELAGA DAN BANJAR JEMPANANG DESA BELOK SIDAN 25 Nopember 2015 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kita yang
Lebih terperinciMILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciI. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM ABDIMAS PENGHIJAUAN UT
PANDUAN PROGRAM ABDIMAS PENGHIJAUAN UT UNIVERSITAS TERBUKA 2012 KATA PENGANTAR Panduan ini disusun dalam rangka pelaksanaan kegiatan program pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka (Abdimas UT)
Lebih terperinciPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 103/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.68/Menhut-II/2006 TANGGAL : 6 Nopember 2006 TENTANG : PEDOMAN KAMPANYE INDONESIA MENANAM I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi sumber
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyuluh Kehutanan. Swasta. Swadaya Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/MENHUT-II/2012 TENTANG PENYULUH
Lebih terperinciBAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN
BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN
BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :
Lebih terperinciOLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH Disajikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut di PPPG Matematika, 6 s.d. 19 Agustus 2004 Oleh Wiworo, S.Si., M.M.
Lebih terperinciADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN
ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN Heny Puspita R Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam
Lebih terperinciLaporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 BIDANG SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENILAIAN LOMBA PENGHIJAUAN DAN KONSERVASI ALAM WANA LESTARI
2012, No.488 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/MENHUT-II/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENILAIAN LOMBA PENGHIJAUAN DAN KONSERVASI ALAM WANA LESTARI PEDOMAN UMUM PENILAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/Menhut-II/2012 TENTANG PANDUAN PENANAMAN SATU MILYAR POHON TAHUN 2012
5 2012, No.379 A. Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/Menhut-II/2012 TENTANG PANDUAN PENANAMAN SATU MILYAR POHON TAHUN 2012 I. PENDAHULUAN Pemanasan global
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN WONOGIRI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN WONOGIRI Kode Urusan Bidang Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Indikator Kerja Hasil Program Keluaran
Lebih terperinciPelayanan Administrasi Perkantoran. Tersedianya pemiliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana perkantoran dan aparatur
MATRIK RENCANA KERJA (RENJA-SKPD) BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN ANGGARAN 2014 NO PROGRAM KEGIATAN 1.125.000.000 1 Pelayanan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
Lebih terperinciMODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR Ir. PETER TANDISAU, MS., dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian pemerintah saat
Lebih terperinciKELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti
KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas berada di Desa Gerbo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Untuk mencapai
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.147/Dik-2/2012
Lebih terperinciPROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi :
PROFIL TOKOH Ully Sigar Rusady merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup. Ully Sigar Rusady lahir di Garut pada tanggal 4 Januari 1952. Pekerjaan dan pengalaman Ully
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama
143 BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Dalam perencanaan kurikulum lembaga pendidikan tahapan pertama yang harus dilalui adalah pembentukan tim pengembang kurikulum. Dalam kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
100 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama hampir dua bulan di Sekolah Dasar Negeri 2. Pada bab
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA
BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciBADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota
BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK
Lebih terperinciPROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup (Sirait, 2011: 3). Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH, PENGHIJAUAN DAN PENDIDIKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.76/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciOlimpiade Sains Nasional
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Olimpiade Sains Nasional PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan zaman yang semakin cepat, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik sebagai individu yang
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM ABDIMAS PENGHIJAUAN
PANDUAN PROGRAM ABDIMAS PENGHIJAUAN Hasoloan Siregar Lidwina Sri Ardiasih Etty Susanty Megafury Apriandhini Idha Farida UNIVERSITAS TERBUKA 2013 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii A. Pendahuluan...
Lebih terperinciPERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK. Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
PERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Paper disampaikan dalam acara seminar parenting Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi
131 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi temuan penelitian dan pembahasan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.97 /Dik-2/2012
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik learning activities yang ada di Sekolah
BAB IV ANALISIS DATA A. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Jurnalistic Learning Activities. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik learning activities
Lebih terperinciBAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2016 2021 Sesuai dengan Rencana Strategis Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko, visi dan misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Lebih terperinciK E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 106 /Dik-1/2010. T e n t a n g KURIKULUM DIKLAT PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Jalan Mayjen Ishak Juarsa Gunung Batu Kotak Pos 141- Bogor 16118 Telp. : (0251) 8312841, 8313622;
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2013 No. A SASARAN INDIKATOR
Lebih terperinciSuplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011
sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI
PEDOMAN PELAKSANAAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN AGAMA PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 SAMBUTAN Guru merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat
Lebih terperinciBUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017
BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci