PE^fDAPATAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TAHUN Zulkarnaini

Transkripsi

1 Jurml Ekonomi Volume 18, Nomor 2 Juni 2010 PE^fDAPATAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TAHUN Zulkarnaini Jimisan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Bam - Pekanbaru Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah Pemerintah dalam membiayai kegiatannya bersumber dari pendapatan pajak dan non pajak. Sedangkan yang dimaksud dengan pajak adalah pembayaran iyuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk'. Semakin tinggi penerimaan negara maka semakin tinggi pula pengeluaran negara untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu kebijakan penting yang berada di dalam otoritas pemerintah adalah kebijakan fiskal. Selain kebijakan fiskal, pemerintah juga dapat mengambil kebijakan lain, yang disebut dengan kebijakan moneter ^. Dalam tulisan ini hanya menekankan pada penerimaan Negara. Bersama ini dapat disajikan kemampuan pemerintah dalam menghimpun pajak xmtuk membiayai kegiatan pembangunan. ' M.Suparmoko, Ekonomi Publik, Dr, MA, BP FE UGM,Tahim 1987,hal 94 ^ Bramantyo Djohanputro, MBA, PhD, Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, PPM, Jakarta,2006.

2 label. 1. PENDAPATAN PEMERINTAH ( MILYAR RUPIAH) Rincian Pendapatan Negara dan Hibah Penerimaan DalamNegeri Penerimaan Perpajakan Pajak dalam negeri Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas Migas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan Cukai Pajak lainnya Pajak perdagangan intemasional Bea masuk Pajak ekspor Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Sumber Daya Alam Minyak bumi Gas alam SDA lainnya Bagian laba BUMN Surplus Bank Indonesia PNBP Hibah Sumber: Laporan Perekonomian Indonesia Bank Indonesia, Berdasarkan Data tabel.l di atas, dapat diketahtii bahwa pertumbuhan penerimaan Negara dari tahun 2003 sampai dengan 2008 adalah 23,44 %. Bila dihitung pertumbuhan penerimaan dalam negeri sebesar 23,42 % dalam rentang waktu tahun 2003 sampai dengan Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari penerimaan Pajak Rp Milyar pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp Milyar, berarti teijadi peningkatan sebesar 22,17 % dalam rentang waktu tahun 2003 sampai dengan Sedangkan penerimaan bukan pajak Rp Milayar tahun 2003 menjadi Rp Milyar tahun 2008, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 26,29 %, dalam rentang waktu tahun 2003 sampai dengan Selanjutnya penerimaan

3 berupa hibah pada tahun 2003 sebesar Rp 468 Milyar meningkat menjadi Rp Milyar tahun Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 37,50 % dalam rentang waktu tahun 2003 sampai dengan Penerimaan pemerintah ini, berkaitan dengan pengaturan kinerja ekonomi melalui mekanisme penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal terwujud dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dalam dokumen APBN dapat melihat berapa pendapatan pemerintah, dari mana saja pendapatan tersebut, komposisi pendapatan, untuk apa saja pendapatan pemerintah, sektor mana yang mendapat alokasi pengeluaran tinggi dan mana yang rendah,dapat diketahui sebagaimana tertera dalam tabel tersebut dibawah ini. Tabel.2. PENGELUARAN PEMERINTAH ( MILYAR RUPIAH ) Rincian Belanja Negara Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Pengeluaran Rutin Belanja Pegawai Belanja Barang Pembayaran Bunga Utang Utang dalam negeri Utang luar negeri Subsidi Subsidi BBM Subsidi non BBM Pajak ditanggung pemerintah Bantuan Sosial Pengeluaran Rutin Lainnya Pengeluaran Pembangunan Pembiayaan rupiah Pembiayaan proyek Anggaran Belanja untuk Daerah Dana Perimbangan Dana bagi hasil Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Dana otonomi khusus dan penyeimbang Sumber : Laporan Perekonomian Indonesia Bank Indonesia, 2009

4 Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui pertumbuhan pengeluaran menurut subjek pengeluaran dan besaran alokasi menurut subjek tersebut. Secara umum belanja Negara pada tahun 2003 sebesar Rp Milyar sedangkan pada tahvin 2008 sebesar Rp Milyar, ini berarti terjadi penin^catan sebesar 21,22 % dalam rentang waktu dari tahun 2003 sampai dengan tahun Anggaran pemerintah pusat tahun 2003 sebesar Rp Milyar meningkat menjadi Rp Milyar pada tahun 2008, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 22,02 % dalam rentang waktu tahim 2003 sampai dengan tahun Pengeluaran rutin pada tahun 2003 sebesar Rp.l Milyar meningkat menjadi Rp Milyar, berarti meningkat selama rentang waktu dari tahim 2003 sampai dengan tahun 2008 sebesar 27,09 %. Pengeluaran pembangiman pada tahun 2003 sebesar Rp Milyar meningkat menjadi Rp Milyar pada tahun 2008, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 1,14 % dalam rentang waktu tahun 2003 sampai dengan Anggaran belanja untuk daerah tahun 2003 sebesar Rp.l meningkat menjadi Rp Milyar tahim 2008, selama rentang waktu tahun 2003 sampai dengan tahxm 2008 tersebut, meningkat sebesar 19,45 %. Defisit Anggaran Bila diperhatikan perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran pemerintah, temyata pemerintah menganut paham anggaran depisit spending, seperti data tersebut dibawah ini. Tabel.3. Depisit Spending Anggaran Tahun Penerimaan Pengeluaran Defisit ( Milayar Rupiah) (Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah) Dari tabel 3 di atas, memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam rentang waktu tahun 2003 sampai dengan tahun 2008, telah terjadi fluktuasi defisit angggaran, tetapi pada tahun 2008 defisit anggaran belanja sebesar Rp Milyar, telah berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya kinerja kelola keuangan negara semakin membaik. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang akan menempuh anggaran belanja seimbang yang dinamis dimana pengeluaran total tidak melebihi penerimaan total. Dengan demikian tabungan pemerintah yang merupakan surplus penerimaan rutin di atas pengeluaran rutin terus diusahakan meningkat agar dapat mengurangi kebutuhan bantuan luar negeri. Selanjutnya di sisi penerimaan dasar perpajakan diusahakan semakin luas lewat intensifikasi dan ektensifikasi pemungutan pajak. Selain itu pengeluaran pemerintah ditekankan pada prioritas pada kegiatan-kegiatan pembangunan dan bukan pada kegiatan-kegiatan rutin. Subsidi semakin dikurangi baik untuk perusahaan negara maupun terhadap barangbarang konsumsi, sehingga akan men^emat pengeluaran. Berikut kelola keuangan -4-

5 negara merupakan kebijakan anggaran diarahkan pada sasaran untuk meningkatkan penggimaan barang-barang dan tenaga dalam negeri dengan tujuan agar produksi dalam negeri semakin meningkat. Selanjutnya hal itu dimaksudkan dalam rangka menciptakan perluasan kesempatan kerja, sehingga produsen dalam negeri didorong untuk lebih menggunakan teknologi padat karya dengan sedikit mimgkin menggunakan teknologi padat modal. DAFTAR PUSTAKA Bramantyo Djohanputro, MBA, PhD, Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, PPM, Jakarta,2006. Laporan Perekonomian Indonesia, Bank Indonesia, Tahun Dr.M. Suparmoko, MA, Ekonomi Publik, BP FE UGM, tahun 1987.