PERBANDINGAN KONSEP KUSALA DHAMMA DALAM AGAMA BUDDHA DENGAN KONSEP JIHAD AGAMA ISLAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN KONSEP KUSALA DHAMMA DALAM AGAMA BUDDHA DENGAN KONSEP JIHAD AGAMA ISLAM"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN KONSEP KUSALA DHAMMA DALAM AGAMA BUDDHA DENGAN KONSEP JIHAD AGAMA ISLAM ARTIKEL OLEH Untoro Disusun sebagai Tugas Akhir Di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten Jurusan Dharmduta

2 ABSTRACT Untoro, 2012 Kusala Dhamma Comparison Concept In Buddhism the concept of Islamic Jihad. Thesis. Department Dharmaduta. High School State Buddhist Sriwijaya Tangerang Banten Supervisor I Corneles Wowor, MA and supervising II Heriyanto M.Kom. Keywords: Buddhist Concept of Jihad, Islamic Jihad Concept. Issues raised this study relates to the concept of Jihad is not yet properly understood. Understanding Jihad can be viewed from the standpoint of Buddhism is not widely understood. In Buddhism there is the concept of Kusala Dhamma (good condition) which can be interpreted as the implementation of Jihad according to the Buddhist concept of optimally yet understood. What is the ratio concept Kusala Dhamma in Buddhism and the concept of Jihad in Islam. The purpose of this study aimed to compare the concept of Jihad, and discusses the concept of Kusala Dhamma in Buddhism. To be exact nature of Jihad we can know, and how the Buddhist view of the concept of jihad itself. Jihad is also expected not violate norms and laws that exist in Indonesia. To achieve the above studies mentioned above, the authors use the method of literature review yuang analyzed the data given in the form of text and are qualitative, the authors use data analysis in the research literature that collects data from various Buddhist literature general books and resources to support the research to obtain the data source. The data source then is analyzed and collated into a thesis. This means that in conducting the data nanalisis draw a final conclusion, the authors do not use formulas and statistical hypothesis testing. These results indicate that the concept of Jihad in Islam The relevant still used at the present time. Although many people have an understanding of the concepts and Jihad, respectively, giving rise to the assumption for each individual. Kosep Jihad in Islam can be implemented in as Kusala Dhamma Buddhism, although there are some similarities and differences, the concept can be implemented without having to shift the noble values of Buddhism. Based on these results the authors concluded that the concept of Jihad in the light of Buddhism is an attempt to get the good when he executed the true teachings then he will mempereoleh dikehidupan benefits both now and in the future. Finally, the authors suggest that in this world as human assistance may not have bigotry against everything. Learning the religious affiliation can be derived from the phenomenon that happens around us. 2

3 I. PENDAHULUAN Kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu aspek penting bagi pembentukan suatu perilaku seseorang. Dewasa ini makin terasa banyak terjadi kasus-kasus bom bunuh diri yang mengatas namakan agama. Hal tersebut jelas melanggar norma-norma agama, adat istiadat, bahkan hukum negara. Setelah ditelusuri lebih dalam, masalah-masalah itu terjadi karena kurang pemahaman secara mendalam ilmu agama. Pendidikan agama bukan hanya didapat secara formal namun juga diperoleh dalam masyarakat maupun pengalaman hidup. Pengamalan agama dalam bentuk tindakan tersebut sering berbenturan dengan nilai moralitas dan etika, yang tentu merugikan bagi banyak pihak lain. kerugian yang ditimbulkan karena perlakuan tersebut tidak hanya berupa kerugian material yang rusak berupa sarana prasana, korban meninggal maupun terluka. Juga beban mental karena keberadaan tersebut mengancam kebebasan seseorang termasuk kebebasan beragama. Kehidupan modern dan kemajuan teknologi yang canggih menyebabkan masyarakat mengabaikan pendidikan agama. Banyak etika kemoralan yang dilupakan, masyarakat cenderung mengikuti arus globalisasi secara mentah-mentah, tanpa memilih mana yang cocok untuk budaya mereka sendiri. Hal dapat memberikan dampak negatif dalam perkembangan dan kemajuan bangsa. Dengan demikian muncul pandangan negatif yang dapat menimbulkan keresahan. Keyakinan yang kuat terhadap suatu agama tanpa didasari pengertian yang mendalam menimbulkan suatu akibat negatif yaitu, penindasan terhadap kaum minoritas dan menganggap agama yang dianutnya adalah paling benar. Inilah fenomena yang sering kali terjadi pada masa sekarang ini. Dalam hal ini peranan agama diharapkan dapat menanamkan pembelajaran yang positif bagi umatnya dan masyarakat Indonesia. 3

4 Indonesia memiliki enam agama yang diakui keberadaannya secara hukum yang disahkan oleh negara. Perbedaan kepercayaan tersebut menimbulkan pandangan sendiri dalam diri umat masing-masing. Setiap agama memiliki suatu cara tersendiri untuk mencapai kebaikan sesuai dengan apa yang dipercayainya. Termasuk mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga. Pandangan agama tersebut dikenal dengan istilah Jihad. Sebagian dari orang mengganggap bahwa dengan melaksanakan Jihad akan masuk surga dan mendapat pahala atau kebahagian. Perlakuan buruk sebagian orang dalam suatu agama, seperti kasus-kasus terorisme dan pengeboman. Tidak dapat dijadikan suatu pandangan bahwa agama tersebut tidak benar keberadaanya, dari permasalahan di atas, yang perlu ditindak lanjuti bukan agama yang dianutnya, tetapi indivudu atau kelompok yang mempunyai pandangan salah terhadap suatu agama. Karena pada hakikatnya semua agama mengajarkan kebaikan dan menjujung moralitas. Jihad dilihat dari arti Jihad secara resmi Jihad mempunyai arti berperang untuk menegakan Islam dan melindungi orang Islam, memerangi hawa nafsu, mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam, memberantas yang batil dan menegakan hak. Maka Jihad dapat dikaji dalam agama Buddha sesuai dengan ajaran Buddha, Maupun agama manapun sesuai dengan inti ajaran agama masing-masing. Praktik Jihad dalam agama Buddha dapat dilakukan sesuai dengan anjaran Buddha yang selalu mengajarkan cinta kasih dan kasih sayang pada semua makhluk apapun. Sehingga semua pengertian Jihad tersebut tidak semuanya dilaksanakan. Karena agama Buddha dan Islam jelas mempunyai keyakinan yang berbeda. Tetapi mempunyai tujuan yuang luhur yaitu kebahagian umat sesuai dengan ajaran yang telah diajarkan. Menjadikan pandangan yang sempit tentang Jihad akan berkurang sehingga praktik jihad dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. 4

5 II. PEMBAHASAN A. Pengertian Jihad 1. Jihad dalam Agama Buddha Jihad adalah suatu Jalan untuk mendapatkan kebaikan yang disebut dengan bertujuan untuk mendapatkan Keridhoan Allah. Dalam agama Buddha kebaikan terdapat dalam Dasa Pāramitā (sepuluh kebajikan). Dalam hidup sebagai manusia diperlukan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan, seperti halnya Pangeran Siddhartha yang bertekad untuk mencari obat dari sakit mati setelah melihat empat peristiwa orang tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa. Setelah melihat kejadian tersebut pangeran bertekad untuk meninggalkan istana dan menjalakan hidup sebagai pertapa. Tekad yang kuat atau ketetapan hati inilah yang harus diikuti sebagai pelaksanaan Jihad sebagai umat Buddha. Kemaun untuk berbuat menuju kebaikan berasal dari dalam diri tiap individu, hal tersebut sangat bergantung pada diri sendiri untuk membangkitkan keputusan yang teguh dalam pelaksanaan kebajikan. Dalam kehidupan Sang Buddha dalam mencapai penerangan agung banyak menempuh kesulitan dan hambatan. Pangeran Sidharta sebelum menemukan jalan tengah beliau menempuh jalan ekstrim dengan menyiksa diri selama enam tahun. Setelah menyadari bahwa hal tersebut tidak memberikan kemajuan batin. Beliau menjalankan hidup dengan tetap menjaga tubuh, dan terikat pada nafsu duniawi dengan meninggalkan kehidupan berumah tangga untuk menjalankan kehidupan suci. 2. Pandangan Benar terhadap Jihad Jihad dalam Agama Islam dengan makna bersungguh-sungguh atau berjuang, dapat saja terdapat pada agama lain, namun bentuk, cara maupun tujuannya yang berbeda- 5

6 beda. Pemahaman yang beda-beda tentang Jihad menimbulkan pandangan yang berbeda pula. Karena setiap indivudu memiliki penangkapan yang berbeda, maka sangat dibutuhkan kebijaksanaan dalam memahami konsep Jihad. Pandangan benar (Sammāditthi) dalam agama Buddha dibagi menjadi tiga macam yang pertama pandangan benar tentang Kamma (perbuatan), pandangan tentang Kamma menyebutkan bahwa Kamma apa saja yang dibuatnya, yang baik atau buruk, terhadap itu ia akan menjadi ahli warisnya. Menegaskan bahwa perbuatan apapun yang baik ataupun buruk yang dilakukan, makhluk tersebut akan mendapat akibat dari perbutan yang dilakukan olehnya sendiri. Dengan mempunyai pandangan tersebut tentu manusia akan berbuat kebaikan, karena dalam ajaran agama apaun pelaksanaan pasti akan mendapat kebaikan. Dalam Samāditthi Sutta salah satu kotbah Sang Buddha menyatakan bahwa: Hal yang membawa manfaat dan menguntungkan banyak pihak adalah tidak membunuh makhluk hidup, tidak mengambil apa yang tidak diberikan. Tidak memuaskan semua nafsu dengan cara yang salah, tidak berdusta, tidak memfitnah, tidak berkata kasar, tidak bergunjing, tidak serakah, tidak membenci, dan tidak memiliki pandangan salah (Bhikkhu Nanamoli & Bhikkhu Bodhi, 2004: 237). Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa hal yang bermanfaat dan membawa kemajuan adalah dengan melakukan perbuatan sesuai Dhamma Sang Buddha dengan cara hidup sesuai Dhamma dan tidak melanggar sila. Pandangan terhadap sesuatu hal yang ada dalam diri pada setiap orang semakin lama semakin modern dan kritis, yang dapat menyebabkan mereka mempunyai pandangan dan penafsiran sendiri. 6

7 Pada masa kehidupan Sang Buddha terdapat 62 pandangan salah, dikotbahkan dalam Brahmajala Suttā, yang dianut oleh para pertapa pada waktu itu. Enam puluh dua pandangan salah, salah satunya diantaranya: Para Bhikkhu, ada beberapa pertapa dan brahmana yang tidak mengerti dengan baik apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan baik atau buruk. Ia menyadari, saya tidak mengerti dengan jelas apa sesungguhnya yang dimaksud dengan baik atau buruk. Demikianlah bila saya menyatakan bahwa ini baik atau buruk, maka saya akan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan, keinginan, kebencian dan dendam. Berdasarkan pada hal tersebut saya akan salah, dan kesalahanku tersebut menyebabkan saya menyesal, dan perasaan menyesal akan menjadi penghalang bagiku (walse, 2009: 1). Hal ini mempertegas bahwa pada dari kehidupan dulu sampai sekarang terdapat banyak pandangan-pandangan dalam menjalani kehidupan demi menuju tujuan akhir menurut pandangan yang dianutnya. Namun Sang Buddha Sebagai guru Dalam Agama Buddha mengajarkan jalan kehidupan dengan melaksanakan jalan tengah dengan tidak menyiksa diri dan terlalu memuaskan nafsu indera. Dari penggalan Sutta di atas pengertian baik dan buruk yang dimaksudkan adalah Kusala (baik) dan Akusala (buruk). Pengertian tentang baik dan buruk harus didasari pandangan benar (Sammādhitthi), dalam Agama Buddha perbuatan yang benar adalah perbuatan yang tidak merugikan makhluk lain. Pancasila Buddhis dalam hal ini sebagai batas-batas tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat, apabila hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka kehidupan akan damai sejahtera. 3. Jihad dalam Hukum Karma 7

8 Dalam Agama Buddha perbuatan yang dilakukan oleh manusia terdapat dalam Hukum Kamma. Arti Kamma itu sendiri adalah perbuatan yang dilakukan yang dilakukan oleh jasmani, perkataan, dan pikiran yang baik maupun yang tidak baik (Kaharudin 2005 : 291). Selain itu perbuatan sebagai Kamma apabila suatu perbuatan dilakukan karena adanya niat atau kehendak (Cetana). Suatu perbuatan tanpa niat atau kehendak tidak dapat disebut karma karena perbuatan tersebut tidak akan menghasilkan akibat moral bagi pembuatnya. Niat atau kehendak yang dimaksud dengan kamma seperti kotbah Sang Buddha dalam Angutara Nikayā III: O para Bhikkhu, kehendak yang dimaksud dengan Kamma. Seseorang karena memiliki kehendak dalam pikiranya maka ia akan melakukan perbuatan dengan jasmani, ucapan dan pikiran. Sedangkan Hukum Karma diartikan hukum universal tentang sebab dan akibat yang merupakan hukum moral yang impersonal (wowor, 2004: 2). Dengan memperhatikan dan meyakini adanya akibat dari perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, manusia akan lebih berhati-hati dalam melakukan tindakan. Pelaksanaan atas nama Jihad terjadi di Indonesia yang mengakibatkan jatuhnya korban, pelaku tersebut jelas telah melakukan pembunuhan, perbuatan kejam dan penyiksaan yang mengakibatkan makhluk tersebut akan memiliki umur pendek dan berpenyakitan sesuai dengan akibat membunuh. Sebaliknya perbuatan yang dilakukan atas nama Jihad sebaiknya didasari dengan cinta kasih dan kasih, dengan demikian maka akan memberikan manfaat bagi pelaksana Jihad, juga memberikan manfaat bagi orang lain. 8

9 Semua perbuatan yang dilakukan oleh manusia terhadap itulah dirinya yang akan memperoleh akibatnya. Apabila sebabnya baik, maka akibatnya yang diperoleh juga akan baik. Sebaliknya, apabila sebab-sebab buruk maka akibat yang diperoleh juga akan buruk. Hal ini dikotbahkan oleh Sang Buddha dalam Sammyutta Nikayā, 293 menyatakan: Sesuai dengan benih yang telah ditabur, Begitulah buah yang akan dipetiknya. Ia yang berbuat baik akan menerima kebaikan, dan Ia yang berbuat kejahatan akan menerima kejahatan. Dalam melakukan suatu perbuatan sangat dibutuhkan kebijaksanaan manusia untuk dapat membedakan perbuatan yang dilakukan baik atau buruk membawa apakah manfaat dan tidak merugikan makhluk lain. Tetapi dengan mengetahui hal diatas bukan untuk membuat manusia takut untuk berbuat namun dapat dijadikan motivasi bahwa melaksanan perbuatan baik akan menerima akibat baik atau memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orang lain. 4. Jenis jenis Jihad Pandangan yang beranekaragam tentang konsep Jihad menjadikan jenis Jihad yang bermacam-macam menurut pendapat para ahli. Jenis Jihad berdasarkan Al-Qur an dan At-sunnah, Jihad secara mendasar dibagi kedalam 4 kategori menurut Anwar Duaa yaitu: a. Jihad dengan pikiran dan hati. b. Jihad dengan lisan. c. Jihad dengan tulisan. 9

10 d. Jihad dalam peperangan. Jihad dengan pikiran dan hati, Merupakan upaya pribadi yang dilakukan seperti berpuasa secara teratur, menghafalkan Al-Qur an, menghabiskan malam untuk shalat, memenuhi bentuk pikiran dan hati. Menjaga selalu keteguhan hati dan pikiran untuk selalu yakin kepada Allah, walaupun banyak paham yang bersinggungan maupun kepercayaan berbeda. Menjauhkan pikiran yang buruk dan melawan hawa nafsu, mengembangkan pikiran positif dan yakin kepada Allah. Pemaknaan Jihad sangat beragam tergantung pada konteknya, dari sumber lain, ada enam pemaknaan Jihad menurut Litbang yakni: 1. Perang. 2. Haji Mabrur. 3. Menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang Dzalim (tidak bijaksana). 4. Berbakti pada orangtua. 5. Menuntut ilmu dan mengembangkan pendidikan. Berperang dalam Islam dijinkan apabila kaum Muslim Dzalimi oleh kaum lain yang dapat menghancurkan agama islam. Perang dapat dilakukan untuk membela diri maupun untuk melawan orang Kafir untuk melestarikan ajaran Islam. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur an yang sesuai dengan peperangan dibawah ini. Mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah dan (m embela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, wanita, maupun anak-anak yang semuanya berdoa, Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang Dzalim dan berilah kami pelindung dari sisi-mu dan berilah kami penolong dari sisi-mu. (Qs. An-Nisa 4:75). 10

11 Diijinkan(berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka Dizalimi. Dan sungguh, Allah Maha Kuasa menolong mereka itu. (Qs. al-hajj 22:39). Dengan demikian Jihad dalam perang untuk kemajuan agama Islam dan melindungi kaum yang lemah. Tujuan perang tersebut terpaksa dilakukan apabila perang dapat menyelesaikan konflik dan harus dilakukan untuk tujuan damai bukan permusuhan maupun penindasan. B. Konsep Jihad Pelaksanaan Jihad Harus didasari dengan Pandangan Benar agar pelaksanaanya membawa manfaat bagi semua makhluk, selain Jihad yang dilakukan ditujukan untuk kebahagian semua makhluk. Pelaksanaan Jihad sendiri sebaiknya tidak melanggar Pancasila Buddhis, melaksanakannya dengan sesuai Perbuatan Benar. Wujud pelaksanaan Jihad yang baik semestinya seperti dalam Usaha Benar merupakan cara untuk membersikan diri dan mengembangkan kebaikan, usaha untuk menghidari kejahatan yang belum ada di dalam diri, usaha untuk menghilangkan kejahatan yang sudah ada di dalam diri, usaha untuk menumbuhkan kebaikan yang belum ada di dalam diri, dan usaha untuk mengembangkan kebaikan yang sudah ada di dalam diri. Hal yang paling penting agar seseorang dapat melaksanakan konsep Jihad secara benar, orang tersebut harus memahami Jihad secara mendalam menurut hakekat yang sebenarnya. Berkenaan dengan hal ini sebagai warga negara Indonesia wajib melaksanakan ketentuan konsep Jihad yang ditetapkan pemerintah. Dengan melaksanakan Jihad sesuai dengan ketetapan hal tersebut terjalin kebersamaan dalam pelaksanaan Jihad di negara kesatuan Republik Indonesia. 11

12 Jihad Mempunyai Arti Berperang untuk Menegakan Agama dan Melindungi Penganutnya Agama Buddha menganjurkan agar umatnya untuk selalu berbuat kebajikan, sehingga peperangan dalam sebaiknya untuk dihindari. Sang Buddha sebagai guru panutan telah membuktikannya sebagai praktik dalam kehidupanya maupun kehidupan sebelumnya. Manusia memiliki kemauan bebas untuk berpikir, berbicara dan bertindak keluhuran maupun kerendahan manusia ditentukan oleh dirinya sendiri. Dalam melakukan segala sesuatu manusia menjadi pemilih antara kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan bagi semua makhluk. Sang Buddha melakukan segala aktivitasnya seperti layaknya manusia. Beliau melihat segala sesuatu pengetahuanya melalui usahanya sendiri dengan merenungi segala fenomena kehidupan. Setelah mendapat penerangan beliau berusaha untuk mengajarkanya kepada semua makhluk agar manusia berusaha mencapai apa yang telah dicapainya. Dalam kehidupan Sang Buddha terdapat banyak aliran yang tentu menyebabkan terjadi dukungan maupun penolakan pada waktu itu. Terjadi banyak perdebatan tentang ajaran masing-masing penganutnya. Buddha menanggapi hal tersebut dengan bijaksana. Dampak dari tersebut sebagian dari penganut ajaran lain menjadi penganut Buddha dan begitu sebaliknya. Jihad memerangi Hawa Nafsu Hawa nafsu selalu muncul dalam pikiran manusia sangat sulit untuk dilenyapkan hal tersebut terus terjadi karena pikiran yang tidak terjaga. Sang Buddha dalam menjaga pikiranya dengan melaksanakan meditasi, baik itu Vipasana Bhavana atau Samatha Bhavana. Kedua hal tersebut yang menjadi dasar untuk senantiasa dilakukan agar 12

13 pikiran selalu terjaga terhindar dari hawa nafsu. Selalu sadar dan menjaga pikiran agar selalu stabil dan memikirkan objek yang positif. Nafsu yang biasanya muncul pada diri manusia, nasfu pada objek yang indah melalui mata, telinga, hidung, lidah, jasmani, dan pikiran. Manusia selalu mempunyai keinginan melihat bentuk yang indah, suara yang merdu, bau yang wangi semerbak, rasa yang enak dan nikmat sentuhan yang empuk dan halus, dan bentuk-bentuk batin yang menyenangkan. Pikiran seperti inilah yang selalu timbul dalam pikiran manusia, sehingga manusia terbut yang harus berupaya menjaga pikiran masing-masing. Mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam Dalam hal ini mendermakan harta merupakan ajaran Agama Buddha disebut Dana adalah beramal murah hati dermawan, gemar menolong orang lain memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Umat Buddha dianjurkan pada khusunya dianjurkan untuk berdana, yang merupakan salah satu cara untuk melakukan kebajikan. Dengan memberikan bantuan dengan ketulusan hati maka kita akan mendapat bsebuah kebahagiaan. Manfaat lain yang didapat adalah memperoleh kekekayaan dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya. Dalam Agama Buddha berdana tidak dibatasi dengan harta benda saja namun harta maupun materi dapat juga berbentuk memberikan penerangan atau kotbah Dhamma, dana yang ditujukan untuk kepentingan manusia, dan berupa pengorbanan diri atau kehidupan sendiri untuk mencapai cita-cita yang luhur. Dana dalam agama Buddha adalah sebagai suatu sarana untuk mengembangkan kebajikan dari dalam diri individu. 13

14 Memberantas yang Batil dan Menegakan Hak Dalam Buddha Dhamma dianjurkan tidak percaya akan perbuatan takhayul, karena hal itu terkadang tidak masuk akal dan tidak bermanfaat, selain itu hal demikian juga kadang menyesatkan dan tidak benar. Agar tidak mengalami kerugian atau kesesatan yang lebih besar, umat Buddha seharusnya meyakini segala sesuatu setelah melihat dan membuktikan dengan hakikat yang sebenarnya. Memberantas yang batil dalam agama Buddha adalah usaha untuk membersihkan diri dan mengembangkan kebaikan, usaha untuk menghidari kejahatan yang belum ada di dalam diri, usaha untuk menghilangkan kejahatan yang sudah ada di dalam diri, usaha untuk menumbuhkan kebaikan yang belum ada di dalam diri, dan usaha untuk mengembangkan kebaikan yang sudah ada di dalam diri. III. PENUTUP A. Simpulan Dalam Agama Buddha selama perbuatan tersebut berpegang dengan Perbuatan Benar yang dilakukan tidak merugikan bagi makhluk lain dan diri sendiri, hal ini tentu dapat menjadi landasan untuk melakukan segala perbuatan baik dengan melaksanaan Jihad. Sebagai manusia memiliki kemampuan untuk berpikir untuk memilih perbuatan yang akan dilakukan, dengan cara melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang tidak baik dan merugikan ataupun menyakiti makhluk lain. Pelaksanaan Jihad juga akan memberikan manfaat bagi diri dan membawa menuju kebahagiaan apabila usaha yang dilakukan seperti dalam Sammā Vāyāma. Dengan melaksanakan usaha benar dalam kehidupan sehari-hari akan membawa manusia selalu berbuat kebaikan dan terhindar dari perbuatan buruk. Pelaksanaan Jihad dengan 14

15 pedoman tersebut akan lebih efektif jika masing-masing individu mengkoreksi pribadi sebagai pelaksanaan Jihad untuk membentuk kemajuan pribadi maupun agama serta membangun keharmonisan antar umat beragama. Pemahaman yang beda-beda tentang Jihad menimbulkan pandangan yang berbeda pula. Karena setiap indivudu memiliki penangkapan yang berbeda, maka sangat dibutuhkan kebijaksanaan dalam memahami konsep Jihad. Pandangan benar (Sammāditthi) dalam agama Buddha pandangan tentang Kamma menyebutkan bahwa Kamma apa saja yang dibuatnya, yang baik atau buruk, terhadap itu ia akan menjadi ahli warisnya. Menegaskan bahwa perbuatan apapun yang baik ataupun buruk yang dilakukan, makhluk tersebut akan mendapat akibat dari perbutan yang dilakukan olehnya sendiri. B. Saran Pelaksanaan Jihad Harus didasari dengan Pandangan Benar agar pelaksanaanya membawa manfaat bagi semua makhluk, selain Jihad yang dilakukan ditujukan untuk kebahagian semua makhluk. Pelaksanaan Jihad sendiri sebaiknya tidak melanggar Pancasila Buddhis, melaksanakannya dengan sesuai Perbuatan Benar. Wujud pelaksanaan Jihad yang baik semestinya seperti dalam Usaha Benar merupakan cara untuk membersikan diri dan mengembangkan kebaikan, usaha untuk menghidari kejahatan yang belum ada di dalam diri, usaha untuk menghilangkan kejahatan yang sudah ada di dalam diri, usaha untuk menumbuhkan kebaikan yang belum ada di dalam diri, dan usaha untuk mengembangkan kebaikan yang sudah ada di dalam diri. 15

16 IV. DAFTAR PUSTAKA Bhikkhu Nanamoli & Bhikkhu Bodhi Majjhima Nikaya The Middle Length Discourse of the Buddha. Klaten: Vihara Bodhivamsa dan wisma Dhammaguna. Bhikkhu Bodi Samyutta Nikaya. Klaten: Wisma Sambodhi. Bikkhu K. Sri Dhammananda Jakarta: Agama Dalam Masyarakat Yang Multi Religius. Buddhist Missionary Society. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Yusuf Asri Profil Aliran/Faham Keagamaan di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Yusuf Asri Dakwah dan Tantangan Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan. 16

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1266 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! SĪLA-2 Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD Murid-buangan (Upāsakacaṇḍāla) Vs Murid-permata (upāsakaratana) Murid buangan atau pengikut-yang-ternoda (upāsakamala) atau pengikut-kelas-bawah

Lebih terperinci

TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak

TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI Oleh: Eka Liliana Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra Abstrak Perkembangan zaman membawa banyak perubahan dalam masyarakat. Melalui kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] 1 Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101] [Buddha]: Menghampiri para Nigantha yang mengajarkan demikian, saya bertanya kepada mereka, Sahabat- sahabat Nigantha,

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD 28. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA A. Abstrak Negara Indonesia kian terancam karena efek pemikiran ideologi orang luar yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya suatu

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

EFEK KESEHARIAN TAKWA

EFEK KESEHARIAN TAKWA c Menghormati Kemanusiaan d EFEK KESEHARIAN TAKWA Oleh Nurcholish Madjid Hadirin sidang Jumat yang terhormat. Dalam rangka memahami takwa lebih lanjut, saya ingin mengemukakan efek takwa dalam kehidupan

Lebih terperinci

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies 62 PANDANGAN SALAH (3) D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab

Lebih terperinci

D. ucapan benar E. usaha benar

D. ucapan benar E. usaha benar 1. Keyakinan yang dituntut dalam agama Buddha adalah A. keyakinan tanpa dasar terhadap seluruh ajaran Buddha B. keyakinan yang muncul dari proses pembelajaran, pengalaman, dan perenungan C. keyakinan yang

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

KONSEP NAFSU DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDDHA

KONSEP NAFSU DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDDHA No. 459/PAG-U/SU-S1/2014 KONSEP NAFSU DALAM AGAMA ISLAM DAN BUDDHA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin OLEH : AMIRUL FAHMI

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH. Yeny Tusmiati. Disusun sebagai Tugas Akhir. Di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. Jurusan Dharmacarya

ARTIKEL OLEH. Yeny Tusmiati. Disusun sebagai Tugas Akhir. Di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. Jurusan Dharmacarya PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU BIMBINGAN KONSELING BUDDHIS TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH AKADEMIS DI SMA PERGURUAN BUDDHI TANGERANG ARTIKEL OLEH Yeny Tusmiati Disusun sebagai Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi

Lebih terperinci

Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA

Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA Artikel ilmiah Tema Politik dan Agama Buddha MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA OLEH: SACCA HANDIKA MENUJU KEPEMIMPINAN YANG DEMOKRATIS MENURUT AJARAN BUDDHA SACCA HANDIKA ABSTRAK

Lebih terperinci

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu? TENTANG SANG BUDDHA 1. Apa arti kata Buddha? Kata Buddha berarti "Yang telah Bangun" atau "Yang telah Sadar", yaitu seseorang yang dengan usahanya sendiri telah mencapai Penerangan Sempurna. 2. Apakah

Lebih terperinci

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Tiga Jenis Virati 1. Pantangan kesempatan telah datang (sampattavirati) Seseorang, walaupun tidak sedang melatih

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara maju di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu faktor penting yang menyertai

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Semester : 1 (Satu) Aspek : Sila Standar : 1. Mengkonstruksikan pergaulan yang baik dan sikap umat berbagai

Lebih terperinci

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Urgensi Amar Ma ruf Nahyi Munkar Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Nabi Daud dan Isa putra Maryam.

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana

Lebih terperinci

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana  hp ; pin! KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir Pariyatti Sāsana www.pjbi.or.id; hp.0813 1691 3166; pin! 2965F5FD KEMUNCULAN TEORI KAMMA Ciri khas agama-agama di India sejak awal periode Vedic (1750-500

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak:

STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA. Oleh: Warsito. Abstrak: STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA Oleh: Warsito Abstrak: Perkembangan Dharmaduta di Indonesia telah berkembang pesat sejak masa kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para 1 Ciri-ciri Seorang Sotapanna (The Character of a Stream-enterer) Pada umumnya Tipitaka menjelaskan seorang Sotapanna sehubungan dengan empat faktor. Tiga faktor pertama dari keempat faktor Sotapatti ini

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015 Dhamma Inside Vol. 22 - September 2015 Kematian Yang Indah Akhir dari Keragu-raguan Orang-orang Kematian Yang Indah Oleh : Bhikkhu Santacitto Kematian adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari oleh siapapun,

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hari, Tanggal : Rabu 8 Maret 2017 Kelas/Semester : XI/IV Alokasi Waktu : 120 menit Guru

Lebih terperinci

Langkah untuk Damai & Tenang

Langkah untuk Damai & Tenang Langkah untuk Damai & Tenang Langkah untuk Damai & Tenang - Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan; - Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan; - Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan; - Jangan

Lebih terperinci

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Meditasi Oleh : Taridi (0104510015) KTP Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri Kompetensi Dasar Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari jalan mulia berunsur delapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih Namo tassa bhagavato arahato sammā sambuddhassa. Pada kesempatan yang sangat baik ini saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran pengurus Dhammavihārī Buddhist Studies (DBS)

Lebih terperinci

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. "/ 4!

!! #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/ 4./ 56 * % &' &()*+&,  # $ %! #78*5 9: ;<*% =7 >1?@*5 0 ;A  4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@*5 0 4. / 4! [ ] E٤٩١ J٤٨٧ W F : : Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Sesungguhnya agama mewajibkan kepada para pengikutnya (berbuat baik) dalam segala hal dan tidak ridha dari para pengikutnya

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

E. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Satuan Pendidikan : SD

E. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Satuan Pendidikan : SD E. Pendidikan Agama Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SD Kelas : I (satu) Kompetensi Inti : KI 1 : Menerima menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 10 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan apabila hamba-hamba-ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN WAISAK NASIONAL TAHUN 2013, DI JI-EXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1) Kesadaran Indah-Lingkup Inderawi Dhammavihārī Buddhist Studies www.dhammavihari.or.id Saṅgaha: Pāpāhetukamuttāni, sobhanānīti vuccare. Ekūnasaṭṭhi cittāni, athekanavutīpi vā.

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya

Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya Agama Buddha Masa Kini : Antara Harmoni dan Konflik oleh : Putu Finsen Darmayana STABN Sriwijaya ABSTRAK Tujuan artikel ini adalah untuk melihat uniknya perkembangan agama Buddha yang sangat harmonis dan

Lebih terperinci

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3

Hadits Menuntut Ilmu. Ringkasan Materi. A. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu Hadits 1. Hadits 2. Hadits 3 Hadits Menuntut Ilmu 2 Standar Kompetensi : 2. Memahami Ajaran Al Hadits tentang menuntut Ilmu Kompetensi Dasar : 2.1. Membaca Al Hadits Tentang Menuntut Ilmu 2.2. Menyebutkan arti Al-Hadits tentang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pergilah, bekerjalah untuk keselamatan orang banyak, untuk kebahagiaan orang banyak, karena belas kasihan pada dunia, untuk kesejahteraan, untuk keselamatan,

Lebih terperinci

SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA

SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA SEGI TIGA KESEIMBANGAN: TUHAN, MANUSIA DAN ALAM RAYA MANUSIA MAKHLUK BUDAYA: HAKEKAT MANUSIA Manusia Makhluk ciptaan Tuhan, terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan utuh. Manusia merupakan makhluk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

Merasakan Manisnya Keimanan

Merasakan Manisnya Keimanan Merasakan Manisnya Keimanan Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih) oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dari ceramah Dhamma Chanmyay Sayadaw pada retret meditasi vipassanā tanggal 2-3 Jan.2009 di Pusat Meditasi YASATI, Bacom, Cianjur,

Lebih terperinci

Moral Akhir Hidup Manusia

Moral Akhir Hidup Manusia Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN

Lebih terperinci

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pendidikan pancasila Dosen: Drs. Tahajudin Sudibyo DISUSUN OLEH: Nama : NIKA NUR ANINDA Nim : 11.11.5142 Kelompok

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA

PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA PELAJARAN 1 UPACARA PEMBERIAN NAMA PANGERAN SIDDHARTA 1. Raja Sudhodhana mengundang 108 pertapa/brahmana, diantara 108 pertapa itu ada 8 orang pertapa bijak 2. Salah satu orang bijak adalah Kondanya 3.

Lebih terperinci

Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG

Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG DPD Patria Sumatera Utara Juara Harapan I Lomba Berkarya Dhamma Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG www.patria.or.id Page 1 Era globalisasi saat ini dapat dilihat sangat

Lebih terperinci

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA Dosen : Drs.Tahajudin Sudibyo N a m a : Argha Kristianto N I M : 11.11.4801 Kelompok : C Program Studi dan Jurusan : S1 TI SEKOLAH TINGGI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hukum, moral maupun norma

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Kejayaan Umat Dalam Berhijrah Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Muharram awal bulan hijriyah, adalah bulan kemenangan dan kejayaan. Di bulan ini Allah Swt. memenangkan Musa beserta Bani Israil atas Fir aun dan

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis. BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN A. Keharusan Saling Mengenal Di sini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan pemikiran pluralisme agama dalam Islam dan pluralisme agama menurut Alwi Shihab, meliputi:

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP... Kelas : VII (tujuh) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Semester : 1 (Satu) Aspek : Saddha Standar : 1. Memahami komponen dan kriteria agama SILABUS PEMBELAJARAN 1.1 Menjelaskan hakikat

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui: Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan

Lebih terperinci

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

lease purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN 124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah

Lebih terperinci

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta 18 Pandangan yang Berpedoman pada Hal-hal Lampau 4 Pandangan Eternalis (Jiwa dan Dunia adalah Kekal) 4 Pandangan Semi-Eternalis

Lebih terperinci

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. (Hadits Riwayat Turmudzi) Hampir setengah bulan sudah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejauh

Lebih terperinci

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA PENDAHULUAN Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap

Lebih terperinci

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) 1 Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas) [Anguttara Nikaya 3.65] Demikianlah telah saya dengar. Bhagavan sedang melakukan perjalanan bersama orang-orang Kosala dengan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat secara drastis, baik dalam angka, frekuensi maupun tingkat kekejamannya. Beberapa berita mengejutkan antara lain: Seorang

Lebih terperinci

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana  hp ; pin. Friday, April 12, 13 Dāna-3 Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana www.pjbi.org; hp.0813 1691 3166; pin 2965F5FD 1 Pandangan Tentang Dāna Kaum materialis: Dāna tidak ada buah karena tidak ada kehidupan setelah ini. Kaum Theis:

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur.

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur. book Bakti Kepada Bakti Kepada Orangtua merupakan paduan ajaran klasik Buddha yang inspiratif dengan tampilan modern yang atraktif, sehingga merupakan sarana efektif untuk: membelajarkan sifat luhur sejak

Lebih terperinci

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Ariya Metta Tangerang) ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: DARIYANTO NIM

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Ariya Metta Tangerang) ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: DARIYANTO NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA (Studi Kasus di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 10 Di susun oleh : 1. Tito Anugerah M 21120115130049 2. Agung Eka Saputra 21120115130050 3. Elfa Aufa Nida 21120115130051 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

REKREASI. "Segala sesuatu ada masanya. Page 1

REKREASI. Segala sesuatu ada masanya. Page 1 REKREASI "Segala sesuatu ada masanya. Page 1 Perbedaan Rekreasi & Hiburan Ada perbedaan yang nyata antara rekreasi dan hiburan. Bilamana sesuai dengan namanya, Rekreasi cenderung untuk menguatkan dan membangun

Lebih terperinci

PANCASILA Sebagai Etika Politik

PANCASILA Sebagai Etika Politik Modul ke: 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA Sebagai Etika Politik Panti Rahayu, SH, MH Program Studi Manajemen Pancasila Sebagai Etika Politik Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya

Lebih terperinci

Taurat dan Injil. Sebuah petunjuk bagi Umat Manusia! Ali-Imran 3:3-4

Taurat dan Injil. Sebuah petunjuk bagi Umat Manusia! Ali-Imran 3:3-4 Taurat dan Injil Sebuah petunjuk bagi Umat Manusia! Ali-Imran 3:3-4 Bismilahirrahmanirrahim Assalamu alaikum! Al-Quran menjelaskan kepada kita mengapa kita perlu untuk membaca Taurat dan Injil (Alkitab).

Lebih terperinci

1. Mengapa bermeditasi?

1. Mengapa bermeditasi? CARA BERMEDITASI 1. Mengapa bermeditasi? Oleh: Venerable Piyananda Alih bahasa: Jinapiya Thera Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari

Lebih terperinci

Pertobatan Sejati Suatu Syarat

Pertobatan Sejati Suatu Syarat Pertobatan Sejati Suatu Syarat Agama Menjamin Kebahagiaan Keluarga. Agama keluarga adalah satu kuasa yang ajaib. Tingkah laku suami terhadap istri dan istri terhadap suami akan membuat kehidupan rumah

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Selain membutuhkan orang lain manusia juga membutuhkan pendamping hidup.

Lebih terperinci

PENTINGNYA SOSOK DHARMADUTA YANG BERINTEGRITAS DAN BERKARAKTER DALAM PEMBINAAN UMAT BUDDHA. Oleh: Yuriani. Abtract

PENTINGNYA SOSOK DHARMADUTA YANG BERINTEGRITAS DAN BERKARAKTER DALAM PEMBINAAN UMAT BUDDHA. Oleh: Yuriani. Abtract PENTINGNYA SOSOK DHARMADUTA YANG BERINTEGRITAS DAN BERKARAKTER DALAM PEMBINAAN UMAT BUDDHA Oleh: Yuriani Abtract Dharmaduta is a figure that has been considered an expert in the field of Buddhism, so Dharmaduta

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005 KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (15) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 05 Agustus 2005 s.d. tanggal 23 September 2005 01. Dari: Hansen Tsai, Tangerang Menurut Bhante, apakah

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meditasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memusatkan pikiran pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli meditasi disebut juga

Lebih terperinci

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid

IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid Dalam menegakkan masyarakat madani atau civil society, Nabi Muhammad saw, tidak pernah membedakan antara orang atas, orang bawah, ataupun

Lebih terperinci

Buddhism And Duties Of A Lay Buddhist oleh: Ven. K. Sri Dhammananda

Buddhism And Duties Of A Lay Buddhist oleh: Ven. K. Sri Dhammananda Buddhism And Duties Of A Lay Buddhist oleh: Ven. K. Sri Dhammananda AJARAN BUDDHA DAN KEWAJIBAN SEORANG UMAT BUDDHA Pendahuluan Agama Buddha bukanlah agama yang berdasarkan kepercayaan. Agama Buddha adalah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. siswa melalui ekstrakurikuler marching band di MTa Al-Ma arif. pada jam latihan marching band maupun pada jam pembelajaran.

BAB V PEMBAHASAN. siswa melalui ekstrakurikuler marching band di MTa Al-Ma arif. pada jam latihan marching band maupun pada jam pembelajaran. BAB V PEMBAHASAN A. Penanaman Nilai Religius Tanggung Jawab Siswa Melalui Ekstrakurikuler Marching Band di Mts Al Ma arif Tulungagung. Berdasarkan hasil temuan yang telah dibahas pada pengamatan sebelumnya,

Lebih terperinci

SARANA MENUJU INDONESIA ADIL & MAKMUR

SARANA MENUJU INDONESIA ADIL & MAKMUR MEMBANGUN MASYARAKAT MANDIRI YANG BERAKHLAK BAIK MELALUI MEMBANGUN EKONOMI BERDASARKAN SIKAP SEBAGAI KARYAWAN ALLAH SARANA MENUJU INDONESIA ADIL & MAKMUR LANDASAN BERFIKIR SERI : PERTAMA Antono Basuki

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa www.bersamadakwah.com 1 : Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah SWT, Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masingmasing. Demikian pula dengan puasa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dalam firman-nya

Lebih terperinci

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan;

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan; 01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 02. Sabar apabila mendapat kesulitan; 03. Tawakal apabila mempunyai rencana/ rancangan; 04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan; 05. Jangan membiarkan hati larut dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, hasil temuan penulis dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. Anggoro yaitu berupa makna pesan dakwah

Lebih terperinci

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi Dua Jenis Tangisan oleh: Andi Kusnadi Ini adalah penjelasan dari pertanyaan yang diajukan oleh seorang yogi pada Sayadaw. Pertanyaan: Saya sangat menikmati meditasi selama retret, tetapi karena berbagai

Lebih terperinci