ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING DALAM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL LANDSAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING DALAM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL LANDSAT"

Transkripsi

1 ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING DALAM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL LANDSAT Nur Ridha Apriyanti 1, Radityo Adi Nugroho 2, Oni Soesanto 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan selatan ridhaapriyanti28@gmail.com Abstract Digital image processing can now be done with a variety of assistive software, one of which ArcGIS. At ArcGIS there are some features of image classification with multiple algorithms, but there is an algorithm that has not been used, this is K-Means algorithm. From the test results are obtained 12 land cover classes as follows pastures, airports, mining, open land, plantations, swamps, bushes, shrubs, settlements, plantations, dryland agriculture, and vegetated land. Results of field inspections showed 94.4% fit, and 5.6% did not correspond to actual field conditions. Keywords : Digital Image Processing, K-Means Algorithm, Clustering. Abstrak Pengolahan citra digital saat ini bisa dilakukan dengan berbagai macam software bantu, salah satunya ArcGIS. Pada ArcGIS terdapat beberapa fitur klasifikasi citra dengan beberapa algoritma, namun ada satu algoritma yang belum digunakan yaitu algoritma K-Means. Dari hasil pengujian didapatkan 12 kelas penutupan lahan sebagai berikut padang rumput, bandara udara, pertambangan, lahan terbuka, hutan tanaman, rawa, semak, belukar, pemukiman, perkebunan, pertanian lahan kering, dan lahan bervegetasi. Hasil pengecekan lapangan menunjukkan 94,4% sesuai, dan 5,6% tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Kata kunci : Pengolahan Citra Digital, Algoritma K-Means, Clustering 1. PENDAHULUAN Pengolahan citra digital merupakan salah satu cara pengolahan data secara digital. Pengolahan citra digital sering digunakan untuk menganalisis suatu citra satelit yang hasilnya dapat dibandingkan dengan kenampakan suatu wilayah yang sebenarnya secara langsung. Citra satelit merupakan gambar (image) yang diambil dari satelit mengenai kenampakan permukaan bumi melalui penginderaan jauh Dari sekian banyak satelit pengindraan jauh menurut Rahmi [5] yang sering digunakan untuk pemetaan penutupan lahan adalah jenis citra Landsat (Land Satellite). Menurut Apriyanti [2] Citra Landsat dapat digunakan dengan terlebih dahulu melalui proses pengolahan citra digital, dengan cara klasifikasi citra. Klasifikasi citra terdapat 2 cara, yaitu klasifikasi terawasi (supervised) dan klasifikasi tak terawasi (unsupervised). Klasifikasi terawasi yaitu pengelompokkan pixel-pixel dalam citra yang sebelumnya dianalisis terlebih dahulu untuk menentukan beberapa daerah contoh kemudian nilai-nilai pixel dalam daerah contoh yang memiliki nilai yang sejenis dikelompokkan. Sedangkan klasifikasi tak terawasi merupakan kebalikan Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 1

2 dari klasifikasi terawasi, yaitu nilai-nilai pixel dikelompokkan terlebih dahulu oleh komputer menjadi beberapa kelas. Banyak sekali algoritma yang digunakan dalam klasifikasi citra. Algoritma yang bisa digunakan untuk menyelesaikan klasifikasi terawasi antara lain Parallelepiped, Minimum Distance, Mahalanobis Distance, Maximum Likelihood, Naive Bayesian, K-Nearest Neighbor. Algortima yang bisa digunakan untuk menyelesaikan klasifikasi tak terawasi antara lain Isodata, K-Means, Improved Split and Merge Classification (ISMC), dan Clustering Adaptif (CA). Dari semua algoritma klasifikasi tak terawasi, ada algoritma yang belum digunakan pada aplikasi ArcGIS 10.2 yaitu algoritma K-Means Clustering. Algoritma ini digunakan karena mudah diterapkan, dan menurut Ediyanto [4] dalam penelitiannya, algoritma K-Means cukup efektif diterapkan dalam proses pengklasifikasian karakteristik objek, dan tidak terpengaruh terhadap urutan objek yang digunakan. Menurut Danoesoebroto [3], karakteristik K-Means yaitu, proses klasterisasi sangat cepat, sangat sensitif pada pembangkitan centroids awal secara random, dan memungkinkan suatu klaster tidak mempunyai anggota. Penelitian ini mencoba untuk menggunakan algoritma K-Means Clustering dalam pengolahan citra digital, yaitu mengklasifikasikan citra landsat. Kemudian hasil dari klasifikasi citra ini dapat digunakan untuk klasifikasi lahan dimana klasifikasi lahan itu sendiri merupakan pengelompokkan lahan berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu. Hasil dari klasifikasi lahan ini dapat digunakan untuk pemetaan penggunaan lahan di suatu wilayah. 2. METODE PENELITIAN Citra Landsat akan diubah menjadi matriks RGB yang masing-masing komponen warna memiliki nilai pixel masing-masing dengan format vektor (R, G, B) kemudian dari nilai pixel tersebut diambil nilai pixel masing-masing R, G dan B. Nilai ini akan dijadikan sebagai atribut-atribut dalam perhitungan algoritma K-Means. Menurut Akhiruddin [1], jika dua garis vector adalah saling berdekatan, warna akan ditampilkan serupa, rata-rata dari dua garis vector, jika warna yang yang akan ditampilkan sangat berbeda, maka akan diambil jalan tengah dengan menghadirkan suatu warna secara kasar dari warna aslinya. Berikut untuk detilnya dari penjelasan di atas, bagaimana pilihan penampilan warna mempengaruhi hasil proses clustering: a. Langkah yang pertama adalah menetapkan data set dari algoritma yang akan digunakan (KMeans), yaitu dengan melakukan pengambilan nilai acak dari k. b. Kemudian, penampilan RGB dari tiap pixel diciptakan, dan menghasilkan dataset dalam 3- vektor. c. Algoritma K-Means diterapkan pada dataset, menetapkan klusterisasi pusat k. Algoritma K-Means akan menghadirkan k warna untuk menggambarkan citra tersebut. d. Tiap-Tiap piksel citra dikonversi dalam suatu garis vektor RGB, dan ditampilkan menggunakan rata-rata dari kelompok warna yang dihasilkan. Algoritma K-Means mengelompokkan objek berdasarkan pada atribut ke dalam pembagi k. Diasumsikan bahwa format atribut objek itu adalah suatu garis vektor ruang. Menurut Akhiruddin [1], tujuannya adalah untuk memperkecil total perbedaan intra-cluster, atau fungsi Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 2

3 k V = x j μ i 2 (1) i=1 j Si Kumpulan jurnal Ilmu Komputer (KLIK) di mana ada k cluster Si, i = 1, 2,.,k dan μ i adalah pusat luasan atau titik dari semua poin-poin. Menurut Akhiruddin [1] algoritma ini dimulai dengan penyekatan masukan menunjuk ke dalam tetapan k secara acak. Kemudian mengkalkulasi ratarata titik, atau pusat luasan, dari tiap set. Hal ini mengakibatkan suatu sekat baru dengan menghubungkan masing-masing dengan pusat luasan yang terdekat. Kemudian pusat luasan dihitung kembali untuk klaster yang baru, dan algoritma yang diulangi dua langkah sampai pemusatan, yang mana diperoleh ketika poinpoin tidak lagi berpindah klaster. Menurut Widodo [7], algoritma K-Means secara umum dilakukan dengan algoritma dasar sebagai berikut: a. Data yang ada dipisahkan dalam kelompok-kelompok data (klaster) k dan nilai-nilai data diacak ke dalam hasil-hasil kelompok data dalam kelompok data yang memiliki kesamaan jumlah dari nilai data. b. Tiap nilai data dihitung menggunakan jarak Euclidean untuk tiap klaster. c. Jika nilai data diwakili kelompok data tersendiri, biarkan, dan jika nilai data tak terwakili oleh kelompok data, pindah ke dalam kelompok data yang telah terwakili. d. Ulangi langkah hingga lengkap meliputi seluruh hasil nilai data dalam perpindahan satu klaster ke klaster lainnya. Menurut Syakry [6], data yang digunakan untuk diklaster diperoleh dengan membandingkan jarak (distance), jarak digunakan untuk menentukan tingkat kesamaan (similarity degree) atau ketidaksamaan dua vektor fitur. Tingkat kesamaan berupa suatu nilai (score) dan berdasarkan skor tersebut dua vektor fitur akan dikatakan mirip atau tidak. Euclidean distance adalah metrika yang paling sering digunakan untuk menghitung kesamaan 2 vektor. Euclidean distance menghitung akar dari kuadrat perbedaan 2 vektor. d y = n (x ik x jk ) 2 k=1... (2) Gambar 1. Pemetaan Warna RGB. Sumber : Klasifikasi Citra Sidik Jari (Berminyak, Normal, Kering) Berdasarkan Nilai Pixel Menggunakan K-Means Klastering Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 3

4 Contoh dari algoritma K-Means menurut Danoesoebroto [3] yaitu: a. Iterasi ke-1. Pusat pusat gugusan ditetapkan secara acak. Piksel piksel akan ditempatkan ke pusat pusat terdekat. b. Iterasi ke-2. Setiap pusat pusat gugusan berpindah/bergerak ke pusat tengah rataan, semua pikselnya. c. Iterasi ke-n. Semua pusat gugusan telah stabil. Gambar 2. Perubahan kelompok piksel. Sumber : Klasifikasi Citra/Lahan- Klasifikasi Terbimbing dan Tak Terbimbing HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Form Spatial Analyst K-Means adalah form yang digunakan untuk menampilkan data raster yang akan diproses dan menampilkan hasil dari clustering. Terlebih dahulu user akan memasukkan format file gambar TIFF yang dipilih dari direktori, kemudian format file gambar TIFF akan ditampilkan di form Spatial Analyst K-Means. Setelah itu user dapat menekan button proses agar proses klasifikasi citra dengan algoritma K-Means dapat dilakukan. Selama proses clustering user akan melihat progressbar berjalan, jika telah selesai akan message dialog berisi pemberitahuan bahwa clustering telah selesai. Setelah proses selesai, gambar hasil dari clustering akan ditampilkan di form Spatial Analyst K-Means. Hasil dari clustering dapat disimpan ke dalam direktori sesuai pilihan user. Dan hasil dari clustering juga akan ditampilkan pada ArcMap. Adapun hasil dari pengolahan citra digital dengan K-Means adalah sebagai berikut: Gambar 3. Setelah proses K-Means Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 4

5 3.2 Pembahasan Kumpulan jurnal Ilmu Komputer (KLIK) User akan menginputkan citra landsat 8 yang telah melalui proses composite band dalam format file gambar TIFF dengan memilih data raster dari direktori yang dimiliki oleh user, kemudian sistem akan berjalan ketika user menekan tombol proses. Dalam sistem, ada beberapa hal yang bisa dilakukan salah satunya mendapatkan data pixel gambar. a. Ambil nilai pixel panjang (x) b. Ambil nilai pixel tinggi/ lebar (y) c. Untuk mengambil data masing-masing pixel, dilakukan iterasi / pengulangan pembacaan data dari x=0 dan y=0 sampai dengan panjang dan lebar gambar input. Kemudian data pixel akan disimpan dalam bentuk matrik menggunakan tipe data array. Ada berbagai unsur dalam suatu pixel yang dapat diambil atau diolah, seperti mendapatkan unsur warna RGB dan pengelompokkan nilai pixel. Untuk mendapatkan unsur warna gambar dengan ukuran 980x726 pixel akan dikonversi menjadi matrik [980, 726], setiap nilai dalam matrik mengandung nilai R, G, dan B, misal matrik [1,1] dengan nilai pixel (128, 128, 128), matrik [1,2] dengan nilai pixel (128, 128, 128), dan seterusnya hingga matrik [980, 726]. Kemudian dari nilai pixel yang terdapat pada matrik tersebut dibaca satu persatu untuk setiap nilai pixel Red, nilai pixel Green, dan nilai pixel Blue. Dari hasil tersebut dibentuk sebuah array yang memiliki nilai pixel Red, nilai pixel Green, dan nilai pixel Blue dengan jumlah data sebanyak pixel untuk masing-masing model warna. Pengelompokkan nilai pixel yang telah didapat dari proses sebelumnya akan dilakukan dengan algoritma K-Means, yang termasuk dalam klasifikasi tak terawasi (unsupervised). Adapun algoritma K-Means itu sendiri, yaitu sebagai berikut: a. Menetapkan jumlah cluster (pengelompokkan atau kelas) yang akan diklasifikasikan. Pada program ini peneliti telah menetapkan jumlah cluster yaitu 14. b. Menetapkan secara acak nilai tengah (centroid) cluster. Sumber data yang digunakan merupakan format file gambar TIFF, dengan ukuran 980 x 726 pixel, sehingga sebelum memasuki proses clustering sumber data akan diubah terlebih dahulu menjadi matriks pixel seperti gambar 4 dibawah ini dengan diambil ukuran 4x4 pixel: Gambar 4. Matriks pada citra Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 5

6 Nilai yang dibaca oleh sistem yaitu nilai pixel RGB. Dari gambar 4 dapat dibuat tabel warna yaitu seperti tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Nilai Pixel Warna Data Atribut Warna R G B Untuk menentukan centroid awal digunakan cara yaitu diambil sebanyak 14 data dari tabel 1. Kemudian dari setiap nilai pixel data tersebut diambil nilai tengahnya. Contoh untuk data ke 1 atribut warna R, nilai pixel 62 maka centroid awalnya yaitu 62 : 2 = 31. Langkah tersebut dilakukan untuk setiap nilai R, G dan B hingga didapatkan 14 cluster sehingga didapatkan nilai centroid awal seperti tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Nilai Centroid Awal Cluster Warna Cluster Centroid Awal R G B Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 6

7 Cluster Centroid Awal R G B Kumpulan jurnal Ilmu Komputer (KLIK) c. Menghitung jarak Euclidean untuk tiap cluster. Jarak untuk setiap data dihitung dengan persamaan di atas. Dengan penjelasan yaitu jarak untuk setiap anggota cluster dengan data yaitu dihitung dengan cara nilai pixel data 1 atribut warna R di kurangi dengan nilai centroid awal cluster 1 atribut warna R kemudian dipangkatkan dua, ditambah nilai pixel data 1 atribut warna G di kurangi dengan nilai centroid awal cluster 1 atribut warna G kemudian dipangkatkan dua, nilai pixel data 1 atribut warna B di kurangi dengan nilai centroid awal cluster 1 atribut warna B kemudian dipangkatkan dua. Hasil penjumlahan tersebut diakarkan. Langkah tersebut dilakukan untuk semua data dari 1 hingga 16 untuk cluster 1 hingga cluster 3. Berikut contoh perhitungan untuk data 1 dengan cluster 1, d 11 = (62 31) 2 + (62 31) 2 +(62 31) 2 = data 1 dengan cluster 2, d 12 = (62 38) 2 + (62 38) 2 +(62 38) 2 = data 1 dengan cluster 3, d 13 = (62 40) 2 + (62 40) 2 +(62 40) 2 = Kemudian lakukan langkah yang sama untuk data ke 2 hingga ke 16. Tabel 3 berikut ini adalah hasil perhitungan jarak untuk setiap anggota cluster dari data ke 1 hingga ke 16. Data Tabel 3. Jarak Tiap Cluster Jarak C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 7

8 d. Memindahkan data ke cluster yang memiliki sedikit jarak. Tabel 4. Posisi Data Kumpulan jurnal Ilmu Komputer (KLIK) Anggota Cluster Data C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 1 * 2 * 3 * 4 * 5 * 6 * 7 * 8 * 9 * 10 * 11 * 12 * 13 * 14 * 15 * 16 * Berdasarkan hasil pengelompokkan pada tabel 4, posisi data terletak pada cluster anggota cluster ke 4. e. Menghitung centroid baru dari hasil cluster yang sekarang, karena data kemungkinan berpindah. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa cluster yang memiliki anggota yaitu cluster ke 4 sedangkan cluster yang lain tidak memiliki anggota sehingga untuk menghitung centroid yang baru cara yang dilakukan adalah untuk cluster ke 1 hingga ke 14 kecuali cluster ke 4 centroid barunya bernilai sama dengan centroid awal. Sedangkan untuk cluster ke 4 nilai centroid barunya didapat dengan cara menghitung nilai pixel data ke 1 hingga data ke 16 untuk setiap nilai R, G dan B yaitu sebagai berikut: C R4 = ( ) 16 C G4 = ( ) 16 C B4 = ( ) 16 Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan centroid yang baru: Tabel 5. Nilai Centroid Baru Cluster Warna Cluster Centroid Baru R G B = = = Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 8

9 Centroid Baru R G B Cluster Kumpulan jurnal Ilmu Komputer (KLIK) Kemudian dari centroid baru dilakukan kembali perhitungan jarak untuk setiap cluster. Seperti yang dilakukan pada langkah ke 3. Berikut adalah hasil perhitungan jarak yang baru yaitu: Data C1 Tabel 6. Jarak Tiap Cluster Iterasi ke-1 Jarak C2 C3 C4 C5 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C Kemudian pindahkan data ke cluster yang memiliki sedikit jarak. Sehingga diperoleh posisi data yang baru sebagai berikut: Tabel 7. Posisi Data yang Baru Anggota Cluster Data C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 1 * 2 * 3 * 4 * 5 * 6 * 7 * 8 * 9 * 10 * 11 * 12 * 13 * 14 * 15 * 16 * Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 9

10 Berdasarkan hasil pengelompokkan pada tabel 7, posisi data tetap seperti sebelumnya terlihat pada tabel 4. f. Mengulangi langkah ke 3 hingga langkah ke 5 jika posisi data yang baru untuk nilai centroid baru hasilnya berbeda. Jika posisi data yang baru untuk nilai centroid baru hasilnya sama maka proses berhenti. Berdasarkan hasil pengelompokkan pada tabel 7 posisi data yang baru sama dengan posisi data pada perhitungan sebelumnya seperti terlihat pada tabel 4. Sehingga proses iterasi dihentikan. Hasil clustering kemudian diberi warna berbeda ditiap kelompoknya. Kemudian dari setiap warna tersebut dilakukan pengecekan lahan secara langsung. Berikut adalah hasil pengecekan keadaan sebenarnya di lapangan: (a) (b) Gambar 5. Hasil pengecekan lapangan (a) Pada peta hasil Clustering (b) Keadaan Lahan yang ditunjukkan peta (a) (b) Gambar 6. Hasil pengecekan lapangan (a) Pada peta hasil Clustering (b) Keadaan Lahan yang ditunjukkan peta (Bandara) Tabel 8. Klasifikasi Penutupan Lahan No Warna RGB Jenis Klasifikasi Lahan 1 0, 255, 255 Padang Rumput (Biru Muda) Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 10

11 No Warna RGB Jenis Klasifikasi Lahan 2 0, 0, 123 Bandara Udara Internasional, Pertambangan (Biru Tua) 3 64, 0, 128 Lahan Terbuka / tanpa vegetasi (Biru Keunguan) 4 0, 0, 160 Lahan Terbuka / tanpa vegetasi (Biru Elektrik) 5 0, 0, 255 Lahan Terbuka/tanpa vegetasi (Biru) 6 128, 0, 64 Hutan Tanaman, dan Pohon-pohon (Merah Keunguan) 7 (Merah Muda) 255, 128, 128 Rawa, vegetasi, semak dan belukar 8 255, 128, 0 Vegetasi (Jingga) 9 128, 255, 0 Pemukiman (Hijau Kekuningan) 10 0, 200, 0 Vegetasi 11 (Hijau) (Hijau Gelap) 0, 64, 0 Perkebunan, Perkebunan Campuran, Hutan Tanaman, Pertanian Lahan Kering. 12 (Cream) 255, 255, 128 Vegetasi Kasus : Banjarbaru, Kalimantan Selatan) Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 11

12 Peneliti melakukan pengecekan secara langsung ke lapangan sesuai warna yang ditunjukkan pada peta Banjarbaru. Untuk setiap warna diwakili oleh 3 lokasi. Jadi total lokasi yang diteliti yaitu 36 lokasi. Namun dari ke-36 lokasi tersebut ada 2 lokasi yang berbeda kondisi di lapangannya, yaitu warna merah muda tidak terdapat rawa seperti yang ditunjukkan pada peta hasil clustering. Dan biru muda di kecamatan Banjarbaru Utara tidak terdapat padang rumput seperti yang ditunjukkan pada peta hasil clustering. Jadi, berdasarkan hasil pengecekan lapangan yang didapatkan yaitu 94,4% sesuai, dan 5,6% tidak sesuai. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pengamatan dari sistem yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Algoritma K-Means dapat digunakan dalam pengolahan citra digital, yaitu sebagai algoritma untuk mengklasifikasikan citra sesuai nilai pixelnya. b. Dengan algoritma K-Means wilayah Banjarbaru dibagi menjadi 12 kelas dengan warna yang berbeda ditiap kelasnya untuk menandakan setiap penutupan lahan. 12 kelas pembagian wilayah Banjarbaru tersebut yaitu, padang rumput, bandara udara, pertambangan, lahan terbuka, hutan tanaman, rawa, semak, belukar, pemukiman, perkebunan, pertanian lahan kering, dan lahan bervegetasi. c. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan yaitu 94,4% sesuai, dan 5,6% tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 12

13 DAFTAR PUSTAKA [1] Apriyanti, Nur Ridha Pengolahan Citra Digital Landsat 8 dengan Algoritma K-Means Clustering (Studi Kasus: Banjarbaru, Kalimantan Selatan). Program S-1 Ilmu Komputer, Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru. [2] Danoesoebroto, Ardityo Klasifikasi Citra/Lahan- Klasifikasi Terbimbing dan Tak Terbimbing. Institut Teknologi Bandung, Bandung. [3] Ediyanto, dkk Pengklasifikasian Karakteristik dengan Metode K- Means Cluster Analysis. Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) vol 02, No.2, hal [4] Rahmi, Julia Hubungan Kerapatan Tajuk dan Penggunaan Lahan Berdasarkan Analisis Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser (Stidi Kasus: Kawasatn Hutan Resort Tangkahan, Cinta Raja, Sei Lepan dan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)). Program Sarjana Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. [5] Syakry, Sila Abdullah Klasifikasi Citra Sidik Jari (Berminyak, Normal, Kering) Berdasarkan Nilai Pixel Menggunakan K-Means Klastering. Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh. [6] Widodo, Saptono; Hidayatno, Achmad; Isnanto, R Rizal Segmentasi Citra Menggunakan Teknik Pemetaan Warna (Color Mapping) dengan Bahasa Pemrograman Delphi. Program Sarjana Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang. Algoritma K-Means Clustering dalam Pengolahan Citra Digital Landsat (Nur Ridha Apriyanti)) 13

I. PENDAHULUAN. Contoh untuk proses segmentasi citra yang digunakan adalah klasterisasi (clustering).

I. PENDAHULUAN. Contoh untuk proses segmentasi citra yang digunakan adalah klasterisasi (clustering). 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMETAAN WARNA COLOR MAPPING) DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI Saptono Widodo*, Achmad Hidayatno**, R. Rizal Isnanto** Abstrak Selama ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa 4.1.1 Analisis Data Pada tahap analisa data ini akan dibahas mengenai citra CT Scan yang akan dilakukan proses segmentasi atau pengelompokan data. Data citra

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.

Lebih terperinci

JURNAL KLASIFIKASI JENIS TANAMAN MANGGA BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

JURNAL KLASIFIKASI JENIS TANAMAN MANGGA BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS JURNAL KLASIFIKASI JENIS TANAMAN MANGGA BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Oleh: Ina Dewi Safitri 12.1.03.02.0275 Dibimbing oleh : 1. Rini Indrianti, M.Kom 2. Resty Wulanningrum, M.Kom

Lebih terperinci

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan : MAKSUD DAN TUJUAN q Maksud dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi yang upto date dari citra satelit untuk mendapatkan peta penggunaan lahan sedetail mungkin sebagai salah satu paramater dalam analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

Sumber bacaan 4/30/2012. Minggu 10: Klasifikasi Data Citra KOMBINASI WARNA

Sumber bacaan 4/30/2012. Minggu 10: Klasifikasi Data Citra KOMBINASI WARNA Minggu 10: Klasifikasi Data Citra Proses Sebelum Klasifikasi Koreksi Geometri Koreksi Radiometri Koreksi Topografi Penajaman Citra Minggu 9 Klasifikasi Pemilihan Kombinasi warna Teknik Klasifikasi Visual

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI MUHAMMAD PRAYUDHA PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY CLUSTERING SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat mencapai gelas Sarjana Komputer MUHAMMAD PRAYUDHA 061401016 PROGRAM

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SUPERVISED DAN UNSUPERVISED MELALUI ANALISIS CITRA GOOGLE SATELITE UNTUK TATA GUNA LAHAN

PERBANDINGAN METODE SUPERVISED DAN UNSUPERVISED MELALUI ANALISIS CITRA GOOGLE SATELITE UNTUK TATA GUNA LAHAN PERBANDINGAN METODE SUPERVISED DAN UNSUPERVISED MELALUI ANALISIS CITRA GOOGLE SATELITE UNTUK TATA GUNA LAHAN Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI PENGGUNAAN PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI Entin Martiana S.Kom,M.Kom, Nur Rosyid Mubtada i S. Kom, Edi Purnomo Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi saat ini tidak dapat dipisahkan dari multimedia. Data atau informasi yang terdapat pada multimedia tidak hanya disajikan dalam bentuk teks,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain: BAB II TEORI DASAR 2.1 Tutupan Lahan Tutupan Lahan atau juga yang biasa disebut dengan Land Cover memiliki berbagai pengertian, bahkan banyak yang memiliki anggapan bahwa tutupan lahan ini sama dengan

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN JALUR PCB (PRINTED CIRCUIT BOARD) MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

DETEKSI KERUSAKAN JALUR PCB (PRINTED CIRCUIT BOARD) MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING DETEKSI KERUSAKAN JALUR PCB (PRINTED CIRCUIT BOARD) MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING Wahyu Nugroho Abstract - Template matching is a technique in digital image processing functions to match each part

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 590~595 PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION 590 Indra Gunawan

Lebih terperinci

Tabel 11. Klasifikasi Penutupan Lahan Data Citra Landsat 7 ETM, Maret 2004

Tabel 11. Klasifikasi Penutupan Lahan Data Citra Landsat 7 ETM, Maret 2004 53 5.1.3 Klasifikasi Penutupan Lahan Klasifikasi data Citra Landsat dilakukan untuk pengelompokan penutupan lahan pada tahun 2004. Metode yang dipergunakan adalah klasifikasi terbimbing (Supervised Classification).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS). TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai (DAS) Besitang Sekilas Tentang DAS Besitang Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o 45 04 o 22 44 LU dan 97 o 51 99 o 17 56 BT. Kawasan DAS Besitang melintasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai Januari 2012 dengan memilih Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau sebagai studi kasus penelitian.

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh 1 Mira Mauliza Rahmi, * 2 Sugianto Sugianto dan 3 Faisal 1 Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Program Pascasarjana;

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang. III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2010. Lokasi penelitian di Kota Palembang dan Laboratorium Analisis Spasial Lingkungan, Departemen Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 84 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yaitu spesifikasi sistem dan cara menggunakan aplikasi segmentasi citra dengan menggunakan metode Fuzzy C- Means

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANALISA PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT ANALISA PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT (Analysis The Changes Land Cover in The Area of Gunung Naning Protected Forest in

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR Farah Zakiyah Rahmanti 1, Entin Martiana K. 2, S.Kom, M.Kom, Nana Ramadijanti

Lebih terperinci

Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE

Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE Mata Kuliah Dasar Sistem Informasi Geografi dan Lingkungan [PSL640] Dosen : Prof.Dr.Ir. Lilik B. Prasetyo Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE Oleh : Muhammad Ramdhan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma K-Means Clustering Untuk Pengelompokkan Citra Digital Dengan Ekstraksi Fitur Warna RGB

Penerapan Algoritma K-Means Clustering Untuk Pengelompokkan Citra Digital Dengan Ekstraksi Fitur Warna RGB IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Penerapan Algoritma K-Means Clustering Untuk Pengelompokkan Citra Digital Dengan Ekstraksi Fitur Warna RGB Sandi Desmanto 1, Irwan 2, Renni Angreni

Lebih terperinci

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM Danny Ibrahim 1, Achmad Hidayatno 2, R. Rizal Isnanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

benar sebesar 30,8%, sehingga harus dilakukan kembali pengelompokkan untuk mendapatkan hasil proporsi objek tutupan lahan yang lebih baik lagi. Pada pengelompokkan keempat, didapat 7 tutupan lahan. Perkebunan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENETAPKAN KELOMPOK MUTU KARET

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENETAPKAN KELOMPOK MUTU KARET PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENETAPKAN KELOMPOK MUTU KARET Handi Kurniawan Sohdianata 1, Sushermanto 2 Jurusan Teknik Informatika STMIK Banjarbaru 1, Jurusan Sistem Informasi STMIK Banjarbaru 2 Jl.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu ANDI CHAIRUL ACHSAN 1 1. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pengenalan Tingkat Kematangan Buah Pepaya Paya Rabo Menggunakan Pengolahan Citra Berdasarkan Warna RGB dengan K-Means Clustering

Pengenalan Tingkat Kematangan Buah Pepaya Paya Rabo Menggunakan Pengolahan Citra Berdasarkan Warna RGB dengan K-Means Clustering Pengenalan Tingkat Kematangan Buah Pepaya Paya Rabo Menggunakan Pengolahan Citra Berdasarkan Warna RGB dengan K-Means Clustering Eliyani 1), Tulus 2) dan Fahmi 3) Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN Dosen Pengampu : Bambang Kun Cahyono S.T, M. Sc Dibuat oleh : Rahmat Muslih Febriyanto 12/336762/SV/01770 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA SEKOLAH VOKASI

Lebih terperinci

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS Oleh : Nengah Widya Utami 1629101002 PROGRAM STUDI S2 ILMU KOMPUTER PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2017 1. Definisi Clustering

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

KLUSTER K-MEANS DATA MAHASISWA BARU TERHADAP PROGRAM STUDI YANG DIPILIH

KLUSTER K-MEANS DATA MAHASISWA BARU TERHADAP PROGRAM STUDI YANG DIPILIH KLUSTER K-MEANS DATA MAHASISWA BARU TERHADAP PROGRAM STUDI YANG DIPILIH Citra Arum Sari dan Dwi Sukma D Program Studi Teknik Industri, FTI-UPN Jatim ABSTRAK Besarnya peminat dari setiap program studi di

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Classification is the process of organizing

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN METODE COLOR HISTOGRAM DAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN METODE COLOR HISTOGRAM DAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL MENGGUNAKAN METODE COLOR HISTOGRAM DAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING Risa Fithrasari 208700923 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Tahapan Implementasi Tahap implementasi ini dilakukan setalah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan. Dalam tahap implementasi ini akan dilakukan pengkodingan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Dalam mengetahui suatu bahan jenis kulit cukup sulit karena bahan jenis kulit memeliki banyak jenis. Setiap permukaan atau tekstur dari setiap jenisnya

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. K-Means Clustering

Pengenalan Pola. K-Means Clustering Pengenalan Pola K-Means Clustering PTIIK - 2014 Course Contents 1 Definisi k-means 2 Algoritma k-means 3 Studi Kasus 4 Latihan dan Diskusi K-Means Clustering K-Means merupakan salah satu metode pengelompokan

Lebih terperinci

Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto )

Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto ) Sistem Klasterisasi Menggunakan Metode K-Means dalam Menentukan Posisi Access Point Berdasarkan Posisi Hotspot di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Clustering System Using K-Means Method in Determining

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-664

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-664 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-664 Rancang Bangun Pixel Art Converter Menggunakan Segmentasi berbasis K-means Clustering Yuna Sugianela, Nanik Suciati, dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Citra TerraSAR-X Dual Polarization Citra RGB terbaik idealnya mampu memberikan informasi mengenai objek, daerah atau fenomena yang dikaji secara lengkap. Oleh karena

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA PREDIKSI JURUSAN DI SMA PGRI 1 BANJARBARU

PENERAPAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA PREDIKSI JURUSAN DI SMA PGRI 1 BANJARBARU PENERAPAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PADA PREDIKSI JURUSAN DI SMA PGRI 1 BANJARBARU Risky Meliawati 1,Oni Soesanto 2, Dwi Kartini 3 1,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM 2 Prodi Matematika

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Objek di Lapangan Pengamatan lapangan dilakukan di 3 (tiga) kabupaten, yaitu : Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Titik pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Sinawati ), Ummi Syafiqoh 2) ), 2) Sistem Informasi STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati Tarakan Jl Yos

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALYSIS OF LAND COVER CONVERSION IN MOUNT TUMPA FOREST PARK USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA 1 ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : EDRA SEPTIAN S 121201046 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penutupan Lahan dan Perubahannya Penutupan lahan menggambarkan konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN

ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013-2016 (Analysis Of Land Cover Changes At The Nature Tourism Park Of Sungai Liku In Sambas Regency

Lebih terperinci

KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS 1 KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS (Study Kasus : Tim Hockey Kabupaten Kendal) Alith Fajar Muhammad Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula No. 5-11 Semarang-50131

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan BAB III DATASET DAN RANCANGAN PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang dataset citra yang digunakan dalam penelitian ini serta rancangan untuk melakukan penelitian. 3.1 DATASET PENELITIAN Penelitian

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI PANTAI LHOKNGA, KECAMATAN LHOKNGA, KABUPATEN ACEH BESAR

ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI PANTAI LHOKNGA, KECAMATAN LHOKNGA, KABUPATEN ACEH BESAR ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN TUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI PANTAI LHOKNGA, KECAMATAN LHOKNGA, KABUPATEN ACEH BESAR SKRIPSI Oleh : TIA NOVITA SIREGAR 101201020 Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA

PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA Artikel Skripsi PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

ALGORITMA k-nearest NEIGHBOR DALAM KLASIFIKASI DATA HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. MINAMAS KECAMATAN PARINDU

ALGORITMA k-nearest NEIGHBOR DALAM KLASIFIKASI DATA HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. MINAMAS KECAMATAN PARINDU Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No.1(2013), hal. 33-38. ALGORITMA k-nearest NEIGHBOR DALAM KLASIFIKASI DATA HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA PT. MINAMAS KECAMATAN PARINDU

Lebih terperinci

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK. Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) Making Land Cover Map Using Supervised

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015 EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh: Chandra Pangihutan Simamora 111201111 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG Rina Sukesi 1, Dedi Hermon 2, Endah Purwaningsih 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA PARTITIONING AROUND MEDOIDS (PAM) CLUSTERING UNTUK MELIHAT GAMBARAN UMUM KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA

PENERAPAN ALGORITMA PARTITIONING AROUND MEDOIDS (PAM) CLUSTERING UNTUK MELIHAT GAMBARAN UMUM KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PENERAPAN ALGORITMA PARTITIONING AROUND MEDOIDS (PAM) CLUSTERING UNTUK MELIHAT GAMBARAN UMUM KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA 1 Yulison Herry Chrisnanto, 2 Gunawan Abdillah 1,2 Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA Diajeng Tyas Purwa Hapsari Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email :

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengolahan Awal Citra (Pre-Image Processing) Pengolahan awal citra (Pre Image Proccesing) merupakan suatu kegiatan memperbaiki dan mengoreksi citra yang memiliki kesalahan

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN : Pemodelan Penyebaran Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Mempawah Menggunakan Metode Cellular Automata Maria Sofiani a, Joko Sampurno a *, Apriansyah b a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING DALAM PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI DI POLITEKNIK DAN STMIK LPKIA DENGAN MENERAPKAN METODE K-MEANS CLUSTERING

PENERAPAN DATA MINING DALAM PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI DI POLITEKNIK DAN STMIK LPKIA DENGAN MENERAPKAN METODE K-MEANS CLUSTERING PENERAPAN DATA MINING DALAM PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI DI POLITEKNIK DAN STMIK LPKIA DENGAN MENERAPKAN METODE K-MEANS CLUSTERING 1 Wahyu Nurjaya W.K, 2 Nurjaman 1 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Evan 13506089 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16089@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL Nadia Damayanti 1, Nur Rosyid Mubtada i, S.Kom, M.Kom 2, Afrida Helen S.T, M.Kom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Hasil Segmentasi Dari beberapa kombinasi scale parameter yang digunakan untuk mendapatkan segmentasi terbaik, untuk mengklasifikasikan citra pada penelitian ini hanya mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara memiliki luas total sebesar 181.860,65 Km² yang terdiri dari luas daratan sebesar 71.680,68 Km² atau 3,73 % dari luas wilayah Republik Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DATA SATELIT DENGAN GAUSSIAN MEANS CLUSTERING

PENGELOMPOKAN DATA SATELIT DENGAN GAUSSIAN MEANS CLUSTERING PENGELOMPOKAN DATA SATELIT DENGAN GAUSSIAN MEANS CLUSTERING Lay Stefanny Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl. Let. Jen. S Parman 1, Jakarta 11440 Indonesia email : ichh_iebe_dich@hotmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Metode Clustering Dengan K-Means Untuk Memetakan Potensi Tanaman Padi Di Kota Semarang

Penerapan Metode Clustering Dengan K-Means Untuk Memetakan Potensi Tanaman Padi Di Kota Semarang 1 Penerapan Metode ing Dengan K-Means Untuk Memetakan Potensi Tanaman Padi Di Kota Lianna Felicia Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Abstract Berdasarkan data hasil pertanian padi di Dinas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK PENGELOMPOKKAN DATA SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING (STUDI KASUS : SMKN 1 KEDIRI) SKRIPSI

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK PENGELOMPOKKAN DATA SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING (STUDI KASUS : SMKN 1 KEDIRI) SKRIPSI Artikel Skripsi IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK PENGELOMPOKKAN DATA SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING (STUDI KASUS : SMKN 1 KEDIRI) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means

Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means Melihat Pengaruh Cuaca Terhadap Penyakit Demam Berdarah Di Banjarbaru menggunakan Fuzzy C-Means Muhammad Halim 1, Andi Farmadi 2, H. Irwan Budiman 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada

Lebih terperinci

SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO

SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO ANALISIS PERBANDINGAN PROSES CLUSTER MENGGUNAKAN K- MEANS CLUSTERING DAN K-NEAREST NEIGHBOR PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS SKRIPSI RONNY BENEDIKTUS SIRINGORINGO 131421021 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit Latar Belakang Meningkatnya pembangunan di Cisarua, Bogor seringkali menimbulkan dampak tidak baik terhadap lingkungan. Salah satu contohnya adalah pembangunan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Ciliwung.

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMETAAN TINGKAT KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PEMETAAN TINGKAT KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: MOEHAR MARAGHIY HARAHAP 071201012 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

Lebih terperinci

PENERAPAN K-MEANS CLUSTERING PADA DATA PENERIMAAN MAHASISWA BARU (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

PENERAPAN K-MEANS CLUSTERING PADA DATA PENERIMAAN MAHASISWA BARU (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA) Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 5 ISSN : 3-385 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 5 PENERAPAN K-MEANS CLUSTERING PADA DATA PENERIMAAN MAHASISWA BARU (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI

Lebih terperinci

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa ISSN 0853-7291 Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa Petrus Soebardjo*, Baskoro Rochaddi, Sigit Purnomo Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PEMETAAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN DAN HUBUNGANNYA TERHADAP PENUTUPAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT LANDSAT TM 5 (Studi Kasus: Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI Oleh : EDEN DESMOND

Lebih terperinci

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN VI. PERPETAAN HUTAN Perpetaan Kehutanan adalah pengurusan segala sesuatu yang berkaitan dengan peta kehutanan yang mempunyai tujuan menyediakan data dan informasi kehutanan terutama dalam bentuk peta,

Lebih terperinci

Gregorius Anung Hanindito 1 Eko Sediyono 2 Adi Setiawan 3. Abstrak

Gregorius Anung Hanindito 1 Eko Sediyono 2 Adi Setiawan 3. Abstrak ANALISIS PANTAUAN DAN KLASIFIKASI CITRA DIGITAL PENGINDRAAN JAUH DENGAN DATA SATELIT LANDASAT TM MELALUI TEKNIK SUPERVISED CLASSIFICATION (STUDI KASUS KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, PROVINSI SULAWESI UTARA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang melakukan proses data mulai dari pengolahan citra otak hingga menghasilkan output analisa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan

Lebih terperinci