Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.
|
|
- Doddy Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) Making Land Cover Map Using Supervised Classification Maximum Likelihood Method in Landsat 8 Image (Case Study: Indramayu District, West Java Province) Dessy Apriyanti *), Rizki Faqih, Bebas Purnawan Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK *) dessy.apriyanti22@gmail.com ABSTRAK - Indramayu sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara BT sampai BT, serta 6 15 LS sampai 6 40 LS. Indramayu sebagai Kabupaten di Jawa Barat cukup memiliki sumber daya alam yang besar seperti pariwisata, industri, dan pada sektor pertanian, dengan besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Indramayu perlu di jaga dan juga perlu adanya pendataan untuk sumber daya alam yang dimiliki, pendataan sumber daya alam dapat dilakukan dengan menggunakan metode penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pemerintah Kabupaten Indramayu perlu mengantisipasi perubahan lahan di Kabupaten Indramayu, maka dari itu diperlukan informasi peta tutupan lahan meliputi perkebunan, ladang, sawah, tambak, tubuh air, lahan terbangun dan lahan terbuka. Pemantauan informasi mengenai luasan tutupan lahan dapat diperoleh dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan citra satelit Landsat 8. Pada klasifikasi terbimbing menggunakan citra Landsat 8 tahun 2015, didapatkan tujuh kelas yaitu badan air, ladang, lahan terbangun, lahan terbuka, perkebunan, sawah, dan tambak. Citra Landsat 8 tahun 2015 mempunyai nilai RMSe pada koreksi Image to map sebesar dan pada koreksi image to image sebesar Dari tutupan lahan tersebut didapatkan tujuh kelas penutup lahan dengan luas tutupan lahan masing-masing kelas pada daerah kabupaten indramayu tahun 2015 mempunyai luasan sebagai berikut, badan air sebesar 145,4 km 2, ladang sebesar km 2, lahan terbangun sebesar 441,7 km 2, lahan terbuka sebesar 72,4 km 2, perkebunan sebesar 98,8 km 2, sawah sebesar 792,9 km 2, tambak sebesar 140,2 km 2. Kata kunci: Kabupaten Indramayu, peta penutup lahan, klasifikasi terbimbing, metode maximum likelihood ABSTRACT - Indramayu is one of the regencies in West Java Province that is located between BT to BT, and 6 15 LS to 6 40 LS. Indramayu has quite big natural resources like tourism, industry, and agriculture sector. The potential of natural resources owned by Indramayu Regency need to be taken care of and also need the data for natural resources. Natural resources inventory can be done using remote sensing method and Geographic Information System (GIS). Indramayu Regency Government needs to anticipate land use/cover change, therefore, the land cover information of plantations, fields, ponds, water bodies, land, and open land, is needed. Monitoring of the extent of land cover information can be obtained by utilizing remote sensing technology using Landsat 8 satellite imagery. In the Supervised classification using Landsat 8 image 2015, there are seven classes of land cover that is water bodies, fields, built land, open land, plantations, rice fields and ponds. Landsat 8 image 2015 has RMSe value on image to map correction of and on image-to-image correction of From the land cover, there were seven classes of land cover with the total land cover of each class in the district of Indramayu in 2015 having the following area, the area of water body is km 2, field is km 2, built land is km 2, open lands is 72.4 km 2, plantation is 98.8 km 2, rice fields is km 2, ponds is km 2. Keywords: indramayu district, land cover map, supervised classification, maximum likelihood method 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penutup lahan dibutuhkan pada suatu wilayah yang sering berkembang dengan pesat karena semakin banyaknya penduduk yang tinggal dan kebutuhan hidup yang menuntut untuk kelangsungan hidup, maka informasi geografis di dalamnya ikut berubah, dan untuk memproduksi kembali peta memerlukan proses yang tidak singkat. Pemantauan, invetarisasi kondisi dan kualitas lingkungan, apabila dilaksanakan dengan survey terrestrial (survey lapangan), sering tidak dapat mengikuti laju perubahan yang sangat cepat dan biaya cukup besar. Maka dari itu informasi mengenai sumber daya alam, lingkungan, dan cuaca dapat diperoleh dari data satelit penginderaan jauh atau sering disingkat dengan istilah inderaja, dan informasinya dapat disajikan dalam 225
2 Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) (Apriyanti, dkk.) suatu sistem yang disebut dengan Sistem Informasi Geografis yang biasa disingkat dengan SIG. Integrasi penginderaan jauh dan SIG merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran, pemetaan, dan pemantauan, pembuatan model pengelolaan suatu wilayah geografis secara cepat, akurat dan efektif, sehingga dapat memberikan informasi tentang daerah yang di kaji dengan cepat, akurat dan efektif, untuk wilayah yang akan dijadikan objek pada penelitian ini yaitu Kabupaten Indramayu. Indramayu sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara BT sampai BT, serta 6 15 LS sampai 6 40 LS. Batas-batas Kabupaten Indramayu, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Cirebon, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten sumedang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Subang seperti pada Gambar 1. Gambar 4. Peta Kabupaten Indramayu Indramayu sebagai kabupaten di Jawa Barat cukup memiliki sumber daya alam yang besar seperti pariwisata, industri, dan pada sektor pertanian, dengan besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Indramayu perlu di jaga dan juga perlu adanya pendataan untuk sumber daya alam yang dimiliki, pendataan sumber daya alam dapat dilakukan dengan menggunakan metode penginderaan jauh agar lebih efisiensi waktu dalam pendataan sumber daya alam tersebut, dengan adanya data sumber daya alam tersebut pemerintah Kabupaten Indramayu dapat terbantu untuk menjaga daerah yang di pimpinnya. Pemerintah Kabupaten Indramayu perlu mengantisipasi perubahan lahan di Kabupaten Indramayu maka dari itu diperlukan informasi peta tutupan lahan meliputi perkebunan, ladang, sawah, tambak, tubuh air, lahan terbangun dan lahan terbuka pemantauan informasi mengenai luasan tutupan lahan dapat diperoleh dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan citra satelit, pemanfaatan teknik tersebut membantu memperoleh data secara cepat dalam satu waktu untuk areal yang luas, citra satelit tersebut dapat diproses sesuai dengan tema yang akan di tampilkan. Penelitian ini menggunakan citra Landsat 8 Tahun Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi tutupan lahan yang ada pada Kabupaten Indramayu? 2. Seberapa banyak tutupan lahan yang dapat di identifikasi oleh Citra Landsat Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi pekerjaan yaitu: 1. Studi kasus di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. 2. Penutup lahan yang di kaji untuk pembuatan peta penutup lahan adalah perkebunan, tambak, tubuh air, sawah, ladang, lahan terbangun dan lahan terbuka. 3. Klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing (Supervised classification) dengan menggunakan metode maximum likelilhood. 1.4 Tujuan Penelitian Membuat peta penutup lahan Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat, dan ingin mengetahui citra Landsat 8 dapat mengidentifikasi tutupan lahan yang ada pada Kabupaten Indramayu. 226
3 2. METODE 2.1 Persiapan Pada tahap persiapan penelitian ini menggunakan alat yang meliputi perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) dan bahan sebagai berikut: Alat Perangkat keras/hardware yang digunakan adalah seperangkat laptop dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Laptop Merk Acer Aspire 4738z digunakan sebagai hardware pengolahan data citra penginderaan jauh 2. Hardisk 1 terra untuk menyimpan data citra penginderaan jauh yang diolah Perangkat Lunak/Software yang digunakan sebagai berikut: 1. Envi 4.8 untuk pengolahan citra sateit hingga klasifikasi digital. 2. ArcGis 10.1 untuk pembuatan layout citra hasil klasfikasi digital Bahan 1. Citra Landsat 8 tahun Peta Rupa Bumi Indonesia wilayah Kabupaten Indramayu Skala 1: Tahapan Pengolahan Tahapan pengolahan meliputi: 1. Koreksi Geometrik Koreksi geometrik dilakukan Agar posisi piksel pada citra dapat sesuai posisinya dengan posisi yang ada di Peta Rupa Bumi (RBI) 2. Komposit Warna Pada proses ini dilakukan penajaman warna dan proses komposit warna yaitu dimana proses pengolahan data Landsat 8 dengan cara mengkombinasikan data spektral dengan tujuan untuk memperoleh gambaran perbedaan antara lokasi obyek perkebunan, tambak, ladang, tubuh air, sawah, lahan terbangun dan lahan terbuka. 3. Mosaik Penggabungan beberapa citra ke dalam satu citra pada suatu kenampakan yang utuh dari suatu wilayah. Dan untuk mempercepat pengerjaan dilakukan dengan menggabungkan dua citra menjadi satu dengan kualitas dan saluran band yang sama. 4. Cropping Pemotongan batas daerah yang disesuaikan dengan wilayah yang akan di analisis, menggunakan data vektor. 5. Training area (Area Pelatihan) Pemilihan training area dilakukan sebagai acuan dalam pelaksanaan klasifikasi digital. Training area digunakan untuk mencari daerah, contoh untuk melakukan klasifikasi. 6. Klasifikasi jenis penutup lahan 2.3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Diagram pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir seperti pada Gambar 2 sebagai berikut: 227
4 Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) (Apriyanti, dkk.) Landsat_8 tahun 2015 Koreksi Geometrik Peta Rupa bumi Skala 1 : Citra Komposit Mosaik Cropping Penentuan training area Klasifikasi Digital (Maximum Likelihood ) Citra Penutupan Lahan Peta penutup lahan skala 1: Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data Pengolahan data meliputi beberapa tahap yaitu: a. Proses Registrasi, Registrasi dilakukan untuk pengkoreksian geometrik dengan proses resampling berdasarkan sistem koordinat spasial atau titik control (Ground Control Point = GCP) dengan menggunakan Peta Rupa Bumi yang dijadikan referensi. Dengan menggunakan metode image to map. b. Pemotongan citra, dengan batas daerah penelitian. c. Komposit warna merupakan pengolahan citra untuk menggabungkan beberapa saluran band sekaligus. Hal ini bertujuan untuk mempertajam obyek yang ada dalam citra untuk tujuan tertentu, sehingga akan mempermudah dalam mengenali obyek yang ada dalam citra. Membuat komposit dan RGB (Red, Green, Blue) dari Landsat 8 multispektral untuk mendeteksi penutup lahan dengan gabungan saluran band 432 untuk mendeteksi setiap obyek yang nampak pada citra. d. Menentukan sampel dalam pemilihan kelas, pengambilan training area berdasarkan kelas penutup lahan yang dibedakan dalam 6 kelas yaitu: perkebunan, tambak, ladang, badan air, lahan terbuka, dan lahan terbangun. e. Klasifikasi citra dilakukan secara terbimbing (Supervised). Metode klasifikasi dengan kemiripan maksimum (Maximum likelihood) dengan pemilihan sampel (contoh kelas) secara sengaja yang berdasarkan tampilan pada monitor dengan bantuan citra komposit yang telah dibuat. Pengambilan sampel dilakukan dengan poligon-poligon, yang setiap sampel diambil harus benar-benar homogen. 228
5 2.3.1 Koreksi Geometrik Data citra harus dikoreksi geometrik terhadap sistem koordinat bumi, supaya semua informasi yang berada pada data citra telah sesuai keberadaannya di bumi, koreksi geometrik dilakukan di sekitar wilayah Indramayu dan sekitarnya, data citra Landsat 8 akan dikoreksi dengan menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia, skala 1:50.000, yang digunakan sebagai referensi GCP (Ground Control Point) terhadap data citra Landsat 8 yang digunakan dalam penelitian ini. Pelaksanaan koreksi geometrik dilakukan dengan cara image to map dan image to image, dengan mengacu pada GCP yang diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indramayu, dan citra yang telah terkoreksi geometrik yang mengacu pada Peta Rupa Bumi Indramayu. Koreksi geometrik metode image to map dilakukan karena scene citra 1 belum bereferensikan Peta Rupa Bumi Indramayu dan untuk scene 2 dilakukan dengan metode image to image karena scene 1 sudah terkoreksi geometrik yang berefensikan pada Peta Rupa Bumi Indramayu. Sebagai contoh persebaran GCP yang dilakukan secara image to image seperti pada Gambar 3 sebagai berikut: Gambar 3. Sebaran GCP Image to Image Mosaik Data citra yang sudah terkoreksi geometrik dapat kita mosaik dengan syarat, kita memiliki lebih dari satu citra, dan citra tersebut rentang waktunya tidak boleh terlalu lama, agar mendapatkan data yang baik. Pada saat kita melakukan mosaik. Contoh citranya seperti pada Gambar 4 sebagai berikut: Gambar 4. Dua Scene Citra Berbeda Citra pada saat akan di mosaik pastikan memiliki zona dan datum yang sama agar dapat dilakukan mosaik, dan sebagai contoh citra yang telah dilakukan mosaik seperti pada Gambar 5 sebagai berikut: 229
6 Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) (Apriyanti, dkk.) Gambar 5. Citra Hasil Mosaik Cropping/Pemotongan citra Data citra yang sudah termosaik maka dapat kita potong dengan sesuai batas administrasi kabupaten yang berformat vektor, yang nantinya kita jadikan obyek penelitian, dan juga berfungsi untuk memperjelas citra yang akan kita teliti. Citra tersebut akan kita potong dengan data shp Kabupaten Indramayu yang sudah ada, karena daerah penelitian yang akan dilakukan berada di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat seperti pada Gambar 6 sebagai berikut: Gambar 6. Batas Administrasi Kabupaten Indramayu Setelah data citra dan batas administrasi kabupaten sudah ada maka kita dapat melakukan cropping/pemotongan. pemotongan citra kita lakukan dengan menggunakan software Envi 4.8 dengan memasukan terlebih dahulu data citra yang berformat raster dan masukan juga batas administrasi berformat vector sebagai pemotongnya, maka data citra yang sudah terpotong oleh batas administrasinya seperti pada Gambar 7 sebagai berikut: 230
7 Gambar 7. Citra Hasil Pemotongan Pembuatan Trainning Area Suatu cara untuk dapat mendapatkan data-data yang mewakili setiap kelas. Pelatihan tempat (training area) atau region of interest, diperlukan pada setiap kelas yang akan dibuat, dan diambil dari areal yang cukup homogen. Cara pembuatan training area menggunakan software Envi 4.8 seperti pada Gambar 8 sebagai berikut: Klik Overlay Pilih Region Of Interest dan kita buatkan kelas-kelas lahan yang akan kita klasifikasikan Klik New region Ketikan nama-nama kelas yang akan dibuat. Gambar 8. Pembuatan Region of Interest Setelah membuat nama-nama kelas yang telah ditentukan, langkah selanjutnya ialah mendigit citra tersebut, mendigit citra ini harus sesuai dengan kelas yang ditentukan dengan cara seperti pada Gambar 9 dan Gambar 10 sebagai berikut: Pada window kita pilih image digit dengan klik tombol mouse sebelah kiri dan jika sudah selesai kita klik tombol mouse sebelah kanan dua kali setelah pendigitan selesai kita klik file klik save ROIs simpan file tersebut di folder yang telah dibuat agar lebih rapi. 231
8 Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) (Apriyanti, dkk.) Gambar 9. Contoh Pembuatan Training Area Gambar 10. Hasil Pembuatan Trainning Area 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Koreksi Geometrik Dalam Pelaksanaan penelitian ini koreksi geometrik menggunakan metode image to map dan image to image, image to map yaitu suatu citra yang terdistorsi dikoreksi dengan menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia dan image to image suatu citra yang dikoreksi menggunakan citra yang sudah terkoreksi sebelumnya. Koordinat dan RMS hasil koreksi geometrik seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 1. Nilai RMS Metode Image to Map Titik Image X Image Y Predict X Predict Y RMS Total RMS Error
9 Tabel 2. Nilai RMS Metode Image to Image Titik Warp X Warp Y Predict X Predict Y RMS Total RMS error Kelas-Kelas Klasifikasi Pada klasifikasi ini didapatkan jumlah kelas, sebanyak enam kelas pada tutupan lahan di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawat Barat, kelas yang didapatkan lahan terbangun, lahan terbuka, perkebunan, tubuh air, tambak, sawah, dan ladang, seperti ditampilkan pada Gambar 11. Gambar 11. Kelas Penutup Lahan 3.3. Klasifikasi Supervised (Maximum Likelihood) Pada klasifikasi supervised menggunakan citra Landsat 8 tahun 2015, didapatkan enam kelas yaitu badan air, lahan terbangun, lahan terbuka, perkebunan, sawah, dan tambak. Dari citra dengan komposit band 432 di tentukan kelas-kelas penutup lahan, berikut pertimbangan pemilahan kelas seperti ditampilkan pada Tabel
10 Pembuatan Peta Penutup Lahan Menggunakan Klasifikasi Terbimbing Metode Maximum Likelilhood Pada Citra Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat) (Apriyanti, dkk.) Tabel 3. Kelas-kelas Penutup Lahan No Nama Kelas Warna Pertimbangan Pemilihan Kelas 1 Ladang Ladang meskipun tidak terlalu banyak namun ladang ini masih ada di dekat perbatasan Indramayu. 2 Perkebunan Perkebunan di pilih karena perkebunan masih cukup banyak di wilayah indramayu 3 Lahan Terbuka Lahan terbuka yang nampak pada citra cukup mudah dikenali karena persebaran lahan terbuka cukup nampak pada citra 4 Lahan Terbangun Kelas lahan terbangun ini lebih banyak pada sekitaran sungai dan juga dekat dengan perkebunan. 5 Badan Air Pada kelas badan air ini yang termasuk di dalamnya adalah laut, danau, sungai serta tubuh air lainnya. Hal ini dikarenakan objek-objek tersebut sama sehingga diklasifikasikan dalam satu kelas. 6 Tambak Tambak di pilih karena pada pesisir pantai masih banyak adanya tambak. 7 Sawah Sawah cukup sulit di intepretasi, maka analis menggunakan Citra Google Earth dan Google Maps dalam mengambil kelas sawah. Perbandingan antara citra Landsat 8 asli (komposit band 432) dengan hasil klasifikasi Supervised disajikan pada Gambar 12. (a) (b) Gambar 12. Perbandingan Citra Landsat 8 Sebelum dan Sesudah Klasifikasi Supervised (a) Citra Sesudah Dilakukan Klasifikasi Supervised dan (b) Citra Sebelum Dilakukan Klasifikasi Supervised 3.4. Hasil Luasan Penutup Lahan Pada hasil luasan dari penutup lahan di Kabupaten Indramayu di dapatkan luas lahan setiap lahannya seperti pada Tabel 4 sebagai berikut: 234
11 Tabel 4. Luas Kelas Tutupan Lahan No Tutupan Lahan Luas (Km 2 ) 1 Badan Air 145,4 Km 2 2 Ladang 402,4 Km 2 3 Lahan Terbangun 441,7 Km 2 4 Lahan terbuka 72,4 Km 2 5 Perkebunan 98,8 Km 2 6 Sawah 792,9 Km 2 7 Tambak 140,2 Km 2 Jumlah 2093,8 Km 2 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Citra Landsat 8 tahun 2015 mempunyai nilai RMS pada koreksi Image-to-map sebesar dan pada koreksi image to image sebesar Dari tutupan lahan tersebut didapatkan tujuh kelas penutup lahan dengan luas tutupan lahan masingmasing kelas pada daerah Kabupaten Indramayu tahun 2015 mempunyai luasan sebagai berikut : a) Badan air sebesar 145,4 km 2 b) Ladang sebesar km 2 c) Lahan terbangun sebesar 441,7 km 2 d) Lahan terbuka sebesar 72,4 km 2 e) Perkebunan sebesar 98,8 km 2 f) Sawah sebesar 792,9 km 2 g) Tambak sebesar 140,2 km 2 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Rohman selaku ketua Program Studi Teknik Geodesi UNPAK yang telah memberikan dukungannya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 6. DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah. (2015). Pengolahan Citra Penginderaan Jauh Menggunakan ENVI 5.1 dan ENVI LIDAR. Jakarta, PT. LABSIG INDERAJA ISLIM. Badan Standarisasi Nasional, SNI Klasifikasi Penutup Lahan. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional. Bahtiar, D. (2007). Membandingkan Hasil Klasifikasi pada Pembuatan Peta Penutup Lahan. (Skripsi), Bogor, Universitas Pakuan. Haryani, P. (2011). Perubahan Penutup/Pengunaan Lahan dan Perubahan Garis Pantai di Das Cipunagara dan Sekitarnya Jawa Barat. Bogor, Institute Pertanian Bogor. Indarto. (2013). Teori dan Praktek Penginderaan Jauh. Yogyakarta, C.V ANDI OFFSET. Juhadi. (2007). Pola-Pola Pemanfaatan Lahan Degradasi pada Kawasan Perbukitan. Pemanfaatan lahan, 1. LAPAN. (2015). Pedoman Pengolahan Data dan Penginderaan Jauh Landsat 8 untuk Mangrove. Jakarta, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Pamungkas, A. (2014). Pemantauan Perubahan Penutup Lahan Wilayah Pesisir Pantai Banten. Bogor: UNIVERSITAS PAKUAN. Putra, E. H. (2010). Penginderaan Jauh Dengan Ermapper. Manado, Graha Ilmu. 235
LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN
LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK INDERAJA TERAPAN Dosen Pengampu : Bambang Kun Cahyono S.T, M. Sc Dibuat oleh : Rahmat Muslih Febriyanto 12/336762/SV/01770 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA SEKOLAH VOKASI
Lebih terperinciPemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu
Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu ANDI CHAIRUL ACHSAN 1 1. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Analisa Perubahan Tutupan Lahan Daerah Aliran Sungai Brantas Bagian Hilir Menggunakan Citra Satelit Multitemporal (Studi Kasus:
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Georeferencing dan Resizing Enggar Budhi Suryo Hutomo 10301628/TK/37078 JURUSAN S1 TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.
33 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014. Adapun penelitian dilaksanakan di pesisir Kabupaten Lampung Timur. Berikut ini
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian
22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan
Lebih terperinciAninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,
KAJIAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS BAGIAN HILIR MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTI TEMPORAL (STUDI KASUS: KALI PORONG, KABUPATEN SIDOARJO) Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Oktober, 2013) ISSN: 2301-9271 Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007 Latri Wartika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari
Lebih terperinciPerumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit
Latar Belakang Meningkatnya pembangunan di Cisarua, Bogor seringkali menimbulkan dampak tidak baik terhadap lingkungan. Salah satu contohnya adalah pembangunan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Ciliwung.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D
SEMINAR TUGAS AKHIR Oleh: Aninda Nurry M.F (3510100010) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D PENDAHULUAN Contoh: Bagian Tengah :Danau, Waduk Contoh: Sub DAS Brantas Landsat 7 diperlukan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI. Oleh:
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI Oleh: Nama : Rhaisang Al Iman Taufiqul Hakim Genena NRP : 3513100023 Dosen Pembimbing: Nama : Lalu Muhamad
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan
Lebih terperinciKAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2
KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2 SEBAGAI PENUNJANG DATA DASAR UNTUK RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) Heri Setiawan, Yanto Budisusanto Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan Citra SPOT 4 dan IKONOS yang digunakan merupakan dua citra yang memiliki resolusi spasial yang berbeda dimana SPOT 4 memiliki resolusi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii INTISARI... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi
31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi
Lebih terperinciq Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :
MAKSUD DAN TUJUAN q Maksud dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi yang upto date dari citra satelit untuk mendapatkan peta penggunaan lahan sedetail mungkin sebagai salah satu paramater dalam analisis
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x,. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1 Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Kerusakan Hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) (Studi Kasus : Sub DAS Brantas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X,. X, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Identifikasi Perubahan Obyek dengan Memanfaatkan Citra Resolusi Tinggi (Studi Kasus Unit Pengembangan Rungkut Surabaya)
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Kajian Updating Peta Menggunakan Data Dasar Citra Satelit Worldview-2 dan Kota Surabaya Skala 1:5000 (Studi Kasus: dan Anyar) Cherie Bhekti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2012 yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas
Lebih terperincimenunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.
Lampiran 1. Praproses Citra 1. Perbaikan Citra Satelit Landsat Perbaikan ini dilakukan untuk menutupi citra satelit landsat yang rusak dengan data citra yang lainnya, pada penelitian ini dilakukan penggabungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di DAS Citarum Hulu Jawa Barat dengan luasan sebesar + 230.802 ha. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Koreksi Geometrik Langkah awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan koreksi geometrik pada citra Radarsat. Hal ini perlu dilakukan karena citra tersebut
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DATA
BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.
Lebih terperinciEVALUASI TUTUPAN LAHAN DARI CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE KLASIFIKASI DIGITAL BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Kota Banda Aceh, NAD)
EVALUASI TUTUPAN LAHAN DARI CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE KLASIFIKASI DIGITAL BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Kota Banda Aceh, NAD) Dosen Pembimbing: Dr.Ing.Ir. Teguh Hariyanto, MSc Oleh: Bayu Nasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada
Lebih terperinciKOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN
KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN Rahayu *), Danang Surya Candra **) *) Universitas Jendral Soedirman
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A375 Analisis Ketelitian Geometric Citra untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)
Lebih terperinciANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS
ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS Oleh : Tyas Eka Kusumaningrum 3509 100 001 LATAR BELAKANG Kawasan Pesisir Kota
Lebih terperinciBUKU AJAR. : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik. Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas
BUKU AJAR Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik Disusun oleh: Bitta Pigawati LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Lebih terperinciGD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA
LAPORAN PRAKTIKUM I GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA Tanggal Penyerahan : 20 Oktober 2016 Disusun Oleh : Kelompok : 7 (Tujuh) Achmad Faisal Marasabessy / 23-2013-052 Kelas : B Nama
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian dan Scene Data Satelit Lokasi penelitian ini difokuskan di pantai yang berada di pulau-pulau terluar NKRI yang berada di wilayah Provinsi Riau. Pulau-pulau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Resort Pugung Tampak pada bulan Januari September 2012. Resort Pugung Tampak
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ANALYSIS OF LAND COVER CONVERSION IN MOUNT TUMPA FOREST PARK USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara
Lebih terperinciPEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013
PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2007 DAN 2013 BUDI ANDRESI A 351 09 049 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Orthorektiffikasi Citra Resolusi Tingggi untuk Keperluan... (Apriyanti dkk.) ORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:
BAB II TEORI DASAR 2.1 Tutupan Lahan Tutupan Lahan atau juga yang biasa disebut dengan Land Cover memiliki berbagai pengertian, bahkan banyak yang memiliki anggapan bahwa tutupan lahan ini sama dengan
Lebih terperinciANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA
1 ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : EDRA SEPTIAN S 121201046 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN UJUNG BLANG KECAMATAN BANDA SAKTI LHOKSEUMAWE
STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN UJUNG BLANG KECAMATAN BANDA SAKTI LHOKSEUMAWE Teuku Raihansyah*, Ichsan Setiawan, Thaib Rizwan Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PEMANFAATAN SIG UNTUK ANALISIS KARAKTERISTIK POLA PERUBAHAN LANDUSE DAN LANDCOVER DI JAWA BARAT TUGAS AKHIR Karya ilmiah yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Oleh : EGI KHARISMA
Lebih terperinciJurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Mahasiswa : Cherie Bhekti Pribadi (3509100060) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc Udiana Wahyu D, ST. MT Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciPEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI
PEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI Oleh: HARIANTO 061201029 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 PEMETAAN PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2013 dengan lokasi penelitian meliputi wilayah Pesisir Utara dan Selatan Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciAbstrak PENDAHULUAN.
PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH ANTARA PROVINSI JAWA TIMUR DAN PROVINSI BALI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT DAERAH
Lebih terperinciDeteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo
Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Nurin Hidayati 1, Hery Setiawan Purnawali 2 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang Email: nurin_hiday@ub.ac.id
Lebih terperinciPENGOLAHAN IDENTIFIKASI MANGROVE
PENGOLAHAN IDENTIFIKASI MANGROVE Software ENVI 4.4 Pengolalahan citra menggunakan perangkat lunak ENVI 4.4 salah satunya untuk mengidentifikasi, menginterpretasikan vegetasi hutan mangrove dan menentukan
Lebih terperinci3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten
Lebih terperinciSudaryanto dan Melania Swetika Rini*
PENENTUAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DENGAN INDEX VEGETASI NDVI BERBASIS CITRA ALOS AVNIR -2 DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KOTA YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA Sudaryanto dan Melania Swetika Rini* Abstrak:
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
3.1 Data BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Citra Landsat-5 TM, path 122 row 065, wilayah Jawa Barat yang direkam pada 2 Juli 2005 (sumber: LAPAN). Band yang digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar
Lebih terperinciANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )
ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK 2008-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program
Lebih terperinciGambar 7. Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penelitian yang terletak pada 6 56'49''-7 45'00'' Lintang Selatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL Teguh Hariyanto Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS Surabaya email: teguh_hr@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciEVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL
EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL Grace Idolayanti Moko 1, Teguh Hariyanto 1, Wiweka 2, Sigit Julimantoro
Lebih terperinciANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal
ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal Oleh : Fidiyawati 3507 100 046 Pembimbing : 1. M. Nur Cahyadi, ST, MSc 2. Danang Surya Chandra,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis data Landsat 7 untuk estimasi umur tanaman kelapa sawit mengambil daerah studi kasus di areal perkebunan PTPN VIII
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 7 ETM+
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 7 ETM+ Rina Shofiana *), Petrus Subardjo, Ibnu Pratikto Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan
Lebih terperinciAplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)
Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan) Ardiawan Jati, Hepi Hapsari H, Udiana Wahyu D Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciHasil klasifikasi citra ALOS PALSAR filterisasi Kuan. dengan ukuran kernel size 9x dengan ukuran kernel size 3x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN PERNYATAAN... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii INTISARI... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN PETA BATAS DAERAH KABUPATEN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DENGAN DATA CITRA LANDSAT 7 ETM DAN DEM SRTM
STUDI PEMBUTN PET BTS DERH KBUPTEN MENGGUNKN TEKNOLOGI PENGINDERN JUH DENGN DT CITR LNDST 7 ETM DN DEM SRTM (Studi Kasus : Segmen Batas Kawasan Gunung Kelud di di Jawa Timur) Presented by: GUS EDY PRYITNO
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. o k lon n m m n n n n 1 9 37 1 9 19 BT. o ini l k i j lu Pantura yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Jika dilihat dari peta RBI ( Rupa Bumi Indonesai ), Kecamatan Cibuaya terletak di kordinat geografi 107 15 00 BT 107 24 24 BT dan 5 57,5 9 LS 6 06 12 LS dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA TUGAS AKHIR STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI KAWASAN PESISIR SURABAYA DAN MADURA PASCA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT
SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Sub Das Brantas Bagian Hulu, Kota Batu) Oleh : Aning Prastiwi
Lebih terperinciPENGGUNAAN CITRA RESOLUSI TINGGI SEBAGAI DATA DASAR UNTUK RENCANA TATA RUANG KOTA (Studi Kasus : Kecamatan Rungkut, Surabaya)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (JUNI, 2014) ISSN: xxxx-xxxx 1 PENGGUNAAN CITRA RESOLUSI TINGGI SEBAGAI DATA DASAR UNTUK RENCANA TATA RUANG KOTA (Studi Kasus : Kecamatan Rungkut, Suraba) Heri Setiawan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September dengan mengambil lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Cikalong, Tasikmalaya (Gambar
Lebih terperinci& Kota TUGAS AKHIR. Oleh Wahyu Prabowo
ANALISISS NILAII BACKSCATTERING CITRA RADARS SAT UNTUK IDENTIFIKASI PADI (Studi Kasus : Kabupaten & Kota Bogor, Jawa Barat) TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciStudi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit
Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit Mifta Nur Rohmah 1), Dr. Ir. Muhammad Taufik 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciAyesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
Ayesa Pitra Andina 3510100044 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Latar Belakang Pengembangan Kawasan a PESISIR Aksesbilitas
Lebih terperinciREGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)
TUTORIAL I REGISTRASI PETA Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO) A. Dasar Teori Peta dasar yang digunakan sebagai sumber dalam pemetaan yang berupa gambar citra/peta hasil proses
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT
STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT STUDY of COASTLINE CHANGES at BUNGUS BAY PADANG CITY, WEST SUMATERA PROVINCE BASED on
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN
ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI Oleh : PUTRI SINAMBELA 071201035/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.6, No. 2, Hlm. 311-318, Desember 2014 PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN 2003-2013 MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Lebih terperinciBAB 3 KOREKSI KOORDINAT
BAB 3 KOREKSI KOORDINAT Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spasial dalam format digital, petapeta analog (berupa print out atau cetakan) di-scan ke dalam format yang dapat dikenali oleh ArcGIS.
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2015
IDENTIFIKASI LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN NDVI DAN PCA PADA CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Kabupaten Demak, Jawa Tengah) Ardiansyah, Sawitri Subiyanto, Abdi Sukmono *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik,
Lebih terperinciAnalisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)
F182 Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona) Theo Prastomo Soedarmodjo 1), Agung Budi Cahyono 1), Dwi
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)
Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya) Iva Nurwauziyah, Bangun Muljo Sukojo, Husnul Hidayat Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PERKEMBANGAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG. Walbiden Lumbantoruan 1. Abstrak
STUDI PERKEMBANGAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG Walbiden Lumbantoruan 1 Abstrak Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Untuk mengtetahui perubahan ruang sebagai permukiman
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan (Maret - November 2009), dan obyek penelitian difokuskan pada tiga kota, yaitu Kota Padang, Denpasar, dan Makassar.
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.
BAB III PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini. 3.1 Lokasi Area Studi Dalam tugas akhir ini daerah Kabupaten Bandung
Lebih terperinciTUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER
TUTORIAL DASAR PERANGKAT LUNAK ER MAPPER Adhitya Novianto (G24080066) Geofisika Dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor Alat dan Bahan Seperangkat alat komputer Perangkat lunak ER Mapper Pada tutorial
Lebih terperinci4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN
4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012
LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012 JUDUL KEGIATAN: PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT
Lebih terperinciEVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, ( 2013) ISSN: 2301-9271 EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)
Lebih terperinciAnalisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat
Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat Rully Sasmitha dan Nurlina Abstrak: Telah dilakukan penelitian untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS
Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of
Lebih terperinci