EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN PANGAN DI PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT
|
|
- Yulia Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEP : Vol. 10 No.1 September 2013 : ISSN : EFISIENSI DN RH PENGEMNGN PEMSRN PRODUK OLHN PNGN DI PYKUMUH SUMTER RT Indria Ukrita 1) dan Yelfiarita 2) 1), 2) Staf Pengajar Jurusan udidaya Tanaman Pangan bstract: Food development aims to improve food security by increasing food availability and also diversification of food products. The challenge is big enough problems faced by manufacturers of processed food products is one of the aspects of marketing. The purpose of this study was (1) determine the level of marketing efficiency of each processed food products and (2) determine the direction of marketing development of processed food products in an effort to increase the valueadded products. The experiment was conducted in West Sumatera Payakumbuh with purposive determination of their region, as well as to manufacturers of processed food is purposive producen kerupuk sanjai, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi, batiah, beras rendang dan gelamai. For marketing efficiency quantitatively analyzed descriptively through marketing efficiency calculation. Further towards the development of the marketing is done by analyzing the observations that occur in the field. The results showed that the efficiency of the marketing of processed food products is not optimal, so that has not happened and the equitable distribution of proceeds proportionately among economic actors involved. The producers tend to gain less than the middlemen (collectors and retailers). Judging from the total quantity of processed food products generated the number of deals still tend to be smaller than the number of requests. This suggests that the prospects for the development of processed food products in West Sumatra Payakumbuh potential. Keywords : marketing efficiency, processed food products PENDHULUN Peningkatkan ketahanan pangan adalah melakukan penganekaragaman pangan, yaitu melalui proses pengembangan produk pangan yang tidak tergantung kepada satu jenis pangan saja, tetapi terhadap bermacammacam bahan pangan mulai dari aspek produksi, aspek pengolahan, aspek distribusi hingga aspek konsumsi pangan di tingkat rumah tangga (Deptan, 2002). Selanjutnya penganekaragaman pangan diupayakan dengan pengembangan pangan lokal yang didasarkan atas sumberdaya di daerah, teknologi spesifik lokasi yang dikuasai oleh petani atau pengolah pangan serta kebiasaan masyarakat untuk konsumsi pangan. Kondisi yang sering kita temui bahwa kelemahan akan pengembangan produk pertanian terutama produk olahan salah satunya adalah masih kurangnya perhatian akan masalah pemasaran. Hal ini terjadi tidak hanya untuk produk olahan saja, tetapi untuk produk utama pun mengalami hal yang sama. Sehingga menyebabkan rendahnya efisiensi pemasaran, dan biaya pemasaran melambung tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi pasar tidak efisien karena biaya pemasaran semakin besar sedangkan jumlah produk yang dipasarkan tidak terlalu besar. eberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengefisiensikan pemasaran adalah 1) menekan biaya pemasaran sehingga keuntungan diperoleh lebih besar, 2) persentase perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan konsumen tidak terlalu besar, 3) adanya kompetisi pasar yang sehat, antara produsen dan lembaga pemasaran yang terlibat samasama menguntungkan. Pada saat sekarang ini permintaan akan konsumsi produk olahan pangan terus meningkat baik dari aspek kuantitas, kualitas dan juga keanekaragaman pangan. Dari aspek kuantitas peningkatan konsumsi produk olahan pangan meningkat terbukti dengan ratarata volume penjualan naik sekitar 30% dari volume penjualan tahun 40
2 Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan rah Pengembangan Pemasaran... sebelumnya (hasil survei penelitian, Mei 2012). Meskipun demikian, volume penjualan juga akan mengalami peningkatan sekitar 15% pada waktuwaktu tertentu seperti musim liburan sekolah, hari raya Idul Fitri atau hari besar lainnya. Peningkatan dari segi kualitas adalah adanya diversifikasi dari segi rasa produk olahan pangan yang diproduksi, dari awalnya hanya rasa tawar dan rasa pedas untuk produk sanjai, maka akhirakhir ini mulai diciptakan produk dengan berbagai rasa seperti rasa keju, coklat, barbeque dan lainlain. Ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku usaha/produsen termasuk produsen pangan olahan untuk meraih kesempatan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tantangan yang cukup besar harus dihadapi oleh para produsen pangan olahan adalah masalah aspek pemasaran terutama dari aspek efisiensi produksi dan efisiensi pemasaran untuk masingmasing produk olahan, strategi pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi), serta fungsifungsi yang harus dilakukan (transportasi, market informasi, storage, dan lainlain). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran masingmasing produk pangan olahan dan mengetahui arah pengembangan pemasaran produk pangan olahan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk. Selain itu diharapkan penelitian ini memberikan informasi perlunya melakukan efisiensi pemasaran pangan olahan oleh produsen maupun pihak lain yang terkait atau berkepentingan serta dapat mendorong berkembangnya industri beragam pangan olahan yang berbasis bahan baku lokal. METODE PENELITIN Penentuan komoditi pangan olahan dipilih secara purposive didasarkan kepada produk pangan olahan tersebut cukup marak di pasaran artinya mempunyai prospek dan permintaan yang tinggi untuk terus dikembangkan. Untuk penentuan wilayah penelitian dipilih juga secara purposive didasarkan wilayah atau daerah yang menghasilkan produk pangan olahan yang dimaksud yaitu kerupuk sanjai, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi bumbu,batiah, beras rendang dan gelamai. spek efisiensi pemasaran yang dilakukan sehingga dapat diketahui biayabiaya pemasaran yang dikeluarkan dan volume penjualannya. Efisiensi pemasaran juga dapat dilihat dari perbandingan antara harga ditingkat konsumen dengan harga ditingkat produsen. Harga ini mampu mencerminkan dan menggambarkan apakah harga ditingkat produsen cukup layak atau tidak dibandingkan dengan harga di tingkat konsumen. Selain itu diharapkan dari beberapa aspek yang dikaji dapat memperoleh hasil untuk memperbaiki sistem pemasaran dan strategi (produk, harga, distribusi dan promosi) yang akan diterapkan agar dimasa mendatang agar pangan olahan berbasis bahan baku lokal mampu bersaing dengan pangan lain yang bahan baku bukan lokal. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari produsenprodusen pangan olahan yang dikumpulkan dari aparat instansi terkait (lingkup Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan) di Kota Payakumbuh. Sedangkan data sekunder adalah data untuk mendukung dan melengkapi data primer tersebut, baik berupa laporan, pustaka maupun hasilhasil penelitian yang sudah ada. Metode nalisis Data Nilai efisiensi pemasaran pada masingmasing produk pangan olahan, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. ME = (MM : VP) x 100 % Dimana : ME = Marketing Efficiency/ efisiensi pemasaran MM = Marketing Margin (margin pemasaran) VP = Value of Product (nilai produk yang dipasarkan) Pemasaran produk pangan olahan dikatakan efisien, apabila : (1) Mampu mendistribusikan produk pangan olahan dari produsen kekonsumen dalam waktu yang cepat, kualitas sesuai, biaya rendah serta harga produk tersebut terjangkau oleh konsumen. (2) Mampu memberikan pembagian hasil yang merata dan proporsional kepada setiap pelaku ekonomi 41
3 Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan rah Pengembangan Pemasaran... yang terlibat di dalam pemasaran produk pangan olahan. (3) Mampu menciptakan nilai efisiensi pemasaran yang sekecilkecilnya. Untuk menjawab tujuan kedua yaitu pengembangan pemasaran produk pangan olahan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk dianalisis secara deskriptif kualitatif. nalisis tersebut didasarkan pada teori strategi pemasaran, khususnya strategi marketing mix yang meliputi : (1) strategi yang berorientasi pada produk, (2) strategi yang berorientasi pada harga, (3) strategi yang berorientasi pada distribusi, dan (4) strategi yang berorientasi pada kegiatan promosi. HSIL DN PEMHSN Salah satu bentuk UKM yang berkembang pesat dan memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Daerah Regional ruto (PDR) adalah UKM yang bergerak di bidang agribisnis. UKM tersebut adalah UKM yang bergerak di bidang pengolahan dan pendistribusian makanan tradisional/makanan khas daerah, (Riaswati, 2004). UKM yang bergerak di bidang pengolahan makanan tradisional di Kota Payakumbuh pada tahun 2006 adalah sebanyak 425 unit usaha atau sekitar 25,45 % dari total usaha. eberapa UKM yang bergerak dibidang pengolahan makanan tradisional yang ada di kota Payakumbuh antara lain usaha pengolahan produk pangan seperti pengolahan ubi atau singkong menjadi berbagai jenis, bentuk dan rasa kerupuk sanjai, karak kaliang, ganepo dan lainlain. Juga pengolahan produk pangan lainnya seperti beras menjadi beras rendang, batiah dan gelamai. Jumlah produsen produk olahan pangan di Kota Payakumbuh ini sebanyak 14 industri rumah tangga, (Tabel 1) dan juga menghasilkan produk olahan lainnya seperti karak kaliang, genepo, sanjai lidi bumbu, dan lainnya. Walaupun produsen ini tidak hanya memproduksi kerupuk sanjai saja tetapi produk olahan pangan lainnya yang berasal bukan dari singkong. Tabel 1. Nama Produsen Produk Pangan Olahan di Kota Payakumbuh No Nama Industri Rumah Tangga Produk yang dihasilkan 1 SNJI RIN Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak 2 SNJI S Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak 3 SNJI RNTI Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak 4 SNJI ROSS Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak 5 SNJI NN Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak 6 SNJI YOS Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak 7 SNJI TIG Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak ERSUDR 8 SNJI WID Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak Saluran pemasaran,,,,,,,,,,,,,,,, 42
4 Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan rah Pengembangan Pemasaran... 9 SNJI PUTRI Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak,, 10 DELIM Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak,,. 11 ETEK TM eras rendang, gelamai, dll., 12 ERIN atiah, eras rendang, gelamai,,, kerupuk sanjai, sanjai lado, karak. 13 GONJONG LIMO atiah, eras rendang, gelamai, 14 PUSKO MINNG atiah, gelamai,, Keterangan :. Produsen Pedagang pengumpul (dalam provinsi) Pedagang pengecer (dalam provinsi) Konsumen (dalam provinsi). Produsen Pedagang pengumpul (luar provinsi) Pedagang pengecer (luar provinsi) Konsumen (luar provinsi). Produsen Konsumen Tabel 2. Nilai Efisiensi Produk Olahan Pangan di Kota Payakumbuh No Produk Olahan Saluran Pemasaran 1 Kerupuk Sanjai 2 Karak Kaliang 3 Ganepo 4 Sanjai Lidi 5 atiah 6 eras Rendang a. Kemasan 1 ons, b. Kemasan 3 ons, 7 Gelamai a. Kemasan 1 ons b. Kemasan 3 ons,, Nilai Efisiensi Pemasaran (%) 23,53 36,84 47,06 55,56 75, ,76 25 Dilihat dari tingkat efisiensi masingmasing pemasaran yang dialami oleh produk olahan pangan tersebut sangatlah beragam, dan ini bisa dilihat pada Tabel 2. Dari masingmasing produk olahan pangan yang dilakukan, maka hampir semua produk mengalami tingkat efisiensi yang besar artinya, produkproduk tersebut belum terdistribusi secara efisien dari produsen ke konsumen karena biaya yang dikeluarkan tinggi, sehingga konsumen membayar lebih mahal, selain itu belum terjadinya pembagian hasil yang merata dan proporsional di setiap pelaku ekonomi yang terlibat dalam proses pemasaran produk tersebut sehingga nilai efisiensi pemasaran yang diharapkan sekecilkecilnya akan tidak dapat tercapai. 43
5 Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan rah Pengembangan Pemasaran... Nilai efisiensi pemasaran yang didapat maka diharapkan untuk proses pemasaran yang dilakukan lebih efisien dengan mengurangi keterlibatan lembaga pemasaran. Untuk itu diperlukan upaya pengaturan sistem pemasaran produk olahan pangan yang baik, sehingga dapat diperoleh tingkat efisiensi pemasaran yang kecil. Upaya upaya tersebut dapat dilakukan melalui sistem koperasi atau outlet dimana produsen di Kota Payakumbuh mempunyai wadah atau kelompok produsen yang dapat menyamakan persepsi dalam hal menetapkan harga minimum produk agar tidak selalu ditekan oleh lembaga perantara. Selain itu juga mencoba menetapkan sebuah merek dagang tersendiri sehingga mempunyai nilai (brand image) langsung dari konsumen. Kasus yang terjadi pada produsen produk olahan pangan di Payakumbuh adalah masingmasing produsen bersaing dengan memberikan harga minimum produk yang semakin kecil bahkan menjual dalam bentuk grosir tanpa merk kepada lembaga perantara yang berhak membuat merk baru pada produk tersebut. Hal ini menyebabkan produk olahan pangan di Kota Payakumbuh kalah bersaing dengan produk olahan pangan di Kota ukittinggi meskipun pada kenyataannya sebagian besar produk sanjai di ukittinggi berasal dari produsen Payakumbuh. danya koperasi atau kelompok produsen diharapkan mampu membuat bargaining position tersendiri untuk produsen produk olahan pangan di Payakumbuh. Untuk pengembangan pemasaran produk pangan maka strategi yang dikembangkan adalah berorientasi kepada marketing mix. Tabel 3. Penilaian Efisiensi Pemasaran Produk Olahan Pangan di Payakumbuh No Produk Olahan dan Saluran Pemasaran 1 Kerupuk Sanjai 2 Karak Kaliang 3 Ganepo 4 Sanjai Lidi 5 atiah 6 eras Rendang a. Kemasan 1 ons b. Kemasan 3 ons 7 Gelamai a. Kemasan 1 ons b. Kemasan 3 ons Nilai Efisiensi (%) 23,53 36,84 47,06 55,56 60,00 75, ,76 25 Penilaian Dilihat dari nilai efisiensi pemasaran masih besar terutama untuk sistem pemasaran luar provinsi, ini disebabkan pengaruh biaya transportasi. khirnya menyebabkan harga yang diterima oleh konsumen sangatlah besar. Dan pembagian hasil tidak merata antara pelaku ekonomi di dalam proses pemasaran. Kondisi ini berakibat produsen dan konsumen yang dirugikan. Di pihak produsen, keuntungan yang diperoleh relatif kecil. Dilihat dari nilai efisiensi pemasaran yang hanya dilakukan di dalam provinsi terlihat bahwa efisiensi pemasaran yang terbesar terjadi pada kemasan 1 ons, artinya untuk kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh produsen dan konsumen sebanding, jika dibandingkan dengan kemasan 3 ons. Dilihat dari nilai efisiensi pemasaran yang hanya dilakukan di dalam provinsi terlihat bahwa efisiensi pemasaran yang terbesar terjadi pada kemasan 1 ons, artinya untuk kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh produsen dan konsumen belum sebanding, begitu juga untuk kemasan 3 ons. 44
6 Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan rah Pengembangan Pemasaran... dapun strategi marketing mix yang dilakukan adalah : (1) Strategi Produk. Langkah dan kebijakan bagi produsen haruslah meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. rtinya produsen harus memperhatikan ketersediaan bahan baku dan penggunaannya hingga proses produksi dilakukan. Disamping itu masalahmasalah yang berkaitan dengan packing, labeling, branding, komposisi dari kandungan produk dan ingridient serta manfaat produk dan masa kadarluasa perlu diperhatikan. Misalnya selama ini produsen produk olahan pangan di Payakumbuh lebih banyak menjual produknya secara grosir dalam kemasan karung atau plastik besar 1020 kg tanpa merk, artinya produsen menjual dengan sistim tanpa adanya packing khusus. Hal ini menyebabkan produk olahan pangan di Payakumbuh tidak mempunyai brand image langsung bagi konsumen. Sebagai contoh produk olahan sanjai yang terkenal misalnya Sanjai Nitta di ukittinggi yang sebenarnya sebagian besar produknya berasal dari Sanjai Rina di Payakumbuh. Konsumen sekarang ini sudah peduli dengan masalah gizi, jaminan keamanan pangan dan yang lebih pasti adalah masalah untuk menjaga kesehatan. Dan untuk masalah pengembangan ini semua serta masalah diversifikasi produk perlu dilakukan kerjasama dengan pihakpihak tertentu seperti perguruan tinggi/ lembaga penelitian pangan, pihak balai pemeriksaan obat dan makanan sehingga produk yang dihasilkan lebih terjamin dan jelas kandungan gizi dan kesehatannya. Selain itu diharapkan dengan adanya kerjasama maka produk yang dihasilkan lebih banyak bervariasi. (2) Strategi Harga. Langkah dan kebijakan produsen juga harus tetap memperhatikan dari segmen pasar yang akan dituju. Harga pangan olahan yang dihasilkan oleh produsen saat ini masih cukup terjangkau oleh konsumen, namun dengan adanya peningkatan pendapatan, kesadaran akan pentingnya pangan, gizi dan kesehatan maka perlu dilakukan pengolahan produk pangan yang lebih berkualitas terutama untuk segmen masyarakat yang berpendapatan menengah keatas. rtinya produsen dalam memproduksi produk pangan olahan juga mengambil peluang untuk menghasilkan produk pangan olahan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau oleh masyarakat berpendapatan menengah ke atas. (3) Strategi Distribusi. Setelah memproduksi dengan memperhatikan kualitas dan harga, maka produsen juga harus mampu memperluas jaringan distribusi dengan langkah atau kebijakan membuat jaringan/link pemasaran yang tidak hanya untuk konsumen lokal tetapi sudah berkembang ke arah yang lebih luas misalnya sudah mencapai pasar nasional ataupun internasional. Langkah ini dilakukan dengan membina kerjasama dengan lembagalembaga pemasaran yang ada sehingga saling dapat memberikan informasi dan pelayanan yang baik kepada konsumen maupun antar lembaga pemasaran. Ini semua diharapkan peran besar dan aktif dari produsen untuk melakukan pendekatan dan kerjasama dengan pihakpihak seperti toko, swalayan, koperasi dan lain sebagainya. Harapannya dengan jaringan distribusi yang luas dan terbina dengan baik akan sangat membantu terhadap kelancaran proses pemasaran dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan dan kesinambungan dalam proses produksi. Dan tentu akan memberikan kebaikan dengan meningkatnya pendapatan produsen dan kesejahteraan tercapai. (4) Strategi Promosi. Strategi promosi merupakan langkah penting dalam meningkatkan penjualan. Namun perlu disadari bahwa produk pangan olahan yang dihasilkan oleh home industry belum banyak dilakukan tindakan promosi bila dibandingkan dengan produk pangan hasil industri besar. Dalam melakukan promosi memang masih banyak hambatan, disamping biaya promosi yang umumnya tidaklah sedikit serta umumnya jangkauan pasar pangan olahan masih terbatas. Promosi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti promosi penjualan, personal selling maupun advertising. Pada era sekarang ini semua daerah ingin menggali potensi unggulan yang mempunyai prospek atau peluang besar dan ini didukung oleh peran instansi terkait dan peran pemerintah. Untuk itu melalui promosi daerah ini bisa dilakukan dengan promosi penjualan produk pangan olahan unggulan daerah. Harapannya produk pangan unggulan daerah bisa lebih dikenal secara luas. SIMPULN Harga tiap jenis produk pangan olahan masih bersifat ragam, baik pada pemasaran antar provinsi maupun luar provinsi. Kondisi ini akan 45
7 Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan rah Pengembangan Pemasaran... menciptakan nilai margin pemasaran dan nilai efisiensi pemasaran yang besar dan variatif. Efisiensi pemasaran produk pangan olahan belum terjadi secara optimal, sehingga belum terjadi pembagian hasil yang merata dan proporsional antar pelaku ekonomi yang terlibat. Pihak produsen cenderung memperoleh keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan pedagang perantara (pengumpul dan pengecer). Total kuantitas produk pangan olahan yang dihasilkan masih cenderung jumlah penawaran masih kecil dibandingkan jumlah permintaannya. Ini menunjukkan bahwa prospek pengembangan produkproduk pangan olahan di Kota Payakumbuh Sumatera arat masih potensial. Faktor ketersediaan modal usaha merupakan faktor pembatas untuk melakukan pengembangan usaha pada tingkat produsen pangan olahan. Dan juga posisi dari produsen yang sangat lemah di dalam barganining position dan bargaining power yang akhirnya menyebabkan tingkat keuntungan yang besar diperoleh oleh pedagang perantara yang terlibat. DFTR PUSTK adan imas Ketahanan Pangan Departemen Pertanian Kebijakan Pengembangan Pangan Lokal dan Makanan Tradisional Khas Nusantara Dalam Pemantapan Ketahanan Pangan. Lokakarya Penumbuhan Pusat Kajian Pangan Lokal dan Makanan Tradisional Khas Nusantara, Semarang 4 Nopember PS. Kabupaten Limapuluh Kota Kabupaten Limapuluh Kota dalam ngka. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Limapuluh Kota Kabupaten Limapuluh Kota. Riaswati,. W nalisis Strategi Pemasaran Makanan Tradisional Gepuk dan Ikan alita Khas ogor Merek Karuhun pada PT. Intrafood itrarasa Nusantara, ogor, Jawa arat. Skripsi. Jurusan IlmuIlmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian ogor. ogor. 46
SALURAN PEMASARAN PRODUK PANGAN OLAHAN DI KOTA PAYAKUMBUH ABSTRACTS
Yelfiarita dan ndria Ukrita, Pemasaran Produk... SALURAN PEMASARAN PRODUK PANGAN OLAHAN D KOTA PAYAKUMBUH Yelfiarita 1) dan ndria Ukrita 2) ABSTRACTS Food processing products that can represent Payakumbuh
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 3 (4) : 498-56, Agustus 215 ISSN : 2338-311 ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU Marketing Analysis Tempe on Home Industry "Multi Barokah" in Palu
Lebih terperinciK A J I A N PEMASARAN PRODUK PANGAN OLAHAN DI BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA TENGAH
K A J I A N PEMASARAN PRODUK PANGAN OLAHAN DI BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA TENGAH LAPORAN PENELITIAN Oleh : Ir. Edy Prasetyo, MS Ir. Mukson, MS Kerjasama: PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinciPengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM
MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS
ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU Regia Indah Kemala Sari 1) dan Mega Amelia Putri 1) ABSTRACTS Payakumbuh is the center of the largest agro-industrial cassava in West Sumatra Province. Some
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Indonesia mempunyai kekayaan pertanian yang berlimpah, baik jenis maupun macamnya. Salah satu hasil pertaniannya adalah buah-buahan. Komoditi hortikultura khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri makanan.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN
Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung Oleh : Lismarwati (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di
Lebih terperinciPENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN KERIPIK SINGKONG KHAS KOTA MANOKWARI, PAPUA BARAT
PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN KERIPIK SINGKONG KHAS KOTA MANOKWARI, PAPUA BARAT Application of Marketing Functions of Cassava Chips Products Manokwari, West Papua Elsa Sembiring 1) Sarman
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG
STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN OLEH RIFI YANTI 0810221051 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN BERAS KOMERSIL MELALUI SALURAN RUMAH PANGAN KITA DI PT XYZ LAMPUNG. Pangan Kita in PT XYZ Lampung)
KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS 1 SISTEM PENYALURAN BERAS KOMERSIL MELALUI SALURAN RUMAH PANGAN KITA DI PT XYZ LAMPUNG (Commercial Rice Distribution System Through Channel Rumah Pangan Kita in PT XYZ
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri
BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan
Lebih terperinciNurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tidak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang
Lebih terperinciBUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG
BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciSALURAN PEMASARAN PRODUK MELALUI KERJASAMA DENGAN CHRISTINE HAKIM DI PERUSAHAAN RENDANG DAN KERIPIK KOKOCI. Rahmadani Wilsyah 1 Indria Ukrita 2
SALURAN PEMASARAN PRODUK MELALUI KERJASAMA DENGAN CHRISTINE HAKIM DI PERUSAHAAN RENDANG DAN KERIPIK Rahmadani Wilsyah 1 Indria Ukrita 2 ABSTRAK Saluran pemasaran merupakan sekelompok organisasi saling
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business
Lebih terperinciTATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN
TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda
Lebih terperinciIBM KELOMPOK WANITA NELAYAN PENGOLAH UDANG REBON DI KECAMATAN MA RANG KABUPATEN PANGKEP. Sri Mardiyati 1 & Amruddin 2
Volume 14, Mei 2017 Versi online / URL : IBM KELOMPOK WANITA NELAYAN PENGOLAH UDANG REBON DI KECAMATAN MA RANG KABUPATEN PANGKEP Sri Mardiyati 1 & Amruddin 2 1, 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan
38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan
Lebih terperinciRANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP
AGRITECH : Vol. XIX No. 2 Desember 2017 : 121-129 ISSN : 1411-1063 RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP Mahfud Hidayat, Pujiharto, Sulistyani Budiningsih Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri transportasi darat dan otomotif adalah salah satu bidang industri yang berkembang pesat di Indonesia dan telah turut memberikan kontribusi yang cukup signifikan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL
LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes
Lebih terperinciyang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung terus meningkat tampaknya akan menghadapi kendala yang cukup berat.
PROGNOSA KETERSEDIAAN PANGAN (BERAS, GULA PASIR, MINYAK GORENG, BAWANG MERAH, CABE MERAH, TELUR AYAM, DAGING AYAM, DAGING SAPI DAN KACANG TANAH) SAAT HBKN DI KOTA MEDAN Sukma Yulia Sirait 1), Ir. Lily
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki era global saat ini, perkembangan di dunia khususnya di bidang ekonomi sudah mengarah pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu pembangunan
Lebih terperinciArrizal dan Syafrizal 2
PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT 1 Arrizal dan Syafrizal 2 ABSTRACT This marketing management training
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)
PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciFAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA
FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA Christy J. A. Sitepu *), Satia Negara Lubis **), Salmiah **) Alumni Departemen Agribisnis FP USU *), **) Staf Pengajar Departemen
Lebih terperinciSolusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat
BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Beberapa makanan kuliner yang ada di Riau berupaasam Pedas Ikan Patin,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai berbagai macam masyarakat dengan latar belakang dan keinginan yang berbeda. Indonesia juga mempunyai sumberdaya alam yang dapat digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja
Lebih terperincipertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih
1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju
Lebih terperinciABSTRAK Pengaruh Merek (House Brand) Terhadap Minat Beli konsumen di Toserba X
ABSTRACT These days, store retailers development in Indonesia is very fast. Store retailers are the last distribution position before goods are used by consumers. Store reatailers are the place where consumers
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan
Lebih terperinciANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara
ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN Arini Pebristya Duha *), HM Mozart B Darus **), Luhut Sihombing **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya bergerak di bidang pertanian dan perkebunan karena Negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang sebagaian penduduknya bergerak di bidang pertanian dan perkebunan karena Negara Indonesia mempunyai lahan perkebunan
Lebih terperincigizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan
PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)
Habitat Volume XXIV, No. 3, Bulan Desember 2013 ISSN: 0853-5167 ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) BUSINESS ANALYSIS OF CASSAVA
Lebih terperinciPELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT
1 PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT Arrizal dan Syafrizal Fak. Ekonomi Universitas Andalas ABSTRAK Pelatihan
Lebih terperinciBoks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI
Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciPENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)
PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) Income and Value Added of Robusta Ground Coffee in North Lebong Subdistrict Lebong
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA
STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra
ABSTRACT Mega Artha Ilahude "614409029", 2013. Copra Marketing Systems Analysis in Gorontalo regency (A Study in District Limboto). Department of Agribusiness Faculty of Agricultural Sciences, State University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang dapat dialami oleh seorang usahawan. Dunia usaha berisi dengan persaingan, peluang, tantangan,
Lebih terperinciFUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.
FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN Definisi Sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis Merencanakan menentukan harga Mempromosikan Mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan pembeli. Pemasaran meliputi:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel merupakan salah satu bisnis di Indonesia yang mulai mengalami perkembangan cukup pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UKM telah teraktualisasi sejak masa krisis sampai saat sekarang ini. Selama masa krisis hingga saat ini, keberadaan UKM mampu menjadi motor penggerak utama ekonomi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN VARIASI HARGA DAGIN. DAN TELUR PADA BERBAGAI KOTA BESAR DI INDONESIA
PERKEMBANGAN DAN VARIASI HARGA DAGIN. DAN TELUR PADA BERBAGAI KOTA BESAR DI INDONESIA Oleh : Rosmiati Sajuti *) Abstrak Penerapan secara luas teknologi maju dalam bidang peternakan telah menimbulkan masalah
Lebih terperinciANALISIS ASPEK MARKETING
ANALISIS ASPEK MARKETING Pemasaran/Marketing Adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan suatu usaha berbanding lurus dengan persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan perusahaan harus mampu
Lebih terperinciOleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005)
PERANAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PERBAIKAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN PERAJIN GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS THE ROLE OF COOPERATIVE BUSINESS GROUP IN IMPROVING INCOME AND BARGAIN POSITION OF COCONUT
Lebih terperinciANALISIS TREND DAN ESTIMASI HARGA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANYUMAS PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2017
ANALISIS TREND DAN ESTIMASI HARGA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANYUMAS PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2017 Rahmi Hayati Putri 1) Universitas Muhammadiyah Purwokerto e-mail: raiya_azzahra@yahoo.com 1) Kata
Lebih terperinciFARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU
Volume 6 No. 2September 2014 FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) DI KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN Oleh: Yudhit Restika Putri, Siswanto Imam Santoso, Wiludjeng
Lebih terperinciPENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN
PENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Seafast center LPPM Departemen Ilmu & Teknologi Pangan KETAHANAN PANGAN (Food Security) UU No 7 (1996) Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis
Lebih terperinciDISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG
DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinci28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN
28 ANALISIS PEMASARAN AGRIBISNIS LADA (Piper nigrum L) DI DESA MANGKAUK KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L) Agribussines in the Mangkauk
Lebih terperinciMengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran
Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan kebutuhan serba instan. Seiring dengan aktivitas yang semakin sibuk dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciEFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG. P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar
Sihombing, P.S.A., dkk. Efisiensi Pemasaran Susu... EFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, baik untuk meningkatkan gizi masyarakat maupun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciKAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI
KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI
AGRISE Volume XV No. 2 Bulan Mei 2015 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA
Evi Naria ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Efendi H. Silitonga Staf Pengajar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan Abstract North
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan tradisional yang sangat beragam. Makanan tradisional Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan komoditas penting dan strategis, mengingat pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang hakiki yang setiap saat di setiap pemukiman perlu tersedia, dalam
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti
Lebih terperinciBAB X PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK. PAB - Pemasaran dan Pengembangan Produk. M.Judi Mukzam
BAB X PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PAB - Pemasaran dan Pengembangan Produk. M.Judi Mukzam DEFINISI PEMASARAN Boone & Kurtz (2.2002:7) pemasaran (marketing) adalah proses menemukan keinginan dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 4 Marketing Mix Strategy
BAB 4 Marketing Mix Strategy Marketing Mix Strategy Kombinasi dari 4P: 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotion Product Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciEntrepreneurship and Inovation Management
Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN Oleh : Husnul Chotimah A07400149 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Lebih terperinciAnalisis Omset Penjualan Keripik Pisang Agung UD. Nikmat Rasa Lumajang Tahun
1 Analisis Omset Penjualan Keripik Pisang Agung UD. Nikmat Rasa Lumajang Tahun 2009-2013 Yunilawati, Sri Kantun, Titin Kartini Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi
Lebih terperinciPEMASARAN PRODUK PERTANIAN Konsep Pemasaran. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember
PEMASARAN PRODUK PERTANIAN Konsep Pemasaran Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember www.adamjulian.net Definisi Pemasaran pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dari sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi telah menjangkau beberapa aspek kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi telah menjangkau beberapa aspek kehidupan masyarakat. Akibat dari globalisasi adalah persaingan bisnis pun semakin tajam dan perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Ritel Tradisional Menurut Ahyani, Andriawan, Ari (2010) menyatakan bahwa toko tradisional (toko kecil) adalah sebuah toko yang menjual barang-barang kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri kecil, menengah maupun besar, yang merupakan salah satu dari
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province) Nuni Anggraini, Ali Ibrahim Hasyim, Suriaty Situmorang Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin penting dan memiliki peranan sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya
Lebih terperinciANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI
ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI (Studi Kasus: Desa Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang) 1) Haga Prana P. Bangun, 2) Salmiah, 3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dimana sektor pertanian menduduki posisi
Lebih terperinciTabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciRENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 288-294, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central
Lebih terperinciMakalah Strategi Bisnis Ritel
Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang
Lebih terperinci