MENENTUKAN JENIS PELATIHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENENTUKAN JENIS PELATIHAN"

Transkripsi

1 Oleh : Kasim A. Usman, S.Ag, M.Pd WI Balai Diklat Keagamaan Manado MENENTUKAN JENIS PELATIHAN BERDASARKAN ANALISIS DAN EVALUASI KEBUTUHAN DIKLAT Abstrak Menentukan jenis pelatihan khususnya pada Balai Diklat membutuhkan pengetahuan dan kecakapan tentang pelatihan.analisis kebutuhandiklat adalahsalah satu langkah utama dalam membangun sebuah program pelatihan yang efektif. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk menentukan tujuan pembelajaran, merancang program pelatihan dan evaluasi pelatihan yang disampaikan.artikel ini menjelaskan tentang konsep, manfaat dan bagaimana analisis kebutuhan pelatihan dilakukan. Kata kunci: Analisis, kebutuhan, pelatihan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis kebutuhan diklat adalah proses yang berkelanjutan dalam pengumpulan data untuk menentukan apa kebutuhan pelatihan ada sehingga pelatihan dapat dikembangkan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Melakukan analisis kebutuhan merupakan dasar keberhasilan program pelatihan. Seringkali, organisasi akan mengembangkan dan melaksanakan pelatihan tanpa terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan. Organisasi-organisasi ini akan menjalankan resiko diklat yang tidak efektif. Sebuah analisa kebutuhan pelatihan digunakan untuk menentukan apakah pelatihan merupakan solusi yang tepat untuk masalah di tempat kerja. Analisis kebutuhan ini merupakan "proses yang berkelanjutan pengumpulan data untuk menentukan apa kebutuhan pelatihan ada sehingga pelatihan yang dapat dikembangkan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya" ( Brown, ). Hal lain yang tidak bisa kita pisahkan dari diklat adalah evaluasi kebutuhan pelatihan. Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi kontek dan evaluasi infut (masukan). Kedua faktor ini merupakan factor yang turut menentukan kelancaran proses dan mutu hasil diklat. Masukan yang sangat penting dalam diklat adalah 1

2 peserta diklat, tujuan diklat, kurikulum, metode, bahan, widyaiswara, sarana dan prasarana.sedang yang menyangkut proses dalam diklat mencakup: penyelenggara, implementasi kegiatan belajar mengajar, aktivitas peserta, penggunaan saranadan media.sedangkan output berupa lulusan yang diharapkan dapat menunjukkan kinerja ditempat tugas masing-masing.disamping itu objek evaluasi yang termasuk dalam komponen proses adalah strategi diklat, media pembelajaran,cara mengajar widyaiswara,partisipasi peserta, biaya yangdalam hal ini apakah biaya diklat digunakan secara efektif atau tidak, evaluasi penguasaan materi (bahan).evaluasi penyelenggaraan diklat dilaksanakan utamanyauntuk mengetahui peningkatkan kompetensi peserta diklat. B. Identifikasi Masalah 1. Pelaksanaan pelatihan tanpa melalui analisis kebutuhan Diklat. 2. Minimnya evaluasi kebutuhan pelatihan pasca pelaksanaan diklat. C. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah pada artikel ini adalah Apakah pelaksanaan pelatihan sudah melalui analisis dan evaluasi kebutuhan diklat. Dengan rumusan ini sehingga muncul pertanyaan : 1. Apayang dimaksud dengan analisis kebutuhan diklat dan manfaatnya dalam pelaksanaan pelatihan?. 2. Apa pengertian evaluasi kebutuhan pelatihan / TNA (Training Need Assesment) dan manfaatnya dalam pelaksanaan pelatihan? D. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam artikel ini adalah : 1. Memaparkan analisis kebutuhan diklat dan manfaatnya dalam pelaksanaan pelatihan?. 2. Memaparkan evaluasi kebutuhan pelatihan / TNA (Training Need Assesment) dan manfaatnya dalam pelaksanaan pelatihan)?. 2

3 KERANGKA TEORITIK, METODOLOGI, TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Teori 1. Pengertian Pelatihan Menurut Faustino Cardoso Gomes (20003: 197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tangggung jawabnya, atau suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Agar efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas yang terencana, dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan-kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Secara ideal, pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling dapat dilihat dan paling umum dari semua aktivitas kepegawaian. Para majikan menyokong pelatihan karena melalui pelatihan para pegawai akan menjadi terampil, dan lebih produktif, sekalipun manfaat-manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika para pegawai sedang di latih. Para pekerja menyukai pelatihan karena pelatihan membebaskan dari pekerjaan mereka atau meningkatkan kecakapan yang bisa digunakan untuk menguasai kedudukan yang sedang mereka duduki atau yang akan mereka duduki. Pelatihan juga sering dianggap sebagai imbalan dari organisasi, suatu simbol status, atau suatu liburan dari kewajiban-kewajiban kerja sehari-hari. Beberapa komentator yang menekankan arti simbolis dari pelatihan mengemukakan bahwa orang-orang menerima prestige dan balasan-balasan yang tidak dilihat lainya melalui pelatihan. Oleh karena itu pelatihan juga dapat memperbaiki kepuasan kerja. Pelatihan adalah tepat ketika organisasi kita dapat mengharapkan untuk mendapatkan lebih banyak manfaat dari pelatihan daripada diukur sebagai investasi biaya.nilai investasi pelatihan untuk organisasi harus bergantung pada visi.kita dapat mengusulkan pelatihan untuk membangun keterampilan dan tingkat pengetahuan yang membantu karyawan yang lebih baik berkontribusi terhadap misi organisasi.dalam beberapa kasus, kebutuhan mendesak dan perbaikan pelatihan tujuannya adalah untuk memperbarui dan memelihara pengetahuan profesional. 3

4 2. Pendidikan dan Pelatihan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, disebutkan bahwa Pendidikan dan pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Pendidikan dan pelatihan kepegawaian juga merupakan bagian dari sebuah sistem pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil yang bermakna pada pengembangan kepegawaian. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan adalah: o Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. o Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan. o Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat. o Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik. Menurut Nitisemito (2000,54) ada beberapa sasaran yang ingin dicapai dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan, antara lain sebagai berikut: o Salah satu sasaran yang diharapkan dapat dicapai dengan diklat adalah agar pekerjaan dapat dilakukan secara lebih cepat dan baik. Dengan melaksanakan petunjuk-petunjuk cara melaksanakan pekerjaan dalam pelatihan diharapkan karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara lebih cepat dan lebih baik dari pada sebelumnya. o Dengan pendidikan dan pelatihan para pegawai juga diajarkan bagaimana cara agar menghemat bahan baku penunjang dan juga bahan pembantu kegiatan pekerjaan dengan baik. 4

5 o Dalam pendidikan dan pelatihan juga diajarkan bagaimana cara agar penggunaan sarana dan prasarana kantor dengan baik agar peralatan itu juga tahan lama dan memperpanjang umur peralatan itu sendiri. o Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan juga diajarkan bagaimana menekan angka kecelakaan kerja dengan sekecil-kecilnya. o Melalui pendidikan dan pelatihan dapat juga diberikan pendidikan yang dapat meningkatkan rasa tenggung jawab terhadap karyawan, maka dalam pendidikan dan pelatihan ditekankan bahwa suatu keberhasilan harus disertai rasa tangung jawab yang besar. 3. Definisi Analisis Kebutuhan Analisis Kebutuhan didefinisikan sebagai " proses penentuan alasan dan menyebabkan untuk kebutuhan sehingga intervensi yang tepat dapat diidentifikasi dan kemudian memilih" (Kaufman, ). Selain itu, sebuah istilah yang lebih tepat digunakan untuk analisis kebutuhan diklat adalah analisis kebutuhan pelatihan. " Analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai " analisis kebutuhan yang membantu untuk menentukan apakah pelatihan adalah solusi atau bagian dari solusi untuk memenuhi kebutuhan. Setelah pelatihan dilakukan analisis kebutuhan pelatihan untuk menentukan apa, kapan, di mana bagaimana, dan oleh siapa pelatihan mungkin akan lebih baik dipekerjakan " (Triner et al. 1996, 52). Rossett (1987,3) mendefinisikan kebutuhan pelatihan sebagai " studi sistematis dari masalah atau inovasi menggabungkan data dan opini dari berbagai sumber, dalam rangka untuk membuat keputusan yang efektif atau rekomendasi tentang apa yang harus terjadi selanjutnya. " B. Metodologi Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong ( 2007: 11) menekankan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka. Angka-angka yang mungkin muncul, sifatnya hanya sebagai penunjang.tujuan penelitian kualitatif 5

6 tidak selalu mencari sebab-akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya memahami situasi tertentu, mencoba menerobos dan mendalami gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya atau menyimpulkan kombinasi dari berbagai arti permasalahan sebagaimana disajikan oleh situasinya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini dimaksudkan untuk menggambarkan latar dan interaksi yang kompleks dari partisipan serta variabel-variabel menurut pandangan dan definisi partisipan. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status variabel, gejala, atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. C. Hasil Temuan dan Pembahasan a. Analisis kebutuhan diklat dan manfaatnya dalam pelaksanaan pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan sering mengungkapkan kebutuhan akan pelatihan yang tepat sasaran. Dengan melakukan analisa yang efektif, sebuah instansi memverifikasi bahwa pelatihan adalah solusi yang tepat untuk kekurangan kinerja. Pelatihan tidak bisa memecahkan masalah yang disebabkan oleh desain sistem yang buruk, kurangnya sumber daya atau understaffing. Dalam beberapa kasus, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan mungkin tidak menyelesaikan masalah atau kekurangan, sehingga pelatihan akan menyia-nyiakan sumber daya dan waktu yang berharga. Sebuah analisis kebutuhan pelatihan dapat membantu menentukan kinerja atau tingkat pengetahuan saat ini terkait dengan suatu aktivitas tertentu, serta kinerja yang optimal atau tingkat pengetahuan yang dibutuhkan. Dengan melakukan analisis kebutuhan, instansi dapat mengumpulkan informasi mengenai kompetensi tenaga kerja atau tugas itu sendiri, informasi tersebut membantu mengidentifikasi penyebab masalah ( Rossett, 1987, 15. ). Mereka yang melakukan analisis harus memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah dan harus mempertimbangkan semua solusi, tidak hanya pelatihan, sebelum mereka menyajikan temuan mereka kepada manajemen dan menentukan solusi terbaik." Ketika dilakukan dengan benar, analisis kebutuhan adalah investasi 6

7 yang bijaksana bagi organisas. Hal ini menghemat waktu, uang dan usaha dengan bekerja pada masalah yang benar " ( McArdle, 1998,. 4 ). Kegagalan untuk analisis kebutuhan pelatihan dapat menyebabkan kesalahan. Misalnya, sebuah instansi yang bergantung pada pelatihan untuk memperbaiki masalahnya harus mencari solusi lain yang mungkin lebih efektif. Ada empat manfaat analisis kebutuhan diklat: o Untuk mengidentifikasi masalah tertentu dalam organisasi. Kepegawaian dan manajemen harus tahu apa masalahnya sehingga pelatihan yang paling tepat (jika pelatihan adalah jawabannya) akan diarahkan ke masalah-masalah organisasi. Sebagai contoh, jika seorang manajer mendekati bagian kepegawaian dengan permintaan untuk program komunikasi. o Untuk mendapatkan dukungan manajemen. Manajemen biasanya berpikir pelatihan adalah " hal yang baik untuk dilakukan. " Sikap ini dapat diletakkan langsung di awal analisa kebutuhan. Cara untuk memperoleh dukungan manajemen adalah untuk memastikan bahwa pelatihan langsung mempengaruhi apa yang terjadi pada kepegawaian. Pelatih harus melihat diri mereka apakah memberikan kontribusi langsung ke pegawai. Manajemen akan berkomitmen untuk melaksanakan pelatihan apabila data kepegawaian dapat menunjukkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan kinerja di tempat kerja. Akibatnya, program pelatihan dan anggaran tidak akan menjadi hal pertama yang dipotong atau dipangkas. o Untuk mengembangkan data untuk evaluasi. Kecuali kebutuhan informasi yang dikembangkan sebelum melakukan pelatihan, evaluasi yang terjadi setelah program mungkin tidak valid. Dalam melakukan analisis kebutuhan pertama, pelatih dapat mengukur efektivitas program. o Untuk menentukan biaya dan manfaat pelatihan. Pelatihan biasanya dipandang sebagai gangguan daripada kontribusi terhadap kinerja organisasi. Hal ini terjadi ketika pelatih gagal untuk mengembangkan analisis manfaat atas biaya untuk pelatihan mereka melakukan. Namun, sebagian besar pelatih berpendapat bahwa manajemen tidak akan menghabiskan uang untuk pelatihan. 7

8 Manurut (Warshauer,1988). Manfaat analisis kebutuhan diklatantara lain: o Meningkatkan komitmen manajemen calon peserta pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan o Meningkatkan visibilitas fungsi pelatihan o mengklarifikasi masalah organisasi penting o Menyediakan penggunaan terbaik dari sumber daya yang terbatas. o Menyediakan program dan ide-ide desain o Merumuskan strategi untuk bagaimana melanjutkan dengan upaya pelatihan Manfaat lain dari analisis kebutuhan diklat yang jelas untuk menyediakan karyawan/pegawai dengan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka, membantu organisasi/instansi memenuhi tujuan kinerja, dan meningkatkan hubungan dan semangat kerja karyawan/pegawai (McConnell, 2003, 44). Pada dasarnya, informasi yang dikumpulkan dan dianalisis sehingga rencana pelatihan dapat dibuat. Analisa kebutuhan ini menentukan kebutuhan untuk pelatihan, mengidentifikasi pelatihan apa yang diperlukan, dan memeriksa jenis dan ruang lingkup sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung program pelatihan Menurut Rossett (1987, 15), sebuah instansi melakukan analisa kebutuhan pelatihan untuk mencari informasi tentang: o kinerja yang optimal atau pengetahuan o kinerja aktual atau saat ini atau pengetahuan o perasaan peserta dan orang-orang penting lainnya o penyebab masalah, dan o solusi untuk masalah ini. b. Evaluasi kebutuhan pelatihan / TNA (Training Need Assesment) dan manfaatnya dalam pelaksanaan pelatihan. Menurut Siswanto (2003,220) Evaluasi kebutuhan pelatihan / TNA (Training Need Assesment)adalah proses diagnostik yang mencoba untuk 8

9 mengidentifikasi berbagai kebutuhan organisasi yang berpotensi dapat dipenuhi melalui pelatihan atau bahkan sebaliknya. Lebih lanjut Siswanto (2003, 220), mengemukakan evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan sebagai berikut: o Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta pendidikan dan pelatihan dalam suatu periode proses belajar mengajar tertentu. o Untuk mengetahui posisi atau kedudukan peserta dalam kelompoknya. o Untuk mengetahui tingkat usaha yang telah dilakukan para peserta dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan. o Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan dan pelatihan yang digunakan. Manfaat Evaluasi kebutuhan pelatihan / TNA (Training Need Assesment)adalah : o Untuk mengetahui masalah apa sesungguhnya dihadapi oleh instituti yangdiobservasi dalam hal yang berkaitan dengan kinerja pegawai. o Untuk mencari informasi tentang hal yang berhubungan dengan kinerja padainstitusi yang diobservasi o Untuk membantu instusi yang diobservasi( dalam hal ini lokasi/ sekolahtempat observasi ) mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yangdihadapai o Untuk menentukan apakah perlu diadakan ( dibutuhkan) Diklat atau tidakterhadap para guru/ pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. o Untuk memberikan bekal pengalaman melalui latihan kepada para observerdalam menghadapi persoalan TNA di lapangan. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan materi diatas maka penulis menyimpulkan bahwa alasan untuk mengembangkan program pelatihan sangat bergantung pada identifikasi kebutuhan pelatihan, dan membenarkan biaya dan manfaat bagi instansi penyelenggara diklat. Tanpa pemahaman yang jelas tentang kebutuhan, upaya pelatihan yang terbaik sulit dilakukan. Pelatihan hanya akan berhasil jika program yang dikembangkan dan dilaksanakan memenuhi kebutuhan tersebut. Hasil akhirnya adalah gambaran yang 9

10 lebih tepat tentang kebutuhan pelatihan, yang dapat menyebabkan peningkatan program pelatihan kinerja dan hasil yang lebih baik dari pelatihan. Hasil Analisis kebutuhan Diklat bermanfaat sebagai dasar pengambilan suatu keputusan, disamping memberi solusi / arah, petunjuk tentang apa yang dilaksanakan bagaimana cara melaksanakan dan hasil apa yang diperoleh. B. Rekomendasi 1. Kepada pendesain pelatihan perlu melaksanakan analisis kebutuhan terhadap suatu diklat karena persoalan utama dari suatu diklat bukan tergantung pada sedikit banyaknya diklat yang dilaksanakan tetapi terletak pada kualitas out put dari Diklat itu sendiri. 2. Setelah selesai pelaksanaan diklat hendaknya dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan diklat sehingga diketahui out put dari pelaksanaan diklat itu sendiri sekaligus menentukan rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan diklat yang sama. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, Modul bagi Pengelola Diklat, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta. Abdorrakhman Gintings, Materi Perkuliahan Konsentrasi PLS, Program Pasca Sarjana (S2) UNINUS, Medan. Allan, Leslie. Training needs or training wants analysis? Training and development in Australia 36.2 (Apr 2009): Brown, Judith.Training needs assessment: A must for developing an effective training program Public Personnel Management 31.4 (Winter 2002): Faustino Cardoso Gomes, (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit :Bumi aksara, Jakarta. Hasibuan, M.S.P., 2000, Manajemen sumber daya manusia, Penerbit :Bumi aksara, Jakarta Marpaung, (1999). Training Need Assesment (TNA),LAN RI, Jakarta Moh. Entang, dkk., Analisis Kebutuhan Pelatihan, Bahan Ajar MOT), Pusdiklat Administrasi Kementerian Agama RI, Jakarta. 10

11 Mangkuprawira, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Muhammad Zahid Iqbal; Rashid Ahmad Khan, The growing concept and uses of training needs assessment, Journal of European Industrial Training35.5(2011): Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ritonga Idris, Manfaat Analisis Kebutuhan Diklat dalam pelatihan, Kemenag Sumut Vincent, P. Costa dkk, (2000), Panduan Pelatihan Untuk Pengembangan Sekolah, Jakarta: Depdiknas..htttp// Analisis Kebutuhan Diklat:

Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam Menentukan Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang akan diberikan kepada peserta Diklat. Oleh:

Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam Menentukan Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang akan diberikan kepada peserta Diklat. Oleh: Urgensi Analisis Kebutuhan Diklat Dalam Menentukan Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang akan diberikan kepada peserta Diklat Oleh: Dr. Elsanra Eka Putra, S.Pd, M.Si Kasubid Perencanaan Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2015

PEDOMAN ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2015 I. PENDAHULUAN Analisa kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan adalah proses yang berkelanjutan dalam pengumpulan data untuk menentukan apa kebutuhan pelatihan ada, sehingga pelatihan dapat dikembangkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara unsur unsur organisasi lainnya. SDM penting dikarenakan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang)

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang) EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang) Dhita Ayu Meitaningrum, Imam Hardjanto, Siswidiyanto Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI Oleh, Drs. Idris, M.Si Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan ekonomis, maka salah satu strategi manajemen yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1475-1488 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis dan mempengaruhi birokrasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan teknik penulisan. Pada latar belakang terdapat uraian yang mendasari penulisan topik pada makalah Seminar Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA P Miftakhul Farida Susanti 1 140412603269 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan bahan ajar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD bayuhtab@gmail.com 29 Januari 2016 Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Lembaga Administrasi Negara INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI 3 (tiga) jenis kompetensi

Lebih terperinci

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam PP ini yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan dan pelatihan jabatan PNS yang selanjutnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling umum yang ditempuh manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Tujuan akhir manusia

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.448, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Penyelenggaraan. Pendidikan. Pelatihan. Teknis. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 198, 2000 KEPEGAWAIAN.PENDIDIKAN DAN LATIHAN.JABATAN. Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT GURU MI AL-MISBAH KOTA BANDUNG. Oleh : Kasmawati, SS WI Muda BDK Manado ABSTRAK

ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT GURU MI AL-MISBAH KOTA BANDUNG. Oleh : Kasmawati, SS WI Muda BDK Manado ABSTRAK ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT GURU MI AL-MISBAH KOTA BANDUNG Oleh : Kasmawati, SS WI Muda BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Kebutuhan Diklat (Studi tentang Kebutuhan Diklat Guru MI Al-Mishbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting bagi suatu organisasi, sumber daya manusia memiliki arti penting yaitu terletak pada kemampuannya bekerja secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai sumber daya manusia yang berada di sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam pelaksanaan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA 2011 PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa dan penghargaan atas prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil. Sebagai imbal jasa dari pemerintah kepada pegawai yang telah mengabdikan dirinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product) BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian evaluatif ini, menunjukkan bahwa Program Pendidikan dan Pelatihan Meter Kadar Air yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Metrologi

Lebih terperinci

Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan Nomor: SK.74/II-Peg/2005 Tanggal: 12 Juli 2005

Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan Nomor: SK.74/II-Peg/2005 Tanggal: 12 Juli 2005 Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan Nomor: SK.74/II-Peg/2005 Tanggal: 12 Juli 2005 PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KETENTUAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN (DIKLATPIM)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN TEKNIS PEMERINTAHAN BAGI CALON CAMAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN TEKNIS PEMERINTAHAN BAGI CALON CAMAT PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN TEKNIS PEMERINTAHAN BAGI CALON CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BPSDM HUKUM DAN HAM

BAB II DESKRIPSI BPSDM HUKUM DAN HAM 1 BAB II DESKRIPSI BPSDM HUKUM DAN HAM 2.1 Sejarah Singkat BPSDM Hukum dan HAM Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM merupakan organisasi baru sebagai hasil pengembangan dari Pusat Pendidikan

Lebih terperinci

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT)

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT) Ulasan / Review Edisi 2 No. 4, Okt Des 2015, p.76-80 Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT) Husnul Amri Widyaiswara Ahli Madya pada Badan Diklat Provinsi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah   Alnis Dwipayana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia dan di Negara-negara berkembang lainnya, pemerintah memiliki peran yang sangat dominan. Peran tersebut mencakup sebagai agen pelayanan, agen perubahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, arti penting dari sumber daya manusia terletak pada kemampuannya untuk bereaksi secara

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. NAMA DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 08 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 08 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM. Abstrak

DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM. Abstrak DIKLAT SEBAGAI SUATU SISTEM Oleh: Puji Iswari *) Abstrak Keterkaitan antar unsur (bagian) dalam penyelenggaraan diklat bagaikan sebuah sistem dengan susunan terpadu dan terdiri atas bagian-bagian yang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat structural eselon II memainkan peranan sangat menetukan dalam menetapkan kebijakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia yang tangguh serta berkualitas untuk mengantisipasi segala perubahan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan wadah bagi orang-orang yang memiliki pandangan dan visi dengan tujuan untuk menampung aktivitas dan interaksi yang dilakukan oleh beberapa

Lebih terperinci

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Indonesia Nomor 3890);

Lebih terperinci

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Jl. Parangkusumo No. 51 Purwosari, Surakarta 57147 Jawa Tengah Telp./Fax: +62 271 716657 E-mail : lp2kssolo@gmail.com ii KATA PENGANTAR Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi yang ada di era globalisasi saat ini harus bersaing untuk dapat bertahan di dalam bisnisnya, baik itu organisasi besar atau organisasi kecil. Organisasi yang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA POLA SATU PINTU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan yang ingin berkembang harus mampu memanfaatkan sumber daya yang telah ada secara optimal. Kondisi tersebut menuntut sebuah organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan program pelatihan keterampilan institusional, dan kendala yang dihadapi UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Sleman,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI PEDOMAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jl. KH. Dimyati No. 27 Telp./Fax (0357) Pacitan

Jl. KH. Dimyati No. 27 Telp./Fax (0357) Pacitan Jl. KH. Dimyati No. 27 Telp./Fax (0357) 881144 Pacitan KATA PENGANTAR Puji dan rasa syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya kita semua

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR DALAM PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN 2013, No.1274 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN A. Sejarah Ringkas Instansi Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI AUDITOR APARAT PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.169, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Diklat Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 1 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 menetapkan status Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sejak ditetapkannya status

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI

PERAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PERAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI IDA NURMAYANTI Widyaiswara Balai Diklat Kehutanan Bogor =======================================================================

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melaksankan tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tekanan kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pun turut meningkat. Kebanyakan perusahaan tidak akan memberikan toleransi

Lebih terperinci

DRAFT- KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENDIRIAN PUSAT SUMBER DAYA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE RESOURCE CENTER) BKPP PROPINSI ACEH

DRAFT- KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENDIRIAN PUSAT SUMBER DAYA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE RESOURCE CENTER) BKPP PROPINSI ACEH DRAFT- KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENDIRIAN PUSAT SUMBER DAYA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE RESOURCE CENTER) BKPP PROPINSI ACEH Diajukan oleh Knowledge Management Consultant Task Force BKPP-UNDP DRAFT- KERANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PESERTA DIKLAT TERHADAP WIDYAISWARA DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO By : Drs. Swengli Umar, M.Si

ANALISIS PENILAIAN PESERTA DIKLAT TERHADAP WIDYAISWARA DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO By : Drs. Swengli Umar, M.Si ANALISIS PENILAIAN PESERTA DIKLAT TERHADAP WIDYAISWARA DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO By : Drs. Swengli Umar, M.Si A. Pendahuluan Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan Kementerian Agama RI Jakarta.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

yang disajikan dalam Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan-kesimpulan

yang disajikan dalam Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan-kesimpulan BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dirumuskan pada bagian ini didasarkan pada temuan-temuan data penelitian, yang pembahasannya disesuaikan dengan poin-poin pertanyaan

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua Jumat, 27 Februari 2015 Abstrak Perkembangan teknologi, serta

Lebih terperinci

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu

Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu BAB VII KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab penutup ini akan menyajikan tiga masalah pokok, yaitu kesimpulan, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian. A. Kesimpulan Hasil Penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakan fungsi dari berbagai faktor. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik dan

Lebih terperinci

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Bila dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan SDM, recruitment dan seleksi, orientasi, pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan SDM, recruitment dan seleksi, orientasi, pendidikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Pengembangan SDM yang terencana dan berkelanjutan merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. No.34, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang BAB II BAHAN RUJUKAN Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang ketenaga kerjaan. Suatu organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RANCANGAN AKTUALISASI

RANCANGAN AKTUALISASI RANCANGAN AKTUALISASI Diklat Prajabatan Golongan I dan II Angkatan IV Nama : MUHAMMAD FIRDAUS NIP : 198508212014021003 Jabatan Instansi : PERAWAT PELAKSANA : RSUD TAMAN HUSADA (RUANG SERUNI) PUSAT KAJIAN

Lebih terperinci

OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR

OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR OLEH: KEPALA PUSDIKLAT APARATUR Disampaikan dalam rangka Pertemuan Koordinasi Pengelola Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Yogyakarta, Oktober 2014 Arah Pembangunan Kesehatan Kebijakan PPSDM Kesehatan

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri merupakan aparatur pemerintah yang melaksanakan tugastugas umumpemerintahan dan pembangunan secaramenyeluruh. Untuk menjamin terselenggaranya

Lebih terperinci

2015 MANAJEMEN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN BANDUNG

2015 MANAJEMEN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN BANDUNG A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perwujudan mutu didasarkan pada keterampilan setiap pegawai dalam merencanakan, mengorganisasi, membuat, mengevaluasi, dan mengembangkan barang/jasa sebagimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa memerlukan dua asset utama yaitu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa memerlukan dua asset utama yaitu sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu bangsa memerlukan dua asset utama yaitu sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya manusia( human resources). Kedua sumber daya

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Nuradji 1. Universitas Mulawarman.

Nuradji 1. Universitas Mulawarman. ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (4): 1401-1412 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG ENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil Training Need Analysis (TNA) BBPPKS Bandung dalam Mendukung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil Training Need Analysis (TNA) BBPPKS Bandung dalam Mendukung 136 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah diperoleh temuan-temuan penelitian yang berjudul Penerapan Hasil Training Need Analysis (TNA) BBPPKS Bandung dalam Mendukung Kualitas Alumni Diklat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2011 PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd.

Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERBANKANSYARIAHMELALUI PENERAPANEVALUASI EVALUASI MODEL CIPP Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. Dipresentasikan pada sesi Seminar tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci