Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd.
|
|
- Herman Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERBANKANSYARIAHMELALUI PENERAPANEVALUASI EVALUASI MODEL CIPP Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. Dipresentasikan pada sesi Seminar tentang Perbankan Syariah di Universitas Sriwijaya Palembang Kamis, 22 Juli 2010
2 Permasalahan di Perbankan Syariah SDM yang memiliki kualifikasi memadai masih minim, baik secara kuantitas maupun kualitas terutama pada level menengah dan atas, seperti: Kepala Cabang, Bagian, Divisi bahkan Direksi. Hal ini terjadi karena sebagian besar SDM bank syariah merupakan mantan pegawai bank konvensional yang bekerja di bank Syariah dengan berbagai motif. Hal ini yang menyebabkan tidak seriusnya mereka dalam mempelajari segala hal tentang perbankan Syariah, untuk kemudian memiliki kepercayaan dan ghirah yang tinggi dalam menerapkan aturan yang ada terkait dengan kesulitan-kesulitan yang timbul ketika konsep perbankan Syariah yang benar dijalankan.
3 Pola pikir (mindset), kecakapan (aptitude) dan sikap (attitude) yang belum maksimal dari para pelaku inovasi i itu sendiri, i yaitu SDM bank Syariah terhadap konsep perbankan Syariah sebagai langkah inovatif atas perbankan konvensional. Artinya, SDM yang ada masih sulit merubah paradigma dari konsep Konvensional ke konsep Syariah. Tanpa adanya reformasi cara berpikir dan bersikap secara signifikan, maka konsep kehebatan perbankan Syariah hanya ada di atas kertas dan menjadi retorika belaka. Hasil kajian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), untuk mencapai pangsa pasar perbankan Syariah sebesar 5%, maka perbankan Syariah masih membutuhan setidaknya SDM. Hal ini didasari pada penghitungan jumlah SDM bank Syariah di tahun 2006, saat industri perbankan Syariah masih berpangsa 1,6% dan masih memiliki pegawai. Artinya, SDM perbankan Syariah harus mendalami tentang keuangan Syariah dan ragamnya dan menguasai keterampilan dasar ilmu Syariah.
4 Permasalahan perbankan Syariah akan semakin berat ketika uji kelayakan k dan kepatutan t untuk posisi i direksi i bank Syariah belum dirancang secara cermat agar menghasilkan direksi bank Syariah yang benar-benar mempunyai ghirah dan kompetensi yang tinggi. Hasilnya adalah ketika mengelola bank Syariah, mereka seringkali mengeluarkan jurus-jurus konvensionalnya yang terkadang melanggar kepatuhan Syariah. Seperti masalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang seharusnya ditingkatkan akan tetapi semakin dijauhi oleh perbankan Syariah dengan berbagai alasan yang sebenarnya mencerminkan sikap avers to risk dan avers to effort pengelola. Adanya fenomena beberapa bank Syariah berlomba membuka jaringan secara masif. Kekhawatiran ini sangat wajar sekali muncul, apabila langkah manajemen perbankan Syariah yang dengan serba instan membuka jaringan secara tergesa-gesa, merekrut dan mendidik SDMnya tidak sesuai program, serta tidak berorientasi pada kompetensi. Dengan segala konsekuensi harus dihadapi di kemudian hari, apabila perbankan Syariah menemui berbagai masalah, seperti: model pelayanan yang rendah mutunya dan kualifikasi i SDM yang tidak sesuai standar perbankan Syariah.
5 Pertanyaan terkait dengan Sistem Diklat di Perbankan Syariah Bagaimanakah kinerja mentor atau trainer dilihat dari penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan memberi tugas dan ujian kepada peserta diklat (pegawai) program pendidikan dan pelatihan? Bagaimanakah pelayanan umum, pemilihan dan penyediaan materi pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pengelola program pendidikan dan pelatihan? Bagaimanakah persepsi peserta diklat (pegawai) terhadap sistem pendidikan dan pelatihan, motivasi dalam mengikuti pembelajaran dan kepuasaan setelah mengikuti program pendidikan dan pelatihan? Bagaimanakah dukungan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan sistem pendidikan dan pelatihan di internal institusi perbankan Syariah?
6 Bagaimana Efektifitas sistem Diklat bermanfaat bagi Perbankan Syariah? Secara teoritis Materi ini diharapkan dapat memberikan kajian terkait dengan efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan perbankan Syariah melalui penerapan evaluasi model CIPP. Para pegawai, mentor/trainer dan pihak manajemen dituntut agar dapat mengintrospeksi diri, sadar dan serius dalam upaya meningkatkan kinerja dan dedikasinya secara kompeten, produktif dan profesional. Tatanan praktis/implementasi Ada upaya tindaklanjut dengan segera melalui beberapa penelitian untuk mengetahui capaian hasil evaluasi model CIPP dan mampu dijadikan rekomendasi bagi manajemen perbankan Syariah dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan SDM melalui efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem diklat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai solusi memecahkan masalah kinerja dalam institusi perbankan Syariah dan langkah menuju penyempurnaan penyelenggaraan sistem operasional dan manajerial.
7 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan mempunyai orientasi kepada pengembangan pribadi seseorang. Pelatihan mempunyai konotasi menguasai keterampilan-keterampilan tertentu baik keterampilan fisik maupun mental akademik yang diperlukan dalam profesi tertentu. Konsep pelatihan dikaitkan dengan dunia kerja dan produktivitas (Tillar, 2003: 16). Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon pegawai yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pegawai yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Sukidjo Notoatmojo, 1998: 26). Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral pegawai, sedangkan Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan pegawai (Hasibuan, 1995: 76).
8 Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Diklat sebagai Bagian Pemenuhan Kebutuhan SDM Konsep dasar pendidikan bagi pegawai meliputi: (1) pegawai akan belajar dengan baik apabila dia secara penuh mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan (dibuat aktif oleh mentornya), (2) pegawai akan belajar dengan baik apabila menyangkut hal-hal yang menarik baginya dan ada kaitannya dengan pekerjaan/kehidupan sehari-hari, (3) pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya akan memberikan manfaat, terutama ditempat tugasnya nanti, (4) pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya disampaikan secara menarik, sistematis dan praktis, (5) pegawai akan belajar dengan baik apabila sering diberi motivasi, (6) pegawai akan belajar dengan baik apabila diberi kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuannya, perasaannya, dan keterampilannya dalam waktu yang cukup,
9 (7) bahwa pegawai akan belajar dengan baik apabila ada saling pengertian yang baik antara warga belajar dengan pengajar/mentor/trainer, (8) saling pengertian yang baik, yang sesuai dengan ciri-ciri utama dari pegawai yang akan membantu pencapaian tujuan belajar, dan (9) proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan daya pikir serta daya ingat dari sesama pembelajar (Husaini Usman, 1998: 71). Pelaksanaan Pembelajaran Diklat Keberhasilan pelaksanaan program diklat akan ditentukan oleh faktor-faktor f yang lain sebagai berikut: Peran Mentor atau Trainer dalam Program Diklat, Peran Peserta dalam Program Diklat, Peran Manajemen dalam Program Diklat (seperti: mutu pelayanan, Manajemen Kelas, Fasilitas, dan Sarana & Prasarana).
10 Komponen-Komponen Internal Penyelenggaraan Program Diklat Mentor atau trainer, meliputi: (a) penguasaan materi; (b) antusiaisme dalam mengajar atau memfasilitasi; (c) pemberian ujian ataupun tugas kepada peserta diklat. Peserta diklat, meliputi (a) persepsi terhadap diklat dalam menambah pengetahuan dan keterampilan kerja; dan (b) motivasi mengikuti program pendidikan dan pelatihan, seperti aktualisasi diri dan beriteraksi. Pengelola (manajemen) diklat, meliputi: (a) pelayanan secara umum; dan (b) penyediaan materi selama program pendidikan dan pelatihan berlangsung. Sarana dan Prasarana, meliputi: (a) pendukung langsung proses belajar mengajar; (b) penataan ruang belajar; (c) kondisi lingkungan selama program pendidikan dan pelatihan berlangsung.
11 Evaluasi Model CIPP Evaluasi Konteks (Context Evaluation) Mendefinisikan konteks institusi, mengidentifikasi sasaran dan menilai i kebutuhan mereka, mengidentifikasi i peluang untuk memenuhi kebutuhan, mendiagnosis masalah-masalah utama, dan menilai apakah tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi Input (Input Evaluation) Mengidentifikasi dan menilai kemampuan sistem, alternatif program strategis, prosedur untuk pelaksanaan strategi, anggaran dan jadwal pelaksanaan. Evaluasi Prosess (Process Evaluation) ) Mengidentifikasi atau memprediksi proses, kekurangan-kekurangan dalam mendesain atau melaksanakan program, menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan awal program, dan untuk merekam dan menilai tahap-tahap kegiatan. Evaluasi Produk (Product Evaluation) Mengumpulkan deskripsi dan penilaian keluaran dan hubungan keluaran itu dengan tujuan, konteks, masukan, dan informasi proses, dan menafsirkan kegunaan dan nilai tambahnya.
12 Kriteria Efektifitas Diklat Evaluasi konteks Komponen evaluasi konteks yaitu relevansi program dengan kebutuhan peserta diklat yang digali melalui l metode kuesioner dan wawancara. Dalam menggali data pada evaluasi konteks, penelitian menggunakan skala Guttman, di mana jawaban didapat yang tegas dari responden yaitu Ya Tidak. Instrumen digunakan untuk mengukur berapa tingkat relevansi kebutuhan peserta terhadap program. Dalam Evaluasi konteks ditetapkan tiga gradasi yaitu, efektif, cukup efektif, dan kurang efektif.
13 Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Konteks (Context) Tujuan Sasaran Manfaat Total Nilai 0 20 Tidak efektif Efektiff Sangat efektif 0 70 Tidak efektif Efektiff Sangat efektif 0 20 Tidak efektif Efektiff Sangat efektif Tidak efektif Efektiff Sangat efektif
14 Evaluasi Input Evaluasi input, dimaksudkan untuk mengetahui komponen yang menunjang program pendidikan dan pelatihan antara lain: 1) Mentor atau trainer, baik dari segi usia, pendidikan, jabatan, pengalaman mengajar dan pengalaman mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk mengajar (Training of trainer/tot), data dikaji melalui studi dokumentasi. 2) Untuk komponen peserta diklat, dilihat dari segi usia, pendidikan dan jabatan. Data dikaji melalui l studi dokumentasi. 3) Untuk pengelola (manajemen) baik dari segi usia, pendidikan, jabatan, pengalaman menyelenggarakan diklat dan pengalaman mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk penyelenggara (MoT). Data dikaji melalui studi dokumentasi. 4) Untuk komponen sarana dan prasarana, dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendukung proses belajar. Data dikaji melalui teknik dokumentasi dan observasi.
15 Kriteria Efektifitas Mentor/Trainer Jumlah Diklat yang Pernah Diikuti Pengalaman Mengajar Kriteria 3 kali ToT 10 kali Sangat Baik 2 kali ToT 6-9 kali Baik 0-1 kali ToT 1-5 kali Kurang Baik
16 Kriteria Efektifitas Peserta Diklat Jabatan Staf, Supervisor, Kepala Bagian, Manager Kepala Divisi, Kepala Cabang Direksi Kriteria Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai
17 Kriteria Efektifitas Pengelola/Manajemen Jumlah Diklat Pengalaman Kriteria yang Pernah Diikuti Menyelenggarakan Diklat 3 kali MoT 10 kali Sangat Baik 2 kali MoT 6-9 kali Baik 0-1 kali MoT 1-5 kali Kurang Baik
18 Kriteria Efektifitas Sarana & Prasarana Jumlah Sarana dan Prasarana 3 Kriteria Sangat Memadai 2-3 Memadai 0-1 Kurang Memadai
19 Evaluasi Proses Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui berfungsinya komponen-komponen yang menunjang keterlaksanaan program diklat antara lain mentor atau trainer, peserta (pegawai), pengelola (manajemen) dan juga sarana prasarana. 1) Komponen mentor atau trainer Untuk mengukur efektifitas komponen mentor atau trainer pada indikator penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan pemberian tugas atau ujian. 2) Komponen peserta diklat Untuk mengukur efektifitas komponen peserta diklat pada indikator persepsi terhadap diklat, dan motivasi belajar. 3)Komponen pengelola (manajemen) Untuk mengukur efektifitas komponen pengelola pada pelayanan umum, dan penyediaan bahan ajar (materi pendidikan dan pelatihan). 4) Komponen sarana dan prasarana Untuk mengukur keefektifan komponen sarana dan prasarana pada indikator sarana pendukung pembelajaran, kondisi kelas, dan kondisi lingkungan.
20 Kriteria Efektifitas Kualitas Mentor/Trainer Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Mentor/Trainer Penguasaan Materi Antusias dalam Mengajar Pemberian Tugas dan/atau 0 70 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 59 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 60 Tidak Baik Baik Ujian Sangat Baik Tidak Baik Total Nilai Baik Sangat Baik
21 Kriteria Efektifitas Komponen Peserta Diklat Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Peserta Diklat Persepsi terhadap Diklat Motivasi Belajar Total Nilai 0 59 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 59 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 90 Tidak Baik Baik Sangat Baik
22 Kriteria Efektifitas Komponen Pengelola Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Pengelola Pelayanan Umum Penyedian Bahan Ajar/Materi 0 39 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 26 Tidak Baik Baik Diklat Sangat Baik 0 66 Tidak Baik Total Nilai Baik Sangat Baik
23 Kriteria Efektifitas Komponen Sarana & Prasarana Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Sarana & Prasarana Sarana Pendukung Kondisi Kelas Kondisi Lingkungan 0 30 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 30 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 20 Tidak Baik Baik Sangat Baik 0 99 Tidak Baik Total Nilai Baik Sangat Baik
24 Evaluasi Produk Dalam evaluasi produk, dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur hasil yang diperoleh peserta baik dilihat dari indikator, nilai akademis, nilai sikap dan perilaku, dan kepuasan mengikuti diklat. Data digali dengan studi dokumentasi dan kuesioner.
25 Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria Hasil (Product) d Nilai Akademis <70 Kurang Cukup >80 Tinggi <70 Kurang Nilai Sikap dan Cukup Perilaku >80 Tinggi Kepuasan terhadap Diklat 0 59 Kurang Cukup Tinggi
26 Rekomendasi Melaksanakan suatu penelitian (Kuantitatif & Kualitatif) terhadap efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan di ranah perbankan Syariah dengan menggunakan evaluasi model CIPP (Context, Input, Process, and Product). Melaksanakan pengembangan penelitian di masa datang dengan menambahkan instrumen pada evaluasi model CIPP ke arah CIPPO (Context, Input, Process, Product, and Outcome). Kata terakhir, outcome yang berarti terkait dengan kepentingan eksternal dapat dipergunakan untuk mengetahui respon, seperti: tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan produk bank Syariah dan masalah krusial lainnya yang masih dihadapi oleh perbankan Syariah dalam menjalankan dan mengembangkan sektor bisnisnya.
27 Terima kasih...
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu usaha sadar yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal
Lebih terperinciBAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu
BAB I PEND AHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu instansi pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, perorangan, kelompok dan komunitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan merupakan salah satu faktor penentu mutu sumber daya manusia. Melalui pendidikan peserta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian evaluatif ini, menunjukkan bahwa Program Pendidikan dan Pelatihan Meter Kadar Air yang dilaksanakan oleh Balai Diklat Metrologi
Lebih terperincipeningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karena pendidikan memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif (evaluation research) berdasarkan
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian ini adalah penelitian evaluatif (evaluation research) berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Lebih terperinci2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan tonggak kekuatan suatu bangsa, bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang bagus. Seiring berkembangnya zaman,
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)
ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis dan mempengaruhi birokrasi dalam
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun pengertian pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003: melimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi-potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Pendidikan merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan pendidikan manusia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memberikan tempat untuk anak-anak tumbuh dengan ilmu pengetahuan. Dimana ilmu pengetahuan di setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan sebagai mahluk yang tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai mahluk sosial. Setiap manusia bergantung satu sama lain dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi untuk mendapatkan kinerja yang baik. Keberhasilan organisasi tidak hanya mencakup dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring perubahan zaman dan bertambahnya usia manusia, maka kebutuhan hidup nya pun akan meningkat. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fisik dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan dapat melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengelolaan sumber daya manusia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN
RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN 2012-2016 A. VISI Visi Program Studi S1 Manajemen STIE KBP adalah Menjadi Program Studi yang Berkualitas dalam Pengajaran dan Pengetahuan Bidang
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaksang Masalah Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang baru, sebab sebelumnya legitimasi legal formal peran serta masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik
Lebih terperinciIndependensi Integritas Profesionalisme
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan
Lebih terperinciSistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan di era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perubahan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah evaluasi dengan model Context- Input-Process-Product (CIPP). 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di sekolah
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI. (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017)
Lampiran I Pengumuman Nomor : 12 /PANSEL.KOMINFO/KP.03.01/03/2018 Tanggal : 4 Maret 2018 STANDAR KOMPETENSI (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Lebih terperinciOleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd
Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui pendidikan bermutu
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH
PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH ( Studi pada SD Negeri Sobokerto 1 dan MI Al-Islam Ngesrep 1 ) TESIS Oleh : Nama : Retnaning Winastuti NIM : Q.100030109 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adanya perubahan paradigma baru tentang pendidikan, yaitu pendidikan untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas usia, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dlihat dari fenomena yang ada, jumlah pencari kerja di Indonesia lebih banyak dibanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Lulusan mahasiswa dari Perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen program bimbingan dan konseling merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa saling berkaitan
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Januardi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif sebagai dampak dari arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang pundamental dalam pembangunan suatu bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi siswa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciINSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh:
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam rangka untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan organisasi
124 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dalam rangka untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan organisasi pemerintah dan dinamika tuntutan masyarakat, maka diperlukan adanya PNS yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dalam organisasi pemerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor ketersediaan jaminan mutu oleh penyelenggara pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciCIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :
CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : 2015082087 The CIPP Evaluasi Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam pada tahun 1966, dan selanjutnya diperbarui sepanjang tahun,
Lebih terperinciBAB.III METODE PENELITIAN
BAB.III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang dirancang untuk memperoleh informasi yang akurat tentang pengelolaan program pendidikan sistem ganda (PSG)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan syariah merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat ini perkembangan perbankan
Lebih terperinciMuslich Mahmud Eky S. Soeria Soemantri AFDOKGI
Muslich Mahmud Eky S. Soeria Soemantri AFDOKGI Merupakan serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dari kinerja pemerintahan, dengan memusatkan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sektor untuk mencapai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia, berperan dalam pelayanan kesehatan dan berkontribusi bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia yang tangguh serta berkualitas untuk mengantisipasi segala perubahan yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan tenaga yang bermutu adalah produk dari proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk menghasilkan tenaga terdidik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. A. Latar Belakang Masalah.
DAFTAR ISI PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK.... i KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. ii iii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. x xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1 B. Rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai kemajuan bangsa. Oleh karena itu, di era global seperti saat ini, pemerintahan yang kurang peduli
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta dipupuk secara efektif melalui strategi dan pengelolaan pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, potensi sumber daya manusia merupakan asset nasional yang sangat penting. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk secara
Lebih terperinciISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA
ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia saat ini sudah mencapai kondisi yang sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari di kalangan karyawan sering muncul beragam pertanyaan yang terkait dengan masa depan mereka, khususnya tentang karier. Pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciStrategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI
PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Strategi Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI Addy Suyatno Hadisuwito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan dicanangkannya pekerjaan guru sebagai suatu profesi, guru diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dengan dicanangkannya pekerjaan guru sebagai suatu profesi, guru diharapkan memiliki dan menguasai keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan antar bank semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar yang ada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya
Lebih terperinciLembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kp. Dadapan RT.06/RW.07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar, Prov. Jawa Tengah Indonesia Telp. +62 0271 8502888; +62 0271 8502999;
Lebih terperinciFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU
KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan
Lebih terperinciOleh : Ninik Indahwati. Kata Kunci : Program Pengajaran, Pengembangan Program Pengajaran.
EVALUASI PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH KEILMUWAN DAN KETERAMPILAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG Oleh : Ninik
Lebih terperinciEVALUASI PELATIHAN. Oleh : Sudiharto *) yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi dari
EVALUASI PELATIHAN Oleh : Sudiharto *) Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan sesuai dengan keyakinan dan model yang dianut. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelatihan dapat dievaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program akselerasi merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan. Program kelas akselerasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar
Lebih terperinci2015 ANALISIS PROGRAM DIKLAT PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PERENCANAAN PARTISIPATIF) DI BALAI DIKLAT KEHUTANAN KADIPATEN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia. Peranan pendidikan dalam membentuk karakter pribadi seseorang menjadi peluang bagi individu untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan terwujudnya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran penelitian terhadap pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai salah satu lembaga pendidikan juga perlu diupayakan peningkatan kualitasnya agar mampu berkontribusi melahirkan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama Islam merupakan harapan masa depan umat. Sebab munculnya Madrasah sangat mewarnai bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUN 2013
RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi selain menuntut adanya perubahan kelembagaan dan ketatalaksanaan, juga mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya
Lebih terperinci