PIUTANG. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PIUTANG. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah"

Transkripsi

1 PIUTANG Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah Disusun Oleh : 1. Indri Bunga Pertiwi ( ) 2. Emi Novianasari ( ) 3. Riska Fadila ( Pratomo Adi C. ( Jurusan Pendidikan Akuntansi Reguler Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta 2010

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Piutang ini tepat waktu. Banyak pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada; 1. Ibu Rr. Indah Mustikawati, M. Si.. Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2. Teman-teman yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah bapak dan temanteman beriakn kepada penulis, dicatat sebagai amal ibadah yang diridhoi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan amkalah ini. Semoga Allah SWT selalu membimbing setiap langkah dan aktivitas kita dan semoga makalah ini membawa manfaat bagi semua pihak. Amin. Wassalamu alaikum Wr. Wb Yogyakarta, November 2010 Penulis

3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piutang merupakan salah satu informasi yang sangat penting bagi perusahaan. Piutang diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, sehingga hal yang kompleks ini seringkali menjadikan asumsi bahwa pencatatan untuk piutang adalah rumit. Dianggap rumit karena begitu banyak metode yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan piutang tersebut. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini, masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengakuan dan penilaian terhadap piutang dilakukan? 2. Metode apa sajakah yang dapat digunakan untuk pencatatan piutang? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah : 1. Dapat menggambarkan secara rinci mengenai piutang 2. Memudahkan untuk memahami pencatatan dalam piutang 3. Memahami lebih mendalam mengenai piutang dan metode-metode yang ada di dalamnya.

4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Piutang Piutang (receivable) adalah tagihan kepada pihak lain (debitur) atau pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dilakukan secara kredit atau memberikan pinjaman kepada karyawan, member uang muka pada anak perusahaan, atau penjualan aktiva tetap. Atau secara singkat, piutang merupakan tuntutan perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak yang dituntut wajib memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama. Piutang adalah salah satu informasi yang penting bagi perusahaan. Perusahaan tertentu, misalnya perusahaan jasa biasa menyebut dengan pendapatan yang masih harus diterima, lembaga pendidikan tinggi biasa menyebutnya tunggakan uang kuliah, dll. Namun itu semua hanyalah penyesuaian nama sesuai jenis usaha. B. Klasifikasi Piutang Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan menjadi piutang lancar (jangka pendek) dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama siklus operasi berjalan, tinggal mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca, baik sebagai piutang dagang atau piutang nondagang. 1. Piutang dagang (trade receivable) Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan, bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih.

5 Piutang usaha (account receivable) adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. Sedangkan wesel tagih (notes receivable) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. 2. Piutang nondagang (nontrade receivable) Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi, antara lain : a. Uang muka kepada karyawan dan staf b. Uang muka kepada anak perusahaan c. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan d. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran e. Piutang dividen dan bunga f. Klaim terhadap : f.1 Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan f.2 Terdakwa dalam satu perkara hukum f.3 Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak f.4 Perusahaan pengangkut untuk barang yang rusak atau hilang f.5 Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang f.6 Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, container, dan sebagainya. C. Pengakuan Piutang Usaha Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran (the exchange price) adalah jumlah yang terutang dari debitur (seorang pelanggan atau peminjam) dan umumnya dibuktikan dengan beberapa dokumen, misalnya faktur (invoice). Dua faktor yang bisa memperumit pengukuran harga pertukaran adalah ketersediaan diskon (diskon dagang dan diskon tunai) dan lamanya waktu antara tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo. 1. Diskon dagang (trade discount) Harga barang biasanya dapat dikenakan diskon dagang. Diskon dagang semacam itu digunakan untuk menghindari perubahan yang sering terjadi dalam

6 katalog, untuk mengutip harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas berbeda, atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari pesaing. 2. Diskon tunai atau diskon penjualan (sales discount) Diskon tunai diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan pembayaran secepatnya. Diskon semacam ini dinyatakan dalam bentuk istilah seperti 2/10, n/30 yang berarti apabila dibayarkan dalam waktu 10hari dari transaksi, maka akan mendapatkan diskon sebesar 2%, dan jumlah kotor jatuh tempo adalah 30hari. Atau 2/10 E.O.M. net 30, E.O.M. yang berarti diskon 2% jika dibayarkan dalam 10hari dari akhir bulan, dengan pembayaran penuh dilakukan pada hari ke-30 bulan berikutnya. Ada dua metode untuk mencatat penjualan dan diskon penjualan, yaitu metode kotor dan metode bersih. Jika menggunakan metode kotor, maka diskon penjualan harus dilaporkan sebagai pengurang atas penjualan dalam laporan labarugi. Namun, jika menggunakan metode bersih, maka diskon penjualan yang hilang diperlakukan sebagai pos pendapatan lain-lain Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh ayat jurnal berikut ini : Metode Kotor Metode Bersih Penjualan senilai $10.000, syarat 2/10, n/30 Piutang usaha Piutang usaha Penjualan Penjualan 9800 Pembayaran sebesar $4.000 diterima dalam periode diskon Kas Kas Diskon penjualan 80 Piutang usaha Piutang usaha 4.000

7 Pembayaran sebesar $6000 diterima setelah periode diskon Kas Piutang usaha 120 Piutang usaha Diskon penjualan yang hilang 120 Kas Piutang usaha Tidak ada pengakuan atas unsur bunga Secara teoritis, setiap pendapatan setelah periode penjualan adalah pendapatan bunga. Dalam praktik, pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang usaha diabaikan karena jumlah diskon yang biasanya tidak material dibandingkan dengan laba bersih periode bersangkutan. Profesi akuntansi secara khusus mengeluarkannya dari pertimbangan nilai sekarang untuk piutang yang berasal dari transaksi dengan pelanggan dalam kegiatan bisnis normal yang jatuh tempo dalam jangka waktu perdagangan umum yang tidak melampaui sekitar satu tahun D. Penilaian Piutang Usaha Pelaporan piutang melibatkan (1) klasifikasi dan (2) penilaian dalam neraca. Klasifikasi melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Penilaian piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan dilaporkan pada nilai realisasi bersih, jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih memerlukan estimasi baik atas piutang yang tak tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga. 1. Piutang usaha yang tak tertagih Penjualan atas dasar penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah keruugian pendapatan. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu (atau beban piutang tak tertagih).

8 Ada dua prosedur untuk mencatat piutang tak tertagih : a. Metode penghapusan langsung mencatat piutang tak tertagih pada tahun dimana diputuskan bahwa suatu piutang tertentu tidak akan dapat ditagih. Pendukung metode ini berpendapat bahwa yang dicatat haruslah fakta bukan estimasi. Metode ini dipandang praktis dan mudah diaplikkasikan. Metode ini mempunyai kelemahan yaitu biasanya gagal menandingkan biaya dengan pendapatan pada periode bersangkutan. b. Metode penyisihan mencatat beban atas dasar estimasi, dalam periode akuntansi di mana penjualan kredit dilakukan. Pendukung metode ini yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama sepertii penjualan untuk mendapatkan penandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas piutang usaha. FASB memandang ketertagihan piutang sebagai kontijensi kerugian. Jadi metode penyisihan hanya tepat dalam situasi di mana terdapat kemungkinan bahwa nilai aktiva telah menurun dan jumlah penurunan (kerugian)tersebut dapat diestimasi secara layak. Piutang adalah arus kas masuk prospektif, dan probabilitas penagihannya harus dipertimbangkan dalam menilai arus kas masuk ini. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar persentase penjualan atau piutang yang beredar. a. Pendekatan persentase penjualan (laporan laba-rugi) Pendekatan ini menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal itu mengaitkan beban pada periode di mana penjualan dicatat. Misalnya PT. X mengestimasikan dari pengalaman masa lalu bahwa sekitar 2% dari penjualan kredit tidak akan tertagih. Jika PT. X memiliki penjualan sebesar $ pasa tahun 2007, maka pencatatannya : Biaya piutang tak tertagih Penyisihan untuk piutang tak tertagih 8.000

9 b. Pendekatan persentase piutang (neraca) Tujuan dari metode ini adalah melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca, oleh karena itu pendekatan ini disebut dengan pendekatan persentase piutang (neraca). Pendekatan ini dapat diaplikasikan dengan menggunakan satu tarif gabungan yang mencerminkan estimasi piutang tak tertagih Pendekatan lainnya yang lebih sensitif terhadap status skrual dari piutang usaha adalah menetapkan skedul umur piutang dan menerapkan persentase yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu pada berbagai kategori umur. 2. Penghapusan piutang usaha yang telah dihapus Apabila piutang usaha tertentu dipastikan tidak akan tertagih, maka saldonya dipindahkan dari pembukuan dengan mendebet penyisihan untuk piutang tak tertagih dan mengkredit piutang usaha. Jika yang dipakai adalah metode penghapusan langsung, maka jumlah yang ditagih didebet ke kas, dan dikredit kea kun pendapatan yang berjudul jumlah tak tertagih yang dipulihkan. E. Pengakuan Wesel Tagih Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Wesel semacam itu merupakan instrumen yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat (maker) untuk kepentingan yang dibayar atau penerima (payer). Wesel diklasifikasikan sebagai berbunga dan tidak berbunga. Wesel berbunga (interest-bearing notes) memiliki suku bunga ditetapkan, sedangkan wesel tidak berbunga (zero-interest-bearing notes) (bunga nol) memasukkan bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara eksplisit. 1. Wesel yang diterbitkan pada nilai nominal Untuk mengilustrasikan pendiskontoan wasel yang diterbitkan pada nilai nominal, asumsikan bahwa X corp. meminjamkan $ kepada Y Imports dan menerima wesel berbunga dengan jangka waktu tiga tahun senilai $ dengan suku bunga tahunan 10%. Suku bunga pasar wesel dengan resiko serupa juga 10%.

10 berikut : Nilai sekarang atau harga pertukaran wesel dihitung sebagai Nilai nominal wesel $ Nilai sekarang pokok: $ (PVF 3,10% ) =$10,000 0,75132 $7.513 Nilai sekarang bunga: $1.000 (PVF-OA 3,10%) =$ , Nilai sekarang wesel Selisih $ -0- Dalam kasus ini, nilai sekarang wesel dan nilai nominalnya adalah sama, yaitu $10.000, karena suku bunga efektif dan ditetapkan juga sama. Penerimaan wesel dicatat oleh X corp. sebagai berikut : Wesel tagih Kas X corp. juga akan mengakui bunga yang dihasilkan setiap tahun sebagai berikut : Kas Pendapatan bunga Wesel yang diterbitkan bukan pada nilai nominal a. Wesel berbunga nol Jika yang diterima adalah wesel berbunga nol, maka nilai sekarangnya adalah kas yang dibayarkan kepada penerbit wesel. Karena baik jumlah masa depan maupun nilai sekarang wesel telah diketahui, maka suku bunga dapat dihitung. Suku bunga implisit adalah suku bunga yang akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah piutang di masa depan. Selisih antara jumlah masa depan (nilai nominal)dengan nilai sekarang (kas yang dibayarkan) dicatat sebagai diskonto dan diamortisasikan ke pendapatan bunga sepanjang umur wesel.

11 b. Wesel berbunga Jika nilai sekarang melebihi nilai nominal, maka wesel tersebut dipertukarkan pada premi. Premi atas wesel tagih dicatat sebagai debet dan diamortisasikan menggunakan metode bunga efektif sepanjang umur wesel sebagai pengurang tahunan dalam jumlah pendapatan bunga yang diakui. c. Wesel yang diterima untuk properti, barang atau jasa Jika wesel diterima sebagai pertukaran properti, barang atau jasa dalam suatu transaksi yang wajar, yang suku bunga ditetapkan diasumsikan cukup wajar kecuali : i. Tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau ii. Suku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal, atau iii. Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual tunai saat ini untuk pos-pos yang serupa atau dari nilai pasar sekarang instrument utang. Dalam situasi ini, nilai sekarang wesel diukur oleh nilai wajar properti, barang, atau jasa atau oleh jumlah yang secara layak mendekati nilai pasar wesel. 3. Pilihan suku bunga Proses perkiraan suku bunga dinamakan dengan perhitungan suku bunga yang layak (impultation), dan hasilnya dinamakan suku bunga terkait (imputed interest rate).pilihan suku bunga ini dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku bagi penerbit instrumen serupa dengan peringkat kredit yang sama. F. Penilaian Wesel Tagih Seperti piutang usaha, wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai realisasi bersihnya, yaitu pada jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan. Akun penyisihan wesel tagih yang utama adalah Penyisihan untuk Wesel Tak Tertagih. Namun wesel tagih jangka panjang menimbulkan masalah estimasi tambahan. Kita hanya perlu melihat masalah yang dihadapi oleh institusi

12 keuangan, terutama bank-bank pusat uang, dalam menagih piutang dari pinjaman energi, pinjaman riil estate, dan pinjaman kepada Negara kurang berkembang. Wesel tagih berkurang nilainya (impaired) jika terdapat kemungkinan bahwa kreditor tidak akan mampu menagih seluruh jumlah yang terutang (baik pokok maupun bunga) sesuai dengan ketentuan kontraktual pinjaman. G. Disposisi Piutang Usaha dan Wesel Tagih Dalam rangka mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransfer piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lainnya secara tunai. Transfer piutang kepada pihak ketiga dapat dilakukan dalam salah satu dari dua cara berikut : 1. Peminjaman yang dijamin Piutang seringkali digunakan sebagai jaminan dalam suatu transaksi peminjaman. Kreditor seringkali meminta debitor menunjuk (menetapkan) atau menggadaikan piutang sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh tempo, maka kreditor memiliki hak untuk mengkonversi jaminan itu menjadi kas yaitu untuk menagih piutang. 2. Penjualan piutang Penjualan piutang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhirpenjualan piutang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Jenis penjualan yang umum dilakukan adalah penjualan piutang kepada factor. Factor adalah perusahaan pembiyaan atau bank yang membeli piutang dari perusahaan untuk mendapatkan imbalan (fee) dan kemudian menagih piutang secara langsung dari pelanggan. Anjak Piutang (factoring receivables) secara tradisional berhubungan dengan industri tekstil, pakaian, sepatu furniture, dan peralatan rumah tangga. Prosedur Dasar dalam Factoring

13 (6) Melakukan pembayaran (2) Meminta penelaahan FACTOR kredit (3) Menyetujui kredit (4) Menyerahkan kas PELANGGAN Pengecer Atau grosir (1) Menyampaikan pesanan (5) Mengirimkan barang PERUSAHAAN Perusahaan manufaktur atau distributor Seperti disebutkan dalam cerita pembuka, salah satu fenomena baru dalam penjualan (transfer) piutang adalah sekuritisasi. Sekuritisasi (securitization) dapat berupa pool aktiva seperti piutang kartu kredit, piutang hipotik, atau piutang pinjaman mobil dan menjual sebagian pembayaran bunga dan pokok dalam pool tersebut. Sebenarnya, ini sama saja dengan menciptakan sekuritas yang didukung oleh pool aktiva tersebut. Hampir setiap aktiva yang memiliki aliran pembayaran dan sejarah pembayaran jangka panjang bisa merupakan calon sekuritisasi. Perbedaan antara factoring dengan sekuritisasi adalah bahwa factoring biasanya melibatkan penjualan kepada satu perusahaan saja, biayanya tinggi, kualitas piutang rendah, dan penjual kemudian tidak perlu menagih piutang. Dalam sekuritisasi, banyak investor terlibat, marjinnya sedikit, kualitas piutang tinggi, dan penjual biasanya terus menagih piutang. Baik dalam transaksi factoring maupun sekuritisasi, piutang dapat dijual atas dasar tanpa tanggung renteng atau dengan tanggung renteng. Tanggung Renteng Tanggung renteng adalah hak penerima transfer piutang untuk menerima pembayaran dari pelaku transfer:

14 (1) Jika debitor tidak mampu melunasi piutang pada saat jatuh tempo (2) Untuk pengaruh sebelum pembayaran, atau (3) Untuk penyesuaian yang muncul akibat turunnya nilai piutang yang ditransfer. Penjualan tanpa Tanggung renteng Jika piutang dijual tanpa tanggung renteng (without resource), maka pembeli menanggung resiko ketertagihan piutang dan setiap kerugian kredit. Transfer piutang usaha dalam transaksi tanpa tanggung renteng serupa dengan penjualan piutang usaha secara langsung baik dalam bentuk (transfer kepemilikan) maupun dalam subtansinya (transfer pengendalian). Dalam transaksi tanpa tanggung renteng, seperti dalam setiap penjualan aktiva, penjual mendebit kas untuk hasil yang diterima dan mengkredit piutang usaha sebesar nlai nominal piutang. Selisihnya, yang dikurangi dengan setiap provisi untuk penyesuaian piutang yang mungkin (diskon, retur, pengurangan harga, dan sebagainya), diakui sebagai kerugian atas penjualan piutang. Penjual menggunakan akun terhutang dari factor (dilaporkan sebagai piutang) untuk mencatat hasil yang ditahan oleh factor untuk menutupi diskon penjualan, retur penjualan, dan pengurangan harga. Sebagai contoh, Crest Textiles, Inc. mem-factorkankan piutang usaha senilai $ kepada Commercial Factors, Inc., atas dasar tanpa tanggung renteng. Catatan piutang ditransfer ke Commercial Factors, Inc., yang akan menerima penagihan. Commercial Factors, Inc. mengenakan beban pembiayaan sebesar 3% dari jumlah piutang usaha dan menahan sejumlah hasil yang besarnya sama dengan 5% dari piutang usaha. Ayat jurnal untuk mencatat transfer piutang tanpa tanggung renteng, baik bagi Crest Textiles maupun Commercial Factors, adalah sebagai berikut:

15 Ayat Jurnal untuk Mencatat Penjualan Piutang tanpa Tanggung Renteng Crest Textiles, Inc. Kas Terutang dari faktor * Kerugian atas Penjualan Piutang ** PiutangUsaha (Wesel Tagih) *(5% x $ ) **(3% x $ ) Commercial Factors, Inc. Piutang Usaha (Wesel Tagih) Terutangkepada Crest Textiles PendapatanPembiayaan Kas Dalam mengakui penjualan piutang, Crest Textiles mencatat kerugian sebesar $ Laba bersih factor adalah selisih antara pendapatan pembiayaan, $15.000, dengan jumlah setiap piutang yang tidak dapat ditagih. Penjualan dengan Tanggung Renteng Jika piutang dijual dengan tanggung renteng (with recourse), maka penjual menjamin pembayaran kepada pembeli seandainya debitor tidak mampu membayar. Untuk mencatat transaksi jenis ini, digunakan pendekatan komponen keuangan (financial components approach), karena penjual akan terus terlibat mengakui aktifa dan kewajiban yang mereka kendalikan setelah penjualan. Sebagai contoh, asumsikan informasi yang sama seperti dalam contoh untuk Crest Textiles dan commercial Factors, kecuali bahwa piutang dijual atas dasar tanggung renteng. Telah ditentukan bahwa kewajiban tanggung renteng ini

16 memiliki nilai wajar sebesar $ Untuk menghitung kerugian atas penjualan piutang oleh Crest, hasil bersih dari penjualan itu dihitung sebagai berikut: Perhitungan Hasil Bersih Kas yang diterima $ Terutang dari factor $ Dikurangi: Kewajiban tanggung renteng Hasil bersih $ Hasil bersih (net proceeds) adalah kas atau aktiva lainnya yang diterima dalam penjualan dikurangi setiap kewajiban yang terjadi. Kerugiannya dihitung sebagai berikut: Perhitungan Kerugian atas Penjualan Nilai buku (tercatat) $ Hasil bersih Kerugian atas penjualan piutang $ Ayat jurnal untuk mencatat penjualan piutang dengan tanggung renteng, baik untuk Crest Textiles maupun Commercial Factors, disajikan sebagai berikut: Ayat Jurnal untuk Mencatat Penjualan Piutang dengan Tanggung Renteng Crest Textiles, Inc. Kas Terutang dari factor Kerugian atas Penjualan Piutang Piutang Usaha (Wesel tagih) Kewajiban Tanggung Renteng Commercial Factors, Inc. Piutang Usaha Terutang kepada Crest Textiles

17 Pendapatan Pembiayaan Kas Dalam kasus ini, Crest Textiles mengakui kerugian sebesar $ Selain itu, suatu kewajiban sebesar $6.000 juga dicatat untuk menunjukkan pembayaran yang mungkin terjadi kepada Commercial Factors atas piutang tak tertagih. Jika seluruh piutang tertagih, maka Crest Textiles akan mengeleminasi kewajiban tanggung renteng dan menaikkan laba. Laba bersih Commercial Factors adalah pendapatan pembiayaan sebesar $ karena tidak akan memiliki piutang ragu-ragu yang berhubungan dengan piutang tersebut. Peminjaman yang Dijamin vs. Penjualan FASB telah menyimpulkan bahwa penjualan hanya terjadi jika penjual menyerahkan kendali atas piutang kepada pembeli. Tiga kondisi berikut harus terpenuhi sebelum suatu penjualan bisa dicatat: (1) Aktiva yang akan ditransfer telah dipisahkan dari pelaku transfer (ditempatkan diluar jangkauan pelaku transfer dan kreditornya). (2) Penerima transfer telah mendapatkan hak untuk menggadaikan atau menukar aktiva yang ditransfer ataupun manfaat dalam aktiva yang ditransfer tersebut. (3) Pelaku transfer tidak lagi memiliki kendali yang efektif atas aktiva yang ditransfer baik melalui kesepakatan pembelian kembali maupun menebusnya sebelum jatuh tempo. Jika ketiga kondisi di atas telah terpenuhi, maka penjualan dapat terjadi. Jika tidak, maka pelaku transfer harus mencatat transfer itu sebagai peminjaman yang dijamin (secured borrowing). Jika akuntansi untuk penjualan sudah tepat, maka pihak yang terlibat masih harus mempertimbangkan aktiva yang diperoleh dan kewajiban yang akan ditanggung dalam transaksi itu. Aturan akuntansi untuk transfer piutang ditampilkan dalam contoh dibawah ini. Seperti ditunjukkan dalam ilustrasi dibawah ini, jika masih ada keterlibatan dalam transaksi penjualan, maka

18 aktiva yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung harus dicatat pada nilai wajarnya. Akuntansi untuk Transfer Piutang Transfer Piutang Ya Catat sebagai penjualan: Gunakan pendekatan komponen keuangan: 1. Mengurangi piutang 2. Mengakui aktiva yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung 3. Mencatat keuntungan atau kerugian Penyajian Piutang Ya Apakah memenuhi tiga kondisi? 1. Aktiva yang ditransfer telah dipisahkan dari pelaku transfer. 2. Penerima transfer telah memiliki hak untuk menggadaikan atau menjual aktiva. 3. Pelaku transfer tidak lagi memiliki kendali melalui kesepakatan pembelian kembali. Tidak Aturan umum dalam pengklasifikasian piutang adalah: Tidak Apakah masih ada keterlibatan? Catat sebagai peminjaman yang dijamin: Catat sebagai penjualan: 1. Mengurangi piutang 2. Mencatat keuntungan atau kerugian 1. Mencatat kewajiban 2. Mencatat beban bunga

19 1. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika material; 2. Menjamin bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset akun piutang yang terkait; 3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasi dalam kelompok aktifa lancar akan dikonversikan menjadi kas dalam stu tahun atau satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang; 4. Mengungkapkan setiap kontinjensi kerugian yang ada pada piutang; 5. Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan; 6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari resiko kredit yang berasal dari piutang. Kelompok aktiva dari neraca Colton Corporation yang diperlihatkan pada ilustrasi dibawah ini, menggambarkan banyaknya pengungkapan yang diperlukan untuk piutang: Colton Corporation Neraca (Parsial) Per 31 Desember 2007 Aktifa lancer $ Kas dan ekuivalen kas Piutang usaha (Catatan 2) $ Dikurangi: Penyisihan untuk piutang tak tertagih Uang muka kepada anak perusahaan yang jatuh tempo 30/9/ Wesel tagih-dagang (Catatan 2) Pajak penghasilan federal yang dapat dikembalikan Piutang dividend dan bunga Piutang atau klaim lainnya (termasuk saldo debit dalam utang usaha) Total aktiva lancar

20 Piutang tidak lancar Wesel tagih dari staf dan karyawan kunci Piutang klaim (penyelesaian litigasi yang akan ditagih selama 4 tahun) Catatan 2: Piutang Usaha dan Wesel Tagih Pada bulan November 2007, perusahaan mengadakan perjanjian dengan sebuah perusahaan keuangan untuk membiayai kembali sebagian utang. Pinjaman ini dibuktikan oleh wesel bayar 12%. Wesel ini dapat dibayar bila diminta dan dijamin oleh hamper seluruh piutang usaha. Analisis Piutang Rasio Perputaran Piutang Rasio keuangan sering kali digunakan untuk mengevaluasi likuiditas piutang usaha perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas piutang adalah rasio perputaran piutang (receivables turnover ratio). Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu periode. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan piutang ratarata (bersih) yang beredar selama tahun berjalan. Secara teoritis, penyebutnya hanya memasukkan penjualan kredit bersih. Namun, informasi ini seringkali tidak tersedia, dan jika jumlah relatif dari penjualan tunai dan penjualan kredit tetap konstan secara wajar, maka kecerendungan yang ditunjukkan oleh rasio perputaran piutang tetap absah. Kecuali kalau faktor-faktor musiman signifikan, jumlah piutang rata-rata yeng beredar dapat dihitung dari saldo awal dan akhir piutang dagang bersih. Sebagai contoh, Circuit City melaporkan penjualan bersih tahun 2004 sebesar $9.745 juta. Saldo awal dan akhir piutang masing-masing adalah $380 juta dan $580 juta. Rasio perputaran piutang usaha dihitung seperti contoh dibawah ini:

21 Penjualan bersih = Perputaran piutang usaha Piutang usaha rata-rata (bersih) $9.745 = 20,3 kali, atau setiap 18 hari (365+20,3) ($580 + $380)/2 Informasi ini menunjukkan seberapa berhasil perusahaan melakukan penagihan piutang yang beredar. Jika mungkin, skedul umur piutang juga dapat dibuat untuk menentukkan seberapa lama piutang beredar. Bisa jadi rasio perputaran piutang yang memuaskan muncul karena piutang tertentu ditagih terlalu cepat sementara piutang lainnya beredar dalam jangka waktu yang relatif lama. Suatu skedul umur piutang akan mengungkapkan pola semacam itu.

22 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Piutang (receivable) adalah tagihan kepada pihak lain (debitur) atau pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dilakukan secara kredit atau memberikan pinjaman kepada karyawan, member uang muka pada anak perusahaan, atau penjualan aktiva tetap. Atau secara singkat, piutang merupakan tuntutan perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak yang dituntut wajib memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan menjadi piutang lancar (jangka pendek) dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama siklus operasi berjalan, tinggal mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca, baik sebagai piutang dagang atau piutang nondagang. B. Saran Sebaiknya kita tidak menganggap bahwa pencatatan dalam akuntansi itu rumit, tetapi pelajari dulu, maka semua akan terasa terbiasa.

23 DAFTAR PUSTAKA Donald E. Kiesso, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Wrfierld. (2010). Intermediate Accounting. 12 th Edition. Danver, M.A.: John Wiley & Sons (Asia) Pte.Ltd. (Kode: K)

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang adalah bagian dari aktiva perusahaan yang bersifat lancar, umumnya berupa kas yang masih akan diterima di masa yang akan datang dan terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Dosen : Christian Ramos Kurniawan PIUTANG 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Piutang Piutang adalah klaim kepada pelanggan atau pihakpihak lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis dalam waktu satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis dalam waktu satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang (receivable) merupakan salah satu aktiva lancar, yaitu aktiva yang dapat dicairkan menjadi kas oleh bank, dijual atau dipakai habis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN Akuntansi berasal dari kata accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

PIUTANG / TAGIHAN (receivable) PIUTANG / TAGIHAN (receivable) BAHASAN Definisi Piutang Jenis Piutang Pengakuan Piutang Penilaian Piutang Penyajian Piutang DEFINISI Piutang merupakan aset yang paling likuid ketiga setelah kas dan investasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. uang. Pada tingkat pribadi kita mengenai kredit, maka kredit adalah siap tersedia

BAB II BAHAN RUJUKAN. uang. Pada tingkat pribadi kita mengenai kredit, maka kredit adalah siap tersedia 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian piutang Piutang dihasilkan melalui berbagai macam transaksi dua hal yang paling umum yaitu penjualan barang dagang atau jasa dengan kredit dan meminjamkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Piutang Usaha 1. Pengertian Piutang Usaha Penjualan produk baik barang maupun jasa dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang

Lebih terperinci

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa?

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa? RECEIVABLES 1. Apa itu receivables? - Receivables merupakan financial asset. - Receivables adalah klaim yang dimiliki terhadap konsumen dan lainnya, atas uang, barang atau jasa. 2. Ada berapa jenis receivables?

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai jumlah yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian akuntansi Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO) ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO) Ahmad Syarif Hidayat Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Piutang Dewasa ini,hampir semua transaksi bisnis dilakukan secara kredit atau pembayaran tunda. Penjualan barang dagang atau jasa secara umum dilakukan secara kredit. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang BAB 4 PIUTANG A. Pengertian Piutang Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Tagihan ini

Lebih terperinci

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 8 Piutang Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Menguraikan klasifikasi umum piutang. 2. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas piutang.

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hutang Dagang Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam penelitian ini. Pada hakikatnya hutang dagang berperan signifikan dalam perputaran modal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi berasal dari kata accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi : BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities) KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities) PENGERTIAN Pengertian sederhana, kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan. Lebih rinci, utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penjualan Sumber pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan atau pemberian jasa perusahaan kepada pihak lain. Penjualan barang dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH

BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak. (Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144, Telp. 0341-571996, 551932, Fax. 552249 E_mail: afifudin26@gmal.com atau

Lebih terperinci

Pencatatan dan Pelaporan Piutang

Pencatatan dan Pelaporan Piutang Akuntansi Pengantar Pencatatan dan Pelaporan Piutang Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS Warsidi 8-1 Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasi jenis-jenis piutang. 2. Menjelaskan bagaimana pengakuan piutang

Lebih terperinci

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Piutang 1. Pengertian Piutang Pada saat sekarang ini penjualan barang dan jasa banyak dilakukan secara kredit sehingga terdapat tenggang waktu antara

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I INVESTASI JANGKA PENDEK pada INSTRUMEN KEUANGAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I Dosen Pengampu : Rr. Indah Mustikawati, M.Si

Lebih terperinci

Gambar 14-1 Contoh Wesel

Gambar 14-1 Contoh Wesel Bab 14 WESEL TAGIH Ada dua macam wesel, yaitu yang merupakan perintah membayar dan janji membayar sejumlah uang tertentu. Wesel yang merupakan janji membayar tersebut promes, surat aksep atau surat sangup.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 8 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah sistem informasi keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2017 2018 PERIODE : JANUARI JUNI 2018 1. Kelompok Mata Kuliah : Akuntansi 2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi 2 3. Kode Mata Kuliah : EKO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

Piutang (Receivable)

Piutang (Receivable) Piutang (Receivable) Definisi Receivable Dalam arti luas, receivable dapat diartikan sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa. Sedangkan untuk tujuan akuntansi, umumnya diterapkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi Modul ke: 14 Auliffi Fakultas FASILKOM Receivables Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak Program Studi Sistem Informasi Piutang Pengantar Akuntansi Penggolongan Piutang 2-1 Penggolongan Piutang Piutang (receivables)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2012;5), Akuntansi adalah seni daripada pencatatan penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kas 1. Pengertian Kas berikut: Menurut Achmad dan Sulastiningsih (2009 : 4) adalah sebagai Kas merupakan elemen aktiva lancar yang paling likuid dan paling mudah diselewengkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable) PIUTANG WESEL PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian piutang wesel 2. Menjelaskan pengakuan piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK dan KONTINJENSI

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK dan KONTINJENSI KEWAJIBAN JANGKA PENDEK dan KONTINJENSI Definisi utang (liabililties) menurut FASB, concepts No. 3 adalah: Pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang usaha 1. Pengertian Piutang usaha Piutang usaha (Account Receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar penjualan menjual secara kredit agar dapat menjual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN AKUTANSI PERPAJAKAN Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Magister Akuntansi 04 Kode MK Dr. Suhirman Madjid, SE,MSi,Ak, CA Abstract

Lebih terperinci

Chapter 8. Akuntansi Piutang. Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso. Slide 8-2

Chapter 8. Akuntansi Piutang. Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso. Slide 8-2 8-1 Chapter 8 Akuntansi Piutang Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso 8-2 Tujuan pembelajaran 1. Mengidentifikasi berbagai jenis piutang 2. Menjelaskan bagaimana perusahaan mengakui

Lebih terperinci

Selain itu beliau menyoroti manajemen dari sudut pandang sebagai berikut :

Selain itu beliau menyoroti manajemen dari sudut pandang sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dewasa ini manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting. Seiring dengan berkembangnya tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables) AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables) PENGERTIAN PIUTANG WESEL Piutang Wesel (Notes Receivables) adalah piutang yang disertai dengan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal jatuh

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Sembiring (2003) yang berjudul Analisa Kemampulabaan Dalam Penyaluran Kredit Gadai Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan perumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH 1 AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG MAHASISWA IKOR FIK-UNIGRES. Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 1

MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH 1 AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG MAHASISWA IKOR FIK-UNIGRES. Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 1 MAKALAH AKUNTANSI MENENGAH 1 AKUNTANSI DAN NILAI WAKTU DARI UANG MAHASISWA IKOR FIK-UNIGRES Mata Kuliah : Akuntansi Menengah 1 Dosen Pengampu : Ridor Dhi Di susun oleh : 1. KHUANUL FATONI (2016030006)

Lebih terperinci