Gambar 14-1 Contoh Wesel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 14-1 Contoh Wesel"

Transkripsi

1 Bab 14 WESEL TAGIH Ada dua macam wesel, yaitu yang merupakan perintah membayar dan janji membayar sejumlah uang tertentu. Wesel yang merupakan janji membayar tersebut promes, surat aksep atau surat sangup. Pihak yang membuat janji membayar, dan dengan demikian yang membuat wesel, disebut penarik wesel (drawer) pihak yang akan menerima pembayaran disebut penerima wesel (payee). Promes harus ditandatangani oleh penariknya. Wesel yang merupakan perintah membayar di tandatangani oleh pihak yang mengeluarkan perintah (penarik). Dalam hal ini wesel harus diaksep oleh pihak tertarik (drawee), yaitu pihak yang akan membayar. Pihak yang akan menerima pembayaran (penerima) dapat menarik wesel sendiri dengan orang lain. Wesel/promes dapat berbunga (interest bearing notes) atau tidak berbunga (noninterest bearing notes). Apabila sebuah perusahaan menerima promes tak berbunga, maka pada saat pembayaran ia hanya akan menerima uang sejumlah nilai nominal yang dicantumkan. Sebaliknya apabila wesel berbunga, ia akan menerima uang sejumlah nilai nominal ditambah bunga selama jangka waktu wesel. Dari sudut perhitungan bunga, wesel bunga dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu wesel yang bunganya dapat diperhitungkan/dibayar dimuka (disebut diskon) dan wesel yang bunganya di perhitungkan/ dibayar pada saat jatuh tempo. Contoh wesel tak berbunga adalah seperti dibawah ini( gambar 14-1) Dalam contoh wesel yang disajikan pada Gambar 14-1, penarikan wesel adalah PT AMAN, tertarik adalah PT SENTOSA sedang penerima wesel adalah PT ABADI. Bagi PT ABADI, wesel ini merupakan piutang wesel (notes recevable), sedang bagi PT SENTOSA merupakan utang wesel (notes payable). Contoh promes yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan kepada bank adalah seperti terlihat di Gambar Dalam contoh promes Gambar 14-2 penariknya adalah PT Merbau sedang penerimanya adalah Bank Perdana. Bagi Bank Perdana, wesel ini merupakan piutang wesel, sedangkan bagi PT Merbau merupakan utang wesel. Bunga telah dihitung sebesar Rp 200 dan dimasukkan dalam jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Agar lebih mudah, untuk selanjutnya dalam buku ini, tidak dibedakan antara promes yang merupakan janji membayar dan wesel yang merupakan perintah membayar. Wesel secara umum dianggap sebagai janji tertulis untuk membayar sejumlah uang setelah jangka waktu tertentu, adanya janji tertulis merupakan ciri yang membedakan antara wesel tagih dan piutang dagang. Dengan janji tertulis tersebut kedudukan wesel tagih menjadi lebih kuat dibandingkan piutang dagang.

2 Gambar 14-1 Contoh Wesel PENILAIAN DAN PELAPORAN esel tagih, apabila jangka waktu pembayaran dicantumkan kurang dari satu tahun, W disajikan sebagai aktiva lancar. Sebaliknya apabilah berjangka waktu lebih dari satu tahun, diklasifikasikan sebagai piutang jangka panjang. Seperti hanya piutang, wesel akan ditagih akan dinilai berdasarkan jumlah yang diharapkan ditagih. Apabila terdapat petunjuk bahwa suatu wesel tidak akan dapat ditagih, penyisihan terhadap wesel tak tertagih perlu dibuat untuknya. Bagi yang mengeluarkan, wesel bayar akan disajikan sebagai utang lancar, apabila jangka waktu pembayarannya kurang dari satu tahun dan utang jangka panjang apabila jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun.

3 Gambar 14-2 Contoh Promes PENARIKAN WESEL Suatu wesel dapat diberikan kepada perusahaan oleh karena berbagai sebab. Misalnya, untuk mengganti piutang dagang yang telah jatuh tempo tetapi belum dapat dibayar, oleh karena dalam syarat jual beli wesel memang disebutkan harus diterbitkan wesel oleh karena perusahaan memberikan pinjaman dalam bentuk uang tunai dan untuk itu harus diterbitkan wesel. Sebagai contoh anggaplah bahwa pada tanggal 7 November 200A PT ABC menerima wesel tak berbunga dan berjangka waktu 60 hari, sejumlah Rp dari PT XYZ atas penjualan yang dilakukan kepadanya. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut: (D) piutang wesel (K) penjualan Pada tanggal yang sama, sebuah wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari, sejumlah Rp diterima dari PT PQR untuk mengganti piutangnya yang telah jatuh tempo. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: (D) piutang wesel 5.000

4 (K) piutang dagang Wesel dapat ditarik karena yang bersangkutan memberikan pinjaman. Anggaplah bahwa pada tanggal 7 November 200A PT ABC menerima wesel berbunga 27% berjangka waktu 120 hari sebesar Rp wesel ini dikeluarkan karena pinjaman yang diberikan oleh PT ABC kepada PT TST. Bunga atas wesel ini telah diperhitungkan dimuka. Oleh karena bunga wesel tersebut diatas diperhitungkan/dibayar pada saat penarikan (metode diskonto) maka jumlah yang dibayar pada penerimaan wesel adalah sebesar nominal (Rp ) dikurangi bunga (Rp 4.500). pada saat jatuh tempo penerima wesel akan memperoleh jumlah nominalnya. Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut: (D) piutang wesel (K) bunga diterima dimuka (K) bank Di neraca, bunga diterima dimuka merupakan pengurang (akun kontrak dari akun piutang wesel). JATUH TEMPO WESEL J angka waktu wesel biasanya dinyatakan dalam hari, walaupun ada juga yang ditanyakan dalam bulan. Apabila jangka wesel dinyatakan dalam hari, maka jatuh tempo dapat dicari dengan jalan sebagai berikut: Kurangkan tanggal dikeluarkannya wesel dari jumlah hari yang ada dalam bulan penarikan. Tambahkan sebanyak mungkin hari-hari penuh dalam bulan-bulan berikutnya, tetapi jangan sampai melebihi jumlah hari yang tercantum dalam jangka waktu wesel. Kurangkan jumlah hari yang diperoleh dari (1) dan (2) tersebut di atas dari jangka waktu wesel. Jatuh tempo wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari yang dikeluarkan pada tanggal 7 November 200A, dapat dicari sebagai berikut: 1. Jangka Waktu Wesel Jumlah hari dalam bulan November 200A Tanggal dikeluarkannya wesel 7 4. Jangka waktu wesel yang diperhitungkan dalam bulan November 200A Jumlah hari dalam bulan Desember 200A Jumlah hari dalam bulan Januari 200B Jangka waktu yang telah diperhitungkan sampai dengan bulan Januari 200B Jumlah hari yang diperlukan dalam bulan Februari 200B untuk memenuhi jangka waktuwesel 5 Dari perhitungan terlihat bahwa jumlah hari yang diperlukan dari bulan Februari 200B untuk memenuhi jangka waktu wesel sehingga menjadi 90 hari adalah 5 hari. Ini berarti bahwa tanggal jatuh tempo wesel tersebut adalah 5 Februari 200B. dari perhitungan dapat diambil kesimpulan bahwa hari pada saat wesel dikeluarkan tidak diperhitungkan sedangkan hari pada saat wesel jatuh tempo termasuk dalam jangka waktu wesel. Konsep demikian sangat penting untuk diingat pada waktu mencari jangka waktu perhitungan bunga apabila wesel diuangkan sebelum jatuh tempo. Apabila jangka waktu wesel dinyatakan dalam bulan, maka tanggal jatuh temponya dapat dihitung dengan menambahkan jumlah bulan yang tercantum sebagai jangka waktu wesel. Misalnya, wesel berjangka 3 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 5 juli 200A tidak

5 diperhitungkan dalam penambahan jumlah bulan yang diperlukan untuk mencapai jangka waktu 3 bulan. Apabila pada bulan jatuh temponya wesel tidak terdapat tangga yang bersamaan dengan tanggal dikeluarkannya wesel, maka digunakan tanggal terakhir pada bulan jatuh temponya wesel tadi. Misalnya wesel berjangka waktu dua bulan yang dikeluarkan pada tanggal 31 juli 200A akan jatuh tempo pada tangal 30 september 200A. PERHITUNGAN BUNGA T ingkat bunga yang dicantumkan dalam wesel biasanya berlaku untuk satu tahun, jadi jika dalam contoh diatas bunga di cantumkan 24% ini berarti bahwa tingkat bunga dibebankan terhadap wesel tadi adalah 24% per tahun. Untuk wesel yang berjangka waktu kurang dari satu tahun, maka jangka waktu ini harus dinyatakan dalan pecahannya terhadap jangka waktu satu tahun. Rumus untuk menghitung bunga, adalah sebagai berikut: Apabila wesel dinyatakan dalam hari, jangka waktu satu tahun harus dinyatakan dalam hari. Pada umumnya satu tahun dianggap 360 hari. Apabila wesel dinyatakan dalam bulan, jangka waktu satu tahun akan dinyatakan dalam 12 bulan. Untuk menggambarkan perhitungan bunga, anggaplah bahwa wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari dikeluarkan pada tanggal 7 November ber 200A akan digunakan sebagai contoh. Jumlah bunga yang akan diterima dari wesel ini dapat dihitung sebagai berikut: Apabilah wesel dalam contoh diatas tidak dinyatakan dalam hari tetapi dalam bulan (tiga bulan) maka bunga akan dihitung sebagai berikut: Bunga untuk wesel jangka pendek biasanya akan diakui dan dicatat pada saat diuangkan (kecuali untuk wesel yang menggunakan metode diskonto). Akan tetapi pada akhir tahun, bunga yang sudah berjalan sejak tanggal dikeluarkannya wesel harus diperhitungkan dan dicatat dengan membuat jurnal penyesuaiannya. Dalam contoh diatas, bunga yang sudah harus diperhitungkan sampai dengan tanggal 31 Desember 200A adalah 54 hari yang jumlahnya dapat dicari sebagai berikut: Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: (D) bunga masih harus diterima 360 (K) pendapatan bunga 360 Seperti yang sudah di jelaskan, jurnal penyesuaian tersebut diatas pada awal tahun perlu dibuatkan jurnal balik. Dalam penyajian di neraca, bunga masih harus diterima digolongkan ke dalam aktiva lancar. Jika wesel menggunakan metode diskonto, maka bunga yang telah dihasilkan sampai dengan akhir tahun juga harus dilakukan penyesuaian. Sebagai contoh adalah wesel yang

6 diterima oleh PT ABC dari PT TST pada tanggal 7 November 200A. jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 200A adalah sebagai berikut: (D) Bunga diterima dimuka (K) Pendapatan bunga Jumlah pendapatan bunga sebesar Rp dihitung sebagai berikut: Dengan adanya ayat di atas, saldo akun bunga diterima dimuka tinggal Rp (semula sebesar Rp dikurangi Rp 2.025). PENGUANGAN WESEL Perusahaan yang memiliki wesel dapat menguangkannya dengan dua cara yaitu: (1) pada saat jatuh tempo kepada perusahaan atau orang yang menerbitkan wesel atau pihak yang ditunjuk (2) sebelum jatuh tempo dengan menjualnya kepada Bank. Pencatatan untuk penjualan wesel akan dibahas dalam bagian tersendiri. Pada tanggal 6 Januari 200B, wesel tak berbunga sebesar Rp yang dikeluarkan pada tanggal 7 November 200A telah jatuh tempo. Pada saat ini perusahaan akan menerima pembayaran sebesar Rp ayat jurnal yang dibuat untuk penerimaan uang ini adalah sebagai berikut: (D) Bank (K) Piutang wesel Pada tanggal 5 Februari 200B, giliran wesel berbunga yang dikeluarkan PT PQR yang jatuh tempo. Pada saat ini perusahaan akan menerima uang sejumlah nilai nominal wesel yaitu Rp ditambah dengan bunga sebesar Rp 600. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk transaksi ini adalah sebagai berikut: (D) Bank (K) Piutang wesel (K) pendapatan bunga 600 Perhatikan bahwa seluruh bunga yang dihasilkan dikreditkan dalam akun ini adalah pendapatan bunga. Walaupun jumlah yang dikredit dalam akun ini adalah Rp 600, namun pendapatan yang dihasilkan dalam tahun 200B hanya Rp 240 ini terjadi karena bunga sampai dengan tanggal 31 Desembar 200A telah diperhitungkan dalam tahun yang bersangkutan. Untuk itu telah dibuatkan jurnal penyesuaian. Dalam jurnal balik yang dibuat pada awal tahun, akun pendapatan bunga didebit sejumlah bunga yang telah diperhitungkan dalam tahun 200A (Rp 360) sehingga bunga yang merupakan pendapatan tahun 200B hanya Rp 240 (Rp 600 dikurangi Rp 360). PENJUALAN WESEL Apabila sebelum jatuh tempo, perusahaan memerlukan uang, wesel yang dipunyai dapat dijual kepada bank atau pihak-pihak lain. Kadang-kadang penjualan demikian ini disebut juga dengan pendiskontoan wesel. Dalam hal ini penerima wesel melakukan endosemen terhadap weselnya. Bank akan menerima imbalan yang disebut diskonto. Diskonto adalah bunga yang dipehitungkan di muka, diskonto dihitung berdasarkan nilai pada saat jatuh tempo (nilai maturitas atau manutiry value) dan jangka waktunya adalah antara saat wesel diserahkan

7 kepada bank (tanggal endosemen) sampai dengan tanggal jatuh tempo. Tingkat diskonto yang di dibebankan bank biasanya lebih besar dari pada tingkat bunga yang dicantumkan dalam wesel. Contoh yang akan disajikan di bawah ini akan mencakupi pendiskontoan wesel tak berbunga dan wesel berbunga. Pendiskontoan Wesel Tak Berbunga Anggaplah bahwa pada tanggal 13 Desember 200A wesel tak berbunga berjangka waktu 60 hari sebesar Rp yang dikeluarkan pada tanggal 7 November 200A oleh PT ABC didiskontokan ke bank dengan tingkat diskonto sebesar 27% jumlah uang yang diterima dari pendiskontoan ini dapat dihitung sebagai berikut: 1. Nilai Nominal Rp Nilai pada saat jatuh tempo (6 Januari 200B) Rp Jangka waktu diskon (13 Desember 200A sampai Dengan 6 Januari 200B = 24 hari) 4. Diskon yang dibebankan oleh bank 5. Hasil (proceed) yang diterima (90) Rp Jangka waktu diskonto selama 24 hari dihitung sebagai berikut: Jumlah hari dalam bulan Desember 200A 31 Tanggal didiskontokannya wesel (13) Jangka waktu diskonto selama Desember 200A 18 Jangka waktu diskonto selama Januari 200B 6 24 Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pendiskontoan wesel tak berbunga ini adalah sebagai berikut: (D) Bank (D) Beban Bunga 90 (K) piutang wesel Pendiskontoan Wesel Tak Berbunga Anggaplah bahwa pada tanggal 16 Januari 200B wesel berjangka waktu 90 hari (jatuh tempo 5 Februari 200B), berbunga 24%, sebesar Rp yang dikeluarkan pada tanggal 17 November 200A, didiskontokan ke bank dengan tingkat diskonto sebesar 27%. Data yang digunakan untuk menentukan efek transaksi ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai nominal wesel Rp Nilai pada saat jatuh tempo: a. Nilai nominal Rp b. Bunga selama jangka waktu wesel:

8 3. Jangka waktu diskonto (16 Januari 200B Sampai dengan 5 Februari 200B=20 Hari) 4. Diskonto yang dibebankan oleh bank: 600 Rp (159) 5. Hasil yang diterima Rp Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pendiskontoan wesel berhubungan adalah sebagai berikut: (D) Bank (K) Piutang wesel (K) pendapatan bunga 441 Pendapatan bunga sebesar Rp 441 diperoleh dengan jalan mengurangkan nilai nominal wesel (Rp ) pada hasil yang diterima (Rp ). apakah hasil yang diterima ternyata lebih kecil dari pada nilai nominal wesel maka selisihnya merupakan beban bunga. UTANG BERSYARAT PENDISKONTOAN WESEL Apabila setelah didiskontokan, ternyata kemudian penarik wesel tidak membayar weselnya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan yang menerima wesel berkewajiban membayarnya kepada bank. Kewajiban membayar ini hapus apabila pada waktu melakukan endosemen disetujui bahwa bank yang akan menanggung resiko tidak tertagih wesel. Adanya kewajiban untuk membayar apabila penarik wesel tidak melakukannya pada saat jatuh tempo mengakibatkan timbulnya utang bersyarat (contigent liability) dalam pendiskontoan wesel tersebut. Apabila penarik wesel membayar sejumlah yang dijanjikan pada saat jatuh tempo maka utang bersyarat ini dengan sendirinya hapus. Sifat dan jumlah utang bersyarat yang timbul sebagai akibat pendiskontoan wesel harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Agar nilai wesel yang didiskontokan dapat diketahui setiap saat, kadang-kadang ayat jurnal yang dibuat pada waktu pendiskontoan bukan ke akun piutang wesel, tetapi ke akun wesel tagih didiskontokan. Pada waktu wesel jatuh tempo dan penarik telah membayarnya, maka akun wesel tagih didiskontokan dikurangi, demikian juga dengan akun piutang wesel. Perhatikan ayat jurnal berikut ini dan bandingkan dengan jurnal pendiskontoan wesel tak berbunga yang telah dibuat sebelumnya. (A) (D) Bank (D) Beban Bunga 90 (K) Wesel tagih didiskontokan (B) (D) Wesel tagih didiskontokan (K) Piutang wesel 5.000

9 Ayat jurnal (A) dibuat pada saat wesel disikontokan ke bank sedangkan ayat jurnal (B) dibuat pada saat telah melunasi oleh penerbitnya. Di neraca, saldo akun wesel tagih didiskontokan disajikan sebagai pengurang terhadap piutang wesel. PENOLAKAN WESEL Apabila penerbit wesel tidak memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, maka wesel tersebut dinyatakan ditolak (dishonored). Wesel tagih yang ditolak tidak dapat diperdagangkan lagi. Oleh karena itu, pemegang wesel akan memindahkan klaim ini, termasuk bunganya, ke akun piutang. Anggaplah bahwa wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari sebesar Rp yang dikeluarkan oleh PT PQR pada tanggal 7 November 200A telah didiskontokan ke bank pada tanggal 16 Januari 200B. pada saat jatuh tempo ternyata wesel tersebut tidak di bayar. Ayat jurnal yang diperlu dibuat untuk mencatat pembayaran kepada bank guna mengganti wesel yang ditolak adalah sebagai berikut. (D) Piutang dagang/pt PQR (K) Bank Ada kemungkinan bahwa bank membebankan biaya-biaya administrasi atas tidak tertagihnya wesel. Apabila demikian, maka biaya administrasi yang dibebankan bank ini akan di bebankan kembali kepada pelanggan (dalam hal ini PT PQR). Apabila wesel tersebut di atas belum didiskontokan ke bank, ayat jurnal yang perlu dibuat untuk memindahkan jumlah yang bersangkutan dari akun piutang wesel ke akun piutang dagang adalah sebagai berikut (D) Piutang dagang/pt PQR (K) Piutang Wesel (K) pendapatan bunga 600 DAFTAR WESEL Pada akhir tahun, pemegang wesel (PT ABC) harus membuat daftar wesel yang dipunyai pada tanggal tersebut. Daftar ini merupakan pendukung dari akun piutang wesel yang ada dineraca. Contoh dari daftar wesel adalah sebagai berikut: PT ABC Daftar Piutang Wesel 31 Desember 200A Total dalam daftar wesel sebesar Rp harus sama dengan saldo akun piutang wesel pada tanggal 31 Desember 200A. di samping itu, wesel-wesel yang tercantum dalam daftar tersebut harus sama dengan semua wesel yang dimilik/dipegang oleh perusahaan pada tanggal yang sama.

10 PERTANYAAN 14-1 Apa yang dimaksud dengan wesel? kenapa piutang dalam bentuk wesel lebih baik dari pada piutang dagang? 14-2 Bagaimana wesel disajikan dineraca? 14-3 Apakah perbedaan wesel berbunga dengan wesel tidak berbunga? 14-4 Apakah yang dimasukkan dengan mendiskontokan wesel? bagaimana diskonto dihitung oleh bank? 14-5 Kenapa dalam pendiskontoan wesel akan timbul utang bersyarat? bagaimana utang bersyarat ini dicatat? kapan utang bersyarat karena pendiskotoan wesel hapus? 14-6 Apa yang dimaksudkan dengan wesel tagih ditolak? apabila wesel yang bersangkutan telah didiskontokan ke bank, siapa yang bertanggungjawab kepada bank untuk membayar? 14-7 Sebutkan dua macam cara bagi pemilik wesel untuk menguangkan weselnya! 14-8 Apakah perbedaan antara diskon dan bunga? 14-9 Pilihlah salah satu dari beberapa jawaban (pertanyaan) dibawah ini yang saudara anggap paling tepat. a. Wesel tagih dilaporkan di neraca pada: a) Nilai Jatuh tempo b) Nilai Nominal c) Nilai Realisasi d) Nilai pasar b. Penarik promes adalah: a) Orang atau perusahaan yang akan menerima pembayaran pada saat promes jatuh tempo. b) Orang atau perusahaan yang akan membayar pada saat promes jatuh tempo. c) Orang atau Perusahaan yang membeli promes pada saat pendiskontoan d) Orang atau perusahaan yang menjual promes pada saat pendikontoan c. Tanggal jatuh tempo suatu wesel berjangka waktu 90 hari yang ditarik pada tanggal 20 Juli 200A adalah: a) 17 Oktober 200A b) 18 Oktober 200A c) 19 Oktober 200A d) 20 Oktober 200A d. Nilai jatuh tempo wesel sebesar Rp berbunga 24% berjangka waktu 60 hari yang didiskontokan selama 30 hari dengan tingkat diskonto 27% adalah: a) Rp b) Rp c) Rp d) Rp e. Apabila wesel sebesar Rp , berbunga 24% berjangka waktu 90 hari yang ditarik pada tanggal 30 Januari 200A didiskontokan pada tanggal 1 Maret 200A, dengan tingkat diskonto sebesar 30%, maka masa diskontonya adalah: a) 30 hari b) 31 hari c) 59 hari d) 60 hari f. Hasil yang diperoleh dari pendiskontoan wesel seperti disebutkan dalam soal (e) tersebut di atas adalah:

11 a) Rp b) Rp c) Rp d) Rp g. Nilai maturitas wesel berbunga sama dengan: a) Nilai nominal ditambah bunga selama jangka waktu diskonto b) Nilai nominal ditambah bunga selama jangka waktu wesel c) Nilai nominal dikurangi diskonto selama jangka waktu wesel d) Nilai nominal ditambah bunga sampai dengan saat pendiskontoan h. Utang bersyarat pada saat pendiskontoan wesel akan muncul pada: a) Penarik wesel b) Penjual wesel c) Bank d) Pembeli wesel i. Utang bersyarat karena pendiskontoan wesel akan hapus pada saat: a) Jatuh tempo wesel b) Penjualan wesel c) Penarikan wesel d) Pendiskontoan wesel j. Penarikan surat sanggup berutang sejumlah: a) Nilai nominal b) Nilai maturitas c) Nilai diskonto d) Nilai tunai LATIHAN 14-1 pada tanggal 24 November 200A suatu promes berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari sejumlah Rp ditarik oleh seorang debitur unutk mengganti piutang dagangnya yang telah jatuh tempo. Bunga akan dibayar pada saat jatuh tempo. a. Buatlah ayat jurnal yang perlukan pada saat wesel diterima b. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 200A, akhir tahun buku penerimaan wesel! c. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada saat jatuh tempo dan diuangkan! 14-2 apabila bunga wesel pada soal 14-1 tersebut diatas diperhitungkan di muka, buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada ketiga saat tersebut di atas apabila bunga wesel pada soal 14-1 tersebut diatas tidak berbunga dan ditarik oleh karena transaksi jual beli yang dilakukan, buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada ketiga saat tersebut di atas! 14-4 suatu wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 120 hari sejumlah Rp ditarik pada tanggal 21 November 200A. bunga akan dibayar pada saat jatuh tempo. a. Hitung tanggal jatuh tempo wesel. b. Hitung nilai maturitasnya c. Hitung pendapatan bunga tahun 200A d. Anggaplah bahwa pada tanggal 15 Januari 200B, wesel didiskontokan ke bank tingkat diskonto sebesar 27%, hitung hasil yang diterima! buatlah ayat jurnal yang diperlukan apabila wesel pada soal 14-4 tersebut diatas adalah wesel tak berbunga jawablah pertanyaan (a) sampai dengan (d) dalam soal tersebut.

12 14-6 Suatu promes berbunga 24% dan berjangka waktu tiga bulan, sejumlah Rp ditarik pada tanggal 29 November 200A. bunga dipertimbangkan dimuka. a. Hitung tanggal jatuh temponya b. Hitunglah nilai maturitasnya c. Hitunglah pendapatan bunga tahun 200A d. Anggaplah bahwa pada tanggal 20 Januari 200B, wesel didiskontokan ke bank 27%, hitunglah hasil yang diterima! buatlah ayat jurnal yang diperlukan Suatu wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari sebesar Rp yang ditarik pada tanggal 18 November 200A didiskonto 30%. Hitunglah jangka waktu dan jumlah diskonto yang akan diperhitungkan oleh bank Suatu wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 90 hari seharga Rp yang ditarik pada tanggal 15 November 200A telah didiskontokan ke bank pada 4 Januari 200B pada tingkat diskon 27%. Pada saat jatuh tempo, ternyata penarik wesel tidak membayar, sehingga bank mengembalikan wesel tadi kepada penerima wesel ditambah dengan beban biaya administrasi sebesar Rp 15. Buatlah jurnal untuk penolakan wesel ini! bagaimana ayat jurnal yang harus dibuat jika wesel tersebut tidak didiskontokan? SOAL Dibawah ini adalah beberapa transaksi tertentu yang terjadi dalam sebuah perusahaan: 200A a. Tanggal 4 Desember 200A: meminjamkan kepada salah satu langganan (PT Modern) uang sejumlah Rp untuk ini diterima wesel berbunga 27% dan berjangka waktu 90 hari. Bunga di bayar pada saat jatuh tempo. b. Tanggal 9 Desember 200A : menjual barang secara kredit seharga Rp kepada PT Akur. Untuk ini PT Akur menarik wesel tak berbunga berjangka waktu 30 hari. c. Tanggal 15 Desember 200A: menerima wesel berbunga 24% dan berjangka waktu 60 hari sejumlah Rp dari PT Maju Mundur untuk melunasi utangnya. Bunga diperhitungkan di muka. d. Tanggal 21 Desember 200A: menjual barang secara kredit seharga Rp kepada PT Bonafid yang untuk ini ia menarik wesel berbunga, 18% dan berjangka waktu 90 hari. e. Tanggal 31 Desember 200A: membuat ayat jurnal penyesuaian untuk bunga yang telah dihasilkan (earned) atas wesel-wesel tersebut di atas. 200B f. Tanggal 3 Januari 200B: membuat ayat jurnal balik yang diperlukan. g. Tanggal 4 Januari 200B: mendiskontokan wesel yang diterima dari PT Akur pada tanggal 9 Desember 200B kepada bank dengan tingkat diskon 28%. h. Tanggal 8 Januari 200B: PT Akur membayar utang weselnya. i. Tanggal 11 Januari 200B: mendiskontokan wesel yang diterima dari PT Bonafid dengan tingkat diskon 24%. j. Tanggal 13 Februari 200B: PT Maju Mundur melunasi wesel yang ditarik pada tanggal 15 Desember 200A. k. Tanggal 4 Maret 200B: PT Modern membayar utang weselnya. l. Tanggal 21 Maret 200B: Diberitahukan oleh bank bahwa wesel yang didiskontokan pada tanggal 11 januari 200B telah di tolak oleh penariknya. Untuk ini bank mengklaim kepada perusahaan disertai biaya administrasi sebesar Rp 20.

13 Diminta: a) Buatlah ayat jurnal yang diperlukan unutk transaksi-transaksi tersebut diatas. b) Buatlah rincian wesel tagih pada tanggal 31 Desember 200A, dan 31 Maret 200B PT Aqua menerima wesel-wesel seperti terlihat dibawah ini. Wesel-wesel No. 1,2, dan 3 didiskontokan pada tanggal dan tingkat diskonto yang ditunjukan. Diminta: 1) Unutk setiap wesel, hitunglah tanggal jatuh tempo dan bunga yang harus di bayar pada saat jatuh tempo. 2) Untuk wesel No. 1, 2, dan 3 hitunglah: (1) Nilai muturitas, (2) jangka waktu diskonto, (3). Jumlah diskonto yang dibebankan, dan (4) hasil yang diterima. 3) Buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada waktu pendiskontoan wesel nomor 1, 2, dan 3. 4) Anggaplah bahwa wesel No 4 dan 5 memiliki perusahaan sampai saat jatu tempo, hitunglah berapa bunga: (1) yang dihasilkan tahun 200A, (2) tahun 200B. buatlah ayat jurnal pada saat penguangan wesel. 5) Anggaplah bahwa wesel 1 dan 2 dibayar oleh penariknya pada saat jatuh tempo sedang wesel nomor 3 tidak dibayar. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan Dibawah ini adalah beberapa transaksi tertentu yang terjadi di PT BERDIKARI. 1. Tanggal 14 November 200A: meminjamkan kepada PT BERDIKARI, uang sejumlah Rp PT BERDIKARI menerima wesel berbunga 18% dan berjangka waktu satu tahun. Bunga dibayar pada saat jatuh tempo. 2. Tanggal 23 November 200A: menerima wesel berbunga 24% dan berjangka waktu tiga bulan dari PT MAKMUR sejumlah Rp untuk melunasi utangnya. Bunga diperhitungkan dimuka. 3. Tanggal 2 Desember 200A: menerima wesel berbunga 18% dan berjangka waktu 60 hari dari PT MAJU sejumlah Rp untuk penjualan barang dagang yang dilakukan kepadanya. Bunga diperhitungkan dimuka 4. Tanggal 15 Desember 200A: menerima wesel tak berbunga 18% dan berjangka waktu 30 hari PT AMARGEDON sejumlah Rp untuk penjualan barang dagang yang dilakukan kepadanya. 5. Tanggal 21 Desember 200A: mendiskontokan wesel yang diterima dari PT MAKMUR dengan tingkat diskonto 25% 6. Tanggal 6 Januari 200A: mendiskontokan wesel yang diterima PT AMARGEDON dengan tingkat diskonto 18% Diminta 1) Buatlah ayat-ayat jurnal yang diperlukan unutk mencatat transaksi-transaksi tersebut diatas.

14 2) Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 200A, akhir tahun buku PT BERDIKARI! buatlah juga ayat jurnal balik yang perlu di buat pada tanggal 1 Januari 200B. 3) Apabila pada saat jatuh tempo PT MAKMUR tidak membayar wesel yang ditarik pada tanggal 23 November 200A dan bank mengklaim jumlah yang bersangkutan besarta biaya administrasi sebesar Rp 50, bagaimana ayat jurnal harus dibuat? 14-4 pada tanggal 1 Desember 200A, saldo akun piutang wesel berjumlah Rp dengan rincian sebagai berikut: Transaksi-transaksi selama bulan Desember 200A yang dicatat dalam akun wesel tagih adalah sebagai berikut:

15 Diminta: 1) Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk transaksi-transaksi tersebut di atas 2) Buatlah jurnal penyesuaian atau koreksi yg di perlukan untuk wesel-wesel tersebut di atas! 3) Buatlah rincian wesel tagih pada tanggal 31 Desember 200A! 4) Beberapa saldo akun piutang wesel pada tanggal 31 Desember 200A.

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable) BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian piutang wesel 2. Menjelaskan pengakuan piutang wesel

Lebih terperinci

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable) PIUTANG WESEL PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian piutang wesel 2. Menjelaskan pengakuan piutang

Lebih terperinci

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables) AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables) PENGERTIAN PIUTANG WESEL Piutang Wesel (Notes Receivables) adalah piutang yang disertai dengan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal jatuh

Lebih terperinci

Pertemuan Ketiga PIUTANG

Pertemuan Ketiga PIUTANG Pertemuan Ketiga PIUTANG PENGERTIAN TAGIHAN Penjualan barangbarang dan jasajasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa

Lebih terperinci

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

PIUTANG / TAGIHAN (receivable) PIUTANG / TAGIHAN (receivable) BAHASAN Definisi Piutang Jenis Piutang Pengakuan Piutang Penilaian Piutang Penyajian Piutang DEFINISI Piutang merupakan aset yang paling likuid ketiga setelah kas dan investasi

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang BAB 4 PIUTANG A. Pengertian Piutang Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Tagihan ini

Lebih terperinci

P = S D = S SdT = S (1 dt )

P = S D = S SdT = S (1 dt ) DISKON 1. 1 DISKON Saat melakukan pinjaman ke bank, bunga dihitung berdasarkan nilai jatuh tempo dari pinjaman tersebut. Bunga pinjaman langsung mengurangi nilai pinjaman atau bunga dibayar di muka, yang

Lebih terperinci

BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH

BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities) KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities) PENGERTIAN Pengertian sederhana, kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan. Lebih rinci, utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak. (Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144, Telp. 0341-571996, 551932, Fax. 552249 E_mail: afifudin26@gmal.com atau

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM. AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM. Ada dua cara memanfaatkan piutang sebagai sumber dana, yaitu: Menjaminkan piutang Menjual piutang (anjak piutang) 2 Piutang dijaminkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Kewajiban Jangka panjang adalah kewajiban yang periode pelunasannya lebih dari satu tahun. Jenis kewajiban jangka panjang yang akan dibahas dalam materi ini seperti di buku Haryono

Lebih terperinci

UTANG JANGKA PENDEK (CURRENT LIABILITIES)

UTANG JANGKA PENDEK (CURRENT LIABILITIES) MODUL KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI 2 TATAP MUKA 7 UTANG JANGKA PENDEK (CURRENT LIABILITIES) OLEH UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM KULIAH KARYAWAN JAKARTA 2008 UTANG JANGKA PENDEK (CURRENT

Lebih terperinci

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH: www.suaramerdeka.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diperdagangkan 2. Menjelaskan perdagangan SBPU dengan

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Piutang Dewasa ini,hampir semua transaksi bisnis dilakukan secara kredit atau pembayaran tunda. Penjualan barang dagang atau jasa secara umum dilakukan secara kredit. Hal ini

Lebih terperinci

Diminta: 1. Buatlah rekonsiliasi bank untuk PT. SANDROS pada tanggal 31 Juli Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.

Diminta: 1. Buatlah rekonsiliasi bank untuk PT. SANDROS pada tanggal 31 Juli Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan. Soal 1 Dalam sebuah perusahaan yang menyelenggarakan kas kecil berdasarkan imprest fund system, terdapat transaksi-transaksi sebagai berikut: 1. 4 Januari 2000 : Diserahkan selembar check nomor 3542 sebesar

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

X. SURAT BERHARGA. Teknik pencatatan: dicatat sebesar harga perolehan (harga beli ditambah biaya pembelian) bunga dicatat terpisah

X. SURAT BERHARGA. Teknik pencatatan: dicatat sebesar harga perolehan (harga beli ditambah biaya pembelian) bunga dicatat terpisah X. SURAT BERHARGA Kriteria investasi jangka pendek (temporary Investment) punya pasaran Iuas sehingga dapat diperjualbelikan dengan segera dimaksudkan untuk segera dijual tidak dimaksudkan untuk menguasai

Lebih terperinci

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi Modul ke: 14 Auliffi Fakultas FASILKOM Receivables Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak Program Studi Sistem Informasi Piutang Pengantar Akuntansi Penggolongan Piutang 2-1 Penggolongan Piutang Piutang (receivables)

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI DAN PIUTANG WESEL By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.net Penjualan Kredit Penjualan Kredit menimbulkan adanya PIUTANG atau TAGIHAN Penjualan Kredit lebih disukai konsumen karena pembayaran dapat

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pertemuan: 14 LIABILITIES. (Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi)

Pertemuan: 14 LIABILITIES. (Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi) Pertemuan: 14 LIABILITIES (Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi) Tujuan Pembelajaran 1. Menguraikan sifat, jenis, dan penilaian kewajiban lancar. 2. Menjelaskan klasifikasi kewajiban lancar yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 8 Piutang Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Menguraikan klasifikasi umum piutang. 2. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas piutang.

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, DIREKSI No. 31 / 147 / KEP / DIR SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank tergantung pada kesiapan untuk

Lebih terperinci

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) Anggota Kelompok : Adi Tri Prasetyo Aisyah Novia W. Dian Fitria Sari Dianita Ramadhani Gunung Arifan Nandya Titi Hapsari A. Pengertian Utang Jangka Panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Teori 1. Pengertian dan Klasifikasi Piutang Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa tertentu (aktiva) pada masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

SOAL KASUS AKUNTANSI

SOAL KASUS AKUNTANSI SOAL KASUS AKUNTANSI SOAL KASUS 1 Berikut ini disajikan mengenai kegiatan operasional Bengkel Maju Lancar selama bulan Juli 2006, adalah sebagai berikut : A. NERACA BENGKEL MAJU LANCAR NERACA SALDO PER

Lebih terperinci

Kewajiban Dikelompokkan Menjadi :

Kewajiban Dikelompokkan Menjadi : KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN Merupakan hutang suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di waktu yad. Kewajiban Dikelompokkan Menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN KOMITMEN Bab 7 KOMITMEN & KONTIJEN Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama

Lebih terperinci

Tujuan pembelajaran LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI

Tujuan pembelajaran LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI kewajiban entitas pelaporan konsolidasi, Perusahaan umumnya memiliki instrumen utang dari perusahaan afiliasi dan menjustifikasi aktivitas pinjam-meminjam antarperusahaan

Lebih terperinci

CONTOH PENGHITUNGAN MENGENAI TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA OBLIGASI

CONTOH PENGHITUNGAN MENGENAI TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA OBLIGASI 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PMK.011/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak. [http://www.artikelakuntansi.com]

Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak. [http://www.artikelakuntansi.com] Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak [http://www.artikelakuntansi.com] 1. Persamaan akuntansi dasar adalah Aktiva = Kewajiban + Untuk setiap transaksi pada no.2 sampai 13 dibawah ini, menunjukkan dua (atau

Lebih terperinci

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN Tujuan pembelajaran. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu untuk: 1. Menyebutkan nama nama rekening yang sering dipergunakan dan hal hal yang dicatat dalam

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai jumlah yang

Lebih terperinci

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi : BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami

Lebih terperinci

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022)

DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) / Fax (022) CURRENT LIABILITIES By : DR. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.netdd di t Financing Decisions :

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB XV AKUNTANSI UTANG

BAB XV AKUNTANSI UTANG BAB XV AKUNTANSI UTANG A. PENGERTIAN Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari utang dan modal. Utang menunjukkan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013 PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER MEI 2013 Nomor Akun Nama Akun Saldo Debit Kredit 100 Kas Rp 4.800.000,00 120 Piutang usaha Rp 600.000,00 130 Perlengkapan Rp 1.000.000,00 170 Kendaraan Rp 15.000.000,00

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo Kode 12-100 12-200 12-210 12-500 12-800 Nama Akun Wesel Tagih Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Karyawan Piutang Bunga Berikut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran

Lebih terperinci

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 PT. AMK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ekspor impor barang. Kewajiban perpajakan PT.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Piutang 1. Pengertian Piutang Pada saat sekarang ini penjualan barang dan jasa banyak dilakukan secara kredit sehingga terdapat tenggang waktu antara

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk

Lebih terperinci

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG) 1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG) Pengertian Piutang : Piutang adalah hak perusahaan untuk menerima sejumlah kas di masa yang akan datang, akibat kejadian di masa yang lalu. Piutang adalah tuntutan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank PERTEMUAN KEDUA REKONSILIASI & INVESTASI JANGKA PENDEK Rekonsiliasi Bank Definisi Rekonsiliasi bank Yaitu suatu proses akuntansi utk menemukan sebabsebab terjadinya perbedaan antara catatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha berikut : Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan Jurnal Neraca Penyesuaian Lajur PRINSIP DAN KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PENENTUAN

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

Oleh. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM.

Oleh. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM. Oleh M. Rezeki Apriliyan, SE., MM. Dalam Akuntansi, utang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang, yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Keuangan 11FEB. Sumber Pembiayaan Jangka Pendek. Fakultas. Luna Haningsih, ME dan Aty Herawati, MSi. Program Studi Manajemen

Modul ke: Manajemen Keuangan 11FEB. Sumber Pembiayaan Jangka Pendek. Fakultas. Luna Haningsih, ME dan Aty Herawati, MSi. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Keuangan Sumber Pembiayaan Jangka Pendek Fakultas 11FEB Luna Haningsih, ME dan Aty Herawati, MSi Program Studi Manajemen Jenis Sumber Pembiayaan Utang Jangka Pendek Dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian Perusahaan Jasa Penyesuaian Perusahaan Jasa Daftar saldo atau neraca saldo perlu disesuaikan agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban

Lebih terperinci

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK A. Menjelaskan Kegunaan Jurnal Penutup Akun riil (real account) merupakan akun-akun neraca Setelah jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, maka data dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang PEMERIKSAAN PIUTANG 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang 1 Sifat dan contoh Piutang Sifat Piutang: Menurut SAK: Ada dua jenis piutang

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 116

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 116 A. PENGERTIAN ANJAK PIUTANG Anjak piutang (factoring) adalah suatu kontarak di mana perusahaan anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya: jasa pembiayaan, jasa perlindungan terhadap resiko

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

JURNAL KHUSUS DAN BUKU TAMBAHAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017

JURNAL KHUSUS DAN BUKU TAMBAHAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 JURNAL KHUSUS DAN BUKU TAMBAHAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 PADA AKHIR TOPIK INI MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT: Menjelaskan jenis-jenis transaksi yang dicatat dalam masing-masing jurnal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013 PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER MEI 2013 Nomor Akun Nama Akun Saldo Debit Kredit 100 Kas Rp 4.800.000,00 120 Piutang usaha Rp 600.000,00 130 Perlengkapan Rp 1.000.000,00 170 Kendaraan Rp 15.000.000,00

Lebih terperinci

SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI II

SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI II SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI II A. Deskripsi : Matakuliah ini akan membahas secara lebih mendalam masalah masalah akuntansi untuk berbagai pos penting dalam laporan keuangan B. Prasyarat : Pengantar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB II AKUN DAN KODE AKUN

BAB II AKUN DAN KODE AKUN 7 BAB II AKUN DAN KODE AKUN 2.A. Pengertian Akun/Perkiraan. 2.B. Akun. 2.C. Laporan Keuangan dan unsur-unsurnya. A. PENGERTIAN AKUN/ PERKIRAAN 1. Pengertian Akun Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci