ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI"

Transkripsi

1 ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan. A. KAS DAN SETARA KAS Kas, aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, money orders, dan cek. Setara kas juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap dikonversi menjadi kas, dan (2) hampir jatuh tempo sehingga resiko perubahan harga yang disebabkan pergerakan tingkat bunga yang hanya minimal. B. PIUTANG Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. 1. PENILAIAN PIUTANG Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba perusahaan yang saling terkait. Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya. Meskipun keputusan mengenai ketertagihan dapat dibuat kapan saja, ketertagihan piutang dalam satu kelompok hanya dapat diestimasi berdasarkan pengalaman masa lalu, dengan penyisihan yang layak berdasarkan ekonomi saat ini, industri, dan kondisi debitur. 2. ANALISIS PIUTANG Risiko kolektibilitas. Sebagian besar penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu, meskipun penyisihan dilakukan untuk ekonomi terkini yang membaik, industri, dan kondisi debitur. Alat analisis untuk memeriksa ketertagihan atau kolektibiltas mencakup: Membandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis

2 Memeriksa konsentrasi pelanggan-resiko meningkat jika piutang terkonsentrasi pada satu atau sedikit pelanggan. Menghitung dan menyelidiki tred periode rata-rata kolektibilitas piutang dibandingkan dengan syarat kredit pelanggan untuk industri yang bersangkutan Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan dari piutang atau wesel tagih masa lalu. Keaslian piutang. Deskripsi piutang pada laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan biasanya tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai apakah piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih. Pemahaman mengenai praktik industri dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Faktor lain yang mempengaruhi keandalan adalah hak pengembalian barang. Sekuritisasi piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua atau sebagian piutangnya pada pihak ketiga,. Praktik ini disebut anjak piutang atau sekutirisasi. Piutang dapat dijual dengan recourse atau tanpa recourse pada pembeli. C. BEBAN DIBAYAR DI MUKA Beban dibayar di muka merupakan pembayaran di muka atas jasa atau barang yang belum diterima. Beban dibayar di muka biasanya dikelompokkan dalam aset lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan yag jika tidak ada akan membutuhkan penggunaan aset lancar lain. PERSEDIAAN A. AKUNTANSI DAN PENILAIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabkan oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian aset. Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan dagang: Persediaan awal+pembelian bersih-hpp=persediaan akhir

3 1. ARUS BIAYA PERSEDIAAN FIFO-metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang pertama dijual. LIFO-metode ini mengasumsikan persediaan yang dibeli terakhir merupakan unit yang pertama dijual. AVERAGE COST-metode ini mengasumsikan bahwa unit dijual tanpa memperhatikan urutan pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata-rata. B. ANALISIS PERSEDIAAN 1. DAMPAK BIAYA PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar terkini. 2. DAMPAK BIAYA PERSEDIAAN TERHADAP NERACA Dalam periode harga meningkat, dan dengan sumsi persediaan belum melikuidasi lapisan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga jauh yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantinya. Hasilnya neraca perusahaan yang menggunakan LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi lancar yang dimiliki perusahaan dalam perusahannya. 3. DAMPAK BIAYA PERSEDIAAN TERHADAP ARUS KAS Peningkatan laba kotor dengan menggunakan metode FIFO menyebabkan laba sebelum pajak menjadi lebih tinggi, dan karenanya utang pajak menjadi tinggi pula. Pada periode dimana harga meningkat, peusahaan dapat terjebak pada pengurangan arus kas karena mereka harus membayar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan yang terjual pada biaya pegganti yang lebih tinggi dibandingkan biaya persediaan awal. 4. BIAYA PERSEDIAAN MANUFAKTUR DAN DAMPAK PENINGKATAN PRODUKSI Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen:

4 Bahan baku atau bahan mentah-biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat produk Tenaga kerja-biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk jadi Overhead-biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasarana. 5. BIAYA PEROLEHAN ATAU NILAI PASAR, MANA YANG LEBIH RENDAH Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atas valuasi persediaan adalah menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih rendah (lower of market-locom). Aturan LOCOM menyatakan bahwa jika harga pasar persediaan turun melebihi biaya perolehan persediaan untuk alasan apapun maka nilai persediaan diturunkan untuk mencerminkan kerugian ini. Nilai atau harga pasar dijabarkan sebagai biaya pengganti terkini melalui pembelian atau produksi. Meskipun begitu, nilai pasar tidak boleh melebihi nilai realisasi bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin keuntungan normal. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan operasi lebih dari satu periode. Aset tetap berwujud antara lain bangunan, pabrik dan peralatan. Sedangkan untuk aset tetap tak berwujud antara lain paten, merk dagang, copyright, goodwill. Akuntansi Aset Jangka Panjang Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai Kapitalisasi untuk : a. Aset berwujud : aset dicatat pada nilai perolehan b. Aset tak berwujud : biaya internalnya segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca. Area yang paling bermasalah untuk profesi akuntansi adalah kapitalisasi biaya pengembangan perangkat lunak. Kapitalisasi untuk internal, harus dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang masa manfaat yang diharapkan. Untuk yang eksternal,

5 dikapitalisasi dan diamortisasi hanya jika perangkat tersebut mencapai fisibilitas teknologi. Alokasi ada 3 yaitu a. Penyusutan (depresiasi) : untuk aset tetap b. Amortisasi : untuk aset tak berwujud c. Deplesi : untuk sumber daya alam 3 faktor yang menentukan nilai alokasi biaya a. Periode manfaat b. Nilai sisa c. Metode alokasi Penurunan Nilai dilakukan apabila arus kas yang diharapkan lebih kecil daripada nilai tercatat aset, dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar. 2 distorsi terkait dengan dengan penurunan nilai : a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan b. Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi laba bersih sementara berpotensi meningkaatkan kegunaan nilai aset pada neraca Kapitalisasi vs Pembebanan : Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio Dampak Kapitalisasi terhadap Laba Dampak terhadap laba : a. Menangguhkan pengakuan biaya = menghasilkan laba yang lebih tinggi pada saat akuisisi, dan laba yang rendah untuk selanjutnya b. Menghasilkan serial perataan laba Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan rasio tingkat pengembalian investasi. Kapitalisasi mempengaruhi baik laba maupun basis investasi pada rasio tingkat pengembalian investasi. Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas

6 Pada pembebanan biaya aset langsung, rasio solvabilitas mencerminkan kondisi perusahaan lebih buruk dari kondisi sebenarnya, karena pembebanan tersebut menyebabkan ekuitas dinyatakan terlalu rendahh untuk yang memiliki aset produktif Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi Jika aset dikapitalisasi, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas investasi, maka arus kas keluar operasi terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun akuisisi dibandingkan dengan kapitalisasi biaya. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan Penilaian dari aset tetap ini menggunakan prinsip biaya historis, yaitu mencatat aset sesuai harga beli. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Menilai Sumber Daya Alam Penyusutan Sumber daya alam merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber daya. Dilaporkan sebesar biaya historis dan ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi dan pengembangan. Biaya ini dibebankan saat sumber daya tersebut dipindahkan, dikonsumsi atau dijual. Perusahaan juga mengalokasi biaya sumber daya alam pada jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia yang juga biasa disebut sebagai deplesi. Tingkat Penyusutan a. Umur Manfaat Asumsi ini dibuat berdasar kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan informasi mengenai fisik dan sifat produktifnya. Kerusakan merupakan salah satu alasan adanya umur manfaat ini. Integritaas penyusutan dan penentuan laba bergantung pada estimasi yang cukup akurat dan revisi masa manfaat yang tepat waktu, yang idealnya tidak dipengaruhi oleh insentif manajemen yang terkait dengan waktu pengakuan laba. b. Metode Alokasi Garis lurus Mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penggunaan metode ini adalah kerusakan fisik terjadi seragam

7 sepanjang waktu. Analisis harus waspada pada kelemahan konseptual ini yaitu kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi karena penyusutan pada tahun awal sama dengan tahun berikutnya. Dan juga penyusutan ini menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengembalian aset sepanjang waktu. Dipercepat Mengalokasi biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola semakin menurun. Tujuan dari metode ini adalah pajak, yaitu percepatan alokasi biaya dan berikut penangguhan laba kena pajak. Konsep yang mendukung metode ini addalah beban penyusutan yang semakin kecil sepanjang waktu merupakan kompensasi atas 1) Peningkatan biaya perbaikan dan perawatan 2) Pennurunan pendapatan dan efisiensi operasi 3) Peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset berumur dimasa depan. Dua metode dipercepat antara lain yaitu saldo menurun dan jumlah angka tahun. Khusus Deplesi Ditentukan pada industri tertentu, seperti baja dan mesin berat. Metode ini mengkaitkan penyusutan dengan pada aktivitas atau entitas penggunaan aset. Pada metode ini perlu menelaah estimasi masa manfaat secara periodik untuk tetap valid dibaawah kondisi yang berubah. Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau produksi. Perbedaan dengan penyusutan adalah jika penyusutan adalah alokasi biaya aset produktif sepanjang waktu, sedangkan deplesi adalah alokasi biaya berdasar unit yang dieksploitasi dari sumber daya alam. Deplesi tergantu pada produksi, jika menghasilkan ebih banyak maka biaya deplesi juga lebih tinggi pula. Analis harus memperhatikan kerumitan pada deplesi seperti keanddalan dalam mengestimasi pemulihan sumber daya. Harus menelaah estimasi ini secara periodik untuk membuktikan informasi telah semua tersampaikan. Penurunan Nilai Akuntansi sekarang telah merefleksikan nilai masa kini, meskipun dengan dasar konservatif yaitu ketika aset yang telah disusutkan diestimasi lebih tinggi daripada nilai estimasi sekarang, maka nilainya pada neraca diturunkan untuk merefleksikan nilai saat ini.

8 Menganalisis Aset Tetap dan Sumber Daya Alam Menganalisis Penyusutan dan Deplesi Analis berfokus pada revisi masa manfaat aset. Revisi ini sering kali digunakan untuk memindahkan atau meratakan laba selama beberapa periode. Tiga kemungkinan tantangan analis pada perbedaan metode alokasi yang digunakan adalah Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak Dampak pajak yang menguntungkan menghasilkan dari penyusutan pajak yang makin tinggi. Menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi dari awal tahun yang diperpanjang selama beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi. Analis dapat mempertimbangkan penyusutan tambahan berdasar percepatan dengan membagi jumlah pajak tangguhan dengan tarif pajak terkini. Analis juga harus memperhatikan informasi penyusutan dan juga tidak terfokus pada laba sebelum penyusutan. Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk itu digunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap total aset. Pengukuran lain yaitu rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, umur sisa rata-rata, dan rata-rata jangkauan total yang berhubungan dengan umur rata-rata dan umur sisa. Jika pengukuran tersebut digunakan oleh analis untuk membandingkan antar perusahaan, harus dilakukan dengan hati-hati karena beban penyusutan berubah tergantung metode alokasi serta asumsi masa manfaat dan nilai sisa. Analisis Penurunan Nilai 3 masalah anilisis penurunan nilai adalah Evaluasi kelayakan jumlah penurunan nilai Evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai Analisis efek penurunan nilai terhadap laba ASET TAK BERWUJUD Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian. Aset tak berwujud sering kali : 1. Tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan atau segmennya 2. Masa manfaat yang tidak terhingga 3. Mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif

9 Akuntansi Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwuujud dapat Diidentifikasi Merupakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Dicatat sebesar biayanya dan mengamortisasi biaya sepanjang periode manfaat. Tidak diperbolehkan menghapus untuk dibebankan pada saat akuisisi. Aset Tak Berwujud tidak dapat Diidentifikasi Merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasi dan seringkali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Biaya pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan aset tak berwujud dibebankan saat terjadinya. Amortisasi Aset Tak Berwujud Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak diidentifikasi, biaya ini selanjutnya diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jika aset tak berwujud mengalami penurunan nilai yang materiel (setelah uji pemulihan), maka aset diturunkan nilainya. Berdasar sstandar akuntansi goodwill tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai setiap tahunnya. Menganalisis Aset Tak Berwujud Analisis harus waspada terhadap : 1. Saat mengevaluasi aset tak berwujud karena sering terjadi kesalahan penilaian 2. Goodwill yang dicatat hanya saat akuisisi, dan sebagian besar goodwill terdapat pada neraca. 3. Perlakuan amortisasi manajemen. Yaitu dengan meningkatkan laba yang dilaporkan dengan cara mengamortisasi aset tak berwujud sepanjang periode yang melebihi periode manfaat 4. Komposisi, penilaian dan disposisi goodwill. Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tak Tercatat Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadinya. Jika goodwill dapat menghasilkan laba itu karena pembebanan pengembangan goodwill. Analis harus menyesuaikan aset dan kewajiban secara layak.

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA AKUNTANSI BIAYA BAGIAN III SISTEM ADMINISTRASI PABRIK DAN AKUMULASI BIAYA Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA ARUS BIAYA PERUSAHAAN PABRIKASI a. Tahap pencatatan dan klasifikasi biaya b. Tahap pengelompokkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS Disusun oleh : Danar Nurtyaga Prasanna Danny Ariesta Nur Ardianto Herlin Amahorseya FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA A. DEFINISI PSAP 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi

Lebih terperinci

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

Oleh: KELOMPOK 6 Ni Wayan Pertiwi Dharayanti Anak Agung Paramita Okadevi Irma Surya Frany

Oleh: KELOMPOK 6 Ni Wayan Pertiwi Dharayanti Anak Agung Paramita Okadevi Irma Surya Frany Makalah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS AKTIVITAS OPERASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang dibina oleh Bapak Achmad Zaky,SE.,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Oleh: KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami

Lebih terperinci

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Membuat Bagan Akun (Chart Of Account) Persyaratan bagan akun standar perusahaan adalah salah satu faktor paling penting dalam keputusan proses seleksi software. Persyaratan bagan akun buku besar harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Modul ke: 07 Ferry Fakultas EKNOMI DAN BISNIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola H Basuki Program Studi AKUNTANSI S1 Abstract Aktiva merupakan aset yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA)

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA) BALANCE SHEET (laporan Posisi Keuangan NERACA) Laporan Keuangan yang menyajikan ASET, KEWAJIBAN DAN MODAL. Aktiva/Aset : Sumber2 eokonomi yang duharapkan memberi manfaat di masa mendatang yang cukup pasti,

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi ANALISIS PROSPEKTIF Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti

Lebih terperinci

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu:

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu: Sekuritas investasi Sekuritas investasi sangat bervariasi dalam hal jenis surat berharga yang diinvestasikan dan tujuan dari investasi. Sekuritas investasi dapat berupa utang atau ekuitas. Sekuritas utang

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI BISNIS II

SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI BISNIS II SILABUS PENGANTAR AKUNTANSI BISNIS II A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi Mata Kuliah : Akuntansi (D3) Kode : AD 113 Bobot Semester : Pengantar Akuntansi Bisnis II + Praktikum : 2/1 SKS : II Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis laporan keuangan yang telah dilakukan penulis pada bab 4 dalam menilai kinerja keuangan pada PT Masterindo Logam Tehnik Jaya, maka pada bagian

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 1 1. General Overview 2. Dasar dasar Analisis laporan Keuangan 1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 3. Analisis Komparatif Laporan Keuangan 4. Analisis Common Size

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 138,248 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,967,265 3. Penempatan pada bank lain 488,298 4. Tagihan spot dan derivatif 577 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 124,877 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,489,384 3. Penempatan pada bank lain 394,768 4. Tagihan spot dan derivatif 74,842 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 97,734 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,540,949 3. Penempatan pada bank lain 1,189,868 4. Tagihan spot dan derivatif 5,950 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 88,246 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,217,499 3. Penempatan pada bank lain 334,458 4. Tagihan spot dan derivatif 1,286 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 106,921 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,652,083 3. Penempatan pada bank lain 560,019 4. Tagihan spot dan derivatif 4,903 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 89,341 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,106,222 3. Penempatan pada bank lain 284,267 4. Tagihan spot dan derivatif 23,154 5. Surat berharga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 Peraturan Nomor VIII.G.7 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 224,190 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,800,906 3. Penempatan pada bank lain 4,231,976 4. Tagihan spot dan derivatif 1,609,369 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 237,020 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,908,323 3. Penempatan pada bank lain 1,921,142 4. Tagihan spot dan derivatif 1,739,857 5. Surat

Lebih terperinci

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015 NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015 No. POS - POS (dalam jutaan rupiah) Posisi Tgl. Laporan ASET 1. Kas 10,645 2. Penempatan pada Bank Indonesia 291,694 3. Penempatan pada bank lain 5,851 4. Tagihan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POSPOS ASET 1. Kas 590,600 2. Penempatan pada Bank Indonesia 12,212,663 3. Penempatan pada bank lain 486,278 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 10,730,856

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 Catatan Aset Aset lancar Kas dan setara kas 2d,4 10.051.209.650 10.812.416.225 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah) PT BANK INDEX SELINDO PT BANK INDEX SELINDO PT BANK INDEX SELINDO LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI BULANAN January18

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 219,637 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,233,306 3. Penempatan pada bank lain 6,008,316 4. Tagihan spot dan derivatif 1,688,167 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 216,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,360,970 3. Penempatan pada bank lain 1,230,114 4. Tagihan spot dan derivatif 1,809,138 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 208,619 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,966,030 3. Penempatan pada bank lain 961,168 4. Tagihan spot dan derivatif 1,629,355 5. Surat berharga

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 JANUARI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 JANUARI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 212,975 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,253,068 3. Penempatan pada bank lain 1,681,402 4. Tagihan spot dan derivatif 1,808,119 5. Surat

Lebih terperinci