AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
|
|
- Utami Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL PERKULIAHAN AKUTANSI PERPAJAKAN Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Magister Akuntansi 04 Kode MK Dr. Suhirman Madjid, SE,MSi,Ak, CA Abstract Kompetensi Akuntansi Pajak atas Piutang a. Akuntansi Piutang Berbasis PSAK b. Akuntansi Piutang Berbasis Undangundang Pajak c. Kasus Mampu memahami dan menjelaskan Akuntansi Pajak atas Piutang
2 Pembahasan PIUTANG Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Untuk perusahaan dagang dan manufaktur jenis piutang yang muncul adalah piutang dagang dan piutang lainnya. Entitas menyebutkan piutang terkait dengan pendapatan sebagai piutang usaha. Untuk entitas perbankan, piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan. Bentuk klaim pada pihak lain dapat didasarkan perjanjian utang piutang secara tertulis, namun dapat juga didasarkan pada perjanjian atau komitmen tidak tertulis. Klaim yang didasarkan pada perjanjian tertulis disebut wesel tagih (promissory notes) atau sering disebut sebagai notes receivable. Piutang dapat juga didasarkan pada faktur (invoice)dari transaksi penjualan, disebut piutang dagang atau account receivable atau trade receivable. Piutang dagang dalam penyajiannya diklasifikasikan sebagai piutang dari pihak berelasi dan piutang dari pihak ketiga. Kriteria pihak berelasi mengikuti PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Piutang dagang dapat juga dibagi lagi menurut karakteristiknya sehingga ada beberapa sub komponen piutang dagang. Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendapatan disebut piutang lainnya atau disebut nontrade receivable. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar. Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, disajikan setelah aset tetap. Biasanya perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dengan piutang lain. Untuk perusahaan perbankan semua pinjaman yang diberikan diklasifikasikan dalam kredit yang disalurkan. Kriteria LR adalah aset keuangan nonderivatif yang pembayarannya telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Obligasi atau wesel yang memiliki kuota pasar aktif tidak masuk dalam kategori LR tetapi masuk kategori surat berharga atau investasi jangka pendek yang tujuannya untuk dijual dalam waktu dekat. Untuk obligasi yang tujuannya untuk dipegang hingga jatuh tempo diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM). Wesel Tagih Wesel tagih (promissoty notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu 206
3 tertentu.wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat,dibuat oleh pihak yang satu untuk pihak yg lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yg akan datang kepada pihak yg memerintahkan atau membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, penerima wesel disebut wesel tagih (notes receivable)karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih. Wesel tagih biasanya bunga, walaupun ada beberapa wesel wesel tagih yg tidak berbunga.wesel tagih yang tidak berbunga biasanya dijual dengan diskon(lebih rendah dari nilai nominal)dan pihak penerbit akan menerima uang yang lebih kecil dari jumlah yang aka dibayarkan di masa depan. Diskon merupakan bentuk bunga yang diterima di muka. Wesel Tagih dapat dijual oleh pemegangnya sebelum jatuh tempo. Perbedaan obligasi dengan wesel tagih terletak pada keberadaan pasar. Walaupun wesel tagih dapat diperjualbelikan namun tidak ada pasar seperti halnya jual beli obligasi, sehingga tidak ada harga pasar kuotasi untuk wesel tagih. Obligasi biasanya diterbitkan dalam jumlah yg besar. Sementara untuk wesel tagih tidak ada regulasi khusus karena dasarnya lebih pada perikatan perjanjian antara pihak penerbit, penerima, dan pembayar. Wesel tagih dapat diterbitkan untuk membayar penjualan, piutang, yang telah jatuh tempo. Untuk wesel yg berbunga, pencatatan akan dilakukuan pada saat penerimaan wesel, pengakuan bunga, dan pelunasan wesel. Wesel tagih dapat diterima setelah tanggal penerbitan, sehingga untuk wesel tagih berbunga harus diperhitungkan pendapatan bunga yg seharusnya diterima. Pendapatan bunga tersebut akan diperhitubgkan menambah kas yg harus dibayar pihak penerima. Pada saat pembayaran bunga, pihak penerima akan menerima pendapatan bunga penuh sesuai jangka waktu wesel tagih. Pengakuan awal Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam kontrak piutang tersebut. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi. Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan relasi, karenanya piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan secara khusus. Untuk piutang dagang atau piutang usaha yg secara jelas akan dilunasi dalam jangka panjang. Jika piutang tersebut tidak berbunga, maka akan dihitung dengan menggunakan tingkat suku bunga pasar pada saat pendapatan tersebut diterima. Akibatnya piutang tidak dicatat sebesar nilai faktur (invoice), tetapi ada diskon yang diperhitungkan. Diskon ini akan diamortisasi sampai dengan piutang tersebut dilunasi. Referensi yang digunakan untuk menentukan tingkat suku bunga pasar adalah suku 206
4 bunga yang berlaku untuk piutang serupa di pasar. Dalam praktiknya, sering juga digunakan tingkat suku bunga risk free ditambah risk premium. Kadangkala menggunakan tingkat bunga jika entitas berutang untuk menambah modal kerja (incremental borrowing cost). Alasanya jika piutang tersebut dilunasi, maka entitas tidak perlu menambah utang untuk modal kerja entitas. Biaya Transaksi Biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memeperoleh piutang. Untuk perolehan piutang dagang maka biaya transaksi untuk perolehan piutang tidak ada, karena transaksi terkait dengan penjualan penjualan atau pendapatan yg diperoleh perusahaan. Namun untuk piutang dalam bentuk kredit yg disalurkan perbankan atau lembaga keuangan, akan muncul biaya transaksi untuk perolehan piutang ini. Nilai biaya transaksi ini dacatat menambah perolehan piutang dan mempengaruhi tingkat suku bunga efektif yang akan dikenalkan. Diskon Penjualan Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkali memberikan diskon atau potongan baik potongan harga maupun kuantitas. Potongan kuantitas diberikan dengan memberikan bonus barang pada saat pelanggan membeli dalam jumlah tertentu. Diskon penjualan yg dikaitkan dengan pembayaran dapat dicatat dengan menggunakan dua metode yaitu piutang neto(net method) dan metode piutang bruto(gross methods). Jika sebagian besar atau seluruh pelanggan mengambil diskon, maka pencatatan dengan menggunakan metode neto lebih mudah dalam proses pencatatan. Untuk pencatatan dengan metode bruto, piutang dagang pada saat penjualan sebesar nilai penjualan sebelum diskon. Jika pelanggan membayar pada periode diskon akan dicatat nilai diskonnya. Untuk pelanggan yang membayar diluar periode diskon tidak akan ada pencatatan diskon. Saat menggunakan metode bruto, nilai penjualan akan disajikan sebesar nilai penjualan bruto dikurangi dengan nilai diskon penjualan yang terealisasi. Sementara dengan metode neto, penjualan akan disajikan sebesar nilai setelah diskon baik yang terealisasi maupun tidak, sedangkan diskon yg hangus akan dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain. Metode neto secara teori lebih tepat karena menyajikan piutang sebesar nilai yg dapat ditagih di masa depan. Pengukuran Setelah Perolehan Menurut PSAK 55 (revisi 20), LR diukur brdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. 206
5 Untuk bentuk pinjaman yang diberikan, pengukuran setelah tanggal perolehan membutuhkan perhitungan amortasi diskon dan premium setiap tanggal pelaporan. Amortasi tersebut akan menyesuaikan nilai tercatat piutang, sehingga nilai piutang akan menunjukan biaya perolehan yg diamortisasi. Penurunan Nilai Konsep Umum Penurunan Nilai Piutang pada setiap tanggal pelaporan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yg merugikan dan berdampak pada arus kas masa depan. Peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai meliputi data dan informasi yang dapat diobservasi yg menjadi perhatian pemegang aset. Contoh peristiwa yg menyebabkan penurunan nilai adalah :. Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo. 2. Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran. 3. Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam. Kelonggaran diberikan dalam bentuk perpanjangan jangka waktu pelunasan atau penurunan tingkat suku bunga. 4. Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan. 5. Memburuknya kondisi ekonomi yg menyebabkan kemampuan membayar pihak peminjam akan menurun. Untuk piutang dagang, bukti objektif yg dapat diobservasi diantaranya kesulitan signifikan pelanggan dan tertundanya pembayaran dalam jangka waktu melebihi yang disepakati. Untuk piutang dari pelanggan yg terbukti tidak dapat membayar piutang karena pelanggan tersebut dipailitkan maka entitas harus menghapuskan semua piutang tersebut karena estimasi arus kan sama dengan nol, kecuali memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran saat likuidasi. Tetapi jika ada jaminan atas piutang tersebut, maka kerugian hanya diakui sebesar piutang yg tidak ada jaminanya. Penghitungan Penurunan Nilai Jumlah penurunanilai adalah seluruh nilai piutang tercatat nilai jaminan yang dikuasai oleh perusahaan. Jika tidak ada jaminan maka semua piutang tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh perusahaan sebagai beban. Tingkat perunan nilai kolektif dihitung berdasarkan data historis beberapa tahun sebelumnya (3-5 tahun). Ada beberapa teknik untuk menghitung tingkat penurunan nilai dengan menggunakan analisis statistik, diantaranya adalah metode pembebanan rata-rata 206
6 (average charge method) dan metode roll rate. Metode roll rate menghitung probabilitas piutang pada periode saat ini akan tetap menjadi piutang pada periode berikutnya. Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang tidak tertagih untuk masing-masing umur piutang. Caranya dengan mengalihkan presentase tidak tertagih pada periode tersebut dan setelahnya. Teknik penurunan piutang menurut PSAK 55(revisi 20) berbeda dengan PSAK sebelumnya maupun US-GAAP yg mendasarkan pada estimasi piutang tidak tertagih. Konsep penyisihan piutang dilakukan karena perusahaan dalam laporan keuangan harus menyajikan piutang sebesar jumlah yg dapat direalisasi. Ada dua metode estimasi yg digunakan yaitu estimasi yg didasarkan pada nilai piutang dan nilai penjualan. Metode berdasarkan nilai piutang menggunakan pendekatan neraca(balance sheet approach) karena perhitungan menggunakan nilai piutang dan jumlah yg dihitung adalah nilai penyisihan piutang pada akhir periode. Metode ini menghitung berapa jumlah penyisihan dari saldo piutang akhir periode, beban penyisihan akan ditambahkan atau dikurangkan untuk mendapatkan saldo penyisihan piutang yg diinginkan. Piutang diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu, untuk masing-masing kelompok diestimasi nilai penyisihannya untuk mendapatkan total penyisihan piutang. Kedua metode tersebut tidak diperkenankan lagi menurut PSAK 55 (revisi 20). Untuk metode perhitungan berdasarkan piutang, sebenarnya secara konsep teknik menghitung dapat tetap digunakan terutama untuk menghitung penurunan nilai piutang secara kolektif. Hanya dasar untuk menentukan presentase tidak tertagih harus didasarkan pada data historis karena PSAK menggunakan incurred model bukan estimated model. Jurnal Penurunan Nilai Penurunan Nilai akan dicatat mengurangi nilai piutang atau pinjaman. Ada dua metode untuk mencatat jurnal penurunan niai yaitu metode penghapusan langsung dan metode pencadangan. Untuk metode penghapusan langsung, piutang yg diturunkan nilainya langsung dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai. Standar menyebutkan kedua metode tersebut dapat digunakan oleh entitas. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan akan menyebabkan nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian pengakuan akan terjadiketika kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Kontrak piutang terkait dengan memberikan kas di masa mendatang, ketika kas tersebut telah dipenuhi seluruhnya maka klaim terhadap pihak lain menjadi tidak ada lagi. 206
7 PSAK 55 secara spesifik menyebutkan, entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau, 2. Entitas mentransfer aset keuangan yg memenuhi kriteria penghentian pengakuan Transfer aset keuangan adalah transfer hak kontraktual penerimaan kas dari aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima tetapi memiliki kewajiban untuk membayar arus kas yg diterima tersebut kepada pihak lain.jika transfer risiko dan manfaat sulit untuk diidentifikasi, maka transfer terjadi jika pengendalian atas aset keuangan tersebut telah berpindah kepada pihak lain dengan alasan :. Perusahaan ingin memperoleh kas lebih cepar dari jangka waktu pelunasan. 2. Perusahaan tidak mau mengurusi penagihan piutang sehingga meminta pihak lain yang mengelola piutangnya, perusahaan ingin tetap melakukan penjualan secara kredit untuk mengingkatkan penjualannya, namun tidak mau mengelola piutangnya. 3. Penagihan piutang sulit dilakukan, sehingga perlu usaha khusus untuk melakukannya. Kegiatan ini sering dilakukan oleh beberapa perusahaan pengelola piutang bermasalah (debt collector). Piutang selain dapat ditransfer untuk mendapatkan kas lebih cepat dari tanggal jatuh tempo, dapat juga digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman.bentuk pinjaman piutang untuk memperoleh pinjaman dapat berbentuk pengikatan jaminan secara formal ataupun tidak. Bentuk penjaminan piutang ini disebut sebagai utang dengan jaminan (secured borrowing). Piutang yg ditransfer kepada pihak lain untuk tujuan mendapatkan kas lebih cepat, diistilahkan sebagai anjak piutang atau factprong Melalui transaksi anjak piutang, pihak pemilik piutang dapat memperoleh kas lebih dahulu, perusahaan anjak piutang akan membebankan biaya bunga atau komisi atas penjualan ini. Anjak piutang dapat dipisahkan menjadi disclosed dan undisclosed factoring. Disclosed factoring adalah penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan debitur, sedangkan Undisclosed factoring adalah penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang tanpa sepengetahuan debitur atau notifikasi kepada pelanggan. Penyajian Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar. Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga disajikan secara detail subkomponennya. Penyajian subkomponen yg biasa muncul diantaranya adalah piutang pihak berelasi, piutang pihak ketiga, dan cadangan kerugian piutang yg 206
8 ditampilkan dalam baris tersendiri. Pengungkapan Pengungkapan terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan akuntansi, pengungkapan rincian piutang yg menjelaskan angka dalam laporan keuangan pokok, serta penjelasan lain yang material dan signifikan. Secara khusus pengungkapan piutang mengikuti ketentuan dalam PSAK 50 Instrumen Keuangan : Penyajian dan PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan. Pengungkapan kebijakan akuntansi piutang diletakkan bersamaan dengan pengungkapan instrumen keuangan. Kebijakan akuntansi yg dijelaskan dalam kebijakan akuntansi piutang di antaranya adalah:. Metode pengakuan awal, 2. Metode pengukuran setelah perolehan, 3. Metode untuk menghitung penurunan nilai, 4. Penjelasan mengenai penghapusan piutang, Catatan atas laporan keuangan dalam rincian laporan keuangan dan penjelasan penting tentang piutang meliputi:. Jenis piutang yg dimiliki, misalnya menurut mata uang dan sifat piutang, 2. Rincian piutang yg dilakukan kepada pelanggan dengan jumlah signifikan, 3. Identifikasi piutang yg diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset tidak lancar, 4. Penurunan nilai piutang dan penjelasan penurunan nilai yg dilakukan secara kolektif maupun individu, 5. Piutang yg digunakan sebagai jaminan, 6. Informasi terkait dengan risiko, yg menjelaskan : - Piutang yg telah jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai - Nialai terbawa dari piutang yg mengalami penurunan nilai yg telah dinegosiasikan, - Analisis umur piutang atas piutang yg telah jatuh tempo 7. Nilai wajar piutang 8. Semua konsentrasi risiko kredit atas piutang Analisis Piutang Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yg dilakukan dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai. Analisis harus mempertimbangkan apakah penurunan nilai yg dilakukan telah cukup. Dalam analisis akuntansi, seorang analis dapat melakukan penyesuaian sebelum melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan terkait piutang. Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang. Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi piutang rata-rata 206
9 dalam satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhir periode dibagi dua. Akuntansi Pajak atas Piutang Piutang Usaha terjadi karena adanya pemberian kredit pada transaksi penjualan dari penjual pada konsumen. Piutang dapat dicatat jika barang telah diserahkan. Terhadap piutang yang diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan dapat menghapuskan dan membebankannya pada cadangan dimaksud. Meskipun demikian, ketentuan pajak tidak memperkenankan pada cadangan penghapusan tersebut. Ketentuan pajak lebih melihat realitas dan memberlakukan metode penghapusan langsung (direct written off). Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat () huruf (h) adalah sebagai berikut (h.) piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; 2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan 3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; 4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat () huruf k; yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; Akan tetapi pembentukan cadangan/pemupukan dana cadangan untuk jenis usaha tertentu, diperkenankan membentu penyisihan (cadangan) sesuai dengan PMK-8/PMK.03/2009 dan ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat () huruf (c) yang berbunyi sebagai berikut; (c.) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali: 206
10 . cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang; 2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, Metode penghapusan piutang uang yang digunakan :. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method) Pada periode dimana terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, maka ada saat itu dilakukan pencatatan. Jurnal : Biaya piutang yang tidak tertagih xxx Piutang Dagang xxx. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method) Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat melalui ayat jurnal. Jurnal : Biaya piutang yang tidak tertagih xxx Penyisihan piutang tidak tertagih xxx Piutang di Luar Usaha Piutang juga dapat timbul karena pemberian pinjaman kepada pihak ketiga dan pegawai, klaim asuransi, restitusi pajak, royalty, dan lain-lain. 206
11 Piutang dalam Hubungan Istimewa Piutang dalam hubungan istimewa merupakan saldo tagihan dari transaksi yang dilakukan dengan pihak dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa. Piutang dalam hubungan istimewa dapat timbul karena terjadinya transaksi seperti ;. Pengeluaran atau pembebanan yang dilakukan oleh WP kepada pihak lain dalam hubungan istimewa untuk biaya suatu usaha, seperti sewa kantor, asuransi, listrik, dan lain-lain; penjualan harta tetap seperti mesin di mana pengeluaran atau pembebanan tersebut akan ditagih lagi kepada pihak tersebut 2. Peminjaman dana 3. Transaksi penyerahan barang atau penyerahan jas Menurut UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 8 ayat 4, (4) Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9 ayat () huruf f, dan Pasal 0 ayat () dianggap ada apabila:. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; 2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau 3. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat. 206
12 Daftar Pustaka. UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, berikut peraturan pelaksanaannya 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan 3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah 4. Waluyo, Perpajakan Indonesia, 204, Perpajakan Indonesia, Penerbit Salemba Empat 5. Mardiasmo, Perpajakan, Edisi revisi 20, Yogjakarta, Penerbit ANDI 6. IAI Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat 206
AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.
BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori
Lebih terperinciPertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA
AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG Merupakan bagian dari aset lancar yang diharapkan dapat direalisasikan dalam siklus aset operasi berjalan. Jenis piutang menurut sumber terjadinya: Piutang usaha (account receivable-a/r):
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai
Lebih terperinciCASH and RECEIVABLES
CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan
Lebih terperinciFINANCIAL INSTRUMENT
Pelaporan Akuntans Keuangan- Financial Instrument 1 FINANCIAL INSTRUMENT Dwi Martani Latar Belakang Revisi PSAK 50-55 2 Perkembangan standar Internasional IFRS 30 dan 39 Investor melakukan investasi secara
Lebih terperinciRECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa?
RECEIVABLES 1. Apa itu receivables? - Receivables merupakan financial asset. - Receivables adalah klaim yang dimiliki terhadap konsumen dan lainnya, atas uang, barang atau jasa. 2. Ada berapa jenis receivables?
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk
Lebih terperinciDAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)
2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD
Lebih terperinciED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN PSAK 71 Instrumen Keuangan Direncanakan Efektif 1 Januari 2019 Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan. Klasifikasi amortized cost dan fair
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan
Lebih terperinciPada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :
BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara
Lebih terperinciBAB 7 LAPORAN ARUS KAS
21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A, Teori - Teori 1. Pengertian dan Jenis - Jenis Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan
Lebih terperinciRUGI LABA BIAYA FISKAL
RUGI LABA BIAYA FISKAL BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN (PASAL 9) Pengeluaran untuk pemegang saham atau pihak yang memillki hubungan istimewa beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha berikut : Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan
Lebih terperinciAkuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE
Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70 Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :
Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi
Lebih terperinciPiutang. Piutang adalah klaim/hak yang diharapkan akan dapat diterima dalam bentuk kas.
adalah klaim/hak yang diharapkan akan dapat diterima dalam bentuk kas. dapat dikategorikan sebagai Usaha dan Lainnya. usaha merupakan jumlah yang terutang kepada konsumen yang timbul dari transaksi penjualan
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may back to pg 26
AKUNTANSI PAJAK back to pg 26 QUESTION: What is accounting? ANSWER: Accounting is the process by which financial information about a business is recorded, classified, summarized, interpreted, and communicated
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS INVESTASI
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI PENGENALAN ASET LANCAR aset lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.
Lebih terperinciModul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi
Modul ke: 14 Auliffi Fakultas FASILKOM Receivables Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak Program Studi Sistem Informasi Piutang Pengantar Akuntansi Penggolongan Piutang 2-1 Penggolongan Piutang Piutang (receivables)
Lebih terperinciAnalisis Aktivitas Pendanaan
TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan
BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori agensi (agency theory) Teori agensi menguraikan tentang adanya hubungan antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Adanya konflik antara
Lebih terperinciInvestasi - Bonds Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 6 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI
Investasi - Bonds - Pertemuan 6 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Utang Investasi
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU
0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 0 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks dengan
Lebih terperinciBAB II LAPORAN ARUS KAS
12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.
LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciAKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Investasi Efek Tertentu PSAK No. 50 PSAK No.50 tentang AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU telah disetujui oleh Komite Standar Akuntansi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.
LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir tahun adalah saat dimana perusahaan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna informasi dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS
Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang- Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciInvestasi - Bonds. Pertemuan ke 6
Investasi - Bonds Pertemuan ke 6 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Utang Investasi di Instrumen Ekuitas Latihan dan Pembahasan 2 Mahasiswa mampu : Tujuan Pemelajaran 1. Menjelaskan
Lebih terperinciBuletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.
EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi
Lebih terperinciI. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan
Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis
Lebih terperinciBAB KEWAJIBAN. sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan
BAB KEWAJIBAN Pengertian dan karakteristik Kewajiban Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board), kewajiban merupakan pengorbanan manafaat ekonomi masa datang yang cukup pasti timbul dari keharusan
Lebih terperinciPIUTANG / TAGIHAN (receivable)
PIUTANG / TAGIHAN (receivable) BAHASAN Definisi Piutang Jenis Piutang Pengakuan Piutang Penilaian Piutang Penyajian Piutang DEFINISI Piutang merupakan aset yang paling likuid ketiga setelah kas dan investasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN. uang. Pada tingkat pribadi kita mengenai kredit, maka kredit adalah siap tersedia
6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian piutang Piutang dihasilkan melalui berbagai macam transaksi dua hal yang paling umum yaitu penjualan barang dagang atau jasa dengan kredit dan meminjamkan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN
Lebih terperinciTransaction in Foreign Currency
Transaction in Foreign Currency Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan- Forex 1 Transaksi dalam Mata Uang Asing D G 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan- Forex 2 1/26/2010 Pelaporan Akuntans
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciAKUNTANSI PROPERTY INVESTASI
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com
Lebih terperinciBIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9
BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9 a. PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN SEPERTI DIVIDEN, TERMASUK DIVIDEN YANG DIBAYARKAN OLEH PERUSAHAAN
Lebih terperinciLIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING
LIMITED HEARING PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 14 November 2006 TUJUAN PSAK 50 (1998) Vs PSAK 50 (2006) Menyamakan pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi efek
Lebih terperinciBy Afifudin PSP FE Unisma 2
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep perpajakan atas kas dan bank. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep perpajakan atas piutang. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep perpajakan atas penghapusan
Lebih terperinciMATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO
MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO Oleh: I s r o a h, M.Si. isroah@uny.ac.id PRODI/JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PAJAK PENGHASILAN UMUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah badan atau organisasi yang didirikan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Globalisasi perekonomian di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan Rakyat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 81/PMK.03/2009 TENTANG PEMBENTUKAN ATAU PEMUPUKAN DANA CADANGAN YANG BOLEH DIKURANGKAN SEBAGAI BIAYA MENTERI KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai jumlah yang
Lebih terperinciMATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN
MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami
Lebih terperinciBAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh
BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah
Lebih terperinciBAB XIV AKUNTANSI PIUTANG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.
Lebih terperinciORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto
KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat
Lebih terperincid1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Piutang Dewasa ini,hampir semua transaksi bisnis dilakukan secara kredit atau pembayaran tunda. Penjualan barang dagang atau jasa secara umum dilakukan secara kredit. Hal ini
Lebih terperinciLAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penjualan Sumber pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan atau pemberian jasa perusahaan kepada pihak lain. Penjualan barang dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai cara
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran
Lebih terperinci