S , 4 ( S M P I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S , 4 ( S M P I"

Transkripsi

1 PENYUSUN Drs. H.Haryono Adipurnomo (PPPPTK PKn DAN IPS) Gatot Malady, S.IP., M.Si. (PPPPTK PKn DAN IPS) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Magfirotun Nur Insani, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang) Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. (Univ. Negeri Malang) Anny Nahri R., S.Pd. (SMP Islam Sabilillah Malang) Drs. Supandi, M.Pd., (PPPPTK PKn DAN IPS) Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Malang) Hj. Elita, M.Pd (SMPN 8 Malang) Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. (Univ. Negeri Malang) P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd (SMP Katolik Drs. Sumarno (SMPN 22 Malang) Frateran Malang) PEMBAHAS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. (Univ. Negeri Malang) Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd. (SMPN 21 Malang) Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang) Muthomimah, S.Pd., M.Pd. (SMP Islam Maarif 2 Malang) Murthofiatis Zahrok, S.Pd., M.Pd. (SMPN 21 Malang) Dra. Titik Suparti (SMPN 2, Pagak, Kabupaten Malang) Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Nurul Qomariyah, S.Pd. (SMPN 4 Malang) P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd (SMP Katolik Siti Tamami, S.Pd (SMP Lab. Univ. Negeri Malang) Frateran Malang) Anny Nahri R., S.Pd. (SMP Islam Sabilillah Malang) Drs. Totok Supartono, M.Pd. (SMPN 1 Wonodadi Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Malang) Kabupaten Blitar) Dwi Utami,S.Pd.,M.Pd (SMP Brawijaya Smart School Mlg) PPKn SMP K-9 i

2

3 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PPKn SMP KELOMPOK KOMPETENSI 9 PENYUSUN Drs. H.Haryono Adipurnomo (PPPPTK PKn DAN IPS) Gatot Malady, S.IP., M.Si. (PPPPTK PKn DAN IPS) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Magfirotun Nur Insani, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang) Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. (Univ. Negeri Malang) Anny Nahri R., S.Pd. (SMP Islam Sabilillah Malang) Drs. Supandi, M.Pd., (PPPPTK PKn DAN IPS) Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Malang) Hj. Elita, M.Pd (SMPN 8 Malang) Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. (Univ. Negeri Malang) P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd (SMP Katolik Drs. Sumarno (SMPN 22 Malang) Frateran Malang) PEMBAHAS Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. (Univ. Negeri Malang) Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd. (SMPN 21 Malang) Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang) Muthomimah, S.Pd., M.Pd. (SMP Islam Maarif 2 Malang) Murthofiatis Zahrok, S.Pd., M.Pd. (SMPN 21 Malang) Dra. Titik Suparti (SMPN 2, Pagak, Kabupaten Malang) Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. (Univ. Negeri Malang) Nurul Qomariyah, S.Pd. (SMPN 4 Malang) P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd (SMP Katolik Siti Tamami, S.Pd (SMP Lab. Univ. Negeri Malang) Frateran Malang) Anny Nahri R., S.Pd. (SMP Islam Sabilillah Malang) Drs. Totok Supartono, M.Pd. (SMPN 1 Wonodadi Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Malang) Kabupaten Blitar) Dwi Utami, S.Pd., M.Pd. (SMP Brawijaya Smart School Malang KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS 2015 PPKn SMP K-9 i

4 PENGANTAR Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran. PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi 1 sampai dengan 10. Dengan adanya modul ini, diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telah disusun ini. Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS. Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata, Ph.D NIP PPKn SMP K-9 ii

5 DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii Daftar Gambar viii Daftar Tabel viii Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 5 C. Peta Kompetensi 6 D. Ruang Lingkup 8 E. Saran Penggunaan Modul 9 Kegiatan Pembelajaran 1 10 A. Tujuan Pembelajaran 13 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 13 C. Uraian Materi 13 D. Aktivitas Pembelajaran 21 E. Latihan / Kasus / Tugas 21 F. Rangkuman 22 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 23 H. Kunci Jawaban 23 Kegiatan Pembelajaran 2 27 A. Tujuan Pembelajaran 27 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 27 C. Uraian Materi 27 D. Aktivitas Pembelajaran 38 E. Latihan / Kasus / Tugas 41 F. Rangkuman 41 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 42 Kegiatan Pembelajaran 3 44 A. Tujuan Pembelajaran 47 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 47 PPKn SMP K-9 iii

6 C. Uraian Materi 47 D. Aktivitas Pembelajaran 57 E. Latihan / Kasus / Tugas 58 F. Rangkuman 59 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 61 H. Kunci Jawaban 63 Kegiatan Pembelajaran 4 67 A. Tujuan Pembelajaran 69 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 69 C. Uraian Materi 69 D. Aktivitas Pembelajaran 72 E. Latihan / Kasus / Tugas 74 F. Rangkuman 74 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 75 H. Kunci Jawaban 76 Kegiatan Pembelajaran 5 79 A. Tujuan Pembelajaran 82 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 83 C. Uraian Materi 83 D. Aktivitas Pembelajaran 87 E. Latihan / Kasus / Tugas 88 F. Rangkuman 89 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 91 H. Kunci Jawaban 91 Kegiatan Pembelajaran 6 95 A. Tujuan Pembelajaran 95 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 95 C. Uraian Materi 95 D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas 103 F. Rangkuman Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 110 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 110 PPKn SMP K-9 iv

7 C. Uraian Materi 110 D. Aktivitas Pembelajaran 118 E. Latihan / Kasus / Tugas 119 F. Rangkuman 120 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 121 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 126 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 126 C. Uraian Materi 126 D. Aktivitas Pembelajaran 132 E. Latihan / Kasus / Tugas 134 F. Rangkuman 134 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 140 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 140 C. Uraian Materi 140 D. Aktivitas Pembelajaran 143 E. Latihan / Kasus / Tugas 145 F. Rangkuman 145 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 152 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 152 C. Uraian Materi 153 D. Aktivitas Pembelajaran 161 E. Latihan / Kasus / Tugas 163 F. Rangkuman 163 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 164 H. Kunci Jawaban 165 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 171 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 171 C. Uraian Materi 172 D. Aktivitas Pembelajaran 173 E. Latihan / Kasus / Tugas 175 PPKn SMP K-9 v

8 F. Rangkuman 176 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 176 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 186 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 186 C. Uraian Materi 187 D. Aktivitas Pembelajaran 194 E. Latihan / Kasus / Tugas 196 F. Rangkuman 196 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 196 H. Kunci Jawaban 196 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 200 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 201 C. Uraian Materi 201 D. Aktivitas Pembelajaran 221 E. Latihan / Kasus / Tugas 221 F. Rangkuman 221 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 222 H. Kunci Jawaban 222 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 227 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 227 C. Uraian Materi 227 D. Aktivitas Pembelajaran 247 E. Latihan / Kasus / Tugas 249 F. Rangkuman 250 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 250 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 255 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 255 C. Uraian Materi 255 D. Aktivitas Pembelajaran 261 E. Latihan / Kasus / Tugas 263 PPKn SMP K-9 vi

9 F. Rangkuman 263 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 279 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 279 C. Uraian Materi 279 D. Aktivitas Pembelajaran 290 E. Latihan / Kasus / Tugas 291 F. Rangkuman 291 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 292 H. Kunci Jawaban 294 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran 298 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 298 C. Uraian Materi 298 D. Aktivitas Pembelajaran 305 E. Latihan / Kasus / Tugas 305 F. Rangkuman 305 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 306 Evaluasi 306 Penutup 306 PPKn SMP K-9 vii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perumusan pencapaian kompetensi Gambar 2. Kerucut pengalaman dale DAFTAR TABEL Tabel 1 Peta Kompetensi. 7 Tabel 2 Analisis Ideologi Terbuka dan Tertutup 52 Tabel 3 Analisis Pendekatan Saintifik pada Model Pembelajaran. 188 Tabel 4 Perbedaan Kegiatan Remedial dan Pembelajaran Biasa. 270 PPKn SMP K-9 viii

11 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan 1

12 kegiatan PKB. Dasar Hukum penulisan Modul PKB untuk Guru PPKn SMPadalah : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. 8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya 9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan Angka Kreditnya. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang StandarPengawasSekolah 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2008 tentang StandarTenagaAdministrasiSekolah/Madrasah PPKn SMP K-9 2

13 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2008 tentang StandarTenagaPerpustakaan 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26 tahun 2008 tentang StandarTenagaLaboran 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentangstandarpengujipadakursusdanpelatihan 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentangstandarpembimbingpadakursusdanpelatihan 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentangstandarpengelolakursus 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C. 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentangstandarpengelolapendidikanpada Program Paket A, Paket B, danpaket C. 24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan Angka Kreditnya. 3

14 27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. 28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. 30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013 tentangpetunjukteknisjabatanfungsionalpenilikdanangkakreditnya. 31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya. 32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentangpenyelenggaraanpendidikanlayanankhusus 33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar. 34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang StandarNasionalPendidikanAnakUsiaDini. 36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentangorganisasidan Tata KerjaKementeriandanPendidikandanKebudayaan. 38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentangorganisasidan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. PPKn SMP K-9 4

15 B. Tujuan Modul Grade 9 ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada pada modul grade 9. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Modelmodel Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Analisis Implementasi Kurikulum PPKn, Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, Analisis Hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka, Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945, Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia, Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia, Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia, Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia, Analisis ancaman terhadap NKRI, Analisis Penerapan pendekatan Saintifit PPKn SMP, Analisis penerapan model Pembelajaran PPKn SMP, Analisis instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP, Analisis hasil penyusunan RPP PPKn SMP, Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP, Penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 5

16 C. Peta Kompetensi adalah : Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini Kegiatan Pembelajaran ke - Nama Mata Diklat Kompetensi 1. Analisis Implementasi Kurikulum PPKn 1.1 Menunjukkan Analisis Implementasi Kurikulum PPKn 2. Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 2.1 Menunjukkan Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 3. Analisis Hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka 3.1 Menunjukkan Analisis Hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka 4. Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun Menunjukkan Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun Menunjukkan Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menunjukkan Analisis penerapan kewenangan Lembagalembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia 7.1 Menunjukkan Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia 8. Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia 9.1 Menunjukkan Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia 9. Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia 10.1 Menunjukkan Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia 10. Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia 11.1 Menunjukkan Analisis perekat keberagaman bangsa Indonesia 11. Analisis ancaman terhadap NKRI 12.1 Menunjukkan Analisis ancaman terhadap NKRI 12. Analisis Penerapan pendekatan Saintifit PPKn SMP 13.1 Menunjukkan Analisis Penerapan pendekatan Saintifit PPKn SMP PPKn SMP K-9 6

17 13. Analisis penerapan model Pembelajaran PPKn SMP 14. Analisis instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP 15. Analisis hasil penyusunan RPP PPKn SMP 16. Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP 17. Penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 14.1 Menunjukkan Analisis penerapan model Pembelajaran PPKn SMP 15.1 Menunjukkan Analisis instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP 16.1 Menunjukkan Analisis hasil penyusunan RPP PPKn SMP 17.1 Menunjukkan Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP 18.1 Menunjukkan Penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tabel 1. Peta Kompetensi 7

18 D. Ruang Lingkup Analisis Implementasi Kurikulum PPKn Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Analisis Hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Profesional Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia Materi PPKn SMP Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia Analisis ancaman terhadap NKRI Analisis Penerapan pendekatan Saintifit PPKn SMP Analisis penerapan model Pembelajaran PPKn SMP Pedagogik Analisis instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP Analisis hasil penyusunan RPP PPKn SMP Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP Penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PPKn SMP K-9 8

19 E. Saran Penggunaan Modul Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain: Penguasaan materi pedagogik yang mendukung penerapan materi profesional Penguasaan materi profesional sebagai pokok dalam pembelajaran PPKndi SMP Bacalah setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar anda mengetahui pokok-pokok pembahasan Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang berkaitan dengan materi Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam menyelesaikan setiap latihan/tugas/kasus Latihan/tugas/kasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan dalam kelompok dan individu Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam memahami materi. 9

20 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM PPKn SMP Oleh: Drs. H. Haryono Adi Purnomo A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasan Pasal dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Berdasarkan rumusan tersebut, telah dikembangkan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan pendidikan sebagai proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka substansi dan nama mata pelajaran yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dikemas dalam Kurikulum 2013 menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Seluruh ketentuan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, secara utuh bersama mata pelajaran lainnya, sudah dimuat dalam semua ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan tersebut berkaitan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Silabus, Buku Teks Siswa dan Buku Pedoman Guru, serta Pedoman Implementasi Kurikulum. Dengan kata lain tentang apa, mengapa, dan bagaimana mata pelajaran PPKn secara imperatif PPKn SMP K-9 10

21 berkedudukan dan berfungsi dalam konteks sistem pendidikan dan kurikulum secara nasional sudah didukung dengan regulasi yang sangat lengkap. B.Tujuan Setelah mempelajari Modul ini, diharapkan Anda dapat menunjukkan Analisis Implementasi Kurikulum PPKn SMP. C. Peta Kompetensi Kajian dokumentasi dan implementasi PPKn SMP Analisis Implementasi Kurikulum PPKn SMP Reposisi dan rekonseptualisasi PPKn D. Ruang Lingkup Ruang Lingkup materi modul Analisis Implementasi Kurikulum PPKn, meliputi: 1. Kajian dokumentasi dan implementasi PPKn SMP 2. Reposisi dan rekonseptualisasi PPKn E.Saran Cara Penggunaan Modul Modul ini terdiri dari satu Kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1 disajikan mengenai Kajian dokumentasi dan implementasi PPKn, Reposisi dan rekonseptualisasi PPKn. Kegiatan Belajar tersebut dirancang untuk pencapaian tujuan menunjukkan Analisis Implementasi Kurikulum PPKn.Untuk membantu Anda dalam mempelajari modul ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari katakata yang dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki. 11

22 3. Cobalah anda tangkap pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan teman sejawat atau dengan tutor Anda 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan pendidik lainnya atau teman sejawat. 6. Cobalah menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah anda sudah memahami dengan benar isi yang terkandung dalam modul ini. Selamat belajar! PPKn SMP K-9 12

23 Kegiatan Pembelajaran A. Tujuan 1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menjelaskan kajian dokumentasi dan implementasi PPKn SMP secara benar 2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan reposisi dan rekonseptualisasi PPKnsecara benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan kajian dokumentasi dan implementasi PPKn SMP 2. Menunjukkan reposisi dan rekonseptualisasi PPKn. C. Uraian Materi 1. Kajian Dokumentasi dan Implementasi PPKn Kajian dokumen dan implementasi dilakukan untuk dapat dijadikan bahan pembahasan dalam penataan kurikulum. Pembahasan kajian dokumen sebagai berikut. Fungsi, tujuan, SKL jenjang dan SKL mata pelajaran sudah terlihat memiliki hubungan yang saling terkait, hanya saja antara SKL Mata Pelajaran, SKL Jenjang, Tujuan dan Fungsi belum menunjukkan adanya hubungan yang hierarkis dan berjenjang. Agar SKL Jenjang dan SKL mata pelajaran menunjukkan adanya hubungan yang terkait dan berjenjang, maka uraian fungsi hendaknya bersifat lebih abstrak, kemudian dirinci lebih luas dalam uraian tujuan. SKL jenjang hendaknya merupakan jabaran dari tujuan, dan SKL Mata Pelajaran hendaknya merupakan jabaran dari SKL Jenjang. SKL mata pelajaran harusnya merupakan gabungan dari SK/KD selama 6 tahun di SD, sedangkan di SMP dan SMA merupakan gabungan dari SK/KD selama 3 tahun sehingga menggambarkan pemberian dasardasar kemampuan intelektual, pengetahuan, dan teknologi. Kelemahan lainnya adalah antara SKL jenjang dan SKL mata pelajaran masih terdapat ketidaksinambungan dan SKL mata pelajaran lebih menitikberatkan pada kemampuan kognitif. Implementasi dari hasil analisis strand dan peta kompetensi ini adalah perlu segera disusun dan dikembangkan strand Pendidikan 13

24 Pancasila dan Kewarganegaraan dan peta kompetensi yang dapat mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan, budaya dan karakter bangsa, serta pembelajaran aktif. Peta kompetensi juga harus mampu berorientasi pada kurikulum masa depan. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukanprofil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. SKL Untuk SMP berdasarkan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Tentang SKL, adalah sebagai berikut: Dimensi sikap, kualifikasi kemampuannya adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Dimensi pengetahuan, kualifikasi kemampuannya adalahmemiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. Dimensi keterampilan, kualifikasi kemampuannya adalahmemiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis. SKL tersebut kemudian diterjemahkan kedalam Kompetensi Inti yang berada dibawahnya. Kompetensi inti (KI) merupakan standar penilaian yang harus dimiliki secara berbeda pada setiap tingkatan dan kelas. KI merupakan komponen penilaian yang akan dapat mengejahwantahkan/mewujudkan isi dari SKL. Isi KI harus mencerminkan harapan dari SKL. Kompetensi inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai dengan KI-4. Rumusan setiap KI berbeda sesuai dengan aspeknya. Untuk mencapai PPKn SMP K-9 14

25 kemampuan yang terdapat di dalam Kompetensi inti (KI) perlu diterjemahkan kedalam Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan aspek pada setiap KI. Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.Sesuai dengan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar isi dijelaskan bahwa tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi PPKn pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B sebagai berikut : a. Tingkat Kompetensi 4, untuk kelas VII dan VIII, kompetensinya adalah 1) Menjelaskan komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila 2) Menganalisis proses pengesahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun ) Menunjukkan sikap toleransi dalam makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4) Menjelaskan karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI 5) Menunjukkan perilaku menghargai dengan dasar: moral, norma, prinsip dan spirit kewarganegaraan. b. Tingkat Kompetensi 4A, untuk kelas IX, kompetsinya adalah 1) Menunjukkan sikap dalam dinamika perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara individual dan kolektif 2) Menganalisis nilai dan moral yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun ) Menjelaskan masalah yang muncul terkait keberagaman masyarakat dan cara pemecahannya 4) Menerapkan perilaku kewarganegaraan berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam rangka pengokohan NKRI 5) Menghargai dan menghayati dengan dasar: kesadaran nilai, moral, norma, prinsip dan spirit keseluruhan entitas kehidupan kebangsaan 15

26 Kompetensi dalam setiap tingkat kompetensi akan menjadi Kompetensi Inti pada setiap kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti untuk SMP/MTsadalah sebagai berikut: a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. Untuk SMP/MTs kompetensi inti sikap spiritual kelas VII, VIII dan IX tersebut adalah sebagai berikut. Kelas VII: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Kelas VIII: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Kelas IX: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. Untuk SMP/MTs kompetensi inti sikap spiritual kelas VII, VIII dan IX tersebut adalah sebagai berikut. Kelas VII: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Kelas VIII: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Kelas IX: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif PPKn SMP K-9 16

27 dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan Untuk SMP/MTs kompetensi inti sikap spiritual kelas VII, VIII dan IX tersebut adalah sebagai berikut. Kelas VII: 3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Kelas VIII: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Kelas IX: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Untuk SMP/MTs kompetensi inti sikap spiritual kelas VII, VIII dan IX tersebut adalah sebagai berikut. Kelas VII: 4.Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kelas VIII: 4.Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kelas IX: 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, 17

28 dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Tingkatan kompetensi tersebut di atas ditinjau dari pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Barulah setelah ditetapkannya Kompetensi Inti maka dari muatan kurikulum pendidikan kewarganegaraan, menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,yang mencakup substansi sebagai berikut. a. Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa b. UUD 1945 sebagai hukum dasar yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara c. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai bentuk final Negara Republik Indonesia d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keberagaman yang kohesif dan utuh Indonesia dalam pergaulan antarbangsa. Pengorganisasian isi dan pengalaman belajar menempatkan dan memaknai Pancasila sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan ukuran keberhasilan dari keseluruhan subtansi utama. Masing-masing substansi utama dijabarkan kedalam beberapa substansi turunan yang secara konseptual membangun keutuhan substansi utama.dalam setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, mata pelajaran PPKn berisi lima substansi utama yang ditata dalam pemaknaan utuh sebagai substansi dan proses pendidikan nilai, moral, dan karakter Pancasila. Masing-masing substansi turunan dioperasionalkan dalam konteks pembelajaran menjadi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang diyakini mencerminkan capaian standar kompetensi peserta didik setelah pembelajaran. Pengorganisasian substansi mata pelajaran dan pengalaman belajar peserta didik menggunakan variasi pendekatan: (1) pendidikan nilai/moral; (2) lingkungan meluas; (3) pembelajaran aktif; (4) pemecahan masalah riil; (5) pendekatan kontekstual; (6) pembelajaran terpadu; (7) PPKn SMP K-9 18

29 praktik belajar kewarganegaraan; (8) keteladanan; dan (9) penciptaan budaya sekolah. Penilaian menggunakan tes dan nontes secara terpadu dan berkelanjutan dengan menitikberatkan perwujudan karakter dalam kehidupan sehari-hari. 2. Reposisi dan Rekonseptualisasi PPKn Elemen pendidikan kewarganegaraan yang memerlukan reposisi dan rekonseptualisasi untuk masa depan, antara lain: 1. Grand design pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945; 2. Kerangka sistemik kompetensi Pancasila dan kewarganegaraan lulusan pendidikan berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; 3. Kerangka sistemik isi pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; 4. Kerangka sistemik proses pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; 5. Kerangka sistemik asesmen dalam pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; 6. Kerangka sistemik dan programatik pendidikan dan pelatihan guru/tutor pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; 7. Kerangka akademik penelitian dan pengembangan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan masih membuka peluang perubahan menuju penyempurnaan. Hal itu memang konsisten dengan landasan hukum yang memberi ruang pada masukan perkembangan baru. Berdasarkan pasal 2, 3, 37 UU No. 20/2003 dan penjelasan pasal 37 yang berbunyi pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, dengan 19

30 mengakomodasikan perkembangan mengenai pendidikan kewarganegaraan yang menitikberatkan pada pengembangan nilai dan moral Pancasila sehingga maka maknanya berubah bahwa pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan bagian tak terpisahkan dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional pasal 3 UU Sisdiknas: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab dengan menitikberatkan pada perspektif nilai-nilai Pancasila dan UUD Oleh karena itu Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan tidak hanya dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, melainkan juga untuk mengembangkan semua potensi peserta didik yang menunjukkan karakter yang memancarkan nilai-nilai Pancasila. Untuk mewujudkan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang berkualitas diperlukan Guru berlatarbelakang sesuai bidang keahlian (PKN dan Hukum,/PMPKN/PKn) dengan pembinaan profesional secara berkelanjutan. Peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan sangan diperlukan denan berbagai cara, seperti mendorong pendidik untuk terlibat dalam asosiasi profesi pendidikan kewarganegaraan; mendorong program studi PKn di masing-masing LPTK dalam seluruh jenjang (S1, S2, S3) untuk melakukan kajian dan pengembangan keilmuan dan pembelajaran PPKn; mendorong pusat-pusat kajian dan pelatihan tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan atau yang terkait untuk melakukan berbagai kajian dan pengembangan yang mendukung pelaksanaan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; dan mendorong asosiasi profesi pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk mengadakan PPKn SMP K-9 20

31 berbagai pertemuan ilmiah keprofesionalan serta menerbitkan berkala ilmiah pendidikankewarganegaraan. D. Aktivitas Pembelajaran Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Analisis Implementasi Kurikulum PPKn, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. 1. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Analisis Implementasi Kurikulum PPKn. 2. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. 4. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul 5. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); 6. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. 7. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. 8. Penyampaian hasil diskusi; 9. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 10. Menyimpulkan hasil pembelajaran 11. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 12. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 13. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan 21

32 berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut. 1. Pilih dan jabarkan secara singkat kompetensi inti sikap spiritual dari Kompetensi Dasar PPKn SMP! 2. Pilih dan jabarkan secara singkat kompetensi inti sikap sosial dari Kompetensi Dasar PPKn SMP! 3. Pilih dan jabarkan secara singkat kompetensi inti pengetahuan dari Kompetensi Dasar PPKn SMP! 4. Pilih dan jabarkan secara singkat kompetensi inti keterampilan dari Kompetensi Dasar PPKn SMP! Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya. F. Rangkuman Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini. 1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilai pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. 2. Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. 3. Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya. 4. Pengorganisasian ruang lingkup materi PPKn dikembangkan sesuai dengan prinsip mendalam dan meluas, mulai dari jenjang SD/MI sampai dengan jenjang SMA/MA/SMK. Prinsip mendalam berarti materi PPKn PPKn SMP K-9 22

33 dikembangkan dengan materi pembelajaran sama, namun semakin tinggi tingkat kelas atau jenjang semakin mendalam pembahasan materi. Prinsip meluas berarti lingkungan materi dari keluarga, teman pergaulan, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara, serta pergaulan duia. 5. Cakupan kemampuan lulusan dimensi sikap adalah manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. 6. Cakupan kemampuan lulusan dimensi keterampilan adalah manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. 7. Cakupan kemampuan lulusan dimensi pengetahuan adalah manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Anda telah mempelajari materi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan baik. Untuk pengembangan dan implementasinya, Anda dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Anda terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya yaitu Analisis nilainilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas 1. Kompetensi sikap spiritual dari Kompetensi Dasar PPKn SMP 1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat - Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 23

34 - Berakhlak mulia dalam kehidupan di rumah - Berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah - Berakhlak mulia dalam kehidupan di masyarakat 2. Kompetensi sikap sosial dari Kompetensi Dasar PPKn SMP 2.2 Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya dan masyarakat sekitar - Berperilaku sesuai dengan norma dalam berinteraksi dengan teman sebaya. - Berperilaku sesuai dengan norma dalam berinteraksi dengan orang tua atau anggota keluarga yang lain. - Berperilaku sesuai dengan norma dalam berinteraksi denganmasyarakat sekolah - Berperilaku sesuai dengan norma dalam berinteraksi dengan masayarakat sekitar 3. Kompetensi pengetahuan dari Kompetensi Dasar PPKn SMP 3.4 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara - Pengertian norma - Sumber-sumber norma masyarakat - Macam-macam norma - Arti penting norma dalam berbagai kehidupan - Fungsi norma dalam masyarakat - Sanksi pelanggaran norma - Manfaat mentaati norma dalam berbagai kehidupan - Akibat tidak mentaati norma dalam berbagai kehidupan - Perwujudan mentaati norma dalam lingkungan sekolah - Perwujudan mentaati norma dalam lingkungan masyarakat - Perwujudan mentaati norma dalam lingkungan bangsa dan negara 4. Kompetensi keterampilan dari Kompetensi Dasar PPKn SMP 4.4 Menyaji hasil pengamatan tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. - Mengamati pelaksanaan norma agama - Mengamati pelaksanaan norma kesopanan - Mengamati pelaksanaan norma kesusialaan PPKn SMP K-9 24

35 - Mengamati pelaksanaan norma hukum - Membuat laporan tentang hasil pengamatan pelaksanaan norma - Mempersentasikan hasil pengamatan pelaksanaan norma Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas. 1. Jelaskan keterkaitan standar kompetensi lulusan, tingkatan kompetensi. Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn SMP! 2. Jelaskan pelaksanaan standar kompetensi lulusan! 3. Jelaskan pelaksanaan kompetensi inti! 4. Jelaskan pelaksanaan tingkatan kompetensi! 5. Jelaskan pelaksanaan kompetensi dasar! Setelah menyelesaikan evaluasi ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 85%, silakan Anda terus mempelajari modul berikutnya yaitu Analisis nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya Anda ulangi kembali kegiatan belajar dalam modul ini. Penutup Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta bermakna bagi para peserta didik. Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mohon kritik dan saran untuk perbaikan modul ini. Daftar Pustaka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang 25

36 Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PPKn SMP K-9 26

37 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ANALISIS NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA Oleh: Rahma Tri Wulandari, S.Pd. A. Tujuan 1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan benar 2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan analisis nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila 2. Menunjukkan analisis Pancasila sebagai dasar negara 3. Menunjukkan analisis nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa C. Uraian Materi 1. Analisis Nilai-Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila Pancasila merupakan suatu sistem nilai. Oleh karena itu, Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun kesemua sila yang ada merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila I sampai dengan sila V dari Pancasila merupakan citacita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud masyarakat yang sejahtera. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi. Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila nerupakan satu kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Nilai-nilai itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang memberikan pola bagi sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia. 27

38 Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut : a. Ketuhanan Yang Maha Esa Sila pertama pada Pnacasila ini menaungi dan merupakan roh dari sila-sila berikutnya. Hal ini mengandung arti bahwa negara yang didirikan merupakan pengejawantahan tujuan manusia sebagi makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai sila ketiga sila berikutnya. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama. c. Persatuan Indonesia Sila Persatuan Indonesia mengandung makna bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu wadah bersama semua suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Perbedaan merupakan ciri khas elemen-elemen pembentuk negara. Sebagai konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam satu persatuan yang dilukiskan dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diperuncing menjadi sebuah konflik, tetapi untuk saling mewujudkan persatuan dalam kehidupan bersama, untuk mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa. d. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikatnya negara merupakan sebuah penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Nilai tersebut bisa dilakukan dalam kehidupan PPKn SMP K-9 28

39 sehari-hari baik dalam aspek moralitas, kenegaraan, aspek politik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan. e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima Pancasila yang merupakan landasan dari keempat sila lainnya ini mengandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh wilayahnya serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Nilai keadilan sosial juga diterapkan dalam pergaulan antar negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial) 2. Analisis Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang secara lahir dan batin menuju ke arah kebaikan, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai dasar negara, nilai-nilai dari Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan. Dalam pengertian inilah maka antara Pancasila dengan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 29

40 memusyawarahkan dasar negara dan UUD negara. Kemudian oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ditetapkan dan disahkan UUD Negara kita pada tanggal 18 Agustus 1945 yang di dalam pembukaan UUD ini termaktub dasar negara yang dikenal dengan nama Pancasila. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Pancasila sebagai dasar negara sesungguhnya berisi: 1. Ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-persatuan Indonesia, yang ber-kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-persatuan Indonesia, yang ber-kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Persatuan Indonesia, yang ber-ketuhanan yang Maha Esa, yang ber- Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang ber-ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-persatuan Indonesia, dan ber-keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber- Persatuan Indonesia, dan ber-kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. PPKn SMP K-9 30

41 Pancasila sebagai dasar negara dan dasar dari segala hukum yang ada di Indonesia dapat diartikan bahwa setiap perundang-undangan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang sah tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Diantara unsur-unsur pokok kaidah Negara yang fundamental, asas kerokhanian Pancasila memiliki kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. Pada bagian lain juga dijelaskan bahwa norma hukum yang pokok dan disebut pokok kaidah fundamental dari negara itu dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tak berubah lagi bagi negara yang dibentuk, dengan kata lain dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum. Hal ini diperkuat melalui kesepakatan bangsa Indonesia pada tahun 1966 dengan ditetapkannya Ketetapan MPRS No.XX/MPRS Berdasarkan ketetapan MPRS No. XX/MPRS 1966 dapat ditarik kesimpulan bahwa : (1) Pancasila sebagai dasar negara adalah fondasi bagi pembentukan negara bangsa. (2) Pancasila sebagai dasar negara merupakan cita negara (staatsidee) dan cita hukum (rechtidee) yang berkembang menjadi staatsfundamentalnorm bersifat konstitutif dan regulatif, sehingga harus menjiwai dan menjadi 31

42 acuan statik bagi segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI (3) Pancasila sebagai dasar negara adalah asas dari hukum positif yang berlaku di NKRI (4) Pancasila sebagai dasar negara menjiwai UUD 1945 dalam mengatur penyelenggaraan negara serta menata kehidupan warga negara dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pancasila sebagai dasar negara juga bermakna: (1) Sebagai sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara Repunlik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah (2) Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Maksudnya seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah hukum konstitusional, pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terkait dengan struktur kekuasaan secara formal (3) Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum Yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum dasar tertulis yang berwujud Undang-Undang Dasar maupun hukum dasar tidak tertulis yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, makan Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi Pembukaan UUD 1945, yang kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikonkritkan atau dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Pancasila merupakan dasar negara yang paling tepat karena : 1) Pancasila digali dari adat dan budaya bangsa Indonesia, menjadi common denominator atau de grootste gemene deeler dan de kleinste genee veelvoud dari adat dan budaya bangsa Indonesia. Prinsip dan nilai Pancasila telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tanpa disadarinya PPKn SMP K-9 32

43 2) Pancasila memiliki potensi menampung kondisi dan sifat pluralistik bangsa. Masyarakat di Indonesia sangat majemuk dan Pancasila mampu mengikat unsur kemajemukan bangsa menjadi negara kesatuan 3) Pancasila menjamin kebebasan warganegara untuk beribadah menurut agama dan keyakinannya 4) Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 5) Pancasila memberikan landasan bagi bangsa Indonesia dalam menghadapai berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan ganggguan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 6) Pancasila memberikan jaminan terselenggaranya demokrasi dan hak asasi manusia sesuai dengan adat dan budaya bangsa 7) Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera 3. Analisis Nilai-nilai Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. Pandangan hidup ialah wawasan menyeluruh terhadap kehidupan, yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berarti pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan dan petunjuk hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah berdasarkan waktu dan lingkungan hidupnya. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh, kuat dan sentausa perlu mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalannya. Pandangan hidup terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur merupakan suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Proses pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi 33

44 pandangan hidup suatu bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya. Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideologi negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dalam adat istiadat, budaya serta dalam agama sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Dengan pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana memecahkan berbagai macam permasalahan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam masa yang semakin maju dan berkembang. Dengan berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun dirinya. Dalam pandangan hidup ini terkandung : 1. konsep mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. 2. pemikiran yang terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. 3. suatu kristalisasi dari suatu nilai-nilai yang dimilki oleh bangsa itu sendiri yang diyakini kebenarannya dn menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi arah semua kegiatan yang terpancar dalam seluruh tingkah laku insan Indonesia. Manfaat pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai berikut : 1. Menjadikan bangsa Indonesia berdiri kokoh sebagai bangsa merdeka dan berdaulat. 2. Menjadi pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi. 3. Sebagai pedoman membangun dirinya sendiri dan hubungan dengan bangsa lain. 4. Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya 5. Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan dan aktivitas hidup serta kehidupan di segala bidang. Dengan demikian, pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang ber-bhineka Tunggal Ika tersebut harus sebagai asas pemersatu PPKn SMP K-9 34

45 bangsa. Sehingga tidak boleh mematikan keanekaragaman yang ada di dalam negara Indonesia sendiri. Pada hakikatnya Pancasila bersumber dari nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa serta sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia yang diambil dari kepribadian bangsa yang tertinggi dan konsepsi yang mendasar dari norma bangsa. Pancasila tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang cukup panjang. Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi tata kehidupannya. Pandangan hidup yang tertuang pada nilai Pancasila yang menjadi keyakinan dan pandangan hidup bangsa Indonesia terutama : 1. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta Semesta, pengayom alam semesta. Kepada-Nya manusia menaruh kepercayaan dan harapan bagi hidup di dunia dan sesudah mati. Inilah asas kehidupan ketuhanan dan keagamaan 2. Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan sebagi satu keluarga, ayah, ibu, anak-anak. Cinta dan kekeluargaan ini menjadi dasar terbentuknya masyarakat, kesatuan dan kerukunan. 3. Asas musyawarah mufakat : kebersamaan adalah kumpulan banyak pribadi, warga, dan keluarga. Keinginan dan kemampuan warga masyarakat berbeda-beda. Supaya mereka tetap rukun bersatu, keputusan ditetapkan atas dasar musyawarah mufakat. 4. Asas gotong royong : kebersamaan memikul beban tanggung jawab demi kepentingan bersama. Keputusan yang ditetapkan atas asas musyawarah mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung jawab bersama. Jadi dilaksanakan bersama, secara gotong royong oleh dan untuk kedudukan bersama. 5. Asas tenggang rasa atau tepo siler : saling menghayati keadaan dan perasaan antar warga, antar pribadi, asas saling menghargai dan menghormati dalam keragaman dan perbedaan. Saling menghormati hak, pendapat, keyakinan dan agama masing-masing demi terpeliharanya kesatuan dan keharmonisan hidup bersama. 35

46 Keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat dilihat secara nyata pada semangat gotong royong dan asas kekeluargaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Negara Indonesia tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar atau bagian yang terkuat dalam masyarakat, baik politik, ekonomis, maupun sosio-kultural. Negara menempatkan diri di atas golongan dan bagian masyarakat, dan mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat. Rakyat tidak untuk negara, tetapi negara adalah untuk rakyat, sebab pengambilan keputusan selalu digunakan asas musyawarah untuk mufakat. Selanjutnya, struktur kejiwaan bangsa Indonesia mengakui, menghormati, serta menjunjung tinggi hak dan kewajiban tiap manusia, tiap golongan dan tiap bagian masyarakat. Sabaliknya, setiap anggota masyarakat, setiap golongan dan setiap bagian sadar akan kedudukannya sebagai bagian organik dari masyarakat seluruhnya, dan oleh karena itu wajib meneguhkan kehidupan yang harmonis antara semua bagian. a. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila (1) Sila Pertama Menunjukkan bahwa Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu, Yang Maha Esa, dan segala sesuatu bergantung kepada-nya, maka manusia Indonesia akan mengembangkan toleransi antar umat beragama, toleransi sesama umat beragama, dan toleransi antar umat beragama dengan negaranya. Tidak akan memaksakan agama kepada pemeluk agama lain. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang sekuler atau memisahkan agama dan negara. Indonesia juga bukan negara agama yang mendasarkan kepada agama tertentu. PPKn SMP K-9 36

47 (2) Sila Kedua Manusia memiliki hakikat pribadi yang mono-pluralis terdiri atas susunan kodrat jiwa raga, serta berkedudukan sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Nilai luhur kemanusiaan akan menumbuhkan sikap tepo seliro, menghormati hak asasi manusia, anti penjajahan, mengutamakan kebenaran dan keadilan, mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan sebagainya. Negara memberi kebebasan untuk menentukan jumlah anak, akan tetapi program keluarga berencana merupakan program pemerintah agar warga negara lebih bertanggung jawab pada generasi mendatang. Warga negara berhak menentukan jenis pekerjaan dengan imbalan yang layak menurut kemampuannya masing-masing. (3) Sila Ketiga Berupa pengakuan terhadap hakikat satu tanah air, satu bangsa dan satu negara Indonesia, tidak dapat dibagi sehingga seluruhnya merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan. Nilai luhur persatuan terkandung di dalamnya cinta tanah air, tidak membeda-bedakan sesama warga negara Indonesia, cinta perdamaian dan persatuan, tidak mengagung-agungkan bangsa sendiri, suku dan daerah tertentu. (4) Sila Keempat Menjunjung dan mengakui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua orang warga dalam lingkungan daerah atau negara tertentu yang segala sesuatunya berasal dari rakyat dilaksanakan oleh rakyat dan diperuntukkan untuk rakyat. Nilai luhur kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, antara lain terkandung makna cinta permusyawaratan, cinta demokrasi, tidak memaksakan kehedak kepada orang lain, menghindari kekerasan dalam menyelesaikan masalah, tidak mementingkan diri sendiri, cinta kebersamaan, dan sebagainya. (5) Sila Kelima Mengakui hakikat adil berupa pemenuhan segala sesuatu yang berhubungan dengan hak dalam hubungan hidup kemanusiaan. Nilai 37

48 luhur yang terkandung didalamnya adalah mencintai keadilan sosial, cinta kekeluargaan, suka bekerja keras, menghormati kedaulatan bangsa lain, dan menganggap bangsa lain sederajat. D. Aktivitas Pembelajaran 1) Tujuan Kegiatan : a) Di awal kegiatan dilakukan penyampaian tujuan pembelajaran yaitu melalui kegiatan diskusi peserta dapat menganalisis penerapan nilainilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh. b) Peserta dibagi menjadi menjadi 6 (enam) kelompok. Satu kelompok idealnya beranggotakan 5-6 orang serta membahas LK berikut ini Lembar Kegiatan (1) Petunjuk Belajar (a) Baca terlebih dahulu lembar kegiatan ini sebelum mengerjakan tugas/latihan! (b) Seyogyanya mengamati penerapan Pancasila dalam lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. (c) Diskusikan dengan teman satu kelompok anda! (2) Wacana Apakah Pancasila Masih Sakti? Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila merupakan sila yang mengayomi seluruh sila yang lainnya. Selanjutnya akan dibahas permasalahan riil dari esensi sila pertama. Sila Ketuhanan yang Maha Esa bisa dimaknai sebagai berikut: 1. Mengandung arti pengakuan adanya Tuhan (Yang Maha Esa). 2. Menjamin penduduk untuk memeluk dan beribadah menurut agamanya masing-masing. 3. Tidak memaksa warga negara untuk memeluk agama tertentu. 4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Bertoleransi dalam beragama. PPKn SMP K-9 38

49 Berdasarkan uraian diatas, negara memiliki peran sebagai fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara, dan juga mediator ketika terjadi konflik agama. Tapi pada kenyataannya, timbul pertanyaan "Apakah Pancasila kita sakti?". Coba saja perhatikan konflik-konflik agama yang kerap terjadi. Sebut saja kasus pembantaian kaum syiah yang baru-baru ini terjadi di Sampang. Pemerintah telah memiliki agenda kerja untuk fokus terhadap kesejahteraan dan kerukunan umat beragama. Tapi toh ternyata, beragama di Indonesia ini masih sulit. Agama merupakan hal yang sangat pribadi antara seseorang dengan Tuhan yang dipercayai dan diyakini, yang disertai oleh komitmen untuk menjalankan semua kewajiban dan menjauhi larangannya. Siapa pun boleh saja beragama apapun, dan boleh saja percaya pada Tuhan manapun. Dan seharusnya pemahaman tentang hal itu dipahami sepenuhnya oleh seluruh warga negara Indonesia. Semua agama memiliki peraturan dalam berhubungan dengan manusia lain, dan bahkan dengan alam sekitar atau lingkungan, yang jika dijalankan dengan sebenar-benarnya, akan menimbulkan sinergi dan keharmonisan yang luar biasa di dunia ini. Lalu apa yang salah sehingga bisa muncul konflik-konflik tersebut? Penyimpangan dalam pola pikir, pemahaman ajaran agama yang setengah-setengah, adanya keegoisan sebagian umat beragama, dan bahkan mungkin hilangnya rasa nasionalisme. Hal itu juga yang dapat memunculkan terorisme dan gerakannya. Pemerintah, sebagai fasilitator dan mediator seharusnya bertindak cepat dan tepat dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan tersebut. Harus ada sosialisasi untuk mengajarkan masyarakat tentang pentingnya kerukunan beragama di masyarakat kita yang heterogen Memudarnya kesaktian pancasila bukan karena dia telah kehilangan kekuatannya, tapi karena dia tidak lagi dimaknai dan diamalkan oleh kita sebagai warga negara Indonesia. Semoga saja akan terjadi perubahan dalam berpikir, dan bisa meningkatkan kepedulian terhadap sesama umat beragama. 39

50 sumber: (dengan beberapa pengeditan) (3) Sumber/alat/bahan - Baca modul tentang analisis penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh - Baca sumber lain yang relevan (4) Tugas/latihan (a) Amati dan catat nilai-nilai Pancasila yang masih dilestarikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat! (b) Amati dan catat kebijakan pemerintah yang mendukung terhadap pelestarian nilai-nilai Pancasila dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat! (c) Diskusikan dengan kelompok anda mengenai kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia saat ini! (d) Simpulkan apakah Pancasila masih menjadi tumpuan dasar negara dan satu-satunya pandangan hidup bangsa Indonesia! c) Peserta melakukan presentasi hasil diskusi kelompok d) Peserta memperbaiki hasil kerja kelompoknya berdasarkan masukan selama diskusi. e) Refleksi PPKn SMP K-9 40

51 E. Latihan/ Kasus /Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. 1. Carilah salah satu kasus yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapai oleh bangsa Indonesia saat ini!. Analisis langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengahadapi permasalahan yang ada. Berikan pendapat anda mengenai kebijakan tersebut dan berikan masukan! F. Rangkuman 1. Pancasila merupakan suatu sistem nilai yang pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 2. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila I sampai dengan sila V dari Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud masyarakat yang sejahtera. 3. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi. 4. Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara yang dapat memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang secara lahir dan batin menuju ke arah kebaikan, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. 5. Pancasila sebagai dasar negara dan dasar dari segala hukum yang ada di Indonesia dapat diartikan bahwa setiap perundang-undangan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang sah 6. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum diperkuat melalui kesepakatan bangsa Indonesia 41

52 pada tahun 1966 dengan ditetapkannya Ketetapan MPRS No.XX/MPRS Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. 8. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalannya. 9. Keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat dilihat secara nyata pada semangat gotong royong dan asas kekeluargaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran,bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi analisis nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa? 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi analisis nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa? 3. Apa manfaat mempelajari materi analisis nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa terhadap tugas Bapak/Ibu? 4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini? H. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA Juliardi, Budi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kaelan Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Kaelan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kansil, C.S.T, dkk Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara PPKn SMP K-9 42

53 Pranarka. A.M.W Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi Saksono, Ign. Gatut Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga Taniredja, Tukiran, dkk Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta Wahidin, Samsul Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

54 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ANALISIS HAKEKAT DAN KEDUDUKAN PANCASILASEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Oleh: Dr. Sri Untari, M.Si., M.Pd. A. Latar Belakang Modul ini dimaksudkan untuk memberikan seperangkat wawasan peserta diklat tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa yang besar tidak ditentukan berapa usia negara dan juga tidak ditentukan berapa banyak sumber daya alam yang di milikinya. Kebesaran negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, yang dibangun melalui pendidikan karakter secara berkelanjutan, sehingga memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial dan religius. Pada era globalisasi ditandai mulai hilangnya identitas nasional dan martabat bangsa beradab, sebab dunia dikendalikan oleh kekuatan kapital dan pasar yang menghempas nilai-nilai luhur dan ideologi negara-negara yang tak sanggup bertahan dari perang peradaban. Demikian juga Ideologi Pancasila yang secara normatif masih ditempatkan sebagai pedoman kehidupan bernegara, namun realitanya tidak diimplementasikan. Untuk itu guru PPKn yang merupakan pendidik nilai moral Pancasila berkewajiban untuk menyadarkan peserta didiknya akan pentingnya mereaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan salah satu strategi pembinaan guru PPKn SMP agar dapat meningkatkan kemampuan guru dapat memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara berkelanjutan. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) diselenggarankan untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. PKB merupakan kewajiban bagi Guru dan tenaga kependidikan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. PPKn SMP K-9 44

55 Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul dengan materi Analisis hakekat dan keduduka Pancasila sebagai Ideologi terbuka Modul ini didisain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 1 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Kompetensi peserta diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP yang diharapkan melalui modul Analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai Ideologi terbuka meliputi (1) Menelaah Pancasila sebagai Ideologi, (2) Menelaah kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka (3) Menganalisis aktualisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat terbuka 45

56 B. Tujuan Modul ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP tentang Analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai Ideologi terbuka,sehingga mampu : 1. Menelaah kedudukan Pancasila sebagai ideologi 2. Menelaah Pancasila sebagai ideologi terbuka 3. Menganalisis implementasi aktualisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat terbuka C. Peta Kompetensi Menelaah kedudukan Pancasila sebagai ideologi Analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai Ideologi terbuka Menelaah Pancasila sebagai ideologi terbuka Menganalisis implementasi aktualisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat terbuka. D. Ruang Lingkup 1Ruang lingkup terdiri atas materi kegiatan Pembelajaran 1:(1) Menelaah Pancasila sebagai ideologi terbuka. Kegiatan pembelajaran 2: (1) Menganalisis implementasi aktualisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat terbuka PPKn SMP K-9 46

57 E. Saran Cara Penggunaan Modul 1. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas 2. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. 3. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu 4. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Kegiatan Pembelajaran 1 : Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menelaan kedudukan Pancasila sebagai ideologi dengan benar. 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menelaah Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menelaan kedudukan Pancasila sebagai ideologi dengan benar. 2. Peserta diklat mampu menelaah Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar C. Uraian Materi Pembelajaran 1 : Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 1. Pengertian ideologi Ideologi berasal dari bahasa Yunani idea yang artinya perawakan, gagasan dan buah pikir, sedangkan logos artinya ajaran. Pendapat lain menyatakan bahwa secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani Eidos dan logis. Eidos artinya melihat, memandang, pikiran, cita-cita. Sedangkan logos artinya ilmu ( Wiyono, 2015:1). Dengan demikian ideologi artinya ilmu atau ajaran tentang gagasan dan buak pikiran atau science des ideas. Ideologi dapat diartikan sebagai apa yang dipikirkan, yang dicitakan, yang diinginkan. Pengertian ideologi pada hakekatnya suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistemtis yang memberikan arah perilaku laku seseorang atau sekelompok masyarakat/bangsa 47

58 disertai petunjuk tentang cara-cara mewujudkan cita-cita tersebut dalam berbagai bidang kehidpan: bidang politik, sosial, kebudayaan, keagamaan. Ideologi dalam pelaksanaannya senantiasa mewujudkan cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan bagi seluruh rakyat akan berupaya secara sistematis menanamkan kepercayaan pada para pendukungnya untuk menyamakan gerak dan tingkah laku yang sejalan dengan garis ideologi yang sedang dikembangkannya (Wiyono,2015). Dengan demikian diperoleh kesamaan persepsi, sikap serta tingkah laku yang tepat, wajar dan baik tentang dirinya. Dengan demikian ideologi suatu bangsa pada hakekatnya sebagai asas kerokhanian yang memiliki karakteristik: a. Memiliki derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan b. Merupakan hasil refleksi sebagai hasil kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupan. c. Pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban Ideologi menurut Oesman dan Alfian(1990:6) sebagai suatu rangkaian nilai(norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup bangsa mereka. Ideologi bangsa sebagai cara pandang suatuatu bangsa dalam menyelenggarakan negaranya. 2. Fungsi Ideologi bagi Suatu Bangsa Pengertian ideologi sebagaimana dijelaskan di atas mengandung pemahaman tentang fungsinya. Dari pandangan Wiyono (2015) menunjukkan fungsi ideologi yakni sebagai pedoman atau petunjuk arah untuk mencapai cita-cita bangsa. Fungsi ideologi memberikan : PPKn SMP K-9 48

59 a. Struktur kognitif yakni keseluruhan pengetahuan yang diperoleh sebagai landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya. b. orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia c. norma-norma yang menajdi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak d. bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya e. kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan f. pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta menolak tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma norma yang terkandung di dalamnya (Poespowardoyo.1990, Oesman dan Alfian,1990) Ideologi dalam makna positif dibutuhkan karena mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi akan dunia dan sekitarnya, memotivasi masyarakat untuk berjuang melawan penjajah yang selanjutnya diwujudkan dalam penyelenggaraan negara. Ideologi berfungsi 1) pengikat kelompok atau bangsa menjadi satu kesatuan untuk mengejar cita-cita bersama,(2) pedoman untuk bertindak, (3) pendorong bagi suatu bangsa untuk berjuang dalam mengejar tujuan bersama (Wiyono.2015:3) 3. Pancasila Sebagai Ideologi Negara Pancasila sebagai ideologi Negara artinya Pancasila merupakan dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri: 1). mempunyai derajat yang tinggi; 2). mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara. Pancasila sebagai Ideologi Negara artinya Pancasila sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin diwujudkan seluruh komponen bangsa Indonesia dalam kenyataan hidup yang nyata. Pancsila sebagai Ideologi sangat diperlukan, 49

60 karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan. Bagi Indonesia Pancasila sangat penting keberadaannya karena Pancasila membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Pancasila berfungsi mempersatukan sesama bangsa. Apabila dibandingkan dengan agama, agama juga berfungsi mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Empat fungsi pokok Pancasila sebagai Ideologi Negara dalam kehidupan bernegara, sebagai berikut yaitu: a. Fungsi pemersatu Fungsi pemersatu artinya Pancasila berfungsi mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan. b. Fungsi Pengarah. Fungsi pengarah artinya Pancasila berfungsi membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. c. Fungsi identitas. Fungsi sebagai identitas diartikan Pancasila memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi dorongan bagi nation and character building berdasarkan Pancasila. d. Fungsi penilai. Fungsi Pancasila sebagai evaluator artinya Pancasila berfungsi menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik evaluasi, penilaian mengenai keadaan Bangsa dan Negara. PPKn SMP K-9 50

61 4. Analisis Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka. Pancasila sebagai ideologiterbuka bisa jadi sebagai obat kuat yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sudah sejak pemerintahan presiden Suharto, secara tersirat menunjukkan sifat sebagai ideologi terbuka jika dikaji dari semangat para pendiri bangsa sebagaimana dirumuskan dalam UUD Negara republik Indonesia 1945 terutama pada penjelasan UUD Ideologi terbuka merupakan tuntutan jaman, agar dapat berfungsi sesuai dengan permasalahan yang timbul, karena kekuatan ideologi pada prinsipnya tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada ideologi tersebut, yakni (1) dimensi realitas, yakni bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat, (2) dimensi idealisme yaitu bahwa ideologi tersebut memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik, dan (3) dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan pengembangan pemikiran (Alfian, 1990). Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbukandiharapkan menjadi sarana dalam memecahkan permasalahan bangsa, namun demikian faktor manusia yakni rakyat dan bangsa sangat menentukan dalam keberhasilan menyelesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun sebuah ideologi jika tidak didukung sumber daya manusia yang baik, maka ideologi hanya akan menjadi angan angan semata. a. Analisis Ideologi Terbuka dan ideologi Tertutup Untuk melakukan analisis dimana kedudukan Pancasila, perlu diketahui pengertian ideologi terbuka dan ideologi tertutup. (1) Ideologi terbuka adalah suatu ideologi memiliki karakteristik tidak dimutlakkan dimana nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka merupakan ideologi secara internal senantiasa dinamis, sehingga dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman. (2) Ideologi tertutup adalah ideologi yang 51

62 mutlak dengankarakteristik suatu merupakan ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang kebenarannya tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Dengan demikian dapat disarikan sebagai berikut: Ideologi Terbuka Tertutup Aspek Karakteristik Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita digali dari kekayaan adat kebiasaan, kebudayaan dan religius masyarakatnya Fleksibel, tidak kaku Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita berasal dari individu atau kelompok yang berkuasa dan masyarakat diharuskan tunduk dan berkor-ban demi aliran pemi-kiran tersebut sehingga dapat Rigid atau kaku menerima perubahan tidak dapat menerima perubahan Relasi antara Penguasa adalah Penguasa bertindak penguasa dan pengemban amanah totaliter, masyarakat rakyat rakyat yang harus harus tunduk bertanggung jawab danpatuh pada ideologi elit penguasa Tabel 1. Analisis Ideologi Terbuka dan Tertutup b. Analisis Ideologi Partikular dan ideologi komprehensif Dari sudut pandang sosiologis, berdasarkan aliran Mark, Karl Mannhein membedakan dua macam kategori ideologi yaitu ideologi yang bersifat partikular dan ideologi yang bersifat komprehensif. (1) Ideologi Partikular PPKn SMP K-9 52

63 adalah suatu keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan berkaitan dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.(2).ideologi Komprehensif adalah suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Ideologi Partikular Komprehensif Aspek Karakteristik Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita sebagai keyakinankeyakinan yang tersusun secara sistematis dan berkaitan dengan kepentingan kelas sosial tertentu. Nilai-nilai, gagasan, pikiran dan cita-cita bersifat menyeluruh sebagai hasi akomodasi tanpa berpihak pada kelas sosial ataupun golongan tertentu Relasi antara Negara melindungi Negara penguasa dan dan menjalankan mengakomodasi rakyat idealisme tertentu, berbagai idealisme misalnya negara yang berkembang komunis melindungi dalam masyarakat kaum proletar, negara liberal membela kebebsan individu Tabel 1.3. Analisis Ideologi Partikular dan Komprehensif c. Pendorong Gagasan Menjadikan Pancasila Sebagai Ideologi terbuka Beberapa faktor yang mendorong gagasan dan pikiran menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka, sebagaimana pandangan Moerdiono (1992:400) yang dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: 53

64 Pertama, Perubahan dan perkembangan masyarakat yang cepat. Seiring dengan pesatnya pembangunan nasional, maka terjadi perkembangan masyarakat secara cepat, sehingga problema yang datang tidak senantiasa dapat dijawab secara ideologi sesuai dengan pemikiran-pemikiran ideologi sebelumnya. Misalnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, tidak memungkinkan suatu negara menurup diri dari pasar, terjad pergeseran peran negara, Noziex execive, atau Gramsci menyebutnya negara tidak lagi memiliki "hagemoni" ( Margono, 201, karena peran pemerintah mulai terkurangi oleh peran organisasi non-pemerintah, ataupun badan usaha swasta, sehingga gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologis. Dengan demikian dapat disarikan bahwa proses pembangunan nasional berencana menunjukkan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia secara cepat dan dinamis yang membawa konsekuensi bahwa tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara ideologis sebagaimana ideologi sebelumnya yang tertutup. Kedua, Runtuhnya ideologi tertutup marxismeleninisme/komunisme. Menjelang abad ke 21 terjadi perubahan besar dimana ideologi komunis (Uni Soviet) tumbang setelah puluhan tahun menjadi kiblat ideologi komunis dunia. Komunisme memposisikan sebagai ideologi tertutup yakni ideologi yang merasa sudah mempunyai seluruh jawaban terhadap kehidupan ini, sehingga yang perlu dilakukan adalah melaksanakan secara dogmatik. Kesimpulannya bahwa realita runtuhnya ideologi tertutup seperti marxisme, leninisme/komunisme, maka ideologi tertutup dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologi lainnya Ketiga, Praktik Ideologi tertutup di masa lalu. Pengalaman sejarah politik Indonesia disaat pengaruh komunisme sangat besar dalam segala sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana ideologi komunisme yang bersifat tertutup telah mempengaruhi Pancasila,sehingga dalam pelaksanaan pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Oleh karenanya Pancasila tidak mungkin lagi tampil sebagai acuan bersama sebagai alat yang secara konseptual dipergunakan untuk menyerang lawan-lawan politik dengan PPKn SMP K-9 54

65 kebijaksanaan pemerintah absolut dan totaliter, sehingga setiap perbedaan pandangan menjadi alasan untuk secara langsung menjastifikasi sebagai anti pancasila. Keempat, Penempatan Pancasila sebagai asas tunggal. Pada saat negara menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas ternyata menjadikan kualifikasi dalam hidup "bermasyarakat, berbangsa dan bernegara" tersandera karena hakekatnya terdapat kawasan kehidupan yang bersifat otonom yang secara tidak langsung mengacu pada nilai Pancasila. Salah satu di antaranya adalah nilai-nilai religi. Tekad kuat untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ternyata tidak tepat, oleh karenanya oleh MPR tahun 1999 istilah Pancasila sebagai satu-satunya asas telah dicabut, namun pencabutan ini diartikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai alternative ideologi dunia. Terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebagaimana dikemukanan Murdiono yang dirujuk Untari (2012) yakni sebagai berikut: Pertama, nilai dasar, Nilai dasar hakekatnya adalah kelima sila Pancasila. Nilai dasar ini merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar tersebut tertuang di dalam Pembukaan UUD NRI Oleh karena itu Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai suatu norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai sumber hukum positif dan memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai dasar ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945; 55

66 Kedua, nilai instrumental Nilai instrumental merupakan nilai yang memberikan arahan, kebijakan, strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila, yang penjabarannya disesuaikan dengan perkembangan jaman, seperti penetapan GBHN, UU, struktur kelembagaan, dan sebaganya Ketiga nilai praktis Nilai praktis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi). (Kaelan, 2003). Sifat Terbuka Pancasila juga dapat dianalisis dalam prinsip-prinsip setiap silanya sebagaimana dikemukakan oleh Winarno. S (2007,6) bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka sebab ideologi Pancasila bersumber pada kondisi obyektif, konsep, prinsip dan nilai-nilai orisinal masyarakat Indonesia sendiri. Prinsip-prinsip tersebut adalah sila-sila Pancasila itu sendiri yang memuat doktrin mendasar sebagai berikut: a. Religiositas, memuat gagasan, ide dan fundamental value tentang hubungan manusia dengan dzat mutlak, apapun predikatnya. b. Humanitas, memuat gagasan, ide dan fundamental value tentang posisi manusia dengan sesamanya. Interdependensi antar manusia sejalan dengan harkat dan martabat dalam menciptakan justice dan keberadaannya sebagai makhluk tertinggi ciptaannya. c. Nasionalitas, memuat gagasan, ide dan fundamental value bahwa insan yang berada diatas geografis nusantara ini disebut dan layak sebagai bangsa. Loyalitas tunggal, heroisme, patriotisme, bela negara merupakan hubungan mutlak warganagera dengan nation-state Indonesia. d. Soverenitas, memuat gagasan, ide dan fundamental value bahwa yang berdaulat di NKRI adalah rakyat. Negara Indonesia negara demokrasi, sehingga segala sesuatunya berasal dari oleh dan untuk rakyat. Karena PPKn SMP K-9 56

67 Indonesia roh demokrasinya Pancasila, maka memiliki ciri khas, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. e. Sosialitas, memuat gagasan ide dan fundamental value tentang manusia diseberang jembatan emas kemerdekaan yang menjadi tujuan berdirinya NKRI adalah bangsa yang berbahagia sejahtera, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukanlah keadilan perorangan atau sekelompok. Semua untuk semua, satu untuk semua, semua untuk satu. d. Analisis Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka D. Aktivitas Pembelajaran Pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran 1 materi Analisis Pancasila sebagai ideologi terbuka ini adalah pendekatan partisipatif dan humanistik, yang didasari oleh prinsip prinsip andragogi. Dengan pendekatan ini peserta diklat lebih banyak diundang partisipasinya dengan mengungkapkan pertanyaan, pendapat, gagasan dan aspirasinya dari pada sekedar menerima materi modul secara pasif ataupun penyampaian informasi dari narasumber/instruktur. Disamping itu pendekatan saintifik juga dipergunakan sekaligus untuk membelajarkan peserta diklat dalam implementasi pembelajaran berbasis kurikulum 13 Metode yang digunakan dalam aktivitas pembelajar ini adalah ceramah bervariasi dan diskusi kelompok. Adapun skenario atau alur aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Penyampaian informasi oleh nara sumber dan membaca modul 15 menit (Mengamati) Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman praktis 25 menit (Menanya) Kerja kelompok, diskusi kelompok 50 menit (mencari informasi) Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil kerja kelompok 20 menit Presentasi hasil unjuk kerja kelompok 50 menit (mengomunikasi Membuat Laporan hail keja kelompok menit (mengasosiasi)

68 E. Latihan/Kasus/Tugas Pemahaman anda akan semakin mendalam atas materi ini manakala anda mengerjakan latihan berikut: a. Coba anda analisis Pancasila sebagai ideologi terbuka atau ideologi tertutup dengan menggunakan tabel berikut: Ideologi Aspek Karakteristik Relasi antara penguasa dan rakyat Terbuka Tertutup Pancasila b. Coba anda diskusikan untuk melakukan analisis Pancasila termasuk ideologi partikular atau komprehensif Ideologi Aspek Karakteristik Relasi antara penguasa dan rakyat Partikular Komprehensif Pancasila c. Untuk memperkaya pemahaman anda carilahinformasi dari banyak sumber tentang negara-negara yang menggunakan ideologi liberalisme, sosialisme, komunisme, fasisme, selanjutnya diskusikan dalam kelompok dengan menggunakan format berikut: Ideologi Aspek Agam a Liberalis me Komunis me Sosialis me Fasis me Pancasi la PPKn SMP K-9 58

69 karakteris tik Agama Politik Ekonomi Hukum Pandang an terhadap individu dan masyarak at F. Rangkuman Pancasila memang memiliki syarat sebagai ideologi terbuka,sebab: 1). Memiliki nilai dasar yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa.indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Atau nilai-nilainya tidak dipaksakan dari luar atau bukan pembeberian negara.2). Memiliki nilai instrumental untuk melaksanakan nilai dasar, seperti UUD 45, UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll ; 3). Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, dan menjadi suatu seperti toleransi,gotong-royong, musyawarah, dll. Faktor yang mendorong Pancasila sebagai ideolog terbuka adalah 1. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang cepat. 2. Runtuhnya ideologi tertutup marxisme-leninisme/komunisme. 3. Praktik Ideologi tertutup di masa lalu. 59

70 4. Penempatan Pancasila sebagai asas tunggal 5. Penempatan Pancasila sebagai asas tunggal. Sebagai Ideologi terbuka, Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Pancasila dalam dimensi ideologi, telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka yang di dalamnya mengandung dimensi realita, idealisme dan dimensi fleksibelitas. Sedangkan Perwujudan sebagai ideolgi terbuka, Pancasila mengandung : Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis. Dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung berbagai nilai yang diyakini telah memberikan makna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang nampak jelas dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu : a) Nilai-nilai Ketuhanan, b) Nilai-nilai Kemanusiaan, c) Nilai-nilai Gotong royong dan Persatuan, d) Nilai-nilai Musyawarah, dan e) Nilai-nilai Keadilan Sosial. Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai instrinsik yang Kebenarannya dapat dibuktikan secara obyektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Nilai-nilai Pancasila, merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia karena telah teruji dalam sejarah dan dipersepsi sebagai nilai-nilai subyektif yang menjadi sumber kekuatan dan pedoman hidup seirama dengan proses adanya bangsa Indonesia yang dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang. Agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan paradigm Pancasila, maka penyelenggara dan pelaksanan pembangunan harus mampu bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta bertangung jawab penuh terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Karena yang ingin dibangun adalah manusia dan masyarakat. Ideologi terbuka merupakan tuntutan jaman, agar dapat berfungsi sesuai dengan permasalahan yang timbul, karena kekuatan ideologi pada prinsipnya tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada ideologi tersebut, yakni (1) dimensi realitas, yakni bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat, (2) dimensi idealisme yaitu bahwa ideologi tersebut PPKn SMP K-9 60

71 memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik, dan (3) dimensi fleksibilitas atau dimensi pengembangan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan pengembangan pemikiran G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Pilihlaj jawaban yang paling tepat 1. Ideologi bukanlah sekedarpengetahuan teoritis belakang, tetapi merupakan suatu yang... A. hidup di masyarakat B. dihayati menjadi satu keyakinan C. dimiliki kelompok masyarakat D. dapat menjadi kenyataan E. dapat jadi petunjuk hidup 2. Ideologi merupakan suatu manifestasi kenyataan sosial, pandangan ini dikemukakan oleh... A. Alfian B. F. Hegel C. Moerdiono D. Oetoyo Usman E. Max Weber 3. Fleksibilitas Ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka ditandai dengan nilai-nilai... A. dasar, instrumental, praksis B. dasar, idiil, spiritual C. idiil, konstitusional, operasional D. idiil, instrumental, operasional E. dasar, konstitusional, praksis 4. Penentu kemampuan Pancasila sebagai ideologi terbuka dalam menyelesaikan permasalahan bangsa adalah... A. pemerintah B. pemimpinnya C. politisinya D. warga negara E. ekonominya 61

72 5. Sila-sila Pancasila itu sendiri yang memuat doktrin mendasar memuat gagasan, ide dan fundamental value tentang posisi manusia dengan sesamanya. Interdependensi antar manusia sejalan dengan harkat dan martabat dalam menciptakan justice dan keberadaannya sebagai makhluk tertinggi ciptaannya.merupakan prinsip A. religiositas B. soverenitas C. humanis D. sosialis E. nasionalis 6. Toleransi,gotong-royong, musyawarah dalam implementasinya dapat terus dikembangkan dalam pelaksanaan Pancasila ideology terbuka, karena merupakan nilai A. dasar B. idiologi C. nasionalis D. sosialis E. praksis 7. Pancasila pada hakekatnya bukan ideologi partikular dan komprehensif pada hakekatnya tidak berpihak pada keduanya, karena ideologi Pancasila... A. memiliki ciri khas, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan B. keyakinan-keyakinan yang tersusun secara sistematis dan berkaitan dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu. C. memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik sebagaimana yang dicita-ciitakan oleh pendiri negara D. dikembangkan dari nilai-nilai realitas bangsa Indonesia mampu mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat majemuk E. mengandung nilai-nilai yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia PPKn SMP K-9 62

73 8. Makna reformasi pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu Pancasila disebut juga sebagai suatu ideologi yang sifatnya. A. terbuka B. reformis C. universal D. tertutup E. demokratis 9. Kebijakan pemerintah menghadapi MEA dengan memberdayakan UMKM dan penguatan ekonomi kerakyatan, merupakan wujud Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memiliki dimensi A.teologis B. etis C. ekonomis D. politis E. integrative 10. Ideologi terbuka memberika kebebasan pada masyarakat untuk beraktivitas,namun kebebsan tidak bertuhan atau atheis tidak diperkenankan, hal ini bukti Pancasila memiliki nilai A. praksis B. dasar C. instrumental D. religious E. ideologis H. Kunci Jawaban 1. B 2. C 3.A 4.D 5.C 6.E 7.D 8.A 9. E 10.B 63

74 Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban Test Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Selanjutnya anda hitung jawaban yang benar, lalu pergunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda pada materi kegiatan pembelajar berikutnya. Rumus Jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan = 10 X 100% Tingkat penguasaan yang anda capai: % = sangat baik 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang PPKn SMP K-9 64

75 Kegiatan Pembelajaran 2: Implementasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang bersifat terbuka A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila Pertama Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar. 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila kedua Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila ketiga Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila keempat Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 5. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila kelima Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila Pertama Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar. 2. peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila kedua Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 3. peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila ketiga Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 4. peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila keempat Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 5. peserta diklat mampu menganalisis implementasi sila kelima Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan benar 65

76 C. Uraian Materi Pembelajaran 1 : Implementasi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Bangsa Indonesia sangat yakin akan tingginya, luhurnya nilai-nilai yang terkandung dalam setiap silanya. Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakekat sifat kodrat manusia yang monodualistis yakni sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena dalam ideologi Pancasila mengakui atas hak-hak masyarakatnya, tanpa mengabaikan hak-hak individu. Hakekatnya manusia juga memiliki kodrat sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu nilai-nilai Ketuhanan senantiasa menjiwai kehidupan manusia, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sifat terbuka dari ideologi Pancasila dapat dijabarkan 1. Implementasi Sila Pertama Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 2. Implementasi Sila Kedua Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 3. Implementasi Sila Ketiga Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 4. Implementasi Sila Empat Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 5. Implementasi Sila Lima Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka PPKn SMP K-9 66

77 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 ANALISIS PENERAPAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UUD NRI TAHUN 1945 Oleh: Anny Nahry R., S.Pd. A. Latar Belakang Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Sangat jelas bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Olek karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai 67

78 rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Ruang lingkup modul Perencanaan Pembelajaran PPKn SMP ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) Analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945, (2) Analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 B. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMPagar mampu menjelaskan : 1. Analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun Analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 C. Peta Kompetensi Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD NRI Tahun1945 Analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 Analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 (sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup terdiri atas materi kegiatan Pembelajaran 1) Analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945, 2) Analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 PPKn SMP K-9 68

79 E. Saran Cara Penggunaan Modul a. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas b. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. c. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelas anda d. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran : A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan menjelaskan analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945dengan benar. 2. Peserta diklat mampu mendeskripsikanmendeskripsikan analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 secara benar C. Uraian Materi Pembelajaran 1 a. Analisis penerapan hak warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru dan sebagainya. Adapun Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. 69

80 Kita selaku warga negara Indonesia memiliki suatu hak yang perlu kita dapatkan dan juga kewajiban yang harus kita laksanakan sebagai warga negara. Hak dan Kewajiban harus seimbang, lantas bagaimana jika tidak seimbang?, seperti kita ketahui semua orang memiliki hak akan tetapi kita sering menyalahgunakan hak tersebut, kita selalu meminta hak terlebih dahulu dibanding melakukan kewajiban dahulu. Contohnya saja apakah ada sebuah pekerja seperti menjadi kuli bangunan yang meminta bayaran terlebih dahulu dibandingkan melakukan kerjaanya?, tidak ada bukan. Berikut contoh hak sebagai warga negara sesuai UUD 1945 : b. Hak Warga Negara Indonesia : 1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak: Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2). 2. pak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. (pasal 28A). 3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1). 4. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang 5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1) 6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2). 7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum. (pasal 28D ayat 1). 8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi PPKn SMP K-9 70

81 9. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1) Analisis penerapan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Contohnya : melaksanakan tata tertib di sekolah, membayar SPP atau melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya dan sebagainya. Sedangkan Kewajiban Warga Negara yaitu melakukan suatu kewajiban atau perintah kita sesuai dengan hukum yang berlaku dan berdasarkan UUD Saat ini masih banyak warga negara yang lalai dalam tanggung jawabnya sebagai warga negara sehingga menjadi hambatan suatu negara untuk maju dan lebih baik Berikut contoh kewajiban sebagai warga negara : 1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUd 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. 3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan: Setiap orang wajib menghormati hak asai manusi orang lain 4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undangundang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan 71

82 kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan makasud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. 5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Sebagai warga negara kita wajib memenuhi kewajiban kita sebagai warga negara. Tidak usah muluk-muluk cukup dengan menjaga infrastruktur, merawat fasilitas, membayar pajak, mentaati peraturan pemerintah. Semuanya bisa dijalankan asal kita ikhlas dan sadar kalau itu memang perlu sebagai tabungandijalankan asal kita ikhlas dan sadar kalau itu memang perlu sebagai tabungan untuk masa depan lingkungan dan keutuhan wilayah negara kita. Sikap bela negara juga merupakan contoh kewajiban warga Idonesia. Menjaga batas wilayah kita dari gangguan warga negara seberang yang ingin mengambil kekayaan alam negara kita. Jangan sampai aset berharga seperti kebudayaan, adat istiadat, makanan khas, dan berbagai warisan leluhur diambil hak miliknya oleh negara lain. Kita wajib memepertahankan. Intinya Hak dan kewajiban sebagai warga negara harus imbang. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negaradalam UUDNRI Tahun 1945 sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau 15 menit PPKn SMP K-9 72

83 tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi perencanaan pembelajaran PPKn SMP. Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. 5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 135 menit 73

84 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. 30 menit E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Jelaskan definisi hak warga negara? 2. Jelaskan hak warga negara sesuai UUD Jelaskan definisi kewajiban warga negara? 4. Jelaskan kewajiban warga negara sesuai UUD 1945? F. Rangkuman 1. Hak menurut Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. 2. Hak sebagai warga negara sesuai UUD 1945 terdapat dalam pasal 26, pasal 27 ayat 1, pasal 27 ayat 1, pasal 27 ayat 2, pasal 27 ayat 3, Hak untuk hidup pasal 28A, pasal 28B ayat 1, pasal 28B ayat 2, pasal 28C ayat 1, pasal 28C ayat 2.hak memperoleh keadilan hukum pasal 28 D ayat 1,(pasal 28 pasal 28E ayat 2.pasal 28E ayat 3.pasal 28F.pasal PPKn SMP K-9 74

85 28G ayat 1, pasal 28G ayat 2.pasal 28G ayat 2, pasal 28H ayat 1.pasal 28H ayat2.pasal 28 H ayat 3,pasal 28H ayat 4, pasal 28I ayat 1.pasal 28I ayat1pasal 28I ayat 2.pasal 28I ayat 3.pasal 28, pasal 29 dan pasal 31 ayat Kewajiba adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). 4. Kewajiban Warga Negara yaitu melakukan suatu kewajiban atau perintah kita sesuai dengan hukum yang berlaku dan berdasarkan UUD Saat ini masih banyak warga negara yang lalai dalam tanggung jawabnya sebagai warga negara sehingga menjadi hambatan suatu negara untuk maju dan lebih baik 5. Berikut contoh kewajiban sebagai warga negara : Kewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela Negara (pasal 27 ayat 3) Kewajiban membayar pajak ( 23A ) Kewajiban menghormati hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (pasal 28J ayat 1) Kewajiban untuk tunduk pada batasan yang ditetapkan undangundang (pasal 28J ayat 2) Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara (pasal 30 ayat 1) Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2) Evaluasi 1. Jelaskan definisi hak warga negara? 2. Jelaskan hak warga negara sesuai UUD Jelaskan definisi kewajiban warga negara? 4. Jelaskan kewajiban warga negara sesuai UUD 1945? G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Anda telah mempelajari ruang lingkup PPKn; ruang lingkup materi PPKn; pengorganisasian ruang lingkup materi PPKn serta analisis SKL,KI dan KD PPKn dengan baik. Untuk pengembangan dan implementasinya, Anda 75

86 dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Anda terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya yaitu Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD NRI Tahun H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas 1. Hak menurut Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. 2. Hak sebagai warga negara sesuai UUD 1945 terdapat dalam pasal 26, pasal 27 ayat 1, pasal 27 ayat 1, pasal 27 ayat 2, pasal 27 ayat 3, Hak untuk hidup pasal 28A, pasal 28B ayat 1, pasal 28B ayat 2, pasal 28C ayat 1, pasal 28C ayat 2.hak memperoleh keadilan hukum pasal 28 D ayat 1,(pasal 28 pasal 28E ayat 2.pasal 28E ayat 3.pasal 28F.pasal 28G ayat 1, pasal 28G ayat 2.pasal 28G ayat 2, pasal 28H ayat 1.pasal 28H ayat2.pasal 28 H ayat 3,pasal 28H ayat 4, pasal 28I ayat 1.pasal 28I ayat1pasal 28I ayat 2.pasal 28I ayat 3.pasal 28, pasal 29 dan pasal 31 ayat Kewajiba adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). 4. Kewajiban Warga Negara yaitu melakukan suatu kewajiban atau perintah kita sesuai dengan hukum yang berlaku dan berdasarkan UUD Saat ini masih banyak warga negara yang lalai dalam tanggung jawabnya sebagai warga negara sehingga menjadi hambatan suatu negara untuk maju dan lebih baik 5. Berikut contoh kewajiban sebagai warga negara : Kewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela Negara (pasal 27 ayat 3) Kewajiban membayar pajak ( 23A ) PPKn SMP K-9 76

87 Kewajiban menghormati hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (pasal 28J ayat 1) Kewajiban untuk tunduk pada batasan yang ditetapkan undangundang (pasal 28J ayat 2) Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara (pasal 30 ayat 1) Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2) Evaluasi 1. Jelaskan definisi hak warga negara? 2. Jelaskan hak warga negara sesuai UUD Jelaskan definisi kewajiban warga negara? 4. Jelaskan kewajiban warga negara sesuai UUD 1945? Penutup Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta bermakna bagi para peserta didik. Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mohon kritik dan saran untuk perbaikan modul ini. 77

88 Glosarium bela negara : tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara hak : sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. jaminan sosial : Salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak kewajiban : Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab warga negara : orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu DAFTAR PUSTAKA Drs. H.M. Arifin Noor. ISD (Ilmu Sosial Dasar) Untuk UIN, STAIN, PTAIS Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKU. Pustaka Setia: Bandung Prof. DR. H. Kaelani, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Paradigma: Yogyakarta Aug 4, 2015) notladygaga.blogspot.com/.../makalah-demokrasi-ind... Nov 25, PPKn SMP K-9 78

89 KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 ANALISIS FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA DALAM PEMBUKAAN UUDNRI TAHUN 1945 Oleh: Anny Nahry R., S.Pd. A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tanahnya subur dan memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah dan hasil-hasil tambang yang cukup besar. Dan juga letak Indonesia yang sangat strategis yaitu diapit oleh dua samudera dan dua benua. Indonesia juga memiliki sumber kekayaan alam yang sangat dibutuhkan bangsa Eropa yaitu rempahrempah. Bangsa Indonesia telah mengalami penjajahan pahit dan panjang kurang lebih 3,5 abad. Kesadaran untuk mencapai kemerdekaan membangkitkan perjuangan yang bergelora yang mengorbankan harta benda sekaligus jiwanya. Titik puncak perjuangan itu tiba pada tanggal17 Agustus 1945 dengan diprolakmasikannya kemerdekaan Indonesia. Proklamasi kemerdekaan berarti berakhirnya masa penjajahan dan dimulainya kehidupan sebagai bangsa dan negara yang merdeka. Proklamasi kemerdekaan berarti tercapainya perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus dapat mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapainya. Menurut Ballefroid, negara merupakan suatu perekutuan hukum yang menempati suatu wilayah untuk selama-lamanya yang dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kesejahteraan rakyat sebesar-besarnya. Dalam pelaksanaannya negara mempunyai tujuan dan fungsi, beberapa ahli telah mengungkapkan beberapa tujuan dan fungsi dari negara. Menurt Nicollo Machiaveli menyatakan disamping kekuasaan, tujuan negara untuk mencapai kemakmuran dan persatuan. Dante Aleghiere berpendapat bahwa tujuan negara untuk menciptakan perdamaian dunia dan menciptakan undang-undang yang berlaku sama untuk semua umat manusia. 79

90 Sedangkan fungsi negara menurut teori kaum sosialis, menyatakan bahwa semua alat-alat produksi yang penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Menurut Montesquieu, fungsi negara ada tiga yaitu fungsi legislatif membuat undang-undang, fugsi eksekutif melaksanakan undang-undang, serta fungsi yudikatif untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati. Tujuan dan fungsi negara Republik Indonesia, tercantum dalam Undang- Undang Dasar Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat menyatakan kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut srta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ruang lingkup modul Perencanaan Pembelajaran PPKn SMP ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) Konsep tujuan negara Republik Indonesia (2) Analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (3) Analisis fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum, (4) Analisis fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa, dan (5) Analisis fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. B. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMPagar mampu menjelaskan : 1. Konsep tujuan negara Republik Indonesia 2. Analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 3. Analisis fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum 4. Analisis fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa PPKn SMP K-9 80

91 5 Analisis fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial C. Peta Kompetensi Analisis konsep tujuan negara Republik Indonesia. Analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenapbangsa Indonesia danseluruhtumpahdarah Analisis fungsi dan tujuan negara dalam PembukaanUUDNRI Tahun 1945 Analisis fungsi dan tujuan negara memajukankesejahteraanum um Analisis fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupanbangsa Analisis fungsi dan tujuan negara ikutmelaksanakanketertibandu nia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaianabadidankeadilans osial (sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015) 81

92 D. Ruang Lingkup Ruang lingkup terdiri atas materi kegiatan Pembelajaran 1) Analisis konsep tukjuan NKRI, (2) Analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) Analisis fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum, (3) Analisis fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa, dan (4) Analisis fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. E. Saran Cara Penggunaan Modul A. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas B. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. C. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelas anda D. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran 1 : A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu konsep tujuan negara Republik Indonesia dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan benar. 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan benar. 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan analisis fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum secara benar 5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa secara benar PPKn SMP K-9 82

93 6. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan konsep tujuan negara Republik Indonesia dengan benar 2. Peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan benar 3. Peserta diklat mampu mendeskripsikan analisis fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum secara benar 4. Peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa secara benar 5. Peserta diklat mampu menjelaskan analisis fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan benardengan benar C. Uraian Materi Pembelajaran a. Tujuan Negara Republik Indonesia Rumusan tujuan negara merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan suatu negara. Setiap negara mempunyai tujuan negara yang ingin dicapai. Tujuan negara akan berkaitan dengan bentuk negara, pembentukan badan-badan negara, fungsi badan-badan negara, tugas badan-badan negara, serta hubungan antarbadan negara. Dengan demikian tujuan negara diperlukan untuk mengarahkan segala kegiatan negara dan pedoman dalam penyusunan alat perlengkapan negara serta organ pemerintah. Tujuan negara bergantung pada tempat, keadaan, waktu, dan sifat dari kekuasaan. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda tentang tujuan negara. Menurut Shang Yang yang hidup pada abad IV sebelum Masehi, tujuan negara adalah mengumpulkan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara 83

94 menyiapkan tentara yang kuat, berdisiplin, dan bersedia menghadapi segala kemungkinan. Tujuan negara ini dikemukakan Shang Yang karena pada saat itu Cina sedang dilanda kekacauan dan peperangan. Pendapat ini senada dengan pendapat Nicholo Machiavelli, ahli ketatanegaraan dari Florence, Italia. Tujuan negara menurut Nicholo Machiavelli ( ) adalah menghimpun dan memperbesar kekuasaan negara agar tercipta kemakmuran, kebesaran, kehormatan, dan kesejahteraan rakyat. Kedua pendapat di atas bertentangan dengan pendapat Dante Allieghieri ( ), seorang filsuf dan penyair dari Florence, Italia, dan Immanuel Kant ( ). Dante Allieghieri berpendapat bahwa perdamaian dan ketenteraman dunia tidak akan terwujud seandainya di dunia ini terdapat negara-negara merdeka, karena negara-negara tersebut akan selalu bersaing dan berperang. Adapun tujuan negara menurut Immanuel Kant adalah membentuk dan memelihara hak dan kemerdekaan warga negara. Dalam usaha tersebut perlu dibentuk hukum yang dirumuskan dalam perundang-undangan. Perundang-undangan tersebut bukan merupakan kehendak penguasa, tetapi kehendak seluruh warga negara. Dengan kata lain, adanya negara merupakan suatu keharusan untuk menjamin terlaksananya kepentingan umum sesuai dengan hukum dan perundangundangan. Dengan demikian, negara berperan menjaga ketertiban dan keamanan dalam negara. Tujuan NKRI termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi sebagai berikut. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan, kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh PPKn SMP K-9 84

95 hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia mengandung arti bahwa Negara mempunyai kewajiban untuk melindungi bangsa Indonesia dari berbagai ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar sehingga keselamatan seluruh bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia terjamin dan dapat melaksanakan seluruh hak dan kewajibannya Melindungi bangsa Indonesia baik dari serangan dari dalam maupun dari luar. Point ini juga menjelaskan bahwa Indonesia juga melindungi wilayahnya dan negaranya yang telah susah payah kemerdekaannya direbut kembali oleh pahlawan-pahlawan kita hingga terjadi pertumpahan darah. Hal ini ditunjang oleh diadakannya aparat-aparat pelindung keamanan seperti aparat kepolisian dan tentara (aparat militer). Menurut saya, Indonesia sudah cukup baik melaksanakan tujuan negara untuk point ini karena konflik-konflik yang berada di beberapa daerah Indonesia seperti Aceh dan Papua sudah mereda dan meskipun banyak konflik di Indonesia, namun Indonesia masih bersatu, tidak terpecah belah. c. Fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum Memajukan kesejahteraan umum mengandung arti bahwa Negara mempunyai tujuan sekaligus kewajiban untuk memajukan kesejahteraan umum dalam hal ini kesejahteraan rakyat Indonesia terutama dalam bidang ekonomi agar tidak terjadi kesejangan sosial, dan kemiskinan yang meluas dalam Negara Indonesia. Sudah semestinya bahwa setiap negara ingin menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Untuk melihat sudah terwujud atau belumnya tujuan negara point kedua ini dapat dilihat dari rakyat Indonesia. Sudah terjaminkah kesejahteraan dari rakyat Indonesia? Pemerintah telah mengadakan beberapa program untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya seperti bantuan dalam kesehatan yaitu BPJS, dalam pendidikan yaitu BOS, dan bantuan dalam bahan papan dan 85

96 pangan seperti rumah susun dan raskin, juga Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dengan diadakannya program-program tersebut, diharapkan bahwa rakyat Indonesia kesejahteraannya akan terjamin, khususnya untuk kalangan bawah. Namun, nampaknya kesejahteraan Indonesia belum tercermin pada rakyatnya. Pembagian BLT yang tidak tertib mencerminkan bahwa rakyat miskin takut mereka tidak akan mendapat bagian BLT. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa pembagian bantuan kesejahteraan di negeri ini belum merata, sehingga tidak semua orang dapat menikmatinya d. Fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa Mencerdaskan kehidupan bangsa mengandung arti bahwa Negara kita bertujuan dan berkewajiban untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada bangsa Indonesia yang dalam hal ini dirumuskan kembali dalam tujuan pendidikan nasional yang pada intinya bukan saja cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara moral dan emosional. Bangsa yang maju dapat tercermin dari rakyatnya yang cerdas, perpendidikan tinggi, dan intelek. Pemerintah telah mengadakan beberapa bantuan untuk mewujudkan tujuan negara point ketiga ini seperti pemberian beasiswa, sekolah gratis, dan bantuan operasional sekolah. e. Fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial mengandung arti bahwa Negara ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan kata lain, ketika terjadi permasalahan atau konflik internasional maka Negara harus berpartisipasi dalam menyelesaiakan konflik maupun sengketa tersebut. Untuk mewujudkan tujuan point terakhir ini, Indonesia ikut menjadi anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sangat menjaga ketertiban juga keamanan dunia. Dengan analisis diatas, saya menyimpulkan bahwa Indonesia belum mencapai tujuannya, namun Indonesia masih berupaya untuk mencapai PPKn SMP K-9 86

97 tujuan-tujuannya itu. Indonesia masih berkembang, sehingga masih ada kemungkinan bagi tujuan-tujuan itu untuk tercapai meskipun tidak tahu kapan. Kita sebagai rakyat Indonesia harus mendukung pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuannya, dan saya sebagai bagian dari mahasiswa Administrasi Publik berharap bahwa saya dapat turut serta dalam bagian pemerintahan untuk mencapai tujuan-tujuan negara Indonesia di masa depan. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisisfungsi dan tujuannegara dalam PembukaanUUDNRI Tahun 1945 sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi perencanaan pembelajaran PPKn SMP. Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 9) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 10) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 11) Instruktur memberi tugas mencari sumber Alokasi Waktu 15 menit 225 menit 87

98 informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 12) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. 13) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 14) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 15) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 16) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup 5) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 6) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 7) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 8) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. 30 menit E. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut : 1 Jelaskan Konsep tujuan negara Republik Indonesia? PPKn SMP K-9 88

99 2. Jelaskan fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia? 3. Jelaskan fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum? 4. Jelaskan fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa? 5 Jelaskan fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial? F. Rangkuman 1. Tujuan Negara Republik Indonesia Tujuan NKRI termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi sebagai berikut. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 2. Fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia menjelaskan bahwa Indonesia juga melindungi wilayahnya dan negaranya yang telah susah payah kemerdekaannya direbut kembali oleh pahlawan-pahlawan kita hingga terjadi pertumpahan darah. Hal ini ditunjang oleh diadakannya aparat-aparat pelindung keamanan seperti aparat kepolisian dan tentara (aparat militer). Menurut saya, Indonesia sudah cukup baik melaksanakan tujuan negara untuk point ini karena konflik-konflik yang berada di beberapa daerah Indonesia seperti Aceh dan Papua sudah mereda dan meskipun banyak konflik di Indonesia, namun Indonesia masih bersatu, tidak terpecah belah. 3. Fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum Memajukan kesejahteraan umum mengandung arti bahwa Negara mempunyai tujuan sekaligus kewajiban untuk memajukan kesejahteraan umum dalam hal ini kesejahteraan rakyat Indonesia 89

100 terutama dalam bidang ekonomi agar tidak terjadi kesejangan sosial, dan kemiskinan yang meluas dalam Negara Indonesia. Pemerintah telah mengadakan beberapa program untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya seperti bantuan dalam kesehatan yaitu BPJS, dalam pendidikan yaitu BOS, dan bantuan dalam bahan papan dan pangan seperti rumah susun dan raskin, juga Bantuan Langsung Tunai (BLT). 4. Fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa Mencerdaskan kehidupan bangsa mengandung arti bahwa Negara kita bertujuan dan berkewajiban untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada bangsa Indonesia yang dalam hal ini dirumuskan kembali dalam tujuan pendidikan nasional yang pada intinya bukan saja cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara moral dan emosional. Pemerintah telah mengadakan beberapa bantuan untuk mewujudkan tujuan negara point ketiga ini seperti pemberian beasiswa, sekolah gratis, dan bantuan operasional sekolah. 5. Fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial mengandung arti bahwa Negara ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan kata lain, ketika terjadi permasalahan atau konflik internasional maka Negara harus berpartisipasi dalam menyelesaiakan konflik maupun sengketa tersebut. Untuk mewujudkan tujuan point terakhir ini, Indonesia ikut menjadi anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sangat menjaga ketertiban juga keamanan dunia. Dengan analisis diatas, saya menyimpulkan bahwa Indonesia belum mencapai tujuannya, namun Indonesia masih berupaya untuk mencapai tujuan-tujuannya itu. Indonesia masih berkembang, sehingga masih ada kemungkinan bagi tujuan-tujuan itu untuk tercapai meskipun tidak tahu kapan. Kita sebagai rakyat Indonesia harus mendukung pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuannya, dan PPKn SMP K-9 90

101 saya sebagai bagian dari mahasiswa Administrasi Publik berharap bahwa saya dapat turut serta dalam bagian pemerintahan untuk mencapai tujuan-tujuan negara Indonesia di masa depan Evaluasi 1 Jelaskan Konsep tujuan negara Republik Indonesia 2. Jelaskan fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 3. Jelaskan fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum 4. Jelaskan fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa 5 Jelaskan fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Anda telah mempelajari ruang lingkup PPKn; ruang lingkup materi PPKn; pengorganisasian ruang lingkup materi PPKn serta analisis SKL,KI dan KD PPKn dengan baik. Untuk pengembangan dan implementasinya, Anda dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Anda terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya yaitu Anallisis fungsi dan tujuan negara dalam pembukaan UUDNRI Tahun H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas 1. Tujuan Negara Republik Indonesia Tujuan NKRI termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi sebagai berikut. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 91

102 2. Fungsi dan tujuan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia menjelaskan bahwa Indonesia juga melindungi wilayahnya dan negaranya yang telah susah payah kemerdekaannya direbut kembali oleh pahlawan-pahlawan kita hingga terjadi pertumpahan darah. Hal ini ditunjang oleh diadakannya aparat-aparat pelindung keamanan seperti aparat kepolisian dan tentara (aparat militer). Menurut saya, Indonesia sudah cukup baik melaksanakan tujuan negara untuk point ini karena konflik-konflik yang berada di beberapa daerah Indonesia seperti Aceh dan Papua sudah mereda dan meskipun banyak konflik di Indonesia, namun Indonesia masih bersatu, tidak terpecah belah. 3. Fungsi dan tujuan negara memajukan kesejahteraan umum Memajukan kesejahteraan umum mengandung arti bahwa Negara mempunyai tujuan sekaligus kewajiban untuk memajukan kesejahteraan umum dalam hal ini kesejahteraan rakyat Indonesia terutama dalam bidang ekonomi agar tidak terjadi kesejangan sosial, dan kemiskinan yang meluas dalam Negara Indonesia. Pemerintah telah mengadakan beberapa program untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya seperti bantuan dalam kesehatan yaitu BPJS, dalam pendidikan yaitu BOS, dan bantuan dalam bahan papan dan pangan seperti rumah susun dan raskin, juga Bantuan Langsung Tunai (BLT). 4. Fungsi dan tujuan negara mencerdaskankehidupan bangsa Mencerdaskan kehidupan bangsa mengandung arti bahwa Negara kita bertujuan dan berkewajiban untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada bangsa Indonesia yang dalam hal ini dirumuskan kembali dalam tujuan pendidikan nasional yang pada intinya bukan saja cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara moral dan emosional. Pemerintah telah mengadakan beberapa bantuan untuk mewujudkan tujuan negara point ketiga ini seperti pemberian beasiswa, sekolah gratis, dan bantuan operasional sekolah. 5. Fungsi dan tujuan negara ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial PPKn SMP K-9 92

103 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial mengandung arti bahwa Negara ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan kata lain, ketika terjadi permasalahan atau konflik internasional maka Negara harus berpartisipasi dalam menyelesaiakan konflik maupun sengketa tersebut. Untuk mewujudkan tujuan point terakhir ini, Indonesia ikut menjadi anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sangat menjaga ketertiban juga keamanan dunia. Dengan analisis diatas, saya menyimpulkan bahwa Indonesia belum mencapai tujuannya, namun Indonesia masih berupaya untuk mencapai tujuan-tujuannya itu. Indonesia masih berkembang, sehingga masih ada kemungkinan bagi tujuan-tujuan itu untuk tercapai meskipun tidak tahu kapan. Kita sebagai rakyat Indonesia harus mendukung pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuannya, dan saya sebagai bagian dari mahasiswa Administrasi Publik berharap bahwa saya dapat turut serta dalam bagian pemerintahan untuk mencapai tujuan-tujuan negara Indonesia di masa depan Penutup Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta bermakna bagi para peserta didik. Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mohon kritik dan saran untuk perbaikan modul ini. 93

104 Glosarium BLT: Bantuan Langsung TunaBOS BPJSkesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) negara: suatu organisasi yang tertinggi diantara setiap kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu dalam hidup pada daerah tertentu dan memiliki pemerintah yang telah berdaulat. rakyat: seluruh orang yang berada pada suatu wilayah Negara dan taat pada kekuasaan pemerintahan tersebut. warga negara: orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara tertentu, DAFTAR PUSTAKA Gabriella Aningtyas Varianggi:pengertian bangsa dan negara:(ardiansyah), pada tanggal 20 april 2014) Juna dinasthi: system pemerintaha indonesia:(ardiansyah), pada tanggal 20 april 2014) Angga s:tujuan Negara dan fungsi negara:(ardiansyah), pada tanggal 20 april 2014) (diakses) pada 21 September 2015 PPKn SMP K-9 94

105 KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 ANALISIS PENERAPAN KEWENANGAN LEMBAGA- LEMBAGA NEGARA DALAM UUD NEGARA RI TAHUN 1945 Oleh: Gatot Malady, S.I.P, M.Si. A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menganalisis penerapan kewenangan lembaga-lembaga negara dalamuud Negara RI Tahun 1945 dengan baik. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menganalisis penerapan kewenangan MPR dalam UUD NRI Tahun 1945; 2. Menganalisis penerapan kewenangan DPR dalam UUD NRI Tahun 1945; 3. Menganalisis penerapan kewenangan DPD dalam UUD NRI Tahun 1945; 4. Menganalisis penerapan kewenangan Presiden dalam UUD NRI Tahun 1945; 5. Menganalisis penerapan kewenangan BPK dalam UUD NRI Tahun 1945; 6. Menganalisis penerapan kewenangan MA dalam UUD NRI Tahun 1945; 7. Menganalisis penerapan kewenangan MK dalam UUD NRI Tahun 1945; dan 8. Menganalisis penerapan kewenangan KY dalam UUD NRI Tahun C. Uraian Materi 1. Penerapan kewenangan MPR Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3, MPR memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: (1) mengubah dan menetapkan UUD yang tentunya tidak bersifat rutin dan tetap; (2) memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden seperti dituntut pemberhentiannya oleh DPR berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusu bahwa yang bersangkutan memang terbukti bersalah melakukan pelanggaran hukum sebagaimana dimaksud oleh UUD; (3) memilih Presiden dan atau Wakil Presiden untuk mengisi jabatan apabila terjadi kekosongan dalam jabatan Presiden dan atau Wakil Presiden itu; dan (4) menyelenggarakan sidang paripurna yang bersifat fakultatif untuk mendengarkan dan menyaksikan pengucapan sumpah Presiden dan atau Wakil Presiden. 95

106 Keempat kegiatan itu tidak bersifat rutin. Yang bersifat rutin, yaitu setiap lima tahun sekali hanyalah sidang majelis yang diadakan untuk mendengarkan dan menyaksikan pengucapan sumpah jabatan Presiden dan Wakil Presiden. 2. Penerapan kewenangan DPR Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kewenangan DPR antara lain: 1) Fungsi legislasi, yakni kekuasaan membentuk undang-undang (pasal 20 ayat 1) 2) Fungsi pengawasan yang dimiliki oleh DPR sebagaimana diatur dalam pasal 20A antara lain: Pasal 20 ayat 1, mempertegas tiga fungsi yang dimiliki oleh DPR, yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Pasal 20 ayat 2 menegaskan hak yang dimiliki oleh DPR sebagai sebuah lembaga, yaitu hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat, sedangkan ayat 3, menegaskan hak yang dimiliki oleh setiap anggota DPR secara perorangan yaitu hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas. 3) fungsi anggaran yaitu membahas dan memberi persetujuan atas rancangan anggaran negara yang diajukan Presiden dalam bentuk rancangan undangundang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta mengawasi penggunaannya. Persetujuan anggaran merupakan fungsi yang sangat penting bagi DPR, karena dengan kontrol atas anggaranlah DPR dapat mengontrol pemerintah dengan efektif. Tanpa persetujuan pengeluaran anggaran dari DPR, Presiden tidak dapat mengeluarkan anggaran belanja negara. Karena itulah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa apabila DPR tidak menyetejui RUU APBN yang diajukan pemerintah, maka yang berlaku adalah Undang-undang APBN tahun sebelumnya. 4) fungsi-fungsi lainnya yang tersebar dalam bab-bab lain dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu: Mengusulkan pemberhentian Presiden sebagai tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 7A); PPKn SMP K-9 96

107 Melantik Presiden dan atau Wakil Presiden dalam hal MPR tidak dapat melaksanakan sidang untuk itu (Pasal 9); Memberikan pertimbangan atas pengangkatan duta dan dalam hal menerima duta negara lain (Pasal 13); Memberikan pertimbangan kepada Presiden atas pemberian Amnesti dan Abolisi (Pasal 14 ayat 2); Memberikan persetujuan atas pernyataan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11); Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23F); Memberikan persetujuan atas pengangkatan anggota Komisi Yudisial (Pasal 24B ayat 3); Memberikan persetujuan atas pengangkatan Hakim Agung (Pasal 24A ayat 3); Mengajukan 3 dari 9 orang anggota hakim konstitusi (Pasal 24C ayat 4) 3. Penerapan kewenangan DPD Kewenangan DPD dalam sistem ketatanegaraan Indonesia hanya bersifat tambahan dan terbatas dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan kepentingan daerah. Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 22D ayat (1), (2), dan (3) hasil amandemen dinyatakan: (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. 97

108 (3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Dengan ketentuan yang tertuang dalam pasal tersebut di atas, jelas bahwa kewenangan DPD bersifat terbatas. Dalam kaitannya dengan fungsi legislatif, DPD hanya memberikan pertimbangan terhadap DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif yang sesungguhnya. Beberapa ahli hukum menyebutkan bahwa DPD tidak mempunyai kewenangan yang bersifat otonom di bidang legislasi. DPD bekerja hanya sebagai penunjang (auxiliary agency) tugas konstitusional DPR. Dalam proses pembentukan suatu undang-undang atau legislasi, DPD tidak mempunyai kekuasaan untuk memutuskan atau berperan dalam proses pengambilan keputusan sama sekali (Jimly Asshiddiqie, 2006: 188). Di bidang pengawasan, DPD mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintahan yang berkenaan dengan kepentingan daerah dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang tertentu, akan tetapi hasil pengawasan tersebut harus disampaikan terlebih dahulu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan bahwa DPD menjadi subordinat DPR. Oleh karenanya muncul pendapat di tengah masyarakat bahwasannya DPD adalah bagian dari atau menjadi salah satu bagian komisi di DPR. Di bidang budgeting, kewenangan DPD hanya sebatas memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang APBN. Hal ini kurang dapat diterima karena sesungguhnya secara filosofi DPD adalah parlemen yang mewakili wilayah atau daerah, dalam hal ini adalah provinsi. DPD seharusnya dilibatkan dalam proses penyusunan APBN, karena kalau kita melihat struktur APBN yang dominan adalah Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berhubungan dengan kepentingan daerah propinsi/ kabupaten/ kota. Idealnya DPD sebagai wakil rakyat yang mewakili PPKn SMP K-9 98

109 daerah diajak duduk bersama dan dilibatkan secara aktif dalam penyusunan APBN. 4. Penerapan kewenangan Presiden Menurut UUD, Presiden memegang kekuasaan pemerintahan dan dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut. 1) Tugas eksekutif kepala pemerintahan adalah (a) memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal 10); (b)menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 ayat 1) ; (c) membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR; (d) mengangkat duta dan menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 13). 2) Tugas legislatif kepala pemerintahan adalah (a) membentuk Undang- Undang; (b) menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang; (c) menetapkan Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan Undang- Undang (pasal 5 ayat 2). 3) Tugas yudisial atau kehakiman ini sering disebut hak preogratif atau prevelege presiden. Artinya, hak istimewa yang melekat pada presiden selaku kepala negara. Tugas yudisial kepala pemerintahan adalah: a) memberi grasi atau pengampunan kepada orang yang telah dijatuhi hukuman dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (pasal 14 ayat 1); b) memberi amnesti atau pengampunan kepada orang atau sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana tertentu, tanpa dijatuhi hukuman; c) memberikan abolisi atau penghapusan suatu peristiwa pidana. Dalam memberikan amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 ayat 2); serta, d) memberikan rehabilitasi atau pemulihan nama baik seseorang dengan memperhatikan pertimbangan MA (pasal 14 ayat 1). Presiden juga dapat memberikan gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (pasal 15). Selain itu presiden 99

110 juga berwenang membentuk dewan pertimbangan dengan tugas memberikan nasehat dan pertimbangan kepada presiden, yang selanjutnya diatur dengan undang-undang (pasal 16). 5. Penerapan kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) BPK memiliki posisi strategis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. BPK diatur dalam satu bab tersendiri dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu bab VIIIA, 3 pasal dan tujuh ayat. Pasal 23E mengatur tentang kewenangan BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung tentang keuangan negara (ayat 1) yang hasilnya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya (ayat 2) dan ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan/atau badan lain sesuai undang-undang (ayat 3). Penambahan kata pengelolaan pada ayat (1) dimaksudkan untuk menegaskan bahwa BPK memeriksa pengelolaan keuangan negara dan dalam pengelolaan itu terkandung tanggung jawab tentang keuangan negara. Menurut UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 hasil pemeriksaan BPK, selain disampaikan kepada DPR juga disampaikan kepada DPD dan DPRD. Disampaikan ke DPD dikarenakan DPD juga melakukan pengawasan atas APBN. Disampaikan ke DPRD karena BPK juga memeriksa pengelolaan keuangan daerah dalam APBD. Hasil Pemeriksaan itu selanjutnya dipelajari oleh DPR, DPD, serta DPRD. Jika ditemukan adanya penyimpangan, DPR, DPD, atau DPRD dapat menindaklanjutnya dalam bentuk penggunaan hak-hak dewan atau disampaikan untuk ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Jika BPK menemukan adanya tindak pidana, dapat diserahkan langsung kepada instansi penegak hukum. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Latar belakang munculnya pasal ini adalah adanya kehendak para perumus UUD 1945 untuk menjadikan BPK sebagai satu-satunya lembaga negara yang melakukan pengawasan eksternal atas pengelolaan tanggung jawab keuangan negara karena selama ini terjadi tumpang tindih kewenangan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK dengan Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) yang merupakan lembaga pemerintah dan Inspektorat Jenderal setiap departemen, yang merupakan instansi pengawasan internal departemen yang bersangkutan. Karena itulah diamanatkan oleh UUD, bahwa BPK mendirikan perwakilan-perwakilan di setiap provinsi untuk memperluas PPKn SMP K-9 100

111 jangkauan pemeriksaan BPK dan menggantikan peran BPKP selama ini, dan BPKP diintegrasikan ke dalam BPK. 6. Penerapan kewenangan Mahkamah Agung (MA) MA adalah salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1). Kewenangan MA adalah (1) mengadili perkara pada tingkat kasasi, yaitu pembatalan atau pernyataan tidak sah terhadap putusan hakim karena tidak sesuai dengan UU; (2) menguji peraturan perundang-undangan di bawah UU; serta (3) memberikan pertimbangan kepada presiden, jika presiden akan memberikan grasi dan rehabilitasi. Mengingat tugas, sebagai pengawal dan penjaga keadilan, Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum. Dengan demikian NKRI memiliki empat lingkungan peradilan yaitu lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara. Walaupun pengadilan yang ada dalam empat lingkungan peradilan itu berada di bawah Mahkamah Agung bukan berarti MA dapat mempengaruhi putusan badan peradilan di bawahnya. Kedudukan badan-badan peradilan di bawah Mahkamah Agung itu adalah independen. Mahkamah Agung hanya dapat membatalkan atau memperbaiki putusan badan peradilan di bawahnya dalam tingkat kasasi. Sedangkan badanbadan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang (Pasal 24 ayat 3). Badan-badan lain yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah misalnya kejaksaan, kepolisian, advokat/pengacara dan lain-lain. 7. Penerapan kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK) Pembentukan Mahkamah Konstitusi dimaksudkan untuk menjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution). Inilah salah satu ciri dari sistem penyelenggaraan kekuasaan negara yang berdasarkan konstitusi. Setiap tindakan lembaga-lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara harus dilandasi dan berdasarkan konstitusi. Tindakan yang bertentangan dengan konstitusi dapat diuji dan diluruskan oleh Mahkamah konstitusi melalui proses peradilan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. 101

112 Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Pasal 24 C) untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: menguji undang-undang terhadap UUD; memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD; memutus pembubaran partai politik; memutus sengketa hasil pemilu; serta memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD. 8. Penerapan kewenangan Komisi Yudisial (KY) Pembentukan Komisi Yudisial oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kekuasan kehakiman yang merdeka tidak bisa dibiarkan menjadi sangat bebas tanpa dapat dikontrol dan diawasi, walaupun pengawasan itu sendiri dalam batas-batas tertentu. Itulah sebabnya dibentuk Komisi Yudisial dimaksudkan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan pengangkatan hakim agung. Komisi Yudisial tidak menyelenggarakan peradilan. Untuk menjamin kredibilitas komisi ini, maka syarat-syarat untuk menjadi anggota komisi ini seseorang harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan pengabdian yang tidak tercela. Pengangkatannya dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan DPR ( UUD 1945 Pasal 24B). Selain MA, MK, KY, dan Polri yang sudah diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945, masih ada badan-badan lain yang jumlahnya lebih dari satu yang mempunyai fungsi berkaitan dengan kekuasaan kehakiman. Hal ini sesuai dengan Pasal 24 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi, Badanbadan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam UU. Badan-badan yang dimaksud antara lain Kejaksaan Agung. Selain itu, lembaga lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, yaitu menjalankan fungsi penyelidikan, penyidikan, dan atau penuntutan antara lain Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Pemberantaan Korupsi (KPK), dan sebagainya. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut dalam negara demokrasi mempunyai derajat kepentingan yang sama (constitutional importance) dalam sistem ketatanegaraan negara kita. PPKn SMP K-9 102

113 D. Tugas L.K. 1. Bacalah wacana berikut ini dengan baik, kemudian diskusikan dengan kelompok Anda dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan yang ada! Pemerintah Minta Saran MK Soal UU Pembubaran Lembaga Resty Armenia, CNN Indonesia Kamis, 27/08/ :23 WIB Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, pemerintah tengah meminta pendapat Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pembentukan undang-undang yang mengatur pembubaran lembaga negara yang dianggap tidak diperlukan. "Kami memang minta pendapat dari MK untuk itu (pembentukan undang-undang yang mengatur pembubaran lembaga negara yang dianggap tidak diperlukan), karena memang banyak sekali lembaga yang dibentuk karena euforia yang berlebihan, kata politisi yang akrab disapa Pram itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (26/8). Pram menjelaskan, terdapat 22 lembaga negara yang rencananya akan dibubarkan. Kajian terkait hal itu, kata dia, tengah dibahas di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Menurut Pram, hal itu dilakukan Presiden Jokowi agar dalam kondisi seperti ini lembaga-lembaga negara yang menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pemerintah bisa dilebur atau dibubarkan. "Jadi dulu saat Era Reformasi ada euforia yang berlebihan, sehingga lembaga itu dibentuk. Tetapi kenyataannya, dalam perjalanannya lembaga itu tidak efektif atau tidak bekerja, karena mereka sendiri juga jadi beban," ujar dia. Presiden Jokowi, imbuh Pram, berharap agar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi untuk segera menindaklanjuti rencana itu, terutama untuk semua lembaga yang bersifat adhoc. Ia pun menuturkan, akan dibuat peraturan presiden (perpres), undang-undang, serta peraturan pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang akan mengatur hal tersebut. Pram memaparkan, lembaga yang akan dilebur itu akan diberi dua arahan, yakni masalah regulasi dan adanya lembaga-lembaga yang dianggap hanya menjadi beban APBN. "Ada dua yang dikasih arahan. Pertama, masalah regulasi. Nah regulasi ini sedang ditabulasi, jangan sampai overlapping dan jadi hambatan. Kedua, lembaga-lembaga yang hanya menjadi beban APBN," kata dia. Sumber: diunduh pada 3 Desember

114 Pertanyaan 1. Siapakah yang berwenang membubarkan lembaga-lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU? Jelaskan? Jawaban: Pertanyaan 2. Siapakah yang berwenang membubarkan lembaga-lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah/ Keputusan Presiden? Jelaskan? Jawaban: PPKn SMP K-9 104

115 Pertanyaan 3. Siapakah yang berwenang membubarkan lembaga-lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah/ Keputusan Presiden? Jelaskan? Jawaban: Pertanyaan 4. Mengapa pembubaran (penataan) lembaga negara penting untuk dilakukan? Jawaban:

116 LK.2. Bacalah wacana dan hasil survey berikut dengan baik, kemudian diskusikan bersama kelompok Anda dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan yang ada. 1) Bacalah Wacana Berikut ini dengan baik MK: Izin Pemeriksaan Anggota Dewan dari Presiden, Bukan MKD Chrisite Stefanie, CNN Indonesia Selasa, 22/09/ :00 WIB Jakarta, CNN Indonesia -- Mahkamah Konstitusi memutuskan pemberian izin untuk meminta keterangan anggota dewan yang diduga melakukan tindak pidana bukan lagi dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), melainkan dari presiden. Hakim Wahiduddin Adams mengatakan, ini bukan sesuatu yang baru. Sebab, pemberian persetujuan dari presiden ke pejabat negara yang sedang mengalami proses hukum telah diatur dalam beberapa undang-undang sebelumnya, seperti UU Mahkamah Konstitusi, UU Badan Pemeriksa Keuangan, dan UU Mahkamah Agung. Oleh sebab itu, ia mengatakan mahkamah menilai pemberian izin pemanggilan anggota dewan dari Mahkamah Kehormatan tidak tepat. Wahiduddin menekankan MKD adalah bagian dari alat kelengkapan dewan dan tidak berhubungan langsung dengan sistem peradilan pidana. Mahkamah juga berpendapat pemberian izin dari MKD akan sarat kepentingan. Sebab, ujar Wahiduddin, anggota MKD adalah dari dan oleh anggota dewan itu sendiri. Selain itu, ia menyebutkan putusan ini sebagai bentuk fungsi dan upaya membenarkan mekanismecheck and balances antara pemegang kekuasaan legislatif dan eksekutif. "Sehingga mahkamah berpendapat izin tertulis seharusnya berasal dari presiden, bukan dari mahkamah kehormatan dewan," ucap Wahiduddin di ruang sidang Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (22/9). Wahiduddin mengatakan, anggota yang dipanggil atau dimintai keterangan tetap dapat melaksanakan fungsi dan kewenangannya sebagai anggota DPR. Mahkamah juga berpendapat persetujuan dari presiden harus diterbitkan dalam waktu singkat. Putusan ini tak hanya berlaku untuk anggota DPR, tapi juga berlaku untuk PPKn SMP K-9 106

117 anggota Majelis Permusyawartan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Sementara itu, untuk pemanggilan anggota DPRD Provinsi yang diduga melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan dari menteri dalam negeri. Pemanggilan anggota DPRD kabupaten kota yang diduga melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan dari gubernur setempat. Oleh sebab itu, Hakim Arief Hidayat mengatakan frasa persetujuan tertulis pada pasal 245 ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum sepanjang tidak dimaknai persetujuan presiden. "Pasal 245 ayat 1, selengkapnya menjadi pemanggilan dan permintaan keterangan tertulis untuk penyidikan terhadap anggota DPR yang melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan tertulis dari presiden," ucap Arief. Padahal sebelumnya, pasal 245 ayat 1 berbunyi, pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan terhadap anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan tertulis dari Mahkamah Kehormatan Dewan. Mahkamah juga memutuskan frasa persetujuan tertulis pada pasal 224 ayat 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum sepanjang tidak dimaknai persetujuan presiden. Padahal sebelumnya, pasal 224 ayat 5 berbunyi, pemanggilan dan permintaan keterangan kepada anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana sehubungan dengan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, 2, 3 dan 4 harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Mahkamah Kehormatan Dewan. "Pasal 224 ayat 5 UU MD3 selengkapnya menjadi pemanggilan dan permintaan keterangan kepada anggota DPR yang diduga tindak pidana sehubungan dengan pelaksanaan tugas sebagaimana maksud pada ayat 1,2,3,4 harus dapat persetujuan tertulis dari presiden," ucap Arief. (obs) Sumber: Diunduh pada 6 Desember

118 2) Bacalah hasil survey berikut ini! 3) Bagaimana pendapat Anda tentang Keputusan MK yang menyatakan bahwa pemeriksaan DPR harus melalui izin Presiden? Jelaskan dengan memperhatikan wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungan antarlembaga negara? PPKn SMP K-9 108

119 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Patrialis Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun Jakarta: Sinar Grafika. Asshiddiqie, Jimly, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika. Budiarjo, Miriam Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gaffar, Afan Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar. Mas oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Yuda AR, Hanta Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. *** 109

120 KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 ANALISIS PERAN NEGARA DALAM PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA Oleh: Magfirotun Nur Insani, S.Pd. A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia sesuai dengan fakta. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan analisis peran negara dalam perlindungan hak asasi manusia di Indonesia 2. Menunjukkan analisis peran negara dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia C. Uraian Materi 1. Peran Negara dalam Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia Setiap warga negara berhak mendapat perlindungan HAM oleh negara. Hal ini berarti pemerintah selain mempersiapkan, menyediakan, dan meyusun perangkat hukum HAM, mendirikan kelembagaan HAM, juga harus berupaya memberikan perlindungan HAM kepada seluruh warga negara Indonesia di manapun berada. Seiring upaya pemerintah untuk melindungi warga negara terhadap pelanggaran HAM, masih banyak kita temukan kasus pelanggaran HAM. Banyak contoh kasus pelanggaran HAM yang justru dilakukan oleh oknum pegawai pemerintah. Misalnya, tentara yang tega memukuli warga yang melakukan protes terhadap kebijakan pemerintah. Bahkan ada seorang guru yang menghukum murid atau memukuli murid dengan keras. Kita sebagai warga negara harus menghargai upaya pemerintah dalam menegakkan HAM. Bentuk penghargaan itu adalah dengan melibatkan diri dalam upaya pemerintah tersebut. Kita harus berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran HAM kepada siapapun serta segera PPKn SMP K-9 110

121 melaporkan kepada pihak yang berwenang jika mengetahui adanya pelanggaran HAM. Peran masyarakat terhadap upaya penegakan HAM, misalnya muncul berbagai aktivis dan advokasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Para aktivis dapat mengontrol atau mengkritisi kebijakan pemerintah yang rawan terhadap pelanggaran HAM. Mereka juga dapat mendata kasuskasus pelanggaran HAM dan melakukan pembelaan atau pendampingan. LSM tersebut bisa menangani berbagai masalah, misalnya masalah kesehatan masyarakat, korupsi, demokrasi, pendidikan, kemiskinan, lingkungan, penegakan hukum. Kehadiran mereka dapat menjadi kekuatan penyeimbang sekaligus pengontrol langkah-langkah pemerintah dalam pelaksanaan HAM di Indonesia. Penegakan HAM di negara kita tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan tindakan dari pemerintah. Peran serta lembaga independen dan masyarakat sangat diperlukan, bahkan keterlibatan masyarakat internasional sangat diperlukan dalam kasus-kasus tertentu. Komnas HAM yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 menentukan cara-cara pendekatan sebagai upaya penegakan hak asasi manusia. Cara-cara pendekatan yang dilakukan adalah melalui: a. pendekatan struktural; b. pendekatan nonstruktural; dan c. pendekatan persuasif. Bentuk pendekatan struktural yang dilakukan Komnas HAM adalah mengadakan kerja sama dengan semua pihak agar pendekatan dan perlindungan hak asasi manusia terjamin. Untuk itu, Komnas HAM bekerja sama dengan beberapa instansi lainnya. Melalui cara-cara ini, pemantauan dan koordinasi terhadap berbagai aktivitas berbangsa, khususnya yang rentan terjadinya pelanggaran HAM dapat dilakukan secara intensif. Pendekatan nonstruktural Komnas HAM dalam upaya penegakan HAM di Indonesia dilakukan dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. Komnas HAM terbuka untuk menampung keluhan dan laporan masyarakat terhadap adanya pelanggaran hak asasi manusia. 111

122 Berdasarkan laporan dan penyelidikannya, Komnas HAM akan berusaha mencari jalan keluar (solusi) yang tepat. Dalam pendekatan persuasif, Komnas HAM berfungsi sebagai mediator dan fasilitator. Untuk itu, Komnas HAM melakukan berbagai usaha musyawarah untuk mufakat terhadap berbagai kasus yang terjadi. Dengan demikian, akan terhindar dari konfrontasi/pertikaian yang merusak (destruktif). Dalam upaya penegakan HAM, setiap kasus pelanggaran HAM yang diadukan masyarakat akan ditindaklanjuti oleh Komnas HAM. Di antaranya, dilakukan dengan membentuk komisi atau unit tertentu yang bertugas menyelidiki kasus tersebut. Apabila terdapat bukti kuat telah terjadi pelanggaran HAM, kasus tersebut akan diteruskan ke Kejaksaan Agung. Selanjutnya, oleh Kejaksaan Agung akan diajukan ke pengadilan HAM untuk diperoses secara hukum. Peran negara dalam perlindungan hak asasi manusia juga tercermin dalam pidato Pemerintah Indonesia (Presiden Soeharto) di PBB dlm Konferensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dgn Judul Deklarasi Indonesia Tentang HAM sebagai berikut : a. Prinsip Universilitas; bahwa adanya hak-hak asasi manusia bersifat fundamental dan memiliki keberlakuan universal. b. Prinsip Pembangunan; kemajuan pembangunan nasional dpt membantu tercapainya tujuan meningkatkan demokrasi dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. c. Prinsi Kesatuan; hak asasi perseorangan dan hak asasi masyarakat/bangsa secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. d. Prinsip Objektivitas; penilaian terhadap pelaksanaan hak-hak asasi pada suatu negara oleh pihak luar hanya menonjolkan salah satu jenis hak asasi dan mengabaikan hak-hak asasi manusia lainnya. e. Prinsip Keseimbangan; keseimbangan dan keselarasan antara hakhak perseorangan dan hak-hak masyarakat/bangsa. f. Prinsip Kompetensi Nasional; penerapan dan perlindungan HAM merupakan tanggungjawab Nasional. PPKn SMP K-9 112

123 g. Prinsip Negara Hukum; bahwa jaminan terhadap HAM dlm suatu negara dituangkan dalam aturan-aturan hukum (tertulis dan tidak tertulis). Sejak era reformasi berbagai produk hukum dilahirkan untuk memperbaiki kondisi hak asasi manusia di Indonesia, khususnya hak sipil dan politik. Antara lain, UUD 1945 pasal 28A sampai pasal 28J, Ketetapan MPR Nomor XVII/ MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU Pers, UU tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat (UU Unjuk rasa), UU HAM (UU No. 39 Tahun 1999), UU Pemilu, UU Parpol, UU Otonomi Daerah, perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, dan UU ratifikasi Konvensi Anti Diskriminasi Rasial. Dari sisi politik, rakyat Indonesia telah menikmati kebebasan politik yang luas. Empat kebebasan dasar, yaitu hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi bekerjanya sistem politik dan pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Melalui berbagai media hampir semua lapisan rakyat Indonesia sudah dapat mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa rasa takut atau was-was seperti pada zaman Orde Baru. Rakyat Indonesia relatif bebas mengkomunikasikan gagasan dan informasi yang dimilikinya. Rakyat menikmati pula hak atas kebebasan berkumpul. Pertemuan-pertemuan rakyat, seperti, seminar, rapat-rapat akbar tidak lagi mengharuskan meminta izin penguasa seperti di masa Orde Baru. Kelompok-kelompok masyarakat, seperti, buruh, petani, seniman, dan lain sebagainya yang ingin melakukan demonstrasi atau unjuk rasa di depan kantor atau pejabat publik tidak memerlukan izin, tapi sebelum menjalankan unjuk rasa diwajibkan untuk memberitahu polisi. Rakyat Indonesia telah menikmati juga kebebasan berorganisasi. Rakyat tidak hanya bebas mendirikan partai-partai politik sebagai wahana untuk memperjuangkan aspirasi politiknya. Rakyat bebas pula untuk mendirikian organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti serikat petani, serikat buruh, perkumpulan masyarakat adat, dan lain sebagainya. Selain 113

124 itu, tumbuhnya organisasi-organisasi rakyat dari bawah ini akan memperkuat masyarakat sipil yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem politik dan pemerintahan yang demokratis. Rakyat Indonesia telah pula menikmati hak politiknya, yaitu hak untuk turut serta dalam pemerintahan di mana rakyat berperan serta memilih secara langsung para anggota DPR dan DPRD pada tahun 1999 dan tahun Pada tahun 2004 untuk pertama kali rakyat memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Selanjutnya pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kotamadya, rakyat dapat memilih langsung Gubernur, Bupati, dan Walikota. Sebelum ini belum pernah ada presiden perwujudan hak atas kebebasan politik dalam sejarah Indonesia. Selain itu, kebebasan politik yang membuka jalan bagi terpenuhinya empat kebebasan dasar yang mencakup hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, belum dinikmati oleh kelompok minoritas agama. Sejumlah daerah juga memberlakukan perda bermuatan syariah yang sangat bertentangan dengan konsep penghormatan kepada hak asasi manusia dan UUD 1945 pasal 29 yang menjamin kebebasan. warga negara dalam memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Langkah-langkah yang perlu dilakukan negara agar perlindungan HAM di Indonesia semakin meningkat antara lain : a. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara. b. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif. c. Memperkuat dan melaksanakan konsolidasi demokrasi. d. Pembentukan KOMNASHAM yang bertujuan untuk mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM, meningkatkan perlindungan dan penegakkan HAM. e. Pembentukan RANHAM(Rencana aksi HAM ) f. Penegakkan HAM melalui Ratifikasi maksudnya Indonesia mengesahkan instrument-instrumen internasional HAM dan keputusan ini membawa konsekuensi yang mendasar yaitu jika Indonesia tidak mampu menegakkan dan melindungi HAM di PPKn SMP K-9 114

125 Indonesia maka, Indonesia harus mau dan menerima bahwa pelanggaran di Indonesia harus dibawa ke Pengadilan Internasional. g. Membuat produk hukum tentang ham h. Membentuk pengadilan ham i. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakan HAM di seluruh Dunia j. Komitmen pemerintah Indonesia dalam menegakan HAM k. Pengeluaran undang undang no. 39 tahun 1999 tentang HAM 2. Peran Negara dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia HAM wajib dijunjung tinggi dan dihormati oleh seluruh negara tanpa ada diskriminasi. Tujuan nasional dalam penegakan HAM tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, yang berbunyi melindungi segenap bangsa dan tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial. Hak asasi manusia tidak lagi dilihat sekadar sebagai perwujudan faham individualisme dan liberalisme. Hak asasi manusia lebih dipahami secara humanistis sebagai hak-hak yang inheren dengan harkat dan martabat kemanusiaan, apapun latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin dan pekerjaannya. Dewasa ini pula banyak kalangan yang berasumsi negatif pada pemerintah dalam menegakkan HAM. Sangat perlu diketahui bahwa pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan HAM. Hal ini dapat kita lihat dari upaya pemerintah sebagai berikut; Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons pada pelanggaran HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden atas beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak, Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas kepada Israel 115

126 yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil, wanita dan anak-anak. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun (Propenas) dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan pada perempuan Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengenai hak asasi manusia, Undang-undang nomor 26 tahun 2000 mengenai pengadilan HAM, serta masih banyak UU yang lain yang belum itukan menyangkut penegakan hak asasi manusia. Dengan disahkannya Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun 2000, dan apabila materinya digabung dengan berbagai ketentuan yang terdapat dalam undang-undang yang berkenaan dengan hak asasi manusia, maka keseluruhan norma hukum mengenai hak asasi manusia itu dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yang berisi 37 butir ketentuan. Dalam hal ini mengenai peran dan tanggung jawab negara dalam penegakan hak asasi manusia diatur dalam kelompok keempat, yaitu : a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilainilai agama, moralitas, kesusilaan, keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis; c. Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia; d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak PPKn SMP K-9 116

127 memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang-undang. Di samping itu, adalah pula kewajiban dan tanggung jawab negara untuk menjamin agar semua ketentuan tentang hak-hak dan kebebasan asasi manusia ataupun hak dan kebebasan warga negara seperti tersebut di atas, dihormati dan dipenuhi dengan sebaikbaiknya. Sebaliknya, setiap warga negara juga wajib memenuhi tanggung jawabnya untuk menghormati dan mematuhi segala hal yang berkaitan dengan kewenangan konstitusional setiap organ negara yang menjalankan fungsi-fungsi kekuasaan kenegaraan menurut undangundang dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan HAM, hal ini dapat kita lihat dari beberapa upaya pemerintah sebagai berikut: a. Komitmen pemerintah indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan nasional tahun (propenas) dengan pembentukan kelembaggan yang terkait dengan HAM. dalam hal kelembaggan telah dibentuk komisi nasional hak asasi manusia dengan kepres nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan komisi anti kekerasan terhadap perempuan. b. Pengeluaran undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, dalam UU nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia yang berbunyi: Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No tentang HAM adalah sebagai berikut: 117

128 a. Pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan hukum internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal 71). b. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi yang efektif dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain (pasal 72). Selain Pemerintah, mengenai partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka Komnas HAM juga mempunyai peran, antara lain menekankan: a. membantu terwujudnya peradilan yang kredibel b. memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-daerah c. mengatasi pelanggaran HAM berat (groos-violation of human rights) d. meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani kasus-kasus pelanggaran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada khususnya. e. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif gender dan hak anak f. Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia. g. Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas bagi penegak hukum. D. Aktivitas Pembelajaran 1) Tujuan Kegiatan: Melalui diskusi kelompok peserta mampu menunjukkan penerapan hak dan kewajiban asasi manusia di Indonesia 2) Langkah Kegiatan: a) Pelajari hand out atau modul yang relevan b) Tuliskan 10 pertanyaan yang terkait dengan materi di selembar kertas c) Setelah selesai lipatlah ke dalam kertas pertanyaan dengan rapi, sehingga pertanyaan tidak terlihat dari luar PPKn SMP K-9 118

129 d) Tukarkan kertas pertanyaan dengan kelompok lain secara acak e) Jawablah pertanyaan yang kelompok Anda dapatkan f) Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda g) Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain 3) Format Pertanyaan dan Jawaban No Pertanyaan dari Kelompok... Jawaban dari Kelompok dst E. Tugas LK.1. Selain membaca uraian materi di atas, sebaiknya Anda membaca buku-buku yang relevan terkait dengan penerapan hak dan kewajiban asasi manusia di Indonesia. Secara individu, berikan contoh penerapan hak dan kewajiban asasi manusia yang dilakukan masyarakat dan pemerintah di Indonesia. No Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Masyarakat Pemerintah Pelaksanaan Hak Asasi Manusia : 119

130 Pelaksanaan Kewajiban Asasi Manusia : F. Rangkuman HAM merupakan hak yang tidak dapat dicabut dan yang tidak pernah di tinggalkan ketika umat manusia beralih memasuki era baru dari kehidupan pramodern ke kehidupan modern. Betapa HAM telah mendapat tempat khusus di tengah-tengah perkembangan kehidupan manusia mulai abad 18 sampai sekarang. Negara wajib melindungi dan menjunjung tinggi HAM karena masyarakat telah menyerahkan sebagian hak-haknya kepada negara untuk dijadikan hukum (Teori Kontrak Sosial). Negara memiliki hak membuat hukum dan menjatuhkan hukuman atas pelanggaran HAM. Negara, pemerintah atau organisasi berkewajiban untuk melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia. Penegakan HAM di negara kita tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan tindakan dari pemerintah. Peran serta lembaga independen dan masyarakat sangat diperlukan. Upaya penegakan hak asasi manusia ini akan memberikan hasil yang maksimal manakala didukung oleh semua pihak. Usaha yang dilakukan Komnas HAM tidak akan efektif apabila tidak ada dukungan dari masyarakat. Peran masyarakat terhadap upaya penegakan HAM, misalnya muncul berbagai aktivis dan advokasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), untuk PPKn SMP K-9 120

131 itu mari kita semua membangun iklim negara Indonesia yang demokratis, yang menghormati HAM yang didasari oleh kepentingan nasional kita dalam rangka mencapai Indonesia yang kita cita-citakan. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Jawablah semua latihan/tugas kegiatan pembelajaran ini. Kemudian cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban dan nilai hasilnya. Apabila Saudara mendapatkan hasil minimal 80% maka Saudara dinyatakan lulus, apabila mendapatkan 0%, 25%, 40% atau 60%, maka Saudara diminta membaca dan memahami isi modul kembali dan menjawab latihan lagi Tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran ini, di harapkan peserta diklat dan fasilitator bersama sama melakukan ulasan tentang materi yang telah di pelajari. Mana yang belum di pahami oleh peserta diklat serta pemantapan materi yang telah di pahami peserta diklat. H. Kunci Jawaban Daftar Pustaka Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Asshidiqie, Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II. Jakarta: Secretariat Jenderal Dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi El-Muhtaj, Majda Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana Faridy Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press Marzuki, Suparman Makalah UPAYA LITIGASI & NON LITIGASI ATAS PELANGGARAN HAK EKOSOB DI INDONESIA Nickel, James W Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 121

132 Saraswati, LG Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press Sujatmoko, Andrey Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Tim Dosen PKn UPI Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM PPKn SMP K-9 122

133 KEGIATAN PEMBELAJARAN 8 ANALISIS PENERAPAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA Oleh: Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. A. Latar Belakang J.C.T. Simorangkir, SH & Woerjono Sastroparnoto mendefinisikan hukum sebagai suatu peraturan yang bersifat memaksa dan menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badanbadan resmi yang berwajib, dimana pelanggaran terhadap peraturan tersebut akan mengakibatkan hukuman yang tertentu. Tujuan Hukum adalah menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang tertib, teratur dan adil. Demi tercapainya ketertiban dan kedamaian hukum, maka hukum harus dapat berfungsi memberikan jaminan kepada seseorang agar kepentingannya diperhatikan oleh orang lain. Ketika kepentingan tersebut dilanggar, maka akan timbul suatu konflik. Dalam Negara hukum, konflik baik secara individual maupun sosial harus diselesaikan melalui jalur hukum. Hukum harus bisa melindungi setiap kepentingan yang dilanggar, sehingga hukum berarti aturan main yang tidak hanya bersifat formal, tetapi lebih dari itu mengandung nilai-nilai keadilan. Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia dipilih sebagai salah satu materi yang disampaikan dalam diklat Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa materi tersebut sangat diperlukan bagi peningkatan kopetensi dan profesionalisme guru, yang berada pada garda terdepan dalam penyiapan sumber daya manusia Indonesia. PKB sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. 123

134 Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Perencanaan Pembelajaran Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 1 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Ruang lingkup sub modul Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) analisis penerapan penegakan hukum oleh para penegak hukum di Indonesia (2) analisis penerapan penegakan hukum oleh lembaga hukum di Indonesia PPKn SMP K-9 124

135 B. Tujuan Tujuan penyusunan sub Modul tentang analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP adalah untuk memberikan pengayaan pengetahuan kepada peserta PKB agar mampu : 1. Menjelaskan analisis penerapan penegakan hukum oleh para penegak hukum di Indonesia 2. Menjelaskan analisis penerapan penegakan hukum oleh lembaga hukum di Indonesia C. Peta Kopetensi Analisis Penerapan Penegakan Hukum di Indonesia Analisis Penerapan Penegakan Hukum oleh Para Penegak Hukum Analisis Penerapan Penegakan Hukum oleh Lembaga Hukum. (sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup sub modul tentang analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP adalah: analisis penerapan penegakan hukum oleh para penegak hukum di Indonesia dan analisis penerapan penegakan hukum oleh lembaga hukum di Indonesia 125

136 E. Saran Cara Penggunaan Modul e. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas f. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. g. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu h. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran: Analisis Penerapan Penegakan Hukum Di Indonesia A. Tujuan a. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi, peserta dikat mampu menjelaskan analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia, b. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi, peserta dikat mampu menunjukkan komitmen penerapan penegakan hukum di Indonesia, B. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Peserta dikat mampu menjelaskan mampu menjelaskan analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia dengan benar, b. Peserta dikat mampu menunjukkan komitmen penerapan penegakan hukum di Indonesia dengan benar C. Uraian Materi 1. Analisis Penerapan Penegakan Hukum oleh Para Penegak Hukum di Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan dengan tegas bahwa: 1) Negara Indonesia adalah Negara hukum [Pasal 1 ayat (3)]; 2) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 ayat (1)]; 3) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum [Pasal 28D ayat (1)]. PPKn SMP K-9 126

137 Ketiga ketentuan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 tersebut, dengan tegas memberikan jaminan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum dan bukan negara kekuasaan (machts staat). UUD juga memberikan jaminan atas kedudukan yang sama kepada seluruh warga Negara Indonesia di hadapan hukum dan pemerintahan (Equality before the law). Artinya bahwa hukum harus benar-benar melindungi semua golongan warga Negara, apapun kedudukannya. Aparat penegak hukum harus benar-benar dapat berlaku dan bertindak adil kepada semua pihak, tanpa membeda-bedakan kedudukan/jabatan, suku, agama, ras, antar golongan dan materi. Setiap perbuatan yang melawan hukum harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Idealnya, Setiap orang harus diperlakukan sama dihadapan hukum, artinya bahwa dalam prosesnya hukum tidak memandang seseorang berdasarkan jabatan atau kekuasaannya. Namun dalam kenyataannya kedudukan hukum seringkali dipermalukan oleh aparat penegak hukum (APGAKKUM), terutama yang terkait dalam istilah Criminal Justice System (C.J.S.), yang meliputi para oknum di lingkungan Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan. Perilaku para oknum tersebut jelas-jelas sangat mencoreng lembaga yang seharusnya benar-benar steril dari berbagai kepentingan non hukum. Dalam berbagai perkara korupsi, sering kali aparat penegak hukum terkesan melakukan proses tebang pilih. Hukum begitu gagah berani menghadapi orang kecil dan miskin, namun sebaliknya begitu tumpul menghadapi penguasa dan orang kaya. Hukum tumpul ke atas dan sangat tajam ke bawah. Si kecil dan miskin, sedikit saja melakukan kesalahan, langsung diproses hukum, dengan alasan equality before the law. Berbagai kasus yang mencuat di masyarakat misalnya: kasus pencurian sandal jepit, kasus pencurian 3 biji kakau, kasus nenek Ansani di Jember, dan berbagai kasus lain yang sebenarnya secara substansial sangat mengganggu rasa keadilan masyarakat, justru lebih dulu diproses hukum. Sementara kasus-kasus korupsi yang merugikan Negara puluhan, ratusan milliard rupiah, atau bahkan trilliunan rupiah, justru dikaburkan prosesnya. Sehingga muncul anggapan di masyarakat bahwa 127

138 para koruptor tidak diproses hukum karena telah mau berbagi hasil korupsi. Sementara itu, kasus-kasus korupsi yang sudah terlanjur mencuat di media, sering kali dikaburkan prosesnya dengan menjadikan para bawahan, pegawai kecil yang tadak mengetahui substansi perkara justeru ditetpkan sebagai tersangka. Dengan menjadikan bawahan sebagai tersangka, maka tidak akan banyak substansi permasalahan korupsi yang terungkap, karena korupsi adalah kejahatan kerah putih yang hanya dapat dilakukan oleh para aktor intelektual (pemilik kekuasaan dan modal). Sehingga sering kali muncul anggapan di masyarakat bahwa yang diproses oleh oknum Apgakkum hanyalah korban koruptor, karena koruptornya telah diselamatkan. Di lingkungan pengadilan, bahwa seharusnya dalam menjatuhkan putusan, seorang hakim harus objektif dan rasional. Namun, tidak jarang masyarakat menyaksikan bahwa terkadang hakim seolah-olah mengaburkan fakta-fakta dipersidangan. Para pihak yang memiliki kekuasaan, baik finansial maupun politik, seolah-olah kebal hukum, sekalipun jelas-jelas melanggar hukum. Hakim sering kali menghapuskan fakta hukum yang jelas-jelas terungkap di pengadilan dan secara kasat mata diketahui oleh masyarakat. Bahkan dalam berbagai kasus terungkap di media bahwa kehadiran, kesaksian saksi kunci (pejabat) yang berisi substansi perkara korupsi, justru hilang dan tidak tercatat dalam berita acara pemeriksaan sidang. Terjadi saling lempar tanggung jawab antara Ketua Majelis Hakim dan Panitera Pengganti. Padahal substansinya sudah dapat ditebak, bahwa hal tersebut merupakan kesengajaan untuk mengaburkan perkara dan lmelindungi aktor intelektual dalam perkara tersebut. Hukum seharusnya merupakan aturan yang ideal yang harus dilterpkan, karena hukum berfungsi untuk menciptakan keteraturan, kemanfaatan dan keadilan. Hukum bukanlah komodity yang dapat diperjualbelikan oleh oknum aparat penegak hukum. Saat ini muncul anggapan di masyarakat bahwa hukum seolah bisa dibeli dengan uang. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. PPKn SMP K-9 128

139 Ironi memang ketika hal itu terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat kita sekarang ini. Kemajuan teknologi dan zaman tidak membuat pola pikir masyarakat kita menjadi lebih baik dan menjunjung tinggi rasa keadilan serta kemanusiaan. Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan pembaruan dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek kemanusiaan. Sudah saatnya kita melakukan reformasi terhadap supremasi hukum di Indonesia untuk menciptakan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus-kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali. Kita harus mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pengadilan, hakim dan jaksa sebagai tempat untuk mencari keadilan bukan tempat jual beli komodity hukum, karena hukum memang bukanlah komodity. Dalam Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala, upaya mewujudkan hukum yang adil merupakan komitmen yang telah dijanjikan, sehingga Beliau mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia, karena mampu membangkitkan harapan bagi terwujudknya keadilan di negeri ini. Poin keempat dari sembilan agenda prioritas Nawa Cita yang dijanjikan oleh Presiden terpilih Jokowi-JK, yaitu menolak negara lemah dengan melakukan sistem dan penegakan hukum yang bebas dari korupsi. Poin tersebut merupakan poin yang sangat ditunggu-tunggu realisasinya oleh sebagian terbesar rakyat Indonesia. Guna mewujudkan Nawa Cita tersebut, Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan revolusi mental, karena akar masalah dari rendahnya penegakan hukum di Indinesia adalah masalah lemahnya mental. Hal tersebut memang benar, karena sebaik apapun peraturan yang ada, apabila tidak ada kesiapan dan keteguhan mental, terutama 129

140 APGAKKUM, maka akan mudah tergoda untuk melanggar hukum, terlebih ditengah godaan melanggar hukum yang lebih menggiurkan. Revolusi mental menjadi salah satu kebijakan Pemerintah yang harus benar-benar diwujudkan dan harus mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat bangsa Indonesia. Karena setelah setahun lebih perjalanan Pemerintahan Presiden Joko Widodo Jusuf Kala, tentangan terhadap upaya mewujudkan penegakan hukum di Indonesia justeru semakin keras. Beberapa kasus besar, seperti kriminalisasi para komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi, penyidik KPK, dan para penggiat anti korupsi, justeru terjadi pada saat ini. Hal ini tentunya menjadi tantangan berat untuk menguji komitmen Pemerintah yang sedang berkuasa saat ini. Pembangunan hukum memang tidak lepas dari pembanguna jiwa. Bahkan dalam lirik lagu nasional Indonesia Raya diserukan bahwa:. Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku, semuanya. Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badanya untuk Indoneisa Raya.. W.R. Supratman, pengarang lagu Indonesia raya menyadadi benar bahwa ketika Indonesia merdeka, maka pembangunan yang utama harus dilaksanakan adalah pembangunan jiwa, karena pembangunan jiwa adalah ruh keberhasilan pembangunan yang senyatanya. Pembangunan fisik yang begitu massif, akan dapat hancur dalam sekejab, manakala jiwanya kosong dan lemah. Penegakan hukum di Indonesia hanya akan dapat terwujud apabila para penegak hukumnya benar-benar bersih jiwanya; tidak terbebani oleh berbagai kepentingan politik, ekonomi maupun kepentingan pribadi atau golongan lainnya. PPKn SMP K-9 130

141 2. Analisis Penerapan Penegakan Hukum oleh Lembaga Hukum Di Indonesia Lawrence M. Friedman menyataan bahwa ada tiga hal yang terkait dalam penegakan hukum, yaitu: a. Structure, yaitu lembaga penegak hukum. b. Culture, yaitu budaya atau mental aparat penegak hukum dan menta/ budaya masyarakat yang terkait dalam penegakan hukum. c. Substance, yaitu peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketiga hal tersebut sangat terkait dalam rangka mewujudkan penegakan hukum. kepincangan salah unsur akan mengakibatkan terhambatnya prosen penegakan hukum. Substansi peraturan perundang-undangan yang sangat baik dan sempurna sekalipun, tidak akan berarti apa-apa mana kala budaya masyarakat tidak mendukung bagi penegakan hukum. Demikian juga budaya aparat penegak hukumnya. Sebagaimana uraian diatas bahwa mentalitas oknum aparat penegak hukum yang tidak bertanggung jawab, telah mengakibatkan substansi hukum yang sudah baik, tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Mental oknum APGAKKUM yang tidak baik, justru memanfaatkan aturan hukum yang sudah baik sebagai alat untuk mencari mencari keuntungan pribadi, kelompok atau golongannya. Substansi peraturan perundang-undangan yang baik harus didukung oleh struktur kelembagaan (structure) aparat penegak hukum yang baik dan terpercaya. Dengan struktur kelembagaan yang baik, maka dimungkinkan fungsi kontrol yang ketat terhadap seluruh aparatur penegak hukum (APGAKKUM) dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penegakan disiplin APGAKKUM harus diterapkan secara baik dan tidak pandang bulu, guna mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa. Peraturan disiplin APGAKKUM atara lain: a. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2003TentangPeraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia 131

142 b. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Per- 022/A/Ja/03/2011 Tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia c. Peraturan Bersama Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Komisi Yudicial Republik Indonesia Nomor: 02/PB/MA/IX/2012 dan Nomor: 02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim Ketiga peraturan yang terkait disiplin aparatur penegak hukum (APGAKKUM) tersebut harus benar-benar ditegakkan, agar hukum benar-benar dapat mewujudkan tujuan idealnya, yakni: Kemanfaatan, ketertiban dan keadilan di Indonesia. Masyarakat harus turut terlibat dalam proses mewujudkan keberlakukan hukum yang baik dan adil sesuai dengan porsi dan peran yang dilakukan, antara lain: selalu mentaati hukum, melakukan fungsi kontrol terhadap aparat penegak hukum, dengan cara melaporkan kepada aparat yang berwajib jika melihat/mengetahui oknum aparat penegak hukum melakukan pelanggaran hukum. Oleh karena hukum tidak akan tegak, jika aparat penegak hukumnya tidak bersih dan melanggar hukum. Ibarat sapu, maka akan dapat membersihkan kotoran manakala sapunya bersih. Aparat penegak hukum jika ibarat pagar yang menjaga seluruh piak agar taat menjalankan aturan hukum. Pelanggaran yang dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum merupakan bentuk pelanggaran serius, yang harus segera ditindak. Pelanggaran disiplin APGAKKUM ibarat kata pepatah pagar makan tanaman. Hal tersebut tidak boleh terjadi dan ditoleler ada dalam Negara hukum. Pembangunan kelembagaan kelembagaan penegak hukum, harus terus diperbarui agar senantiasa terwujud aparatur yang tanggap, cekatan dan taat hukum. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis Penerapan Penegakan Hukum di Indonesia sebagai berikut : PPKn SMP K-9 132

143 KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahuluan 1. Narasumber/instruktur mengkondisikan peserta diklat 10 menit untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme 2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab terkait materi penegakan hukum di Indonesia 3. Menampilkan kasus-kasus penerapan penegakan hukum di Indonesia, 4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. Kegiatan Inti 5. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan menit orang) 6. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi terkait tayangan kasus di atas dan dikatikan dengan pentingnya pentinnya penegakan hukum di Indonesia 7. Tiap pasangan merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyak, 8. Tiapa pasangan mencari informasi, data, sumbersumber yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang dimajukan. 9. Tiap pasangan berdiskusi dan curah pendapat, guna menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 10. Bila sudah selesai tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang (dua pasangan). 11. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan dan dijawab melalui pasangannya masing-masing. 12. Tiap anggota kelompok tersebut bebas mengemukakan hasil pemikiran/pemecahan masalah.. 133

144 Penutup 13. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya. 14. Presentasi Hasil Kerja kelompok. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat, diberikan kesempatan kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil presentasi kelompok tersebut. 15. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja 16. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 17. Narasumber melakukan tes secara lisan. 18. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 19. Memberi tugas tindak lanjut mengidentifikasi permasalahan berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs. 30 menit E. Latihan Kasus/Tugas Setiap kelompok membahas dan menganalisis tema-tema sebagai berikut: 1. Pentingnya upaya penegakan hukum di Indonesia. 2. Analisis penegakan hukum yang dilakukan oleh masing-masing lembaga hukum di Indonesia (Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan). 3. Analisis penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum (APGAKUM) di Indonesia. 4. Sikap dan perilaku sebagai wujud komitmen bagi terwujudnya penegakan hukum di Indonesia. 5. Upaya-upaya yang harus dilakukan agar penegakan hukum di Indonesia dapat terwujujud dengan baik, benar dan adil. F. Rangkuman 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan dengan tegas bahwa: a. Negara Indonesia adalah Negara hukum [Pasal 1 ayat (3)]; PPKn SMP K-9 134

145 b. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 ayat (1)]; c. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum [Pasal 28D ayat (1)]. 2. Tiga faktor yang terkait dalam penegakan hukum, yaitu kelembagaan aparatur penegakkan hukum (structure), budaya/mental aparat penegak hukum dan masyarakat (culture) dan Peraturan perundang-undangan (substance). 3. Terjadinya berbagai ketimpangan hukum, pelanggaran hukum di Indonesia salah satu faktor penyebabnya adalah pelanggaran yang dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum. Hal tersebut harus segera dihentikan dengan menegakkan secara tegas peraturan disiplin aparatur penegak hukum, baik di lingkungan Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan Evaluasi Setiap peserta diklat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut: 1. Jelaskan pentingnya penegakan hukum di Indonesia? 2. Bagaimana analisis saudara tentang penegakan hukum yang dilakukan oleh masing-masing lembaga hukum di Indonesia (Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan)? 3. Bagaimana analisis saudara tentang penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum (APGAKUM) di Indonesia? 4. Sikap dan perilaku seperti apa sebagai wujud komitmen saudara bagi terwujudnya penegakan hukum di Indonesia? 5. Apa upaya yang harus dilakukan agar penegakan hukum di Indonesia dapat terwujujud dengan baik, benar dan adil? 135

146 DAFTAR PUSTAKA Lawrence M. Friedman. Sistem Hukum, Perspektif Ilmu Sosial (terjemahan M. Khozim), Bandung: Nusa Media, Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, M. Solly Lubis. Hukum Tata Negara. Bandung: Mandar Maju, KEMENDIKBUD-RI, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Jakarta: KEMENDIKBUD-RI. Sumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia. Yang menerbitkan PT Sinar Grafika: Jakarta Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2003TentangPeraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: Per-022/A/Ja/03/2011 Tentang Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia Peraturan Bersama Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Komisi Yudicial Republik Indonesia Nomor: 02/PB/MA/IX/2012 dan Nomor: 02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim PPKn SMP K-9 136

147 KEGIATAN PEMBELAJARAN 9 ANALISIS HARMONISASI DAN KERUKUNAN DALAM KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA Oleh: Rasyid Al-Atok, M.H., M.Pd. A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan wilayah yang memiliki beribu kepulauan yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Setiap pulau dihubungkan oleh laut yang terbentang di sekitarnya. Ada yang jaraknya cukup pendek dan ada pula yang yang cukup lebar. Namun hal ini bukanlah menjadi satu alasan yang bisa menyebabkan terjadinya perpecahan bagi masyarakat Indonesia, karena keseluruhan wilayah itu adalah satu kesatuan yang utuh dan telah menjadi ciri khas Nusantara sejak dulu. Ditinjau dari aspek sosial budaya, masyarakat Indonesia sangat kaya akan keberagaman. Perbedaan suku, ras, agama, budaya, kebiasaan, adat isttiadat, dan lain sebagainya merupakan suatu keragaman yang membuat Indonesia menjadi bangsa yang kaya. Namun, hal ini juga bisa menjadi penyebab timbulnya konflik dalam masyarakat. Tidak sedikit konflik antar kelompok yang terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Namun, konflik yang terjadi belum sampai menimbulkan perpecahan. Ada dampak positif dan dampak negatif dengan adanya keberagaman masyarakat Indonesia, baik bagi diri sendiri, masyarakat, serta bangsa dan negara. Dampak positifnya diantaranya adalah adanya manfaat terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa, sedang dampak negtifnya bisa menimbulkan ketidakrukunan yang kemudian dapat menimbulkan perpecahan yang selanjutnya dapat menghancurkan bangsa dan negara. Perbedaan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat dapat memberi beberapa manfaat bagi para pelajar, dan guru. Jika semua hal yang dilakukan di dalam satu sekolah selalu sama, maka kehidupan akan terasa hambar dan monoton. Disinilah pentingnya kreatifitas serta inovasi yang akan membuat 137

148 perkembangan besar khususnya bisa terdapat perbedaan cara berpikir dan berpendapat. Ada banyak faktor yang mempengaruhi adanya keberagaman masyarakat Indonesia. Salah satu diantaranya adalah letak geogarfis yang berada di jalur perdagangan internasional. Negara kita memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, satu hal yang begitu diinginkan oleh bangsa asing, yang menjadi salah satu faktor datangnya para pedagang asing ke Indonesia. Selain berdagang, bangsa asing tersebut memiliki tujuan lain yang berupa menyebarkan ajaran agama mereka. Itulah mengapa timbul keberagaman agama di Indonesia. Agama Hindu dan Budha merupakan kepercayaan yang dibawa oleh bangsa India saat melakukan perdagangan ke Indonesia. Setelah itu muncul pula para pedagang muslim yang kemudian menyebarkan ajaran Islam. Ajaran Kristen dan Katolik disebarkan oleh bangsa Eropa. Dalam hal keberagaman ras, di Indonesia terdapat beberapa ras yang antara lain yaitu ras Malayan-Mongoloid yang terdapat di provinsi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ada pula ras Melanesoid yang banyak terdapat pada daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, terdapat ras Asiatic Mongoloid, misalnya saja orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ini merupakan ras yang telah banyak menyebar di seluruh pelosok Nusantara, namun terkadang mereka berkumpul dan menetap pada satu wilayah tertentu. Yang terakhir adalah ras Kaukasoid, tidak lain merupakan orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika. Dalam keberagaman masyarakat Indonesia perlu dikembangkan harmonisasi dan kerukunan, sehingga keberagaman itu bukan menjadi sumber pertikaian dan perpecahan melainkan justru sebagai potensi yang menjadikan kehidupan bangsa Indonseia menjadi lebih indah. Keberagaman akan bisa menjadi keindahan dalam kehidupan bersama, manakala dalam keberagaman tersebut terdapat harmonisasi dan kerukuunan. Guru PPKn perlu mendapatkan bekal pengetahuan dan sikap mengenai perlunya harmonisasi dan kerukunan masyarakat Indonesia yang beragam suku, agama, ras, budaya, dan gender. PPKn SMP K-9 138

149 B. TUJUAN Tujuan modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru mata pelajaran PPKn SMP tentang Analisis Perwujudan Kesatuan dan Persatuan dalam Keberagaman di Indonesia, agar mampu : 1) Menganalisis perlunya harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia. 2) Menganalisis kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. C. PETA KOMPETENSI Menganalisis Harmonisasi dan Kerukunan dalam Kebaragaman Masyarakat Indonesia. Menganalisis Harmonisasi dalam Kebaragaman Masyarakat Indonesia. Menganalisis Kerukunan dalam Kebaragaman Masyarakat Indonesia.. D. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Modul Analisis Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia ini meliputi: (1)Analisis Harmonisadi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia; (2) Analisis Kerukunan dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia. E. SARAN CARA PENGGUNAAN MODUL 1) Baca dan pelajari secara cermat modul ini sebelum Anda mengerjakan tugas. 2) Laksanakan pembelajaran dan kerjakan tugas sesuai dengan langkahlangkah yang ditentukan dalam modul ini. 3) Tugas dikerjakan secara berkelompok, berdiskusilah dengan kelompok masing-masing sesuai dengan ketentuanyang ada dalam modul ini.. 4) Berkonsultasilah dengan Narasumber bila mengalami kesulitan dalam mempelajari modul dan mengerjakan tugas. 139

150 KEGIATAN PEMBELAJARAN a. Tujuan Pembelajaran a. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat dapat menjelaskan faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi upaya menciptakan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia. b. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat dapat menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi upaya menciptakan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia. c. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat dapat menjelaskan faktorfaktor yang menjadi pendorong bagi upaya menciptakan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. d. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat dapat menjelaskan faktorfaktor yang menjadi penghambat bagi upaya menciptakan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. b. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Peserta diklat mampu menganalisis harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia.. b. Peserta diklat mampu menganalisis harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia. c. Uraian Materi Pembelajaran a. Keberagaman Mmasyarakat Indonesia Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang di Indonesia. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan, sosialbudaya, kebiasaan, dan jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh dengan keragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Keberagaman budaya atau cultural diversity yang ada di Indonesia adalah fakta dan keniscayaan yang taak dapat dihindari. Penduduk PPKn SMP K-9 140

151 Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta tinggal tersebar di berbagai pulau besar dan kecil dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia dengan nuansa keagamaan. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitas yang tinggi, sehingga dengan keanekaragaman kebudayaannya itu, Indonesia mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. b. Faktor Penyebab Keberagaman dalam Masyarakat di Indonesia 1) Letak Strategis Wilayah Indonesia di Pesimpangan Jalan Dunia Letak Indonsia yang stategis yaitu di antara dua Samudera Pasific dan Samudera Indonesia, serta dua benua Asia dan Australia mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional. Lalu lintas perdangangan tidak hanya membawa komoditas dagang, namun juga pengaruh kebudayaan mereka 141

152 terhadap budaya Indonesia. Kedatangan bangsa asing yang berbeda ras, budaya, dan agama, yang kemudian menetap di Indonesia mengakibatkan perbedaan ras, buadya, dan agsma dalam masyarakat Indonesia. 2) Kondisi Negara Kepulauan Negara Indonesia terdiri beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisahpisah. Keadaan ini menghambat hubungan antarmasyarakat Indonesia dari pulau yang berbeda-beda. Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing. Hal ini mengakibatkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, peran lakilaki dan perempuan, dan kepercayaan atau agama dalam masyarakat Indonesia. 3) Perbedaan Kondisi Alam Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, laut mengakibatkan perbedaan masyarakat. Juga kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat tumbuh, hewan yang hidup di sekitarnya. Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan, seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan. 4) Keadaan Transportasi dan Komunikasi Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana ini membawa masyarakat mudah berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit. Begitu pula sebaliknya. Karena itu kondisi transportasi dan komunikasi juga dapat memjadi penyebab keberagaman masyarakat Indonesia. 5) Sikap Penerimaan Masyarakat terhadap Perubahan Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun luar masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia. Ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, seperti masyarakat perkotaan. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan PPKn SMP K-9 142

153 pada budaya sendiri, tidak mau menerima budaya luar. Kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perubahan dan/atau budaya dari luar adalah faktor yang juga mempengaruhi keberagaman masyarakat Indonesia. 6) Latar Belakang Sejarah Setiap suku, daerah, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya mempunyai latar belakang sejarah sendiri-sendiri. Perbedaan latar belakang sejarah ini juga mempengaruhi terhadap perbedaan budaya, kebiasaan, dan norma yang dianut oleh masyarakat Indonesia. c. Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Tuhan menciptakan manusia berbeda dan beragam. Keberagaman masyarakat dan bangsa Indonesia haruslah dipertahankan dan tidak perlu untuk di hilangkan, karena keberagaman merupakan realita dan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap upaya untuk menghapus keberagaman tersebut akan merupakan upaya yang sia-sia, karena tidak sesuai dengan koodrat Tuhan dan realita yang ada. Keberagaman yang ada bukan untuk di hapuskan, tapi harus dikelola dengan baik dan benar. Karena itu diperlukan adanya dialog yang berkelanjutan yang dilandasi adanya kejujuran untuk menghindari adanya prasangka-prasangka daan salah paham. Harmoni dan kerukunan masyarakat dan bangsa Indonesia yang selama ini terjalin tidak terlepas dari adanya berbagai faktor yang menjadi pendorong atau pendukungnya, baik faktor teologis, ideologis, yuridis, politis, historis, maupun sosiologis. Namun demikian di samping terdapat beberapa faktor pendukungdan pendorong, juga terdapat berbgai penghambat atau kendala bagi terciptanya harmonisasi dan kerukunan hidup. Kendala-kendala atau penghambat tersbut bisa bersifat intrenal dan juga eksternal. d. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran 1 dengan mata diklat Keberagaman Masyarakat Indonesia dirancang sebagai berikut : 143

154 Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Deskripsi Kegiatan a. Memberikan motivasi kepada peserta diklat agar mengikuti proses pembelajaran dalam diiklat dengan sungguh-sungguh; b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran modul ini. c. Menyampaikan proses dan langkah-langkah pembelajaran dalam modul yang harus diikuti oleh pesertadiklat. a. Penyamppaian pengantar pokok-pokok materi. b. Penyampaian permasalahan yang perlu dipecahkan melalui diskusi. c. Pembentukan kelompok peserta diklat: 1) Penyampaian tata kerja diskusi kelompok beserrta waktunya 2) Peserta diklat dibagi menjadi 5 kelompok ( A, B, C, dan D) dengan anggota masingmasing sekiitar 6-7 orang. 3) Pemberian tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang harus dijawab atau dipecahkan oleh peserta diklat. Peserta bebas mengggunakan sumber belajar, internet. 4) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam kelompok sesuai dengan tugasnya masingmasing dalam waktu yang telah disepakati bersama antara narasumber dan peserta diklat. 5) Penyusunan laporan hasil diskusi kelompok. Alokasi Waktu 15 menit 105menit PPKn SMP K-9 144

155 KegiatanPen utup 6) Presentasi hasil diskusi kelompok secara bergilliran. 7) Pemberian tanggapan oleh peserta diklat terhadap hasil diskusi kelompok. 8) Pemberian penegasan danklarifikasi dari narasumber atas proses dan hasil diskusi serta presentasi masing-masing kelompok. a. Penyimpulan bersama antara narasumber dan peserta diklat atas hasil pembelajaran. b. Refleksi dan umpan balik atas proses dan hasil pemmbelajaran. c. Merencanakan pembelajaran berikutnya. 15 menit E. TUGAS Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan beberapa permasalahan di bawah dalam kelompok masing-masing: Kelompok 1: Identifkasi dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi pendorong atau pendukung bagi terciptanya harmonisasi kehidupan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Kelompok 2: Identifkasi dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi penghalang atau kendala bagi terciptanya harmonisasi kehidupan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Kelompok 3: Identifkasi dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi pendorong atau pendukung bagi terciptanya kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Kelompok 4: Identifkasi dan jelaskan faktor-faktor yang menjadi pendorong atau pendukung bagi terciptanya kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia. F. RANGKUMAN 1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk agama, budaya, dan kebiasaan; 145

156 2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang harus diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala dampak positif dan negatifnya. 3. Keberagaman akan berdampak dan menjadi potensi positif manakala keberagaman itu dapat diikelola dengan baik dengan menciptakan harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman. 4. Banyak faktor yang menjadi pendorong atau pendukung dan penghambat atau kendala dalam menciptakan harmonisasi dan kerukunan dallam keberagaman masyarakat. Evaluasi Evaluasi atau penilaian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah penilian auutentik dengan menggunakan teknik observasi. Penilaian dilakukan baik terhadap kelompok maupun individu peserta diklat selama proses pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai meliputi: 1. Keaktifan peserta diklat dalam diskusi kelompok mengerjakan tugas. 2. Kemampuan peserta diklat dalam mengemukakan pendapat. 3. Sikap peserta diklat dalam menghormati dan menghargai perbedaan pendapat. 4. Kemampuan peserta diklat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik. 5. Kualitas isi tanggapan peserta diklat. 6. Kebersamaan peserta diklat dalam melakukan diskusi kkelompok dan presentasi. 7. Kebersamaan peserta diklat dalam memberikan tanggapan. 8. Ketepatan dan kedisiplinan peserta diklat dalam penggunaan waktu yang disediakan. 9. Keseriusan peserta diklat dalam menyiapkan bahan penyajian. 10. Kesungguhan peserta diklat dalam menyampaikan penyajian dan tanggapan. PPKn SMP K-9 146

157 FORMAT OBSERVASI PENILAIAN INDIVIDUAL No Nama Mahasiswa Keaktifan Kemampuan mengemukakan pendapat. Sikap menghargai perbedaan pendapat Kemampuan berbahasa Indonesia. Kualitas tanggapan JUMLAH SKOR Catatan : Nilai masing-masing aspek adalah 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Kurang Baik, dan 1 = Tidak Baik 147

158 FORMAT OBSERVASI PENILAIAN KELOMPOK KELOMPOK : No Sangat Kurang Tidak ASPEK YANG DINILAI Baik Baik Baik Baik Kebersamaan dalam melakukan presentasi Kebersamaan dalam memberikan tanggapan Ketepatan dalam penggunaan waktuyang Keseriusan dalam menyiapkan bahan sajian Kesungguhan dalam menyampaikan dalam menyampaikan penyajian dan tanggapan JUMLAH SKOR Skor PPKn SMP K-9 148

159 DAFTAR PUSTAKA Ali, M Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara. Wiriatmadja Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan. Vol 15 (4):

160 KEGIATAN PEMBELAJARAN 10 ANALISIS PEREKAT KEBERAGAMAN BANGSA INDONESIA Oleh: Drs. Suparlan Al-Hakim, M.Si. A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku, bahasa, kebudayaan dan adatistiadat yang tersebar diseluruhwilayah nusantara.keberagaman tersebutmerupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.Tidak semua negara di dunia diberikan keberagamanoleh Tuhan seperti halnya yang diberikan kepada negara Indonesia.Hal tersebut menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan berkarakter. Semua keberagaman yang dimiliki tersebut wajib jikabangsa Indonesia harus memiliki sebuahperekat atau pemersatuuntukmenyatukan semua perbedaan yang ada di Nusantara, sehingga dengan begitu bangsa Indonesia akan tetap bersatudi dalam naungan negara kesatuan republik Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur. Setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal tersebut justru menjadikan bangsa Indonesia menjadi beragam. Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat, bahasa, budaya yang tersebar di seluruh pelosok nusantara, dan masih banyak lagi kebudayaan atau kearifan lokal yang ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat yang mungkin belum dikenali. Sebagai sebuah bangsa yang besar dan bermartabat tentunya bangsa Indonesia berupaya untuk melestarikan dan menjaga keberagaman tersebut.salah satu upayanya adalah dengan mengedepankanrasa persatuan dan kesatuan. Sebagai contoh adalah berusaha untuk bisa menekan konflik yang terjadi, baik konflik agama, suku, ras dan antar golongan (SARA). Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memahami dan menjalankan nilai-nilai yang ada pada semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna meskipun negara Indonesia adalah negara yang masyarakatnya heterogen namun harus menjalin rasa persatuan dan kesatuan. PPKn SMP K-9 150

161 B. Tujuan Tujuan dari penyusunan modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklatpengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia, yang diharapkan guru agar mampu: 1. Menganalisis Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia yang multikultural 2. Menganalisis Bhinneka Tunggal Ika sebagai multikulturalisme Indonesia 3. Menganalisis Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat keberagaman bangsa Indonesia 4. Menganalisis simbol-simbol perekat bangsa Indonesia dalam peraturan perundang-undangan C. Peta Kompetensi Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia yang multikultural Bhinneka Tunggal Ika sebagai multikulturalisme Indonesia Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat keberagaman bangsa Indonesia Simbol-simbol perekat bangsa Indonesia dalam peraturan perundangan D. Ruang Lingkup Modul ini mencakup ruang lingkup materi yang terjabar dalam satu Kegiatan Pembelajaranyang meliputi:bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia yang multikultural, Bhinneka Tunggal Ika sebagai multikulturalisme Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat keberagaman bangsa, simbolsimbol perekat bangsa Indonesia dalam peraturan perundangan. 151

162 E. Saran Cara Menggunakan Modul b. Bacalah secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas! c. Kerjakan tugas sesuai dengan petunjuk yang ditentukan dalam modul ini! d. Kerjakan dengan cara berdiskusi dalam kelompok Anda! e. Konsultasilah dengan narasumber / instruktur apabila Anda mengalami kesulitan mengerjakan tugas dalam modul ini Kegiatan Pembelajaran 1 Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia A. Tujuan 1. Dengan mencermatimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia yang multikultural dengan benar 2. Dengan mencermatimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai multikulturalisme Indonesia dengan benar 3. Dengan mencermatimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat keberagaman bangsa dengan benar 4. Dengan mencermatimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan simbol-simbol perekat bangsa Indonesia dalam peraturan perundangan dengan benar B. Indikator Pencapaian Kopetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia yang multikultural dengan benar 2. Peserta diklat mampu menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai multikulturalisme Indonesia dengan benar 3. Peserta diklat mampu menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai perekat keberagaman bangsa dengan benar 4. Peserta diklat mampu menjelaskan simbol-simbol perekat bangsa Indonesia dalam peraturan perundangan dengan benar PPKn SMP K-9 152

163 C. Uraian Materi 1. Analisis Bhinneka Tunggal Ika Bagi Bangsa Indonesia yang Multikultur Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bisa ditemukan dalam Kitab Sutasoma karya dari Mpu Tantularyang ditulis pada abad XIV pada era Kerajaan Majapahit. Mpu Tantular merupakan seorang penganut Buddha Tantrayana, namun merasakan hidup aman dan tentram dalam kerajaan Majapahit yang lebih bernafaskan agama Hindu (Ma arif A. Syafii, 2011). Sejarah Bhinneka Tunggal Ika, dalam kitab sutasoma terdapat kutipan dalam kitab tersebut yang Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini: Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Terjemahan: Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. (Santoso,1975). Bhinneka Tunggal Ika pada mulanya mulai menjadi bahan diskusi terbatas antara Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno di sela-sela sidang BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia(Kusuma R.M. A.B, 2004). Bahkan Bung Hatta sendiri mengemukakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan ciptaan Bung Karno pasca Indonesia merdeka. Setelah beberapa tahun kemudian ketika mendesain Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk burung Garuda Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika disisipkan ke dalamnya.bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat Berbeda-beda tetapi tetap satu. Jika kalimat tersebut diterjemahkan per kata, maka kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka 153

164 Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, perbedaan suku dan budaya yang terseber di Nusantara tidak membuat Indonesia terpecah belah di tengah-tengah per bedaan dan perbedaan itu justru menjadi pemersatu bangsa, kata beraneka satu itu mencerminkan atau menunjukkan bahwa berbeda itu tetap satu yaitu Indonesia Secara resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yg dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang diciptakan oleh Sultan Hamid ke-2 ( ). Pada sidang tersebut mengemuka banyak usulan rancangan lambang negara, selanjutnya yang dipilih adalah usulan yang diciptakan Sultan Hamid ke-2 & Muhammad Yamin, dan kemudian rancangan dari Sultan Hamid yang akhirnya ditetapkan (Yasni, Z, 1979).Karya Mpu Tantular tersebut oleh para founding fathers diberikan penafsiran baru sebab dianggap sesuai dengan kebutuhan strategis bangunan Indonesia merdeka yang terdiri atas beragam agama, kepercayaan, etnis, ideologi politik, budaya dan bahasa. Dasar pemikiran tersebut yang menjadikan semboyan keramat ini terpajang melengkung dalam cengkeraman kedua cakar Burung Garuda. Burung Garuda dalam mitologi Hindu ialah kendaraan Dewa Wishnu (Ma arif A. Syafii, 2011). Dalam proses perumusan konstitusi Indonesia, jasa Muh.Yamin harus diingat sebagai orang yang pertama kali mengusulkan kepada Bung Karno agar Bhinneka Tunggal Ika dijadikan semboyan sesanti negara. Muh. Yamin sebagai tokoh kebudayaan dan bahasa memang dikenal sudah lama bersentuhan dengan segala hal yang berkenaan dengan kebesaran Majapahit (Prabaswara, I Made, 2003). Konon, di sela-sela Sidang BPUPKI antara Mei-Juni 1945, Muh. Yamin menyebut-nyebut ungkapan Bhinneka Tunggal Ika itu sendirian. Namun I Gusti Bagus Sugriwa (temannya dari Buleleng) yang duduk di sampingnya sontak menyambut sambungan ungkapan itu dengan tan hana dharma mangrwa. Sambungan spontan ini di samping menyenangkan Yamin, sekaligus menunjukkan bahwa di Bali ungkapan Bhinneka Tunggal Ika itu masih PPKn SMP K-9 154

165 hidup dan dipelajari orang (Prabaswara, I Made, 2003). Meksipun Kitab Sutasoma ditulis oleh seorang sastrawan Buddha, pengaruhnya cukup besar di lingkungan masyarakat intelektual Hindu Bali. Para pendiri bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam tampaknya cukup toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular tersebut. Sikap toleran ini merupakan watak dasar suku-suku bangsa di Indonesia yang telah mengenal beragam agama, berlapis-lapis kepercayaan dan tradisi, jauh sebelum Islam datang ke Nusantara. Sekalipun dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit abad XV, pengaruh Hindu-Budha secara politik sudah sangat melemah, secara kultural pengaruh tersebut tetap lestari sampai hari ini (Ma arif A. Syafii, 2011). 2. Analisis Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia. Indonesia beruntung telah memiliki falsafah Bhinneka Tunggal Ika sejak dahulu ketika negara barat masih mulai memerhatikan tentang konsep keberagaman, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman. Jika dilihat dari kondisi alam saja Indonesia sangat kaya akan ragam flora dan fauna, yang tersebar dari ujung timur ke ujung barat serta utara ke selatan di sekitar kurang lebih pulau. Indonesia juga didiami banyak suku(sekitar kurang lebih 1128 suku) yang menguasai bahasa daerah masingmasing(sekitar 77 bahasa daerah) dan menganut berbagai agama dan kepercayaan. Keberagaman ini adalah ciri bangsa Indonesia. Warisan kebudayaan yang berasal dari masa-masa kerajaan hindu, budha dan islam tetap lestari dan berakar di masyarakat. Atas dasar ini, para pendiri negara sepakat untuk menggunakan bhinneka tunggal ika yang dapat diartikan "berbeda-beda tapi tetap satu jua" sebagai semboyan negara.bangsa Indonesia sudah berabadabad hidup dalam kebersamaan dengan keberagaman dan perbedaan. Perbedaan warna kulit, bahasa, adat istiadat, agama, dan berbagai perbedaan lainya. Perbedaan tersebut dijadikan para leluhur sebagai modal untuk membangun bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang besar. Sejarah mencatat bahwa seluruh anak bangsa yang berasal dari berbagai suku semua terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semua ikut berjuang dengan 155

166 mengambil peran masing-masing, bangsa Indoensia membutuhkan sebuah perekat bangsa yang menjadi kebutuhan dari Indonesia untuk menjadikan Indonesia tetap bersatu, perjauangan semua suku, ras, golongan, agama di Indonesia yang menjadikan Indonesia menjadi Negara yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur. Kesadaran terhadap tantangan dan cita-cita untuk membangun sebuah bangsa telah dipikirkan secara mendalam oleh para pendiri bangsa Indonesia. Keberagaman dan kekhasan sebagai sebuah realitas masyarakat dan lingkungan serta cita-cita untuk membangun bangsa dirumuskan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ke-bhinneka-an merupakan realitas sosial, sedangkan ke-tunggal-ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Wahana yang digagas sebagai jembatan emas untuk menuju pembentukan sebuah ikatan yang merangkul keberagaman dalam sebuah bangsa adalah sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia. Para pendiri negara juga mencantumkan banyak sekali pasal-pasal yang mengatur tentang keberagaman. Salah satu pasal tersebut adalah tentang pentingnya keberagaman dalam pembangunan selanjutnya diperkukuh dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 36A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman, terlihat bahwasnya Negara memberikan apresiasi yang diwujudkan dalam masukkanya symbol-simbol pemersatu bangsa. 3. Bhinneka Tunggal Ika dalam Konteks Indonesia Analisis Simbol-Simbol Perekat Bangsa Indonesia Dalam Peraturan Perundang-Undangan Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia. Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal PPKn SMP K-9 156

167 Ika yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang lalu disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan tentang lambang negara dan lagu kebangsaan kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan tentang bendera negara dan bahasa negara yang telah ada sebelumnya adalah ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan hubungan internasional yang terus berubah. Dengan kata lain, kendatipun atribut itu tampaknya simbolis, hal itu tetap penting, sebab menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa, symbol-simbol yang digunakan tersebut bukanlah hanya merupakan sobol semata melainkan digunakan sebagai sebuah jati diri bangsa karena didalam symbol-simbol tersebut terdapat makan filosofis yang tersebar didalam symbolsimbol tersebut menjadi kebanggan bangsa Indonesia. Pengunaan simbol-simbol kenegaraan telah diatur sedemikian rupa dan dimasukkan dalam peraturan perundang-undangan, terlihat bahwa begitu pentingya simbol-simbol Negara sebagai sebuah perekat bangsa Indoenesia, masing-masing symbol yang memiliki arti filsofis tersendiri tidak bisa digunakan sembaranagan dan telah diatur peruntukannya dan kegunaannya, sehingga terjaga martabat dan kesucian dari symbol-simbol Negara yang tidak bisa dilecehkan dan di gunakan pada tempat atau tidak sesuai dengan 157

168 peruntukannya, berdasarkan Undang-undang No 24 tahun 2009 yang mengatur tetang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan sebagai simbol identitas wujud eksistensi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan berdasarkan asas: a. persatuan; b. kedaulatan; c. kehormatan; d. kebangsaan; e. kebhinnekatunggalikaan; f. ketertiban; g. kepastian hukum; h. keseimbangan; i. keserasian; dan j. keselarasan. Dalam pengunaan lambang-lambang Negara tentunya ada peruntukan dan alasan kenapa Pengaturan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan yang bertujuan untuk: a. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. menjaga kehormatan yang menunjukkan kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan c. menciptakan ketertiban, kepastian, dan standardisasi penggunaan bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan. Menurut peraturan yang berlaku dalam peraturan perundangan bahwa bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama, bendera Negara sebagaimana dimaksud pada dibuat dari kain yang warnanya tidak luntur, Bendera Negara sebagaimana dimaksu harus dibuat dengan ketentuan ukuran: a. 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan; b. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum; c. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan; d. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden; PPKn SMP K-9 158

169 e. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabatnegara; f. 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum; g. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal; h. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api; i. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;dan j. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja. Pengunaan bahasa juga memiliki peruntukan dan aturan Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa, Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat, bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara sebagaimana berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.sedangkan Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda, Garuda dengan perisai garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga pembangunan. Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang bahwa Indoensia adalah Negara yang sepesial karena Indonesia adalah salah satu Negara yang dilewati oleh garis katulistiwa yang tidak semua Negara memiliki hal tersebut sehingga Indeonsia memiliki Iklim Tropis. Pada perisai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut: 159

170 a. dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima; b. dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai; c. dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai; d. dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai; dan e. dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai. Dalam pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari lambang negara tidak dapat digunakan disembaranagan tempat dan lambing tersebut wajib digunakan diantaranya adalah digunakan pada: a. dalam gedung, kantor, atau ruang kelas satuan pendidikan; b. luar gedung atau kantor; c. lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara, dan tambahan berita negara; d. paspor, ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah; e. uang logam dan uang kertas; atau f. materai Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman,lagu kebangsaan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang dimana lagu kebangsaan wajib diperdengarkan dan atau dinyanyikan: a. untuk menghormati Presiden dan atau Wakil Presiden; b. untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran atau penurunan Bendera Negara yang diadakan dalam upacara; c. dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah; d. dalam acara pembukaan sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah; PPKn SMP K-9 160

171 e. untuk menghormati kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan resmi; f. dalam acara atau kegiatan olahraga internasional; dan g. dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia D. Aktifitas Pembelajaran Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia, Anda perlu melakukan aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Aktivitas Pembelajaran Materi Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia Kegiatan Deskripsi Aktivitas Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan d. Bangunlah motivasi belajar anda 15 menit untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia e. Lakukan adaptasi modul (judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul) ini f. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi penserta dalam penguasaan materi modul. 161

172 Kegiatan Inti 1. Tahapan konsentrasi. Bacalah dengan cerdas dan cermat (secara individual) agar anda mampu mendapatkan pemahaman terhadap materi modul Anda! 2. Tahapan dialog 9) Peserta membagi diri ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); 10) Kelompok mendiskusikan materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. 11) Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. 12) Penyampaian hasil diskusi; 13) Instruktur/nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. 3. Tahap kristalisasi Penyusunan rekomendasi serta komitmen peserta terhadap materiperekat Keberagaman Bangsa Indonesia Penutup 1. Peserta di bawah fasilitasi narasumber menyimpulkan hasil pembelajaran; 2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. Mencermati umpan balik terhadap 150 menit 15 menit PPKn SMP K-9 162

173 proses dan hasil pembelajaran; 4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. E. Latihan/Kasus/Tugas Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, tentang permasalahan berikut! 1. Masing-masing anggota kelompok, mencari satu contoh permasalahan perekat keberagaman bangsa Indonesia yang terjadi dalam kehidupan. 2. Setelah menemukan permasalahan, masing-masing anggota kelompok saling bertukar informasi tentang permasalahan tersebut. Ex. Anggota 1 memberikan contoh masalah kepada anggota 2 Anggota 2 memberikan contoh masalah kepada anggota 3 Anggota 3 memberikan contoh masalah kepada anggota 4 Anggota 1 memberikan contoh masalah kepada anggota 1 3. Setelah masing-masing anggota kelompok mendapatkan permasalah dari anggota kelompok lain,permasalahan tersebut dijawab dan di berikan solusi. 4. Setelah dijawab dan dibacakan, hasil tersebut di diskusikan dengan pemilik permasalahan awal dan bisa dikomentari oleh anggota kelompok yang lain (yang tidak membahas). 5. Setelah semua memberikan tanggapan maka dilakukan pembahasan akhir dengan membuat kesimpulandan mencari solusi untuk menyelesaikan masing-masing permasalahan. F. Ringkasan 1. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bisa ditemukan dalam Kitab Sutasoma karya dari Mpu Tantular yang ditulis pada abad XIV pada era Kerajaan Majapahit. Karya Mpu Tantular tersebut oleh para founding fathers diberikan penafsiran baru sebab dianggap sesuai dengan kebutuhan strategis bangunan Indonesia merdeka yang terdiri atas beragam agama, kepercayaan, etnis, ideologi politik, budaya dan bahasa. 163

174 2. Jika kalimat tersebut diterjemahkan perkata, maka kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. 3. Para pendiri negara mencantumkan banyak sekali pasal-pasal yang mengatur tentang keberagaman. Salah satu pasal tersebut adalah tentang pentingnya keberagaman dalam pembangunan selanjutnya diperkukuh dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 36A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. 4. Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan tentang lambang negara dan lagu kebangsaan kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang melengkapi pengaturan tentang bendera negara dan bahasa negara yang telah ada sebelumnya adalah ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan hubungan internasional yang terus berubah. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Silakan Anda cocokkan jawaban dari soal diskusi dengan kunci jawaban yang ada di modul ini. Apabila jawaban benar 100% berarti Anda sudah PPKn SMP K-9 164

175 menguasasi materi dengan baik, sehingga Anda dapat melanjutkan pada kegiatan pembelajaran berikutnya. H. Kunci Jawaban 1. Permasalahan perekat keberagaman bangsa Indonesia yang terjadi dalam kehidupan: a) Rasa saling membenarkan dan mengunggulkan budaya dan kebiasaaan masing-masing b) Ingin mendominasi dengan kebudayaan dan kebiasaan pribadi di tengah masyarakat umum c) Mengganggap budaya atau kebiasaanya adalah yang paling benar d) Rasa tidak mau di saiingi oleh budaya ataukebiasaan daerah yang lainnya Penutup Dari penyajian modul yang berjudul perekat keberagaman bangsa Indonesia diharapkan peserta diklat yang mempelajarai dan membahas serta melakukan kegiatan pembelajaran dalam modul ini, diharapkan mendapatkan manfaat dan menemukan sesuatu yang baru tentang perekat keberagaman yang ada pada bangsa Indoensia. Penulisan modul ini tentunya masih banyaksekali kekurangan dan kelemahan. Peserta diklat diharapkan memberikan masukan serta saran sehingga modul ini bisa tersusun secara sempurna dan dapat digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan peningkatan kompetensi guru. Evaluasi 1. Jelaskan makna semboyanbhinneka Tunggal Ika? 2. Jelaskan pengertian dari keberagaman? 3. Siapakah pertama kaliyang menggagas pengunaan semboyanbhinneka Tunggal Ika? 4. Sebutkan dan jelaskan dasar hukum diberlakukanya lambang Negara di Indonesia? 5. Berikan contoh budaya yang bisa menjadi perekat keberagaman di Indonesia? 165

176 Glosarium Bangsa Bhinneka Tungaal Ika Garis Katulistiwa Konstitusi Lambang : kelompok masyarakat yg bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri.--antr kumpulan manusia yg biasanya terikat krn kesatuan bahasa dan kebudayaan dl arti umum, dan menempati wilayah tertentu di muka bumi; : Kata bhinneka berarti "beraneka ragam" berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan : garis imajiner yang membentang dari timur ke barat pada permukaan bumi dan persis setengah jalan antara Kutub Utara dan Selatan (titik utara dan selatan di Bumi). Khatulistiwa juga membagi bumi menjadi belahan bumi utara dan belahan bumi selatan dan merupakan jalur lintang penting untuk keperluan navigasi seperti 0 dan semua pengukuran lain menuju utara atau selatan : Segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (undang-undang dasar dsb); : Sesuatu spt tanda (lukisan, lencana, dsb) yg menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; simbol: gambar tunas kelapa -- Pramuka; warna biru ialah -- kesetiaan; tanda pengenal yg tetap (menyatakan sifat, keadaan, dsb): peci putih dan serban ialah -- haji;3 huruf PPKn SMP K-9 166

177 Modul Pembelajaran Perumusan Republik Semboyan Sidang Komisi atau tanda yg digunakan untuk menyatakan unsur, senyawa, sifat, atau satuan matematika; :standar atau satuan pengukur;--satuan Standaryg bersama-sama dng yg lain digunakan secara bersama;--kegiatan program belajarmengajar yg dapat dipelajari oleh murid dng bantuan yg minimal dr guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yg akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yg dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dl penyelesaian pelajaran; : proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar; : menyatakan sesuatu (spt hukum) dng Rumusan sebuah keinginan. : bentuk pemerintahan yg berkedaulatan rakyat dan dikepalai oleh seorang presiden. : perkataan atau kalimat pendek yg dipakai sbgdasar tuntunan (pegangan hidup); inti sari suatu usaha dsb; slogan; moto: Bhinneka Tunggal Ika ialah -- Republik Indonesia; sekali murah, tetap murah, itulah -- tokonya; :sebuah media diskusi yang melibatkan lebih dari 2 orang dengan materi pembahasan yang telah disepakati bersama yang di bahas pada masing-masing komisi didalam dewan perwakilan Daftar Pustaka Kusuma, R M. A. B (ed), Lahirnya UUD 1945: Memuat Salinan Dokumen Oetentik Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-Oesaha Persipan Kemerdekaan, Depok :UI Press, Maarif, Ahmad Syafii, Bhinneka Tunggal Ika Pesan Mpu Tantular Untuk Keindonesiaan Kita, Makalah dalam Lokakarya Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, Juni

178 Prabaswara I Made, Tujuh Abad Sumpah Palapa & Bhinneka Tunggal Ika, Doa dan Renungan Suci Bali untuk Indonesia dalam Bali Post Online, 2 Maret Santoso, Soewito Sutasoma, a Study in Old Javanese Wajrayana 1975:578. New Delhi: International Academy of Culture Yasni. Z. Bung Hatta s Answers: Intervieus: Interviews Dr. Mohammad Hatta With Dr. Z. Yasni, Jakarta: Gunung Agung, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. PPKn SMP K-9 168

179 KEGIATAN PEMBELAJARAN 11 ANALISIS ANCAMAN TERHADAP NKRI Oleh: Hj. Elita, M.Pd. A. Latar Belakang Sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara karena potensi dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan keamanan. Pengertian Ancaman Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman tersebut dapat berbentuk ancaman militer dan nonmiliter. Ancaman militer Ancaman non militer, Ancaman dari dalam negeri, Ancaman dari luar negeri ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan segenap bangsa adalah ancaman yang bersifat abstrak dan tidak menggunakan kekuatan bersenjata. Ancaman ini berdimensi pada ideologi, politik, ekonomi, social budaya, teknologi, informasi serta keselamatan umum.disintegrasi bangsa, melalui gerakan- gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah 169

180 terhadap kebijakan pemerintah pusat Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah politik, maupun akibat masalah SARA lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkoba, film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia, terutama generasi muda, dan merusak budaya bangsa B. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Analisis ancaman terhadap NKRI C. Peta Kompetensi Ancaman dari dalam NKRI Analisis ancaman terhadap NKRI Ancaman dari luar NKRI (sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup materi modul Analisis ancaman terhadap NKRI meliputi 1. Ancaman dari dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 2. Ancaman dari luar Negara Kesatuan Republik Indonesia E. Saran Cara Penggunaan Modul Untuk membantu Anda dalam mempelajari modul ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini: PPKn SMP K-9 170

181 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari katakata yang dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki. 3. Cobalah anda tangkap pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan teman sejawat atau dengan tutor Anda 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan pendidik lainnya atau teman sejawat. 6. Cobalah menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah anda sudah memahami dengan benar isi yang terkandung dalam modul ini. Kegiatan Belajar I : Analisis ancaman terhadap NKRI berasal dari dalam negara A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi materi modul peserta diklat dapat menjelaskan pengertian ancaman terhadap NKRI dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi materi modul peserta diklat dapat menjelaskan ancaman dari dalam NKRI B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian ancaman terhadap NKRI 2. Peserta diklat mampu menjelaskan ancaman dari luar terhadap NKRI 3. Peserta diklat mampu menjelaskan ancaman dari dalam terhadap NKRI 171

182 4. Peserta diklat mampu menjelaskan Analisis ancaman terhadap NKRI C.Uraian Materi Pembelajaran Ancamanadalahsetiapusahadankegiatan,baikdaridalamnegerimaupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,dankeselamatansegenapbangsa. Apasajayangbisamengancam keutuhan NKRI baik dari dalam negeri atau pun luar negeri Ancaman dari Dalam Negeri BangsaIndonesiaterdiridariberbagaisukubangsadenganlatarbelakang budaya yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancamanyanginginmemecahbelahpersatuanbangsa.namun,adakalanya perbedaansukubangsainidapatmenjadisumberkonflik yangdapat menyebabkan perpecahan sehingga menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ancaman merupakan usaha-usaha yang membahayakan kedaulatan negara, keselamatan bangsa dan negara. Potensi ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain sebagai berikut. a. Disintegrasibangsamelaluigerakan-gerakanseparatisberdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerahterhadap kebijakan pemerintahpusat. Gerakanseparatisini terjadidibeberapadaerahantaralaindipapua,maluku,aceh,poso. Separatisme atau keinginan memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia jika tidak diketahui akar permasalahannya dan ditangani secepatnya akan membuat keutuhan Republik Indonesia terancam. b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi serta pelanggaran hak azasi manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan massa. PPKn SMP K-9 172

183 c. UpayapenggantianideologiPancasiladenganideologilainyang ekstrim atau tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia. d. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional. e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasanyangjelas,hinggapersoalan-persoalanyangmunculdiwilayah perbatasan dengan negara lain. f. Pemaksaankehendakgolongantertentuyangberusahamemaksakan kepentingannya secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. g. Potensikonflikantar kelompok/golongan,baikperbedaanpendapat dalammasalahpolitik,konflikakibatpilkadamaupunakibatmasalah SARA. h. Melakukankolusi,korupsidannepotismeyangsangatmerugikan negara dan bangsa karena akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional. i. Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antar kelompok dan antar daerah. j. Penyalahgunaannarkoba,pornografidanpornoaksi,pergaulanbebas,tawur an, dan lain-lain. Selain ancaman yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak. Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dianggap sebagai carayangpalingdemokratisdalammenyelesaikan perbedaanpendapat. Namunseringkalicarainimenimbulkanrasatidakpuasbagipihakyang kalah sehingga mereka melakukan pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis ancaman terhadap NKRI sebagai berikut 173

184 KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Analisis ancaman terhadap NKRI Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam Alokasi Waktu 15 menit 105 menit PPKn SMP K-9 174

185 waktu yang sudah ditentukan instruktur. 5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup a. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran b. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. 20 menit E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda Lakukan kegiatan sebagai berikut. 1. Jelaskan pengertian ancaman NKRI dari dalam negeri secara benar 2. Diskusikan dengan kelompok agar mendapatkan informasi lebih dalam tentang menganalisa ancaman dari dalam terhadap NKRI Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya. 175

186 F. Rangkuman 1. Ancamanadalahsetiapusahadankegiatan,baikdaridalamnegerimaupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,dankeselamatansegenapbangsa. Apasajayangbisamengancam keutuhan NKRI baik dari dalam negeri atau pun luar negeri 2. BangsaIndonesiaterdiridariberbagaisukubangsadenganlatarbelakang budaya yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancamanyanginginmemecahbelahpersatuanbangsa.namun,adakalanya perbedaansukubangsainidapatmenjadisumberkonflik yangdapat menyebabkan perpecahan sehingga menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Anda telah mempelajari materi Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasal dari dalam negeri dengan baik. Untuk pengembangan dan implementasinya, Anda dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Anda terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya yaitu Analisis Ancaman terhadap NKRI yang berasal dari luar. Kegiatan Belajar II : Analisis Ancaman terhadap NKRI yang berasal dari luar A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi materi modul peserta diklat mampu menjelaskan ancaman dari luar NKRI 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Analisis ancaman terhadap NKRI dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan ancaman dari luar terhadap NKRI 2. Peserta diklat mampu menjelaskan Analisis ancaman terhadap NKRI PPKn SMP K-9 176

187 C.Uraian Materi Pembelajaran Ancamanadalahsetiapusahadankegiatan,baikdaridalamnegerimaupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,dankeselamatansegenapbangsa. Apasajayangbisamengancam keutuhan NKRI baik dari dalam negeri atau pun luar negeri Ancaman dari LuarNegeri Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman non militer. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak menjadi perhatian.namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancamandariluarlebihberbentukancaman non militeryaituancamanterhadapideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. 1. Ancamanterhadapideologimerupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologipancasila.masuknyaideologilain seperti liberalisme, komunisme, dan beberapa dekade terakhir muncul ideologi yang berbasis agama semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia di era globa- lisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar tersebut berbeda, bahkan terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Apabila kita tidak mampu menyaring nilai-nilai tersebut maka dapat mengaburkan nilai- nilai Pancasila. Contoh, sikap individualis yang merupakan perwujudan liberalisme, menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini 2. Ancamanterhadappolitikditunjukkandenganikutcampurnyanegara laindalamurusandalamnegeriindonesiasepertidalammanusiahakasasi manusia, hukum, pemilihan umum, dan sebagainya. Sistem politik liberal yang mengutamakan kepentingan individu atau kelompok menjadi ancaman dalamkehidupandemokrasipancasila.bentrokanakibattidakdapatmeneri ma hasil pemilihan umum, unjuk rasa yang berlangsung rusuh merupakan akibat negatif ideologi liberal. 3. Ancaman terhadap ekonomi dalam era perdagangan bebas perlu diperhatikan. Semakin bebasnya berbagai produk luar negeri yang 177

188 masuk ke Indonesia, menjamurnya restoran, investasi asing, perusahaan asing dapat menjadiancamanekonominasional.ketidakmampuankitadalammenghada pi globalisasi dan perdagangan bebas dapat mengakibatkan penjajahan dalam bentuk yang baru. Misalnya, sikap yang lebih menyukai produksi luar negeri, hanya karena gengsi, merupakan bentuk baru penjajahan bidang ekonomi. Potensi ancaman lainnya adalah dalam bentuk penjarahan sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol sehingga merusak lingkungan, seperti illegal loging, illegal fishing, penguasaan wilayah Indonesia, pencurian kekayaan alam, dan penyelundupan barang 4. Ancaman terhadap sosial budaya dilakukan menghancurkan moral dan budayabangsamelalui disinformasi,propaganda,peredaran narkoba,filmfilmpornoatauberbagaikegiatankebudayaanasingyangdapatmempengaru hi bangsa Indonesia, terutama generasi muda Kegiatan dapat merusak budaya bangsa. 5. Adapun, ancaman terhadap pertahanan dan keamanan antara lain, pelanggaran wilayah oleh kapal atau pesawat militer negara lain, peredaran narkoba internasional, kejahatan internasional, kehadiran kelompok asing yang membantu gerakan separatis, dan sebagainya. Dapatlahdisimpulkanbahwapotensiancamanterhadapkeamanannasional dan pertahanan negara dapat datang dari mana saja. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis ancaman terhadap NKRI sebagai berikut KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi 15 menit mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk PPKn SMP K-9 178

189 mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Analisis ancaman terhadap NKRIyang berasal dari luar Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur. 5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan 105 menit 179

190 presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup a. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran b. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. 20 menit E. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut : 1. Jelaskan pengertian ancaman NKRI dari luar negeri secara benar 2. Diskusikan dengan kelompok agar mendapatkan informasi lebih dalam tentang menganalisa ancaman dari luar terhadap NKRI F. Rangkuman Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman non militer. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak menjadi perhatian.namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi PPKn SMP K-9 180

191 ancamandariluarlebihberbentukancaman non militeryaituancamanterhadapideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Anda telah mempelajari Analisis ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan baik. Untuk pengembangan dan implementasinya, Anda dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Anda terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. H. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Dengan berdiskusi materi Analisis Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan baik anda akan mendapatkan pengetahuan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sangatlah membutuhkan perhatian dari semua warga negara, tidak hanya ada pada teori tapi diperlukan kerja keras untuk menjaganya. I. Evaluasi Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas 1. Jelaskan pengertian ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia! 2. Jelaskan pengertian ancaman dari dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia! 3. Jelaskan pengertian ancaman dari luar Negara Kesatuan Republik Indonesia! 4. Jelaskan pengertian Analisis ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia! Setelah menyelesaikan evaluasi ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 85%, silakan Anda terus mempelajari modul berikutnya, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya Anda ulangi kembali kegiatan belajar dalam modul ini. 181

192 DAFTAR PUSTAKA 1. Surya Saputra, Lukman, (2007), Pendidikan Kewarganegaraan Menumbuhkan Nasionalisme dan PatriotismeuntukkelasVIIISekolahMenengahPertama/MadrasahTsan awiyah,jakarta:pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPRPeriode Empat Pillar Kehidupan Berbangsadan Bernegara. Jakarta; Sekretariat Jenderal MPR RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Siswa Kelas 8, 2014 PPKn SMP K-9 182

193 KEGIATAN PEMBELAJARAN 12 ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PPKN SMP Oleh: Drs. Supandi, M.Pd. A. Latar Belakang Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul analisis penerapan pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 1 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 183

194 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Ruang lingkup sub modul tentang analisis penerapan pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade-9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP, yang ruang lingkupnya meliputi (1) Analisis penerapan mengamati dalam pendekatan saintifik (2) Analisis penerapan menanya dalam pendekatan saintifik (3) Analisis penerapan mengumpulkan informasi/mencoba dalam pendekatan saintifik (4) Analisis penerapan menalar/mengasosiasi dalam pendekatan saintifik (5) Analisis penerapan mengkomunikasikan dalam pendekatan saintifi B. Tujuan Tujuan penyusunan sub modul tentang Analisis penerapan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB katagori G-4 bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP, agar mampu mengnalisis penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP PPKn SMP K-9 184

195 C. Peta Kompetensi *) Analisis penerapan mengamati dalam pendekatan saintifik Analisis penerapan menanya dalam pendekatan saintifik Penerapan Model Pendekatan saintifik dalam PPKn SMP Analisis penerapan Mengumpulkan informasi/mencoba dalam pendekatan saintifik Analisis penerapan menalar/mengasosiasi dalam pendekatan saintifik Analisis penerapan mengkomunikasikan dalam pendekatan saintifik *) sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015 D. Ruang Lingkup Ruang lingkup sub modul tentang analisis penerapan pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade-9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP, yang ruang lingkupnya meliputi (1) Analisis penerapan mengamati dalam pendekatan saintifik (2) Analisis penerapan menanya dalam pendekatan saintifik (3) Analisis penerapan mengumpulkan informasi/mencoba dalam pendekatan saintifik (4) Analisis penerapan menalar/mengasosiasi dalam pendekatan saintifik (5) Analisis penerapan mengkomunikasikan dalam pendekatan saintifik E. Saran Cara Penggunaan Modul a. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas b. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. c. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu 185

196 d. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran : Analisis Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengamati pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan menanya dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 3. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengumpulkan informasi dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 4. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengasosiasi dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 5. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengkomunikasikan dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengamati pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. 2. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan menanya dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. PPKn SMP K-9 186

197 3. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengumpulkan informasi dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. 4. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengasosiasi dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. 5. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan kegiatan mengkomunikasikan dalam model pendekatan saintifik pembelajaran PPKn SMP. D. Uraian Materi Tujuan analisis penerapan pendekatan saintifik PPKn SMP untuk memahami, langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP sudah tergambar kegitan mengamti menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi dan mengkomu-nikasikan.. Apapun model pembelajaran yang dipilih dan disusun guru dengan menggunakan pendekatan saintifik, maka tergambar di dalamnya kegiatan 5 M tersebut. Yang dimaksud analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta mengenal kaitan antarbagian tersebut dalam keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Jadi, dari pengertian analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.. 187

198 Analisis penerapan, memiliki makna 2 (dua) yaitu penerapan sesungguhnya dan simulasi, video Baik penerapan sesungguhnya maupun simulasi, dilaksanakan berdasarkan rencana persiapan penerapan pendekatan saintifik PPKn SMP. Berikut rencana penerapan pendekatan saintifik mata pelajaran PPKn SMP. Selanjutnya lakukan analisis penerapan pendekatan saintifik sudah nampak atau belum. penerapan pendekatan saintifik. Berikut ini penerapan secara simulasi penerapan pendekatan saintifik yang meuatan kegiatan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi- mengkomunikasikan dalam pembelajaran kooperatif tipe Think Paire and Share. Model pembelajar kooperatif tipe think paire and share di bawah ini dijadikan pedoman guru dalam proses pembelajaranppkn SMP dan dilaksanakan guru di depan kelas. Coba lakukan analisis! Apakah model di bawah ini sudah mengandung atau menggambarkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP? Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Paire And Share (Pembelajaran kooperatif berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat) dijadikan acuan guru dalam proses pembelajaran. Tabel 2. Analisis Pendekatan Saintifik Pada Model Pembelajaran Kompetensi Dasar : Indikator : Pencapaian Kompetensi Topik /Tema : Sub Topik/Tema : Alokasi Waktu : Tahapan Pembelajaran Mengamati Kegiatan PPKn SMP K-9 188

199 Menanya Mengumpulkan informasi Mengasosiasikan Mengkomunikasikan 3. Contoh Analisis penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP Berikut ini mari kita analisis penerapan pendekatan saintifik pada model pembelajaran yang disusun guru, apakah model ini sudah terdapat kegiatan mengamati menanya mengumpulkan infornasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.(supandi, 2014) Model PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIRE AND SHARE (Pembelajaran kooperatif berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat) Kompetensi Dasar Topik /Tema Sub Topik/Tema Indikator pencapaian kompetensi : 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. : Kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan berlalu lintas. : 1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum. 2. Memberikan contoh macam-macam aturan hukum di masyarakat. 3. Menjelaskan tujuan dibentuknya aturan hukum. 4. Menjelaskan pentingnya aturan hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 5. Menggambarkan contoh kondisi di masyarakat apabila warganya tidak mentaati ketentuan aturan hokum. 6. Menunjukkan contoh manfaat perilaku seseorang yang patuh terhadap aturan hukum yang berlaku termasuk aturan berlalu lintas. 7. Menunjukkan contoh perilaku peserta didik yang patuh terhadap aturan 189

200 Alokasi Waktu yang berlaku di sekolah. 8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. : 2 X pertemuan (6 40 menit) No Pendekatan Scientific Langkat Kegiatan Dalam Pembelajaran 1 Mengamati (Observing) Peserta didik di pasang-pasangkan (paire) secara acak. Guru menayang video pelanggaran berlalu lintas dan video kecelakaan berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-baik. Setelah itu dilanjutkan peserta didik diminta untuk membaca, mengamati atau menelaah grafik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun (terlampir melalui power point). Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambar/video. Dan mencatat hal yang menarik untuk dibahas. 2 Menanya (Questioning) Secara pasangan peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dari hasil tayangan video, power point tentanng grafik angka kecelakaan lalu lintas tersebut sebanyak-banyaknya terkait ketaatan warga terhadap aturan hokum yang berlaku. Berdasarkan hasil eksplorasi belajar berpasanganpasangan peserta didik mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan sbb: o Mengapa terjadi kecelakaan o Apa faktor penyebab kecelakaan? o Apakah penting mentaati aturan hukum yang berlaku termasuk peraturan lalu lintas? Dan apa alasannya. o Apa akibat bila tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas? o Kerugian apa yang ditrima bila kecelakaan itu PPKn SMP K-9 190

201 meninpa diri kalian? o Siapa yang paling susah selain kalian ketika kecelakaan itu menimpa dirimu? o Apa dirasakan ketika kecelakaan itu hingga menimbulkan kematian?. o Apakah kecelakaan bisa dihindari sebelum menimpa diri kalian? Dan bagaimana caranya? o Apa yang harus kalian lakukan agar kecelakaan lalu lintas tidak menimpah diri kalian? o Bagaimana sikap dan perilaku dalam berlalu lintas di jalan raya? o Setujukah kalian dengan pernyataan ini bahwa kecelakaan lalu lintas di awali dari kecerobohnan para pengguna jalan? Berikan alasannya!. o Aksi-aksi nyata apa yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah terkait dengan kesadaran berlalu lintas? Hasil rumusan pertanyaan tersebut disepakati untuk dijadikan bahan pembahasan yang bermakna bagi peserta didik. 3 Mengumpulkan informasi/data Guru membimbing peserta didik yang berpasangpasangan untuk menemukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa sendiri. Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik memilih informasi-informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan pertanyaan tersebut. 4 Menalar (Associating) Peserta didik secara berpasangandiminta untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik. Bila sudah selesai dirumuskan jawaban secara berpasangan, guru meminta kepada peserta didik, agar setiap pasangan memilih pasangan lain bergabung 191

202 menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang siswa. Guru menugaskan setiap kelompok belajar (4 orang) untuk share, berbagi pendapat dari rumusan jawaban yang telah dihasilkan dan setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk berpendapat. 5 Mengomunikasi-kan dan membuat jejaring Setiap kelompok belajar kecil (terdiri 4 orang) untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas, mulai dari perumusan pertanyaan hingga perumusan jawabannya. Kelompok belajar yang lain bebas menanggapi hasil hasil sajian kelompok penayang Kelompok belajar penayang menanggapi balik. 6 Menyimpulkan Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kesadaran menaati terhadap norma yang berlaku, harus tumbuh dari diri seseorang sehingga akan timbul keteraturan/ketertiban masyarakat. 7 Praktik kewarganegaraan Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membuat gerakan di kelasnya yaitu Gerakan disiplin dalam berlalu lintas yang dilaksanakan oleh masingmasing peserta didik. Hasil analsis terhadap penerapan model pembelajaran yang berbasis saintiik di atas dapat ditemukan pada proses pembelajaran sbb: 1. Analisis penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP, nampak pada: a. Peserta didik dipasang-pasangkan untuk mengamati video, mencermati tayangan video. b. Peserta didik diminta membaca dan mencermati grafik kecelakaan lalu lintas c. peserta didik diminta untuk membaca, mengamati atau menelaah grafik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun (terlampir melalui power point). PPKn SMP K-9 192

203 2. Analisis penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP, Nampak pada: a. Secara pasangan peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dari hasil tayangan video, power point tentanng grafik angka kecelakaan lalu lintas tersebut sebanyak-banyaknya. b. Hasil rumusan pertanyaan-pertanyaan tersebut disepakati untuk dijadikan bahan pembahasan yang bermakna bagi peserta didik 3. Permasalahan penerapan mengumpulkan informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn SMP, Nampak pada: a. Guru membimbing peserta didik yang berpasang-pasangan untuk menemukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa sendiri. b. Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik memilih informasiinformasi yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan pertanyaan tersebu 4. Analisis penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn SMP, Nampak pada: a. Peserta didik secara berpasangandiminta untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik. b. Bila sudah selesai dirumuskan jawaban secara berpasangan, guru meminta kepada peserta didik, agar setiap pasangan memilih pasangan lain bergabung menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang siswa. c. Guru menugaskan setiap kelompok belajar (4 orang) untuk share, berbagi pendapat dari rumusan jawaban yang telah dihasilkan dan setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk berpendapat. 5. Analisis penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn SMP, Nampak pada: a. Setiap kelompok belajar kecil (terdiri 4 orang) untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas, mulai dari perumusan pertanyaan hingga perumusan jawabannya. b. Kelompok belajar yang lain bebas menanggapi hasil hasil sajian kelompok penayang c. Kelompok belajar penayang menanggapi balik. 193

204 D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis penerapan Pendekatan Saintifik pada pembelajaran PPKn SMP sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiat Alokasi Deskripsi Kegiatan an Waktu Penda huluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi 15 menit mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang analisis penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn SMP Kegiat Membagi peserta diklat ke dalam beberapa an Inti pasangan belajar ( sesuai model Think Paire and 105 menit Share) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang analisis penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran dengan menggunakan contoh model.. 2) Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasngan B, pasangan C,.s/d kelompok ) 3) Instruktur memberi tugas untuk merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan analisis penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn SMP. 4) Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan mencari sumber informasi/data PPKn SMP K-9 194

205 untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 5) Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. 6) Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih kelopok paangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiriatas 4 orang. 7) Instruktur memrontahkan agar tiap kelompok kecil berbagai pendapat terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan analisis penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn SMP. 8) Bila sudah selesai, kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusunan laporan hasil diskusi. 9) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 10) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiat an Penutu p 9) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 10) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 11) memberikan umpan balik terhadap proses 195

206 dan hasil pembelajaran. 12) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. E. Latihan 1. Ambillah RPP berdasarkan Kurikulum 2013 yang Anda miliki 2. Lakukan kajian dan analisis, apakah RPP terebut sudah menggambarkan penerapan pendekatan saintifik? 2. Gunakan format berikut ini. Langkah pembelajaran Tahap Model Pendekatan saintifik yang dilakukan guru Pembelajaran ( Lima M ) berdasar RPP-nya. F. Rangkuman 1. Analisis penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn di dasarkan pada bahwa dalam model pembelajaran di RPP guru pada langkah-langkah proses pembelajaran sudah menggambarkan Lima M = mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. 2. Setiap model pembelajaran yang digunakan guru mengandung sintaksis atau urutan-urutan pembelajaran. 3. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari sub modul tentang analisis penerapan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP, masih mengalami kesulitan? Kesulitan yang Anda temukan dicatat dan konsultasikan dengan narasumber/instruktur. H. Kunci jawaban. Komponen kunci jawaban latihan/kasus/tugas ini disajikan di akhir modul dan hendaknya disertai alasan-alasan sebagai balikan (feedback) untuk PPKn SMP K-9 196

207 mengukur tingkat pemahaman peserta Diklat. Kunci jawaban latihan/kasus/tugas juga digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri Penutup. Sub modul ini bermanfaat bagi peserta diklat G-9 khususnya dalam memahami analisis penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn. Namun modul ini sangat singat, oleh karena silahkan Anda memberikan masukan, kritikan terhadap modul ini Evaluasi Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap modul ini, silahkan dijawab pertanyaan di bawah secara jujur. Bila sudah menjwab, coba Anda buka kembali jawabannya dengan deskripsi di modul. 1. Lakukan analisis penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang anda miliki. Apakah model pembelajaran (RPP) sudah mengandung penerapan pendekatan saintifik? 2. Laporkan dalam pertemuan saat ini. DAFTAR PUSTAKA. Supandi, Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. 197

208 KEGIATAN PEMBELAJARAN 13 ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPKn SMP Oleh: Drs. Supandi, M.Pd. A. Latar Belakang Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul analisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 9 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya, rangkuman materi, umpan balik dan evaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; PPKn SMP K-9 198

209 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Ruang lingkup sub modul tentang analisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP. ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade-9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP, yang ruang lingkupnya meliputi (1) Analisis penerapan Model Pembelajaran PjBL (2) Analisis penerapan model pembelajaran PBL, (3) Analisis penerapan model pembelajaran Think Paire and Share B. Tujuan Tujuan penyusunan sub modul tentang Analisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB katagori G-9 bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP, agar mampu mengnalisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP C. Peta Kompetensi *) Analisis model PJBL Analisis Penerapan pedekatanan saintifik pada Model dalam PPKn SMP Analisis PBL Analisis Think Paire and Share *) sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu,

210 D. Ruang Lingkup Ruang lingkup sub modul tentang analisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP. ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade- 9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP, yang ruang lingkupnya meliputi (1) Analisis penerapan pada model pembelajaran PjBL (2) Analisis penerapan pada Model Pembelajaran PBL, (3) Analisis penerapan pada model pembelajaran PPKn SMP (4) Analisis penerapan pada Model Pembelajaran Think Paire and Share E. Saran Cara Penggunaan Modul e. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas f. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. g. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu h. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran : Analisis Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan benar. 2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan benar. 3. Dengan membaca modul ini dan kerja kelompok peserta diklat mampu menganalisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP dengan benar 4. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis penerapan Model Pembelajaran Think Paire and Share dengan benar. PPKn SMP K-9 200

211 B. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan pendekatan saintifik pada Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan benar. b. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan pendekatan saintifik pada Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan benar. c. Peserta diklat mampu menganalisis penerapan model pembelajaran Discavery Learning dengan benar d. Peserta diklat mampu menganalisis pada Model Pembelajaran Think Paire and Share dengan benar. C. Uraian Materi Analisis Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP Model pembelajaran PPKn SMP, berdasarkan kurikulum tahun 2013 bebas dikembangkan oleh pendidik, sedang model pembelajaran PjBL, PBL, DL sebagai contoh yang diterapkan. Namun contoh-contoh model pembelajaran lain juga bisa digunakan selama pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik Untuk melihat model-model pembelajaran tersebut sudah menggunakan pendekatan saintifik,, maka perlu di analisis. Namun sebelum Anda menganalisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP, terlebih dahulu memahami konsep analisis itu sendiri.:analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta mengenal kaitan antarbagian tersebut dalam keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. 201

212 Jadi, dari pengertian analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.. Analisis penerapan pendekatan saintifik pada model pembelajaran PPKn SMP, memiliki makna 2 (dua) makna yaitu penerapan sesungguhnya pada saat guru mengajar dan penerapan melalui simulasi, video simulasi. Baik penerapan sesungguhnya maupun simulasi, dilaksanakan berdasarkan rencana penerapan pendekatan saintifik pada suatu model pembelajaran PPKn SMP.. Maka RPP atau model pembelajaran yang disusun guru, juga bisa di analisis, karena guru dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan pada RPP yang dibuatnya, itulah model pembelajaran. Berikut rencana penerapan pendekatan saintifik pada model pembelajaran PPKn SMP. Selanjutnya lakukan analisis penerapan pendekatan saintifik sudah nampak atau belum. penerapan pendekatan saintifik. Berikut ini penerapan secara simulasi penerapan pendekatan saintifik yang memuat kegiatan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi- mengkomunikasikan. Banyak model pembelajaran PPKn SMP, antara model PjBL, PBL dan model pembelajaran kooperatif, salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Think Paire and Share. Model pembelajar kooperatif tipe think paire and share di bawah ini dijadikan pedoman guru dalam proses pembelajaranppkn SMP dan dilaksanakan guru di depan kelas. Coba lakukan analisis! Apakah model di bawah ini sudah mengandung atau menggambarkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP? PPKn SMP K-9 202

213 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Paire And Share (Pembelajaran kooperatif berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat) dijadikan acuan guru dalam proses pembelajaran. Analisis Pendekatan Saintifik Pada Model Pembelajaran Tujuan Kegiatan: Melalui diskusi kelompok peserta mampu menganalisis pendekatan saintifik pada suatu model pembelajaran PPKn SMP Langkah Kegiatan 1. Pelajari lembar kerja / format 1 dan 2 penerapan pendekatan saintifik dan model pembelajaran. 2. Siapkan dokumen kurikulum dan hasil kegiatan penerapan pendekatan saintik dan analisis model pembelajaran.. 3. Isilah lembar kerja dengan mencantumkan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan sintak model yang dipilih. 4. Tentukan kegiatan pendekatan saintifik pada pembelajaran sub topik terpilih, tuliskan masing-masing pada kolom yang sesuai dengan sintak model. 5. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda. 6. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain. 7. Contoh format Analisis Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Model Pembelajaran Format Model 1 Kompetensi Dasar : Topik : Sub Topik : Indikator : Pencapaian Kompe-tensi Model Pembelajaran Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan (6 JP) 203

214 SINTAK SIS MODEL Mengam ati Menan ya PENDEKATAN SAINTIFIK Mengumpul Mengasosi kan asi Informasi Mengomunikasi kan Format Model 2 Kompetensi Dasar : Topik : Sub Topik : Indikator Pencapaian : Kompe-tensi Model Pembelajaran Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan (6 JP) Sintaksis Model Pembelajaran Pendekatan Saintifik Langkah/Kegiatan Pembelajaran Guru Contoh analisis penerapan pendeketan saintifik pada Model Pembelajaran PjBL, PBL, dan Model Think Paire and Share, berikut ini. 1. Analisis penerapan Pendekatan Saintifik pada model PjBL dalam pembelajaran PPKn SMP. PPKn SMP K-9 204

215 Kompetensi Dasar : 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Topik : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sub Topik : Kepatuhan menaati aturan hukum berlalu lintas Indikator Pencapaian Kompe-tensi : 1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum. 2. Memberikan contoh macam-macam buku yang berlaku di masyarakat. 3. Menjelaskan tunjuan dibentuknya hukum. 4. Menjelaskan pentingnya hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 5. Menggambarkan kondisi di masyarakat bagi pengguna jalan raya apabila warga masyarakat tidak mentaati ketentuan hukum dalam berlalu lintas. 6. Menunjukkan perilaku patuh para aturan berlalu lintas. 7. Menunjukkan perilaku patuh terhadap ketentuan peraturan/hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 9. Mempresentasikan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Alokasi Waktu : 2 kali pertemuan (6 JP) 205

216 Sintaksis/tahap pembel PjBL yang di analisis 1. Penentuan pertanyaan mendasar 2. Menyusun perencanaan proyek Hasil analisis Pendekatan Saintifik Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi/data mengasosiasi Kegiatan Pembelajaran Guru yang di analisis 1. Peserta didik mengamati gambargamabr kecelakaan lalu lintas melalui video yang disediakan guru (terlampir). 2. Guru memberi komenter: setelah melihat tayangan video tersebut, kira-kira apa yang menarik untuk dipelajari hari ini? Silahkan angkat tangan? Misal pendapat peserta didik Kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. 3. Guru mengajukan pertanyaan lagi: Kalau begitu bagaimana melihat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas? Misalnya peserta didik mengemukakan: melakukan observasi terhadap pengguna jalan di jalan raya? 4. Guru menyetuji dan memberi arahan. 1. Musyawarahkan dengan seluruh anggota kelas untuk merencanakan kegiatan, caranya melalui cara berfikir bertanya oleh para siswa,misalnya (a) Topik yang diobservasi? (b) Tujuan yang dicapai dalam observasi?, (c) kapan observasi dilakukan?, (d) tempat observasi?, (e) apa saja yang menjadi focus PPKn SMP K-9 206

217 Sintaksis/tahap Hasil analisis Pendekatan pembel PjBL yang Saintifik di analisis 3. Menyusun jadwal mengumpulkan data mengkomunikasikan Kegiatan Pembelajaran Guru yang di analisis observasi?, (f) format observasi yang diperlukan seperti apa?, (g) pengolahan data bagaimana?, (h) sistematika laporan hasil observasi seperti apa?. 2. Tentukan waktu pelaksanaannya sesuai dengan kegiatan pembelajaran.(misalnya 1 minggu, observasi dilakukan pada hari minggu) melalui tugas kelompok. 3. Laksanakan dengan keterlibatan seluruh anggota kelas.(misalnya setiap anggota kelompok harus mencatat hasil observasi pelanggaran berlalu lintas). 4. Susun laporan sesuai dengan kaidahnya (Misalnya sistematikan terlampir). 5. Sertakan kendala pelaksanaan dan uraikan langkah-langkah penyelesaiannya, walaupun bersifat sementara. 6. Selamat bekerja, mudahmudahan hasil kreativitasmu dalam menyusun laporan dapat bermanfaat dansemangat! 1. Kesepakatan bahwa Observasi dilakukan hari minggu tgl. Bulan 2015 secara 207

218 Sintaksis/tahap Hasil analisis Pendekatan Kegiatan Pembelajaran Guru yang di pembel PjBL yang Saintifik analisis di analisis berkelompok. 2. Hasil obervasi dilaporkan para pertemuan dalam bentuk tertulis dan bahan tayangan. 3. Setiap kelompok melalui wakilnya mempresentasikan di depan kelas melalui power point. 4. Monitoring mengkomunikasikan 1. Sesuai dengan jadwal guru menanyakan: apakah semua kelompok sudah melakukan observasi? Apakah sudah menyiapkan Laporan? 2. Bahan laporan bisa dikumpulkan sebelum pembelajaran di mulai. 5. Menguji hasil mengkomunikasikan menanya mengasosiasi 1. Silahkan setiap kelompok melaporkan hasil observasi melalui presentasi power point di depan kelas. 2. Guru dan peserta didik bebas bertanya terhadap hasil presentasi kelompok dan peserta didik bebas meresponsi. 6. Evaluasi pengalaman menanya mengasosiasi mengkomunikasikan 1. Guru menanyakan dari hasil kalian mengamati pengguna jalan di jalan raya terhadap kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas, misalnya: a. Pelajaran apa yang kalian dapatkan? b. Dari pengelaman tersebut PPKn SMP K-9 208

219 Sintaksis/tahap pembel PjBL yang di analisis Hasil analisis Pendekatan Saintifik Kegiatan Pembelajaran Guru yang di analisis apakah bermanfaat bagi kalian? c. Kerugian apa yang bisa menimpa pada diri kalian bila melanggar peraturan berlalu lintas? 2. Analisis penerapan Pendekatan Saintifik pada mode PBL dalam pembelajaran PPKn SMP Topik : Aturan Hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Sub Topik : Kepatuhan mentaati aturan hukum berlalu di masyarakat (termasuk berlalu lintas). Kompetensi Dasar : 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum. 2. Memberikan contoh macam-macam buku yang berlaku di masyarakat. 3. Menjelaskan tunjuan dibentuknya hukum. 4. Menjelaskan pentingnya hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 5. Menggambarkan kondisi di masyarakat apabila warga masyarakat tidak mentaati ketentuan hukum. 6. Menunjukkan perilaku patuh para aturan berlalu lintas. 7. Menunjukkan perilaku patuh terhadap ketentuan 209

220 peraturan/hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 9. Mempresentasikan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL) Alokasi Waktu : 3 X pertemuan (9 X 40 menit) Sintaksis Model Problem Based Learning Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah Pendekatan saintifik mengamati Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik dihadapkan pada masalah perwujudan mentaati peraturan di lingkungan sekolah dan masyarakat yaitu kesadaran masyarakat dalam mentaati aturan hukum berlalu lintas? (masuk kegiatan inti). 2. Peserta didik diputarkan video perilaku berlalu lintas dan dilanjutkan membaca bahan ajar yang sudah disiapkan guru (terlampir di RPP). 3. Tugas peserta: mengamati perilaku berlalu lintas melalui videodan membca bahan ajar yang sudah disaipkan guru. 4. Peserta didik diminta untuk mencatat hasil-hal/ kejadian penting setelah melihat tayangan video dan membaca bahan yang disiapkan PPKn SMP K-9 210

221 Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menanya Mengumpulkan informasi dan mengasosiasi Mengkomunikasikan pendidik. (MENGAMATI) 1. Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing kelompok dengan anggota 6 orang.. 2. Dengan bimbingan guru masingmasing kelompok ditugasi untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan video tersebut (MENANYA) 1. Guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan informasi guna menjawab pertanyaan tsb, dari berbagai sumber, seperti buku, internet, media massa dan sumbersumber lain. (MENGUMPULKAN DATA/INFORMASI) 2. Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi memecahkan/menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan, guru memberikan bimbingan bila ditemukan kesulitan. (MENGASOSIASI) 1. Peserta didik secara kelompok diberi tugas untuk melaporkan hasil perumusan pertanyaan dan pemecahan masalah. 2. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan di depan kelas hasil diskusi di depan kelas (bisa dipajang, dipresentasikan atau dilaporkan secara tertulis).(mengomunikasikan) 3. Kelompok lain boleh memberikan 211

222 Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Mengasosiasi dan menyimpulkan masukan, sanggahan ataupun pertanyaan terhadap hasil kelompok presentasi. 1. Guru membimbing peserta didik mengajak atau mencoba mengkaji ulang hasil pemecahan masalahan yang sudah dirumuskan untuk disimpulkan bersama.(menyimpulkan HASIL BELAJAR) 2. Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan cara meminta peserta didik untuk menanyakan: 2.1 Apakah belajar hari ini bermanfaat bagi kalian? 2.2.Kesan/hikmat apa yang bisa diambil dari pembelajaran hari ini? 2.3. Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan ketika kita dihadapkan dengan normanomra yang berlaku di masyarakat, termasuk norma lalu lintas? 3. Guru meminta peserta didik untuk membuat gerakan tentang Gerakan Sadar dan Tertib Berlalu Lintas, Misalnya: Kelas membuat Kesepakatan bersama antara lain (1) selalu memakai helm ketika berspeda motor, (2) selalu menyalakan lampu, (3) tidak ngebut dalam mengendarai motor, (4) PPKn SMP K-9 212

223 Berangkat lebih awal, (5) Tidak akan mengemudikan motor karena masih di bawah 17 tahun, (5) selalu memperhatikan keselamatan diri dan orang lain mengendarai kendaraan bermotor. 3. Analisis penerapan pendekatan saintifik pada model pembelajaran Think Paire and Share (TPS) PPKn SMP Kompetensi Dasar : 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Topik /Tema : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sub Topik/Tema : Kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan berlalu lintas. Indikator pencapaian kompetensi : 9. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan hukum. 10. Memberikan contoh macam-macam aturan hukum di masyarakat. 11. Menjelaskan tujuan dibentuknya aturan hukum. 12. Menjelaskan pentingnya aturan hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 13. Menggambarkan contoh kondisi di masyarakat apabila warganya tidak mentaati ketentuan aturan hokum. 14. Menunjukkan contoh manfaat perilaku seseorang yang patuh terhadap aturan hukum yang berlaku termasuk aturan berlalu lintas. 15. Menunjukkan contoh perilaku peserta didik yang 213

224 patuh terhadap aturan yang berlaku di sekolah. 16. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Alokasi Waktu : 2 X pertemuan (6 40 menit) No. Langkah model Pendekatan Langkah Kegiatan pembelajaran TPS saintifik Pembelajaran Guru 1 Peserta didik di pasang-pasangkan (paire) untuk diberi tugas yaitu mengamati video, membaca grafik, membaca sumber lain, modul dsb. Mengamati (Observing) Peserta didik di pasangpasangkan (paire) secara acak. Guru menayang video pelanggaran berlalu lintas dan video kecelakaan berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-baik. Setelah itu dilanjutkan peserta didik diminta untuk membaca, mengamati atau menelaah grafik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun (terlampir melalui power point). Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambar/video. Dan mencatat hal yang menarik untuk dibahas. 2 Peserta didik ditugasi merumuskan permasalahan Menanya (Questioning) Secara pasangan peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dari hasil tayangan video, power point tentanng grafik angka PPKn SMP K-9 214

225 kecelakaan lalu lintas tersebut sebanyakbanyaknya.. Berdasarkan hasil eksplorasi belajar berpasanganpasangan peserta didik mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan sbb: o Mengapa terjadi kecelakaan o Apa faktor penyebab kecelakaan? o Apakah penting mentaati aturan hukum yang berlaku termasuk peraturan lalu lintas? Dan apa alasannya. o Apa akibat bila tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas? o Kerugian apa yang ditrima bila kecelakaan itu meninpa diri kalian? o Siapa yang paling susah selain kalian ketika kecelakaan itu menimpa dirimu? o Apa dirasakan ketika kecelakaan itu hingga menimbulkan kematian?. o Apakah kecelakaan bisa dihindari sebelum 215

226 3 Peserta didik ditugas mencari informasi, referensi, guna Mengumpulkan informasi/data menimpa diri kalian? Dan bagaimana caranya? o Apa yang harus kalian lakukan agar kecelakaan lalu lintas tidak menimpah diri kalian? o Bagaimana sikap dan perilaku dalam berlalu lintas di jalan raya? o Setujukah kalian dengan pernyataan ini bahwa kecelakaan lalu lintas di awali dari kecerobohnan para pengguna jalan? Berikan alasannya!. o Aksi-aksi nyata apa yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah terkait dengan kesadaran berlalu lintas? Hasil rumusan pertanyaan tersebut disepakati untuk dijadikan bahan pembahasan yang bermakna bagi peserta didik. Guru membimbing peserta didik yang berpasangpasangan untuk PPKn SMP K-9 216

227 menjawab/ memecahkan permasalahan yang diajukan 4 Peserta didik berdiskusi secara pasangan untuk memecahkan permasalahan.mmelalui sharing dari kelompok kecil (4 orang) Menalar (Associating) menemukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan rujukan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan siswa sendiri. Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik memilih informasi-informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Peserta didik secara berpasangandiminta untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik. Bila sudah selesai dirumuskan jawaban secara berpasangan, guru meminta kepada peserta didik, agar setiap pasangan memilih pasangan lain bergabung menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang siswa. Guru menugaskan setiap kelompok belajar (4 orang) untuk share, berbagi pendapat dari rumusan jawaban yang telah dihasilkan dan setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk 217

228 5 Setiap kelompok kecil (gabungan paangan) 4 orang diminta mempresentasikan hasil pemecahan masalahan 6 Peserta didik bersma guru menyimpulkan hasil belajar/merangkum 7 Peserta didik ditugasi untuk membuat gerakan mentaati aturan hokum yang berlaku di kelasnya Mengomunikasikan dan membuat jejaring Menyimpulkan Eksperimen/ mencoba/praktik berpendapat. Setiap kelompok belajar kecil (terdiri 4 orang) untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas, mulai dari perumusan pertanyaan hingga perumusan jawabannya. Kelompok belajar yang lain bebas menanggapi hasil hasil sajian kelompok penayang Kelompok belajar penayang menanggapi balik. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kesadaran menaati terhadap norma yang berlaku, harus tumbuh dari diri seseorang sehingga akan timbul keteraturan/ketertiban masyarakat. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membuat gerakan di kelasnya yaitu Gerakan disiplin dalam berlalu lintas yang dilaksanakan oleh masingmasing peserta didik. PPKn SMP K-9 218

229 D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis penerapan Pendekatan Saintifik pada pembelajaran PPKn SMP sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar 15 menit termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang analisis penerapan pendekatan saintifik pada model pembelajaran PPKn SMP Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa pasangan belajar ( sesuai 105 menit model Think Paire and Share) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang analisis penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran dengan menggunakan contoh model.. 2) Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasngan B, pasangan C,.s/d kelompok ) 3) Instruktur memberi tugas untuk merumuskan permasalahan yang 219

230 berhubungan dengan analisis penerapan pendekatan saintifik pada model pembelajaran PPKn SMP. 4) Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 5) Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. 6) Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih kelopok paangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiriatas 4 orang. 7) Instruktur memrontahkan agar tiap kelompok kecil berbagai pendapat terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan analisis penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn SMP. 8) Bila sudah selesai, kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusunan laporan hasil diskusi. PPKn SMP K-9 220

231 Kegiatan Penutup 9) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 10) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. E. Latihan 1. Ambillah RPP berdasarkan Kurikulum 2013 yang Anda miliki 2. Lakukan kajian dan analisis, apakah RPP terebut sudah menggambarkan penerapan pendekatan saintifik? 2. Gunakan format berikut ini. Pendekatan Langkah pembelajaran Tahap Model saintifik yang dilakukan guru Pembelajaran ( Lima M ) berdasar RPP-nya. F. Rangkuman 1. Analisis penerapan model pembelajaran PPKn di dasarkan pada bahwa dalam model pembelajaran di RPP guru pada langkahlangkah proses pembelajaran sudah menggambarkan Lima M = 221

232 mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. 2. Setiap model pembelajaran yang digunakan guru mengandung sintaksis atau urutan-urutan pembelajaran. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari sub modul tentang analisis penerapan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP, masih mengalami kesulitan? Kesulitan yang Anda temukan dicatat dan konsultasikan dengan narasumber/instruktur. H. Kunci jawaban. Komponen kunci jawaban latihan/kasus/tugas ini disajikan di akhir modul dan hendaknya disertai alasan-alasan sebagai balikan (feedback) untuk mengukur tingkat pemahaman peserta Diklat. Kunci jawaban latihan/kasus/tugas juga digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri Penutup. Sub modul ini bermanfaat bagi peserta diklat G-5 khususnya dalam memahami analisis penerapan model pembelajaran PPKn. Namun modul ini sangat singat, oleh karena silahkan Anda memberikan masukan, kritikan terhadap modul ini Evaluasi Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap modul ini, silahkan dijawab pertanyaan di bawah secara jujur. Bila sudah menjwab, coba Anda buka kembali jawabannya dengan deskripsi di modul. 1. Lakukan analisis penerapan model pembelajaran PPKn SMP yang anda miliki. 2. Apakah model pembelajaran (RPP) sudah mengandung penerapan pendekatan saintifik? 3. Laporkan dalam pertemuan saat ini. PPKn SMP K-9 222

233 DAFTAR PUSTAKA. Supandi, Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. 223

234 KEGIATAN PEMBELAJARAN 14 ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR PPKN SMP Oleh: Drs. AMZ. Supardono A. Latar Belakang Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Perencanaan Pembelajaran Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 1 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; PPKn SMP K-9 224

235 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. 1. Ruang lingkup modul Analisis instrumen Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) Analisis instrumen penilaian sikap (2) Analisis instrumen penilaian pengetahuan dan Mekanisme Pelaksanaan Proses Pembelajaran.dan Analisis instrumen penilaian ketrampilan B. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Analisis instrumen penilaian hasil belajar, agar mampu : 1. Menganalisis instrumen penilaian sikap 2. Menganalisis instrumen penilaian pengetahuan 3. Menganalisis instrumen penilaian ketrampilan 225

236 C. Peta Kompetensi. Analisis instrumen penilaian sikap Analisis instrumen penilaian hasil belajar Analisis instrumen penilaian pengetahuan Analisis instrumen penilaian ketrampilan (sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup terdiri atas materi kegiatan Pembelajaran 1 Analisis instrumen penilaian sikap 2 Analisis instrumen penilaian pengetahuan 3. Analisis instrumen penilaian ketrampilan E. Saran Cara Penggunaan Modul a. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas b. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. c. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu d. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas PPKn SMP K-9 226

237 Pembelajaran : Analisis instrumen Penilaian Hasil Belajar PPKn A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis instrumen penilaian sikap dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis instrumen penilaian pengetahuan dengan benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis instrumen penilaian ketrampilan dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menganalisis menganalisis instrumen penilaian sikap secara benar 2. Peserta diklat mampu menganalisis menganalisis instrumen penilaian pengetahuan secara benar 3. Peserta diklat mampu menganalisis menganalisis instrumen penilaian ketrampilan secara benar C. Uraian Materi Pembelajaran Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran PPKn dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran PPKn. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. A. Penilaian Kompetensi Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh 227

238 seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Kompetensi sikap pada pembelajaran PPKn yang harus dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2. Guru PPKn dapat merancang lembar pengamatan penilaian kompetensi sikap untuk masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang disajikan. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Contoh penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran PPKn. 1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi Penilaian kompetensi sikap atau perilaku dapat dilakukan oleh guru pada saat peserta didik melakukan praktikum atau diskusi, guru dapat mengembangkan lembar observasi seperti contoh berikut. a. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum Lembar Penilaian pada Kegiatan Praktik Kewarganegaraan Mata Pelajaran : PPKN Kelas/Semester : IX/1 Topik/ : Aturan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sub topic : Gerakan Mentaati aturan berlalu lintas Indikator : Peserta didikmenunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, santun dan peduli lingkungandalam menggunakan jalan raya. No Nama Siswa Disiplin Tanggung Peduli Santun jawab PPKn SMP K-9 228

239 2.... b. Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada saat Diskusi Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Topik/Subtopik : Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Rasa Jumlah Nama Kerja ingin Santun Komunikatif Skor Nilai Siswa sama tahu Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang 2. Penilaian Kompetensi Sikap melalui Penilaian Diri Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan 229

240 penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning). Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian. a. Penilaian diri setelah peserta didik selesai belajar satu KD. Contoh format penilaian diri setelah peserta didik belajar satu KD. Penilaian Diri Topik:... Nama:... Kelas:... Setelah mempelajari materi tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda Vpada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan. No Pernyataan Sudah memahami Belum memahami 1. Memahami pengertian dan macam-macam aturan hukum yang berlaku 2. Memahami bagaimana kesadaran masyarakat mentaati PPKn SMP K-9 230

241 aturan hukum yang berlalu. 3. Memahami bahwa kecelakaan lalu lintas di awali dari ketidakpatuhan pengguna jalan dalam mentaati aturan/ramburambu berlalu lintas. 4. Memahami akibat yang diterima bila warga masyarakat tidak mentaati aturan berlalu lintas. b. Penilaian diri setelah melaksanakan suatu tugas. Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan Tugas Proyek PPKn Penilaian Diri Tugas: Nama: Kelas: Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No Pernyataan YA TIDAK 1 Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama dengan teman satu kelompok. 2 Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta. 3 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang. 4 Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas. 231

242 5. Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya YA=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi bagi semua peserta didik. Penilaian diri, selain sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan kunci jawaban yang tersedia pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri peserta didik, guru dapat membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik dalam satu kelas. Contoh : REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK Mata Pelajaran:... Topik/Materi:... Kelas:... No Nama Skor Pernyataan Penilaian Diri Afgan Aliva Ju Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus: Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud nomor 104 tahun Penilaian teman sebaya (peer assessment) Penilaian teman sebaya atau antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait PPKn SMP K-9 232

243 dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antar peserta didik. Penilaian teman antar peserta didik dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya. Contoh penilaian antar peserta didik pada pembelajaran kimia. Penilaian antar Peserta Didik Mata Pelajaran : PPKn Kelas/Semester : IX / 1 Topik/Subtopik :... Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan Format penilaian yang diisi peserta didik. Penilaian antar Peserta Didik Topik/Subtopik: Nama Teman yang dinilai: Nama Tanggal Penilaian: Penilai: Amati perilaku temanmu dengan cermat selamat mengikuti pembelajaran PPKn. - Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu. - Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu. No Perilaku 1. Mau menerima Dilakukan/muncul YA TIDAK 233

244 pendapat teman. 2. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya. 3. Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan. 4. Mau bekerjasama dengan semua teman Catatan: format ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan dan pertimbangan praktis. Misalnya di dalam kelompokterdapat nama peserta didik seluruh kelas sesuai urutan daftar nama peserta didik. Ya / tidak No. Nama Pesert a didik Manu menerim a pendapa Memaksaka n kehendak Membe ri solusi Mau bekerj a sama Jumla h skor Nilai akhi r t Bila menjawab Ya untuk perilaku positif diberi skor 2, sebaliknya perilaku negative diberi skor 1 (contoh pada kolom memaksakan kehendak bila dijawab ya, diberi skor 1, bila tidak skor 2). Pengolahan Penilaian: 1. Perilaku sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1. 2dan 4) dan ada yang negatif (no 2) Pemberian skor untuk perlaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2. PPKn SMP K-9 234

245 2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut. N Na Skor Perilaku Juml Nil o ma ah ai 1. 2 Ami Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus: 3. Penilaian Jurnal (anecdotal record) Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif. 2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti. 3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda). 4) Setiap peserta didik memiliki Jurnal yang berbeda (kartu Jurnal yang berbeda). Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru): 1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati oleh guru. 2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti. 235

246 3) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing peserta didik. Contoh Format Jurnal JURNAL Kelas:... Aspek yang diamati:..... N O Na ma HARI TANG GAL KEJAD IAN KETERAN GAN/ TINDAK LANJUT Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru) Pedoman umum penskoran jurnal: 1) Penskoran pada jurnal dapat dilakukan skala 1 sampai dengan 4. 2) Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0. 3) Jumlahkan skor pada masing-masing aspek,skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan. PPKn SMP K-9 236

247 Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian. B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi, tanyajawab dan percakapan serta dan penugasan ( Permendikbud nomor 104 tahun 2014). Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Penilaian Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, Tes tulis. menjodohkan, dan uraian. Observasi Terhadap Diskusi, Format observasi. Tanya Jawab dan Percakapan. Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan Penugasan. karakteristik tugas. 1. Tes Tulis Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian.soal tes tulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soalsoal uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan 237

248 menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Pada pembelajaranppknyangmenggunakanpendekatanscientific,instrumen penilaian harusdapatmenilaiketerampilanberpikirtingkattinggi(hots, HigherOrder thinkingskill )mengujiprosesanalisis,sintesis,evaluasibahkansampai kreatif. Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasilbelajar PPKndirancangsedemikianrupasehinggapesertadidikmenjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji ranah analisis peserta didik pada pembelajaranppkn, gurudapatmembuatsoaldenganmenggunakankata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mengidentifikasi, dan menenetukan prioritas.ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi,dan menafsirkan. a. Soal Pilihan Ganda Indikator : Megindentifikasi jenis-jenis pelanggaran aturan berlalu lintas. Soal : Temanmu ketika di antar ke sekolah naik motor tidak menggunakan helm, salah satu akibat yang dapat menimpa ketika terjadi kecelakaan tabrakan adalah... A. kepala bisa terbentur benda keras. B. di tilang polisi karena melanggar. C. di denda polisi harus membayar. D. dikecam warga karena lengah. a. Soal Uraian Indikator : Menjelaskan pentingnya aturan hukum dalam kehidupan bermasyarakat PPKn SMP K-9 238

249 dan bernegara. Soal : Jelaskan pentingnya aturan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Berikan contoh akibat tidak mentaati aturan yang berlaku di sekolah dan di jalan raya, Contoh Pedoman Penskoran No Jawaban Skor 1. - Aturan hukum sangat penting karena 4 tujuan dibentuknya aturan hukum adalah untuk terciptanya masyarakat yang tertib, aman, dan terciptanya keadilan,serta kepastian hukum. 2. Akibat tidak mentaati aturah di 4 sekolah: a. di panggil wali kelas. b. di peringatkan guru/kepala sekolah. c. diberi sangsi oleh guru/wali kelas berupa hukum. d. di ejek teman. 3 Akibat tidak patuh di jalan raya. a. terjadi kecelakaan lalu lintas. b. di tilang Polisi. c. di peringatkan orang lain. d. bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain bila terjadi kecelakaan. 4 Skor maksimal 12 Petunjuk pemberian skor. Bila jawaban No. 1 dijawab sangat semprna diberi skor 4, sempurna 3, cukup sempurna 2 dan tidak sempurna 1. Bila jawab No. 2 bila jawaban memenuhi ke empatnya diberi skor 4, bila 3 jawaban diberi skor 3 dst. Bila jawaban No. 3 bila dijawab memenuhi keempatnya diberi skor 4, bila hanya 3 diberi skor 3. dst. 239

250 Pengolahan skor menjadi nilai akhir (NA) rumus = Nilai ideal/ sempurna 4. Skor maksimal = Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab, dan Percakapan. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik. Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan. Seorang peserta didik yang selalu menggunakan kalimat yang baik dan benar menurut kaedah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat. Contoh Format Observasi terhadap Diskusi dan Tanya Jawab. Pernyataan Na Pengung Ketepata m a Pe kapan gagasan yang Kebenara n konsep n pengguna an istilah Jumlah se orisinal rta Y TI Y TI Y TI Y TI Di A D A D A D A D dik A A A A K K K K Fit PPKn SMP K-9 240

251 ria Gi na... Keterangan: diisi dengan ceklis ( ). Untuk pemberian nilai Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia! 3. Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD. KD -3 : Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bernegara Indikator: - Memberikan 5 contoh kepatuhan warga masyarakat terhadap aturan hukum berlalu lintas. - Mengidentifikasi jenis-jenis kendaraan yang melnggaran lalu lintas. - Mengidentifikasi jenis-jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan raya. - Menampilkan rasa tanggung jawab dan disiplin terhadap tugas yang diberikan. Tugas. : Lakukan observasi di sekitar jalan raya tempat tinggal peserta didik, laporkan secara tertulis minggu depan dan pajangkan di depan kelas. 241

252 Untuk penilaian tugas guru dapat membuat rubriknya disesuaikan dengan tugas yang diberikan pada peserta didik. C. Penilaian Kompetensi Keterampilan Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan: Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik,Projek,Produk dan Portofolio. 1. Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. CONTOH FORMAT PENILAIAN KINERJA KETIKA MENGERJAKAN TUGAS KELOMPOK NamaSiswa : Kelas :.. Tanggal : Berilah tanda cek pada kolom 1 4. No Nama Indikator Kinerja Jumlah Kerjasama Berani Mengumpulkan skor berpendapat tepat waktu Nilai akhir PPKn SMP K-9 242

253 Petunjuk penskoran dan penilaian. 1. Diberi SKOR 1 apabila tidak mau kerjasama, 2 apabila cukup menunjukkan kerjasama, 3 apabila baik menunjukkan kerja sama dan 4 apabila sangat baik dalam bekerjasama. 2. Diberi nilai 1 apabila kurang berani mengeluarkan pendapat, nilai 2 apabila cukup berani berpendapat, nilai 3 apabila baik dalam berpendapat, nilai 4 apabila sangat baik dalam mengemykakan pendapat. 3. Diberi skor 4 bila tepat waktu mengumpulkan tugas, skor 3 bila selisih satu hari dalam mengumpulkan tugas, diberi skor 2 bila lebih dari 2 hari dan diberi skor 1 bila melebihi satu minggu. Skor setiap indicator antara 1 4. Skor maksimal seluruh indicator =3 X 4 = 12. Nilai ideal adalah 4. Nilai = X nilai ideal 2. Penilaian Proyek Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan dan merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: - Kemampuan pengelolaan ; kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. 243

254 - Relevansi; kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. - Keaslian ; projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. Contoh Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran : Guru Pembimbing : Nama Proyek : Alokasi Waktu : Nama : Kelas : No. ASPEK SKOR (1-5) 1 PERENCANAAN : a. Rancangan Alat - Alat dan bahan - Gambar b. Uraian cara menggunakan alat 2 PELAKSANAAN : a. Keakuratan Sumber Data / Informasi b. Kuantitas Sumber Data c. Analisis Data d. Penarikan Kesimpulan 3 LAPORAN PROYEK : a. Sistematika Laporan b. Performans c. Presentasi TOTAL SKOR PPKn SMP K-9 244

255 3. Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: - Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. - Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. - Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Format Penilaian Produk Materi Pelajaran : Nama Proyek : Alokasi Waktu : Nama Peserta didik: Kelas : 245

256 No Tahapan Skor ( 1 5 )* 1 Tahap Perencanaan Bahan 2 Tahap Proses Pembuatan : a. Persiapan alat dan bahan b. Keasilan data c. Teknik Pengolahan d. Kelengkapan data e. Sumber data 3 Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Bentuk fisik b. Inovasi c. Kebermanfaatan produk. TOTAL SKOR Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya. Penilaian produk bisa secara individu dan kelompok. Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan rubrik penilaian proyek.peserta didik melakukan presentasi hasil proyek, mengevaluasi hasil proyek, memperbaiki sehingga ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal. 4. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta PPKn SMP K-9 246

257 didik dan terus menerus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan dinamika kemampuan belajar peserta didik melalui sekumpulan karyanya, untuk mata pelajaran PPKn antara lain: gambar, foto, resensi buku/literatur, laporan penelitian dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari pengalaman. Kriteria tugas padapenilaianportofolio a. Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur. b. Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. c. Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian. d. Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkankompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan). e. Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. f. Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan. g. Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah silahkan baca pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 dan diskusikan D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis Instrumen penilaian Hasil Belajar PPKn SMP sebagai berikut : 247

258 KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiat an Penda huluan Kegiat an Inti Deskripsi Kegiatan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Analisis instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP. Alokasi Waktu 20 menit Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang analisis instrumen hasil belajar sikap, pengetahuan dan ketrampilan dengan menggunakan contoh yang kontekstual menit 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan PPKn SMP K-9 248

259 peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur. 5) Peserta diklat mengerjakan tugas tentang permasalahan analisis instrumen penilaian hasil belajar yang telah disepakati bersama/ 6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiat an Penutu p 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. E. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut : 1. Analisalah instrumen penilaian hasil belajar dalam aspek sikap secara benar. 2. Analisalah instrumen penilaian hasil belajar dalam aspek pengetahuan secara benar 3. Analisalah instrumen penilaian hasil belajar dalam aspek ketrampilan secara benar 249

260 F. Rangkuman 1. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.. 2. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap dapat dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya dan penilaian jurnal. 3. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi pengetahuan dapat dilakukan melalui tes tulis,obervasi pada diskusi, tanyajawab dan percakapan serta penugasan. 4. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi ketrampilan dapat dilakukan melalui unjuk Kerja/Kinerja/Praktik, Proyek, Produk dan Portofolio. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari modul ini masihkah ada kesulitan yang dihadapi? Agar lebih memahami lebih mendalam, pelajari modul ini dengan baik dan secara kelompok. Renungkan dan catatlah kesulitan dan konsultasikan pada narasumber Penutup Modul ini bermanfaat bagi para pendidik peserta diklat G-9 khusunya terkait dengan Analisis Instrumen Penilaian hasil belajar PPKn SMP. Namun modul ini dibuat sangat singkat dan karena keterbatasan waktu. Oleh karena itu penulis memohon untuk memberikan masukan dan kritikan membangun terhadap modul ini.. Evaluasi Buatlah Instrumen penilaian hasil belajar kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan PPKn SMP K-9 250

261 DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Penddikan

262 KEGIATAN PEMBELAJARAN 15 ANALISIS HASIL PENYUSUNAN RPP PPKN SMP Oleh: Drs. AMZ. Supardono A. Latar Belakang Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Perencanaan Pembelajaran Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 1 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. PPKn SMP K-9 252

263 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Ruang lingkup modul Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP ini sebagai salah satu mata diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) Analisis hasil perumusan indikator pencapaian kompetensi dan Analisis hasil perumusan materi pembelajaran serta Analisis hasil perumusan kegiatan pembelajaran (2) Analisis hasil perumusan penilaian hasil belajar dan Analisis hasil perumusan kegiatan remedial B. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Analisis Hasil Penyusunan RPP, agar mampu : 1. Menjelaskan Analisis hasil perumusan indikator pencapaian kompetensi 2. Mendeskripsikan Analisis hasil perumusan materi pembelajaran 3. Menyusun Analisis hasil perumusan kegiatan pembelajaran 4 Mendeskripsikan Analisis hasil perumusan penilaian hasil belajar 5 Menyusun Analisis hasil perumusan kegiatan remedial 253

264 C. Peta Kompetensi. (sbr: silabi diklat pasca UKG Mapel PPKn SMP P4TK PKN dan IPS Batu, 2015) D. Ruang Lingkup Ruang lingkup terdiri atas materi kegiatan Pembelajaran (1) Analisis hasil perumusan indikator pencapaian kompetensi (2) Analisis hasil perumusan materi pembelajaran(3)analisis hasil perumusan kegiatan pembelajaran (4)Analisis hasil perumusan penilaian hasil belajar ( 5) Analisis hasil perumusan kegiatan remedial E. Saran Cara Penggunaan Modul a. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas b. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. c. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu PPKn SMP K-9 254

265 d. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran 1 : Analisis hasil perumusan indikator pencapaian kompetensi dan materi pembelajaran serta kegiatan pembelajaran A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Analisis hasil perumusan indikator pencapaian kompetensi 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan Analisis hasil perumusan materi pembelajaran 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Analisis hasil perumusan kegiatan pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan Analisis hasil perumusan indikator pencapaian kompetensidengan benar. 2. Peserta diklat mampu mendeskripsikan Analisis hasil perumusan materi pembelajaransecara benar. 3. Peserta diklat mampu menjelaskan Analisis hasil perumusan kegiatan pembelajaransecara benar C. Uraian Materi Pembelajaran 1 1. Pemahaman Analisis Pengertian sederhana analisis adalah, aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Pada bagian awal saya ingin menyinggung pentingnya guru untuk memperhatikan level berpikir dalam indikator yang ditetapkan. Penerapan kurikulum 2013 dilatari dengan fakta bahwa siswa Indonesia ketinggalan oleh siswa bangsa lain dalam menguasai kecapaian berpikir tinggi atau sering diistilahkan HOTS (High Order Thinking Skill) yang meliputi analisis, evaluasi, dan kreasi pada Taksonomi Bloom. 255

266 Level berpikir analisis dapat menggunakan kata kerja operasional: Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Menominasikan, Mendiagramkan, Mengorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer, Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan. 2. Kriteria Perumusan Indikator Indikator hasil belajar harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu dirumuskan dalam kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Kejelasan pernyataan mengandung konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama. Kepastian mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda. Dan, dapat diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan menggunakan instrumen. Dalam penyusunan indikator perlu memperhatikan kriteria; spesifik yaitu hanya mengandung satu prilaku. Contoh pernyataan yang menggandung satu prilaku; merancang rencana kegiatan. Dalam penyusunan indikator hasil belajar masih sering didapat beberapa kata kerja operasional dalam satu indiaktor. Misalnya, menyebutkan dan menuliskan kalimat. Contoh yang terakhir tentu tidak spesifik berorientasi pada siswa yang menggambarkan kompetensi siswa yang diharapkan menggunakan kata kerja operasional PPKn SMP K-9 256

267 mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan; serta memperhatikan. Memuat konsep CABD (Condition, Audien, Behavior, Degree) Dalam perumusan indikator hasil belajar, terutama dalam pelaksanaan kurikulum 2013 perlu diperhatikan sebaran menurut penguasaan teori. Tingkat penguasaan teori meliputi : faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Berikut contoh indikator yang mencirikan pada tiap level penguasaan. Faktual: mengungkapkan dua pikiran penting yang terdapat pada teks yang ditelahaannya. Konseptual:menuliskan lima prinsip utama dalam merumuskan merumuskan tujuan penyusunan program. Prosedural:Menerapkan teknik belajar dengan menggunakan metode jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas 10 secara efektif. Metakognitif: Menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki untuk menambah pengetahuan yang baru secara mandiri dengan menemukan cara menguasai informasi baru dari berbagai sumber yang digunakannya.. 3 Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi merupakan penanda, cirri-ciri khusus dari kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dari kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan harus spesifik 257

268 Artinya indicator tersebut harus dapat diamati dan di ukur. Diamati perubahan kemampuan, sikap atau perilakunya dan dapat diukur kemampuan menguasai materi pembelajarannya. Dari uraian singkat di atas, dapat dinyatakan bahwa perumusan pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 mengadung multi spesifikasi yang merupakan irisan : Dimensi ranah kompetensi yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, sikap. Dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakonitif. Dimensi level kecakapan berpikir yang meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi. Ketiga dimensi tersebut dapat diintegrasikan dalam tabel berikut berikut: Gambar 1. Perumusan Pencapaian Kompetensi 4. Prinsip Dasar dan Prosedur Perumusan Materi Pembelajaran Ada tiga prinsip yang diperlukan dalam perumusan materi pembelajaran. Ketiga prinsip itu adalah relevansi konsistensi dan kecakupan relevansi artinya berkaitan antara berhubungan erat konsintensi maksundnya ketaatan azas atu keajengan tetap PPKn SMP K-9 258

269 kecakupan maksudnya seara kuantitatif materi tersebut memadai untuk di pelajari. Prinsip relevansi atau keterkaitan atau hubungan erat maksudnya adalah materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standart kompetensi dan kompetensi dasar jika kemamuaan yang diharapkan oleh menghafalkan fakta materi yang disajikan adalah fakta kalau kompetensi dasar meminta kemampuaan melakukan suatu materi pelajaranya adalah prosedur atau cara melakukan sesuatu bengitulah seterusnya. Prinsip konsitensi adalah ketaatan azas dalam perumusan materi pembelajaran misalnya kompetensi dasar meminta kemampuaan siswa untuk menguasai tiga macam konsep materi yang disajikan juga tiga macam kemampuaan. Prinsip kecakupan artinya materi yang di sajikan hendakny cukup memadai untuk mencapai kompetensi deasar materi tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak jika materi tidak terlalu sedikit kemungkinan siswa tidak akan mencapai kompetensi dasar memamfaatkan materi itukalau materi telalu banyak menyita waktu untuk mempelajarinya. Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan ajr prosedur itu meliputi 1. Memahami standart isi dan standart kompetensi lulusan silabus program semester dan renjana prongram pembelajaran 2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan pemahaman terhadap poin 3. Melakukakan pemetaan materi 4. Menetapkan bentuk penyajiaan 5. Menyusun struktur(kerangka) penyajian 6. Membaja buku sunber: 7. Medraf (memburam) bahan ajar 8. Merelevisi (menyunting bahan ajar 9. Mengujicobakan bahan ajar dan 10. Merevisi dan menulis akhir(finalisasi) 259

270 5. Perumusan Kegiatan Pembelajaran Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun kegiatan pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut. 1. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. 2. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 3. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. 4. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar. 5. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. 6. Mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 7. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. 8. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik. 9. Keterkaitan dan keterpaduan. PPKn SMP K-9 260

271 10. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya. 11. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi 12. Mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP sebagaiberikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi perencanaan pembelajaran PPKn SMP. Alokasi Waktu 15 menit Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) 120 menit dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses 261

272 pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Analisis hasil perumusan indicator pencapaian kompetensi dan Analisa hasil perumusan materi pembelajaran serta Analisa hasil perumusan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. 5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang Analisa hasil perumusan indicator pencapaian dan materi pembelajaran serta kegiatan pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. PPKn SMP K-9 262

273 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Kegiatan Penutup 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. E. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut : 1. Jelaskan pengertian analisis hasil perumusan. 2. Deskripsikan karaktertisik Kriteria Perumusan Indikator 3. Jelaskan pengertian indikator pencapaian kompetensi secara benar. 4. Jelaskan maksud Prosedur Perumusan Materi Pembelajaran F. Rangkuman 1. Indikator pencapaian kompetensi hendaknya dirumuskan secara kontekstual berdasar situasi peserta didik lingkungan sosialnya. 2. Ada tiga prinsip yang diperlukan dalam perumusan materi pembelajaran agar materi pembelajaran dapat menjawab dinamika masyarakat 3. Dalam perumusan kegiatan pembelajaran hendaknya memenuhi prinsipprinsip agar kegiatan pembelajaran menjawab kebutuhan peserta didik. 263

274 Pembelajaran.2 Analisis Hasil Perumusan penilaian hasil belajar dan analisis hasil perumusan kegiatan remedial A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pengertian dan istilah yang dipakai dalam perumusan penilaian hasil belajar dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan fungsi dan tujuan perumusan hasil belajar secara benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan prinsip-prinsip perumusan hasil belajar secara benar 4. Dengan membaca dan berdiskusi kerja kelompok peserta diklat mampu menjelaskan hakekat perumusan kegiatan remedial dengan benar. 5. Dengan tugas mandiri peserta diklat mampu mendeskripsikan tujuan dan fungsi perumusan kegiatan remedial secara benar 6. Dengan tugas mandiri dan kelompok peserta didik mampu merumuskan perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa dengan baik. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian dan istilah yang dipakai dalam perumusan penilaian hasil belajar dengan benar. 2. Peserta diklat mampu mendeskripsikan fungsi, tujuan dan acuan perumusan hasil belajar secara benar 3. Peserta diklat mampu menjelaskan prinsip-prinsip perumusan hasil belajar secara benar 4. Peserta diklat mampu menjelaskan hakekat perumusan kegiatan remedial dengan benar. 5. Peserta diklat mampu mendeskripsikan tujuan dan fungsi perumusan kegiatan remedial dengan benar 6. Peserta didik mampu merumuskan perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa dengan baik. PPKn SMP K-9 264

275 C. Uraian Materi Pembelajaran 2 1. Pengertian dan Istilah Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai berikut. 1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. 2. Pendekatan Penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. 3. Bentuk Penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian projek, dan penilaian tertulis. 4. Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap 5. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. 6. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. 7. Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif. 8. Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok. 9. Penilaian Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan. 10. Penilaian berdasarkan Pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. 265

276 11. Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan pembelajaran. 12. Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester. 13. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. 14. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap. 15. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan. 16. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah keterampilan. 2. Fungsi, Tujuan dan Acuan Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi: a. formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; dan b. sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik. PPKn SMP K-9 266

277 2. Tujuan a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan. b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan. c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar. d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya. 3. Acuan Penilaian a. Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang peserta didik tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan. b. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari. c. Acuan Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum untuk keterampilan. 267

278 3. Prinsip Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai berikut. 1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. 7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar. Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berisikan prinsip-prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut. 1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. 2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran. 3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. 4. Berbasis kinerja peserta didik. PPKn SMP K-9 268

279 5. Memotivasi belajar peserta didik. 6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. 7. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya. 8. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 9. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen. 10. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. 11. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus. 12. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata. 13. Terkait dengan dunia kerja. 14. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata. 15. Menggunakan berbagai cara dan instrumen 4. Hakekat kegiatan remedial Pengertian Remedial dalam Random House Webster s College Dictionary (1991) Remedial di artikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang berhasil. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan Remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. 5. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial Secara umum, tujuan kegiatan Remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku, secara khusus bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan 269

280 Warkitri, dkk (1991) menyebutkan enam fungsi kegiatan remedial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam Fungsi Remedial tersebut adalah : - Korektif : memperbaiki cara mengajar/belajar - Pemahaman : memahami kelebihan/kelemahan guru/siswa - Penyesuaian : menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa - Pengayaan : menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi - Akselerasi : mempercepat penguasaan materi - Terapentik : membantu mengatasi masalah sosial pribadi Itulah 6 fungsi kegiatan Remedial dalam proses pembelajaran. Jelaslah bahwa kegiatan Remedial memiliki fungsi penting dalam membantu mengembangkan kemampuan siswa secara optimal. 6. Perbedaan Kegiatan Remedial dengan Pembelajaran Biasa Tabel 3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa Komponen Pembelajaran Biasa Kegiatan Remedial Pembelajaran Tujuan Berlaku bagi semua siswa (klasikal) Bersifat individual Materi Sama untuk semua Sesuai dengan siswa kesulitan siswa Kegiatan pembelajaran Diikuti semua siswa Metode dan media bersifat klasikal Diikuti oleh siswa yang bermasalah Metode dan media bersifat individual/kelompok Evaluasi Semua untuk siswa Bersifat individual/kelompok PPKn SMP K-9 270

281 Perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen tersebut adalah : tujuan, materi, kegiatan pembelajaran dan evaluasi. a) Tujuan Pembelajaran Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran di laksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran dirumuskan guru dan berlaku bagi semua siswa. Dalam remedial bersifat individual tergantung pada kesulitan yang dihadapi siswa. b) Materi Pembelajaran Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi biasa untuk semua, materi remedial disesuaikan dengan kesulitan siswa c) Kegiatan Pembelajaran Bersifat individual dan kelompok. Dalam pembelajaran biasa semua siswa. Dalam remedial pembelajaran hanya diikuti oleh siswa yang memilih kesulitan belajar tertentu. d) Evaluasi Bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarkan kompetensi yang diharapkan di kuasai siswa atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn sebagai berikut : KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahuluan 1. Narasumber/instruktur memngkondisikan 15 menit peserta diklat untuk sipap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme 271

282 2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar hasil belajar dan remedial 3. Menampilkan contoh hasil belajar dan kegiatan remedial yang dibuat guru, kemudian dikaji kekurangan dan kelebihannya. 4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. Kegiatan Inti 5. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan 2 orang) 6. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan hasil belajara dan kegiatan remedial 7. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan). 8. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan. 9. Narasumber memberi contoh hasil belajar dan remedial untuk di analisis, dikaji kelebih dan kekurangannya. 10. Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut. 11. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi 12. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya. 13. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain. 14. Kerja kelompok menyusun hasil belajar dan 140 menit PPKn SMP K-9 272

283 Penutup kegiatan remedial sesuai dengan mapel dan pebagian KD Pengetahuan masing-masing. (Misal: KD3.1 oleh Keloompok A, KD 3.2 kelompok, KD 3.3 kelompok C dst. 15. Presentasi Hasil Kerja kelompok penyusunanhasil belajar dan kegiatan remedial. 16. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja 17. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 18. Narasumber melakukan tes secara lisan. 19. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 20. Memberi tugas untuk menyusun hasil beljar dan kegiatan remedial berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs. 25 menit E. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut : 1. Jelaskan hakikat hasil belajar dengan benar. 2. Deskripsikan /prinsip-prinsip penyusunanhasil belajar secara benar 3. Jelaskan komponen hasil belajar secara benar 4. Jelaskan langkah-langkah penyusunan remedial dengan benar. 5. Susunlah hasil belajar dengan benar sesuai dengan pembagian KD mapel ybs. 6. Bagaimana mekanisme pelaksanaan remedial dengan baik. F. Rangkuman 1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. 2. Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk 273

284 memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan 3. Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. 4. Pengertian Remedial dalam Random House Webster s College Dictionary (1991) Remedial di artikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. 5. Secara umum, tujuan kegiatan Remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku, secara khusus bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan. 6. Perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan menganalisis komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen tersebut adalah : tujuan, materi, kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Evaluasi Instrumen evaluasi dapat diambil dari Ltihan pada pembelajaran. PPKn SMP K-9 274

285 DAFTAR PUSTAKA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 275

286 KEGIATAN PEMBELAJARAN 16 ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PPKN SMP Oleh: Dr. Sri Untari, M.Si., M.Pd. A. Latar Belakang Modul ini akan membekali peserta diklat dalam menganalisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP. Keterampilan untuk menganalisis penggunaan media penting dimiliki peserta diklat sebab penggunaan media pembelajaran yang tepat akan menunjang kelancaram proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan berjalan lancar dan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Kualitas pembelajaran akan menjadikan meningkatnya kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bangsa Indonesia, terlebih pada abad 21 yang menuntut warga bangsa ini memeiliki kompetensi dan profesional untuk dapat bersanding dan bertanding secara global. Kualitas pendidikan ditentukan profesionalisme gurul. Keprofesian guru harus dikembangkan secara berkelanjutan melalui strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan agar dapat meningkatkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan, sehingga dapat memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara berkelanjutan. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) diselenggarankan untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. PKB merupakan kewajiban bagi Guru dan tenaga kependidikan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber PPKn SMP K-9 276

287 belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Analisis penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP Modul ini didisain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 9 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Kompetensi peserta diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP yang diharapkan melalui modul Analisis penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP meliputi (1) Analisis penggunaan media menurut Ilmu Komunikasi (2). Analisis penggunaan media pembelajaran menurut teori informasi, (3). Analisis media pembelajaran menurut kerucut pengalaman 277

288 F. Tujuan Modul ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP tentang Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP, sehingga mampu : 1. Menganalisis penggunaan media menurut Ilmu Komunikasi 2. Menganalisis penggunaan media pembelajaran menurut teori informasi 3. Menganalisis media pembelajaran menurut kerucut pengalaman G. Peta Kompetensi Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PPKn Menurut Ilmu Komunikasi Analisis penggunaan media Pembelajaran PPKn Analisis penggunaan Media Pembelajaran PPKn Menurut teori Komunikasi Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PPKn Menurut Kerucut pengalaman H. Ruang Lingkup Ruang lingkup terdiri atas materi kegiatan Pembelajaran 1: (1) penggunaan media menurut Ilmu Komunikasi (2) penggunaan media pembelajaran menurut teori informasi ; (3) penggunaan media pembelajaran menurut kerucut pengalaman I. Saran Cara Penggunaan Modul 1. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas 2. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. PPKn SMP K-9 278

289 3. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu 4. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas Pembelajaran 1 : Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan penggunaan media menurut dari sudut komunikasisecara benar 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis keuntungan dan kelemahan penggunaan media menurut teori komunikasi 3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis media pembelajaran PPKn SMP dari ilmu komunikasi PPKn SMP secara kreatif B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. peserta diklat mampu menjelaskan pengertian media menurut dari sudut komunikasi secara benar 2. peserta diklat mampu menganalisis keuntungan dan kelemahan media komunikasi 3. peserta diklat mampu menganalisis media pembelajaran PPKn SMP dari ilmu komunikasi PPKn SMP secara kreatif C. Uraian Materi Pembelajaran i. Analisis Pengembangan MediaPembelajaran PPKn SMP a. Media Pembelajaran Menurut Ilmu Komunikasi Media pembelajaran sebagai komponen pembelajaran yang tidak dapat diabaikan jika menginginkan kualitas pembelajaran menjadi baik. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Menurut pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat 279

290 audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar Menurut Cangara yang dikutip Al Hakim( 2010) dan Untari (2010) menjelaskan bahwa media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Kegiatan komunikasi antarmanusia hakekatnya selalu melibatkan media. Media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan pesan yang diterima selanjutnya oleh pancaindera diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.sejalan dengan pandangan tersebut Hamalik menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, 1986: 23). b. Rasional Penggunaan Media Pembelajaran Menurut Teori Komunikasi Rasional penggunaan media menurut ilmu komunikasi berangkat dari pertanyaan mengapa dalam proses pembelajaran diperlukan media?.jika dikaitkan dengan peristiwa belajar mengajar, Sadiman (1993) menyatakan bahwa proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, proses penyampaian pesan. Pesan,sumber pesan dan media serta penerima pesan merupakan komponen penting dalam proses komunikasi. Proses pembelajaran pada dasarnya mirip dengan proses komunikasi, yaitu proses beralihnya pesan dari suatu sumber, menggunakan saluran, kepada penerima, dengan tujuan untuk menimbulkan akibat atau hasil. Model komunikasi terebut dikenal dengan nama model: Source Message Channel Receiver Effect. Dalam proses pembelajaran, pesan itu berupa materi pelajaran, sumber diperankan oleh pendidik, saluran berupa media, penerima adalah siswa, PPKn SMP K-9 280

291 sedangkan hasil berupa bertambahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Terkait dengan penggunaan media pembelajaran PPKn SMP menurut ilmu komunikasi, maka proses komunikasi perlu memperhatikan unsurunsur pokok komunikasi : 1) sumber atau komunikator; 2) pesan atau informasi yang berupa isyarat-isyarat yang mengandung makna; 3) media atau saluran yang membawa/memuat pesan dan (4)efek atau umpan balik. c. Analisis Penggunaan Media pembelajar PPKn SMP menurut Ilmu Komunikasi Pengguna media pembelajaran PPKn SMP merupakan salah satu komponen-komponen yang ada dalam proses belajar mengajar. Dikarenakan dalam proses interaksi beajar mengajar di kelas menyangkut komunikasi antara pendidik sebagai pembawa pesan selain itu juga peserta didik sedangkan saluran atau media bisa guru aatau siswa juga bisa berupa buku dan alat-alat lainnya yang memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran secara lancer. Khusus dalam pembelajaran PPKn SMP pesan yang bermuatan ajaran nilai, norma dan moral disajikan dalam kompetensi inti yakni kompetensi spiritual dan kompetensi social. Untuk kepentingan pembelajaran oleh guru ditauangkan dalam simbol-simbol komunikasi, yang berbentuk verbal, non verbal maupun visual. Penggunaan media pembelajaran sebagai informasi pesan dalam pembelajaran PPKn SMP perlu dianalisis sedemikian rupa sehingga tepat dan dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Namun disebabkan dalam proses belajar mengajar di kelas menyangkut komunikasi antar manusia, antara pembawa pesan dan penerima pesan, antara penyamai informasi dengan penerima informasi tenyata tidak selalu berjalan sebagaimana yang dikehendaki, terjadi kegagalan atau tidak mencapai tujuan, target dan harapan dari pihak2 yang terlibat dalam penggunaan informasi tersebut. Peserta didik sebagai penerima pesan tidak memahami apa yang disampaiakan pembawa pesan. Pembelajaran PPKn SMP yang sarat 281

292 dengan komunikasi yang bersifat pendidikan nilai, norma, moral yang sifatnya abstrak ternyata lebih kompleks kesulitan yang di hadapi guru. Hasil penelitian Untari (2010) menunjukkan bahwa kegagalan komunikasi dalam proses pembelajaran PPKn SMP di kota Malang menunjukkan tidak semua peserta didik menerima pesan 100%. Dalam pembelajaran yang konvensional, terjadi miskonsep dikarenakan kesalahan persepsi peserta didik dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh gurunya, terdapat 70% peserta didik yang dapat menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh guru, selebihnya. bahkan dalam suatu sekolah ada yang 35% yang dapat menerima dengan baik pesan yang disampaikan gurunya, selebihnya tidak dapat mencerna pesan dan informasi gurunya dalam interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran PPKn SMP yang dipergunakan proses belajar mengajar untuk mengkomunikasikan nilai moral, oleh karenanya media tersebut harus sifatnya yang diamabil dalam kehidupan nyata siswa, sehingga siswa merasa terlibat di dalamnya. Media juga mampu mendorong siswa untuk menganalisis secara kooperatif dengan siswa lainnya. 3. Analisis Penggunaan Media Menurut Teori Informasi a. Media Pembelajaran menurut teori informasi Media pembelajaran menurut teori informasi sebagaimana dikemukakan Al Hakim (2010) menyatakan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan.hakikat belajar mengajar merupakan peristiwa belajar-mengajar yang terjadi apabila peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar yang disiapkan sedemikian rupa oleh gurunya. Oleh karena itu seorang guru dalam proses belajar mengajar di kelas memiliki kewajiban untuk merencanakan dan lakukan pengelolaan berbagai kegiatan termasuk penyiapan informasi berisi pesan yang mendorong peserta didik berpikir kreatif, inovatif dan progresif. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi yang bersifat edukatif dengan menggunakan informasi pembelajaran sebagai wahananya. PPKn SMP K-9 282

293 b. Rasional Penggunaan Media Menurut Teori Informasi Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar hakekatnya proses informasi sebagai proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Proses penerimaan informasi kegiatan belajar mengajar terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Peran penting informasi sebagai media pembelajaran tidak perlu diragukan lagi, Sadiman (1993) menyatakan bahwa proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses menyapaikan informasi, dimana pesan, sumber pesan, salurannya sebagai media dan penerima pesan adalah komponen-komponen prosesn penyampaian informasi. Informasi dalam interaksi pembelajaran itu perlu dikemukakan bahwa informasi masuk ke dalam kesadaran peserta didik melalui pancaindera, yaitu indera pendengaran, penglihaan, penciuman, perabaan, dan pengecapan. Informasi masuk ke kesadaran manusia paling banyak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Berdasarkan alas an tersebut, maka media yang banyak digunakan adalah media audio, media visual, dan media audiovisual (gabungan media audio dan visual). Seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi pada saat ini berkembang konsep multimedia, yaitu penggunaan secara serentak lebih daripada satu media dalam proses komunikasi, informasi dan pembelajaran. Konsep multimedia didasarkan atas pertimbangan bahwa penggunaan lebih dari pada satu media yang menyentuh banyak indera akan membuat proses komunikasi termasuk proses pembelajaran lebih efektif. 283

294 c. Analisis Penggunaan Media Pemelajaran PPKn SMP menurut Teori Informasi Analisis penggunan media pembelajaran PPKn SMP dari perspektif teori informasi harus selaras dengan karakteristik PPKn. sebagaimana yang ditetapkan kurikulum, bahwa PPKn sebagai mata pelajaran yang pergunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan meimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai dan moral yang berbasis Pancasila. Dalam proses komunikasi atau proses informasi (dan juga proses pembelajaran) sering dijumpai masalah atau kesulitan. Beberapa masalah dalam proses komunikasi, misalnya: Ditinjau dari pihak siswa: Kesulitan bahasa, sukar menghafal, terjadi distorsi atau ketidakjelasan, gangguan pancaindera, sulit mengungkap kembali, sulit menerima pelajaran, tidak tertarik terhadap materi yang dipelajari, dsb. Di tinjau dari pendidik, misalnya pendidik tidak mahir mengemas dan menyajikan materi pelajaran, faktor kelelahan, ketidak ajegan, dsb. Ditinjau dari pesan atau materi yang disampaiakan, misalnya: materi berada jauh dari tempat siswa, materi terlau kecil, abstrak, terlalu besar, berbahaya kalau disentuh, dsb. Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP ditinjau dari teori informasi pada hakekatnya berorientasi pada bagaimana informasi yang disampaikan guru dapat diproses sehingga dapat dipahami serta tidak terjadi ketimpangan dengan informasi. Untuk itu proses informasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Prinsip terpenting yakni informasi yang berwujud pola alamiah atau berupa simbol yang kompleks. Pada prinsip ini guru harus kreatif memilih cara menyajikan atau menyusun informasi baru untuk ditafsirkan siswa dengan lebih mudah b. Prinsip dasar kedua, informasi memiliki makna yang serupa bagi orang-orang yang berbeda, selama mereka memiliki konsepkonsep serupauntuk diterapkan c. Prinsip dasar ketiga.bahwa untuk menciptakan pola pada setiap peralatan berupa gambar, tanda, simbol dan sebagainya maka alat dan bahan tersebut harus berkemampuan menerima keadaan yang berbeda PPKn SMP K-9 284

295 d. prinsip dasar keempat, proses informasi merupakan prosesyang bersifat memilih, yang memelukan pengamatan selektif, perhatian selektif dan selektif terhadap informasi yang digunakan bersama. 4. Analisis Penggunaan Media Menurut Kerucut Pengalaman a. Media Pembelajaran Menurut kerucut pengalaman Media pembelajaran menurut kerucut pengalaman Edgar Dalediklasifkasikan menurut nilai pengalaman The Cone of Experience atau kerucut pengalaman Dale menggambarkan pengalaman manusia atau dalam hal ini pengalaman peserta didik mulai dari pengalaman langsung sebagai pengalaman kerucut bawah sampai pengalaman di puncak kerucut yakni lambang verbal, sebagaimana digambarkan dalam kerucut berikut: Lamb. verbal Lambang visual Rekaman radio/audio Gambar mati Gambar bergerak Pameran Pengalaman lapangan Demonstrasi Dramatisasi Pengalaman langsung Gambar 2. Kerucut Pengalaman Dale Berdasarkan gambar Kerucut Pengalamandi atas menunjukkan pengalaman paling dasar adalah pengalaman langsung dan puncaknya adalah lambang verbal. Hal ini menggambarkan tahapan pengalaman semakin ke atas semakin abstrak, semakin ke bawah semakin kongkrit. Menurut gambar kerucut pengalaman tersebut jika dikaitkan proses pembelajaran yang ideal adalah proses pembelajaran yangdapat 285

296 memberikan pengalaman langsung, nyata, dan kongkrit kepada peserta didik. Namun kalau hal tersebut tidak dimungkinkan, maka diberikan berturut-turut pengalaman tiruan, dramatisasi, demonstrasi, pengalaman lapangan, pameran, gambar bergerak, gambar mati, rekaman radio/audio, lambang visual, dan lambang verbal. Sekalipun gambar dalam kerucut tersebut pengalaman langsung merupakan pada posisi bawah, namun menurut Dale urutan pengalaman memiliki nilai paling tinggi. Jadi pengalaman langsung ( Direct PursosefulExperience) memiliki nilai tertinggi yaitu pengalamanpengalaman yang diperoleh secara langsung dalam hidup dan kehidupan. Urutan kedua adalah pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan bermacam-macam media seperti model, media, benda tiruan atau simulasi, pengalaman dengan melalui sarana penghubung ini dinamakan Contrived Eksperience. Adapun nilai paling rendah yang diperoleh melalui simbol verbal yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kata-kata guru yang sampaikan secara verbal di depan kelas. Demikian pengalaman melalui visual juga merupakan pengalaman yang menpeserta didik dalam lingkunganhidup dan kehidupannya dapat nilai rendah. Berdasarkan teori ini jelas kiranya, bahwa segala sesuatu yang dialami langsung oleh peserta didik dalam kehidupan di lingkungan hidupnya baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat akan membekas dalam dirinya dan tidak mudah untuk dilupakan, sedangkan yang diperoleh melalui mendengarkan dari percakapan dan penglihatan meupakan pengalaman yang sulit melekat dalam ingatan dan perasaannya. Sebagaimana dikemukakan Untari (2010) yang mengutip pendapat Djahiri. A.Kosasih bahwa urutan pengalaman sebagai berikut: 1. Pengalaman atau pelaksanaan yang diperoleh secara langsung 2. Pengalaman yang diperoleh secara artifisial 3. Data-data, fakta-fakta dan konsep atau nilai moral dan norma dalam kehidupan riil 4. Mulai dari yang mudah ke sukar atau konkret ke abstrak atau dari yang sederhana ke kompleks 5. Mulai dari bagian menuju integral 6. Mulai dari yang bersifat induktif ke deduktif PPKn SMP K-9 286

297 7. Dari yang bersifat khusus ke umum 8. Dari yang sudah dikenal ke hal yang baru dari yang temporer menuju yang permanen Berdasarkan penjelasan di atas dalam pelaksanaan pembelajar PPKn SMP di kelas, alangkah lebih baiknya hasil belajar peserta didik jika dalam proses pembelajaran diberikan melalui pengalaman langsung b. Rasional Penggunaan Media Pembelajaran menurut Kerucut Pengalaman Berdasarkan teori kerucut pengalaman sebagaimana dikemukakan di atas, maka pelaksanaan pembelajaran PPKn SMP, guru PPKn harus berusaha agar peserta didik memperoleh pengalaman langsung melalui media yang dikembangkan oleh guru. Proses pembelajaran yang Ideal dalam pendidik adalah memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada siswa. Materi pelajaran akan lebih mudah pahami siswa jika dalam penyampaiannya diberikan hal yang nyata, kongkrit dan langsung. Dengan contoh nyata, konkrit atau konstektual semakin mudah pula siswa menangkap materi pelajaran. Namun tidak mudah untuk selalu menggunakan pengalaman langsung dalam setiap pembelajaran. Oleh karena itu karena keadaan tertentu guru PPKn kemungkinan tidak selamanya dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata, misalnya disaat materi pelajaran terdapat topik demokrasi, tetapi saat itu tidak ada peristiwa pemilihan umum, atau pemungutan suara, maka sesuai dengan teori kerucut pengalaman Dale, guru dalam mengajar jika pengalaman langsung tidak mungkin dilaksanakan, maka digunakan tiruan pengalaman seperti dengan demontrasi proses pemungutan suara dalam pemilihan umum. Tiruan pengalaman, pengalaman yang didramatisaikan, demonstrasi, karya wisata, pameran, televisi pendidikan, gambar hidup, gambar mati, radio dan rekaman, lambang visual, dan lambang verbal hakekatnya boleh dilakukan guru mana kala guru tidak mungkin mengajak peserta didiknya pengalaman langsung. 287

298 Berdasar alasan bahwa tidak semua penngalaman dapat diberikan secara langsung, maka diperlukan media. Dengan menggunakan media, diharapkan masalah-masalah komunikasi dan masalah pembelajaran dapat diatasi Berhubung dengan itu pula, maka para pengembang sistem pengajaran, para pendidik maupun dosen, dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkenaan dengan media ini. Analisis penggunaan dan masalah penggunaan media pembelajaran PPKn SMP menurut kerucut pengalaman berarti dalam penggunaan media pembelajaran PPKn SMP harus dapat memberikan pengalaman pada siswa secara tepat, pemilihan media. Jenis-jenis media yang dapat dikembangkan : 1) suara. Baik suara guru mapun siswa; 2) hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan,matrik, gambar dan sebagainya; 3). Tutur kata, sikap dan perilaku yang dapat disimulasikan dengan sosiodrama role playing. 4) cerita, kasus yang mengandung dilemma moral. 6. Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Menurut Kerucut Pengalaman Analisis penggunaan dan masalah penggunaan media pembelajaran PPKN SMP, dimaksudkan guru PPKn SMP perlu menelaah antara lainnya: 1. membedakan ciri khas berbagai macam media, bagaimana kelebihan dan kekurangannya masing-masing; 2. memilih media yang tepat untuk kegiatan belajar mengajar; 3. memproduksi atau membuat media untuk pembelajaran 4. menggunakan media dalam pembelajaran. mengevaluasi efektifitas penggunaan media Dalam menganalisis penggunaan media berlandaskan pandangan Dale, dimana Dale berkeyakinan bahwa kerucut pengalaman merupakan awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Menurut pandangan Dale simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Pengalaman tersebut diuraikan secara singat sebagai berikut: a. Pengalaman Langsung (Direct Purposeful Experiences) PPKn SMP K-9 288

299 Dasardari pengalaman kerucut Dale ini adalah merupakan penggambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Ibarat ini seperti fondasi dari kerucut pengalaman ini, dimana dalam hal ini masih sangat konkrit.dalam tahap ini pembelajaran dilakukan dengan cara memegang, merasakan atau mencium secara langsung materi pelajaran. b. Pengalaman Tiruan (Contrived Experiences) Tingkat kedua dari kerucut ini sudah mulai mengurangi tingkat kekonkritannya. Dalam tahap ini si pebelajar tidak hanya belajar dengan memegang, mencium atau merasakan tetapi sudah mulai aktif dalam berfikir.misalnya seorang pebelajar yang diinstruksikan membuat bangunan atau gedung. Disini pebelajar tidak membuat gedung sebenarnya melainkan gedung dalam artian suatu model atau miniature dari gedung yang sebenarnya. c. Dramatisasi (Dramatized Experiences) Seringkali pembelajaran memberikan peristiwa yang sudah berlangsung dan tidak mungkin mengalami langsung pengalaman yang sudah lalu. Misalnya dalam PPKn tentunya tidak mengalami peristiwa perumusan Pancasila.Maka dari itu drama berperan dalam hal ini. Sejarah perumusan Pancasila dalam siding BPUPKI dalam pembelajaran dilakukan melalui drama. Mengapa drama? Karena dengan drama siswa dapat menjadi semakin merasakan langsung materi yang dipelajarkan.pegalaman pada level ini adalah partisipasi dan observasi. Partisipasi merupakan bentuk aktif secara langsung dalam suatu drama, sedangkan observasi merupakan pengamatan, seperti menonton atau mengamati drama tersebut. d. Demonstrasi (Demonstrations) Demonstrasi disini merupakan gambaran dari suatu penjelasan yang merupakan sebuah fakta atau proses. Seorang demonstrator menunjukkan bagaimana sesuatu itu bisa terjadi. Misalnya seperti seorang guru PPKn yang mendemonstrasikan bagaimana Bung karno membacakan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus e. Karya Wisata (Field Trip) 289

300 Pengalaman berkarya wisata bearti siswa melihat kegiatan apa yang sedang dilakukan orang lain. Misalnya mengunjungi kantor DPR, dalam karya wisata ini siswa mengamati secara langsung dan mencatat apa saja kegiatan di kantor DPR. Dalam kegiatan ini siswa lebih mengandalkan pengalaman mereka dan guru tidak perlu memberikan banyak komentar, hanya memberikan pendampingan. Jadi analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP menurut kerucut pengalaman tidak lain adalah menyangkut keterampilan guru untuk menggunakan media pembelakajaran sesuai dengan materi pembelajar dengan memperhatikan pengalaman siswanya. D. Aktivitas pembelajaran Pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran 1 materi Analisis penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP adalah pendekatan partisipatif dan humanistik, yang didasari oleh prinsip prinsip andragogi. Dengan pendekatan ini peserta diklat lebih banyak diundang partisipasinya dengan mengungkapkan pertanyaan, pendapat, gagasan dan aspirasinya dari pada sekedar menerima materi modul secara pasif ataupun penyampaian informasi dari narasumber/instruktur. Disamping itu pendekatan saintifik juga dipergunakan sekaligus untuk membelajarkan peserta diklat dalam implementasi pembelajaran berbasis kurikulum 13 Metode yang digunakan dalam aktivitas pembelajar ini adalah ceramah bervariasi dan diskusi kelompok. Adapun skenario atau alur aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Penyampaian informasi oleh nara sumber dan membaca modul 15 menit (Mengamati) Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman praktis 25 menit (Menanya) Kerja kelompok, diskusi kelompok 50 menit (mencari informasi) Tanggapan, masukan dan refleksi serta revisi hasil kerja kelompok 20 menit Presentasi hasil unjuk kerja kelompok 50 menit (mengomunikasi Membuat Laporan hasil keja kelompok 20 (mengasosiasi) PPKn SMP K-9 290

301 E. Latihan/Kasus/Tugas nara sumber Kerjakan latihan dengan cara berdiskusi dengan kawan2 atau dengan 1. Buatlah analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP dengan menggunakan 3 analisis menurut ilmu komunikasi, teori informasi dan kerucutan pengalaman Media yang digunakan Menurut Ilmu Komunikasi Menurut Teori Informasi Menurut kerucut pengalaman 2. Coba buatlah pemetaan dengan menganalisis KI, KD materi an media yang tepat. dalam table berikut: Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Media F. Rangkuman Analisis penggunaan media pembelajaran PPKn SMP ditinjau dari teori informasi pada hakekatnya berorientasi pada bagaimana informasi yang disampaikan guru dapat diproses sehingga dapat dipahami serta tidak terjadi ketimpangan dengan informasi media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan.hakikat belajar mengajar merupakan peristiwa belajar-mengajar yang terjadi apabila peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar yang disiapkan sedemikian rupa oleh gurunya. Kerucut pengalaman Edgar Dale jika dikaitkan dengan penggunaan media dapat disarikan sebagai berikut: symbol-simbol verbal, symbolsimbol visual, radio dan tape, still picture, motion picture, educational television, exhibition, demonstration, dramatized experiences, contrived experiences dan direct purposeful. Dari seluruh pengalaman tersebut, pengalaman melalui pengalaman langsung dalam kehidupan 291

302 nyata memiliki nilai tertinggi sementara simbo verbal dan visual memiliki nilaipaling kecil G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang tepat 1. Media pembelajaran PPKn SMP pada hakekatnya A. segala sesuatu yang dipergunakan dalam PBM untuk meningkatkan hasil belajar siswa B. bentuk lain bahan ajar atau target pembelajaran yang direncanakan guru untuk dicapai C. segala sesuatu yang dipergunakan untuk memperlancar PBM dan interaksi guru-siswa D. seperangkat alat bantu yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik E. sehala alat bantu yang dipilih untuk memperlancar proses belajar mengajar yang dirancang guru untuk kepentingan siswanya 2. Perhatikan pernyataan berikut: 1. materi pelajaran lebih menarik 2. menghindari kejenuhan 3. prestasi siswa akan meningkat 4. aktivitas siswa akan menikat 5. metode pembelajaran lebih variatif Keuntungan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran PPKn SMP adalah A. 1, 2, 4, 5 B. 2, 3, 4, 5 C. 1, 3, 4, 5 D. 1,2, 3, 4 E. 1, 2, 3, 5 3. Kekurangan penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn SMP adalah A. mengembangkan media pembelajaran membutuhkan biaya yang besar B. penggunaan media pembelajaran membutuhkan waktu C. perhatian siswa bukan hanya materi, tapi pada media pembelajarannya D. pola pembelajaran guru akan hanya memfokus pada media pembelajaran E. mengembangkan media pembelajaran diserahkan pada guru 4. Dampak positif penggunaan media pembelajaran PPKn SMP PPKn SMP K-9 292

303 A. mengembangkan media pembelajaran membutuhkan biaya yang besar B. penggunaan media pembelajaran membutuhkan waktu C. perhatian siswa bukan hanya materi, tapi pada media pembelajarannya D. pola pembelajaran guru memfokus pada kompetensi yang akan dicapai E. mengembangkanmedia pembelajaran diserahkan pada guru 5. Bila guru menggunakan variasi metode ekspositorik dengan tanya jawab dan percontohan dalam materi macam-macam hukum, alternatif media pembelajaran yang bisa dipilih... A. cerita B. bagan pembagian hukum C. lembar kegiatan belajar D. lembar kegiatan siswa E. video pelanggaran lalu lintas 6. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar PKn... A. kantor pengadilan B. museum C. kantor pos D. taman budaya E. kampus 7. Pengalaman siswa yang dapat dikembangkan dalam materi kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, adalah pengalaman siswa yang dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran PPKn adalah,... A. sidang di pengadilan B. pentas seni budaya C. lalu lintas D. pengalaman langsung E. demontrasi 8. Media pembelajaran yang sifatnyavisual misalnya antara lain A. ucapan guru B. video C. bagan D. cerita E. bahan ajar 9. Pengalaman nyata secara langsung dialami siswa merupakan media yang dimiliki nilai pengalaman tinggi, karena akan. A. akan mengalami langsung dunia kehidupannya B. dapat menelaah berbagai peristiwa dalam hidup dan kehidupan secara langsung C. akan mudah dilupakan dengan pengalaman langsung berikutnya D. akan mendapatkan kepuasan batin selamanya E. merasa senang dan memiliki motivasi yang tinggi 293

304 10. Simbol verbal maupun visual ternyata memiliki nilai pengalaman rendah dipergunakan sebagai media pembelajaran PPKn, karena siswa A. hanya dibawa ke alam verbalistik semata dengan kata-kata guru B. hanya mudah jenuh dan tidak bersemangat untuk belajar C. dengan kata-kata verbal dan visual semata menjadikan siswa tidak termotivasi D. hanya dibawa ke dunia khayal, tanpa mengenai realita yang sebenarnya E. hanya memberikan pengalaman yang biasa saja pada siswa H. Kunci Jawaban 1. D 2. A 3. B 4. D 5. B 6. A 7. E 8. D 9. A 10.C I. Pedoman Penskoran Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban Test yang terdapat di bagian akhir modul ini. Selanjutnya anda hitung jawaban yang benar, lalu pergunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda pada materi kegiatan pembelajar. Rumus Jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan = 10 X 100% Tingkat penguasaan yang anda capai: % = sangat baik 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang PPKn SMP K-9 294

305 KEGIATAN PEMBELAJARAN 17 PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PENELIITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Drs. Supandi, M.Pd. A. Latar Belakang Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Modul tersebut merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP grade 1 Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini adalah : a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 295

306 c. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. Ruang lingkup sub modul ttentang Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas sebagai salah satu mata diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (2) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas,. B. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap mata diklat Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindkan Kelas (PTK), agar mampu : 1. Menunjukkan sistematika penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas 2. Menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas PPKn SMP K-9 296

307 C. Peta Kompetensi Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Sistematika Penysunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Penyusun Laporan Hasil Penelitian Tindkan kels D. Ruang Lingkup Ruang lingkup sub modul PTK tentang Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas sebagai salah satu mata diklat PKB Grade -9 bagi guru mata pelajaran PPKn SMP meliputi (1) Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (2) Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas,. E. Saran Cara penggunaan modul 1. Baca secara cermat modul ini sebelum anda mengerjakan tugas 2. Kerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam modul ini. 3. Kerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok di kelasmu 4. Konsultasikan dengan Narasumber bila mengalami kesulitan mengerjakan tugas 297

308 Kegiatan Pembelajaran 1 Konsep, Prosedur dan Penyusunan Proposal PTK. Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berdiskusi serta kerja kelompok peserta diklat mampu menunjukkan sistematika penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas dengan benar. 2. Dengan membaca modul dan berdiskusi serta kerja kelompok peserta diklat mampu menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menunjukkan sistematika penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas. 2. Peserta diklat mampu menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas C. Uraian Materi Pembelajaran: Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas. 1. Sistematika Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Praktik pelaporan atau peyusunan laporan PTK perlu mengikuti sistematika laporan pada umumnya yang dalam garis besarnya dapat di bagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup. A. Bagian Awal Bagian awal laporan PTK berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar table. 1. Halaman Judul Singkat padat (maksimal 22 kata); spesifik; dan cukup jelas; dan cukup jelas menggambarkan masalah yang akan di teliti, tindakan untuk mengatasinya, hasil yang di harapkan dan tempat penelitian. PPKn SMP K-9 298

309 2. Halaman Pengesahan Ditanda tangani oleh ketua peneliti, kepala sekolah, dan pembimbing atau pendamping (jika ada), sebagai keterangan bahwa laporan PTK yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan. 3. Abstrak Abstrak merupakan kepadatan (sari) dai hasil penelitian yang memuat latar belakang, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang ditik satu spasi, dan di rumuskan dalam satu paragraf dengan jumlah kata kurang lebih 200 kata atau sebanyak satu halaman. 4. Kata Pengantar Menjelaskan asal-usul mengapa masalah PTK ini di angkat sebagai topic penelitian, factor-faktor lingkungan yang memberi arti pentingnya penelitian, kedudukan PTK dalam pemecahan masalah pembelajaran, serta secerah harapan kepada pihak-pihak yang membaca laporan penelitian. 1. Daftar Isi 2. Daftar Gambar 3. Daftar Lampiran 4. Daftar Tabel B. Bagian Isi Bagian isi memuat lima bab penting, yakni pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan serta saran. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Uraian secara lugas masalah yang ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah tersebut, dan tingkat masalah yang ingin ditanggulangi oleh peneliti. Dalam latar belakang ini juga perlu di kemukakan bahwa masalah yang di teliti benar-benar nyata dan berada dalam kewenangan guru, serta ditunjang oleh teoriteori dan hasil-hasil penelitian terdahulu. 2. Identifikasi dan pembatasan masalah 299

310 Asumsi kami, identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan(observasi, survey, dsb). Dari berbagai masalah selanjutnya diadakan pembatasan masalah, mana saja yang menjadi perhatian dalam PTK. 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai (umum dan khusus) dirumuskan dengan jelas sesuai masalah yang dikemukakan sehingga menunjukkan tingkat efektifitas (atau in-efektifitas) dari suatu perlakuan tertentu sehingga menjadi input atau informasiyang berharga untuk memperbaiki aturan atau praktik pembelajaran. 4. Manfaat Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas, Guru atau peneliti secara tidak langsung akan mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran (suplemen buku ajar, desain pembelajaran, perangkat keras dan atau perangkat lunak praktikum, alat evaluasi, dan lain-lain) yang koheren dengan teori yang mendasari tindakan. Rumuskan manfaat perangkat-perangkat pembelajaran tersebut kaitannya dengan upaya melakukan perbaikan pembelajaran. Di samping itu, Guru atau peneliti akan berhasil mengeksplorasi atau mengungkap temuan data atau fakta empiris. Lakukan prediksi terhadap data atau fakta empiris tersebut dan rumuskan manfaatnya. Semua manfaat yang dirumuskan tersebut dispesifikasi untuk siswa, Guru, peneliti, sekolah, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. 5. Pertanyan Penelitian Berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dan sejalan dengan tujuan penelitian yang di cari jawabannya dalam penelitian PPKn SMP K-9 300

311 6. Hipotesis Tindakan Berisi jawaban sementara dari masalah yang dihadapi, sebagi alternative tidakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dipilih melalui PTK. 7. Sistematika Penulisan Berisi tentang penjelasan sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas, terutama yang berkaitan dengan isi bab I. pendahuluan sampai bab V. simpulan dan saran BAB II KAJIAN PUSTAKA Membahas kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan dalam jurnal, majalah, situs internet, buku teks atau laporan penelitian tedahulu, sejalan dengan rumusan dan hipotesis tindakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menguraikan langkah-langkah penelitian yang akan di lakukan secara rinci, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi refleksi yang bersifat siklus. BAB IV HASIL PEMBAHASAN Mengolah data lapangan sesuai dengan yang dituntut oleh penelitian, sehingga terbuka kesempatan untuk menarik pengertian dan penafsiran secara tepat dan signifikan. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk siklus yang di laksanakan dalm PTK dan setiap siklus dilaporkan secara lengkap, mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan. BAB V SIMPULAN dan SARAN Merumuskan secara ringkas jawaban atas masalah dan hipotesis yang di teliti, seta tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah sesuai dengan siklus yang dikembangkan. C. Bagian Penutup Bagian penutup laporan PTK berisi tentang daftar rujukan dan lampiran-lampiran. 1. Daftar Pustaka Yang dicantuman hanya buku teks, juranal, majalah, atau artikel yang benar- benar di jadikan rujukan, dan disusun secara 301

312 alfabetis. Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan harus dituliskan pada bagian ini. Daftar pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan mengikuti aturan tertentu, misalnya American Psychology Association (APA). a. Untuk buku teks : Nama penulis (dibalik), judul buku (tulis miring), kota penerbit : Nama Penerbit. Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama penulis diganti dengan Anonim. b. untuk jurnal / majalah nama Penulis, Tahun, Judul Tulisan, Nama jurnal / majalah (huruf miring), No., Volume. c. Hasil Penilitian / Laporan Penelitian d. Nama Peneliti, Tahun, Judul penelitian, jenis penelitian, Sponsor/Sumber. Dana, Kota Contoh : Anonim., Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas Tahun Anggaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta 2. Lampiran Melampirkan biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian. 2. Penyusunan Laporan Hasil Peneltitian Tindakan Kelas Laporan disusun berdasarkan sistematikan di atas Penulisan karya tulis ilmiah hasil PTK Menurut Jones (1960; dalam Mukayat 1993) karya tulis ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua golongan: karya tulis ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah (disebut: karya tulis ilmiah), dan karya tuli ilmu pengetahuan yang bersifat non ilmiah (disebut: karya tulis non-ilmiah). Penggolongan ini berdasar atas fakta yang disajikan dalam karya tulis itu, yaitu: fakta umum ataukah fakta pribadi. Selain PPKn SMP K-9 302

313 penggolongan berdasar fakta yang disajikan, karya tulis ilmu pengetahuan disebut ilmiah atau tidak ilmiah tergantung cara penulisannya. Apabila karya tulis ilmu pengetahuan, baik yang menyajikan fakta umum maupun fakta pribadi itu ditulis tidak berdasar metodologi penulisan yang baik dan benar, maka karya tulis ilmu pengetahuan itu disebut karya tulis ilmu pengetahuan yang tidak ilmiah (lihat gambar 1) Karya tulisilmiah adalah karya tulisilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulisilmiah ditulis berdasarkan fakta umum dan dapat dibuktikan benar tidaknya. Karya tulisilmiah itu selalu ditulis dengan bahasa kongkret, gaya bahasanya formal,katakatanya teknis dan didukung oleh fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan istilah kata populer dalam karya tulis ilmiah populer adalah karya tulisyang ditujukan untuk masyarakat umum. Bahan pembicaraan dalam karangan pengetahuan populer itu biasanya berupa hal hal tentang kehidupan sehari-hari dan bukan hal-hal yang bersifat ilmiah tinggi Karya tulisnon-ilmiahkarya tulisnon-ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.karya tulisnon-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya,tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkinkongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.karya tulisnon ilmiah ditulis berdasar fakta pribadi yaitu fakta yangadapadaseseorang, misalnya fakta yang disimpulkan dari data hasil kuesioneratau data hasil wawancara, dan sebagainya. Fakta fakta itu sifatnya subyektif, berupasesuatu yang dipikirkan responden atau penyimpul data. Oleh karena itu karyatulispengetahuan yang ditulis berdasar kuesioner atau hasil tes-tes lainnya (dalam pendidikan) adalah karya tulisyang bersifat non-ilmiah, meskipun subyeknya ilmu pengetahuan dan metode pengumpulan data direncanakan secara ilmiah, sertadiproses menurut statistika Ciri Ciri Karya TulisIlmiah 303

314 Perbedaan antara karya tulis ilmu pengetahuan yang ilmiah dan yang non-ilmiah dapat dibedakan berdasarkan ciri-cirinya. Secara ringkas ciri ciri karya tulis ilmu pengetahuan yang ilmiah termasuk hasilpenelitian Tindakan Kelas adalah: 1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hokum alam pada situasi spesifik. 2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar serta tulus. Tidak memuatterkaan. Pernyataan-pernyataan tulus tanpa mengingat efeknya. 3. Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu. Penulis yang ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka 4. Karya tulisyang ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakansecara sistematis terkendali, secara konseptual dan prosedural. 5. Karya tulisilmiah itu tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karya tulis ilmiah menyajikan sebab-akibat dan pengertian/pemahaman. Kata-katanya mudah dikenali. Alasanalasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi dan bukan ajakan 6. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesis kerja. 7. Ditulis secara tulus, dan memuat hanya kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan. 8. Karya tulisilmiah tidak argumentatif. Karya tulisyang ilmiah itu mungkin mencapai kesimpulan, tetapi penulisnya membiarkan fakta berbicara sendiri. 9. Karya tulisyang ilmiah itu tidak persuasif yang dikemukakan fakta dan aplikasi hukum alam kepada problem-problem spesifik. Tujuan karangan yang ilmiah itu untuk mendorong pembaca merubah pendapat tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan dan protes, tetapi membiarkan fakta-akta berbicara sendiri. PPKn SMP K-9 304

315 10.Karya tulisyang ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karya tulisyang ilmiah hanya disajikan kebenaran fakta. Karena itu, memutar balikan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu umumnya disebabkan oleh motif mementingkan diri sendiri. D. Aktivitas Pembelajaran 1. Peserta diklat membaca kerangka modul dan memahami kompetensi, ruang lingkup tujuan mempelajari modul ini 2. Selanjutnya peserta diklat diminta membaca modul secara cermat dan mencatat hal-hal yang kurang dimengerti. 3.. Peserta diklat mengidentifikasi kesulitan memahami materi modul dan merumuskan menjadi suatu permasalahan. 4. Secara berkelompok peserta diklat brainstorming mencari informasi dan data-data yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan. 5. Peserta diklat melakukan diskusi kelompok guna memecahkan permasalahan yang dihadapi. 6. Presetnasi hasil kerja kelompok. E. Latihan/ Kasus /Tugas 1. Tunjukkan sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas, 2. Susunlah laporan hasil pelaksanaan tindakan kelas 3 Ketika PTK dilaksanakan, kemudian perolehan belum mencapai hasil yang diharapkan, apa tindakan penelit selanjutnya? F. Rangkuman 1.Penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan sistematika dan kaidah penyusunan hasil penelitian. 2. Penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun menurut kaidah yang sudah ditentukan. 305

316 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah peserta diklat mempelajari sub modul tentang penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas Anda merasa sudah mampu memahami dan siapuntuk diimplementasikan? Kalau belum mampu coba catat dan mintalah bimbingan instruktur/narasumber. I. Penutup Modul ini bermanfaat bagi para pendidik untuk memahami penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas. Namun modul ini dibuat sangat singkat dan karena keterbatasan waktu. Oleh karena itu penulis memohon untuk memberikan masukan dan kritikan membangun terhadap modul ini.. J. Evaluasi Untuk mengetahui tingkat kemampuan Anda, secara jujur kerjakan tanpa melihat atau membaca modul ini. 1. Tunjukkan sistematikan penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas 2. Susunlah laporan hasil penelttian tindakan kelas PPKn SMP K-9 306

317 DAFTAR PUSTAKA. Sukarnyawa, 2002 Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang, Moleong, Lexy. J, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rajawali

318 PPKn SMP K-9 308

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

R., S , 4 ( S M P I

R., S , 4 ( S M P I PENYUSUN Drs. H.Haryono Adipurnomo (PPPPTK PKn DAN IPS) Magfirotun Nur Insani, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Malang)

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

S , 4 ( S M P I

S , 4 ( S M P I PENYUSUN Dr. Rasyid Al Atok, M.H, M.Pd.(Univ.Negeri Malang) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang)

Lebih terperinci

MODUL GURU PEMBELAJAR

MODUL GURU PEMBELAJAR MODUL GURU PEMBELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI I PROFESIONAL: PENGEMBANGAN IMPLEMENTAI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK: ANALISIS

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XII (dua belas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2015 KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNANETRA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNANETRA - 300 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ( SKL) 1. Pengertian Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan mencakup

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 20. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KELAS: X KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghayati

Lebih terperinci

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah KOMPETENSI INTI KELAS VII 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNARUNGU

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNARUNGU - 689 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNARUNGU KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs 19. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP

Lebih terperinci

2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI D. PROFESIONAL Perkembangan Konsep PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI D. PROFESIONAL Perkembangan Konsep PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI D PROFESIONAL Perkembangan Konsep PPKn SMP PEDAGOGIK Penyusunan Saintifik & Instrumen Penilaian Serta

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/4 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti :

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/3 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XI (sebelas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pengantar PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pengantar PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A Profesional Pengantar PPKn SMP Pedagogik Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran, Penilaian, dan Penelitian

Lebih terperinci

Modul Guru Pembelajar

Modul Guru Pembelajar Modul Guru Pembelajar MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA

SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Pengetahuan. ditujukan oleh para pendiri negara. dasar negara. Ketrampilan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Nilai Semangat dan komitmen para pendiri bangsa Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI Kurikulum 13 Penulis: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Penelaah: Prof. Dr. rer. nat. Sadjidan, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

: SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1

: SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perumusan Dasar Negara Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 3 x 40 menit)

Lebih terperinci

Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4

Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4 SILABUS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan Kelas : SMP N 3 Kalasan : IX (sembilan) Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI E. PROFESIONAL Nilai-Nilai Dalam PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI E. PROFESIONAL Nilai-Nilai Dalam PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI E PROFESIONAL Nilai-Nilai Dalam PPKn SMP PEDAGOGIK Penerapan Saintifik, Penilaian, dan Pelaksanaan

Lebih terperinci

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN Dr. Marzuki marzukiwafi@yahoo.co.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13 May 2015 1 Pendahuluan Pendidikan harus dikelola dengan baik dan benar agar

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan. Tahun Pelajajaran : 2016/2017

SILABUS PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan. Tahun Pelajajaran : 2016/2017 SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VII Tahun Pelajajaran : 2016/2017 Kompetensi Inti : 1. Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

1.1 Menghargai perilaku beriman dan 1. Menunjukkan perilaku beriman dan

1.1 Menghargai perilaku beriman dan 1. Menunjukkan perilaku beriman dan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul Mata Pelajaran : PPKn Kelas/ Semester : VII / 1 Materi Pokok : Pembentukan BPUPKI Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 3 x 40 menit)

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : IX (Sembilan) Kompetensi Inti: KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai dan menghayati

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style PP 32 Tahun 2013 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Permendikbud

Lebih terperinci

MODUL GURU PEMBELAJAR

MODUL GURU PEMBELAJAR MODUL GURU PEMBELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI H PROFESIONAL : ANALISIS PERMASALAHAN DALAM IMPELEMTANSI NILAI- NILAI PPKN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) : VII/I : Berkomitmen terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL . Dokumen : F/1/WKS1/P/6. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 ANALISIS KRITERIA MINIMAL Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Pendidikan Kearganegaraan Kelas/ Program : X/ IPS &

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Kur : VII / K13 Semester : Ganjil Kompetensi Inti :

Lebih terperinci

II. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

II. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN II. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI. 2 Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN PPKn

KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN PPKn KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN PPKn Komp PEDAGOGIK 1.Mengua-sai karak-teris-tik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1 Memahami

Lebih terperinci

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR ELEMEN PERUBAHAN SKL terstruktur dalam: SKL Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar SKL Menyeimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor Kompetensi inti mengikat kompetensi-kompetensi

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pemodelan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pemodelan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pemodelan) Satuan Pendidikan : SMP Negeri Banjar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII / Materi pokok : Teks Fabel Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Telagasari : Prakarya (Pengolahan) : VII/1 : Pengolahan Minuman Segar : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik No.953, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Dikmen. Kompetensi Lulusan. Standar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (24)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (24) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (24) Sekolah : SMP N 2 Palembang Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/I Materi : Operasi pada himpunan (Irisan) KD.3 dan KD.4 Alokasi Waktu : 2x40 (Pertemuan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL. Dinamika Konseptual PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL. Dinamika Konseptual PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL Dinamika Konseptual PPKn SMP PEDAGOGIK Prosedur Saintifik dan Penilaian serta Penyusunan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Sub Materi Pertemuan ke Alokasi waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Prakarya : VII / Satu : Kerajinan dari Bahan Alam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) : VII/I : Berkomitmen Terhadap

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Format Silabus Edisi 04-03-2013 SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : IX (Sembilan) Kompetensi Inti* KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku

Lebih terperinci

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk Indonesia : 4 x pertemuan (8 x40 menit) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 KLATEN : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII (tujuh)/ 1 (satu) : Bentuk Muka Bumi dan Penduduk

Lebih terperinci

MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKn)

MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKn) Prof. Dr. Udin S.Winataputra, M.A. DosenUniversitas Terbuka, Jakarta dan Ketua Umum AP3KnI MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PPKn) (Pemicu Diskusi dlm Semnas PPKn, 1 Desember

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013)

Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013) C Perbandingan Kurikulum (2004 (KBK), 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013) 26 Perbandingan Kurikulum 1 2 3 4 Ketentuan Tentang Kurikulum Pada Undang-undang Perbedaan Utama KBK 2004, KTSP 2006, dan Kurikulum

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016

MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016 Prakarya SMP Kelas VII 2016 MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PRAKARYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 0 Prakarya SMP Kelas

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Narasumber 1. Drs. Aliyas, M.Pd 2. AKBP Subono, S.Pd., SH., M.M

TIM PENYUSUN. Narasumber 1. Drs. Aliyas, M.Pd 2. AKBP Subono, S.Pd., SH., M.M TIM PENYUSUN I. Pengarah 1. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA) Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 :Menerima, menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP PGRI TANJUNGPANDAN Kelas / Semester : VII A & B / Gazal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas penduduk

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013 Kode Kuesioner Tanggal Lokasi Kota : : - -2014 : MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan SD SMP SMA SMK (tandai salah satu) A. DATA RESPONDEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII /Satu : Menggambar Model : 3 x 40

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HO-3.1-2 RENN PELKSNN PEMELJRN (RPP) Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas Semester lokasi Waktu spek : Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Prakarya : VII : 1 (satu) : 1 x pertemuan (2 jam pelajaran) : udidaya

Lebih terperinci

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP 32. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) salah satu isinya mengacu pada nilai-nilai ketuhanan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru : NIP/NIK Sekolah : : 11 SILABUS MATA PELAJARAN ILMU

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA - 79 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru NIP/NIK

Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru NIP/NIK KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VII (SATU) SMP / MTs Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru : NIP/NIK

Lebih terperinci