MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)"

Transkripsi

1 i

2 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G Penulis: Drs. Supandi, M.Pd. Drs. H. Haryono Adi Purnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Dr. Sri Untari, M.Si. Muthomimah, S.Pd., M.Pd Gatot Malady, S.I.P., M.Si. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Dr. Sutoyo, S.H.,M.Hum. Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Drs. AMZ Supardono Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Siti Mulyani Yudarini Probowati, S.Pd. P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd. Warih Sutji Rahayu, S.Pd., M.Pd. Penyunting: Nurul Qomariyah Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

3 PPKn SMP KK G Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal iii

4 Pendahuluan Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP iv

5 PPKn SMP KK G Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. v

6 Pendahuluan Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini. Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita. Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Poppy Dewi Puspitawati NIP vi

7 PPKn SMP KK G Daftar Isi Hal. Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xii Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 4 C. Peta Kompetensi... 5 D. Ruang Lingkup... 7 E. Cara Penggunaan Modul... 8 Bagian I Kompetensi Profesional Kegiatan Pembelajaran 1 Pendidikan Nilai Moral dan Karakter Dalam PPKn A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas ( LK.1 IN-ON-IN) F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 3 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas vii

8 Pendahuluan F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 4 Permasalahan Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Tugas Lembaga-Lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 8 Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran viii

9 PPKn SMP KK G E. Latihan/Kasus/tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak lanjut Kegiatan Pembelajaran 9 Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 10 Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagian II Kompetensi Pedagogik Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan tindak lanjut Kegiatan Pembelajaran 12 Permasalahan Penerapan Model Pembelajaran PPKn A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ix

10 Pendahuluan Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penerapan Penilaian Hasil Belajar PPKn A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan tindak lanjut Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 15 Permasalahan Relevansi Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kunci Test Latihan/Kasus/Tugas Evaluasi Penutup Daftar Pustaka Glosarium x

11 PPKn SMP KK G Daftar Gambar Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup... 7 Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka... 8 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh... 9 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Gambar 5. Perkelahian Pelajar Gambar 6. Struktur Kekuasaan UUD NRI 1945 setelah amandemen Gambar 7. Susunan Lembaga Negara Sesuai UUD NRI Gambar 8. Mekanisme Sistem Peradilan Nasional Gambar 9. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Saintifik Gambar 10. Langkah Langkah Penelitian Tindakan Kelas xi

12 Pendahuluan Daftar Tabel Hal. Tabel 1. Peta Kompetensi... 5 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum Tabel 4. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum Tabel 5. Konsep Pendidikan Nilai dan Pendidikan Karakter Tabel 6. Hasil Ketercapaian karakter/ nilai Gotong Royong Tabel 7. Tindak lanjut Penerapan Karakter.gotong royong Tabel 8. Tindak lanjut penerapan karakter integritas anti korupsi di Sekolah Tabel 10. Kekuasaan legeslatif, eksekutif dan yudikatif, tugas lembaga negara Tabel 11. Lembar Observasi xii

13 PPKn SMP KK G Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus kehidupan manusia mulai dari lahir sampai akhir hayat. Secara konsep, pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak terlepas dari adanya peran keluarga, sekolah dan masyarakt yang biasa dikenal istilah Tri Pusat Pendidikan, yang meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pusat pendidikan tersebut memiliki sifat-sifat fungsi serta peran masing-masing yang mana sangat berpengaruh terhadap perilaku dan sikap anak. Diharapkan ketika masing masing peran berjalan dengan baik maka anak akan memiliki tutur kata, perilaku dan sikap yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Pancasila adalah landasan ideologi bangsa Indonesia yang dijadikan acuan dalam berperilaku dan bersikap. Untuk itu materi yang berkenaan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila yakni permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap harus dikuasai oleh guru dan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bangsa Indonesia. Pada abad 21 yang menuntut warga bangsa ini memeiliki kompetensi dan profesional untuk dapat bersanding dan bertanding secara global, maka materi ini merupakan materi strategis yang harus dikuasai guru PPKn agar semakin berkualitas atau guru semakin professional Penguatan Pendidikan karakter ( PPK) lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individuindividu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi 1

14 Pendahuluan Sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan. Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan merupakan kewajiban bagi Guru dan tenaga kependidikan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila Modul ini didesain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP kelompok kompetensi G Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul ini antara lain : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 2

15 PPKn SMP KK G 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. 6) Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional 7) Permendikbud no 58 th 2014 tentang kurikulum 2013 SMP/ MTs 8) Permendikbud no 103 th 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah 9) Permendikbud no 160 th 2014 tentang pembelakuan kurikulum 2006 dan kurikulum ) Permendikbud no 20 th 2016 tentang SKL pendidikan dasar dan Menengah 11) Permendikbud no 21 th 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah 12) Permendikbud no 22 th 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah 13) Permendikbud no 24 th 2016 tentang kompetensi Inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah 14) Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 edisi revisi th 2016 yang terdiri Buku Siswa dan Buku Guru untuk masing-masing pelajaran. Kompetensi peserta diklat PKB Kelompok Komptensi G yaitu Permasalahan Dalam Implementasi Nilai-Nilai PPKn Smp Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter bagi guru mata pelajaran PPKn SMP yang diharapkan melalui modul Permasalahan Penerapan bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila ini meliputi (1) permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan keluarga (2) permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan sekolah (3) permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan masyarakat 3

16 Pendahuluan B. Tujuan Modul kelompok kompetensi G ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada pada modul kelompok kompetensi professional dan pedagogick terintegrasi penguatan pendidikan karakter Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Modelmodel Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Pendidikan Nilai dan Watak, Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, Permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Permasalahan perubahan UNDANG-UNDANG DASAR Negara RI Tahun 1945, Permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Penerapan tugas Lembaga-lembaga Negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia, Penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika, Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam berbagai Lingkungan kehidupan, Permasalahan menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI, Penerapan Norma dan Peraturan Perundang-undangan Nasional, Permasalahan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP, Permasalahan penerapan model pembelajaran PPKn SMP, Permasalahan penerapan penilaian hasil belajar PPKn SMP, Permasalahan pelaksanaan pembelajaran PPKn SMP, Permasalahan penggunaan media dalam pembelajaran PPKn SMP, Permasalahan penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 4

17 PPKn SMP KK G C. Peta Kompetensi Melalui modul PKB diharapkan peserta diklat dapat meningkatkan kompetensi antara lain Tabel 1. Peta Kompetensi Tabel 1. Peta Kompetensi Kegiatan Pembelajaran ke - Nama Mata Diklat 1. Pendidikan Nilai Moral dan Karakter 2. Penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh 3. Permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila 4. Permasalahan perubahan UUDNRI Tahun Permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Penerapan tugas Lembagalembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesi 8. Penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 9. Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika Kompetensi Menunjukkan Pendidikan Nilai dan Watak Menunjukkan Penerapan nilainilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh Menunjukkan Permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Menunjukkan Permasalahan perubahan UUDNRI Tahun 1945 Menunjukkan Permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Menunjukkan Penerapan tugas Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Menunjukkan Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia Menunjukkan Penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Menunjukkan Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal 5

18 Pendahuluan Kegiatan Pembelajaran ke - Nama Mata Diklat 10. Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam berbagai Lingkungan kehidupan 11. Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik 12. Permasalahan Penerapan Model Pembelajaran 13. Permasalahan Penerapan Penilaian Hasil Belajar 14. Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran 15. Permasalahan Relevansi Penggunaan media Pembelajaran 16. Permasalahan Penelitian Tindakan Kelas Ika Kompetensi Menunjukkan Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam berbagai Lingkungan kehidupan Mengidentifikasi permasalahan penerapan mengamati, menanya, mengumpulkan, mengasosiasi, mengkomunikasikan dalam pendekatan Saintifik Menyusun Permasalahan Penerapan PJBL, PBL, DL dan model-model Pembelajaran Mengidentifikasikan permasalahan penerapan penilaia sikap, pengetahuan, TerampilanKeterampilan Menunjukan Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup Menjelaskan prinsip-prinsip, Mengidentifikasikan relevansi, Mengatasi permasalahan Media Mengidentifikasikan permasalahan penelitian tindakan pada pengumpulan data observer 6

19 PPKn SMP KK G D. Ruang Lingkup Analisis Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Analisis hakekat dan kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka Analisis penerapan hak dan kewajiban warga negara dalam UUDNRI Tahun 1945 Analisis fungsi dan tujuan negara dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Profesional Analisis penerapan kewenangan Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Analisis peran negara dalam perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia Analisis penerapan penegakan hukum di Indonesia Materi PPKn SMP Analisis Harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia Analisis Perekat keberagaman bangsa Indonesia Analisis ancaman terhadap NKRI Analisis Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP Pedagogik Analisis Hasil Penyusunan RPP PPKn SMP Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Analisis Kurikulum 2013 Gambar 1. Ruang Lingkup 7

20 Pendahuluan E. Cara Penggunaan Modul Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah. Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator. Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah. 8

21 PPKn SMP KK G Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G. Profesional dan Pedagogik fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. 9

22 Pendahuluan c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang dilakukan oleh seluruh peserta setelah Kelompok Kompetensi G berakhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In- 2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. 10

23 PPKn SMP KK G Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul 11

24 Pendahuluan b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Profesional dan Pedagogik fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi G Profesional dan Pedagogik guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN 1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer 12

25 PPKn SMP KK G discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 3. Lembar Kerja Modul pembinaan Karier guru kelompok komptetansi G Profesional dan Pedagogik teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK.1.1 Konsep Konsep pendidikan nilai dan pendidikan karakter IN 1 2. LK.1.2. Hasil Ketercapaian karakter/ nilai Gotong Royong ON 3. LK.1.3. Tindak lanjut Penerapan Karakter gotong royong IN 2 4. LK.2.1 Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila IN 1 13

26 Pendahuluan No Kode LK Nama LK Keterangan Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh 5. LK.2.2 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Tidak Yang Bulat dan Utuh ON 6. LK.2.3 Tindak lanjut penerapan karakter integritas anti korupsi di Sekolah IN 2 7. LK.3.1 Identifikasi Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila TM 8. LK.3.2 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila di desa Bima IN 1 9. LK.3.3 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila di sekolah ON 10 LK.4.1 Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 IN 1 11 LK 5.1 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 TM 12 LK. 6.1 Tentang Tugas. penerapan Lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI 1945 secara Individual TM 13 LK. 6.2 Kekuasaan legeslatif, eksekutif dan yudikatif, tugas lembaga negara IN 1 Keterangan : TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 14

27 PPKn SMP KK G 4. Penilaian Berbasis Kelas / Kisi kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2006 LEVEL KOGNITIF Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan ATURAN DAN IDEOLOGI Peserta didik dapat memahami dan menguasai : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila Peserta didik dapat menganalisis : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Peserta didik dapat memahami dan menguasai : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Peserta didik dapat menganalisis : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara LINGKUP MATERI KEDAULATAN RAKYAT Peserta didik dapat mema-hami dan menguasai : Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah Peserta didik dapat mene-rapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah Peserta didik dapat menganalisis: Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah GLOBALISASI DDAN PRESTASI DIRI Peserta didik dapat memahami dan menguasai : Globalisasi Prestasi diri Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang: Globalisasi Prestasi diri Peserta didik dapat menganalisis Globalisasi Prestasi diri 15

28 Pendahuluan Tabel 4. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan kurikulum 2013 LEVEL KOGNITIF Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Peserta didik dapat memahami dan menguasai : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Peserta didik dapat menganalisis : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila CAKUPAN MATERI NORMA DAN KONSTITUSI Peserta didik dapat memahami dan menguasai : Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 Hak Asasi Manusia Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 Hak Asasi Manusia Peserta didik dapat menganalisis : Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 Hak Asasi Manusia KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Peserta didik dapat memahami dan menguasai : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan Peserta didik dapat menganalisis : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan 16

29 PPKn SMP KK G Bagian I Kompetensi Profesional 17

30 18 Pendahuluan

31 Kegiatan Pembelajaran 1 PPKn SMP KK G Pendidikan Nilai Moral dan Karakter Dalam PPKn A. Tujuan 1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan pendidikan nilai moral secara benar 2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan pendidikan karakter secara benar 3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menunjukkan kaitan pendidikan nilai moral dan karakter secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan pendidikan nilai moral 2. Menunjukkan pendidikan karakter 3. Menunjukkan kaitan pendidikan nilai moral dan karakter C. Uraian Materi 1. Pendidikan Nilai Moral Pendidikan nilai/ moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral, bernilai dan manusiawi. Mempunyai nilai- nilai yang walaupun bersifat abstrak tetapi dapat dilacak melalui tiga realitas, yaitu: pola tingkah laku, pola berpikir, dan sikap yang merupakan suatu kesatuan. Pelacakan realitas nilai dapat dilakukan dengan cara mengamati kecenderungan seseorang dalam berperilaku. Pengamatan realitas nilai terdapat perbedaan kultural meskipun rujukannya sama. Prinsip-prinsip relativitas nilai (Ambroise dalam Mulyana, 2004: 23-24) bahwa nilai/ moral itu relatif karena perbedaan situasi, kondisi, dan lingkungan masyarakat; nilai/moral tidak selalu disadari, seseorang sebenarnya jarang menyadari semua nilai dalam hidupnya kecuali berusaha menemukannya; nilai.moral adalah landasan bagi perubahan dan merupakan daya pendorong bagi 19

32 Kegiatan Pembelajaran 1 kehidupan seseorang atau kelompok; nilai/moral ditanamkan melalui sumber yang berbeda (keluarga, masyarakat, agama, media massa, tradisi atau kelompok sebaya). Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik. Pelaksanaan pendidikan nilai selain dapat melalui taksonomi Bloom dkk, dapat juga menggunakan jenjang afektif (Kratzwoh, 1967), berupa penerimaan nilai (receiving), penaggapan nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai (organization), karakterisasi nilai (characterization). 2. Pendidikan Karakter Pendidikan pada dasarnya suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan mereka tercabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang asing dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukainya budayanya. Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Pemerintah RI:2010). Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Karakter adalah watak, perilaku dan budi pekerti yang menjadi ruh dalam pendidik an. Dengan demikian diperlukan suatu gerakan untuk melakukan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik). PPK memiliki skema kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan dukungan pelibatan publik, yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). 20

33 PPKn SMP KK G Pendidkan karakter mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh dignity. Berdasarkan Naskah Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun , karakter yang dikembangkan harus berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa menerapkan Nilai karakter religius 1) Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut 2) Menghargai perbedaan agama, 3) Menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, 4) Hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. b. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sikap dan perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan beradab diwujudkan dalam perilaku hormat menghormati antarwarga negara Karakter integritas merupakan bagian dari Karakter humanis/ kemanusiaan : Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral tercermin dalam sikap : 1) pengakuan atas persamaan derajat, hak, dan kewajiban; 2) saling mencintai; 3) tenggang rasa; 4) tidak semena-mena terhadap orang lain; 5) gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; 21

34 Kegiatan Pembelajaran 1 6) menjunjung tinggi nilai kemanusiaan; 7) berani membela kebenaran dan keadilan; 8) merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia serta 9) mengembangkan sikap hormat-menghormati. 10) tanggung jawab sebagai warga negara, 11) aktif terlibat dalam kehidupan sosial 12) konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran c. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan salah satu karakteristik Nasionalis bangsa Indonesia. Karakter Kebangsaan / Nasionalis seseorang tecermin dalam sikap 1) menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; 2) rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia serta menunjung tinggi bahasa Indonesia; 3) memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-bhinneka Tunggal Ika. 4) Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa 5) Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. d. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia serta kemandirian d. Sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai dan semangat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan merupakan karakteristik pribadi warga negara Indonesia. Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku: 1) mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; 2) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; 3) mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama; 22

35 PPKn SMP KK G 4) beritikad baik dan bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan bersama; 5) menggunakan akal sehat dan nurani luhur dalam melakukan musyawarah; 6) berani mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta 7) bersikap adil; menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban; 8) mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita e. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan Kesejahteraan, dan Gotong royong Komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan, Gotong Royong merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia., Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan 1) sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan; 2) hormat terhadap hak-hak orang lain; 3) suka menolong orang lain; menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain; tidak boros; 4) tidak bergaya hidup mewah; 5) suka bekerja keras; 6) menghargai karya orang lain. 7) menjalin komunikasi dan persahabatan, 8) memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. 3. Kaitan antara pendidikan nilai moral dan karakter Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral dikaitkan dengan konsep pendidikan karakter kiranya dapat dimaknai sebagai berikut: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran memiliki aspek utama sebagai pendidikan nilai dan moral pada akhirnya akan bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta didik sesuai dengan dan merujuk kepada nilai-nilai dan moral Pancasila dan UUD NRI

36 Kegiatan Pembelajaran 1 Nilai dan moral Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara sistematis dan sistemik dikembangkan dalam diri peserta didik melalui pengembangan konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral setiap rumusan butir nilai yang telah dipilih sebagai substansi/kontendan pengalaman belajar (learning experiences) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Didalam Pedoman Mata pelajaran PPKn SMP Kurikulum 2013 dinyatakan: 1) PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan kewarganegaraan khas Indonesia yang tidak sama sebangun dengan civic education di USA, citizenship education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara Timur Tengah, education civicas di Amerika Latin. 2) PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren (runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam ketiga dimensi konseptualnya ( kurikuler, sosial kultural dan akademik) secara substantif merupakan pendidikan karakter kebangsaan yang bermuatan dan bermuara pada sistem nilai dan moral Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang bermuara pada terbentuknya watak/karakterdan peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat tersebut merupakan modal dasar dan determinan dalam memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ber- Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu entitas utuh watak/karakterdan peradaban bangsa yang bermartabat ini memerlukan pembentukannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi keterpaduan konsep moral(moral reasoning), perasaan/sikap moral(moral feeling), dan perilaku moral(moral behavior)ber- Pancasila dan UUD NRI Tahun Dengan demikian pula kita dapat menegaskan kembali bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan suatu bentuk mata pelajaran yang mencerminkan konsep, strategi, dan nuansa confluent education, yakni 24

37 PPKn SMP KK G pendidikan yang memusatkan perhatian dan komit pada pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Karena itu pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan salah satu unsur perekat bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. D. Aktivitas Pembelajaran Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pendidikan nilai moral dan karakter bangsa dalam PPKn, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Saran Penggunaan Modul Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model IN1-ON-IN2 melakukan aktivitas pembelajaran pada No Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Fasilitator memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn. Serta menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang jadi target pada modul ini. b. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual mandiri atau kerjasama kelompok. c. Mempersilahkan peserta diklat mengkaji secara mandiri membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul dengan panduan fasilitator d. Peserta diklat membagi diri secara mandiri ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); 25

38 Kegiatan Pembelajaran 1 e. Mempersilahkan kelompok untuk kerja sama dalam berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama dengan anggota kelompok, 1. Bedakan pengertian pendidikan nilai dan pendidikan karakter? 2 Mengapa pendidik perlu memahami konsep pendidikan nilai dan karakter? 3 Apa hubungan antara pendidikan nilai dan karakter 4. Bagaimana suatu nilai yang diyakini menjadi suatu karakter? f. Mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok, kelompok lain memberi pertanyaan, saran dan komentar dengan tanggung Jawab. g. Peserta dari kelompok lain dengan sopan memberikan klarifikasi dan konfirmasi untuk perbaikan berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok h. Penyampaian laporan hasil kerja dan presentasi diskusi kelompok; i. Menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.,memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, selesai pelatihan persiapan test akhir Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran IN-ON-IN 1) Aktivitas IN -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn. Serta menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang menjadi target pada modul ini. b. Mempersilahkan peserta diklat mengkaji secara cerdas, kerja keras dalam memahami terhadap materi Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn. 26

39 PPKn SMP KK G c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual 2) Kegiatan IN-ON-IN a. Kegiatan IN 1 Peserta diklat mengkaji dan memperdalam materi Pendidikan nilai moral dan karakter dalam PPKn mengerjakan latihan/tugas ( LK.1.1) secara individu peserta diklat bekerja keras dengan berani mengemukakan pendapat, Tabel LK 1.1 Konsep pendidikan nilai dan pendidikan karakter Prosedur Kerja 1. Jawablah Permasalahan yang ada di tabel, dan diskusikan jawaban dengan anggota kelompok! Tabel 5. Konsep Pendidikan Nilai dan Pendidikan Karakter No Permasalahan Jawaban 1 Apa persamaan dan perbedaan pendidikan nilai dengan pendidikan karakter? 2 Mengapa guru perlu memahami konsep pendidikan nilai dan karakter? 3 Apa hubungan hubungan antara pendidikan nilai dan karakter 4. Bagaimana suatu nilai yang diyakini menjadi Karakter? Bandingkan hasil kerja kelompok anda dengan kelompok lainnya 3. Silahkan direvisi setelah mendapatkan masukan dari kelompok lain 4. Tuliskan kesimpulan akhir menurut kelompok Anda b. Kegiatan ON 1. Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, 27

40 Kegiatan Pembelajaran 1 bekerja keras dalam mengerjakan LK.2 Petunjuk Kegiatan: 1) Amatilah peserta perilaku didik yang ada di kelas 2) Perkirakan perilaku apa yang belum terbentuk atau sering dilanggar oleh peserta didik dari 5 nilai ( Relegius, Nasionalisme, Integritas, Mandiri dan Gotong Royong) 3) Bahaslah Bersama peserta didik selama 15 Menit terkait karakter gotong royong yang menjadi target sekolah, sekolah mengharapkan menjadi karakter brand sekolah kita 4) Membuat bersama peserta didik alat ukur/ ketercapaian karakter.gotong royong 5) Setelah 1 Minggu laksanakan penilaian ketercapaian karakter..gotong royong. di kelas tersebut Dapat dilakukan dengan pengamatan/ penilaian antar teman Tabel 6. Hasil Ketercapaian karakter/ nilai Gotong Royong No Kegiatan dan alat ukur Gotong Royong Jumlah % perkelas 1 Suka menolong 2 Kerja sama dalam Piket 3 Kerelawanan menolong teman yang sakit 4 Kerja sama menyelesaikan permasalahan kelas Kerelawanan membayar kas kelas untuk 5 kegiatan 28

41 PPKn SMP KK G 1 Kegiatan yang belum Berhasil Karakter Gotong Royong 2 Kegiatan yang belum Berhasil Karakter Gotong Royong Solusi dari kelompok Anda Solusi dari kelompok lain Kesimpulan dari kelompok setelah sharing c. Kegiatan IN 2 1. Peserta diklat mempresentasikan pengamatan perilaku perserta didik dikelasnya 2. Peserta diklat yang lain berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil presentasinya dan menghargai pendapat peserta lain 3. Peserta diklat menemukan formula yang tepat untuk tindak lanjut dari penanaman karakter gotong royong.. 1 Minggu kedepan setelah mendapat masukan dari peserta diklat yang lain. Tabel 7. Tindak lanjut Penerapan Karakter.gotong royong No Kegiatan Uraian 1 Konsep Tindak lanjut terkait penanaman nilai gotong royong agar menjadi karakter 2 Gerakan yang mau ditumbuhkan terkait karakter gotong royong

42 Kegiatan Pembelajaran 1 E. Latihan/Kasus/Tugas ( LK.1 IN-ON-IN) Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara mandiri atau kerja sama dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut : Jawablah dengan jujur pertanyaan dibawah ini : 1. Mengapa nilai kerukunan perlu ditanamkan dalam kehidupan keluarga? 2. Bagaimana menumbuhkan nilai kejujuran sehingga menjadi karakter di sekolah? 3. Apa hubungan pendidikan nilai dengan pendidikan karakter? Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda dengan jujur. Jika anda menganggap hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya dengan tanggung Jawab 1. Test Formatif 1) Pendidikan nilai/ moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia... A. Bermoral, Manusiawi, beradab B. Bernilai,Manusiawi, Berperilaku C. Manusiawi, Beradab, Bernilai D. Bermoral, Bernilai dan Manusiawi 2) Moral seseorang dapat dilihat dari nilai- nilai yang dianut walaupun bersifat abstrak tetapi dapat dilacak melalui tiga realitas, pola :..., tingkah laku, dan... yang merupakan suatu kesatuan A. Nilai dan Sikap B. Nilai dan Moral C. Pikir dan Sikap D. Pikir dan Moral 30

43 PPKn SMP KK G 3) Penerimaan nilai (receiving), penaggapan nilai (responding), penghargaan nilai (valuing), pengorganisasi nilai (organization), karakterisasi nilai (characterization), merupakan jenjang-jenjang afektif sebagai bagian dari pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik yang disampaikan oleh... A. Taksonomi Bloom B. Kratwoh C. Ambroise D. Mulyana 4) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh dignity merupakan... dari Pendidikan Karakter A. Tujuan B. Fungsi C. Asas D. Prinsip 5) Hubungan pendidikan nilai dengan pendidikan karakter, untuk menjadi karakter... A. Secara konseptual nilai nilai digali untuk mengetahui baik buruknya B. Secara konseptual nilai-nilai digali untuk mengetahui manfaat dan akibatnya C. Secara terapan karakter di evaluasi kekurangannya D. Secara terapan karakter ditanamkan dan ditingkatkan sehinggga menjadi habit 31

44 Kegiatan Pembelajaran 1 F. Rangkuman Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini. a. Pendidikan Nilai Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri peserta didik b. Pendidikan Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku c. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran memiliki aspek utama sebagai pendidikan nilai dan moral pada akhirnya akan bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta didik sesuai dengan dan merujuk kepada nilai-nilai dan moral Pancasila dan UUD NRI G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan test formatif Pendidikan nilai dan karakter, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80% dipersilakan mempelajari kembali,. (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 32

45 Kegiatan Pembelajaran 2 Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh PPKn SMP KK G A. Tujuan 1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan tentang Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh dengan benar 2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila dengan benar 3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh 2. Menunjukkan penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila 3. Menunjukkan permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh C. Uraian Materi 1. Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat Dan Utuh Pancasila merupakan suatu sistem nilai dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun kesemua sila yang ada merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke- I sampai dengan sila ke-v dari Pancasila merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya agar terwujud masyarakat 33

46 Kegiatan Pembelajaran 2 yang sejahtera. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi. Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila nerupakan satu kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Nilai-nilai itulah yang dimiliki bangsa Indonesia yang memberikan pola bagi sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia. Nilai dalam Pancasila memuat nilai-nilai tinggi dengan urutan sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang memiliki tingkatan tertinggi karena mengandung nilai religius. Pada tingkat bawahnya adalah keempat nilai manusiawi dasar. Apabila keempat nilai manusiawi dasar itu diberikan tingkat dan bobot, maka nilai kemanusiaan, tingkat dan bobotnya layak berada di bawah ke -Tuhanan. Nilai keadilan sebagai salah satu nilai manusiawi dasar diletakkan pada tempat ketiga dibawah nilai kemanusiaan. Namun sesuai dengan sifat dasar manusia yang sangat menekankan kerukunan, maka nilai persatuan mempunyai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kerakyatan, karena nilai kerakyatan lebih merupakan sarana yang perlu untuk mencapai persatuan. Suatu hal yang diberikan penekanan lebih dahulu bahwa walaupun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda yang berarti ada keharusan untuk menghormati nilai yang lebih tinggi, nilai-nilai yang berbeda tingkatan dan bobot nilainya itu tidak saling berlawanan atau bertentangan, melainkan saling melengkapi. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut : a. Ketuhanan Yang Maha Esa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki nilai yang meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Sila pertama ini merupakan induk dari sila-sila ke dua, tiga, empat, dan lima. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagi makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. 34

47 PPKn SMP KK G Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi dasar bagi seluruh umat beragama di Indonesia dalam menjalankan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bermasyarakat, beribadah, bersosialisasi dan dalam aspek kehidupan lainnya. Dalam sila ini bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan Sang Pencipta dan mengakui bahwa seluruh alam semesta ini adalah ciptaan-nya. Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai sila ketiga sila berikutnya. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama. Pelaksanaan sila ke dua dapat berwujud pelaksanaan Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral(integritas moral).karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan c. Persatuan Indonesia Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung makna bahwa Indonesia adalah negara persatuan dan menjunjung tinggi nilai kesatuan. Ini dibuktikan dengan kehidupan diseluruh penjuru Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke yang beraneka ragam suku, budaya, ras, dan agama. Perbedaan merupakan ciri khas elemen-elemen pembentuk negara. Sebagai konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam satu persatuan yang 35

48 Kegiatan Pembelajaran 2 dilukiskan dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diperuncing menjadi sebuah konflik, tetapi untuk saling mewujudkan persatuan dalam kehidupan bersama membutuhkan nilai karakter nasionalis. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaanyang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikatnya negara merupakan sebuah penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Nilai tersebut bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam aspek moralitas, kenegaraan, aspek politik, maupun aspek hukum dan perundangundangan. Dalam sila keempat Pancasila ini menjelaskan tentang budaya demokrasi, bahwa perbedaan itu hal yang wajar dan tidak perlu diperdebatkan dan setiap warga negara Indonesia berhak dan diberi kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya baik pribadi maupun di muka umum. Sila keempat kerakyatan menerapkan juga nilai kegotong royongan. Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam sila kelima ini terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan sosial bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya. 36

49 PPKn SMP KK G Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh wilayahnya serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Nilai keadilan sosial juga diterapkan dalam pergaulan antar negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial). Seluruh manusia didunia ini memiliki keadilan yang sama tanpa membedakan status sosial atau ukuran apapun, yang artinya seluruh rakyat Indonesia memiliki keadilan dan derajat yang sama baik dimata pemerintah maupun didepan hukum. Bagian dari nilai keadilan adalah nilai Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidakbergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita Permasalahan yang muncul, apakah kita sudah benar-benar menunjung tinggi keadilan? Bersikap adil terhadap sesama? Sudah menolong sesama manusia yang membutuhkan? Benarkah kita sudah menghargai dan menghormati orang lain tanpa memilih-milih? Dan sudah melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi orang lain? 2. Penerapan Nilai-Nilai Yang Menjiwai Dan Dijiwai Sila-Sila Pancasila Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pengamalan dan nilai-nilai dari setiap butir dalam Pancasila sangat penting dalam kehidupan bangsa dan bernegara, dikarenakan Pancasila merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan antara lain dalam : a. Lingkungan keluarga Berikut ini merupakan perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan keluarga : (1) Taat dan patuh terhadap orang tua 37

50 Kegiatan Pembelajaran 2 (2) Bermusyawarah apabila ada permasalahan (3) Sopan santun terhadap seluruh anggota keluarga (4) Saling membantu dan menghormati (5) Saling menghormati antar sesama anggota keluarga (6) Saling menyayangi satu sama lain (7) Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap agama dan hukum (8) Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anakanaknya, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat. (9) Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll). (10) Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih (11) Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua, dan lain-lain b. Lingkungan sekolah Berikut adalah perilaku penerapan nilia-nilai pancasila dalam lingkungan sekolah : (1) Mentaati tata tertib sekolah (2) Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama (3) Aktif dalam organisasi sekolah (4) Mengerjakan tugas sekolah dengan baik (5) Saling menghormati antar peserta didik (6) Menghormati guru dan karyawan (7) Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama peserta didik sekolah (8) Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama sekolah (9) Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran (10) Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin (11) Memberikan suara dalam pemilihan pengurus OSIS 38

51 PPKn SMP KK G c. Lingkungan masyarakat Berikut ini beberapa perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila dalam lingkungan masyarakat : (1) Tidak mengganggu ibadah orang lain (2) Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama (3) Rukun dengan tetangga yang berbeda agama. (4) Melakukan kerja bakti (5) Musyawarah untuk membantu lingkungan sekitar (6) Melakukan poskamling pada malam hari (7) Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga. (8) Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat. (9) Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat. (10) Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll. d. Lingkungan pergaulan (1) Menghargai pendapat teman (2) Tidak menyakiti hati teman (3) Tolong menolong terhadap teman yang sedang terkena musibah (4) Bekerjasama dengan teman 3. Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat Dan Utuh Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional bangsa Indonesia sebagai dasar negara namun dalam upaya implementasinya mengalami berbagai hambatan dari masa ke masa. Dalam praktek penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, penerapan nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya berjalan sesuai apa yang dicita-citakan. Hal mana tampak dari adanya sejumlah persoalan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut. a. Nilai KeTuhanan (Religiusitas) Permasalahan berlatar belakang agama kerap kali terjadi pada beberapa daerah di Indonesia. Indonesia yang memiliki keberagaman agama sering menimbulkan suatu masalah yang sangat perlu diperhatikan karena berpotensi menimbulkan perpecahan yang mengakibatkan hilangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertikaian yang terjadi belakangan ini terkadang di sebabkan oleh masalah kecil seperti masalah batas 39

52 Kegiatan Pembelajaran 2 wilayah, ekonomi, politik serta kurangnya kesadaran antara masing-masing individu yang berlanjut kemasalah agama. Masalah ini sering kali mengatas namakan agama, karena agama memiliki tirai atau pembatas yang sangat tipis dengan masalaha-masalah di atas. Sehingga sedikit saja terjadi masalah tersebut maka agama akan di ikut sertakan. Permasalahan yang berkaitan dengan agama, biasanya terjadi karena: 1) Masalah hubungan negara dengan agama 2) Masalah kebebasan beragama/berkeyakinan 3) Masalah hubungan intern umat beragama 4) Masalah hubungan antar umat beragama Pertikaian ini sering kali menjatuhkan korban yang tidak sedikit, dan menyebabkan kerugian baik dari segi material, maupun spiritual. Jadi sebenarnya tidak ada gunanya kita melakukan suatu pertikaian, apalagi sesama umat beragama, karena seperti semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, semboyan inilah yang harus benar-benar kita maknai dalam menghadapi perbedaan antar agama, apalagi Indonesia merupakan Negara kesatuan dan persatuan. Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada warga negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya terkandung dalam: 1. Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga, yang antara lain berbunyi: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia bukan negara agama, yaitu negara yang didirikan atas landasan agama tertentu, melainkan sebagai negara yang didirikan atas landasan Pancasila atau negara Pancasila. 2. Pasal 29 UUD ) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa 40

53 PPKn SMP KK G 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya Jaminan kemerdekaan beragama yang secara yuridis konstitusional ini membawa konsekuensi pemerintah sebagai berikut: 1) Pemerintah wajib memberi dorongan dan kesempatan terhadap kehidupan keagamaan yang sehat. 2) Pemerintah memberi perlindungan dan jaminan bagi usaha-usaha penyebaran agama, baik penyebaran agama dalam arti kualitatif maupun kuantitatif. 3) Pemerintah melarang adanya paksaan memeluk/meninggalkan suatu agama. 4) Pemerintah melarang kebebasan untuk tidak memilih agama. 5) Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan beragama bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan sila-sila yang lain. Kehidupan beragama harus dapat membawa persatuan dan kesatuan bangsa, yang dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, harus dapat menyehatkan pertumbuhan demokrasi, sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia menuju terwujudnya keadilan dan kemakmuran lahir dan batin. Dalam hal ini berarti bahwa sila pertama memberi pancaran keagamaan, memberi bimbingan pada pelaksanaan silasila yang lain. b. Kemanusiaan (Humanisme) Makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Permasalahan yang sering muncul, yang berkaitan dengan kemanusiaan di Indonesia antara lain: 1) Masalah hubungan Negara dengan Warga Negara Salah satu contoh kasus yang ada antara lain tidak digunakannya dana dari 41

54 Kegiatan Pembelajaran 2 hasil pajak rakyat untuk kepentingan pembangunan, akan tetapi digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. 2) Masalah hubungan antar warga Negara Sebagai salah satu contoh adalah kasus pembegalan yang berakhir dengan tewasnya salah satu pelaku dengan cara dibakar warga. Hal ini merupakan penyimpangan dari sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tindakan main hakim tidak dibenarkan secara hukum. Untuk menghindari adanya konflik yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan, berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diterapkan, antara lain: 1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain. 2) Saling mencintai sesama manusia. Menumbuhkan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain. Selain itu, memperkuat hubungan sosial denga cara kerjasama, gotong royong dan solidaritas sangat penting untuk menjaga rasa persatuan. 3) Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha dan kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain. 4) Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain, hendaknya diukur dengan diri kita sendiri, bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain. 5) Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenangwenang, berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini menghendaki, perilaku setiap manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban. 42

55 PPKn SMP KK G c. Persatuan (Nasionalisme) Sila ke -3 ini mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara dari pada kepentingan golongan, pribadi atau sekelompok orang. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia. Permasalahan yang sering muncul antara lain: 1) Memudarnya rasa kebangsaan 2) Ketidakpuasaan daerah terhadap pusat 3) Menjamurnya parpol-parpol yang berpotensi melunturkan semangat persatuan. Untuk menghindari adanya konflik yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan, berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diterapkan, antara lain: 1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. 43

56 Kegiatan Pembelajaran 2 d. Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya setiap warga negara perlu menyadari serta memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain Contoh permasalahan yang berkaitan dengan penyimpangan sila keempat antara lain: 1) Ketidak adilan pada kasus Prita dengan salah satu rumah sakit swasta di Jakarta 2) Hukuman yang tidak seimbang antara koruptor, dengan pencuri ayam (tidak adanya keadilan hukuman antara rakyat miskin dengan orang yang berkuasa). Untuk menghindari adanya konflik yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan, berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diterapkan, antara lain: 1) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan musyawarah. 3) Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain. 4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam musyawarah. 6) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama. 7) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan. 44

57 PPKn SMP KK G e. Keadilan Sosial Manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan soial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain Permasalahan yang sering muncul, yang berkaitan dengan keadilan sosial antara lain: 1) Ketimpangan kesejahteraan rakyat (kesehatan, pendidikan, ekonomi) 2) Pengangguran 3) Kemiskinan 4) Kesenjangan antar penduduk, antar wilayah. Untuk menghindari adanya konflik yang dapat merusak rasa persatuan dan kesatuan, berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diterapkan, antara lain: 1) Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royong. 2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4) Menghormati hak orang lain. 5) Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6) Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan umum. 9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama 45

58 Kegiatan Pembelajaran 2 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. f. Sila ke lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat indonesia diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke -1,2,3,4. Dengan demikian makna yang terkandung dalam sila ke-5 Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari makna keseluruhan Pancasila. Namun nilai yang terkandung dalam Pancasila selain sila ke -5 juga memiliki keterkaitan dengan sila lainnya. D. Aktivitas Pembelajaran Saran Penggunaan Modul Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model IN1-ON-IN2 melakukan aktivitas pembelajaran pada No Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul serta menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. b. Mempersilahkan peserta diklat mengkaji secara mandiri dengan membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual mandiri atau kerjasama kelompok. 46

59 PPKn SMP KK G d. Peserta diklat membagi diri secara mandiri ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); e. Mempersilahkan kelompok untuk kerja sama dalam berdiskusi tentang materi Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama dan musyawarah dengan anggota kelompok, f. Mempersilahkan kelompok mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok, dengan tanggung Jawab, peserta dari kelompok lain berani memberikan konfirmasi dan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok Petunjuk Kerja Kelompok: No 1. Diskusikan dengan anggota kelompok Anda Permasalahan/Soal 1. Jelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh! 2. Bagaimana penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila? 3 Bagaimana penerapan Pancasila di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat? 4 Mengapa sering terjadi permasalahan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh? Uraian/ Jawaban 2. Presentasikan dan Bandingkan dengan Jawaban dari kelompok lain! 3. Apa yang berbeda dengan jawaban kelompok Anda? 4. Bagaimana Hasil kesimpulan hasil kerja dan presentasi diskusi kelompok: a. Menyimpulkan hasil pembelajaran pertemuan ini b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 47

60 Kegiatan Pembelajaran 2 2. Aktivitas Pembelajaran IN-ON-IN 1) Aktivitas IN -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul 2) Kegiatan IN a. Kegiatan IN 1 Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas ( LK.1) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK 2..2 Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh No Permasalahan Jawaban 1 Jelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh Bagaimana contoh penerapan nilai-nilai Pancasila, di lingkungan sekolah dan masyarakat 3 Mengapa penerapan nilai-nilai Pancasila kadang dilaksanakan tidak utuh, berikan argumentasi!

61 PPKn SMP KK G b. Kegiatan ON Peserta diklat mengerjakan LK/ Lembar Kerja secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK.2.3 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Tidak yang Bulat dan Utuh Petunjuk Kegiatan: 1) Amatilah Tayangan di TV secara bersama2 dengan kelompok Anda tentang Kasus Korupsi, dan bagaimana tinjauan dari nilai-nilai Pancasila dan Karakter! 2) Diskusikan dengan kelompok Anda! No Kasus/ peristiwa Korupsi yang Uraian/ Argumentasi dipilih 1 Melanggar Ketuhanan : Melanggar Kemanusiaan: Melanggar Persatuan : Melanggar Sila Kerakyatan : Melanggar Sila Keadilan : Seseorang yang korupsi tidak melaksanakan Sila pancasila secara utuh 3 Kesimpulan kasus korupsi terkait nilai Integritas 4 Korupsi sangat merugikan negara dan bangsa. Alasan : Kesimpulan Sikap Nilai Relegius Sikap Nilai Nasionalis 49

62 Kegiatan Pembelajaran 2 No Kasus/ peristiwa Korupsi yang dipilih Bagaimana sikap kita agar tidak melakukan korupsi dimana saja kita berada. Berikan contoh sikap yang seharusnya! Uraian/ Argumentasi Sikap Nilai Integritas Sikap Nilai Gotong Royong Sikap mandiri c. Kegiatan IN 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK.2 saat ON dengan tetap menghargai pendapat peserta lain. 2) Peserta diklat yang lain memberikan masukan atas permasalahan yang dipesentasikan terkait penerapan pancasila secara utuh 3) Peserta diklat menemukan formula yang tepat untuk tindak lanjut dari penanaman karakter Integritas Anti korupsi di sekolah LK. 2.3 Tindak lanjut penerapan karakter integritas anti korupsi di Sekolah Tabel 8. Tindak lanjut penerapan karakter integritas anti korupsi di Sekolah 1 Peristiwa korupsi yang umum terjadi di sekolah 2 Upaya agar tidak terjadi korupsi di sekolah, terkait kas seharusnya Contoh Kasus Kas Kelas Kas Sekolah 3 Nilai Anti korupsi yang di tanamkan ke peserta didik

63 PPKn SMP KK G E. Latihan/ Kasus /Tugas Jawablah dengan singkat dan jelas latihan soal petanyaan di bawah ini secara individual, sharingkan dengan teman dan simpulkan jawaban yang benar 1. Menjelaskan Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh 2. Bagaimana menangani permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh terutama terkait sila ketuhanan Yang Maha Esa E.1 : Latihan / Kasus/ Tugas E.2 : Pengembangan Butir soal penilaian berbasis kelas LK 2.4 : Pengembangan Kisi kisi dan Soal USBN Prosedur Kerja : 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi G 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 4. Berdasarkan kisi-kisi dibawah ini, buatlah penilaian berbasis kelas / soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang dibuat sesuai dengan konsep HOTs / LOTs, 3 pilihan ganda dan 2 uraian ( Essay) pada kartu soal KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah Mata Pelajaran No SK KD : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas 1 VIII Materi Indikator Bentuk Soal Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Pilihan Ganda atau uraian ( 51

64 Kegiatan Pembelajaran 2 No SK KD Bahan Kelas 2 VIII 3 VIII negara Materi Indikator Bentuk Soal Sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bermasyarakat Penurunan penerapan Pancasila pada Warga Negara essay) Level Pengetahuan dan Pemahaman Pilihan ganda atau uraian Level ( Essay) Aplikasi Pilihan ganda atau uraian ( Essay ) Level Penalaran b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. KD Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 VII Proses perumusan Pilihan Ganda dan penetapan atau uraian ( Pancasila sebagai essay) Level Dasar Negara Pengetahuan dan Pemahaman Langkah-langkah Pilihan Ganda 2 IX untuk mewujudkan atau uraian Pancasila sebagai (essay) Level Dasar Negara Aplikasi Kedudukan dan fungsi Pilihan Ganda 3 VIII Pancasila bagi atau uraian ( bangsa dan negara essay) Level Indonesia Penalaran 52

65 PPKn SMP KK G KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : E.3 Test Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dengan jujur dan tanggung Jawab : 1) Pancasila merupakan suatu sistem nilai dan merupakan suatu kesatuan. Berikut ini yang merupakan pernyataan yang sesuai adalah... a. Setiap sila yang ada memiliki perbedaan satu sama lain dan tidak bisa disama ratakan b. Nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila memiliki tingkatan dan bobot yang berbeda c. Nilai-nilai dalam Pancasila memiliki tingkatan dan bobot yang berbeda namun tidak saling berlawanan atau bertentangan d. Sila kelima memiliki kedudukan tertinggi karena diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke 1,2,3,4 2) Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa... a. Indonesia adalah negara persatuan dan menjunjung tinggi nilai kesatuan b. seluruh manusia merupakan mahluk yang beradab dan memiliki keadilan yang setara di mata Tuhan 53

66 Kegiatan Pembelajaran 2 c. bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan Sang Pencipta dan mengakui bahwa seluruh alam semesta ini adalah ciptaan-nya d. perbedaan itu hal yang wajar dan tidak perlu diperdebatkan dan setiap warga negara Indonesia berhak dan diberi kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya baik pribadi maupun di muka umum 3) Implementasi sila ketiga dan dan nilai nasionalisme dibawah ini kecuali... a. Menghargai dan menghormati orang lain tanpa memilih-milih b. Rela berkorban demi bangsa dan negara c. Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama d. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi 4) Berikut ini yang merupakan perilaku penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan masyarakat adalah... a. Melakukan kerja bakti b. Taat dan patuh terhadap orang tua c. Tolong menolong terhadap teman yang sedang terkena musibah d. Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama 5) Mengenakan produk Batik dalam negeri merupakan salah satu implementasi sikap positif Pancasila yang sesuai dengan sila... a. Ketuhanan Yang Maha Esa dan nilai relegius b. Kemanusiaan Yang adil dan Beradab dan nilai integritas c. Persatuan Indonesia dan nilai Nasionalisme d. Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam permusyawaratan perwakilan 54

67 PPKn SMP KK G F. Rangkuman Permusyawaratan/ Perwakilan dan nilai gotongroyong 1. Pancasila merupakan suatu sistem nilai dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai yang memiliki perbedaan satu sama lain, namun kesemua sila yang ada merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 2. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda tetapi tidak saling bertolak belakang, akan tetapi saling melengkapi. Dengan demikian berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila nerupakan satu kesatuan utuh dan bulat, tidak dapat dipisahkan dan berhubungan erat. Nilai dalam Pancasila memuat nilai-nilai tinggi dengan urutan sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang memiliki tingkatan tertinggi karena mengandung nilai religius. Pada tingkat bawahnya adalah keempat nilai manusiawi dasar. Apabila keempat nilai manusiawi dasar itu diberikan tingkat dan bobot, maka nilai kemanusiaan, tingkat dan bobotnya layak berada di bawah ke -Tuhanan. Nilai keadilan sebagai salah satu nilai manusiawi dasar diletakkan pada tempat ketiga dibawah nilai kemanusiaan. Namun sesuai dengan sifat dasar manusia yang sangat menekankan kerukunan, maka nilai persatuan mempunyai bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kerakyatan, karena nilai kerakyatan lebih merupakan sarana yang perlu untuk mencapai persatuan.. 3. Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan antara lain dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan pergaulan. 4. Segala permasalahan dapat dihindari apabila setiap anggota masyarakat, terutama para penyelenggara negara dan elit politik dalam melaksanakan gerakan reformasi untuk mewujudkan masa depan yang dicita-citakan oleh negara Indonesia berdasarkan komitmen terhadap pembukaan UUD 1945 yang didalamya mengandung nilai-nilai pancasila yang harus dijadikan pedoman. 55

68 Kegiatan Pembelajaran 2 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh, Cocokan test formatif jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali,. sebagai tanggung jawab dan komitmen moral. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai pancasila Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 56

69 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 3 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan keluarga dengan benar. 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan sekolah dengan benar. 3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan masyarakat dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan keluarga 2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan sekolah 3. Peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik dan buruk di lingkungan masyarakat C. Uraian Materi 1. Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Keluarga Keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang akan membentuk karakter dan sifat seseorang. Lingkungan keluarga diharapkan mampu untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak sehingga akan menghasilkan sesorang yang berbudi 57

70 Kegiatan Pembelajaran 3 pekerti yang baik. Saat ini sangat dirasakan terjadi penurunan terhadap karakter anak yang diakibatkan kurangnya kesadaran anggota keluarga dalam hal ini adalah orang tua tentang arti penting berbudi pekerti baik. Kebanyakan orang tua akan melakukan segalanya demi membahagiakan anak-anak mereka dengan memberikan segalanya yang mereka inginkan, namun ternyata hal tersebut tidak selalu baik dalam proses mendidik anak. Banyak anak yang dibiasakan hidup dengan kenyamanan dan tidak pernah merasa sulit dalam hidupnya cenderung menjadi manja dan tidak dapat mandiri. Sebagai orang tua, kita perlu berhati-hati dalam proses mendidik anak pada masa perkembangannya karena setiap didikan kita dapat berpengaruh besar bagi kehidupan anak di masa depan. Pada jaman super modern saat ini semuanya telah berubah, termasuk tingkah laku anak-anak yang sangat berbeda dengan anak-anak di era tahun 80an dan 90an. Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah merubah segalanya dan tidak jarang membuat kita sebagai orang tua menjadi bingung dengan kondisi yang demikian. Sikap sopan santun anak terhadap orang tua sepertinya sudah hilang diantaranya bertutur kata yang tidak sopan serta berperilaku dan bersikap buruk dilingkungan keluarga diantaranya adalah membentak orang tua, berbicara kasar dan bahkan tidak sedikit terdapat kasus anak yang melawan orang tuanya. Solusi dari segala permasalahan yang ada pada dasarnya terletak pada orang tua selaku pendidik di dalam keluarga. Orang tua terkadang lupa pola pengasuhannya memiliki andil besar dalam membentuk karakter anak. Orang tua juga sering lupa bahwa tutur kata, perilaku dan sikap kita diperdengarkan dan dipertontonkan kepada anak setiap hari. Hal tersebut akan tertanam di dalam memori anak dan ketika ada pemicu sedikit saja, maka apa yang pernah anak dengar dan lihat akan mereka ucapkan dan lakukan. Syukur kalau ternyata tutur kata yang orang tua perdengarkan adalah tutur kata yang baik, penuh penghormatan dan penghargaan, kata-kata yang dijiwai oleh cinta kasih dan jauh dari kata-kata kasar, makian. Hal itu akan membentuk karakter anak menjadi pribadi yang bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik. 58

71 PPKn SMP KK G Mengutip ungkapan dari Dorothy Law Nolte yang sangat terkenal sebagai berikut: Jika anak hidup dengan kritik, maka ia belajar untuk mempersalahkan Jika anak hidup dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi Jika anak hidup dengan ketakutan, maka ia belajar menjadi gelisah Jika anak hidup dengan rasa iba, maka ia belajar untuk menyesali diri Jika anak hidup dengan olok-olok, maka ia belajar menjadi pemalu Jika anak hidup dengan kecemburuan, maka ia belajar kedengkian Jika anak hidup dengan rasa malu, maka ia belajar merasa bersalah Jika anak hidup dengan dukungan, maka ia belajar untuk percaya diri Jika anak hidup dengan toleransi, maka ia belajar untuk bersabar Jika anak hidup dengan pujian, maka ia belajar menghargai Jika anak hidup dengan penerimaan, maka ia belajar mencintai Jika anak hidup dengan pengakuan, maka ia belajar untuk memiliki tujuan Jika anak hidup dengan rasa berbagi, maka ia belajar tentang kedermawanan Jika anak hidup dengan kejujuran dan keadilan, maka ia belajar apa itu kebenaran dan keadilan Jika anak hidup dengan rasa aman, maka ia belajar menaruh kepercayaan Jika anak hidup dengan persahabatan, maka ia belajar bahwa dunia adalah tempat yang baik untuk dihidupi Jika anda hidup dengan ketentraman, maka anak-anak anda hidup dengan pikiran yang damai 2. Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Sekolah Secara teknis, strategi pengembangan sikap dan perilaku peserta didik agar dapat bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik di lingkungan sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Strategi pertama adalah dengan mengintegrasikan konten kurikulum pembelajaran moral yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran yang relevan, terutama mata pelajaran agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa. Strategi kedua adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran moral ke dalam kegiatan seharihari disekolah. Strategi ketiga adalah dengan mengintegrasikanpembelajaran 59

72 Kegiatan Pembelajaran 3 moral kedalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan. Keempat adalah dengan membangun komunikasi dan kerja sama antara sekolah dengan orang tua peserta didik. Berkaitan dengan implementasi strategi pengembangan sikap dan perilaku peserta didik secara teknis dapat dilakukan dengan cara berikut: 1. Keteladanan 2. Kegiatan Spontan 3. Teguran 4. Pengkondisian Lingkungan 5. Kegiatan Rutin 3. Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Masyarakat Dalam lingkungan masyarakat yang beranekaragam, sudah menjadi keharusan untuk bertutur kata, bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Perilaku menghargai penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung jawab di lingkungan masyarakat dapat dilakukan antara lain mengutamakan musyawarah, menghormati perbedaan pendapat, tidak memaksakan kehendak. Namun kenyataan yang terjadi di masyarakat adalah masih banyak penyimpangan kaitannya dengan perilaku dan sikap yang cenderung buruk diantaranya adalah saling mencemooh, timbulnya sifat iri dan dengki. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada No Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 60

73 PPKn SMP KK G a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara mandiri individual atau kerja sama kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat tanggung jawab membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Mempersilahkan peserta diklat mengerjakan secara mandiri, tanggung Jawab LK. 3.1 Identifikasi Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila No Lingkungan Penerapan Tutur Kata/ Perilaku Baik 1 Keluarga Sekolah Penerapan Tutur Kata /Perilaku Buruk Masyarakat Solusi / Tindakan Menanam kan karakter dalam bertutur Kata /Perilaku yang buruk berubah menjadi baik f. Mempresentasikan hasil kerja diskusi kelompok, kelompok lain memberi pertanyaan, saran dan komentar dengan tanggung Jawab g. Peserta dari kelompok lain dengan sopan memberikan klarifikasi dan konfirmasi untuk perbaikan berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi 61

74 Kegiatan Pembelajaran 3 dan kerja kelompok h. Penyampaian laporan hasil kerja dan presentasi diskusi kelompok; i. Menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.,memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, selesai pelatihan persiapan test akhir Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1). Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut : a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Mempersilahkan peserta diklat mengerjakan secara mandiri, tanggung Jawab mengerjakan 62

75 PPKn SMP KK G LK. 3.2 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila di desa Bima Petunjuk Pengerjaan: 1. Bacalah dengan cermat kasus dibawah ini! Warga 2 Desa di Bima Bentrok Lagi, Satu Tewas Kena Panah TEMPO.CO, Sabtu, 28 November :51 WIB Bima Bentrokan antar warga Desa Tolouwi dan Desa Sondo, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, sekitar pukul WITA, sabtu, 28 November 2015, menewaskan seorang pelajar sekolah menengah pertama bernama Zulkarnain Bunyamin, 15 tahun. Korban merupakan warga Toluwi. Zulkarnain terkena panah didada di dekat ulu hati. Ketika itu korban dalam perjalanan pulang sekolah dan melintas di daerah pertikaian. Ia meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Hingga berita ini dibuat, situasi dua desa yang terlibat bentrokan masih memanas. Warga Sondo bergabung dengan warga Waro, sedangkan warga Tolouwi dibantu warga Tolotangga. Empat desa itu hanya dibatasi pagar sawah. Warga memblokade semua jalan yang menghubungkan desa tersebut dengan desa lain serta akses ke luar Bima. Benar, ada bentrokan warga dan ada blokade jalan, kata Irfan, pegawai Badan Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Bima. Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi kejadian, puluhan aparat kepolisisan dan tentara sibuk melakukan pengamanan sembari mendekati warga kedua desa agar menghentikan pertikaian. Amun warga masih terus berupaya saling serang. Warga mempersenjatai diri dengan parang, tombak dan panah. Bentrokan di picu oleh pertandingan sepak bola plastik dan berlanjut hingga Sabtu pagi. Dalam pertandingan tersebut, terjadi aksi saling ejek karena salah satu klub kalah. Selain itu, menurut keterangan warga, kasus tersebut merupakan dendam lama karena setiap tahun kerap ada pertikaian yang melibatkan pemuda di antara kedua desa. Warga Tolouwi yang mendengarkan anggotanya tewas langsung menyerang warga Sondo dengan bersenjatakan panah, tombak dan bom molotov. Sebuah 63

76 Kegiatan Pembelajaran 3 sepeda motor yang di duga milik pelaku pemanahan dirusak. Kepala Kepolisian Resor Bima Ajun Komisaris Besar Gatut Kurniadin mengatakan anggotanya telah menuju lokasi untuk menenangkan warga. Anggota kami sudah berada di lokasi kejadian katanya. Bentrokan tersebut hanya berselang sepekan dari kejadian serupa antar warga Risa dan Kalampa, Kecamatan Monta. Bentrokan yang dipicu penganiayaan terhadap warga Sie itu menewaskan dua warga Risa dan Sia. Sumber: diakses 9 desember Jawablah dengan jujur dan diskusikan dengan kerjasama anggota kelompok terkait kasus diatas dan pemecahan kasusnya! BENTROKAN DI BIMA No Kinerja Pemecahan Rumusan Kinerja Pemecahan Kasus 1. Bacalah dengan kritis dan cermat wacana di atas, dan selanjutnya identifikasi termasuk bentuk-bentuk permasalahan di lingkungan manakah kejadian tersebut? 2. Setelah kelompok anda mencermati wacana tersebut,coba dianalisis apa yang melatar belakangi masalah tersebut Berita tersebut merupakan bentuk permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila... Alasannya Bentrokan antar dua warga tersebut menjelaskan bahwa masing-masing warga desa melakukan,: alasannya Menurut Kelompok anda siapakah pelaku bentrokan di atas. 4. Bagaimana perasaan anda atau pandangan kelompok anda tentang Pelaku bentrokan tersebut adalah: Kelompok memiliki pandangan masingmasing:... 64

77 PPKn SMP KK G kejadian bentrokan tersebut. 5. Bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan oleh kedua kelompok warga desa tersebut... alasannya Hal yang harus dilakukan dengan alasan...: ) Kegiatan on a. Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK.3.3 Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku Dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila di sekolah Gambar 5. Perkelahian Pelajar PERKELAHIAN DI SEKOLAH Peserta didik kelas 8 dengan kelas 9, Kelas 9 ikut pengurus Pramuka, kelas 8 kelas sepak bola, kelas 8 yang lagi sepak bola di lapangan diingatkan kelas 9 pengurus pramuka : ketika bermain sepak bola harus pakai pakaian olah raga dengan suara keras dan kasar, kelas 8 tidak terima sepulang sekolah di hadang di luar sekolah dan peserta didik kelas 9 dipukuli bersama-sama, besuknya Peserta didik kelas 9 tidak masuk sekolah dan orang tua melaporkan kejadiannya. Semua peserta didik kelas Sepak Bola dipanggil kepeserta didikan untuk di interogasi dan diskors 3 hari tidak diperkenankan ikut pelajaran 65

78 Kegiatan Pembelajaran 3 No Kinerja Pemecahan Rumusan Kinerja Pemecahan Kasus 1. Amatilah gambar 3.1 dan lingkungan... bacalah dengan kritis dan... cermat wacana di atas, dan Permasalahannya selanjutnya identifikasi... termasuk bentuk-bentuk... permasalahan di lingkungan manakah kejadian tersebut? Setelah kelompok anda Latar belakang mencermati wacana... tersebut,coba dianalisis apa... yang melatar belakangi... masalah tersebut Menurut Kelompok anda Pelaku bentrokan tersebut adalah: siapakah pelaku bentrokan di atas Bagaimana perasaan anda atau pandangan kelompok anda tentang kejadian bentrokan tersebut. 5. Bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan oleh kedua kelompok warga sekolah tersebut Kelompok memiliki pandangan masingmasing:... alasannya Hal yang harus dilakukandengan alasan...: ) Kegiatan In 2 a. Mempersilahkan Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan bersama-sama berkelompok dan kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar sebagai sharing penerapan di sekolah masing-masing 66

79 PPKn SMP KK G b. Meminta peserta diklat menyampaikan tindak lanjut dari penanganan permasalahan bertutur kata yang kurang sopan di sekolah. c. Mempersilahkan peserta diklat menyampaikan Gerakan Santun sebagai gerakan keteladanan dari segenap unsur yang ada di sekolah d. Kesimpulan Hasil diskusi dan presentasi materi Bertutur kata yang sopan e. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. f. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran g. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan/Kasus/Tugas Diskusikan dengan kelompok anda terkait :Permasalahan Penerapan Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Baik dan Buruk di Lingkungan Sekolah dan strategi penanaman karakter baiknya 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 3.1 : Pengembangan Kisi kisi soal USBN Prosedur Kerja : 1. Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda 4. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 6. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal 67

80 Kegiatan Pembelajaran 3 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006) JenisSekolah Mata Pelajaran No. SK KD : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas VII Materi Indikator Bentuk Soal Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pilihan Ganda atau Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman Pilihan Ganda atau Uraian Level Aplikasi Pilihan Ganda atau uraian Level Penalaran b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. KD Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 IX hakekat bertutur kata PILIHAN GANDA bersikap, dan berperilaku ATAU URAIAN sesuai dengan nilai-nilai Level Pancasila Pengetahuan dan Pemahaman Bertutur kata bersikap dan PILIHAN GANDA 2 berperilaku sesuai dengan ATAU URAIAN nilai-nilai pancasila Level Aplikasi 3 Arti penting bertutur kata berperilaku dan bersikap yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 68

81 PPKn SMP KK G 3. Tes Formatif Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang tersedia, kerjakan dengan jujur. 1. Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai sumber nilai adalah... a. Kehidupan bangsa Indonesia itu harus sesuai dengan kepribadiannya b. Keberhasilan dan kemajuan bangsa Indonesia diukur dengan kepribadiannya c. Yang menjadi sumber ukuran baik atau tidak adalah kepribadiannya d. Masyarakat Indonesia yang maju adalah yang tinggi intelektualnnya e. Kalau kita selalu berupaya menunjukkan bangsa dan negara yang baik 2. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila adalah... a. Selalu minta upah setelah mengerjakan sesuatu b. Senang kalau mendapat pujian orang lain c. Patuh dan taan pada segala perintah atasan d. Kalau keinginan belum tercapai terus berusaha e. Bersabar menerima cobaan dan pantang menyerah dalam berbagai kehidupan 3. Merusak sarana sekolah termasuk perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila, hususnya... a. Sila kelima b. Sila ketiga c. Sila keempat d. Sila kedua e. Sila kesatu 4. Berikut ini adalah contoh perilaku bertutur kata yang baik, kecuali... a. Bertegur sapa b. Mengucapkan salam c. Berbicara sopan d. Menghina teman e. Iri dengki 5. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat adalah... a. Berperan aktif dalam pembangunan sekolah b. Membangun pos ronda c. Menghormati HAM d. Tidak memaksakan kehendak e. Mengikuti pemilihan umum 69

82 Kegiatan Pembelajaran 3 6. Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi tertentu dalam interaksinya dengan lingkungan disebut... a. Moral b. Perilaku c. Etika d. Norma e. Profesionalisme 7. Berikut ini merupakan strategi pengembangan sikap dan perilaku peserta didik yaitu... a. Keikutsertaan b. Keteladanan c. Kesopanan d. Kemakmuran e. Keprofesionalan 8. Nilai yang menjadi dasar masyarakat indonesia untuk berperilaku adalah... a. Bhinneka Tunggal Ika b. Norma-norma c. Pancasila d. Sumpah Pemuda e. Kebangsaan 9. Berikut ini adalah nilai-nilai pokok dari Pancasila yaitu... a. Nilai moral b. Nilai sosial c. Nilai kemanusiaan d. Nilai budaya e. Nilai ekonomis 10. Masalah kebebasan beragama/berkeyakinan diatur di dalam nilai-nilai a. Persatuan b. Ketuhanan c. Kemanusiaan d. Kedaulatan rakyat e. Keadilan 70

83 PPKn SMP KK G F. Rangkuman 1. Permasalahan penerapan bertutur kata adalah sangat penting untuk diperhatikan. Dengan bertutur kata baik maka orang lain tidak akan tersinggung, marah ataupun sakit hati. 2. Permasalahan berperilaku dan bersikap baik tentunya perlu juga untuk diperhatikan sebagai acuan untuk menjalani kehidupan. 3. Penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik harus dilakukan di berbagai kehidupan. Baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sehingga apabila hal tersebut dilaksanakan, akan terjamin kondisi kehidupan yang damai dan harmonis. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah anda mempelajari modul tentang permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai pancasila, masihkah mengalami kesulitan? Kesulitan yang anda temukan dicatat dan konsultasikan dengan narasumber/instruktur, serta pelajari lagi latihan soal dengan bersungguh-sunguh Jika sudah menguasai 80% dari test formatif yang dikerjakan, silahkan dilanjut untuk mempelajari kegiatan pembelajaran berikutnya.: Permasalahan Perubahan UUD NRI Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 3 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 71

84 72 Kegiatan Pembelajaran 3

85 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 4 Permasalahan Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan ketentuan usulan perubahan UUD Negara RI tahun Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan pengajuan usulan perubahan UUD Negara RI tahun Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan tentang sidang majelis untuk mengubah dan menetapkan UUD Negara RI Tahun 1945 B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan ketentuan usulan perubahan UUD Negara RI tahun Peserta diklat mampu mendeskripsikan pengajuan usulan perubahan UUD Negara RI tahun Peserta diklat mampu menjelaskan tentang sidang majelis untuk mengubah dan menetapkan UUD Negara RI tahun 1945 C. Uraian Materi Pembelajaran 1 1. Ketentuan usulan perubahan UUD Negara RI 1945 UUD Negara RI 1945 merupakan hukum dasar dalam peraturan perundang undangan. Sebagai hukum maka UUD mengikat sebagai warga negara dan berisi norma dan ketentuan yang harus ditaati. Sebagai hukum dasar maka UUD Negara RI Tahun 1945 merupakan sumber hukum bagi peraturan perundangan dan merupakan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan di Indonesia. 73

86 Kegiatan Pembelajaran 4 Secara historis UUD 1945 disusun oleh Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ), dan disyahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) pada tanggal 18 Agustus Perubahan UUD RI 45 diatur dalam pasal 37 UUD 1945 yaitu : a. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir. b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota yang hadir. Dari pasal tersebut mengandung makna : 1) Wewenang untuk mengubah UUD RI 1945 berada di tangan MPR. 2) Menurut sistem ketatanegaraan seperti yang dianut UUD Negara RI Tahun 1945, MPR sebagai pelaksana kedaulatan rakyat mempunyai tugas serta wewenang tertentu. Salah satu wewenangnya seperti dinyatakan dalam Ketetapan MPR-RI Nomor I/MPR/1983 tentang Peraturan Tata TertibMajelis Permusyawaratan Rakyat adalah mengubah UUD disamping terdapat kewenangan yang lain yang tidak terdapat dalam UUD RI Ketetapan MPR adalah salah satu bentuk peraturan perundang-undangn yang kedudukan dan derajatnya di bawah UUD Negara RI Tahun Tujuan dari perubahan UUD Negara RI 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanannegara, Kedaulatan rakyat, HAM, Pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum serta hal-hal yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD Negara RI 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD Negara RI 1945, tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mempertegas sistem presidensiil. 2. Pengajuan Usulan Perubahan UUD Negara RI tahun 1945 Sebelum UUD Negara RI diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara. Namun setelah UUD Negara RI tahun 1945 di amandemen, istilah lebaga tertinggi negara tidak ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian sesuai dengan UUD Negara RI tahun 1945 maka MPR termasuk lembaga negara. 74

87 PPKn SMP KK G Adapun tugas dan wewenang MPR antara lain adalah mengubah dan menetapkan UUD Negara RI Tahun UUD Negara RI 1945 merupakan hukum dasar dalam peraturan perundang undangan. Sebagai hukum maka UUD mengikat sebagai warga negara dan berisi norma dan ketentuan yang harus ditaati. Sebagai hukum dasar maka UUD Negara RI Tahun 1945 merupakan sumber hukum bagi peraturan perundangan dan merupakan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan di Indonesia. 3. Sidang Majelis Untuk mengubah dan menetapkan UUD Negara RI tahun 1945 Pelaksanaan perubahan UUD Negara RI di atur dalam Ketetapan MPR NoII/MPR/1999 tentang Peraturan Tata Tertib MPR RI. Tap MPR ini sebenarnya bersifat umum sebagai pedoman majelis dalam melaksanakan perubahan UUD. Dalam pasal 29 TAP MPR II/MPR/1999 di atur tingkatan pembicaraan untuk membahas materi-materi dalam rapat atau sidang MPR. Tingkat I, II, III dan IV.Tingkatan pembicaraan itu adalah sebagai berikut : Tingkat I : Pembahasan oleh badan pekerja majelis terhadapbahan-bahan yang masuk. Hasil dari bahasanperubahan tersebut merupakan rancangan ketetapan/ keputusan majelis sebagai bahan pokok pembicaraan tingkat II. Tingkat II : Pembicaraan oleh rapat paripurna majelis yangdidahului oleh penjelasan pimpinan dan dilanjutkan dengan pemandangan umum fraksifraksi. Tingkat III : Pembahasan oleh komisi dan panitia Ad Hoc majelis, semua hasil pembicaraan tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan rancangan ketetapan/keputusan majelis. Tingkat IV : Pengambilan keputusan oleh rapat paripurna majelis setelah mendengar laporan dari pimpinan komisi/panitia Ad Hoc dan bilamana perlu dengan kata terakhir fraksi-fraksi. Dengan berpedoman pada pasal 37 UUD Negara RI Tahun 1945 dan tata tertib tersebut, MPR untuk pertama kalinya melaksanakan kewenangannya merubah UUD Negara RI Tahun Perubahan UUD ini terjadi pada tahun 1999 tahun Proses perubahan ini terjadi dengan urutan-urutan sebagai berikut : 75

88 Kegiatan Pembelajaran 4 Pertama : Pembahasan perubahan UUD oleh Badan Pekerja MPR yang dilaksanakan oleh panitia Ad Hoc ( PAH I ). Dalam tahap ini PAH I menyertakan tim ahli yang terdiri dari para guru besar HukumTata Negaradan ahli politik dari berbagai perguruan tinggi negeri ataupun swasta, untuk di dengar pandanganpandangan mereka sehubungan dengan perubahan UUD Negara RI Tahun Kedua : Pemandangan umum fraksi-fraksi MPR dalam sidang paripurna MPR atar rancangan UUD hasil badan pekerja. Ketiga : Pembahasan di komisi A terhadap semua hasil pembicaraan tahap pertama dan kedua itu. Hasil pembahasan pada tahap ini merupakan rancangan keputusan/ majelis mengenai draf perubahan UUD Negara RI Tahun Draf perubahan itu kemudian diajukan oleh komisi A dalam rapat paripurna sidang majelis. Pendapat terakhir fraksi-fraksi MPR atas rancangan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 hasil komisi A danpengambilan putusan atau pengesahan atas rancangan perubahan tersebut. Bentuk perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 : 1. Mengubah rumusan yang telah ada 2. Membuat rumusan yang baru sama sekali 3. Menghapuskan atau menghilangkan rumusan yang ada 4. Memindahkan rumusan pasal kedalam rumusan ayat atau sebaliknymemindahkan rumusan ayat ke dalam rumusan pasal sekaligus mengubah penomoran pasal atau ayat. Setelah melalui tingkat-tingkat pembicaraan sesuai dengan ketentuan pasal 92 tentang Peraturan Tata Tertib MPR, dalam beberapa kali sidang MPR telah mengambilputusan empat kali perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 dengan perincian sebagai berikut : 1. Perubahan Pertama UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999 ( tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999 ) 2. Perubahan Kedua UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 2000 ( tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000 ) 3. Perubahan ketiga UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum 76

89 PPKn SMP KK G MPR Tahun 2001 ( tanggal 1 sampai dengan 9 November 2001) 4. Perubahan keempat UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 2002 (tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002) Setelah disyahkannya Perubahan keempat UUD Negara RI Tahun 1945 pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002 yang lalu agenda reformasi Konstitusi Indonesia untuk kurun waktu sekarang ini dipandang telah tuntas. Mengingat perubahan dilakukan dengan cara adendum setelah dilakukan empat kali perubahan dalam satu rangkaian kegiatan, UUD Negara RI Tahun 1945 memiliki susunan sebagai berikut : 1. Naskah Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945yang ditetapkan dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat ( Sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun Perubahan Pertama Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai mana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 11 Tahun 2006 ) 3. Perubahan Kedua Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945( Sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 12 Tahun 2006 ) 4. Perubahan Ketiga Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara No 13 Tahun 2006 ) 5. Perubahan Keempat Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( Lembaran Negara No 14 Tahun 2006 ) 77

90 Kegiatan Pembelajaran 4 D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 4 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada No Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi yang ada pada latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. g. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok, kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar. Secara tanggung Jawab h. Setelah memperoleh masukan dan di revisi disampaikan laporan hasil diskusi dengan tanggung Jawab i. Menyimpulkan hasil pembelajaran j. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 78

91 PPKn SMP KK G k. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran l. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1) Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. i. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 ii. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. iii. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual iv. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul dengan mengerjakan LK. 4.1 Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 Petunjuk Pengerjaan: 1. Bacalah dengan cermat Modul Perubahan UUD Negera RI Tahun 1945? 2. Diskusikan dengan kelompok Anda, agar lebih memahami materi Perubahan UUD Negera RI Tahun 1945? Kerjakan LK 4.1 LK. 4.1 Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 No Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 Uraian 1 Ketentuan Usulannya Prinsip Pengajuan Usulannya Tahapan sidang Majlis saat pengusulan dan penetapan

92 Kegiatan Pembelajaran 4 3. Bandingkan.dengan hasil dari kelompok lain! 4. Perbaiki hasil Kelompok Anda dan berilah kesimpulan! 2) Kegiatan on a. Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada. LK pada kegiatan ON Membuat makalah Permasalahan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 sesuai dengan Tujuan perubahan : Kelompok 1: Kedaulatan Rakyat dan demokrasi pada Amandemen UUD Negara RI 1945 Kelompok 2 : Ketentuan hak Asasi Manusia pada Amandemen UUD Negara RI 1945 Kelompok 3 : Pembagian Kekuasaan pada Amandemen UUD Negara RI 1945 Kelompok 4 : Eksistensi Negara hukum pada Amandemen UUD Negara RI 1945 Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Kelompok Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. 2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan 3. Ketentuan lain a. Makalah terdiri dari 7 s.d 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi Jangan lah untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah 80

93 PPKn SMP KK G 3) Kegiatan In 2 1. Peserta diklat mempresentasikan Makalah yang dikerjakan secara berkelompok dan kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar sebagai sharing pembelajar sepanjang hayat 2. Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang dibuat dengan tetap menghargai pendapat peserta lain 3. Menyimpulkan hasil paparan makalah bersama peserta diklat 4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5. Fasilitator memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6. Merencanakan kegiatan tindak lanjut, tentang alur perubahan Tata Tertib Peserta didik di sekolah E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C sebagai berikut : Kerjakan soal-soal dibawah ini bekerja sama secara kelompok! 1. Jelaskan tentang ketentuan usulan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945! 2. Deskripsikan karaktertisik /prinsip-prisip pengajuan usulan perubahan UUD Negara RI Tahun 1945! 3. Diskripsikan sidang majelis untuk mengubah dan menetapkan UUD Negara RI Tahun 1945! 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 4.3 : Pengembangan Kisi kisi soal USBN Prosedur Kerja 1. Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di 81

94 Kegiatan Pembelajaran 4 sekolah anda 4. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 6. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. SK KD Bahan Kelas VIII Materi Indikator Bentuk Soal Menunjukkan hasil-hasil amandemen UUD 1945 Menampilkan sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen Menganalisis penyimpanganpenyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah Mata Pelajaran No. KD : SMP/MTs : PPKn Bahan Materi Indikator Bentuk Soal Kelas 1 PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman PILIHAN GANDA ATAU 2 URAIAN Level Aplikasi 3 PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran 82

95 PPKn SMP KK G KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Test Formatif Pilihlah salah satu Jawaban yang benar! 1. Lembaga yang berwenang untuk melakukan perubahan terhadap Konstitusi negara menurut UUD RI Tahun 1945 adalah. A. Majelis Permusyawaratan Rakyat B. Mahkamah Konstitusi C. Mahkamah Agung D. Dewan Perwakilan Rakyat 2. Salah satu yang menjadi alasan dirobahnya UUD Negara Indonesia Tahun 1945 pada tahun 1999 adalah untuk. A. membatasi kekuasaan Presiden sebagai eksekutif B. mengganti pasal yang tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia C. membatasi masa jabatan Presiden agar tidak seumur hidup D. mengurangidominasi ABRI dalam politik 3. Landasan hukum diadakannya Amandemen terhadap UUD 1945 adalah Pasal.UUD 1945 A. 35 B. 36 C. 37 D

96 Kegiatan Pembelajaran 4 4. Jumlah pasal UUD Negra RI Tahun 1945 setelah di amandemen adalah. A. 43 B. 53 C. 63 D Salah satu contoh sikap positif terhadap hasil amandemen UUD NRI Tahun 1945 yaitu... A. mempelajari latar belakang terjadinya perubahan isi pasal B. menerapkan ketentuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari C. membandingkan UUD NRI Tahun 1945 dengan konstitusi lain D. menjadikannya sebagai acuan dalam setiap diskusi kelompok F. Rangkuman 1. Ketentuan Usulan Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 Perubahan UUD RI 45 diatur dalam pasal 37 UUD 1945 yaitu : 1) Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir. 2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota yang hadir. Pengajuan Usulan Perubahan UUD Negara RI Tahun ) Yang berhak mengajukan usulan perubahan UUD Negara RI tahun 1945 adalah tugas dan wewenang MPR : mengubah dan menetapkan UUD Negara RI Tahun ) Perubahan UUD Negara RI 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD Negara RI 1945, tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mempertegas sistem presidensiil. 3) Sidang Majelis untuk mengubah dan Menetapkan UUD 1. Perubahan Pertama UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999 ( tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999 ) 2. Perubahan Kedua UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 2000 ( tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000 ) 84

97 PPKn SMP KK G 3. Perubahan ketiga UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 2001 ( tanggal 1 sampai dengan 9 November 2001) 4. Perubahan keempat UUD Negara RI Tahun 1945 hasil Sidang Umum MPR Tahun 2002 ( tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002 ) G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari modul tentang Permasalahan Perubahan UUD NRI masihkah mengalami kesulitan? Kesulitan yang anda temukan dicatat dan konsultasikan dengan narasumber/instruktur, serta pelajari lagi latihan soal dengan bersungguh-sunguh Jika sudah menguasai 80%, dari test Formatif silahkan dilanjut untuk mempelajari kegiatan pembelajaran berikutnya.: Permasalahan penerapan pokok pikiran pembukaan UUD NRI 1945 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 4 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 85

98 86 Kegiatan Pembelajaran 4

99 Kegiatan Pembelajaran 5 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 PPKn SMP KK G A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami Permasalahan pokok-pokok pikiran alinea pertama Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami Permasalahan pokok-pokok pikiran alinea pertama Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar. 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran alinea ketiga Pembukaan Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar. 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami permasalahan penerapan pokok-pokok pikiran alinea keempat Pembukaan Undang Dasar Negara Republik IndonesiaUUDNRI Tahun dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar. 2. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar. 3. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea ketiga Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar 87

100 Kegiatan Pembelajaran 5 4. Peserta diklat mampu memahami permasalahan pokok-pokok pikiran alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan benar C. Uraian Materi a. Pokok pikiran dalam pembukaan undang-undang dasar Adapun pokok-pokok pikiran yang termuat dalam pembukaan undang-undang dasar, antara lain disebutkan sebagai berikut : 1) Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah daah Indonesia, dengan berdasa atas persatuan dan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dlam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan. 2) Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat. 3) Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasa atas kerakyatan dan pemusyawaratan perwakilan. 4) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari undang-undang dasar Negara Indonesia. Pokok- pokok pikiran ini mewujudkan ita-cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang tertulis(uudnri 1945) maupun hukum yang tidak tertulis. Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUDNRI 1945 a. Pokok pikiran pertama, yaitu: "Negara melindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darah lndonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat lndonesia". Hal ini berarti bahwa negara menghendaki persatuan dengan menghilangkan paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Dengan demikian pokok pikiran pertama merupakan penjelmaan sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia Permasalahan Penerapan Persatuan kesatuan diantaranya : Banyaknya warga Negara dalam bersikap masih: 1. Sukuisme adalah sikap mengagung-agungkan suku bangsa sendiri dan tidak menghargai suku bangsa lain. Primordialisme adalah paham yang 88

101 PPKn SMP KK G memandang daerah asalnya lebih baik dari daerah lain 2. Provinsialisme Sikap provinsialisme adalah sikap yang hanya mementingkan provinsi/daerahnya tanpa memperhatikan kepentingan nasional. 3. Ekstremisme; Sikap yang sangat kuat terhadap suatu pandangan yang melampaui batas kewajaran dan bertentangan dengan hukum yang berlaku. Paham ekstremisme sering menggunakan cara/gerakan yang bersifat keras dan fanatik dalam beragama atau berpolitik 4. Etnocentris : Sikap yang merasa diri paling baik dibanding orang, suku, agama, ras, golongan lain Permasalahan permasalahan penerapan persatuan Indonesia dapat dikurangi jika dengan ditumbuhkan Nasionalisme, Adapun Nilai nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Nilai karakter yang mendukung dengan Persatuan dan Kesatuan : Cintai Damai, Toleransi, menghargai perbedaan agama, suku, ras, golongan, partai, tidak memaksakan kehendak,rela berkorban, cinta tanah air, menghormati keberagaman agama, suku, ras dan golongan, menghargai, kerja sama, tolong menolong,empati. b. Pokok pikiran kedua, yaitu: "Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat lndonesia". Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian pokok pikiran kedua merupakan penjelmaan sila kelima Pancasila. Permasalahan penerapan keadilan a. Penangan kasus hukum kurang adil, banyak kasus korupsi yang menyeret pejabat publik seperti kepala daerah, anggota legislatif, para anggota kabinet, dan politisi partai politik yang merugikan negara sampai milyaran rupiah, tetapi hukuman yang diberikan tidak sebanding dengan apa yang 89

102 Kegiatan Pembelajaran 5 telah diperbuat dan kadang walaupun sudah divonis sebagai tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana bahkan sampai keluar negeri. b. Kurang adil dalam layanan kesehatan Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan masyarakat yang kurang mampu di Indonesia. c. Belum meratanya layanan pendidikan di daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan dibanding pendidikan didaerah perkotaan d. Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna dalam bidang ekonomi, beberapa golongan sangat kaya, tapi masih ada rakyat yang tidur di kolong jembatan Agar keadilan menjadi target sekaligus menjadi karakter pada bangsa Indonesia, nilai yang perlu ditumbuhkankepada peserta didik ; anti buli dan kekerasan, melindungi yang tersisih, komitmen atas keputusan bersama, taat hukum, disiplin,, anti diskriminasi, anti kekerasan, anti korupsi, menghargai martabat individu, komitmen moral c. Pokok pikiran ketiga, yaitu: "Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan". Hal ini menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasar permusyawaratan /perwakilan. Pokok pikiran ketiga merupakan penjelmaan sila keempat Pancasila. Permasalahan penerapan kedaulatan rakyat 1. Buruknya kinerja Lembaga perwakilan dan politik 2. Krisis partisipasi rakyat 3. Money politik dalam Pilkada d. Upaya upaya rakyat benar-benar berdaulat di negara sendiri perlu ditegakkan, disamping itu perlu di bentuk karakter gotong royong yang menjadi landasan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah dan bertindak, diantaranya mempunyai sub Nilai : menghargai, kerja sama,inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong,solidaritas, empati, anti diskriminasi,anti kekerasan, dan sikap kerelawananpokok pikiran keempat, yaitu: "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa 90

103 PPKn SMP KK G menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Hal ini menunjukkan konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Permasalahan penerapan ke Tuhan dan kemanusiaan 1. Terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia 2. Maraknya kasus buliying 3. Kurangnya pemahaman agama dalam mnerapkan kemanusiaan Agar kehidupan menjadi relegius dan mempunyai kemanusiaan yang tinggi perlu dididikkan karakter Relegius : cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih dan karakter integritas diantaranya: kejujuran, cinta pada kebenaran, setiakomitmen moral, anti korupsi, keadilan,tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu terutama penyandang disabilitas\ D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara Ri Tahun 1945, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun

104 Kegiatan Pembelajaran 5 b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Peserta diklat membagi diri menjadi 4 kelompok f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang tugas makalah sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. 1. Kelompok 1: Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Persatuan, ````solusi dan gerakan persatuan 2. Kelompok 2: Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Keadilan, solusi dan gerakan keadilan 3. Kelompok 3 ; Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat, solusi dan gerakan demokrasi 4. Kelompok 4 ; Permasalahan Penerapan Pokok pikiran KeTuhanan yang berkemanusiaan, solusi dan gerakan relegius dan humanis g. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. h. Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang disampaikan pada diskusi dan kerja kelompok, kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar. Secara tanggung Jawab i. Setelah memperoleh masukan dan di revisi disampaikan laporan hasil diskusi dengan tanggung Jawab j. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama instruktur k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 92

105 PPKn SMP KK G 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1) Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Mempersilahkan peserta diklat menyelesaikan LK. 1 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 LK. 5.1 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 Isilah Tabel dibawah ini sesuai kondisi masyarakat saat ini No Pokok Pikiran 1 Persatuan Indonesia 2 Keadilan bagi seluruh Rakyat 3 Kerakyatan yang dipimpin oleh Permasalahan Penerapannya Solusi 93

106 Kegiatan Pembelajaran 5 No Pokok Pikiran hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 4 Ke Tuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab Permasalahan Penerapannya Solusi 2) Kegiatan on a. Setelah LK. 1 Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun terselesaikan dengan baik dalam tugas Individu, b. LK pada kegiatan ON Membuat makalah dengan tema Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Yang Terkandung Dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945, dengan membagi diri menjadi 4 kelompok : 1. Kelompok 1: Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Persatuan solusi dan gerakan persatuan 2. Kelompok 2: Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Keadilan, solusi dan gerakan keadilan 3. Kelompok 3 ; Permasalahan Penerapan Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat, solusi dan gerakan demokrasi 4. Kelompok 4 ; Permasalahan Penerapan Pokok pikiran KeTuhanan yang berkemanusiaan, solusi dan gerakan relegius dan humanis Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. 94

107 PPKn SMP KK G 2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan 3. Ketentuan lain a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi e. Identitas dalam Makalah 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil Makalah yang dikerjakan dan dan kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasilmakalah yang dibuat dandengan menghargai pendapat peserta lain c. Fasilitator menyimpulkan hasil paparan makalah 4 kelompok.melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. d. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil paparan makalahmerencanakan kegiatan tindak lanjut gerakan- gerakan persatuan, keadilan, demokrasi, Relegius, dan humanis yang bisa ditanam dan tumbuhkan pada peserta didik di sekolah E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan/Kasus/Tugas a. Apa penyebab permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan? b. Mengapa sering terjadi permasalahan dalam penerapan keadilan sosial? c. Bagaimana cara memfungsikan rakyat sebagai partisipasi pada kedaulatannya? 95

108 Kegiatan Pembelajaran 5 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 3.1 : Pengembangan Kisi kisi soal USBN Prosedur Kerja : 1. Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda 4. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 6. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) JenisSekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. SK KD Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi 3 PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran 96

109 PPKn SMP KK G b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No KD Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal hakekat pokok pikiran pembukaan UUD NRI sikap positip tsesuai pokok pikiran pembukaan UUD NRI arti penting pokok pikiran pembukaan UUD NRI PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran KARTU SOAL Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 97

110 Kegiatan Pembelajaran 5 3. Test Formatif Pilihlah Salah satu Jawaban Yang benar 1. Pada pokok pikiran Persatuan, Negara mengatasi paham individualis atau paham golongan, sikap warga negara terkait pokok pikiran persatuan adalah mendahulukan kepentingan. A. Golongan diatas kepentingan pribadi B. Negara diatas kepentingan pribadi/golongan C. Pribadi diatas kepentingan golongan D. Pribadi/ golongan diatas kepentingan negara 2. Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawangsa, meresmikan Distribution Center (DC) Subdivre Surabaya Utara di Bulog Buduran. Melalui program BPR ini, para penerima BPR akan diberikan bantuan senilai Rp per bulan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Nilai tersebut tak bisa diuangkan, melainkan ditukarkan dengan bahan pokok seperti beras, gula, dan lainnya, melalui Bulog. (SURYA.co.id /5/2/2017).Berita diatas merupakan penerapan pokok pikiran... A. Keadilan B. KeTuhanan C. Kerakyatan D. Persatuan 3. Simaklah wacana berikut! Ada seorang wanita buta yang akan menyeberang jalan, tetapi arus lalu lintas cukup ramai, wanita buta tersebuat kelihatan kebingungan. Orang yang memahami nilai-nilai Kemanusiaan pokok pikiran ke-4 apabila melihat kondisi tersebut akan mengambil tindakan. A. Membantu menyeberangkan dengan meminta imbalan B. Pura-pura tidak melihat wanita buta tersebut C. Segera menyeberangkan wanita buta tersebut D. Masa bodoh karena kita tidak mengenal wanita tersebu 98

111 PPKn SMP KK G 4. Negara menghendaki persatuan, dengan menghilangkan paham golongan atau kelompok, dan paham persatuan harus dapat mengatasi paham perseorangan.pernyataan ini adalah pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu A. Ke satu B. Ke dua C. Ke tiga D. DKe empat 5. Buruknya kinerja Lembaga perwakilan dan politk ; Krisis partisipasi rakyat terhadap pembangunan Money politik dalam Pilkada merupakan permasalahan- permasalahan penerapan kedaulatan Rakyat tidak sesuai Pokok pikiran... A. Ke satu B. Ke dua C. Ke tiga D. Ke empat F. Rangkuman 1. Permasalahan penerapan pada pokok pikiran pertama Persatuan Indonesia ; Kurangnya persatuan dan kesatuan karena masih ada rasa sukuisme, provinsialisme, ekstrimisme dalam beragama dan berpolitik. Serta etnocentris merasa diri paling benar. 2. Permasalahan penerapan pada pokok pikiran Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat; Kurang meratanya keadilan sosial bagi rakyat dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan hukum, Maraknya pelanggaran hukum 3. Permasalahan penerapan pada pokok pikiran Kerakyatan yang dipimpi oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan : Belum berfungsinya secara benar lembaga perwakilan rakyat, DPR banyak yang korupsi, belum menerapkan sepenuhnya demokrasi Pancasila 4. Permasalahan penerapan pada pokok pikiran Ke Tuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang beradab: Kurangnya Toleransi dalam Kehidupan beragama, masih ditemukan sikap kekerasan, buliying dalam 99

112 Kegiatan Pembelajaran 5 berbagai kehidupan, belum menerapkan sepenuhnya keimanan dan kemanusiaan dalam kehidupan bersosial G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Pokok- Pokok Pikiran Pembukaan UUD NRI 1945 Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80% dari test formatif dipersilakan mempelajari kembali,.( nilai tanggung jawab, komitmen moral) Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya penerapan tugas lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara RI tahun 1945, Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi pada Kegiatan Pembelajaran 5 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 100

113 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 6 Penerapan Tugas Lembaga-Lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menunjukkan penerapan tugas lembaga-lembaga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan baik. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan Penerapan tugas MPR; 2. Menunjukkan Penerapan tugas DPR; 3. Menunjukkan Penerapan tugas DPD; 4. Menunjukkan Penerapan tugas Presiden; 5. Menunjukkan Penerapan tugas Badan Pemeriksa Keuangan; 6. Menunjukkan Penerapan tugas Mahkamah Agung; 7. Menunjukkan Penerapan tugas Mahkamah Konstitusi; dan 8. Menunjukkan Penerapan tugas Komisi Yudisial. C. Uraian Materi Bacalah dengan cermat, cerdas dan mandiri uraian materi dibawah ini: Dalam modul ini, lembaga negara yang akan di bahas adalah lembaga negara yang diatur secara rinci dalam UUD Negara RI Tahun 1945 (antara lain mencakup kedudukan, kewenangan, keanggotaan) yakni Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY. Lembaga-lembaga negara ini merupakan organ konstitusi yang diberikan kewenangan cukup besar oleh konstitusi sehingga mempunyai peranan besar pula dalam penyelenggaraan negara (Patrialis Akbar, 2013:34) 101

114 Kegiatan Pembelajaran 6 Adapun tugas dan wewenang lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945 adalah sebagai berikut: 1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) Berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945 pasal 3, MPR memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a. mengubah dan menetapkan UUD; b. memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden seperti dituntut pemberhentiannya oleh DPR berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi bahwa yang bersangkutan memang terbukti bersalah melakukan pelanggaran hukum sebagaimana dimaksud oleh UUD; c. memilih Presiden dan atau Wakil Presiden untuk mengisi jabatan apabila terjadi kekosongan dalam jabatan Presiden dan atau Wakil Presiden itu; dan d. menyelenggarakan sidang paripurna yang bersifat fakultatif untuk mendengarkan dan menyaksikan pengucapan sumpah Presiden dan atau Wakil Presiden. 2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Pada Pasal 20A UUD Negara RI Tahun 1945 DPR mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Fungsi legislasi mempertegas kedudukan DPR sebagai lembaga legislatif yang menjalankan kekuasaan membentuk undangundang. Fungsi anggaran mempertegas kedudukan DPR untuk membahas (termasuk mengubah) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditujukan bagi kesejahteraan rakyat. Kedudukan DPR dalam hal APBN ini lebih menonjol dibandingkan dengan kedudukan Presiden karena apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu (Pasal 23 ayat (3) Negara RI Tahun Sementara fungsi pengawasan DPR dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan oleh Presiden (pemerintah). Penegasan fungsi DPR dalam UUD Negara RI Tahun 1945 itu akan sangat mendukung pelaksanaan tugas DPR sehingga DPR makin berfungsi sesuai dengan harapan dan tuntutan rakyat. 102

115 PPKn SMP KK G Secara rinci tugas DPR menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah: a. membentuk undang-undang (pasal 20 ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945) b. melakukan pengawasan kerja Pemerintah dan jajarannya sebagaimana diatur dalam pasal 20A UUD Negara RI Tahun 1945 c. membahas dan memberi persetujuan atas rancangan anggaran negara yang diajukan Presiden dalam bentuk rancangan undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta mengawasi penggunaannya. Persetujuan anggaran merupakan fungsi yang sangat penting bagi DPR, karena dengan kontrol atas anggaranlah DPR dapat mengontrol pemerintah dengan efektif. Tanpa persetujuan pengeluaran anggaran dari DPR, Presiden tidak dapat mengeluarkan anggaran belanja negara. Karena itulah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa apabila DPR tidak menyetejui RUU APBN yang diajukan pemerintah, maka yang berlaku adalah Undang-undang APBN tahun sebelumnya. d. Mengusulkan pemberhentian Presiden sebagai tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945); e. Melantik Presiden dan atau Wakil Presiden dalam hal MPR tidak dapat melaksanakan sidang untuk itu (Pasal 9 UUD Negara RI Tahun 1945); f. Memberikan pertimbangan atas pengangkatan duta dan dalam hal menerima duta negara lain (Pasal 13 UUD Negara RI Tahun 1945); g. Memberikan pertimbangan kepada Presiden atas pemberian Amnesti dan Abolisi (Pasal 14 ayat 2 UUD Negara RI Tahun 1945); h. Memberikan persetujuan atas pernyataan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11 UUD Negara RI Tahun 1945); i. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23F UUD Negara RI Tahun 1945); j. Memberikan persetujuan atas pengangkatan anggota Komisi Yudisial (Pasal 24B ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945); k. Memberikan persetujuan atas pengangkatan Hakim Agung (Pasal 24A ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945); dan l. Mengajukan 3 dari 9 orang anggota hakim konstitusi (Pasal 24C ayat (4) UUD Negara RI Tahun 1945) 103

116 Kegiatan Pembelajaran 6 3. DPD (Dewan Perwakilan Daerah) UUD NRI Tahun 1945 menentukan jumlah anggota DPD dari setiap provinsi adalah sama dan jumlah seluruh anggotanya tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. Penetapan jumlah wakil daerah yang sama dari setiap provinsi pada keanggotaan DPD menunjukan kesamaan status provinsi- provinsi itu sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak membedakan provinsi yang banyak atau sedikit penduduknya maupun yang besar atau yang kecil wilayahnya. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan kewenangan yang terbatas kepada DPD dalam bidang legislasi, anggaran, serta pengawasan. Dalam bidang legislasi DPD hanya berwenang untuk mengajukan dan ikut membahas Rancangan Undang-undang (RUU) yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah (pasal 22D ayat (2) dan (3) UUD Negara RI Tahun 1945). Selain itu, DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN, RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama. Kewenangan bidang pengawasan yang diberikan kepada DPD hanya terbatas pada pengawasan atas undang-undang yang terkait dengan jenis undang-undang yang ikut dibahas dan atau diberikan pertimbangan oleh DPD dalam pembahasannya. Kemudian disampaikan kepada DPR guna bahan pertimbangan dan ditindaklanjuti. Akan tetapi, pada sisi lain anggota DPD ini memiliki kedudukan dan kewenangan yang sama dengan DPR ketika bersidang dalam kedudukan sebagai anggota MPR, baik dalam perubahan UUD, pemberhentian Presiden, maupun Wakil Presiden. 4. Presiden Perubahan UUD 1945 yang cukup siknifikan dan mendasar bagi penyelenggaraan demokrasi yaitu pemilihan presiden secara langsung. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui mekanisme pemilu. Pemilihan secara langsung presiden dan wakil presiden akan memperkuat legitimasi seorang presiden sehingga presiden diharapkan tidak mudah untuk diberhentikan di tengah 104

117 PPKn SMP KK G jalan tanpa dasar memadai, yang bisa mempengaruhi stabilitas politik dan pemerintahaan secara aktual. Presiden merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan dibidang eksekutif. Seiring dengan Perubahan UUD 1945, saat ini kewenangan Presiden diteguhkan hanya sebatas pada bidang kekuasaan dibidang pelaksanaan pemerintahan negara. Namun demikian, dalam UUD 1945 juga diatur mengenai ketentuan bahwa Presiden juga menjalankan fungsi yang berkaitan dengan bidang legislatif maupun bidang yudikatif. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Dasar, Presiden haruslah warga negara Indonesia yang sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain. Perubahan ketentuan mengenai persyaratan calon Presiden dan calon Wakil Presiden dimaksudkan untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tuntutan zaman serta agar sesuai dengan perkembangan masyarakat yang makin demokratis, egaliter, dan berdasarkan rule of law yang salah satu cirinya adalah pengakuan kesederajatan di depan hukum bagi setiap warga negara. Hal ini juga konsisten dengan paham kebangsaan Indonesia yang berdasarkan kebersamaan dengan tidak membedakan warga negara atas dasar keturunan, ras, dan agama. Kecuali itu, dalam perubahan ini juga terkandung kemauan politik untuk lebih memantapkan ikatan kebangsaan Indonesia. Selanjutnya, sebagai perwujudan negara hukum dan fungsi checks and balances, dalam UUD diatur mengenai ketentuan tentang periode masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden serta adanya ketentuan tentang tata cara pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya. Ketentuan tersebut menunjukan bahwa jabatan Presiden dapat dikontrol oleh lembaga negara lainnya, dengan demikian akan terhindar dari kesewenang-wenangan dalam penyelenggaraan tugas kenegaraan. Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip checks and balances system serta hubungan kewenangan antara Presiden dengan lembaga negara lainnya, antara lain mengenai pemberian grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi yang semula menjadi hak prerogatif Presiden sebagai kepala negara, saat ini dalam menggunakan kewenangannya tersebut harus dengan memperhatikan pertimbangan lembaga negara lain yang memegang kekuasaan sesuai dengan 105

118 Kegiatan Pembelajaran 6 wewenangnya. Mahkamah Agung memberikan pertimbangan dalam hal pemberian grasi dan rehabilitasi dari pelaksana fungsi yudikatif. DPR memberikan pertimbangan dalam hal pemberian amnesti dan abolisi karena didasarkan pada pertimbangan politik. Oleh karena itu DPR sebagai lembaga perwakilan/lembaga politik kenegaraan adalah lembaga negara paling tepat memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai hal itu.adanya pertimbangan MA dan DPR (lembaga di bidang yudikatif dan legislatif) juga dimaksudkan agar terjalin saling mengawasi dan saling mengimbangi antara Presiden dan kedua lembaga negara tersebut dalam hal pelaksanaan tugas-tugas kenegaraan. 5. Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial Kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia bertujuan untuk menyelenggarakan peradilan yang merdeka, bebas dari intervensi pihak mana pun, guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi. Perubahan ketentuan mengenai kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945 dimaksudkan untuk mempertegas bahwa tugas kekuasaan kehakiman dalam sistem ketatanegaraan Indonesia adalah untuk menyelenggarakan peradilan yang merdeka, bebas dari intervensi pihak mana pun, guna menegakkan hukum dan keadilan. Ketentuan ini merupakan perwujudan prinsip Indonesia sebagai negara hukum sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI Tahun Mahkamah Agung (MA) MA adalah salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1). Kewenangan MA adalah (1) mengadili perkara pada tingkat kasasi, yaitu pembatalan atau pernyataan tidak sah terhadap putusan hakim karena tidak sesuai dengan UU; (2) menguji peraturan perundangundangan di bawah UU; serta (3) memberikan pertimbangan kepada presiden, jika 106

119 PPKn SMP KK G presiden akan memberikan grasi dan rehabilitasi. Mengingat tugas, sebagai pengawal dan penjaga keadilan, Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum. Dengan demikian NKRI memiliki empat lingkungan peradilan yaitu lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara. Walaupun pengadilan yang ada dalam empat lingkungan peradilan itu berada di bawah Mahkamah Agung bukan berarti MA dapat mempengaruhi putusan badan peradilan di bawahnya. Kedudukan badan-badan peradilan di bawah Mahkamah Agung itu adalah independen. Mahkamah Agung hanya dapat membatalkan atau memperbaiki putusan badan peradilan di bawahnya dalam tingkat kasasi. Sedangkan badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang (Pasal 24 ayat 3 UUD Negara RI Tahun 1945). Badan-badan lain yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah misalnya kejaksaan, kepolisian, advokat/pengacara dan lain-lain. 7. Komisi Yudisial (KY) Pembentukan Komisi Yudisial oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kekuasan kehakiman yang merdeka tidak bisa dibiarkan menjadi sangat bebas tanpa dapat dikontrol dan diawasi, walaupun pengawasan itu sendiri dalam batas-batas tertentu. Itulah sebabnya dibentuk Komisi Yudisial dimaksudkan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan pengangkatan hakim agung. (Zoelva, 2002). Komisi Yudisial itu sendiri adalah suatu badan kehakiman yang merdeka yang berada dalam lingkungan kekuasaan kehakiman tapi tidak menyelenggarakan peradilan. Untuk menjamin kredibilitas komisi ini, maka syarat-syarat untuk menjadi anggota komisi ini seseorang harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan pengabdian yang tidak tercela. Pengangkatannya dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan DPR (UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 24B). 107

120 Kegiatan Pembelajaran 6 8. Mahkamah Konstitusi (MK) Pembentukan Mahkamah Konstitusi dimaksudkan untuk menjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution). Inilah salah satu ciri dari sistem penyelenggaraan kekuasaan negara yang berdasarkan konstitusi. Setiap tindakan lembaga-lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara harus dilandasi dan berdasarkan konstitusi. Tindakan yang bertentangan dengan konstitusi dapat diuji dan diluruskan oleh Mahkamah konstitusi melalui proses peradilan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Pasal 24 C) untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: a. menguji undang-undang terhadap UUD; b. memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD; c. memutus pembubaran partai politik; d. memutus sengketa hasil pemilu; e. memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD. Selain MA, MK, KY, dan Polri yang sudah diatur dalam UUD Negara RI Tahun 1945, masih ada badan-badan lain yang jumlahnya lebih dari satu yang mempunyai fungsi berkaitan dengan kekuasaan kehakiman. Hal ini sesuai dengan Pasal 24 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 yang berbunyi, Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam UU. Badanbadan yang dimaksud antara lain Kejaksaan Agung. Selain itu, lembaga lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, yaitu menjalankan fungsi penyelidikan, penyidikan, dan atau penuntutan antara lain Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Pemberantaan Korupsi (KPK), dan sebagainya. Kejaksaan Agung, Komnas HAM, dan KPK tidak tertulis dalam UUD Negara RI Tahun 1945, hanya diatur dalam UU. Meskipun demikian, keberadaan lembagalembaga tersebut dalam negara demokrasi mempunyai derajat kepentingan yang 108

121 PPKn SMP KK G sama (constitutional importance) dalam sistem ketatanegaraan negara kita. 9. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan dalam bidang auditor. Pengaturan tugas dan wewenang BPK dalam UUD Negara RI Tahun 1945 dimaksudkan untuk memberikan dasar hukum yang kuat serta pengaturan rinci mengenai BPK yang bebas dan mandiri serta sebagai lembaga negara yang berfungsi memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Dalam rangka memperkuat kedudukan, kewenangan, dan independensinya sebagai lembaga negara, anggotanya dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. BPK memiliki posisi strategis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. BPK diatur dalam satu bab tersendiri dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu bab VIIIA, 3 pasal dan tujuh ayat. Pasal 23E mengatur tentang kewenangan BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung tentang keuangan negara (ayat 1) yang hasilnya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya (ayat 2) dan ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan/atau badan lain sesuai undang-undang (ayat 3). Penambahan kata pengelolaan pada ayat (1) dimaksudkan untuk menegaskan bahwa BPK memeriksa pengelolaan keuangan negara dan dalam pengelolaan itu terkandung tanggung jawab tentang keuangan negara. Menurut UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 hasil pemeriksaan BPK, selain disampaikan kepada DPR juga disampaikan kepada DPD dan DPRD. Disampaikan ke DPD dikarenakan DPD juga melakukan pengawasan atas APBN. Disampaikan ke DPRD karena BPK juga memeriksa pengelolaan keuangan daerah dalam APBD. Hasil Pemeriksaan itu selanjutnya dipelajari oleh DPR, DPD, serta DPRD. Jika ditemukan adanya penyimpangan, DPR, DPD, atau DPRD dapat menindaklanjutnya dalam bentuk penggunaan hak-hak dewan atau disampaikan untuk ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Jika BPK menemukan adanya tindak pidana, dapat diserahkan langsung kepada instansi penegak hukum. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Latar belakang munculnya pasal ini adalah adanya kehendak para perumus UUD 1945 untuk menjadikan BPK sebagai satu-satunya lembaga negara yang 109

122 Kegiatan Pembelajaran 6 melakukan pengawasan eksternal atas pengelolaan tanggung jawab keuangan negara karena selama ini terjadi tumpang tindih kewenangan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK dengan Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) yang merupakan lembaga pemerintah dan Inspektorat Jenderal setiap departemen, yang merupakan instansi pengawasan internal departemen yang bersangkutan. Karena itulah diamanatkan oleh UUD, bahwa BPK mendirikan perwakilan-perwakilan di setiap provinsi untuk memperluas jangkauan pemeriksaan BPK dan menggantikan peran BPKP selama ini, dan BPKP diintegrasikan ke dalam BPK. (Zoelva, 2002). D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Tugas Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun 1945, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Tugas Lembaga- Lembaga Negara Dalam UUD Negara Ri Tahun 1945 b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul 110

123 PPKn SMP KK G Petunjuk Pengerjaan 1. Kerjakan L.K 6.1 Tentang Tugas. penerapan Lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI 1945 secara Individual No Lembaga Negara Tugas Penerapan 1 Presiden 2 MPR 3 DPR 4 DPD 5 BPK 6 MA 7 MK 8 KY a. Tukarkan Jawaban anda dengan Teman, dan saling merivisi yang belum benar. b. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama Fasilitator c. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. d. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 111

124 Kegiatan Pembelajaran 6 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Tugas Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD Negara Ri Tahun 1945, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. i. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Tugas Lembaga- Lembaga Negara Dalam UUD Negara Ri Tahun 1945 ii. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. iii. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual iv. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul v. Peserta diklat mengamati peta konsep struktur Kekuasaan UUD 1945 setelah amandemen mengerjakan LK. 6.2 Tentang Peranan Tugas Lembaga Negara Gambar 6. Struktur Kekuasaan UUD NRI 1945 setelah amandemen 112

125 PPKn SMP KK G Tabel 9. Kekuasaan legeslatif, eksekutif dan yudikatif, tugas lembaga negara No Kekuasaan Tugas Peran Lembaga Negara MPR 1 Legeslatif 2 Eksekutif DPR DPD BPK PRESIDEN WAKIL PRES MK 3 Yudikatif MA KY b. Kegiatan on 1) Setelah LK.2 lembaga negara sesuai pembagian kekuasaan berperan dalam legeslatif, eksekutif, Yudikatif 2) Buatlah Makalah TentangTugas dan Peran Lembaga Negara Kelompok A : Tugas dan Peran Lembaga Legeslatif dalam menerapkan kedaulatan Rakyar Kelompok B: Implikasi Tugas dan Peran Lembaga Eksekutif dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan Kelompok C: Tugas dan Peran Lembaga Yudikatif dalam menegakkan keadilan Kelompok D : Hubungan lembaga legeslatif, eksekutif dan yudikatif Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. 113

126 Kegiatan Pembelajaran 6 2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan d. Ketentuan lain e. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. f. Jenis huruf: Arial g. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. h. Spasi:1,5 spasi i. Identitas dalam Makalah 3. Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan makalah yang dikerjakan dan kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang disampaikan dan menghargai pendapat peserta lain c. Fasilitator menyimpulkan hasil paparan 4 makalah yang disampaikan d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut, sudahkah tugas para staf di sekolah sesuai dengan peran lembaga negara dalam bidang legeslatif, eksekutif dan yudikatif 114

127 PPKn SMP KK G E. Latihan/ Kasus/ Tugas 1. Latihan dan Tugas Gambar 7. Susunan Lembaga Negara Sesuai UUD NRI 1945 Petunjuk Kerja 1) Amatilah gambar 3 Susunan Lembaga negara sesuai UUD NRI ) Diskusikan dengan anggota kelompok tugas dibawah ini a. Apa tugas MPR, DPR, dan DPD sebagai lembaga legeslatif? b. Apa tugas Pesiden sebagai lembaga eksekutif, legeslatif dan yudikatif? c. Apa tugas BPK sebagai lembaga eksaminatif? d. Apa Tugas, MA, MK, KY sebagai lembaga Yudikatif? 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 6.3 : Pengembangan Kisi kisi soal USBN Prosedur Kerja: Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 1. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 115

128 Kegiatan Pembelajaran 6 2. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda 3. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 4. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 5. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah Mata Pelajaran No. SK KD Bahan Kelas VIII : SMP/MTs : PPKn Materi Indikator Bentuk Soal Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran 1 No. b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah Mata Pelajaran KD Bahan Kelas VIII 2 VIII 3 VIII : SMP/MTs : PPKn Materi Indikator Bentuk Soal Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 Tugas Lembaga negara sesuai UUD 45 Kinerja lembaga negara yang kurang baik PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran 116

129 PPKn SMP KK G KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ Uraian BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Test Formatif Pilihlah salah satu Jawaban Yang benar 1. Nama-nama lembaga negara menurut UUD NKRI 1945 yang benar adalah. A. MPR, DPR. DPD, Menteri Negara, DPA, KY, MK, dan KPK B. MPR, DPR, DPRD, BPK, MK,,MA, KY, dan MA C. MPR, BPK, Presiden, Menteri Negara, BPK, MA, MK, dan KY D. MPR, DPD, MA, DPR, KY,Presiden, MK, dan BPK 2. Lembaga Negara yan bertugas mengawasi jalannya pemerintahan adalah. A. Mahkamah Agung B. Mahkamah Konstitusi C. Majlis Perwakilan Rakyat D. Dewan Perwakilan Daerah 3. Presiden dapat dijatuhkan dalam masa Jabatannya oleh MPR apa bila Presiden telah dinyatakan bersalah secara hukum oleh A. Mahkamah Agung B. Mahkamah Konstitusi C Majlis Perwakilan Rakyat D. Dewan Perwakilan Daerah 117

130 Kegiatan Pembelajaran 6 4. DPR berhak mengadakan penyelidikan kepada pemerintah atas masalah yang penting dan strategis, disebut hak... A. Angket B. Interpelasi C. Budget D. Petisi 5. Memberikan pertimbangan kepada Presiden atas pemberian Amnesti dan Abolisi adalah termasuk tugas dari... A. Mahkamah Agung B. Mahkamah Konstitusi C. Majlis Perwakilan Rakyat D. Dewan Perwakilan Daerah F. Rangkuman 1. Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MPR memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: (1) mengubah dan menetapkan UUD; (2) memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden seperti dituntut pemberhentiannya oleh DPR berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi bahwa yang bersangkutan memang terbukti bersalah melakukan pelanggaran hukum sebagaimana dimaksud oleh UUD; (3) memilih Presiden dan atau Wakil Presiden untuk mengisi jabatan apabila terjadi kekosongan dalam jabatan Presiden dan atau Wakil Presiden itu; dan (4) menyelenggarakan sidang paripurna yang bersifat fakultatif untuk mendengarkan dan menyaksikan pengucapan sumpah Presiden dan atau Wakil Presiden. 2. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD dan dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan melaksanakan tugas-tugas dibidang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. 3. Fungsi legislasi DPR, yakni kekuasaan membentuk undang-undang (pasal 20 ayat 1UUD Negara RI Tahun 1945), Fungsi pengawasan yang dimiliki oleh DPR sebagaimana diatur dalam pasal 20A UUD Negara RI Tahun 1945, Fungsi anggaran yaitu membahas dan memberi persetujuan atas rancangan 118

131 PPKn SMP KK G anggaran negara yang diajukan Presiden dalam bentuk rancangan undangundang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 4. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan kewenangan yang terbatas kepada DPD dalam bidang legislasi, anggaran, serta pengawasan. Dalam bidang legislasi DPD hanya berwenang untuk mengajukan dan ikut membahas Rancangan Undang-undang (RUU) yang berkaitan dengan otonomi daerah. 5. BPK memiliki posisi strategis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. BPK diatur dalam satu bab tersendiri dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu bab VIIIA, 3 pasal dan tujuh ayat. Pasal 23E mengatur tentang kewenangan BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung tentang keuangan negara (ayat 1) yang hasilnya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya (ayat 2) dan ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan/atau badan lain sesuai undang-undang (ayat 3) 6. MA adalah salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1) 7. Pembentukan Komisi Yudisial oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kekuasan kehakiman yang merdeka tidak bisa dibiarkan menjadi sangat bebas tanpa dapat dikontrol dan diawasi, walaupun pengawasan itu sendiri dalam batas-batas tertentu. Itulah sebabnya dibentuk Komisi Yudisial dimaksudkan untuk menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan pengangkatan hakim agung. (Zoelva, Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Pasal 24 C) untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: 9. menguji undang-undang terhadap UUD; 10. memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang 11. kewenangannya diberikan oleh UUD; 12. memutus pembubaran partai politik; 13. memutus sengketa hasil pemilu; 14. memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 119

132 Kegiatan Pembelajaran 6 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah anda mempelajari pada kegiatan Peran Tugas lembaga Negara, Jika sudah menguasai 80 % dari test formatif maka dapat melanjutkan pada kegiatan berikutnya dan silahkan dapat melanjutkan modul Penerapan Hak dan Kewajiban di Indonesia, jika masih di bawah 80% dari test formatif peserta dapat mempelajari lagi Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 6 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 120

133 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 7 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia A. Tujuan Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan penerapan hak dan kewajiban asasi manusia di Indonesia sesuai dengan fakta. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan penerapan hak asasi manusia di Indonesia 2. Menunjukkan penerapan kewajiban asasi manusia di Indonesia C. Uraian Materi 1. Penerapan Hak Asasi Manusia di Indonesia Bangsa Indonesia mempunyai pandangan bahwa hak asasi manusia harus dijunjung tinggi sesuai dengan Pancasila. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia mengalami berbagai kesengsaraan dan penderitaan yang disebabkan oleh penjajahan. Oleh karena itu pandangan mengenai hak asasi manusia yang dianut oleh bangsa Indonesia bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar Implementasi hak asasi manusia di Indonesia seharusnya berjalan dengan baik sesuai dengan sifat-sifat dasar dari paham Demokrasi Pancasila. Menurut ideologi tersebut, hak-hak asasi setiap rakyat Indonesia pada dasarnya diimplementasikan secara bebas, namun tetap dibatasi oleh hak-hak asasi orang lain. Jadi, ideologi ini menawarkan kebebasan yang bertanggung jawab dalam mengimplementasikan hak asasi manusia. Namun hal tersebut perlu dikaji lebih dalam, sebab ideologi yang dianut oleh negara Indonesia tercinta ini belum tentu 121

134 Kegiatan Pembelajaran 7 dapat diterapkan oleh rakyat tersebut dengan benar sepenuhnya. Sejak era reformasi berbagai produk hukum dilahirkan untuk memperbaiki kondisi hak asasi manusia di Indonesia, khususnya hak sipil dan politik. Antara lain, UUD 1945 pasal 28A sampai pasal 28J, Ketetapan MPR Nomor XVII/ MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU Pers, UU tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat (UU Unjuk rasa), UU HAM (UU No. 39 Tahun 1999), UU Pemilu, UU Parpol, UU Otonomi Daerah, perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, dan UU ratifikasi Konvensi Anti Diskriminasi Rasial. Dari sisi politik, rakyat Indonesia telah menikmati kebebasan politik yang luas. Empat kebebasan dasar, yaitu hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi bekerjanya sistem politik dan pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Kebebasan politik yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia ternyata juga tak diimbangi dengan perlindungan hukum yang semestinya bagi hak-hak sipil, seperti, hak atas kemerdekaan dan keamayang pribadi, hak atas kebebasan dari penyiksaan, atau perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, hak atas pemeriksaan yang adil dan proses hukum yang semestinya, hak atas pengakuan pribadi di depan hukum, dan larangan atas propaganda untuk perang dan hasutan kebencian. Dari berbagai daerah, seperti, Poso, Lombok, Papua, juga Jakarta, dan tempat-tempat lain di Indonesia, dilaporkan masih terjadi kekerasan horisontal yang melibatkan unsur-unsur polisi dan militer. Penganiayaan dilaporkan masih terus di alami oleh kelompokkelompok masyarakat, seperti, buruh, petani, masyarakat adat, kelompok minoritas agama, dan para mahapeserta didik. Karena itu, Komnas HAM bersama Komnas-HAM se Asia Pasifik, mendesak agar negara-negara Asia Pasifik tetap tegas dalam memberantas kejahatan terorisme, namun pemberantasan kejahatan itu harus dilakukan dengan mengindahkan hukum HAM. Ada banyak kegunaan yang bisa kita ambil ketika penerapan konservasi HAM adil dan merata. Penerapan yang sederhana dan berimbang akan mengakibatkan masyarakat yang lebih tertib dan patuh hukum. 122

135 PPKn SMP KK G Perubahan UUD 1945, ketentuan mengenai hak asasi manusia dan hak-hak warga negara dalam UUD 1945 telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Materi yang semula hanya berisi 7 (tujuh) butir ketentuan yang juga tidak sepenuhnya dapat disebut sebagai jaminan hak asasi manusia, sekarang telah bertambah secara sangat signifikan, sehingga perumusannya menjadi sangat lengkap dan menjadikan UUD 1945 merupakan salah satu undangundang dasar yang paling lengkap memuat perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dengan disahkannya Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun 2000, dan apabila materinya digabung dengan berbagai ketentuan yang terdapat dalam undangundang yang berkenaan dengan hak asasi manusia, maka keseluruhan norma hukum mengenai hak asasi manusia itu dapat kita kelompokkan dalam empat kelompok yang berisi 37 butir ketentuan. Ada tiga hak yang mendasar pada warga negara yaitu hak sipil, hak politik, dan hak sosial. Dimana, hak sipil berkaitan dengan aturan hukum dan kebebasan berbicara sedangkan hak politik berkaitan dengan proses politik legal formal terutama hak dipilih/memilih dan juga sosial yang berisikan hak untuk mendapatkan jaminan keamanan dan kesejahteraan yang layak sebagai sesama warganegara. a. hak-hak sipil yang meliputi: 1) Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupannya; 2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat kemanusiaan; 3) Setiap orang berhak untuk bebas dari segala bentuk perbudakan; 4) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya; 5) Setiap orang berhak untuk bebas memiliki keyakinan, pikiran, dan hati nurani; 6) Setiap orang berhak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum; 7) Setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan; 123

136 Kegiatan Pembelajaran 7 8) Setiap orang berhak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut; 9) Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah; 10) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan; 11) Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal di wilayah negaranya, meninggalkan, dan kembali ke negaranya; 12) Setiap orang berhak memperoleh suaka politik; 13) Setiap orang berhak bebas dari segala bentuk perlakuan diskriminatif dan berhak mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan yang bersifat diskriminatif tersebut. Hak-hak sipil pada no 1,2,3,6,7,8 pengaturan dapat dilihat dalam pasal 28 I ayat (1) Dan (2) Undang Undang Dasar 1945 amandemen kedua. Sedangkan pada nomor 4 dan 5 pengaturannya dapat dilihat dalam pasal 28E ayat (1) dan (2) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi : 1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali 2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya b. kelompok hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang meliputi: 1) Setiap warga negara berhak untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapatnya secara damai; 2) Setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam rangka lembaga perwakilan rakyat; 3) Setiap warga negara dapat diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan publik; 4) Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pekerjaan yang sah dan layak bagi kemanusiaan; 124

137 PPKn SMP KK G 5) Setiap orang berhak untuk bekerja, mendapat imbalan, dan mendapat perlakuan yang layak dalam hubungan kerja yang berkeadilan; 6) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi; 7) Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak dan memungkinkan pengembangan dirinya sebagai manusia yang bermartabat; 8) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi; 9) Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pendidikan dan pengajaran; 10) Setiap orang berhak mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya untuk peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan umat manusia;[20] 11) Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak-hak masyarakat lokal selaras dengan perkembangan zaman dan tingkat peradaban bangsabangsa; 12) Negara mengakui setiap budaya sebagai bagian dari kebudayaan nasional; 13) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut kepercayaannya itu. 1. Hak-hak khusus dan hak atas pembangunan yang meliputi: a. Setiap warga negara yang menyandang masalah sosial, termasuk kelompok masyarakat yang terasing dan yang hidup di lingkungan terpencil, berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan yang sama; b. Hak perempuan dijamin dan dilindungi untuk mendapat kesetaraan gender dalam kehidupan nasional; c. Hak khusus yang melekat pada diri perempuan yang dikarenakan oleh fungsi reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum; d. Setiap anak berhak atas kasih sayang, perhatian, dan perlindungan orangtua, keluarga, masyarakat, dan negara bagi pertumbuhan fisik dan mental serta perkembangan pribadinya; 125

138 Kegiatan Pembelajaran 7 e. Setiap warga negara berhak untuk berperan-serta dalam pengelolaan dan turut menikmati manfaat yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan alam; f. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat; g. Kebijakan, perlakuan, atau tindakan khusus yang bersifat sementara dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan yang sah yang dimaksudkan untuk menyetarakan tingkat perkembangan kelompok tertentu yang pernah mengalami perlakuan diskriminatif dengan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat, dan perlakuan khusus tersebut tidak termasuk dalam pengertian diskriminasi. 2. Tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia yang meliputi: a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilainilai agama, moralitas, kesusilaan, keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis; c. Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia; d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang-undang. Manfaat atas penerapan HAM yang adil dan keseluruhan. a. Sikap saling menghormati dan menghargai sesama manusia. Dengan diterapkannya HAM secara adil dan berimbang, maka setiap manusia akan terpenuhi hak dasarnya dan kemudian akan menghormati hak dasar manusia lainnya. b. Terhapusnya perbudakan terselubung. Pencerahan seseorang terhadap hak dan kewajibannya sebagai manusia akan membimbingnya menuju 126

139 PPKn SMP KK G penghargaan terhadap diri dan rang lain. Bahwa perbudakan dalam alias, tak pantas dan tak sinkron dengan HAM secara global. c. Dihapuskannya penjajahan. Kolonialisme, penjajahan, atau invasi terhadap hak milik orang lain menimbulkan perang dan pertentangan. Tak hanya milik, namun nyawa pun melayang. Apabila PBB mampu dan mau menegakkan HAM secara adil, maka perang akan menjadi sejarah di muka bumi. Tidak ada lagi perebutan wilayah, terorisme, dan kejahatan lain. d. Terjaminnya kelayakan hayati manusia. HAM mencakupi hak dasar manusia buat hidup, berbuat, berkarya, dan berosialisasi dengan kondusif dan nyaman tanpa menimbulkan keresahan bagi satu sama lain di permukaan bumi ini. Dalam UUD 1945, hal ini juga dijamin. Negara menjamin pendidikan ialah hak setiap manusia. e. Meningkatnya tingkat hayati manusia. HAM pada dasarnya ialah keleluasaan manusia mengembangkan diri yang dijamin oleh Tuhan dan, pantas dihargai oleh sesama. Ketika pendidikan, karya, humanisme dijunjung tinggi oleh sesama manusia dan dilindungi dengan ketat oleh negara, maka tingkat hayati manusia akan mengingkat sebab hak dasar telah dijamin. 3. Penerapan Kewajiban Asasi Manusia di Indonesia Setiap manusia yang hidup memiliki haknya yang wajib untuk dilindungi dan dipenuhi oleh negara. Akan tetapi, dalam kenyataannya sering kali manusia tidak sadar bahwa hak yang dimilikinya bisa juga melanggar hak orang lain. Kewajiban Asasi Manusia memang langka terdengar. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, dalam kehidupan di dunia yang fana ini, manusia memiliki kewajiban yang asasi. Setidaknya, ada dua kewajiban asasi manusia, yaitu menyembah/beribadah kepada Allah serta menjalankan perintah Allah di muka bumi ini Kewajiban Asasi Manusia nyaris terabaikan. Padahal, antara keduanya mesti seimbang, ketika menuntut hak, maka kewajiban jangan ditinggalkan. Antara hak dan kewajiban bagaikan dua sisi mata uang yang 127

140 Kegiatan Pembelajaran 7 tidak mungkin bisa dipisahkan. Anehnya, orang lebih banyak menuntut hak dari pada melakukan kewajiban. Adapun contoh dari kewajiban Warga Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 adalah sebagai berikut : a. Kewajiban menaati hukum b. Kewajiban membela negara c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara d. Kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain e. Kewajiban tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang f. Membayar pajak, bea, dan cukai yang dibebankan Negara kepadanya g. Menyukseskan pemilu, baik sebagai peserta maupun sebagai penyelenggara h. Mendahulukan kepentingan Negara atau umum daripada kepentingan pribadi Tentara Nasional Indonesia Selian Kewajiban Asasi yang tertuang dalam UUD NRI 1945 kita sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial mempunyai kewajiban yaitu : a. Kewajiban sebagai Makhluk Pribadi Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu : beribadah, menjauhi larangannya dan menjalankan perintahnya Kewajiban kepada diri Sendiri Kewajiban terhahap sesama makhluk hidup terutama sesame manusia b. Kewajiban sebagai Makhluk Sosial Wajib untuk hormat menghormati Tenggang rasa terhadap sesama manusia Menaati peraturan yang berlaku Wajib membayar pajak Bersikap adil terhadap sesama manusia 128

141 PPKn SMP KK G Mengenai tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia yang meliputi: a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilainilai agama, moralitas, kesusilaan, keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis; c. Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia; d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan undang-undang. Akan tetapi seperti biasa, banyaknya undang-undang atau peraturanperaturan di buat tidak dengan sendirinya hak-hak yang diatur itu dapat secara otomatis direalisir. Ada banyak kendala antara lain: a. pembuatan UU hampir selalu bersifat reaktif dan tergesa-gesa. b. Sistem Adminitrasi hukum bersifat delegatif c. Administrasi perundang-undangan buruk d. Karakter hukum otoritarian masih kuat e. Undang-undang yang punya implikasi biaya, pelaksanaannya rumit f. Pasal-pasal bersifat soft law g. Pandangan DPR dan Pemerintah tentang ekosob tidak mendukung kearah justiciability ekosob h. Tradisi berpikir positivistic penegak hukum Upaya Litigasi dan Non Litigasi 1) Memperkuat orientasi organisasi masyarakat sipil (LSM), terutama Komnas HAM menjadi kekuatan advokasi melakukan gugatan class 129

142 Kegiatan Pembelajaran 7 action, Judicial Review dan legal audit (formal dan materiil (investigatif). 2) Mendorong terbentuknya Ombudsman Daerah (local ombudsman) 3) Mengintensifkan model gerakan BHS dengan fokus program pada isu dampak kejahatan ekonomi dan kampanye sadar hak. 4) Kampanye pembuatan hukum emansipatif berkarakter populis D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul dan menyelesaikan LK 7.1 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Indonesia secara kelompok. e. Diskusikan dan lakukan kerjasama setiap anggota kelompok, lakukan sharing dengan menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 130

143 PPKn SMP KK G No LK 7.1 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Indonesia Hak / Kewajiban Asasi 1 Hak-Hak Sipil 2 Hak- Hak Politik Hak- Ekonomi Hak Hak- Hak Sosial Hak- Hak Budaya 3 Hak-hak khusus Hak-hak atas Pembangunan 4 Kewajiban asasi Tanggung Jawab Negara Penerapan di Masyarakat/ Pemerintah f. Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang disampaikan pada diskusi dan kerja kelompok, kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar. Secara tanggung Jawab g. Setelah memperoleh masukan dari kelompok lain dilakukan revisi disampaikan laporan hasil diskusi dengan tanggung Jawab h. Menyimpulkan hasil pembelajaran bersama instruktur i. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. j. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran k. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 131

144 Kegiatan Pembelajaran 7 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. 1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Hak dan kewajiban Asasi Manusia di Indonesia. 2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. 4) Mempersilahkan peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul dan menyelesaikan LK 7.1 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Indonesia secara kelompok. 5) Diskusikan dan lakukan kerjasama setiap anggota kelompok, lakukan sharing dengan menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. LK 7.1 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Indonesia No Hak / Kewajiban Asasi 1 Hak-Hak Sipil Hak- Hak Politik Hak- Hak Ekonomi Hak- Hak Sosial Hak- Hak Budaya Penerapan di Masyarakat/ Pemerintah 132

145 PPKn SMP KK G No Hak / Kewajiban Asasi 3 Hak-hak khusus Hak-hak atas 1. Pembangunan Kewajiban asasi Tanggung Jawab 1. Negara 2 3. Penerapan di Masyarakat/ Pemerintah b. Kegiatan on 1) Setelah LK 7.1 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Indonesia terselesaikan dengan baik dalam tugas kelompok, dilanjutkan dengan kegiatan ON 2) LK pada kegiatan ON Membuat makalah dengan tema Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Indonesia dengan membagi diri menjadi 4 kelompok : a) Kelompok 1 : Penerapan Hak hak sipil permasalahan dan solusinya b) Kelompok 2 : Penerapan hak-hak Politik, Ekonomi, sosial dan budaya permasalahan dan solusinya. c) Kelompok 3 ; Penerapan hak-hak khusus dan hak-hak pembangunan permalahan dan solusinya d) Kelompok 4 ; Penerapan kewajiban asasi, tanggung jawab negara permasalahan dan solusinya Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. 2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan 133

146 Kegiatan Pembelajaran 7 d. Ketentuan lain e. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. f. Jenis huruf: Arial g. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. h. Spasi:1,5 spasi i. Identitas dalam Makalah c. Kegiatan In 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil Makalah yang dikerjakan dan dan kelompok lain memberikan pertanyaan, saran dan komentar. 2) Peserta diklat berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil makalah yang dibuat dengan menghargai pendapat peserta lain 3) Fasilitator menyimpulkan hasil paparan makalah 4 kelompok.melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 4) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil paparan makalah merencanakan kegiatan tindak lanjut menumbuhan, menanamkan hak dan kewajiban asasi secara seimbang di sekolah LK 7.2 Penerapan Hak dan Kewajiban Asasi di Sekolah No Hak / Kewajiban Asasi 1 Hak-Hak Sipil Hak- Hak Politik Hak- Hak Ekonomi Hak- Hak Sosial Penerapan di sekolah Yang sudah Yang belum

147 PPKn SMP KK G No Hak / Kewajiban Asasi Hak- Hak Budaya Penerapan di sekolah Yang sudah Yang belum Hak-hak khusus Hak-hak Pembangunan atas Kewajiban asasi Tanggung Sekolah Jawab E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Lembar Kerja dan Tugas a. Bagaimana penerapan hak-hak sipil di Indonesia? b. Mengapa warga Indonesia cenderung menuntut Hak tetapi kurang dalam melaksanakan Kewajiban c. Apa contoh penerapan hak hak khusus dan hak dalam pembangunan? 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 6.3 : Pengembangan Kisi kisi soal USBN Prosedur Kerja : Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 135

148 Kegiatan Pembelajaran 7 1. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 2. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda 3. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 4. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 5. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK 1) Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) JenisSekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. SK K D Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal Pilihan Ganda 1 atau Uraian hakikat, hukum Level dan kelembagaan Pengetahuan HAM dan Pemahaman sikap positif 2 terhadap VII Pilihan Ganda perlindungan dan atau Uraian penegakan Hak Level Aplikasi Azasi Manusia (HAM) kasus Pilihan Ganda 3 pelanggaran dan atau Uraian upaya penegakan Level HAM Penalaran 136

149 PPKn SMP KK G 2) Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. KD Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 Pilihan Ganda atau Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 Pilihan Ganda atau Uraian Level Aplikasi 3 Pilihan Ganda atau Uraian Level Penalaran Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda Kunci Jawaban : BAGIAN SOAL DISINI 3. Test Formatif Pilihlah salah satu jawabn yang paling tepat dan benar! 1. Hak adalah sesuatu yang melekat pada diri warga negara, sedang perwujudannya tidak bisa diterapkan secara absolut (mutlak), karena harus dibatasi oleh beberapa hal berikut, kecuali: A. Kepentingan umum B. Kepentingan negara C. Kepentingan bangsa D. Kepentingan individu E. Harkat kemanusiaan 137

150 Kegiatan Pembelajaran 7 2. Hak dan kewajiban adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini mengundang penyikapan seorang warga negara, bahwa: A. Kewajiban dilaksanakan dahulu dalam menuntut hak B. Bobot hak dan kewajiban adalah seimbang C. Hak dan kewajiban harus dipandang secara menyeluruh (totalitas) D. Jawaban a dan b benar E. Jawaban a, b, dan c benar semua 3. Pembangunan bidang politik diharapkan setiap warga negara memiliki kesadaran yang tinggi terhadap: A. Hak-hak politiknya B. Kewajiban-kewajiban politiknya C. Hak-hak dan kewajiban politiknya D. Organisasi politiknya E. Afiliasi politiknya 4. Hukum berfungsi mengayomi dan melindungi hak-hak warga negara berarti dengan adanya hukum, orang tidak akan sesuka hati melakukan. A. Melanggar hak orang lain B. Melaksanakan kewajiban orang lain C. Melaksanakan kewajibannya D. Mendapatkan haknya E. Memenuhi hak orang lain 5. Kewajiban Warga negara adalah patuh terhadap hukum : (1) Tertib berlalu lintas (2) Membayar iuran RT (3) Memiliki SIM ketika mengemudikan kendaraan (4) Melaksanakan tugas ronda (5) Membayar retribusi parkir (6) Berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Merupakan kepatuhan terhadap hukum yang diterapkan di lingkungan bangsa dan negara adalah. A. (1), (2), dan (3) B. (1), (3), dan (6) C. (2), (4), dan (6) D. (4), (5), dan (6) E. (1), (3), dan (5) 138

151 PPKn SMP KK G F. Rangkuman 1. Penerapan hak asasi manusia di Indonesia a. Penerapan hak asasi manusia yang dianut oleh bangsa Indonesia bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar b. Dijamin hak asasi manusia pada : UUD NRI 1945 dan UU no 39 th 1999 diantaranya hak-hak sipil, Hak- hak Politik, Ekonomi, sosial budaya, hakhak khusus dan hak atas pembangunan 2. Penerapan kewajiban asasi manusia di Indonesia a. Penerapan Kewajiban Asasi Manusia nyaris terabaikan. padahal, antara keduanya mesti seimbang, ketika menuntut hak, maka kewajiban jangan ditinggalkan. b. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; Dalam menjalankan semua hak harus memiliki kewajiban berupa tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Berartti menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain.: Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Jawablah semua latihan/tugas Penerapan Hak dan Kewajiban asasi di Indonesia dalam kegiatan pembelajaran ini. Kemudian cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban,. Apabila Saudara mendapatkan hasil lebih dari 80% dari formatif (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, tetapi jika belum mencapai 80 %, pelajari ulang. 139

152 Kegiatan Pembelajaran 7 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 7 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 140

153 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 8 Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara A. Tujuan 1. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi peserta dikat mampu menjelaskan penerapan penegakan hukum di pengadilan negeri dengan benar. 2. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi peserta dikat mampu menjelaskan penerapan penegakan hukum di pengadilan Tata Usaha Negara dengan benar. 3. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi peserta dikat mampu menjelaskan penerapan penegakan hukum di Mahkamah Konstitusi dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta dikat mampu menjelaskan penerapan penegakan hukum di pengadilan negeri dengan benar. 2. Peserta dikat mampu menjelaskan penerapan penegakan hukum di pengadilan Tata Usaha Negara dengan benar. 3. Peserta dikat mampu menjelaskan penerapan penegakan hukum di Mahkamah Konstitusi dengan benar C. Uraian Materi Pengantar penegakan hukum yang konsisten dan berkelanjutan merupakan impian dari semua negara. Tegak atau tidaknya serta baik atau tidaknya penerapan penegakan hukum di sebuah Negara merupakan tujuan yang harus dicapai oleh sebuah negara. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk 141

154 Kegiatan Pembelajaran 8 tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tingginya harapan masyarakat Indonesia terhadap penerapan penegakan hukum di Indonesia merupakan pertanda bahwasannya masyarakat Indonesia merasa rindu dan ingin melihat penerapan penegakan hukum yang sesungguhnya sehingga masyarakat bernar-benar merasa terlindungi dan terayomi dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika penegakan hukum yang terjadi sudah dapat diimplementasikan dan diterapkan, maka segala tindakan yang melanggar hukum dapat segera di tindak lanjuti dan diselesaikan dengan cepat dan tepat. Berbagai pengalaman yang kita temui selama berada di lingkungan bermasyarakat dan saat mempelajari materi ini tentu akan memperkuat keyakinan kita tentang perlu adanya kesadaran hukum masyarakat yang tidak terlepas dari sistem hukum. 1. Penerapan Penegakan Hukum di Pengadilan Negeri Pengadilan negeri atau biasanya disebut sebagai PN merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan peradilan umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, pengadilan negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Pengadilan negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-harinya memeriksa dan memutuskan perkara pidana dan perdata. Pengadilan negeri berkedudukan di ibu kota daerah kabupaten atau kota. Daerah hukumnya juga meliputi wilayah kabupaten atau kota. Pengadilan Negeri mempunyai tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2004, dalam Pasal 50 menyatakan: Pengadilan Negeri bertugas dan berwewenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama, dalam Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan: Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah didaerahnya, apabila diminta dan selain bertugas dan kewenangan tersebut dalam Pasal 50 dan 51, Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain atau berdasarkan Undang-Undang. 142

155 PPKn SMP KK G Berikut ini mekanisme sistem peradilan di Indonesia Gambar 8. Mekanisme Sistem Peradilan Nasional (Diolah dari berbagai Sumber) Kewenangan yang dimiliki oleh pengadilan negeri tidak hanya menyidangkan perkara yang berkenaan dengan perkara pelanggaran pada kasus pidana saja tetapi pengadilan negeri juga berwenang untuk mengadili dan memutuskan perselisihan perkara Perdata yang didalamnya diduga terdapat pelanggaran: 1. Wanprestasi atau pengingkaran janji, 2. Perbuatan melawan hukum. Pengadilan negeri juga memiliki kewenangan mengabulkan gugatan dan permohonan perceraian, pembatalan perkawinan dari pasangan suami istri yang beragama selain Islam, karena pengabulan gugatan maupun permohonan perceraian yang diajukan oleh pasangan yang beragam Islam akan ditangani oleh pengadilan Agama sebagai salah satu kewenangan dari pengadilan agama 2. Penerapan Penegakan Hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara Tujuan pembentukan dan kedudukan suatu peradilan administrasi negara (PTUN) dalam suatu negara, terkait dengan falsafah negara yang dianutnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila 143

156 Kegiatan Pembelajaran 8 dan UUD 1945, oleh karenanya hak dan kepentingan perseorangan dijunjung tinggi disamping juga hak masyarakatnya. Kepentingan perseorangan adalah seimbang dengan kepentingan masyarakat atau kepentingan umum. Karena itu, menurut S.F Marbun (1997:27) secara filosofis tujuan pembentukan peradilan administrasi negara (PTUN) adalah untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat, sehingga tercapai keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan masyarakat atau kepentingan umum. Menurut pandangan dari Sjachran Basah (1985:25) secara gamblang mengemukakan bahwa tujuan pengadilan administrasi negara (PTUN) ialah memberikan pengayoman hukum dan kepastian hukum, tidak hanya untuk rakyat semata-mata melainkan juga bagi administrasi negara dalam arti menjaga dan memelihara keseimbangan kepentingan masyarakat dengan kepentingan individu. Untuk administasi negara akan terjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan dalam melaksanakan tugas-tugasnya demi terwujudnya pemerintahan yang kuat bersih dan berwibawa dalam negara hukum berdasarkan Pancasila. Dengan kata lain bahwa lembaga pengadilan administrasi negara (PTUN) adalah merupakan salah satu badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman, merupakan kekuasaan yang merdeka yang berada di bawah Mahkamah Agung dalam rangka menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Penegakan hukum dan keadilan ini merupakan bagian dari perlindungan hukum bagi rakyat atas perbuatan hukum publik oleh pejabat administrasi negara yang dinggap telah melanggar hukum. Dalam kaitan dengan pengadilan administrasi negara sebagai salah satu badan peradilan yang menjalankan kekuasaan kehakiman yang bebas sederajat dengan pengadilan-pengadilan lainnya dan berfungsi memberikan pengayoman hukum akan bermanfaat sebagai: a. Tindakan pembaharuan bagi perbaikan pemerintah untuk kepentingan rakyat; b. Stabilisator hukum dalam pembangunan; c. Pemelihara dan peningkat keadilan dalam masyatakat; 144

157 PPKn SMP KK G d. Penjaga keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum (Sjachran Basah, 1985:25). Akibat hukum yang timbul tersebut dapat berupa penciptaan hubungan hukum yang baru maupun perubahan atau pengakhiran hubungan hukum yang ada. Dengan demikian tindakan hukum pemerintah dimaksud memiliki unsur-unsur sebagai berikut: a. Tindakan tersebut dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa, maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs organ); b. Tindakan dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan; c. Tindakan yang dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum (recht gevolgen) dibidang hukum administrasi; d. Tindakan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan umum; e. Tindakan dilakukan berdasarkan norma wewenang pemerintah; f. Tindakan tersebut berorientasi pada tujuan tertentu berdasarkan hukum; dan g. Tindakan Hukum Pemerintah dapat berbentuk tindakan berdasarkan hukum publik dan berdasarkan hukum privat. 3. Penerapan Penegakan Hukum di Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi (MK) dibentuk pada tahun 2003 karena adanya kebutuhan menjawab berbagai persoalan hukum dan ketatanegaraan sebelumnya. Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, MK diberi mandat oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI 1945) untuk melaksanakan lima kewenangan konstitusional, yaitu: 1. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar; 2. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-undang Dasar; 3. memutus pembubaran partai politik; 4. memutus perselisihan hasil pemilihan umum; 5. memberi pendapat kepada Dewan Perwakilan Rakyat terkait dengan pemakzulan presiden dan wakil presiden. 145

158 Kegiatan Pembelajaran 8 Dalam kaitan dengan kewenangannya untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, MK dilandasi oleh Pasal 24C ayat (1) UUD 1945, kemudian diatur kembali dalam produk turunannya, yakni Pasal 10 Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK). Teknis pelaksanaannya selanjutnya diatur dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06 Tahun 2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang. Permohonan pengujian undang-undang sendiri, dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu pertama, pengujian terhadap isi materi perundang-undangan atau norma hukum, biasa disebut pengujian materiil, dan kedua, pengujian terhadap prosedur pembentukan produk perundang-undangan, biasa disebut pengujian formil. Pembahasan materi tentang penerapan penegakan hukum baik di pengadilan negeri, pengadilan Tata Usaha Negara dan di Mahkamah Konstitusi dapat membentuk sikap dan perilaku kesadaran hukum karena sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Materi ini juga dapat menumbuhkan sikap dan perilaku kejujuran, tangungjawab, dan sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 8 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2 1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara, maka Anda perlu mengikuti aktivitas 146

159 PPKn SMP KK G pembelajaran sebagai berikut. i. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul materi Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara ii. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. iii. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. iv. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul Setelah Saudara membaca dan mencermati uraian materi tentang Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara secara mandiri, kegiatan pembelajaran berikut dilakukan secara berkelompok, sehingga Saudara diharapkan mengedepankan nilai karakter gotong royong dengan mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan tugas bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada orangorang yang membutuhkan. Dengan demikian akan terwujud kerjasama yang baik dan dapat menghasilkan tugas yang baik. Interaksi yang dibangun selama menyelesaikan tugas-tugas berikut akan berjalan dengan baik ketika dilandasi juga dengan karakter integritas yang tinggi. Saudara akan berupaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilainilai kemanusiaan dan moral (integritas moral) dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). 147

160 Kegiatan Pembelajaran 8 Berikut Aktivitas yang dilakukan dengan sikap dan perilaku semangat gotong royong dan integritas yang tinggi: a) Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); b) Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK.8.1.) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. c) Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. d) Penyampaian hasil diskusi; e) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok f) Menyimpulkan hasil pembelajaran g) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. h) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran i) Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul materi Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 148

161 PPKn SMP KK G c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul Setelah Saudara membaca dan mencermati uraian materi tentang Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara secara mandiri, kegiatan pembelajaran berikut dilakukan secara berkelompok, sehingga Saudara diharapkan mengedepankan nilai karakter gotong royong dengan mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan tugas bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Dengan demikian akan terwujud kerjasama yang baik dan dapat menghasilkan tugas yang baik. Interaksi yang dibangun selama menyelesaikan tugas-tugas berikut akan berjalan dengan baik ketika dilandasi juga dengan karakter integritas yang tinggi. Saudara akan berupaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral) dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). Berikut Aktivitas yang dilakukan dengan sikap dan perilaku semangat gotong royong dan integritas yang tinggi: a) Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); b) Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK.8.1.) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 149

162 Kegiatan Pembelajaran 8 b. Kegiatan On Peserta diklat menyusun kisi-kisi dan butir soal untuk materi Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara secara individu dengan harapan peserta diklat bekerja keras (mandiri) dan kreatif dengan menggunakan LK 8.2. c. Kegiatan In - 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK 8.2 yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil kinerjanya dan menghargai pendapat peserta lain 3) Menyimpulkan hasil pembelajaran 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/tugas 1. Latihan/Kasus/tugas AKTIVITAS: Menganalisis contoh kasus penyelewengan penegakan hukum serta lemahnya penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara LK.8.1.Penyelewengan penegakan hukum serta lemahnya penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara Prosedur Kerja: 1. Carilah salah satu kasus penyelewengan penegakan hukum serta lemahnya penegakan hukum di Indonesia dari berbagai sumber dan media yang relevan. 2. Buatlah analisis tentang kasus tersebut lengkap dengan penyelesaian, maupun saran dalam proses penyesesaiannya serta nilai karakter yang akan dibangun. 150

163 PPKn SMP KK G 3. Gunakan format berikut untuk menganalisis kasus penyelewengan penegakan hukum serta lemahnya penegakan hukum di Indonesia. 4. Bandingkan hasil kerja kelompok Saudara dengan kelompok lain. Silakan saling berbagi dan memberikan masukan. 5. Buat simpulan nilai karakter utama yang perlu dibangun dalam mempelajari Penerapan Penegakan Hukum yang Berlaku dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara! KESIMPULAN: 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 8.1 : Pengembangan Kisi kisi soal USBN Prosedur Kerja : 1. Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda 4. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 6. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal 151

164 Kegiatan Pembelajaran 8 1) Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) JenisSekolah Mata Pelajaran No. SK KD : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal hakikat dan arti penting hukum bagi warganegara sikap positif terhadap norma hukum yang berlaku dalam bernegara Penerapan norma hukum dalam kehidupan bermasyarakat, PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Pengetahuan dan Pemahaman PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran 2) Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 2 VIII 3 Materi Indikator Bentuk Soal Ketaaatan PILIHAN terhadap GANDA ATAU peraturan URAIAN Level perundangundangan Pengetahuan dan Pemahaman di PILIHAN Indonesia GANDA ATAU URAIAN Level Aplikasi PILIHAN GANDA ATAU URAIAN Level Penalaran 152

165 PPKn SMP KK G Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Test Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan benar 1. Maraknya tindakan kriminal dan pelanggaran norma hukum di Indonesia, terutama disebabkan oleh: A. Kesadaran warga negara terhadap hukum rendah B. tingkat kemiskinan yang masih meningkat C. penetapan sanksi hukum yang ringan D. tuntutan kehidupan yang semakin meningkat 2. Kasus hakim suap dan masyarakat menyuap dalam praktik peradilan di Indonesia, menggambarkan lemahnya: A. kinerja para penegak hukum B. sanksi pelanggaran hukum di Indonesia C. pendidikan kesadaran hukum di Indonesia D. komitmen bangsa terhadap norma hukum 3. Menurut pasal 24 UUD RI 1945, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh. A. Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial B. Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi C. Mahkamah Agung dan Badan Peradilah di bawahnya D. Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial 153

166 Kegiatan Pembelajaran 8 4. Sengketa tata usaha negara (sengketa administrasi negara) adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara (administrasi negara) antara orang dengan orang 2. antara orang dengan badan hukum perdata 3. antara Badan hukum dengan badan hukum 4. antara masyarakat dengan badan hukum 5. Kewenangan konstitusional Mahkamah Konstitusi : 1) Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, 2) Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, 3) Memberi pendapat kepada Dewan Perwakilan Rakyat terkait dengan pemakzulan presiden dan wakil presiden, 4) Kewenangan konstitusional memutus pembubaran partai politik; 5) Memutus perselisihan hasil pemilihan umum 6) Membawahi Peradilan dibawahnya Mandat UUD 1945 terhadap Mahkamah Konstitusi karena adanya kebutuhan menjawab berbagai persoalan hukum dan ketatanegaraan ada pada : A. 1 dan 2 B. 1 dan 6 C. 2 dan 6 D. 4 dan 5 F. Rangkuman 1. Pengadilan negeri berkedudukan di ibu kota daerah kabupaten atau kota. Daerah hukumnya juga meliputi wilayah kabupaten atau kota. Pengadilan Negeri bertugas dan berwewenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama; memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah didaerahnya, apabila diminta dan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain atau berdasarkan Undang-Undang. 2. Sengketa tata usaha negara (sengketa administrasi negara) adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara (administrasi negara) antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara 154

167 PPKn SMP KK G (pejabat administrasi negara) baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara (keputusan administrasi negara), termasuk kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Mahkamah Konstitusi (MK) dibentuk pada tahun 2003 karena adanya kebutuhan menjawab berbagai persoalan hukum dan ketatanegaraan sebelumnya. Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, MK diberi mandat oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) untuk melaksanakan lima kewenangan konstitusional, yaitu: a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar; memutuskan sengketa kewenangan lemmbaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar; b. memutus pembubaran partai politik; c. memutus perselisihan hasil pemilihan umum; d. memberi pendapat kepada Dewan Perwakilan Rakyat terkait dengan pemakzulan presiden dan wakil presiden. 4. Di mata hukum dan peradilan setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Keputusan pengadilan tidaklah dapat direkayasa atau dimanipulasi. Di sinilah sikap dan perilaku jujur ditanamkan sehingga bear-benar pada akhirnya mencintai kebenaran dan memiliki komitment moral untuk selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Membangun integritas yang tinggi dan kesadaran hukum menjadi bagian dalam sebuah kehidupan bermasyarakat. G. Umpan Balik dan Tindak lanjut Jawablah Test formatif penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam kegiatan pembelajaran ini. Kemudian cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban dari test formatif. Apabila Saudara mendapatkan hasil kurang dari 80%, (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman berbingkai bhinneka tunggal ika, jika belum belajar lebih giat 155

168 Kegiatan Pembelajaran 8 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 8 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 156

169 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 9 Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika A. Tujuan 1. Dengan mencermati materi modul peserta diklat mampu menjelaskan harmonisasi dalam Keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan benar. 2. Dengan tugas kelompok peserta diklat mampu menyimpulkan Kerukunan dalam Keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan harmonisasi dalam keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika. 2. Menyimpulkan kerukunan dalam keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika C. Uraian Materi Pengantar Indonesia merupakan negara yang plural dan kaya akan budaya, serta nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam keberagaman tersebut. Indonesia juga memiliki keanekaragaman suku bangsa yang memiliki bahasa, adat istiadat, sistem kepercayaan, organisasi sosial, dan perilaku budaya yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Dari keberagaman itu Indonesia mampu menciptakan keselarasan yang dapat berjalan berdampingan, serta mampu menciptakan negeri yang damai dalam berbudaya. Hal inilah yang akan menjadi tantangan besar untuk generasi penerus 157

170 Kegiatan Pembelajaran 9 bangsa Indonesia, yang mana kita ketahui bahwa mempertahankan tentu jauh lebih sulit dibandingkan dengan menciptakan. Inilah yang masih menjadi upaya bersama untuk mempertahankan keselarasan, keharmonisan, serta kerukunan yang terjalin dalam keragaman di Indonesia. Materi ini juga dapat menumbuhkan sikap dan perilaku nasionalis karena berbagai kekayaan dan keberagaman yang ada, merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang perlu dijaga dari berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari bangsa lain. Harmonisasi dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia adalah negara demokratis, dengan ribuan gugusan kepulauan. Banyaknya ras dan suku menjadikan Indonesia mempunyai keanekaragaman, terutama keanekaragaman dalam masyarakatnya yang terdiri dari beragam kebudayaan dan adat istiadat. Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan masyarakat yang beragam kebudayaan tersebut untuk tetap terjalin dengan harmonis dan tetap menjadi kekayaan Indonesia. Konstitusi ini juga menetapkan bahwa negara Indonesia harus didasarkan pada ideologi bangsa Indonesia yakni prinsip ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Hal ini berarti bahwa masyarakat yang beranega ragam tadi harus tetap saling menghormati dan bertoleransi sehingga terbina keselaran atau keharmonisan hidup. Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya kehidupan masyarakat dan menjadi mediator ketika terjadi konflik. Menelisik tentang Bhinneka Tunggal Ika semboyan bangsa Indonesia yang merupakan bentuk pernyataan kesatuan bangsa Indonesia atas segala keberagaman dan perbedaan yang ada. Semboyan yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu jua tersebut ternyata telah dicetuskan sejak jaman kerajaan Majapahit ratusan tahun yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk penghargaan dan toleransi terhadap perbedaan telah ada sejak jaman dahulu. Semboyan ini pula yang kemudian mengantarkan kerajaan Majapahit menjadi kerajaan dengan wilayah yang sangat luas mencakup berbagai macam ras dan suku yang ada di wilayah Nusantara. Dari pengalaman kerajaan Majapahit itulah, para tokoh peletak dasar negara Indonesia tetap menggunakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia dengan harapan bahwa bangsa Indonesia akan terus 158

171 PPKn SMP KK G berjaya diatas perbedaan yang ada. Semboyan tersebut telah menjadi pengingat penting bagi seluruh bangsa Indonesia bahwa segala bentuk perbedaan ras, suku, bahasa daerah, perbedaan pemahaman maupun keyakinan bukanlah sebuah penghalang untuk menjadi kesatuan bangsa yang kuat.jelas bahwa toleransi dan saling menghargai adalah sikap yang tersirat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tanpa adanya toleransi dan sikap saling menghargai, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lemah karena setiap orang saling mencela dan menganggap dirinya paling baik diantara yang lainnya. Masalah sosial yang terjadi di Indonesia karena adanya konflik atau kerusuhan agama seperti contohnya konflik dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon- Lease sejak Januari 1999 telah berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan menghancurkan semua tatanan kehidupan bermasyarakat. Kerusuhan di Ambon yang sudah terjadi beberapa kali, semua akibat hasutan informasi berantai. Isu yang tidak berdasar fakta sengaja dihembuskan untuk menyulut emosi kelompok-kelompok atau etnis yang kerap bertikai. Akibatnya, emosi tak terkendali membuat kekacauan di kota Ambon. Parahnya, persoalan kemudian dibelokkan ke masalah berbau SARA. Menurut Choerul Mahfud, konflik-konflik tersebut salah satu penyebabnya adalah kenyataan bangsa Indonesia yang multikultural. Mahfud menyatakan kemajemukan masyarakat itu memberikan dampak secara positif. Namun, pada sisi lain juga dapat menimbulkan dampak negatif karena faktor kemajemukan itulah justru terkadang sering menimbulkan konflik antar umat beragama. Adapun menurut Asep Jamaludin menuding multikultural sebagai salah satu penyebab timbulnya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), premanisme, perseteruan politik, kemiskinan, kekerasan, sparatisme, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghargai hak-hak orang lain. Saya sependapat dengan beliau karena dengan adanya keragaman yang ada bisa menyebabkan adanya KKN karena orang cenderung akan mementingkan golongannya dan jika sudah berbicara kepentingan orang akan melakukan apa saja untuk golongannya. Dengan adanya kemajemukan masyarakat perlu adanya pendidikan multikultural. Pendidikan ini di perkenalkan dengan tujuan untuk meredam konflik sekaligus mendatangkan kebaikan dari keragaman budaya. Pendidikan multikultural di 159

172 Kegiatan Pembelajaran 9 arahkan untuk meredam konflik sosial dengan cara mengembangkan sikap menghargai perbedaan budaya. Lingkungan pendidikan yang baik, harus di rancang untuk menciptakan suatu kehidupan yang menerima perbedaan, bisa hidup bersama secara harmonis, saling menghormati dan menghargai perbedaan. 1. Kerukunan dalam Keberagaman berbingkai Bhinneka Tunggal Ika Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman. Pengakuan terhadap keragaman kultural tersebut mencakup keragaman suku, adat istiadat, termasuk keragaman agama. Lawrence Blum mendefenisikan multikulturalisme sebagai paham yang mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lubis, 2001). M.G.Smith dalam Abdul Rachman (2001) mendefinisikan bahwa multikultural bangsa sebagai sesuatu yang lebih dari hanya keragaman kebudayaan. Sebuah kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari kolektifitas kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat majemuk. Dari segi etnitasnya terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997) dengan tidak kurang dari 300 jenis bahasa-bahasa daerah, dan di Irian Jaya saja lebih 200 bahasa-bahasa suku bangsa (Koentjaraningrat,1993). Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika memegang peran yang sangat penting bagi negara Indonesia dengan keberagamannya. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kerukunan. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak keberagaman (suku, agama, ras, kesenian,adat, bahasa, dan lain sebagainya) namun tetap bisa bersatu dan hidup dalam kerukunan. Bhinneka Tunggal Ika berisi konsep multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Prinsip multikulturalistik adalah asas yang mengakui adanya kemajemukan bangsa dilihat dari segi agama, keyakinan, suku bangsa, adat budaya, keadaan daerah, dan ras. Keberagaman tersebut dihormati dan dihargai serta didudukkan dalam suatu prinsip yang dapat mengikat keanekaragaman tersebut dalam kesatuan yang kokoh. Keberagaman bukan 160

173 PPKn SMP KK G dikembangkan dan didorong menjadi faktor pemecah bangsa, tetapi merupakan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing komponen bangsa, untuk selanjutnya diikat secara sinergi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk dimanfaatkan dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan bangsa. Kita ketahui bahwa toleransi dan saling menghargai adalah sikap yang tersirat dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tanpa adanya toleransi dan sikap saling menghargai, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lemah karena setiap orang saling mencela dan menganggap dirinya paling baik diantara yang lainnya. Masih banyaknya masalah sosial yang terjadi di masyarakat karena faktor perbedaan ras, suku, agama. Dengan adanya kemajemukan masyarakat perlu adanya pendidikan multikultural untuk menciptakan suatu kehidupan yang menerima perbedaan, bisa hidup bersama secara harmonis, saling menghormati, menghargai perbedaan dan hidup dalam kerukunan. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 9 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul materi Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. 161

174 Kegiatan Pembelajaran 9 d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul Setelah mempelajari uraian materi tentang Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka lakukan Aktivitas Pembelajaranberikut secara berkelompok dengan menggunakan LK 9.1. Konflik-konflik sosial terkait dengan isu sara di Indonesia ( E Latihan dan Tugas), Saudara diharapkan mengedepankan nilai karakter gotong royong. Secara bersama-sama menjalin komunikasi dan wujudkan kerjasama yang baik agar dapat menghasilkan produk yang baik. Berikut Aktivitas yang dilakukan dengan sikap dan perilaku semangat gotong royong dan integritas yang tinggi: a. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); b. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK.9.1.) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. c. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. d. Penyampaian hasil diskusi; e. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok f. Menyimpulkan hasil pembelajaran g. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. h. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran i. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. 162

175 PPKn SMP KK G a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul materi Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan baik secara individual maupun kelompok sehingga mengedepankan sikap dan perilaku gotong royong dengan mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan tugas. Landasi juga dengan karakter integritas yang tinggi dengan berupaya menjadikan diri memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral) dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). d. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar penerapan Harmonisasi dan Kerukunan dalam masyarakat. e. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras (mandiri) memahami terhadap materi modul f. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus LK. 9.1 yang telah disediakan b. Aktivitas On Peserta diklat menyusun kisi-kisi dan butir soal untuk materi Harmonisasi dan Kerukunan dalam Keberagaman Berbingkai Bhinneka Tunggal Ika secara individu dengan harapan peserta diklat bekerja keras (mandiri) dan kreatif dengan menggunakan LK 9.2. c. Kegiatan In - 2 a) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK 9.2 yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil kinerjanya dan menghargai pendapat peserta lain 163

176 Kegiatan Pembelajaran 9 c) Menyimpulkan hasil pembelajaran d) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f) Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/ Kasus/ Tugas 1. AKTIVITAS: Menganalisis konflik-konflik sosial terkait dengan isu SARA No 1 di Indonesia. LK.9.1. Konflik-konflik sosial terkait dengan isu SARA di Indonesia. Prosedur Kerja: 1. Cermati berita tentang konflik-konflik sosial terkait SARA yang terjadi di Indonesia saat ini. 2. Analisis latar belakang permasalahan yang ada 3. Gunakan format berikut untuk mendeskripsikannya. Konflik yang terjadi Latar belakang permasalahan Dampak yang ada di lingkungan masyarakat Penyelesaian konflik Saran penanganan konflik 2 3 Berdasarkan hasil deskripsi di atas, tentukan satu konflik yang menurut kelompok Saudara paling menyita perhatian masyarakat umum. Tuangkan dalam LK beberapa perilaku atau sikap yang harus dikembangkan dalam menyikapi konflik tersebut dengan bantuan format berikut: 164

177 PPKn SMP KK G No. Konflik yang terjadi Latar belakang permasalahan Penyelesaian konflik Nilai-nilai pendidikan karakter/sikap/perilaku Mintalah bantuan atau pertolongan orang/kelompok lain untuk memberikan masukan sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai bahan untuk merevisi LK. Jadikan kegiatan tersebut sebagai upaya dalam menjalin kerjasama yang lebih luas lagi. Buat simpulan dari hasil kegiatan tentang hal-hal apa yang telah Saudara pelajari. KESIMPULAN: Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 9.2 Prosedur Kerja : : Pengembangan Kisi kisi soal USBN a. Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G b. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 c. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda d. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini e. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs f. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal 165

178 Kegiatan Pembelajaran 9 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK 1. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) JenisSekolah Mata Pelajaran No. SK KD : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal Pilihan Ganda atau Uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman Pilihan Ganda atau Uraian Level Aplikasi Pilihan Ganda atau uraian Level Penalaran 2) Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. KD Bahan Kelas Materi 1 IX Prinsip harmoni dalam keberagaman sosial, budaya, ekonomi, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 2 3 Upaya penyelesaian masalah yang muncul dalam keberagaman masyarakat Permasalahan keberagaman masyarakat Indonesia Indikator Bentuk Soal Pilihan Ganda dan atau uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman Pilihan Ganda atau Uraian Level Aplikasi Pilihan Ganda atau Uraian Level Penalaran KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran PPKn Kelas : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 166

179 PPKn SMP KK G 3. Test Formatif Pilihlah Salah satu jawaban yang tepat dan Benar 1. Secara sosio-kultural, masyarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat yang majemuk (plural), yang memiliki keragaman dalam hal: A. suku bangsa, agama dan ras/etnis B. suku bangsa, agama. ras/etnis dan golongan C. suku bangsa, agama, ras/etnis, antar golongan dan kepentingan D. suku bangsa, agama, ras/etnis, antar golongan, kepentingan dan ideologi 2. Salah satu contoh persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat adalah... A. bersosialisasi dengan seluruh tetangga yang berkeyakinan sama B. kewajiban mengikuti kegiatan upacara proklamasi kemerdekaan C. kebebasan dalam mempelajari kelemahan ajaran agama lain D. bergaul tanpa membedakan ras, agama, suku, dan golongan 3. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa yang satu dengan lainnya antara lain. kecuali A. Agama yang dianut B. Bahasa daerah C. Adat Istiadat D. Sistem kekerabatan 4. Dengan memperhatikan potensi kemajemukan masyarakat Indonesia, substansi pokok wawasan kebangsaan adalah: A. budaya lokal B. bhinneka tunggal ika C. integrasi nasional D. kebudayaan nasional 5. Pendekatan yang cocok dalam komunikasi antar budaya bangsa Indonesia yang bhinneka tunggal ika, terutama sebagai upaya memasuki format baru kehidupan Indonesia yang lebih baik adalah: A. pendekatan etnosentris budaya B. pendekatan kefanatikan agama C. pendekatan resolusi konflik D. pendekatan multikultural 167

180 Kegiatan Pembelajaran 9 F. Rangkuman Keberagaman masyarakat Indonesia terlihat dalam berbagai perbedaan budaya, agama, ras, suku, dan bahasa. Keberagaman tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki oleh bangsa, untuk selanjutnya diikat secara sinerjik menjadi kekuatan yang luar biasa untuk dimanfaatkan dalam menghadapi segala tantangan dan persoalan bangsa. Namun, di lain sisi juga berpotensi terbentuknya konflik. Misalnya saja konflik karena perbedaan agama, prinsip keagamaan, perbedaan pendapat, perbedaan budaya, dan lain sebagainya. Sebagai negara yang tingkat keberagamannya tinggi maka harus terjadi harmonisasi dan kerukunan bangsa agar bisa mencapai tujuan bangsa. Bhinneka Tunggal Ika memegang peran yang sangat penting bagi negara Indonesia dengan keberagamannya. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak keberagaman (suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya) namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Jawablah semua Test Formatif penerapan harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman berbingkai bhinneka tunggal ika dalam kegiatan pembelajaran ini. Kemudian cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban Apabila Saudara mendapatkan hasil kurang dari 80%, (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : perwujudan persatuan dan kesatuan dalam berbagai lingkungan kehidupan, jika masih dibawah 80% silahkan fahami lagi materi Modul Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 9. Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 168

181 Kegiatan Pembelajaran 10 Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan PPKn SMP KK G A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan sekolah. 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan pergaulan. 3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan masyarakat. 4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan bangsa dan negara. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan sekolah. 2. Peserta diklat mampu mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan pergaulan. 3. Peserta diklat mampu mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan masyarakat. 4. Peserta diklat mampu mampu menunjukkan perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan bangsa dan negara. C. Uraian Materi Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh dengan keragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan 169

182 Kegiatan Pembelajaran 10 kepercayaan, Keberagaman Indonesia ada dalam berbagai bidang di Indonesia. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan, sosial-budaya, kebiasaan, dan jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa. tetapi keberagaman juga menimbulkan dampak negatif yaitu ketidak rukunan yang kemudian dapat menimbulkan perpecahan yang selanjutnya dapat menghancurkan bangsa dan negara. Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan dibutuhkan Prinsip ;a) Bhinneka Tunggal Ika; b) Nasionalisme Indonesia, c.) Kebebasan yang Bertanggungjawab, d) Wawasan Nusantara, e) Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi. Sedangkan tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia yang paling menonjol melalui ; a. Perasaan Senasib; b. Kebangkitan Nasional; c. Sumpah Pemuda; d. Proklamasi Kemerdekaan, agar tidak terjadi kehancuran bangsa perlu diwujudkan kesatuan persatuan di lingkungan sekolah, pergaulan, masyarakat, bangsa dan negara: 1. Perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan sekolah. Di sekolah rasa persatuan dan kesatuan harus dimiliki semua warga sekolah. Akibat runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan banyak sekali peristiwa yang terjadi. Tawuran antar pelajar baik satu sekolah maupun antar sekolah merupakan salah satu peristiwa yang disebabkan runtuhnya persatuan dan kesatuan dalam diri pelajar. jika kita tidak memiliki sikap persatuan, saat terjadi perbedaan pendapat atau perbedaan kepentingan, akan terjadi pertikaian dan perkelahian. Tiga contoh sikap yang menunjukkan sikap persatuan di lingkungan sekolah atau di rumah antara lain : gotong royong membersihkan rumah dan sekolah, bermain bersama semua teman tanpa membeda-bedakan teman, dan belajar bersama. Kegiatan gotong-royong merupakan contoh dari sikap persatuan yang perlu kita pertahankan. 2. Perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan pergaulan. Masa remaja merupakan masa seseorang mencari identitas dan jatidiri 170

183 PPKn SMP KK G seseorang. Mereka sedang mencari tokoh idola untuk dijadikan cermin bagi dirinya. Perbuatan dan sikap akan meniru orang atau kelompok yang menjadi panutannya. Kekeliruan dalam pergaulan dapat mengakibatkan berbagai persoalan. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa beberapa masalah di kalangan pelajar seperti perkelahian antarpelajar, kekerasan antarpelajar, tawuran antarremaja kampung menunjukkan semakin memudarnya semangat persatuan dan kesatuan di kalangan pelajar atau remaja. Oleh karena semangat ini perlu ditanamkan di kalangan remaja untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Membiasakan semangat persatuan dan kesatuan akan menumbuhkan rasa saling menolong dengan teman yang lain, rasa solidaritas, dan saling berbagi. Kegiatan ini dapat kalian lakukan dalam berbagai kegiatan pergaulan di sekolah dan teman di masyarakat. 3. Perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Pepatah mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pepatah ini menunjukkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam semua segi kehidupan. Masyarakat yang bersatu tentunya akan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu berbagai tindakan yang perlu kita lakukan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat adalah: a. Meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah; meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan b. Pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; c. Memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum d. Perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia; d. Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi. e. Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. f. Mengembangkan semangat kekeluargaan.yang perlu kita lakukan setiap 171

184 Kegiatan Pembelajaran 10 hari usahakan atau budayakan saling bertegur sapa. g. Menghindari penonjolan SARA/perbedaan. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama serta adat-istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu yang harus kita hindari antara lain: 1) Egoisme, adalah sikap mementingkan diri sendiri dan tidak memperhatikan orang lain maupun lingkungan sekitar. 2) Ekstrimisme, merupakan sikap yang cenderung memaksakan kehendak dan berani menempuh tindakan melanggar norma untuk mencapai tujuan. 3) Sukuisme, merupakan sikap menganggap sukunya lebih baik dibandingkan suku yang lain. Sukuisme akan berbahaya apabila suatu suku menganggap rendah dan merendahkan suku lainnya. 4) Tidak peduli terhadap lingkungan 5) Fanatisme yang berlebih-lebihan dan lain sebagainya 4. Perwujudan kesatuan dan persatuan dalam lingkungan kehidupan bangsa dan negara. a. Memantapkan Ideologi Nasional Pancasila pemahaman dan pengamalan khususnya sila Persatuan dan Kesatuan b. Meningkatkan Pembauran Kebangsaan karena beragam Suku, Agama, Ras c. Memantapkan Kerukunan Umat Beragama dengan berbagai kerjasama dan kegiatan d. Mempererat persatuan melalui kegiatan kesenian, olahraga dan kegiatan sosial D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 10 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2 1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Perwujudan Persatuan 172

185 PPKn SMP KK G dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul materi Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul Setelah Saudara membaca dan mencermati uraian materi tentang Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan secara mandiri, kegiatan pembelajaran berikut dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan LK 10.1 dan Saudara diharapkan mengedepankan nilai karakter gotong royong. Secara bersama-sama menjalin komunikasi dan wujudkan kerjasama yang baik agar dapat menghasilkan produk yang baik. Berikut Aktivitas yang dilakukan dengan sikap dan perilaku semangat gotong royong dan integritas yang tinggi: a. Bentuk kelompok 3-4 orang untuk mendiskusikan materi tentang Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan dengan menuliskan materi-materi pokok yang terkandung dalam uraian materi. b. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas untuk memperkuat penguasaan kompetensi materi dengan menggunakan LK dan Latihan/kasus/tugas ini dapat dilakukan secara berkelompok sehingga mengedepankan sikap dan perilaku gotong royong dengan mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan tugas. Landasi juga dengan karakter integritas yang tinggi dengan berupaya menjadikan diri memiliki 173

186 Kegiatan Pembelajaran 10 komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral) dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). c. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. d. Penyampaian hasil diskusi; e. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok f. Menyimpulkan hasil pembelajaran g. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. h. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran i. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan. 2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. 4) Bentuk kelompok 3-4 orang untuk mendiskusikan materi tentang Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan dengan menuliskan materi-materi pokok yang terkandung dalam uraian materi. 5) Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas untuk memperkuat penguasaan kompetensi materi dengan menggunakan LK dan Latihan/kasus/tugas ini dapat dilakukan secara berkelompok sehingga mengedepankan sikap dan perilaku gotong royong dengan mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja 174

187 PPKn SMP KK G sama dan bahu membahu menyelesaikan tugas. Landasi juga dengan karakter integritas yang tinggi dengan berupaya menjadikan diri memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral) dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). b. Kegiatan On Peserta diklat menyusun kisi-kisi dan butir soal untuk materi Perwujudan Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan secara individu dengan harapan peserta diklat bekerja keras (mandiri) dan kreatif dengan menggunakan LK 10.3 c. Kegiatan In - 2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK 10.3 yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil kinerjanya dan menghargai pendapat peserta lain 3) Menyimpulkan hasil pembelajaran 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan/Kasus/tugas AKTIVITAS: Menganalisis salah satu permasalahan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. LK Permasalahan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. 175

188 Kegiatan Pembelajaran 10 Prosedur Kerja: 1. Cermati bacaan berikut! MUI: BERITA HOAX BISA MENGANCAM PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pelaku penyebar berita palsu alias hoax dan juga fitnah harus ditindak tegas dan keras. Majelis Ulama Indonesia (MUI) setuju dengan usulan yang diutarakan oleh Jokowi. "Seharusnya memang demikian. Semua yang menyebarkan berita bohong, memfitnah, mengadu domba dan sejenisnya harus ditindak tegas dan keras sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid kepada detikcom, Jumat (30/12/2016) malam. Menurut Zainut, ada bahaya besar yang mengancam bila penyebar berita hoax dan juga fitnah tersebut tidak ditindak dengan tegas. Bahaya besar yang dimaksud adalah bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. "Karena kalau hal tersebut dibiarkan bisa menimbulkan kekacauan dan bahkan bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," papar Zainut. Menag Lukman Hakim Saifuddin juga menyatakan bahwa menyebarkan berita bohong adalah dosa. Dia mengutip pesan Nabi. "Nabi pernah mengatakan, kita ini bisa tergolong orang yang berbohong, orang yang berdosa, ketika kita menyampaikan apa saja yang kita tidak yakin benar. (Itu) riwayat Muslim. Semua yang kita dengar lalu kita ceritakan, itu artinya kita bisa termasuk golongan orangorang yang berbohong, berbuat dosa," ujar Lukman di Masjid Al-Munir, Kompleks Itjen Kemenag, Jalan Fatmawati Nomor 33A, Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (30/12). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas antisipasi terkait dengan media sosial pada Kamis (29/12). Dalam rapat itu, Jokowi meminta aparat hukum melakukan penindakan yang tegas dan keras bagi pengguna media sosial yang melontarkan ujaran kebencian dan fitnah. Jokowi sadar bahwa perkembangan teknologi memberikan dampak negatif bagi masyarakat. "Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, banyak berseliweran informasi yang meresahkan, mengadu-domba, memecah-belah," ujar Jokowi. Dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah banyak muncul ujaran kebencian, ujaran kasar, fitnah, hingga upaya provokatif. Untuk itu, Jokowi ingin hal semacam itu ditindak tegas dan keras oleh aparat penegak hukum. "Muncul ujaran kebencian, pernyataan kasar, pernyataan fitnah, provokatif, dan bahasa yang dipakai bahasa yang misalnya 'bunuh', 'bantai', 'gantung'. Sekali lagi, ini bukan budaya kita, bukan kepribadian kita. Jangan sampai kita habis energi untuk hal seperti ini," paparnya. Sumber: (diunduh 1 Maret 2017) 176

189 PPKn SMP KK G 2. Setelah mencermati bacaan di atas, analisis tentang berbagai berita hoax yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dan negara! HASIL ANALISIS: Buatlah deskripsi singkat beberapa kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dan karakter yang harus ditumbuhkembangkan di lingkungan sekolah dan masyarakat! DESKRIPSI: AKTIVITAS: Menganalisis berbagai kebijakan pemerintah untuk memperkuat Persatuan dan Kesatuan dalam Berbagai Lingkungan Kehidupan. LK Kebijakan pemerintah untuk memperkuat Persatuan dan Kesatuan Prosedur Kerja: 1. Kaji berbagai referensi tentang kebijakan Undang-undang/ peraturan yang dirancang untuk memperkuat Persatuan dan Kesatuan di lingkungan sekolah, masyarakat, negara : No Undang-Undang/ Peraturan 1 Revisi Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terkait prinsip kebebasan dalam berekspresi dirasa semakin kebablasan Perkiraan Permasalahan Penyelesaian permasalahan 177

190 Kegiatan Pembelajaran 10 No Undang-Undang/ Peraturan 2 Tata tertib siswa tentang Perkelahian siswa di sekolah Peraturan tentang 3 lomba FLS2N Perkiraan Permasalahan Penyelesaian permasalahan 2. Aktifitas Pengembangan soal / Penilaian berbasis kelas LK. 3.1 Prosedur Kerja : : Pengembangan Kisi kisi soal USBN 1. Bacalah Bahan bacaan kegiatan pembelajaran ini pada modul profesional kompetensi G 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan seperti yang ada pada bagian E 4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN sesuai lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini dengan format dan kurikulum yang dipakai di sekolah anda 4. Berdasarkan kisi2 kisi yang telah anda buat, susunlah soal USBN pada lingkup materi yang di pelajari dari kegiatan pembelajaran ini 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs dan LOTs 6. Kembangkan 3 soal pilihan Ganda dan 3 soal Uraian pada kartu soal KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) JenisSekolah Mata Pelajaran No. SK KD : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal Pilihan Ganda atau uraian Level Pengetahuan dan Pemahaman Pilihan Ganda atau Uraian Level Aplikasi Pilihan Ganda atau Uraian Level Penalaran 178

191 PPKn SMP KK G b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. KD Bahan Kelas 1 VIII Semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia 2 3 Materi Indikator Bentuk Soal Memperkuat semangat persatuan dan kesatuan yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional Arti penting semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat serta memperkokoh NKRI Pilihan Ganda atau Uraian( Essay) Level Pengetahuan dan Pemahaman Pilihan Ganda atau uraian (Essay) Level Aplikasi Pilihan Ganda (Essay) Level Penalaran KARTU SOAL Jenjang Mata Pelajaran Kelas : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Kompetensi : Level : Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 179

192 Kegiatan Pembelajaran Test Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan benar 1. Yang bukan merupakan prinsip-prinsip dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam bebagai lingkungan kehidupan adalah... A. Masyarakat yang pluralisme B. Nasionalisme Indonesia C. Bhinneka Tunggal Ika D. Wawasan Nusantara 2. Untuk menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia, maka semangat persatuan dan kesatuan harus diwujudkan dengan menanamkan semangat... A. Rasisme B. Patriotisme C. Pluralisme D. Nasionalisme 3. Terjadinya musibah bencana alam di beberapa daerah beberapa waktu lalu telah membuka mata kita betapa penting uluran tangan kita bagi para korban. Arti penting munculnya sikap untuk berbagi dalam peristiwa tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah... A. menguji rasa kesetiakawanan sosial yang dimiliki seseorang B. membiasakan diri dengan kesulitan yang dimiliki orang lain C. menciptakan optimisme hidup setelah mengalami bencana alam D. melatih rasa simpati dan empati atas penderitaan orang lain 4. Pepatah mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pepatah ini menunjukkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam semua segi kehidupan, penerapan dalam kehidupan ekonomi di masyarakat... A. Membagi sembako bantuan pemerintah B. Mengumpulkan uang Kas RT C.Bergotong royong menolong korban bencana alam D.Menjadi anggota kooperasi 180

193 PPKn SMP KK G 5. Semangat persatuan dan kesatuan bagi Pemuda dalam menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerahnya ikut dalam kegiatan... A. Ikut lomba Lagu Nasional B. Menjadi petugas upacara bendera C.menjadi petugas pembaca Pancasila D.ikut lomba tari Topeng F. Rangkuman 1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk agama, budaya, dan kebiasaan; 2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang harus diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala dampak positif dan negatifnya. 3. Untuk menjaga keutuhan dan kelangsungan hiudp bangsa indonesia, maka semangat persatuan dan kesatuan harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di berbagai lingkungan kehidupan, baik di lingkungan sekolah, pergaulan, masyarakat, maupun bangsa dan negara. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. Jawablah semua latihan/tugas perwujudan persatuan dan kesatuan dalam berbagai lingkungan kehidupan dalam kegiatan pembelajaran ini. Kemudian cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawabannya. Apabila Saudara mendapatkan hasil test formatif lebih dari 80%, (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran Pedagogik : permasalahan penerapan model pendekaan saintifik dan penilaian serta permasalahan penerapan ptk ppkn smp 181

194 Kegiatan Pembelajaran 10 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 10. Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 182

195 PPKn SMP KK G Bagian II Kompetensi Pedagogik 183

196

197 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 11 Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran, agar mampu : 1. Dengan membaca modul, sumber lain yang relevan dengan modul ini dan berdikusi peserta diklat PKB mampu mengidentifikasi permasalahan penerapan mengamati dalam pembe-lajaran PPKn 2. Dengan membaca modul, sumber lain yang relevan dengan modul ini dan berdikusi peserta diklat PKB mengidentifikasi permasalahan penerapan menanya dalam pembe-lajaran PPKn 3. Dengan membaca modul, sumber lain yang relevan dengan modul ini dan berdikusi peserta diklat PKB mengidentifikasi permasalahan penerapan mengumpulkan informasi/ mencoba dalam pembelajaran PPKn 4. Dengan membaca modul, sumber lain yang relevan dengan modul ini dan berdikusi peserta diklat PKB mengidentifikasi permasalahan menalar /mengasosiasi dalam pembe-lajaran. PPKn 5. Dengan membaca modul, sumber lain yang relevan dengan modul ini dan berdikusi peserta diklat PKB mengidentifikasi permasalahan penerapan mengkomunikasikan dalam pembe-lajaran PPKn B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi yang ingin dicapai oleh peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran, agar mampu 1. Mengidentifikasi permasalahan penerapan mengamati dalam pembe-lajaran PPKn 185

198 Kegiatan Pembelajaran Mengidentifikasi permasalahan penerapan menanya dalam pembe-lajaran PPKn 3. Mengidentifikasi permasalahan penerapan mengumpulkan informasi/ mencoba dalam pembelajaran PPKn 4. Mengidentifikasi permasalahan menalar /mengasosiasi dalam pembe-lajaran. PPKn 5. Mengidentifikasi permasalahan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn C. Uraian Materi Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning), penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Permasalahan pendekatan saintifik pada penerapan pembelajaran di sekolah mengubah kebiasaan guru yang biasanya sebagai sumber ilmu satu-satunya menjadi salah satu sumber dalam pembelajaran dan mengubah kebiasaan guru ceramah menjadi fasilitator untuk menggerakkan peserta didik lebih inovatif dan kreatif. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan 186

199 PPKn SMP KK G merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran melalui 5 tahapan : Gambar 9. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Saintifik 1. Mengamati Permasalahan penerapan mengamati dalam kegiatan pembelajaran PPKn Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Kegiatan guru dalam tahapan mengamati: merancang pembelajaran yang menuntut peserta didik melakukan pengamatan seperti: pergi ke tempat-tempat bersejarah, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dari obyek yang diamati. Atau mengakses dokumen berbagai sumber dari berbagai cara Dalam tahap ini guru mengarahkan peserta didik untuk dapat membuat pertanyaan atas obyek yang diamati dan sekaligus dapat membuat item wawancara. Permasalahan yang terjadi dalam mengamati : a. Guru kesulitan mendapatkan bahan untuk diamati; apalagi jika tidak ada internet. b. Guru dalam mencari bahan yang diamati tidak sesuai dengan Kompetensi dasar, indikator dan sarana prasarana, 187

200 Kegiatan Pembelajaran 11 c. Guru mendapatkan bahan yang diamati belum mampu membuat petunjuk yang bagus untuk mengkaitkan dengan indikator.pencapaian kompetensi d. Bahan yang diamati kurang menarik bagi peserta didik, berdampak kurang respons terhadap kegiatan pembelajaran e. Perhatian peserta didik terbatas pada waktu mengamati suatu Objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati 2. Menanya Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati, dimulai dari pertanyaan fakta-faktal sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotesis. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan guru pada tahapan menanya : Memfasilitasi dan memotivasi peserta didik agar berani dan mampu mengajukan berbagai pertanyaan terkait indikator dan materi pembelajaran dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Kegiatan peserta didik pada tahapan menanya :Mengajukan pertanyaanpertanyaan dari yang fakta-faktal sampai hal yang bersifat hipotesis atas obyek pengamatannya. Pertanyaan tersebut digunakan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, agar lebih mengarah diawali dengan kata tanya yang lebih mendalam ; Apa, Mengapa, bagaimana. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan bertanya: 1. Peserta didik pasif, belum terbiasa membuat pertanyaan, 2. Guru belum memotivasi, mendorong, mengakses sepenuhnya agar peserta didik mampu membuat pertanyaan, 3. Guru belum memberi contoh cara membuat pertanyaan sesuai indikator 188

201 PPKn SMP KK G dengan kata tanya: apa, Mengapa dan bagaimana kepada peserta didik. 4. kekurangmampuan peserta didk dalam membuat pertanyaan baik jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik). 3. Mengumpulkan informasi Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan Guru pada tahapan Pengumpulan Informasi : Merancang kegiatan mengumpulkan data atas obyek pengamatannya berupa benda, dokumen, buku, atau melakukan uji coba yang dapat memantu peserta didikselama proses pembelajaran Kegiatan Peserta didik pada tahapan Pengumpulan informasi: Melakukan pengumpulan data dari sumber berupa benda, dokumen, buku, atau melakukan uji coba dalam konteks tertentu.pengumpulan data tesebut dilakukan secara individul atau kelompok di dalam atau di luar kelas yang dimaksudkan untuk rangsangan dalam melakukan proses penalaran Permasalahan pada tahapan Informasi: a. Peserta didik terkendala aturan tidak boleh bawah hp untuk akses ke internet b. Sekolah tidak ada wifi, atau akses ke internet lambat sekali. c. Guru belum menunjukkan situs situs tempat mencari informasi, d. Kurangnya kesungguhan peserta didik dalam mencari informasi. terbatasnya jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang 189

202 Kegiatan Pembelajaran 11 digunakan untuk mengumpulkan data.d 4. Menalar/mengasosiasi Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Kegiatan Guru pada tahapan menalar : merancang situasi dan kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan kegiatan berbagai proses penalaran dalam rangka menarik kesimpulan dari tingkat sederhana sampai tingkat yang kompleks (pre struktural sampai tingkat abstrak yang diperluas) Kegiatan peserta didik pada tahapan menalar : melakukan berbagai kegiatan penalaran yang terkait obyek penalaran dengan cara membangun argumen yang jelas berdasarkan data yang diperolehnya dengan penuh tanggungjawab. Dengan difasilitasi guru dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia, peserta didik berusaha untuk mengembangkan pemikiran yang optimal sebagai landasan untuk mengomunikasikan gagasannya dalam konteks yang lebih luas Permasalahan menalar dalam kegiatan pembelajaran ; a. Peserta didik kebanyakan gurau pada saat menalar, b. Guru tidak memberi batasan waktu dari guru saat menalar, c. Guru belum sepenuhnya kontrol dan mengarahkan saat menalar, d. Peserta didik lama dalam menalar dan kurang mengarah. e. Belum mampu mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori 190

203 PPKn SMP KK G 5. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kegiatan guru pada tahapan mengkomunikasikan: merancang agar peserta didikdapat menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya Kegiatan Peserta didik pada tahapan mengkomunikasikan: Melakukan pembuatan laporan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya Permasalahan tahapan mengkomunikasikan : 1. Peserta didik malu dan belum terbiasa dalam presentasi, 2. Guru belum memberi arahan presentasi yang baik, 3. Paparan presentasi kurang menarik, sehingga peserta didik yang lain belum memperhatikan. 4. Belum ada sarana in focuss, 5. Waktu kurang dalam membuat paparan untuk presentasi. 6. Belum mampu menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan 191

204 Kegiatan Pembelajaran 11 D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada No Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: No a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara mandiri individual atau kerja sama kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat tanggung jawab membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Mempersilahkan peserta diklat mengerjakan secara mandiri, tanggung Jawab mengerjakan LK Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP Identifikasikan permasalahannya Tahapan Saintifik 1 Mengamati Menanya Mencari Informasi Menalar/ mengasosiasi Mengkomunikasikan 1. 2 Permasalahan Dalam pembelajaran Solusi yang harus diterapkan 192

205 PPKn SMP KK G 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In No a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP 2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara mandiri individual atau kerja sama kelompok. 4) Mempersilahkan peserta diklat tanggung jawab membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul 5) Mempersilahkan peserta diklat mengerjakan secara mandiri, tanggung Jawab mengerjakan LK Permasalahan Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP Identifikasikan permasalahannya Tahapan Saintifik 1 Mengamati Menanya Mencari Informasi Menalar/ mengasosiasi Mengkomunikasikan 1. 2 Permasalahan Dalam pembelajaran Solusi yang harus diterapkan 6) Bandingkan hasil pekerjaan anda dengan teman, perbaiki hasil pekerjaan Anda dan terapkan pada kegiatan pembelajaran saat ON 193

206 Kegiatan Pembelajaran 11 b. Kegiatan on Petunjuk Kerja : 1) Rencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tahapan saintifik, mintalah teman untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran anda dengan tabel dibawah ini Petunjuk Pengamatan 1. Amati pembelajaran dari awal sampai akhir, cermatilah penerapan pendekatan saintifik 2. Berilah tanda pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa yang terjadi. 3. Isilah catatan seperlunya terkait keterlaksanaan butir-butir yang diamati sebagai perbaikan pada kegiatan pembelajaran yang akan datang LK LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN A. Identitas Hari, tanggal : Nama yg diamati : Kelas/ Jam ke : Pokok Bahasan : Pengamat : B. Lembar Observasi Tabel 10. Lembar Observasi No A Butir-butir Amatan Kegiatan Pendahuluan Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan 1 Mengondisikan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan 2 sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan. 3 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam 194

207 PPKn SMP KK G No Butir-butir Amatan kehidupan sehari-hari. Menyampaikan garis besar cakupan 4 materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 5 Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. B Kegiatan Inti 1 Pengelolaan Pembelajaran 6 7 a. Guru membantu peserta didik membentuk kelompok. b. Guru membimbing peserta didikdalam kerja kelompok. 8 c. Guru menguasai materi pelajaran d. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik. e. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran tepat waktu. f. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang akan dilakukan. g. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar. h. Guru mendorong peserta didikuntuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. i. Guru memanfaatkan teknologi dan Informasi. 2 Penerapan Pendekatan Saintifik Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 2. Memancing/memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan pertanyaan. 3. Menfasilitasi peserta didik dalam mengumpulkan informasi/mencoba. 4. Memfasilitasi peserta didik dalam mengolah/ menganalisis informasi untuk membuat kesimpulan. 5. Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan 195

208 Kegiatan Pembelajaran 11 No 20 Butir-butir Amatan dan TerampilanKeterampilan yang diperolehnya. 6. Menfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan mencipta. 3 Pelaksanaan Penilaian C a. Melaksanakan Penilaian/ Pencatatan Perkembangan Sikap b. Melaksanakan Penilaian Pengetahuan c. Melaksanakan Penilaian TerampilanKeterampilan Kegiatan Penutup Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan kegiatan pembelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan Skor keseluruhan = Jumlah Ya/ 28 x 100% =... Skor tahapan saintifik = Jumlah Ya/ 6 x 100% =... Perhatikan pada tahapan saintifik yang mana yang perlu ditingkatkan, berikan argumentasi 196

209 PPKn SMP KK G c. Kegiatan In 2 1) Yang diamati menyampaikan hal-hal yang ingin disempurnakan secara jujur dan terbuka 2) Pengamat menyampaikan hasil pengamatan, terutama pada tahapan saintifik secara tanggung jawab 3) Sharing, kerjasama dan musyawarah yang diamati dengan pengamat agar memperoleh solusi atas belum maksimalnya tahapan-tahapan pembelajaran saintifik 4) Keputusan bersama hasil musyawarah tindak lanjut perbaikan pembelajaran pada tahapan-tahapan saintifik E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan/Kasus/Tugas Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C, D. sebagai berikut : 1. Identifikasikan (1) Permasalahan penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn (2) Permasalahan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn (3) Permasalahan penerapan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran PPKn (4) Permasalahan penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn (5) Permasalahan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn 2. Setelah mengidentifikasi setiap permasalahan pada langkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, sharingkan dengan kelompok lain, carilah bersama solusi dari permasalahan untuk ditindak lanjuti dalam pembelajaran di kelas. 2. Test Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan benar 1. Pada pembelajaran scientifik, tahapan bertanya : peserta didik diminta membuat pertanyaan tentang Konsep dan Prosedur dengan menggunakan kata tanya

210 Kegiatan Pembelajaran 11 A. Apa dan Bagaimana B. Mengapa dan Bagaimana C. Apa dan Mengapa D. Siapa dan Bagaimana 2. Pada model think pare and share dengan pendekatan scientifik, bisa diterapkan sharenya pada tahapan scientifik... A. Mengamati B. Bertanya C. Mengasosiasikan D. Mengkomunikasikan 3. Pada Model Good News class meeting dengan materi tumpukan sampah media gambar dan berita, dapat dimasukan pada tahapan scientifik... A. Menanya B. Mengasosiasi C. Pengamatan D. Mengkomunikasikan 4. Peserta didik mendiskusikan dengan anggota kelompok pertanyaanpertanyaan tentang perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan penerapan pendekatan saintifik pada tahap... A. Mengamati B. Menanya C. Mengumpulkan informasi D. Menalar 5. Ketika seorang guru ingin mengajarkan siswa tentang tertib berlalu lintas yang sesuai dengan undang-undang lalu lintas, maka langkah pendekatan saintific yang dilakukan terlebih dahulu adalah... A. Mengumpukan informasi kemudian melakukan observasi B. Melakukan observasi kemudian mengumpulkan informasi C. Bertanya kemudian melakukan observasi D. Bertanya kemudian mengkomunikasikan. 198

211 PPKn SMP KK G F. Rangkuman 1. Permasalahan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn bisa terjadi pada langkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan 2. Permasalahan penerapan mengamati perhatian peserta didik terbatas pada waktu mengamati suatu Objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati. 3. Permasalahan penerapan menanya kekurangmampuan jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik). 4. Permasalahan penerapan mengumpulkan informasi terbatasnya jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. 5. Permasalahan penerapan menalar/mengasosiasi peserta didik belum mampu mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori 6. Permasalahan penerapan mengkomunikasikan peserta didik belum mampu menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan G. Umpan Balik dan tindak lanjut. Setelah Anda mempelajari Modul Permasalahan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir dalam test formatif. Apabila Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya permasalahan penerapan model pembelajaran (nilai tanggung jawab, komitmen moral) 199

212 Kegiatan Pembelajaran 11 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 11 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 200

213 Kegiatan Pembelajaran 12 Permasalahan Penerapan Model Pembelajaran PPKn PPKn SMP KK G A. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap lingkup modul Permasalahan penerapan model pembelajaran PPKn SMP, diharapkan peserta diklat : 1. Dengan curah pendapat dan diskusi mampu menyusun permasalahan Penerapan Model PJBL dalam Pembelajaran PPKn SMP dengan benar 2. Dengan curah pendapat dan diskusi mampu menyusun permasalahan Penerapan Model PBL dalam Pembelajaran PPKn dengan benar 3. Dengan curah pendapat dan diskusi mampu menyusun permasalahan Penerapan model DL dalam Pembelajaran PPKn SMP dengan benar 4. Dengan curah pendapat dan diskusi mampu menyusun permasalahan penerapan model-model pembelajaran PPKn SMP lainnya dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi. 1. Menyusun Permasalahan Penerapan Model PJBL dalam Pembelajaran PPKn SMP 2. Menyusun Permasalahan Penerapan Model PBL dalam Pembelajaran PPKn 3. Menyusun Permasalahan Penerapan model DLdalam Pembelajaran PPKn SMP 4. Permasalahan penerapan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP 201

214 Kegiatan Pembelajaran 12 C. Uraian Materi Pelaksanaan Pembelajaran menekankan Pendekatan pembelajaran : Meningkatkan rasa keingintahuan (foster a sense of wonder) terkait hal-hal baik yang bersifat empirik maupun konseptual; Meningkatkan keterampilan mengamati (encourage observation) dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat mata tetapi juga yang syarat makna; Melakukan analisis (push for analysis) untuk mendapatkan keyakinan nilai dan moral yang berujung pada pemilikan karakter tertentu; dan Berkomunikasi (require communication), baik yang bersifat intrapersonal (berkomunikasi dalam dirinya)/kontemplasi maupun interpersonal mengenai hal yang terpikirkan maupun yang bersifat metakognitif. Penekanan Pembelajaran diatas selain sebagai target kompetensi juga merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran PPKn, berbagai model pembelajaran dengan lingkungan belajar di kelas, di luar kelas, dan/atau dalam masyarakat serta jaringan (virtual). Menjadi tuntutan kurikulum pada guru mempunyai kemampuan merancang pembelajaran dari KI dan KD ke dalam bahan ajar, pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran secara lebih inovatif, kreatif, efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan, kapasitas, karakteristik dan sosial budaya daerah, sekolah/satuan pendidikan dan siswa. Pengertian model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran 1. Permasalahan Penerapan Model PJBL Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk 202

215 PPKn SMP KK G menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Model Pembelajaran dalam Mata Pelajaran PPKn yang sesui dengan pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning; PjBL) antara lain Penciptaan suasana Lingkungan, Partisipasi dalam asosiasi, Membangun koalisi, Mengelola konflik, Pengabdian kepada Masyarakat, Menghadiri pertemuan/dengar pendapat, Mewawancarai narasumber, Melaksanakan pemilihan, Melakukan loby/pendekatan, Mengajukan usul/petisi, Menuliskan gagasan, Berbicara di depan publik, Debat Pro-kontra, Partisipasi kewarganegaran, Projek belajar kewarganegaraan, Bermain/Simulasi, Kajian karakter ketokohan, Kajian kearifan lokal, Berlatih demonstrasi damai, Kunjungan lapangan, Menulis biografi tokoh. Project Based Learning; Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada. b. Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan. c. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan. e. Menguji hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain. f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain. Permasalahan pada Model PJBL; a. Guru dan peserta didik yang belum terbiasa dalam penugasan menggunakan langkah langkah Model PJBL, b. Guru belum sepenuhnya eksplore dalam pembelajaran sehingga TerampilanKeterampilan berfikirnya peserta didik semakin mendalam. 203

216 Kegiatan Pembelajaran 12 c. Pelaksanaan Proyek Belajar Kewarganegaraan yang menuntut aktivitas yang kompleks, waktu yang panjang, dan kompetensi yang lebih luas. 2. Permasalahan Penerapan Model PBL Problem Based Learning (PBL) Dalam pembelajarannya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari Langkah-langkah atau sintaks PBL nya adalah sebagai berikut: a. Orientasi pada masalah; mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran. b. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran; menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah kajian. c. Penyelidikan mandiri dan kelompok; melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menyelesaikan masalah yang dikaji. d. Pengembangan dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber. e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Permasalahan penggunaan PBL : a. Guru belum jeli dalam mengambil permasalahan-permasalahan yang up todate disesuaikan dengan Kompetensi dasar yang dibahas b. Peserta didik belum trampil dalam membuat pertanyaan yang sesuai indikator pencapaian kompetensi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi c. Terbatasnya waktu dalam melakukan penyelidikan / pengambilan data d. Peserta didik kesulitan belum terbiasa dalam mengasosiasi/ mengambil kesimpulan dari data, menganalisis dan mengevaluasi 204

217 PPKn SMP KK G 3. Permasalahan Penerapan model DL Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Pada Discovery masalah yang diperhadapkan kepada peserta didiksemacam masalah yang direkayasa oleh guru. Model Pembelajaran dalam mata Pelajaran PPKn yang sesuai dengan pembelajaran berbasis Discovery antara lain Pembiasaan, Keteladanan, Bekerja dalam kelompok, Mendengarkan penuh perhatian, Bertanya mendalam/dialektis, Memanfaatkan TIK, Berdiskusi peristiwa publik, Pelacakan isu dalam Media Massa, Meneliti isu Publik, Menulis gagasan, Mengklarifikasi nilai, Pembelajaran berbasis budaya, Kajian dokumen historis, Latihan bermusyawarah, Penyajian/Presentasi Gagasan, Berlatih empati/toleransi, Kajian konstitusional, Dialog mendalam dan berfikir kritis, Refleksi nilai-nilai luhur, Kajian komparasi gagasan Langkah-langkah atau sintaks DL nya adalah sebagai berikut: a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya sebagai suatu rangsangan b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) c. guru memberi kesempatan kepada peserta didikuntuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, d. Pengumpulan data peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri e. Mengolah data : kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah f. Pembuktian: Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing g. Generalisasi : proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi 205

218 Kegiatan Pembelajaran 12 Permasalahan penerapan DL a. Kurang menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh peserta didik karena telah dipilih di skenario terlebih dahulu oleh guru. b. Kurang mendapat perhatian pada mengembangkan aspek keterampilan dan emosi/ sikap secara keseluruhan. c. Perlu pembiasaan pada peserta didik untuk membuat hipotesis dan pembuktiaanya 4. Permasalahan penerapan model-model Pada tiap langkah kegiatan pembelajaran dapat diterapkan model pembelajaran yang lebih spesifik, misalnya: a. untuk mengamati antara lain dapat menggunakan model menyimak dengan penuh perhatian; b. untuk menanya antara lain dapat menggunakan model bertanya dialektis/mendalam; c. untuk mengeksplorasi antara lain dapat menggunakan model kajian dokumen historis; d. untuk menalar antara lain dapat menggunakan model diskusi peristiwa publik; e. untuk mengkomunikasikan antara lain dapat menggunakan model presentasi gagasan di depan publik (public hearing). Permasalahan penerapan Model Pembelajaran a. Guru yang telah lama mengajar mengalami kesulitan dalam mempelajari maupun dalam menerapkan model pembelajaran baru b. Terbatasnya fasilitas pembelajaran yang tersedia c. Terbatasnya waktu dan banyaknya materi yang harus dikuasai d. Jumlah peserta didik perkelas yang terlalu banyak. e. Model tersebut belum diterapkan dengan baik sesuai dengan lingkungan pembelajaran yang dituntut dalam model. 206

219 PPKn SMP KK G D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada No 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada No Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara mandiri individual atau kerja sama kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat tanggung jawab membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul e. Mempersilahkan peserta diklat mengerjakan secara mandiri, tanggung Jawab mengerjakan LK Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran dalam RPP dan Pelaksanaannya No Model Pembelajaran PJBL PBL DL Permasalahan Penerapan dalam RPP Solusi yang bisa diterapkan 207

220 Kegiatan Pembelajaran 12 4 Model No Model Pembelajaran Permasalahan Penerapan Pelaksanaan pembelajaran 1 PJBL PBL DL Model Solusi yang bisa diterapkan 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran 2) Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator ketercapaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara mandiri individual atau kerja sama kelompok. 4) Mempersilahkan peserta diklat tanggung jawab membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul 208

221 PPKn SMP KK G 5) Mempersilahkan peserta diklat mengerjakan secara mandiri, tanggung Jawab mengerjakan LK Permasalahan Penerapan Model-model Pembelajaran dalam RPP dan Pelaksanaannya No Model Pembelajaran PJBL PBL DL Model... Permasalahan Penerapan dalam RPP Solusi yang bisa diterapkan No Model Pembelajaran Permasalahan Penerapan Pelaksanaan pembelajaran 1 PJBL PBL DL Model Solusi yang bisa diterapkan 6) Bandingkan hasil pekerjaan anda dengan teman, perbaiki hasil pekerjaan Anda dan terapkan pada kegiatan pembelajaran saat ON 209

222 Kegiatan Pembelajaran 12 b. Kegiatan on Petunjuk Kerja: 1) Rencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran PJBL, PBL, DL dan Model Lain, 2) Mintalah teman untuk mengobservasi kegiatan pembelajaran anda dengan tabel dibawah ini Petunjuk Pengamatan: 1) Amati pembelajaran dari awal sampai akhir, cermatilah pelaksanaan pembelajaran, apakah sudah memuat tahapan model Pembelajaran seperti yang dimuat di RPP yang telah dibuat 2) Berilah tanda pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa yang terjadi. 3) Isilah catatan seperlunya terkait keterlaksanaan butir-butir yang diamati sebagai perbaikan pada kegiatan pembelajaran yang akan datang LK LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN : Identitas Hari, tanggal : Nama yg diamati : Kelas/ Jam ke : Pokok Bahasan : Pengamat : 2. Lembar Observasi No 1 Pengamatan Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran pada Model Penerapan Project-based Learning Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan 1. Penentuan projek 2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek 3.Penyusunan jadwal pelaksanaan projek 4.Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru 210

223 PPKn SMP KK G No Pengamatan Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran pada Model 5.Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek 6.Evaluasi proses dan hasil projek Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan 2 Problem-based Learning 1.Orientasi terhadap masalah 2. Organisasi belajar 3. Penyelidikan individual maupun kelompok 4.Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah 5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah 3 Discovery Learning 1. Persiapan. 2 Stimulasi/pemberian rangsangan. 3 Identifikasi masalah. 4 Mengumpulkan data. 5 Pengolahan data. 6 Pembuktian. 7 Menarik kesimpulan. 4 Inquiry Learning 1 Orientasi 2 Merumuskan masalah 3 Merumuskan hipotesis 4 Mengumpulkan data 5 Menguji hipotesis 6 Merumuskan kesimpulan 211

224 Kegiatan Pembelajaran 12 Berilah skor tahapan dari masing-masing Model Pembelajaran! Skor PJBL/ INQUIRY = Jumlah YA/ 6 x 100%, SKOR PBL = Jumlah YA/ 5 x 100%, SKOR DL = Jumlah YA/ 7 x 100 Perhatikan pada tahapan tahapan masing-masing Model Pembelajaran, pada Tahapan mana yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana cara meningkatkannya? c. Kegiatan In 2 a. Yang diamati menyampaikan hal-hal yang ingin disempurnakan secara jujur dan terbuka b. Pengamat menyampaikan hasil pengamatan, terutama pada tahapan tahapan mana yang belum maksimal secara tanggung jawab c. Sharing, kerjasama dan musyawarah antara yang diamati dengan pengamat agar memperoleh solusi atas belum maksimalnya tahapantahapan dalam model pembelajaran d. Keputusan bersama penentuan tindak lanjut perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang dipilih E. Latihan/ Kasus/Tugas 1. Kerjakan tugas dibawah ini dengan jujur dan tanggung Jawab a. Apa pengertian model pembelajaran? b. Kendala apa yang dihadapi dalam menerapan model pembelajaran PJBL, PBL, DL? c. Bagaimana menerapkan langkah model PjBL, PBL, DL, ke dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang sesungguhnya? 2. Test Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan benar 1. Ketika guru ingin melakukan pembelajaran dengan menentukan masalah yang menarik untuk dipecahkan, maka model pembelajaran yang tepat, adalah... A. PBL (Problem Based Learning) B. PJBL (Projek Based Learning) 212

225 PPKn SMP KK G C. DL (Discovery Learning) D. Inquiry learning 2. Tujuan pembelajaran yang menginginkan peserta didik menjadi seorang problem solver yang akan menguasai materi, menerapkan serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, maka pengembangan model pembelajaran yang tepat adalah... A. Inquiry learning B. DL (Discovery Learning) C.PBL (Problem Based Learning) D. PJBL (Projek Based Learning) 3. Pada pembelajaran menggunakan Discovery Learning tentang Daerah tempat tinggalku bagian dari NKRI disampaikan pada tahapan awal pembelajaran gambar-gambar tentang potensi wisata, ekonomi, budaya daerah, Tahapan ini pada Discovery learning disebut... A. Membuktikan B. Mencari data C. Stimulus D. Menggeneralisasi 4. Kontekstual learning tentang pelanggaran lalu lintas dapat dilaksanakan dengan pendekatan scientifik melalui ketrampilan... A. INKUIRY B. DISCOVERY LEARNING C. PROBLEM BASED LEARNING D. PROJEK BASED LEARNING 5. Guru membimbing peserta didik merumuskan hipotesis dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan untuk memancing jawaban sementara peserta didik dari suatu permasalahan yang dikaji merupakan tahapan pembelajaran menggunakan... A. DISCOVERY LEARNING B. INKUIRY C. PROBLEM BASED LEARNING D. PROJEK BASED LEARNING 213

226 Kegiatan Pembelajaran 12 F. Rangkuman Pengertian model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Ada banyak model pembelajaran dan beberapa yang disarankan di dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah: sbb : 1. Project Based Learning 2. Problem Based Leraning 3. Discovery Based Learning 4. inquiry Based Learning/ Model Pembelajaran yang lain G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari Modul permasalahan penerapan model pembelajaran dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir dengan test formatif yang sudah dikerjakan. (nilai tanggung jawab, komitmen moral)apabila Jika Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya Permasalahan Penilaian hasil Belajar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 12 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 214

227 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 13 Permasalahan Penerapan Penilaian Hasil Belajar PPKn A. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi Guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Permasalahan Penerapan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP, agar mampu menyelesaikan : 1. Dengan membaca modul, sumber/referensi lain dan curah pendapat serta diskusi peserta diklat mampu menganalisis permasalahan penerapan penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP 2. Dengan membaca modul, sumber/referensi lain dan curah pendapat serta diskusi peserta diklat mampu menganalisis permasalahan penerapan penilaian pengetahuan dalam mata pelajaran PPKn SMP 3. Dengan membaca modul, sumber/referensi lain dan curah pendapat serta diskusi peserta diklat mampu menganalisis permasalahan penerapan penilaian keterampilan dalam mata pelajaran PPKn SMP B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaiaian kompetensi dari modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi Guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap Permasalahan Penerapan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP, adalah agar dapat 1. Mengidentifikasi permasalahan penerapan penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP 2. Mengidentifikasi permasalahan penerapan penilaian pengetahuan dalam mata pelajaran PPKn SMP 3. Mengidentifikasi permasalahan penerapan penilaian keterampilan dalam mata pelajaran PPKn SMP 215

228 Kegiatan Pembelajaran 13 C. Uraian Materi 1. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual, Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi /pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas; Permasalahan Penilaian Sikap : a. Belum dapat merancang, melaksanakan, dan mengolah hasil penilaian sikap dengan baik. b. Kesulitan yang utama adalah dalam merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik 2. Penilaian pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai Sedangkan penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis,tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Permasalahan Penilaian Pengetahuan a. Kesulitan guru membuat indikator dan soal tingkat tinggi b. Kemauan kurang kuat dalam membuat prosedur pembuatan soal, c. Kemampuan IT yang belum maksimal menjadikan kurang maksimalnya guru dalam mengolah nilai menjadi nilai rapot 3. Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja, penilaian 216

229 PPKn SMP KK G proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4. banyak di antara guru yang kurang percaya diri dalam melaksanakan penilaian keterampilan. 4. Permasalahan Penilaian Keterampilan a. Kurang kemampuan guru dalam menerapkan Penilaian Keterampilan khususnya penilaian proyek b. Belum terampil guru dalam membuat rubrik penilaian Keterampilan D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Moda Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Penilaian hasil Belajar, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Penerapan Penilaian hasil Belajar. b. Menginformasikan judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul { nilai mandiri, tanggung jawab) e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (Nilai gotong royong, tanggung jawab dan kerja keras) f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas LK 13.1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.(nilai tanggung jawab, kerja keras) 217

230 Kegiatan Pembelajaran 13 g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.(nilai komitmen, tanggung jawab, etos kerja, mandiri) h. Penyampaian hasil diskusi; (nilai PPK keberanian, etos kerja, percaya diri) i. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok j. Fasilitator bersama peserta didikat menyimpulkan hasil pembelajaran (nilai PPKn kerjasama, solideritas, keberanian mengemukakan pendapat) k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (Nilai tanggung jawab, komitmen moral) 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas IN 1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; 2) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual; pada LK 13.1 Permasalahan Penerapan Penilaian hasil belajar 3) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual); serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktivitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu LK Pengembangan Soal Penilaian Pengetahuan dan LK Rubrik Penilaian proyek sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, 218

231 PPKn SMP KK G bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktivitas In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK 13.1 dan yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan / Kasus / Tugas. I. Kerjakan Tugas Individual secara mandiri dan tanggung Jawab LK Permasalahan Penerapan Penilaian hasil Belajar ( Tatap Muka dan IN1) No Penilaian Sikap Pengetahuan Keterampilan Permasalahan dalam Penerapan nya 219

232 Kegiatan Pembelajaran 13 LK Penyusunan Soal PPKn sesuai Kisi-Kisi penyususan soal USBN Petunjuk Kerja : 1. Buatlah Soal sesuai kisi-kisi di bawah ini Jenjang Mata Pelajaran Kurikulum Acuan Nama Penulis Soal 2. Soal dikerjakan Pada Kartu Soal : SMP TP : 2016/2017 : PPKn WAKTU :: 120 menit : Kurikulum 2013 JML SOAL : 40+5 NO KOMPETENSI DASAR MATERI / BLUPRIN KELAS/SMT INDIKATOR SOAL 3.1. Menganalisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara 3,1 Memahami fungsi lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun ,6 Memahami makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL ( USBN ) Perumusan Pancasila sbg Dasar Negara Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 VII/1 VIII/1 Menyajikan nama-nama tokoh,siswa dapat mengidentifikasi nama - nama tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara dalam sidang BPUPKI Mengidentifikasi lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 Semangat persatuan dan kesatuan VIII/1 Menunjukan ciri khas suatu daerah dilihat dari pakaian adatnya Penerapan norma IX/1 Menentukan penggolongan hukum menurut sumbernya BENTUK SOAL : PG + Uraian LEVEL BENTUK NO KOMPETENSI SOAL SOAL Pemahaman dan PG 5 Pengetahuan Penerapan URAIAN 41 Pemahaman dan Pengetahuan PG 31 Penerapan PG Memahami masalah-masalah yang Keberagaman dalam masyarakat IX/2 Menganalisis dampak positif sebuah konflik Penalaran PG 40 KARTU SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Mata Pelajaran Kurikulum : : Kurikulum 2013 Nama Penulis Soal : Penelaah : Komptensi Dasar Bahan acuan : Level Kognitif : Soal No. Deskripsi soal : Materi Indikator Kunci Jawaban Level Kognitif diisi : Pengatahuan/Pemahaman, Pemahaman, Penerapan 220

233 PPKn SMP KK G LK Buatlah Rubrik Terkait Penilaian Keterampilan Proyek sesuai dengan Kompetensi Dasar dan kelas II. Test Formatif 1. Guru PPKn dapat memberikan penilaian sikap spiritual dan sosial melalui pengamatan dalam bentuk... A. Jurnal B. Penilaian diri C. Penilaian teman D. Penilaian kinerja 2. Test tertulis, penugasan, test lesan, portofolio merupakan teknik penilaian kompetensi... A. Pengetahuan B. Ketrampilan C. Sikap Sosial D. Sikap spritual 3. Mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu merupakan penilaian kompetensi... A. Ketrampilan Proyek B.Ketrampilan Kinerja C.Ketrampilan Portofolio D.Ketrampilan Sikap 4. Jika nilai maksimal ketrampilan kinerja kelompok nilai 85, Ketrampilan portofolio 87, Ketrampilan Proyek 90, berapakah nilai rapot dari Kompetensi ketrampilannya... A. 90 B. 87 C. 85 D

234 Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Permendikbud no. 53 tahun 2015, penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penunjang, yang termasuk penunjang pada penilaian sikap adalah... A. Penilaian diri dan antar teman B. Jurnal dan observasi C. Penilaian diri dan jurnal D. Penilaian antar teman dan observasi 6. Pada panduan penilaian SMP tertulis bahwa pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan menyerahkan ringkasan tersebut kepada. A. Walikelas B. Guru PPKn C. Guru Agama D. BK 7. Penilaian untuk mengetahui penguasaan pengetahuan yang diberikan selama proses pembelajaran atau pada akhir pembelajaran, sebaiknya menggunakan teknik. A. Penugasan B. Tes lisan C. Portofolio D. Tes tertulis 8. Bentuk penilaian Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Isian/Melengkapi, Uraian merupakan teknik penilaian. A.Tes tertulis B.Penugasan C.Tes lisan D.Portofolio 9. Penilaian untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk) adalah penilaian. A. Kinerja B. Produk C.Proyek D. Portofolio 222

235 PPKn SMP KK G 10. Penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu merupakan penilaian... A. Proyek B. Portofolio C.Produk D.Kinerja F. Rangkuman 1. Permasalahan Penilaian sikap :Belum dapat merancang, melaksanakan, dan mengolah hasil penilaian sikap dengan baik., Kesulitan yang utama adalah dalam merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik 2. Permasalahan penilaian Pengetahuan : Kesulitan guru membuat indikator dan soal tingkat tinggi, Kemauan kurang kuat dalam membuat prosedur pembuatan soal, harus melalui kisi kisi, Kemampuan IT yang belum maksimal menjadikan kurang maksimalnya guru dalam mengolah nilai menjadi nilai rapot 3. Permasalahan penilaian Keterampilan : Kurang kemampuan guru dalam menerapkan Penilaian ketrampilan Keterampilan khususnya penilaian proyek portofolio, Belum terampillnya guru dalam membuat rubrik penilaian ketrampilan Keterampilan G. Umpan Balik dan tindak lanjut Setelah Anda mempelajari Modul Permasalahan Penilaian hasil Belajar dan mengerjakan Latihan Kerja, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban test formatif terlampir. (nilai tanggung jawab, komitmen moral)apabila Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali,. Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran 223

236 Kegiatan Pembelajaran 13 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 13 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 224

237 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 14 Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi tentang Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan PPKn 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi tentang Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan inti PPKn 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menggali informasi Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Penutup PPKn B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menunjukan Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan PPKn 2. Peserta diklat mampu menunjukan Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan inti PPKn 3. Peserta diklat mampu Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Penutup PPKn C. Uraian Materi Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran sesuai Permen no 22 Tahun 2016 Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib: a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 225

238 Kegiatan Pembelajaran 14 b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik; c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. a. Sikap : Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut. b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis 226

239 PPKn SMP KK G pemecahan masalah (project based learning). c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran : 1. Guru Tidak siap dengan perubahan Kurikulum 2. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran belum sesuai dengan target kurikulum 3. Pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah direncanakan 4. Penguasaan Langkah- langkah Metode/ model Pembelajaran belum maksimal dan belum mengaktifkan peserta didik. 227

240 Kegiatan Pembelajaran 14 D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Moda Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran. b. Menginformasikan judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul { nilai mandiri, tanggung jawab) e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (Nilai gotong royong, tanggung jawab dan kerja keras) f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas LK 14.1, 14.2, dan 14.3 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.(nilai tanggung jawab, kerja keras) g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.(nilai komitmen, tanggung jawab, etos kerja, mandiri) h. Penyampaian hasil diskusi; (nilai PPK keberanian, etos kerja, percaya diri) i. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok j. Fasilitator bersama peserta didikat menyimpulkan hasil pembelajaran (nilai PPKn kerjasama, solideritas, keberanian mengemukakan pendapat) 228

241 PPKn SMP KK G k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (Nilai tanggung jawab, komitmen moral) 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In a. Aktivitas In-1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Penerapan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1. Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; 2. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual; pada LK 14.1 Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran 3. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual); serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktivitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara kelompok LK Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dan LK Tindak lanjut / perbaikan pelaksanaan Pembelajaran sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktivitas In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil observasi pelaksanaan Pembelajaran pada LK 14.2 dan Tindak lanjut perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang dikerjakan oleh anggota kelompok.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin ) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya 229

242 Kegiatan Pembelajaran 14 dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan / Kasus / Tugas I. Tugas LK Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran No Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran 1. Permasalahan 1 Pendahuluan Inti Penutup

243 PPKn SMP KK G LK Observasi Pelaksanaan Pembelajaran LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN A. Identitas Hari, tanggal : Nama yg diamati : Kelas/ Jam ke : Pokok Bahasan : Pengamat : B. Petunjuk Amati pembelajaran dari awal sampai akhir. Berilah tanda pada kolom keterlaksanaan sejumlah butir amatan sesuai dengan apa yang terjadi. Isilah catatan seperlunya terkait keterlaksanaan butir-butir yang diamati. Pada Penerapan Pendekatan/Model Pembelajaran*), HANYA isi pada butir-butir pendekatan/model pembelajaran yang diterapkan. C. Lembar Observasi No A Butir-butir Pengamatan Kegiatan Pendahuluan Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan Mengondisikan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 231

244 Kegiatan Pembelajaran 14 No Butir-butir Pengamatan Menyampaikan lingkup dan teknik Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan penilaian yang akan digunakan. B Kegiatan Inti 1 Pengelolaan Pembelajaran Guru membantu peserta didik membentuk kelompok. Guru membimbing peserta didik dalam kerja kelompok. Guru menguasai materi pelajaran. 2 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran tepat waktu. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang akan dilakukan. Guru menggunakan bahasa yang baik dan benar. Guru mendorong peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Guru memanfaatkan teknologi dan Informasi. Penerapan Pendekatan/Model Pembelajaran*) Pendekatan Saintifik 232

245 PPKn SMP KK G No Butir-butir Pengamatan Memfasilitasi peserta didik untuk Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan mengamati. Memancing/memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan pertanyaan. Menfasilitasi peserta didik dalam mengumpulkan informasi/mencoba. Memfasilitasi peserta didik dalam mengolah/menganalisis informasi untuk membuat kesimpulan. Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya. Menfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan mencipta. Discovery Learning 1.Persiapan. 2.Stimulasi/pemberian rangsangan. 3. Identifikasi masalah. 4. Mengumpulkan data. 5.Pengolahan data. 6 Pembuktian. 7 Menarik kesimpulan. Problem-based Learning 1 Orientasi terhadap masalah 2 Organisasi belajar 233

246 Kegiatan Pembelajaran 14 No Butir-butir Pengamatan 3 Penyelidikan individual maupun Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan kelompok 4.Melaksanakan tahap 4 Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah 5.Melaksanakan tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah Project-based Learning 1.Melaksanakan tahap 1 Penentuan projek 2.Melaksanakan tahap 2 Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek 3.Melaksanakan tahap 3 Penyusunan jadwal pelaksanaan projek 4.Melaksanakan tahap 4 Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru 5.Melaksanakan tahap 5 Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek 6.Melaksanakan tahap 6 Evaluasi proses dan hasil projek Inquiry Learning 1. Orientasi 2 Merumuskan masalah 3 Merumuskan hipotesis 4 Mengumpulkan data 234

247 PPKn SMP KK G No Butir-butir Pengamatan 5 Menguji hipotesis Keterlaksanaan Ya Tidak Catatan 6 Merumuskan kesimpulan 3 Pelaksanaan Penilaian 1.Melaksanakan Penilaian/ Pencatatan Perkembangan Sikap 2.Melaksanakan Penilaian Pengetahuan 3.Melaksanakan Penilaian Ketrampilan C Kegiatan Penutup 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan kegiatan pembelajaran. 2 Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 3 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. 5 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 235

248 Kegiatan Pembelajaran 14 Hasil Pengamatan Yang perlu ditingkatkan adalah yang tidak berarti belum tersaksana dengan maksimal LK Tindak Lanjut Pembelajaran Perbaikan untuk memaksimalkan Pelaksanaan No Kegiatan Pendahuluan Inti Penutup Yang belum maksimal Perbaikan Pembelajaran Kedepan II. Test Formatif 1. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan benarmenjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai merupakan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan dalam kegiatan... A. Pendahuluan B. Inti C. Penutup D. Evaluasi 236

249 PPKn SMP KK G 2. Konsep yang menyodorkan berbagai situasi yang membingungkan kepada siswa danmendorong mereka untuk menyelidiki, mencari jawabannya adalah konsep dari strategi... A. Cooperatif learning B. Inquiry learning C. Projek base learning D. Problem base learning 3. Pada kegiatan Inti tahapan mencari informasi/ data dengan menggunakan IT sebaiknya guru... A. Memperbolehkan siswa membuka HP B. Mengijinkan siswa membawa Tab C. Mengarahkan siswa dengan memberi tahu alamat data yang di cari D. Menyilahkan siswa presentasi menggunakan LCD 4. Peserta didik menyusun laporan hasil diskusi dalaml bentuk gagasan, model, bagan atau power point slides. Hal ini merupakan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada langkah... A. Pengembangan dan penyajian hasil B. Penyelesaian masalah analisis dan evaluasi C. Proses penyelesaian masalah organisasi belajar D. Peyelidikan individidual dan kelompok 5. Ketika Guru menginginkan mendapatkan masukan proses pembelajaran, saat kegiatan penutup sebaiknya dilakukan... A. Tindak Lanjut B. Meresume Materi C. Memberi Evaluasi D. Refleksi 237

250 Kegiatan Pembelajaran 14 F. Rangkuman Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran : 1. Perencanakan dan Pelaksanakan pembelajaran belum sesuai dengan target yang diinginkan kurikulum 2. Pelaksanaan pembelajaran Pendahuluan, inti dan penutup belum sesuai dengan perencanaan pembelajaran. 3. Pada kegiatan inti : Langkah- langkah Metode/ model Pembelajaran kurang kreatif dan belum mengaktifkan peserta didik. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Pelaksanaan Pembelajaran, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban test formatif terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali,. (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya : Permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran ppkn smp Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 14. Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 238

251 Kegiatan Pembelajaran 15 Permasalahan Relevansi Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP PPKn SMP KK G A. Tujuan Modul ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP Terintegrasi Pendidikan Karakter tentang Permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP, sehingga mampu 1. Dengan membaca modul, sumber lain, brainstorming dan diskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi permasalahan prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelaharan PPKn SMP dengan benar 2. Dengan membaca modul, sumber lain, brainstorming dan diskusi peserta diklat mampu mengidentifikas permasalahn relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP dengan benar 3. Dengan membaca modul, sumber lain, brainstorming dan diskusi peserta diklat mampu menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul ini bagi peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP tentang Permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP, sehingga mampu : 1. Menjelaskan prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP 2. Mengidentifikasi permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP 3. Mencari solusi untuk mengatasi permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP 239

252 Kegiatan Pembelajaran 15 C. Uraian Materi Bacalah uraian materi dibawah ini dengan teliti dan marilah menjadi pembelajar sepanjang hayat 1. Prinsip Penggunaan media pembelajaran PPKn SMP Media merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar, namun dalam penggunaannya perlu dipilih secara bijak, mengingat beraneka ragamnya masing masing media memiliki karakteristik sendiri. Dalam penggunaan media pembelajaran PPKn SMP perlu dipahami kriteria relevansi dan fungsional sebagai dasar menetapkan penggunaan media pembelajaran PPKn sebagai berikut: a. Tidak ada media yang cocok untuk semua tujuan pembelajaran b. Media dapat dipergunakan konsisten untuk mengejat tujuan pembelajaran c. Media dikuasai pemakaiannya oleh yang bersangkutan d. Media cocok dengan kecakapan dan gaya belajar peserta didik e. Baik dan buruknya bukan karena konkrit dan abstraknya f. Media dipilih hendaknya atas pertimbangan yang obyektif g. Kedaan psikis pada waktu media itu dipakai ikut sebagai pertimbangan Berdasarkan kriteria relevansi dan fungsional tersebut di atas, maka prinsip - prinsip yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: Itulah sebabnya, pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa kriteria sebagai beikut: 1) Tujuan Pembelajaran 2) Indikator Pencapaian Kompetensi 3) Model Pembelajaran. 4) Ketepatgunaan. 5) Keadaan peserta didik. 6) Ketersediaan. 7) Mutu teknis. 8) Kemampuan guru. 9) Pembiayaan. 240

253 PPKn SMP KK G Permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP PPKn merupakan pendidikan nilai, pendidikan politik, pendidikan demokrasi serta pendidikan ideologi untuk perlu adanya pembinaan dan pengembangan alternatif dalam penyampaian pesan pada peserta didik, agar kompetensi yang di harapkan dapat tercapai. Kondisi kondusif perlu diciptakan sehingga terjadinya interaksi yang harmonis, serasi dan terpadu antara guru dan peserta didiknya. Karea alasan yang demikian maka tuntutan agar guru senantiasa melakukan inovasi dituntut. Berhasil atau kegagalan penyampaian pesan dari guru pada peserta didiknya ditentukan oleh guru. Bagaimana guru menyampaikan pesan kepada peserta didik sehingga dipahami, diselami dan diinternalisasikan dalam dirinya utamanya nilai-nilai Pancasila, pada gilirannya akan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah penyampaian atau penyajian materi PPKn menentukan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi PPKn. beberapa problem pemanfaatan media pembelajaran,perlu terus dikaji agar dapat dicari solusinya. Dalam relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP antara lain sebagai berikut: a. Minat Guru untuk Memanfaatkan Media Pembelajaran rendah b. Motivasi peserta didik pada Media Pembelajaran yang digunakan c. Intensitas Kepala Sekolah dalam memotivasi guru untuk menggunakan Media Pembelajaran. Solusi pengunaan Media pembelajaran a. Mengaktifkan guru ikut dalam mgmp karena mgmp sebagai wahana pengembangan diri guru secara kolaboratif. b. Mengirimkan guru untuk diklat juga merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru untuk mengembangkan media pembelajaran c. Penggunaan media harunya semakin bervariatif dan kreatif sehingga peserta didik tidak bosan d. Guru harus pandai memanfaatkan media pembelajaran sebagai suatu kebutuhkan agar siswa dapat mencerna materi pembelajaran. e. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengarahkan, memotivasi dan menolong guru dalam memecahkan permasalahan f. Peningkatan kesadaran untuk menggunakan media pembelajaran dalam 241

254 Kegiatan Pembelajaran 15 kelasnya sebagai sarana memudahkan berinteraksi dengan peserta didiknya sekaligus meningkatkan kualitas pembelajarannnya g. Manajemen dalam lembaga sekolah untuk pengadaan, penggunaan dan pemelihataan serta operasional media pembelajar, sehingga guru mendapatkan kemudahan dalam memanfaatkan media pemebelajaran yang disediakan sekolah ataupun yang dibuat oleh dirinya. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Moda Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Relevansi penggunanan Media Pembelajaran, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan Relevansi penggunanan Media Pembelajaran. b. Menginformasikan judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul { nilai mandiri, tanggung jawab) e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (Nilai gotong royong, tanggung jawab dan kerja keras) f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas LK 15.1, 15.2, dan 15.3 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.(nilai tanggung jawab, kerja keras) 242

255 PPKn SMP KK G g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.(nilai komitmen, tanggung jawab, etos kerja, mandiri) h. Penyampaian hasil diskusi; (nilai PPK keberanian, etos kerja, percaya diri) i. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok j. Fasilitator bersama peserta didikat menyimpulkan hasil pembelajaran (nilai PPKn kerjasama, solideritas, keberanian mengemukakan pendapat) k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (Nilai tanggung jawab, komitmen moral) 2. Aktivitas PembelajaranIn-On-In a. Aktivitas IN- 1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Relevansi penggunanan Media Pembelajaran, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; 2) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual; pada LK 15.1 Permasalahan penggunanan Media Pembelajaran pada latihan/ tugas 3) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual); serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktivitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara kelompok LK Pengamatan terhadap penerapan Media Pembelajaran dan LK 15.3 Tindak lanjut / perbaikan penerapan Media Pembelajaran sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) 243

256 Kegiatan Pembelajaran 15 c. Aktivitas In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil observasi pelaksanaan Pembelajaran pada LK 15.2 dan Tindak lanjut perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang dikerjakan oleh anggota kelompok.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin ) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas I. Tugas Untuk mengasah kemampuan anda menemukan permasalahan dan solusinya coba anda identifikasi relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP melalui diskusi dan kerja sama kelompok. LK 15.1 Permasalahan penggunanan Media Pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran 1 Media Pembelajaran Permasalahan pemanfaatannya Akibat jika tidak terpecahkan LK Pengamatan terhadap penerapan Media Pembelajaran Petunjuk Kerja: 1. Silahkan dilakukan pengamatan saat penggunaan Media Pembelajaran 2. Bandingkan pengunaan Media Video Keaneka ragaman suku dan Gambar Suku suku yang ada di Indonesia 3. Guru yang lain mengamati pemanfaatan media 244

257 PPKn SMP KK G No Media Pembelajaran Uraian 1 Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran dan Indikator Tidak sesuai Sesuai 2 Kesesuaian dengan Model Pembelajaran... Tahapan... 3 Variasi Media Pembelajaran Kurang sesuai Sesuai Sederhana : alasan Canggih: alasan 4 Ketertarikan Ketersampaian Pesan Sangat menarik Kurang Menarik LK 15.3 Tindak lanjut / perbaikan penerapan Media Pembelajaran No Kondisi media Pembelajaran Solusi/ Perbaikan 1 Belum sesuai dengan Tujuan Indikator 2 Model Pembelajaran Kurang sesuai 3 Variasi Media Pembelajaran sederhana 4 Pesan Kurang Menarik II. Test Formatif Pilih salah satu Jawaban yang tepat dan benar 1. Perantara pesan untuk menyampaikan materi pelajaran yang dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, perasaan, agar siswa mudah memahami, dan pembelajaran dapat berjalan secara efektif merupakan pengertian... A. Media B. Alat peraga C. Sumber D. Bahan 245

258 Kegiatan Pembelajaran Bila guru menggunakan metode diskusi kelompok untuk mengidentifikasi norma menurut sumber, sifat, isi dan sanksinya sekaligus alternatif media pembelajaran yang bisa dipilih... A. Kartu pilihan B. Lembar kegiatan siswa C. Bagan pembagian hukum D. lembar kegiatan belajar 3. Permaslahan yang sering dihadapi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran PPKn yang relevan adalah... A. Kurangnya intensitas kepala sekolah dalam memberikan perhatian terkait penggunaan media pembelajaran B. Kurangnya ketrampilan dalam menggunakan komputer C. Guru kurang trampil dalam membuat media modern D. Tidak ada biaya untuk mengembangkan media 4. Jika guru PPKn mau meningkatkan kompetensi pengetahuan tentang potensi daerah kota Makasar, maka media paling tepat digunakan... A. Peta daerah kota makasar B. Sejarah kota makasar C. Perjuangan kota makasar D. Pemerintahan kota makasar 5. Media buku, surat kabar, majalah, bulletin, jurnal adalah media yang tepat dan sesuai kemampuan guru... A. Menguasai teknologi B. Menguasai peralatan elektronika C. Menguasai isi lab/museum D. Tidak menguasai teknologi 246

259 PPKn SMP KK G F. Rangkuman 1. Prinsip Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan antara lain : a. Tujuan :Media pendidikan yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran. b. Ketepatgunaan: Jika materi yang dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Pemilihan media pendidikan yang sesuai dapat membantu Peserta Didik dalam meningkatkan prestasi belajar. c. Keadaan peserta didik: Dalam memilih media pendidikan perlu disesuaikan dengan keadaan, kemampuan, kesiapan peserta didik, juga besar kecilnya kelas yang akan dipakai. d. Ketersediaan: dalam memilih media pendidikan perlu diperhitungkan tersedia tidaknya media tersebut di sekolah, bila memungkinkan Pendidikdapat membuat sendiri media yang akan digunakan. e. Mutu teknis: Media cocok untuk digunakan sebagai alat pengajaran di sekolah. Biaya: biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu media hendaknya seimbang dengan hasil yang akan dicapai. 2. Permasalahan Penerapan Pembelajaran : a. Media tidak cocok untuk semua tujuan pembelajaran b. Media kurang dikuasai pemakaiannya c. Media tidak cocok dan kurang menarik gaya belajar peserta didik d. Media kurang variasi, terlalu sederhana e. Media kurang sesuai dengan model Pembelajaran 3. Solusi untuk menyelesaikan permasalah penerapan media pembelajaran antara lain: a. Pendidikan dan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan ketermapilan dalam menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran, terlebih dalam menggunakan media modern b. Peningkatan kesadaran untuk menggunakan media pembelajaran dalam kelasnya sebagai sarana memudahkan berinteraksi dengan peserta didiknya sekaligus meningkatkan kualitas pembelajarannnya 247

260 Kegiatan Pembelajaran 15 c. Manajemen dalam lembaga sekolah untuk pengadaan, penggunaan dan pemelihataan serta operasional media pembelajar, sehingga guru mendapatkan kemudahan dalam memanfaatkan media pemebelajaran yang disediakan sekolah ataupun yang dibuat oleh dirinya. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah Anda mempelajari Modul dan mengerjakan Latihan Kerja, Permasalahan relevansi penggunaan media pembelajaran ppkn smp, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban test formatif terlampir. Apabila Anda belum mencapai 80%, dipersilakan mempelajari kembali,. (nilai tanggung jawab, komitmen moral). Sebaiknya apabila sudah mencapai 80% ke atas silakan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran berikutnya: permasalahan penerapan penelitian tindakan kelas Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 15 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 248

261 PPKn SMP KK G Kegiatan Pembelajaran 16 Permasalahan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas A. Tujuan Tujuan penyusunan Modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap mata diklat Permasalahan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), agar mampu : 1. Dengan membaca modul, sumber lain, brainstorming dan diskusi peserta diklat mampu mengidentifikas permasalahan penerapan penelitian tindakan kelas dengan benar 2. Dengan membaca modul, sumber lain, brainstorming dan diskusi peserta diklat mampu mengidentifikas permasalahan pelaksanaan pengumpulan data (pengamatan / observasi) dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompoetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat PKB bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP terhadap mata diklat Permasalahan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), agar mampu : 1. Mengidentifikasi permasalahan penerapan penelitian tindakan kelas. 2. Mengidentifikasi permasalahan pelaksanaan pengumpulan data 249

262 Kegiatan Pembelajaran 16 C. Uraian Materi Gambar 10. Langkah Langkah Penelitian Tindakan Kelas Langkah Penelitian Tindakan kelas : 1. Penetapan fokus permasalahan 2. Perencanaan tindakan 3. Pelaksanaan tindakan 4. Pengumpulan data (pengamatan/observasi) 5. Refleksi (analisis, dan interpretasi) 6. Perencanaan tindak lanjut. Permasalahan Penerapan Penelitian Tindakan Kelas 1. Motivasi guru rendah dalam membuat PTK 2. Kurang trampilnya guru dalam merencanakan dan melaporkan PTK 3. Waktu dan kesempatan pembuatan PTK kurang leluasa karena jam mengajar yang lebih 24 jam, masih ditambah tugas yang lain 4. Belum adanya reward dan pendanaan pelaksanaan PTK/ PTS 250

263 PPKn SMP KK G Dari langkah- langkah PTK yang paling bermasalah bagi guru ada pada langkah keempat : permasalahan pengumpulan data. Pemahaman data merupakan bagian yang penting karena akan mengarahkan seorang peneliti untuk memilih instrumen yang cocok dengan data yang diinginkannya, pada umumnya guru kesulitan dalam membuat instrumen data; Menurut jenisnya data dalam penelitian dikelompokkan dalam 4 jenis, yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data ratio. Untuk memperoleh data di dalam penelitian, peneliti dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan melakukan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai atau prestasi tertentu. Secara umum terdapat beberapa bentuk tes, yaitu; (a) tes intelegensi, (b) tes sikap, (c) tes hasil belajar, (d) tes diagnostik, dan (e) performance assessment atau penilaian kinerja. Bentuk tes yang paling sering dipergunakan guru untuk mengetahui perubahan atau kemajuan belajar siswa adalah tes hasil belajar. Selain itu tes juga dapat ditinjau dari segi penyusunannya, bentuk jawaban atau bentuk respon siswa, atau dilihat dari bentuk pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pemahaman guru tentang berbagai bentuk tes sebagai alat pengumpulan data akan memudahkan guru untuk melakukan pengumpulan data dalam pelaksanaan PTK. Selain test data juga diperoleh dari non test. Teknik pengumpulan data non tes yang sering dipergunakan teknik observasi dan wawancara. Observasi merupakan proses pengamatan secara sistematis dengan melakukan perekaman terhadap perilaku tertentu untuk tujuan pembuatan keputusan-keputusan pengajaran pelaksanaan observasi sebagai alat pengumpulan data memerlukan persiapan. Salah satu komponen yang perlu diperhatikan di dalam persiapan pelaksanaan observasi adalah cara perekaman data. Agar teknik observasi ini dapat dipergunakan sesuai dengan prosedur yang benar, yaitu: (1) adanya perencanaan bersama, (2) menetapkan fokus pengamatan, membangun kriteria, dan (3) memiliki keterampilan melakukan observasi. (4) melakukan balikan (feedback). 251

264 Kegiatan Pembelajaran 16 Ada beberapa bentuk observasi yang sering digunakan; (a) observasi terbuka, (b) observasi terfokus, (c) observasi terstruktur, (d) observasi sistematik. Di samping observasi, pengumpulan data melalui teknik non tes juga seringkali dilakukan melalui wawancara. Wawancara secara sederhana dapat diartikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu. Ada beberapa bentuk wawancara yang sering dipergunakan didalam pengumpulan data penelitian, yaitu: (a) wawancara pembicaraan formal, (b) pendekatan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (c) wawancara baku terbuka. Dalam pelaksanaan wawancara disamping peneliti berupaya menghimpun data/informasi yang diperlukan, juga harus senantiasa menciptakan hubungan yang akrab, harmonis dan saling percaya. Untuk itu pemahaman terhadap jenisjenis pertanyaan wawancara perlu dipahami guru dengan baik. Penciptaan hubungan yang baik juga diupayakan peneliti sampai mengakhiri wawancara. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, lembar OHP hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes) dan setelah (postes) tindakan dilak- sanakan. D. Aktivitas Pembelajaran Melalui diklat Permasalahan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran PPKn SMP Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Moda Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan penerapan Penelitian Tindakan Kelas, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.: 252

265 PPKn SMP KK G a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Permasalahan penerapan Penelitian Tindakan Kelas. b. Menginformasikan judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul { nilai mandiri, tanggung jawab) e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (Nilai gotong royong, tanggung jawab dan kerja keras) f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas LK 16.1, 16.2, sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.(nilai tanggung jawab, kerja keras) g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.(nilai komitmen, tanggung jawab, etos kerja, mandiri) h. Penyampaian hasil diskusi; (nilai PPK keberanian, etos kerja, percaya diri) Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok i. Fasilitator bersama peserta didikat menyimpulkan hasil pembelajaran (nilai PPKn kerjasama, solideritas, keberanian mengemukakan pendapat) j. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. k. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran l. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (Nilai tanggung jawab, komitmen moral) 2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In a. Aktifitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Permasalahan Relevansi penggunanan Media Pembelajaran, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 1) Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; 2) Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil 253

266 Kegiatan Pembelajaran 16 kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual; pada LK 16.1 Permasalahan penelitian Tindakan kelas 3) Mempersilahkan peserta diklat (secara individual); serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara kelompok LK Pengumpulan data dari PTK yang dipunyai sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil observasi pelaksanaan Pembelajaran pada LK 16.2 yang dikerjakan secara individual (nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin ) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) 254

267 PPKn SMP KK G E. Latihan/ Kasus /Tugas I. Tugas LK Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap modul ini, jawablah pertanyaan dibawah dengan jujur : Tuliskan macam data yang akan dihimpun dan instrumen yang akan dipakai dalam menghimpun data tersebut Data yang akan dihimpun selama pelaksanaan PTK Instrumen yang akan dipakai dalam menghimpun data tersebut LK Permasalahan pengumpulan data dan Solusinya Data yg ingin diperoleh hasil Belajar siswa 1. Data Kuantitatif Data Kualitatif Instrumen yang dipakai Data yang dianalisis

268 Kegiatan Pembelajaran 16 II. Test Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan benar 1. Sekolah akan meningkatkan kualitas nya, jika guru-gurunya banyak yang melakukan Penelitian Tindakan kelas, karena PTK untuk... A. Meningkatkan belajar siswa B. Persyaratan guru naik pangkat C. Meningkatkan inovasi guru D. Membuat siswa senang karena mediannya 2. Hasil dari PTK menunjukan respon siswa terhadap media monopoli persatuan sangat bagus 87%, tetapi hasil penguasaan materinya 70% menguasai, instrumen yang digunakan untuk mendapatkan respons siswa dan penguasaan materi adalah... A. Pengamatan dan ulangan harian B. Pengamatan dan wawancara C. Pengamatan dan jurnal harian D. Pengamatan dan rekaman 3. Untuk menjalankan siklus PTK, maka diperlukan... A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran B. Proposal C. Permasalahan pembelajaran D. Media Pembelajaran 4. Cara merekam data : (1) adanya perencanaan bersama, (2) menetapkan fokus pengamatan, membangun kriteria, dan (3) memiliki keterampilan melakukan observasi. (4) melakukan balikan (feedback). Tahapan dalam mengumpulkan data diatas sesuaiteknik pengumpulan data ; A. Tes hasil belajar B. Non Tes C. Tes Sikap 256

269 PPKn SMP KK G D. Tes Intelegensi 5. Dalam pelaksanaan wawancara disamping peneliti berupaya menghimpun data/informasi yang diperlukan, juga diperlukan dibawah ini kecuali... A. Menciptakan hubungan yang akrab, B. Menciptakan hubungan harmonis C. Menciptakan saling percaya. D. Memberi hadiah F. Rangkuman Permasalahan penerapan PTK ; Motivasi guru rendah dalam membuat PTK; Kurang trampilnya guru dalam merencanakan dan melaporkan PTK; Waktu dan kesempatan pembuatan PTK kurang leluasa karena jam mengajar yang lebih 24 jam, masih ditambah tugas yang lain; Belum adanya reward dan pendanaan pelaksanaan PTK/ PTS Permasalahan Pengumpulan data : data yang mau diambil, pembuatan instrumen, data yang analisis G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah anda mempelajari modul dan mengerjakan Test Formatif, permasalahan penerapan penelitian tindakan kelas, Cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban terlampir. Apabila sudah lebih dari 80%, berarti anda sdh memahami materi penelitian tindakan kelas, setelah itu anda dapat mempersiapkan Test Akhir 257

270 Kegiatan Pembelajaran 16 Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 16 Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban Benar / Jumlah soal x 100% Tingkat Penguasaan dengan Rentang Nilai Sangat baik = 91 s.d 100% Baik = 81 s.d 90 % Cukup = 71 s.d 80% Kurang = < 70% 258

271 PPKn SMP KK G Kunci Test Latihan/Kasus/Tugas 1. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 1 (1) D. Bermoral, Bernilai dan Manusiawi (2) C. Pikir dan sikap (3) B. Kratwoh (4) A. Tujuan (5) D.Secara terapan karakter ditanamkan dan ditingkatkan sehinggga menjadi habit 2. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 2: (1) C. Nilai-nilai dalam Pancasila memiliki tingkatan dan bobot yang berbeda namun tidak saling berlawanan atau bertentangan (2) C. Bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan Sang Pencipta dan mengakui bahwa seluruh alam semesta ini adalah ciptaan-nya (3) A. Menghargai dan menghormati orang lain tanpa memilih-milih (4) A. Melakukan kerja bakti (5) C. Persatuan Indonesia dan nilai Nasionalisme 3. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 3: (1) A. Kehidupan bangsa Indonesia itu harus sesuai dengan kepribadiannya (2) E. Bersabar menerima cobaan dan pantang menyerah dalam berbagai Kehidupan (3) D. Sila kedua (4) D. Menghina teman (5) D. Tidak memaksakan kehendak (6) C. Etika (7) B. Keteladanan (8) C. Pancasila (9) C. Nilai kemanusiaa\ (10) B. KeTuhanan 259

272 Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas 4. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 4: (1) A. Majelis Permusyawaratan Rakyat (2) B. Mengganti pasal yang tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia (3) C. Pasal 37 (4) D. 73 (5) B. Menerapkan ketentuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari 5. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 5 (1) B. Negara diatas kepentingan pribadi/golongan (2) A. Keadilan (3) C. Segera menyeberangkan Wanita (4) A. Kesatu (5) C. Ketiga 6. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 6 (1) D. MPR, DPD, MA, DPR, KY,Presiden, MK, dan BPK (2) A. Mahkamah Agung (3) B. Mahkamah Konstitusi (4) A. Angket (5) C. Dewan Perwakilan Rakyat 7. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 7 (1) D. Kepentingan individu (2) E. jawaban a,b dan c benar semua (3) C. Hak-hak dan kewajiban politiknya (4) A. Melanggar hak orang lain (5) B. 1,3,6 260

273 PPKn SMP KK G 8. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 8 (1) C. Rendahnya kesadaran warga negara terhadap hukum (2) C. Komitmen bangsa terhadap norma hukum (3) C. mahkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya (4) B. antara orang dengan badan hukum perdata (5) A. 1 dan 2 9. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 9 (1) D. Suku bangsa, agama, ras/etnis, antar golongan, kepentingan dan ideologi (2) D Bergaul tanpa membedakan ras, agama, suku, dan golongan (3) A. Agama yang dianut (4) B. Bhinneka Tunggal Ika (5) D. Pendekatan Multikultur 10. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 10 (1) A. Masyarakat yang pluralisme (2) D. Nasionalisme (3) D. Melatih rasa simpati dan empati atas penderitaan orang lain (4) D. Menjadi Anggota Kooperasi (5) D. Ikut Lomba tari Topeng 11. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 11 (1) A. Apa dan Bagaimana (2) B. Bertanya (3) C. Pengamatan (4) D. Menalar (5) A. Mengumpulkan informasi kemudian melakukan observasi 12. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 12 (1) PBL (Problem Based Learning) (2) A. INQUIRY LEARNING (3) C. STIMULUS (4) D. PROJEK BASED LEARNING (5) C. PROBLEM BASED LEARNING 261

274 Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas 13. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 13 (1) A Jurnal (2) B Pengetahuan (3) C Ketrampilan Proyek (4) B 87 (5) A Penilaian diri dan antar teman (6) B. Wali Kelas (7) D Test Tertulis (8) D Test Tertulis (9) B. Produk (10) A. Proyek 14. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 14 (1) A. Pendahuluan (2) B. Inquiry learning (3) C. Mengarahkan siswa dengan memberi tahu alamat data yang di cari (4) B. Pengembangan dan penyajian hasil (5) D. Refleksi 15. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 15 (1) A. Media (2) B. Kartu Pilihan (3) C. Kurangnya intensitas kepala sekolah motivasi guru dalam penggunaan media pembelajaran (4) B. Peta Daerah Kota Makasar (5) D. Tidak mengausai tekhnologi 16. Kunci Test Formatif Kegiatan Pembelajaran 16 (1) A. Mningkatkan belajar siswa (2) A. Pengamatan dan ulangan harian (3) C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (4) C. Non Tes (5) D. Memberi hadiah 262

275 PPKn SMP KK G Evaluasi Petunjuk Umum: a. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas. b. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 10 butir soal Kompetensi Pedagogik dan 20 butir soal Kompetensi Profesional. c. Jawablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal. d. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah huruf yang telah diberi tanda silang. e. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar soal diserahkan kepada pengawas. f. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek. Petunjuk Pengerjaan: a. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk jawaban salah). b. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban. 1. Makna bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral dikaitkan dengan konsep pendidikan karakter adalah... (A) PPKn memiliki tujuan mengembangkan karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila (B) PPKn memiliki aspek utama sebagai pendidikan nilai dan moral yang bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta didik. (C) PPKn bertujuan mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai budaya dan karakter bangsa. (D) Substansi dalam PPKn adalah nilai instrumental dan yang dijadikan tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran nilai adalah indikator perilaku yang sering muncul 263

276 Evaluasi 2. Pancasila merupakan suatu sistem nilai dan merupakan suatu kesatuan. Berikut ini yang merupakan pernyataan yang sesuai adalah... (A) setiap sila yang ada memiliki perbedaan satu sama lain dan tidak bisa disama ratakan (B) sila kelima memiliki kedudukan tertinggi karena diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke 1,2,3,4 (C) nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila memiliki tingkatan dan bobot yang berbeda (D) nilai-nilai dalam Pancasila memiliki tingkatan dan bobot yang berbeda namun tidak saling berlawanan atau bertentangan 3. Berikut ini yang merupakan implementasi sila keempat adalah... (A) rela berkorban demi bangsa dan negara (B) menghargai dan menghormati orang lain tanpa memilih-milih (C) tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama (D) mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi 4. Berikut ini merupakan strategi pengembangan sikap dan perilaku peserta didik yaitu... (A) Keikutsertaan (B) Kemakmuran (C) Keteladanan (D) Kesopanan 5. Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat adalah... (A) Berperan aktif dalam pembangunan sekolah (B) Tidak memaksakan kehendak (C) Membangun pos ronda (D) Menghormati HAM 264

277 PPKn SMP KK G 6. Ketentuan yang mengatur tentang perubahan UUD RI Tahun 1945, tercantum dalam... (A) Pasal 35 UUD 1945 (B) Pasal 36 UUD 1945 (C) Pasal 37 UUD 1945 (D) Pasal 38 UUD Konsekuensi logis dari penerapan pokok pikiran alinea keempat Pembukaan UUD RI Tahun 1945 adalah... (A) Sistem negara yang terbentuk harus berdasarkan kedaulatan rakyat (B) Negara menghendaki persatuan dengan menghilangkan paham golongan (C) Pemerintah dan penyelenggara negara wajib memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur (D) Manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat 8. Membahas RAPBN dan menetapkan APBN merupakan penerapan tugas dan fungsi DPR, yaitu... (A) Fungsi legislasi (B) Fungsi yudikatif (C) Fungsi anggaran (D) Fungsi pengawasan 9. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat serta perilaku hakim serta mengusulkan pengangkatan hakim agung merupakan penerapan tugas lembaga negara, yaitu... (A) Komisi Yudisial (B) Pengadilan Tinggi (C) Mahkamah Agung (D) Mahkamah Konstitusi 265

278 Evaluasi 10. Salah satu penerapan hak asasi manusia di Indonesia adalah kebebasan untuk memeluk agama, hal ini diatur dalam... (A) Pasal 28 I ayat 1 (B) Pasal 28 J ayat 2 (C) Pasal 29 ayat 1 (D) Pasal 29 ayat Dalam menjalankan haknya, manusia sebagai makhluk pribadi juga memiliki kewajiban, yaitu... (A) Kewajiban bersikap adil terhadap sesama manusia (B) Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa (C) Kewajiban menaati peraturan yang berlaku (D) Kewajiban membayar pajak 12. Penegakan hukum terhadap suatu pelanggaran wanprestasi dilakukan oleh... (A) Mahkamah Agung (B) Pengadilan Agama (C) Pengadilan Negeri (D) Pengadilan Tata Usaha Negara 13. Kewenangan mahkamah konstitusi untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, diatur dalam... (A) Pasal 24A ayat 1 (B) Pasal 24B ayat 1 (C) Pasal 24C ayat 1 (D) Pasal 24C ayat Faktor esensial yang menjadi alasan pentingnya pendidikan multikultural di Indonesia adalah... (A) Lemahnya toleransi beragama dan berbudaya (B) Lemahnya apresiasi prinsip-prinsip demokrasi (C) Ketidak adilan sistem dan praktek ekonomi (D) Fanatisme kelompok 266

279 PPKn SMP KK G 15. Konsep multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan merupakan isi dari... (A) Pancasila (B) UUD RI 1945 (C) Semboyan Bhinneka Tunggal Ika (D) Pokok pikiran pembukaan UUD RI Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan, harus ada kesadaran sebagai satu bangsa dan kehendak untuk hidup bersama di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hal ini termasuk prinsip... (A) Nasionalisme Indonesia (B) Bhinneka Tunggal Ika (C) Wawasan Nusantara (D) Kekeluargaan 17. Senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan adalah... (A) Sifat kekeluargaan (B) Jiwa gotong royong (C) Musyawarah dan mufakat (D) Rasa persatuan dan kesatuan 18. Perhatikan pernyataan berikut ini : 1. Cinta tanah air dan bangsa 2. Rasa chauvinisme dan sukuisme 3. Rasa nasionalisme dan patriotisme 4. Sikap individualistik dan nepotisme Dari pernyataan diatas, perilaku yang perlu ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna menjaga, meperkuat dan memperkokoh NKRI adalah perilaku yang ditunjukkan nomor... (A) 1 dan 2 (B) 1 dan 3 (C) 3 dan 4 (D) 2 dan 4 267

280 Evaluasi 19. Penerapan norma kesopanan di lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan berperilaku... (A) Guru menegur peserta didik yang membandel dengan kata-kata yang sopan dan mendidik (B) Memberikan nasehat tentang baik-buruk pada anak-anak (C) dan mentaati nasehat orang tua dan guru (D) Saling bertegur sapa dengan sopan 20. Seseorang dikatakan tidak mempunyai kesadaran terhadap peraturan perundang-undangan, apabila seseorang itu memiliki... (A) perilaku menyimpang dengan apa yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku (B) pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku (C) pengetahuan tentang isi peraturan perundang-undangan (D) sikap positif terhadap peraturan perundang-undangan KOMPETENSI PEDAGOGIK 21. Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Kurikulum Nasional khususnya pada langkah mengasossiasi/mengolah informasi/menalar (associating), agar peserta didik dapat menyimpulkan hasil observasi secara logis dan sistematis, maka... (A) guru perlu menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan Kurikulum Nasional dan tidak banyak berceramah (B) pembelajaran yang kurang sesuai dalam pencapaian suatu tujuan perlu segera diperbaiki, sehingga tidak membuat kebingungan peserta didik (C) peserta didik harus aktif selama pembelajaran dan guru menjadi fasilitator yang objektif dan memberikan kemudahan belajar peserta didik (D) materi ajar berbasis data hasil pengamatan tidak harus disusun secara sistematis, karena peserta didik yang akan menuntaskan. 268

281 PPKn SMP KK G 22. Pada pendekatan saintifik, kegiatan bertanya lebih berfungsi sebagai pendorong dan menginspirasi peserta didik untuk... (A) memenuhi rasa keingintahuan tentang suatu tema atau topik pembelajaran (B) aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri (C) berani dan trampil dalam bertanya-jawab secara logis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar (D) saling memberi dan menerima pendapat, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok 23. Pembelajaran PPKn dengan discovery learning, antara lain dilakukan dengan menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang membingungkan agar timbul keinginan untuk menyelidiki permasalahannya. Tahapan pembelajaran ini lebih dikenal dengan... (A) Problem statement (B) Data collecting (C) Verification (D) Stimulation 24. Apabila indikator di KD berbunyi dapat menyusun laporan hasil pengamatan, maka instrumen penilaian yang tepat adalah... (A) Tes tertulis (B) Portofolio (C) Produk (D) Kinerja 25. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik peran guru adalah sebagai... (A) Pusat informasi (B) Instruktur/penguasa (C) Pusat data dan kegiatan (D) Fasilitator dalam mengelola kelas 269

282 Evaluasi 26. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik tergantung pada kemampuan guru dalam menyesuaikan rancangan kegiatan dengan kondisi... (A) Sarana dan prasarana (B) Lingkungan sekolah (C) Peserta didik (D) Kelas 27. Permasalahan yang sering dihadapi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran PPKn yang relevan adalah (A) tidak memiliki laptop (B) keterbatasan alokasi waktu (C) kurangnya kemampuan menggunakan computer (D) kurang memiliki keterampilan membuat media modern 28. Fungsi media sebagai alat bantu pencapaian tujuan/indikator lebih mengena, maka relevansi suatu media bergantung kepada materi pokok dan kompetensi guru untuk menayangkannya dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan faktor (A) Ketersediaan (B) Ketepatgunaan (C) Biaya dan tujuan (D) Kualitas dan teknik 29. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru pada dasarnya sebagai upaya untuk (A) menguji metode baru yang dikemukakan ahli (B) meningkatkan hasil pembelajaran melalui tindakan perbaikan (C) untuk memperoleh metode yang paling baik dalam pembelajaran PKn (D) untuk dapat menentukan media yang paling bagus dalam pembelajaran 30. Apabila Guru PKn akan melaksanaan PTK untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah (A) menyusun proposal (B) menetapkan masalah (C) menetapkan hipotesis (D) menyusun RPP dan lembar observasi 270

283 PPKn SMP KK G Penutup Demikianlah modul Pembinaan Karier Guru Kelompok Kompetensi G bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP. Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta bermakna bagi para peserta didik. Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masingmasing Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul. 271

284 272 Penutup

285 PPKn SMP KK G Daftar Pustaka Adipurnomo, Haryono Implementasi Budi Pekerti dalam Kehidupan Sekolah. Malang: PPPILIHAN GANDA ATAU URAIAN IPS dan PMP. Akhyar Yusuf Lubis. Dekonstruksi Epistemologi Modern. (Jakarta: Pustaka Indonesia Satu). 2001, h Al Hakim, Suparlan dkk Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia. Malang: Madani (Kelompok Intrans Publishing) Al Hakim, Suparlan Pengantar Studi Masyarakat Indonesia. Malang: Madani (Kelompok Intrans Publishing) Al Hakim, Suparlan dkk Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia. Malang: Madani (Kelompok Intrans Publishing). Alhaj, S.Z.S. Pargeran, Drs. Dan Drs. Usmani Surya Patria, Pendidikan Pancasila. Jakarta. (Alhaj, S.Z.S. pargeran, Drs. Dan Drs. Usmani Surya Patria, Pendidikan Pancasila, Jakarta; Paradigma, 1995) Al Purwa Hadiwardoyo, Drs.,MSF, 1990, Moral dan Permasalahannya, Yogyakarta: Kanisius Artbuthnot, J.B and Faust, D (1981). Teaching Moral Reasoning: Theory and Practice, New York: Harper and Row. Asshiddiqie, Jimly ( 2005 ), Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta : Konstitusi Press Akbar, Patrialis Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun Jakarta: Sinar Grafika. Asshiddiqie, Jimly, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika. Asshidiqie, Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II. Jakarta: Secretariat Jenderal Dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Budiarjo, Miriam Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Cogan J.J. and Derricott,, B.J. (1998) Miltidemensional Civic Education, Tokyo 273

286 Daftar Pustaka Cogan, J. J., (1999) Developing the Civic Society : The Role of Civic Education, Bandung : CICED Derricott, R., Cogan, J. J. (1998) Citizenship for the 21st century : An International perspective on Education, London : Kogan Page Darmiyati, Zuchdi Pembentukan Sikap. Cakrawala Pendidikan. No. 3 Th. XIV. November. Yogyakarta: LPM IKIP Yogyakarta. Hlm Eko Purwana, Agung dkk Pembelajaran PPKn Edisi Pertama. Surabaya : LAPIS PILIHAN GANDA ATAU URAIANMI. El-Muhtaj, Majda Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana Gaffar, Afan Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar. H. A. Mui Fahmal: Peran Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Layak Dalam Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih, Penerbit Kreasi Total Media, 2008, Yogyakarta. Hadjon, Philipus M., 1987, Perlindungan hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Sebuah Studi Tentang Prinsip-Prinsipnya, Penerapannya oleh Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan Administrasi Negara, Bina Ilmu, Surabaya Hosnan Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hosnan, M Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Ghalia Indonesia : Jakarta Tahun Constitution of Indonesia ( mengembalikan-hak-hak-warga-negara/

287 PPKn SMP KK G Hosnan Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Jakarta : Ghalia Indonesia. Juliardi, Budi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kaelan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kansil, C.S.T, dkk Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara Kaelan. Drs. M.S., Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma. (Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta; Paradigma, 2003) Kaelan Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah, Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan. Lukman, Roni, Membina Harmonisasi Kehidupan Antar Etnis di Provinsi Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo. Muhtadi, Ali. Pengembangan Sikap dan Perilaku Peserta didik yang Bermoral Dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah, diambil dari %20perilaku%20bermoral%20di%20sekolah- Majalah%20Ilmiah%20Pembelajaran-Mei-2011.pdf (diakses tanggal 9 Desember 2015) Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, ( 2006 ), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Jendral, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Mulyana, Rohmat, Dr Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press Marzuki, Suparman Makalah UPAYA LITIGASI & NON LITIGASI ATAS PELANGGARAN HAK EKOSOB DI INDONESIA 275

288 Daftar Pustaka Mas oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Marbun, SF dan Moh. Mahfud MD, 1987, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta : Liberty. Manan, Bagir, 1995, Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia, Pusat Penerbitan Universitas LPPM Universitas Islam Bandung. Nickel, James W Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Nur Alfani, 2015 Juni 9, ( 2015 ), Sistematika Perubahan UUD Negara RI 1945 Noor Syam, M. (2006) Pendidikan dan Pembudayaan Moral Filsafat Pancasila, Jakarta: Panitia Semiloka Pembudayaan Nilai Pancasila, Dit. Dikdas, Ditjen Mandikdasmen Pemerintah Republik Indonesia 2010, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, Jakarta Purbopranoto, Kuntjoro, 1985, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dengan Peradilan Administrasi, Alumni, Bandung. Pranarka. A.M.W Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi Penerbit Erlangga Rohani, Ahmad Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Rohani, Ahmad Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Pembelajaran. Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia (2003) Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas Sedyawati, Edy, Prof. Dr Pedoman Penanaman Budi Peketi Luhur. Jakarta: Balai Pustaka. Supriadi, Dedi, Dr Pendidikan Nilai Sebuah Megatrend?. Bandung: Alfabeta. Somantri, N (1968). Pendidikan Kewargaan Negara di Sekolah, Bandung: IKIP. Sekretariat Jendar MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Saksono, Ign. Gatut Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas 276

289 PPKn SMP KK G Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Soeprapto, H.Z.A. BAB III Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Jakarta: BP- Pusat.(H.Z.A, Soeparto, Pancasila sebagai Sistem Filsafat, Jakarta; Balai pustaka, 2000) Saraswati, LG Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press Sujatmoko, Andrey Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo PersadA SUARA MERDEKA Membangun Ideologi Pancasila Oleh: M Yunus BS ( Yunus. Muhammad, Membangun Ideologi Pancasila, Jakarta; Suara Merdeka, 2001) Soemaryono dan Anna Erliyana, Tuntunan Praktik Beracara di Peradilan Tata Usaha Negara, PT Primamedia Pustaka Jakarta Sabara. Potret kerukunan Umat Beragama pada Masyarakat Multikultur (Studi Kerukunan Umat Beragama di Desa Banuroja, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo). Hasil penelitian Peneliti Balai Litbang Agama Makassar. Suhardi, Membangun Harmonisasi Umat Beragama, Malaysia: Universitas Kebangsaaan Malaysia (UKM) Susanto, Ahmad Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana. Taniredja, Tukiran, dkk Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta Tim Penulis PPKn Mahir PPKn SMU Kelas 3 Semester II. Bandung: PT. REMAJA ( Tim penulis, Mahir PPKN SMU Kelas 3 Semester II, Bandung; Balai Pustaka, 2004) Tim Dosen PKn UPI Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika. Triyanto Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Triyanto Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta:Prestasi Pustaka. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Wahidin, Samsul Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan 277

290 Daftar Pustaka Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Wulandeltapkn, Sabtu 25 Pebruari ( 2015 ), Perubahan UUD Negara RI 1945 Winataputra (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pendidikan Demokrasi, (Disertasi) Bandung: universitas Pendidikan Indonesia. Yuda AR, Hanta Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Zoelva, Hamdan Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menciptakan Harmonisasi Keberagaman di Indonesia, (Online), ( diakses tanggal 1 Desember

291 PPKn SMP KK G Glosarium Tutur kata: Ucapan; kata; perkataan Budi Pekerti: Perangai yang baik; perbuatan baik Penegakan Hukum : Proses pemungsian norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku atau hubungan hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengadilan Negeri: Merupakan sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kotakabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya Tata Usaha Negara: sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Lembaga Peradilan: badan atau organ yang melaksanakan peradilan. Peradilan adalah tugas atau fungsi yang dijalankan oleh pengadilan (lembaga peradilan). Lembaga peradilan mempunyai tugas menjalankan peradilan dengan seadil-adilnya. Badan penyelenggara Negara:Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akibat hukum: akibat yang ditimbulkan oleh adanya suatu hubungan hukum. Suatu hubungan hukum memberikan hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga kalau dilanggar akan berakibat, bahwa orang yang melanggar itu dapat dituntut di muka pengadilan Disharmonisasi: adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia ligkungannya. Disharmonisasi juga berarti bahwa adnya ketidakselarasan. Konsensus: kesepakatan kata atau pemufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian, dan sebagainya) yang dicapai melalui kebulatan suara. Konsepsi : pengertian; pendapat (paham); rancangan (cita-cita dan sebagainya) yang telah ada dalam pikiran. 279

292 Glosarium Primordialisme : adalah perasaan kesukuan yg berlebihan. Sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasiakan berperan dalam membentuk sikap primordial. Segmentasi : pembagian dalam segmen; pembagian struktur sosial ke dalam unit-unit tertentu yang sama. 280

293

294

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

Modul Guru Pembelajar

Modul Guru Pembelajar Modul Guru Pembelajar MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017 Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1.Sejarah Lahirnya Pancasila 2.Pancasila

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Modul ke: Pendidikan Pancasila Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) IPS SMP KK J i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2 Substansi Hak dan Kewajiban asasi Manusia dalam Pancasila PANCASILA UNDANG UNDANG DASAR 1945 PASAL 28A -28J UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

Bartima Oktavia Bahar Nim: E Tugas : 45 BUTIR-BUTIR PANCASILA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Pendidikan Pancasila Semester Genap Disusun Oleh : Bartima Oktavia Bahar Nim: E51116302 Departemen Antropologi

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK: PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK PESERTA

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 20. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KELAS: X KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghayati

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : SUHENDRA JUNIAR A. 11.11.5565 F S1/Teknik Informatika Abidarin

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP. 19731006 20011 2 001 Disampaikan dalamsrawung Ilmiah jurusan POR FIK UNY 16 Februari2012 ! GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN PTK DALAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

S , 4 ( S M P I

S , 4 ( S M P I PENYUSUN Drs. H.Haryono Adipurnomo (PPPPTK PKn DAN IPS) Gatot Malady, S.IP., M.Si. (PPPPTK PKn DAN IPS) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Magfirotun Nur Insani, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : Doni Saputra.P 11.11.5553 F S1/Teknik Informatika Abidarin Rosidi,

Lebih terperinci

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing : Pancasila dan Budaya STMIK Amikom Yogyakarta oleh : Rossidah 11. 02. 8043 ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika pembimbing : Drs. M. Kalis Purwanto, MM 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI i ii BAB

Lebih terperinci

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR EMPAT PILAR Pancasila UUD 1945 NKRI Bhineka Tunggal Ika KARAKTER Unsur kunci: komitmen, kata2 dpt dipegang, keputusan demi kebaikan bersama Memperlakukan sesama dgn

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Pancasila, Ideologi Negara, Implementasi Pancasila di Negara Indonesia. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi

Lebih terperinci

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XII (dua belas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI F PEDAGOGIK: RANCANGAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Modul ke: 03 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Sejarah Lahirnya Pancasila B. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia C. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Kebudayaan Indonesia Akar dari Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun Oleh: Nama : Alif Rizki Andriawan NIM : 11.11.5193 Kelompok Prodi dan Jurusan : E : S1 TI Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas 03TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA 1 1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA a. Percaya & Taqwa Kpd Tyme Sesuai Dgn Agama & Kepercayaannya Masing2 Menurut Dsr Kemanusiaan Yg Adil Dan Beradab b. Hormat

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I

KELOMPOK KOMPETENSI I MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL ` KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PENILAIAN

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

S , 4 ( S M P I

S , 4 ( S M P I PENYUSUN Dr. Rasyid Al Atok, M.H, M.Pd.(Univ.Negeri Malang) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Drs. AMZ. Supardono (SMP Katholik Santa Maria Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. (Univ. Negeri Malang)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Indri Cahyani 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UNESCO merupakan upaya mempersiapkan manusia untuk bisa hidup di masyarakat dan harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,

Lebih terperinci

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/4 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti :

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DESA PANCASILA DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag 3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/ SMK/MAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/3 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI I PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn SMP @ Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* PENDAHULUAN Standar Isi maupun SKL ( Lulusan) merupakan sebagian unsur yang ada dalam SNP (Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang dapat diandalkan untuk memajukan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pengantar PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pengantar PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A Profesional Pengantar PPKn SMP Pedagogik Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran, Penilaian, dan Penelitian

Lebih terperinci

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XI (sebelas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :

Lebih terperinci