MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)"

Transkripsi

1 i

2 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI D Penulis: Drs. Supandi, M.Pd., Drs. H. Haryono Adipurnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Gatot Malady, S.IP., M.Si. Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Murthofiatis Zahrok, S. Pd, M.Pd Hj. Elita, M.Pd. Muthomimah, S.Pd., M.Pd Penyunting: Magfirotun Nur Insani Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

3 PPKn SMP KK D Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal iii

4 Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP iv

5 PPKn SMP KK D Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. v

6 Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini. Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita. Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Poppy Dewi Puspitawati NIP vi

7 PPKn SMP KK D Daftar Isi Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... v Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xii Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 5 C. Peta Kompetensi... 6 D. Ruang Lingkup... 7 E. Cara Penggunaan Modul... 8 Bagian I Kompetensi Profesional Kegiatan Pembelajaran 1 Aspek Nilai-Nilai Pancasila dalam PPKn A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 3 Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas Hal. vii

8 F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 4 Dinamika Pelaksanaan A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 5 Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 6 Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan Uud Negara RI Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 7 Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 8 Pelanggaran Terhadap Norma A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas viii

9 PPKn SMP KK D F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 9 Peradilan Bebas A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. UraianMateri D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 10 Kerjasama dalam Masyarakat yang Beragam. 147 A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Tugas/Kasus F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 11 Arti Penting Kesatuan dan Persatuan Bangsa 161 A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 12 Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia A. Tujuan B. Indikator Pencapain Kompetensi C. Uraian Materi D. AktivitasPembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagian II Kompetensi Pedagogik Kegiatan Pembelajaran 13 Penyusunan Model Pendekatan Saintifik PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Pembelajaran ix

10 D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Tugas/Kasus F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 14 Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 15 Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktifitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 16 Penyusunan RPP PPKn SMP A. Tujuan B. IndikatorPencapaianKompetensi C. UraianMateriPembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 17 Kebutuhan Media Pembelajaran PPKn Smp A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut x

11 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 18 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) A. Tujuan B. IndikatorPencapaianKompetensi C. UraianMateri D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Evaluasi Penutup Daftar Pustaka Glosarium xi

12 Daftar Gambar Hal. Gambar 1. Ruang Lingkup PPKn SMP... 7 Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka... 8 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh... 9 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Gambar 5. Tiga ranah pembelajaran Gambar 6. Proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik Gambar 7. ranah penilaian Daftar Tabel Hal Tabel 1. Peta Kompetensi PPKn SMP... 6 Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul Tabel 3. kisi-kisi USBN SMP/MTs PPKn Tabel 4. kisi-kisi USBN SMP/MTs PPKn Tabel 5. Deskripsi Langkah Pembelajaran Tabel 6. Tingkatan Kognitif Tabel 7. Format Perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Tabel 8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Paire And Share Tabel 9. Prosedur Pendekatan Scientific Tabel 10. Kriteria Peringkat Tabel 11. Pedoman Mata Pelajaran PPKN SMP Tabel 12. Pengelompokan Kompetensi Dasar Tabel 13. Pengelompokan Kompetensi Dasar Tabel 14. Analisis keterkaitan KI - KD dengan IPK & Materi Pembelajaran Tabel 15. Format Kisi-Kisi Penulisan Soal Tabel 16. Format Kisi-kisi xii

13 PPKn SMP KK D Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.program pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi PPK dan soal USBN akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBNdalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu 1

14 Pendahuluan sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Pedoman penyusunan modul diklat pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBN. Dasar Hukum penulisan Modul PKB untuk Guru PPKn SMP adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. 8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya 2

15 PPKn SMP KK D 9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboran 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing pada Kursus dan Pelatihan 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C. 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C. 3

16 Pendahuluan 24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. 28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. 30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya. 31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya. 32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus 33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar. 34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 4

17 PPKn SMP KK D 37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. B. Tujuan Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan terintegrasi penguatan pendidikan karakter dan soal USBNsebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama melalui pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sesuai dengan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Menjabarkan penyusunan model pendekatan saintifik PPKn SMP, kriteria pemilihan model pembelajaran PPKn SMP, prosedur penyusunan penilaian hasil belajar PPKn SMP, penyusunan RPP PPKn SMP, kebutuhan media pembelajaran PPKn SMP, perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakupaspek-aspek PPKn, Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, Dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, Dinamika pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945, Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, Sikap positif terhadap lembagalembaga negara sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945, Lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia, Pelanggaran terhadap norma, Peradilan bebas, Kerjasama dalam Masyarakat yang Beragam, Arti Penting Kesatuan dan Persatuan Bangsa, Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia. 5

18 Pendahuluan C. Peta Kompetensi Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini adalah: Tabel 1. Peta Kompetensi PPKn SMP Pembelajaran ke - Kompetensi yang dicapai 1. Menguraikan aspek-aspek PPKn 2. Menguraikan pentingnya Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa 3. Menguraikan Dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa 4. Menguraikan Dinamika pelaksanaan UUDNRI Tahun Menguraikan menerapkan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun Menguraikan sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 dalam berbagai lingkungan 7. Menguraikan lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia 8. Menguraikan pelanggaran terhadap norma 9. Menjabarkan peradilan bebas 10. Menjabarkan kerjasama dalam masyarakat yang beragam 11. Menjabarkan arti penting kesatuan dan persatuan bangsa 12. Menjabarkan pentingnya kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia 13. Menjabarkan penyusunan model pendekatan saintifik PPKn SMP 14. Menjabarkan kriteria pemilihan model pembelajaran PPKn SMP 15. Menguraikan prosedur penyusunan penilaian hasil belajar PPKn SMP 16. Menjabarkan penyusunan RPP PPKn SMP 17. Menjabarkan kebutuhan media pembelajaran PPKn SMP 18. Menguraikan perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 6

19 PPKn SMP KK D D. Ruang Lingkup Ruang lingkup PPKn. Persamaan dan Perbedaan usulan dasar negara Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap. Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Profesional Hubungan antar-lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia Persamaan dan Perbedaan Norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Lembaga-lembaga Peradilan Materi PPKn SMP Norma antardaerah di Indonesia Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda Semangat Kebangsaan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI Pendekatan Saintifik PPKn SMP Model pembelajaran PPKn SMP Pedagogik Penilaian hasil belajar Penyusunan RPP PPKn SMP Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Gambar 1. Ruang Lingkup PPKn SMP 7

20 Pendahuluan E. Cara Penggunaan Modul Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah. Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator. 8

21 PPKn SMP KK D Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah. Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D PPKn SMP, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi 9

22 Pendahuluan secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. e. Refleksi pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. 10

23 PPKn SMP KK D Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D PPKn SMP, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk 11

24 Pendahuluan mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi D PPKn SMP, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugastugas yang ditagihkan kepada peserta. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan 12

25 PPKn SMP KK D melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. e. Refleksi pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 3. Lembar Kerja Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi D PPKn SMP, terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK 1 Pengembangan Soal TM, ON 2. LK 1.1 Konsep moral, sikap moral dan TM, IN 1 perilaku moral dikaitkan dengan nilai kedisplinan 3. LK 1.2 Nilai-nilai konsep moral, sikap moral ON dan perilaku moral dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat 4. LK 2 Pengembangan Soal TM, ON 5. LK 2.1 Pentingnya Pancasila sebagai dasar TM, IN 1 negara dan pandangan hidup bangsa 6. LK 2.2 Perwujudan Pancasila sebagai dasar ON negara dan pandangan hidup bangsa dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat 7. LK 3 Pengembangan Soal TM, ON 13

26 Pendahuluan No Kode LK Nama LK Keterangan 8. LK 3.1 Kendala dan solusi perwujudan TM, IN 1 Pancasila 9. LK 3.2 Proses Perwujudan Pancasila di ON Indonesia 10. LK 4 Pengembangan Soal TM, ON 11. LK 4.1 Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 TM, IN LK 4.2 Perbedaan pelaksanaan UUDNRI ON Tahun 1945 di empat masa pemerintahan 13. LK 5 Pengembangan Soal TM, ON 14. LK 5.1 Penerapan isi pembukaan UUDNRI TM, IN 1 Tahun LK 5.2 Penerapan isi pembukaan UUDNRI ON Tahun 1945 tiap alinea 16. LK 6 Pengembangan Soal TM, ON 17. LK 6.1 Studi kasus tentang sikap positif TM, IN 1 terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun LK 6.2 Contoh sikap positif terhadap lembaga ON negara dalam lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara 19. LK 7 Pengembangan Soal TM, ON 20. LK 7.1 Lembaga-lembaga perlindungan dan TM, IN 1 penegakan hak asasi manusia beserta fungsinya 21. LK 7.2 Perbedaan antara lembaga ON perlindungan dengan lembaga penegakan hak asasi manusia 22. LK 8 Pengembangan Soal TM, ON 23. LK 8.1 Studi kasus pelanggaran norma TM, IN LK 8.2 Kasus-kasus pelanggaran norma dan ON sanksi yang dijatuhkan di lingkungan sekitar 25. LK 9 Pengembangan Soal TM, ON 26. LK 9.1 Studi kasus peradilan bebas TM, IN LK 9.2 Lembaga peradilan beserta tugas, ON fungsi dan wewenangnya 28. LK 10 Pengembangan Soal TM, ON 29. LK 10.1 Bentuk-bentuk kerjasama dalam TM, IN 1 masyarakat yang beragam 14

27 PPKn SMP KK D No Kode LK Nama LK Keterangan 30. LK 10.2 Studi kasus tentang kerjasama dalam ON masyarakat yang beragam 31. LK 11 Pengembangan Soal TM, ON 32. LK 11.1 Arti Penting Kesatuan Dan Persatuan TM, IN 1 Bangsa 33. LK 11.2 Pengamalan nilai-nilai kesatuan dan ON persatuan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat 34. LK 12 Pengembangan Soal TM, ON 35. LK 12.1 Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara TM, IN LK 12.2 Contoh penerapan nilai-nilai ON kesadaran bernegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 37. LK 13.1 Langkah-langkah pembelajaran TM, IN 1 saintifik serta peran guru didalamnya 38. LK 13.2 Model pendekatan saintifik dalam ON pembelajaran PPKn 39. LK 14.1 Pengembangan model pembelajaran TM, IN 1 sesuai ranah/aspek yang dikembangkan 40. LK 14.2 Model Pembelajaran PPKn SMP ON 41. LK 15.1 Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil TM, IN 1 Belajar PPKn SMP 42. LK 15.2 Prosedur Penyusunan Soal ON 43. LK 16.1 Langkah-langkah menyusun RPP TM, IN 1 PPKn SMP 44. LK 16.2 Model RPP PPKn SMP ON 45. LK 17.1 Analisis kebutuhan media TM, IN LK 17.2 Langkah-langkah ON pembuatan/pemilihan media pembelajaran 47. LK 18.1 Langkah-langkah perencanaan TM, IN 1 penelitian tindakan kelas (PTK) 48. LK 18.2 Perencanaan penelitian tindakan ON kelas (PTK) Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 15

28 Pendahuluan 4. Kisi-kisi Ujian sekolah SMP/MTs PPKn KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN LEVEL KOGNITIF Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Tabel 3. kisi-kisi USBN SMP/MTs PPKn 2006 ATURAN DAN IDEOLOGI Siswa dapat memahami dan menguasai : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila HAK dan KEWAJIBAN WARGA NEGARA Siswa dapat memahami dan menguasai : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara LINGKUP MATERI KEDAULATAN RAKYAT Siswa dapat memahami dan menguasai : Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah GLOBALISASI DAN PRESTASI DIRI Siswa dapat memahami dan menguasai : Globalisasi Prestasi diri Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang: Globalisasi Prestasi diri Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan Siswa dapat menganalisis: Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila Siswa dapat menganalisis: Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Siswa dapat menganalisis: Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah Siswa dapat menganalisis Globalisasi Prestasi diri 16

29 PPKn SMP KK D KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN LEVEL KOGNITIF Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan Tabel 4. kisi-kisi USBN SMP/MTs PPKn 2013 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Siswa dapat memahami dan menguasai : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Siswa dapat menganalisis : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila LINGKUP MATERI NORMA DAN KONSTITUSI Siswa dapat memahami dan menguasai : Proses perumusan UUDNRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUDNRI 1945 Hak Asasi Manusia Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Proses perumusan UUDNRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUDNRI 1945 Hak Asasi Manusia Siswa dapat menganalisis : Proses perumusan UUDNRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUDNRI 1945 Hak Asasi Manusia KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Siswa dapat memahami dan menguasai : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan Siswa dapat menganalisis : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan. 17

30 18 Pendahuluan

31 Bagian I Kompetensi Profesional

32

33 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 1 Aspek Nilai-Nilai Pancasila dalam PPKn A. Tujuan 1. Dengan membaca materi modul, peserta diklat dapat menguraikan konsep moral secara benar 2. Dengan membaca materi modul, peserta diklat dapat menguraikan sikap moral secara benar 3. Dengan membaca materi modul, peserta diklat dapat menguraikan perilaku moral secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan konsep moral 2. Menguraikan sikap moral 3. Menguraikan perilaku moral C. Uraian Materi 1. Konsep Moral Istilah moral mengandung makna integritas pribadi manusia, yaitu harkat dan martabat seseorang. Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralnya. Moral pribadi seperti predikat atau atribut kemanusiaan seseorang. Moral adalah inti dan nilai kepribadian. Bahkan moral bermakna integritas dan identitas manusia. Secara praktis sehari-hari, istilah moral adalah kepribadian seseorang, citra pribadi manusia. Moral sebagai kata benda mengandung makna prinsip-prinsip benar salah mengenai tingkah laku dan karakter, dan pendidikan tentang ukuran tingkah laku yang baik. Moral berarti sikap mental seperti keberanian mengemukakan pendapat, kepatuhan terhadap atasan, disiplin tinggi. Moralis berarti pribadi yang 21

34 Kegiatan Pembelajaran 1 mencerminkan tingkahlaku dan kepribadian yang selalu baik (ideal). Moral sebagai kata sifat berarti berhubungan dengan karakter, tentang benar salah, tingkah laku yang baik, mulia dan benar. Makna moral adalah berkenaan dengan sikap dan kepribadian manusia, tingkahlaku yang baik dan benar, sikap semangat, mental atau batin yang memancar dalam kepribadian (Dardji Darmodihardjo:1986). Moral merupakan ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia. Moral juga merupakan perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai dan norma. Oleh sebab itu tujuan dan fungsi moral adalah pengamalan nilai dan norma, sekaligus perwujudan harkat-martabat kepribadian manusia. Orang yang berusaha hidup baik secara tekun dapat mencapai keunggulan moral yang biasa disebut keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan yang dicapai seseorang untuk bersikap baik maupun berbuat secara benar. Misalnya: kerendahan hati, kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan, ketekunan kerja, kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan sebagainya (Al Purwa Hdiwardoyo:1990). 2. Sikap Moral Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Sikap mempunyai karakteristik yang mengandung tiga aspek utama yaitu kegiatan berpikir, bertindak, dan merasakan dalam situasi yang berbeda-beda. Berpikir dan bertindak termasuk karakteristik ranah kognitif, sedangkan konsep perasaan merupakan karakteristik ranah afektif. Perasaan akan memperlihatkan mutu penampilan seseorang yang khas dengan menggunakan cara tertentu untuk menyatakan perasaan atau pernyataan emosinya. Perasaan itu sendiri memiliki ciri-ciri atau tanda-tanda mengikat, terarah, dan mempunyai sasaran. Tanda terikat 22

35 PPKn SMP KK D menunjuk kepada derajat kekuatan perasaan. Misalnya, seorang peserta didik merasa senang guru PPKn mengemukakan cerita rakyat tentang kejujuran, sedang peserta didik yang lain kurang tertarik dan kurang memperhatikannya. Tanda terarah mencerminkan tiga arah sikap yaitu arah senang terhadap sasaran atau obyek, merasa biasa (tidak memihak), dan rasa tidak senang. Tanda sasaran menunjukkan perasaan yang ditujukan kepada obyek, perilaku atau gagasan. Karakteristik ranah afektif memiliki pola yang berbeda-beda yang meliputi sikap, harga diri, minat dan nilai-nilai. Sikap diartikan sebagai kesiapan mental seseorang berdasarkan pengalamannya yang digunakan untuk menetapkan arah untuk menanggapi obyek atau situasi yang dihadapinya. Obyek dan situasi dapat berupa orang, benda, binatang, atau obyek lainnya. Di samping karakteristik senang dan tidak senang, setuju dan tidak setuju, sikap secara operasional akan melibatkan tiga ranah perilaku yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif mengandung gagasan yang mengarah kepada obyek (orang, binatang, atau benda), ranah afektif memperkuat gagasan itu dengan perasaan (senang atau tidak senang), dan akhirnya ranah psikomotor menampakkan perilaku terbuka terhadap obyek (berupa kegiatan atau tindakan). Harga diri seseorang terkandung dalam pemahaman atas dirinya sendiri. Seseorang yang secara berkesinambungan mampu menilai diri-sendiri dan memelihara atau menjaga kebiasaan bagi penentuan sikap setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang, maka dikatakanlah orang itu mengembangkan keyakinan dirinya memiliki kemampuan, keberartian, keberhasilan, dan kemanfaatan diri. Keadaan inilah yang menimbulkan rasa percaya diri bahwa dirinya memiliki sikap untuk mampu mengambil keputusan yang tercermin baik dalam ucapan maupun tindakan. Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan percaya diri itu itu adalah mampu mengatur diri, memandang lingkungan terdiri dari bermacam-macam aspek kehidupan, memahami hal penting dan tidak penting secara berjenjang (tidak sekedar hitam dan putih), stabil dalam berpikir dan bertindak, berkehendak terus menerus mengembangkan diri, dapat menilai obyek yang dihadapi, dan dapat membedakan hal yang baik dan buruk, layak dan tidak layak dan sebagainya. 23

36 Kegiatan Pembelajaran 1 3. Perilaku Moral Sikap seseorang erat kaitannya dengan perilaku yang diartikan sebagai tindakan seseorang dalam situasi tertentu. Sikap dan perilaku seseorang berkaitan erat karena sikap merupakan penyuluh atau pengarah perilaku, sehingga perilaku seseorang didasarkan atas sikap yang diyakininya. Sebagai penyuluh sikap merupakan keutuhan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan bertindak seseorang terhadap obyek tertentu. Perbedaan sikap orang yang satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, dan positif atau negatif. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas bahwa setiap nilai-nilai Pancasila yang menjadi butir-butir materi pembelajaran mengandung perilaku moral. Misalnya, nilai kejujuran dapat dirinci menjadi butir-butir materi perilaku moral sebagai berikut: a. Kemampuan bersikap dan berlaku jujur b. Kemauan untuk senantiasa berusaha jujur c. Kebiasaan untuk selalu bersikap dan berbuat jujur D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Aspek nilai-nilai Pancasila dalam PPKn, maka peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Aspek nilai-nilai Pancasila dalam PPKn. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 24

37 PPKn SMP KK D c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK.1.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Aspek nilai-nilai Pancasila dalam PPKn, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Aspek nilai-nilai Pancasila dalam PPKn. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 25

38 Kegiatan Pembelajaran 1 c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK.1.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK.1.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 26

39 PPKn SMP KK D E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 1 Menyusun Soal USBN/penilaian berbasis kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 PG dan Essay Level Aplikasi 3 PG dan Essay Level Penalaran 27

40 Kegiatan Pembelajaran 1 b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 VIII 2 VIII 3 VIII Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 28

41 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Membuat rincian konsep moral, sikap moral dan perilaku moral berkaitan dengan nilai kedisplinan LK.1.1. Konsep moral, sikap moral dan perilaku moral dikaitkan dengan nilai kedisplinan Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi konsep moral, sikap moral dan perilaku moral 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang konsep moral, sikap moral dan perilaku moral 3. Buatlah minimal 5 rincian konsep moral, sikap moral dan perilaku moral yang berkaitan dengan nilai kedisplinan ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok NO. ASPEK NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PPKN RINCIAN 1. Konsep Moral Sikap Moral Perilaku Moral

42 Kegiatan Pembelajaran 1 AKTIVITAS : Mengidentifikasi nilai-nilai konsep moral, sikap moral dan perilaku moral yang dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat LK.1.2. Nilai-nilai konsep moral, sikap moral dan perilaku moral dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi konsep moral, sikap moral dan perilaku moral 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang konsep moral, sikap moral dan perilaku moral 3. Amatilah Lingkungan sekitar (keluarga, sekolah dan masyarakat) 4. Identifikasilah nilai-nilai konsep moral, sikap moral dan perilaku moral apa saja yang dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara NO. ASPEK NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PPKN NILAI-NILAI YANG DITERAPKAN 1. Konsep Moral a. Lingkungan Keluarga b. Lingkungan Sekolah c. Lingkungan Masyarakat Sikap Moral a. Lingkungan Keluarga b. Lingkungan Sekolah 30

43 PPKn SMP KK D NO. ASPEK NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PPKN NILAI-NILAI YANG DITERAPKAN c. Lingkungan Masyarakat Perilaku Moral a. Lingkungan Keluarga b. Lingkungan Sekolah c. Lingkungan Masyarakat Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Istilah moral mengandung makna integritas pribadi manusia, yaitu... a. Harkat dan martabat seseorang b. Perasaan dan ekspresi seseorang c. Sikap dan tindakan seseorang d. Kepercayaan diri seseorang 2. Sikap mempunyai tiga aspek utama, yaitu... a. Berpikir, bersikap dan berkepribadian yang selalu baik b. Berpikir, bertindak dan bersikap baik dalam situasi apapun c. Berpikir, bertindak dan merasakan dalam situasi yang berbeda-beda d. Berpikir, bersemangat dan merasakan dalam situasi yang berbeda-beda 31

44 Kegiatan Pembelajaran 1 3. Sikap seseorang erat kaitannya dengan perilaku yang diartikan sebagai... a. Tindakan seseorang dalam situasi tertentu b. Kesiapan mental seseorang c. Kepribadian seseorang d. Kepatuhan seseorang 2. Yang merupakan ukuran dari suatu nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia adalah... a. Moral b. Nilai Moral c. Sikap Moral d. Perilaku Moral 3. Nilai kedisplinan dapat dirinci menjadi butir-butir materi perilaku moral, yaitu... a. Kesadaran perlunya disiplin b. Kemampuan bersikap dan berlaku disiplin c. Penilaian diri sendiri mengenai kedisiplinan d. Rasa percaya diri untuk senantiasa berlaku disiplin F. Rangkuman Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini. 1. Setiap nilai Pancasila yang telah dirumuskan sebagai butir materi Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya harus memiliki aspek konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral. 2. Moral merupakan ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia, juga merupakan perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai dan norma. 3. Sikap mempunyai karakteristik yang mengandung kegiatan berpikir, bertindak, dan merasakan dalam situasi yang berbeda-beda. 4. Rasa percaya diri menunjukkan bahwa dirinya memiliki sikap untuk mampu mengambil keputusan yang tercermin baik dalam ucapan maupun tindakan. 32

45 PPKn SMP KK D 5. Nilai merupakan keyakinan seseorang yang bersifat mengikat sebagai landasan menetapkan hal-hal yang baik dan buruk untuk menentukan pilihan perilaku yang sesuai dan tidak sesuai dengan keyakinan itu. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Kemudian cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai. 33

46 34 Kegiatan Pembelajaran 1

47 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 2 Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa A. Tujuan Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menguraikan tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara bagi bangsa Indonesia 2. Menguraikan pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia C. Uraian Materi 1. Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara Bagi Bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pancasila sebagai dasar negara dan dasar dari segala hukum yang ada di Indonesia dapat diartikan bahwa setiap perundangundangan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh peraturan perundang-undangan seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang 35

48 Kegiatan Pembelajaran 2 saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Pancasila sebagai dasar negara bermakna: (1) Sebagai sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara Repunlik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah (2) Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Maksudnya seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah hukum konstitusional, pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terkait dengan struktur kekuasaan secara formal (3) Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum dasar tertulis yang berwujud Undang-Undang Dasar maupun hukum dasar tidak tertulis yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum, maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi Pembukaan UUD 1945, yang kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikonkritkan atau dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. 2. Pentingnya Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pancasila sebagai pandangan hidup mampu memberikan arah pada perilaku masyarakat Indonesia yag sesuai dengan nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Manfaat pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai berikut : 1. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dapat berdiri kokoh sebagai bangsa merdeka dan berdaulat. 2. Sebagai pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi. 3. Sebagai pedoman membangun dirinya sendiri dan hubungan denganbangsa lain. 4. Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalaminteraksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya 36

49 PPKn SMP KK D 5. Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semuakegiatan dan aktivitas hidup serta kehidupan di segala bidang. Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi tata kehidupannya. Pandangan hidup yang tertuang pada nilai Pancasila yang menjadi keyakinan dan pandangan hidup bangsa Indonesia terutama : 1. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta Semesta, pengayom alam semesta. Kepada-Nya manusia menaruh kepercayaan dan harapan bagi hidup di dunia dan sesudah mati. Inilah asas kehidupan ketuhanan dan keagamaan 2. Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan sebagi satu keluarga, ayah, ibu, anak-anak. Cinta dan kekeluargaan ini menjadi dasar terbentuknya masyarakat, kesatuan dan kerukunan. 3. Asas musyawarah mufakat : kebersamaan adalah kumpulan banyak pribadi, warga, dan keluarga. Keinginan dan kemampuan warga masyarakat berbeda-beda. Supaya mereka tetap rukun bersatu, keputusan ditetapkan atas dasar musyawarah mufakat. 4. Asas gotong royong : kebersamaan memikul beban tanggung jawab demi kepentingan bersama. Keputusan yang ditetapkan atas asas musyawarah mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung jawab bersama. Jadi dilaksanakan bersama, secara gotong royong oleh dan untuk kedudukan bersama. 5. Asas tenggang rasa atau tepo silero : saling menghayati keadaan dan perasaan antar warga, antar pribadi, asas saling menghargai dan menghormati dalam keragaman dan perbedaan. Saling menghormati hak, pendapat, keyakinan dan agama masing-masing demi terpeliharanya kesatuan dan keharmonisan hidup bersama. Keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat dilihat secara nyata pada semangat gotong royong dan asas kekeluargaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Negara Indonesia tidak mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar atau bagian yang terkuat dalam masyarakat, baik politik, ekonomis, maupun sosio-kultural. Negara menempatkan diri di atas semua golongan dan semua bagian masyarakat, dan mempersatukan diri 37

50 Kegiatan Pembelajaran 2 dengan seluruh lapisan masyarakat. Rakyat tidak untuk negara, tetapi negara adalah untuk rakyat, sebab pengambilan keputusan selalu digunakan asas musyawarah untuk mufakat. Selanjutnya, struktur kejiwaan bangsa Indonesia mengakui, menghormati, serta menjunjung tinggi hak dan kewajiban tiap manusia, tiap golongan dan tiap bagian masyarakat. Sebaliknya, setiap anggota masyarakat, setiap golongan dan setiap bagian sadar akan kedudukannya sebagai bagian organik dari masyarakat seluruhnya, dan oleh karena itu wajib meneguhkan kehidupan yang harmonis antara semua bagian. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa, maka peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul 38

51 PPKn SMP KK D e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 2.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul 39

52 Kegiatan Pembelajaran 2 e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus LK (2.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 2.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/ Kasus /Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 2 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 40

53 PPKn SMP KK D KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompeten si Kompeten si Dasar Bahan Kelas 1 VIII 2 VIII 3 VIII Materi Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetah uan dan Pemaham an PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 VIII 2 VIII 3 VIII Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang 5. dipelajari pada modul ini. 41

54 Kegiatan Pembelajaran 2 6. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 7. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 8. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Menguraikan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa LK 2.1 Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 3. Buatlah uraian pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 42

55 PPKn SMP KK D No Aspek Informasi Uraian 1. Pengertian dasar... Negara 2. Pentingnya Pancasila sebagai dasar Negara Akibat tidak memiliki dasar Negara 4. Pengertian pandangan hidup 5. Pentingnya Pancasila sebagai pandangan hidup 6. Akibat tidak memiliki pandangan hidup AKTIVITAS : Mengidentifikasi perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat LK 2.2 Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 3. Amatilah Lingkungan sekitar (keluarga, sekolah dan masyarakat) 4. Identifikasilah contoh perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara 43

56 Kegiatan Pembelajaran 2 NO. ASPEK NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PPKN NILAI-NILAI YANG DITERAPKAN 1. Konsep Moral d. Lingkungan Keluarga e. Lingkungan Sekolah f. Lingkungan Masyarakat Sikap Moral d. Lingkungan Keluarga e. Lingkungan Sekolah f. Lingkungan Masyarakat Perilaku Moral d. Lingkungan Keluarga e. Lingkungan Sekolah f. Lingkungan Masyarakat 44

57 PPKn SMP KK D NO. ASPEK NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PPKN NILAI-NILAI YANG DITERAPKAN Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Pancasila sebagai sebuah dasar negara memuat sebuah nilai dasar, yakni... a. nilai yang terwujud dalam kehidupan sosial masyarakat b. nilai yang terwujud dalam kehidupan hukum pemerintahan c. nilai yang berasal dari budaya atau kultur bangsa Indonesia d. nilai yang tercermin dalam setiap kehidupan nyata rakyat Indonesia 2. Yang bukan termasuk makna Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan bernegara adalah... a. Sebagai sumber kaidah hukum konstitusional b. Mempunyai kekuatan mengikat secara hukum c. Meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum d. Sebagai pemberi arah pada perilaku masyarakat Indonesia 3. Manfaat Pancasila sebagai pandangan hidup adalah... a. Sebagai pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi b. Sebagai dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan c. Sebagai hukum dasar tidak tertulis yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara d. Negara tunduk kepadanya, membela serta melaksanakannya dalam seluruh peraturan perundangan-undangan 4. Keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat dilihat secara nyata pada... a. Semangat gotong royong dan asas kekeluargaan b. Asas tenggang rasa dan semangat gotong royong c. Musyawarah mufakat dan asas kekeluargaan d. Asas tenggang rasa dan musyawarah mufakat 45

58 Kegiatan Pembelajaran 2 5. Saling menghargai keadaan dan perasaan antar warga termasuk kedalam asas... a. Kekeluargaan b. Gotong royong c. Tenggang rasa Musyawarah mufakat F. Rangkuman 1. Pancasila sebagai dasar negara dan dasar dari segala hukum yang ada di Indonesia dapat diartikan bahwa setiap perundang-undangan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 2. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridiskonstitusional dalam Pembukaan UUD Bahkan nilai-nilai filosofis dan ideologis Pancasila ini menjelma di dalam Batang Tubuh (pasal-pasal). 3. Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya danmenimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss 46

59 PPKn SMP KK D Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai. 47

60 48 Kegiatan Pembelajaran 3

61 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 3 Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila pada awal kemerdekaan sampai dengan 17 Agustus 1950 secara benar. 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila dalam kurun waktu 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959 secara benar 3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila sejak dekrit presiden 5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966 secara benar 4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan perwujudan Pancasila di Era Soeharto secara benar 5. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila sejak awal reformasi sampai sekarang secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila pada awal kemerdekaan sampai dengan 17 Agustus Peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila dalam kurun waktu 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli Peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila sejak dekrit presiden 5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret Peserta diklat mampu menjelaskan perwujudan Pancasila di Era Soeharto 5. Peserta diklat mampu menjelaskan pelaksanaan Pancasila sejak awal reformasi sampai sekarang 49

62 Kegiatan Pembelajaran 3 C. Uraian Materi 1. Dinamika Perwujudan Pancasila Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa pada hakekatnya merupakan suatu konsensus nasional para pendiri negara. Menurut Winarno (2010) Pancasila merupakan janji ksatria (Gentlement Agreement) sebagai kontral sosial yang mengikat warga bangsa. Dengan demikian harus dipatuhi dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.dinamika perkembangan penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut: a. Perwujudan Pancasila Di Era Kemerdekaan Secara singkat penerapan Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pada Masa Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ( ) Pancasila memang telah menjadi dasar negara namun dalam penerapannya masih banyak kendala. Kendala dapat berasal dari luar negeri yakni agresi militer. Pada masa itulah perwujudan nilai persatuan Indonesia sedemikian menonjol dan berarti bagi perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Upaya mempertahankan kemerdekaan dengan sifat rela bekorban merupakan wujud pelaksanaan Pancasila. Pada tanggal 15 September 1945 tentara sekutu di bawah pimpinan WR Petterson berlabuh di Tanjung priok Jakarta yang diboncengi oleh tentara NICA pimpinan Van der Plas. Pada tanggal 29 September 1945 berdatangan Allied Forces Netherland Eat Indies (AFNEI) yang langsung menduduki kota kota besar. Pada masa itulah patriotisme berkobar, TKR yang baru dibentuk belum memiliki persenjataan yang memadai untuk melawan musuh menunjukkan jiwa cinta tanah air. Berbagai peristiwa perlawanan untuk mengusir Sekutu dan Belanda terjadi antaralain sebagai berikut: (a) Peristiwa Heroik di Surabaya (b) Bandung Lautan Api (c) Medan Area Namun demikian nilai persatuan dinodai oleh adanya pemberontakan yang bertujuan menggulingkan Pancasila antara lain: a) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia di Madiun b) Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia 50

63 PPKn SMP KK D 2) Pada Masa Era Pemerintahan Soekarno ( ) Pada awal tahun 1950 perwujudan pelaksanaan Pancasila mulai ada perubahan, pada masa itu terdapat dua perspektif pemikiran : pertama, Pada masa itu beberapa tokoh berusaha menampatkan Pancasila lebih dari sekedar kompromi politik dan kontrak sosial.mereka berpendapat bahwa Pancasila bukan hanya kompromi politik melainkan sebuah filsafat sosial atau weltanschuung bangsa. Kedua, tokoh-tokoh yang memandang Pancasila sebagai kompromi politik, dengan alasan fakta yang muncul dalam sidang BPUPKI dan PPKI.(Mendikbud, 2013). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perwujudan Pancasila mengalami pasang surut, perwujudannya dalam bentuk Dekrit yang isinya tetap mempertahankan adanya pancasila 3) Pada masa Pemerintahan Soekarno pada Sekembalinya menggunakan UUD 1945, ternyata penyelenggaraan pemerintah juga jauh dari penerapan Pancasila. Pancasila hanya simbol karena realitanya penyelenggaraan negara menggunakan demokrasi terpimpin, dimana keputusan politik penting tidak diputuskan atas persetujuan rakyat, namun ditentukan oleh pemimpin. Dengan dalih untuk penerapan sila ke 4 Pancasila, justru menjerumuskan presiden Soekarno pada penyelenggaraan pemerintah yang otoriter, pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup, ajaran NASAKOM merupakan contoh belum diterapkannya Pancasila. b. Perwujudan Pancasila Di Era Soeharto Pada awal Orde Baru (sejak Agustus 1982) tercipta situasi kondusif bagi pengamalan Pancasila, namun beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata berbeda dengan jiwa Pancasila. Realita menunjukkan telah terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penghormatan dari dunia internasional, Namun dikarenakan pemerintah sangat sentralistik dan otoriter, kondisi politik dan keamanan dalam negeri tetap rentan Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain. Pada bulan Agustus 1982, demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan terjadi pelanggaran Pemerintahaan Orde Baru dalam 51

64 Kegiatan Pembelajaran 3 menjalankan azas tunggal yakni pengakuan terhadap Pancasila sebagai satusatunya asas, maka setiap partai politik harus mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Pelanggaran HAM terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara. Pancasila seringkali digunakan sebagai legimitasi tindakan yang menyimpang. Ia dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas nasional daripada sebagai ideologi yang memberikan ruang kebebasan untuk berkreasi. Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru diarahkan menjadi ideologi yang hanya menguntungkan satu golongan, loyalitas tunggal pada pemerintah dan demi persatuan dan kesatuan sementara hak-hak demokrasi dikekang. c. Perwujudan Pancasila di era Reformasi Selama Orde Reformasi telah dipimpin 6 Presiden yakni Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudoyono, dan Joko Widodo menempatkan Pancasila secara formal tetap sebagai dasar dan ideologi negara, namun masih sebatas pada retorika pernyataan politik. Gegap gempitanya bangsa ini dalam kehidupan yang dinamis akibat globalisasi dan demokratisasi, justru menempatkan Pancasila pada lorong-lorong gelap demikian bapak bangsa BJ Habibie mengatakan dalam pidatonya. aktivisaktivis prodemokrasi, tidak menggubris ajakan dari siapapun yang berusaha menempatkan kembali Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Berbagai keputusan politik diambil dengan ketetapan MPR antara lain1) Undang Undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan pemerintah yang dalam pasal 2 menyatakan bahwa penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang Undang Dasar Negara republik Indonesia tahun

65 PPKn SMP KK D D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 3 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa, maka peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 3.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. 53

66 Kegiatan Pembelajaran 3 b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Inti a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 3.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 3.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. 54

67 PPKn SMP KK D b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 3 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn Tabel Kisi-Kisi Penulisan Soal 2006 No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 55

68 Kegiatan Pembelajaran 3 b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn Tabel Kisi-Kisi Penulisan Soal 2013 No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 IX 2 IX 3 IX Materi Indikator Bentuk Soal Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. Tabel Kartu Soal Pilihan Ganda/Essay KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 56

69 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Menguraikan pelaksanaan dan penyimpangan perwujudan Pancasila LK 3.1 Pelaksanaan dan penyimpangan perwujudan Pancasila Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi dinamika perwujudan pancasila 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang dinamika perwujudan pancasila 3. Uraikanlah pelaksanaan dan penyimpangan perwujudan Pancasila ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. Tabel 3.1. Perbandingan kendala dan solusi perwujudan Pancasila NO. MASA PEMERINTAHAN PELAKSANAAN PENYIMPANGAN 1. Perwujudan Pancasila di era Kemerdekaan 2. Perwujudan Pancasila di era Soeharto 3. Perwujudan Pancasila di era Reformasi AKTIVITAS : Menguraikan proses perwujudan Pancasila di Indonesia LK 3.2 Proses Perwujudan Pancasila di Indonesia Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi dinamika perwujudan pancasila 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang dinamika perwujudan pancasila 57

70 Kegiatan Pembelajaran 3 3. Berdasarkan bahan bacaan tersebut, analisislah proses perwujudan Pancasila ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara Tabel 3.2 Proses Perwujudan Pancasila di Indonesia No. Masa Pemerintahan Proses Perwujudan Pancasila 1. Era Kemerdekaan 2. Era Soeharto 3. Era Reformasi 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Soal Tes Formatif 1. Reposisi Pancasila pada era Reformasi perlu dilakukan agar Pancasila menjadi ideologi yang terbuka, maka dalam masyarakat perlu dikembangkan. a. dogmatisme nilai-nilai Pancasila b. waspada terhadap ideologi dari luar c. sikap fanatik yang tinggi pada Pancasila d. persepsi dan sikap yang wajar terhadap Pancasila 2. Maraknya konflik yang bernuansa agama, tawuran pelajar, tawuran mahasiswa, kekerasan, korupsi, kemiskinan menunjukkan telah memudarnya Pancasila sebagai kepribadian nasional Indonesia yakni terwujud dalam... A. sifat ramah tamah bangsa B. sifat keluhuran budi bangsa C. sifat merendahkan diri bangsa 58

71 PPKn SMP KK D D. sikap dan tingkah laku bangsa 3. Pelaksanaan Pancasila pada Era Orde Baru pada masyarakat didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10/1979 yakni dengan pembentukan BP7. BP7 merupakan singkatan dari... a. Badan Pelaksana Pembinaan Pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila b. Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila c. Badan Pembinaan Pelaksanaan Pengamalan Pendidikan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila d. Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila 4. Madiun affair merupakan wujud nyata pengkhinatan sekelompok orang yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi A. komunis B. sosialis C. liberalis D. kapitalis 5. Pada era orde lama Pancasila sebagai dasar negara yang secara yuridis konstitusional diakui, namun dalam pelaksanaannya sebagai A. alat pemersatu bangsa B. kepribadian bangsa C. identitas nasional D. cita-cita bangsa 59

72 Kegiatan Pembelajaran 3 F. Rangkuman Masa Orde lama merupakan masa-masa perjuangan sehingga perwujudaln Pancasila pada masa ini belum dapat dilaksanakan, bahkan dalam Konferensi Intern Indonesia saat mempersiapkan negara serikat belum menyebutkan Pancasila sebagai dasar negara Selama Orde Reformasi telah dipimpin 6 Presiden yakni Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudoyono, dan Joko Widodo menempatkan Pancasila secara formal tetap sebagai dasar dan ideologi negara, namun masih sebatas pada retorika pernyataan politik. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 3 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 3. TTTTTTTTTTaaaa pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 4, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 3, terutama yang belum dikuasai. 60

73 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 4 Dinamika Pelaksanaan A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI pada Tahun 1945 dengan benar 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pasca dekrit Presiden 5 Juli 1959 dengan benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Orde Baru dengan benar 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Reformasi dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI pada periode Peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pasca Dekrit Presiden 5 Juli Peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Orde Baru 4. Peserta diklat mampu mendeskripsikan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Reformasi C. Uraian Materi 1. Pelaksanaan UUDNRI pada Tahun 1945 (Periode ) Pada masa awal kemerdekaan UUD 1945 belum dapat dijalankan sebagaimana mestinya mengingat kondisi lembaga negara yang masih belum tertata dengan baik. Faktor lainnya adalah UUD 1945 masih sangat 61

74 Kegiatan Pembelajaran 4 sederhana karena dibuat dalam waktu yang sangat singkat kurang lebih 49 hari oleh BPUPKI pada 29 Mei-16 Juli 1945 dan PPKI tanggal 18 Agustus Pada tahun ini di bentuklah DPA sementara, sedangkan DPR dan MPR belum dapat dibentuk karena harus melalui pemilu. Waktu itu masih diberlakukan pasal aturan peralihan pasal IV yang menyatakan, Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat,Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang Dasar, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional. Pada saat itu terjadilah suatu perkembangan ketatanegaraan Indonesia yaitu: berubahnya fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. Hal ini berdasarkan maklumat wakil presiden No. X tanggal 16 Oktober Selain itu dikeluarkan juga maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember Yang isinya perubahan sistem pemerintahan negara dari sistem Kabinet Presidensial menjadi sistem Kabinet Parlementer, berdasarkan usul Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP). Akibat perubahan tersebut pemerintah menjadi tidak stabil, Perdana Menteri hanya bertahan beberapa bulan serta berulang kali terjadi pergantian. Pada bulan September 1955 dan Desember 1955 diadakan pemilihan umum,yang masing-masing untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota konstituante. Tugas konstituante adalah untuk membentuk dan menyusun Undang-Undang Dasar yang tetap sebagai pengganti UUDS Untuk mengambil putusan mengenai Undang-Undang dasar yang baru ditentukan pada pasal 137 UUDS 1950 sebagai berikut : a. Untuk mengambil putusan tentang rancangan Undang-Undang Dasar baru sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota konstituante harus hadir. b. Rancangan tersebut diterima jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir. 62

75 PPKn SMP KK D c. Rancangan yang telah diterima oleh konstituante dikirimkan kepada Presiden untuk disahkan oleh pemerintah. d. Pemerintah harus mengesahkan rancangan itu dengan segera serta mengumumkan Undang-Undang Dasar itu dengan keluhuran. Dalam kenyataannya konstituante selama dua tahun dalam bersidang belum mampu menghasilkan suatu keputusan tentang Undang-Undang Dasar yang baru. Hal ini dikarenakan dalam sidang konstituante, muncullah suatu usul untuk mengembalikan Piagam Jakarta dalam pembukaan UUD baru. Oleh karena itu Presiden pada tanggal 22 April 1959 memberikan pidatonya didepan sidang Konstituante untuk kembali kepada UUD Hal ini diperkuat dengan suatu alasan bahwa sidang Konstituante telah mengalami jalan buntu. Terutama setelah lebih dari separuh anggota Konstituante menyatakan untuk tidak akan menghadiri sidang lagi. Atas dasar kenyataan tersebut maka Presiden mengeluarkan suatu dekrit yang didasarkan pada suatu hukum darurat negara (Staatsnoodrecht). Hal ini menginggat keadaan ketata negaraan yang membahayakan kesatuan, persatuan, keselamatan serta keutuhan bangsa dan negara Repubik Indonesia. 2. Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959 (Periode ) Kondisi yang membahayakan NRI mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit, Dekrit presiden 5 juli 1959 : 1) Menetapkan pembubaran dewan konstituante. 2) Menetapkan Undang-Undang dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia serta tumpah darah Indonesia, terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit ini, dan tidak berlakunya lagi Undang- Undang Dasar ) Pembentukan majelis permusyawaratan rakyat sementara yang terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan serta Dewan Pertimbangan Agung Sementara, akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 63

76 Kegiatan Pembelajaran 4 Sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959 itu maka UUD 1945 berlaku kembali di Negara Republik Indonesia. Sekalipun UUD 1945 secara yuridis formal sebagai hukum dasar tertulis telah berlaku di Indonesia namun realisasi ketatanegaraan Indonesia tidak melaksanakan makna dari UUD 1945 itu sendiri. Sejak itu mulai berkuasa kekuasaan Orde Lama yang secara ideologis banyak dipengaruhi oleh paham komunisme. Hal ini nampak adanya berbagai macam penyimpangan ideologis yang dituangkan dalam berbagai bidang kebijaksanaan dalam negara. 3. Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Orde Baru (Periode ) Dalam masa orde baru ini ( ) pelaksanaan UUD 1945 belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen, karena pada masa ini terjadi penyelewengan pada UUD Hal ini dibuktikan dengan adanya kekuasaan presiden yang melebihi kekuasaan lembaga negara lain, dan hal itu dituangkan dalam mekanisme peraturan antara lain : a. UU no.16/1969 dan UU no.5/1975 tentang kedudukan DPR, MPR, DPRD. b. UU no.3/1975 dan UU no.3/1985 tentang parpol dan golkar. c. UU no.15/969 dan UU no.4/1975 tentang pemilu. Pada masa awal kekuasaan Orde Baru berupaya untuk memperbaiki nasib bangsa dalam berbagai bidang antara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. Di bidang politik dilaksanakanlah pemilu yang dituangkan dalam Undang-Undang No.15 tahun 1969 tentang pemilihan umum, Undang-Undang No.16 tentang susunan dan kedudukan majelis permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat dan dewan perwakilan rakyat daerah. Atas dasar ketentuan undang-undang tersebut kemudian pemerintah Orde Baru berhasil mengadakan pemilu pertama. 4. Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Reformasi (Periode 1998 sekarang) Reformasi baru dimulai ditandai dengan turunnya presiden Soeharto dari jabatannya sebagai presiden dan diganti oleh Prof. B.J Habibie pada tanggal 21 mei Kemudian bangsa Indonesia menyadari bahwa UUD 1945 yang 64

77 PPKn SMP KK D berlaku pada zaman orde baru masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu diadakan amandemen lagi. Berbagai macam produk peraturan perundang-undangan yang dihasilkan dalam reformasi hukum antara lain UU. Politik Tahun 1999, yaitu UU. No.2 tahun 1999, tentang partai politik, UU. No.3 tahun 1999, tentang pemilihan umum dan UU. No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD; UU otonomi daerah, yaitu meliputi UU. No.22 tahun 1999 dan direvisi menjadi UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, UU. No.25 tahun 1999 direvisi menjadi UU no.33 tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan antar pemerintahan pusat dan daerah dan UU. No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN. Berdasarkan reformasi tersebut bangsa Indonesia sudah mampu melaksanakan pemilu pada tahun 1999 dan menghasilkan MPR, DPR dan DPRD hasil aspirasi rakyat secara demokratis. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 4 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Dinamika PelaksanaanUUDNRI Tahun 1945, maka peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. 65

78 Kegiatan Pembelajaran 4 d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 4.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual 66

79 PPKn SMP KK D d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 4.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 4.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 4 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja : 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 67

80 Kegiatan Pembelajaran 4 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VIII 2 VIII 3 VIII Materi Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahu an dan Pemahama n PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 68

81 PPKn SMP KK D KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Menguraikan pelaksanaan UUDNRI tahun 1945 LK 4.1 Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun Buatlah uraian pelaksanaan UUDNRI ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 69

82 Kegiatan Pembelajaran 4 AKTIVITAS : Mengidentifikasi perbedaan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 di empat masa pemerintahan LK 4.2 Perbedaan pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 di empat masa pemerintahan Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Dinamika Pelaksanaan UUDNRI Tahun

83 PPKn SMP KK D 3. Bandingkanlah perbedaan pelaksanaan UUDNRI Tahun 194 di empat masa pemerintahan ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara No. Masa Pemerintahan Pelaksanaan UUDNRI Tahun Periode Pasca dekrit Presiden (periode ) 3. Orde Baru (periode ) 4. Masa Reformasi ( sekarang 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Kendala dalam menerapkan Pancasila di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan ( ) adalah... a. Agresi militer b. Pemerintah yang otoriter c. Terjadinya pelanggaran HAM d. Pancasila hanya sebatas retorika pernyataan politik 2. Pada masa pemerintahan Soekarno ( ), Pancasila hanya simbol karena pada saat itu negara menggunakan sistem demokrasi... a. liberal b. komunis c. terpimpin 71

84 Kegiatan Pembelajaran 4 d. Pancasila 3. NASAKOM muncul pada masa pemerintahan soekarno tahun... a b c d Pelaksanaan UUDNRI pada masa orde baru belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen, hal ini disebabkan karena... a. Pemerintah dicemari oleh KKN b. Terjadi penyelewengan pada UUD 1945 c. Kondisi lembaga negara belum tertata dengan baik d. Keadaan yang tidak menentu di bidang politik, ekonomi maupun keamanan 5. Pada orde reformasi pelaksanaan perwujudan pancasila mengalami hambatan disebabkan oleh... a. Adanya arus globalisasi b. Pancasila sebagai asas tunggal c. Pancasila hanya sebatas retorika politik saja d. Pancasila diarahkan menjadi ideologi yang hanya menguntungkan satu golongan F. Rangkuman UUD Negara adalah peraturan perundang-undangan yang tertinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar negara tertulis, yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Bangsa Indonesia mengakui bahwa UUD 1945 merupakan hukum dasar yang cocok dengan kondisi bangsa Indonesia, namun UUD 1945 itu sendiri mengalami dinamika dalam perjalanan pelaksanaannya mulai dari : 1. Pelaksanaan UUDNRI 1945 pada periode Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pasca Dekrit Presiden 5 Juli Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Orde Baru 4. Pelaksanaan UUDNRI Tahun 1945 pada masa Reformasi 72

85 PPKn SMP KK D G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 4 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 4. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 5, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 4, terutama yang belum dikuasai. 73

86 74 Kegiatan Pembelajaran 4

87 Kegiatan Pembelajaran 5 Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 PPKn SMP KK D A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea pertamapembukaan UUDNRI Tahun 1945 secara benar 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea kedua Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 secara benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea ketiga PembukaanUUDNRI Tahun 1945 secara benar 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea keempat Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea pertama Pembukaan UUDNRI Tahun Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea kedua Pembukaan UUDNRI Tahun Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea ketiga Pembukaan UUDNRI Tahun Peserta diklat mampu menjelaskan Penerapan Isi alinea keempat Pembukaan UUDNRI Tahun C. Uraian Materi 1. Penerapan Isi alinea pertama Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menunjukkan keteguhan dan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan kemerdekaan dan menentang penjajahan. Pernyataan ini tidak hanya tekad bangsa untuk merdeka, tetapi juga berdiri di barisan paling depan untuk menghapus 75

88 Kegiatan Pembelajaran 5 penjajahan dimuka bumi. Alinea ini memuat dalil objektif,yaitu bahwa penjajahan di atas dunia tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan dan kemerdekaan merupakan hak asasi semua bangsa di dunia.dalil inimenjadi alasan bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Juga membantu perjuangan bangsa lain yang masih terjajah untuk memperoleh kemerdekaan. Penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan, karena memandang manusia tidak memiliki derajat yang sama. Penjajah bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa dan manusia lain. Sejarah bangsa Indonesia selama penjajahan memperkuat keyakinan bahwa penjajahan harus dihapuskan. Juga tidak sesuai peri keadilan,karena penjajahan memperlakukan manusia secara diskriminatif. Manusia diperlakukan secara tidak adil,seperti perampasan kekayaanalam, penyiksaan, perbedaan hak dan kewajiban. Pernyataan ini obyektif karena diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab didunia. Alinea pertama juga mengandung dalil subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.bangsa Indonesia telah rela berkorban berjuang selama ratusan tahun untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan ini didorong oleh penderitaan rakyat Indonesia selama penjajahan, dan kesadaran akan hak sebagai bangsa untuk merdeka. Perjuangan juga didorong keinginan supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakaan kemerdekaan Indonesia. Seperti ditegaskan dalam alinea III PembukaanUUD Negara Republik IndonesiaTahun1945. Kedua makna dalam alinea pertama meletakkan tugas dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara serta warga negara Indonesia untuk rela berkorban dan cinta tanah air sehingga senantiasa melawan penjajahan dalam segala bentuknya. Juga menjadi landasan hubungan dan kerjasama dengan Negara lain. Bangsa dan negara,termasuk warga negara harus menentang setiap bentuk yang memiliki sifat penjajahan dalam berbagai kehidupan. Tidak hanya penjajahan antara bangsa terhadap bangsa, tetapi juga antar manusia,karena sifat penjajahan dapat dimiliki dalam diri manusia. 76

89 PPKn SMP KK D 2. Penerapan Isi alinea kedua Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa Indonesia a. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan. b. Bahwa momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan. c. Kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alinea ini menunjukkan kebanggaan dan penghargaan atas perjuangan bangsa Indonesia selama merebut kemerdekaan. Ini berarti berarti kesadaran bahwa kemerdekaan dan keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan sebelumnya. Kemerdekaan yang diraih merupakan perjuangan para pendahulu bangsa Indonesia. Mereka telah berjuang dengan mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsa dan negara. Juga kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa. Kemerdekaaan yang diraih harus mampu mengantarkan rakyat Indonesia menuju cita-citan nasional yaitu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Negara yang merdeka berarti Negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain. Bersatu menghendaki bangsa Indonesia bersatu dalam negara kesatuan bukan bentuk negara lain. Bukan bangsa yang terpisah-pisah secara geografis maupun sosial. Kita semua adalah satu keluarga besar Indonesia. Berdaulat mengandung makna sebagai negara, maka Indonesia sederajat dengan negara lain, yang bebas menentukan arah dan kebijakan bangsa, tanpa campur tangan negara lain. Adil mengandung makna bahwa Negara Indonesia menegakkan keadilan bagi warga negaranya.keadilan berarti adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban warga negara. Hubungan antara Negara dengan warga negara,warga Negara dengan warga negara,warga Negara dengan warga masyarakat dilandasi pada prinsip keadilan.negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan dalam berbagai kehidupan secara politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. 77

90 Kegiatan Pembelajaran 5 Makna makmur menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi warga negara negaranya.kemakmuran tidak saja secara materiil, tetapi juga mencakup kemakmuran secara spiritual atau batin atau kebahagiaan.kemakmuran yang diwujudkan bukan kemakmuran untuk perorangan atau kelompok,namun kemakmuran bagi seluruh masyarakat dan lapisan masyarakat. Sehingga prinsip keadilan, kekeluargaan dan persatuan melandasi perwujudan kemakmuran warga negara. Inilah cita-cita nasional yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia dengan membentuk negara. Kemerdekaaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa, namun harus diisi dengan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan mewujudkan cita-cita nasional. 3. Penerapan Isi alinea ketiga Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Alinea ketiga memuat bahwa kemerdekaan didorong oleh motivasi spiritual yaitu kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan atas berkas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini merupakan perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Alinea ketiga secara tegas menyatakan kembali kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal17agustus 1945.Melalui alinea ini bangsa Indonesia menyadari bahwa tanpa rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, maka bangsa Indonesia tidakakan merdeka. Kemerdekaaan yang dicapai tidak semata-mata hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia tetapi juga atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Juga memuat motivasi riil dan material yaitu keinginan luhur bangsa supaya berkehidupan yang bebas. Kemerdekaan merupakan keinginan dan tekad seluruh bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang bebas merdeka. Bebas dari segala bentuk penjajahan,bebas dari penindasan, bebas menentukan nasib sendiri. Niat yang luhur ini menjadi pendorong bangsa Indonesia untuk terus berjuang melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan. Keyakinan dan tekad yang kuat untuk memperoleh kemerdekaan dan keyakinan akan kekuasaaan Tuhan, menjadi kekuatan yang menggerakkan bangsa Indonesia. Persenjataan yang sederhana dan tradisional tidak menjadi halangan untuk berani melawan penjajah yang memiliki senjata lebih modern. Para pejuang bangsa yakin bahwa Tuhan akan memberikan bantuan kepada umatnya yang berjuang melawan kebenaran. 78

91 PPKn SMP KK D Banyak peristiwa sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah, memperoleh kemenangan walaupun dengan segala keterbatasan senjata, organisasi dan sumber daya manusia.hal ini menunjukkan bahwa tekad yang kuat dan keyakinan pada kekuasaaan Tuhan, dapat menjadi faktor pendorong dan penentu keberhasilan sesuatu. Alinea ketiga mempertegas pengakuan dan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan mahluk Tuhan yang terdiri atas jasmani dan rohani. Manusia bukanlah mesin yang tidak memiliki jiwa. Berbeda dengan pandangan yang beranggapan bahwa manusia hanya bersifat fisik belaka. Ini menegaskan prinsip keseimbangan dalam kehidupan secara material dan spiritual, kehidupan dunia dan akhirat,jasmani dan rohani. 4. Penerapan Isi alinea keempatpembukaan UUDNRI Tahun 1945 Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik IndonesiaTahun1945 memuat prinsip-prinsip Negara Indonesia,yaitu: a. Tujuan Negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah negara b. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar, c. Bentuk negara,yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat d. d.dasar Negara yaitu Pancasila Negara Indonesia yang dibentuk memiliki tujuan Negara yang hendak diwujudkan, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Keempat tujuan negara tersebut merupakan arah perjuangan bangsa Indonesia setelah merdeka. Kemerdekaan yang telah dicapai harus diisi dengan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan tujuan negara. Sehingga secara bertahap terwujud cita-cita nasional yaitu Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menghendaki diadakannya Undang-Undang Dasar dalam hal ini adalah batang tubuh atau pasal - pasal. Kehendak ini menegaskan prinsip Indonesia sebagai negara 79

92 Kegiatan Pembelajaran 5 hukum.pemerintahan diselenggarakan berdasarkan konstitusi atau peraturan perundang-undangan, tidak atas dasar kekuasaan belaka. Segala sesuatu harus berdasarkan hukum yang berlaku. Setiap warga negara wajib menjunjung tinggi hukum, artinya wajib mentaati hukum Prinsip bentuk negara yaitu susunan negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, Republik merupakan bentuk pemerintahan di mana pemerintah dipilih oleh rakyat, Berbeda dengan bentuk kerajaan di mana pemerintah sebagian bersifat turun temurun. Bentuk ini sejalan dengan kedaulatan rakyat yang bermakna kekuasaan tertinggi dalam Negara dipegang oleh rakyat. Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan rakyat. Alinea keempat memuat dasar negara Pancasila yaitu dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan satu kebulatan utuh,satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Rumusan Pancasila dimuat dalam Pembukaan maka secara yuridis-konstitusional adalah sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warganegara. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 5 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan 80

93 PPKn SMP KK D a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 5.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 81

94 Kegiatan Pembelajaran 5 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 5.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 5.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 82

95 PPKn SMP KK D E. Latihan/ Kasus /Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 5 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn Tabel Kisi-kisi penyusunan soal USBN kurikulum 2006 No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn Tabel Kisi-kisi penyusunan soal USBN kurikulum 2013 No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 IX Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 PG dan Essay Level Pengetahuan dan 83

96 Kegiatan Pembelajaran 5 2 IX 3 IX Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Penerapan Isi Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 8. Tabel Penyusunan soal Pilihan Ganda/Essay KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Menguraikan penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 LK 5.1 Penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun

97 PPKn SMP KK D 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun Buatlah uraian penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. Tabel 5.1. Uraian penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 AKTIVITAS : Mengidentifikasi contoh penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 tiap alinea LK 5.2 Penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 tiap alinea Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun Identifikasilah contoh penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 tiap alinea ke dalam tabel

98 Kegiatan Pembelajaran 5 4. Presentasikan hasil kerja Saudara Tabel 5.2 Hasil identifikasi contoh penerapan isi pembukaan UUDNRI Tahun 1945 tiap alinea No. Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Contoh penerapan 1. Alinea pertama Alinea kedua Alinea ketiga Alinea keempat Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Susunan/ sistem pemerintahan menurut UUD 1945 dalam Pembukaan alenea 4 adalah... a. Republik b. Demokrasi Pancasila c. Republik berkedaulatan Rakyat 86

99 PPKn SMP KK D d. Negara Hukum 2. Makna alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menunjukkan bahwa bangsa Indonesia ingin menghapuskan penjajahan dengan segala bentuknya karena tidak sesuai dengan... a. Peri Kebangsaan dan PeriKemanusiaan b. Peri KeTuhanan dan Peri Kemanusiaan c. Peri Keadilan dan Peri kebangsaan d. Peri Kemanusiaan dan Peri Keadilan 3. Makna alinea kedua Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun a. perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai tingkat yang menentukan. b. perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan c. perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai kemerdekaan. d. perjuangan bangsa Indonesia telah mendapatkan ijin Jepang 4. Alinea ketiga Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat motivasi riil dan material, yaitu.. a. Aspirasi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan b. Keinginan luhur bangsa Indonesia supaya berkehidupan yang bebas c. Mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesa d. Kebanggaan dan penghargaan atas perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan 5. Prinsip-prinsip Negara Indonesia termuat dalam... a. Alinea pertama b. Alinea kedua c. Alinea ketiga d. Alinea keempat 87

100 Kegiatan Pembelajaran 5 F. Rangkuman Alinea pertama mengandung makna dalil objektif dan dalil subjektif. AlineakeduamengandungmaknaperjuanganbangsaIndonesiatelah mencapai tingkat yang menentukan. Alineaketigamengandungmaknapengukuhanmaknadariproklamasi yangluhur.maknatersebutdidorongdarimotivasispiritualyangluhur. AlineakeempatmengandungtujuanNegara,bentuknegara,dandasar negara. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 5 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 5. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 6, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 5, terutama yang belum dikuasai. 88

101 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 6 Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan Uud Negara RI Tahun 1945 A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini peserta diklat dapat menguraikan sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945dengan baik. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan sikap positif terhadap lembaganegara dalam lingkungan sekolah 2. Menguraikan sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan masyarakat 3. Menguraikan sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan bangsa dan negara. C. Uraian Materi Sikap Positif terhadap Sistem Pemerintahan dan Lembaga Negara Dalam sistem pemerintahan Indonesia, pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara Indonesia adalah rakyat. Pelaksanaannya berlandaskan idiil: Pancasila (khususnya sila ke empat) dan landasan konstitusional UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 1 ayat (2), bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Untuk itu dapat juga diartikan bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang berdasarkan kedaulatan rakyat. sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945.Untuk melaksanakan kedaulatannya, rakyat terlibat secara langsung dalam kegiatan kenegaraan, yaitu: 89

102 Kegiatan Pembelajaran 6 1) Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 2 ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945). 2) Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945). 3) Mengisi keanggotaan DPD melalui pemilihan umum (Pasal 22C ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945). 4) Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung (Pasal 6A ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945). Rakyat dalam menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa lembaga negara dilakukan melalui pemilihan secara langsung. Untuk mengakomodasi keinginan rakyat tersebut, Pemerintah menetapkan Komisi Pemilihan Umum sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia. Rakyat Indonesia yang memenuhi persyaratan telah menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan kedaulatannya dalam bentuk penyaluran aspirasi atau hak-hak politiknya melalui pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sebagai media untuk memilih para wakil/penguasa kelembagaan negara, baik di tingkat pusat maupun daerah, yaitu DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, dan DPRD. Sikap positif yang ditunjukkan rakyat Indonesia dalam rangka pemilu, antara lain: rakyat Indonesia telah berpartisipasi untuk mendaftarkan diri atau didaftar oleh petugas panitia pemungutan suara, rakyat ikut berpartisipasi untuk mengetahui berbagai program yang ditawarkan oleh masing-masing peserta pemilu (partai politik) untuk menarik simpatinya, mendatangi tempat-tempat pemungutan suara yang telah disediakan untuk memberikan suara atau menyalurkan aspirasi sesuai kehendaknya secara bebas dan bertanggung jawab. Sementara itu, para wakil rakyat dan pejabat negara yang telah terpilih dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan akan membuat peraturan perundangundangan sekaligus sebagai pedoman melaksanakan tugas dan fungsinya. Para pejabat lembaga negara dalam proses pembuatan peraturan perundang- 90

103 PPKn SMP KK D undangan dilakukan secara demokratis dan terbuka dengan sebanyak mungkin memperhatikan kepentingan rakyat. Sikap positif terhadap kedaulatan rakyat yang ditunjukkan oleh rakyat Indonesia ketika wakilnya sedang menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan adalah ikut berpartisipasi melalui pemberian usulan pendapat atau kritikan. Usulan pendapat atau ide-ide terkait materi peraturan perundang-undangan yang sedang dibuat agar sebanyak mungkin mengakomodasi kepentingan rakyat. Kritikan disampaikan oleh rakyat secara langsung atau melalui organisasi politik dan media masa ketika isi rancangan peraturan perundang-undangan yang sedang dibuat dipandang kurang mencerminkan kehendak rakyat. Sikap positif rakyat Indonesia, mulai para pejabat negara sampai rakyat jelata hendaknya mentaati peraturan perundang-undangan sebagai penjelmaan kedaulatannya demi kepentingan hidup bernegara. Inilah bukti kesadaran rakyat Indonesia akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Di samping itu, rakyat perlu terus melakukan kontrol agar para wakilnya dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan selalu menegakkan peraturan perundang-undangan. Kontrol kekuasaan bisa dilakukan dengan memberikan usulan pendapat atau gagasan sebagai solusi dalam pelaksanaan tugas, atau memberikan kritikan bahkan unjuk rasa, jika dipandang wakilnya belum melaksanakan tugas sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Kelompok-kelompok organisasi politik dan kemasyarakatan hendaknya juga berfungsi secara obyektif sebagai penghubung atau penyalur aspirasi rakyat dalam mengontrol jalannya kekuasaan negara. Sikap positif rakyat Indonesia yang selalu mentaati berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan kunci segera terwujudnya cita-cita hidup bernegara Indonesia, masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur masyarakat yang sejahtera dan adil dalam kemakmuran serta makmur dalam kesejahteran dan keadilan. Keterwujudan tujuan ini menjadi bukti telah berfungsinya pemerintah NKRI dalam melindungi seluruh rakyat/bangsa Indonesia dan seluruh tumpah daran Indonesia (fungsi pertahanan dan 91

104 Kegiatan Pembelajaran 6 keamanan), memajukan kesejahteraan umum/seluruh rakyat (fungsi ekonomi), mencerdaskan kehidupan bangsa/seluruh rakyat(fungsi sosial budaya), dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial (politik). Pentingnya peran rakyat itu dapat dilihat antara lain, sebagai berikut: 1) Menjaga tetaptegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun ) Rakyat menentukan pilihan kepada orang orang yang akan duduk di DPR, DPD, DPRD Provinsi, Dan DPRD Kabupaten/kota. 3) Rakyat menentukan pilihanya terhadap Presiden dan Wakil Presiden, sehingga Presiden dan Wakil Presiden terpilih memiliki legitimasi (kepercayaan rakyat) yang tinggi. Presiden sebagai lembaga eksekutif dapat menjalankan pemerintahan secara mantap. 4) Rakyat tetap melakukan pengawasan terhadap pengelolaan negara oleh lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Untuk itu, beberapa sikap positif yang perlu kita kembangkan, antara lain sebagai berikut. 1) Mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara yang baik dan menyeluruh. 2) Cinta tanah air dan bangsa. 3) Giat belajar. 4) Mengembangkan etos kerja yang tinggi. 5) Saling membantu sesama. 6) mengembangkan sikap toleransi antara sesama manusia. 7) Menghilangkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). 8) Musyawarah untuk mufakat 9) Berusaha menegakan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat. 10) Membina persatuan dan kesatuan melalui gotong royong. 92

105 PPKn SMP KK D D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 6 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUDNRI Tahun 1945, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUDNRI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 6.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 93

106 Kegiatan Pembelajaran 6 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUDNRI Tahun 1945, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUDNRI Tahun b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 6.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 6.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 94

107 PPKn SMP KK D 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 6 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 95

108 Kegiatan Pembelajaran 6 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn Tabel Kisi-Kisi Penyusunan Soal USBN Kurikulum 2006 No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 VIII 2 VIII 3 VIII Lemba ga Negar a Lemba ga Negar a Lemba ga Negar a PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn Tabel Kisi-Kisi Penyusunan Soal USBN Kurikulum 2013 No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 VIII 2 VIII 3 VIII Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUD NEGARA RI Tahun 1945 Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUD NEGARA RI Tahun 1945 Sikap Positif Terhadap Lembaga-Lembaga Negara Sesuai Dengan UUD NEGARA RI Tahun 1945 PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 96

109 PPKn SMP KK D Tabel Penyusunan Soal Pilihan Ganda/Essay KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Menganalisis studi kasus tentang sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun 1945 LK 6.1 Studi kasus tentang sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun 1945 Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun Bacalah wacana yang telah disediakan mengenai Pilpres, Antusiasme Warga di Jakarta Sangat Tinggi 4. Setelah membaca wacana dengan cermat, jawablah pertanyaan yang telah disediakan di tempat yang telah disediakan. 5. Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 97

110 Kegiatan Pembelajaran 6 Hasil analisis studi kasus tentang sikap positif terhadap lembagalembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun 1945 Pilpres, Antusiasme Warga di Jakarta Sangat Tinggi TEMPO.CO, Jakarta - Pesta demokrasi pemilihan presiden 2014 diwarnai tingginya antusiasme warga di berbagai sudut Jakarta. Tua-muda, sehat-sakit, bebas-terhukum, semua ingin terlibat dan memberikan suara mereka, Rabu, 9 Juli Pemandangan seperti ini terlihat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Sebanyak pemilih terdaftar di dua tempat pemungutan suara di sana. Itu di luar mereka yang ingin memilih tanpa formulir A5. Mereka terus datang hingga panitia setempat akhirnya kehabisan surat suara. Antusiasme pemilih terlihat sangat tinggi," ujar Toto Rusito, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Senen saat ditemui di RSCM. "Luar biasa antusias pemilih untuk pilpres kali ini." Kehabisan surat suara juga tejadi di penjara Cipinang, Jakarta Timur. Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengatakan mereka kekurangan surat suara karena ada tambahan warga lembaga pemasyarakatan dalam sebulan terakhir. Dia meminta Ketua KPU Jakarta Timur dapat membantu mengatasi kekurangan surat suara tersebut jika memang ada kelebihan surat suara di TPS tertentu di Jakarta Timur."Ada sekitar 80 orang penambahan warga binaan," ujarnya. Jika memang tidak ada kelebihan 98

111 PPKn SMP KK D surat suara, mereka kehilangan hak pilih. Usia renta juga tidak menghalangi Setiyono (78), Indri Siswoyo (84), Siti Samsiah (82), dan Suhartati (81) untuk bergabung dalam antusiasme warga yang tinggi. Keempatnya ditemui Tempoketika memilih di sebuah TPS di Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Alhamdulillah, masih diberi kesehatan. Saya ikut karena ingin presiden terpilih nanti memberikan yang terbaik buat negeri ini," kata Setiyono. Adapun Indri mengaku bersemangat karena pengaruh media. "Saya jadi semangat mau ikut pemilu kalau lihat berita televisi," ujarnya.andrew, warga Jalan Kemurnian, Glodok, Jakarta Barat, malah menyisihkan rasa waswas akan adanya kerusuhan untuk ikut berpartisipasi. Dia dan banyak warga setempat lain antre menuju bilik suara. Kita kan tetap harus menjalankan kewajiban warga negara untuk mencoblos," ujarnya. (Sumber: 9 Juli 2014) 1. Menurut pendapat Anda, faktor apa yang mendorong warga negara berpartispasi aktif dalam Pemilihan Presiden? Mengapa? Jawab: 2. Di sisi lain, menurut pendapat Anda, faktor apa yang menyebabkan warga negara tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu?Mengapa? Jawab: 99

112 Kegiatan Pembelajaran 6 AKTIVITAS : Memberikan contoh sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara LK 6.2 Contoh sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang sikap positif terhadap lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUDNRI tahun Berikanlah contoh sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. Tabel 6.2. Contoh sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara 1. Sikap positif di lingkungan sekolah a)... b)... c)... d)... e)... f) g) 2. Sikap positif di lingkungan masyarakat a)... b)... c)... d)... e)... f) g) 3. Sikap positif di lingkungan bangsa dan negara a)... b)... c)

113 PPKn SMP KK D d)... e)... f) g) 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Yang bukan termasuk sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan sekolah adalah... a. memberikan kesempatan pada teman yang menyampaikan pendapat pada rapat OSIS b. membeda-bedakan teman pergaulan c. giat mengikuti organisasi sekolah d. Tertib mematuhi aturan sekolah 2. Menjadi pemilih dalam penyelenggaraan pemilihan umum merupakan sikap positif terhadap lembaga negara dalam lingkungan... a. Sekolah b. Keluarga c. Masyarakat d. Bangsa dan negara 3. Yang bukan merupakan peran rakyat dalam keberhasilan pengelolaan negara yaitu... a. Melakukan demontrasi kepada senua lembaga negara b. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan negara c. Menentukan pilihan saat pemilihan presiden dan wakil presiden d. Menentukan pilihan kepada oran g-orang yang akan duduk di lembaga legislatif 4. Memiliki SIM bagi pengemudi kendaraan bermotor merupakan sikap positif dalam bidang... a. Politik b. Hukum c. Sosial budaya d. keamanan 101

114 Kegiatan Pembelajaran 6 5. Ikut berpartisipasi memberikan suara pada saat pemilihan umum merupakan sikap positif dalam bidang... a. Politik b. Hukum c. Sosial budaya d. Pertahanan keamanan 102

115 PPKn SMP KK D F. Rangkuman 1. Sikap positif di lingkungan sekolah a. Menghormati guru dan kepala sekolah serta civitas akademika lainnya b. Ikut berperan sebagai pengurus osis c. Mensukseskan program ektrakurikuler d. Bekerjasama dengan sesama pengurus dan siswa lain dalam menjalankan kegiatan OSIS. 2. Sikap positif di lingkungan masyarakat a. Menjadi pemilih dalam penyelenggaraan pemilihan umum b. Rakyat terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan uang dimaksudkan untuk memperjuangkan kepentingan bersama. c. Memberikan kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun terhadapkebijakan pemerintahan yang kurang berorientasi banyak pada rakyat. d. Berupaya sekuat tenaga untuk menjadi warga negara yang baik, dengan jalan memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri 3. Sikap positif di lingkungan bangsa dan negara a. menjaga tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 b. menentukan pilihan kepada orang orang yang akan duduk di DPR, DPD, DPRD Provinsi, Dan DPRD Kabupaten/kota. c. menentukan pilihanya terhadap Presiden dan Wakil Presiden, sehingga Presiden dan Wakil Presiden terpilih memiliki legitimasi (kepercayaan rakyat) yang tinggi. Presiden sebagai lembaga eksekutif dapat menjalankan pemerintahan secara mantap. d. Berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. 103

116 Kegiatan Pembelajaran 6 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 6 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 6. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 7, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 6, terutama yang belum dikuasai. 104

117 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 7 Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menguraikanlembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia sesuai kaidah. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan lembaga perlindungan hak asasi manusia 2. Menguraikan lembaga penegakan hak asasi manusia C. Uraian Materi 1. Lembaga Perlindungan Hak Asasi Manusia Di Indonesia pelaksanaan upaya pelindungan HAM dilakukan oleh lembaga milik pemerintah dan lembaga milik swasta lain yang berwenang, antara lain : 1) Kementerian Hukum dan Hak asasi manusia (Kemenkumham) RI 2) Kepolisian 3) Kejaksaan 4) Komnas HAM Selain itu Komnas HAM mempunyai subkomisi-subkomisi. subkomisi adalah kelengkapan Komnas HAM yang bertugas melaksanakan fungsi Komnas HAM. Subkomisi tersebut adalah: a. Subkomisi Hak Sipil dan Politik b. Subkomisi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya c. Subkomisi Perlindungan Kelompok Khusus 5) Pengadilan HAM di Indonesia 6) Mahkamah Agung 7) Lembaga Bantuan Hukum 105

118 Kegiatan Pembelajaran 7 8) LSM 9) Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi 10) Komnas Anak 11) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan 12) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 2. Lembaga Penegakan Hak Asasi Manusia Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia mencapai kemajuan ketika pada tanggal 6 November tahun 2000 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia dan kemudian diundangkan tanggal 23 November Undang- Undang ini merupakan undang-undang yang secara tegas menyatakan sebagai undang-undang yang mendasari adanya pengadilan hak asasi manusia di Indonesia yang berwenang mengadili para pelaku pelanggaran hak asasi manusia berat. Istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan dengan istilah peradilan pidana, karena memang pada hakekatnya kejahatan yang merupakan kewenangan pengadilan HAM juga merupakan perbuatan pidana. UU No. 26 Tahun 2000 yang menjadi landasan berdirinya pengadilan HAM mengatur tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan pengaturan dalam hukum acara pidana. Pengaturan yang berbeda atau khusus ini mulai sejak tahap penyelidikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai lembaga yang berwenang menyelidiki terjadinya pelanggaran HAM berat, sampai pengaturan tentang majelis hakim yang komposisinya berbeda dengan pengadilan pidana biasa. Komnas HAM didirikan berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 dengan tujuan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM serta meningkatkan perlindungan HAM. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komnas HAM melakukan sejumlah kegiatan yang pada intinya meliputi tiga hal, yaitu : penyebarluasan wawasan HAM kepada masyarakat Indonesia dan Internasional, pengkajian berbagai instrumen HAM PBB dalam rangka asksesi/ratifikasi, pemantauan dan penyelidikan pelaksanaan HAM. 106

119 PPKn SMP KK D Sedangkan pengadilan memiliki tanggung jawab mendasar terhadap kepentingan pencari keadilan, sejauh mana tindakan atau putusan yang dikeluarkan pengadilan bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Oleh karena itu, berkaitan dengan lembaga pengadilan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Menempatkan aparatur hukum pada posisi netral dan tidak dibebani dengan komitmen politik b. Dibutuhkan kontrol internal dan eksternal terhadap lembaga pengadilan c. Mendorong responsibilitas dan akuntabilitas pengadilan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih manusiawi, bermartabat dan berkeadilan Pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan khusus yang berada dalam ruang lingkup atau lingkungan peradilan umum yang diberi wewenang memeriksa dan memutus pelanggaran HAM berat. Pengertian memeriksan dan memutus mempunyai makna yang luas, didalamnya termasuk mengenai penyelesaian perkara yang menyangkut kompensasi, restitusi dan rehabilitasi.selain itu pengadilan hak asasi manusia juga berwenang mengadili pelanggaran HAM berat yang dilakukan diluar batas teritorial Indonesia oleh warga negara Indonesia. Sedangkan kewenangan untuk melakukan penangkapan di tingkat penyidikan dalam pengadilan HAM ini adalah Jaksa Agung, terhadap seseorang yang diduga keras melakukan pelanggaran HAM berat berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Selama proses penyidikan dan penuntutan, penahanan atau penahanan lanjutan dapat dilakukan oleh Jaksa Agung, sedangkan untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan yang berwenang melakukan penahanan adalah hakim dengan mengeluarkan penetapan. Kewenangan penyelidikan terhadap pelanggaran HAM berat dilakukan oleh Komnas HAM dan dapat membentuk tim adhoc yang keanggotaannya terdiri dari unsur Komnas HAM dan unsur masyarakat. Pemberian kewenangan kepada komisi ini membentuk tim adhoc dimaksudkan untuk menjaga objektivitas hasil penyelidikan karena lembaga ini merupakan lembaga yang independen. Jadi dalam hal ini baik Komnasham maupun tim adhoc yang dibentuk tersebut memerankan fungsi Kepolisian untuk melakukan penyelidikan. 107

120 Kegiatan Pembelajaran 7 Berdasarkan penjabaran diatas, menyangkut penegakan hukum HAM di Indonesia, secara kelembagaan ada dua institusi yang mempunyai peran yang sangat penting, yaitu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Pengadilan HAM. Kedua institusi ini dikatakan sangat penting terutama jika dikaitkan dengan masalah pelanggaran berat HAM. Dalam kaitannya dengan hak asasi manusia, prosedur dalam memproses sebuah kasus HAM harus didasarkan kepada keadilan, tidak diskriminasi dan tidak menggunakan kekerasan. Karena baik pelaku pelanggaran HAM maupun korban HAM memiliki hak azasi yang harus sama-sama saling dihargai oleh para penegak keadilan HAM. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 7 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Lembaga Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Lembaga Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. 108

121 PPKn SMP KK D d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 7.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Lembaga Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Lembaga Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam 109

122 Kegiatan Pembelajaran 7 penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 7.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 7.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 7 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran

123 PPKn SMP KK D 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VII 2 VII 3 VII Materi Indikator Bentuk Soal Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 VIII 2 VIII 3 VIII Persamaan Derajat Persamaan Derajat Persamaan Derajat PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 111

124 Kegiatan Pembelajaran 7 KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Mengidentifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia beserta fungsinya LK 7.1 Lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia beserta fungsinya Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia 3. Identifikasilah lembaga-lembaga negara yang termasuk kedalam lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia beserta fungsinya ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 112

125 PPKn SMP KK D No. Lembaga Perlindungan dan penegakan HAM Fungsi : AKTIVITAS : Menguraikan perbedaan antara lembaga perlindungan dengan lembaga penegakan hak asasi manusia LK 7.2 Perbedaan antara lembaga perlindungan dengan lembaga penegakan hak asasi manusia Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang lembaga perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia 3. Uraikanlah perbedaan antara lembaga perlindungan dengan lembaga penegakan hak asasi manusia ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara 113

126 Kegiatan Pembelajaran 7 No. Lembaga Hak Asasi Manusia 1. Lembaga perlindungan HAM Perbedaan Lembaga penegakan HAM Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Melakukan pengamanan dan penyelidikan terhadap setiap berkas perkara pelanggaran HAM yang masuk merupakan tugas dari lembaga perlindungan HAM, yaitu... a. Kepolisian b. Kejaksaan c. Komnas HAM d. Pengadilan HAM 2. Di bawah ini yang bukan merupakan lembaga pelindungan HAM adalah... a. Pengadilan b. POLRI c. LBH d. KPK 3. Yang termasuk lembaga penegakan Hak Asasi Manusia adalah... a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia b. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum c. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 114

127 PPKn SMP KK D d. Lembaga Swadaya Masyarakat 4. Lembaga independen yang memberi bantuan dan pelayanan hukum kepada masyarakat yaitu... a. Lembaga Swadaya Masyarakat b. Lembaga Bantuan Hukum c. Mahkamah Agung d. Kejaksaan 5. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas yaitu... a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perlindungan HAM b. Melaksanakan fungsi pengkajian dan penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi c. Melakukan pengembangan kehidupan demokratis dan pengembangan HAM d. Memberi pertimbangan dalam bidang hukum F. Rangkuman Di Indonesia lembaga-lembaga yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia terbagi dua, yaitu : 1. Lembaga Perlindungan HAM a. Kementerian Hukum dan Hak asasi manusia (Kemenkumham) RI b. Kepolisian c. Kejaksaan d. Komnas HAM e. Pengadilan HAM f. Mahkamah Agung g. Lembaga Bantuan Hukum h. LSM i. Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Perguruan Tinggi j. Komnas Anak k. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan l. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 115

128 Kegiatan Pembelajaran 7 2. Lembaga Penegakan HAM a. Komnas HAM b. Pengadilan HAM G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 7 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 7. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 8, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 7, terutama yang belum dikuasai. 116

129 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 8 Pelanggaran Terhadap Norma A. Tujuan 1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikanberbagai macam pelanggaran dan sanksi norma secara benar 2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menguraikanketaatan terhadap normasecara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menguraikan berbagai macam pelanggaran dan sanksi norma 2. Menguraikan ketaatan terhadap norma C. Uraian Materi 1. Berbagai macam pelanggaran dan sanksi norma Norma Agama merupakan peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma agama bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Sumber norma agama adalah kitab suci masing-masing agama. Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sanksi norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa yang dapat mendatangkan dosa atau hukuman dari Tuhan. Meskipun ajaran agama hanya diyakini oleh masing-masing pemeluknya, namun dalam berhubungan dengan antar sesama manusia dan lingkungannya, agama-agama tersebut mengajarkan hal-hal yang pada umum nya sama. Misalnya: a. Larangan membunuh; b. Larangan mencuri; c. Berbakti/patuh kepada kedua orang tua; 117

130 Kegiatan Pembelajaran 8 d. Beribadah sesuai agamanya; e. Larangan menipu; f. Mencintai sesama manusia Norma Kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari atau hati nurani manusia. Norma kesusilaan bersifat umum, universal artinya dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Sebagai contoh, pelecehan seksual merupakan perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang bertentangan dengan hati nurani, maka di manapun dan kapanpunhal itu terjadi tetap merupakan pelanggaran terhadap norma kesusilaan, dan akan berimplikasi terhadap sanksi sosial dan sanksi hukum. Sanksi norma kesusilaan adalah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Contoh norma ini diantaranya adalah a. Setiap orang harus berlaku dan berbuat jujur; b. Setiap orang harus berbuat baik terhadap sesama manusia; c. Dilarang membunuh sesama manusia. Norma kesopanan peraturan hidup yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Perilaku sopan santun dalam pergaulan hidup manusia dapat dilihat bagaimana cara bersikap pada saatsaat tertentu, bagaimana seharusnya anak muda berhadapan dengan orang tua, bagaimana berhadapan dengan guru, bagaimana tata cara menerima tamu, dan bagaimana tata cara berteman. Akibat pelanggaran terhadap norma kesopanan ini dicela sesamanya. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat yang merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perikelakuan masyarakat dan kekuatan mengikatnya dapat meningkat, misalnya gotong royong. Sumber norma kesopanan adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri dapat berupa hal-hal yang bersifat dari kepantasan, kepatutan, kebiasaan. 118

131 PPKn SMP KK D Sanksi norma kesopanan adalah mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat. Contoh dari norma ini adalah : a. Memberi tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil atau membawa bayi; b. Tidak makan sambil berbicara; c. Tidak meludah di lantai atau di sembarang tempat; d. Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua. Norma hukum ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Sanksi norma hukum adalah ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma hukum di antaranya ialah : a. Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15 tahun b. Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian, misalnya jual beli; c. Dilarang mengganggu ketertiban umum; d. Setiap orang yang malakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan atau denda paling banyak Rp (tujuh puluh juta rupiah). Disamping norma tersebut diatas, ada norma tata kelakuan (mores), norma adat istiadat (custom), norma kebiasaan (folkways), mode atau fashion dan cara (usage). 2. Ketaatan terhadap norma Setiap orang harus selalu bersikap positif dalam melaksanakan norma. Sikap positif dimaknai sebagai individu, anggota masyarakat dan warga negara mengerti dan mau mentaati norma karena keyakinan dalam hatinya bahwa dengan mentaati norma akan menciptakan kebaikan bagi dirinya dan semua orang. Sikap positif seseorang yang senantiasa berusaha untuk melaksanakan norma yang berlaku, bukan semata-mata karena adanya sanksi. 119

132 Kegiatan Pembelajaran 8 Ketaatannya pada norma bukan karena takut mendapat sanksi, namun karena dorongan untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat dan negara. Sebagai hasil pertimbangan yang baik. rasa percaya diri ini diwujudkan juga dalam perilaku yang mantap dalam melaksanakan normanorma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Seseorang dikatakan mempunyai kesadaran terhadap norma yang berlaku, apabila seseorang itu: a. memiliki pengetahuan tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara b. memiliki pengetahuan tentang isi norma yang berlaku, artinya bukan hanya sekedar mengetahui norma tentang sesuatu, melainkan dia juga mengetahui isi norma tersebut. d. memiliki sikap positif terhadap norma yang berlaku. e. menunjukkan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharuskan oleh norma yang berlaku. Orang yang mempunyai kesadaran terhadap berbagai norma akan mematuhi apa yang menjadi tuntutan norma tersebut. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 8 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pelanggaran Terhadap Norma, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 120

133 PPKn SMP KK D 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pelanggaran Terhadap Norma. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 8.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 121

134 Kegiatan Pembelajaran 8 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pelanggaran Terhadap Norma, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pelanggaran Terhadap Norma. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 8.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 8.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 122

135 PPKn SMP KK D E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 8 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VII 2 VII 3 VII Materi Indikator Bentuk Soal Norma-norma yang berlaku di masyarakat Norma-norma yang berlaku di masyarakat Norma-norma yang berlaku di masyarakat PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VIII 2 VIII 3 VIII Materi Indikator Bentuk Soal Dispilin itu Indah Dispilin itu Indah Dispilin itu Indah PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 123

136 Kegiatan Pembelajaran 8 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Menganalisis studi kasus tentang pelanggaran norma LK 8.1 Studi kasus pelanggaran norma Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi pelanggaran norma 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang pelanggaran norma 3. Bacalah wacana yang telah disediakan mengenai Kasus Akil Malapetaka Besar Bagi Bangsa Indonesia 124

137 PPKn SMP KK D 4. Setelah membaca wacana dengan cermat, analisislah kasus tersebut dikaitkan dengan materi pelanggaran norma. 5. Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. Kasus Akil Malapetaka Besar Bagi Bangsa Indonesia WONOGIRI, Kasus penangkapan Ketua Makamah Konstitusi (MK), Akil Mukhtar, dinilai sebagai sebuah malapetaka besar bagi bangsa Indonesia. ''Karena menyangkut lembaga negara yang menggawangi konstitusi di negeri ini,'' tegas Wakil Ketua MPR- RI, Drs Hajriyanto Y Thohari MA. Penegasannya ini, saat membuka sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di gedung pertemuan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Wonogiri. Acara yang diikuti 200 tokoh pendidik dan komite sekolah ini, diselenggarakan atas kerjasama dengan Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri. ''Saya katakan sebagai sebuah malapetaka besar bagi bangsa Indonesia, karena ini menyeret Ketua MK terkait dengan kasus korupsi sengketa pilkada,'' kata Hajriyanto. Terlebih lagi, institusi yang dipimpinnya memiliki kewenangan sangat besar dalam menguji undang-undang dan pendapat DPR maupun dalam kewenangannya menilai bahwa presiden melanggar hukum. Menyikapi penangkapan Akil yang kemudian oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) ditetapkan menjadi tersangka tindak pidana korupsi (tipikor), Hajriyanto, mendesak harus segara ada langkah dratis untuk melakukan percepatan penyikapannya. Yakni dengan segera mengambil keputusan penggantian Ketua MK, tanpa harus menunggu keluarnya vonis hakim sebagai keputusan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Dengan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah, Hajriyanto, menyambut baik langkah cepat yang dilakukan dalam satu kali 24 jam untuk membentuk majelis kehormatan, yang melibatkan unsur dari luar struktur MK. Apalagi, bila kemudian ditindaklanjuti dengan langkah cepat pula, dalam menentukan Ketua MK yang baru sebagai pengganti Akil. 125

138 Kegiatan Pembelajaran 8 ''Langkah percepatan perlu dilakukan sesegera mungkin, dan jangan sampai membiarkan masalah ini mencapai titik nadir, atau menjadi langkah yang 'mbulet' seperti pada penanganan anggota DPR atau pengurus Parpol yang menjadi tersangka korupsi,'' ujar Hajriyanto. Sebab, ketika melakukan pembiaran kasus ini dengan alasan menunggu sampai keluarnya keputusan hukum yang tetap, sama halnya itu membiarkan proses ini sebagai 'demeging'. Penanganan kasus Akil, tandas Hajriyanto, jangan sampai lamban dan 'mbulet'. ''Jangan ulangi kelambatan penanganan seperti yang terjadi di DPR maupun di parpol,'' tegasnya. Soal Akil yang dulu garang berstatemen akan memenjarakan koruptor dengan hukuman yang berat dan memiskinkannya, serta tambahan hukuman memotong jari agar menjadi jera, ditanggapi dingin oleh Hajriyanto. ''Kita tidak boleh terkesima dengan orasi pidato dan statemen pejabat yang bernada garang. Sebab yang biasanya garang dan lantang anti korupsi, ternyata malah lantan pula dan berani melakukan korupsi,'' ujarnya Hajriyanto. Sumber : Suara Merdeka, 05 Oktober 2013 Hasil Analisis :

139 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Mengidentifikasi kasus-kasus pelanggaran norma dan sanksi yang dijatuhkan di lingkungan sekitar LK 8.2 Kasus-kasus pelanggaran norma dan sanksi yang dijatuhkan di lingkungan sekitar Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi pelanggaran norma 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang pelanggaran norma 3. Amatilah lingkungan sekitar tempat tinggal saudara 4. Identifikasilah kasus-kasus pelanggaran yang terjadi di lingkungan Saudara serta sanksi yang dijatuhkan terhadap pelanggaran tersebut ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap Saudara. No. Kasus Pelanggaran Norma Sanksi yang dijatuhkan

140 Kegiatan Pembelajaran

141 PPKn SMP KK D 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Tidak makan sambil berbicara merupakan contoh dari norma... a. Kesopanan b. Kesusilaan c. Agama d. Hukum 2. Sanksi yang didapat akibat melanggar norma kesopanan adalah... a. Mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat b. Pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan c. Dikucilkan oleh masyarakat adat d. Mendapat ancaman hukuman 3. Sanksi yang didapat akibat melanggar norma kesusilaan adalah... a. Mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat b. Pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan c. Dikucilkan oleh masyarakat adat d. Mendapat ancaman hukuman 4. Ketaatan terhadap norma muncul dalam diri setiap individu disebabkan oleh... a. Keyakinan dalam hati b. Karena adanya sanksi c. Mengikuti kehendak orang lain d. Menaati kehendak pemerintah 5. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang isi norma yang berlaku artinya seseorang tersebut mempunyai... a. Ketaatan terhadap norma b. Kesadaran terhadap norma c. Keyakinan terhadap norma d. Keingintahuan terhadap norma 129

142 Kegiatan Pembelajaran 8 F. Rangkuman Norma Agama merupakan peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan sanksi norma kesusilaan adalah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.sanksi norma kesopanan adalah mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat. Sedangkan norma hukum bertujuan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agat tercipta ketertiban, keadilan, kedamaian dan kesejahteraan. Sanksi norma hukum adalah sesuai dengan yang diatur oleh hukum atau peraturan perundangundangan yang berlaku. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 8 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 8. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 9, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 8, terutama yang belum dikuasai. 130

143 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 9 Peradilan Bebas A. Tujuan Setelah mengikuti diklat dan membaca modul secara seksama, diharapkan peserta dapat: 1. Menjelaskan pengertian peradilan dengan benar 2. Menguraikan lembaga peradilan dengan benar 3. Menjelaskan fungsi peradilan dengan benar 4. Mengidentifikasi unsur-unsur adanya suatu peradilan dengan benar 5. Mendeskripsikan peradilan yang bebas dan tidak memihak dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi setelah mempelajari modul berikut adalah : 1. Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian peradilan 2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi lembaga peradilan 3. Peserta diklat mampu menjelaskan fungsi peradilan 4. Peserta diklat mampu mengidentifikasi unsur-unsur adanya suatu peradilan 5. Peserta diklat mampu mendeskrpsikan peradilan yang bebas dan tidak memihak. C. UraianMateri 1. Pengertian Peradilan Peradilan berasal dari kata adil yang berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah. Peradilan adalah proses mengadili atau suatu upaya untuk mencari keadilan atau penyelesaian sengketa hukum di hadapan badan peradilan menurut peraturan yang berlaku. Peradilan adalah suatu proses yang berakhir dengan memberi keadilan dalam suatu keputusan. 131

144 Kegiatan Pembelajaran 9 2. Lembaga Peradilan Lembaga peradilan adalah institusi-institusi yang memiliki kewenangan untuk melakukan proses yudisial, yaitu memeriksa, mengadili, dan memutuskan suatu perkara. Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia lembaga negara yang memiliki kekuasaan kehakiman adalah Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Kedua lembaga ini memilik tugas dan wewenang yang berbeda walaupun sama-sama sebagai pemegang kekuasaan kehakiman. 3. Fungsi Peradilan Peradilan secara umum memiliki beberapa fungsi yang sama dalam semua lembaga, baik Mahkamah Agung maupun pengadilan-pengadilan dibawahnya. Fungsi tersebut adalah: (1) fungsi peradilan, (2) fungsi pengawasan, (3) fungsi mengatur, (4) fungsi nasehat, (5) fungsi administratif, dan (6) fungsi lainnya (Mahkamah Agung Republik Indonesia, 2010). Perbedaannya adalah pada batas ruang lingkup kewenangannya, masing-masing lembaga peradilan (MA, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, dan Pengadilan Militer). a. Mahkamah Agung Fungsi Peradilan, sebagai pengadilan negara tertinggi MA merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali serta menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah negara Indonesia diterapkan secara adil, tepat, dan benar. Selain itu MA juga memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir perkara: Sengketa kewenangan mengadili, Peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia. 132

145 PPKn SMP KK D menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi. Fungsi Pengawasan, Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara.mahkamah Agung juga melakukan pengawasan terhadap pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para hakim dan perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan kehakiman, yaitu dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan hakim. Mahkamah Agung juga mengawasi penasehat hukum dan notaris sepanjang berkaitan dengan peradilan. Fungsi Mengatur, Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekuranagn atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang. Fungsi Nasehat, Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain, Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi, memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku 133

146 Kegiatan Pembelajaran 9 Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada pengadilan disemua lingkungan peradilan. Fungsi Administratif, Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung. Fungsi Lainnya, Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang. b. Pengadilan Agama Fungsi pengadilan agama diantaranya adalah: fungsi mengadili, fungsi pengawasan, Fungsi Mengadili, yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang menjadi kewenangannya di wilayah hukum masig-masing. Fungsi Pengawasan, pengadilan agama berfungsi mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, panitera/sekretaris, dan seluruh jajarannya serta terhadap pelaksanaan administrasi umum. Pengawasan dilakukan oleh hakim pengawas bidang. 134

147 PPKn SMP KK D Fungsi Pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada jajarannya, baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi umum. Fungsi Administratif, yaitu memberikan layanan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi, dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya. Pengadilan agama juga memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di lingkungan Pengadilan Agama. Fungsi Nasehat, yaitu memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum Islam pada instansi pemerintah di wilayah hukumnya apabila diminta. Fungsi lainnya, yaitu pelayanan terhadap penyuluhan hukum, riset dan penelitian serta lain sebagainya, seperti diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung. 4. Unsur-Unsur Peradilan Unsur-unsur dari peradilan adalah: (1) Adanya suatu aturan hukum yang abstrak, mengikat umum, dan dapat diterapkan pada suatu persoalan, (2) Adanya suatu perselisihan hukum yang konkrit, (3) Sekurang-kurangnya ada 2 (dua) pihak, (4) Adanya suatu aparatur yang berwenang memutuskan perselisihan, (5) Adanya hukum formal dalam usaha menerapkan dan menemukan hukum untuk menjamin ditaatinya hukum materiil. 5. Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak Dalam melaksanakan tugas peradilan, memeriksa, mengadili, dan memutus, hakim memiliki kebebasan. Bebas di sini maksudnya bebas dari campur tangan pihak manapun, baik legislatif maupun eksekutif. Kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara merupakan salahsatu ciri dari negara hukum. Ciri 135

148 Kegiatan Pembelajaran 9 negara hukum yang memberikan kebebasan kepada hakim dapat dilihat pada ciri negara hukum berikut ini. a. Pengakuan dan perlindungan serta penghormatan hak asasi manusia yang mengandung kesamaan dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, kultural, pendidikan dan agama. b. Peradilan bebas yang tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan/kekuatan apapun. c. Legalitas arti hukum dalam segala hal. Hakim memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan, bahkan ketua pengadilanpun juga tidak berhak ikut campur dalam pengambilan keputusan seorang hakim. Kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara tersebut secara jelas dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Bunyi pasal tersebut adalah: Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 9 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Peradilan Bebas, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Peradilan Bebas. 136

149 PPKn SMP KK D b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 9.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Peradilan Bebas, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 137

150 Kegiatan Pembelajaran 9 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Peradilan Bebas. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 9.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 9.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 138

151 PPKn SMP KK D E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 9 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VII 2 VII 3 VII Materi Indikator Bentuk Soal Norma-norma yang berlaku di masyarakat Norma-norma yang berlaku di masyarakat Norma-norma yang berlaku di masyarakat PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 IX 2 IX 3 IX Materi Indikator Bentuk Soal Hukum yang berlaku di Indonesia Hukum yang berlaku di Indonesia Hukum yang berlaku di Indonesia PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 139

152 Kegiatan Pembelajaran 9 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Menganalisis studi kasus tentang peradilan bebas LK 9.1 Studi kasus peradilan bebas Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi peradilan bebas 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang peradilan bebas 3. Bacalah wacana yang telah disediakan mengenai Kasus Akil Malapetaka Besar Bagi Bangsa Indonesia 4. Setelah membaca wacana dengan cermat, analisislah kasus tersebut dikaitkan dengan materi peradilan bebas. 5. Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 140

153 Ketua PN Bengkulu Diperiksa Soal "Raja Vonis Bebas" Janner Purba PPKn SMP KK D Solopos.com, JAKARTA KPK juga terus mendalami dugaan suap penyalahgunaan honor dewan pembina RSUD M. Yunus. Kemarin, penyidik KPK memeriksa Ketua Pengadilan Negeri (PN) Bengkulu Encep Yuliadi dan hakim PN Bengkuku Siti Inshiroh. Keduanya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Edi Santroni, bekas Wadir Keuangan RSUD, M Yunus. Encep tak berkomentar soal pemeriksaannya itu. Dia langsung melenggang masuk setibanya di Gedung KPK. Ketua KPK Agus Rahardjo memaparkan hakim PN Bengkulu Siti Inshiroh ada kemungkinan terlibat kasus tersebut. Namun, pihaknya masih memerlukan waktu untuk mendalami kasus tersebut. Kemungkinan ada, tapi kan sekali lagi ini dilakukan pendalaman, kemudian mudah-mudahan fakta persidangan nanti ada petunjuk, jelas dia. Adapun kasus tersebut bermula saat KPK menangkap tangan Ketua PN Kepahiang Janner Purba. Dia ditangkap oleh penyidik lembaga antikorupsi saat berada di rumah dinasnya. Saat ditangkap, dia baru saja menerima uang untuk mengamankan kasus yang menimpa Wakil Direktur Keuangan RSUD M. Yunus Edi Santroni. Saat penangkapan tersebut, KPK juga menyita uang senilai Rp150 juta. Total nilai suapnya senilai Rp650 juta. Selain mengamankan Janner, penyidik lembaga antirasuah juga menangkap hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bengkulu Toton dan Penitera PN Bengkulu Badaruddin Anshor Bachsin. Setelah ditetapkan sebagai tersangka mereka diberhentikan sementara oleh Mahkamah Agung. Tersangka lain dalam kasus ini adalah Edi Santroni dan Syafri Syafii. Sumber : Hasil Analisis :

154 Kegiatan Pembelajaran AKTIVITAS : Mengidentifikasi lembaga peradilan beserta tugas, fungsi dan wewenangnya LK 9.2. Lembaga peradilan beserta tugas, fungsi dan wewenangnya Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi konsep moral, sikap moral dan perilaku moral 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang konsep moral, sikap moral dan perilaku moral 3. Amatilah Lingkungan sekitar (keluarga, sekolah dan masyarakat) 4. Identifikasilah nilai-nilai konsep moral, sikap moral dan perilaku moral apa saja yang dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara No. Lembaga Peradilan Tugas Fungsi Wewenang 142

155 PPKn SMP KK D 143

156 Kegiatan Pembelajaran 9 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Perhatikan pernyataan berikut ini : 1) Fungsi mengadili 2) Fungsi pengawasan 3) Fungsi pembinaan 4) Fungsi administratif 5) Fungsi nasehat Dari pernyataan diatas, lembaga peradilan yang memiliki kelima fungsi tersebut adalah... a. Pengadilan Negeri b. Pengadilan Agama c. Mahkamah Agung d. Mahkamah Militer 2. Yang berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir perkara adalah... a. Pengadilan Negeri b. Pengadilan Agama c. Mahkamah Agung d. Mahkamah Militer 3. Perhatikan pernyataan berikut ini : (1) Adanya suatu aturan hukum yang abstrak, mengikat umum, dan dapat diterapkan pada suatu persoalan, (2) Adanya suatu perselisihan hukum yang konkrit, (3) Sekurang-kurangnya ada 2 (dua) pihak, (4) Adanya suatu aparatur yang berwenang memutuskan perselisihan, (5) Adanya hukum formal dalam usaha menerapkan dan menemukan hukum untuk menjamin ditaatinya hukum materiil. Pernyataan diatas merupakan... a. Ciri-ciri peradilan b. Unsur-unsur peradilan c. Prinsip-prinsip peradilan d. Faktor-faktor penyebab terjadinya suatu peradilan 144

157 PPKn SMP KK D 4. Kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara merupakan salah satu ciri negara... a. Hukum b. Liberal c. Komunis d. Kapitalis 5. Kebebasan hakim dalam memutuskan suatu perkara dinyatakan dalam... a. Pasal 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 b. Pasal 2 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 c. Pasal 3 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 d. Pasal 4 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 F. Rangkuman Peradilan adalah proses mengadili atau suatu upaya untuk mencari keadilan atau penyelesaian sengketa hukum di hadapan badan peradilan menurut peraturan yang berlaku. Peradilan adalah suatu proses yang berakhir dengan memberi keadilan dalam suatu keputusan. Lembaga peradilan adalah institusi-institusi yang memiliki kewenangan untuk melakukan proses yudisial, yaitu memeriksa, mengadili, dan memutuskan suatu perkara. Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia lembaga negara yang memiliki kekuasaan kehakiman adalah Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi. Peradilan secara umum memiliki beberapa fungsi yaitu (1) fungsi peradilan, (2) fungsi pengawasan, (3) fungsi mengatur, (4) fungsi nasehat, (5) fungsi administratif, dan (6) fungsi lainnya. Unsur-unsur dari peradilan adalah adanya suatu aturan hukum yang abstrak, mengikat umum, dan dapat diterapkan pada suatu persoalan; adanya suatu perselisihan hukum yang konkrit; sekurang-kurangnya ada 2 (dua) pihak; adanya suatu aparatur yang berwenang memutuskan perselisihan; adanya hukum formal dalam usaha menerapkan dan menemukan hukum untuk menjamin ditaatinya hukum materiil. 145

158 Kegiatan Pembelajaran 9 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 9 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 9. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 10, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 9, terutama yang belum dikuasai. 146

159 Kegiatan Pembelajaran 10 Kerjasama dalam Masyarakat yang Beragam PPKn SMP KK D A. Tujuan Pembelajaran a. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pengertian kerjasama dengan benar. b. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pentingnya kerjasana dalam masyarakat yang beragam dengan benar. c. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan bentuk kerjasama dalam masyarakat yang beragam dengan benar. d. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memberi contoh perilaku kebersamaan untuk memperkuat masyarakat yang beragam dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi a. Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian kerjasama. b. Peserta diklat mampu menjelaskan pentingnya kerjasama dalam masyarakat yang beragam. c. Peserta diklat mampu mendeskripsikan bentuk kerjasama dalam masyarakat yang beragam. d. Peserta diklat mampu memberi contoh perilaku kebersamaan untuk memperkuat masyarakat yang beragam. C. Uraian Materi Pembelajaran 1. Arti Kerjasama Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, 147

160 Kegiatan Pembelajaran 10 manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengahtengah manusia. Untuk dapat mempertahankan hidupnya manusia harus bekerjasama dengan manusia lain. Kerjasama adalah sebuah sistem penyelesaian pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk bisa mencapai tujuan yang direncanakan bersama. Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama. Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil. Dalam kerjasama terdapat adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal. 2. Perlunya Kerjasama Dalam kehidupannya, setiap manusia baik secara individu maupun kelompok, mempunyai berbagai kepentingan yang berbeda-beda, bahkan terkadang bertentangan. Jika setiap manusia atau kelompok manusia hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri atau kepentingan kelompoknya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain atau kelompok lain, maka akan timbul perselisihan, pertengkaran bahkan perkelahian. Karena itu untuk mengindari perselisihan dan pertengkaran tersebut maka ditentukan suatu kepentingan bersama. Kepentingan bersama ini dijadikan kepentingan semua orang atau semua kelompok atau kepentingan umum. Kepentingan umum ini harus didahulukan atas kepentingan pribadi. Dengan demikian perselisihan, pertengkaran dan perkelahian dapat dihindarkan. a. Kerjasama Antar Umat Beragama Kita bangsa Indonesia harus tetap dapat menjaga dan melestarikan sikap toleransi dan kerja sama. Usaha melestarikan kerukunan itu meliputi 3 macam, yang lebih dikenal dengan Tri Kerukunan umat beragama, yaitu : a) Kerukunan intern antar umat seagama; b) Kerukunan antar umat beragama yang berbeda; c) Kerukunan umat beragama dengan pemerintah; Kerukunan yang menumbuhkan semangat kerja sama yang positif dan 148

161 PPKn SMP KK D produktif sangat diperlukan dalam masa pembangunan sekarang. Agama menuntun agar para pemeluknya hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan itu, maka diperlukan kerja sama dengan orang lain termasuk yang berlainan agamanya. b. Kerjasama Antar Suku Pada prinsipnya setiap suku bangsa mempunyai ciri khas dan kepentingan yang berbeda dengan suku bangsa lain. Namun di samping itu setiap suku juga mempunyai potensi sendiri-sendiri. Dua suku bangsa yang berbeda dapat bekerja sama dibidang sosial ekonomi karena masing-masing mempunyai potensi yang berbeda-beda sehinggga perlu saling melengkapi. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi potensi kerjasama yang harmonis jika kedua suku bangsa menanggapi setiap perbedaan dari segi positif. Secara sosial ekonomi, perbedaan merupakan potensi untuk terjadinya kerjasama karena adanya saling ketergantungan antar suku bangsa untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Keberagaman masyarakat Indonesia dari berbagai aspek tersebut menuntut adanya sikap saling bekerjasama antar golongan, penganut agama, dan suku yang berbeda. Untuk itu, para guru PPKn perlu mendapatkan bekal pengetahuan dan sikap guna mengenal dan memahami keberagaman yang terdapat di dalam masyarakat Indonesia. Dari pemahaman dan pengenalan tersebut diharapkan akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang dapat menerima, memahami, menghargai, dan menghormati berbagai perbedaan yang ada. Salah satu diantaranya adalah mengembangkan sikap toleransi demi untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika tidak ada kesadaran akan persatuan dan kesatuan pada tiaptiap individu, maka masa depan Indonesia sebagai bangsa yang satu dalam naungan NKRI akan terancam terpecah-belah. 3. Bentuk-bentuk Kerjasama Ada beberapa bentuk kerjasama dalam menyelesaikan sesuatu masalah atau pekerjaan, yaitu antara lain: 149

162 Kegiatan Pembelajaran 10 1) Kerukunan Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong. 2) Tawar-menawar (bargaining) Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. 3) Kooptasi Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik. 4) Koalisi Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar. 5) Joint venture Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar. 4. Manfaat Kerjasama Kerja sama mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah: 1) Kerja sama bermanfaat untuk mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas. 2) Kerja sama bermanfaat untuk mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien. 3) Kerja sama bermanfaat untuk mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat. 4) Kerja sama bermanfaat untuk mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan. 5) Kerja sama bermanfaat untuk menciptakan praktek yang sehat serta 150

163 PPKn SMP KK D meningkatkan semangat kelompok. 6) Kerja sama bermanfaat untuk mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 10 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Kerjasama Dalam Masyarakat Yang Beragam, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Kerjasama Dalam Masyarakat Yang Beragam. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 10.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota 151

164 Kegiatan Pembelajaran 10 kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Kerjasama Dalam Masyarakat Yang Beragam, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Kerjasama Dalam Masyarakat Yang Beragam. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 10.1) yang telah disediakan 152

165 PPKn SMP KK D 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 10.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Tugas/Kasus Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 10 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 153

166 Kegiatan Pembelajaran 10 KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran Kompetensi Dasar : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 IX 2 IX 3 IX Harmoni dalam keberagaman Harmoni dalam keberagaman Harmoni dalam keberagaman Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 154

167 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Memberikan contoh konkrit bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat yang beragam LK Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat yang beragam Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi kerjasama dalam masyarakat yang beragam 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang kerjasama dalam masyarakat yang beragam 3. Berikanlah contoh bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat yang beragam ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok No. Bentuk kerjasama Contoh Konkrit 1. Kerukunan Tawar Menawar (bargaining) Kooptasi Koalisi Joint Venture

168 Kegiatan Pembelajaran 10 AKTIVITAS : Menganalisis studi kasus tentang kerjasama dalam masyarakat yang beragam LK 10.2 Studi kasus tentang kerjasama dalam masyarakat yang beragam Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi kerjasama dalam masyarakat yang beragam 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang kerjasama dalam masyarakat yang beragam 3. Bacalah wacana yang telah disediakan mengenai Lima Konflik SARA Paling Mengerikan Ini Pernah Terjadi di Indonesia 4. Setelah membaca wacana dengan cermat, analisislah kasus tersebut dikaitkan dengan materi kerjasama dalam masyarakat yang beragam. Hal-hal apa yang memicu konflik dan bagaimana solusi atas konflik tersebut 5. Presentasikan hasil kerja Saudara. Lima Konflik SARA Paling Mengerikan Ini Pernah Terjadi di Indonesia Sebagai negara majemuk dengan beragam suku, ras, agama dan golongan, Indonesia menjadi negara paling rawan terhadap konflik SARA. Perbedaan pandangan antar kelompok masyarakat di suatu wilayah kerap menjadi pemicu pecahnya bentrok antar mereka. Namun, di tengah konflik itu ada saja orang yang memanfaatkan situasi itu sehingga menjadi konflik berkepanjangan. Berikut konflik SARA paling mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia seperti dihimpun Okezone. Sentimen Etnis Berujung Penjarahan Peristiwa penembakan yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998 ternyata berbuntut panjang dan menyulut emosi warga. Akibatnya, keesokan harinya Jakarta menjadi lautan aksi massa yang terjadi di beberapa titik. Penjarahan dan pembakaran pun tak dapat dihindarkan. Krisis moneter berkepanjangan di tahun 1998 berujung pada aksi kerusuhan hebat pada penghujung rezim Orde Baru pimpinan almarhum Soeharto. Saat itu, Indonesia dilanda krisisi ekonomi parah sehingga melumpuhkan seluruh persendian ekonomi dalam negeri. Kerusuhan yang terjadi malah menular pada konflik antar etnis pribumi dan etnis Tionghoa. Saat itu, banyak aset milik etnis Tionghoa dijarah dan juga dibakar oleh massa yang kalap. Massa pribumi juga melakukan tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap para wanita dari etnis Tionghoa kala itu. Konflik antar etnis itu menjadi catatan kelam di penghujung pemerintahan rezim Soeharto. Konflik Agama di Ambon Konflik berbau agama paling tragis meletup pada tahun 1999 silam. Konflik dan 156

169 PPKn SMP KK D pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak Januari 1999, telah berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan menghancurkan semua tatanan kehidupan bermasyarakat. Konflik tersebut kemudian meluas dan menjadi kerusuhan hebat antara umat Islam dan Kristen yang berujung pada banyaknya orang meregang nyawa. Kedua kubu berbeda agama ini saling serang dan bakar membakar bangunan serta sarana ibadah. Saat itu, ABRI dianggap gagal menangani konflik dan merebak isu bahwa situasi itu sengaja dibiarkan berlanjut untuk mengalihkan isu-isu besar lainnya. Kerusuhan yang merusak tatanan kerukunan antar umat beragama di Ambon itu berlangsung cukup lama sehingga menjadi isu sensitif hingga saat ini. Tragedi Sampit, Suku Dayak vs Madura Tragedi Sampit adalah konflik berdarah antar suku yang paling membekas dan bikin geger bangsa Indonesia pada tahun 2001 silam. Konflik yang melibatkan suku Dayak dengan orang Madura ini dipicu banyak faktor, di antaranya kasus orang Dayak yang didiuga tewas dibunuh warga Madura hingga kasus pemerkosaan gadis Dayak. Warga Madura sebagai pendatang di sana dianggap gagal beradaptasi dengan orang Dayak selaku tuan rumah. Akibat bentrok dua suku ini ratusan orang dikabarkan meninggal dunia. Bahkan banyak di antaranya mengalami pemenggalan kepala oleh suku Dayak yang kalap dengan ulah warga Madura saat itu. Pemenggalan kepala itu terpaksa dilakukan oleh suku Dayak demi memertahankan wilayah mereka yang waktu itu mulai dikuasai warga Madura. Pemerintah vs Kelompok Separatis Pemerintah RI pernah disibukkan dengan konflik melawan beberapa kelompok separatis. Sebut saja konflik melawan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dipicu keinginan mereka yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Pemerintah yang enggan melepas Aceh, mau tidak mau mempertahankannya mati-matian hingga pecahlah peperangan di tanah rencong. Konflik dengan GAM berakhir menyusul kesepakatan yang diteken kedua belah pihak, di mana salah satunya menyepakati agar Aceh menjadi daerah otonomi khusus (otsus) dengan penegakan hukum syari'ahnya. Di bumi Indonesia bagian timur juga terjadi konflik separatis yang tak kalah sengit. Adalah kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) dan Operasi Papua Merdeka (OPM) yang berjibaku melawan pemerintah demi lepas dari wilayah Indonesia. Aksi pemberontakan pun terjadi namun berhasil dipadamkan oleh aparat TNI- Polri sebagai garda terdepan pemerintah Indonesia memertahankan keutuhan wilayahnya. Penyerangan Kelompok Syi'ah di Sampang Aksi penyerangan terhadap pengikut Syi'ah terjadi di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur pada Agustus 2012 silam. Sebanyak dua orang warga Syi'ah tewas dan enam orang lainnya mengalami luka berat serta puluhan warga mengalami luka ringan. Kasus ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun Klimaksnya adalah aksi pembakaran rumah ketua Ikatan Jamaah Ahl al-bait (IJABI), Tajul Muluk, beserta dua rumah jamaah Syi'ah lainnya serta sebuah musala yang digunakan 157

170 Kegiatan Pembelajaran 10 sebagai sarana peribadatan. Aksi tersebut dilakukan oleh sekira 500 orang yang mengklaim diri sebagai pengikut ahlus sunnah wal jama'ah. Sumber : Hasil Analisis : Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Sebuah sistem penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk bisa mencapai tujuan yang direncanakan bersama disebut... a. Koperasi b. Kerjasama c. Kerukunan 158

171 PPKn SMP KK D d. Gotong royong 2. Untuk menghindari terjadinya perselisihan dan pertengkaran dalam suatu kerjasama, maka perlu ditentukan suatu kepentingan, yaitu... a. Kepentingan individu b. Kepentingan bersama c. Kepentingan kelompok d. Kepentingan golongan 3. Kerjasama yang mengharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar adalah... a. Koalisi b. Kooptasi c. Joint venture d. Tawar menawar 4. Menjaga ketertiban saat uamt agama lain melaksanakan ibadah adalah salah satu contoh perilaku... a. Kerukunan internal umat beragama b. Kerukunan intern antar umat seagama c. Kerukunan antar umat beragama yang berbeda d. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah 5. Kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan disebut... a. Tawar menawar b. Joint Venture c. Kooptasi d. Koalisi F. Rangkuman Kerjasama adalah sebuah sistem penyelesaian pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk bisa mencapai tujuan yang direncanakan bersama. Keberagaman masyarakat Indonesia dari berbagai aspek menuntut adanya sikap saling bekerjasama antar golongan, penganut agama, dan suku yang berbeda. Untuk itu, para guru PPKn perlu mendapatkan bekal pengetahuan dan sikap guna mengenal dan memahami keberagaman yang terdapat di dalam masyarakat Indonesia. Dari pemahaman dan pengenalan tersebut diharapkan akan 159

172 Kegiatan Pembelajaran 10 menumbuhkan sikap dan perilaku yang dapat menerima, memahami, menghargai, dan menghormati berbagai perbedaan yang ada. Salah satu diantaranya adalah mengembangkan sikap toleransi demi untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika tidak ada kesadaran akan persatuan dan kesatuan pada tiap-tiap individu, maka masa depan Indonesia sebagai bangsa yang satu dalam naungan NKRI akan terancam terpecah-belah Ada beberapa bentuk kerjasama dalam menyelesaikan sesuatu masalah atau pekerjaan, yaitu antara lain: kerukunan, tawar menawar, kooptasi, koalisi dan joint venture G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 10 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 10. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 11, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 10, terutama yang belum dikuasai. 160

173 Kegiatan Pembelajaran 11 Arti Penting Kesatuan dan Persatuan Bangsa PPKn SMP KK D A. Tujuan 1. Dengan mencermati materi modul, peserta diklat mampu menjelaskan makna kesatuan dan persatuan dengan benar. 2. Dengan berdiskusi, kelompok peserta diklat mampu memberikan penjelasan mengenai arti penting kesatuan dan persatuan dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna kesatuan dan persatuan. 2. Peserta diklat mampu menjelaskan arti penting kesatuan dan persatuan. C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1. Makna Kesatuan dan Persatuan Persatuan berarti perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan Kesatuan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Persatuan dan kesatuan sendiri berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan dan kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. (Rahmawati, 2015). Persatuan Indonesia dibentuk dalam proses sejarah yang panjang. Dalam Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Persatuan Republik yang berkedaulatan rakyat. Selain itu juga dipertegas kembali dalam Pokok Pikiran Pertama, bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Berdasarkan bahasa persatuan juga berarti bahwa menggabung menjadi satu dan mutlak tidak dapat 161

174 Kegiatan Pembelajaran 11 dipisahkan, (Arsyi, 2013). Hakekat negara persatuan dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, serta agama. Negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu Pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia. Negara persatuan adalah negara yang mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan. Jadi, negara persatuan bukanlah negara yang berdasarkan individualisme sebagaimana diterapkan di negara liberal di mana negara hanya merupakan suatu ikatan individu saja. Negara persatuan memiliki sifat persatuan bersama, negara yang berdasarkan kekeluargaan, tolong menolong atas dasar keadilan sosial.(kaelan, 2010). Selain persatuan, kata kesatuan juga menjadi hal yang penting untuk dipahami untuk mewujudkan tujuan negara Indonesia. Kesatuan berarti bahwa terdapat hubungan yang erat antara semua bagian atau unsur. Dalam konteks negara kesatuan Indonesia maksudnya adalah negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral. (Kaelan, 2010). Kesatuan berarti bahwa semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Yang terpenting dalam negara kesatuan adalah dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya. Dalam hal ini negara tidak memihak kepada sesuatu golongan atau perseorangan. Dan yang paling penting kepentingan seseorang tidak dianggap sebagai pusat. 2. Arti Penting Kesatuan dan Persatuan Sebagai negara yang besar dan luas, Indonesia sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan agar negara yang penuh dengan perbedaan ini bisa dijalankan dengan baik dan mencapai tujuan nasional yang dicita-citakan. Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang 162

175 PPKn SMP KK D ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah: 1) Perasaan Senasib, 2) Kebangkitan Nasional, 3) Sumpah Pemuda, dan 4) Proklamasi Kemerdekaan. Apabila dikaji lebih jauh, terdapat beberapa prinsip kesatuan dan persatan bangsa Indonesia yang perlu kita pahami dan amalkan, antara lain: 1) Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, 2) Prinsip Nasionalisme Indonesia, 3) Prinsip Kebangsaan yang bertanggungjawab, 4) Prinsip wawasan nusantara, 5) Prinsip persatuan pembangunn untuk mewujudkan cita-cita reformasi. (Mulyana, 2013). Nilai-nilai kesatuan dan persatuan perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar tetap bisa bertahan. Bentuk pengamalan nilai-nilai kesatuan dan persatuan antara lain mempertahankan kesatuan dan persatuan wilayah Indonesia, antara lain dengan cara: 1) meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah; 2) meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan; 3) pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; 4) memberikan otonomi daerah; 5) memperkuat sendisendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum, perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia; 6) memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi; 7) meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika; 8) mengembangkan semangat kekeluargaan. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 11 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Arti Penting Kesatuan Dan Persatuan Bangsa, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas 163

176 Kegiatan Pembelajaran 11 pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Arti Penting Kesatuan Dan Persatuan Bangsa. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 11.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 164

177 PPKn SMP KK D 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Arti Penting Kesatuan Dan Persatuan Bangsa, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Arti Penting Kesatuan Dan Persatuan Bangsa. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus LK 11.1 yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 11.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 165

178 Kegiatan Pembelajaran 11 E. Latihan/ Kasus/ Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 11 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VII 2 VII 3 VII Materi Indikator Bentuk Soal Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 166

179 PPKn SMP KK D 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : AKTIVITAS : Membuat rincian konsep arti penting kesatuan dan persatuan bangsa LK Arti Penting Kesatuan Dan Persatuan Bangsa Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi arti penting kesatuan dan persatuan bangsa 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang arti penting kesatuan dan persatuan bangsa 3. Buatlah rincian konsep arti penting kesatuan dan persatuan bangsa ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok 167

180 Kegiatan Pembelajaran 11 NO. ASPEK INFORMASI KONSEP 1. Makna kesatuan dan persatuan Arti penting kesatuan dan persatuan bangsa AKTIVITAS : Mengidentifikasi pengamalan nilai-nilai kesatuan dan persatuan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat LK Pengamalan nilai-nilai kesatuan dan persatuan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi arti penting kesatuan dan persatuan bangsa 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang arti penting kesatuan dan persatuan bangsa 3. Amatilah Lingkungan sekitar (keluarga, sekolah dan masyarakat) 4. Identifikasilah pengamalan nilai-nilai kesatuan dan persatuan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara NO. Pengamalan Nilai-Nilai Kesatuan dan Persatuan 1. Lingkungan Keluarga a.... b.... c.... d.... e

181 PPKn SMP KK D NO. Pengamalan Nilai-Nilai Kesatuan dan Persatuan 2. Lingkungan Sekolah a.... b.... c.... d.... e Lingkungan Masyarakat a.... b.... c.... d.... e Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari dua unsur sosial budaya masyarakat Indonesia, diantaranya yaitu... a. Perasaan senasib sepenanggungan b. Musyawarah mufakat c. Sifat Kekeluargaan d. Tenggang rasa 2. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk... a. kerajaan b. presidensil c. republik d. parlemen 3. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara demokrasi, artinya... a. rakyat yang memegang kedaulatan dan kekuasaan b. pemerintah yang memegang kedaulatan c. DPR yang memegang kedaulatan d. Penguasa yang memegang kedaulatan 169

182 Kegiatan Pembelajaran Pernyataan yang benar tentang negara persatuan adalah... a. berpusat pada negara lain b. negara yang merdeka dan berdaulat c. mempunyai dua pemerintahan d. terdiri dari beberapa pemerintahan daerah 5. Di bawah ini, yang bukan merupakan pengamalan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan wilayah Indonesia adalah... a. meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika b. membanggakan budaya daerahnya sendiri c. mengembangkan semangat kekeluargaan d. memberikan otonomi daerah F. Rangkuman Kesatuan dan persatuan bangsa berarti bahwa bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Hakekat negara persatuan dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, serta agama. Kesatuan Indonesia maksudnya adalah negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral. Ini berarti bahwa semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan merupakan persatuan masyarakat yang organis. Sedangkan dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya dan tidak memihak kepada sesuatu golongan atau perseorangan. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 11 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir 170

183 PPKn SMP KK D modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 11. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 12, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 11, terutama yang belum dikuasai. 171

184 172 Kegiatan Pembelajaran 11

185 Kegiatan Pembelajaran 12 Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia PPKn SMP KK D A. Tujuan 1. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi peserta dikat mampu menjelaskan makna kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia dengan benar, 2. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi peserta dikat mampu menunjukkan komitmen diri bernegara kesatuan Republik Indonesia dengan benar 3. Dengan membaca modul ini dan berdiskusi peserta dikat mampu menampilkan sikap dan perilaku dalam kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia dengan benar B. Indikator Pencapain Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna kesadaran bernegara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Peserta diklat mampu menunjukkan komitmen diri bernegara kesatuan Republik Indonesia. 3. Peserta diklat mampu menampilkan sikap dan perilaku dalam kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia. C. Uraian Materi 1. Makna kesadaran bernegara Kesatuan Republik Indonesia Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang 173

186 Kegiatan Pembelajaran 12 hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. 2. Komitmen diri bernegara kesatuan Republik Indonesia Sejak Sumpah Pemuda tahun 1928, keinginan dan komitmen untuk bernegara kesatuan Republik Indonesia secara jelas dan tegas Nampak. Dilanjutkan ketika para founding fther merumuskan dasar negara dan rancangan Undang-Undang Dasar sangatlah jelas. Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk dalam diri warga negara Indonesia. Semangat kebangsaan merupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika bendera Merah Putih berkibar dalam kejuaraan olahraga antarnegara. Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai berikut. 174

187 PPKn SMP KK D a) Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. b) Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia Pendiri negara dalam merumuskan Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. c) Selalu bersemangat dalam berjuang Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkalikali dipenjara oleh Belanda. d) Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. e) Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi. 3. Sikap dan perilaku dalam kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai kesadaranbernegara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain: a) Cinta Tanah Air b) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara c) Pancasila d) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara e) Memiliki Kemampuan Bela Negara 175

188 Kegiatan Pembelajaran 12 D. AktivitasPembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 12 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 12.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; 176

189 PPKn SMP KK D c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pentingnya Kesadaran Bernegara Kesatuan Republik Indonesia. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 12.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 12.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 177

190 Kegiatan Pembelajaran 12 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS: Pengembangan Butir Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 12 Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Prosedur Kerja 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul D Kelompok Kompetensi Pedagogik pada Kegiatan Pembelajaran Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti pada saran penggunaan modul E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL TES PRESTASI AKADEMIK a. Kurikulum 2006 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran b. Kurikulum

191 PPKn SMP KK D Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Urut Kompetensi Dasar Bahan Kelas 1 VIII 2 VIII 3 VIII Materi Indikator Bentuk Soal Semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI Semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI Semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI PG dan Essay Level Pengetahuan dan Pemahaman PG dan Essay Level Aplikasi PG dan Essay Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. KARTU SOAL Jenjang : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : PPKn Kelas : Kompetensi : Level : Pengetahuan dan Pemahaman Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda/Essay BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 179

192 Kegiatan Pembelajaran 12 AKTIVITAS : Menguraikan Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara LK 12.1 Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi pentingnya kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang pentingnya kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia 3. Buatlah uraian komitmen para pendiri negara dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 180

193 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Memberikan contoh penerapan nilai-nilai kesadaran bernegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara LK Contoh penerapan nilai-nilai kesadaran bernegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi pentingnya kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang pentingnya kesadaran bernegara kesatuan Republik Indonesia 3. Berikanlah contoh penerapan nilai-nilai kesadaran bernegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara No. Nilai-Nilai Kesadaran Bernegara Penerapan 1. Cinta Tanah Air Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Pancasila Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara

194 Kegiatan Pembelajaran 12 No. Nilai-Nilai Kesadaran Bernegara Penerapan 5. Memiliki Kemampuan Bela Negara Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Perhatikan pernyataan berikut : 1) Cinta tanah air 2) Rela berkorban 3) Toleransi 4) Perasaan senasib sepenanggungan Dari pernyataan diatas, yang termasuk nilai-nilai kesadaran bernegara adalah nomor... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 4 dan 1 2. Komitmen para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara tercermin dengan adanya... a. Mendahulukan kepentingan golongan b. Rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia c. Rasa bangga terhadap daerahnya masing-masing d. Mendukung keputusan yang menguntungkan pribadi 3. Yang bukan merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang diperjuangkan para pendiri negara dalam merumuskan pancasila, yaitu... a. Merdeka b. Bersatu c. Makmur d. Bebas 4. Semangat kebangsaan yang tumbuh dalam diri warga negara Indonesia, ditandai dengan adanya sikap... a. Toleransi b. Rela berkorban 182

195 PPKn SMP KK D c. Gotong royong d. Musyawarah mufakat 5. Seseorang yang memiliki rasa cinta tanah air maka akan diwujudkan dengan sikap mendahulukan... a. Kepentingan partai b. Kepentingan pribadi c. Kepentingan golongan d. Kepentingan bangsa dan negara F. Rangkuman Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Berkomitmen Kesadaran Bernegara Kesatuan Repbulik Inodonesia adalah sikap dan perilaku yang ditampilkan selalu berpedoman pada nilai-nilai, semangat dari Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 12 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran

196 Kegiatan Pembelajaran 12 TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 13, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 12, terutama yang belum dikuasai. 184

197 Bagian II Kompetensi Pedagogik

198

199 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 13 Penyusunan Model Pendekatan Saintifik PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menguraikan langkah-langkah model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan format penyusunan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 3. Dengan membaca modul dan berbagai sumber relevan dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP dengan tepat. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menguraikan langkah-langkah model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP. 2. Peserta diklat mampu menjelaskan format penyusunan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP. 3. Peserta diklat mampu menyusun model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP. C. Uraian Materi Pembelajaran 1. Langkah-langkah Penyusunan Model Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran 187

200 Kegiatan Pembelajaran 13 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning dan lain-lain. Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan sikap. Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang 188

201 PPKn SMP KK D memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya-jawab, diskusi. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan Langkah-langkah pembelajaran: Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 189

202 Kegiatan Pembelajaran 13 Gambar 5. Tiga ranah pembelajaran Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran melaui: a. Mengamati; b. Menanya; c. Mengumpulkan informasi/mencoba; d. Menalar/mengasosiasi; dan e. Mengomunikasikan Gambar 6. Proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning). 190

203 PPKn SMP KK D Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. 2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah (pendekatan saintifik) Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajarsebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 5. Deskripsi Langkah Pembelajaran Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan BentukHasil Belajar Mengamati Mengamati dengan indra Perhatian pada waktu (membaca, mendengar, mengamati menyimak, melihat, suatuobjek/membaca menonton, dan sebagainya) suatu tulisan/mendengar dengan atau tanpa alat. suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati. Menanya (questioning) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) Membuat dan Jenis, kualitas, dan mengajukanpertanyaan, jumlah pertanyaan yang tanya jawab, berdiskusi diajukan peserta didik tentang informasi yang belum (pertanyaan faktual, dipahami, informasi konseptual, prosedural, tambahan yang ingin dan hipotetik). diketahui, atau sebagai klarifikasi. Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,mendemonstrasik an, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan 191

204 Kegiatan Pembelajaran 13 Langkah Pembelajaran Menalar/Mengasosias i (associating) Deskripsi Kegiatan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/ mengembangkan. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. BentukHasil Belajar instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori. Menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/onsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/ teori/ yang berbeda dari berbagai jenis sumber. 192

205 PPKn SMP KK D Langkah Pembelajaran Mengomunikasikan (communicating) Deskripsi Kegiatan Menyajikan laporan dalam bentuk bagan,diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. BentukHasil Belajar Menyajikan hasil kajian (dari mengamatisampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain. Dengan penjelasan sbb: a. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut: 1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi. 2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. 3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. 4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. 5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alatalat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang, berupa alat untuk 193

206 Kegiatan Pembelajaran 13 mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. b. Menanya Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari peserta didik.kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing keberanian peserta didik mengungkapkannya guru harus memberi kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan. Fungsi bertanya 1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. 4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. 7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. 9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. 194

207 PPKn SMP KK D Kriteria pertanyaan yang baik Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi. Tingkatan Pertanyaan Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tabel 6. Tingkatan Kognitif Tingkatan Sub Tingkatan Kata-Kata Kunci Pertanyaan Kognitif Pengetahuan Apa... pasangkan... yang lebih (knowledge) Siapa... Persamaan kata... rendah Kapan... Golongkan... Di mana... Berilah nama... Sebutkan... Dll. Jodohkan... Pemahaman Terangkahlah... Bandingkan... (comprehension) Bedakanlah... Ubahlah... Terjemahkanlah... Berikanlah Simpulkan... interpretasi... Penerapan Gunakanlah... Carilah (application Tunjukkanlah... hubungan... Buatlah... Tulislah contoh... Demonstrasikanlah... Siapkanlah... Klasifikasikanlah... Kognitif Analisis Analisislah... Tunjukkanlah yang lebih (analysis) Kemukakan bukti- sebabnya tinggi bukti 195

208 Kegiatan Pembelajaran 13 Tingkatan Sub Tingkatan Kata-Kata Kunci Pertanyaan Mengapa Identifikasikan Berilah alasanalasan Sintesis (synthesis) Evaluasi (evaluation) Ramalkanlah Bentuk Ciptakanlah Susunlah Rancanglah... Tulislah Berilah pendapat Alternatif mana yang lebih baik Setujukah anda Kritiklah Bagaimana kita dapat memecahkan Apa yang terjadi seaindainya Bagaimana kita dapat memperbaiki Kembangkan Berilah alasan Nilailah Bandingkan Bedakanlah... c. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba) Kegiatan pembelajaran dalam mengumpulkan informasi/ eksperimen antara lain: 1) Melakukan eksperimen. 2) Membaca sumber lain selain buku teks. 3) Mengamati objek/ kejadian/aktivitas. 4) Wawancara dengan narasumber. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. 196

209 PPKn SMP KK D Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan peserta didik; (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan; (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu; (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik; (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen; (6) Membagi kertas kerja kepada peserta didik; (7) Peserta didik melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru; dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja peserta didik dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. d. Mengasosiasi/Mengolah informasi Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini. 1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. 2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contohcontoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. 197

210 Kegiatan Pembelajaran Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi). 4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. 5. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. 6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. 7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. 8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. e. Mengomunikasikan Mengomunikasikan merupakan ilmu dan praktik menyampaikan atau mentransmisikan informasi atau aneka jenis pesan. Selama proses pembelajaran, guru secara konsisten mengomunikasikan atau mentransmisikan pengetahuan, informasi, atau aneka baru kepada peserta didiknya. Kegiatan mengomunikasikan merupakan proses yang kompleks. Proses transmisi atau penyampaian pesan yang salah menyebabkan komunikasi tidak berjalan efektif. Pada konteks pembelajaran dengan pendekatan saintifik, mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara lain: (1) mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau pendapat; (2) berbagi informasi; (3) memperagakan sesuatu; (4) menampilkan hasil karya; dan (5) membangun jejaring. Mengomunikasikan juga mengandung makna: (1) melatih keberanian; (2)melatih keterampilan berkomunikasi;(3) memasarkan ide;(4) mengembangkan sikap saling memberi-menerima informasi; (5) menghayati atau memaknai fenomena; (6) menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain; dan (7) berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain. 198

211 PPKn SMP KK D Seperti dijelaskan di atas, salah satu esensi mengomunikasikan adalah membangun jejaring. Selama proses pembelajaran, kegiatan mengomunikasikan ini antara lain dapat dilakukan melalui model pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja sedemikian rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar.sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif.dua sifat berkenaan dengan perubahan hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau pembelajaran kolaboratif.dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna. 199

212 Kegiatan Pembelajaran 13 Contoh Pembelajaran Kolaboratif Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut: 1) Peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori. 2) Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama. 3) Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekannya. 4) Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting. Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah.saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.penggunaan internet dirasakan makin mendesak sejalan dengan perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin. a. Format penyusunan model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP Langkah Kegiatan: 1) Pelajari contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran pada modul pelatihan. 2) Siapkan dokumen kurikulum dan hasil kegiatan analisis kurikulum ( LK no 1.4 yang sudah dikerjakan pada kegiatan 1.4 ). 3) Isilah Lembar Kerja perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik yang tersedia secara diskusi kelompok. 4) Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda. 200

213 PPKn SMP KK D 5) Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain. Tabel 7. Format Perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Kompetensi : Dasar Indikator : Pencapaian Kompetensi Topik /Tema : Sub : Topik/Tema Alokasi Waktu : Tahapan Pembelajaran Mengamati Kegiatan Menanya Mengumpulkan informasi Mengasosiasikan Mengkomunikasikan b. Latihan menyusun model pendekatan saintifik dalam pemebalajaran PPKn SMP 201

214 Kegiatan Pembelajaran 13 Contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. (Pembelajaran kooperatif berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat) Tabel 8. Model PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIRE AND SHARE Kompetensi Dasar : 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Topik /Tema : Aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sub Topik/Tema : Kesadaran masyarakat dalam mematuhi peraturan berlalu lintas. Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian, macam, dan tujuan pencapaian hukum. kompetensi 2. Memberikan contoh macam-macam aturan hukum di masyarakat. 3. Menjelaskan tujuan dibentuknya aturan hukum. 4. Menjelaskan pentingnya aturan hukum bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 5. Menggambarkan contoh kondisi di masyarakat apabila warganya tidak mentaati ketentuan aturan hokum. 6. Menunjukkan contoh manfaat perilaku seseorang yang patuh terhadap aturan hukum yang berlaku termasuk aturan berlalu lintas. 7. Menunjukkan contoh perilaku peserta didik yang patuh terhadap aturan yang berlaku di sekolah. 8. Menelaah aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Alokasi Waktu : 2 X pertemuan (6 40 menit) 202

215 PPKn SMP KK D Tabel 9. Prosedur Pendekatan Scientific No. A. Prosedur Pendekatan Scientific Mengamati (Observing) B. Menanya (Questioning) Contoh Kegiatan dalam Pembelajaran Peserta didik di pasang-pasangkan (paire) secara acak. Guru menayang video pelanggaran berlalu lintas dan video kecelakaan berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baikbaik. Setelah itu dilanjutkan peserta didik diminta untuk membaca, mengamati atau menelaah grafik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun (terlampir melalui power point). Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan gambar/video. Dan mencatat hal yang menarik untuk dibahas. Secara pasangan peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dari hasil tayangan video, power point tentanng grafik angka kecelakaan lalu lintas tersebut sebanyakbanyaknya.. Misalnya hasil eksplorasi belajar berpasangan-pasangan peserta didik mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan sbb: o Mengapa terjadi kecelakaan o Apa faktor penyebab kecelakaan? o Apakah penting mentaati aturan hukum yang berlaku termasuk peraturan lalu lintas? Dan apa alasannya. o Apa akibat bila tidak mentaati ramburambu lalu lintas? 203

216 Kegiatan Pembelajaran 13 No. Prosedur Pendekatan Scientific Contoh Kegiatan dalam Pembelajaran o Kerugian apa yang ditrima bila kecelakaan itu meninpa diri kalian? o Siapa yang paling susah selain kalian ketika kecelakaan itu menimpa dirimu? o Apa dirasakan ketika kecelakaan itu hingga menimbulkan kematian?. o Apakah kecelakaan bisa dihindari sebelum menimpa diri kalian? Dan bagaimana caranya? o Apa yang harus kalian lakukan agar kecelakaan lalu lintas tidak menimpah diri kalian? o Bagaimana sikap dan perilaku dalam berlalu lintas di jalan raya? o Setujukah kalian dengan pernyataan ini bahwa kecelakaan lalu lintas di awali dari kecerobohnan para pengguna jalan? Berikan alasannya!. o Aksi-aksi nyata apa yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah terkait dengan kesadaran berlalu lintas? Hasil rumusan pertanyaan tersebut disepakati untuk dijadikan bahan pembahasan yang bermakna bagi peserta didik. 204

217 PPKn SMP KK D Prosedur No. Pendekatan Scientific C. Mengumpulkan informasi/data D. Menalar (Associating) Contoh Kegiatan dalam Pembelajaran Guru membimbing peserta didik yang berpasang-pasangan untuk menemukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa sendiri. Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik memilih informasi-informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Peserta didik secara berpasangandiminta untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik. Bila sudah selesai dirumuskan jawaban secara berpasangan, guru meminta kepada peserta didik, agar setiap pasangan memilih pasangan lain bergabung menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang siswa. Guru menugaskan setiap kelompok belajar (4 orang) untuk share, berbagi pendapat dari rumusan jawaban yang telah dihasilkan dan setiap anggota kelompok diberi kebebasan untuk berpendapat. E. Mengomunikasi-kan dan membuat jejaring Setiap kelompok belajar kecil (terdiri 4 orang) untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas, mulai dari perumusan pertanyaan hingga perumusan jawabannya. 205

218 Kegiatan Pembelajaran 13 No. Prosedur Pendekatan Scientific Contoh Kegiatan dalam Pembelajaran Kelompok belajar yang lain bebas menanggapi hasil hasil sajian kelompok penayang Kelompok belajar penayang menanggapi balik. F. Menyimpulkan Peserta didik dan guru menyimpulkan G. Praktik kewarganegaraan materi pembelajaran. Kesadaran menaati terhadap norma yang berlaku, harus tumbuh dari diri seseorang sehingga akan timbul keteraturan/ketertiban masyarakat. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membuat gerakan di kelasnya yaitu Gerakan disiplin dalam berlalu lintas yang dilaksanakan oleh masing-masing peserta didik. Rubrik Perancangan Penerapan Pendekatan Saintifik Pembelajaran PPKn Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran. Langkah-langkah penilaian hasil analisis: 1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -2.2a. 2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan peserta. Tabel 10. Kriteria Peringkat PERINGKAT NILAI KRITERIA Amat Baik (AB) 90 < AB 100 Identitas: topik, sub topik, KD dan indikator pencapaian kompetensi dan alokasi waktu lengkap dan benar. 206

219 PPKn SMP KK D Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan sesuai dengan topik/sub topik, KD, indikator dan alokasi waktu. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan lengkap, sistematis dan logis atau benar secara konsep. Baik (B) 80 < B 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai. Cukup (C) 70 < C 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai. Kurang (K) 70 Ketiga aspek kurang sesuai. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 13 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penyusunan Model Pendekatan Saintifik PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penyusunan Model Pendekatan Saintifik PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul 207

220 Kegiatan Pembelajaran 13 e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 13.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penyusunan Model Pendekatan Saintifik PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penyusunan Model Pendekatan Saintifik PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan 208

221 PPKn SMP KK D kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 13.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 13.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Tugas/Kasus Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran saintifik serta peran guru didalamnya LK Langkah-langkah pembelajaran saintifik serta peran guru didalamnya Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi penyusunan model pendekatan saintifik PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang penyusunan model pendekatan saintifik PPKn SMP 209

222 Kegiatan Pembelajaran Jelaskanlah langkah-langkah pembelajaran saintifik serta peran guru didalamnya ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok No. 1. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik Peran Guru AKTIVITAS : Membuat suatu model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn LK Model pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi penyusunan model pendekatan saintifik PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang penyusunan model pendekatan saintifik PPKn SMP 3. Pilihlah salah Kompetensi Dasar PPKn SMP yang ada di kelas 7/8/9 4. Buatlah satu model pendekatan saintifik (kecuali model pendekatan yang sudah ada di modul) dalam pembelajaran PPKn ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara 210

223 PPKn SMP KK D Kompetensi Dasar Topik /Tema Sub Topik/Tema Indikator pencapaian kompetensi Alokasi Waktu : : : : : No. A. B. C. D. E. F. Prosedur Pendekatan Scientific Kegiatan Dalam Pembelajaran 2. Tes Formatif AKTVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan dalam proses pembelajaran... a. Induktif b. Deduktif c. Langsung d. Tidak langsung 211

224 Kegiatan Pembelajaran Perhatikan pernyataan berikut : 1) Guru membimbing peserta didik yang berpasang-pasangan untuk menemukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa sendiri. 2) Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik memilih informasi-informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Dari pernyataan diatas menunjukkan langkah-langkah pembelajaran yaitu... a. Menanya b. Mengamati c. Mengkomunikasikan d. Mengumpulkan informasi 3. Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep merupakan bentuk hasil belajar dari langkah pembelajaran... e. Menalar f. Menanya g. Mengamati h. Mengumpulkan informasi 4. Yang termasuk kegiatan pembelajaran pada langkah pendekatan saintifik mengkomunikasikan yaitu... a. Peserta didik di pasang-pasangkan (paire) secara acak. b. peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dari hasil tayangan video c. Setiap kelompok belajar kecil (terdiri 4 orang) untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas d. Peserta didik secara berpasangan diminta untuk merumuskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik 5. Metode yang sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi adalah... a. Menyimpulkan b. Mengamati c. Menanya d. Menalar 212

225 PPKn SMP KK D F. Rangkuman Model penerapan pendekatan saintifik minimal meliputi kegiatan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Mengingat karakteristik mata pelajaran di satuan pendidikan berbeda-beda, maka bisa dikembangkan seperi eksperimen, mengimpulkan dan sebagainya. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 13 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 13. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 14, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 13, terutama yang belum dikuasai. 213

226 214 Kegiatan Pembelajaran 14

227 Kegiatan Pembelajaran 14 PPKn SMP KK D Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan kriteria pemilihan model pembelajaran dengan benar. 2. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik pengembangan model pembelajaran secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan kriteria pemilihan model pembelajaran. 2. Peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik pengembngan model pembelajaran C. Uraian Materi Pembelajaran 1. Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran Menurut Permendikbud nomor 058 Tahun 2014 lampiran III dinyatakan bahwa pemilihan model pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal serbagai berikut a. Tujuan pembelajaran dan sifat materi pelajaran b. Karakteristik kemampuan peserta didik Alokasi waktu yang tersedia c. Sumber belajar dan media pembelajaran yang tersedia. d. Ketersediaan fasilitas/ sarana dan prasarana seperti kondisi ruang kelas, fasilitas perpustakaan, akses internet. Sedangkan Bang Girsang yang dimuat dalam wordpress.com menyebutkan bahwa kriteria pemilihan model pembelajaranyaitu : a. Sifat (karakter) guru. b. Tingkat perkembangan intelektual dan sosial anak. c. Fasilitas sekolah yang tersedia. d. Tingkat Kemampuan Guru. 215

228 Kegiatan Pembelajaran 14 e. Sifat dan tujuan materi pelajaran. f. Waktu pembelajaran. g. Suasana kelas. h. Konteks domain tujuan pembelajaran. 2. Karakteristik Pengembangan Model Pembelajaran Karakteristik pengembangan model pembelajaran, dapat di dasarkan pada ranah/aspek yang dikembangkan, yaitu ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan atau gabungan keiga ranah tersebut. Di dalam permendikbud nomor 058 Tahun 2014 lampiran III khususnya Pedoman Mata Pelajaran PPKN SMP dinyatakan sebagai berikut: Tabel 11. Pedoman Mata Pelajaran PPKN SMP No Ranah Model Pembelajaran 1 Sikap a. Pembiasaan b. Keteladanan c. Berlatih empati d. Refleksi nilai-nilai luhur e. Mengklarifikasi Nilai f. Membangun koalisi g. Mengelola konflik h. Pengabdian Kepada masyarakat i. Projek belajar kewarganegaraan j. Bermain / simulasi k. Pembelajaran berbasisi budaya l. Kajian karakter ketokohan m. Kajian kearifan local n. Berlatih demonstrasi damai 2 Pengetahuan a. Mendengar dengan penuh perhatian b. Berdiskusi peristiwa public\ c. Pelacakan isu media masa d. Meneliti isu public e. Melaksanakan pemilihan f. Dialog mendalam dan berpikir kritis g. Penyajian atau presentasi gagasan h. Menuliskan kajian dokumen historis i. Dsb. 3 ketrampilan a. Bekerja dalam kelompok b. Bertanya mendalam/dialektis c. Partisipasi dalam asosiasi d. Membangun koalisi. e. Mewancarai narasumber f. Debat pro dan kotra g. Mengelola konflik 216

229 PPKn SMP KK D Secara umum karakteristik pengembangan/pemilihan model pembelajaran, juga tidak lepas dari beberapa aspek antara lain: 1. Kompetensi yang dicapai yang ditandai sejulah indicator, 2. materi pembelajaran, 3. karakteristitik peserta didik, 4. tingkat kemampuan guru untuk mengaplikasikan model, 5. saran dan prasarana, 6. pendekatan pembelajaran, dan sebagainya D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 14 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); 217

230 Kegiatan Pembelajaran 14 f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 14.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Aspek nilai-nilai Pancasila dalam PPKn. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 14.1) yang telah disediakan 218

231 PPKn SMP KK D 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 14.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan ranah/aspek yang dikembangkan untuk setiap kompetensi dasar LK Pengembangan model pembelajaran sesuai ranah/aspek yang dikembangkan Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi kriteria pemilihan model pembelajaran PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang kriteria pemilihan model pembelajaran PPKn SMP 3. Pilih kompetensi dasar sesuai kelas yang Saudara pegang di sekolah masingmasing (kelas 7, 8 atau 9), masukkan kompetensi dasar dari kompetensi inti 3 dan 4 219

232 Kegiatan Pembelajaran Tentukan model pembelajaran yang sesuai dengan ranah/aspek yang dikembangkan ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok No. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar IPK Ranah Model Pembelajaran 1. KI dst KI dst... AKTIVITAS : Membuat model pembelajaran PPKn SMP LK Model Pembelajaran PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi kriteria pemilihan model pembelajaran PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang kriteria pemilihan model pembelajaran PPKn SMP 3. Pilih kompetensi dasar sesuai kelas yang Saudara pegang di sekolah masing-masing (kelas 7, 8 atau 9), masukkan kompetensi dasar dari semua kompetensi inti 3 dan 4 4. Tentukan salah satu topik/ atau tema atau materi 5. Buatlah model pembelajaran yang sesuai dengan topik atau tema atau materi tersebut 6. Presentasikan hasil kerja saudara 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Pemilihan model pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 harus mempertimbangkan... a. Suasana kelas b. Sifat/karakter guru c. Tingkat kemampuan guru d. Karakteristik kemampuan peserta didik 220

233 PPKn SMP KK D 2. Perhatikan pernyataan berikut : 1) Partisipasi dalam asosiasi 2) Dialog mendalam dan berpikir kritis 3) Pengabdian kepada masyarakat 4) Kajian karakter ketokohan Dari pernyataan diatas, yang termasuk model pembelajaran yang didasarkan pada ranah sikap ditunjukkan nomor... a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 3 dan 4 3. Model Pembelajaran yang didasarkan pada ranah pengetahuan yaitu... a. Mengelola konflik b. Pelacakan isu media massa c. Mewawancarai narasumber d. Membangun koalisi 4. Model pembelajaran yang didasarkan pada ranah keterampilan yaitu... a. Debat pro dan kontra b. Melaksanakan pemilihan c. Berdiskusi peristiwa publik d. Projek belajar kewarganegaraan 5. Aspek yang menentukan karakteristik pengembangan/pemilihan model pembelajaran antara lain... a. Kompetensi yang dicapai yang ditandai sejumlah indikator b. Waktu pembelajaran c. Sifat/karakter guru d. Suasana kelas 221

234 Kegiatan Pembelajaran 14 F. Rangkuman Kriteria pemilihan model sangat dipengaruhi olehbeberapa aspek antara lain: (1) Kompetensi yang dicapai yang ditandai sejumlah indikator, (2) materi pembelajaran, (3) karakteristitik peserta didik, (4) tingkat kemampuan guru untuk mengaplikasikan model, (5) saran dan prasarana, (7) pendekatan pembelajaran, dan sebagainya. Juga dari domain atau sepek yang ingin dicapai, sikap pengetahuan dan atau ketrampilan atau gabungan semua domain seperti yang dituntut dalam Kurikulum G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 14 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 14. TTTTnnnnnnnnnn pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 15, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 14, terutama yang belum dikuasai. 222

235 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 15 Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis KD dan materi pembelajaran dengan benar 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memahami lingkup penilaian hasil belajar dengan benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan karakteristik kompetensi yang akan dicapai dengan benar 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi materi esensial sesuai KD dan IPKnya. 5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan komponen kisi-kisi secara benar 6. Dengan membaca dan berdiskusi kerja kelompok peserta diklat mampu menjelaskan langkah-langkah penyusunan kisi-kisi dengan benar. 7. Dengan tugas mandiri dan kelompok peserta diklat mampu menyusun kisikisi dengan benar 8. Dengan tugas mandiri dan kelompok peserta diklat mampu menyusun soal sesuai dengan IPK yang dikembangkan dalam indikator soal dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menganalisis KD dan materi pembelajaran 2. Peserta diklat mampu memahami lingkup penilaian hasil belajar. 3. Peserta diklat mampu mendeskripsikan karakteristik kompetensi yang akan dicapai. 4. Peserta diklat mampu mengidentifikasi materi esensial sesuai KD dan IPKnya. 5. Peserta diklat mampu menjelaskan komponen penyusunan kisi-kisi soal. 6. Peserta diklat mampu menjelaskan langkah-langkah penyusunan kisi-kisi soal. 223

236 Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat mampu menyusun kisi-kisi soal. 8. Peserta diklat mampu menyusun soal sesuai dengan IPK yang dikembangkan dalam indikator soal. C. Uraian Materi 1. Analisis KD dan Materi Pembelajaran a. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kometensi Inti sebagai berikut: 1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; 4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar ketrampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Pengelompokan Kompetensi Dasar seperti tersebut di atas adalah sebagai berikut. Kelas VII Tabel 12. Pengelompokan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, 1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat Menghargai semangat dan komitmen kebangsaan seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. 224

237 PPKn SMP KK D tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan kelompok sebaya dan masyarakat sekitar Menghargai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender Menghargai semangat persatuan dan kesatuan dalam memahami daerah tempat tinggalnya sebagai bagian yang utuh dan tak terpisahkan dalam kerangka Negara Kesatuan RepubIik Indonesia (NKRI). 3.1 Memahami sejarah dan semangat komitmen para pendiri Negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. 3.2.Memahami sejarah perumusan dan pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Memahami isi alinea Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 3.5.Memahami karakteristik daerah tempat tinggalnya dalam kerangka NKRI. 3.6 Memahami keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender. 3.7 Memahami pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan 4.1 Menyaji hasil telaah tentang sejarah dan semangat komitmen para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. 4.2.Menyaji hasil telaah tentang sejarah perumusan dan pengesahan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menyaji hasil kajian isi Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

238 Kegiatan Pembelajaran 15 mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.4 Menyaji hasil pengamatan tentang normanorma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. 4.5.Menyaji hasil pengamatan karakteristik daerah tempat tinggalnya sebagai bagian utuh dari NKRI. 4.6 Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender. 4.7 Menyaji hasil telaah tentang makna Bhinneka Tunggal Ika. 4.8 Menyaji bentuk partisipasi kewarganegaraan yang mencer-minkan komitmen terhadap keutuhan nasional. Kelas VIII Tabel 13. Pengelompokan Kompetensi Dasar Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. 2.1 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. 2.2 Menghargai semangat kebangsaan dan kebernegaraan seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional negara kebangsaan. 2.3 Menghargai sikap kebersamaan dalam keberagaman masyarakat sekitar. 2.4 Menghargai semangat dan komitmen sumpah pemuda dalam kehidupan bermasyarakat sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pemuda pada saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda tahun 226

239 PPKn SMP KK D Menghargai semangat dan komitmen persatuan dan kesatuan bangsa untuk memperkuat/memperkokoh NKRI. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.1 Memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. 3.2 Memahami fungsi lembaga-lembaga negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Memahami tata urutan peraturan perundang-undangan nasional. 3.4 Memahami norma dan kebiasaan antardaerah di Indonesia. 3.5 Memahami Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Memahami makna keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 3.7 Memahami unsur-unsur NKRI. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, danmengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber 4.1 Menalar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari. 4.2 Menyaji hasil telaah fungsi lembagalembaga negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menyaji hasil telaah tata urutan peraturan perundang-undangan nasional. 4.4 Menalar hasil telaah norma dan kebiasaan antardaerah di Indonesia. 4.5 Menyaji pelaksanaan kewajiban asasi manusia sebagaimana diatur Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

240 Kegiatan Pembelajaran 15 lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.6 Menyaji hasil telaah tentang kerjasama dalam masyarakat yang beragam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 4.7 Menyaji hasil telaah unsur-unsur NKRI sebagai satu kesatuan yang utuh. 4.8 Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender Menyaji bentuk partisipasi kewarganegaraan yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional. Kelas IX Kompetensi Inti 1. Menghargaidan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam Berinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa. 2.1 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sesuai engan dinamika perkembangan jaman. 2.2 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. 2.3 Menghargai hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian. 2.4 Menghargai sikap toleransi dan harmoni keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. 2.5 Menghargai semangat dan komitmen sumpah pemuda sebagai perekat kebangsaan sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pemuda pada saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda tahun Menghayati semangat dan komitmen persatuan dan kesatuan nasional dalam 228

241 PPKn SMP KK D mengisi dan mempertahankan NKRI. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 3.1 Memahami dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. 3.2 Memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 3.4 Memahami perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 3.5 Memahami masalah-masalah yang muncul dalam keberagaman masyarakat dan cara pemecahannya. 3.6 Memahami konteks kesejarahan NKRI. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. 4.1 Menyaji hasil telaah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sesuai dinamika perkembangan jaman. 4.2 Menyaji hasil telaah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menyaji hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 4.4 Menyaji sikap, tutur kata, dan perilaku yang baik, sesuai dengan nilai dan moral Pancasila dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat, bangsa dan Negara. 4.5 Menalar penyelesaian masalah yang muncul dalam keberagaman masyarakat. 4.6 Menyaji hasil telaah dinamika penguatan komitmen mempertahankan NKRI dalam konteks kesejarahan. 229

242 Kegiatan Pembelajaran 15 a. Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan : 1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; 2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; 3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: 1) Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat dalam RPP. 2) Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. Indikator berfungsi sebagai berikut : 1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. 2) Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan. 3) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. 4) Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry. 5) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. 230

243 PPKn SMP KK D 6) Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal. 7) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. 8) Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. 9) Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. b. Analisis Materi Pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas mengenai fungsi indikator dan mekanisme pengembangan indikator, maka dalam prosedur penyusunan penilaian hasil belajar materi pembelajaran harus dianalisis terkait KI dan KD dengan IPK. Perumusan indikator pada Kurikulum 2013 Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. KRITERIA KOMPETENSI / MATERI PENTING 1) Urgensi: KD/indikator/materi yang secara teoritis, mutlak harus dikuasai oleh siswa. 2) Kontinuitas: KD/indikator/materi lanjutan yang merupakan pendalaman materi sebelumnya. 3) Relevansi: yang diperlukan untuk mempelajari dalam bidang studi lain. 4) Keterpakaian: memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari 231

244 Kegiatan Pembelajaran 15 Contoh Analisis keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran: Tabel 14. Analisis keterkaitan KI dan KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran D. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawa b, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaann ya 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan E. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa 2.3 Menghargai hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian 3.3 Memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarak at dan bernegara. F. Indikator Pencapaian Komptensi Mensyukuri keberadaan aturan hukum yang berlaku untuk menjamin perwujudan keadilan dan kedamaian sebagai insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa Menghargai terhadap keberadaan aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian Menunjukkan perilaku santun dalam berkendaraan bermotor di jalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku Menjelaskan pengertin aturan hukum Mengidentifikasi macam-macam aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat G. Materi Pembelajaran Pengertin aturan hukum Macam-macam aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 232

245 PPKn SMP KK D D. Kompetensi Inti E. Kompetensi Dasar F. Indikator Pencapaian Komptensi dan bernegara Menjelaskan arti pentingnya aturah hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Menunjukkan contoh perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku Menampilkan perilaku disiplin terhadap aturan hukum yang berlaku di lingkungan sekolah, masyarakat Menunjukkan contoh akibat ketidakpatuhan warga masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku. G. Materi Pembelajaran rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Arti pentingnya aturah hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Contoh perilaku ketidakpatuhan masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku Tampilan perilaku disiplin terhadap aturan hukum yang berlaku di lingkungan sekolah, masyarakat. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunaka n, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai 4.3 Menyaji hasil telaah tentang aturan hukumyang berlaku dalam kehidupan bermasyara kat dan bernegara Merancang sistematikan laporan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Merancang bahan tayang hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Sistematika laporan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara Bahan tayangan hasil telaah tentang aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 233

246 Kegiatan Pembelajaran 15 D. Kompetensi Inti dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori E. Kompetensi Dasar F. Indikator Pencapaian Komptensi G. Materi Pembelajaran 1. Lingkup penilaian hasil belajar Pada kurikulum 2013, penilaian hasil peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif peserta didik terhadap standar yang telah ditentukan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran PPKn dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Berikut penjelasan ranah penilaian: Gambar 7. ranah penilaian 2. PENGEMBANGAN KISI-KISI 2.1. Fungsi kisi-kisi 1) Pedm. penulisan soal 2) Pedm. perakitan soal 2.2. Syarat kisi-kisi a. Mewakili isi kurikulum b. Singkat dan jelas c. Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal. 234

247 PPKn SMP KK D 3. FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : Alokasi Waktu : Mata Pelajaran : Jumlah Soal : Tabel 15. FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL No. Urut Kompetensi Dasar/ Indikator Bahan Kelas/ smt. Materi Indikator Soal Bentu k Tes No. Soal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 4. Indikator Soal a. Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi b. Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur c. Indikator mengacu pada materi pembelajaran sesuai kompetensi 5. Prinsip-prinsip penilaian adalah sebagai berikut: a. Obyektif: penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai b. Terpadu: penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan c. Ekonomis: penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya d. Transparan: prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak e. Akuntabel: penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya f. Edukatif: mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru 235

248 Kegiatan Pembelajaran KAIDAH PENULISAN SOAL PG 1. Soal harus sesuai dengan indikator 2. Pengecoh harus berfungsi 3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar 4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 5. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. 6. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. 7. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama 9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan Semua pilihan jawaban di atas salah/benar. 10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya. 11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 12. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. 13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 14. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 15. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/siswa. 16. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal. 7. Perencanaan Penilaian Menyusun kisi-kisi untuk setiap semester a. Mengidetifikasi KD KI-3 dengan KD KI-4 b. Menyusun/mengidentifikasi IPK c. Menentukan teknik penilaian sesuai KD/indikator d. Menyusun tugas-tugas penilaian sesuai KD/indikator Menyusun rubrik penilaian 236

249 PPKn SMP KK D a. Menentukan aspek-aspek penilaian sesuai KD b. Menyusun rubrik sesuai aspek penilaian Contoh Format Kisi-kisi Mata Pelajaran : Kelas : Semester : Tabel 16. Format Kisi-kisi No KD Indikator 1 KD KI-3 KD KI-4 2 KD KI-3 KD KI-4 3 Dst Teknik Penilaian Tugas Penilaian D. Aktifitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 15 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan 237

250 Kegiatan Pembelajaran 15 hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 15.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 238

251 PPKn SMP KK D c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 15.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 15.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Menguraikan Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP LK 15.1 Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP 239

252 Kegiatan Pembelajaran 15 Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP 3. Buatlah uraian dari pertanyaan yang telah disediakan mengenai Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. 1. Deskripsikan karakteristik kompetensi yang akan dicapai dalam penilaian! 2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan kisi-kisisoal! 3. Deskripsikan karakteristik kompetensi yang akan dicapai dalam penilaian! Uraian Jawaban :

253 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Menguraikan Prosedur Penyusunan Soal LK 15.2 Prosedur Penyusunan Soal Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP 3. Buatlah uraian dari pertanyaan yang telah disediakan mengenai Prosedur Penyusunan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja saudara 1. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan kisi-kisi soal! 2. Buatlah kerangka kisi-kisi soal! 3. Buatlah rumusan soal sesuai dengan IPK yang dikembangkan dalam indikator soal! Uraian Jawaban :

254 Kegiatan Pembelajaran Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Perhatikan pernyataan berikut : 1. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; 2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; 3. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Pernyataan diatas adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan... a. Indikator b. Kompetensi Inti c. Kompetensi Dasar d. Materi Pembelajaran 2. Indikator pada KD berbunyi dapat menjelaskan pengertian HAM, maka instrumen penilaian yang tepat adalah... a. Tes b. Portofolio c. Skala sikap d. Lembar pengamatan 3. Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi dasar. Dibawah ini yang bukan merupakan fungsi dari indikator adalah... a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar d. Pedoman dalam mengembangkan soal 4. Penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan merupakan salah satu prinsip penilaian, yaitu... a. Terpadu b. Ekonomis c. Transparan d. Edukatif 242

255 PPKn SMP KK D 5. Perhatikan pernyataan berikut : 1. Mengidentifikasi KD KI-3 dengan KD KI-4; 2. Menyusun/mengidentifikasi IPK; 3. Menentukan teknik penilaian sesuai KD/Indikator; 4. Menyusun tugas-tugas penilaian sesuai KD/Indikator Pernyataan diatas adalah hal-hal yang dilakukan dalam menyusun... a. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran b. Mater pembelajaran secara sistematis c. Kisi-kisi untuk setiap semester d. Rubrik penilaian F. Rangkuman 1. Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran 2. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. 3. Fungsi indikator sebagai: a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar 4. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD. Rumusan indikator dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional 5. Materi pembelajaran dikembangkan sesuai indikator pencapaian kompetensi yang terkait dengan KI dan KD 6. Penilaian hasil belajar peserta didik dengan menerapkan penilaian autentik yang meliputi Kompetensi sikap, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Ketrampilan. Prinsip-prinsip penilaian adalah sebagai berikut: a. Obyektif: penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai 243

256 Kegiatan Pembelajaran 15 b. Terpadu: penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan c. Ekonomis: penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya d. Transparan: prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak e. Akuntabel: penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya f. Edukatif: mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 15 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 15. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 16, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 15, terutama yang belum dikuasai. 244

257 PPKn SMP KK D Kegiatan Pembelajaran 16 Penyusunan RPP PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan langkah-langka menyusun RPP dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengidentifikasi format penyusunan RPP secara benar 3. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun RPP secara benar B. IndikatorPencapaianKompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan langkah-langka menyusun RPP. 2. Peserta diklat mampu mengidentifikasi format penyusunan RPP. 3. Peserta diklat mampu menyusun RPP. C. UraianMateriPembelajaran 1. Langkah-langkah menyusun RPP a. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar; b. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4; c. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial; d. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan 245

258 Kegiatan Pembelajaran 16 kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; e. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; f. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran; g. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan h. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran 2. Format Penyusunan RPP Berdasarkan Permendikbud Nomor 022 Tahun 2016, komponen RPP terdiri atas : a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. kelas/semester; d. materi pokok; e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; 246

259 PPKn SMP KK D k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan m. penilaian hasil pembelajaran. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 16 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penyusunan RPP PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penyusunan RPP PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 16.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota 247

260 Kegiatan Pembelajaran 16 kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penyusunan RPP PPKn SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penyusunan RPP PPKn SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 16.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 16.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan 248

261 PPKn SMP KK D peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Memahami langkah-langkah menyusun RPP PPKn SMP LK 16.1 Langkah-langkah menyusun RPP PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Penyusunan RPP PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Penyusunan RPP PPKn SMP 3. Buatlah langkah-langkah penyusunan RPP PPKn SMP ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok Langkah-langkah menyusun RPP PPKn SMP :

262 Kegiatan Pembelajaran AKTIVITAS : Membuat model RPP PPKn SMP LK 16.2 Model RPP PPKn SMP Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Penyusunan RPP PPKn SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Penyusunan RPP PPKn SMP 3. Pilihlah Kompetensi Dasar sesuai dengan peserta diklat mengajar saat ini. 4. Susunlah model RPP PPKn SMP 5. Presentasikan hasil kerja Saudara 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Perumusan indikator dalam menyusun RPP harus menunjukkan rumusan yang spesifik, artinya indikator tersebut dapat... a. Diukur dan diubah b. Diukur dan diamati c. Diamati dan diidentifikasi d. Diubah dan diidentifikasi 2. Materi yang dikembangkan dalam RPP harus merujuk pada... a. Indikator 250

263 PPKn SMP KK D b. Kompetensi inti c. Kompetensi dasar d. Tujuan pembelajaran 3. Kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam silabus harus mengandung 5 M, yaitu... a. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan b. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan c. Mengamati, mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan d. Mengamati, mengidentifikasi, mengumpulkan informasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan 4. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi kedalam kegiatan... a. Pengayaan dan remedial b. Pendahuluan, inti dan remedial c. Pendahuluan, inti, dan penutup d. Pendahuluan, pengayaan, remedial 5. Strategi pembelajaran remedial dilakukan setelah guru melakukan... a. Penilaian b. Pengkajian silabus c. Perumusan indikator d. Penentuan alokasi waktu F. Rangkuman RPP disusun berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun Format penyusunan RPP sesuati permendikbud nomor 103 Tahun merupakan ketentuan minimal, sehingga masih dapat dikembangkan asal pengembangan tidak bertentangan dengan komponen yang sudah ada atau menghilangkan makna RPP itu sendiri. 251

264 Kegiatan Pembelajaran 16 RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 16 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 16. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJmmllllh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 17, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 16, terutama yang belum dikuasai. 252

265 Kegiatan Pembelajaran 17 Kebutuhan Media Pembelajaran PPKn Smp PPKn SMP KK D A. Tujuan 1. Dengan mencermati Rumusan Kompetensi Dasar (KD) peserta diklat mampu menjelaskan karakteristik tuntutan pesan yang harus disampaikan dalam pembelajaran PPKn SMP dengan tepat. 2. Dengan tugas kelompok mencermati karakteristik KD, peserta diklat dapat melakukan organisasi materi Pembelajaran PPKn dengan tepat. 3. Dengan tugas kelompok mencermati organisasi materi tuntutan KD, peserta diklat dapat mengidentifikasi pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 4. Dengan berdiskusi tentang materi dan pengalaman belajar peserta diklat mampu memberikan alternatif media pembelajaran PPKn SMP dengan tepat. 5. Dengan berdiskusi menguji keunggulan alternatif media PPKn SMP, peserta diklat dapat memilih media yang dipandang cocok untuk pembelajaran PPKn SMP dengan tepat. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan tuntutan pesan kompetensi dasar (KD) PPKn SMP PPKn 2. Mengorganisasi materi pembelajaran PPKn 3. Mengidentifikasi pengalaman belajar siswa dalam pembelajaran PPKn 4. Menentukan alternatif media pembelajaran PPKn SMP 5. Menentukan pilihan media pembelajaran PPKn SMP C. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1 1. Analisis Kompetensi Dasar (KD) PPKn SMP Media pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pada tuntutan Komptensi Dasar (KD) memiliki tuntutan pesan materi tersendiri yang berbeda 253

266 Kegiatan Pembelajaran 17 dengan tuntutan (KD) yang lain dalam lingkup kurikulum mata pelajaran yang sama. Itulah sebabnya, mengkaji Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PPKn dengan memperhatikan dan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal berikut (Al-Hakim, 2010): a. Perhatikan karakteristik kompetensi dasar termasuk ranah apa? Apakah termasuk sikap religius, sikap sosial, pengetahuan, atau pengetahuan? b. Perhatikan kata kunci substansi yang terkandung dalam Komptensi Dasar (KD), misalnya kata kunci substansi tentang Pancasila, UUDNRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika atau Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Analisis materi pembelajaran PPKn SMP Pengembagan media harus memperhatikan karakteristik sekaligus cakupan pesan dalam materi pembelajaran (Al-Hakim, 2010). Di samping itu, konsep dan lingkup media dalam arti sempit juga mencakup bahan atau materi pembelajaran. Bahan pembelajaran ibarat menu' yang harus disajikan oleh guru kepada siswa dalam komunikasi belajar mengajar. Akurasi bahan pembelajaran dapat digunakan menditeksi, apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan diperkirakan telah tercapai atau belum. Dengan kata lain, bahan pembelajaran mengandung segala pesan yang digunakan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Ada beberapa strategi yang ditempuh oleh guru dalam penguasaan bahan pembelajaran, antara lain: (1) melakukan observasi dan identifikasi buku ajar dan bahan cetak lainnya yang dipandang mendukung pencapaian tujuan; (2) menganalisis buku ajar dan bahan cetak lainnya, yang disesuaikan dengan karaktenstik tujuan pembelajaran; (3) mengorganisasikan bahan pembelajaran dengan pendekatan sistematis, komprehensif (menyeluruh) dan integral (menyatu); (4) mengeksplorasimateri pembelajaran dengan menggunakan pendekatan empirik dan kontekstual, baik yang mempertimbangkan latar geografis (tempat, daerah) maupun latar sosial-kulturalnya (sosial-budaya). 3. Analisis pengalaman belajar PPKn SMP Pengalaman belajar merupakan penanda indikator pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang 254

267 PPKn SMP KK D mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pengalaman dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Yang lebih lagi, indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian (Al-Hakim, 2010). Analisis pengalaman harus menggambarkan bagaimana siswa melakukan kinerja pembelajarannya sesuai dengan tuntutan belajar yang mereka alami. Dalam kaitan ini, pengembangan media menjadi satu hal yang penting, terutama digunakan sabagai saluran tranformasi pesan dan terjabar dengan jelas dalam perilaku belajar siswa. Dalam konteks ini pula, setiap (KD) dijabarkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua). Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam (KD) maupun (SK). Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (urgensi), kesinambungan (kontinuitas), kesesuaian (relevansi) dan kontekstual. Keseluruhan indikator dalam satu (KD) merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap,berpikir, dan bertindak secara konsisten. 4. Alternatif media pembelajaran PPKn SMP 1. Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan pada aspek pengetahuan, yaitu menggali definisi sebuah konsep dan hakekat warga negara; kita dapat menggunakan media, antara lain: a. Buku teks, dokumen konstitusi, undang-undang dan media cetak lainnya; b. Media grafis, seperti gambar, bagan, sketsa dan sebagainya; c. Media audio dan visual, serta gabungan keduanya; d. Media display (papan tulis, flanel, majalah dinding), dan sebagainya. e. Media sumber, misalnya berkunjung ke dinas, pemerintah desa/kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, nasional; dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya; 255

268 Kegiatan Pembelajaran Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan dalam melatih keterampilan siswa untuk memposisikan diri dan bersikap dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam serta mampu menghormati keragaman budaya, suku dan agama, kita bisa menggunakan media, antara lain: a. Peta kepulauan Nusantara; b. Gambar aneka budaya yang berada di wilayah nusantara; c. Simulasi tentang dialog antar Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA); d. Berkunjung ke daerah-daerah dengan mengenal potensi budayanya; e. Ceritera Fiktif, misalnya Pak Blando Yang Egois (Buku PKn Suparlan Al Hakim, dkk). f. Model menggalang dompet amal, untuk musibah Bencana Alam; g. Lagu Bhinneka Tunggal Ika (Syair: Thalib); h. Budaya Tembang Macapat, (untuk daerah Jawa, dan daerah lain menyesuaikan energi budaya lokal daerahnya); i. Klipping koran, majalah tentang pertentangan SARA; bentrok remaja, perkelaihan pelajara, dan sebagainya. 3. Apabila tujuan pembelajaran diarahkan kemampuan siswa untuk menganalisis pada pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (konstitusi, pemerintah, parlemen, dan peradilan), maka kita dapat menggunakan media pembelajaran, antara lain: a. Buku teks dan dokumen Konstitusi (UUD 1945 hasil Amandemen); b. Foto/gambar Presiden, wakil Presiden dan Menteri Kabinet; c. Lagu Susan Punya Cita-Cita (Syair: Ria Enes); d. Undang-undang Pemilihan Umum; e. Lagu/Mars Pemilihan Umum (Syair: Mochtar Embut); f. Berkunjung ke DPRD II, I atau DPR Pusat; g. Bagan susunan peradilan di Indonesia; h. Puisi, misalnya Aku dan Hukum (oleh Suparlan Al Hakim); i. Media sumber : Kunjungan Praktik Peradilan; j. Klipping, tentang kasus Hakim Suap; Terdakwa Bernyanyi di Peradilan, dan kasus Masyarakat Menyuap Hakim; kasus main hakim sendiri, dan sebagainya; k. Observasi ketaatan dan pelanggaraan terhadap peraturan lalu-lintas; 256

269 PPKn SMP KK D l. Mengundang tokoh untuk bercerita tentang pengalaman ketokohannya. 4. Apabila tujuan pembelajaran diarahkan dalam memberikan kemampuan siswa untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar Pancasila, UUDNRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara serta mencintai tanah airnya, kita bisa menggunakan media antara lain adalah: a. Materi tentang pengamalan nilai-nilai dasar Pancasila, misalnya bisa menggunakan media: Ceritera tentang keagungan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Causa Prima (penyebab pertama dari segala sesuatu yang ada); Ceritera tentang kebiadaban dan keberadaban manusia; Lagu Dari Sabang Sampai Merauke; Satu Nusa-Satu Bangsa, Lagu Wawasan Nusantara, dan sebagainya; Ceritera fiktif Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Jatuh, Falsafah Sapu Lidi, dan Warisan Sang Pahlawan ; dan sebagainya; Ceritera pewayangan tentang Keangkara Murkaan dan Kebaikan ; Media Tembang Macapat Dhandhanggula suatu alternatif teknik pembudayaan nilai-nilai Pancasila (oleh Suparlan Al Hakim, Lab PKn UM Malang). Puisi, misalnya Rahasia Tangan Kanan (Suparlan Al-Hakim), dan bisa digali puisi lain yang bernuansa nilai-nilai etika Pancasila dan Budi Pekerti; atau Bapak/Ibu bisa membuat sendiri atau bersama anak-anak membuat puisi! b. Materi UUD Republik Indonesia, misalnya bisa menggunakan media: Buku teks, tentang sejarah perumusan UUD 1945; Bagan tentang unsur-unsur konstitusi Indonesia (UUD 1945); Dokumen UUD 1945 (hasil Amandemen); dan sebagainya. c. Materi Negara Repubik Indonesia sebagai negara yang berkedaulatan rakyat, bisa menggunakan media, antara lain: Teks Proklamasi 17 Agustus 1945; Gambar Lambang Negara Garuda Pancasila ; Lagu Gebyar-gebyar (Syair: Gombloh); 257

270 Kegiatan Pembelajaran 17 Undang-undang Pemilihan Umum; Lagu/Mars Pemilihan Umum (Syair: Mochtar Embut); Badan penyalur aspirasi, misalnya OSIS, Dewan Sekolah, RT, RW, BPD/LPMK, DPRD, DPR Pusat dan MPR; Berkunjung dan mengamati sidang-sidang yang dilaksanakan di DPRD II, I atau DPR Pusat; dan sebagainya. 5. Media Terpilih untuk digunakan dalam pembelajaran PPKn Untuk menentukan media pembelajaran terpilih dalam pembelajaran PPKn, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, mempersandingkan ragam media yang dimungkinkan sebagai alternatif, sebagaimana diidentifikasi pada uraian materi (4) Alternatif media pembelajaran PPKn. Kedua, menangkap keakurasian pesan yang terkandung pada masing-masing alternative media yang ada. Ketiga, menguji keunggulan dan kekurangan pesan yang terdeskripsikan dari media alternatif. Keempat, terakhir menetapkan dan menggunakan media pemelajaran terpilih dalam pembelajaran PPKn, sesuai dengan kronologis penggunaan media dalam proses (scenario) yang ditetapkan. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 17 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 258

271 PPKn SMP KK D 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 17.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 259

272 Kegiatan Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP, maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP. b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus (LK 17.1) yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 17.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 260

273 PPKn SMP KK D E. Latihan/Kasus/Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Melakukan analisis kebutuhan media LK 17.1 Analisis kebutuhan media Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP 3. Buatlah analisis kebutuhan media ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan berikut! KD: Kelas IX SMP: 2.2. Menghargai Hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan kedamaian. Berdasarkan rumusan KD tersebut, diskusikan dengan teman sekelompok Anda berapa persoalan berikut! 1. Identifikasi, tuntutan pesan apa yang dapat ditangkap dari KD itu? 2. Alternatif kebutuhan media apa saja untuk menyampaian pesan dari KD tersebut! Hasil analisis : 261

274 Kegiatan Pembelajaran 17 AKTIVITAS : Membuat media pembelajaran sesuai kebutuhan LK 17.2 Langkah-langkah pembuatan/pemilihan media pembelajaran Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang Kebutuhan Media Pembelajaran PPKN SMP 3. Pilihlah salah satu topik materi kelas 7 4. Buatlah/pilihlah media yang sesuai dengan topik materi yang Saudara lalu tuangkan langkah-langkah pembuatan/pemilihan media tersebut ke dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara Kompetensi Dasar : Indikator Pencapaian Kompetensi : Topik/Sub Topik : Langkah-langkah pembuatan/pemilihan media pembelajaran 262

275 PPKn SMP KK D 2. Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan pada tuntutan... a. Indikator b. Kompetensi Inti c. Kompetensi Dasar d. Tujuan Pembelajaran 2. Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan dalam melatih keterampilan siswa untuk memposisikan diri dan bersikap dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam serta mampu menghormati keragaman budaya, suku dan agama, maka media yang cocok digunakan adalah... a. Dokumen konstitusi b. Peta kepulauan Nusantara c. Undang-Undang Pemilihan Umum d. Bagan tentang unsur-unsur konstitusi Indonesia 3. Klipping, tentang kasus Hakim Suap; Terdakwa Bernyanyi di Peradilan, dan kasus Masyarakat Menyuap Hakim; kasus main hakim sendiri adalah contoh media yang digunakan bila tujuan pembelajaran diarahkan dalam memberikan kemampuan siswa untuk... a. menggali definisi sebuah konsep dan hakekat warga negara b. menganalisis pada pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara c. memposisikan diri dan bersikap dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam d. berpegang teguh pada nilai-nilai dasar Pancasila, UUDNRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara 4. Untuk materi Negara Repubik Indonesia sebagai negara yang berkedaulatan rakyat, maka media yang cocok digunakan adalah... a. Gambar Lambang Negara Garuda Pancasila ; b. Ceritera pewayangan tentang Keangkara Murkaan dan Kebaikan ; c. Lagu Susan Punya Cita-Cita d. majalah tentang pertentangan SARA 5. Yang bukan termasuk kedalam hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam menentukan media terpilih adalah

276 Kegiatan Pembelajaran 17 a. Memilih media yang memiliki teknologi canggih b. mempersandingkan ragam media yang dimungkinkan sebagai alternatif c. menguji keunggulan dan kekurangan pesan yang terdeskripsikan dari media alternatif d. menangkap keakurasian pesan yang terkandung pada masing-masing alternative media yang ada F. Rangkuman Berdasarkan uraian materi, dapat dikristalkan dalam rangkuman sebagai berikut. 1. Analisis Kompetensi Dasar (KD) PPKn SMP. Media pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pada tuntutan Komptensi Dasar (KD) memiliki tuntutan pesan materi tersendiri yang berbeda dengan tuntutan (KD) yang lain dalam lingkup kurikulum mata pelajaran yang sama. 2. Analisis materi pembelajaran PPKn SMP. Pengembangan media harus memperhatikan karakteristik sekaligus cakupan pesan dalam materi pembelajaran. 3. Analisis pengalaman belajar PPKn SMP Pengalaman belajar merupakan penanda indikator pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Analisis Alternatif media pembelajaran PPKn SMP Alternatif pemilihan media, harus disesuai dengan karakteristik KD, materi pembelajaran dan tuntutan tujuan pembelajaran. 5. Media Terpilih untuk digunakan dalam pembelajaran PPKn Untuk menentukan media pembelajaran terpilih dalam pembelajaran PPKn, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.pertama, mempersandingkan ragam media yang dimungkinkan sebagai alternative; Kedua, menangkap keakurasian pesan yang terkandung pada masing-masing alternative media yang ada; Ketiga, menguji keunggulan dan kekurangan pesan yang terdeskripsikan dari media alternative; Keempat, terakhir menetapkan dan menggunakan media pemelajaran terpilih dalam pembelajaran PPKn 264

277 PPKn SMP KK D G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 17 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 17. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 18, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 17, terutama yang belum dikuasai. 265

278 266 Kegiatan Pembelajaran 17

279 Kegiatan Pembelajaran 18 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PPKn SMP KK D A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas dengan benar. 2. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menemukan alternatif pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas secara benar 3. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu merumuskan hipotesis tindakan dalam peneltian tindakan kelas (PTK( secara benar 4. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun indikator pencapaian hasil pada penlitian tindakan kelas dengan benar 5. Dengan membaca modul diklat dan diskusi serta kerja kelompok peserta didik mampu menyusun instrumen pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dengan benar. B. IndikatorPencapaianKompetensi Indikator pencapaian kompetensi yang dicapai oeh peserta diklat adalah: 1. Peserta diklat mampu merumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas. 2. Peserta diklat mampu menemukan alternatif pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas. 3. Peserta diklat mampu merumuskan hipotesis tindakan dalam peneltian tindakan kelas (PTK). 4. Peserta diklat mampu menyusun indikator pencapaian hasil pada penlitian tindakan kelas. 5. Peserta didik mampu menyusun instrumen pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK). 267

280 Kegiatan Pembelajaran 18 C. UraianMateri Pembelajaran : Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi penelitian tindakan kelas, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah Langkah-langkah perencanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: a. Penetapan fokus permasalahan PTK diawali dari munculnya suatu masalah dalam pembelajaran. Masalah adalah kesenjangan antara teori dan realitas atau kesenjarangan antara idealisme dan realitas. Masalah ini kemudian dikaji, diamati, dan dicermati yang dikenal dengan identifikasi masalah. Dari sejumlah masalah, kemudian dipilih dan dipilah yang menjadi masalah utama pembelajaran atau fokus masalah. Permasalahnnya bagaimana merumuskan masalah. Menurut Sukarnyana, 2002, sebagai berikut: 1. masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak memiliki makna ganda. 2. Masalah penelitian dapat dituangkan dalam kalimat tanya 3. Rumusan masalah umumnya hanya menunjukan dua variabel atau lebih; 4. Rumusan masalah telah menunjukkan secara eksplisit subyek dan atau lokasi penelitian. Contoh rumusan masalah Apakah penerapan kooperatif learning tteknik think paire and share berbantun kartu Talking Chip mampu meningkatkan hasil belajar memahami aturan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi siswa kelas VII-F SMP Negeri 1 Kencakapura Kab. Alengka Tahun 2015? Masalah ibarat penyakit yang harus disembuhkan. Obat penyembuhnya harus betul-betul tepat. Oleh karena hasil analisis masalah sangat menentukan keberhasilan tindakan. Obat penyembuh dimaksud adalah tindakan. Misalnya fokus masalahnya hasil belajar terhadap materi memahami aturan hukum 268

281 PPKn SMP KK D menurun, maka dikaji dahulu penyebabnya menurunnya hasil belajar. Mungkin metode guru kurang tepat, guru mengajar terlalu mendominasi, sajian kurang menarik dsb. Setelah ditemukan faktor utama penyebab menurun hasil belajar karena sajian kurang menarik, karena guru ceramah, guru mendominasi kegiatan pembelajaran, maka tindakan guru adalah penggunaan media pembelajaran dan proses pembelajaran lebih terpusat pada peserta didik, seperti pembelajaran kooperatif dengan segala modelnya, pembelajaran konstektual, sehingga rumusan masalah bisa Apakah penerapan pembelajaran kooperatif model think paire and share berbantuan media kartu talking chip mampu meningkatkan hasil belajar memahami aturan hukum bagi peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 Kencakapura Kab Alengka Tahun 2015?.. Judul penelitian tindakan kelas bisa Upaya meningkatkan hasil belajar memahami aturan hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknik Think Paire Share berbantuan media kartu Talking Chip Bagi Peserta Didik Kelas VII-B SMP Negeri I Banjararum Kab. Alengka Tahun b. Alternatif Tindakan. Alternatif tindakan, adalah alternatifk pemecahan masalah yang dihadapi. Banyak alternatif tindakan yang bisa digunakan. Namun bila dari beberapa alternatif tindakan tidak tepat, maka akan berdampak kegagalan tindakan. Oleh karena itu hasil penentuan masalah menjadi faktor utama. Berdasarkan contoh di atas, alternatif tindakan yang paling tepat adalah penerapan pembelajaran kooperatif model think paire and share berbantun media kartu talking chip. c. Hipotesis Tindakan. Secara umum kata hipotesis adalah dugaan yang beralasan atau jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan (Sukarnyata, 2002). Dalam kegiatan inilah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dipecahkan haruslah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Oleh karena itu sebelum mengajukan hipotesis tindakan, peneliti harus mengkaji dahulu teori-teori, hasil-hasil penelitian, dan pendapat para ahli yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian hipotesis tidak boleh dirumuskan secara asal-asalan. 269

282 Kegiatan Pembelajaran 18 Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian-pengkajian dari berbagai sumber. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun demikian tetap merupakan kebenaran yang masih lemah (hipo = di bawah; tesis = kebenaran) atau jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan, karena belum diuji secara empirik. Berdasarkan contoh di atas, maka hipotesis tindakan adalah Penerapan pembelajaran kooperatif model think paire and share berbantuan media kartu talking chip dapat meningkatkan hasil belajar memahami aturan hukum bagi peserta didik kelas VII-B SMP Negeri I Kecakapura Kab. Alengka Tahun d. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Hasil PTK Indikator pencapaian kompetensi PTK atau indikator kinerja, pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan yang diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud. Kriteria indikator pencapaian kompetensi hasil tindakan, bisa berupa kriteria ketuntasan minimal (KKM) kalau itu data kuantitatif, dengan dengan katagori, sangat baik, baik, cukup dan kurang, atau sangat meningkat, meningkat, cukup meningkat, kurang meningkat, sangat aktif, aktif, cuku aktif, kurang aktif, dan sebagainya. Setiap penentuan karagori ini harus ada deskriptor/rubrik yang memberikan ciri-ciri dari masing-masing katagori tersebut. Dari contoh di atas, maka indikator pencapaian kompetensi apabila mencapai KKM pemahaman terhadap aturan hukum yang ditetapkan peneliti setelah melalui tes. e. Penyusunan Instrumen Pengumpulan data tindakan. Pengertian Instrumen Penelitian Tindakan Kelas Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen atau alat tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah 270

283 PPKn SMP KK D pembelajaran yang memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang diharapkan. Karena sebuah penelitian memerlukan data-data empiris Ciri khas dari Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pengamatan yang melibatkan peran serta seorang guru, dimana seorang guru selain mengajar juga melakukan penelitian. Guru sebagai penentu skenario penelitian, bertindak sebagai instrumen pokok atau kunci dalam Penelitian Tindakan Kelas dan berpartisipasi penuh dalam pengumpulan data. Sehingga instrumen lain hanya menjadi instrumen penunjang. Teknik pengumpulan data dilaksanakan guru ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, namun tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran, karena guru dalam konteks PTK berperan ganda sebagai pengajar dan peneliti. Dengan demikian instrumen yang mungkin digunakan adalah pengamatan dan observasi terstruktur Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Data hasil tindakan dikumpulkan dengan suatu alat yang disebut instrumen. Instrumun akan menentukan peroleh data yang dikumpulkan oleh karena dalam pemilihan instrumen penllitian tindakan kelas harus tepat. Menurut jenis bisa tes dan non tes atau data kuantitatif dan kualitatif. Jenis instrumen tes meliputi pilihan ganda, tes uraian, tes kemapuan lainnya. Sedangkan non tes berupa observasi/pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan tidak langsung, pengamatan yang dilakukan melalui pihak lain, bukan peneliti itu sendiri. Tentu walaupun pengamatan, harus ada instrument pengamatan. Data yang masuk lewat insttrumen pengumpulan data kemudian dianalisis, dikelompok-kelompok berdasarkan tes dan non tes. Langkah selanjutnya data di oleh, maka dihasilkan hasil pengolahan data, untuk diinterpretasikan 271

284 Kegiatan Pembelajaran 18 D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 18 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan Pendahuluan a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas (LK 18.1) sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok. 2) Kegiatan Inti a. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. b. Penyampaian hasil diskusi; 272

285 PPKn SMP KK D c. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 3) Kegiatan Penutup a. Menyimpulkan hasil pembelajaran b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut 2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka Peserta perlu mengikuti aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh Instruktur sebagai berikut. 1) Kegiatan In 1 a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras(mandiri) memahami terhadap materi modul e. Berdiskusi bersama tentang Latihan/ kasus LK 18.1 yang telah disediakan 2) Kegiatan On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK 18.2) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK yang ada. 3) Kegiatan In 2 a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil 273

286 Kegiatan Pembelajaran 18 pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain c. Menyimpulkan hasil pembelajaran d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut E. Latihan/ Kasus /Tugas Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas serta mengerjakan tugas diskusi yang diberikan pada kegiatan belajar, kini tiba saatnya anda meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. 1. Lembar Kerja AKTIVITAS : Menguraikan langkah-langkah perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) LK 18.1 Langkah-langkah perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi perencanaan penelitian tindakan kelas(ptk) 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) 3. Buatlah uraian langkah-langkah dalam proses perencanaan penelitian tindakan kelas ke dalam tabel Presentasikan hasil diskusi tiap kelompok. No. Langkah-langkah perencanaan PTK Penjelasan

287 PPKn SMP KK D AKTIVITAS : Membuat perencanaan penelitian tindakan kelas LK 18.2 Perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) 2. Carilah dari berbagai sumber dan media yang relevan tentang perencanaan penelitian tindakan kelas (PTK) 3. Jawablah pertanyaan yang disediakan dalam tabel Presentasikan hasil kerja Saudara 1. Buatlah rumuskan masalah dalam penelitian tindakan kelas dengan benar. 2. Tentukan alternatif pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas secara benar 3. Rumuskanlah hipotesis tindakan dalam peneltian tindakan kelas (PTK) secara benar 4. Susunlah indikator pencapaian hasil pada penlitian tindakan kelas 5. Susunlah instrumen pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK)

288 Kegiatan Pembelajaran Tes Formatif AKTIVITAS : Mengerjakan Tes Formatif 1. Perumusan masalah dalam perencanaan PTK yang baik adalah... a. rumusan masalah memiliki makna ganda b. masalah penelitian dirumuskan secara jelas c. rumusan masalah memuat satu variabel d. masalah penelitian dirumuskan dari teori 2. Alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian disebut... a. Metode penelitian b. Skenario penelitian c. Hipotesis penelitian d. Instrumen penelitian 3. Suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah pembelajaran yang memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang diharapkan disebut... a. Penelitian Tindakan Kelas b. Karya Tulis Ilmiah c. Jurnal Ilmiah d. Simposium 4. Dugaan yang beralasan atau jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan disebut... a. Rumusan masalah b. Hipotesis penelitian c. Instrumen penelitian d. Alternatif tindakan 5. Instrumen yang mungkin digunakan pada penelitian tindakan kelas oleh guru adalah... a. Pengamatan b. Wawancara c. Survey d. Tes 276

289 PPKn SMP KK D F. Rangkuman Rumusan masalah dalam PTK harus benar-benar fokus terhadap masalah tertentu yang spesifik. Artinya masalah tersebut dapat dipecahkan dan dapat diukur pemecahan masalah. Tindakan pemecahan masalah yang dilakukan harus benar-benar pilihan tindakan yang paling tepat. Seumpama tindakan adalah obat maka obat tersebut harus benar-benar tepat, sehingga dapat menyembuhkan sakit (masalah) yang timbul. Untuk meyakinkan tindakan yang dilakukan, harus ada jawaban sementara untuk memecahkan masalah yang disebut hipotesis tindakan.indikator pencapaian kompetensi harus ditunjukan oleh kriteria pencapaian kompetensi. Indikator dikumpulkan melalui instrumen penelitian. 277

290 Kegiatan Pembelajaran 18 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 18 ini, Bapak/Ibu secara otomatis telah mempelajari nilai-nilai pendidikan karakter yang telah terinfus dalam materi dan aktivitas pembelajaran. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong dan Integritas. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 18. TTTTTTTTTTTTTT pppppppppppppppppppp = JJJJJJJJJJh jjjjjjjjjjjjjj bbbbbbbbbb xx 100% JJJJJJJJJJh ssssssss Arti tingkat penguasaan: % = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat telah menyelesaikan modul ini, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 18, terutama yang belum dikuasai. 278

291 PPKn SMP KK D Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 1 Tes Formatif : 1. A. Harkat dan martabat seseorang 2. C. Berpikir, bertindak dan merasakan dalam situasi yang berbeda-beda 3. A. Tindakan seseorang dalam situasi tertentu 4. A. Moral 5. B. Kemampuan bersikap dan berlaku disiplin Kegiatan Pembelajaran 2 Tes Formatif : 1. C. Nilai yang berasal dari budaya atau kultur bangsa Indonesia 2. D. Sebagai pemberi arah pada perilaku masyarakat Indonesia 3. A. Sebagai pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi 4. A. Semangat gotong royong dan asas kekeluargaan 5. C. Tenggang rasa Kegiatan Pembelajaran 3 Tes Formatif : 1. D. Persepsi dan sikap yang wajar terhadap Pancasila 2. D. Sikap dan tingkah laku bangsa 3. D. Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila 4. A. Komunis 5. A. Alat pemersatu bangsa Kegiatan Pembelajaran 4 Tes Formatif : 1. A. Agresi militer 2. C. Terpimpin 3. D D. Keadaan yang tidak menentu di bidang politik, ekonomi maupun keamanan 5. C. Pancasila hanya sebatas retorika politik saja 279

292 Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 5 Tes Formatif : 1. C. Republik berkedaulatan Rakyat 2. D. Peri Kemanusiaan dan Peri Keadilan 3. A. Perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai tingkat yang menentukan 4. B. Keinginan luhur bangsa Indonesia supaya berkehidupan yang bebas 5. D. Alinea keempat Kegiatan Pembelajaran 6 Tes Formatif : 1. B. membeda-bedakan teman pergaulan 2. C. Masyarakat 3. A. Melakukan demontrasi kepada senua lembaga negara 4. B. Hukum 5. A. Politik Kegiatan Pembelajaran 7 Tes Formatif : 1. A. Kepolisian 2. D. KPK 3. A. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 4. B. Lembaga Bantuan Hukum 5. A. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perlindungan HAM Kegiatan Pembelajaran 8 Tes Formatif : 1. A. Kesopanan 2. A. Mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat 3. B. Pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan 4. A. Keyakinan dalam hati 5. B. Kesadaran terhadap norma Kegiatan Pembelajaran 9 Tes Formatif : 1. B. Pengadilan Agama 2. C. Mahkamah Agung 3. B. Unsur-unsur peradilan 280

293 PPKn SMP KK D 4. A. Hukum 5. A. Pasal 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 Kegiatan Pembelajaran 10 Tes Formatif : 1. B. Kerjasama 2. B. Kepentingan bersama 3. C. Joint venture 4. C. Kerukunan antar umat beragama yang berbeda 5. D. Koalisi Kegiatan Pembelajaran 11 Tes Formatif : 1. A. Perasaan senasib dan sepenanggungan 2. C. Republik 3. A. Rakyat yang memegang kedaulatan dan kekuasaan 4. B. Negara yang merdeka dan berdaulat 5. B. Membanggakan budaya daerahnya sendiri Kegiatan Pembelajaran 12 Tes Formatif : 1. A. 1 dan 2 2. B. Rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia 3. D. Bebas 4. B. Rela berkorban 5. D. Kepentingan bangsa dan negara Kegiatan Pembelajaran 13 Tes Formatif : 1. C. Langsung 2. D. Mengumpulkan informasi 3. A. Menalar 4. C. Setiap kelompok belajar kecil (terdiri 4 orang) untuk menyajikan hasil kerjanya di depan kelas 5. B. Mengamati Kegiatan Pembelajaran 14 Tes Formatif : 1. D. Karakteristik kemampuan peserta didik 281

294 Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas 2. D. 3 dan 4 3. B. Pelacakan isu media massa 4. A. Debat pro dan kontra 5. A. Kompetensi yang dicapai yang ditandai sejumlah indikator Kegiatan Pembelajaran 15 Tes Formatif : 1. A. Indikator 2. A. Tes 3. D. Pedoman dalam mengembangkan soal 4. A. Terpadu 5. C. Kisi-kisi untuk setiap semester Kegiatan Pembelajaran 16 Tes Formatif : 1. B. Diukur dan diamati 2. A. Indikator 3. A. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan 4. C. Pendahuluan, inti, dan penutup 5. A. Penilaian Kegiatan Pembelajaran 17 Tes Formatif : 1. C. Kompetensi Dasar 2. B. Peta kepulauan Nusantara 3. B. menganalisis pada pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara 4. A. Gambar Lambang Negara Garuda Pancasila ; 5. A Memilih media yang memiliki teknologi canggih Kegiatan Pembelajaran 18 Tes Formatif : 1. B. masalah penelitian dirumuskan secara jelas 2. D. Instrumen Penelitian 3. A. Penelitian Tindakan Kelas 4. B. Hipotesis Penelitian 5. A. Pengamatan 282

295 PPKn SMP KK D Evaluasi Petunjuk Umum: a. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas. b. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi Profesional. dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogik Jawablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal. c. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah huruf yang telah diberi tanda silang. d. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar soal diserahkan kepada pengawas. e. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek. Petunjuk Pengerjaan: a. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk jawaban salah). b. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf (A), (B), (C), atau (D) di lembar jawaban. 283

296 Evaluasi 1. Yang merupakan ukuran dari suatu nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia adalah... a. Moral b. Nilai Moral c. Sikap Moral d. PerilakuMoral 2. Pancasila sebagai sebuah dasar negara memuat sebuah nilai dasar, yakni... a. nilai yang terwujud dalam kehidupan sosial masyarakat b. nilai yang terwujud dalam kehidupan hukum pemerintahan c. nilai yang berasal dari budaya atau kultur bangsa Indonesia d. nilai yang tercermin dalam setiap kehidupan nyata rakyat Indonesia 3. Maraknya konflik yang bernuansa agama, tawuran pelajar, tawuran mahasiswa, kekerasan, korupsi, kemiskinan menunjukkan telah memudarnya Pancasila sebagai kepribadian nasional Indonesia yakni terwujud dalam... a. sifat keluhuran budi bangsa b. sikap dan tingkah laku bangsa c. sifat ramah tamah bangsa d. sifat-sifat utama bangsa 4. Pada era orde lama Pancasila sebagai dasar negara yang secara yuridis konstitusional diakui, namun dalam pelaksanaannya sebagai a. alat pemersatu bangsa b. kepribadian bangsa c. identitas nasional d. sumber hukum 5. Pelaksanaan UUD NRI pada masa orde baru belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen, hal ini disebabkan karena... a. Pemerintahan dicemari oleh KKN b. Terjadi penyelewengan pada UUD 1945 c. Kondisi lembaga negara belum tertata dengan baik d. Keadaan yang tidak menentu di bidang politik, ekonomi maupun keamanan 284

297 PPKn SMP KK D 6. Ikut berpartisipasi memberikan suara pada saat pemilihan umum merupakan sikap positif dalam bidang... a. Politik b. Hukum c. Sosial budaya d. Pertahanan keamanan 7. Melakukan pengamanan dan penyelidikan terhadap setiap berkas perkara pelanggaran HAM yang masuk merupakan tugas dari lembaga perlindungan HAM, yaitu... a. Kepolisian b. Kejaksaan c. Komnas HAM d. Pengadilan HAM 8. Sanksi yang didapat akibat melanggar norma kesusilaan adalah... a. Mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat b. Pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan c. Dikucilkan oleh masyarakat adat d. Mendapat ancaman hukuman 9. Perhatikan pernyataan berikut ini : 1) Fungsi mengadili 2) Fungsi pengawasan 3) Fungsi pembinaan 4) Fungsi administratif 5) Fungsi nasehat Dari pernyataan diatas, lembaga peradilan yang memiliki kelima fungsi tersebut adalah... a. Pengadilan Negeri b. Pengadilan Agama c. Mahkamah Agung d. Mahkamah Militer 285

298 Evaluasi 10. Kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan disebut... a. Tawar menawar b. Joint Venture c. Kooptasi d. Koalisi 11. Persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari dua unsur sosial budaya masyarakat Indonesia, diantaranya yaitu... a. Perasaan senasib sepenanggungan b. Musyawarah mufakat c. Sifat Kekeluargaan d. Tenggang rasa 12. Dibawah ini sistematika : (1) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea (2) Batang Tubuh, terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan (3) Pasal-pasal, terdiri dari 21 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan tambahan (4) Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan pasal demi pasal Sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang lama adalah... a. 1,2,3 b. 2,3,4, c. 1,2,4 d. 1,3,4 13. Dibawah ini sistematika : (1) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea (2) Batang Tubuh, terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan (3) Pasal-pasal, terdiri dari 21 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan tambahan (4) Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan pasal demi pasal Sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen/ perubahan adalah

299 PPKn SMP KK D a. 2,3 b. 1,4, c. 2,4 d. 1,3 14. Makna alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menunjukkan bahwa bangsa Indonesia ingin menghapuskan penjajahan dengan segala bentuknya karena tidak sesuai dengan... a. Peri Kebangsaan dan PeriKemanusiaan b. Peri KeTuhanan dan Peri Kemanusiaan c. Peri Keadilan dan Peri kebangsaan d. Peri Kemanusiaan dan Peri Keadilan 15. Makna alinea kedua Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun a. perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai tingkat yang menentukan. b. perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan c. perjuangan bangsa Indonesia belum mencapai kemerdekaan. d. perjuangan bangsa Indonesia telah mendapatkan ijin Jepang 16. Susunan/ sistem pemerintahan menurut UUD 1945 dalam Pembukaan alinea 4 adalah... a. Republik b. Demokrasi Pancasila c. Republik berkedaulatan Rakyat d. Negara Hukum 17. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan nilai-nilai luhur yang tidak hanya diterima oleh bangsa Indonesia, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain di dunia oleh karenanya disebut... a. Universal b. Lestari c. Singkat d. Elastis 287

300 Evaluasi 18. Perhatikan pernyataan berikut : 1. Cinta tanah air 2. Rela berkorban 3. Toleransi 4. Perasaan senasib sepenanggungan Dari pernyataan diatas, yang termasuk nilai-nilai kesadaran bernegara adalah nomor... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 4 dan Pernyataan yang benar tentang negara persatuan adalah... a. berpusat pada negara lain b. negara yang merdeka dan berdaulat c. mempunyai dua pemerintahan d. terdiri dari beberapa pemerintahan daerah 20. Semangat kebangsaan yang tumbuh dalam diri warga negara Indonesia, ditandai dengan adanya sikap... a. Toleransi b. Rela berkorban c. Gotong royong d. Musyawarah mufakat 21. Perhatikan pernyataan berikut : 1) Guru membimbing peserta didik yang berpasang-pasangan untuk menemukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa sendiri. 2) Dari sumber belajar selanjutkan peserta didik memilih informasiinformasi yang dapat dijadikan rujukan untuk memecahkan pertanyaan tersebut. Dari pernyataan diatas menunjukkan langkah-langkah pembelajaran yaitu... a. Menanya b. Mengamati c. Mengkomunikasikan 288

301 PPKn SMP KK D d. Mengumpulkan informasi 22. Pemilihan model pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 harus mempertimbangkan... a. Suasana kelas b. Sifat/karakter guru c. Tingkat kemampuan guru d. Karakteristik kemampuan peserta didik 23. Perhatikan pernyataan berikut : 1. Partisipasi dalam asosiasi 2. Dialog mendalam dan berpikir kritis 3. Pengabdian kepada masyarakat 4. Kajian karakter ketokohan Dari pernyataan diatas, yang termasuk model pembelajaran yang didasarkan pada ranah sikap ditunjukkan nomor... a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 3 dan Perhatikan pernyataan berikut : 1. tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; 2. karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; 3. potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Pernyataan diatas adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan... a. Indikator b. Kompetensi Inti c. Kompetensi Dasar d. Materi Pembelajaran 25. Indikator pada KD berbunyi dapat menjelaskan pengertian HAM, maka instrumen penilaian yang tepat adalah... a. Tes b. Portofolio 289

302 Evaluasi c. Skala sikap d. Lembar pengamatan 26. RPP sebagai rancangan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada komponen a. materi ajar dan sumber belajar b. penilaian proses dan hasil belajar c. indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran d. metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran 27. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan pada tuntutan... a. Indikator b. Kompetensi Inti c. Kompetensi Dasar d. Tujuan Pembelajaran 28. Penggunaan media memiliki kelebihan pada kemampuan distributif artinya mampu... a. menampilkan kembali objek sesuai dengan berbagai keperluan pembelajaran b. menjelaskan materi yang luas dengan waktu yang relatif singkat c. mempercepat transfer pengetahuan dari guru kepada siswa d. menjangkau audien yang besar dengan satu kali penyajian 29. Perumusan masalah dalam perencanaan PTK yang baik adalah... a. rumusan masalah memiliki makna ganda b. masalah penelitian dirumuskan secara jelas c. rumusan masalah memuat satu variabel d. masalah penelitian dirumuskan dari teori 30. Dugaan yang beralasan atau jawaban sementara atas masalah yang hendak dipecahkan disebut... a. Rumusan masalah b. Hipotesis penelitian c. Instrumen penelitian d. Alternatif tindakan 290

303 PPKn SMP KK D Kunci Jawaban Evaluasi 1. A. Moral 2. C. Nilai yang berasal dari budaya atau kultur bangsa Indonesia 3. B. Sikap dan tingkah laku bangsa 4. A. Alat pemersatu bangsa 5. D. Keadaan yang tidak menentu di bidang politik, ekonomi maupun keamanan 6. A. Politik 7. A. Kepolisian 8. A. Mendapat cemooh atau celaan dari anggota masyarakat 9. B. Pengadilan agama 10. B. Joint venture 11. A. Perasaan senasib sepenanggungan 12. C. 1, 2, D. 1, D. Peri kemanusiaan dan peri keadilan 15. B. Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan 16. C. Republik berkedaulatan rakyat 17. A. universal 18. A. 1 dan B. Negara yang merdeka dan berdaulat 20. B. Rela berkorban 21. D. Mengumpulkan informasi 22. D. Karakteristik kemampuan peserta didik 23. D. 3 dan A. Indikator 25. A. Tes 26. D. Metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran 27. A. Indikator 28. D. Menjangkau audien yang besar dengan satu kali penyajian 29. B. Masalah penelitian dirumuskan secara jelas 30. B. Hipotesis Penelitian 291

304 292 Penutup

305 PPKn SMP KK D Penutup Demikianlah modul guru pembelajar kelompok kompetensi D bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP. Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta bermakna bagi para peserta didik. Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masingmasing Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul. 293

306 294 Penutup

307 PPKn SMP KK D Daftar Pustaka Purwa Hadiwardoyo, Drs.,MSF, 1990, Moral dan Permasalahannya,Yogyakarta: Kanisius Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Nilai, Norma, dan Moral; Jakarta: Aries Lima Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Notonagoro, Prof.,Dr., h.c.mr. Drs, 1980, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Djakarta: Pantjuran Tudjuh Juliardi, Budi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kaelan Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma 295

308 Daftar Pustaka Kaelan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kansil, C.S.T, dkk Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara Pranarka. A.M.W Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi Saksono, Ign. Gatut Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga Taniredja, Tukiran, dkk Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta Wahidin, Samsul Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia MPR RI Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal dan Ayat. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR 296

309 PPKn SMP KK D Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas 9 Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun Jakarta: Sinar Grafika Tim Penyusun 30 Tahun Indonesia Merdeka Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Balai Pustaka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Pancasila dan Kawarganegaraan SMP/MTS Kelas VII Majelis Permusyawaratan Rakyat,2012 Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Sekretariat Jenderal MPR RI Akbar, Patrialis Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun Jakarta: Sinar Grafika. Asshiddiqie, Jimly, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika. Budiarjo, Miriam Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gaffar, Afan Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar. Mas oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Yuda AR, Hanta Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Zoelva, Hamdan Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah Perubahan UUD Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia El-Muhtaj, Majda Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press Nasution, DR. Bahder Johan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju Nickel, James W Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka 297

310 Daftar Pustaka Utama Saraswati, LG Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press Sujatmoko, Andrey Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Tim Dosen PKn UPI Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang Darji Darmodiharjo, et al.1986; Nilai, Norma dan MoralJakarta: Aries Lima. Hartanti, Evi Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika Rahardjo, Satjipto Sosiologi Hukum, Perkembangan, Metode dan Pilihan Masalah Surakarta: UII Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum; Jakarta: CV Rajawali Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Ali, Mohammad Daud Hukum Islam. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Fadjar, Abdul Mukthie Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi. Konstitusi Press dan Media Press. Jakarta/Yogyakarta Mertokusumo, Sudikno Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Liberty. Yogyakarta. Pengadilan Militer II-08 Jakarta. Struktur Organisasi. Online. Diakses tanggal 1 Desember Rahardjo, Satjipto Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. Ali, M Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara

311 PPKn SMP KK D ?next_slideshow=1 kerjasama/ Al-Hakim. S Pendidikan Multikultural: Strategi Inovatif Pembelajaran Masyarakat Indonesia yang Pluralis-Multikultural. Malang. Inka Print Tatangan dan Permasalahan dalam Upaya Memeliihara Persatuan dan Kesatuan Bangsa. (Online), ( diakses tanggal 1 Desember Bagaimana Menjaga Komitmen Persatuan!. (Online), ( diakses tanggal 1 Desember 2015 Arsy Analisis Pancasila Sila Ke-3 persatuan Indonesia, (Online), ( persatuan_10.html), diakses tanggal 1 Desember 2015 Azra, Azyumardi Kemerdekaan dan Persatuan. (Online), (Http: n.persatuan?page=all), diakses tanggal 1 Desember 2015 Kaelan Pendidikan Pancasila. Yogjakarta: Paradigma Mulyana, Dedi Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dalam Multikulturalisme. Makalah Mata Kuliah Sosioantropoloogi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Rahmawati, Nia Memahami Makna Persatuan dan Kesatuan Indonesia. (Online), (Http: //obrolanpolitik.blogspot.co.id/2013/03/memahami-maknapersatuan-dan-kesatuan_14.html), diakses tanggal 1 Desember 2015 Sofyan, Syafran Implementasi Nilai-nilai Konstitusi dalam Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Jurnal Lemhannas edisi Januari 2012 Alfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang Geografi Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada University. idayat, I. Mardiyono, Hidayat I.(1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. 299

312 Daftar Pustaka Surabaya:Usaha Nasional.Hal Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta:Kuaternitaf Sumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal PPKn, 2014 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VII, Jakarta: Kemdikbud) (sbr:: Supandi, Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik, Tim Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Jakarta: Kemendikbud. Supandi, 2015, Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik,. Jakarta: Kemendikbud Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembalajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun

313 PPKn SMP KK D tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Pembelajaran. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah. Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Pendidikan Menengah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik, Tim Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Jakarta: Kemendikbud. Supandi, 2015, Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik,. Jakarta: 301

314 Daftar Pustaka Kemendikbud Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembalajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. AECT, (1977), The Definition of Educational Technology. Association For Educational Communication and Technology. Al-Hakim, S Media Pembelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Malang: Proyek OPF IKIP Malang. Al-Hakim, S Media Pembelajaran Berbasis Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila. Malang. UM Press. Al-Hakim, S Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Makalah Disajikan pada Workshop Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila (PNP) Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Guru Sekolah Dasar Di Jawa Timur. Batu, Tanggal 14 s/d 16 Nopember 2011 Depdiknas Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta. Musfiqon Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prestasi Pustaka. Pudjantoro, P Media Pembelajaran PPKn. Malang. Panitia Sertifikasi Guru 115. Sanjaya, W Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta, Penerbit Kecana. Sukarnyawa, 2002 Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang, Moleong, Lexy. J, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rajawali

315 PPKn SMP KK D Glosarium Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yg saling bertemu dan saling mempengaruhi; Proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dl suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, badan yang mempersiapkan terbentuknya NKRI Indikator perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran Kegiatan inti proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran terdiri atas pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup Kegiatan pendahuluan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Kegiatan penutup kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut Kompetensi kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara Merefleksi adalah mencerminkan: kata atau ucapan seseorang Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya, baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Pluralisme adalah keadaan masyarakat yg majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya); beraneka macam kebudayaan Sosio-politis adalah berhubungan dengan masyarakat yang bersifat politik. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar tertulis (basic law) konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini 303

316 304 Glosarium

317

318

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) IPS SMP KK J i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN PTK DALAM

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK: PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PENILAIAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI I PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PENILAIAN DALAM BK Direktorat

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK PESERTA

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: KURIKULUM

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I

KELOMPOK KOMPETENSI I MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL ` KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI F PEDAGOGIK: RANCANGAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

S , 4 ( S M P I

S , 4 ( S M P I PENYUSUN Drs. H.Haryono Adipurnomo (PPPPTK PKn DAN IPS) Gatot Malady, S.IP., M.Si. (PPPPTK PKn DAN IPS) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Magfirotun Nur Insani, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS)

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KEPALA SEKOLAH PPPPTK PENJAS BK 2017 DEFINISI PKB KS/M Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI D. PROFESIONAL Perkembangan Konsep PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI D. PROFESIONAL Perkembangan Konsep PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI D PROFESIONAL Perkembangan Konsep PPKn SMP PEDAGOGIK Penyusunan Saintifik & Instrumen Penilaian Serta

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK PROFESIONAL KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK PROFESIONAL KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Diri Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Publikasi Ilmiah Karya InovaLf Kedudukan Program Pengembangan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIOLOGI SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dr. Yeni Hendriani, M.Si. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

MODUL GURU PEMBELAJAR

MODUL GURU PEMBELAJAR MODUL GURU PEMBELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI I PROFESIONAL: PENGEMBANGAN IMPLEMENTAI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK: ANALISIS

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E PEDAGOGIK: PENILAIAN PROSES DAN HASIL

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pengantar PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A. Profesional Pengantar PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI A Profesional Pengantar PPKn SMP Pedagogik Dasar-dasar Perencanaan Pembelajaran, Penilaian, dan Penelitian

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: TEORI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI E. PROFESIONAL Nilai-Nilai Dalam PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI E. PROFESIONAL Nilai-Nilai Dalam PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI E PROFESIONAL Nilai-Nilai Dalam PPKn SMP PEDAGOGIK Penerapan Saintifik, Penilaian, dan Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP KEMENTERIAN AGAMA 2013 i Diterbitkan oleh: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian

Lebih terperinci

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6 KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Madrasah: MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IX Kurikulum : KTSP/2006 No Standar Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: TEORI

Lebih terperinci

MODUL PEMBINAAN KARIER GURU

MODUL PEMBINAAN KARIER GURU MODUL PEMBINAAN KARIER GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: ESENSI PELAYANAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK: MODEL

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI J

KELOMPOK KOMPETENSI J MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN FISIKA SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN Soni Sukendar, S.Pd., M.Si., M.T. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D PROFESIONAL: IMPLEMENTASI PELAYANAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 Struktur Modul Tatap Muka Kegiatan pelatihan 60 JP atau 100 JP dilaksanakan secara tatap muka antara peserta dan Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator.

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL. Dinamika Konseptual PPKn SMP

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN. MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL. Dinamika Konseptual PPKn SMP GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL Dinamika Konseptual PPKn SMP PEDAGOGIK Prosedur Saintifik dan Penilaian serta Penyusunan

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR PROFESIONAL KAJIAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN SEKOLAH DASAR

PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR PROFESIONAL KAJIAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN SEKOLAH DASAR MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan program pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, mengukur

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar

Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar PANDUAN DIKLAT INI TELAH Disusun Oleh: Staf Seksi Penyelenggaraan Erwin Danismaya, S.E., M.Ak Diverifikasi Oleh: Kepala Seksi Penyelenggaraan Dr. Yanto Permana, M.Pd. Divalidasi Oleh: Kepala Bidang Fastingkom

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: METODOLOGI PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR Penulis: Dr.

Lebih terperinci

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn SMP @ Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* PENDAHULUAN Standar Isi maupun SKL ( Lulusan) merupakan sebagian unsur yang ada dalam SNP (Standar Nasional

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, Maret 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, Maret 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIOLOGI SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PERKEMBANGAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK Dr. Elly Herliani,M.Phil., M.Si. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Modul Guru Pembelajar

Modul Guru Pembelajar Modul Guru Pembelajar MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK ESENSI PELAYANAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) Kompetensi Utama Standar. Kompetensi Guru Standar Isi Kognitif Bloom Indikator Esensial Kompetensi Inti Komp. Guru Mapel Standar Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci