DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU"

Transkripsi

1 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN DURASI PEMELA JARAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU : 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia 2. Membentuk kesadaran eksistensi dari peserta didik sebagai hamba Tuhan 3. Memiliki rohani yang sehat dan taat beribadat 4. Memahami konsep dan dapat menerapkan agama dalam kehidupan sehari-hari : Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran weda : HIN.A : menit 1. Menjelaskan dan menyebutkan struktur kodifikasi Weda dan melafalkan mantra, sloka dalam Weda Struktur kodifikasi disebutkan berdasarkan kitab suci Weda Mahabrata dan Ramayana diuraikan berdasarkan kitab Itihasa Mantra dan sloka dalam Weda dilafalkan sesuai dengan Dharma Gita Struktur kodifikasi Weda Menyebutkan struktur kodifikasi Weda Mengerti Itihasa Menyebutkan bagianbagian Itihasa Trampil membaca mantra dan sloka Meneladani sifat dan karakter dari tokoh-tokoh Panca Pandawa dan Rama Hikmah ajaran Itihasa Melafalkan pem - bacaan mantra dan sloka sembahyang Melatih pembacaan Sloka Dirumah : Dimasyarakat : di pura hari suci keagamaan SEMUA Halaman 1 DAN 20

2 2. Menjelaskan pokokpokok ajaran Weda Isi pokok yang ter - dapat dalam Weda dirumuskan berdasarkan Sruti dan Smerti Weda Sruti dan Smerti Pengertian Weda Sruti dan Smerti Memahami dan menghayati nilainilai budhi pekerti dalam ajaran Sruti dan Smerti Menunjukan nilainilai budi pekerti dari ajaran Sruti dan Smerti Mengkaji Weda Sruti dan Smerti Sikap panganali Dharmagita Dirumah : Dharmagita di pura Mengikuti kegiatan hari suci keagamaan 3. Memahami konsep dalam hukum Menguraikan sumber dan kronologi hukum diuraikan berdasarkan kitab Menawa Dharmasastra Subtansi masingmasing Hukum dianalisa berdasarkan kitab Menawa Dharmasastra Hukum Menjelaskan sumber hukum Menyebutkan kronologi Hukum Memperlihatkan perilaku taat kepada hukum. Mendiskusikan subtansi Hukum Mendiskusikan dan mengkaji Hukum sembahyang diskusi kelompok tentang hukum Dirumah : Dimasyarakat di pura Mengikuti kegiatan suka duka SEMUA Halaman 2 DAN 20

3 : Memahami,menghayati dan mengamalkan Sraddha agama sebagai cikal bakal konsep-konsep ajaran Agama : HIN. B DURASI PEMELAJARAN : menit 1. Menjelaskan makna aksara suci Om, Karma Phala. Moksa dan hubungan Panca Maya Kosa dengan Tri Sarira dan Atman. Aksara suci Om diucap kan pada saat sembahyang Tri Sandhya Korelasi Panca Maya Kosa dengan Tri sarira dan Atman dijelaskan dan dipahami melalui Kitab Atma Tattwa Surga dan Neraka sebagai akibat Hukum Karma dijelaskan dalam kitab Wrhaspati Tattwa. Keutamaan menjelma sebagai manusia dijelaskan melalui kitab Bhagawadgita Upaya mencapai Moksa dijelaskan melalui Bhagawadgita Aksara suci Om (aksara suci Brahman) Panca Maya Kosa Surga dan Neraka Keutamaan menjelma sebagai manusia Upaya mencapai Moksa Menjelaskan aksara suci Om sebagai aksara suci Brahman Mendefinisikan pengertian Panca Maya Kosa, Tri Sarira dan Atman Menjelaskan korelasi Panca Maya Kosa dengan Tri Sarira dan Atman Menjelaskan Surga dan Neraka sebagai akibat Hukum Karma Menjelaskan keutamaan menjelma sebagai manusia Pengertian Moksa Jenis-jenis Moksa Melakukan konsentrasi dengan sadana Om Menghubungkan Panca Maya Kosa dengan Tri Sarira dan Atman Melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik Melakukan perbuatan - perbuatan mulia Bebera upaya mencapai Moksa Merasakan manfaat meditasi dengan sadana Om Merumuskan bagian-bagian dari Panca Maya Kosa dan Tri Sarira Menunjukan contoh ilustrasi Surga dan Neraka dalam kisah Mahabharata Menyebutkan upaya dalam menjaga harkat dan martabat manusia Menyebutkan halhal yang dapat menghambat upaya mencapai Moksa Melatih dan melakukan meditasi dengan sadana Om Diskusi Panca Maya Kosa dan Tri Sarira Bagi kelompok dan mendiskusi kan tentang Surga dan Neraka Diskusi tentang harkat dan martabat manusia Mendeskripsikan tentang konsep Moksa sembahyang berlatih meditasi Mengkliping Koran tentang perilaku susila Hormat kepada guru pengajian sembahyang Hormat pada orang tua Menulis kisah para Rsi yang mencapai Moksa Membuat synopsis tentang awatara Hormat kepada guru Rupaka sembahyang di Menghargai orag lain SEMUA Halaman 3 DAN 20

4 2. Memahami konsep Awatara, Dewa, Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa Konsep Awatara, Dewa, Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa dijelaskan berdasarkan kitab Wrhaspati Tattwa Menguraikan dan mendeskripsikan aspek-apek Dewa dan fungsinya berdasarkan kitab Wrhaspati Tattwa Konsep Saguna dan Nirguna Brahman dijelaskan berdasarkan ajaran Wrespati Tattwa Awatara, Dewa, Siwa dan Sada Siwa dan Parama Siwa Aspek Dewa- Dewa dan fungsinya Konsep Saguna dan Nirguna Brahman Mengartikan Awatara dan pembagian Awatara,Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa Menyebutkan Aspek-aspek Dewa dan fungsinya Menjelaskan kosep Saguna dan Nirguna Brahman Mengidentifikasi bahwa Awatara itu adalah pewujudan Tuhan Memahami bahwa Dewa adalah manifestasi dari Tuhan Memahami Konsep Saguna dan Nirguna Brahman Mendeskripsikan Awatara, Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa Mendeskripsikan Dewa Menunjukkan ilustrasi hubungan Saguna dan Nirguna Brahman Mendiskusikan Awatara, Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa Mendeskripsikan Dewa Mendeskipsikan Saguna dan Nirguna Brahman Dirumah : Dimasyarakat : di 3. Memahami hakekat Atman dan Brahman Hakekat Atman dan hubungannya dengan Brahman dijelaskan berdasarkan Kitab Chandogya Upanisad Hakekat Atman dan hubungannya dengan Brahman Menjelaskan bahwa Atman berada pada setiap mahluk hidup dan bersal dari Brahman Mendeskripsikan bahwa Atman adalah Brahman Menunjukkan contoh ilusrasi bahwa Atman berada pada setiap makhluk hidup Mendiskusikan hubungan Atman dan Brahman di SEMUA Halaman 4 DAN 20

5 4. Memahami hakekat Hukum Karma Hakekat Hukum Karma diuraikan berdasarkan kitab Karma Phala Tattwa Hukum Karma Mengartikan Hukum Karma Menjelaskan Hakekat Hukum Karma Menghayati dan mengamalkan nilainilai budi pekerti sebagai upaya peningkatan karma yang baik Menunjukkan contoh ilustrasi tentang Hukum Karma Bagi kelompok diskusi tentang Hukum Karma Melakukan perbuatan baik Melakukan perbuatan baik di Melakukan perbuatan baik 5. Memahami hakekat Punarbhawa Hakekat Punarbhawa diuraikan kitab Bhagawadgita Punarbhawa Mengartikan Punarbhawa Menjelaskan hakekat Punarbhawa Menghayati bahwa Punarbahwa adalah kesempatan yang baik untuk memperbaiki Karma Menunjukkan contoh ilustrasi tentang punarbawa Bagi kelompok diskusi tentang Punarbawa Melakukan perbuatan baik Melakukan perbuatan baik SEMUA Halaman 5 DAN 20

6 Di masyar akat : di Melakukan perbuatan baik 6. Memahami hakekat Moksa Hakekat Moksa diuraikan melalui kitab Bhagawadgita Hakekat Moksa Mengartikan dan hakekat Moksa Mendeskripsikan tentang Moksa Menunjukan contoh ilustrasi tentang kebebasan Moksa Mengidentifi-kasi perbedaan antara Jiwa Mukti dengan manusia Bagi kelompok diskusi tentang Moksa Meditasi di SEMUA Halaman 6 DAN 20

7 DURASI PEMELAJARAN : Memahami,menghayati dan mengamalkan ajaran susila dalam kehidupan nyata : Hin.C : menit 1. Memahami konsep Triguna, Dasa Mala Triguna dan Dasa Mala serta pengaruhnya terhadap manusia dijelaskan dalam ajaran Susila Triguna dan Dasa Mala Mengartikan dan menyebutkan pembagian Triguna dan Dasa Mala Mencobaa menghindar kan diri dari pengaruh Dasa Mala Memperlihatkan bentuk prilaku berdasarkan sifat Triguna Menunjukan berbagai karakter seseorang berdasarkan sifat dari Tri Guna Mengidetifikasi pengaruh buruk dari Dasa Mala Diskusi tentang Triguna dan Dasa Mala Mencari contoh tipe-tipe seorang berdasarkan Triguna di 2. Menghayati ajaran Tattwamasi.Cat ur Paramita dan Tri Para rtha sebagai landasan etika dan moral Tattwamasi, Catur Paramitha dan Tri Parartha diaplikasikan dalam prilaku kehidupan seharisehari Tattwamasi, Catur Paramita dan Tri Parartha Mengartikan Tattwamasi dan bentuk -bentuk Tattwamasi Mengartikan dan menyebutkan pembagian Catur Paramitha dan Tri Parartha Memperlihatkan Bentuk -bentuk prilaku sebagai implementasi dari Tattwamasi, Catur Paramitha dan Tri Parartha dalam kehidupan sehari-hari Melaksanakan ajaran Tattwamasi, Catur Paramita dan Tri Parartha Prilaku yang mencerminkan ajarantattwama si, Catur Paramita dan Tri Parartha Berprilaku berdasarkan Tattwamasi dan Catur Paramita dan Tri Parartha SEMUA Halaman 7 DAN 20

8 Berprilaku berdasarkan Tattwamasi dan Catur Paramita dan Tri Parartha di Berperilaku ber - dasarkan Tattwamasi dan Catur Paramita dan Tri Parartha 3. Memahami konsep Catur Asrama dan Catur Purusartha Hubungan Catur Asrama dan Catur Purusartha dijelaskan melalui kitab Sarasamuscaya Catur Asrama dan Catur Purusartha Mengartikan dan menyebutkan pembagian Catur Asrama dan Catur Purusartha Menjelaskan Hubungan Catur Asrama dan Catur Purusartha Mencoba menerapkan ajaran Catur Asrama dan Catur Purusartha dalam kehidupan Menghubungkan ajaran Catur Asrama dan Catur Purusartha Diskusi tentang Catur Asrama dan Catur Purusartha Sikap Panganjali di SEMUA Halaman 8 DAN 20

9 DURASI PEMELAJARAN : Memahami,menghayati dan mengaflikasikan konsep-konsep Yadnya dalam kehidupan sehari-hari : Hin.D : menit 1. Memahami konsep Kramaning Sembah Melafalkan mantra melalui kegiatan persembahyangan Persembahyangan Mengartikan sembahyang Menjelaskan Tujuan Sembahyang Melafalkan mantra sembahyang Melakukan pelaksanaan persembahyang Manfaat sembahyang Menunjukkan sikap sembahyang Melakukan per - sembahyangan di 2. Memahami hakekat, tujuan prinsip-prinsip dan bentukbentuk pelaksanaan Yadnya Hakekat dan tujuan, serta bentuk dan prinsip -prinsip Yadnya diaplikasikan melalui kegiatan upacara Yadnya Panca Yadnya Menjelaskan hakekat dan tujuan Yadnya Menguraikan pokokpokok ajaran Yadnya Menyebutkan bentuk -bentuk pelaksanaan Yadnya Melakukan kegiatan pelaksanaan Yadnya Membuat sarana upacara Yadnya Mempraktekan prinsip-prinsip pelaksanaan Yadnya Diskusi tentang Yadnya, melakukan kegiatan Yadnya Sikap Panganjali Melaksanakan kegiatan Yadnya Melaksanakan kegiatan Yadnya Pelaksanaan Yadnya SEMUA Halaman 9 DAN 20

10 di Melaksanakan kegiatan Yadnya Mengikuti pelak - sanaan Yadnya 3. Mengenal konsep Wiwaha Bentuk dan sistem Wiwaha dijelaskan berdasarkan kitab Manawa Dharmasastra Wiwaha Mengartikan sistem Wiwaha Menyebutkan syarat-syarat dan bentuk Wiwaha Menjelaskan tujuan Wiwaha Pelaksanaan Wiwaha Memilih sistem dan bentuk wiwaha Diskusi tentang Wiwaha Mencari system dan bentuk wiwaha di Mengamati pelaksanaan wiwaha SEMUA Halaman 10 DAN 20

11 DURASI PEMELAJARAN : Mendalami sejarah perkembangan agama sebagai refleksi untuk kehidupan mendatang : Hin. E : menit 1. Menjelaskan sejarah perkembangan agama di India Sejarah agama di jelaskan berdasarkan perioderisasi jaman Weda, Brahmana dan Upanisad BELAJA R Perkembangan agama di India Menjelaskan perkembangan agama jaman Weda, Brahmana dan Upanisad Membedakan jaman Weda, Brahmana dan Upanisad dalam perkembangan sejarah agama di India Mengikuti sejarah pekembangan agama di India Mengkaji sejarah pekembangan agama di India Membuat deskripsi sejarah perkembangan agama di India Membuat karya tulis perkembangan agama di India di SEMUA Halaman 11 DAN 20

12 DURASI PEMELAJARAN : Mendalami dan menghayati serta membudayakan konsep Kepemimpinan dalam berbagai ilmu kehidupan dalam menjalankan swadarma masing -masing : Hin. F : menit 1. Mendeskripsi kan kewajiban dan tanggungjawab seorang pemimpin. Kewajiban dan tanggung jawab Pemimpin dijelaskan berdasarkan Kitab Dhatmasastra Kewajiban dan tanggung jawab pemimpin Mengartikan Pemimpin Menteladani sifatsifat pemimpin seperti Yudistira dan Rama Melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab pemimpin Diskusi tentang kepemimpinan dan Pemimpin berlatih sebagai pemim - pin Trisandhyna Berlatih menjadi pemimpin Mencari sifatsifat kepemimpinan di pura Berlatih sebagai pemimpin SEMUA Halaman 12 DAN 20

13 2. Menjelaskan sifat-sifat kepemimpinan HIndu Sifat-sifat kepemimpinan dijelaskan berdasarkan kitab Nitisastra Sifat-sifat kepemimpinan Mengartikan Kepemimpinan Mencoba menerapkan sifat-sifat kepemimpinan Mengikuti Sifat-sifat kepemimpinan Diskusi tentang kepemimpinan dan Pemimpin berlatih sebagai pemimpin Trisandhyna Berlatih menjadi pemimpin Mencari sifatsifat kepemimpinan di pura Berlatih sebagai pemimpin 3. Memahami beberapa konsep kepemimpinan Konsep kepemimpinan dijelaskan dalam kitab Niti Sastra Kepemimpinan Mengartikan dan menyebutkan Kepemimpinan Mengamalkan nilainilai budi pekerti dari masing-masing ajaran kepemimpinan Menunjukkan tokoh-tokoh kepemimpian Diskusi tentang kepemimpinan dan Pemimpin berlatih sebagai pemimpin Berlatih menjadi pemimpin Mencari sifatsifat kepemimpinan SEMUA Halaman 13 DAN 20

14 di Berlatih sebagai pemimpin SEMUA Halaman 14 DAN 20

15 DURASI PEMELAJARAN : Mengenal serta memanfaatkannya untuk meningkatkan Sraddha dan bhakti : Hin. G : menit 1. Memahami proses dan prinsip-prinsip pokok hari suci keagamaan Prinsip pokok pelaksanaan hari suci dijelaskan berdasarkan Kitab Sundari Gama Hari-hari suci keagamaan Menjelaskan Prinsipprinsip pokok pelaksanaan hari suci keagamaan Berperan aktif pada pelaksanaan hari suci Mengikuti rangkaian kegiatan pelaksanaan Hari suci keagamaan Diskusi tentang Hari suci, ikut aktif dalam pelaksanaan hari suci Pelaksanaan hari Saraswati Pelaksanaan Hari suci Purnama dan tilem di Mengikuti pelak - sanaan Hari raya Nyepi 2. Mengidentifikasi hakekat dan tujuan perayaan har i suci keagamaan Hakekat, tujuan serta hikmah hari suci keagamaan dirasakan melalui persembahyangan Hari- Menjelaskan hakekat dan tujuan Berperan aktif pada pelaksanaan hari Suci Menunjukkan per - ubahan sikap bhakti kepada Tuhan Diskusi tentang Hari suci, ikut aktif dalam pelaksanaan hari suci Pelaksanaan hari Saraswati SEMUA Halaman 15 DAN 20

16 Pelaksanaan Hari suci Purnama dan tilem di Mengikuti pelaksanaan Hari raya Nyepi SEMUA Halaman 16 DAN 20

17 DURASI PEMELAJARAN : Mengenal esensi dan fungsi tempat suci : Hin. H : menit 1. Memahami struktur, dan fungsi tempat suci Struktur dan fungsi tempat suci dijelaskan berdasarkan Lontar Asta Kosala- Kosali dan Wariga Catur Winasasari Struktur dan fungsi tempat suci MATERI POKOK PEM ELAJARAN Mengartikan tempat Suci Menjelaskan fungsi tempat suci Menjaga kesucian tempat suci Berprilaku dan berpakain sopan di tempat suci Menunjukkan struktur tempat suci Diskusi tempat suci Tirtayatra ke tempat Suci Tirtayatra ke tempat Suci Menggam -bar bentuk-bentuk tempat suci Mengumpulkan bentuk-bentuk tempat suci Dimasyarakat : di Tirtayatra ke tempat suci SEMUA Halaman 17 DAN 20

18 DURASI PEMELAJARAN : Mengenal hakekat alam semesta beserta berbagai basis dari kesadaran hidup didalam menunaikan swadharma : Hin. I : menit 1. Menjelaskan klasifikasi Bhuana Agung dan Bhuana Alit Unsur-unsur, persamaan, perbedaan dan hubungan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit dijelaskan dalam kitab Grhad Aranyaka Upanisad Bhuana Agung dan Bhuana Alit MATERI POKO K PEMELAJARAN Mengartikan Bhuana Agung dan Bhuana Alit Menjelaskan hubungan Bhuana Agung dan Bhuana Alit Menjaga dan melestarikan Bhuana Agung dan Bhuana Alit Menunjukkan unsur-unsur Bhuana Agung dan Bhuana Alit Mengidentifikasi Persamaan dan perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Ali Diskusi Bhuana Agung dan Bhuana Alit Menggambar salah satu isi alam semesta di SEMUA Halaman 18 DAN 20

19 DURASI PEMELAJARAN : Mengenal, meyakini dan mendalami sejarah dan ajaran orang suci : Hin. J : menit 1. Memahami peranan, kedudukan dan fungsi orang suci Peranan, kedudukan dan fungsi orang suci dijelaskan berdasarkan Lontar Siwa Sasanai Orang suci Mengartikan Orang Suci Menjelask an peranan dan fungsi orang suci Menjelaskan kedudukan orang suci Menteladani prilaku dari orang suci Merumuskan peranan dan fungsi orang suci Diskusi Orang suci, mengiden - tifikasi orang suci Membuat karya tulisan sejarah orang suci di SEMUA Halaman 19 DAN 20

20 DURASI PEMELAJARAN : Memahami dan memanfaatkan budaya untuk menyuburkan perkembangan semangat religisitas : Hin. K : menit 1. Menghayati hakekat dan tujuan Dharmagita Sloka dan Palakwaya dilafalkan berdasarkan Dharmagita Mengartikan Dharmagita Menyebutkan jenisjenis Dharmagita Mejelaskan Hakekat dan tujuan Dharmagita Mendemonstrasikan kidung Dharmagita Mempraktekan kidung Dharmagita dalam pembentukan kepribadian Berlatih kidung Dharmagita Sikap Panganjali di 2. Menghayati hakekat dan tujuan dari tari keagaman Pengaruh tari keagamaan ditampilkan dalam pelaksanaan upacara keagamaan. Tari keagamaan Pengertian tari keagamaan Jenis-jenis tari keagamaan Hakekat dan tujuan tari keagamaan Mendemonstasikan tari keagamaan Mempraktekan tari keagamaan dalam pembentukan kepribadian Berlatih tari keagamaan Belatih tari keagamaan di Berlatih tari keagamaan SEMUA Halaman 20 DAN 20

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India.

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India. SILABUS KELAS/SEMESTER : X/1 STANDAR : (Sejarah Agama Hindu) Memahami sejarah perkembangan agama Hindu di India dan Negara-negara lainnya. KODE : 1. Sejarah Agama Hindu : 10 x 45 Menit MATERI PEMAN PEMAN

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEKOLAH MENENGAH ATAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan

Lebih terperinci

SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SILABUS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Satuan Pendidikan : SMP MAHATMA GANDHI Mata Pelajaran : dan Budi Pekerti Kelas : VII Kompetensi Inti : KI 1 : menghargai

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 446 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1254 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah 1. Pengertian Atman adalah. a. Percikan terkecil dari Sang Hyang Widhi Wasa b. Tidak terlukai oleh api c. Tidak terlukai oleh senjata d. Tidak bergerak e. Subha Karma Wasa 2. Fungsi Atman dalam mahluk

Lebih terperinci

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti D. Pendidikan dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SMA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU - 671 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU KELAS : X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti D. Pendidikan dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : VII Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Semester : I Standar Kompetensi : Sradha Meyakini Kemahakuasaan Sanghyang Widhi Tuhan sebagai Asta Iswarya Kompetensi 1.

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS - 1829 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS KELAS : VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : IX/Sembilan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Semester : I Standar : Sradha 1. Memahami Awatara, Dewata 1.1 Menguraikan pengertian Awatara, Dewa 1.2 Menguraikan

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN

C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN 1. SEKOLAH DASAR (SD)/ MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) a. Pendidikan Agama Islam SD/MI 1. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA - 987 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA KELAS : VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar

Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas / Semester

Lebih terperinci

Silabus Pendidikan Agama Hindu

Silabus Pendidikan Agama Hindu Lampiran 05 Silabus Model Pembelajaran Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran di SMA Negeri 8 Denpasar Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Denpasar Mata Pelajaran : Agama Kelas/Semester : X/II (Genap) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG TRY OUT 2 SMA/ SMK Tahun Pelajaran 2013/2014 Mata Pelajaran : Agama Hindu Hari/ Tanggal : Jumlah Soal : 50 Butir Soal Waktu : 120 Menit Petunjuk Umum

Lebih terperinci

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : Semua Prodi. Mata Kuliah : Pendidikan Agama dan Etika Hindu

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : Semua Prodi. Mata Kuliah : Pendidikan Agama dan Etika Hindu FAKULTAS : SEMUA JURUSAN Program Studi : Semua Prodi BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pendidikan Agama dan Etika Hindu Kode Mata Kuliah : HUH1D2 SKS : 2 Semester : Ganjil

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA - 281 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS : X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM A. Konsep Ketuhanan Ajaran Awatara dalam Agama Hindu Konsepsi Ajaran Awatara dalam Agama Hindu mengatakan

Lebih terperinci

MUATAN KTSP MATA PELAJARAN WAJIB

MUATAN KTSP MATA PELAJARAN WAJIB MUATAN KTSP MATA PELAJARAN WAJIB A. Pendidikan Agama Islam. 1. Memahami ayat-ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA TUGAS AGAMA DEWA YADNYA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA ) NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS ) NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14) I PUTU PARWATA (33) SMP N 2 RENDANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri dari beragam suku, ras, budaya, dan agama. Salah satu di antaranya adalah suku Bali yang

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 172 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS : VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP

34. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP 34. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Ni Luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK

Ni Luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti * Staff Pengajar STAH

Lebih terperinci

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mengikuti nilai-nilai positif dalam cerita

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mengikuti nilai-nilai positif dalam cerita RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA MAHATMA GANDHI Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas/ Semester : X/1 Alokasi Waktu : 5 Pertemuan ( 15 x 45 Menit) A. TUJUAN

Lebih terperinci

7. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (MAK)

7. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (MAK) 7. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (MAK) a. Pendidikan Agama Islam SMK/MAK 1. Memahami ayat-ayat Al-Qur an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran Pembelajaran pada KD KI-1 dan KI-2 terintegrasi dalam pembelajar-an KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching

Materi Pembelajaran Pembelajaran pada KD KI-1 dan KI-2 terintegrasi dalam pembelajar-an KD pada KI-3 dan KI-4 melalui indirect teaching D. Pendidikan dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SD Kelas : I (Satu) Kompetensi Inti KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

Lebih terperinci

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan 5. Keadilan social

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENDIDIKAN AGAMA HINDU Kurikulum 2004 PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SD PENDIDIKAN AGAMA HINDU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN Hak Cipta pada

Lebih terperinci

SYARAT KECAKAPAN UMUM PRAMUKA TINGKAT PENGGALANG RAMU

SYARAT KECAKAPAN UMUM PRAMUKA TINGKAT PENGGALANG RAMU SYARAT KECAKAPAN UMUM PRAMUKA TINGKAT PENGGALANG RAMU NO SYARAT KECAKAPAN UMUM TANGGAL PARAF 1 Selalu taat berjamaah menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun 2 Dapat mengetahui dan menjelaskan

Lebih terperinci

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu 4.1 Dasar Kepercayaan Hindu Bersumber Pada Atharwa Weda Dasar kepercayaan (keimanan) dalam agama Hindu disebut Sraddha, yang dinyatakan di dalam ayat suci Atharwa Weda berikut.

Lebih terperinci

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh Dewa Ayu Putu Warsiniasih Institut Hindu Dharma

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK... KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK... KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK... KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN I. PENDAHULUAN Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

Lebih terperinci

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK Dosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H OLEH: I PUTU CANDRA SATRYASTINA 15.1.2.5.2.0800 PRODI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG

PENGEMBANGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG PENGEMBANGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG I Gede Harja Subrata Dosen Tetap STKIP Agama Hindu Singaraja Abstract The study was a

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1 JAKARTA, 2016 2 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 i DAFTAR ISI

Lebih terperinci

KURIKULUM SMK 8, KOTA C PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK

KURIKULUM SMK 8, KOTA C PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK KURIKULUM SMK 8, KOTA C PROGRAM KEAHLIAN I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : Tri Parartha Pertemuan ke- : 1, 2, 3, 4 dan 5 Alokasi Waktu :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : Tri Parartha Pertemuan ke- : 1, 2, 3, 4 dan 5 Alokasi Waktu : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Kelas/Semester : III / 1 (Ganjil) Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Topik : Tri Parartha Pertemuan

Lebih terperinci

43. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

43. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK 43. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan 5. Keadilan sosial

Lebih terperinci

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu Oleh : Hj. A. Nirawana Abstract Menggapai nirwanan adalah sebuah tujuan spiritual dalam agama hindu. Tulisan berikut ingin menelusuri sejauhmana makna nirwana dan langkahlangkah pencapaiannya bagi penganut

Lebih terperinci

MIMAMSA DARSANA. Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk

MIMAMSA DARSANA. Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk 1 MIMAMSA DARSANA Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk 1. Pendahuluan Agama Hindu berkembang ke seluruh dunia dengan kitab sucinya Weda, disesuaikan dengan budaya lokal (local genius). Sebagai payung dalam

Lebih terperinci

Konsep Ibadah Dalam Hindu

Konsep Ibadah Dalam Hindu Konsep Ibadah Dalam Hindu Oleh: abu bakar Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau abstract Dalam agama Hindu mempunyai lima keyakinan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang

Lebih terperinci

Materi modul. Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

Materi modul. Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Materi modul Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMK NEGERI 1 SUKASADA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MATERI MODUL MOKSA Pengertian Moksa, Kata Moksa dari bahasa sansekerta,dari akar kata

Lebih terperinci

PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK

PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Staff Pengajar STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang pembinaan

Lebih terperinci

Semarang, 8 November 2016

Semarang, 8 November 2016 Semarang, 8 November 2016 Tahun Pelajaran 2015/2016 Permohonan orang tua kepada sekolah untuk melayani peserta didik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1.UUD 45 ps 31 (1) setiap warga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Ajaran Agama Hindu tentang Penghormatan kepada Lembu Dalam pandangan agama Hindu binatang lembu merupakan binatang yang dihormati dan diagungkan. Lembu merupakan binatang

Lebih terperinci

INSPIRASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

INSPIRASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) INSPIRASI PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tradisional yang tersimpan dalam naskah lontar banyak dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan yang berhubungan

Lebih terperinci

FILSAFAT SAMKHYA AJARAN DINAMISME DALAM HINDU

FILSAFAT SAMKHYA AJARAN DINAMISME DALAM HINDU FILSAFAT SAMKHYA AJARAN DINAMISME DALAM HINDU I K. Suparta Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Email: padmabuana@yahoo.co.id ABSTRAK Konsep Ke-Tuhanan dalam Hindu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA 1. Pengertian Pendidikan Sanjana (2006:2) menyatakan bahwa adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran yang efektif,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN UMAT HINDU. Oleh : Drs. I Made Purana, M.Si Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

PELAKSANAAN TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN UMAT HINDU. Oleh : Drs. I Made Purana, M.Si Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra PELAKSANAAN TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN UMAT HINDU Oleh : Drs. I Made Purana, M.Si Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Abstrak Tri Hita Karana pada hakikatnya adalah sikap hidup

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keanekaragaman Suku Bangsa, Bahasa, Agama, dan Kebudayaan. Keberagaman budaya bangsa Indonesia bukan berarti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Pokok Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. B. Pokok Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran dana punia dijumpai dalam berbagai pustaka suci terutama bagian Smertinya, bahkan dalam Upanishad (Chandogya Upanishad) telah tercantum, pengamalan ajaran tersebut,

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN SEJARAH

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN SEJARAH DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN SEJARAH : 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air 2. Mengembagnkan pengetahuan,

Lebih terperinci

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH Oleh Ni Luh Putu Novita Martiani Institut Hindu Dharma

Lebih terperinci

RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu)

RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu) RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu) Oleh: KETUT MANIK ASTA JAYA NIM. 09.1.6.8.1.0151 Email : manik

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan

Lebih terperinci

BHISAMA SABHA PANDITA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT

BHISAMA SABHA PANDITA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT Menimbang : BHISAMA SABHA PANDITA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT Nomor : 3/Bhisama /Sabba Pandita Parisada Pusat/X/2002 Tentang PENGAMALAN CATUR WARNA Atas Asung Kertha Wara Nugraha Hyang Widhi

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Makna Ritual Tilem di Pura Pasraman Saraswati Tiga

BAB IV ANALISIS DATA. A. Makna Ritual Tilem di Pura Pasraman Saraswati Tiga BAB IV ANALISIS DATA A. Makna Ritual Tilem di Pura Pasraman Saraswati Tiga Persembahyangan hari tiem ini bersifat wajib bagi umat Hindu karena merupakan hari suci.bulan tilem berasal dari dua suku kata

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD 28. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Lampiran 1A KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

Lampiran 1A KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) KELAS: I Lampiran 1A DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. disiplin, tanggung dan percaya diri

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstrak Peran orang tua mempunyai posisi penting terhadap

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali Tradisional yang dibentuk oleh pupuh-pupuh. Setiap pupuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara religius yang menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk menganut agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Sesuai dengan pernyataan

Lebih terperinci

Judul Buku : Keagungan Sapi Menurut Weda

Judul Buku : Keagungan Sapi Menurut Weda Judul Buku : Keagungan Sapi Menurut Weda Penulis : Made Darmayasa Pengantar Buku : Drs. Ketut Wiana Penerbit : Pustaka Manikgeni, 1993 viii + 135 hlm. 19cm Bibliografi Indeks. ISBN 979-8506-01-4 Sapi Binatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

II. PEMBAHASAN 2 JURNAL PENJAMINAN MUTU

II. PEMBAHASAN 2 JURNAL PENJAMINAN MUTU memberikan kebahagiaan yang semu sehingga masyarakat terlena. Nietzsche lebih ekstrim menyatakan Tuhan telah mati serta Stackhouse menyatakan bisakah Tuhan dipercaya? Jika benar Tuhan ada dan Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach Dalam teori Joachim wach dapat diamati dalam tiga bentuk ekspressi keagamaan atau pengalaman beragama baik individu

Lebih terperinci

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. Agama Hindu merupakan agama yang mempercayai banyak dewa dan dewi yang tersebar menurut fungsinya

Lebih terperinci

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) 6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

KELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar KELUARGA HINDU Istilah keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan varga kula berarti abdi, hamba. Varga berarti jalinan, ikatan. Istilah kula dan warga ini dirangkaikan sehingga menjagi kulavarga

Lebih terperinci