PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
|
|
- Budi Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstrak Peran orang tua mempunyai posisi penting terhadap pembentukan anak, seperti pembentukan karakter, sikap, pengetahuan, penalaran dan sebagainya. Keluarga sebagai ajang sosialisasi dan mempunyai kedudukan multifungsional sehingga proses pendidikan keluarga sangat berpengaruh bagi anak. Setiap interaksi dengan anak merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai terutama nilai agama karena nilai agama ini merupakan dasar bagi anak dalam bersikap untuk menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak usia dini dalam keluarga. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengungkap data mengenai nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan orang tua kepada anak usia dini dalam keluarga, Untuk mengungkapkan data mengenai cara atau strategi orang tua dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak usia dini. Untuk mengungkapkan data mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua dalam menanamkan nilainilai keagamaan kepada anak usia dini dalam keluarga. Pengalaman-pengalaman yang diberikan orang tua kepada anak akan membekas dalam diri anak sehingga akan menjadi salah satu faktor pembentukan kepribadian. Nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan dalam keluarga yaitu mengenai ketauhidan, ahlak serta cara-cara hidup yang baik dan cara-cara bersembahyang. Cara atau strategi orang tua dalam menanamkan nila-nilai keagamaan kepada anak usia dini dalam keluarga yaitu dengan berbagai strategi, metode dan penggunaan media yang menunjang seperti strategi tradisional, Strategi bebas, Strategi Reflektif, dan Strategi Transinternal. Metode yang dipergunakannya yaitu metode pembiasaan, nasehat, pengawasan, sanksi dan keteladanan. Hambatanhambatan yang ditemui orang tua dalam penanaman nilai-nilai keagamaan kepada anak usia dini yaitu menyangkut faktor internal dan eksternal dalam keluarga itu sendiri. Seperti kemampuan dalam mendidik anak, kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, sarana serta lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial. I. Pendahuluan Berbicara tentang peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembangnya anak pada prinsipnya adalah seorang Orang Tua sangat berperan penting bagi perkembangan anak baik, secara Moral dan Spiritual. Canakya Nitisastra III.16 menyebutkan : Setiap keluarga mendambakan kelahiran putra-putri yang ideal yang dalam Hindu disebut Putra Suputra, yakni anak yang berbudi pekerti 266
2 luhur, cerdas dan bijaksana yang akan mengangkat harkat dan martabat orang tua, keluarga dan masyarakat. Kata "putra" berasal dari bahasa Sanskerta yang pada mulanya berarti kecil atau yang disayang. Kemudian kata ini dipakai menjelaskan mengapa pentingnya seorang anak lahir dalam keluarga : "Oleh karena seorang anak yang akan menyeberangkan orang tuanya dari neraka yang disebut Put (neraka lantaran tidak memiliki keturunan), oleh karena itu ia disebut Putra" (ManavaDharmasàstra IX.138). Penjelasan yang sama juga dapat dijumpai dalam Àdiparva Mahàbhàrata 74,27 dan Vàlmìki Ràmàyaóa II, Kelahiran Putra Suputra ini merupakan tujuan ideal dari setiap perkawinan. Kata yang lain untuk putra adalah: sùnu, àtmaja, àtmasaýbhava, nandana, kumàra dan saýtàna. Kata yang terakhir ini di Bali menjadi kata sentana yang berarti keturunan. Seseorang dapat menundukkan dunia dengan lahirnya anak, ia memperoleh kesenangan yang abadi, memperoleh cucu-cucu dan kakek-kakek akan memperoleh kebahagiaan yang abadi dengan kelahiran cucu-cucunya (Àdiparva,74,38). Tanpa adanya dukugan dan perhatian orang tua sang anak tidak akan bisa tumbuh kembang menjadi anak yang merakhlak mulia dan berprilaku baik kepada orang lain. Kondisi keluarga turut memberikan corak suatu masyarakat dimana keluarga itu berada. Dalam konteks pendidikan nilai, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama yang akan menentukkan corak nilai masyarakatnya. Pendidikan nilai, termasuk pendidikan nilai dalam keluarga tidak bisa dilepaskan dari sumber-sumber nilai, yang umumnya terdapat dalam karya sastra dan kitab suci. Karya sastra (termasuk kitab dan susastra Hindu) Begitu juga peran orang tua dalam proses pendidikan nilai, tentu mengikuti perkembangan sosial dan budaya yang sedang berkembang. Peran orang tua pada masa ketika Lontar di Bali ditulis merupakan gambaran keadaan sosial dan budaya Bali saat itu, sehingga perlu direfleksikan kembali oleh masyarakat Bali sebagai pewaris budayanya. Karena itu, diperlukan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan sosial, budaya dan agama Hindu yang dialami setiap keluarga pada jamannya, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Keluarga menurut Hasbullah (2001: 41-43) mempunyai peranan yang besar sekali bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak baik yang berkenaan dengan pertumbuhan intelektual, moral dan agamanya. Menurut Zakiyah Drajat (1996:35) orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Demikian juga menurut Andreas Harefa sebagaimana disimpulkan dari pendapatnya Cak Nur (2001:47) mengatakan bahwa : Hubungan antara orang tua dan anak yang demikian intim tidaklah mungkin digantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan 267
3 I. Pembahasan 1.1. Peranan Orang Tua Dalam Tumbuh Kembang Anak Masa-masa perkembangan anak adalah masa emas sekaligus masa yang paling penting setiap anak sejatinya memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang senantiasa memerlukan perhatian dan pola asuh yang teliti dari orang tua untuk mencapai puncak perkembangan yang optimal, terutama pada periode emas perkembangan anak. Menurut para dokter definisi dari pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan ukuran sel serta jaringan interselular yang berarti bertambah juga ukuran fisik setruktur tubuh sang anak. Sedangkan perkembangan sang anak yakni menggambarkan adanya kenaikan pada kematangan fungsi individu. Pertumbuhan dan perkembangan anak sudah seharusnya diperhatikan dan dijaga dengan baik, karena dua hal tadi adalah indikator penting dalam mengukur status kesehatan anak, yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas hidup sang anak. Sedangkan masa periode keemasan pada anak adalah semua istilah dimana pada saat ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat kritis dan pesat. Periode ini terjadi pada masa usia balita pada anak, periode masa keemasan sangat penting bagi anak karena tidak dapat diulang kemabali. Orang tua harus mendidk putra-putrinya agar terbiasa memuja Sanghyang Saraswati sebelum belajar maupun sesudah belajar. Umat Hindu meyakini bahwa Tuhan adalah sumber ilmu pengetahuan, maka kewajiban setiap umat manusia untuk mempersembahkan terima kasih. Bahkan umat Hindu di Bali merealisasikan ajaran ini dalam satu Upacara khusus yang disebut Piodalan Saraswati setiap enam bulan sekali. Kitab Suci Ṛgveda X.32.6 menyatakan bahwa kami lahir berkat pengajaran-nya (dalam Titib, 1998 : 249). Apabila mendengarkan dan melaksanakan nasehat dari orang tuanya (guru rupaka). Pentingnya mendengarkan dan melaksanakan nasehat orang tua dijelaskan dalam Lontar Putra Śasana IV.3, VII.4 dan VII.7, sebagai berikut : Lāwan teki muwah rĕngön pitĕkĕting bapa kĕkĕsana ring dalĕm hati/ Hywekā mawiwāda len para lĕwĕs halanika niyatā tĕmah lara/ Towin haywa masiwwa-siwwa mapacĕh-pacĕhana kalawan paras para/nghing nityang gawayĕnya karmma sakinahyunanira sira sang mahā jana//0// Terjemahan : Dan lagi dengarkanlah petuah orang tua, camkan baik-baik dalam hati/jangan sekali-kali mencela (memfitnah) orang lain akibatnya sangat jelek membuat kedukaan/dan jangan melewati batas bersenda gurau kepada siapa pun juga/selalu tekun bekerja sebagaimana diharapkan oleh sang sujana//0// (Mimbeng, dkk, 1997 : ). 2.2 Penanaman Nilai- nilai Agama kepada Anak Usia Tk Menurut ajaran agama Hindu setiap manusia itu lahir dalam keadaan suci dan bersih dan tuhan Yang Maha Esa telah membekali mereka dengan berbagai potensi laten yang tersembunyi dan harus dikembangkan sebagi amanah dan sang pencipta alam semesta ini. Dan faktor penentu kualitas 268
4 anak itu sendirir banyak ditentukan oleh peran serta kedua orang tuanya landasan itu memberi makna bagi kita bahwa tamyata faktor lingkungan keluarga adalah peringkat pertama yang akan memberi warna dasar bagi Nilai- nilai keagamaan anak. Dengan demikian pesan serta orang tua tidak boleh asal dan sekedarnya aja pada saat memulai pengenalan pengetahuan dan pengembangan nilai- nilai keagamaan pada anak. 2.3 Pentingnya Keluarga Pengertian Keluarga Pengertian keluarga menurut Hasan Langulung (1995:346), diartikan sebagai berikut: Suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan halal anatara laki-laki dan seorang perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa tentram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat. Dan ketika kedua seorang istri dikaruniai seorang anak atau lebih, maka anak-nak itu menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua unsur sebelumnya Peranan keluarga Keluarga menurut Hasbullah (2001: 41-43) mempunyai peranan yang besar sekali bagi tumbuh dan berkembangnya seorang anak baik yang berkenaan dengan pertumbuhan intelektual, moral dan agamanya. Menurut beliau di antara peranan orang tua antara lain sebagai berikut: 1. Menjamin Kehidupan Emosional Anak Melalui pendidikan keluarga kehidupan emosional anak atau kebutuhan akan rasa kasih sayang anak akan dapat terpenuhi dan dapat tumbuh dengan baik hal ini dikarenakan adanya hubungan jalinan darah antara orang tua dan anak di samping fokus dan konsentrasi orang tua lebih ditekankan pada anak. Kehidupan emosional merupakan faktor yang sangat signifikan dalam membina kepribadian anak. Oleh karenanya pihak orang tua harus mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi anak melalui cerminan kasih sayang. 2. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral Penanaman dasar-dasar moral bagi anak dalam keluarga biasanya tercermin dalam sikap dan prilaku orang tua sendiri. Anak akan cenderung mengikuti segala pola dan tingkah laku orang tua. Misalnya cara berbuat dan berbicara. Dengan demikian prilaku yang baik dari orang tua akan melahirkan gejala identifikasi yang positif bagi anak yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru. 3. Peletak Dasar Keagamaan Pada dasarnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecil. Seseorang yang waktu kecilnya tidak mendapat pendidikan agama, maka pada dewasanya ia tidak merasa penting akan adanya agama dalam hidupnya. Lain dengan orang yang waktu kecilnya sudah dikenalkan dengan pengalaman-pengalaman agama misalnya kedua orang tuanya taat beragama, ditambah lagi dengan pendidikan sekolah, maka orang tersebut akan dengan sendirinya mempunyai kecenderungan terhadap hidup yang 269
5 taat mengikuti peraturan-peraturan agama. Di samping itu juga terbiasa menjalankan ibadah, takut larangan-larangan dan merasakan betapa nikmatnya hidup beragama Pendidikan Keluarga Menurut Zakiyah Drajat (1996:35) orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Demikian juga menurut Andreas Harefa sebagaimana ia menyimpulkan dari pendapatnya Cak Nur (2001:47) mengatakan bahwa: Hubungan antara orang tua dan anak yang demikian intim tidaklah mungkin digantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan, termasuk universitas. Bahkan sekolah-sekolah agamapun tidak mungkin menggantikan sepenuhnya peran dan tanggung jawab orang tua. Institusi formal yang memberikan ajaran-ajaran yang bersifat umum maupun agama hanya mungkin meringankan beban tanggung jawab orang tua, tetapi tidak dapat dan tidak boleh diharapkan untuk menggantikan peran dan tanggung jawab orang tua secara keseluruhan Keluarga memiliki peranan penting dalam pendidikan siswa. Kerjasama yang kuat antara keluarga, masyarakat, dan pendidikan sekolah mampu meningkatkan prestasi siswa. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mendukung keberhasilan anak berdasar atas studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini, menunjukkan bahwa intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak (usia 0-6 tahun) serta kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif (Harlen, et. all., 2001) menunjukkan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka. Keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. keluarga merupakan pendorong, penyemangat, serta pemberi support dan motivasi untuk menjalani hidup ini agar menjadi lebih baik selalu dalam senang atau pun susah. coba bayangkan kalau tidak ada satu keluarga pun di samping kita bagaimana?. Sedangkan kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Keluarga adalah teman segala-galanya. teman yang menemani kita mulai dari kita hidup didunia ini sampai kita mati. betapa sayangnya,mereka dengan kita, dan betapa sayangnya kita dengan mereka, itu semua tidak bisa di ukur oleh apapun. mereka semua tulus sayang sama kita tanpa minta pamrih. apa ada keluarga yang meminta pamrih atas kebaikan yang telah di berikan kepada kita..?? III Penutup Peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembangnya anak pada prinsipnya adalah seorang Orang Tua sangat berperan penting bagi perkembangan anak baik, secara Moral dan Spiritual. Begitu juga peran orang tua dalam proses pendidikan nilai, tentu mengikuti perkembangan sosial dan budaya yang sedang berkembang. Masa masa perkembangan anak adalah masa emas sekaligus masa yang paling penting setiap anak 270
6 sejatinya memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang senantiasa memerlukan perhatian dan pola asuh yang teliti dari orang tua untuk mencapai puncak perkembangan yang optimal. Menurut ajaran agama Hindu setiap manusia itu lahir dalam keadaan suci dan bersih dan tuhan Yang Maha Esa telah membekali mereka dengan berbagai potensi laten yang tersembunyi dan harus dikembangkan sebagi amanah dan sang pencipta alam semesta ini. Keluarga memiliki peranan penting dalam pendidikan siswa. Kerjasama yang kuat antara keluarga, masyarakat, dan pendidikan sekolah mampu meningkatkan prestasi siswa. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mendukung keberhasilan anak berdasar atas studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini, menunjukkan bahwa intensitas dukungan keluarga berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak (usia 0-6 tahun) serta kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif (Harlen, et. all., 2001) menunjukkan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka. IV Daftar Pustaka Gunawan, Heri Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung. Alfabeta. Hidayatullah, M. Furqon Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta.Yuma Pustaka. Sudarsana, I. K. (2016, April). Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan Wanita Hindu melalui Pemberian Pelatihan Upakara. In Seminar Nasional (No. ISBN : , pp ). Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, September). Inovasi Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Berbasis Multikulturalisme. In Seminar Nasional (No. ISBN : , pp ). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudartha,Tjok Rai Sārasamuccaya (Smerti Nusantara). Surabaya. Paramita. Hidayat- Satibi.2004 Metode Pengembangan Moral dan Nilai- nilaiagama jakarta : Universitas Terbuka Program Kegiatan Belajar Taman kanak- kanak 1995 jakarta Depdikbud Titib, I Made Acarya Sista Guru & Dosen Yang Bijaksana Perspektif Hindu. Surabaya : Paramita. 271
INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR
INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR Oleh: I Made Sedana, S.Pd., M.Pd.. Abstrak Sekolah merupakan institusi sosial yang dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Lebih terperinciOleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KLASIKAL YANG DITERAPKAN DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI 1 TABANAN KECAMATAN TABANAN KABUPATEN TABANAN Oleh Wayan Suprapta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPENDIDIKAN DALAM KELUARGA
Mata Kuliah Nama Dosen : Landasan Pendidikan : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,M.Pd.H PENDIDIKAN DALAM KELUARGA OLEH PUTU YULIA SHARA DEWI NIM : 15.1.2.5.2.0861 PROGRAM MAGISTER (S2) DHARMA ACARYA PROGRAM
Lebih terperinciPEMBELAJARAN AGAMA HINDU
PEMBELAJARAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA iketutsudarsana@ihdn.ac.id www.iketutsudarsana.com Secara etimologi agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu dari kata a dan gam. a berarti tidak dan gam berarti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan
Lebih terperinciBudaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan NamaDosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag, M.Pd.H. Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Oleh; PUTU
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6
BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama
Lebih terperinciBHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
Lebih terperinciPERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR
PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciPERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU
PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang tua begitu berharap anak-anak mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab di masa depan, namun orangtua tidak menyadari
Lebih terperinciOleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par.
KEDUDUKAN DAN PERANAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DESA ADAT AMBENGAN DI DESA AYUNAN KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi wirasundaridewi@gmail.com
Lebih terperinciMENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK
Artikel MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Oleh: Drs. Mardiya Selama ini kita menyadari bahwa orangtua sangat berpengaruh terhadap pengasuhan dan pembinaan terhadap anak. Sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci yang memegang peranan terbesar dalam kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciMENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK
Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi perilaku anak yang semakin hilangnya nilai-nilai karakter bangsa. Hilangnya nilai-nilai karakter bangsa
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru Guru adalah pejabat profesional, sebab mereka diberi tunjangan profesional. Namun, walaupun mereka secara formal merupakan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciI Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari
I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan
Lebih terperinciKELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
KELUARGA HINDU Istilah keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan varga kula berarti abdi, hamba. Varga berarti jalinan, ikatan. Istilah kula dan warga ini dirangkaikan sehingga menjagi kulavarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana atau tradisional ke masyarakat yang modern sangat mempengaruhi kehidupan. Akibat dari berbagai
Lebih terperinciKedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim
Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciPEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak
PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Wayan Sariani Binawati Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail: wsbinawati@yahoo.com Abstrak Penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin
Lebih terperinci27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD
27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh
I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.
Lebih terperinciPENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH Oleh Ni Luh Putu Novita Martiani Institut Hindu Dharma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bab II Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayakan pada setiap keluarga. Mengasuh dan mendidik mereka agar memiliki ahlak mulia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk unik, ia menjadi subjek dan objek kajian sekaligus. Ia bertindak selaku subjek karena memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehiduan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciSemarang, 8 November 2016
Semarang, 8 November 2016 Tahun Pelajaran 2015/2016 Permohonan orang tua kepada sekolah untuk melayani peserta didik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1.UUD 45 ps 31 (1) setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan
Lebih terperincifaktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sebatas media menyalurkan ilmu dari pendidik kepada siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber kebahagiaan dan kebersamaan. Mereka membuat kehidupan menjadi manis, tempat menggantungkan harapan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan serangkaian proses yang sangat kompleks dan banyak melibatkan aspek yang saling berkaitan. Pendidikan bertujuan untuk mengubah sikap dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter dan akhlak generasi muda sangatlah urgent, karena maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak generasi
Lebih terperinciPENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK
PENGARUH POLA ASUH ANAK TERHADAP PRESTASI ANAK Dwilita Astuti Universitas Nahdlatul Ulama Lampung dwilitaastuti@yahoo.com ABSTRACT Pola asuh otoritatif yang dilakukan di rumah dan di sekolah merupakan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010
Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI ANAK NASIONAL, TANGGAL 23 JULI 2010 DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK KURANG MAMPU BERDASARKAN SPIRITUAL, EMOSIONAL DAN INTELEKTUAL DENGAN MEDIA PUZZLE DI TPA MANUNGGAL BANTUL oleh: ERNI SURYANDARI F, SE,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
KODE ETIK DOSEN VISI : Terdepan dalam dharma, widya dan budaya MISI : 1. Meningkatkan Kualitas dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hindu melalui Pendidikan Tinggi Hindu; 2. Mengembangkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak
Lebih terperinciLINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam
LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN Lingkungan Lingkungan menurut Sartain (ahli psikologi Amerika) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiasakan anak dengan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terciptanya keluarga yang baik harus diawali dengan suatu pernikahan, karena pernikahan adalah satu-satunya sarana untuk membentuk rumah tangga dan melahirkan anak-anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan dalam penelitian. Sub judul tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam negara. SDM yang akan mampu memajukan dan mengembangkan negara adalah SDM yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciKarakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:
II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan investasi masa depan yang perlu distimulasi perkembangannya sejak usia dini. Sel-sel otak yang dimiliki anak sejak lahir tidak akan mampu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG
IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG Ni Made Sri Windati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar sriwindati95@gmail.com
Lebih terperinciPENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI
PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI Disampaikan pada diskusi publik PSGA Ruang Teater Psikologi Ciputat, 22 Desember 2014 MENGAPA PERLU PENGURANGAN
Lebih terperinci21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)
21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undangundang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makluk sosial yang mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Selain sebagai makhluk individu yang memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakter dimaknai sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak (Depdiknas, 2010). Adapun berkarakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak peristiwa-peristiwa menyimpang yang terjadi di kalangan pelajar, mulai dari tawuran, seks bebas, pembunuhan, sekelompok pemuda-pemuda yang berbuat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan moral. Kehidupan
Lebih terperinci17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciKedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim
Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012, Jakarta, 29 Agustus 2012 Rabu, 29 Agustus 2012
Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012, Jakarta, 29 Agustus 2012 Rabu, 29 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinci