PENGEMBANGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG I Gede Harja Subrata Dosen Tetap STKIP Agama Hindu Singaraja Abstract The study was a research and development study which aimed at developing teaching and learning activities of Hinduism subject in elementary school. It aimed at identifying appropriate standard competencies, basic competencies, theme and subtheme, method and approches of teaching and types of assessments that were suitable to develop in character based Hinduism subject. The research method used in this research was R & D method. In this study, survey was done first to identify the problems until revision process. The data in survey process were gained from observation, quissioner, and interview. The development of conceptual method was validated by experts who have background in education, culture, and the development of character based education. The data were analyzed descriptively by explaining the real finding. The result of this study was the development of valid and effective teaching and learning activities for Hinduism subject since the activities. By inserting character based activities in Hinduism subject could help the students to develop their character earlier. The teaching and learning activities were designed to develop the character of the primary students in Hinduism subject in Buleleng district. The result of this study were the teaching approach which inserting the character values which help to develop the character and personality of the students earlier. This also stimulates students to be actively involved in teaching and learning process. It gives benefits to the students in cultivating values, moral reasoning, analyzing values, and understading spritual culture. Key words: Teaching and Learning Activities, Character Based Learning A. PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 dan pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

2 yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan ini dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional dirumuskan menjadi insan Indonesia yang cerdas secara konprehensif meliputi cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis. Sementara itu insan Indonesia kompetitif mengandung makna berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangun dan pembina jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen perubahan, produktif, sadar mutu, berorientasi global dan belajar sepanjang hayat. Pada era sekarang ini tujuan tersebut sebenarnya sudah dapat dilihat wujudnya, namun realita menunjukkan bahwa pada era globalisasi yang ditandai dengan perubahan di berbagai sektor kehidupan yang begitu cepat, bangsa Indonesia mengalami beberapa masalah, salah satunya adalah krisis jati diri atau identitas nasional. Krisis ini berimplikasi pada melemahnya karakter kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Menurut pandangan Pemerintah Indonesia (2010 dikutip oleh Sukadi, 2011:2) ada enam masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan karakter bangsa, yaitu disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa, keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan melemahnya kemandirian bangsa. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementrian Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan program nasional yang bertujuan untuk membentuk karakter dan budaya bangsa pada siswa. Oleh karena itu unsur-unsur pengembangan karakter harus diintegrasikan disemua mata pelajaran dan setiap guru harus mampu menerapkan pendidikan karakter tersebut di setiap pembelajarannya. Pengintegrasianyang pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran paling jelas terlihat dalam mata pelajaran PKn dan Pendidikan Agama. Kedua mata pelajaran ini secara substantif seharusnya mampu memberikan pendidikan karakter sehingga rapuhnya moral manusia dapat dihindari. Namun dari hasil analisis terhadap silabus dan materi pembelajaran kedua mata pelajaran tersebut di SD, terutama pada mata pelajaran agama Hindu, menunjukkan bahwa materi ajar untuk mata pelajaran pendidikan agama Hindu hanya materi yang sifatnya kognitif dan belum sama sekali mengembangkan materi yang

3 ada dalam ranah afektif. Padahal seharusnya pelajaran agama hindu lebih menekankan pada ranah afektif karena kontennya sendiri menuntut adanya pemahaman terhadap aturan dan nilai luhur budaya Bali. Sehubungan dengan hal tersebut Harja (2011) melakukan penelitian tentang model konseptual pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Dasar (SD) yang berbasis pendidikan karakter. Hasil penelitian tersebut baru pada tataran konseptual bagaimana sintaks pembelajaran agama hindu yang berbasis pendidikan karakter. Untuk dapat mengaplikasikan model tersebut perlu dibuat materi pembelajaran, strategi pembelajaran yang mendorong pembentukan karakter, serta asessment yang dapat mengukur aplikasi dan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Berdasarkan hasil observasi pada saat melakukan penelitian tentang model konseptual diatas Harja (2011) menemukan bahwa kesulitan yang paling banyak ditemukan oleh guru-guru agama Hindu adalah bagaimana strategi mengajar Agama Hindu dapat mendorong siswa untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan, Oleh karena itu merupakan sesuatu yang sangat mendesak untuk mengembangkan aktivitas pembvelajaran yang berbasis pendidikan karakter dalam pembelajaran Agama Hindu di Sekolah dasar di Kabupaten Buleleng. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development), yang didahului dengan penelitian survey untuk mengidentifikasi berbagai masalah terkait dengan pembelajaran Pendidikan agama Hindu di Sekolah Dasar. Secara rinci, permasalahan tersebut bisa dilihat dari: penentuan SK dan KD, tema atau sub tema bahan ajar, pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran; materi dan media pembelajaran, dan jenis dan bentuk asesmen. Secara rinci desain penelitian mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Sugiyono (2007:409), yang dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut. Gambar: 1.1 Langkah-langkah Penelitian Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Model Konseptual Validasi Model (Uji Ahli) Uji Empiris luas Revisi Model Uji Empiris terbatas Revisi Model Revisi Model PA-PAH-BPK

4 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini secara umum terdiri dari dua tahapan utama, yaitu: (1) penelitian yang berupa determinasi masalah melalui survey dengan teknik observasi, angket, dan wawancara yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi mencakup penentuan; pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran; materi dan media pembelajaran; dan jenis dan bentuk asesmen, dan (2) pengembangan, yaitu pengembangan aktivitas pembelajaran pendidikan agama Hindu yang berbasis pendidikan karakter di Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif, dengan memaparkan secara apa adanya semua temuan penelitian. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tahap Studi Pendahuluan Dari 30 SK dengan 96 KD yang diidentifikasi dari kurikulum agama Hindu SD berhasil digali melalui instrumen kebutuhan PAH-BPK dan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor, sehingga diperoleh SK dan KD PAH-BPK sebagai berikut. Tabel 1.1 Stándar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAH-BPK dalam Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Dasar Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar I 1) Meyakini Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuahan) sebagai maha pencipta 1.1. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) 1.2. Menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) 2) Mengenal tari-tarian keagamaan 2.1. Menyebutkan jenis-jenis tari keagamaan Hindu 2.2. Menunjukkan contoh-contoh tari keagamaan Hindu 3) Mengenal sikap-sikap sembahyang 4) Mengenal ajaran Susila dalam kehidupan sehari-hari 5) Mengenal orang suci agama Hindu 3.1. Menyebutkan jenis-jenis sikap sembahyang 3.2. Mempraktekkan sikap Tri Sandhya 4.1. Mengenal arti Tri Kaya Parisudha 4.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Kaya Parisudha 4.3. Menunjukkan contoh pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari 4.4. Melatih diri melaksanakan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan 5.1. Menyebutkan arti dan makna orang suci 5.2. Menyebutkan contoh perilaku orang suci 5.3. Menunjukkan contoh-contoh orang suci

5 II 1) Meyakini Manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai Tri Murti 1.1. Menyebutkan arti dan fungsi Tri Murti 1.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Murti 1.3. Menyebutkan sakti Tri Murti 1.4. Menunjukkan gambar dan atribut Tri Murti 2) Mengidentifikasi Tri Mala 2.1. Menyebutkan arti Tri Mala 2.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Mala 2.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku Tri Mala yang harus dihindari 3) Mengenal pelaksanaan sembahyang 3.1. Menyebutkan urutan pelaksanaan Tri Sandhya 3.2. Menunjukkan conto-contoh Tri Sandhya 3.3. Melafalkan mantram Tri Sandhya 3.4. Melaksanakan Tri Sandhya 4) Mengenal tempat suci 4.1. Menyebutkan arti tempat suci 4.2. Menunjukkan sebutan tempat suci bagi umat Hindu 4.3. Menyebutkan syarat-syarat masuk tempat suci 4.4. Melakukan kunjungan ke tempat suci 5) Mengenal Weda sebagai kitab suci III 1) Meyakini Manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai Tri Purusa 2) Mengenal pemimpin yang baik dan patut diteladani di wilayah masing-masing 5.1. Menyebutkan arti Weda 5.2. Mengenal bahasa yang dipakai dalam Weda 5.3. Mengenal Weda sebagai wahyu Sang Hyang Widhi (Tuhan) 5.4. Menunjukkan contoh kitab suci 1.1. Menguraikan Tri Purusa 1.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Purusha 2.1. Menyebutkan arti pemimpin 2.2. Mengenal pemimpin-pemimpin di lingkungan terdekat 2.3. Menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang baik 2.4. Meneladani sikap pemimpin yang baik 3) Mengenal sarana sembahyang 3.1. Menyebutkan sarana-sarana persembahyangan 3.2. Menyebutkan arti dan fungsi sarana persembahyangan 3.3. Menunjukkan contoh-contoh sarana persembahyangan 3.4. Melatih diri membuat sarana persembahyangan 4) Mengenal hari-hari suci keagamaan 5) Mengenal Catur Paramitha dan Tri Parartha 4.1. Menguraikan arti hari suci keagamaan Hindu 4.2. Menyebutkan nama-nama hari suci keagamaan Hindu 4.3. Melaksanakan hari-hari suci keagamaan dalam kehidupan 5.1. Menguraikan arti Catur Paramitha dan Tri Parartha 5.2. Menyebutkan bagian-bagian Catur Paramitha dan Tri Parartha 5.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku Catur Paramitha dan Tri Parartha

6 5.4. Melatih diri melaksanakan Catur Paramitha dan Tri Parartha dalam kehidupan 6) Mengenal Tri Mandala 6.1. Menyebutkan arti Tri Mandala 6.2. Menyebutkan jenis-jenis bangunan pada tiap-tiap Mandala 6.3. Membedakan tempat suci dengan tempat tingla 7) Mengenal tugas dan kewajiban orang suci 7.1. Menyebutkan tugas dan kewajiban oranmg suci 7.2. Menyebutkan larangan-larangan bagi orang suci IV 1) Mengenal ajaran Panca Sradha 1.1. Menyebutkan arti Panca Sradha 1.2. Menyebutkan bagian-bagian Panca Sradha 1.3. Menjelaskan masing-masing bagian Panca Sradha 2) Mengenal Bhuana Agung dan Bhuana Alit 3) Mengenal lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 4) Mengenal dasar-dasar hari suci (wariga) 5) Mengenal Panca Yama dan Panca Nyama Bratha sebagai ajaran susila 2.1. Menguraikan arti Bhuana Agung dan Bhuana Alit 2.2. Menunjukkan contoh-contoh Bhuana Agung dan Bhuana Alit 3.1. Menyebutkan arti lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 3.2. Menyebutkan jenis-jenis lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 3.3. Melafalkan jenis-jenis lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 4.1. Menyebutkan arti hari suci (Wariga) 4.2. Mengenal hari-hari/bulan baik 4.3. Mengenal hari raya suci keagamaan berdasarkan perhitungan hari-hari /bulan baik 5.1. Menguraikan arti Panca Yama dan Panca Nyama Bratha 5.2. Menyebutkan bagian-bagian dan contoh Panca Yama dan Panca Nyama Brfatha 5.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku Panca Yama dan Panca Nyama Bratha 5.4. Menerapkan ajaran Panca Yama dan Panca Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari V 1) Mengenal Tri Sarira 1.1. Menguraikan Tri Sarira 1.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Sarira 1.3. Menyebutkan fungsi Tri Sarira 2) Mengenal Sejarah perkembangan Hindu sebelum Kemerdekaan 2.1. Menyebutkan kerajaan Hindu di Indonesia sebelum kemerdekaan 2.2. Menyebutkan peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia sebelum kemerdekaan 2.3. Mengunjungi peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu sebelum kemerdekaan 3) Mengenal Panca Yadnya 3.1. Menguraikan arti Panca Yadnya 3.2. Menyebutkan jenis-jenis Panca Yadnya 3.3. Menerapkan Panca Yadnya dalam kehidupan sehari-hari

7 VI 3.4. Melaksanakan Panca Yadnya dalam kehidupan sehari-hari 4) Mengenal Catur Guru 4.1. Menguraikan arti kata Catur Guru 4.2. Menyebutkan bagian-bagian Catur Guru 4.3. Menunjukkan contoh-contoh sikap Bakthi kepada Catur Guru 5) Mengenal Bhuana Agung dan Bhuana Alit 1) Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Cadhu Sakti 2) Mengungkapkan perkembangan agama hindu setelah kemerdekaan Indonesia 5.1. Menyebutkan unsur-unsur Bhuana Agung dan Bhuana Alit 5.2. Menyebutkan persamaan dan perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit 5.3. Menyebutkan peranan dan fungsi Panca Maha Butha dalam pembentukan Bhuana Agung dan Bhuana Alit 1.1. Menguraikan arti Cadhu Sakti 1.2. Menyebutkan bagian-bagian Cadhu Sakti 1.3. Menunjukkan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Cadhu Sakti 2.1. Menguraikan perkembangan agama Hindu setelah kemerdekaan Indonesia 2.2. Menunjukka hasil-hasil pembangunan yang bernuansakan agama Hindu setelah kemerdekaan Indonesia 3) Mengenal perilaku Yadnya 3.1. Menguraikan arti Nitya dan Naimitika Karma 3.2. Menyebutkan contoh pelaksanaan Yadnya secara Nitya dan Naimitika Karma 3.3. Menerapkan pelaksanaan Yadnya secara Nitya dan Naimitika Karma 4) Mengenal Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha 4.1. Menguraikan arti Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha 4.2. Menyebutkan bagian-bagian Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha 4.3. Menunjukkan contoh-contoh Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha 2. Tema dan Sub Tema Tabel Tema/Sub Tema PAH-BPK dalam Pelajaran Agama Hindu di SD Kelas Tema/Sub Tema Standar Kompetensi I Sradha 1) Meyakini Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) sebagai maha pencipta Budaya 2) Mengenal tari-tarian keagamaan Kompetensi Dasar 1.3. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) 1.4. Menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) 2.1. Menyebutkan jenis-jenis tari keagamaan Hindu 2.2. Menunjukkan contoh-contoh tari keagamaan Hindu

8 Yadnya Susila Orang Suci 3) Mengenal sikap-sikap sembahyang 4) Mengenal ajaran Susila dalam kehidupan seharihari 5) Mengenal orang suci agama Hindu II Sradha 1) Meyakini Manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai Tri Murti 3.1. Menyebutkan jenis-jenis sikap sembahyang 3.2. Mempraktekkan sikap Tri Sandhya 4.1. Mengenal arti Tri Kaya Parisudha 4.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Kaya Parisudha 4.3. Menunjukkan contoh pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari 4.4. Melatih diri melaksanakan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan 5.1. Menyebutkan arti dan makna orang suci 5.2. Menyebutkan contoh perilaku orang suci 5.3. Menunjukkan contoh-contoh orang suci 1.5. Menyebutkan arti dan fungsi Tri Murti 1.6. Menyebutkan bagian-bagian Tri Murti 1.7. Menyebutkan sakti Tri Murti 1.8. Menunjukkan gambar dan atribut Tri Murti Susila 2) Mengidentifikasi Tri Mala 2.1. Menyebutkan arti Tri Mala 2.2. Menyebutkan bagian-bagian Tri Mala 2.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku Tri Mala yang harus dihindari Yadnya 3) Mengenal pelaksanaan sembahyang 3.1. Menyebutkan urutan pelaksanaan Tri Sandhya 3.2. Menunjukkan conto-contoh Tri Sandhya 3.3. Melafalkan mantram Tri Sandhya 3.4. Melaksanakan Tri Sandhya Tempat Suci 4) Mengenal tempat suci 4.1. Menyebutkan arti tempat suci 4.2. Menunjukkan sebutan tempat suci bagi umat Hindu 4.3. Menyebutkan syarat-syarat masuk tempat suci 4.4. Melakukan kunjungan ke tempat suci Kitab Suci 5) Mengenal Weda sebagai kitab suci 5.1. Menyebutkan arti Weda 5.2. Mengenal bahasa yang dipakai dalam Weda 5.3. Mengenal Weda sebagai wahyu Sang Hyang Widhi (Tuhan) 5.4. Menunjukkan contoh kitab

9 III Sradha 1) Meyakini Manifestasi Sang Hyang Widhi sebagai Tri Purusa Kepemimpina n Yadnya Hari Suci Susila 2) Mengenal pemimpin yang baik dan patut diteladani di wilayah masing-masing 3) Mengenal sarana sembahyang 4) Mengenal hari-hari suci keagamaan 5) Mengenal Catur Paramitha dan Tri Parartha suci 1.3. Menguraikan Tri Purusa 1.4. Menyebutkan bagian-bagian Tri Purusha 2.1. Menyebutkan arti pemimpin 2.2. Mengenal pemimpinpemimpin di lingkungan terdekat 2.3. Menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang baik 2.4. Meneladani sikap pemimpin yang baik 3.1. Menyebutkan sarana-sarana persembahyangan 3.2. Menyebutkan arti dan fungsi sarana persembahyangan 3.3. Menunjukkan contoh-contoh sarana persembahyangan 3.4. Melatih diri membuat sarana persembahyangan 4.1. Menguraikan arti hari suci keagamaan Hindu 4.2. Menyebutkan nama-nama hari suci keagamaan Hindu 4.3. Melaksanakan hari-hari suci keagamaan dalam kehidupan 5.1. Menguraikan arti Catur Paramitha dan Tri Parartha 5.2. Menyebutkan bagian-bagian Catur Paramitha dan Tri Parartha 5.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku Catur Paramitha dan Tri Parartha 5.4. Melatih diri melaksanakan Catur Paramitha dan Tri Parartha dalam kehidupan Tempat Suci 6) Mengenal Tri Mandala 6.1. Menyebutkan arti Tri Mandala 6.2. Menyebutkan jenis-jenis bangunan pada tiap-tiap Mandala 6.3. Membedakan tempat suci dengan tempat tinggal Orang Suci 7) Mengenal tugas dan kewajiban orang suci IV Sradha 1) Mengenal ajaran Panca Sradha Alam Semesta 2) Mengenal Bhuana Agung 7.1. Menyebutkan tugas dan kewajiban oranmg suci 7.2. Menyebutkan laranganlarangan bagi orang suci 1.4. Menyebutkan arti Panca Sradha 1.5. Menyebutkan bagian-bagian Panca Sradha 1.6. Menjelaskan masing-masing bagian Panca Sradha 2.1. Menguraikan arti Bhuana

10 Budaya Hari Suci Susila dan Bhuana Alit 3) Mengenal lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 4) Mengenal dasar-dasar hari suci (wariga) 5) Mengenal Panca Yama dan Panca Nyama Bratha sebagai ajaran susila Agung dan Bhuana Alit 2.2. Menunjukkan contoh-contoh Bhuana Agung dan Bhuana Alit 3.1. Menyebutkan arti lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 3.2. Menyebutkan jenis-jenis lagu-lagu kerohanian (Yadnya) 3.3. Melafalkan jenis-jenis lagulagu kerohanian (Yadnya) 4.1. Menyebutkan arti hari suci (Wariga) 4.2. Mengenal hari-hari/bulan baik 4.3. Mengenal hari raya suci keagamaan berdasarkan perhitungan hari-hari /bulan baik 5.1. Menguraikan arti Panca Yama dan Panca Nyama Bratha 5.2. Menyebutkan bagian-bagian dan contoh Panca Yama dan Panca Nyama Brfatha 5.3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku Panca Yama dan Panca Nyama Bratha 5.4. Menerapkan ajaran Panca Yama dan Panca Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari V Sradha 1) Mengenal Tri Sarira 1.4. Menguraikan Tri Sarira 1.5. Menyebutkan bagian-bagian Tri Sarira 1.6. Menyebutkan fungsi Tri Sarira Sejarah Agama Hindu 2) Mengenal Sejarah perkembangan Hindu sebelum Kemerdekaan 2.1. Menyebutkan kerajaan Hindu di Indonesia sebelum kemerdekaan 2.2. Menyebutkan peninggalanpeninggalan kerajaan Hindu di Indonesia sebelum kemerdekaan 2.3. Mengunjungi peninggalanpeninggalan kerajaan Hindu sebelum kemerdekaan Yadnya 3) Mengenal Panca Yadnya 3.1. Menguraikan arti Panca Yadnya 3.2. Menyebutkan jenis-jenis Panca Yadnya 3.3. Menerapkan Panca Yadnya dalam kehidupan sehari-hari 3.4. Melaksanakan Panca Yadnya dalam kehidupan sehari-hari Susila 4) Mengenal Catur Guru 4.1. Menguraikan arti kata Catur

11 Alam Semesta 5) Mengenal Bhuana Agung dan Bhuana Alit VI Sradha 1) Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi sebagai Cadhu Sakti Sejarah Agama Hindu Susila 2) Mengungkapkan perkembangan agama hindu setelah kemerdekaan Indonesia Yadnya 3) Mengenal perilaku Yadnya 4) Mengenal Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Guru 4.2. Menyebutkan bagian-bagian Catur Guru 4.3. Menunjukkan contoh-contoh sikap Bakthi kepada Catur Guru 5.1. Menyebutkan unsur-unsur Bhuana Agung dan Bhuana Alit 5.2. Menyebutkan persamaan dan perbedaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit 5.3. Menyebutkan peranan dan fungsi Panca Maha Butha dalam pembentukan Bhuana Agung dan Bhuana Alit 2.1. Menguraikan arti Cadhu Sakti 2.2. Menyebutkan bagian-bagian Cadhu Sakti 2.3. Menunjukkan contoh-contoh kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Cadhu Sakti 2.1. Menguraikan perkembangan agama Hindu setelah kemerdekaan Indonesia 2.2. Menunjukka hasil-hasil pembangunan yang bernuansakan agama Hindu setelah kemerdekaan Indonesia 3.1. Menguraikan arti Nitya dan Naimitika Karma 3.2. Menyebutkan contoh pelaksanaan Yadnya secara Nitya dan Naimitika Karma 3.3. Menerapkan pelaksanaan Yadnya secara Nitya dan Naimitika Karma 4.1. Menguraikan arti Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha 4.2. Menyebutkan bagian-bagian Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha 4.3. Menunjukkan contoh-contoh Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Berdasarkan studi pendahuluan tersebut selanjutnya dikembangkanlah model aktivitas pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : a. Hasil Penilaian Guru terhadap implementasi model Aktivitas Pembelajaran berbasis perkembangan Penalaran Moral

12 No Pernyataan Kurang Setuju Sangat 1. Aktivitas belajar mengajar seperti yang memahami materi yang diberikan oleh guru 2. Aktivitas belajar mengajar seperti yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang harus mereka laksanakan 3. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menantang siswa untuk melakukan dan mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi 4. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik 5. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menghargai kemampuan setiap individu di dalam kelas 6. Implementasi aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini membuat guru lebih aktif dan kreatif 70% 30% - 10% 90 % - 60% 40 % 15 % 85% - 50% 50% 10% 40% 50% b. Hasil Penilaian Guru terhadap implementasi model aktivitas Pembelajaran Analisis Nilai No Pernyataan Kurang Setuju Sangat 1. Aktivitas belajar mengajar seperti yang memahami materi yang diberikan oleh guru 2. Aktivitas belajar mengajar seperti yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang harus mereka laksanakan 3. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menantang siswa untuk melakukan dan mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi 4. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini dapat membantu siswa 5% 20% 75% - 20% 80 % - 70% 30 % 85 % 15%

13 untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik 5. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menghargai kemampuan setiap individu di dalam kelas 6. Implementasi aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini membuat guru lebih aktif dan kreatif - 50% 50% 20% 40% 40% c. Hasil Penilaian Guru terhadap implementasi model aktivitas Pembelajaran Klarifikasi Nilai Kurang Sangat No Pernyataan Setuju 1. Aktivitas belajar mengajar seperti yang memahami materi yang diberikan oleh guru 2. Aktivitas belajar mengajar seperti yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang harus mereka laksanakan 3. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menantang siswa untuk melakukan dan mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi 4. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik 5. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menghargai kemampuan setiap individu di dalam kelas 6. Implementasi aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini membuat guru lebih aktif dan kreatif 10% 50% 40% - 20% 80 % 5 80% 15 % 75 % 25% - 50% 50% 20% 40% 40% d. Hasil Penilaian Guru terhadap implementasi model aktivitas Pembelajaran Proyek Kewarganegaraan No Pernyataan Kurang Setuju Sangat 1. Aktivitas belajar mengajar seperti yang 90% 10%

14 memahami materi yang diberikan oleh guru 2. Aktivitas belajar mengajar seperti yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang harus mereka laksanakan 3. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menantang siswa untuk melakukan dan mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi 4. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik 5. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menghargai kemampuan setiap individu di dalam kelas 6. Implementasi aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini membuat guru lebih aktif dan kreatif - 35% 65 % - 90% 10 % 50 % 50% - 50% 50% 10% 20% 70% e. Hasil Penilaian Guru terhadap implementasi model aktivitas Pembelajaran berbasis Budaya spiritual No Pernyataan Kurang Setuju Sangat 1. Aktivitas belajar mengajar seperti yang memahami materi yang diberikan oleh guru 2. Aktivitas belajar mengajar seperti yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang harus mereka laksanakan 3. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menantang siswa untuk melakukan dan mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi 4. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik 5. Aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini menghargai kemampuan setiap individu di dalam kelas 6. Implementasi aktivitas belajar mengajar seperti yang dilaksanakan saat ini membuat guru lebih 15% 85% - 10% 90 % - 90% 10 % 85 % 15% - 80% 20% 60% 40%

15 aktif dan kreatif Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa hampir semua model APAHBPK yang diimplementasikan dalam RPP dii oleh hampir 88,5 % guru. Dengan demikian model APAHBPK ada pada kategori bagus. D. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Model Aktivitas Pembelajaran Agama Hindu Berbasis Pendidikan Karakter adalah model aktifitas yang menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran nilai yang dikembangkan dengan menyisipkan nilai karakter dalam pembelajarannya Penyisipan nilai karakter dalam model APAHBPK dapat membantu mengembangkan kepribadian dan karakter siswa sejak dini. 2. Model APAHBPK dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, yang berimbas pada makin dalamnya penanaman nilai, penalaran moral, analisis nilai, dan pemahaman budaya spiritual siswa bersangkutan. DAFTAR PUSTAKA Atmadja, N.B Manajemen Konflik pada Desa Adat Multietnik di Buleleng, Bali. Singaraja: IKIP. Atmadja, N.B Bali pada Era Globalisasi Pulau Seribu Pura Tidak Seindah Penampilannya. Yogyakarta: LkiS Barker, C Cultural Studies Teori dan Praktik. Penerjemah: Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana Berry, J.W. et al. (ed.) Psikologi Lintas-budaya. Riset dan Aplikasi. [Penerjemah: Edi Suhardono]. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Budianta, M. Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural: Sebuah Gambaran Umum. Mencari Akar Kultural Civil Society di Indonesia. (ed.) Buhanuddin. Jakarta: INCIS. Halaman

16 Cuppit, D Masa Depan Agama. [Penerjemah: Abdul Qadir Saleh]. Yogyakarta: IrCiSod. Danandjaja, J Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali Lukisan Analitis yang Menghubungkan Praktek Pengasuhan Anak dengan LatarBelakang Etnografinya. Bandung: Dunia Pustaka Jaya. Departemen Pendidikan Nasional Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI. Frawley, D Seruan Hindu bagi Pluralisme Agama. Dalam Ngakan Made Mandrasuta (ed). Semua Agama Tidak Sama. Halaman: Denpasar: Media Hindu. Geertz, C Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. [Penerjemah: Aswab Mahasin]. Bandung: Pustaka Jaya. Gramsci, A Sejarah dan Budaya. Penerjemah: Ira Puspitorini, dkk. Surabaya: Pustaka Promethea. Harja, Hasil penelitian, Pengembangan model konseptual pembelajan Agama Hindu berbasis pendidikan karakter di Sekolah dasar di Kabupaten Buleleng. Husaini, A Pluralisme Agama: Haram Fatwa MUI yang Tegas & Tidak Kontroversial. Jakarta: Pustaka Al-kautsar. Joyce, Bruce, Marsha Weil & Emily Calhoun Models of Teaching. Needham Heights, MA: A Pearson Education Company. Kartanegara, M Integrasi Ilmu sebuah Rekonstruksi Holistik. Jakarta: UIN Jakarta Press. Koentjaraningrat Persepsi tentang Kebudayaan Nasiona. Dalam Alfian ed. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia. Halaman Leliweri, A Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Madjid, Nurcholis Pengantar (2) Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi: Tantangan dan Kemungkinan. Dalam Ahmad Baso Civil Society versus Masyarakat Madani. Halaman: Magnis-Suseno, F Berebut Jiwa Bangsa. Jakarta: Kompas. Mulyana, D Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nuswantoro Daniel Bell: Matinya Ideologi. Magelang: Yayasan Indonesiatera Ohmae, K The Next Global Stage Tantangan dan Peluang di Dunia yang Tidak Mengenal Batas Kewilayahan. [Penerjemah: Ahmad Fauzi]. Klaten: PT. Intan Sejati Klaten

17 Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukadi, Belajar dan Pembelajaran sebagai Yadnya, Belajar dan Pembelajaran (Berorientasi Konten Kearifan Lokal Budaya Bali), (ed.) Sukadi dkk. Singaraja: Undiksha. Sukadi, Pendidikan dan Pembelajaran Berorientasi Pembangunan Karakter Bangsa. Makalah disampaikan pada kegiatan Pelatihan Pendidikan Karakter bagi Staf Dosen Universitas Ganesha yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret Singaraja: Undiksha. Supardi, N Kongres Kebudayaan ( ). Yogyakarta: Ombak. Suzuki, B Multicultural Education: What s it all about? Integrated Education, 17 (1-2). Halaman Tilaar, H.A.R Kekuasaan dan Pendidikan Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural. Magelang: Indonesiatera.

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN

C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN 1. SEKOLAH DASAR (SD)/ MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) a. Pendidikan Agama Islam SD/MI 1. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam

Lebih terperinci

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 446 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1254 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki masa globalisasi dan meningkatnya perkembangan teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik secara ekonomi, politik, sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar manusia menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 RASIONAL 1. Pendidikan diyakini sebagai wahana pembentukan karakter

Lebih terperinci

MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas Guru Dalam Mendidik Siswa Berkarakter Pribadi yang Baik

MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas Guru Dalam Mendidik Siswa Berkarakter Pribadi yang Baik JOURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 4, No. 2, Agustus 2015 MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas Guru Dalam Mendidik Siswa Berkarakter Pribadi yang Baik Machful

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN Pengabdi Daru Wahyuni, Endang Mulyani PENDAHULUAN Indonesia memerlukan sumberdaya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENDIDIKAN AGAMA HINDU Kurikulum 2004 PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SD PENDIDIKAN AGAMA HINDU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN Hak Cipta pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ASPEK SIKAP PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 24 BULUKUMBA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ASPEK SIKAP PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 24 BULUKUMBA 14 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ASPEK SIKAP PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 24 BULUKUMBA Oleh: FEBRIANI DWISISKA Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar FIRMAN UMAR Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN IPA Encep Andriana, Mudmainah Vitasari, Yuvita Oktarisa, Diana Citra Damayanti Universitas Sultan Ageng Tirtayasa andriana1188@untirta.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS) PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS) Semester Gasal 2012/2013 suranto@uny.ac.id 1 A. Pendahuluan Selama ini pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan anak-anak dan pemuda untuk memasuki kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

MODEL PROSES PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA

MODEL PROSES PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA MODEL PROSES PEMBERDAYAAN PEMUDA KARANG TARUNA Proses Empowering Anggota Organisasai Pemuda Kegiatan Belajar/pelatihan bersama dalam Organisasi KARANG TARUNA Pemuda yang: -Responsif -Terampil -Kolaboratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL BUKU PANDUAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEMBELAJARAN DI SMK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

PENGEMBANGAN MODEL BUKU PANDUAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEMBELAJARAN DI SMK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. PENGEMBANGAN MODEL BUKU PANDUAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEMBELAJARAN DI SMK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Abstrak Oleh: Sri Sumardiningsih Endang Mulyani Penelitian

Lebih terperinci

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran (PKn) di Perguruan Tinggi

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran (PKn) di Perguruan Tinggi Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran (PKn) di Perguruan Tinggi Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Teknik Informatika Pengantar PKn Peserta didik di perguruan tinggi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan Modul 1 0 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mempersiapkan anak didik melakukan berbagai peran di lingkungannya secara tepat di masa akan datang. 1 Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA C H A R A C T E R B U I L D I N G PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 ABSTRAK Bahan Ajar Character

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL Oleh: Faeza Rezi S 17232/ 2010 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dalam sistem pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN PENGARUH PEMBELAJARAN PKn TERHADAP PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soenarjo Wawan Kokotiasa

Lebih terperinci

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR Oleh: I Made Sedana, S.Pd., M.Pd.. Abstrak Sekolah merupakan institusi sosial yang dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD Oleh: Faisal Rahman Luthfi 1, Suripto 2, Harun Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret E-mail: luthfifaisal@ymail.com

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Kontrak Perkuliahan Pendidikan Pancasila. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Kontrak Perkuliahan Pendidikan Pancasila. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Kontrak Perkuliahan Pendidikan Pancasila Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id KONTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL. Oleh : NI NENGAH TIRTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL. Oleh : NI NENGAH TIRTA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NENGAH TIRTA 0914041046 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS. Modul ke: Kewarganegaraan Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan Fakultas Teknik Uly Amrina ST, MM Program Studi Teknik Industri Kode : 90003 Semester 1 2 SKS Deskripsi Mata

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Oleh: DRS.H.IMAM GHOZALI, MM

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Oleh: DRS.H.IMAM GHOZALI, MM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: DRS.H.IMAM GHOZALI, MM B I O D A T A NAMA : DRS. H.,IMAM GHOZALI, MM PANGKAT/NIP : PEMBINA IV/ D, 196509101993031001 JABATAN : LEKTOR PENDIDIKAN 1. S1, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI MTs NEGERI MLINJON KLATEN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI MTs NEGERI MLINJON KLATEN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN NILAI ISLAM PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI MTs NEGERI MLINJON KLATEN Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa disegala bidang, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dengan sengaja dirancang mencapai tujuan meningkatkan pendidikan kualitas merupakan telah sumber suatu ditetapkan. daya proses Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena pendidikan adalah upaya manusia untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, juga merupakan senjata yang paling ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA A. Landasan Pendidikan Pancasila Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa Indonesia. Bangsa akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme. Nasionalisme merupakan bagian penting

Lebih terperinci