Profil SDM Konstruksi yang Siap Bersaing untuk Meraih Peluang Investasi Infrastruktur dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
|
|
- Teguh Tanuwidjaja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Profil SDM Konstruksi yang Siap Bersaing untuk Meraih Peluang Investasi Infrastruktur dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN Oleh : Ir. Agita Widjajanto, M.Sc Disampaikan pada Seminar Konstruksi Indonesia 2014, dengan Tema : Strategi Peningkatan Kualitas SDM Sektor Konstruksi dalam Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi ASEAN Jakarta, 16 Juli 2014 PUSAT PEMBINAAN SUMBER DAYA INVESTASI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
2 Backward linkage (Industri Hulu) Forward linkage (Industri Hilir) BBM LISTRIK PENGARUH TIDAK LANGSUNG Penambangan Batu Kapur Penambangan Bijih Besi SEWA ALAT BERAT (Bulldozer, AMP, Batching Plan, dll.) PENGARUH LANGSUNG Aspal SEMEN BAJA TULANGAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR Jasa Angkutan Jalan Raya PENGARUH LANGSUNG Jasa Perhotelan Jasa Kesehatan JASA PERDAGANGAN Real Estat. PENGARUH TIDAK LANGSUNG Jasa Pariwisata Jasa Bank Jasa Pendidikan Jasa Perorangan Daya Dorong/Daya Penyebaran (Industri Hulu) Daya Dorong/Derajat Kepekaan (Industri Hilir) MULTIPLIER = PENGARUH LANGSUNG + PENGARUH TIDAK LANGSUNG
3 Daya Saing Indonesia Menurut Global Competitiveness Index (GCI) Rank Infrastruktur merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan daya saing Indonesia, terutama sejak Indonesia dikategorikan sebagai efficiency driven country GCI overall infrastructure road quality Rank Year Overall GCI infrastructure road quality Rank of competitiveness Indonesia : rank : rank 50 Singapore : rank : rank 2 Malaysia : rank : rank 25 Thailand : rank : rank 38
4 Perbandingan Daya Saing Indonesia dengan Negara- Negara di Asia 4 Philippines Cambodia Brunei Darussalam Singapore Malaysia Thailand China Indonesia ASEAN Developing Asia Low Competitiveness in Infrastructure Road (GCI ) 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 Backlog in Expressway Development Indonesia 0 0,2 0,4 0,6 0,8 Index Expressway Density Indonesia Malaysia China Philippines Thailand Indonesia Vietnam The Global Competitiveness Index (GCI), yang diterbitkan setiap tahun oleh World Economic Forum, adalah penilaian dan sistem peringkat untuk menunjukkan daya saing dan tingkat produktivitas negara yang dinilai dari berbagai aspek berdasarkan faktor ekonomi mikro dan makro. High land transport costs low connectivity of economic centres Indonesia 0,00 1,00 2,00 3,00 Trip time (hr/100 km) Vietnam Indonesia China Demand growing 8-10% pa to support growth Thailand Malaysia Key centres congested, large areas underdeveloped
5 Indonesia Logistics Performance Index (LPI) 5 Road infrastructure plays important role in assuring the traffic flow/logistic; Road Infrastructure management has been dedicated to reduce a high economic cost of logistic system; Road infrastructure management has been occupied as an indicator of logistic services level and international competitiveness Source : Logistic Performance Index Singapore Japan Australia Korea China Malaysia New Zealand Thailand India Philippines Vietnam Indonesia Cambodia Laos Papua NG Tracking The World Bank s Logistics Performance Index (LPI) analyzes countries in six components: 1. The efficiency of customs and border management clearance. 2. The quality of trade and transport infrastructure. 3. The ease of arranging competitively priced shipments. 4. The competence and quality of logistics services. 5. The ability to track and trace consignments. 6. The frequency with which shipments reach consignees within scheduled or expected delivery times. Timeless Competence LPI Score Shipments Customs Infrastructur e
6 Investasi Infrastruktur di Indonesia, China, dan India 6 Perbandingan Investasi Infrastruktur di China, India, dan Indonesia ( ) Investasi Pembiayaan Infrastruktur di Indonesia ( ) Sumber: Bappenas Investasi infrastruktur di Indonesia masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan China dan India. Sejak tahun 2009, investasi infrastruktur di India mencapai 7% dari GDP. Di China, investasi infrastruktur mencapai 9-11% dari GDP. Sementara itu, investasi infrastruktur di Indonesia baru mencapai 4,5-5% dari GDP. Sumber: Bappenas
7 Skema Pendanaan Infrastruktur 7 RENCANA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR (RPJMN) INFRASTRUKTUR PRIVAT Penjaminan Pembiayaan Pemerintah (APBN) Public Private Partnership (PPP) Sektor Swasta Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) Blue Book Pembiayaan Domestik (Rupiah) PPP Book Pembiayaan dari luar Untuk membiayai proyek prioritas pemerintah yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi, misalnya Jalan tol, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PPP Untuk membiayai proyek yang layak secara finansial serta memiliki nilai ekonomi tinggi ; Proyek dengan kebutuhan dukungan pemerintah dan jaminan pemerintah yang minimal.
8 Paradigma Baru Dalam Penyediaan Infrastruktur 8 Pola Lama 1. Hampir seluruh pembangunan infrastruktur dilaksanakan oleh Pemerintah 2. Pendekatan sentralistis 3. Penyediaan infrastruktur oleh BUMN/BUMD 4. Fungsi ganda regulator - operator 5. Tarif tidak berdasarkan atas azas pemulihan biaya 6. Pelayanan terintegrasi dari hulu hingga hilir Pola Baru 1. Pembangunan infrastruktur yang commercially viable diserahkan kepada swasta, Pemerintah akan berkonsentrasi pada infrastruktur dasar dan non-commercially viable tetapi economically feasible 2. Mengakomodasi peran daerah 3. Penyediaan Infrastruktur terbuka bagi: BUMN/BUMD, Swasta, dan Koperasi 4. Pemisahan peran operator dan regulator, serta pembentukan Badan Pengatur 5. Tarif ditentukan berdasarkan atas azas pemulihan biaya, tarif ditetapkan dengan kontrak guna memberi kepastian atas arus penerimaan dan mengurangi resiko atas proyek 6. Memperkenankan prinsip pemisahan pelayanan (unbundling)
9 Strategi Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur 9 PPP(KPS) merupakan pembagian pporsi tanggung jawab antara Pemerintah dan swasta, dimana Pemerintah bertugas untuk menyelesaikan masalah makro bisnis infrastruktur dan swasta bertugas untuk menyelesaikan masalah mikro bisnis infrastruktur; Fungsi Pemerintah : memastikan bahwa Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang ada disekitar infrastruktur dapat di-delivery secara tepat waktu dan tepat mutu sehingga diharapkan dapat memperkecil risiko permintaan yang akan dihadapi oleh swasta; Fungsi Swasta : memastikan bahwa infarstruktur tersebut dapat di-delivery secara tepat waktu dan tepat mutu sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah sekitar agar dapat mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja baru;
10 Strategi Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur 10 Pemerintah mendorong KPS, dengan alasan: a) KPS sebagai katalisator bagi reformasi penyediaan pelayanan publik; b) KPS mampu menambah kapasitas pembiayaan diluar APBN; c) KPS dapat meningkatkan efisiensi dan good governance ; d) KPS memberi value of money dalam penyediaan infrastruktur; Swasta (investor) tertarik pada KPS, dengan alasan: a) Pemerintah memfasilitasi identifikasi dan penyiapan proyek; b) Risiko proyek diluar kendali badan usaha dijamin oleh Pemerintah ; Tidak semua proyek dapat di-kps-kan. Pemerintah menawarkan proyek-proyek KPS kepada mitra dari pihak swasta berdasarkan beberapa alasan; Proyek-proyek tersebut dikumpulkan menjadi satu dalam Buku KPS (PPP Book) milik Pemerintah, diperbaharui oleh P3CU dan diumumkan kepada publik setiap tahun;
11 11 Tahapan Pelaksanaan KPS
12 Sinergi dalam Kerjasama Pemerintah Swasta 12 GCA (Government Contracting Agency / pemilik proyek sektor publik) 1 4 Pemodal Bank PT SMI 1 Perjanjian Konsesi 3 Badan Usaha PT IIF Private Equity 2 3 Perjanjian Penjaminan Perjanjian Regresi PII (PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)) 2 Dana Badan Usaha Investor lainnya 4 Perjanjian Pembiayaan
13 Rencana dan Realisasi Total Investasi Infrastruktur RPJM GAP 323,67 T??? Swasta 269,30 T Total Rp ,7 T Swasta 344,67 T BUMN 340,85T APBD 355,07 T APBN 559,54 T BUMN 340,50 APBD 445,67 T APBN 825,60 T 0 Kebutuhan Investasi Perkiraan Pendanaan Total Realisasi Pembiyaan Infrastruktur s/d 2014 Total Pembiayaan s/d 2014 sebesar Rp ,97 T
14 Progress Jalan Tol Trans Jawa JALAN TOL TRANS JAWA Serang DKI Jakarta 9 RUAS JALAN TOL LINTAS JAWA PRIORITAS UTAMA 615 KM Cikampek 288 KM 73 KM 177,12 KM 76,77 KM Banten Bogor 1 Palimanan Sukabumi Ciranjang Bandung Keterangan : : Operasi Jawa Barat : Pengadaan tanah dan Konstruksi : Persiapan Pengadaan Total biaya Investasi : Rp 51,41 T Total biaya tanah : Rp 5.09 T Total panjang : 615 Km Kanci Pejagan Pemalang (K) 2 Batang 3 Jawa Tengah Semarang 4 5 Yogyakarta DIY Solo Demak 6 Ngawi 9 Surabaya 7 Mojokerto Kertosono 8 Gempol Pasuruan Pandaan Probolinggo Jawa Timur Malang No Ruas Banyuwangi 9 Nama Ruas Cikampek Palimanan Pejagan - Pemalang Pemalang - Batang Batang - Semarang Semarang - Solo Solo - Ngawi Ngawi - Kertosono Kertosono - Mojokerto Mojokerto - Surabaya BUJT PT. Lintas Marga Sedaya PT. Pejagan Pemalang Toll Road PT. Pemalang Batang Toll Road PT. Marga Setia Puritama PT. Trans Marga Jateng PT. Solo Ngawi Jaya PT. Ngawi Kertosono Jaya PT. Marga Harjaya Infrastruktur PT. Marga Nujyasumo Agung Panjang (km)/jumlah Seksi 116/6 58/4 39/2 75/5 73/5 90/4 87/4 41/4 36/5 Biaya Investasi (Rp. Triliun) Biaya Tanah (Rp. Triliun) Target Operasi Konsesi (tahun) 35 (dr PPJT) Tanah *) 100,00% 35,21% 1,86% 3,33% 40,61% 87,40% 61,55% 90,70% 74,30% Progres Konstruksi ***) 38,55% ,43% *) Status per tanggal 27 Juni 2014 ***) Status per tanggal 01 Juli 2014 Total Pmrnth BUJT Total Pmrnth BUJT 11,98% 48% ,70% 42,54%
15 Progress Jalan Tol Jabodetabek JALAN TOL JABODETABEK Keterangan : : Operasi : Pengadaan tanah dan Konstruksi : Persiapan PPJT : Persiapan Pengadaan Total biaya Investasi : Rp 33,19 T Total biaya tanah : Rp 7,35 T Total panjang : 171 Km 3 2 Ulujami Rawa Buaya Pluit Tomang Kemayoran Sunter 4 3 Kp.Melayu 6 TMII Ps.Minggu Akses Tanjung Priok 7 Pulo Gebang 6 Ruas Tol DKI Jakarta No Ruas Panjang (Km) Biaya Investasi (Rp. M) 1 Semanan - Sunter 20, Sunter Pulo Duri Pulo Kampung Kemayoran Ulujami Tanah Pasar Minggu 9,44 12,65 9,60 8,70 9, Gebang Melayu Kampung Melayu Abang Casablanca TOTAL 69, No Ruas Nama Ruas JORR W2 Utara Cengkareng Batu Ceper Kunciran Kunciran Serpong Serpong Cinere Cinere Jagorawi Cimanggis Cibitung Cibitung Cilincing Depok Antasari Bekasi Cawang Kp. Melayu **) Bogor Ring Road BUJT PT. Marga Lingkar Jakarta PT. Marga Kunciran Cengkareng PT. Marga Trans Nusantara PT. Cinere Serpong Jaya PT. Translingkar Kita Jaya PT. Cimanggis Cibitung Tollways PT. MTD CTP Expressway PT. Citra Waspphutowa PT. Kresna Kusuma Dyandra Marga PT. Marga Sarana Jabar Panjang (km)/jumlah Seksi 8/2 14/4 11/2 10/2 15/3 25/4 34/4 22/5 21/2 11/3 Biaya Investasi (Rp. Triliun) Biaya Tanah (Rp. Milyar) 610,17 1, , ** 983 Target Operasi Konsesi (tahun) Progres Tanah *) 91,61% 7,21% 13,26% - 59,21% - 7,51% 22,30% 6,50% 91,03% Konstruksi ***) 98,80% ,70% ,67% *) Status per tanggal 27 Juni 2014 **) Dukungan Pengadaan Tanah Rp. 350 Milyar ***) Status per tanggal 01 Juli 2014
16 Progress Jalan Tol Non Trans Jawa JALAN TOL NON TRANS JAWA Serang DKI Jakarta Cikampek Banten Bogor 1 Sukabumi Ciranjang Bandung Palimanan Pejagan Kanci (K) Pemalang Batang Semarang Demak 5 6 Keterangan : Jawa Barat : Operasi : Pengadaan tanah dan Konstruksi : Persiapan Pengadaan Total biaya Investasi : Rp 28,86 T Total biaya tanah : Rp 2,94 T Total Panjang : 161 Km No Ruas Jawa Tengah Yogyakarta Nama Ruas Ciawi - Sukabumi Gempol Pandaan Gempol Pasuruan Pasuruan Probolinggo DIY Solo Ngawi Mojokerto Surabaya Kertosono 3 Gempol Pasuruan 2 Pandaan 4 Probolinggo Jawa Timur Malang Waru (Aloha) Wonokromo Tj. Perak Banyuwangi 6 Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa BUJT PT. Trans Jabar Tol PT. Jasamarga Pandaan Tol (d.h. PT. Marga Bumi Adhikaraya) PT. Trans Marga Jatim Pasuruan PT. Transjawa Paspro Jalan Tol PT. Margaraya Jawa Tol PT Jasamarga Bali Tol Panjang (km)/jumlah Seksi 54/4 14/1 34/3 31/3 18/4 10/1 Biaya Investasi (Rp. Triliun) ,485 Biaya Tanah (Rp. Milyar) ,425 45,654 Target Operasi Konsesi (tahun) Tanah *) 13,57% 99,81% 42,74% % Progres Konstruksi ***) - 94,10% 44,68% % *) Status per tanggal 27 Juni 2014 ***) Status per tanggal 01 Juli 2014
17 Progres KPS Bidang Air Minum 17 NO Jumlah Lokasi Kapasitas (l/s) Perkiraan Jumlah Penduduk Terlayani (ribu jiwa) 1 TELAH DIRESMIKAN Perkiraan Investasi (Milyar Rupiah) ,0 Kab. Tangerang PROSES PENGADAAN/ TENDER ,0 Umbulan (4000 l/s), Bandar Lampung (500l/s) SIAP DITAWARKAN ,0 Semarang Barat (1000 l/s), Lamongan (200 l/s) POTENSI * Karian ( l/s), Jatigede (3500 l/s) TOTAL ,0 * dalam perhitungan Lokasi
18 Progres B TO B Bidang Air Minum 18 NO Jumlah Lokasi Kapasitas (l/s) Perkiraan Jumlah Penduduk Terlayani (ribu jiwa) Perkiraan Investasi (Milyar Rupiah) Lokasi TELAH DIRESMIKAN ,0 Aetra Kab. Tangerang DALAM PELAKSANAAN FISIK ,2 Gresik - 2 lokasi (600 l/s), Kota Tangerang (1500 l/s), Intan Banjar (500 l/s) PENANDATANGANAN PERJANJIAN ,9 Makassar Moya (600 l/s), Sampit (280 l/s), Subang (50 l/s) PROSES PENGADAAN/ TENDER ,1 Jatiluhur (5000 l/s), Kota Bekasi (200 l/s),kab Bogor (600 l/s), Tanah Bumbu (150 l/s), Medan (1000 l/s), Medan (800 l/s), Deli Serdang (200l/s), Subang (50 l/s). SIAP DITAWARKAN POTENSI ,6 Lombok Utara (50 l/s), Palangkaraya (300 L/s), Pondok Gede Bekasi (300 l/s), Kab. Serang (500 l/s), Kota Bogor (300 l/s), Semarang Selatan (100 l/s), Bitung (130 l/s), Padang (500 l/s) * Bekasi Kota (150 l/s), Bekasi Kota (200 l/s), Bekasi Utara (300 l/s), Rembang (30 l/s), Kab. Cirebon (120 l/s), Kab. Karawang (725 l/s), Medan (1000 l/s), Bukit Tinggi (100 l/s), Kendal (200 l/s), Semarang Barat (200 l/s). TOTAL * dalam perhitungan
19 19 Pemenuhan Kebutuhan Prioritas Pembangunan Nasional Prioritas Pembangunan Nasional (RPJMN) Antara lain: Infrastruktur 1. Pembiayaan Pemerintah (APBN) Pendapatan Negara (Pajak, PNBP) dan Hibah Penerbitan SBN dan SBSN; Pinjaman Dalam Negeri (Perbankan); Pinjaman Luar Negeri 2. Pembiayaan Swasta Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank PMA/PMDN 3. Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) 4. Harmonisasi Program Pemerintah dengan CSR
20 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN HASIL WORKSHOP, BANTEK, DAN MONEV TAHUN SUMUT-CIPTA KARYA 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; KALBAR-BINA MARGA 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; GORONTALO-ASET DAERAH 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; PAPUA-GREEN ECONOMY & LOCAL WISDOM 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; ACEH-AIR MINUM 1. Sinkronisasi program antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 2. Pola kelembagaan pengelolaan air minum; 3. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; KEP. RIAU-DAERAH PERBATASAN 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; KALSEL-AIR MINUM 1. Sinkronisasi kebijakan dukungan investasi air minum; 2. Kebijakan KPS; 3. Klusterisasi pola investasi PDAM; SULUT-BUNDLING KPS 1. Analisa kebutuhan infrastruktur; 2. Strategi pembangunan infrastruktur; 3. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 4. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; SULTENG-AIR MINUM 1. Siknronisasi RTRW 2. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur dalam penyelenggaraan SPAM; 3. Pola kerjasama penyelenggaraan SPAM; 4. Readiness kriteria KPS; SUMATERA BARAT 1. Analisa kebutuhan infrastruktur; 2. Kebijakan KPS; 3. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 4. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; 1. Perkuatan konektivitas nasional & global u/ partisipasi swasta dlm investasi infrastruktur; 2. Pengembangan infrastruktur dlm mendukung MP3EI; 3. Peningkatan kinerja logistik, infrastruktur & daya dukung ekonomi di sekitar Pelabuhan Bitung u/ mewujudkan Bitung sbg 'hub' ; 4. Pengembangan industri berbasis komoditi lokal; MALUKU UTARA-CIPTA KARYA 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; RIAU-TATA RUANG 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; BANGKA BELITUNG 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Kinerja infrastruktur; 3. Identifikasi potensi KPS; 4. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; SUMATERA SELATAN 1. Sinkronisasi RTRW prov/kab/kota; 2. Kebijakan KPS; 3. Analisa kebutuhan infrastruktur; 4. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; LAMPUNG 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Kebijakan KPS; 3. Koord Prov/Kab/Kota dalam meningkatkan konektivitas jalur logistik; 4. Analisa kebutuhan infrastruktur; 5. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 6. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; DKI JAKARTA-JALAN TOL & AIR MINUM 1. Kebijakan KPS; 2. Harmonisasi regulasi, kelenbagaan, program, & pembiayaan KPS; 3. Penyusunan roadmap KPS; 4. Koordinasi instansi terkait; JAWA TENGAH-JALAN TOL 1. Sinkronisasi RTRW Kab/Kota terkait pengembangan kaw. industri sepanjang koridor jalan tol; 2. Analisa penentuan jenis kaw. industri yg dpt ditampung infrastruktur jalan tol; 3. Koordinasi instansi terkait (Kemen. Perindustrian, Kemen. PU, Kemenko, Bappenas, BPJT, BKPM, Kemen. ESDM). JAWA TIMUR-JALAN TOL 1. Konsistensi pengendalian RTRW; 2. Kebijakan KPS; 3. Readiness kriteria KPS; BALI-JALAN TOL 1. Konsistensi pengendalian RTRW; 2. Kebijakan KPS; 3. Readiness kriteria KPS; SULSEL-ASET DAERAH 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; MALUKU-BINA MARGA 1. Sinkronisasi RTRW Prov/Kab/Kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi pembangunan infrastruktur; 4. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; NUSA TENGGARA TIMUR 1. Sinkronisasi RTRW prov/kab/kota; 2. Koordinasi antar pemangku kepentingan di daerah; 3. Hubungan Kelembagaan Pusat dan Provinsi dlm rangka pemberian stimulan kepada Kab/kota; 4. Analisa Kebutuhan infrastruktur; 5. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur;
21 Permasalahan Umum Pelaksanaan Investasi Infrastruktur Berdasarkan Hasil Workshop dan Monev CIPTA KARYA-AIR MINUM 1. Sinkronisasi RTRW 1 prov/kab/kota; 2. Sinkronisasi kebijakan dukungan 2 investasi air minum; 3. Sinkronisasi program antara pemerintah pusat 3 dan daerah; 4 4. Analisa kebutuhan infrastruktur; 5. Strategi penyediaan infrastruktur; 6. Kebijakan KPS; 7. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 8. Pola kelembagaan pengelolaan air minum; 9. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; 10. Klusterisasi pola investasi PDAM; 5 6 BINA MARGA-JALAN TOL 1. Konsistensi pengendalian RTRW; 2. Kebijakan KPS; 3. Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 4. Koordinasi instansi terkait (pemerintah pusat dan daerah); Analisa penentuan tipologi kawasan industri disekitar aktivitas bisnis jalan tol; 6. Analisa kebutuhan infrastruktur; 7. Strategi penyediaan infrastruktur; 7 8. Pola 8 pembiayaan investasi infrastruktur; 9. Readiness criteria proyek KPS ASET DAERAH, DAERAH PERBATASAN, GREEN ECONOMY & LOCAL WISDOM 1. Sinkronisasi RTRW prov/kab/kota; 2. Analisa kebutuhan infrastruktur; 3. Strategi penyediaan infrastruktur; Manajemen pengelolaan aset infrastruktur; 5. Pola pembiayaan investasi infrastruktur; 17
22 Kondisi Lalu Lintas di ruas Tol Jakarta (2011) dan Potensi Inefisiensi akibat Kemacetan 22 Jam kemacetan pagi hari Jam kemacetan sore hari 1. Potensi Kehilangan Pendapatan Tol seminggu = (Kehilangan Pagi x Jam Tersendat pagi) + (kehilangan Sore x Jam Tersendat sore) = Rp ,-/tahun 2. Potensi pemborosan BBM per tahun = liter/tahun 3. Perhitungan Emisi Karbon per tahun = ,33 ton CO2/tahun Luas : 740,28 km2 Penduduk : Kepadatan : ,81/km2 GDP per capita : $ Mobil : Motor :
23 Kurva Pengembalian Investasi 23 (Investment) Payback Period Enjoyment period Pra Kons Konstruksi Masa Operasi PP Biaya Konstr Max Lock Up Capital Masa Konsesi Investasi Tambahan BEP Pada masa operasi, pendapatan dipergunakan untuk : - Menutup biaya rutin O&M sisa = laba (rugi) usaha - Pengembalian Investasi sisa = laba (rugi) bersih Apabila sudah mulai ada laba usaha, maka max lock up capital terlampaui Apabila pengembalian investasi belum tercapai penuh, maka BEP belum tercapai (investment payback period belum terlampaui) Apabila pengembalian investasi sudah tercapai maka masuk kedalam enjoyment period, dan investor sudah mendapatkan laba investasi (PROFIT ORIENTED) Keuntungan Bisnis Infrastrukturdidapat dari : a) Usaha meminimalkan Biaya Investasi Awal, Investasi Tambahan, Operasi dan Pemeliharaan; b) Usaha memaksimalkan Pendapatan Fare Box dan Non Fare Box, dengan cara pengamanan pendapatan dan upaya peningkatan Demand/Related Bussiness;
24 24 Whole Life Costing How to reduce hidden costs
25 Rencana Usaha Investasi Infrastruktur 25 Struktur Investasi COST vs REVENUE COST REVENUE INVESTMENT COST OPERATION COST FARE BOX REVENUE INITIAL INVESTMENT ROUTINE O&M TARIFF VOLUME PROJECT COST ENGINEERING CONSTRUCTION TAXES, OVERHEAD, CONTINGENCY LAND ACQUISITION FINANCIAL COST IDC ADDITIONAL INVESTMENT PERIODIC MAINTENANCE PERIODIC REPLACEMENT ADDITIONAL LANES OPERATION MAINTENANCE LAND TAX (PBB) ADMINISTRATION & GENERAL TAXES LOAN INTEREST LONG TERM LOAN SHORT TERM LOAN INITIAL TARIFF - Formula - Procedure - Ability To Pay - Willingness To Pay PERIODIC TARIFF ADJUSTMENT PASS -- TRIP - Network program - Land use program - Transport policy - Macro economic - Economic growth - Schedule - Formula - Procedure - Ability To Pay - Willingness To Pay NON FARE BOX REVENUE -Pengembangan Kawasan/TIP -Iklan -Sewa FO, dll DURING CONCESSION PERIOD BANKING FINANCING (DEBT/EQUITY) PUBLIC FINANCING
26 Rantai Pasok Konstruksi untuk Infrastruktur dan Bangunan 26 Pemasok Material Pemasok Peralatan Kontraktor Elektrikal dan Mekanikal Milik Sendiri, Sewa, Lease Kontraktor Umum Kontraktor Utama Kontraktor Spesialis Rantai Pasok Konstruksi termasuk koordinasi antar pemasok, kontraktor dan pengguna baik langsung maupun tidak langsung sebagai upaya memenuhi target proyek Sumber: APPAKSI (2012) Pengguna (Pemilik) Investor
27 27 Pendapatan BIAYA No Uraian Pekerjaan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Selisih Total Selisih (buah) HPS Kontrak Konfirmasi HPS Konf Kontrak Konf HPS Konf Kontrak Konf Solar Panel polycristalline 100 Bahan A Wp 34,9 v (u/24 v sistem) Armature LED 60 W (60 Ocs LED 94 Bahan 130 lm/lw) ( ) ( ) 3 Baterai tipe VRLA AGM DEEP Bahan C CYCLE, 12 v /100 Ah Solar Kontroler charge controller 20A IP Jumlah Selisih
28 Indikasi Sumber Pendanaan Infrastruktur SASARAN INVESTASI INFRASTRUKTUR APBN + APBD +Pinjaman 30% sekitar Rp T Triliun sekitar Rp T BUMN 30% (Infrastuktur Strategis Rp Triliun + Infrastruktur Lainnya Rp Triliun) Selisih Pendanaan (Financing Gap) 70% sekitar Rp T sekitar Rp T Off Balance Sheet 20% KPS -20% Creative Financing Scheme Prosentasi APBN + APBD dan Pinjaman berdasarkan kajian awal bahwa kapasitas pendanaan diluar pemerintah adalah maksimum 70% Catatan: Dalam kurun waktu , realisasi investasi infrastruktur telah mencapai Rp.1,401 Triliun (dengan komposisi APBN 43,3%, APBD 24,4%, BUMN 17,9%, dan Swasta 14,4%).
29 29 Profil SDM Konstruksi yang Siap Bersaing untuk Meraih Peluang Investasi Infrastruktur dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN Kompeten di bidangnya; Mempunyai Integritas; Siap untuk Transparan; Dan Mau untuk menjaga Akuntabilitas; Sehingga diharapkan dapat : Melakukan Studi yang Komprehensif dan Integratif serta berusaha untuk Transformasikan Desain ke dalam Implementasi Infrastruktur tersebut secara KONSISTEN; Dari KITA untuk KITA secara KONSISTEN
30 30 TERIMA KASIH
SAMPU V PENGADAAN TANAH INFRASTRUKTUR PU PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM BIDANG PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DENPASAR 3 OKTOBER 2012 POSISI DAYA SAING KITA 50/144 2012 2013 KUALITAS INFRA
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA
MENTER! PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA PERATURAN MENTER! PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1056, 2015 KEMEN-PUPR. Dukungan Pemerintah. Pengadaan Tanah. Jalan Tol. Badan Usaha. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENERUSAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami kelembagaan PT. Trans Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan Jalan Tol Semarang
Lebih terperinciPorong Gempol (Relokasi) PT. Jasa Marga. Gempol. Pemerintah - China. Panjang (km) 36,27 40,50 122,55 9,89 13,61 38,48 34,15 31,30 171,80 29,17
Serang DKI Jakarta Cikampek Banten Bogor Sukabumi Ciranjang Bandung Palimanan Pejagan Kanci Pemalang (K) Batang Semarang Demak Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta DIY Solo 10 Surabaya Ngawi Mojokert 1 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan
BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan.
Lebih terperinciV E R S I P U B L I K
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13311 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM (AKUISISI) PERUSAHAAN PT MARGA HANURATA INTRINSIC OLEH PT ASTRATEL NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciNational Summit 2009
National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009 2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA 1 KERANGKA PEMIKIRAN Peraturan PERUNDANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah menyebabkan bertambahnya juga pergerakan orang dan barang pada wilayah tersebut. Dengan bertambahnya pergerakan,
Lebih terperinciKERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara
KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN Angkutan Udara 1. Bandara Banten Selatan, Pandeglang, Banten Angkutan Laut 1. Perluasan
Lebih terperinciKepada yang terhormat, Para Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol di seluruh Indonesia (terlampir) SURAT EDARAN TENTANG STANDAR DESAIN GERBANG TOL
Kepada yang terhormat, Para Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol di seluruh Indonesia (terlampir) A. UMUM NOMOR: SURAT EDARAN /SE/M/2017 TENTANG STANDAR DESAIN GERBANG TOL Berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Lebih terperinciNational Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Oktober Percepatan Pembangunan Infrastruktur
National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009-2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA Kerangka Pemikiran Peraturan PERUNDANGAN KONDISI
Lebih terperinciSemarang Demak. Pemalang (K) Batang. Jawa Tengah. Yogyakarta DIY. Porong Gempol (Relokasi) Surabaya - Mojokerto. Gempol. Pasuruan. PT.
Serang DKI Jakarta Cikampek Banten Bogor Sukabumi Ciranjang Bandung Palimanan Pejagan Kanci Pemalang (K) Batang Semarang Demak Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta DIY Solo 10 Surabaya Ngawi Mojokert 3 1
Lebih terperinci... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama JALAN TOL di Indonesia, eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ertinggal.., begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan pembangunan infrastruktur di Indonesia, utamanya pembangunan jalan
Lebih terperinciUPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL
UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL Oleh FRANS S. SUNITO DIREKTUR UTAMA PT JASA MARGA (PERSERO) KONFERENSI NASIONAL TEKNIK JALAN KE-8, HOTEL MERCURE,JAKARTA, 4-5 SEPTEMBER 2007 DAFTAR ISI
Lebih terperinciData untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik D. Hari Pratama Divisi IT JSMR Bandung, 26 September 2014 Daftar Isi Sekilas Jasa Marga 2 Regulasi Saat Ini 3 Track Record pada Industri Jalan Tol di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT SOLO NGAWI JAYA OLEH PT JASA MARGA (PERSERO) TBK LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah sebuah badan milik pemerintah yang bertugas
Lebih terperinciREVIEW PERPRES 54/2008
REVIEW PERPRES 54/2008 TENTANG PENATAAN RUANG JABODETABEKPUNJUR OUTLINE PEMBAHASAN 1 2 3 Latar Belakang Peninjauan Kembali Kronologi Pembahasan Isu-Isu Penting dalam Review Perpres 54/ 2008 1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol Januari 2016 Laporan Kinerja Instasi Pemerintah i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja
Lebih terperinciPOTENSI PUSAT LOGISTIK BERIKAT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI LOGISTIK NASIONAL
POTENSI PUSAT LOGISTIK BERIKAT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI LOGISTIK NASIONAL Disampaikan Oleh : HERU PAMBUDI, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Dalam Acara Konferensi Internasional, Jakarta International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan infrastruktur juga meningkat. Perkiraan pemerintah pada 5 (lima) tahun yaitu pada tahun 2010-2014
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur jalan khususnya jalan bebas hambatan atau jalan tol menjadi faktor yang menentukan dalam perkembangan ekonomi wilayah serta peningkatan
Lebih terperinciMUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI
RAPAT KONSULTASI REGIONAL (KONREG) BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015 DUKUNGAN DPR RI TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT JAKARTA, 21 APRIL 2015 MENINGKATKAN
Lebih terperinciSUPPLY DEMAND MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR NASIONAL
SUPPLY DEMAND MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR NASIONAL Disampaikan dalam rangka CONBUILD MINING and RENEWABLE INDONESIA 2012 PUBLICWORKS DAY : SEMINAR NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan infrastruktur jalan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk membuka akses transportasi guna menggairahkan aktivitas perekonomian dan sebagai sarana pemerataan
Lebih terperinciPEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG
PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG Dibawakan oleh Bp. Ir. Wilfred I. A. singkali *) PENGERTIAN PASAR : Pasar Produk Industri Pracetak dan Prategang : Adalah pasar konstruksi yang menggunakan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun
1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing
Lebih terperinciMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Seminar Nasional Sosialisasi Produk Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bandung, 11 November 2010 1 Infrastruktur
Lebih terperinciTANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA
TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA Oleh : FRANS SATYAKI SUNITO Managing Director PT Pembangunan Jaya Infrastruktur Seminar : Research & Industrial Lingkage For Suistanable
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.
Jumat, 3 KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Hormat kami. Tim penyusun
Rabu-Kamis, 14-15 Juni KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinciFASILITAS PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO Dipersiapkan untuk Market Sounding Proyek KPBU: Pengembangan Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu
Lebih terperinciINFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012
INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 Berikut Informasi Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah dikeluarkan masing-masing Regional atau Kabupaten
Lebih terperinciPEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN
PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN Oleh: Soritaon Siregar, M. Soc. Sci. Kepala Pusat Investasi Pemerintah, Kementerian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun kemacetan merupakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar khusunya ibu kota Jakarta. Kemacetan
Lebih terperinciPENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA
PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA Oleh: Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Pendahuluan Investasi di bidang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.
JUMAT, 15 APRIL KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema
Lebih terperinciBADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM 1 OUTLINE 1 2 3 4 5 OVERVIEW BPPSPAM PENILAIAN KINERJA PDAM LANDASAN HUKUM DAN TAHAPAN PROSES KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU) PROYEK
Lebih terperinci2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1228, 2017 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPengantar Kerjasama Pemerintah-Swasta
Pengantar Kerjasama Pemerintah-Swasta A LEADING CATALYST IN FACILITATING INDONESIA S INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT Pengantar Kerjasama Pemerintah-Swasta PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 2014 Bagian
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:
BAB V ANALISIS DATA V.1. Pendahuluan Berdasarkan data yang diperoleh dari data sekunder (data dari feasibility study jalan tol Solo Kertosono) dan data primer yang berupa pendapat dari responden, kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciPUBLIC EXPOSE PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
PUBLIC EXPOSE PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 19 Desember 2016 COMPANY STRUCTURE CMNP tidak hanya membangun & mengoperasikan jalan; CMNP sebagai Traffic Solution melalui integrasi jaringan jalan dengan
Lebih terperinciBAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
-100- BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. Arah Kebijakan Pendanaan Pembangunan Daerah Arah kebijakan pembangunan daerah diarahkan dengan memanfaatkan kemampuan keuangan daerah secara efektif, efesien,
Lebih terperinciKarena Ikan tidak punya Passport
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Karena Ikan tidak punya Passport Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 26 January 2016 Ruang Hidup Bangsa Indonesia Wawasan Nusantara Perlu Langkah Fundamental
Lebih terperinciTOLL ROAD RECENT DEVELOPMENT IN INDONESIA
TOLL ROAD RECENT DEVELOPMENT IN INDONESIA EKA PRIA ANAS BOARD MEMBER, INDONESIA TOLL ROAD AUTHORITY MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND HOUSING Kuala Lumpur 25 May 2015 OUTLINE Indonesia Toll Road History Toll
Lebih terperinciPROFIL INVESTASI BIDANG PEKERJAAN UMUM
PROFIL INVESTASI BIDANG PEKERJAAN UMUM 2013 PUSAT KAJIAN STRATEGIS (PUSTRA) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM ii SAMBUTAN Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi perhatian
Lebih terperinciKOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP
Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP DISAMPAIKAN OLEH: DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH BAPPENAS PADA:
Lebih terperinciPorong Gempol (Relokasi) Surabaya - Mojokerto. Gempol. PT. Jasa Marga. PT. Jasa Marga. 10 Surabaya. Mojokerto
Serang DKI Jakarta Cikampek Banten Bogor Sukabumi Ciranjang Bandung Palimanan Pejagan Kanci Pemalang (K) Batang Semarang Demak Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta DIY Solo 10 Surabaya Ngawi Mojokert 3 1
Lebih terperinciTabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi
Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS
PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI 28 Februari 2011 Indonesia memiliki keunggulan komparatif
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
Sabtu-Senin, 2-4 Juni KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinciFAQ. bahasa indonesia
FAQ bahasa indonesia Q: Apa itu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) A: PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), atau PT PII, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk dan berada
Lebih terperinciPenyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Disampaikan oleh: Direktur Permukiman dan Perumahan, Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinciINOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Ir. M. Saiful Imam, MM. Mantan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk email: m.saiful.imam@gmail.com; saiful@adhi.co.id ABSTRAK Pada makalah ini akan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
Sabtu-Senin, 21-23 Mei KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinciFasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1
Fasilitas Fiskal untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Infrastruktur 1 Dewasa ini, permasalahan terkait infrastruktur menjadi isu hangat yang sering dibicarakan. Pemerintah menyadari bahwa pembangunan
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Jakarta, Desember 2012 PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Lebih terperinciSEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.
SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 1 PENGEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR SEKTOR TRANSPORTASI MELALUI
Lebih terperinciPPJT Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Selatan Ditandatangani
Rilis PUPR #1 15 Desember 2017 SP.BIRKOM/XII/2017/610 PPJT Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Selatan Ditandatangani Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com
Lebih terperinciTol Ngawi - Wilangan Diresmikan, Menjadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional
Rilis PUPR #1 30 Maret 2018 SP.BIRKOM/III/2018/150 Tol Ngawi - Wilangan Diresmikan, Menjadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional Madiun Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kembali pentingnya Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan nasional. Sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 KELAYAKAN PROYEK BERDASARKAN KAJIAN BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM 4.1.1 Asumsi Proyeksi Keuangan Proyeksi Keuangan Rencana Jangka Panjang PAM JAYA tahun 2009-2013
Lebih terperinciMengalirkan Air Umbulan, Sejahterakan Masyarakat
Pemerintah Provinsi Jawa Timur Mengalirkan Air Umbulan, Sejahterakan Masyarakat Profil Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan Provinsi Jatim Profil Proyek Kerjasama Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran utama yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional 2015-1019 serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan
Lebih terperinciPembangunan 1000 km Jalan Tol : Kendala dan Tantangan
Pembangunan 1000 km Jalan Tol : Kendala dan Tantangan Konferensi Regional Teknik Jalan 10 Surabaya, 12 November 2008 Mesra Eza Anggota HPJI no. B 02499 Indonesia : Macroeconomic Outlook Economic Growth
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA
BAB IV PENYAJIAN DATA PPPs dianggap sebagai bentuk skema pembiayaan yang menguntungkan bagi maupun swasta. Dengan membagi tanggungjawab kepada pihak yang mampu melaksanakannya, maka operasional dan pelayanan
Lebih terperinciADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi
Lebih terperinciMODA TRANSPORTASI IDEAL DALAM PERCEPATAN MP3EI 1. Dr. Harry Azhar Azis, MA. 2
MODA TRANSPORTASI IDEAL DALAM PERCEPATAN MP3EI 1 Dr. Harry Azhar Azis, MA. 2 PENDAHULUAN Seiring dengan dikeluarkannya Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Lebih terperinciPenyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas Angkutan Barang di Wilayah Jabodetabek
Focus Group Discussion Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas Angkutan Barang di Wilayah Jabodetabek Jakarta, 15 Juni 2016 Outline Dasar Hukum Konsep Umum Tujuan Kondisi Eksisting dan Permasalahan Konsep
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004
Lebih terperinciPembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Oleh: Zulkifli Zaini, B.Sc., M.B.A Presiden Direktur PT Bank Mandiri Tbk Overview Sektor Infrastruktur Pembangunan
Lebih terperinciPENGELOLAAN RISIKO DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN. Oleh: Sinthya Roesly, S.T., M.M., M.B.A., M.Eng.Sc.
PENGELOLAAN RISIKO DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN Oleh: Sinthya Roesly, S.T., M.M., M.B.A., M.Eng.Sc. Presiden Direktur PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Konsepsi Penjaminan
Lebih terperinciPublic Hearing ED ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa (adopsi IFRIC 12 Service Concession Arrangements)
Public Hearing ED ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa (adopsi IFRIC 12 Service Concession Arrangements) Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tim Implementasi IFRS Jakarta, 12 May 2010 LATAR BELAKANG 2 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPT Girder Indonesia. PT Citra Wassphutowa
PT Citra Margatama Surabaya PT Citra Persada Infrastruktur PT Citra Wassphutowa PT Girder Indonesia PT Jasa Sarana PT Marga Sarana Jabar PT Citra Marga Nusantara Propertindo Jakarta Inter Urban Tollway
Lebih terperinciSTRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH
STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH Oleh : Marsuki Disampaikan dalam acara Workshop Inn Red International dengan Tema : Manajemen Pembiayaan Infrasturktur Regional Pemerintah Daerah. Hotel
Lebih terperinciPENGARUH BESARNYA TINGKAT INVESTASI TERHADAP LABA PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.
66 PENGARUH BESARNYA TINGKAT INVESTASI TERHADAP LABA PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. Oleh : Maya Puspitasari Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan maya.puspitasari88@gmail.com
Lebih terperinciJakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS
Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka
Lebih terperinciPROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN JALAN TOL
PENGELOLA : PT. JASA MARGA B. PELAYANAN LALU LINTAS 2005 2006 1 JAGORAWI 59.00 - Penambahan lajur pada ruas : Kapasitas Jakarta-Bogor-Ciawi a. Sentul Utara - Sentul Selatan km/lajur - - 3 15.70 - - b.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi, khususnya kemacetan, sudah menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek. Kemacetan umumnya terjadi ketika jam puncak, yaitu ketika pagi
Lebih terperinciPembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013
Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013 Indonesia memiliki potensi sapi potong yang cukup besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Pertanian
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia menghadapi persoalan dalam membangun ekonomi maka suatu daerah harus membangun perekonomian yang
Lebih terperinciPPPs PRIORITY PROJECTS
PPPs PRIORITY PROJECTS Financial Overview (in million) No Project Title Type of Project Proposal Contracting Agency Project Location Estimated Project Value Land Acquisition Construction 1 MedanBinjai
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO
ANALISA PENENTUAN MASA KONSESI DENGAN MODEL SIMULASI PADA PROYEK PPP JALAN TOL KERTOSONO- MOJOKERTO Rizki Hari Wahyunarso 1), Tri Joko Wahyu Adi 2), dan Farida Rachmawati 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut
Lebih terperinci1. Kerangka Peraturan Perundangan 2. Dasar Hukum 3. Uji Publik Rencana Kerjasama KPBU Di BPTJ 2018
1. Kerangka Peraturan Perundangan 2. Dasar Hukum 3. Uji Publik Rencana Kerjasama KPBU Di BPTJ 2018 4. Latar Belakang Penjajakan Minat (Market Sounding) TOD Poris Plawad 5. Tujuan, Sasaran dan Output 6.
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciKERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur DJPPR Kebutuhan Pembangunan
Lebih terperinciPOTENSI UNGGULAN DI PROVINSI BALI
POTENSI UNGGULAN DI PROVINSI BALI MAIN REGIONAL POTENCIAL IN BALI PROVINCE RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL GILIMANUK PENGAMBENGAN Permasalahan : 1.Pertumbuhan arus lalu lintas terus meningkat dari tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, November Tim Studi. Studi Pengembangan Short Sea Shipping Dalam Meningkatkan Kelancaran Arus Barang
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak dan ridhonya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian dan studi ini. Laporan ini berisi 5 (Lima) Bab
Lebih terperinci