HAND OUT MATERI 1 PENERAPAN PENJUMLAHAN VEKTOR DALAM TUBUH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAND OUT MATERI 1 PENERAPAN PENJUMLAHAN VEKTOR DALAM TUBUH"

Transkripsi

1 HAND OUT MATERI 1 PENERAPAN PENJUMLAHAN VEKTOR DALAM TUBUH 1. Gaya yang dilakukan oleh otot Ada tiga jenis otot dalam tubuh kita. Jenis otot pertama adalah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Jenis kedua adalah otot polos yang terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Pada umumnya kontraksi otot polos tidak terkendali. Pembuluh darah, usus, dan kandung kemih merupakan contoh yang dindingnya sebagian besar terdiri dari otot polos. Jenis ketiga adalah otot kerangka, yaitu otot yang melekat pada kerangka. Otot ini dikendalikan dengan sengaja; kontraksi otot ini memungkinkan adanya kegiatan yang disengaja, misalnya berjalan, berlari, melempar, dan sebagainya. Tiga jenis otot tersebut mempunyai ciri sama yaitu menggunakan energi yang berasal dari makanan untuk melakukan kerja mekanis. Gambar 4.7. Jari telunjuk. Perhatikan bahwa tendon menyampaikan gaya-gaya yang dilakukan oleh otot-otot melalui persendian yang mengubah arah gaya itu (Urone, 1986: 45). Salah satu penerapan penting tentang vektor gaya adalah sistem otot. Otot melakukan gaya-gaya dengan berkontraksi. Banyak otot yang melekat pada dua tulang dengan persendian antara tulang-tulang itu, yang memungkinkan terjadinya gerakan. Otot-otot yang menyebabkan tulang-tulang bergerak saling mendekati disebut fleksor, dan otot-otot yang menyebabkan tulang-tulang bergerak saling menjauhi disebut ekstensor. Salah satu contoh adalah jari telunjuk, seperti dalam Gambar 4.7. Tendon kadang-kadang menyampaikan gaya yang dilakukan oleh suatu otot ke titik lain dan bahkan mengubah arah gaya itu. Terdapat ratusan otot dalam tubuh, yang memungkinkan gaya-gaya dilakukan dalam hampir setiap arah. Sejumlah otot bekerja secara serentak dalam bahu untuk menghasilkan gaya neto, seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.8. Tipe otot-otot yang lain bisa menghubungkan otot-otot itu kembali padanya dan menyebabkan penyempitan suatu lubang ketika otot-otot itu berkontraksi. Otot semacam ini, disebut sphincter yang mempunyai beberapa fungsi. Misalnya, Sphincter pada ujung bawah kerongkongan (esophagus) mencegah aliran-balik fluida lambung. Otot sphincter dalam mata mengubah kelengkungan lensa mata yang memungkinkan mata melihat secara jelas benda-benda yang dekat dan jauh. Gambar 4.8. Sejumlah otot bekerja secara serentak dalam bahu untuk menghasilkan gaya total yang dilakukan pada lengan.

2 (Urone, 1986: 45). Marilah kita tinjau salah satu otot kerangka lainnya, yaitu otot trisep yang terdiri dari perut otot yang menebal dan melekat pada ujung-ujung tulang. Pada salah satu ujung, yang disebut origio, otot secara langsung melekat pada daerah tulang yang luas, dalam hal ini adalah tulang lengan atas. Ujung lainnya, yang disebut insersio, meruncing dan menjadi tendon yang putih mengkilat, dan melekat pada tulang hasta, yaitu salah satu tulang lengan bawah. Selama kontraksi, bagian origo tetap tidak bergerak dan bagian insersio melakukan gerakan, dalam hal ini lengan memanjang pada persendian siku. Trisep dikatakan bekerja sebagai fleksor. Otot kedua diperlukan untuk melekukkan persendian, bisep merupakan fleksor bagi lengan bawah; bisep pada lengan bawah yang disebut fleksor. Bisep dan trisep secara bersama-sama disebut pasangan otot yang antagonis. 2. Sistem tarikan bandul dalam bidang medis Pasien mengalami patah tulang dan retak tulang belakang perlu ditolong dengan tarikan bandul Gambar 4.9 menunjukkan salah satu sistem tarikan bandul bagi pasien yang menderita patah tulang paha. Sistem tarikan ini dapat dianalisis dengan mengingat dua hal. Pertama, gaya yang diberikan berada dalam arah sepanjang tali penggantung pada suatu titik di mana tali itu ditempatkan pada pasien. Kedua, gaya itu sama dengan beban yang tergantung pada tali. Jika beberapa gaya bekerja pada suatu titik, metode grafis penggambaran vektor dapat digunakan untuk menganalisis sistem itu, seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.9. Gambar 4.9. Sistem tarikan bandul Russel. Gaya-gaya dijumlahkan untuk memperoleh gaya total yang menopang kaki bawah dan mempunyai arah sepanjang tulang paha untuk mengimbangi kontraksi otot. (Urone, 1986: 47). E. STATIKA 1. Statika: Keadaan khusus hukum Newton Statika adalah kajian tentang benda-benda dalam keadaan setimbang, misalnya gedung, jembatan, atau pasien yang dibandul. Ketika benda dalam keadaan setimbang, percepatannya adalah nol. Sering kali benda itu diam, tetapi benda-benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konstan juga berada dalam keadaan setimbang; semua termasuk dalam statika. Benda-benda adalah diam bilamana berada dalam keadaan setimbang. Dua syarat harus dipenuhi bagi benda yang berada dalam keadaan setimbang. Pertama, gaya luar neto yang bekerja pada benda harus sama dengan nol sehingga percepatannya adalah nol. Kedua, benda itu tidak berotasi. Syarat kedua ini membawa sesuatu yang baru; ada kemungkinan untuk membuat suatu benda berotasi meskipun gaya luar neto yang bekerja padanya adalah nol. Gambar 4.10 menunjukkan dua situasi di mana dua gaya yang besarnya sama dan berlawanan arah diberikan pada suatu benda yang diam pada permukaan lantai tanpa gesekan. Dalam dua situasi itu gaya luar neto sama dengan nol, tetapi benda berotasi jika gaya-gaya tidak bekerja berlawanan arah secara langsung satu sama lain. Jelaslah bahwa titik kerja gaya sangat penting untuk menentukan apakah benda berotasi atau tidak.

3 Dalam beberapa situasi kita ingin menghasilkan rotasi daripada mencegahnya, misalnya pada waktu membuka pintu atau menggerakkan lengan. Gambar Perlu diperhatikan titik-titik di mana gaya-gaya bekerja selain besar dan arah gaya-gaya itu. Dua gaya yang besarnya sama dan berlawanan arah secara langsung diberikan pada benda yang diam pada permukaan tanpa gesekan. Kesetimbangan dicapai, sehingga benda itu tetap diam. Jika dua gaya yang sama itu diberikan pada titik-titik yang berbeda, benda itu berotasi dan kesetimbangan tidak tercapai. 2. Torka atau momen gaya Efektivitas gaya untuk menghasilkan rotasi disebut torka atau momen gaya. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.11, tiga faktor yang terlibat adalah besar gaya, arah gaya, dan titik kerja gaya. Marilah kita perhatikan masing-masing faktor itu secara berturutan. Jelaslah bahwa makin besar gaya makin efektif pula gaya itu menyebabkan pintu berotasi pada engsel penggantungnya. Arah gaya juga penting. Gambar Torka yang dihasilkan oleh gaya yang bekerja pada pintu dipandang dari atas. (a) Torka berlawanan arah putaran jarum jam menyebabkan pintu berotasi berlawanan arah putaran jarum jam. (b) Torka sama dengan nol, sehingga gaya tarik tidak menghasilkan rotasi pada pintu. (c) Torka searah putaran jarum jam sama dan berlawanan arah dalam (a). Torka lebih kecil karena gaya diberikan pada titik yang mendekati engsel penggantung. (e) Lengan tuas (atau lengan momen) l sama dengan jarak dari titik sumbu (engsel penggantung) sampai titik kerja gaya bilamana gaya tegak lurus pada pintu.

4 Jika gaya menyinggung pintu, seperti dalam Gambar 4.11(b), tidak akan terjadi rotasi; kita hanya menarik atau mendorong pintu pada engsel penggantungnya (torka sama dengan nol). Jika arah gaya dibalik, seperti dalam Gambar 4.11(c), pintu akan berotasi dalam arah berlawanan: searah putaran jarum jam jika dipandang dari atas. Faktor ketiga adalah titik kerja gaya. Bayangkan apa yang terjadi jika Anda mendorong pintu terlampau dekat dengan engsel penggantung, seperti dalam Gambar 4.11(d); biasanya pintu dapat terbuka dengan sukar. Makin jauh gaya bekerja terhadap sumbu (engsel penggantung), makin efektif gaya itu menghasilkan rotasi. Secara formal torka didefinisikan dalam bentuk persamaan, yang memperhitungkan tiga faktor tersebut, sebagai τ = l F... (4.9) dengan τ (huruf Yunani tau) adalah torka dan l adalah lengan tuas atau lengan momen tegak lurus. Kasus paling sederhana terjadi jika gaya tegak lurus pada pintu; l sama dengan jarak dari sumbu sampai titik di mana gaya itu bekerja, seperti dalam Gambar 4.11(e). Dalam kasus-kasus lainnya, l ditentukan secara grafis dengan menggambarkan garis dari titik sumbu tegak lurus pada arah gaya dan kemudian mengukur (atau menghitung) jaraknya. Dua dari tiga faktor tersebut (arah gaya dan titik di mana gaya itu bekerja) digabungkan dalam l. Perlu diperhatikan bahwa torka adalah besaran vektor yang mempunyai besar dan arah tertentu. Arahnya ditentukan oleh putaran terhadap titik sumbu, apakah searah putaran jarum jam atau berlawanan arah putaran jarum jam. Sekarang kita dapat menyatakan dua syarat kesetimbangan dalam bentuk persamaan matematis. Percepatan sama dengan nol berarti bahwa gaya luar neto harus sama dengan nol. Tidak berotasi berarti bahwa torka neto harus sama dengan nol atau jumlah torka searah putaran jarum jam τ sj,net harus sama dengan jumlah torka yang berlawanan dengan arah putaran jarum jam τ bj,net. Jadi, suatu benda dalam keadaan setimbang jika memenuhi syarat kesetimbangan berikut Fl,net 0... (4.10a) sj,net bj,net 0 atau sj,net bj,net... (4.10b) Gambar (a) Seseorang yang sedang berdiri tegak menempatkan pusat gravitasi dari tubuh bagian atas secara langsung di atas sumbu pada punggung bagian bawah. Tidak ada torka yang dihasilkan sehingga otototot punggung tidak harus melakukan torka untuk mempertahankan kesetimbangan. Sistem mekanika yang setara digambarkan di sebelah kanan. (b) Seseorang yang membungkuk memungkinkan beban tubuh bagian atas menciptakan torka yang harus diimbangi dengan torka yang diciptakan oleh otot-otot punggung. Hal ini dapat menghasilkan regangan otot yang luar biasa jika berkepanjangan. Perhatikan bahwa FB adalah lebih besar dalam sistem mekanika yang setara di sebelah kanan (Urone, 1986: 52). Kita mengetahui bahwa sikap tubuh yang buruk bisa menghasilkan regangan punggung. Gambar 4.12 menunjukkan mengapa hal ini terjadi. Ketika seseorang berdiri tegak, seperti dalam Gambar 4.12(a), berat tubuh bagian atas secara langsung di atas kaki dan gaya yang kecil dilakukan oleh otot punggung dan otot kaki. Sebagian besar berat orang itu ditopang oleh sistem rangka bukan oleh kerja otot. Jika seseorang membungkuk ke depan, seperti dalam Gambar 4.12(b), maka pusat gravitasi tubuh bagian atas tidak lagi secara langsung di

5 atas titik sumbu. Sekarang otot punggung harus melakukan torka di sekitar sumbu itu pada dasar tulang belakang untuk melawan torka yang disebabkan oleh berat tubuh bagian atas. Usaha yang terus-menerus oleh otot punggung itu menghasilkan regangan punggung. Salah satu keluhan paling umum selama kehamilan adalah nyeri punggung karena seorang ibu harus menahan berat bayi di kandungan dengan otot-otot punggung. Hal ini sebagian bisa diringankan dengan sikap tubuh yang benar. Pepatah mengatakan, Angkat dengan kaki Anda, bukan punggung Anda. Penalarannya sama seperti sikap badan yang benar. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.13(a), ketika mengangkat dengan membungkuk berlebihan, otot-otot punggung harus memberikan torka yang cukup untuk mengangkat beban dan tubuh bagian atas. Jika seseorang mengangkat dengan kaki, seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.13(b), torka diberikan oleh otot-otot ekstensor dalam paha. Otot-otot paha tidak mempunyai keuntungan mekanik lebih besar daripada otototot punggung (l adalah kecil untuk kedua sistem); tetapi otot-otot kaki adalah lebih besar dan persendian lutut adalah lebih mampu untuk menguasai gaya-gaya yang terlibat daripada persendian tulang punggung bagian bawah. Gambar (a) Jika seseorang mengangkat dengan punggungnya, gaya-gaya yang sangat besar harus diciptakan oleh otot-otot punggung (erector spinae) dan ditahan oleh persendian tulang punggung bagian bawah. (b) Bilamana seseorang mengangkat dengan kakinya, otot-otot paha (kudrisep) melakukan gaya-gaya besar yang harus ditahan oleh persendian lutut. Keduanya lebih mampu untuk menahan gaya-gaya ini daripada otot-otot dan persendian dalam tulang punggung. Sistem mekanik yang setara digambarkan di sebelah kanan (Urone, 1986: 53). F. TUAS Tuas atau pengungkit adalah suatu batang tegar yang dapat berputar bebas di sekitar suatu titik yang disebut titik tumpu. Tuas digunakan untuk mengangkat beban dalam cara yang menguntungkan dan untuk memindahkan gerakan dari sutu titik ke titik lain. Banyak sistem otot dan tulang tubuh bekerja sebagai tuas. Tuas-tuas dikelompokkan menjadi tiga sistem golongan, seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.14, yaitu: a. Golongan pertama, yang mempunyai sumbu atau penumpu antara beban dan kuasa. b. Golongan kedua, yang mempunyai beban antara kuasa dan sumbu atau penumpu. c. Golongan ketiga, yang mempunyai kuasa antara beban dan sumbu atau penumpu. Golongan tuas ketiga paling banyak dalam tubuh, kemudian golongan Kedua, dan golongan pertama yang paling sedikit.

6 Gambar Tiga golongan tuas dan contoh bagan masing-masing tuas dalam tubuh W adalah beban dan F adalah gaya yang dilakukan, juga disebut kuasa (Cameron, 1978: 17). Berdasarkan syarat kesetimbangan, untuk tiga jenis tuas diperlukan gaya F untuk mengimbangi beban seberat w yang besarnya dapat dihitung sebagai berikut. Fl F wl w atau wlw F... (4.11) l F Keuntungan mekanik tuas KM didefinisikan sebagai w lf KM F l w G. SIKU... (4.12) Dua otot paling penting yang menghasilkan gerak siku adalah bisep dan trisep (Gambar 4.15) Kontraksi trisep menyebabkan siku membuka, sedangkan kontraksi bisep menyebabkan siku menutup. Kita hanya memperhatikan kerja dua otot. Hal ini merupakan penyederhanaan, karena banyak otot lain yang juga memainkan peranan dalam gerak siku. Beberapa otot ini menstabilkan persendian pada bahu selama siku bergerak, dan otot-otot lainnya menstabilkan siku itu sendiri. Gambar Siku (Davidovits, 2001: 12). Contoh 4.4:

7 (a) Hitunglah gaya yang dilakukan oleh otot bisep untuk menahan lengan bawah dan buku seperti ditunjukkan dalam Gambar (b) Bandingkan gaya yang dilakukan oleh otot bisep dengan berat lengan bawah dan buku tersebut. Penyelesaian: (a) Cara terbaik menyelesaikan soal ini adalah menjadikan lengan bawah sebagai sistem perlu diperhatikan. Ada empat gaya luar yang bekerja pada lengan bawah: berat lengan w a, berat buku w t, gaya yang dilakukan otot bisep F B, dan gaya yang dilakukan oleh tulang lengan atas F H pada titik siku. Penyederhanaan dapat dilakukan dengan mengambil titik sumbu pada persendian siku. Syarat kesetimbangan kedua cukup untuk menyelesaikan soal ini. Penyederhanaan dilakukan dengan mengambil titik sumbu pada persendian siku. Torka yang dilakukan gaya F H adalah nol karena gaya itu bekerja pada titik sumbu, sehingga l = 0 untuk gaya ini. Nilai-nilai l lainnya mudah ditentukan karena lengan bawah adalah horisontal. Berat lengan bawah w a dan berat buku w t menghasilkan torka searah putaran jarum jam, sedangkan gaya F B yang dilakukan oleh bisep menghasilkan torka berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Gambar Lengan bawah memegang buku sebagai Contoh 4.4 dan bagan untuk mempermudah penggambaran berbagai gaya dari titik sumbu. Berat lengan bawah dan buku menghasilkan torka searah putaran jarum jam, dan gaya bisep menghasilkan torka berlawanan arah putaran jarum jam, tetapi gaya tulang lengan atas tidak menghasilkan torka karena bekerja secara langsung pada titik sumbu (Urone, 1986: 51). Dengan menerapkan syarat kesetimbangan, kita memperoleh (15 cm)(w ) (40 cm)(w ) (4,0 cm)f F F F B B B FB a t B (15 cm)(m a)(g) (40 cm)(m t)(g) 4,0 cm 2 2 (15 cm)(2,5 kg)(9,8 m/s ) (40 cm)(4,0 kg)(9,8 m/s ) 4,0 cm (367,5 N)(cm) 1568 N(cm) 4,0 cm 483,9 N. (b). Gaya gabungan antara lengan bawah dan beban adalah: w wa wt w mag mtg 2 2 w (2,5 kg)(9,8 m/s ) (4,0 kg)(9,8 m/s ) w 24,5 N 39,2 N w 63,7 N.

8 Mengapa otot bisep harus melakukan gaya 483,9 N untuk menahan berat hanya 63,7 N? Hal ini terjadi karena otot bisep melakukan gaya pada lengan di suatu titik yang dekat dengan siku, yang mengakibatkan jauh kurang efektif menghasilkan rotasi daripada gaya-gaya yang bekerja pada jarak lebih jauh dari siku, yaitu berat lengan bawah dan berat buku. Untuk mengimbanginya, otot bisep harus melakukan gaya yang lebih besar daripada gaya yang diperlukan seandainya terletak pada jarak lebih jauh dari siku. Otot bisep ini dikatakan berada dalam kerugian mekanis, seperti halnya sebagian besar otot dalam tubuh. H. PINGGUL Gambar 4.17 menunjukkan persendian pinggul dan penggambaran tuas yang disederhanakan. Ukuran yang ada hanya sebagai contoh, karena ukuran untuk masing-masing orang akan sangat bervariasi. Pinggul distabilkan dalam persendiannya oleh sekelompok otot, yang dilukiskan dalam Gambar 4.17(b) sebagai gaya resultan tunggal F R. Jika seseorang berdiri tegak, sudut gaya ini kira-kira 71 o terhadap horisontal. Gaya w L menggambarkan berat gabungan paha, kaki, dan telapak kaki. Secara khas, berat gabungan ini adalah 0,185 dari berat total tubuh w (w k = 0,185w). Berat w k dianggap bekerja secara vertikal ke bawah pada pertengahan antara telapak kaki dan pangkal paha. Sekarang kita akan menghitung besar gaya otot F m dan gaya F R pada persendian pinggul ketika seseorang sedang berdiri dengan satu kaki ketika ia berjalan pelan-pelan, seperti ditunjukkan dalam Gambar Gaya w yang sedang bekerja pada bagian bawah tuas adalah gaya reaksi tanah pada kaki orang. Gaya w ini merupakan gaya yang menopang berat tubuh. Berdasarkan syarat kesetimbangan gaya dalam arah x dan arah y serta torka kita memperoleh Fmcos71 FRcos 0 (komponen-komponen x dari gaya = 0)... (4.13) Fm sin 71 w wk FR sin 0 (komponen-komponen y dari gaya = 0) (4.14) F sin 7 cm w 10 cm w 18 cm 0 (torka sekitar titik A = 0) (4.15) R k Gambar (a) Pinggul. (b) Penggambaran tuas (Davidovits, 2001: 16). Karena w k = 0,185w, dari Persamaan (4.15), kita memperoleh

9 FR sin 2, 31w Menggunakan hasil dalam Persamaan (4.14), kita memperoleh 1,50w Fm 1,59w sin 71 Dari Persamaan (4.13), kita memperoleh Oleh karena itu FR cos 1,59w cos71 0,52w FR sin 2, 31w FR cos 0, 52w tan 4, 44 1 tan 4, 44 77, 3 dan F 2, 37w... (4.16) R Jadi gaya pada persendian pinggul 2,37 kali berat orang. I. PUNGGUNG Ketika tubuh membungkuk ke depan, tulang belakang berputar terutama pada lumbar vertebra (tulang pinggul) kelima, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kita akan memperhatikan gaya-gaya yang terlibat ketika tubuh membungkuk pada sudut 60 o terhadap vertikal (atau 30 o terhadap horisontal) dengan lengan-lengan tergantung secara bebas. Model tuas yang setara digambarkan di sebelah kanan. Titik sumbu A adalah lumbar vertebra kelima. Lengan tuas AB menggambarkan tulang belakang. Berat tubuh w 3 terdistribusi secara seragam sepanjang tulang belakang; pengaruhnya dapat digambarkan di titik E pada tengah-tengahnya. Berat kepala digambarkan dengan w 1 di titik B pada ujung lengan tuas. Lengan-lengan digambarkan dengan w 2 pada titik D kira-kira dua per tiga tulang belakang ke atas. Otot tulang belakang penegak (erector spinalis muscle), ditunjukkan sebagai sambungan D-C yang melekat titik D, mempertahankan posisi punggung. Sudut antara tulang belakang dan otot ini kira-kira adalah 12 o. Jika berat badan adalah w, maka w 1 = 0,07w, w 2 = 0,12w, dan w 3 = 0,46w. Misalkan panjang tulang belakang AB = 72 cm, maka AE = 36 cm, dan AD = 48 cm. Kemudian kita terapkan syarat kedua kesetimbangan dengan mengingat bahwa lengan momen merupakan jarak tegak lurus terhadap gaya. Jumlah torka terhadap sumbu A adalah nol, sehingga kita memperoleh (0,48 m)(sin12 )(F ) (0,72 m)(cos30 )(w ) m 1 (0,48 m)(cos30 )(w ) (0,36 m)(cos30 )(w ) (0,48 m)(0,2079)(f m) (0,72 m)(0,8660)(w 1) (0,48 m)(0,8660)(w 2) (0,36 m)(0,8660)(w 3) 0 (0, m)(f ) (0,62352 m)(0,07w) m (0,41568 m)(0,12w) (0,31176 m)(0, 46w) 0 (0, m)(f ) (0, w) m (0, w) (0, w) 0 (0, m)(f ) 0, Fm 2, 37w. m

10 Gambar Punggung membungkuk dan penggambaran tuas. (Davidovits, 2001: 19). Kita dapat menghitung F v melalui komponen-komponennya dalam arah x dan arah y, dengan menggunakan syarat kesetimbangan pertama. Perlu diingat besar sudut (30 o 12 o = 18 o ). Jumlah gaya-gaya dalam arah y adalah nol, sehingga kita memperoleh Fvy FM sin18 w1 w2 w3 0 Fvy 2,37w(0,3090) 0,07w 0,12w 0, 46w 0 Fvy 1, 38w Jumlah gaya-gaya dalam arah x adalah nol, sehingga kita memperoleh Fvx FM cos18 0 Fvx 2, 37w(0, 9511) 0 Fvx 2, 25w Fv Fvx F vy (1, 38w) (2, 25w) v... (4.17) F 1,9044w 5, 0625w 6,9669w 2, 6w Jadi gaya yang bekerja pada lumbar vertebra kelima adalah 2,6 kali berat badan. Arah gaya tersebut terhadap horisontal dapat dihitung sebagai berikut Fvy 1, 38w tan 0, 6133 F 2, 25w vx 31,5.

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya. Pengertian Momen Gaya (torsi)- Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah

Lebih terperinci

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa Konsep Gaya Gaya Pada waktu kita menarik atau mendorong benda kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada benda tersebut. kita mengasosiasikan gaya dengan gerakan otot atau perubahan bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz MAKALAH MOMEN GAYA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO SUBANG 2015 MOMEN GAYA

Lebih terperinci

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab VI Dinamika Rotasi Bab VI Dinamika Rotasi Sumber : Internet : www.trade center.com Adanya gaya merupakan faktor penyebab terjadinya gerak translasi. Bianglala yang berputar terjadi karena kecenderungan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak

Lebih terperinci

2 Mekanika Rekayasa 1

2 Mekanika Rekayasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN S ebuah konstruksi dibuat dengan ukuran-ukuran fisik tertentu haruslah mampu menahan gaya-gaya yang bekerja dan konstruksi tersebut harus kokoh sehingga tidak hancur dan rusak. Konstruksi

Lebih terperinci

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak. BAB I. PENDAHULUAN Mekanika : Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya yang bereaksi pada benda tersebut. Dibedakan: 1. Mekanika benda tegar (mechanics

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Gerak Translasi dan Rotasi A. Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

BIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1

BIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1 BIOMEKANika olahraga dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Biomekanika/ikun/2003 1 Definisi Ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika terhadap struktur tubuh manusia pada saat melakukan olahraga. Penting

Lebih terperinci

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya Kuliah kedua STATIKA Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya Pendahuluan Pada bagian kedua dari kuliah Statika akan diperkenalkan

Lebih terperinci

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Torsi merupakan ukuran kuantisasi kecenderungan suatu gaya untuk menimbulkan rotasi terhadap suatu titik. Satuannya Newton-Meter (Nm) τ= F.d τ positif jika

Lebih terperinci

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi I.1 Pendahuluan Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Dalam mekanika teknik,

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

BAB - 3 T O R S I. Gambar 3.2

BAB - 3 T O R S I. Gambar 3.2 BAB - 3 T O R S I Hukum pertama newton tentang gerak (sifat 5, bagian 2.2) merupakan suatu kondisi yang perlu untuk suatu benda berada dalam kesetimbangan. Dalam bab terakhir ini digunakan untuk menghitung

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BESARAN VEKTOR B A B B A B Besaran Vektor 8 B A B B A B BESARAN VEKTOR Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di atas. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja?

Lebih terperinci

Gambar solusi 28

Gambar solusi 28 Gambar solusi 27 Gambar solusi 28 Gambar solusi 29 Gambar solusi 30 Gambar solusi 31 Gambar solusi 32a Gambar solusi 32b Gambar solusi 32c Gambar solusi 40 Gambar soal no 27 Gambar soal no 28 Gambar soal

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) TITIK BERAT TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) Definisi titik berat Lokasi titik berat pada manusia STABILITAS DAN EQUILIBRIUM Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhadap sembarang titik pada benda tegar

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 MATA PELAJARAN : IPA KELAS : VIII HARI/TANGGAL : WAKTU

ULANGAN TENGAH SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 MATA PELAJARAN : IPA KELAS : VIII HARI/TANGGAL : WAKTU PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Semarang 50242 Telp / Fax (024) 8446802, Web Site : www.smp37-smg.sch.id, e-mail : smp37smg@yahoo.co.id ULANGAN TENGAH

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Gaya Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal Otot yang berfungsi menghadapkan telapak tangan sehingga menengadah adalah...

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal Otot yang berfungsi menghadapkan telapak tangan sehingga menengadah adalah... SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.3 1. Otot yang berfungsi menghadapkan telapak tangan sehingga menengadah adalah.... Depresor Pronator Fleksor Supinator Kunci Jawaban :

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2 1. Persamaan antara otot lurik dan otot jantung adalah... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALatihan Soal 3.2 Sifat kerja secara sadar Memiliki percabangan Berinti satu Ada garis gelap

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 85 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya di mana jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

Mekanika Rekayasa/Teknik I

Mekanika Rekayasa/Teknik I Mekanika Rekayasa/Teknik I Norma Puspita, ST. MT. Universitas Indo Global Mandiri Mekanika??? Mekanika adalah Ilmu yang mempelajari dan meramalkan kondisi benda diam atau bergerak akibat pengaruh gaya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah... Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran: Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara engajaran: Minggu I II III IV V VI VII VIII IX X XI Materi Sistem aya meliputi Hk Newton, sifat, komposisi, komponen, resultan, keseimbangan gaya, Momen dan Torsi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALATIHAN SOAL BAB 15 1. Kelompok tulang di bawah ini yang termasuk tulang pipa adalah Tulang hasta, tulang paha, tulang betis Tulang hasta, tulang belikat,

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar Kegiatan Belajar -8 Modul 5: BIOMEKANIKA Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-5, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-5, data M Arief Latar 2 1.1. PENGERTIAN Secara terminologi, terdiri atas : kata Bio

Lebih terperinci

14/12/2012. Metoda penyelesaian :

14/12/2012. Metoda penyelesaian : Sebuah benda berada dalam keseimbangan di bawah pengaruh gaya-gaya yang berpotongan jika : 1. Benda itu diam dan tetap diam (static equilibrium). 2. Benda itu bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

FISIKA TRAKSI. Eko Suhartono, M.Si. Biomekanika/ikun/2003 1

FISIKA TRAKSI. Eko Suhartono, M.Si. Biomekanika/ikun/2003 1 FISIKA TRAKSI Eko Suhartono, M.Si Biomekanika/ikun/2003 1 Prinsip & konsep dasar Mekanika studi ttg bagaimana sesuatu bergerak dan apa yang menyebabkan bergerak (Hickman, 1995) Biomekanika studi ttg gerakan

Lebih terperinci

Mekanika : Gaya. Hukum Newton

Mekanika : Gaya. Hukum Newton Mekanika : Gaya Hukum Newton Hukum Gerak Hukum I Newton Gaya Massa Hukum II Newton Hukum III Newton Gaya Ukuran untuk interaksi antara dua objek (arik atau dorong) Kuantitas vektor : mempunyai besar dan

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 3. Perhatikan gambar berikut. Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, maka besar

Lebih terperinci

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Spin coating telah digunakan selama beberapa dekade untuk aplikasi film tipin. Sebuah proses khas melibatkan mendopositokan genangan kecil dari cairan resin ke pusat

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII BAHAN AJAR 4 Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII GAYA LORENTZ Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. Hukum Newton 29 HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila II. KAJIAN PUSTAKA A. Balok dan Gaya Balok (beam) adalah suatu batang struktural yang didesain untuk menahan gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila beban yang dialami pada

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN BAB 1 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi sewaktu gaya diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1 . Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Usaha, energi, dan pesawat sederhana untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS

Lebih terperinci

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol. Suatu partikel dalam keadaan keseimbangan jika resultan semua gaya yang bekerja pada partikel tersebut nol. Jika pada suatu partikel diberi 2 gaya yang sama besar, mempunyai garis gaya yang sama dan arah

Lebih terperinci

Sistem Rangka dan Otot. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

Sistem Rangka dan Otot. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Sistem Rangka dan Otot 1 Rangka Rangka adalah kumpulan berbagai tulang Pemberi bentuk tubuh Tempat melekatnya otot-otot Pelindung organ lunak Mengganti sel-sel yg rusak Penopang tubuh Menyerap gaya/beban

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI 2.1 UMUM Struktur balok yang ditumpu oleh dua tumpuan dapat menahan momen yang ditimbulkan oleh beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut, ini berarti sebagian dari penempangnya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

Wardaya College. Denisi. Pesawat Sederhana. Part II

Wardaya College. Denisi. Pesawat Sederhana. Part II Pesawat Sederhana Part I Denisi Pesawat Sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mempermudah suatu pekerjaan tanpa memperkecil usaha. Misalkan ketika seorang ibu rumah tangga menimba air dari dalam

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 1 01. Balok bermassa 5 kg diletakkan di atas papan, 3 m dari titik A, seperti terlihat pada gambar. Jika massa papan adalah satu kilogram

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian ini dilaksanakan pada UD. Raina Kota Gorontalo. Jln.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek penelitian ini dilaksanakan pada UD. Raina Kota Gorontalo. Jln. 12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilaksanakan pada UD. Raina Kota Gorontalo. Jln. Jend Katamso No. 22. Kelurahan Biau. Kecamatan Kota Selatan. 3.2. Waktu dan

Lebih terperinci

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT Modul Sifat dan Operasi Gaya Ir.Yoke Lestyowati, MT Konten E-Learning IDB 7in1 Terintegrasi PDITT 2015 BAB I SIFAT DAN OPEASI GAYA 1.1. Capaian Pembelajaran 1.1.1. Umum 1. Mampu menggunakan teori gaya

Lebih terperinci