PERANCANGAN PENGAWASAN MUTU - BAHAN BAKU OBAT - SEDIAAN JADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN PENGAWASAN MUTU - BAHAN BAKU OBAT - SEDIAAN JADI"

Transkripsi

1 PERANCANGAN PENGAWASAN MUTU - BAHAN BAKU OBAT - SEDIAAN JADI

2 STATUS FI IV 1. Buku kumpulan standar dalam bidang farmasi terutama untuk bahan baku obat serta sediaan jadinya, sediaan produk biologi, alat kesehatan, metode analisis, prosedur dan instrumennya, bahan baku pembanding, sediaan umum, ketentuan umum dan penerapan standar yang berkaitan dengan standardisasi di bidang farmasi 2. Monografi dipilih berdasarkan pada ketersediaan bahan baku dan sediaan jadi di Indonesia dengan menggunakan standar dan metode penetapan karakteristik mutu yang disesuaikan dengan standar di negara maju 3. Isi FI edisi IV - Ketentuan umum - 23 monografi sediaan umum monografi bahan baku dan sediaan jadi (termasuk 13 monografi alat kesehatan, 29 monografi vaksin dan 19 monografi sediaan radiofarmaka lampiran penjabaran metode analisis, prosedur, instrumen dll.

3 Ketentuan Umum 1. Artikel (bahan dan sediaan jadi) dalam FI edisi IV adalah resmi dan standar yang dicantumkan dalam monografi hanya berlaku jika artikel tersebut dimaksudkan atau diberi etiket untuk digunakan sebagai obat atau sebagai alat kesehatan dan jika dibeli, dijual atau diserahkan untuk maksud-maksud tersebut atau jika diberi etikel memenuhi standar FI 2. Semua artikel resmi yang beredar apabila diuji menggunakan prosedur yang telah ditetapkan dalam FI, harus memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam monografi 3. Prosedur penetapan kadar dan pengujian diberikan untuk menetapkan kesesuaian dengan persyaratan identitas, kadar, mutu dan kemurnian yang tertera dalam farmakope

4 PENGUJIAN BAHAN BAKU OBAT 1. Tujuan : menetapkan kesesuaian dengan persyaratan bahan baku obat : - Identitas - kadar - mutu (atribut mutu) - kemurnian 2. Cara : menggunakan prosedur, metode analisis, instrumen yang dicantumkan dalam farmakope. Prosedur yang tidak tercantum dalam Farmakope dapat digunakan asalkan dapat dibuktikan memberikan ketelitian dan ketepatan yang paling sedikit sama dengan metode Farmakope 3. Kalau tidak tercantum dalam FI, maka dapat digunakan farmakope negara lain (Farmakope internasional, USP, BP, JP, dll)

5 I. SYARAT IDENTITAS 1. Identifikasi = suatu cara untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa mempunyai identitas yang sesuai dengan yang tertera pada etiket 2. Pengujian harus spesifik. Pengujian dan spesifikasi lain yang tertera dapat membantu pembuktian identitas bahan yang diuji 3. Cara/metode/identifikasi > cara kimia > cara fisika > cara fisikokimia > cara kromatografi > cara imunokimia (jarang digunakan)

6 II. SYARAT ATRIBUT MUTU 1. Tujuan pengujian untuk menetapkan tetapan fisika yang dapat digunakan sebagai atribut mutu (Atribut = parameter uji) 2. Tetapan fisika yang sering diuji adalah: - titik/jarak lebur - titik/jarak didih - rotasi optik/rotasi jenis - indeks bias 3. Fungsi lain a. dapat digunakan sebagai cara identifikasi (kalau murni b. dapat digunakan sebagai cara pengujian kemurnian (kalau tidak murni)

7 III. SYARAT KEMURNIAN 1. Tujuan untuk membuktikan bahwa bahan bebas dari senyawa asing dan cemaran atau mengandung senyawa asing dan cemaran pada batas tertentu. Pengujian terhadap adanya senyawa asing dan cemaran dimaksudkan untuk membatasi senyawa demikian sampai pada jumlah yang tidak mempengaruhi artikel pada kondisi penggunaan biasa 2. Sifat uji toleransi dan spesifik 3. Cara/metode pengujian - uji batas - kemurnian kromatografi - susut pengeringan - kadar air - sisa pemijaran - kelarutan - zat mudah menguap - zat mudah terarangkan 4. Sumber cemaran dan senyawa asing (bahan baku, hasil antara, hasil urai, wadah, lingkungan dll.

8 IV. SYARAT KADAR 1. Tujuan untuk menetapkan kadar senyawa aktif dalam bahan yang diuji. Adanya batas-batas dan toleransi, tidak merupakan suatu dasar untuk menyatakan bahwa bahan yang hampir mendekati kemurnian 100%, melampaui kualitas farmakope 2. Spesifikasi dari ukuran tertentu peralatan wadah dan istrumen untuk penetapan kadar adalah rekomendasi. Yang penting tingkat ketelitiannya paling sedikit sama dengan alat tersebut 3. Dalam melaksanakan penetapan kadar jumlah satuan takaran yang digunakan tidak boleh lebih kecil dari yang telah ditetapkan 4. Harus diperhatikan cara perhitungan untuk : - zat yang telah dikeringkan - zat yang telah dipijar - anhidrat - zat yang sebelumnya dikeringkan - penggunaan baku pembanding - penetapan blangko 5. Cara/metode yang digunakan : -gravimetri - volumetri (titrasi asam basa, titrasi bebas air, titrasi pengendapan, titrasi Redox dan titrasi komplesometri - spektrofotometri UV, VIS, IR - kromatografi (KG & KCKT) - mikrobiologi - cara lain (radiokimia)

9 BAHAN BAKU Tercantum pada FI IV tidak Lihat Farmakope lain tidak Ada Ada Prosedur/metode/ pereaksi terdapat dilaboratorium Tidak Ada Metode sudah dikuasai/ familier Tidak Prosedur lain yang setara dengan FI IV Tidak Lakukan pengcabangan metode/ prosedur analisis Ya Ya Validasi Laksanakan pengujian bahan baku

10 PENGUJIAN SEDIAAN JADI 1. Tujuan : metetapkan kesesuaian dengan persyaratan sediaan jadi yang tertera dalam FI ed IV meliputi : - identitas - kemurnian - kadar senyawa aktif - kinerja sediaan (tergantung jenis sediaan) 2. Cara : menggunakan prosedur/metode dan instrumen yang tercantum. Prosedur lain dapat digunakan asalkan dapat dibuktikan memberikan ketelitian dan ketepatan yang paling sedikit sama dengan metode farmakope 3. Kalau tidak tercantum dalam FI dapat digunakan metode Farmakope negara lain (USP, BP, JP dll) 4. Yang harus diperhatikan adalah bahan tambahan (matriks sampel) tidak mengganggu metode analisis/pengujian

11 SEDIAAN JADI Tercantum pada FI IV Tidak Lihat Farmakope lain Tidak Ada Ada Prosedur/metode/ pereaksi terdapat dilaboratorium Tidak Ada Metode sudah dikuasai. Matriks tidak mengganggu Tidak Prosedur lain lengkap dengan penyiapan sampel Tidak Lakukan pemilihan dan pengembangan metode/prosedur analisis Ya Ya Validasi Laksanakan pengujian bahan baku

12 STRUKTUR MOLEKUL Unsur penyusun (C,H,O,N,S,P) Gugus fungsional Ikatan kimia Kelarutan Kromofor Volabilitas Kromatografi cair Spektrofotometri Kromatografi gas Volumetri Rotasi optik

13 TAHAPAN ANALISIS Sampling Penyiapan sampel yang diuji - Pelarutan - Penyaringan - Pemisahan - Derivatisasi - clean up - dan lain-lain Pengukuran Perhitungan dan statistika Hasil analisis

14 Pemilihan metode 1. Metode/prosedur yang sudah ada/digunakan sebelumnya 2. Metode/prosedur lain yang dapat diperkirakan dari unsur penyusun, gugus fungsi dan ikatan 3. Bahan pembantu/matriks yang digunakan tidak mengganggu mengganggu metode analisis Bila mengganggu kembangkan pemisahan yang memadai atau pilih metode yang separatif 4. Kadar senyawa aktif dalam sampel Kecil pilih yang kepekaannya tinggi Besar pilih metode umum 5. Persyaratan hasil analisis yang harus digunakan (kepekaan, ketelitian, ketepatan, dll)

15 Kesalahan umum Penulusuran Pustaka Pengujian mutu 1. Hanya metode/prosedur Farmakope saja, tanpa menyertakan metode lain 2. Penulisan metode tidak lengkap 3. Pemilihan metode tidak ada berdasar 4. Preparasi sampel 5. Penulisan satuan

16 == Terima kasih ==

PERENCANAAN PENGAWASAN MUTU II

PERENCANAAN PENGAWASAN MUTU II PERENCANAAN PENGAWASAN MUTU II Dr. Slamet Ibrahim KK FARMAKOKIMIA SEKOLAH FARMASI ITB PENGAWASAN MUTU 1. Bahan baku : meliputi pemeriksaan Identifikasi Kemurnian Penetapan tetapan fisika Penetapan kadar

Lebih terperinci

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT Valerius Cordus (1515-1544) Dispensatorium Cikal bakal Farmakope KETENTUAN UMUM Buku resmi yang ditetapkan secara hukum Isi : - Standardisasi obat-obat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1995-an, metode kromatografi

BAB I PENDAHULUAN. kembali pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1995-an, metode kromatografi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis senyawa obat baik dalam bahan ruahan (bulk), dalam sediaan farmasi, maupun dalam cairan biologis dengan metode kromatografi dapat dilihat kembali pada awal

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK KIMIA ANALITIK Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. ANALISIS KIMIA Organik

Lebih terperinci

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kimia Analitik Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel. Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga menjadi negara yang sangat potensial dalam bahan baku obat, karena

Lebih terperinci

Standardisasi Obat Bahan Alam. Indah Solihah

Standardisasi Obat Bahan Alam. Indah Solihah Standardisasi Obat Bahan Alam Indah Solihah Standardisasi Rangkaian proses yang melibatkan berbagai metode analisis kimiawi berdasarkan data famakologis, melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simvastatin merupakan obat antihiperlidemia yang bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk kolesterol dengan bantuan katalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai antiinflamasi local akibat dermatitis. Hidrokortison dapat mencegah dan menekan timbulnya gejala

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM/KEGIATAN INOVASI PASCA TUGAS BELAJAR ATAS NAMA ZAKIAH KURNIATI, S.Farm., Apt.

PROPOSAL PROGRAM/KEGIATAN INOVASI PASCA TUGAS BELAJAR ATAS NAMA ZAKIAH KURNIATI, S.Farm., Apt. PROPOSAL PROGRAM/KEGIATAN INOVASI PASCA TUGAS BELAJAR ATAS NAMA ZAKIAH KURNIATI, S.Farm., Apt. A. Nama Program/Kegiatan Manajemen Baku Pembanding Farmakope Indonesia (BPFI) di Balai Besar POM di Medan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. Hasil Pengamatan Kelompok Berat Awal Sampel Berat Akhir Sampel 7 & 8 2,0022 1,2864 9 & 10 2,0810 1,3340 11 & 12 2,0146 1,2824 Kelompok Berat Berat Porselen +

Lebih terperinci

Penetapan Kadar Sari

Penetapan Kadar Sari I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan

Lebih terperinci

FITOFARMAKA Re R t e n t o n W a W hy h un u i n n i g n ru r m u

FITOFARMAKA Re R t e n t o n W a W hy h un u i n n i g n ru r m u FITOFARMAKA Retno Wahyuningrum VII. STANDARDISASI EKSTRAK KETENTUAN UMUM KONSEP STANDARDISASI Difinisi Standardisasi (SSN 1998): Proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standard yang dilaksanakan

Lebih terperinci

TEKNIK LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

TEKNIK LABORATORIUM KIMIA ORGANIK TEKNIK LABORATORIUM KIMIA ORGANIK Penulis: : Prof. DR. H.M. Sanusi Ibrahim Dr. Marham Sitorus, M. Si Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : ACUAN STANDAR METODE PENGUJIAN BADAN PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Pragel Pati Singkong Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih. Rendemen pati yang dihasilkan adalah sebesar 90,0%.

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP 10.05.03 015 Revisi Ke 2 Tanggal 1 September 2014 Dikaji Ulang Oleh Ketua Program Studi Ilmu Gizi Dikendalikan Oleh GPM Disetujui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Menurut Permenkes No 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang sering disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Menurut SNI 01-6684-2002 minuman berenergi merupakan minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi

Lebih terperinci

Analisis Fitokimia Teknik Bioasai

Analisis Fitokimia Teknik Bioasai OH OH HO O OH OH S1-Kimia Institut Pertanian Bogor Analisis Fitokimia Teknik Bioasai Teknik Bioasai Uji aktivitas sebagai bagian dari analisis Uji aktivitas in vitro dan in vivo Uji aktivitas terhadap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analgetik dan antipiretik disamping jenis obat lainnya. Jenis obat tersebut banyak

BAB I PENDAHULUAN. analgetik dan antipiretik disamping jenis obat lainnya. Jenis obat tersebut banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Jenis-jenis obat yang

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran : Teknik Kimia Jenjang : SMA/SMK MA/MAK A. ANALISIS KIMIA Kompetensi Inti Guru 1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl Gol / kelompok : S/ A Nama / nrp : Grace Suryaputra ( 2443011013) Yuvita R Deva ( 2443011086) Felisia

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) KIMIA ANALISIS (TKK- 2248) 3 sks

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) KIMIA ANALISIS (TKK- 2248) 3 sks RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) KIMIA ANALISIS (TKK- 2248) 3 sks PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA M A L A N G 2014 1 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

Lebih terperinci

Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM

Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM Bioanalisis merupakan salah satu ilmu terapan yang bermanfaat dan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap kemajuan berbagai aspek ilmu yang lain, diantaranya untuk

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obat Nama Generik 2.1.1. Pengertian Obat Generik Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA Retno Putri Pamungkas, Vivin Nopiyanti INTISARI Analisis Rhodamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang ditunjang studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, beberapa produk susu dan olahannya yang berasal dari Cina

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, beberapa produk susu dan olahannya yang berasal dari Cina 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu mengandung berbagai protein, vitamin (A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, dan K), mineral, karbohidrat dan lemak. Protein dalam susu mengandung semua jenis asam amino

Lebih terperinci

Bandung, 02 Februari Penulis, M.HAM

Bandung, 02 Februari Penulis, M.HAM KATA PENGANTAR Diakui, analisis kimia kini telah beralih dari cara konvensional ke cara instrumentasi. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa caracara konvensional telah ditinggalkan sama sekali. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH Dian Kartikasari 1, Nurkhasanah 2, Suwijiyo Pramono 3 1 Pasca sarjana prodi Farmasi Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

Standarisasi Larutan

Standarisasi Larutan Standarisasi Larutan Kimia Analitik Kimia analitik: Cabang ilmu kimia yg bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponenkomponen, menentukan jenis serta jumlahnya. Kimia

Lebih terperinci

HAKIKAT dan PERAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN

HAKIKAT dan PERAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN HAKIKAT dan PERAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN Kompetensi Dasar 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan. Apa ilmu Kimia itu? 1. Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Sedangkan ibuprofen berkhasiat

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Sedangkan ibuprofen berkhasiat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam maupun sintetis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif (pencegahan), diagnosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat golongan sulfonamida digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim, yang lebih dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 Halaman 1 PROFIL LULUSAN Sebagai teknisi analis kimia (tingkat madya) yang mampu bekerja di laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan

Lebih terperinci

1 Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa Sesuai sedikit pahit 2 Identifikasi

1 Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa Sesuai sedikit pahit 2 Identifikasi Jl. Raya Sentosa Blok A-3 Kawasan Industri MM20100 No. 02/III/QC/14 Nama bahan baku : Parasetamol Asal bahan baku : PT. Brataco, Indonesia Nomor bets : CS1002 Tanggal Pembuatan : 12Januari 2014 Tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tramadol HCl berikut: Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai Gambar 1. Struktur Tramadol HCl Tramadol HCl dengan rumus molekul C 16 H 25 N 2, HCl

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Minyak terpentin SNI 7633:2011 Standar Nasional Indonesia Minyak terpentin ICS 65.020.99 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

Latar Belakang. Teori Umum. Deinisi :

Latar Belakang. Teori Umum. Deinisi : Latar Belakang Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi.

Lebih terperinci

Majelis Guru Besar. Institut Teknologi Bandung. Pidato Ilmiah Guru Besar. Institut Teknologi Bandung

Majelis Guru Besar. Institut Teknologi Bandung. Pidato Ilmiah Guru Besar. Institut Teknologi Bandung Pidato Ilmiah Guru Besar Profesor Slamet Ibrahim Surantaatmadja PERAN ANALISIS FARMASI DALAM PENJAMINAN DAN PENGAWASAN KUALITAS OBAT Balai Pertemuan Ilmiah ITB 60 Hak cipta ada pada penulis Judul: Pidato

Lebih terperinci

Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU

Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU LAPORAN HASIL PENGUJIAN NOMOR : / /201 1. NAMA CONTOH 2. NAMA PABRIK

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM TABLET DENGAN METODE ALKALIMETRI TUGAS AKHIR OLEH: EKANITHA SAHARA NIM

PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM TABLET DENGAN METODE ALKALIMETRI TUGAS AKHIR OLEH: EKANITHA SAHARA NIM PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM TABLET DENGAN METODE ALKALIMETRI TUGAS AKHIR OLEH: EKANITHA SAHARA NIM 102410074 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik Maret 2017 Waktu: 120 menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik Maret 2017 Waktu: 120 menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik 21-23 Maret 2017 Waktu: 120 menit Esai Singkat No 1 2 3 4 5 6 Nilai

Lebih terperinci

1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia. 7. Melakukan sintesis senyawa kimia pada skala laboratorium. 8. Melakukan analisis titrimetri

1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia. 7. Melakukan sintesis senyawa kimia pada skala laboratorium. 8. Melakukan analisis titrimetri MATA PELAJARAN/KEAHLIAN JENJANG PENDIDIKAN : KIMIA ANALISIS : SMK Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik dari aspek peserta didik yang fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR LAMPIRAN... vii DFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 5 1.1. Klasifikasi Tanaman...

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sintetik organik germanium yang dikenal dengan β atau biscarboxyethylgermanium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sintetik organik germanium yang dikenal dengan β atau biscarboxyethylgermanium 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propagermanium (organo-germanium) merupakan salah satu senyawa sintetik organik germanium yang dikenal dengan β atau biscarboxyethylgermanium sesquioxide atau Ge-132.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

BAB 1: ILMU KEFARMASIAN

BAB 1: ILMU KEFARMASIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 1: ILMU KEFARMASIAN Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB I ILMU KEFARMASIAN

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran,

Lebih terperinci

ANALISIS GRAVIMET RI. Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANALISIS GRAVIMET RI. Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANALISIS GRAVIMET RI Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Hal yang harus diperhatikan dalam analisis Analisis gravimetri adalah analisis

Lebih terperinci

Parameter Spesifik Ekstrak

Parameter Spesifik Ekstrak Parameter Spesifik Ekstrak Parameter Identitas Ekstrak I. Deskripsi Tata nama I. Nama ekstrak II. II. III. IV. Nama latin tumbuhan Bagian tumbuhan yang digunakan Nama Indonesia tumbuhan Senyawa Identitas:

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2 1. Perhatikan gambar berikut ini! Image not found http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/cap73.png SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2 Proses x dan y pada perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi atas kapsul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI Metodologi yang dilakukan pada kaplet Omefulvin produksi PT.MUTIFA Medan adalah uji disolusi dengan menggunakan alat uji disolusi tipe dayung dengan kecepatan rotasi 100 rpm dan waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI

TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI Kegiatan Praktikum 1: Titrasi Penetralan (Asam-Basa)... Judul Percobaan : Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH... Kegiatan Praktikum

Lebih terperinci

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan BAB 1 PENDAHULUAN Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang farmasi dan obat-obatan, menyebabkan perlunya pengembangan obat baru untuk memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu upaya

Lebih terperinci

MATERIA MEDIKA INDONESIA

MATERIA MEDIKA INDONESIA MATERIA MEDIKA INDONESIA MEMUAT: PERSYARATAN RESMI DAN FOTO BERWARNA SIMPLISIA YANG BANYAK DIPAKAI DALAM PERUSAHAAN OBAT TRADISIONAL. MONOGRAFI 1. SIMPLISIA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL, MENCAKUP:

Lebih terperinci

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit

Lebih terperinci

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman hampir mirip dengan spektrum

BAB I PENDAHULUAN. vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman hampir mirip dengan spektrum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Spektroskopi Raman merupakan salah satu metode yang menghasilkan spektra vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman hampir mirip dengan spektrum absorpsi inframerah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pemeriksaan Bahan Baku GMP Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan bahan baku GMP. Hasil pemeriksaan sesuai dengan persyaratan pada monografi yang tertera pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PERCOBAAN BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instrument PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 9 pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bioflokulan DYT merupakan material polimer alami yang telah diuji dapat digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan limbah cair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau diagnosis suatu penyakit, kelainan fisik, atau gejala-gejalanya pada manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau diagnosis suatu penyakit, kelainan fisik, atau gejala-gejalanya pada manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat, ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk digunakan dalam pengobatan, peredaan, pencegahan, atau diagnosis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl. BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN KIMIA ANALISI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN KIMIA ANALISI KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN KIMIA ANALISI Standar Guru (SKG) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gates dan George Soros, sehingga terbentuk GF ATM (global fund against

BAB I PENDAHULUAN. Gates dan George Soros, sehingga terbentuk GF ATM (global fund against BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis hingga kini masih jadi masalah kesehatan utama di dunia. Berbagai pihak mencoba bekerja bersama untuk memeranginya. Bahkan penyakit ini akhirnya mampu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT KELOMPOK : 10 DESI AGNI MUTIA 31110012 FAUZY RODIAH 31110019 GANJAR TAUFIK F. 31110022 FARMASI 3A PRORGAM STUDI S1 FARMASI STIKes

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF BETAMETASON VALERAT PADA PRODUK RUAHAN KRIM BETAMETASON 0,1% MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI TUGAS AKHIR OLEH: NURUL INDAH ASTUTI NIM 132410052 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Spektrofotometri uv & vis

Spektrofotometri uv & vis LOGO Spektrofotometri uv & vis Fauzan Zein M., M.Si., Apt. Spektrum cahaya tampak Spektrum cahaya tampak INSTRUMEN Diagram instrumen Spektrofotometer uv-vis 1. Prisma MONOKROMATOR 2. Kisi MONOKROMATOR

Lebih terperinci

Kisi- kisi Soal UKG 2015 Paket Keahlian Kimia Analisis

Kisi- kisi Soal UKG 2015 Paket Keahlian Kimia Analisis No. Kompetensi Utama Kisi- kisi Soal UKG 2015 Paket Keahlian Kimia Analisis Standar Kompetensi Guru Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mapel Paket Keahlian IPK 1. Pedagogi 1 Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid acid (Acidum aceticum), akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid acid (Acidum aceticum), akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Asetat 1. Definisi Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid acid (Acidum aceticum), akan tetapi di kalangan masyarakat asam asetat biasanya disebut cuka atau asam

Lebih terperinci