BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui bagaimana konsumsi pangan dan status gizi anak yang mengikuti program PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan bahwa anak usia dini yang mengikuti program PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru secara umum memiliki ukuran fisik yang lebih kecil dan tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan PAUD lainnya di satu kecamatan. Keadaan tersebut disebabkan karena keluarga anak di PAUD ini berasal dari kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah sehingga kemungkinan konsumsi pangan dan gizi rendah Waktu Waktu penelitian mulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Juni 41

2 Populasi dan Sampel Populasi Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia dini yang mengikuti program PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru yang berjumlah 40 anak (data bersumber dari Kepala Sekolah Kelompok Bermain Generasi Sejahtera, 2010) Sampel Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah anak usia dini yang mengikuti program PAUD di Kelompok Bermain Generasi Sejahtera. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu sebanyak 40 anak. Responden dalam penelitian ini adalah ibu anak Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu anak yang mengikuti program PAUD, yaitu : karakteristik anak (umur, jenis kelamin), frekuensi makan menggunakan formulir food frequency, jenis makanan dan jumlah konsumsi energi protein menggunakan formulir food recall 24 jam, pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak dan tinggi badan menggunakan mikrotois. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen di PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru yang meliputi data anak, gambaran umum dan letak geografis.

3 Definisi Operasional a. Anak usia dini adalah seorang anak yang berusia 3-6 tahun. b. Konsumsi pangan adalah jenis, frekuensi makanan dan jumlah energi protein yang dikonsumsi anak usia dini per hari. c. Jenis makanan adalah berbagai macam makanan yang diberikan kepada anak usia dini, yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan lain-lain. d. Frekuensi makan adalah berapa kali setiap jenis makanan dikonsumsi oleh anak usia dini pada waktu tertentu, yaitu >1x/hr, 1x/hr, 4-6x/hr, 1-3x/mggu, 1x/bln, tidak pernah e. Jumlah energi dan protein adalah kuantitas energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi anak usia dini dalam sehari. f. Status gizi anak usia dini adalah keadaan gizi anak usia dini yang ditentukan dengan melakukan pengukuran antropometri BB/U, TB/U dan BB/TB Aspek Pengukuran 1. Konsumsi Pangan Jenis makanan dan jumlah energi protein yang dikonsumsi anak usia dini diperoleh berdasarkan food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali dan harinya tidak berturut-turut, yaitu melalui wawancara dengan ibu anak yang mengikuti program PAUD. Dari hasil food recall 24 jam, dihitung rata-rata konsumsi energi dan protein, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan gizi anak. Tabel 3.1. Angka Kecukupan Gizi Anak No. Umur (tahun) Energi (kkal) Protein (gr) Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VII, Jakarta, 2004

4 44 Klasifikasi tingkat konsumsi energi dan protein dibagi menjadi empat, yaitu : Baik Sedang Kurang Defisit : 100% AKG : >80 99% AKG : 70 80% AKG : < 70% AKG 2. Status Gizi Anak Usia Dini Status gizi diperoleh melalui pengukuran antropometri tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut tinggi badan ( BB/TB). Untuk menentukan klasifikasi status gizi digunakan Z-skor sebagai batas ambang kategori. Rumus perhitungan Z-skor adalah sebagai berikut : Z-skor = Nilai individu subjek Nilai median baku rujukan Nilai simpangan baku rujukan Di bawah ini adalah kategori status gizi dan batasan-batasannya yang menggunakan standar WHO 2005 : a. Kategori berdasarkan BB/U: BB normal BB kurang BB sangat kurang : - 2 SD s/d < 1 SD : - 3 SD s/d < - 2 SD : < - 3 SD b. Kategori berdasarkan PB/U : PB lebih dari normal : > 3 SD PB Normal PB Pendek PB Sangat Pendek : - 2 SD s/d < 3 SD : < -2SD s/d > -3 SD : < - 3 SD

5 45 c. Kategori berdasarkan BB/PB : Sangat Gemuk Gemuk Resiko Gemuk Normal Kurus Sangat Kurus : > 3 SD : > 2 SD s/d < 3 SD : > 1 SD s/d < 2 SD : > -2 SD s/d < 1 SD : < -2 SD s/d > -3 SD : < -3 SD 3.7 Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap jelas jawaban dari responden, relevan dengan pertanyaan dan konsisten. b. Coding Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk huruf menjadi data atau bilangan. Gunanya untuk mempermudah pada saat analisi data dan juga entry data. c. Processing Setelah data dicoding maka selanjutnya melakukan entry data dari kuesioner kedalam program computer.

6 46 d. Cleaning Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. e. Tabulating adalah penyusunan data agar dengan mudah untuk dijumlahkan, disusun, ditata dan dianalisis Analisa Data Data yang dikumpulkan diperoleh secara manual dengan menggunakan kuesioner kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

7 47 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Gambaran Umum PAUD Generasi Sejahtera PAUD Generasi Sejahtera merupakan salah satu PAUD yang ada di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru. PAUD ini dibangun pada tanggal 1 Mei 2005 oleh salah satu partai politik yang ada di Indonesia yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun 2010 sebanyak 40 siswa yang dibagi menjadi dua kelas, setiap kelas sebanyak 20 orang. Jumlah guru yang mengajar 2 orang dan telah mengikuti pelatihan guru TK dari LP2PADU Al-Hijrah. Adapun visi PAUD Generasi Sejahtera yaitu menjadi gerbang ilmu pengetahuan yang diwujudkan dengan lahirnya generasi muda yang memiliki kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Misi PAUD Generasi Sejahtera yaitu membentuk anak yang sehat, cerdas, kreatif, disiplin, mandiri dan memiliki wawasan dan penguasaan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi) dan Imtak (Iman dan Taqwa). Anak usia dini yang mengikuti program PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru berasal dari keluarga yang memiliki kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah sehingga kemungkinan konsumsi pangan dan gizi rendah dan hal ini dapat berpengaruh terhadap keadaan status gizi anak, ditambah lagi dengan tidak adanya program dari puskesmas dalam pemberian makanan tambahan di PAUD Generasi Sejahtera.

8 Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin yang Mengikuti Program PAUD Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilakukan pengelompokan umur anak menurut jenis kelamin seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Distribusi Umur Anak Berdasarkan Jenis Kelamin yang Mengikuti Program PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Jenis Kelamin No Umur Anak Perempuan Laki-laki Jumlah n % n % n % 1. 3 tahun 1 20,0 4 80, tahun 8 57,1 6 42, tahun 9 50,0 9 50, tahun 1 33,3 2 66,7 3 Anak yang mengikuti program PAUD kelompok bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru sebagian besar berumur 5 tahun dan jumlah anak laki-laki dan perempuan pada umur tersebut sama banyaknya Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dinyatakan dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Pengkategorian karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.

9 49 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik (Umur, Pendidikan dan Pekerjaan) di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1. Umur : tahun tahun tahun tahun Pendidikan : SD SMP SMA D-III 3. Pekerjaan Ibu : Buruh cuci Berdagang atau jualan Ibu Rumah Tangga 4. Pekerjaan Ayah : Supir Narik becak Buruh bangunan Buruh pabrik Berdagang ,0 37,5 22,5 15,0 5,0 Total ,0 32,5 45,0 2,5 Total ,0 7,5 87,5 Total ,0 22,5 25,0 17,5 20,0 Total 40 Sebagian besar ibu (37,5%) berumur tahun. Berdasarkan jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh, sebagian besar ibu (45,0%) berpendidikan SMA, namun ada ditemukan sebagian kecil (2,5%) ibu berpendidikan D-III. Berdasarkan jenis pekerjaan ibu sebagian besar (87,5%) adalah sebagai ibu rumah tangga, sementara pekerjaan ayah sebagian besar (25,0%) sebagai buruh bangunan, dan yang paling sedikit (15,0%) sebagai supir angkot.

10 Tingkat Konsumsi Pangan Anak Konsumsi pangan yang dilihat pada penelitian ini yaitu tingkat konsumsi energi dan protein serta jenis makanan dan frekuensi pangan anak yang diukur dengan menggunakan metode food recall 24 jam dan formulir food frequency Tingkat Konsumsi Energi Anak Dari hasil penelitian diperoleh data tingkat konsumsi energi anak seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3. Distribusi Konsumsi Energi Anak di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun No. Konsumsi Energi Jumlah Persentase (%) 1. Baik 7 17,5 2. Sedang 22 55,0 3. Kurang 11 27,5 Jumlah 40 Hanya 17,5% anak yang mempunyai tingkat konsumsi energi baik, dan 27,5% anak konsumsi energi kurang Tingkat Konsumsi Protein Anak Anak yang kekurangan protein dapat menimbulkan penyakit gangguan gizi seperti kwashiorkor dan marasmus. Tabel 4.4. Distribusi Konsumsi Protein Anak di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun No. Konsumsi Protein Jumlah Persentase (%) 1. Baik 6 15,0 2. Sedang 19 47,5 3. Kurang 13 32,5 4. Defisit 2 5,0 Jumlah 40

11 51 Hanya 32,5% anak yang mempunyai tingkat konsumsi protein kurang, dan 5,0% anak tingkat konsumsi protein defisit Jenis Dan Frekuensi Konsumsi Pangan Jenis dan frekuensi pangan anak diperoleh dengan menggunakan formulir food frequency, hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Konsumsi Pangan Anak di PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Frekuensi Makan Jenis Makanan 1 x/hr 4-6 x/mgg 1-3 x/mgg 1-3 x/bulan Jumlah n % n % n % n % Makanan Pokok Nasi ,0 0 0,0 0 0,0 40 Mie 9 22, , ,5 0 0,0 40 Roti 3 7, , ,5 0 0,0 40 Lauk Daging Ayam 0 0,0 0 0,0 2 5, , ,5 Daging Sapi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 7 17,5 7 17,5 Ikan 0 0,0 1 2, , ,5 40 Telur 4 10, , ,0 0 0,0 40 Tahu 7 17, , ,0 0 0,0 40 Tempe 6 15, , ,5 0 0,0 40 Ikan teri 4 10, , ,5 3 7,5 40 Sayur Bayam 0 0,0 1 2, ,5 8 20,0 40 Kentang 0 0,0 0 0, , ,5 40 Buncis 0 0,0 1 2, , ,0 40 Daun Ubi 0 0,0 3 7, ,5 8 20,0 40 Kangkung 0 0,0 3 7, , ,0 40 Sayur paret 0 0,0 0 0, , ,0 40 Sawi putih 0 0,0 2 5, , ,5 40 Buah Nenas 0 0,0 0 0, , ,0 40 Pepaya 0 0,0 0 0,0 7 17, ,5 40 Jambu biji 0 0,0 0 0,0 9 22, ,5 40 Semangka 0 0,0 0 0, , ,0 40

12 52 Pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi anak adalah nasi, mie dan roti. Dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua anak mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok setiap hari. Pangan kelompok lauk sebagai sumber protein yang sering dikonsumsi anak adalah telur, tahu dan tempe. Sebesar 10,0% persen anak mengkonsumsi telur setiap hari. Tahu (17,5%) dan tempe (15,0%) sebagai sumber protein nabati dikonsumsi setiap hari oleh anak. Untuk pemenuhan vitamin, ternyata konsumsi sayur sudah bervariasi dilihat dari jenis sayur yang dikonsumsi. Namun dari hasil wawancara diketahui bahwa jumlah konsumsi sayur pada anak sedikit, dikarenakan anak kurang suka sayur. Dalam konsumsi buah juga sudah bervariasi, dimana anak memperoleh buah yang dibeli oleh ibu dari pedagang yang menjajakan buah dengan menggunakan gerobak dorong atau sepeda Status Gizi Anak Status Gizi Anak (BB/U) Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.

13 53 Tabel 4.6 Distribusi Status Gizi Anak Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur di PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 No. Status Gizi Anak (BB/U) Jumlah Persentase (%) 1. Normal 30 75,0 2. Kurang 10 25,0 3. Sangat Kurang 0 0,0 Jumlah 40 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 40 anak yang diukur status gizinya, sebagian besar (75,0%) anak memiliki status gizi normal, sementara tidak ada anak yang ditemukan memiliki status gizi sangat kurang berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U) Status Gizi Anak (TB/U) Tinggi badan dapat dipakai sebagai patokan untuk menilai keadaaan gizi yang lalu maupun sekarang. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Tabel 4.7. Distribusi Status Gizi Anak Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur di PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 No. Status Gizi Anak (TB/U) Jumlah Persentase (%) 1. Normal 31 77,5 2. Pendek 9 22,5 3. Sangat Pendek 0 0,0 Jumlah 40 Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar (77,5) anak memiliki status gizi normal berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U).

14 Status Gizi Anak (BB/TB) Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk indikator menyatakan status gizi saat ini, terlebih bila data umur yang akurat sulit diperoleh. Tabel 4.8. Distribusi Status Gizi Anak Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan di PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 No. Status Gizi Anak (BB/TB) Jumlah Persentase (%) 2. Normal 29 72,5 3. Kurus 11 27,5 4. Sangat Kurus 0 0,0 Jumlah 40 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar (72,5%) anak memiliki status gizi normal berdasarkan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Status Gizi Anak dengan Konsumsi Pangan Status Gizi (BB/U) Anak Berdasarkan Konsumsi Pangan Keadaan status gizi seseorang tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang terdapat pada makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan yang menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh. Hasil tabulasi silang antara konsumsi pangan dan status gizi (BB/U) dapat dilihat pada tabel berikut.

15 55 Tabel 4.9. Distribusi Status Gizi (BB/U) Anak Berdasarkan Konsumsi Pangan di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Status Gizi Konsumsi Pangan Anak (BB/U) n % No. Anak Normal Kurang 1. Konsumsi Energi : Baik Sedang Kurang 2. Konsumsi Protein : Baik Sedang Kurang Defisit n % n % 6 85,7 1 14, , ,2 9 81,8 11 Total 30 75, , ,3 46,2 0, ,7 0,0 53, Total 30 75, ,0 40 Dari 7 anak yang memiliki tingkat konsumsi energi baik, 85,7% status gizi normal, sementara dari 11 anak yang memiliki tingkat konsumsi energi kurang, hanya 18,2% status gizi normal. Dari 6 anak yang memiliki tingkat konsumsi protein baik, 83,3% status gizi normal, sedangkan dari 13 anak yang memiliki tingkat konsumsi protein kurang, 46,2% status gizi normal berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U) Status Gizi (TB/U) Anak Berdasarkan Konsumsi Pangan Apabila makanan dapat memenuhi kebutuhan tubuh dari segi kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan status gizi yang baik. Dari hasil penelitian dapat diketahui hasil tabulasi silang antara konsumsi pangan dengan status gizi (TB/U).

16 56 Tabel Distribusi Status Gizi (TB/U) Anak Berdasarkan Konsumsi Pangan di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Status Gizi Konsumsi Pangan Anak (TB/U) n % No. Anak Normal Pendek 1. Konsumsi Energi : Baik Sedang Kurang 2. Konsumsi Protein : Baik Sedang Kurang Defisit n % n % 7 0 0, , ,2 9 81,8 11 Total 31 77,5 9 22, ,2 0, ,0 0,0 53, Total 31 77,5 9 22,5 40 Dari 7 anak yang memiliki konsumsi energi baik, 100% status gizi normal, sementara dari 2 anak yang memiliki tingkat konsumsi energi kurang, hanya 18,2% status gizi normal. Hal yang sama juga diperoleh pada anak yang memiliki tingkat konsumsi protein baik, 100% status gizi normal, sedangkan dari 13 anak yang memiliki tingkat konsumsi protein kurang, 46,2% status gizi normal berdasarkan tinggi badan menurut umur Status Gizi (BB/TB) Anak Berdasarkan Konsumsi Pangan Konsumsi yang kurang baik kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit. Hasil tabulasi silang antara konsumsi pangan dan status gizi (BB/TB) dapat dilihat pada tabel 4.11.

17 57 Tabel Distribusi Status Gizi (BB/TB) Anak Berdasarkan Konsumsi Pangan di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Status Gizi Konsumsi Pangan Anak (BB/TB) n % No. Anak Normal Kurus 1. Konsumsi Energi : Baik Sedang Kurang 2. Konsumsi Protein : Baik Sedang Kurang Defisit n % n % 6 85,7 1 14, , , ,9 11 Total 29 72, , ,3 38,5 0, ,7 0,0 61, Total 29 72, ,5 40 Hasil penelitian diperoleh 7 anak yang memiliki tingkat konsumsi energi baik, 85,7% status gizi normal, sementara dari 11 anak yang memiliki tingkat konsumsi energi kurang, hanya 9,1% status gizi normal. Dari 6 anak yang memiliki tingkat konsumsi protein baik, 83,3% status gizi normal, sedangkan anak yang memiliki tingkat konsumsi protein defisit, 100% status gizi kurus berdasarkan tinggi badan menurut berat badan Status Gizi Anak Berdasarkan Karekateristik Ibu Status Gizi (BB/U) Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Ibu yang tidak bekerja di luar rumah (ibu rumah tangga) akan memiliki alokasi waktu yang lebih banyak untuk keperluan keluarga. Kebiasaan makan anak dapat lebih diperhatikan oleh ibu, sehingga anak diharapkan akan tumbuh optimal dan sehat.

18 58 Tabel Distribusi Status Gizi (BB/U) Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Status Gizi Karakteristik Ibu Anak (BB/U) n % No. Normal Kurang 1. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Buruh Cuci Berdagang 2. Pendidikan : SD SMP SMA D-III n % n % 28 80,0 7 20, ,3 2 66, ,0 1 50,0 2 Total 30 75, , ,5 69,2 94, ,5 30,8 5,6 0, Total 30 75, ,0 40 Dari 35 anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, 80,0% status gizi normal berdasarkan berat badan menurut umur, sementara dari 3 anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai buruh cuci, hanya 33,3% status gizi normal. Dalam hal pendidikan ibu, 94,4% status gizi anak normal dari 18 anak yang memiliki pendidikan ibu SMA, sementara sebagian besar status gizi kurang ada pada ibu yang memiliki pendidikan SD (62,5%) dan SMP (30,8%) Status Gizi (TB/U) Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mampu untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki di rumahtangganya secara lebih efesien dibandingkan para ibu yang berpendidikan rendah, sehingga kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi dan anak akan mendapatkan status gizi yang baik

19 59 Tabel Distribusi Status Gizi (TB/U) Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Status Gizi Anak (TB/U) Karakteristik Ibu n % No. Normal Pendek 1. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Buruh Cuci Berdagang 2. Pendidikan : SD SMP SMA D-III n % n % 29 82,9 6 17, ,3 2 66, ,0 1 50,0 2 Total 31 77,5 9 22, ,5 69, ,5 30,8 0,0 0, Total 31 77,5 9 22,5 40 Hanya 17,1% anak yang status gizi kurang dari 35 anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, sementara sebagian besar (66,7%) status gizi pendek ada pada ibu yang memiliki pekerjaan sebagai buruh cuci. Dalam hal pendidikan ibu, diperoleh semua anak memiliki status gizi normal dengan pendidikan ibu adalah SMA dan DIII Status Gizi (BB/TB) Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu Latar belakang pendidikan orangtua khususnya ibu merupakan salah satu unsur penting dalam penentuan gizi anak-anak. Dalam suatu keluarga biasanya seorang ibu yang berperan dalam pemilihan jenis pangan dan penentuan menu keluarga terutama bagi anak-anak.

20 60 Tabel Distribusi Status Gizi (BB/TB) Anak Berdasarkan Karakteristik Ibu di PAUD Generasi Sejahtera Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 Status Gizi Anak (BB/TB) Karakteristik Ibu n % No. Normal Kurus 1. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Buruh Cuci Berdagang 2. Pendidikan : SD SMP SMA D-III n % n % 27 77,1 8 22, ,3 2 66, ,0 1 50,0 2 Total 29 72, , ,5 69,2 88, ,5 30,8 11,1 0, Total 29 72, ,5 40 Hasil penelitian diperoleh 35 anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, 77,1% status gizi normal, sementara anak yang memiliki pekerjaan ibu sebagai buruh cuci (3 orang) dan berdagang (2 orang) memiliki status gizi sebagai besar kurus. Dari 18 anak yang memiliki pendidikan ibu SMA, hanya 11,1% gizi kurus, sementara sebagian besar status gizi kurus didapat pada anak yang memiliki pendidikan ibu SD (62,5%) dan SMA (30,8%).

21 61 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Konsumsi Pangan Anak Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar (55,0%) tingkat konsumsi energi anak pada kategori sedang, dan 17,5% tingkat konsumsi energi anak baik. Sementara dalam hal konsumsi protein, paling banyak (47,5%) tingkat konsumsi protein anak sedang, bahkan ditemukan 15,0% tingkat konsumsi protein anak baik. Banyaknya tingkat konsumsi energi dan protein sedang didukung oleh tingkat pendidikan ibu sebagian besar (45,0%) SMA dan ada sebagian kecil (2,5%) lulusan D-III, sehingga diharapkan pengetahuan gizi khususnya yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak juga akan baik. Anak yang memiliki tingkat konsumsi energi dan protein kurang yaitu masing-masing 27,5% dan 32,5%, dan ada anak dengan tingkat konsumsi protein defisit (5,0%). Hal ini dikarenakan masih ada ibu yang memiliki tingkat pendidikan SD (20,0%) dan SMP (32,5%). Begitu juga dengan jenis pekerjaan ayah yang kemungkinan besar memperoleh pendapatan rendah seperti buruh bangunan, buruh pabrik, supir angkot, narik becak, dan berdagang. Pekerjaan ayah sebagian besar buruh bangunan (25,0%) dan narik becak (22,5%), sedangkan ibu sebagian besar (87,5%) berperan sebagai ibu rumah tangga, namun sebagian kecil ibu bekerja sebagai buruh cuci (7,5%) dan berdagang atau jualan (5,0%). Pekerjaan ayah sebagai buruh bangunan biasanya berupa buruh harian yang bekerja pada proyek pembangunan rumah yang bersifat musiman. Pekerjaan

22 62 ayah sebagai supir umumnya adalah supir angkutan kota, dimana mereka bukan pemilik kendaraan, sehingga harus menyetor hasil yang peroleh kepada pemilik kenderaan, dan sisanya mejadi pendapatan mereka. Jadi meskipun anak berasal dari keluarga dengan pendapatan rendah, maka hal ini tidak langsung menimbulkan rendahnya konsumsi zat gizi pada anak karena tingkat pendidikan ibu masih cukup baik. Elfindri (1992) menyimpulkan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi akan mempengaruhi konsumsi zat gizi anggota keluarga serta dapat melakukan perencanaan gizi keluarga. Hal ini juga sependapat dengan Sandjaja (2001), bahwa pada beberapa keluarga dengan sosial ekonomi rendah mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga mampu tumbuh dan berkembang walaupun menghadapi tekanan ekonomi, sosial dan lingkungan. Faktor yang berperan adalah faktor ibu terhadap pola asuh anak, kesehatan anak dan konsumsi makanan pada balita. Nasi sebagai pangan sumber karbohidrat merupakan makanan pokok yang dikonsumsi anak setiap hari. Sumber karbohidrat selain nasi yang biasa dikonsumsi anak adalah mie dan roti. Telur merupakan penyumbang terbesar untuk pangan hewani sementara daging sapi dan ikan jarang dikonsumsi anak. Rendahnya konsumsi pangan hewani diduga erat kaitannya dengan kemampuan daya beli keluarga yang relatif masih rendah. Jumlah telur yang dikonsumsi anak lebih banyak dibanding dengan daging sapi, ayam dan ikan sesuai dengan frekuensi konsumsi telur yang lebih sering dikonsumsi dibanding pangan hewani lain. Hal ini kemungkinan disebabkan harga

23 63 telur yang relatif lebih murah dibanding pangan hewani lain, dan juga mudah didapat di warung-warung. Tempe sebagai sumber protein nabati yang baik, namun konsumsi tempe pada anak dalam penelitian ini masih rendah, hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu tentang kebiasaan anak, umumnya anak tidak begitu suka tempe. Buah-buahan yang sering dikonsumsi anak adalah nenas, pepaya, jambu biji dan semangka yang mereka beli dari penjual yang pakai gerobak atau sepeda. Sementara konsumsi sayuran anak cukup bervariasi, namun jumlah yang dikonsumsi masih sangat sedikit. Sayur yang disukai umumnya bayam, kangkung, daun ubi dan sawi manis. Kesulitan makan sayur pada anak-anak usia dini sudah menjadi masalah yang sering dihadapi di masyarakat. Namun kebutuhan gizi usia prasekolah semakin besar sejalan dengan perkembangan fisiknya. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dibutuhkan sejumlah zat gizi yang harus didapat dari makanan dalam jumlah yang cukup dan sesuai yang dianjurkan setiap harinya (Harper et al. 1986). Oleh karena itu, ibu harus berusaha membiasakan makan sayuran pada anak, mungkin dengan upaya pengolahan yang disesuaikan dengan kondisi anak. Keadaan tingkat konsumsi yang rendah dalam penelitian ini sesuai dengan kebiasaan makan anak pada usia ini yang umumnya sulit makan, porsinya sedikit dan kurang bervariasi, bahkan sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral masih banyak anak yang tidak menyukainya. Ibu yang tidak bekerja di luar rumah (ibu rumah tangga) akan memiliki alokasi waktu yang lebih banyak untuk keperluan keluarga. Kebiasaan makan anak

24 64 dapat lebih diperhatikan oleh ibu, sehingga anak diharapkan akan mempunyai perilaku makan yang baik. Terlebih lagi jika ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik, maka anak akan tumbuh optimal dan sehat (Susanti 1999) Status Gizi Anak Status gizi menggambarkan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi pangan (Riyadi 2001). Menurut Soekirman (2000), faktor gizi yang mempengaruhi status gizi secara langsung yaitu konsumsi pangan dan keadaan kesehatan. Status gizi balita dapat mencerminkan keadaan status gizi masyarakat (Suhardjo & Riyadi 1990). Dari hasil tabulasi silang antara tingkat konsumsi energi dan status gizi menunjukkan bahwa anak yang tingkat konsumsi energinya kurang mempunyai status gizi sebagian besar (81,8%) kurang berdasarkan BB/U dan kurus (90,9%) berdasarkan PB/BB serta pendek berdasarkan TB/U. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Jumirah, dkk., (2007) di Kecamatan Medan Tuntungan, menunjukkan bahwa anak yang tingkat konsumsi energinya kurang mempunyai status gizi sebagian besar (44,4%) kurang, bahkan ada status gizi defisit (5,6%). Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian Munawaroh (2006) di Kabupaten Pekalongan yang menyatakan bahwa balita dengan pola makan tidak baik mempunyai risiko untuk mengalami status gizi kurang 8,1 kali lebih besar daripada balita dengan pola makan baik. Hasil penelitian Adi (2005) di Semarang juga menyatakan bahwa besarnya

25 65 resiko terjadinya KEP ringan dan sedang pada balita yang mengkonsumsi protein <80% AKG sebesar 6,9 kali dari konsumsi protein pada balita yang >80% AKG. Dalam konsumsi protein menunjukkan bahwa sebagian besar gizi kurang ditemukan pada anak yang tingkat konsumsi proteinnya kurang (53,8%). Sementara pada tingkat konsumsi protein kategori defisit ditemukan anak (%) memiliki status gizi kurang. Masalah underweight dan stunted tidak lepas dari rendahnya asupan zat gizi pada masa sekarang maupun masa lalu. Penelitian di Jawa Timur dan Medan Sumatera Utara menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecukupan energi dan protein pada anak sekolah dasar sekitar 70% dari kecukupan yang dianjurkan (Lubis, Z, 1993 dan Lubis, Z, dkk 1996). Menurut Sayogyo (1996) gizi kurang pada anak dapat menyebabkan anak menjadi kurus dan pertumbuhan terhambat, terjadi karena kurang zat sumber tenaga dan kurang protein (zat pembangun) yang diperoleh dari makanan. Zat tenaga dan zat pembangun diperlukan anak dalam membangun badannya yang tumbuh pesat. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain (Santoso, 2004). Masih banyaknya anak yang memiliki gizi normal dalam penelitian ini dikarenakan sebagian besar pendidikan ibu sudah cukup baik. Dimana di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, tingkat pendidikan ibu dipandang sebagai determinan penting dari asupan gizi atau pengelolaan gizi di tingkat rumahtangga. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, para ibu dari rumahtangga

26 66 berpendapatan rendah dapat lebih mampu untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki di rumahtangganya secara lebih efesien dibandingkan para ibu yang berpendidikan rendah (World Bank, 1993). Dengan kata lain, para ibu dengan pendidikan lebih baik dapat memilih dan mengkombinasikan beragam jenis pangan dengan harga yang tidak mahal. Selain tingkat pendidikan ibu, keadaan tingkat sosial ekonomi keluarga juga dapat mempengaruhi status gizi anak. Dimana anak-anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, sangat rawan terhadap gizi kurang. Mereka mengkonsumsi makanan (energi dan protein) lebih rendah dibanding anak-anak dari keluarga berada (Khomsan, 2003).

27 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.2 Kesimpulan 1. Anak usia dini yang mengikuti program PAUD Kelompok Bermain Generasi Sejahtera di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru memiliki pola konsumsi pangan yang tergolong kurang baik. Hanya 17,5% tingkat konsumsi energi anak baik, sementara kurang 27,5%. Demikian juga dalam konsumsi protein, hanya 15,0% baik, bahkan ada 5,0% defisit 2. Sebagian besar jenis pangan sumber karbohidrat selain nasi yang biasa dikonsumsi setiap hari adalah mie dan roti, sementara sumber protein terbesar yang dikonsumsi setiap hari adalah tahu, tempe, telur dan ikan teri. 3. Sebanyak 25,0% anak yang memiliki status gizi kurang berdasarkan berat badan menurut umur, sementara status gizi pendek 22,5% berdasarkan tinggi badan menurut umur, sedangkan anak yang memiliki status gizi kurus 27,5% berdasarkan berat badan menurut tinggi badan Saran Disarankan bagi pengurus yayasan lebih proaktif dalam upaya peningkatan gizi dengan memasukkan program kesehatan dan gizi melalui koordinasi dengan puskesmas serta melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan anak dan memberitahukan kepada orang tua untuk lebih memperhatikan pemberian makan anak.

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU IDENTITAS Nomor Responden : Alamat Responden

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita

Food Coping Strategy : Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Status Gizi Balita 16 KERANGKA PEMIKIRAN Karakteristik sebuah rumah tangga akan mempengaruhi strategi dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karakteristik rumah tangga itu antara lain besar rumah tangga, usia kepala rumah tangga

Lebih terperinci

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU 1 POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU Chintya Nurul Aidina¹, Zulhaida Lubis², Fitri Ardiani² ¹Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Konsumsi Makanan Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Fungsi pokok makanan adalah untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP), dan jumlahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa Taman Kanak-Kanak merupakan awal dari pengenalan anak dengan suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK sedang mengalami

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara jumlah zat gizi pada makanan balita, frekuensi makan balita, jenis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keikutsertaan PAUD

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keikutsertaan PAUD HASIL DAN PEMBAHASAN Keikutsertaan PAUD Konsep Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah konsep bermain sambil belajar yang merupakan fondasi yang akan mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Usia Dini Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal dan masa akhir kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara status pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Balita (1 5 Tahun) Anak balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun. Pada kelompok usia ini, pertumbuhan anak tidak sepesat masa bayi, tapi aktifitasnya lebih banyak (Azwar,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 43 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Banjarnegara Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Banjarnegara terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

B A B II TINJAUAN PUSTAKA B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan status kesehatannya. Melalui perbaikan gizi dan kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa, maka

Lebih terperinci

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh 31 Karakteristik Sosial Ekonomi keluarga Umur orangtua Sebaran umur orangtua contoh dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu kelompok remaja (

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup 7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Sehat Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan anak merupakan praktik yang tersebar luas didunia. UNICEF (2010) mencatat bahwa sekitar 60% anak perempuan di dunia menikah di bawah usia 18 tahun. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di kebun Malabar PTPN VIII Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Saya Meiti Mahar Resy sebagai mahasiswi Universitas Esa Unggul akan melakukan penelitian Skripsi di RW 03 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang Banten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita merupakan anak kurang dari lima tahun sehingga bayi usia anak dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya)

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Umur : Tinggi Badan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dimana dinamika korelasi antara faktor faktor resiko dengan

Lebih terperinci

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 No. Responden : Nama : Umur : Tinggi Badan (cm) : Berat Badan (Kg) : FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM Hari ke: Waktu makan Pagi Nama makanan Jenis Bahan URT Banyaknya Gram Zat Gizi Energi Protein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masalah Gizi Pada Anak Balita Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Akan tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal

Lebih terperinci

ISSN Vol 2, Oktober 2012

ISSN Vol 2, Oktober 2012 ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN 1. Nama ibu : 2. Usia : 3. Pendidikan terakhir : 4. Pekerjaan : a. Bekerja b. Tidak Bekerja 5. Penghasilan keluarga : a.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.pemilihan desain cross sectional karena penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. lingkungan kotor sehingga mudah terinfeksi berbagai penyakit.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. lingkungan kotor sehingga mudah terinfeksi berbagai penyakit. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok usia dalam daur kehidupan yang mana pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi, tetapi aktifitasnya banyak. Bermain dan selalu bermain

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah. desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah. desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pemerintahan di Indonesia beragam dan bertingkat mulai dari daerah pedesaan hingga perkotaan. Suatu daerah digolongkan dalam daerah perkotaan dan pedesaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan Gizi Ibu Gizi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu dan membangun proses pertumbuhan yang baik dan optimal. Keadaan gizi tergantung dari tingkat konsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi di nilaidengan ukuran atau parameer gizi.balita yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Sekolah Dasar 2.1.1. Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka 21 KERANGKA PEMIKIRAN Ketahanan pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik rumahtangga (meliputi ukuran rumahtangga, pendidikan kepala dan ibu rumahtangga, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang (Suhardjo, 1989). Menurut Roedjito

Lebih terperinci