Perikanan Non Konsumsi Indonesia, Punya Potensi Besar



dokumen-dokumen yang mirip
PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN SDM KP DENGAN ASOSIASI BUDIDAYA MUTIARA INDONESIA

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN MENENGAH KELAUTAN DAN PERIKANAN TANGGAL 2-4 OKTOBER 2013

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA PERTEMUAN PEMBAHASAN PERUBAHAN IKLIM DENGAN CLIMATE PARLIEMENT

PERKEMBANGAN BISNIS DAN DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA. Peluang Bisnis Masyarakat Urban

2015/06/08 07:12 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERIKANAN DI ERA MEA 2015

Sharif Cicip Ajak Mahasiswa Wirausaha Perikanan

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KULIAH UMUM MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI UNIVERSITAS VETERAN NASIONAL JAKARTA

KKP: Unair Pelopori "Blue Economy"

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA GELAR PELATIHAN NASIONAL 2013 BALAI SUDIRMAN, JAKARTA

Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara

Publikasi Media Pada Kegiatan KKP Kerjasama Dengan Kabupaten Bone

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA WISUDA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA ANGKATAN XLV TAHUN AJARAN 2013

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Poduksi perikanan Indonesia (ribu ton) tahun

KKP Tingkatkan Peran Penyuluh Perikanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KUNJUNGAN MENTERI PETERNAKAN DAN PERIKANAN SUDAN KE STP JAKARTA

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

PENGERTIAN EKONOMI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KETAHANAN PANGAN: KKP Bekali Aparatur Daerah Dengan Pelatihan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

PUBLIKASI MEDIA KERJASAMA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

Targetkan Investasi 12,5 Triliun, Kemenperin Gencar Jaring Investor di KEK Palu

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdiri dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas?

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia.

Menperin Ramalkan Indonesia Masuk 5 Negara Ekonomi Terbesar Dunia di 2045

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA PELATIHAN INTERNASIONAL KAWASAN KONSERVASI BAGI NEGARA NEGARA ASIA PASIFIK

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

DUKUNGAN PENYULUHAN TERHADAP PENGEMBANGAN IKAN HIAS

1. PENDAHULUAN Sumberdaya yang digunakan dalam pembangunan ekonomi harus dimiliki atau

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa lobster merupakan udang besar yang

2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

Contents

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEYNOTE SPEECH DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA DISAMPAIKAN PADA ACARA SEMINAR SAFETY DAN HALAL SEMARANG, 2 JUNI 2016

LESTARI BRIEF EKOWISATA INDONESIA: PERJALANAN DAN TANTANGAN USAID LESTARI PENGANTAR. Penulis: Suhardi Suryadi Editor: Erlinda Ekaputri

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

KEBIJAKAN PENGUATAN SDM KP DALAM UU DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI MASYARAKAT

KAWASAN LUMBUNG IKAN NASIONAL MALUKU AKAN DI KEMBANGAKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

Transkripsi:

www.politikindonesia.com Perikanan Non Konsumsi Indonesia, Punya Potensi Besar Politikindonesia - Produksi kelautan dan perikanan konsumsi saat ini masih jauh lebih banyak dimanfaatkan daripada produk nonkonsumsi. Padahal potensi produk nonkonsumsi, seperti ikan hias dan karang hias tak kalah menariknya. Perlu ada upaya serius dalam mengembangkan sektor ini. Kepala Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kelautan dan Perikanan (KP) Suseno mengatakan Indonesia memang dikenal dengan kekayaan ikan hiasnya yang melimpah. Karena sekitar 70 persen keanekaragaman ikan hias di dunia bisa ditemukan di Indonesia. "Perdagangan ikan hias di Indonesia pada tahun 2012 mencapai US$58 juta dan total perdagangan hias di dunia saat ini mencapai US$5 milyar," katanya kepada politikindonesia.comusai acara pertemuan BPSDM KP dan Direktorat Jenderal (Dirjet) Perikanan Budidaya dengan Dewan Ikan Hias Indonesia di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Rabu (18/09). Dijelaskan, selain ikan hias melimpah, Indonesia saat ini juga menjadi pengekspor karang hias terbesar di dunia. Sebagian besar, karang hias asal Indonesia diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat. Setelah Indonesia, negara Fiji juga merupakan negara kedua terbesar pengekspor karang hias di dunia. "Karang hias yang diekspor umumnya merupakan hasil transplantasi dan alam. Bahkan, saat ini Indonesia mampu memproduksi karang hias ramah lingkungan. Untuk negara tujuan ekspor terbesar berasal dari Amerika Serikat. Karang hias yang dijual, dihitung per pieces," ujarnya. Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebyakto menambahkan salah satu usaha pihaknya untuk mengembangkan ikan hias baik air tawar dan air laut diwujudkan melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias pada tahun 2011 di Blitar, Jawa Timur. "Kami terus berupaya membangun dan menciptakan iklim yang baik dengan pendekatan penguatan sistem akuabisnis secara terpadu dari hulu hingga hilir, termasuk menciptakan polapola kemitraan," kata Slamet. Menurutnya, jumlah spesies ikan hias air tawar di Indonesia lebih dari 450 sepesias dari total 1.100 spesies ikan hias air tawar di dunia. Sedangkan jumlah ikan hias air laut Indonesia, jumlahnya lebih dari 700 jenis yang sebagian besar hanya terdapat di Indonesia. "Dengan keanekaragaman spesies ikan hias Indonesia, apabila ditangani secara serius oleh semua pihak, maka Indonesia akan mampu menjadi eksportir ikan hias terbesar di dunia. Hal itu bisa dilakukan dengan promosi melalui kontes dan lomba ikan hias," tegasnya. Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (OKKII) Indra Wijaya menjelaskan, saat ini Indonesia memproduksi 49 jenis karang transplantasi dan alam jumlahnya relatif dibatasi. Ukuran maksimal yang boleh diekspor berkisar 25 cm. "Selama ini yang kita jual adalah keindahan karangnya. Jadi harus diambil dengan kehati-hatian. Ukuran maksimum 25 cm. Produknya bisa bentuk akuarium," tuturnya. Dipaparkan, karang alam lebih mudah dihasilkan daripada karang transplantasi. Diproyeksi produksi karang Indonesia mencapai 1 juta pieces di tahun 2013. Sementara produksi terumbu karang di dunia diperkirakan mencapai 284,300 kilometer persegi (km2). "Saat ini, wilayah Indonesia mempunyai sekitar 18 persen terumbu karang dunia dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia yang terdiri dari 2.500 jenis ikan, 590 jenis karang batu. Sekitar 55 persen karang hias dunia terdapat di Indonesia, Filiphina, Australia Utara dan Kepulauan Pasifik," ucap Indra. Saat ini, lanjut Indra, luas terumbu karang Indonesia mencapai 60.000 km2 yang tersebar di wilayah Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali dan Lombok. Sebagian besar, terumbu karang di Indonesia dimanfaatkan untuk sumber makanandengan protein tinggi, obat-obatan, bahan bangunan dan sumber penghasilan. "Dengan luasnya terumbu karang itu telah memberikan keuntungan pendapatan sebesar US$1,6 miliar/tahun. Sedangkan, nilai keseluruhan pelayanan dan sumber dayanya sendiri diperkirakan mencapai US$61,9 miliar/tahun," pungkasnya. (eva/rin/kap)

Potensi Produk Non-Konsumsi Perlu Peningkatan Kapasitas SDM Indonesia JAKARTA- Pemerintah perlu mensinergikan pengembangan kapasitas pembudidaya produk kelautan dan perikanan non-konsumsi. Pasalnya, produk kelautan dan perikanan konsumsi saat ini masih jauh lebih banyak dimanfaatkan dari pada produk non-konsumsi. Padahal, potensi produk non-konsumsi pun tidak kalah menariknya. Karena itu perlu ada upaya serius dalam pengembangannya, jelas Kepala BPSDM KP, Suseno dalam pertemuan dengan Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI), di Jakarta, Rabu (18/9). Hadir pada pertemuan tersebut para stake holder terkait seperti Conservation International (CI), Coral Triangle Center (CTC), dan Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia. Padahal lanjut Suseno, perdagangan ikan hias Indonesia pada tahun 2012 mencapai US $ 58 juta dan total perdagangan ikan hias dunia saat ini mencapai US$ 5 miliar. Untuk itulah diperlukan peningkatkan kapasitas SDM Indonesia di bidang budidaya produk kelautan dan perikanan nonkonsumsi, misalnya dengan menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan. Senada dengan itu, Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebyakto mengatakan, perlu adanya kesatuan visi dan misi antara pemerintah, asosiasi dan stake holder ikan hias dalam mendukung industrialisasi ikan hias. Ia menyebutkan, salah satu upaya KKP dalam mengembangkan ikan hias air tawar maupun air laut yaitu melalui pengembangan kawasan minapolitan ikan hias pada tahun 2011 di Blitar, Jawa Timur. Menurut dia, dengan jumlah species ikan tawar sebanyak lebih dari 450 species dari total 1.100 species ikan tawar di dunia dan untuk ikan hias air laut Indonesia memiliki lebih dari 700 jenis species yang sebagian besar hanya terdapat di Indonesia. Potensi tersebut apabila ditangani secara serius antara pemerintah dan seluruh stake holders ikan hias Indonesia, maka Indonesia akan mampu menjadi eksportir terbesar di dunia, tandas Slamet. (rp)

www.analisadaily.com KKP: Thailand Ingin Belajar Budidaya Ikan Hias Jakarta, (Analisa). Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPSDM KKP) Suseno Sukoyono menyatakan, Thailand ingin belajar cara untuk budidaya ikan hias laut dari Indonesia. Kami telah menerima kunjungan delegasi Thailand. Mereka ingin belajar budidaya ikan hias air laut dari Indonesia, kata Suseno dalam acara Sinergitas Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Hias di KKP, Jakarta, Rabu. Menurut Suseno, di Indonesia terdapat banyak pembudidaya ikan hias laut yang ahli meski sekitar 90 persen dari budidaya ikan hias merupakan ikan yang berasal dari air tawar. Namun Indonesia untuk kondisi saat ini masih perlu memperhatikan sejumlah persoalan seperti keadaan kesehatan dan kondisi lingkungan kawasan perairannya. Ia mengingatkan, Indonesia dikenal dengan kekayaan ikan hias yang melimpah antara lain karena 70 persen keanekaragaman ikan hias dunia ditemukan di Indonesia. Berdasarkan data KKP, perdagangan ikan hias Indonesia pada 2012 mencapai 58 juta dolar AS dan total perdagangan ikan hias dunia saat ini mencapai 5 miliar dolar. Karena itu, lanjutnya, guna meningkatkan kapasitas SDM Indonesia di bidang perikanan nonkonsumsi, BPSDM menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Pendidikan diberikan secara formal kepada peserta didik Program Studi Perikanan Budidaya di satuan-satuan pendidikan KKP di berbagai daerah di Indonesia, kata Kepala BPSDM KKP. Ia juga mengatakan, pelatihan diberikan pula kepada masyarakat pembudidaya melalui Badai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan se- Indonesia. Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, pengembangan budidaya ikan hias di Indonesia membutuhkan adanya sinergi antara pemerintah dan beragam pemangku kepentingan. Perlu adanya kesatuan visi dan misi antara pemerintah, asosiasi, dan pemangku kepentingan ikan hias dalam mendukung industrialisasi ikan hias sekaligus menggalang komitmen untuk menyusun strategi nasional, katanya. Slamet memaparkan, upaya KKP sendiri dalam mengembangkan ikan hias, baik air tawar maupun air laut, diwujudkan melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias di Blitar, Jawa Timur sejak 2011. Ia juga mengemukakan, Indonesia memiliki 450 spesies ikan hias air tawar dan lebih dari 700 spesies ikan hias air laut yang sebagian besar hanya terdapat di Indonesia. Potensi ini apabila ditangani secara serius akan mampu menjadikan Indonesia eksportir terbesar di dunia, katanya.(ant)

www.id.berita.yahoo.com KKP: Thailand Ingin Belajar Budidaya Ikan Hias Jakarta (Antara) - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPSDM KKP) Suseno Sukoyono menyatakan, Thailand ingin belajar cara untuk budidaya ikan hias laut dari Indonesia. "Kami telah menerima kunjungan delegasi Thailand. Mereka ingin belajar budidaya ikan hias air laut dari Indonesia," kata Suseno dalam acara "Sinergitas Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Hias" di KKP, Jakarta, Rabu. Menurut Suseno, di Indonesia terdapat banyak pembudidaya ikan hias laut yang ahli meski sekitar 90 persen dari budidaya ikan hias merupakan ikan yang berasal dari air tawar. Namun Indonesia untuk kondisi saat ini masih perlu memperhatikan sejumlah persoalan seperti keadaan kesehatan dan kondisi lingkungan kawasan perairannya. Ia mengingatkan, Indonesia dikenal dengan kekayaan ikan hias yang melimpah antara lain karena 70 persen keanekaragaman ikan hias dunia ditemukan di Indonesia. Berdasarkan data KKP, perdagangan ikan hias Indonesia pada 2012 mencapai 58 juta dolar AS dan total perdagangan ikan hias dunia saat ini mencapai 5 miliar dolar. Karena itu, lanjutnya, guna meningkatkan kapasitas SDM Indonesia di bidang perikanan nonkonsumsi, BPSDM menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. "Pendidikan diberikan secara formal kepada peserta didik Program Studi Perikanan Budidaya di satuan-satuan pendidikan KKP di berbagai daerah di Indonesia," kata Kepala BPSDM KKP. Ia juga mengatakan, pelatihan diberikan pula kepada masyarakat pembudidaya melalui Badai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan se- Indonesia. Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, pengembangan budidaya ikan hias di Indonesia membutuhkan adanya sinergi antara pemerintah dan beragam pemangku kepentingan. "Perlu adanya kesatuan visi dan misi antara pemerintah, asosiasi, dan pemangku kepentingan ikan hias dalam mendukung industrialisasi ikan hias sekaligus menggalang komitmen untuk menyusun strategi nasional," katanya. Slamet memaparkan, upaya KKP sendiri dalam mengembangkan ikan hias, baik air tawar maupun air laut, diwujudkan melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias di Blitar, Jawa Timur sejak 2011. Ia juga mengemukakan, Indonesia memiliki 450 spesies ikan hias air tawar dan lebih dari 700 spesies ikan hias air laut yang sebagian besar hanya terdapat di Indonesia. "Potensi ini apabila ditangani secara serius akan mampu menjadikan Indonesia eksportir terbesar di dunia," katanya.(rr)

www.suarakarya-online.com BUDI DAYA IKAN HIAS Thailand Ingin Belajar JAKARTA (Suara Karya): Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPSDM KKP) Suseno Sukoyono, di Jakarta, Rabu (18/9), mengemukakan, Thailand ingin belajar cara untuk budi daya ikan hias laut dari Indonesia. Hal itu, dikatakannya, usai menerima kunjungan delegasi dari negara Gajah Putih tersebut. "Kami telah menerima kunjungan delegasi Thailand. Mereka ingin belajar budi daya ikan hias air laut dari Indonesia," ujarnya menegaskan, di sela-sela acara "Sinergitas Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Hias" di kantor KKP. Dijelaskannya lebih lanjut, di Indonesia terdapat banyak pembudidaya ikan hias laut yang ahli. Walau diakuinya, meski sekitar 90 persen dari budi daya ikan hias merupakan ikan yang berasal dari air tawar. Di sisi lain, dikatakan Suseno, Indonesia untuk kondisi saat ini, masih perlu memperhatikan sejumlah persoalan. Seperti keadaan kesehatan dan kondisi lingkungan kawasan perairannya. Dia juga mengingatkan, Indonesia dikenal dengan kekayaan ikan hias yang melimpah. Tak heran, ujarnya, kalau 70 persen keanekaragaman ikan hias dunia ditemukan di Indonesia. Berdasarkan data KKP, perdagangan ikan hias Indonesia pada 2012 mencapai 58 juta dolar AS dan total perdagangan ikan hias dunia saat ini mencapai 5 miliar dolar. Karena itu, lanjutnya, guna meningkatkan kapasitas SDM Indonesia di bidang perikanan nonkonsumsi, BPSDM menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. "Pendidikan diberikan secara formal kepada peserta didik Program Studi Perikanan Budidaya di satuan-satuan pendidikan KKP di berbagai daerah di Indonesia," tutur Kepala BPSDM KKP itu. Dia mengatakan, pelatihan diberikan pula kepada masyarakat pembudidaya melalui Badai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan se-indonesia. Di bagian lain, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, pengembangan budi daya ikan hias di Indonesia membutuhkan adanya sinergi antara pemerintah dan beragam pemangku kepentingan. "Perlu adanya kesatuan visi dan misi antara pemerintah, asosiasi, dan pemangku kepentingan ikan hias dalam mendukung industrialisasi ikan hias sekaligus menggalang komitmen untuk menyusun strategi nasional," jelas dia. Slamet memaparkan, upaya KKP sendiri dalam mengembangkan ikan hias, baik air tawar maupun air laut, diwujudkan melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias di Blitar, Jawa Timur sejak 2011. Dia juga mengemukakan, Indonesia memiliki 450 spesies ikan hias air tawar dan lebih dari 700 spesies ikan hias air laut yang sebagian besar hanya terdapat di Indonesia. (Bayu)

www.neraca.co.id Produk Non-Konsumsi Juga Menarik Dikembangkan Jakarta - Selama ini produk kelautan dan perikanan masih didominasi oleh produk konsumsi. Padahal produk non-konsumsi mempunyai potensi yang besar untuk dimanfaatkan. Oleh karena itu, perlu optimalisasi pemanfaatan produk kelautan dan perikanan tersebut untuk mendongkrak ekspor yang lebih tinggi lagi produk non-konsumsi. Saat ini pemanfaatan produk kelautan dan perikanan masih didominasi oleh ikan konsumsi, padahal produk non-konsumsi tidak kalah menarik jika dikembangkan, kata Suseno Sukoyono, Kepala BPSDM Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam acara Sinergitas Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Hias, di kantor KKP, Jakarta, Rabu (18/9)). Sejauh ini presentasi ekspor ikan konsumsi dan non-konsumsi masih sangat jauh. Total ekspor ikan konsumsi mencapai U$ 4,8 milliar. Sedangkan untuk yang non konsumsi hanya 10%-nya saja, pada hal jika dikembangkan lagi nilai ekspornya akan jauh meningkat. Ekspor ikan konsumsi dan non konsumsi presentasinya masih sangat jauh. Untuk itu, perlu adanya pengembangan untuk lebih meningkatkan produksi non konsumsi, imbuhnya. Padahal, sambung Suseno, untuk uang non-konsumsi seperti ikan hias saja 70% keanekarahaman ikan hias dunia dapat ditemukan di Indonesia. Maka dari itu, produksinya harus lebih digenjot lagi guna meningkatkan produksi ikan hias nasional. Potensi ikan hias di Indonesia sangat besar, jika lebih dimanfaatkan lagi tentu akan menambah profitabilitas yang lebih kedepannya, ujarnya. Karena memang dilihat dari perdagangan ikan hias, dari tiap tahunnya mengalami peningkatan yang fantastis. Lihat saja, pada tahun 2012 perdagangan ikan hias Indonesia U$ 58 juta, dan tahun 2013 sampai dengan saat ini perdagangan ikan hias sudah U$ 5 miliar. Market terbesar saat ini Amerika dan Eropa. Dan kami terus membangun networking dengan negara-negara lain. Jika terus dikembangkan, bukannya tidak mungkin market kita akan lebih luas lagi, ungkapnya. Untuk budidaya ikan hias sendiri sejauh ini 90% ikan tawar. Padahal ikan hias laut punya potensi besar juga. Maka dari itu, lagi terus kita kembangkan budidaya ikan hias lautnya. Karena memang banyak negara-negara lain yang ingin belajar budidaya ikan hias laut nasional. Budidaya ikan hias laut Indonesia sudah sangat bagus, maka dari itu banyak negara lain ingin belajar budidaya ikan hias laut pada negara kita, seperti Thailand, bebernya. Bukan hanya ikan hias, pemanfaatan produk laut yang tidak kalah menarik yaitu terumbu karang. Saat ini terumbu karang di diunia ada sekitar 284,300 km2, dan Indonesia memiliki sekitar 60.000 km2 yang sebagian besar di Indonesia tengah. Indonesia mempunyai wilayah terumbu karang yang sangat luas, dan saat ini menjadi negara terbesar untuk ekspor terumbu karang, ungkapanya. Karena memang untuk saat ini terumbu karang di Indonesia memberikan keuntungan pendapatan sekitar U$ 1,6 miliar pertahunnya. Dan nilai seluruh pelayanan dan sumber dayanya sendiri diperkirakan mencapai sekitar U$ 61,9 milyar pertahun. Padahala sejauh ini pemanfaatan terumbu karang hanya untuk akuarium saja. Padahal terumbu karang bisa

dimanfaatkan untuk yang lainnya seperti bahan bangunan. Jika pemanaatannya lebih ditingkatkan lagi, pasti nilai keuntungannya akan lebih bertambah, tegasnya. Disamping Ikan hias dan terumbu karang, contoh lain dari produk non konsumsi adalah mutiara. Dan saat ini Indonesia masih menjadi pemasok mutiara terbesar dunia. Saat ini Indonesia menjadi pemasok terbesar mutiara dunia yaitu sekitar 43 % bersaing dengan Australia, Philipina, Myanmar, dan Malaysia, tukasnya. Dukungan Penuh Saat ini dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) sangat memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap pemanfaatan dan budidaya produksi perikanan dan kelautan nonkonsumsi. Saat ini kami sangat mendukung adanya pengembangan budidaya produksi laut nonkonsumsi, kata Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP. Dan yang terpenting disini adalah bagaimana para pembudidaya non konsumsi bisa melakukan kegiatan posistif, dan kegiatan alternatif, sehingga bisa menemukan alternatif sesuatu yang dilakukan lama bisa dikerjakan dengan cepat. Tentu saja dengan penambahan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bisa lebih banyak. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan memberikan sertifikat kepada para pelaku dan pengusaha budidaya produk kelautan nonkonsumsi, uajrnya. Apalagi pada tahun 2015 nanati kita akan menuju pasara bebas Asia. Maka dari itu kita harus ada sertifikasi untuk bisa bersaing untuk berkompetisi dengan pasar global. Saat ini kita sedanga fokus pada sustainable harves agar kita mampu menuju persaingan pasar bebas Asia nanti, tutupnya.

www.koran-jakarta.com Waspada Masuknya Ikan Dari Asing JAKARTA-Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) memperingatkan bahwa ancaman ikan invasif yang masuk dari luar akan mengancam populasi serta berdampak pada penurunan produksi ikan lokal. DIHI mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, melakukan upaya preventif. Demikian dikatakan, Sekretaris Jenderal DIHI Soeyatno menanggapi maraknya pemberitaan mengenai spesies ikan invasif karnivora khususnya aligator dan piranha. Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 17 Tahun 2009, sebanyak 11 jenis ikan piranha masuk dalam 30 spesies ikan yang dilarang masuk Indonesia. "Pelarangan itu wajar, karena spesies-spesies tersebut membahayakan kelestarian sumber daya ikan, lingkungan, dan manusia," kata dia dalam acara "Sinergitas Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Hias" di Jakarta, Rabu (18/9). Seperti diberitakan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo menegaskan invasi atau masuknya ikan asing akan menggerus populasi ikan lokal sehingga harus dikembangkan strategi nasional pelestarian perikanan. "Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa pengenalan ikan asing yang invasif terbukti dapat mendesak populasi ikan asli yang ada," kata Sharif. Menurut Sharif, hal tersebut karena penguasaan ikan asing terhadap lingkungan perairan akan menekan populasi dan bahkan memusnahkan ikan asli serta menyebarkan penyakit ikan dan hama baru. Ia mencontohkan, pengenalan ikan redbreast sunfish ke beberapa danau di Italia dan ikan salmon trutta ke perairan Selandia Baru juga mengakibatkan berkurangnya populasi ikan lokal secara drastis. "Penurunan populasi merupakan proses awal menuju kepunahan species tertentu yang mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati yang berakhir dengan terbentuknya komunitas ikan yang homogen, yang didominasi oleh ikan asing," katanya. Secara terpisah, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BPSDM KKP), Suseno Sukoyono menyatakan, Thailand ingin belajar cara untuk budidaya ikan hias laut dari Indonesia. "Kami telah menerima kunjungan delegasi Thailand. Mereka ingin belajar budidaya ikan hias air laut dari Indonesia," kata dia. Menurut Suseno, di Indonesia terdapat banyak pembudidaya ikan hias laut yang ahli meski sekitar 90 persen dari budidaya ikan hias merupakan ikan yang berasal dari air tawar. Namun Indonesia untuk kondisi saat ini masih perlu memperhatikan sejumlah persoalan seperti keadaan kesehatan dan kondisi lingkungan kawasan perairannya. Ia mengingatkan, Indonesia dikenal dengan kekayaan ikan hias yang melimpah antara lain karena 70 persen keanekaragaman ikan hias dunia ditemukan di Indonesia. mza/ant/e-3

www.bisnis.com Target Ekspor Ikan Hias US$70 Juta Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor ikan hias Indonesia ditargetkan dapat mencapai US$70 juta atau naik 20% dari realisasi tahun lalu yang mencapai US$58 juta. Direktur Eksekutif Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) Indra Wijaya menuturkan ekspor ikan hias pada 2012 mencapai US$58 juta. "Tahun ini dan tahun depan mungkin naik 20% menjadi sekitar US$70 juta," ujarnya di Kementerian Keluatan dan Perikanan, Senin (2/9/2013). Indra memaparkan pangsa pasar ekspor ikan hias Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat. Adapun pasar terbesar kedua ditempati oleh Uni Eropa. Ikan hias Indonesia juga telah dipasarkan ke kawasan Asia Tenggara, terutama Singapura dan Malaysia. Sayangnya, lantaran teknologi dan akses pasar yang lebih memadai, produk ikan hias dari Indonesia justru dimanfaatkan untuk direekspor oleh Singapura. "Singapura itu eksportir ikan hias terbesar, kita noomor 9, sedangkan Thailand itu nomor 5," tuturnya. Indra menambahkan saat ini ekspor ikan hias tengah menghadapi tantangan terkait wacana kebijakan di pasar Uni Eropa. "Saya dengar Uni Eropa itu pada 2014 hanya mau menerima ikan hias hasil budidaya, makanya Indonesia harus siap-siap," kata Indra. Meski demikian, Indra optimistis eksportir ikan hias di Indonesia mempu memenuhi ketentuan baru tersebut. Pasalnya, mayoritas produk coral dan ikan hias ekspor merupakan hasil budidaya. Suseno Sukoyono, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) KKP, menuturkan di konteks ikan hias, Thailand merupakan salah satu pesaing Indonesia. "Ikan hias mereka 90% budidaya air tawar, kurang dari 10% yang budidaya air laut. Mereka datang untuk belajar budidaya ikan hias air laut karena kita lebih maju soal ini," tuturnya dalam kunjungan delegasi Thailand. Indonesia, imbuhnya, harus merapatkan barisan dan meningkatkan kapasitas SDM agar pengembangan budidaya ikan hias tidak tersalip negara lain.

Target Ekspor Ikan Hias Bisa 1,1 Miliar Ekor JAKARTA Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis ekspor ikan hias Indonesia Tahun 2013 akan melebihi dari target yang ditetapkan, yaitu 1,1 miliar ekor. Kami optimis bila mengacu pada realisasi ekspor ikan hias 2 tahun sebelumnya, yang selalu lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Apalagi produksi ikan hias Indonesia pun semakin meningkat, tutur Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebiyakto dalam diskusi Perikanan non Konsumsi, di Jakarta, Rabu (18/9). Pada 2011 target ekspor ikan hias Indonesia sebesar 700 juta ekor tapi realisasi mencapai 945,3 juta ekor. Sedangkan tahun 2012, target 850 juta, produksinya mencapai 1,3 miliar ekor. Jumlah tersebut, terdiri dari ikan hias air laut dan air tawar. Dengan komposisi 20 persen hasil ekspor merupakan ikan hias air laut seperti angel fish, black devil, mandarin fish. Sedangkan ikan air tawar yang paling banyak diminati yaitu arwana. Menurutnya, meskipun ikan hias Indonesia terbilang mahal, namun tetap banyak diminati oleh para kolektor ikan hias. Pasar ekspor terbesar ikan hias Indonesia