BAB 2 LIPOMA PADA DASAR MULUT. mutiple, yang terbentuk dari jaringan lemak. Biasanya terdiri dari massa lobus yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah anak yang mengalami gangguan fisik atau biasa disebut tuna daksa.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut merupakan gambaran dari kesehatan seluruh tubuh, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh yang penting. Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena

HEMANGIOMA KAVERNOSA PADA BIBIR DAN MUKOSA BUKAL PASIEN BERUSIA 40 TAHUN (LAPORAN KASUS)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

tumpul, aching, dan menyebar, yang dapat berubah menjadi nyeri akut pada saat rahang berfungsi serta menyebabkan disfungsi mandibular berupa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dipengaruhi oleh berbagai kondisi sistemik maupun non-sistemik (Coulthard dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan orthodonti cekat pada periode gigi bercampur bertujuan untuk

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diagnosis (Melrose dkk., 2007 sit. Avon dan Klieb, 2012). Biopsi merupakan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

LAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mukosa mulut yang bersifat kambuhan, merupakan salah satu lesi mulut yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

Definisi Bell s palsy

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HAL-HAL YANG BERPENGARUH PADA KOMPOSISI SEKRESI SALIVA. Departemen Biologi Oral FKG USU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al.,

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA MANDIBULA

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB I PENDAHULUAN. fibrosa yang longgar. Skin tag dapat berupa tonjolan kecil, lunak dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

Pendahuluan. Harmas Yazid Yusuf 1

PERAWATAN HEMANGIOMA PADA BIBIR DENGAN TERAPI BEDAH KRIO

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. makanan secara mekanis yang terjadi di rongga mulut dengan tujuan akhir proses ini

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi adalah karies dan penyakit jaringan periodontal. Penyakit tersebut

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

GIZI DAN KANKER. Triawanti Bag. Biokimia/Gizi FK UNLAM

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan insufisiensi vaskuler dan neuropati. 1

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Transkripsi:

BAB 2 LIPOMA PADA DASAR MULUT 2.1. Definisi Banyak definisi mengenai lipoma pada dasar mulut yang ditulis oleh para ahli, tetapi dalam tulisan ini penulis hanya mengemukakan beberapa dari pengertian lipoma. Sterling V. Mead (1954), lipoma adalah neoplasma jinak yang tunggal atau mutiple, yang terbentuk dari jaringan lemak. Biasanya terdiri dari massa lobus yang kekuningan. 6 Shafer Wiliam (1963), lipoma adalah neoplasma rongga mulut yang relatif jarang, meskipun itu terjadi dengan frekuensi yang dipertimbangkan di daerah lain, terutama di jaringan subkutan leher. Metabolisme sel lipoma berbeda dengan sel normal pada orang gemuk walaupun secara histologi sama. 7 Gustav O. Kruger (1968), lipoma adalah neoplasma jinak yang terdiri dari jaringan lemak yang berkembang di setiap tempat di rongga mulut. Pada neoplasma ini bibir dan pipi adalah lokasi yang paling sering terjadi. 8 R. A. Cawson (1987), lipoma adalah neoplasma jinak dari sel-sel lemak dan kebanyakan berasal dari lapisan lemak bukal. Massa mengandung sel-sel lemak yang terbungkus dan dilapisi oleh mukosa. 9 Peter Klaue (1989), mengatakan lipoma neoplasma jinak yang konsistensinya lunak, sering mempunyai kapsul, kadangkadang dapat tumbuh infiltratif. Letaknya subkutan, jarang intramuskuler, lokasinya dapat tumbuh di semua tubuh. 10 K. Ghandour (1992), lipoma secara umum tumbuh

lambat, jinak, berkapsul oleh neoplasma jaringan lemak yang langka terjadi di rongga mulut. Lipoma berbeda dengan lemak dari tubuh manusia yang gemuk dimana lemak ini tidak tersedia untuk metabolisme tubuh. 4 Nigel Rawlinson (2000), lipoma adalah neoplasma jinak yang mengandung sel-sel lemak yang dipisahkan oleh fibrous yang longgar. Lipoma ini mempunyai ukuran yang bervariasi dari millimeter hingga sentimeter. 11 Fregnani dan Pires Falzoni (2003), lipoma adalah neoplasma jinak yang terdiri dari mesenkim jaringan lemak dewasa yang dikelilingi oleh kapsul fibrosa yang tipis. Hal ini dilaporkan sebagai neoplasma yang umum pada jaringan lunak, dimana sekitar 20% terjadi di kepala dan leher, hanya 0,5% sampai 5% dari semua neoplasma mulut yang ada. 12 Adeyi A Adoga (2008) dan Amit Gothwal (2010), lipoma adalah suatu neoplasma jinak yang terdiri dari mesenkim jaringan lemak matang, biasanya dikelilingi oleh kapsul yang tipis dan merupakan neoplasma yang paling umum pada jaringan lunak dan sekitar 20% kasusnya terjadi di daerah kepala dan leher, tetapi hanya 1 % - 4 % kasusnya terjadi pada rongga mulut. 2 2.2. Etiologi Sebelum melakukan perawatan terhadap suatu penyakit, maka masalah yang penting adalah mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Suatu perawatan tidak akan dapat berhasil sempurna jika tidak diketahui penyebab penyakit tersebut, oleh karena itu tujuan pengobatan penyakit bukan saja menghilangkan gejala-gejala, baik yang dirasakan penderita dan yang terlihat secara klinis, tetapi yang utama adalah menghilangkan faktor etiologi penyakit tersebut. Apabila faktor etiologinya tidak

diperhatikan, maka dapat mempersulit dalam kesempurnaan proses penyembuhan penyakit, sehingga usaha perawatan tidak akan berhasil secara tuntas. Etiologi dari suatu neoplasma sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti, demikian juga dengan lipoma pada dasar mulut ini. Ada beberapa kemungkinan etiologi dari lipoma menurut MS tan dan B Singh (2004) yang dapat dilihat dari tabel berikut: 5 Tabel 1. Kemungkinan Etiologi dari Lipoma No Etiologi Lipoblastic embryonic cell nest in 1. origin 2. Metafase sel otot 3. Degenerasi lemak 4. Hereditar 5. Hormonal 6. Trauma 7. Infeksi 8. Iritasi kronis Meskipun trauma dianggap menjadi faktor etiologi terjadinya lipoma di bagian tubuh yang lain namun lipoma pada dasar mulut jarang diketahui etiologinya. 4,13,14,28 Lipoma pada dasar mulut mewakili sekitar 5% dari semua neoplasma rongga mulut yang dianggap sebagai lesi langka yang dapat ditemukan di rongga mulut, yang banyak dibahas etiologinya antara lain faktor hereditar, gangguan endokrin atau bahkan trauma lokal dan infeksi sebagai kemungkinan etiologinya. 12 Diperkirakan bahwa trauma dapat memicu proliferasi jaringan lemak dan menyebabkan suatu lipoma. 3,13,15,25,28 Lipoma ini dapat timbul karena aktifitas mitosis

dari sel-sel lemak yang disebabkan oleh suatu trauma atau karena mekanisme dari metabolisme yang cepat dan diperkuat oleh faktor hereditar. 3 Sulit untuk mengetahui akan adanya ukuran lipoma yang bisa tumbuh begitu cepat. Hal ini dikarenakan pasien meminta perawatan kepada dokter gigi ketika lesi sekunder sudah terinfeksi, mungkin dikarenakan setelah adanya trauma akibat gigi tiruan yang tidak stabil. Hal ini juga sulit diketahui pasien ketika ukuran suatu lesi membesar sebelum fase akut terinfeksi. Oleh karena itu dijelaskan bahwa awalnya mungkin lesi terjadi di bawah otot mylohyoid dan kemudian terjadi di dasar mulut. Ini menjelaskan akan adanya kerentanan terhadap trauma dan infeksi sekunder. 4 Iritasi dan trauma ringan yang terus menerus inilah salah satu penyebab terjadinya lipoma pada dasar mulut. 2.3. Patofisiologi Lipoma adalah neoplasma jaringan lunak jinak yang paling sering terjadi pada orang dewasa, yaitu sekitar 1% populasi. Lipoma paling sering ditemukan antara usia 40-60 tahun. 1 Neoplasma ini jinak tumbuh lambat yang terdiri dari sel-sel lemak matang. Dimana tampak metabolik sel-sel lipoma berbeda dari sel normal meskipun sel-sel tersebut secara histologis serupa. Jaringan lemak berasal dari jaringan ikat yang berfungsi sebagai depot lemak. Jaringan lemak ini adalah jaringan yang spesial terdiri dari sel spesifik yang mempunyai vaskularisasi tinggi, berlobus dan berfungsi sebagai depot lemak untuk keperluan metabolisme. Sel-sel lemak primitif biasanya berupa butir-butir halus di

dalam sitoplasma. Sel ini akan membesar seperti mulberry sehingga akhirnya derajat deposisi lemak menggeser inti ke arah perifer. 2,6 Jaringan lemak berasal dari sel-sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi yang dapat ditemukan di dalam tubuh. Beberapa sel-sel ini menjadi jaringan sel lemak yang matang membentuk lemak dewasa. 6,15 Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya gangguan metabolisme lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi dan kimiawi, termasuk komposisi asam lemak dari jaringan lemak normal. Metabolisme lemak pada lipoma berbeda dengan metabolisme lemak normal, walaupun secara histologi gambaran sel lemaknya sama. 2,6 Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase menurun. Lipoprotein lipase penting untuk transformasi lemak di dalam darah. Oleh karena itu asam lemak pada lipoma lebih banyak dibandingkan dengan lemak normal. Hal ini dapat terjadi bila seseorang melakukan diet, maka secara normal depot lemak menjadi berkurang, tetapi lemak pada lipoma tidak akan berkurang bahkan bertambah besar. Ini menunjukkan bahwa lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh. 2,6,10,15,16 Apabila lipoma membesar akan tampak sebagai suatu penonjolan yang dapat menekan jaringan di sekitarnya. Pada dasar mulut, pembesaran lipoma dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan fungsi bicara, sedangkan pertumbuhannya menekan gigi geligi maka dapat menyebabkan tanggalnya gigi di sekitar lipoma tersebut.