BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus
|
|
- Bambang Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang kurang menentu, secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya, serta mempengaruhi kesehatan di dalam rongga mulut pada khususnya. Masalah kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus peradangan mukosa mulut. Radang mukosa mulut atau stomatitis, merupakan sejenis penyakit radang mukosa mulut yang sangat lazim dijumpai dan diderita oleh sekitar 10 25% dari seluruh jumlah penduduk yang ada, tetapi kebanyakan dari kasus penyakit ini tergolong ringan dan dialami dengan sedikit keluhan. Radang mukosa mulut ditandai dengan ulkus yang rekuren, sakit dan tanpa adanya tanda penyakit lain. Sebagian besar radang mukosa mulut terjadi pada mukosa bukal dan labial, lesi ulsernya mulai sumbuh dalam waktu 7 14 hari (Gandolfo dkk., 2006). Penyebab dari radang mukosa mulut masih belum diketahui secara pasti, dugaan antara lain karena trauma, infeksi, gangguan pencernaan, kelainan darah, infeksi Human Immunodefisiensi Virus (HIV), gangguan emosional, gangguan imunologik, defisiensi nutrisi, dan kelainan hormonal. Pengobatan penderita radang mukosa mulut bersifat simtomatis yang bertujuan
2 2 mengurangi inflamasi, menekan rasa sakit pada daerah lesi, dan mempercepat penyembuhan (Cawson & Odel, 2008). Pemerintah Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan tradisional sebagai bahan alternatif pengobatan, karena Indonesia kaya akan tanaman berkhasiat obat dan harga yang terjangkau masyarakat. Pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan juga menganjurkan penggunaan dan pengembangan penelitian tanaman obat (PP RI No 8/1999) yang berkhasiat dalam mengurangi dan atau menyembuhkan rasa sakit. Selain harganya relatif dapat dijangkau masyarakat, mudah diperoleh dan penggunaannya cukup praktis (Farmakope Indonesia, 1996). Melalui penelusuran berbagai literatur, ditemukan bahwa daun lidah buaya (Aloe vera) mengandung bahan bahan yang dapat mengobati radang. Namun efektivitasnya belum diteliti secara mendalam (Farmakope Indonesia, 1996). Daun lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam famili Liliaceae, tumbuh di daerah kering sampai basah (16 33ᵒ Celcius), merupakan tanaman bergetah dan berdaging dengan ketebalan 2,5 cm. Di dalam daun terdapat gel yang merupakan bagian paling banyak digunakan, gel berwarna jernih sampai kekuningan. Daun lidah buaya mengandung vitamin, enzim, protein, karbohidrat, asam amino, dan mineral seperti kalsium, natrium, magnesium, seng, besi. Selain itu berbagai agen anti inflamasi, di antaranya adalah asam salisilat, indometasin, manosa 6 fosfat, B sitosterol, juga
3 3 komponen lignin, saponin dan anthaquinone yang terdiri atas aloin, barbaloin, anhtranol, anthracene, aloetic acid, aloe emodin merupakan bahan dasar obat yang bersifat sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit (Jatnika & Saptoningsih, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Meitha Widurini, seorang staf pengajar Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, menggunakan daun lidah buaya konsentrasi 100% yang diaplikasikan pada radang mukosa mulut tikus, ternyata dapat menurunkan radang mukosa mulut tikus. Didapatkan hasil bahwa daun lidah buaya tidak mempunyai mekanisme tunggal sebagai antiinflamasi. Tanaman ini mengandung berbagai macam unsur dan zat yang dipercaya dapat bertindak sebagai agen antiinflamasi, antara lain asam salisilat, vitamin, polisakarida, dan asam lemak. Disamping itu, terdapat pula indometasin yang dapat mengurangi edema, menghambat enzim siklooksigenase dan menghambat motilitas dari leukosit polymorphonuclear (PMN) yang bila jumlahnya berlebihan dapat merusak jaringan (Widurini, 2003).
4 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbandingan efektifitas dari peningkatan dosis ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap gambaran histopatolgi mukosa mulut tikus putih jantan galur Sprague dawley yang diinduksi H 2 O Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui perbandingan efektifitas pemberian ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dengan konsenttrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap gambaran histopatologi mukosa mulut tikus putih jantan galur Sprague dawley yang diinduksi H 2 O Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti. 2. Bagi masyarakat/institusi, dapat memberikan informasi bahwa selain digunakan sebagai pencegah kerontokan dan penyubur rambut, lidah buaya juga berkhasiat sebagai antiinflamasi yang dapat mengatasi dampak ulkus akibat penggunaan H 2 O 2. Penelitian ini juga dapat mendukung upaya pemeliharaan tanaman lidah buaya sebagai salah satu tanaman
5 5 berkhasiat obat (apotek hidup) yang memiliki zat aktif antiinflamasi natural. 3. Bagi ilmu pengetahuan, dapat membuka penelitian lanjutan untuk dapat meningkatkan status lidah buaya yang selama ini lebih dikenal sebagai tanaman jamu, sehingga lidah buaya dapat berkembang menjadi obat tradisional dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi, atau yang sering disebut dengan fitofarmaka. 1.5 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Efektifitas ekstrak lidah buaya sesuai dengan peningkatan dosis dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap gambaran histopatologi mukosa mulut tikus putih jantan galur Sprague dawley yang diinduksi H 2 O 2.
BAB 5 HASIL PENELITIAN
0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan dan biasanya berhubungan dengan hilangnya fungsi. 1 Saat barier rusak akibat ulkus, luka
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Preparat jaringan yang telah dibuat, diamati dibawah mikroskop multinokuler dengan perbesaran 4x dan 10x. Semua preparat dapat dibaca berdasarkan tolok ukur skor tingkat peradangan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN GEL LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MARMUT (CAVIA COBAYA)
EFEKTIVITAS PEMBERIAN GEL LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MARMUT (CAVIA COBAYA) Rendy Aditya Apriyasa 1, Sasmiyanto 2, Cahya Tri Bagus Hidayat 3. 1 Mahasiswa Fikes Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulserasi adalah lesi berbentuk seperti kawah pada kulit atau mukosa mulut. Ulkus adalah istilah yang digunakan untuk menyebut luka pada jaringan kutaneus atau mukosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderita
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi seluruh permukaan bagian tubuh. Fungsi utama kulit sebagai pelindung dari mikroorganisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gingiva merupakan jaringan ikat fibrosa, ditutupi epitel yang mengelilingi dan melekat ke gigi dan tulang alveolar dan meluas ke pertautan mukogingiva (Harty,2003).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi (Flaws dan Sionneau, 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgetik, antipiretik, serta anti radang dan banyak digunakan untuk menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuester)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit atau jaringan akibat adanya kontak dengan listrik, api, pajanan suhu yang tinggi dari matahari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman nenek moyang kita dengan pengetahuan dan peralatan yang sederhana telah mampu mengatasi masalah kesehatan. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlukaan merupakan rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan suhu,
Lebih terperinciPenyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi luka bakar tertinggi terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut secara sengaja maupun tidak sengaja. Ulkus traumatikus pada mukosa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prosedur perawatan gigi terkadang dapat menyebabkan luka pada mukosa mulut secara sengaja maupun tidak sengaja. Ulkus traumatikus pada mukosa mulut adalah luka terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit inflamasi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian dengan kontribusi sebesar 13 % kematian dari 22 % kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia. Insidensi penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak ini mencakup kurang lebih 15% berat badan dan dibagi menjadi empat kelas yaitu trigliserida,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang muncul ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak bisa secara efektif menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya sudah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman lidah buaya sudah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan makanan kesehatan, bahan industri dan tanaman obat (Medical plant) (Anonim, 2010 a; Anonim, 2010 b; Anonim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah (glukosa) yang tinggi. Pada semua krisis hiperglikemik, hal yang mendasarinya adalah defisiensi insulin, relatif ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan pada rongga mulut manusia yang sehat. Bakteri ini banyak ditemukan pada plak dan karies gigi, serta pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain yang memiliki sifat mirip dengan streptomisin, salah satu antibiotik yang ditemukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau pertahanan yang akan melindungi rongga mulut dari trauma, penyakit, dan agen karsinogenik. Mukosa mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman beralkohol telah banyak dikenal oleh masyarakat di dunia, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup tinggi angka konsumsi minuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan di bidang kedokteran juga semakin berkembang. Selain pengembangan obat-obatan kimia, kini penggunaan obat-obatan
Lebih terperinciAwal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan
Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan obat di Indonesia dari bahan tanaman masih begitu rendah. Sedikitnya pembuktian secara ilmiah mengenai khasiat dan keamanan obat dari bahan tanaman pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kandungan gizi tinggi, akan tetapi mudah mengalami kerusakan (perishable food).
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan salah satu produk pangan hasil ternak yang mempunyai kandungan gizi tinggi, akan tetapi mudah mengalami kerusakan (perishable food). Kerusakan pada daging
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang NSAID (non-steroidal antiinflamatory drugs) merupakan obat yang memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis prostaglandin melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulkus gaster adalah ulserasi atau robeknya lapisan mukosa yang disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini masih menjadi masalah di bidang kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan tradisional yang harganya lebih terjangkau dan memiliki efek samping minimal (Murti & Poerba, 2010).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Kebanyakan lensa mata menjadi agak keruh setelah berusia lebih dari
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari masyarakat. Luka bakar adalah rusak atau hilangnya suatu jaringan karena kontak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang memiliki efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi yang bekerja secara perifer. Obat ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, didukung oleh gusi yang kuat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral kesehatan secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudidayakan diseluruh masyarakat. Gigi yang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan tradisional ke pola makan yang tinggi lemak. 1, 2 Akibat konsumsi makan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada gaya hidup masyarakat terutama pada perubahan pola makan. Karena pengaruh budaya asing, kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan suatu reaksi inflamasi karena adanya proses yang terhambat, atau proses penyembuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas sel dan jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma (Fedi dkk., 2004). Luka dapat disebabkan oleh trauma mekanis, suhu dan kimia (Chandrasoma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup seseorang, mengingat fungsi gigi dan mulut yang sangat berpengaruh dalam fungsi pencernaan,
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi, Saya Kelvin Gohan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas kedokteran Gigi. Saya akan mengadakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan resiko timbulnya luka pada tubuh. Luka atau vulnus adalah putusnya kontinuitas kulit jaringan dibawah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik kronik dimana luka sulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik kronik dimana luka sulit sembuh dikarenakan ketidakmampuan untuk mengoksidasi karbohidrat akibat gangguan pada mekanisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mastitis merupakan infeksi pada parenkim payudara yang dapat terjadi pada masa nifas. Mastitis biasanya terjadi pada salah satu payudara dan dapat terjadi pada minggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warna gigi. Pada gigi yang mengalami perubahan warna atau diskolorisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Estetika merupakan faktor penting dalam penentuan perawatan endodontik untuk pasien. Beberapa pasien mengeluhkan mengenai perubahan warna gigi. Pada gigi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologi. Inflamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah penting bagi kesehatan karena merupakan salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50% mendapat terapi intravena (IV). Namun, terapi IV terjadi di semua lingkup pelayanan di rumah sakit yakni IGD,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu keadaan yang paling sering dialami oleh manusia adalah luka yang terjadi pada kulit dan menimbulkan trauma bagi penderitanya. Luka adalah kerusakan kontinuitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik dengan tingkat keparahan ringan, sedang atau berat. Luka adalah hilangnya atau rusaknya
Lebih terperinciupaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya tumbuhan asli Indonesia yang sudah sejak dahulu digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah tanaman waluh. Pemanfaatan tanaman waluh dimasyarakat belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, dan belum banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman yodium (Jatropha multifida L.) merupakan tanaman yang memiliki banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, dan belum banyak masyarakat Indonesia yang mengetahuinya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas dan mencapai 15% dari total berat badan dewasa. Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutaneus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan khususnya untuk bahan obat-obatan (Susi et al., 2009). Sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya (Walujo, 2011). Kekayaan dan keanekaragamannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teh sebagai bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses pengolahan tertentu seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat anti inflamasi nonosteroid (OAINS) merupakan kelompok obat yang paling banyak dikonsumsi diseluruh dunia untuk mendapatkan efek analgetik, antipiretik dan anti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana dkk., 2008).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam. Mayoritas dari luka bakar
Lebih terperinciserta peningkatan jumlah dan jenis penyakit. Tumbuhan sebagai sumber senyawa bioaktif alami merupakan bahan baku yang potensial yang menunjang usaha
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus adalah suatu penyakit karena ketidakmampuan tubuh untuk mensintesis lemak, karbohidrat, dan protein dengan baik disertai dengan berkurangnya respon produksi insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat
IX-xi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat dari bahan utama yaitu tumbuhan umbi yang digunakan oleh semut sebagai sarang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang berkembang di dunia. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi dan tercatat 7.000 spesies
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang memiliki prevalensi cukup tinggi di masyarakat. Di Indonesia, penyakit periodontal menduduki peringkat kedua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat diartikan
Lebih terperinciI. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain
I. PENGANTAR A. Latar Belakang Jamur telah digunakan selama ribuan tahun, baik sebagai makanan maupun obat herbal. Studi-studi menunjukkan bahwa jamur bisa meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak
Lebih terperinciUJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)
UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan pada tubuh makhluk hidup. Luka dapat merupakan luka yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu, seperti
Lebih terperinciBanyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,
BAB 1 PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan kerusakan fisik sebagai akibat dari terbukanya atau hancurnya kulit yang menyebabkan ketidakseimbangan fungsi dan anatomi kulit normal (Nagori and
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk terapi anti tuberkulosis (TB), tetapi hepatotoksisitas yang dihasilkan dari penggunaan obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut dengan bentuk utamanya atropik dengan lesi erythematous dan hiperplastik 1. Denture Stomatitis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya.
Lebih terperincipenyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya
BAB 1 PENDAHULUAN Banyak penyakit yang terjadi pada tubuh manusia, selalu disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri terutama merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang menandakan terjadinya kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam adalah kenaikan suhu diatas normal. bila diukur pada rectal lebih dari 37,8 C (100,4 F), diukur pada oral lebih dari 37,8 C, dan bila diukur melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infestasi nematoda usus terutama yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) banyak terdapat pada anak-anak dan merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita mengalami menstruasi selama masa subur. Menstruasi adalah proses fisiologis yang dialami wanita produktif setiap bulan, periode pengeluaran cairan darah dari uterus
Lebih terperinciTanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam upaya mengatasi hiperurisemia, digunakan obat-obatan, baik obat medis, obat tradisional maupun pengaturan pola makan. Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ulkus yang terdapat di mukosa mulut merupakan lesi oral yang umum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ulkus yang terdapat di mukosa mulut merupakan lesi oral yang umum dijumpai di masyarakat berbagai usia maupun jenis kelamin (Paleri dkk., 2010). Prevalensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan 3 6 9 12 15 18 P1 1,2 1,6 1,9 2 2,3 2,6 P2 0,3 0,4
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI tahun 2004,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tukak lambung merupakan salah satu gangguan gastrointestinal utama, yang dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan dari faktor agresif (asam lambung dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, salah satu dampak negatifnya ialah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat herbal telah lama dipraktikkan di seluruh dunia. Diperkirakan sebanyak 75 80 % masyarakat di negara berkembang dan 25 % di negara maju menggunakan obat
Lebih terperincibaik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah
BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai sumber obat. Masyarakat umumnya memiliki pengetahuan tradisional dalam pengunaan tumbuh-tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Ebadi, 2007). Diabetes mellitus juga dikenal sebagai penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka pencabutan gigi di Indonesia relatif masih tinggi. Rasio penambalan dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar daripada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Katarak merupakan salah satu penyakit yang belum ditemukan obatnya. Katarak adalah hilangnya kebeningan dari lensa pengfokus di dalam mata lensa atau kristalin yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tubuh yang penting. Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut merupakan salah satu bagian terkecil dari seluruh tubuh manusia, tetapi baik bagi tenaga kesehatan terutama dokter gigi merupakan bagian tubuh yang penting.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinci