21 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palangka Raya. Observasi pendahuluan berupa pengambilan gambar klaster industri beserta aktivitasnya dan pengamatan umum lokasi penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2007. Kegiatan pengumpulan data di lokasi penelitian serta studi banding di klaster furniture Jawa Tengah dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2008. Pengolahan dan analisa data serta penarikan simpulan selesai pada bulan Agustus 2008. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei lapangan dan wawancana dengan responden mengunakan daftar pertanyaan terstruktur. Jenis data primer yang dikumpulkan meliputi sumber dan jumlah bahan baku, keadaan sumberdaya manusia, karakteristik dan persaingan antarperusahaan, karakteristik permintaan dan keberadaan industri pendukung. Data sekunder diperoleh dari instansi di lingkungan Pemko Palangka Raya, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Koperasi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Koperasi Palangka Sejahtera. Jenis data sekunder yang dikumpulkan meliputi data tentang politik, hukum dan makroekonomi yang mempengaruhi pembangunan klaster tersebut. Daftar nama responden yang diwawancarai disajikan pada Lampiran 1. Elemen data yang berkaitan dengan politik, hukum dan makroekonomi disajikan pada Tabel 3. Sementara elemen data yang berkaitan dengan mikroekonomi disajikan pada Tabel 4 dan elemen data strategi dan pengalaman perusahaan disajikan pada Tabel 5.
22 Tabel 3 Elemen data tentang politik, hukum dan makroekonomi Politik Hukum Makroekonomi Faktor Elemen Cara Pengumpulan Sumber/Referensi 1. Kebijakan/peraturan pemerintah pendukung strategi pengembangan klaster 2. kerja sama pengembangan lintas sektoral 1. Aspek legalitas lokasi 2. Aturan keluar/masuk industri 3. Peraturan Pemda tentang pajak dan retribusi 4. Pungutan tidak resmi Perekonomian Daerah 1. PDRB 2. Investasi domestik 3. Investasi Asing 4. Suku bunga bank 5. Inflasi Keterbukaan Daerah 1. Laju pertumbuhan dan volume ekspor 2. Diversifikasi pasar ekspor 3. Penanaman modal asing 4. Hambatan perdagangan antar daerah 5. Aliran barang dan jasa dari/ke daerah lain Sistem Keuangan 1. Tingkat bunga riil jangka pendek 2. Kemudahan penyaluran kredit bank & /Bappeda Bappeda Dispenda BPS BPS BPS Bappeda
23 Tabel 4 Elemen data tentang mikroekonomi lingkungan usaha. Input Kondisi Faktor Data Cara Pengumpulan Sumber data Bahan baku 1. Jumlah kebutuhan 2. Jumlah pasokan 3. Sumber 4. Legalitas 5. Jenis 6. Harga Kondisi SDM 1. Jumlah 2. Pendidikan formal 3. Pendidikan informal 4. Pengalaman kerja 5. Usaha peningkatan keahlian pekerja Permodalan 1. Nilai aset perusahaan 2. Sumber modal usaha 3. Keperluan terhadap modal tambahan 4. Sumber modal tambahan Mesin/peralatan 1. Kondisi mesin/peralatan 2. Cara memperoleh mesin/peralatan 3. Cara meningkatan kemampuan teknis Observasi Dinas Kehutanan Pengrajin
24 Tabel 4 (Lanjutan). Faktor Data Cara Pengumpulan Sumber data Input Kondisi (lanjutan) Strategi dan Persaingan Antar Perusahaan Infrastruktur 1. Kondisi jalan 2. Sarana transportasi 3. Pelabuhan barang 4. Sarana komunikasi 5. Jaringan listrik Lembaga finansial 1. Ketersediaan lembaga finansial 2. Hambatan akses thd lembaga finansial Fasilitas Litbang 1. Ketersediaan fasilitas litbang 2. Hubungan dengan lembaga litbang 3. Pemanfaatan hasil litbang Strategi perusahaan 1. Strategi mendapatkan bahan baku 2. Strategi minimisasi biaya produksi 3. Strategi inovasi dalam proses produksi 4. Strategi mendapatkan konsumen/pemasaran Persaingan Antar-perusahaan 1. Strategi menghadapi pesaing 2. Dampak pesaing thd peningkatan kinerja 3. Pengaruh barang dari luar Observasi Observasi BPS Bappeda Perbankan Lembaga terkait lainnya
25 Tabel 4 (Lanjutan). Faktor Data Cara Pengumpulan Sumber data Industri/Lembaga Terkait atau Pendukung Kondisi Permintaan Industri Terkait dan Pendukung 1. Jenis industri penunjang 2. kodisi industri penunjang 3. Manfaat industri penunjang 4. Hambatan akses terhadap industri tersebut Lembaga Penunjang 1. Hubungan dengan lembaga penunjang 2. Jenis bantuan yang diberikan 3. Ketersediaan asosiasi 4. Peran/manfaat asosiasi 5. Keterlibatan dalam asosiasi 6. Keuntungan menjadi anggota asosiasi Karakteristik Permintaan 1. Daya serap pasar lokal 2. Kemampuan memenuhi pasar lokal 3. Masukan dari konsumen Pengembangan Produk dan Segmen Pasar Baru 1. Kemampuan inovasi produk 2. Kendala pengembangan produk 3. Peluang pasar baru Observasi Observasi lapangan Observasi lapangan Observasi lapangan Asosiasi /industri Asosiasi pengusaha/industri Dinas perindustrian Lembaga terkait lainnya Asosiasi pengusaha/industri Dinas perindustrian
26 Tabel 5 Elemen data tentang karakteristik dan pengalaman perusahaan. Faktor Data Cara pengumpulan Sumber data Karakteristik dan Pengalaman Perusahaan Strategi Perusahaan 1. Repons terhadap permintaan konsumen 2. Kemampuan membuat produk yang unik 3. Strategi pemasaran Observasi Asosiasi pengusaha/industri Dinas perindustrian
27 3.3 Analisa Data Analisa ini dilakukan berdasarkan teori daya saing yang dibangun Porter dan Martin (2000). Teori ini menyatakan bahwa peningkatan kemakmuran negara tergantung atau sangat dipengaruhi oleh produktivitas yang dihasilkan oleh manusia, modal dan sumberdaya alam. Produktivitas ini dimanifestasikan dalam cara perusahaan-perusahaan bersaing. Menurut Porter (1998), produktivitas merupakan hasil fungsi yang saling mempengaruhi antara tiga faktor: politik, hukum dan makroekonomi; kualitas mikroekonomi lingkungan usaha; dan pengalaman perusahaan dan strateginya. Faktor-faktor tersebut secara bersamasama mempengaruhi kemampuan suatu negara untuk menghasilkan perusahaan yang dapat bersaing secara internasional dan mendukung peningkatan kemakmuran (Gambar 6). Politik, Hukum dan Makroekonomi Strategi dan Pengalaman Perusahaan Mikroekonomi Lingkungan Usaha Sumber: Porter dan Martin (2000). Gambar 6. Paradigma daya saing Porter. 3.3.1 Politik, Hukum dan Makroekonomi Kombinasi kestabilan politik, hukum dan kondisi makroekonomi yang baik akan menghasilkan inflasi yang rendah, tingkat suku bunga yang stabil dan rendah. Kebijakan perpajakan yang tepat akan menstimulus pengusaha untuk berinvestasi. Namun kondisi makroekonomi yang baik hanya menciptakan potensi. Menurut Porter dan Martin (2006), kemakmuran sesungguhnya diciptakan oleh para pelaku ekonomi yang memanfaatkan keunggulan fondasi
28 makroekonomi tersebut. Mereka adalah para pekerja, perusahaan, pasar, asosiasi dan lembaga dimana kompetisi itu berlangsung. Pada penelitian ini data-data yang dianalisa adalah data-data pada tingkat nasional dan provinsi yang dianggap penting dalam mendukung iklim usaha yaitu perekonomian daerah dan sistem keuangan. Data tentang perekonomian daerah meliputi PDRB, investasi domestik dan asing, suku bunga bank, nilai tukar mata uang dan inflasi. Data tentang sistem keuangan meliputi tingkat bunga riil jangka pendek dan kemudahan penyaluran kredit perbankan. Kondisi politik yang dikaji berupa penjabaran kebijakan pengembangan klaster yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat menjadi kebijakan stategis di tingkat daerah. Kajian pada aspek hukum ditujukan mengetahui aturan-aturan yang lebih rinci dan teknis yang dikeluarkan instansi terkait (misalnya pajak, retribusi, aturan keluar/masuk industri, dll) beserta dampak-dampak yang ditimbulkannya. 3.3.2 Kondisi Mikroekonomi Lingkungan Usaha Menurut Porter dan Martin (2000), kondisi diamond pada dasarnya muncul dari tekanan usaha yang bermuara pada meningkatkan mutu. Kondisi itu menciptakan tekanan kepada perusahaan untuk secara terus-menerus meningkatkan mutu menyempurnakan kualitas produk mereka dan pada waktu yang sama mendukung proses peningkatan usaha yang dilakukan oleh pesaingnya. Tekanan-tekanan yang muncul dari permintaan pelanggan berupa produk yang berkualitas, murah dan unik. Untuk menciptakan produk demikian perusahaan berusaha mencari inovasi proses produksi terbaik secara terus menerus. Inovasi ini dilakukan oleh setiap perusahaan sehingga mereka memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang tidak berinteraksi dengan mereka. Di sisi lain, kondisi ini memicu adanya kerjasama pihak lain yang berkaitan dengan industri tersebut. Peningkatan mutu produksi sangat dipengaruhi oleh dukungan faktor (masukan) kondisi-kondisi yaitu faktor-faktor dasar seperti sumber daya alam dan modal, kondisi SDM dan infrastruktur. Faktor-faktor yang saling berkaitan dan mempengaruhi daya saing adalah (1) input kondisi, (2) strategi dan persaingan antar-perusahaan, (3) kondisi permintaan, dan (4) industri/lembaga terkait dan pendukung (Cho dan Moon 2003). Keempat faktor tersebut dikenal sebagai Diamond Porter. Input kondisi
29 berupa dukungan kualitas, kuantitas dan kontinuitas bahan baku, ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, permodalan, mesin dan peralatan serta keberadaan lembaga finansial dan fasilitas litbang. Strategi, struktur dan persaingan antar-perusahaan meliputi strategi perusahaan untuk mendapatkan bahan baku, minimisasi biaya produksi, inovasi proses produksi dan pemasaran, jumlah perusahaan dan hambatan/keluar masuk industri. Kondisi permintaan yang diidentifikasi meliputi besarnya permintaan pasar lokal dan kualitas permintaan. Industri/lembaga terkait dan pendukung berupa keberadaan industri/lembaga tersebut dan kualitas hubungannya dengan industri furniture sebagai industri inti. Hubungan keempat faktor tersebut disajikan pada Gambar 7. Strategi dan persaingan antar perusahaan Input Kondisi Strategi persaingan antarperusahaan sejenis dan bentuk relasi lainnya diantara mereka Kondisi Permintaan Bahan baku Kondisi SDM Permodalan Mesin/peralatan Infrastruktur Fasilitas litbang Industri-industri terkait dan pendukung Karakteristik permintaan dari pasar lokal Keberadaan dan kualitas industri pemasok dan penunjang lainnya Sumber: Porter (2006). Gambar 7 Diamond Porter. 3.3.3 Karakteristik dan Pengalaman Perusahaan Menurut Porter (1980), setiap perusahaan akan menghadapi persaingan dengan lima kekuatan pesaing. Lima kekuatan persaingan tersebut adalah masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar
30 pemasok bahan baku, kekuatan tawar-menawar pembeli dan pesaing dari perusahaan sejenis. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui strategi perusahaan dalam menghadapi setiap kekuatan tersebut. Analisa dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan terstruktur kepada para responden, yaitu pengusaha, asosiasi pengusaha/industri dan, Koperasi dan UKM serta pengamatan di lapangan. Data-data yang dikumpulkan meliputi strategi perusahaan dalam memperoleh bahan baku, strategi promosi, branding, respon terhadap permintaan konsumen, kemampuan membuat produk yang unik dan strategi pemasaran. Hasil wawancara dan pengamatan akan ditabulasilan ke dalam matriks sederhana untuk strategi yang dilakukan dalam menghadapi setiap kekuatan. Seluruh data yang berhasil dikumpulkan akan dianalisa sebagai satu kesatuan yang tidak terpisah. Penarikan kesimpulan dan rekomendasi dari analisa-analisa di atas dilakukan dengan cara membandingkan kondisi klaster furniture tersebut dengan klaster lain yang telah maju, yakni klaster furniture di Jawa Tengah. Rekomendasi yang akan diajukan meliputi tiga faktor di atas, yaitu kondisi makroekonomi, politik dan hukum; kondisi mikroekonomi lingkungan usaha; dan strategi serta pengalaman perusahaan.