I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan
|
|
- Hartono Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan besar untuk menggerakkan roda perekonomian. Pada saat usaha besar tidak mampu mempertahankan eksistensinya, usaha kecil mampu menunjukkan eksistensinya walaupun ada sebagian yang tidak mampu bertahan. Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah survei tahun 1998 terhadap 225 unit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang selama krisis ternyata hanya 4 persen saja yang menghentikan bisnis. Sedangkan sebanyak 64 persen lagi tidak mengalami perubahan omset, 31 persen omsetnya menurun, dan satu persen justru berkembang. Sepanjang tahun 2002 perkembangan UKM meningkat seiring membaiknya sektor riil. UKM meningkat rata-rata 3 persen/tahun, dari unit menjadi unit di tahun Pada tahun 2003 jumlah usaha kecil diperkirakan bertambah dengan pesat menjadi unit usaha. Menurut Sofyan ( 2003) pertambahan jumlah usaha kecil tersebut menunjukkan semakin memburuknya kinerja usaha kecil. Seharusnya dengan perbaikan ekonomi skala usaha kecil jumlahnya akan semakin meningkat menuju usaha menengah. Tetapi sektor usaha menengah hanya bertambah sebanyak unit usaha sedangkan usaha besar bertambah sebanyak 114 unit usaha pada tahun Usaha menengah pada tahun 2003 diperkirakan mengalami kenaikan menjadi atau bertambah dari unit usaha. Jumlah kuantitas unit usaha kecil pada tahun 1997 tercatat sebanyak unit atau 99,84 persen dari total jumlah unit usaha yang ada di
2 Indonesia. Pada tahun 1998, jumlah tersebut sempat turun menjadi unit. Awal tahun 1999, kelompok di unit usaha tersebut terus meningkat dan pada tahun 2002 menjadi unit. Pada tahun 2003 jumlah unit usaha kecil meningkat menjadi unit dari unit usaha di Indonesia (Kementrian Koperasi dan UKM, 2004). Angka tersebut mewakili 99,85 persen dari jumlah unit usaha yang ada di Indonesia (Gambar 1). Jumlah usaha menengah pada tahun 1997 sebesar (0,15 persen). Pada tahun 1998 sampai 2001, jumlah ini terus menurun. Namun, pada tahun 2002 jumlah pengusaha yang masuk klasifikasi sebagai pengusaha menengah meningkat menjadi unit. Jumlah usaha besar pada tahun 1997 tercatat hanya unit (0,01 persen) dan pada tahun 2002 naik menjadi unit (Syarif, 2004). Pada tahun 2003 jumlah usaha menengah yang tercatat adalah sebesar unit usaha (Kementrian Koperasi dan UKM, 2004). Tabel 1. Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997, 2000, dan 2003 No Skala Usaha Tahun 1997 Tahun 2000 Tahun 2003 Pertumbuhan Usaha Kecil ,46% 2 Usaha Menengah ,46% 3 Usaha Besar ,68% Jumlah % Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2004) 2
3 usaha menengah (0,15% ) usaha besar (0,0053% ) usaha kecil (99,85% ) Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2004) Gambar 1. Jumlah Unit Usaha di Indonesia tahun 2002 Pertumbuhan usaha kecil juga didorong dengan bertambahnya pelaku usaha kecil baru karena adanya PHK yang dilakukan oleh beberapa perusahaan swasta. Jika dilihat dari struktur unit usaha selama dua tahun terakhir maka jumlah usaha kecil di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi. Jumlah persentase unit usaha masing-masing sebesar 60,23 persen pada tahun 2001 dan 59,78 persen pada tahun Urutan kedua diduduki oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan mengambil porsi sebesar 22,49 persen masing-masing terhadap total populasi unit usaha pada tahun 2001 dan tahun Dalam hal penyerapan tenaga kerja, usaha kecil tetap memegang peran terbesar yakni orang atau 88,75 persen pada tahun Sebaliknya kemampuan usaha menengah dalam penyerapan tenaga kerja secara absolut meningkat, namun secara proporsional mengalami penurunan (Kompas, 2004). 3
4 Jika dilihat dari strukturnya, usaha kecil di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 54,68 persen pada tahun 2001 dan 54,14 persen pada tahun Sedangkan pada skala menengah, penyerapan tenaga kerja terbesar ada di sektor industri pengolahan sebanyak 45,73 persen tahun 2001, namun tahun 2002 justru terpuruk menjadi 23 persen. Tapi secara keseluruhan UKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 99,46 persen pada tahun 2001 dan tidak banyak berubah pada tahun selanjutnya sebanyak 99,45 persen (Kementrian Koperasi dan UKM, 2004 a ). Kinerja ekspor usaha kecil juga mengalami peningkatan. Ekspor produk usaha kecil meningkat 0,01 persen dari 4,38 persen pada tahun 2002 menjadi 4,39 persen pada tahun Pada tahun 2002 pertumbuhan investasi usaha kecil minus 1,37 persen, tetapi pada tahun 2003 investasi usaha kecil tumbuh sebesar 0,68 persen. Sedangkan tingkat pertumbuhan investasi usaha menengah meningkat dari 1,55 persen pada tahun 2002 menjadi 1,67 persen pada tahun Diperkirakan pertumbuhan tersebut terus berlanjut hingga 2004 sekitar 2,09 persen (Kementrian Koperasi dan UKM, 2004 b ). Sementara itu, daya serap tenaga kerja UKM dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Pada tahun 1997, UKM menyerap sebesar 99,4 persen tenaga kerja dari total lapangan kerja di Indonesia. Pada tahun 2002, angka tersebut meningkat lagi menjadi 99,74 persen (Kompas, 8 Januari 2004). Tahun 2003 usaha kecil mampu menyerap tenaga kerja sebesar orang atau sekitar 88,43 persen dari seluruh tenaga kerja di Indenesia. Usaha menengah menyerap tenaga kerja sebesar orang atau 11,02 persen, sedangkan 4
5 usaha besar hanya menyerap tenaga kerja sebesar orang atau 0,55 persen Gambar 2. Tabel 2. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia tahun 2000 dan 2003 No Skala Usaha Tahun 2000 (Orang) Tahun 2003 (Orang) Pertumbuhan Usaha Kecil ,81% 2 Usaha Menengah ,94% 3 Usaha Besar ,58% Jumlah ,27% Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2004 a ) usaha m e n e n g ah (1 1,0 2 % ) usaha besar (0,5 5 % ) usaha kecil (8 8,4 3 % ) Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM (2004 a ) Gambar 2. Penyerapan Tenaga Kerja Unit Usaha di Indonesia Tahun 2003 Kontribusi usaha kecil dan menengah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UKM terhadap PDB (tanpa migas) pada tahun 1997 tercatat sebesar 62,71 persen. Kontribusi tersebut bertumbuh setiap tahun sekitar 0,21 persen sehingga pada tahun 2002 naik 5
6 menjadi 63,89 persen. Kontribusi usaha besar pada tahun 1997 hanya 37,29 persen dan tahun 2002 turun lagi menjadi 36,11 persen. Kontribusi usaha menengah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah 58,84 persen pada tahun 1999 tetapi terjadi sedikit penurunan menjadi 56,51 persen pada tahun Kontribusi terbesar berasal dari sektor pertanian yaitu sebesar 16,67 persen, selanjutnya berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yaitu 15,56 persen, dan dari sektor industri pengolahan sebesar 7,18 persen (BPS, 2003). Kontribusi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kepada pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia sangat berarti. Kontribusi yang diberikan UKM kepada Produk Domestik Bruto secara nyata hanya 55 persen, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya produktifitas tenaga kerja, tingginya biaya-biaya transaksi, iklim usaha yang kurang kondusif, dan rendahnya keahlian para tenaga kerja (Kementrian Koperasi dan UKM, 2003). Untuk lebih mendorong kinerja UKM, perlu adanya pendekatan pembangunan ekonomi yang berfokus pada suatu wilayah ( region ). Sampai saat ini, kerjasama antar kabupaten/kota masih relatif lemah dan menemui kesulitan dalam perencanaan penyusunan strategi pembangunan ekonomi baik lokal maupun wilayah. (Bappenas, 2005). Peran UKM sangat signifikan dalam mendorong laju akselerasi pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki pola pertumbuhan ekonomi, meskipun ada fakta terdapatnya ketidakseimbangan antara kontribusi UKM dalam penyediaan lapangan kerja dengan kontribusi dalam pembentukan nilai tambah. Berdasarkan data tahun 2003, UKM menyerap 99,45 persen tenaga kerja, tetapi 6
7 hanya 58,3 persen dalam penciptaan nilai tambah. Akibatnya terdapat ketimpangan antara produktivitas per tenaga kerja antara UKM dengan usaha besar, yaitu 1:129. Tetapi, seandainya produktivitas tenaga kerja dalam UKM dapat menyamai 2 persen saja (dari 0,8 persen saat ini) dari produktivitas usaha besar maka nilai PDB Indonesia akan meningkat lebih dari 50 persen dari PDB tahun Lagipula pertumbuhan UKM yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usaha besar akan memperbaiki struktur usaha dan distribusi pendapatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas UKM harus menjadi agenda sentral dari kebijakan ekonomi di masa mendatang, yang meliputi perbaikan iklim investasi secara umum dan menghilangkan diskriminasi UKM terutama yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme pasar (Jurnal Analisis Sosial Vol.9 No.2, 2004). Jawa Barat adalah salah satu propinsi di Indonesia yang pendapatan utamanya berasal dari usaha kecil dan menengah. Data menunjukkan bahwa 99,99 persen pelaku usaha di Propinsi Jawa Barat adalah usaha kecil dan menengah termasuk koperasi (Djamaludin, 2004). Jumlah UKM di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2004 adalah unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak orang (Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Barat, 2004). Potensi tersebut merupakan aset untuk memperkuat pondasi perekonomian sekaligus aset bagi pengembangan perekonomian di Jawa Barat. Namun jika dilihat dari peran serta (share) terhadap perekonomian regional, kontribusi pelaku UKM di Jawa Barat baru mencapai 63,56 persen. Oleh karena itu, pemerintah Jawa Barat melalui dinas dan instansi terkait memberikan dukungan penuh kepada pelaku 7
8 UKM diseluruh wilayah Jawa Barat, baik dari segi permodalan maupun kebijakan yang memudahkan pelaku UKM untuk mengembangkan diri. Kabupaten Subang merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki aset cukup besar dari kontribusi UKMnya. Perekonomian Kabupaten Subang pada tahun 2002 mengalami pertumbuhan yang cukup bagus jika dibandingkan dengan tahun Hal tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 adalah 4,54 persen, sedangkan tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Subang adalah 4,40 persen (laju pertumbuhan ekonomi dengan migas). Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Subang pada tahun 2002 yaitu 4,52 persen, sedangkan pada tahun 2001 sebesar 4,47 persen (BPS dan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Subang, 2003). Potensi UKM untuk menggerakkan pertumbuhan perekonomian dapat diamati melalui peranannya dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Subang. Perekonomian Kabupaten Subang pada tahun 2002 baik PDRB atas dasar harga berlaku maupun konstan mengalami pertumbuhan positif. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan sebesar 14,55 persen, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan peningkatan sebesar 4,54 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 disebabkan oleh pertumbuhan yang positif dari semua sektor perekonomian di Kabupaten Subang, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalamai pertumbuhan negatif yaitu minus 38 persen (-38persen) (BPS dan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Subang, 2003). Angka agregatif PDRB Kabupaten Subang tahun 2002 dapat diliahat pada Tabel 3. 8
9 Tabel 3. Angka Agregatif Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Tahun Keterangan Tahun 2001 (juta rupiah) Tahun 2002 (juta rupiah) PDRB atas dasar harga berlaku PDRB atas dasar harga konstan tahun Sumber : BPS dan Dinas Koperasi dan UKM Subang (2003) Usaha kecil memegang peranan yang paling besar dalam perekonomian Kabupaten Subang, yaitu sebesar 51,90 persen pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 53,11 persen pada tahun Sedangkan peranan kedua ditempati oleh usaha besar yaitu sebesar 26,95 persen pada tahun 2001 dan 24,66 persen pada tahun Sedangkan usaha menengah mempunyai peranan yang paling kecil dalam perekonomian Kabupaten Subang yaitu sebesar 21,16 persen pada tahun 2001 dan 22,23 persen pada tahun 2002 (Gambar 3). Peranan UKM Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Peranan Usaha Kecil, Menengah, dan Besar Dalam perekonomian Kabupaten Subang Tahun Tahun 2001 Tahun 2002 Kelompok Nilai Tambah Bruto Peranan Nilai Tambah Bruto Peranan Usaha (juta rupiah) (%) (juta rupiah) (%) Kecil ,71 51, ,49 53,11 Menengah ,69 21, ,41 22,23 Besar ,88 26, ,13 24,66 Total PDRB , , Sumber : BPS dan Dinas Koperasi dan UKM Subang (2003) 9
10 Usaha besar 24,66 % Usaha kecil 53,11% Usaha menengah 22,23% Sumber : BPS dan Dinas Koperasi dan UKM Subang (2003) Gambar 3. Peranan Usaha Kecil, Menengah, dan Besar Dalam Perekonomian Kabupaten Subang Tahun 2002 Sumbangan terbesar dari kontribusi terhadap usaha kecil di Kabupaten Subang berasal dari sektor pertanian yaitu Rp ,69 juta (Tabel 5). Hal tersebut disebabkan Kabupaten Subang memiliki areal pertanian yang sangat luas dan pendapatan utama daerahnya juga berasal dari sektor pertanian. Produksi pertanian unggulan di Kabupaten Subang adalah padi dan tanaman hortikultura (buah-buahan dan sayur-sayuran). Kabupaten Subang terkenal dengan buah nenas yang merupakan ciri khas daerah. Buah nenas merupakan produk unggulan Subang setelah padi. Luas areal tanaman nenas di Kabupaten Subang pada tahun 2003 adalah hektar dengan produksi mencapai ,5 ton (Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Subang, 2004). Produksi nenas yang melimpah pada saat panen raya yang tidak diimbangi dengan permintaan pasar yang cenderung tetap merupakan kendala utama pengembangan usaha agribisnis nenas di 10
11 Kabupaten Subang. Oleh karena itu Dinas Koperasi dan UKM bekerja sama dengan instansi terkait membina dan mengarahkan pelaku agribisnis nenas ke industri pengolahan nenas. Tabel 5. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Tahun 2002 Menurut Skala Usaha dan Lapangan Usaha (Juta rupiah) Skala Usaha Skala Usaha Jumlah Kecil Menengah Besar Pertanian , , , Petambangan 2.090,69 428, , dan Penggalian Industri , , , Pengolahan Listrik, Gas, 0, , , dan Air bersih Bangunan ,00 0,00 0, Perdagangan, , , , Hotel, dan Restoran Pengangkutan , , , dan Komunikasi Keuangan dan , , , Persewaan Jasa-jasa , , , Jumlah , , , Sumber : BPS dan Dinas Koperasi dan UKM (2003) Nenas dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah, seperti dodol, sari buah, selai, saos, dan lain sebagainya. Produk olahan nenas memiliki nilai tambah karena harga jualnya lebih tinggi dan masa simpannya lebih lama dibandingkan buah segar. Kecamatan Jalancagak merupakan sentra produksi nenas di Kabupaten Subang. Di kecamatan ini juga sudah terdapat beberapa industri kecil dodol nenas dan beberapa diantaranya sudah memiliki merek dagang dan terdaftar di Dinas 11
12 Kesehatan setempat. Usaha kecil dodol nenas tersebut mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi sentra usaha kecil. Seperti pengembangan usaha pada umumnya, pengembangan usaha kecil dodol nenas menjadi sebuah sentra usaha memerlukan suatu analisis kelayakan usaha untuk mengetahui apakah pengembangan usaha tersebut layak dilakukan atau tidak. Hal-hal yang perlu dianalisis terutama dari aspek finansial, manajemen, dan pemasaran untuk menjamin eksistensi usaha dodol nenas di masa yang akan datang Rumusan Masalah Dari penjelasan pendahuluan di atas maka beberapa permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi usaha kecil dodol nenas di Kabupaten Subang? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil dodol nenas? 3. Bagaimana kelayakan usaha kecil dodol nenas dilihat dari aspek finansial, manajemen, dan teknis? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kondisi usaha kecil dodol nenas di Kabupaten Subang. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil dodol nenas di Kabupaten Subang. 12
13 3. Mengetahui status kelayakan usaha kecil dodol nenasdilihat dari aspek finansial, manajemen, dan teknis. 13
14 UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB 14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.24/05/33/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011
No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinci10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )
10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha memberikan gambaran tentang nilai tambah yang dibentuk dalam suatu daerah sebagai akibat dari adanya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014
No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciBADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI
BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI No. 96/02/21/Th. IV / 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU PDRB KEPRI TAHUN 2008 TUMBUH 6,65 PERSEN PDRB Kepri pada tahun 2008 tumbuh sebesar 6,65 persen,
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 26/05/61/Th. XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I-2012 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 6,0 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06/05/33/Th.III, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2009 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2009 TUMBUH 5,5 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 33/05/21/Th. VII, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012 PDRB KEPRI TRIWULAN I TAHUN 2012 TUMBUH 7,63 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan I tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciTabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81
TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Industri Pengolahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 27 / VIII / 16 Mei 2005 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PDB INDONESIA TRIWULAN I TAHUN 2005 TUMBUH 2,84 PERSEN PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2005 meningkat sebesar 2,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciPERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001
No. 07/V/18 FEBRUARI 2002 PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001 PDB INDONESIA TAHUN 2001 TUMBUH 3,32 PERSEN PDB Indonesia tahun 2001 secara riil meningkat sebesar 3,32 persen dibandingkan tahun 2000. Hampir
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.145/11/21/Th.IV, 10 November 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2009 TUMBUH 1,90 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 30/05/21/Th.VI, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011 PDRB KEPRI TRIWULAN I TAHUN 2011 TUMBUH 0,23 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan I tahun
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 79/11/21/Th.IX, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III PDRB KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TUMBUH 6,15 PERSEN (c to c) PDRB Kepulauan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003
No. 12/VII/16 Februari 2004 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003 PDB INDONESIA TAHUN 2003 TUMBUH 4,10 PERSEN! PDB Indonesia selama tahun 2003 meningkat sebesar 4,10 persen dibandingkan tahun 2002.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010
No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN PDRB Provinsi Bali I meningkat sebesar 2,65 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Peningkatan terjadi di hampir semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I TAHUN 2010 Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 41/11/31/Th. X, 17 November 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013
No. 09/02/91/Th. VIII, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013 Ekonomi Papua Barat tahun 2013 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 9,30
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 52/ V / 15 Nopember 2002 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA INDONESIA TRIWULAN III TAHUN 2002 TUMBUH 2,39 PERSEN Indonesia pada triwulan III tahun 2002 meningkat sebesar 2,39 persen terhadap triwulan II
Lebih terperinciPDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008
No. 05/05/51/Th. II, 15 Mei PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I Pertumbuhan ekonomi Bali yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan I dibanding triwulan IV
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 27/05/61/Th. XVII, 5 Mei PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 4,69 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007
BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIII, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010 TUMBUH MENINGKAT 5,7 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 214/11/21/Th.V, 5 Nopember 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2010 TUMBUH 1,23 PERSEN PDRB Kepri
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/08/33/Th.III, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN II TH 2009 TUMBUH 1,8 PERSEN Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010
No. 01/02/53/Th. XIV, 07 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTT tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008
No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013 A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III TAHUN 2013 No. 75/11/21/Th.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 11/02/73/Th. VIII, 5 Februari 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN IV 2013 BERKONTRAKSI SEBESAR 3,99 PERSEN Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.177/05/21/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB KEPRI TRIWULAN I TAHUN 2010 TUMBUH 1,16 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan I tahun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 21/05/14/Th.XII, 5 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan I Tahun mencapai 7,51 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 27/05/61/Th. XVI, 6 Mei PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 5,79 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada di peringkat 55 dari 134 negara, menurun satu peringkat dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012
No. 27/05/72/Thn XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.II, 17 Nopember 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2008 TUMBUH 1,1 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA
No. 18/05/31/Th. XI, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2009 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/08/72/Th. XIV, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN
No. 026/08/63/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 terhadap triwulan I-2009 (q to q) mencapai angka 16,68 persen. Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciNo. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014
No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 38/08/61/Th. XIII, 5 Agustus 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II TAHUN 2010 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan II-2010 menurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIV, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 TUMBUH 6,5 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013
No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012
No. 61/11/72/Th. XV, 05 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia dari sejak dahulu. Hal ini semakin dirasakan ketika krisis ekonomi melanda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO
BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 38/08/14/Th.XIV, 2 Agustus 2013 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan II Tahun 2013 mencapai 2,68 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II tahun 2013, yang diukur dari
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013
No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013 Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar, sedangkan menurut harga
Lebih terperinciKinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara
No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 64/11/61/Th. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 TUMBUH 4,45 PERSEN Besaran Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 06/05/33/Th.II, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2008 TUMBUH 5,2 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 meningkat sebesar
Lebih terperinci