HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Produktivitas Kacang. Keseimbangan Source dan Sink

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL SAINS AGRO

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

Transkripsi:

18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 29 di Cikabayan dengan jenis tanah Latosol. Hasil analisis tanah disajikan pada Lampiran 4. Tanah ini memiliki tekstur liat dan agak masam (ph 5.6), C organik sebesar 1.68% (kategori rendah) sedangkan kandungan haranya termasuk dalam penilaian kesuburan kimia yang rendah. Keadaan iklim selama penelitian ditampilkan dalam Lampiran 2. Curah hujan rata-rata pada daerah Darmaga selama bulan penelitian adalah 325 mm dan suhu rata-rata per bulan 26.1 o C. Kondisi pertumbuhan kacang tanah pada fase awal pertumbuhan memiliki daya tumbuh yang cukup baik, untuk varietas Sima mencapai 95%. Daya tumbuh Varietas lebih rendah dibandingkan dengan varietas Sima yaitu sekitar 85%, penyulaman dilakukan pada Varietas umur 1 HST. Selama pertumbuhan tanaman kacang tanah pemeliharaan dilakukan dengan penyiangan gulma dan pemberian pestisida untuk mengatasi serangan serangga. Pertumbuhan gulma meningkat pesat pada 8 MST dan jenis gulma yang tumbuh dominan pada areal pertanaman adalah Mikania micrantha, dan jenis lainnya adalah Mimosa pudica, Phylantus niruri, Physalis angulata, Imperata cylindrica, Amaranthus sp. Awal pertumbuhan (4 MST), tanaman mengalami serangan layu bakteri yang disebabkan bakteri Pseudomonas solanacearum dengan gejala tanaman layu, pangkal batang dan akarnya membusuk dan berwarna kehitaman sehingga tanaman yang mati berjumlah 1%. Penyakit lainnya yang menyerang tanaman adalah penyakit karat daun dan penyakit daun belang. Pengendalian terhadap penyakit dan serangga dilakukan dengan penyemprotan pestisida dengan merek dagang Matador setiap 2 minggu sedangkan hama yang menyerang adalah hama rayap. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan produksi dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis statistik melalui uji F menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol, varietas dan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata secara tunggal pada beberapa peubah pengamatan, sedangkan pengaruh

19 interaksinya tidak berbeda nyata. Waktu aplikasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peubah-peubah pengamatan vegetatif maupun pengamatan reproduktif kacang tanah kecuali pada pengamatan karakter fisiologis seperti laju pertumbuhan tanaman dan laju asimilasi bersih. Hasil rekapitulasi uji F lengkap disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam Peubah Pengamatan Waktu Aplikasi (A) Varietas (V) Konsentrasi Paclobutrazol (P) KK (%) Tinggi Tanaman 1 MST tn ** ** 6.25 12 MST tn ** ** 8.7 Bobot kering Brangkasan 6 MST tn tn tn 22.26 8 MST tn * tn 16.71 1 MST tn ** tn 8.9 12 MST tn ** tn 19.23 14MST (Panen) tn ** tn 16.95 Bobot kering akar 6 MST tn tn tn 14.89 8 MST tn tn tn 19.31 1 MST tn tn tn 15.52 12 MST tn tn tn 18.19 Bobot Kering Batang 6 MST tn tn tn 18.2 8 MST tn tn tn 22.5 1 MST tn ** * 1.23 12 MST tn ** tn 2.59 Bobot Kering Daun 6 MST tn tn tn (25.81) 8 MST tn ** tn 13.1 1 MST tn ** tn 1.71 12 MST tn * tn 19.27 Bobot Kering Ginofor dan Polong 6 MST tn tn tn (12.79) 8 MST tn tn tn 22.67 1 MST tn tn tn 12.72 12 MST tn tn tn 19.38 Jumlah Daun 6 MST tn tn tn 9.77 8 MST tn tn tn 6.28 1 MST tn tn * 6.28 12 MST tn tn tn 1.53

2 Peubah Pengamatan Waktu Aplikasi (A) Varietas (V) Konsentrasi Paclobutrazol (P) KK (%) Index luas daun 6 MST tn tn tn 25.23 8 MST tn * tn 17.43 1 MST tn ** tn 17.83 12 MST tn ** tn 14.75 Jumlah Ginofor dan Polong 6 MST tn * tn 16.9 1 MST tn ** tn 22.59 8 MST tn ** tn 14.44 12 MST tn ** tn 19.17 Jumlah Polong Total/tan tn tn * 12.7 Persentase polong isi tn tn tn 6.5 Bobot Polong/tan tn tn * 14.34 Bobot biji per tanaman tn tn * 12.43 Jumlah biji per tanaman tn tn * 11.22 Bobot 1 Biji tn ** tn 3.77 Indeks Biji tn tn tn 14.94 Indeks Panen tn * tn 1.78 Rendemen tn tn tn 18.91 Produktivitas(t/h)(polong) tn tn ** 13.96 Laju Pertumbuhan Tanaman 6 MST tn tn tn 2.34 8 MST tn tn tn 28. 1MST tn tn tn 39. 12 MST ** tn tn 26.13 Laju Assimilasi Bersih 8 MST tn tn tn 36.69 1MST ** tn tn 31.49 12 MST tn tn tn 35.34 Keterangan : tn: Tidak Nyata, * : Nyata pada taraf 5%, ** : Sangat nyata pada taraf 1% ( ) : hasil transformasi (x +.5) Komponen Pertumbuhan Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan varietas dan konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah pada pengamatan tanaman umur 1 MST dan 12 MST. Varietas Sima pada pengamatan 1 dan 12 MST menunjukkan tinggi tanaman yang lebih nyata dibandingkan (Tabel 2). Penambahan konsentrasi paclobutrazol terhadap tinggi tanaman secara konsisten menekan pertumbuhan tinggi tanaman. Konsentrasi 2 dan 1 ppm berpengaruh sangat nyata menekan pertumbuhan

21 tinggi tanaman dibandingkan pemberian konsentrasi paclobutrazol ppm. Aplikasi konsentrasi paclobutrazol 2 dan 1 ppm memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap tinggi tanamanm (Tabel 3). Tabel 2 Rata-rata tinggi tanaman pada varietas Varietas Tinggi tanaman (cm) 1 MST 12 MST Sima 6.88 a 76.83 a 55.75 b 63.22 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Tabel 3 Rata-rata tinggi tanaman pada konsentrasi paclobutrazol Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Tinggi tanaman (cm) 1 MST 12 MST 62.12 a 76.97 a 1 58.25 b 68.44 b 2 54.69 c 64.67 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Bobot Kering Brangkasan Bobot kering brangkasan tanaman adalah bobot kering seluruh tanaman dikurangi bobot kering ginofor dan polong. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap bobot kering brangkasan umur 8, 1 dan 12 MST, sedangkan waktu aplikasi paclobutrazol dan konsentrasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap bobot kering berangkasan. Bobot kering brangkasan pada masing-masing varietas setiap minggu mengalami peningkatan. Bobot kering brangkasan Sima mempunyai nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bobot kering brangkasan (Gambar 3).

22 Bobot Kering Akar Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering akar setiap minggu pengamatan. Rata-rata bobot kering akar pada tiap minggu pengamatan disajikan pada Gambar 4. Bobot Kering Batang Hasil analisis ragam terhadap bobot kering batang pada tiap minggu pengamatan menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap akumulasi biomassa batang (Gambar 5a), sedangkan konsentrasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap bobot kering batang pada konsentrasi ppm. Aplikasi konsentrasi paclobutrazol 1 ppm dan 2 ppm menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peningkatan bobot kering batang (Gambar 5c). Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada umur 8 MST dan sangat nyata pada umur 1 dan 12 MST terhadap bobot kering batang. Tren peningkatan bobot kering batang kacang tanah antara varietas cenderung berbeda, peningkatan bobot kering batang varietas Sima cenderung tajam dibanding (Gambar 5b). Tren grafik peningkatan bobot kering batang yang berbeda antar Varietas Sima dan ini merupakan pengaruh karakter pertumbuhan genetik yang dibawa oleh masing-masing varietas. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian Purnamawati (27) bahwa terdapat pengelompokan kacang tanah berdasarkan kapasitas pertumbuhan source dan sink-nya, varietas Sima adalah tanaman yang memiliki source tinggi dan sink rendah, sedangkan adalah jenis tanaman yang memiliki kapasitas source rendah dan sink cukup tinggi. Bobot Kering Daun Daun sebagai organ fotosintesis dan berfungsi sebagai source sekaligus sink selama masa pertumbuhan vegetatif pada kacang tanah. Setelah diberi perlakuan waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol dan varietas menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi yang nyata antara perlakuan, perlakuan hanya berpengaruh tunggal. Penggunaan varietas berpengaruh sangat nyata terhadap penambahan bobot kering daun pada umur tanaman 8, 1 dan 12 MST. Varietas

23 Sima memiliki bobot kering daun yang lebih tinggi dibandingkan varietas (Gambar 6). ( a ) 4 2 9.27 a 9.28 a 3.39 a 25.79 a 28.35 a 23.28 a 25.74 a 18.84 a 21.37 a 17.55 a ( b ) bobot (g) 4 2 6 8 1 12 14 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST 32.26 a 28.34 a 24.49 a 26.41 b 22.67 b 19.39 a 19.79 b 16.72 b 9.68 a 8.8 a ( c ) 6 8 1 12 14 Sima 4 2 31.77 a 28.1 a 28.94 a 28.39 a 23.95 a 25.46 a 18.72 a 21.97 a 23.98 a 18.11 a 21.32 a 9.81 a 17.75 a 9.54 a 8.44 a 6 8 1 12 14 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 3 Bobot kering brangkasan pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c). ( a )

24.8.57 a.52 a.53 a.55 a.63 a.62 a Bobot (g ).4.34 a.35 a ( b ).8.4 6 8 1 12 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST.66.57.56.58.51.52.36.36 6 8 1 12 Wak tu pengamatan (MST) Sima ( c ).8.4.36.35.33.56.56.55.52.54.55.64.61.63 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 4 Bobot kering akar pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a) perlakuan varietas (b) konsentrasi paclobutrazol (c) ( a )

25 16 8 4.57 a 4.64 a 9.86 a 9.4 a 13.56 a 12.91 a 13.57 a 11.82 a 6 8 1 12 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) 16 13.63 a 15.27 a 8 4.8 a 4.4 a 1.2 a 8.92 a 1.87 b 11.53 b 6 8 1 12 Sima ( c ) 16 8 15.34 a 13.62 a 13.16 a 11.95 b 12.41 b 1.12 a 11.72 b 9.42 a 9.32 a 4.81 a 4.8 a 4.19 a 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 5 Bobot kering batang pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c). ( a )

26 12 6 4.37 a 4.29 a 8.42 a 7.63 a 9.82 a 9.2 a 11.59 a 11.55 a 6 8 1 12 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) 14 12.41 a 7 4.52 a4.11 a 8.61 a 7.29 a 1.29 a 8.39 b 1.56 b 6 8 1 12 Sima ( c ) 14 7 8.15 a 8.5 a 7.83 a 4.7 a 4.38 a 3.92 a 9.79 a 9.47 a 9.7 a 12.11 a 11.69 a 1.94 a 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 6 Bobot kering daun pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

27 Jumlah Daun Berdasarkan hasil analisis statistik melalui uji F, peubah jumlah daun menunjukkan penambahan yang berpengaruh nyata pada perlakuan konsentrasi paclobutrazol pada 1 MST. Jumlah daun pada konsentrasi ppm dan 2 ppm menunjukkan kecenderungan pertambahan yang hampir sama kecuali pada konsentrasi paclobutrazol 1 ppm (Gambar 7). Jumlah daun yang rendah pada konsentrasi 1 ppm ini diduga karena konsentrasi tersebut menekan pertumbuhan tanaman. Nilai Indeks Luas Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pada umur 8, 1 dan 12 MST terdapat pengaruh varietas yang nyata terhadap nilai indeks luas daun kacang tanah. Nilai indeks luas daun Varietas Sima dan meningkat pada setiap periode pertumbuhan. Varietas Sima memiliki nilai indeks luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan Varietas (Gambar 8). Nilai indeks luas daun tertinggi diperoleh pada Varietas Sima pada umur 12 MST dengan nilai 4.48 dan Varietas dengan nilai 3.55. Nilai indeks luas daun yang lebih tinggi pada Varietas Sima ini menggambarkan bahwa luas daun (tajuk) dan struktur kanopi tanaman Sima lebih besar (4.48) dibanding tanaman (3.55). Indeks luas daun yang lebih besar pada Sima mencerminkan penyekapan cahaya matahari dan struktur kanopi pada Sima lebih besar dibanding. Kanopi yang besar pada tanaman akan membuat daun-daun dibawahnya ternaungi dan tidak efisien dalam melakukan fotosintesis, akibatnya daun-daun pada tanaman yang ternaungi akan cepat menua. Hal ini akan mengakibatkan hasil asimilasi akan diremobilisasi terlebih dahulu oleh tanaman, dari daun yang lebih tua untuk pembentukan daun muda. Secara tidak langsung partisi asimilat yang seharusnya dialokasikan pada pertumbuhan reproduktif (pengisian biji) masih dimanfaatkan oleh pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga akan terjadi persaingan internal tanaman antara bagian vegetatif (source) dan bagian reproduktif (sink) yang mempengaruhi akumulasi jumlah bahan kering pada polong kacang tanah (Cruz-Aguado et al, 1999). ( a )

28 8 73 a 68 a 66 a 65 a Jumlah (helai) 4 36 a 35 a 54 a 53 a 6 8 1 12 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) Jumlah (helai) 8 4 36 a34.62 a 55 a 51.96 a 69.43 a 63.51 a 74.8 a 66.7 a 6 8 1 12 ( c ) 8 Sima 53 a 54 a 54 a 73 a 69 a 71 a 64 b 68 a 7 a Jumlah (helai) 4 37 a 35 a 35 a 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 7 Jumlah daun pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

29 ( a ) Nilai indeks 5 2.5 1.52 a 1.37 a 3.48 a 3.31 a 3.93 a 4.11 a 4.21 a 3.89 a 6 8 1 12 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST ( b ) 5 4.45 a 4.48 a Nilai indeks 2.5 1.55 a 1.31 a 3.74 a 2.97 b 3.53 b 3.55 b 6 8 1 12 Sima ( c ) 5 3.44 a 3.43 a 3.32 a 4.25 a 4.29 a 4.2 a 3.86 a 3.95 a 3.95 a Nilai indeks 2.5 1.48 a 1.46 a 1.39 a 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 8 Indeks luas daun pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

3 Indeks luas daun atau Leaf Area Index sebagai salah satu pengukuran daun menurut Brown (1972) berperan penting untuk menentukan ukuran pertambahan dalam kapasitas fotosintesis tanaman. Fotosintesis memproduksi asimilat yang dimuat ke floem untuk dipartisi keseluruh jaringan tanaman yang berbeda, seperti sink, dan untuk proses respirasi (Kaschuk et al. 29). Menurut Goldworthy dan Fisher (1996) daun akan cepat mengalami penuaan bila ternaungi sampai satu titik dimana mereka tidak lagi menyumbang fotosintesis bersih. Pertumbuhan awal yang lambat pada kacang tanah, merupakan akibat perkembangan ILD yang lambat. Kemudian ILD mencapai nilai-nilai komperatif besar 5.5 dan 7. walaupun nilai ILD besar, penyediaan asimilat mungkin masih membatasi hasil biji karena untuk mempertahankan suatu ILD yang besar daun-daun baru harus dihasilkan untuk mengganti yang mati. Kemudian daun yang tumbuh akan bersaing memanfaatkan asimilat dengan organ sink yang sedang berkembang (Gardner et al. 1991). Fotosintesis tanaman budidaya dan peningkatan produksi bahan kering secara langsung berasosiasi dengan intersepsi cahaya oleh kanopi tanaman. Secara umum interaksi cahaya berhubungan dengan indeks luas daun (ILD) yang merupakan fungsi ekponensial tanaman dimana radiasi fotosintesis aktif ditangkap oleh kanopi tanaman (Maddoni & Otegui 1996). Agar diperoleh hasil panen yang tinggi, tanaman budidaya harus menghasilkan indeks daun yang cukup dengan cepat untuk menyerap sebagian besar cahaya guna mencapai produksi bobot kering maksimum, dan setelah itu tanaman harus tetap menyerap cahaya yang banyak, dan dapat membagikan hasil asimilasinya dalam kuantitas terbesar yang mungkin ke organ-organ yang mmpunyai nilai ekonomi (biji), tanpa mempengaruhi kualitas yang dipanen. (Gardner et al. 1991) Pengamatan terhadap Hasil dan Komponen Hasil Jumlah Ginofor dan Polong Hasil pengamatan terhadap jumlah ginofor dan polong menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah ginofor dan polong yang terbentuk (Gambar 9a), sedangkan

31 varietas nyata mempengaruhi jumlah ginofor dan polong yang terbentuk pada setiap minggu pengamatan selama fase pertumbuhan tanaman. Jumlah ginofor yang dihasilkan varietas lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah ginofor dan polong yang dihasilkan oleh varietas Sima pada setiap minggu pengamatan (Gambar 9b). Konsentrasi paclobutazol tidak nyata mempengaruhi peningkatan jumlah ginofor dan polong yang terbentuk (Gambar 9c). Jumlah Polong Total Pertanaman Berdasarakan hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan pengaruh perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol dan varietas yang nyata terhadap jumlah polong kacang tanah. Perlakuan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap jumlah polong pertanaman. Jumlah polong tertinggi terdapat pada konsentrasi paclobutrazol 2 ppm dengan nilai 14 buah polong per tanaman sedangkan konsentrasi dan 1 ppm pacalobutrazol memberikan jumlah hasil polong yang sama pada kedua varietas dengan jumlah polong sebanyak 12 buah polong per tanaman seperti terlihat pada Gambar 1c. Persentase Polong Isi per Tanaman Penelitian menunjukkan bahwa waktu aplikasi dan kosentrasi paclobutrazol menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap persentase polong isi tanaman kacang tanah, demikian juga halnya dengan penggunaan varietas juga berpengaruh tidak nyata terhadap persentase polong isi. Rata-rata persentase polong isi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Rata-rata persentase polong isi per tanaman Perlakuan Persentase polong isi (%) Waktu Aplikasi (MST) 6 99.55 a 8 98.18 a Varietas Sima 99.44 a 98.22 b Konsentrasi paclobutrazol (ppm) 97.16 a 1 99.71 a 2 99.56 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%

32 Bobot Kering Polong per Tanaman Bobot polong tanaman kacang tanah pada penelitian ini dipengaruhi oleh konsentrasi paclobutrazol. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsentrasi 2 ppm memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot polong kacang tanah dengan nilai sebesar 23.56g dibandingkan dengan konsentrasi paclobutrazol ppm dan 1 ppm (Gambar 11c ), sedangkan antara bobot polong pada perlakuan ppm dan 1 ppm berpengaruh tidak nyata terhadap penambahan bobot polong dengan nilai masing-masing 2.2g dan 2.69g. Bobot Biji per Tanaman Hasil analisis statistik pada bobot biji tanaman kacang tanah menunjukkan bahwa konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh nyata terhadap bobot biji kacang tanah per tanaman. Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm memberikan bobot tertinggi dengan nilai 17g per tanaman dibandingkan dengan konsentrasi ppm dan 1 ppm. Pemberian paclobutrazol ppm dan 1 ppm tidak berpengaruh nyata terhadap penambahan bobot biji per tanaman (Gambar 12). Jumlah Biji per Tanaman Jumlah biji per tanaman pada penelitian ini secara nyata dipengaruhi oleh konsentrasi paclobutrazol. Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm menunjukkan jumlah biji tertinggi (37 buah) jika dibandingkan dengan konsentrasi 1 dan ppm. Konsenttrasi dan 1 ppm menunjukkan jumlah biji yang tidak signifikan. Demikian juga pada penggunaan varietas dan waktu aplikasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji. Rata-rata jumlah biji pada semua perlakuan ditampilkan pada Tabel 5. Seeno dan Isoda (23a) juga mengungkapkan bahwa aplikasi paclobutrazol 2 ppm meningkatkan biji kacang tanah. Bobot 1 Biji Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa bobot 1 biji nyata dipengaruhi oleh penggunaan varietas. Waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 1 biji. Varietas Sima memiliki bobot 1 bjii

33 tertinggi yaitu 51.78 g jika dibandingkan dengan varietas yang memiliki bobot 1 biji sebesar 46. 76g. Indeks Biji Indeks biji kacang tanah pada penelitian ini untuk semua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Pada varietas Sima indeks biji memiliki nilai indeks yang terendah (28.42 %), sedangkan pada nilai indeks biji nya lebih tinggi (29.92%). Walapun konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap indeks biji tetapi aplikasi paclobutrazol terlihat meningkatkan nilai indeks biji. Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm memiliki nilai indeks biji yang lebih tinggi. Rata-rata indeks biji pada semua perlakuan disajikan pada Tabel 6. Tabel 5 Rata-rata jumlah biji per tanaman Perlakuan Jumlah biji per tanaman (buah) Waktu Aplikasi (MST) 6 31.56 a 8 33.77 a Varietas Sima 32.48 a 32.96 a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) 3.44 b 1 3.42 b 2 37.24 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Tabel 6 Rata-rata indeks biji kacang tanah Perlakuan Indeks biji (%) Waktu Aplikasi (MST) 6 29.92 a 8 29.92 a Varietas Sima 28.42 a 32.24 a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) 2.3 a 1 28.92 a 2 32.27 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5%

34 ( a ) Jumlah (buah) 5 25 18.31 a 18.23 a 37.2 a 36.45 a 45.92 a 38.37 a 42.15 a 38.33 a ( b ) Jumlah (buah) 6 3 6 8 1 12 Aplikasi 6 MST Aplikasi 8 MST 52.51 a 45.64 a 42.83 a 37.8 b 33.87 b 29.3 b 23.31 a 14.11 a 6 8 1 12 Sima ( c ) Jumlah (buah) 5 25 38.83 a 38.14 a 38.12 a 36.97 a 34.97 a 37.12 a 19.31 a 18.3 a 17.81 a 45.74 a 44.33 a 42.49 a 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 9 Jumlah ginofor dan polong pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

35 Indeks Panen Indeks panen didasarkan hasil uji stastik tidak dipengaruhi waktu aplikasi sedangkan varietas dan konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang nyata terhadap indeks panen. Indeks panen tertinggi terdapat pada Varietas dengan nilai 44.47%, sedangkan varietas Sima memiliki indeks panen sebesar 4.47% (Gambar 14). Perlakuan paclobutrazol memberikan hasil indeks panen tertinggi pada konsentrasi 2 ppm dengan nilai sebesar 45.11% berbeda nyata pengaruhnya dengan perlakuan ppm, sedangkan pada konsentrasi 1 ppm dengan ppm indeks panennya tidak berbeda nyata. Hasil tanaman budidaya tergantung pada jumlah dan bobot masing-masing organ yang dapat dipanen. Secara nyata efisiensi produksi tanaman selalu diukur sebagai Indeks panen: yang merupakan rasio biomassa polong kering terhadap biomassa total. Kedua pengukuran ini dibutuhkan untuk mencerminkan efisiensi produksi secara keseluruhan (Awal et al. 23). Hal ini juga dikemukakan oleh Sinclair (1998) dalam Dordas (29); Bueno dan Lafarge (29) yang menyatakan bahwa Indeks Panen adalah sebuah indikasi bagaimana bobot bahan kering vegetatif (biomassa) dialokasikan ke biji pada saat kematangan. Rendemen Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol serta varietas tidak berpengaruh terhadap rendemen. Rendemen merupakan perbandingan antara bobot kering biji dan bobot polong tanaman. Rata-rata rendemen kacang tanah pada penelitian ini di tampilkan pada Tabel 7. Produktivitas Produktivitas kacang pada perlakuan ini dalam bentuk polong kering per ha. Konsentrasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas polong kacang tanah. Produktivitas tertinggi diperoleh pada perlakuan paclobutrazol dengan konsentrasi 2 ppm dengan nilai 1.18 ton per ha, sedangkan konsentrasi ppm dan 1 ppm produktivitas polong kacang tanah tidak berbeda nyata (Gambar 15).

36 Jumlah polong (buah) 12.71 12.67 12.63 12.59 12.6 a 12.68 a 12.55 6 8 Waktu aplikasi (MST) ( a ) 13.5 Jumlah polong (buah) 13 12.5 12 13.2 12.19 11.5 Sima Varietas ( b ) 15 Jumlah polong (buah) 14 13 12 11.96 b 11.92 b 14.5 a 11 1 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) ( c ) Gambar 1 Jumlah polong total per tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

37 ( a ) 22 21.79 a 21 21.7 a 2 6 8 ( b ) Waktu aplikasi (MST) 22 21.63 a 21.5 21.22 a 21 Sima Varietas ( c ) 24 23.56 a 22 2 2.2 b 2.69 b 18 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 11 Bobot polong total per tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

38 ( a ) 15.36 15.35 a 15.34 15.32 15.34 a ( b ) 15.3 6 8 Waktu aplikasi (MST) 2 15.46 a 19.19 a 1 Sima Varietas ( c ) 18 15.12 b 14 b 17 a 12 6 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 12 Bobot biji per tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

39 ( a ) 6 48.92 a 5.3 a 4 2 ( b ) 54 51 6 8 Waktu aplikasi (MST) 51.78 a 48 46.76 b 45 42 Sima Varietas ( c ) 49.8 49.68 a 49.6 49.47 a 49.4 49.36 a 49.2 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 13 Bobot 1 biji pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

4 ( a ) 44 43.25 a Indeks panen (%) 42 41.28 a 4 6 8 Waktu aplikasi (MST) ( b ) 46 44.47 a Indeks panen (%) 44 42 4 4.47 b 38 Sima Varietas ( c ) 48 45.11 a Indeks panen (%) 44 4 38.84 b 42.57 ab 36 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 14 Indeks panen pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

41 ( a ) 1.9 1.8 a Produktivtas (ton/ha) 1.7 1.5 1.6 a ( b ) 1.3 1.1 6 8 Waktu aplikasi (MST) 1.9 a Produktivitas (ton/ha) 1.8 1.6 1.6 b 1.4 Sima Varietas ( c ) 1.2 1.184 ab Produktivitas (ton/ha) 1.14 1.8 1.2 1 b 1.35 ab.96 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 15 Produktivitas pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas, (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

42 Tabel 7 Rata-rata rendemen kacang tanah Perlakuan Rendemen (%) Waktu Aplikasi (MST) 6 73.2 a 8 7.89 a Varietas Sima 73.6 a 71. a Konsentrasi paclobutrazol (ppm) 75.69 a 1 68.35 a 2 72.4 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada satu kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5% Parameter Fisiologis Pengamatan yang dilakukan tidak hanya pada karakter vegetatif selama pertumbuhan dan karakter agronomi, karakter fisiologis juga diuji untuk mendukung penelitian ini. Pengamatan pada kandungan klorofil menunjukkan hasil yang signifikan akibat penggunaan varietas, sedangkan pengamatan LPT dan LAB menunjukkan pengaruh nyata akibat pengaruh waktu aplikasi konsentrasi. Kandungan Klorofil Waktu aplikasi dan konsentrasi paclobutrazol tidak mempengaruhi kandungan klorofil secara nyata sedangkan varietas nyata mempengaruhi kandungan klorofil. Kandungan klorofil tertinggi terdapat pada varietas Sima (Gambar 16). Menurut Yudiwanti (27) kacang tanah yang berwarna hijau tua menunjukkan kandungan klorofil yang lebih tinggi dan memiliki keunggulan potensi hasil tinggi dan tahan penyakit bercak daun. Hal ini didukung oleh pernyataan Taiz dan Zeiger (22) bahwa kandungan klorofil yang lebih tinggi secara visual ditunjukkan oleh warna daun yang lebih hijau, maka daun yang lebih hijau tua akan lebih efisien dalam menangkap cahaya untuk fotosintesis

43 ( a ) 26 257.29 a mmol/cm2 24 22 23.94 a 2 6 8 Waktu aplikasi (MST) ( b ) 3 279.35 a mmol/cm2 2 1 2.95 b Sima varietas ( c ) 256 25.11 a mmol/cm2 248 24 239.86 a 242.11 a 232 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 16 Kandungan Klorofil pada waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

44 Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT) Berdasarkan hasil analisis ragam pada peubah laju pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan tanaman. Aplikasi paclobutrazol pada 6 MST menunjukkan kecendrungan tren yang menurun dari minggu ke minggu sedangkan aplikasi paclobutrazol 8 MST menunjukkan tren pertumbuhan menurun pada 1 MST, kemudian meningkat laju pertumbuhannya pada 12 MST (Gambar 17). Laju Asimilasi Bersih (LAB) Hasil analisis statistik terhadap laju asimilasi bersih menunjukkan bahwa waktu aplikasi paclobutrazol memberikan pengaruh yang nyata pada umur tanaman 1 MST. Tren garfik laju asimilasi bersih pada tanaman yang diberi perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol 6 MST dan 8 MST cenderung sama tapi memiliki nilai laju asimilasi yang berbeda, laju asimilasi pada waktu aplikasi 6 MST memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan aplikasi waktu 8 MST (Gambar 18). LAB merupakan suatu ukuran rata-rata laju pertukaran CO 2 bersih per satuan luas daun dalam tajuk tanaman, yang merupakan efisiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas. LAB yang paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena sinar matahari langsung. Seiring bertumbuhnya tanaman budidaya, dengan meningkatnya LAI, makin banyak daun yang terlindungi, menyebabkan LAB turun sepanjang musim pertumbuhan. Dalam tajuk yang LAI-nya tinggi, daun yang muda pada pucuk pohon menyerap radiasi paling banyak, memiliki laju asimilasi CO 2 yang tinggi, dan mentranslokasikan sejumlah besar hasil asimilasi kebagian tumbuh lainnya. Sebaliknya daun-daun yang lebih tua pada dasar tajuk dan terlindung mempunyai laju asimilasi CO 2 yang rendah dan memberikan lebih sedikit hasil asimilasi kepada bagian tumbuhan lain (Gardner et al. 1991).

45 ( a ) 12. 8.72 a g/m2/ minggu 8. 4.. 6.9 a 5.58 a 6.96 a 3.19 a 4.73 a 3.9 b 1.9 a 6 8 1 12 6 MST 8 MST ( b ) 12. 8.65 a g/ m2/ minggu 8. 4. 7.3 a 5.33 a 5.36 a 4.65 a 4.95 a 2.9 a. 6 8 1 12 2.18 a sima ( c ) 9. 8.54 a 8.49 a g/ m2/ minggu 6. 3.. 6.12 a 5.6 a 6.48 a 4.77 a 5.17 a 4.9 a 4.7 a 3.91 a 2.25 a 1.47 a 6 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 17 Laju pertumbuhan tanaman pada perlakuan waktu aplikasi paclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

46 ( a ) 8. 6.85 a g/m2 / minggu ( b ) 4.. 7. 5.16 a 1.91 a 1.21 a 1.2 b 1.5 a 8 1 12 6 MST 8 MST 6.31 a g/m2/ minggu 3.5. 5.71 a 1.69 a 1.47 a 1.42 a 1.23a 8 1 12 Sima ( c ) 7. 6.47 a 6.31 a g/ m2/ minggu 5. 3. 1. 5.24 a 1.76 a 1.54 a 1.51 a 1.34 a 1.41 a 1.18 a 8 1 12 ppm 1 ppm 2 ppm Gambar 18 Laju asimilasi bersih pada perlakuan waktu aplikasipaclobutrazol (a), varietas (b), konsentrasi paclobutrazol (c).

47 Hasil bobot kering total merupakan akibat efisiensi penyerapan dan pemanfataan radiasi matahari yang tersedia sepanjang musim pertumbuhan oleh tajuk tanaman budidaya. Organ tanaman yang utama dan yang menyerap radiasi matahari adalah daun. Untuk memperoleh laju pertumbuhan yang maksimum, harus terdapat cukup banyak daun dalam tajuk tanaman. Apabila hal ini terjadi, tingkat efisiensi fotosintesis tanaman budidaya ( atau LPT-nya) ditentukan oleh harga efisiensi fotosintesis daun-daunnya (LPT). Efisiensi LAB dapat dipengaruhi oleh sejumlah radiasi matahari,kemampuan daun berfotosintesis, LAI, bagaimana meratanya tingkat radiasi matahari itu dibagikan ke permukaan daun, dan jumlah respirasi tanaman (Gardner et al. 1991). Sepanjang masa pertumbuhan vegetatif, akar, daun dan batang merupakan daerah-daerah pemanfaatan yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi. Proporsi hasil asimilasi ketiga bagian organ ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Gardner et al. 1991). Usaha untuk peningkatan hasil yang potensial dalam tanaman budidaya adalah hal penting untuk menentukan keterbatasan hasil akibat pengaruh faktorfaktor fisiologi. Langkah pertama yang harus dihadapi untuk menilai apakah pertumbuhan organ-organ yang dipanen dibatasi oleh ketersediaan substrat (keterbatasan source) atau oleh kapasitas organ terhadap asimilasi dan penggunaan substansi yang disediakan untuk pertumbuhan (keterbatasan sink) (Cruz-Aguado et al. 1999). Akhir-akhir ini perbedaan genotip dalam pola alokasi dan mobilisasi bahan kering dalam batang gandum telah ditunjukkan (Blum et al. 1994; Cruz-aguado et al. 1999). Oleh karena itu masukan dari penyimpanan karbohidrat alternatif pools dalam analisis interaksi source sink merupakan hal yang penting pada kondisi lingkungan tropik. Analisis Kandungan Karbohidrat terlarut dan Total Nitrogen Data komposit dari analisis gula total menunjukkan bahwa aplikasi konsentrasi paclobutrazol 2 ppm pada kacang tanah cenderung meningkatkan source (asimilat) berupa karbohidrat terlarut pada batang pada umur 1 MST, sedangkan penambahan konsentrasi paclobutrazol cenderung menurunkan jumlah total nitrogen dalam batang (Gambar 19), sedangkan pada Varietas jumlah asimilat pada batang lebih tinggi dibandingkan varietas Sima sebaliknya jumlah

48 total nitrogen pada Varietas Sima lebih tinggi dibandingkan Varietas (Gambar 2). Diduga hal ini mengindikasikan bahwa pada Varietas Sima fotosintesis cenderung lebih berperan dalam pengisian biji, ditunjukkan oleh jumlah total nitrogen yang lebih tinggi (1.51g/1g) sedangkan untuk Varietas jumlah asimilat yang ada dalam batang cenderung lebih berperan dalam pengisian biji (diperlihatkan oleh jumlah karbohidrat terlarut yang tinggi (33.2g/1 g). ( a ) 34 33.2 Karbohidrat terlarut (g/1g) 32 3 28 28.5 26 Sima Varietas ( b ) 33 32.44 Karbohidra terlarut (g/1g) 31 3.1 3. 29 1 2 Konsentrasi paclobutrazol (ppm) Gambar 19 Kandungan karbohidrat terlarut pada varietas (a) dan konsentrasi paclobutrazol (b) dalam batang 1 MST.

49 1.54 1.51 Nitrogen (g/1g) 1.47 1.4 1.33 1.37 1.26 Sima Varietas ( a ) Nitrogen (g /1g) 1.6 1.5 1.4 1.3 1.52 1.46 1.34 1.2 1 2 Konsentrasi Paclobutrazol (ppm) ( b ) Gambar 2 Kandungan nitrogen total pada varietas dalam batang 1 MST (a), kandungan nitrogen total pada konsentrasi paclobutrazol dalam batang 1 MST (b). Gula total (non structural carbohydrate) merupakan dari seluruh gula yang ada pada daun seperti monosakarida, disakarida dan polisakarida. Sukrosa merupakan gula transpor yang akan ditranslokasikan ke organ penyimpanan ataupun organ lain yang memerlukan (Gardner et al. 1991; Lakitan 27). Nitrogen menurut Schulze (1995) berpengaruh kuat terhadap partisi bahan kering kekurangan nitrogen akan menghambat pertumbuhan tanaman dimana ketersediaan N akan memperkuat laju fotosintesis untuk alokasi asimilat ke organ yang membutuhkan. Variasi jumlah N dan kandungan gula total pada tanaman menunjukkan pola alokasi biomasa yang berbeda untuk pertumbuhan tanaman.

5 Korelasi antara Komponen Pertumbuhan dan Hasil Keeratan hubungan diantara dua karakter dapat diduga dengan analisis korelasi. Korelasi adalah suatu analisis untuk mengukur derjat keeratan hubungan linear antara kedua karakter atau lebih. Korelasi antara dua karakater dapat berupa korelasi genotipe atau berupa fenotipe (Falconer 196). Keeratan hubungan antara peubah tersebut ditunjukkan dengan niai r. Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa nilai r menunjukkan bagian keragaman dalam satu peubah yang dapat diperhitungkan sebagai fungsi linear peubah lainnya. Berdasarkan Lampiran 7 dapat dilihat bahwa indeks luas daun 6 MST berkorelasi positif dan berpengaruh sangat nyata dengan bobot kering batang 8 MST dengan nilai r sebesar.79. Indeks luas daun 6 MST juga berkorelasi positif dan berpengaruh nyata dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai sebesar.6. Indeks luas daun 8 MST berkorelasi positif dan berpengaruh sangat nyata dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r sebesar.78. Pada Lampiran 8 juga terdapat korelasi positif dan pengaruh sangat nyata antara tinggi tanaman 1 MST dan 12 MST dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r masingmasing sebesar.82 dan.86. Untuk korelasi negatif dan berpengaruh nyata terdapat pada tinggi tanaman 1 MST dan 12 MST dengan indeks panen, dengan nilai r masing-masing sebesar -.77 dan -.76. Pembahasan Umum Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh perlakuan tunggal dan tidak terdapat interaksi antara waktu aplikasi paclobutrazol, varietas dan konsentrasi paclobutrazol. Waktu aplikasi paclobutrazol hanya menunjukkan pengaruh nyata pada pengamatan laju pertumbuhan tanaman pada 8 MST (waktu pengisian biji) dan laju asimilasi bersih pada 1 MST. Pengaruh penggunaan varietas terlihat sangat nyata pada peubah tinggi tanaman, bobot kering brangkasan, bobot kering batang, bobot kering daun, indeks luas daun, jumlah ginofor dan polong, bobot 1 biji dan indeks panen. Aplikasi kosentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering batang, jumlah daun, jumlah polong per tanaman, bobot polong pertanaman, bobot biji per tanaman, jumlah biji per tanaman dan produktivitas tanaman.

51 Konsentrasi paclobutrazol 2 ppm secara umum dalam penelitian ini memberikan pengaruh nyata terhadap komponen hasil yaitu berupa peningkatan produktivitas tanaman dengan menekan pertumbuhan vegetatif tanaman. Dugaan bahwa pemberian paclobutrazol 2 ppm mampu menekan pertumbuhan vegetatif tanaman pada masa pengisian biji (1 MST) terlihat dari pertumbuhan vegetatif batang yang tertekan akibat pemberian paclobutrazol seperti pada tinggi tanaman (batang) 1 dan 12 MST, bobot kering batang 1 dan 12 MST (Tabel 3). Dijelaskan melalui nilai korelasi antara tinggi tanaman dan bobot kering 1 dan 12 MST dengan nilai r masing.8 dan.86 (Lampiran 8). Adanya tekanan pertumbuhan vegetatif pada tinggi tanaman disebabkan oleh remobilisasi asimilat yang lebih besar untuk pembentukan sink (polong) yang berdampak terhadap tingginya jumlah dan bobot biji, jumlah dan bobot polong yang terbentuk dibandingkan dengan pemberian konsentrasi ppm dan 1 ppm. Pengaruh yang sama juga terlihat pada indeks panen. Peng et al. (1998); Laza et al. (23); Katsura (27) menyatakan bahwa indeks panen yang tinggi berasosiasi dengan akumulasi biomassa yang tinggi sebelum antesis atau akumulasi biomassa yang tinggi selama pengisian biji. Menurut Gardner et al. (1991) sepanjang pertumbuhan vegetatif, akar, daun, dan batang merupakan sink yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi. Proporsi hasil asimilasi yang dibagikan ke ketiga organ tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Penggunaan varietas pada penelitian ini terlihat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Data pada peubah pertumbuhan yang diamati pada setiap minggu pengamatan seperti tinggi tanaman, bobot kering brangkasan, batang dan daun, indeks luas daun memperlihatkan pola pertumbuhan tanaman yang berbeda antara varietas Sima dan (Gambar 3b, 5b, 6b dan 8b). Peubah pertumbuhan pada varietas Sima terlihat nilainya lebih tinggi dibandingkan. Keadaan ini mendukung hasil penelitian Purnamawati (27) bahwa tajuk pada tanaman Sima lebih besar (kapasitas source) yang dapat dilihat melalui nilai indeks luas daun dan bobot kering organ vegetatif (brangkasan, batang dan daun) yang juga tinggi sedangkan pada tanaman

52 memiliki kapasitas sink yang lebih tinggi hal ini terlihat dari jumlah ginofor dan polong yang terbentuk serta indeks panen yang tinggi pada kelinci (Gambar 14b). Pengamatan pertumbuhan jumlah ginofor dan polong pada setiap minggu dalam penelitian ini menunjukkan bahwa varietas memiliki jumlah ginofor dan polong yang lebih tinggi dibanding Sima, tetapi pada 12 SMT jumlah ginofor dan polong pada Sima meningkat lebih tinggi dibanding (Gambar 9b). Diduga jumlah ginofor dan polong yang lebih tinggi pada Sima saat 12 MST disebabkan tanaman Sima mempunyai laju pembentukan ginofor dan polong yang agak lambat di awal dan menjadi cepat setelah 1 MST. Walaupun demikian menurut Oentari (28) Sima dan memiliki pola pembungaan yang hampir sama, cenderung meningkat pada masa awal fase generatif (25 3 HST), kemudian mencapai puncak dan mengalami penurunan menjelang masa pengisian polong (sekitar 5 SHT). Menurut Mas udah (28) Sima memiliki jumlah total bunga tertinggi ( 146 buah) jika dibandingkan dengan (15 buah). Jumlah bunga yang tinggi tentu akan berpeluang membentuk jumlah ginofor yang tinggi pula. Pada kacang tanah tidak semua bunga yang dihasilkan mampu membentuk ginofor dan polong. Polong-polong yang terbentuk berkembang dari bunga-bunga yang paling awal. Polong-polong tersebut juga mempunyai keuntungan permulaan dalam waktu dan persediaan asimilat yang lebih baik dibanding polong-polong yang terbentuk lebih lambat. Korelasi yang nyata antara komponen pertumbuhan dan hasil ditunjukkan pada bobot kering batang 8 MST dan bobot kering batang 12 MST dengan indeks luas daun 6 MST (Lampiran 7). Nilai r antara bobot kering batang 8 MST dan indeks luas daun 6 MST kacang tanah pada penelitian ini sebesar.79 [(1)(.79) 2 = 62%]. Artinya pada umur 8 MST terdapat 62% keeratan hubungan atau keragaman dalam peubah bobot kering batang yang dapat dterangkan oleh indeks luas daun 6 MST. Bobot kering batang 8 MST berkorelasi positif dengan indeks luas daun 6 MST. Keadaaan ini menjelaskan bahwa indeks luas daun 6 MST yang meningkat akan meningkatkan bobot kering batang 8 MST. Indeks luas daun 6 MST juga berkorelasi positif dan berpengaruh nyata dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r sebesar.6 [(1)(.6) 2 = 36%]. Korelasi postif dan pengaruh sangat nyata juga terdapat pada indeks luas daun 8 MST

53 dengan bobot kering batang 12 MST dengan nilai r.78 [(1)(.78) 2 = 61%] Pertumbuhan kacang tanah umur 8 MST sampai 12 MST berada pada fase awal pengisian biji dan masa pengisian biji. Apabila bobot kering batang kacang tanah tinggi pada umur 8 MST 12 MST, maka menandakan bahwa ketersediaan kandungan karbohidrat (source) dalam batang cukup tinggi. Source (asimilat) dalam batang pada tanaman umur 8 MST 12 MST ini berfungsi dalam pengisian biji. Korelasi yang positif dan pengaruh yang nyata juga ditunjukkan oleh bobot kering batang 8 MST dan bobot kering ginofor dan polong 8 MST dengan nilai r sebesar,7 [(1)(.7) 2 = 49%]. Indeks luas daun yang tinggi pada masa pembentukan polong dan pengisian biji sangat menguntungkan karena menggambarkan penyekapan sinar matahari yang luas oleh daun untuk aktifitas fotosintesis guna penyediaan asimilat untuk pertumbuhan antara source (batang) dan sink (untuk pembentukan polong dan masa pengisian biji). Fotosintesis yang mencukupi dengan meningkatnya ILD pada 6 MST akan menunjang pertumbuhan batang 8 MST yaitu untuk penyediaan asimilat bagi fase pengisian biji. Menurut Goldworthy dan Fisher (1996) bobot kering batang akan berubah-ubah tergantung ukurannya dan banyaknya karbohidrat yang tersimpan. Penyimpanan karbohidrat dalam batang berkaitan dengan ketidakmampuan biji yang sedang berkembang untuk menerima asimilat yang tersedia pada waktu itu. Tiga faktor khusus yang penting dalam penentuan banyaknya penyimpanan dalam batang adalah tenggang waktu antara selesainya pembentukan batang dan pemanjangan daun dan permulaan pertumbuhan biji yang cepat, tenggang waktu antara akhir pertumbuhan biji yang cepat dan kemasakannya serta kapasitas malai (dalam hal ini polong untuk kacang tanah) untuk menerima asimilat selama pertumbuhan biji yang cepat (linear). Karbohidrat yang tersimpan dalam batang kemudian dapat ditanslokasikan ke biji. Berat batang menurun selama pertumbuhan biji. Cadangan karbohidrat dalam batang merupakan persediaan pengguna untuk pertumbuhan biji selama periode-periode bila fotosintesis sedikit. Pada tanaman berbiji, terdapat korelasi yang erat antara laju pertumbuhan biji dan aktivitas daun, dimana sebagian besar fotosintat diambil, seperti daun bendera pada padi-padian yang berbunga pada ujung dan daun di bawah bunga di

54 ketiak daun dan pada tanaman dikotil. Pada kedelai fotosintesis daun lebih tinggi selama pengisian polong dari pada pembungaan (Goldwothy & Fisher 1996). Korelasi positif antara tinggi tanaman 1 dan 12 MST terlihat nyata (Lampiran 1) dengan bobot kering batang 1 dan 12 MST dengan nilai r.8 dan.86 atau [(1)(.8) 2 = 64%] dan [(1)9.86) 2 = 73%] yaitu tinggi tanaman 1 MST berkorelasi positif terhadap kenaikan bobot batang 1 MST sebesar 64% dan tinggi tanaman 12 MST berkorelasi positif terhadap bobot kering batang 12 MST. Penggunaan konsentrasi paclobutrazol penelitian ini menekan pertumbuhan tinggi tanaman dengan demikian tananaman yang tertekan pertumbuhannya akan memberikan bobot kering batang yang rendah. Bobot kering batang yang tertekan pada 1 MST menjelaskan bahwa terdapat remobilisasi asimilat dari source ke sink. Korelasi negatif komponen pertumbuhan dengan komponen hasil terlihat sangat nyata pada tinggi tanaman 1 MST dan nyata pada 12 MST dengan indeks panen dengan nilai r sebesar -.77 dan -.76 atau [(1)(.77) 2 = 59%] dan [(1)(-.76) 2 = 58%]. Terlihat bahwa peningkatan tinggi tanaman pada umur 1 MST mempunyai hubungan yang erat sebesar 59% menurunkan indeks panen dan peningkatan tinggi batang pada 12 MST mempunyai keeratan hubungan sebesar 58% menurunkan indeks panen kacang tanah. Kondisi ini menjelaskan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman yang meningkat pada umur 1 MST (saat awal pengisian biji) dan 12 MST (masa pengisian biji) akan menimbulkan kompetisi pemanfaatan source (asimilat) oleh pertumbuhan batang itu sendiri dan sink (pengisian polong).