Sally Wiranti Dama Hayatiningsih Gubali, Nikmah Musa. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 1

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L) BERDASARKAN VARIASI JARAK TANAM DAN VARIETAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

GELOMBANG BUNYI FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI BAKSO (Brassica rapa var. parachinensis L.)

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS BOKASHI SAMPAH PASAR DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK ORGANIK KOTORAN AYAM SULEMAN,D,CINDRA,NELSON POMALINGO,NURMI

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

Transkripsi:

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 1

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) BERDASARKAN PRESENTASE NAUNGAN DAN VARIETAS Sally Wiranti Dama (1), Hayatiningsih Gubali (2), Nikmah Musa (2) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo Email :Sallywiranti.dama@yahoo.com ABSTRAK Produksi tanaman sawi di Provinsi Gorontalo menurundiduga disebabkan oleh faktor iklim mikro dan lingkungan yang belum sesuai dengan pertumbuhan tanaman sawi oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman sawiyaitu dengan penggunaan naungan dan varietas yang sesuai dengan iklim dan lingkungan.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) berdasarkan presentase naungan dan varietasserta interaksi antar naungan dan varietas. Penelitian inidilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014 di Desa Toto Utara, Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dalam RAK yang terdiri dari 2 faktor, faktor pertama intensitas naungan yaitu: tanpa naungan, naungan 50%, naungan 75% dan faktor kedua adalah varietas yang terdiri dari varietas tosakan dan varietas dora dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan berpengaruh terhadap indeks luas daun, sedangkan varietas tidak berpengaruh terhadap semua parameter pengamatan, interaksi naungan dan varietas berpengaruh tehadap parameter jumlah daun. Kata kunci : Sawi, Naungan, Varietas PENDAHULUAN Tanaman sawi adalah salah satu jenis sayuran dari family Cruciferae merupakan jenis sayuran yang banyak digemari orang sehingga dan memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan. Nilai gizi dalam 100 g sawi adalah sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg, vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg (Haryanto, 2003). Produksi tanaman sawi di Provinsi Gorontalo menurun diduga disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor genetik karena tanaman sawi bukan tanaman asli Indonesia tetapi berasal dari daerah subtropis, sehingga bila tanaman sawi dibududayakan didaerah beriklim tropis seperti Indonesia maka perlu mengupayakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman sawi. Tanaman sawi tidak membutuhkan cahaya penuh oleh sebab itu bila dibudidayakan didaerah tropis maka perlu diberikan naungan agar radiasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan tanaman. Cahaya matahari merupakan sumber sumber energi pada tanaman. Peningkatan cahaya matahari dapat meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman, tetapi intensitas cahaya yang tinggi pada siang hari dapat Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 2

mengakibatkan kelayuan pada tanaman. Dampak negatif tersebut dapat dicegah dengan melakukan penanaman di bawah naungan. Naungan dapat menyebabkan terjadinya perubahan terhadap cahaya matahari yang diterima oleh tanaman, baik intensitas maupun kualitas sehingga akan sangat berpengaruh pada berbagai aktifitas tanaman (Nurul dkk, 2013) Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman sawi di Provinsi Gorontalo adalah dengan menggunakan varietas unggul yang toleran terhadap kondisi lingkungan. Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani oleh karena itu varietas unggul yang memiliki berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting.varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi.tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifat-sifat agrinomis penting lainnya sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L) Berdasarkan Varietas dan Presentase Naungan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2014 di Desa Toto Utara Kecamatan Tilong kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo yang terletak pada 0,32 0 LU-0,29 0 LS dan 123,0 0 BT 123,16 0 dengan ketinggian ± 18 meter dpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 27,4 0 C dimana suhu maksimum berkisar antara 32,8 0 C dan suhu minimum antara 24,0 0 C sedangkan curah hujan berkisar antara 66-124 mm/bulan (BMKG, 2014). Kondisi lahan percobaan dengan Kadar Air 2,88%, ph 6,61, C-Organik 0,89%, N-Total 0,12%, P 2 0 5 87 ppm, K 2 O 44 ppm, Mn 16,64 ppm (PT.PG Tolangohula, 2014).Benih yang digunakan dalam penelitian yaitu benih tanaman sawi varietas tosakan dan varitas dora, pupuk dasar, dan paranet 50% dan 75 %. Penelitian ini menggunakan faktorial dalam rancangan acak kelompok (faktorial RAK) dengan 6 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan, sehingga terdapat 18 unit percobaan, faktor pertama yaitu naungan :N 0 : Tanpa naungan,n 1 : Naungan 50%,N 2 :Naungan75% Faktor kedua Varietas: V 1 :Varietas TosakanV 2 :Varietas Dora. Prosedur penelitian adalah persiapan lahan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibajak dan diratakan dengan cangkul serta dibuat drainase untuk mencegah genangan air setelah itu dibuat petak dengan ukuran 2 x 2 meter dengan jumlah petakan keseluruhan 18 petak dan jarak antar petak 50 cm. Pembuatan naungan, bahan yang digunakan dalam pembuatan naungan yaitu bambu dan paranet dengan presentase 50% dan 75%. Bambu dipotong dengan ukuran 1 m sebagai tiang untuk naungan sedangkan lebar paranet disesuaikan dengan lebar petakan yaitu 2x2 m. Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 1-2 minggu atau sudah memiliki 3-4 helai daun maka bibit siap dipindahkan kebedengan dan ditanam dengan jarak tanam 30 x 40.Penanaman dilakukan pada pagi hari ataupun sore hari.pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, penyiraman, penyiangan, dan pembumbuan. Pemanenan dilakukan pada umur 28-30 hari setelah tanaman (HST) dengan memotong pangkal batang. Variabel yang di amati adalah Tinggi tanaman (cm),jumlah daun (helai),indeks luas daun, dan Bobot basah (g/tanaman). Hasil analisis data dengan menggunakan analisis keragaman (Analysis of Variance = ANOVA) jika F hitung lebih besar dari F table maka akan dilakukan uji lanjut dengan BTN pada taraf 5%. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 3

HASIL Tinggi tanaman Hasil analisis sidik ragam terhadap pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan pemberian naungan dan varietas serta interaksi antara naungan dan varietas tidak berpengaruh nyata. Naungan : Tabel 1.Rata-rata tinggi tanaman sawi umur 6, 12,18,dan24HariSetelah Tanaman(HST) Keterangan : tn = tidak nyata Secara statistik perlakuan naungan 50% menunjukkan hasil lebih baik pada umur 6, 12, dan 18 HST dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan untuk perlakuan varietas hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh varietas tosakan pada umur 6, 12, dan 18 HST. Rata-rata tinggi tanaman sawi umur 6, 12, 18 dan 24 HST disajikan dalam tabel berikut: Jumlah daun Tinggi Tanaman (cm) 6 HST 12 HST 18 HST 24 HST Tanpa Naungan 8.18tn 12.63tn 22.74tn 38.65tn Paranet 50% 8.49tn 13.55tn 23.40tn 36.95tn Paranet 75% 8.03tn 13.10tn 22.86tn 37.46tn BNT 5% - - - - Varietas : Tosakan 8.61tn 13.52tn 23.72tn 37.44tn Dora 7.86tn 12.67tn 22.28tn 37.93tn BNT 5% - - - - Hasil analisis sidik ragam pada parameter jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuan naungan dan varietas serta interaksi antara naungan dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman sawi pada umur 6 dan 18 HST. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi umur 6 da 18 HST disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 2. Rata-rata jumlah daun umur 6 dan 18 Hari Setelah Tanaman (HST) Jumlah Daun 6 HST 18 HST Naungan : Tanpa Naungan 2.84tn 5.07tn Paranet 50% 2.87tn 4.87tn Paranet 75% 2.65tn 4.74tn BNT 5% - - Varietas : Tosakan 2.85tn 4.92tn Dora 2.72tn 4.87tn BNT 5% - - Keterangan : tn = tidak nyata Hasil analisi sidik ragam terhadap parameter jumlah daun menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara naungan dan varietas.interaksi antara naungan dan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman sawi pada umur 12 HST dan 24 HST. Berikut ini rata-rata jumlah daun tanaman sawi umur 12 dan 24 HST disajikan pada tabel 3: Tabel 3. Rata-rata jumlah daun umur 12dan 24 Hari Setelah Tanaman (HST) Pengataman 12HST Tosakan Varietas Dora Tanpa Naungan 3.30b 3.10ab Naungan 50% 3.33b 2.87a Naungan 75% 3.27b 3.30b BNT 5% 0,26 Varietas Pengamatan Tosakan Dora 24HST Tanpa Naungan Naungan 50% Naungan 75% 8.03b 8.10b 6.73a BNT 5% 0,88 8.00ab 7.97ab 8.43b Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 4

Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada uji BNT 5% tanaman sawi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Indeks Luas Daun Hasil analisis sidik ragam pengamatan indeks luas daun menunjukkan perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap indeks luas daun tanaman sawi pada umur 24 HST, tetapi pada umur 6, 12 dan 18 HST tidak berpengaruh nyata serta tidak terdapat interaksi antara naungan dan varietas terhadap indeks luas daun tanaman sawi. Berikut ini hasil rata-rata pengukuran indeks luas daun tanaman sawi di sajikan pada tabel 4. Tabel 4. Rata-rata Indeks Luas Daun (ILD) tanaman sawi umur 6,12,18, dan 24 Hari Setelah Tanaman (HST) Tabel 5. Rata-rata bobot basah tanaman sawi Bobot Basah Naungan: Tanpa Naungan 127.04tn Paranet 50% 111.42tn Paranet 75% 105.44tn Varietas : Tosakan 111.39tn Dora 109.25tn Keterangan : tn = tidak nyata Naungan : Indeks Luas Daun 6 HST 12 HST 18 HST 24 HST Tanpa Naungan 0.17tn 0.52tn 4.32tn 7.12b Paranet 50% 0.16tn 0.46tn 4.11tn 7.94c Paranet 75% 0.17tn 0.53tn 4.26tn 6.93a BNT 5% - - - 0.80 Varietas : Tosakan 0.18tn 0.51tn 4.27tn 7.34tn Dora 0.16tn 0.50tn 4.19tn 7.32tn BNT 5% - - - - Keterangan :angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% tn = tidak nyata Bobot Basah Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel.5, menunjukan bahwa perlakuan naungan dan varietas pada tanaman sawi serta interaksi antara naungan dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap pengukuran bobot basah tanaman sawi. Hasil rata-rata bobot basah PEMBAHASAN Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Terhadap Pemberian Naungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan berpengaruh nyata terhadap indeks luas daun pada umur 24 HST, tetapi tidak berpengaruh nyata pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan indeks luas daun pada umur 6, 12 dan 18 HST serta bobot basah tanaman, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata hampir pada semua parameter yang diamati tetapi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi cenderung lebih baik dijumpai pada perlakuan naungan 50%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian naungan mampu mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pada kondisi intensitas radiasi yang tinggi, di duga pada intensitas radiasi yang tinggi dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini disebakan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung cepat sehingga dapat merusak klorofil sebaliknya pada intensitas radiasi yang terlalu rendah akan membatasi fotosintesis dan menyebabkan cadangan makanan cenderung lebih banyak dipakai dari pada disimpan, oleh Haryanti (2010), dijelaskan bahwa pada Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 5

intensitas radiasi yang tinggi kelembaban udara juga berkurang sehingga proses transpirasi berlangsung lebih cepat. Tanaman sawi memberikan pertumbuhan yang baik pada tingkat naungan 50% karena pada kondisi naungan 50% intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut sehingga tanaman dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, kebanyakan tanaman mempunyai kemampuan dalam mengatasi cekaman naungan tergantung dengan kemampuan tanaman dalam melakukan fotosintesis. Pada kondisi naungan 75% intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman semakin sedikit seiring dengan meningkatnya presentase naungan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, cahaya diperlukan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan cahaya pada tanaman akan mengakibatkan terhambatnya proses metabolisme, sehingga dapat menurunkan biomasa tanaman, sehingga pemberian naungan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan morfologi tanaman. Sesuai pendapat Gardneret al. (1995) bahwa intensitas radiasi yang terlalu tinggi dapat menekan kerja auksin sebaliknya bila suhu terlalu rendah akan memacu kerja auksin, tertekannya kerja auksin dapat mengurangi pertumbuhan tanaman. Pemberian naungan berarti menormalisir kebutuhan intensitas radiasi surya, suhu dan kelembaban bagi tanaman yang rentan terhadap suhu yang terlalu tinggi. Indeks luas daun merupakan perbandingan luas daun total dengan luas tanah yang ditutupi atau luas daun di atas suatu luasan tanah. Harga indeks luas daun >1 menggambarkan adanya saling menaungi diantara daun yang mengakibatkan daun yang ternaungi pada lapisan bawah tajuk mendapat cahaya yang kurang dan karenanya mempunyai laju fotosintesisyang lebih rendah dari daun yang tidak ternaungi (Sitompul dan Guritno.,1995). Intensitas cahaya yang rendah pada kondisi ternaungi akan menjadikan pertumbuhan daun melebar tetapi lapisan epidermis lebih tipis, jumlah jaringan palisade sedikit, ruang antar sel lebih lebar dan jumlah stomata menjadi lebih banyak namun sebaliknya pada kondisi tanpa naungan intensitas cahaya yang diterima tanaman lebih tinggi sehingga pertumbuhan daun lebih sedikit, berbentuk lebih kecil dengan jumlah stomata yang sedikit, lapisan kitikula dan dinding sel lebih tebal, ruang antar sel kecil dengan struktur daun yang keras. Peningkatan maksimum terjadi pada umur tanaman 24 HST atau pada fase generatif tanaman. Menurut Gardner et al.(1991) dalam tajuk tanaman dengan nilai indek luas daun yang tinggi, daun yang muda pada pucuk tanaman menyerap radiasi paling banyak, memiliki laju asimilasi CO2 yang tinggi dan mentranslokasikan sejumlah hasil asimliasi ke bagian tumbuhan yang lain. Sebaliknya daundaun yang lebih tua pada dasar tajuk dan terlindungi mempunyai laju asimilasi CO2 yang rendah dan memberikan lebih sedikit asimilasi kepada bagian tumbuhan yang lain.hal ini menjelaskan mengapa tanaman sawi menunjukan perbedaan secara signifikan pada perlakuan naungan, sehingga pada dasarnya tanaman sawi akan memberikan respon terhadap perbedaan intensitas cahaya matahari yang di terimanya. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pemberian naungan juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi hasil baik berat basah tanaman sawi. Berat basah tidak berpengaruh nyata hal ini diduga karena pertumbuhan vegetatif sejak awal pertumbuhan tidak seoptimal seperti pada tanpa naungan, pertumbuhan vegetatif yang kurang optimal disebabkan penerimaan cahaya matahari yang tidak optimal karena laju fotosintesis yang yang berjalan dengan lambat sehingga sebagian cahaya matahari tertahan oleh naungan yang akan menyebabkan cadangan makanan dalam tanaman lebih sedikit sehingga bobot basah tanaman sawi lebih sedikit. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Berdasarkan Varietas Berdasarkan hasil analisis sidik ragam varietas tidak memberikan pengaruh yang nyata pada semua parameter pengamatan baik pada tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, bobot basah tanaman sawi.hal ini diduga setiap Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 6

tanaman mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda.selain itu, keadaan dilokasi penelitian turut juga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi.setiap tumbuhan mempunyai suatu kisaran toleransi tertentu terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu, sebagian tanaman dapat berhasil tumbuh pada kondisi lingkungan yang beraneka ragam. Gardner et al. (1995) menambahkan bahwa ciri-ciri tertentu suatu pertumbuhan terutama dipengaruhi oleh faktor genotip tanaman, sedangkan faktor-faktor lainnya dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun secara genetik, varietas lain mempunyai potensi produksi yang baik, tapi karena masih dalam tahap adaptasi dan kondisi lingkungan pada lahan penelitian yang tidak mendukung maka varietas tersebut tidak dapat memperlihatkan sifat unggulnya seperti produksinya yang lebih rendah dari pada yang seharusnya. Hal ini yang memungkinkan tidak berpengaruhnya beberapa varietas terhadap semua peubah pertumbuhan dan hasil yang diamati. Pertumbuhan dan produksi suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.hal tersebut dapat dijelaskan sejalan dengan pernyataan Heddy (2008), dimana genotip tanaman menetapkan hasil dari tanaman dan ditentukan oleh sekumpulan sifat yang diturunkan, fenotip diproduksi oleh genotip khusus hasil interaksi ciri-ciri genotip dengan lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh.pernyataan tersebut diperkuat oleh Sitompul dan Guritno (1995), Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup morfologi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Interaksi antara Naungan dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi yang nyata antara naungan dan varietas terdapat pada pengamatan jumlah daun pada umur 12 dan 24 HST.Terlihat bahwa naungan yang berbeda memberikan pengaruh interaksi yang nyata bila dikombinasikan dengan varietas yang berbeda pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan naungan 50% akan memberikan pertumbuhan jumlah daun terbaik apabila di kombinasikan dengan varietas tosakan demikian pula pada perlakuan naungan 75% akan memberikan hasil terbaik apabila dikombinasikan dengan varietas dora kedua perlakuan tersebut menunjukkan hasil yang baik pada umur 12 HST sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap tanaman membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan pada umur 24 HST hal yang juga sama terjadi peningkatan jumlah daun tanaman sawi terbaik dijumpai pada kombinasi perlakuan antara varietas tosakan dengan naungan 50% dan untuk varietas dora kombinasi perlakuan naungan 75% menunjukkan hasil terbaik. Interaksi yang terjadi antara kedua varietas terhadapparameter pegamatan jumlah daun menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tumbuh tanaman sehingga setiap varietas memberikan respon yang berbeda. tanaman memilki karakteristik yang berbeda, termasuk didalamnya kemampuan setiap dalam penyerapan nutrisi. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam produksi tanaman walaupun morfologi dan syarat tumbuh tanaman tersebut sama(kartikawati, 2004). Kombinasi varietas dengan naungan dapat memenuhi kebutuhan cahaya dan efisiensi cahaya terhadap tanaman karena setiap tanaman membutuhakan intensitas cahaya yang berbeda untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, setiap varietas memberikan tanggapan yang berbeda terhadap kondisi lingkungan, masing-masing varietas mempunyai morfologi daun yang berbeda baik ukuran, bentuk maupun jumlah daun yang menyebabkan perbedaan penerimaan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 7

intensitas cahaya sehingga pertumbuhan dan hasil akan berbeda pula. KESIMPULAN Kesimpulan 1. Tanaman sawi memberikan respon pada parameter indeks luas daun pada umur 24 HST. 2. Varietas tidak memberikan respon pada semua parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, dan bobot basah tanaman. 3. Interaksi antara presentase naungan dan varietas memberikan respon pada parameter jumlah daun umur 12 HST ditunjukkan oleh perlakuan naungan 50% dengan varietas tosakan dan naungan 75% dengan varietas dora sedangkan pada umur 24 HST perlakuan naungan 75% dengan varietas dora menunjukkan hasil terbaik untuk parameter jumlah daun. Muhsanati.,Reni,M.,Tari Gita,P,S., 2008.Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Strowberi (Fragaria x annasa). J. naungan pada tanaman stroberi : 31-34. ISSN 1979-0228 Nurul N., Karunia,P.W.,Eko W., 2013. Studi Pemberian Air dan Tingkat Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl). J. Produksi Tanaman.1(4):34-41. ISSN: 2338-3976. PT. PG Tolangohula, 2014.Report Of Analysis. Gorontalo. DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2014.Data Klimatologi. Jalaludin Gorontalo Gardner, P.F. Pearce B.R. Mitchell, L.R., 1991. Fisilogi Tanaman Budidaya. UI Press. Haryanti, S., 2010.Penagruh Naungan yang Berbeda Terhadap Jumlah Stomata dan Ukuran Porus Stomata Daun (Zephyranthes rosea Lindl).J.Buletin Anatomi dan Fisiologi.XVIII(1). Maret Haryanto, E., 2003.Sawi dan Selada. Pustaka Setia, Jakarta Heddy, S., 2008.Agroekosistem : Permasalahan Lingkungan Pertanian. Jakarta Kartikawati, Maria Theresia Dian., 2004. Respon Dua Varietas Tanaman Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L Walp) Terhadap Pemberian Boron Pada Konsentrasi yang berbeda.skripsi.fakultas pertanian Universitas Brawijaya.Malang. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 8