BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember
|
|
- Liani Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai Februari Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah setek batang ubi jalar sebagai objek yang diamati yaitu varietas A 82, MSU , dan Daya. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), Pupuk Kandang sapi, Kompos Blotong Tebu. Pupuk Urea, TSP, KCl sebagai pupuk dasar, insektisida organik untuk mengendalikan organisme pengganggu. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, tali, Body Sprayer, tugal, pacak sampel, pacak perlakuan, gembor, buku tulis, kalkulator, pena dan penggaris. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan perlakuan: Faktor I: Varietas ubi jalar V1 =Ubi jalar A 82 V2 =Ubi jalar MSU V3 = Ubi jalar Daya Faktor II: Bahan Organik B0 = Tanpa Bahan Organik
2 B1 = Kompos TKKS B2 = Pupuk kandang sapi : 10 ton/ha, 250 g/tanaman : 10 ton/ha, 250 g/tanaman B3 = Kompos Blotong Tebu: 10 ton/ha, 250 g/tanaman Sehingga didapat 12 kombinasi: V1B0 V2B0 V3B0 V1B1 V2B1 V3B1 V1B2 V2B2 V3B2 V1B3 V2B3 V3B3 Jumlah ulangan : 3 ulangan Jumlah Plot : 12 Jumlah plot seluruhnya : 36 Jarak Tanam Panjang Plot Lebar Plot Jarak antar Blok Jarak antar Plot Jumlah tanaman per plot Jumlah sampel per plot : 25 cm : 200 cm : 50 cm : 50 cm : 100 cm : 6 tanaman : 4 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 144 tanaman Jumlah seluruh tanaman : 216 tanaman Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linear berikut: Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
3 Keterangan: Yijk : Hasil pengamatan untuk unit percobaan ke i dengan perlakuan varietas ke j dan bahan organik ke k µ : Nilai tengah perlakuan ρi αj βk : pengaruh blok pada taraf ke i : Pengaruh varietas pada taraf ke - j : Pengaruh perlakuan bahan organik pada taraf ke k (αβ) jk : pengaruh interaksi antara varietas pada taraf ke-j danbahan organik pada taraf ke - k εijk : galat perlakuan pada blok ke I yang mendapat perlakuan varietas pada taraf ke j, perlakuan bahan organik pada taraf ke k. Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan yaitu uji Duncan dengan taraf 5%.
4 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal Areal penanaman yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma di areal tesebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengn menggunakan cangkul dengan kedalaman olah kira-kira 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran 200 cm x 50 m dan jarak antar blok 50 cm. pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian. Pembuatan Bedengan Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan lahan dengan ukuran 200x50 cm dengan jarak antar plot 100 cm dan jarak antar blok 50 cm. Persiapan Bahan Tanaman Pengambilan setek pada pagi hari yaitu pada waktu kandungan air maksimum agar tidak layu saat disimpan sebelum penanaman. Panjang setek batang adalah cm dengan sekitar 6-8 buku. Aplikasi Bahan Organik Aplikasi bahan organik dilakukan pada sesaat sebelum penanaman agar tanah tercampur dengan bahan organik. Pemupukan Dasar Pemupukan dasar dilakukan pada saat sehari sebelum tanam. Pupuk yang diberikan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk ubi jalar yaitu pupuk NPK dengan dosis 1/3 bagian yaitu masing-masing 1,5 gr/tan. Pupuk dimasukkan dalam larikan dan ditutup kembali.
5 Penanaman Penanaman setek dilakukan dengan ditanam secara mendatar atau agak miring dengan sudut 45 0 sedalam 5-10 cm, dengan sekurangnya tiga atau empat buku dibenamkan ke dalam tanah dengan jarak tanam antar larikan 25 cm. Penanaman dilakukan pada minggu ketiga. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan pagi atau sore hari. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila ada setek yang rusak atau tidak tumbuh pada saat 2-3 MST setelah penanaman di lapangan. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dalam tanah. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Pembumbunan dilakukan agar umbi dapat terbentuk secara sempurna. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST, kemudian pada saat tanaman berumur 8 MST. Pengangkatan Batang Pengangkatan batang bertujuan mencegah terbentuknya umbi-umbi kecil. Pengangkatan atau pembalikan batang dilakukan pada umur 50 HST atau pengangkatan batang dilakukan berdasarkan pengamatan adanya akar yang tumbuh pada ruas-ruas batang.
6 Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan insektisida organik. Sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan fungisida organik. Pengendalian dilaksanakan seminggu sekali sesuai kondisi lahan. Panen Panen dilakukan pada saat ubi jalar berumur 12 MST. Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman hingga ke akarnya. Tanaman dikeringanginkan dan kemudian dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. Umbi dipotong dari batang dan akar tanaman. Peubah Amatan Pertambahan Panjang Tanaman (cm) Pertambahan Panjang tanaman yaitu selisih antara data pengamatan 2 MST dikurangi dengan 1 MST,yaitu diukur mulai pangkal batang (diatas permukaan tanah) hingga ujung yang diluruskan, dan dilakukan dengan interval 1 minggu yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 MST. Panjang umbi (cm) Panjang umbi diukur dari pangkal umbi sampai ujung umbi menggunakan meteran dan dilakukan setelah panen. Jumlah umbi (umbi) Jumlah umbi (umbi) dihitung dengan menghitung Jumlah umbi setelah panen. Bobot umbi (g) Bobot umbi (g) ditimbang dengan timbangan dan dilakukan setelah panen.
7 Rataan Bobot Umbi Rataan bobot umbi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Bobot umbi per plot (g) setelah panen Rataan bobot umbi = bobot umbi Jumlah umbi Bobot umbi per plot (g) ditimbang dengan timbangan dan dilakukan Lilit umbi (cm) Indeks Panen Diameter umbi diukur setelah panen dengan menggunakan meteran. Indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut Indeks panen = bobot umbi bobot seluruh tanaman
8 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertambahan Panjang Tanaman (cm) Hasil analisis sidik ragam dari pertambahan panjang tanaman pada umur 1 sampai 7 MST dapat dilihat pada Lampiran Masing masing varietas menunjukkan perbedaan nyata pertambahan panjang tanaman 1, 2, dan 4 MST, sedangkan perlakuan bahan organik hanya berpengaruh nyata pada umur 1 dan 3 MST. Interaksi varietas dengan pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman 4 dan 5 MST. Hasil uji beda rataan interaksi varietas dengan pemberian beberapa bahan organik terhadap pertambahan panjang ubi jalar 5 MST dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pertambahan panjang beberapa varietas ubi jalar dengan pemberian bahan organik terhadap pertambahan panjang ubi jalar pada umur 5 MST. BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...cm... Tanpa Bahan Organik 5,79e 16,50ab 15,71abc 12,67 Kompos TKKS 12,83abcde 14,50abcd 8,68cde 12,00 Pukan Sapi 12,50abcde 7,63de 13,17abcde 11,10 Kompos Blotong 9,54bcde 12,08abcde 17,71a 13,11 Rataan 10,17 12,68 13,81 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada Taraf 5 %. Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa rataan pertambahan panjang ubi jalar tertinggi pada kombinasi Varietas Daya dan Kompos Blotong (17,71 cm) dan yang terendah Varietas A 82 dan tanpa Bahan Organik (5,79 cm).
9 20 pertambahan Panjang Tanaman (cm) A 82 MSU Daya 0 Tanpa Bahan Organik Kompos TKKS Pukan Sapi Kompos Blotong Bahan Organik
10 biologi tanah dimana tanah akan menjadi remah dan pertukaran anion dan kation cepat. Sehingga unsur hara cepat diserap tanaman dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Murbandono (2005) yang menyatakan bahan organik berperan langsung sebagai sumber hara setelah mengalami mineralisasi dan secara tidak langsung menciptakan suatu kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang baik dengan meningkatkan ketersediaan hara untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia, biologi tanah untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Panjang Umbi (cm) Hasil analisis sidik ragam dari panjang umbi dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24. Masing - masing varietas dan bahan organik menunjukkan pengaruh nyata terhadap panjang umbi. Interaksi varietas dengan bahan organik tidak berpengaruh nyata pada panjang umbi. Hasil uji beda rataan panjang umbi pada beberapa varietas dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Panjang umbi ubi jalar beberapa varietas dengan pemberian bahan organik BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...cm... Tanpa Bahan Organik 10,84 10,87 10,78 10,83b Kompos TKKS 14,14 14,20 11,01 13,12a Pukan Sapi 14,47 13,46 10,80 12,91a Kompos Blotong 13,91 12,05 11,12 12,36a Rataan 13,34a 12,64a 10,93b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada Taraf 5 %. Dari Tabel 2. dilihat bahwa rataan panjang umbi pada beberapa varietas tertinggi pada Varietas A 82 (13,34 cm) dan yang terendah Daya (10,93 cm).
11 Panjang Umbi (cm) A 82 MSU Daya Varietas Panjang Umbi (cm) tanpa BO TKKS Pukan Sapi Blotong Bahan Organik
12 Bahan Organik (10,83 cm). Bahan organik berpengaruh nyata terhadap panjang umbi dimana panjang umbi tertinggi yaitu pada pemberian kompos tkks yaitu 13,12 cm. Hal ini dikarenakan pemberian kompos tkks mengandung unsur K yang berperan sebagai pembentukan karbohidrat ke bagian tanaman dan mengaktifkan enzim untuk reaksi fotosintesis sehingga mempengaruhi bobot dan panjang umbi. Hal ini sesuai dengan PPKS (2006) Tandan kosong merupakan limbah kelapa sawit yang kaya akan unsur kalium. Kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki kandungan unsur hara yang cukup yaitu C= 35%, N=2,34%, P=0,31%, K=5,53%, Ca=1,46%, Mg=0,96%, dan air 96%. Dari hasil analisis tanah kandungan K sebesar 20,1 21,8 %. Varietas A 82 berbeda nyata terhadap panjang umbi. Hal ini disebabkan panjang umbi dipengaruhi oleh masing-masing varietas, bentuk umbi dipengaruhi oleh genetik. Namun faktor kesuburan dan struktur tanah serta iklim juga mempengaruhi bentuk dan diameter umbi. Tanaman ubi jalar merupakan tanaman semusim sehingga mampu tumbuh di daerah tropis maupun di daerah dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan (2008) yang menyatakan bahwa temperatur rendah pada malam mendukung pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari mendukung perkembangan vegetatif. Perkembangan umbi-umbian hanya terjadi pada kisaran 20 sampai 30ºC, optimum 25ºC dan umumnya berhenti dibawah 10 º C. Interaksi pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian berbagai bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap panjang umbi (cm), hal ini disebabkan masing masing varietas dan bahan organik sudah saling mendukung dan berperan baik pada panjang umbi.
13 Jumlah Umbi (umbi) Hasil analisis sidik ragam dari jumlah umbi dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Semua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi. Interaksi varietas dengan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi. Hasil rataan jumlah umbi dengan interaksi varietas dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Umbi ubi jalar pada beberapa varietas dan pemberian berbagai bahan organik BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...umbi... Tanpa Bahan Organik 2,67 3,00 2,42 2,69 Kompos TKKS 1,92 2,50 3,17 2,53 Pukan Sapi 2,58 2,42 3,25 2,75 Kompos Blotong 2,42 2,67 3,50 2,86 Rataan 2,40 2,65 3,68 Keterangan: Angka yang tidak diikuti oleh huruf pada baris dan kolom berbeda tidak nyata Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa perlakuan beberapa varietas dan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi. Hal ini dikarenakan berbagai faktor yakni faktor lingkungan yang kurang mendukung perlakuan dan pada setiap varietas umbi yang dihasilkan sedikit namun bobot umbi mempunyai nilai yang besar. Diakibatkan pada saat pembentukan umbi terjadi kekurangan air, sehingga menyebabkan air tidak tersedia pada saat pembentukan karbohidrat. Bahan organik cenderung menyediakan unsur hara yang berperan dalam tahap pengisian umbi, lalu hasil fotosintat cenderung ke padatan yang terkandung dalam jaringan tanaman sehingga dapat meningkatkan bobot umbi. Data analisa tanah menunjukkan bahwa kandungan P tinggi pada kompos blotong (2,35 %), dimana
14 P berperan sebagai pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan Syukur (2003) yang menyatakan bahwa Komposisi kimia blotong meliputi air (60-78%), sukrosa (2,1-7,3%), lilin (2-2,1%), serat (4,3-6,5%), abu (41%), P2O5 (0,4-1,8%), k2o (0,02%), CaO (0,8-1,1%). Bobot Umbi (g) Hasil analisis sidik ragam dari bobot umbi dapat dilihat pada Lampiran 27 dan 28. Masing - masing bahan organik berpengaruh nyata terhadap bobot umbi, sedangkan varietas tidak berbeda nyata terhadap bobot umbi. Interaksi varietas dengan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi. Hasil uji beda rataan bobot umbi pada pemberian bahan organik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Bobot umbi ubi jalar pada pemberian beberapa bahan organik BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...g... Tanpa Bahan Organik 80,83 121,67 126,67 109,72b Kompos TKKS 102,50 122,08 168,75 131,11b Pukan Sapi 129,58 111,25 155,83 132,22b Kompos Blotong 191,25 239,58 254,58 228,47a Rataan 126,04 148,65 176,46 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada Taraf 5 %. Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa rataan bobot umbi tertinggi pada pemberian Kompos Blotong (228,47 g) dan terendah Tanpa Bahan Organik (109,72 g). Pemberian bahan organik terhadap bobot umbi ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 4.
15 250,00 200,00 Bobot Umbi (g) 150,00 100,00 50,00 0,00 Tanpa BO TKKS Pukan Sapi Blotong Bahan Organik
16 Rataan Bobot Umbi (g) Hasil analisis sidik ragam dari rataan bobot umbi dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 30. Masing - masing bahan organik berpengaruh nyata terhadap bobot umbi, sedangkan varietas tidak berbeda nyata terhadap bobot umbi. Interaksi varietas dengan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi. Hasil uji beda rataan bobot umbi pada perlakuan bahan organik dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.Rataan Bobot umbi ubi jalar pada pemberian beberapa bahan organik BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...g... Tanpa Bahan Organik 36,76 48,21 50,11 45,03b Kompos TKKS 59,03 46,90 56,74 54,22b Pukan Sapi 53,06 47,36 48,21 49,54b Kompos Blotong 84,58 60,07 80,54 75,06a Rataan 58,36 50,64 58,90 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa rataan bobot umbi tertinggi pada pemberian Kompos Blotong (75,06 g) dan yang terendah Tanpa Bahan Organik (45,03 g). Pemberian bahan organik terhadap rataan bobot umbi ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 5.
17 Rataan Bobot Umbi (g) 80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0,000 Tanpa BO TKKS Pukan Sapi Blotong Bahan Organik
18 BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...g... Tanpa Bahan Organik 104,72 134,72 145,28 128,24b Kompos TKKS 131,11 125,83 182,22 146,39b Pukan Sapi 150,28 125,28 168,06 147,87b Kompos Blotong 217,50 211,39 268,61 232,50a Rataan 150,90 149,36 191, Bobot Umbi per Plot (g) Tanpa BO TKKS Pukan Sapi Blotong Bahan Organik
19 yang tinggi dan dapat menyuplai hara pada tanaman dengan dosis yang lebih tinggi dan proses dekomposisi bahan organik cepat mengakibatkan unsur hara cepat tersedia bagi tanaman. Kandungan C/N tanah juga mendekati C/N tanah sehingga mudah terdekomposisi. Hal ini sesuai dengan Baharsyah (2007) Pemberian blotong berpengaruh terhadap berat tanah, karena membentuk agregat tanah, sehingga butiran tanah dapat menyimpan air lebih banyak. Dimana unsur yang diperlukan tanaman akan tersedia bagi pertumbuhan tanaman dan juga merupakan sumber C-organik yang penting dalam pembentukan humus tanah. Pembebasan P organik dari kompos blotong menyebabkan ketersediaan P dalam tanah meningkat, sehingga kontak akar (umbi) dengan unsur hara P semakin besar. Keadaan tersebut menyebabkan jumlah serapan P semakin besar bagi pembentukan umbi. Lilit Umbi (cm) Hasil analisis sidik ragam dari rataan lilit umbi dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34. Masing masing varietas berbeda nyata terhadap lilit umbi, sedangkan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap lilit umbi. Interaksi varietas dengan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap lilit umbi. Hasil uji beda rataan lilit umbi pada perlakuan varietas dapat dilihat pada Tabel 7.
20 BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya...g... Tanpa Bahan Organik 10,00 10,79 11,01 10,60 Kompos TKKS 11,27 10,13 12,65 11,35 Pukan Sapi 9,53 10,30 11,63 10,49 Kompos Blotong 12,44 9,58 12,52 11,51 Rataan 10,80ab 10,20b 11,95a 12,5 12 Lilit umbi (cm) 11, ,5 10 9,5 9 A 82 MSU Daya Varietas
21 organik yaitu kompos blotong yang berperan dalam pengisian umbi sehingga umbi memiliki lilit umbi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan Chairani (2009) Blotong atau filter press mud sebagai hasil sampingan limbah pabrik gula mempunyai komposisi yang dapat dijadikan bahan pupuk organik bagi tanaman. Sebagian blotong tebu berasal dari serat tebu yang merupakan senyawa C organik. Kandungan unsur hara dalam blotong cukup tinggi dan menempatkan blotong lebih unggul daripada organik lain, sebab selain memperbaiki sifat fisik juga sebagai sumber hara yang dapat menguntungkan tanaman. Blotong dapat menyumbang unsur hara makro dan mikro ke dalam tanah. Indeks Panen Hasil analisis sidik ragam dari rataan indeks panen dapat dilihat pada Lampiran 35 dan 36. Masing - masing varietas dan bahan organik berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Interaksi varietas dengan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Hasil uji beda rataan indeks panen pada perlakuan beberapa varietas dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Indeks panen ubi jalar pada beberapa varietas dan bahan organik BO (g/tanaman) Varietas Rataan A 82 MSU Daya Tanpa Bahan Organik 0,38 0,30 0,43 0,37c Kompos TKKS 0,50 0,31 0,56 0,46a Pukan Sapi 0,47 0,29 0,43 0,39bc Blotong Tebu 0,49 0,32 0,54 0,45ab Rataan 0,46a 0,30b 0,49a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
22 0,6 0,5 Indeks panen 0,4 0,3 0,2 0,1 0 A 82 MSU Daya Varietas
23 Indeks Panen 0,50 0,45 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 Tanpa BO TKKS Pukan Sapi Blotong Bahan Organik
24 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Varietas Daya memiliki keunggulan kompetitif pada pertumbuhan vegetatif, panjang umbi, lilit umbi dan indeks panen. 2. Pemberian kompos tkks mampu meningkatkan panjang umbi 17,45 %, indeks panen 18,97 %. 3. Pemberian kompos blotong mampu meningkatkan bobot umbi 51,97 %, bobot umbi per plot 44,84 %, rataan bobot umbi 40,01 %. 4. Interaksi antara varietas dan pemberian berbagai bahan organik dapat meningkatkan pertambahan panjang tanaman 67,79 %. Saran Untuk teknologi budidaya ubi jalar yang optimal disarankan memakai varietas Daya dan pemberian bahan organik kompos blotong tebu dengan dosis yang tepat.
BAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan Desember 2014 sampai dengan Febuari 2015. 3.2 Bahan dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-
22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa Pusaka Kencana
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. : Ipomoea batatas (L.) Lam. lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam Rukmana (1997) sistematika tanaman ubi jalar diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)
I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dan dilakukan pada bulan Februari-April
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Sempakata Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ini teleh dilaksanakan di dalam pot di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Metode Percobaan
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun Percobaan Cikatas,Kampus IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian tempat 250 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat
Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian USU dan di Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU
16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawahkecamatan medan baru dengan ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat 3.331810 LU dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian + 25 meter diatas permukaan laut, mulai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk merupakan faktor yang penting dalam budidaya jagung manis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Tempat dan Waktu
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jalan H.R.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Universittas Medan Area Jl. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.
Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik Jarak antar larikan : 25 cm Populasi : Luas Lahan / Jarak tanam : 10.000 / 0,25 m : 40.000 tanaman Kebutuhan Pupuk K1 Urea 100 kg /Ha : Dosis / Populasi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM 15
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, jalan Binawidya km 12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kota
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pada ketinggian tempat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman
III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,
BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan
13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. tempat ± 30 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Awal Juli sampai
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 30 m dpl.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2016. Tanah pada lahan penelitian tergolong jenis Grumusol (Vertisol), dan berada pada ketinggian kurang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanaan di kebun percobaan IPB, Leuwikopo, Dramaga dengan jenis tanah latosol Dramaga. Percobaan dilaksanakan pada tanggal 26 September 2010 sampai dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciTata Cara penelitian
III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi adalah termasuk kedalam kingdom plantae, berdivisi spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya cruciferae, dikelompokan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan dilahan percobaanfakultaspertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,Jl.H.R. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN WAKTU
III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di areal kebun percobaan kampus STIPAP Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan Selama 6 bulan yaitu mulai dari bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciI.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
I.MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari 2014. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas
Lebih terperinciRESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah
RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah Staf Pengajar fakultas pertanian Universitas Lancang kuning Jurusan Agroteknologi ABSTRAK Permintaan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Universitas Muhammadiyah Malang, Desa Pendem, Kota Batu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2007 di UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya, Jl. Bina Widya Km.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Oleh Hayatul Yusro *) Dibawah bimbingan : Fatimah dan Yusmanidar Arifin *) Program
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Analisis bahan
Lebih terperinciRespon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK
Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6597 Vol.3. No.4, September 2015. (510) :1303-1308 Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan
Lebih terperinci