Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet. Gambar 1. Tablet Ocuson. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

No Nama RT Area k Asym N (USP)

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Gambar 2. Daun Tempuyung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco

3 METODOLOGI PENELITIAN

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Penetapan Simultan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat dalam Tablet secara Spektrofotometri

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan ODF metoklopramid. Sorbitol + Sukralosa + As.askorbat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Laporan Praktikum Analisa Tablet Vitamin C dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatograph)

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

VALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV PROSEDUR KERJA

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Transkripsi:

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1. Tablet Ocuson

Lampiran 2. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Ocuson 1. Ocuson (Sanbe) No. Reg : DKL9722221010A1 Expire Date : September 2016 Komposisi mg : Betametason... 0,25 mg Dexchlorpheniramin maleate... 2

Lampiran 3. Gambar Alat Gambar 2. Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1800) Gambar 3. Sonikator (Branson 1510) Gambar 4. Neraca Analitik (Boeco)

Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Larutan Induk Baku Betametason Baku Betametason LIB I Betametason 1000 μg/ml ditimbang sebanyak 50 mg dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a dipipet 12,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a LIB II Betametason 500 μg/ml Betametason 11,0 μg/ml dipipet 0,55 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm λ Betametason 239 nm

Lampiran 4. (Lanjutan) 2. Pembuatan Larutan Induk Baku Deksklorfeniramin Maleat Baku Deksklorfeniramin Maleat ditimbang sebanyak 50 mg LIB I Deksklorfeniramin Maleat dipipet 1000 12,5 μg/ml dipipet 12,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25Ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a LIB II Deksklorfeniramin Maleat 500 μg/ml dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan metanol p.a metanol p.a dipipet 1,05 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan Deksklorfeniramin Maleat 21,0 μg/ml λ Deksklorfeniramin maleat 259 nm diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm

Lampiran 4. (Lanjutan) 3. Pembuatan Larutan Standar Betametason dan Deksklorfeniramin Maleat LIB II Betametason 500 μg/ml diambil 0,25; 0,4; 0,55; 0,7; 0,85; 1 dan 1,15 ml dilarutkan dan dicukupkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan pelarut metanol p.a Larutan standar Betametason 5,0; 8,0; 11,0; 14,0; 17,0; 20,0; dan 23,0 μg/ml LIB II Deksklorfeniramin Maleat 500 μg/ml diambil 0,5; 0,8; 1; 1,3; 1,55; 1,75 dan 2 ml dilarutkan dan dicukupkan ke dalam labu tentukur 25 ml dengan pelarut metanol p.a Larutanstandar Deksklorfeniramin maleat 10,0; 16,0; 21,0; 26,0; 31,0; 35,0 dan 40 μg/ml

Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Penentuan Panjang Gelombang Analisis Deksklorfeniramin Maleat dan Betametason Deksklorfeniramin Maleat 40,0 μg/ml Betametason 5,0 μg/ml diukur serapan dari masing-masing deksklorfeniramin maleat dan betametason panjang gelombang 200-400 nm ditumpang tindihkan ditentukan 5 titik panjang gelombang analisis diambil panjang gelombang dari spektrum serapan komponen mulai memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan. 219 nm 229 nm 239 nm 249 nm 259 nm

Lampiran 4. (Lanjutan) 4. Penentuan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam campuran Timbang 10 mg deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam campuran Larutkan 10 mg deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam 10 ml metanol p.a Dari masing masing larutan, ambil 0,4 ml dari larutan deksklorfeniramin maleat dan 0,2 ml dari larutan betametason Campur kedua larutan ad metanol p.a sampai 10 ml Larutan diukur pada 5 panjang gelombang penelitian Lakukan pengulangan sebanyak 6 kali Nilai absorbansi dihitung menggunakan persamaan matriks

Lampiran 4. (Lanjutan) 5. Penentuan Kadar Sediaan Tablet 20 tablet ditimbang digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen Serbuk Analit ditimbang setara 4,5 mg deksklorfeniramin maleat dihitung kesetaraan betametason yang terkandung didalamnya (penimbangan dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan) dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml ditambahkan dengan metanol p.a sampai garis tanda sambil dikocok dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit disaring dibuang ± 10 ml filtrat pertama dan filtrat selanjutnya ditampung dipipet 4,4 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan metanol p.a sampai gari tanda dipipet lagi 2 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan metanol p.a sampai garis tanda Nilai Absorbansi dihitung Kadar

Lampiran 5. Perhitungan kadar teoritis deksklorfeniramin maleat dan betametason Pengulangan 1 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x 1000 10 x C2 X 40 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40 10 x C3 X 8,0 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x 1020 10 x C2 X 20,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,4 10 x C3 X 4,08 μg/ml Pengulangan 2 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x 1010 10 x C2 X 40,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,08 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x 1040 10 x C2 X 20,8 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,8 10 x C3 X 4,16 μg/ml

Pengulangan 3 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x 1020 10 x C2 X 40,8 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,16 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x 1020 10 x C2 X 20,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,4 10 x C3 X 4,08 μg/ml Pengulangan 4 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x 1010 10 x C2 X 40,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,08 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x 1000 10 x C2 X 20 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20 10 x C3 X 4,0 μg/ml

Pengulangan 5 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x 1020 10 x C2 X 40,8 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,16 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x 1030 10 x C2 X 20,6 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20,6 10 x C3 X 4,12 μg/ml Pengulangan 6 Kadar deksklorfeniramin maleat : V1 x C1 V2 x C2 0,4 x 1010 10 x C2 X 40,4 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 40,8 10 x C3 X 8,08 μg/ml Kadar betametason : V1 x C1 V2 x C2 0,2 x 1000 10 x C2 X 20 μg/ml V2 x C2 V3 x C3 2 x 20 10 x C3

Lampiran 6. Data penimbangan baku deksklorfeniramin maleat dan betametason, serta kadar teoritis dari deksklorfeniramin maleat dan betametason Pengulangan Penimbangan deksklorfeniramin maleat (mg) kadar teoritis deksklorfeniramin maleat (µg/ml) Penimbangan betametason (mg) Kadar teoris betametason (µg/ml) 1 10 8,00 10,2 4,08 2 10,1 8,08 10,4 4,16 3 10,2 8,16 10,2 4,08 4 10,1 8,08 10,0 4,00 5 10,2 8,16 10,3 4,12 6 10,1 8,08 10,0 4,00

Lampiran 7. Contoh Perhitungan penetapan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam sampel Berat 20 tablet 3,9925 g Komposisi Tablet : Betametason 0,25 mg Deksklorfeniramin maleat 2 mg Ditimbang serbuksetara dengan 4,5 mg deksklorfeniramin maleat, maka jumlah serbuk yang ditimbang adalah : x 1 4,5 mg 20 x 2 mg x 3,9582 g 0,4491 g Selanjutnya dari desklorfeniramin maleat dihitung kesetaraan betametason yang terkandung dalam 0,4491 g adalah: x 2 0,4491 g x 0,5624 mg 20 x 0,25 mg 3,9582 g Jadi secara teoritis kadarnya betametason dalam analit adalah 0,5624 mg. Dilarutkan dengan metanol dengan kuantitatif dalam labu tentukur 50 ml. Konsentrasi desklorfeniramin maleat Konsentrasi betametason 4,5 mg x 1000 μg 90 μg/ml 50 ml 0,5624 mg x 1000 μg 11,25 μg/ml 50 ml Kemudian dari larutan filtrat ini, dipipet 4,4 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga garis tanda. Dari larutan ini kita pipet lagi 2 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan metanol p.a hingga garis tanda.

Konsentrasi deksklorfeniramin maleat sampel 90 µg/ml x 4,4 ml (10 ml) 40 μg/ml 40 µg/ml x 2 ml 8 μg/ml (10 ml) Konsentrasi betametason sampel 11,25 µg/ml x 4,4 ml (10 ml) 5 µg/ml x 2 ml (10 ml) 5 μg/ml 1 μg/ml Dari konsentrasi diatas deksklorfeniramin maleat 8 μg/ml dan betametason 1 μg/ml (8:1) untuk menjadikan perbandingan (2:1) maka, di tambahkan baku betametason yang diambil dari LIB III (11,25 μg/ml) yaitu : Konsentrasi betametason dari LIB III 500 µ g/ml x 2,25 11,25 μg/ml. (100 ml) Dari LIB III dipipet 1,5 ml di masukkan dalam labu tentukur 10 ml Maka volume analisis betametason adalah ( betametason awal + betametason yang ditambahkan) 2 ml+ 1,5 ml 3,5 ml Jadi 11,25 µg/ml x 3,5 ml 10 ml 4 μg/ml

Lampiran 8. Data kadar terukur deksklorfeniramin maleat dan betametason Larutan sampel yang telah dibuat kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 219, 229, 239, 249, 259 nm. Data serapan larutan sampel dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Data serapan larutan sampel NO Keterangan Serapan pada panjang gelombang 219 nm 229 nm 239 nm 249 nm 259 nm 1 Pengulangan 1 0,6981 0,3045 0,2579 0,2301 0,2004 2 Pengulangan 2 0,6992 0,3154 0,2756 0,2033 0,1994 3 Pengulangan 3 0,6912 0,3302 0,2542 0,2123 0,1999 4 Pengulangan 4 0,6857 0,3485 0,2516 0,2123 0,1899 5 Pengulangan 5 0,6981 0,3265 0,2776 0,2355 0,1995 6 Pengulangan 6 0,7000 0,3005 0,2516 0,2323 0,2010

Lampiran 9. Spektrum tumpang tindih serapan dari larutan standar deksklorfeniramin maleat dan betametason 1,00000 0,80000 0,60000 0,40000 0,20000 0,00000 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm. Gambar 5. Kurva tumpang tindih serapan betametason dalam berbagai konsentrasi Gambar 6. Kurva tumpang tindih serapan deksklorfeniramin maleat dalam berbagai konsentrasi Gambar 7. Tumpang tindih spektrum serapan deksklorfeniramin maleat konsentrasi 40,0 µg/ml dan betametason 5,0 µg/ml

Lampiran 10. Spektrum serapan dari larutan baku campuran deksklorfeniramin maleat dan betametason (pengulangan) Pengulangan 1 2,00000 1,50000 Abs. 1,00000 0,50000 0,00000 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.

Pengulangan 5 2,00000 1,50000 Abs. 1,00000 0,50000 0,00000 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.

Lampiran 11. Spektrun serapan dari sampel deksklorfeniramin maleat dan betametason pada sediaan tablet O (pengulangan) Pengulangan 1 2,00000 1,50000 Abs. 1,00000 0,50000 0,00000 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.

Pengulangan 4 2,00000 1,50000 Abs. 1,00000 0,50000 0,00000 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 nm.

Lampiran 12. Perhitungan operasi matriks kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason Data serapan tersebut digunakan untuk menghitung kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason dalam sampel melalui operasi matriks sebagai berikut: pengulangan 1 x -1 pengulangan 2 x -1 pengulangan 3-1 x

pengulangan 4 x -1 Pengulangan 5 x -1 Pengulangan 6-1 x Keterangan : C1 : Konsentrasi Deksklorfeniramin Maleat C2 : Konsentrasi Betametason

Lampiran 13. Perhitungan operasi matriks dan % KV deksklorfeniramin maleat dan betametason Pengulangan 1 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,99 % Betametason x 102,21 % 102,07% Pengulangan 2 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,51% Betametason x 102,21 % 100,48% Pengulangan 3 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 98,49% Betametason x 102,21 % 101,04% Pengulangan 4 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,17 % Betametason x 102,21 % 101,72 % pengulangan 5 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 98,63 % Betametason x 102,21 % 101,04% pengulangan 6 Deksklorfeniramin maleat x 99,70 % 99,53% Betametason x 102,21 % 101,39 % Rerata Deksklorfeniramin maleat 99,22 % Rerata Betametason 101,29 %

Lampiran 14. Perhitungan statistik deksklorfeniramin maleat pada tablet O No. X Kadar akurasi dari hasil matriks(%) 1 99,99 0,77 0,5929 2 99,51 0,29 0,0841 3 98,49 0,27 0,0729 4 99,17-0,05 0,0025 5 98,63-0,59 0,3481 6 99,53 0,31 0,0961 99,22 Σ 2 1,1966 2 SD 0,4892 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk n-1 6-1 5 Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 5 0,975; 5 2.5706 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung t hitung 1 (ditolak) t hitung 2 1,4521 (diterima) t hitung 3 1,3520 (diterima) t hitung 4 0,2503 (diterima) t hitung 5 2,9544 (ditolak)

t hitung 6 1,5523 (diterima) Data 1 dan 5 ditolak karena nilai t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka data yang dipakai adalah data 2, 3, 4, dan 6. No. (X) Kadar akurasi dari hasil matriks (%) X - (X - ) 2 2. 99,51 0,34 0,1156 3. 98,49-0,68 0,4624 4. 99,17 0,00 0,000 6. 99,53 0,36 0,1296 99,17 Σ(X - ) 2 0,7076 SD 0,4856 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk 4-1 4-1 3 Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 3 0,975; 3 3,1824 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel t hitung t hitung 2 (diterima)

t hitung 3 2,8006 (diterima) t hitung 4 0,0000 (diterima) t hitung 6 1,4827 (diterima) Semua data diterima, maka kadar deksklorfeniramin maleat sebenarnya adalah: μ ( ± t tabel x ) % (99,17±3,1824x )% (99,17±3,1824 x 0,2428) % (99,17±0,7727)%

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Betametason pada Tablet O No. (X) Kadar akurasi dari hasil X - (X - ) 2 matriks (%) 1. 102,07 0,78 0,6084 2. 100,48-0,81 0,6561 3. 101,04-0,25 0,0625 4. 101,72 0,43 0,1849 5. 101,04-0,25 0,0625 6. 101,39 0,10 0,0100 101,29 Σ(X - ) 2 1,5844 SD 0,5629 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk n-1 6-1 5 Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 5 0,975; 5 2.5706 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel dan t hitung -t tabel. t hitung t hitung 1 (ditolak) t hitung 2 3,5248 (ditolak) t hitung 3 1,0879 (diterima) t hitung 4 1,8712 (diterima)

t hitung 5 1,0879 (diterima) t hitung 6 0,4351 (diterima) Data 1 dan 2 ditolak karena nilai t hitung t tabel dan t hitung -t tabel, maka data yang dipakai adalah data 3, 4, 5 dan 6. No. (X) Kadar akurasi dari hasil X - (X - ) 2 matriks (%) 3. 101,04-0,25 0,0625 4. 101,72 0,43 0,1849 5. 101,04-0,25 0,0625 6. 101,39 0,10 0,0100 101,29 Σ(X - ) 2 0,3199 SD 0,3265 Uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maka nilai α 0,05 ; dk 4-1 4-1 3 Diperoleh t tabel (1 ½ α); dk (1 0,025); 3 0,975; 3 3,1824 Dasar penerimaan data jika t hitung t tabel t hitung t hitung 3 (diterima) t hitung 4 2,6339 (diterima)

t hitung 5 1,5314 (diterima) t hitung 6 0,6125 (diterima) Semua data diterima, maka kadar betametason sebenarnya adalah: μ ( ± t tabel x ) % ( 101,29±3,1824x )% ( 101,29±3,1824 x 0,1632)% (101,29±0,5195)%

Lampiran 16. Perhitungan %KV (koefisien variasi) deksklorfeniramin maleat dan betametason % KV x 100% %KV Deksklorfeniramin maleat %KV Betametason 0,4856 99,17 0,3265 101,29 X 100% 0,4896 % X 100% 0,3223%

Lampiran 17. Daftar Nilai Distribusi r

Lampiran 18. Daftar Nilai Distribusi t

Lampiran 19. Sertifikat Pengujian Deksklorfeniramin Maleat

Lampiran 20. Sertifikat Pengujian Betametason