HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A DAN UJI AKTIVITAS SECARA IN VITRO TERHADAP SEL KANKER MURINE LEUKEMIA P-388 UJIATMI DWI MARLUPI

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Struktur UK-2A, UK-3A, dan Antimisin A 3. Antimisin A 3. UK-2A : R = OMe UK-3A : R = H H N O H NH N O

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36)

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Hubungan Struktur dan Aktivitas UK-3A

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

4. Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Percobaan dan Hasil

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A DAN UJI AKTIVITAS SECARA IN VITRO TERHADAP SEL KANKER MURINE LEUKEMIA P-388 UJIATMI DWI MARLUPI

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sintesis 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il) propenon

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

4. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Pembahasan Degumming

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik

Bab III Metodologi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

HASIL. Tabel 1 Rendemen sintesis resasetofenon metode Cooper et al. (1955) Sintesis 1,3-Diketon

Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap

POTENSI SENYAWA 2-HIDROKSINIKOTINIL SERIN METIL OKTANOIL ESTER DAN 2-HIDROKSINIKOTINIL OKTILAMIDA SEBAGAI ANTIKANKER HARIYANTI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Tesis Magister Sains Ilmu Kimia H U S N I A T I. Program Sudi Magister Ilmu Kimia. Pasca Sarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahap pemanasan sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan komponen

SINTESIS SENYAWA ANALOG UK-3A DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIOAKTIVITAS IN-VITRO ANTI KANKER LEUKEMIA P-388

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

4 Pembahasan Artokarpin (35)

Gambar 1.1. Struktur eugenol.

Jurnal Kimia Indonesia

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

3 Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Asetil (ASTM D )

4002 Sintesis benzil dari benzoin

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

Transkripsi:

ASIL DA PEMBAASA Senyawa Analog UK-3A Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester Rendemen sintesis senyawa 3-hidroksi pikolinil serin metil ester dari asam 3-hidroksi pikolinat dan L-serin metil ester sebagai material awal adalah 42,4%. Rendemen produk reaksi senyawa 3-hidroksi pikolinil serin metil ester yang dilakukan pada penelitian sebelumnya sebesar 68,4% (anafi et al. 1997b) dan 61,2% (Arifin 2007). Reaksi ini berlangsung pada kondisi optimum, yaitu pada suhu 55 C selama 24 jam menggunakan aktivator disikloheksilkarbodiimida (DCC), katalis dimetil amino piridin (DMAP), dan pelarut piridin (anafi et al. 1997d). Reaksi sintesis senyawa 3-hidroksi pikolinil serin metil ester dalam penelitian ini menghasilkan rendemen yang masih rendah karena reaksi belum sempurna. al ini dibuktikan dengan hasil analisis kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (1:1) yang memperlihatkan adanya 4 spot yang menunjukkan masih ada hasil samping reaksi dan sisa reaktan yang belum bereaksi. ilai Rf dari keempat spot dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. ilai Rf hasil KLT produk reaksi tahap 1 Spot Rf Keterangan 1 0 3-hidroksipikolinat 2 0,176 3-hidroksi pikolinil serin metil ester 3 0,544 produk samping 4 0,882 produk samping Spot produk senyawa 3-hidroksi pikolinil serin metil ester merupakan spot paling dominan dengan Rf 0,176. Spot produk ini berupa spot berwarna ungu, mirip dengan spot standar 3-hidroksi pikolinat, tetapi spot senyawa 3-hidroksi pikolinil serin metil ester ini memiliki nilai Rf yang lebih tinggi dibanding spot standar 3-hidroksipikolinat karena bersifat lebih nonpolar. Spot dengan Rf 0 merupakan bahan baku 3-hidriksipikolinat yang tersisa karena tidak bereaksi. Spot

dengan Rf 0,544 dan Rf 0,882 merupakan produk samping reaksi. Produk samping reaksi dapat terbentuk karena adanya reaksi yang tidak spesifik, sehingga terjadi reaksi pada gugus aktif lain yang tidak diinginkan (Arifin 2007). Reaksi sintesis tahap 1 merupakan reaksi amidasi yang diajukan mengikuti mekanisme seperti pada Gambar 7... 3-hidroksipikolinat C 6 11 C C 6 11 DCC.. C 6 11 C DMAP C 6 11 C 6 11 C C6 11 DCU Cl: C 3 L-serin metil ester hidroklorida (-) _ C 3.. DMAP C 3 3-hidroksipikolinil serin metil ester Gambar 7 Usulan mekanisme reaksi sintesis tahap 1 asil reaksi sintesis senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester sebelum pemurnian berupa larutan berwarna coklat bercampur dengan padatan putih disikloheksil urea (DCU) yang merupakan hasil samping dari penggunaan aktivator DCC (March 1992). asil reaksi dipisahkan dari DCU dengan penyaringan. Flitrat yang dihasilkan kemudian dibebaskan dari pelarut menggunakan evaporator. asil reaksi dilarutkan dalam diklorometana, kemudian ditambahkan 1% a untuk menetralkan Cl yang dilepaskan dari L-setin metil ester hidroklorida. a juga berfungsi mengikat asam pikolinat yang

tersisa sehingga membentuk garam. Larutan diekstraksi menggunakan diklorometana dan air agar sisa pelarut piridin, DMAP, garam acl, dan garam pikolinat yang bersifat polar akan larut dalam air dan produk reaksi larut dalam diklorometana (anafi et al. 1997d). Senyawa hasil samping dipisahkan dari produk senyawa 3- hidroksipikolinil serin metil ester dengan kolom kromatografi yang menggunakan fase diam silika gel dan fase gerak n-heksana:etil asetat secara bergradien. Fraksifraksi dengan spot yang memiliki nilai Rf 0,176 digabungkan, kemudian pelarut diuapkan. Senyawa yang dihasilkan berupa kristal jarum berwarna putih dengan titik leleh 90-91 C. Kristal tersebut dapat dikatakan murni karena dalam analisis menggunakan KLT menunjukkan 1 spot. Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester memiliki jarak leleh yang sempit, yaitu sebesar 1 C yang menunjukkan senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester hasil sintesis ini merupakan senyawa yang telah murni karena senyawa organik dikatakan murni jika jarak lelehnya sempit, yaitu antara 0,5-2 C (Cheronis 1963 diacu dalam Arsianti 1998). Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester hasil sintesis penelitian terdahulu memiliki titik leleh 90-91 C (Arifin 2007). Analisis menggunakan LC-MS terhadap senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester menghasilkan 1 puncak pada kromatogram dengan area 10635 (Lampiran 1). Kemurnian senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester mendekati 100% karena tidak terdapat puncak lain yang memiliki area yang cukup berarti pada kromatogram. Puncak dominan ini muncul pada waktu retensi 4,02 menit (T4.0). Spektrum massa menghasilkan nilai bobot molekul (m/z) sebesar 240,887 g/mol yang merupakan bobot molekul senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester. ilai bobot molekul hasil pengukuran senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester pada penelitian sebelumnya adalah 240,270 g/mol dengan kemurnian senyawa mendekati 100 % (Arifin 2007). Spektrum FT-IR senyawa L-serin metil ester hidroklorida sebagai material awal (Lampiran 2) menunjukkan pita-pita serapan antara lain pada bilangan gelombang 3350 cm -1 yang merupakan serapan lebar dari vibrasi ulur, bilangan gelombang 1743 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur gugus karbonil (C=) ester, dan 1448 cm -1 merupakan vibrasi tekuk C- (Silverstein et al. 1986).

Spektrum FT-IR untuk senyawa hasil sintesis 3-hidroksipikolinil serin metil ester menunjukkan pita serapan baru pada 1634 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) dari amida dan serapan ganda pada 3360-3414 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur dari amida (Silverstein et al.1986). asil analisis juga menunjukkan masih adanya vibrasi ulur karbonil (C=) ester pada 1735 cm - 1 dan serapan pada 3186 cm -1 yang menunjukkan vibrasi ulur (Lampiran 2). asil analisis FT-IR ini menunjukkan senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester telah terbentuk karena adanya serapan-serapan baru yang menunjukkan ada gugus amida yang tidak terdapat pada spektrum FT-IR senyawa L-serin metil ester hidroklorida sebagai material awal. asil analisis FT-IR ini juga sesuai dengan spektrum FT-IR senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester yang pernah dilakukan sebelumnya (anafi et al. 1997b). Spektrum hasil analisis senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester menggunakan spektrometer 1 -MR (Lampiran 3) dan 13 C-MR (Lampiran 4) dapat ditunjukkan dalam Tabel 4 dan menggunakan panduan Gambar 8. 5 4 6 3 2 Gambar 8 Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester 2' 1' 3' 1"'

Tabel 4 Geseran kimia (δ, ppm) spektrum 1 -MR dan 13 C-MR untuk senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester (CDCl 3, 500 Mz) Pergeseran Kimia (δ, ppm) C/ 1 -MR (J dalam z) 13 C-MR 1 3,83 (s, 3, C 3 ) 53,16 1-170,48 2 4,83 (dt, 1, C, J = 3,7; 7,3) 54,37 3 4,06 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,6) 63,36 4,13 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,6) 3-2,55 (t,1, 3 -, J = 6,1) - C 8,72 (d, 1, C, J = 7,3) 169,14 2-131,08 3-157,99 4 7,31 (dd, 1, C, J = 8,6; 4,3) 126,39 5 7,36 (dd, 1, C, J = 4,3; 1,3) 129,21 6 8,10 (dd, 1, C, J = 8,6; 1,3) 140,09 3-11,69 (s, 1, 3-) - Pembentukan amida pada hasil reaksi sintesis senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester didukung oleh data spektrum 1 -MR (500 Mz, CDCl 3 ), yaitu dengan munculnya sinyal pada geseran kimia 8,72 (d, C, J 7,3) yang menunjukkan proton pada gugus amida. Proton aromatik pada cincin pikolinat ditunjukkan oleh sinyal pada 7,31 (dd, 1, -4, J 8,6; 4,3), 7,36 (dd, 1, -5, J 4,3; 1,3), dan 8,10 (dd, 1, -6, J 8,6; 1,3). Tetapan kopling untuk -6 terhadap -5, yaitu 1,3 z merupakan tetapan kopling untuk proton aromatik heteroatom pada posisi orto dan meta yang kisaran tetapan koplingnya adalah 1-5 z. Tetapan kopling untuk -6 terhadap -4 adalah 8,6 z yang ada dalam kisaran 1 sampai 9 z yang merupakan tetapan kopling untuk proton aromatik heteroatom pada posisi orto dan para. Tetapan kopling untuk -5 terhadap -4 sebesar 4,3 z yang kisaran koplingnya masuk pada tetapan kopling untuk posisi meta dan para, yaitu 1-6 z (Jenie et al. 2006). Sinyal pada 4,83 (dt, 1, C, J 3,7; 7,3), 4,06 (dd, 1, C 2, J 3,7; 11,6 ), 4,13 (dd, 1, C 2, J 3,7; 11,6), 3,83 (s, 3, C 3 ), dan 2,55 (t,1, 3 -, J 6,1) menunjukkan adanya serin metil ester. Spektrum 13 C-MR yang mendukung data terbentuknya gugus amida pada produk senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester antara lain sinyal pada 169,14 ppm yang merupakan geseran kimia untuk karbon C. Cincin pikolinat C2-C5 ditunjukkan oleh geseran kimia karbon pada 129,21-157,99 ppm.

Karbon-karbon pada serin metil ester memiliki nilai geseran kimia C1 -C3 berturut-turut pada 170,48; 54,37; dan 63,36 ppm, serta C1 pada 53,16 ppm yang merupakan geseran kimia gugus metoksi. ilai geseran kimia 1 -MR dan 13 C-MR senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester ini sesuai dengan geseran kimia senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester penelitian sebelumnya (Arifin 2007). Geseran kimia senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester ini telah dikonfirmasi strukturnya dan diestimasi 1 -MR dan 13 C-MR menggunakan program ChemDraw Ultra 5.0. Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil pentil ester (a), 3-hidroksipikolinil serin metil heksil ester (b), dan 3-hidroksipikolinil serin metil heptil ester (c) Reaksi sintesis tahap kedua untuk menghasilkan senyawa analog UK-3A, yaitu senyawa a, b, dan c dilakukan dengan mereaksikan senyawa hasil sintesis tahap pertama, yaitu 3-hidroksipikolinil serin metil ester dengan asam pentanoat untuk membentuk senyawa a, asam heksanoat untuk membentuk senyawa b, dan asam heptanoat untuk membentuk senyawa c. Rendemen hasil sintesis dari ketiga senyawa ini secara berturut-turut sebesar 32,2; 36,4; dan 38,8%. Rendemen sintesis tahap kedua masih rendah, hal ini disebabkan reaksi tidak berjalan sempurna dan dibuktikan dari adanya spot bahan awal, yaitu senyawa 3- hidroksipikolinil serin metil ester masih tersisa. Usulan mekanisme reaksi sintesis senyawa a, b, dan c dapat dilihat pada Gambar 9. Perpanjangan rantai ester pada sintesis a, b, dan c ini dilakukan untuk menggantikan cincin dilakton, sementara cincin dilakton merupakan gugus yang berperan dalam aktivitas hayati senyawa UK-3A (anafi 1997a). Perpanjangan rantai ini bertujuan mendapatkan senyawa yang lebih aktif dengan cara meningkatkan lipofilitas senyawa. Lipofilitas senyawa akan berpengaruh pada kemampuan senyawa dalam menembus dinding sel kanker yang tersusun dari fosfolipid yang bersifat nonpolar (anafi et al. 1999).

C 6 11 R C C 6 11 DCC DMAP - R.... C 6 11 C C 6 11 R C 6 11 C C6 11 DCU R.. 3 C (-) R :.. : - 3 C - DMAP C 3 R a : R = C 4 9 b : R = C 5 11 c : R = C 6 13 Gambar 9 Usulan mekanisme reaksi sintesis senyawa a, b, dan c Analisis KLT terhadap produk reaksi, yaitu senyawa a, b, dan c menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (3:1) menunjukkan reaksi yang belum sempurna yang dapat dilihat dari munculnya 2 spot untuk setiap hasil reaksi (Tabel 5).

Tabel 5 ilai Rf hasil KLT produk reaksi tahap 2 Produk sintesis Rf Keterangan Senyawa a Spot ke-1 = 0,088 3-hidroksipikolinil serin metil ester Spot ke-2 = 0,440 produk senyawa a Senyawa b Spot ke-1 = 0,088 3-hidroksipikolinil serin metil ester Spot ke-2 = 0,500 produk senyawa b Senyawa c Spot ke-1 = 0,088 3-hidroksipikolinil serin metil ester Spot ke-2 = 0,557 produk senyawa c Spot senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester sebagai bahan awal ditunjukkan oleh spot dengan nilai Rf 0,088. Produk reaksi, yaitu senyawa a, b, dan c secara berturut-turut memiliki nilai Rf 0,440; 0,500; dan 0,557. ilai Rf produk reaksi ini cenderung semakin meningkat karena kepolaran senyawa semakin menurun. asil analisis KLT terhadap senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (2:1) yang dilakukan pada penelitian sebelumnya menunjukkan nilai Rf 0,175. asil sintesis terdahulu, yaitu senyawa β-hidroksi pikolinil serin metil oktanoil ester (PSME) yang memiliki struktur mirip dengan senyawa a, b, dan c, hanya berbeda pada panjang rantai alifatik pada gugus ester memiliki nilai Rf 0,75 menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (2:1) (Arifin 2007). asil reaksi sintesis senyawa a berupa larutan berwarna kuning jernih, senyawa b berupa larutan jernih, dan c berupa larutan kuning jernih. Pemurnian dilakukan menggunakan kolom kromatografi dan menghasilkan senyawa a yang berupa seperti minyak (oily) berwarna kuning jernih, senyawa b berupa minyak berwarna kuning, dan c berupa minyak berwarna putih. asil analisis LC-MS senyawa a menunjukkan adanya 1 puncak, b muncul 2 puncak, dan c muncul 2 puncak. Puncak senyawa a muncul pada kromatogram pada waktu retensi 6,04 menit (T6.0) dengan area sebesar 17526,44 yang merupakan produk senyawa a. al ini dibuktikan dari nilai bobot molekul (m/z) sebesar 324,89 g/mol yang merupakan bobot molekul senyawa a, muncul pada serapan spektroskopi massa. Kemurnian senyawa hasil sintesis mendekati 100 %. Kromatogram senyawa a memperlihatkan tidak ada puncak lain yang

berarti dan hanya ada 1 puncak dominan. Kromatogram senyawa b menunjukkan adanya 2 puncak. Puncak dominan pada kromatogram senyawa b muncul pada waktu retensi 7,56 menit (T7.4) dengan area sebesar 70020,0 yang merupakan produk senyawa b. al ini dibuktikan dari nilai bobot molekul (m/z) sebesar 338,91 g/mol yang merupakan bobot molekul senyawa b. Puncak kedua muncul pada waktu retensi 11,77 menit (T11.7) dengan area sebesar 20258,1 yang merupakan pengotor atau hasil samping reaksi yang masih tersisa pada produk. Senyawa yang muncul pada puncak kedua ini memiliki nilai bobot molekul (m/z) sebesar 323,04 g/mol. Kemurnian senyawa hasil sintesis adalah sebesar 77,56%. Kromatogram senyawa c memperlihatkan adanya 2 puncak. Puncak dominan senyawa c muncul pada waktu retensi 8,13 menit (T8.0) dengan area sebesar 56656,2 yang merupakan produk c. al ini dibuktikan dari nilai bobot molekul (m/z) sebesar 352,96 g/mol yang merupakan bobot molekul senyawa c. Puncak kedua muncul pada waktu retensi retensi 14,59 menit (T14.4) dengan area 2038,6 yang merupakan pengotor atau hasil samping reaksi yang masih tersisa pada produk. Senyawa pengotor ini memiliki bobot molekul (m/z) sebesar 337,09 g/mol. Kemurnian senyawa hasil sintesis c cukup tinggi, yaitu sebesar 96,53%. Spektrum FT-IR untuk senyawa a, b, dan c (Lampiran 2) memiliki kemiripan karena semua gugus fungsi yang terdapat dalam ketiga senyawa ini sama. Spektrum FT-IR untuk a menunjukkan pita serapan pada 1745 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) dari ester, 1653 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) dari amida, dan serapan tunggal pada 3371 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur dari amida sekunder. asil analisis juga menunjukkan adanya vibrasi ulur C alifatik pada 2958-2870 cm -1. Spektrum FT-IR senyawa b menunjukkan pita serapan pada 1745 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) dari ester, vibrasi pada 1651 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) pada gugus amida, dan serapan tunggal pada 3327 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur dari amida sekunder. asil analisis senyawa b juga menunjukkan adanya vibrasi ulur C alifatik pada 2933-2860cm -1 yang menunjukkan terbentuknya rantai alifatik pada ester yang baru. Spektrum FT-IR untuk senyawa c menunjukkan pita serapan pada 1747 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) dari ester, 1653 cm -1 merupakan vibrasi ulur karbonil (C=) pada

amida, dan serapan tunggal pada 3375 cm -1 yang merupakan vibrasi ulur dari amida sekunder. asil analisis juga menunjukkan adanya vibrasi ulur C alifatik pada 2954-2858 cm -1 (Silverstein et al. 1986). Pembentukan senyawa a, b, dan c ditunjukkan oleh hilangnya serapan pada 3186 cm -1 pada spektrum senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester karena pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester telah teresterifikasi oleh asam pentanoat, heksanoat, dan heptanoat. Spektrum hasil analisis FT-IR senyawa a, b, dan c memiliki kemiripan dengan spektrum senyawa β-hidroksipikolinil serin metil oktanoil ester (PSME) yang telah disintesis pada penelitian sebelumnya (Arifin 2007) dan senyawa 3 (anafi et al. 1999). Senyawa PSME dan senyawa 3 memiliki struktur yang mirip dan gugus fungsi yang sama dengan senyawa a, b, dan c. Spektrum hasil analisis senyawa produk sintesis tahap kedua, yaitu senyawa a, b, dan c menggunakan spektrometer 1 -MR (Lampiran 3) dan 13 C- MR (Lampiran 4), yang membantu dalam menganalisis struktur produk reaksi yang terbentuk. Data hasil pengukuran terhadap senyawa a menggunakan MR dapat dilihat pada Tabel 6 yang disertai dengan gambar struktur a (Gambar 10). 5 6 4 3 2 2' 3' 1'' 2'' 4" 3'' 5" 1' 1"' Gambar 10 Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil pentil ester (a)

Tabel 6 Geseran kimia (δ, ppm) spektrum 1 -MR dan 13 C-MR untuk senyawa a (CDCl 3, 500 Mz) Pergeseran Kimia (δ, ppm) C/ 1 -MR (J dalam z) 13 C-MR 1-168,83 2 2,33 (t, 2, C 2, J = 7,3) 31,13 3 1,28 26,98 (m, 4, C 4 1,24 2, J = 7,3) 22,37 5 0,88 (t, 3, C 3, J = 7,3) 13,76 1 3,82 (s, 3, C 3 ) 53,10 1-169,40 2 5,01 (dt, 1, C, J = 3,7; 7,3) 51,43 3 4,49 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,6) 63,54 4,56 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,6) -C 8,66 (d, 1, C, J = 8,5) 173,44 2-130,95 3-157,93 4 7,32 (dd, 1, C, J = 8,6; 4,3) 126,24 5 7,37 (dd, 1, C, J = 4,3; 1,3) 129,11 6 8,12 (dd, 1, C, J = 8,6; 1,3) 140,00 3-11,68 (s, 1, 3-) - Gugus ester baru yang terbentuk pada senyawa a yang merupakan hasil reaksi esterifikasi senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester menggunakan asam pentanoat didukung oleh data spektrum 1 -MR yang ditunjukkan oleh hilangnya sinyal pada geseran kimia proton 3-, yaitu 2,55 (t,1, 3 -, J 6,1) pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester dan munculnya sinyal baru pada geseran kimia proton alifatik C2 pada 2,33 (t, 2, C 2, J 7,3), C3 - C4 pada 1,24-1,28 (m, 4, C 2, J 7,3) dan C5 pada 0,88 (t, 3, C 3, J 7,3). Tetapan kopling proton alifatik ini sebesar 7,3 z, sesuai tetapan proton alifatik pada umumnya yang berkisar 6,5-7,5 z (Jenie et al. 2006). Geseran kimia proton-proton lainnya pada senyawa a hampir sama dengan nilai geseran kimia pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester karena perubahan struktur hanya terjadi pada gugus pada serin menjadi gugus ester. Spektrum 13 C-MR yang mendukung terbentuknya senyawa a adalah adanya sinyal pada geseran kimia karbon alifatik pada gugus ester yang baru. Rantai alifatik pada gugus ester ini ditunjukkan oleh geseran kimia C1 -C5 berturut-turut pada 168,83; 31,13; 26,98; 22,37; dan 13,76 ppm. Geseran kimia

karbon-karbon yang lain pada senyawa a mirip dengan geseran kimia karbonkarbon pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester. Data hasil pengukuran terhadap senyawa b menggunakan MR dapat dilihat pada Tabel 7 yang disertai dengan gambar struktur b (Gambar 11). 5 6 4 3 2 2' 3' 2" 1" 3" 4" 5" 6" 1' 1'" Gambar 11 Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil heksil ester (b) Tabel 7 Geseran kimia (δ, ppm) spektrum 1 -MR dan 13 C-MR untuk senyawa b (CDCl 3, 500 Mz) Pergeseran Kimia (δ, ppm) C/ 1 -MR (J dalam z) 13 C-MR 1-168,82 2 2,32 (t, 2, C 2, J = 7,4) 34,06 3 1,29 31,25 4 1,28 (m, 6, C 2, J = 7,4) 24,62 5 1,25 22,37 6 0,86 (t, 3, C 3, J = 7,4) 13,93 1 3,82 (s, 3, C 3 ) 51,40 1-169,40 2 5,01 (dt, 1, C, J = 3,7; 7,3) 53,10 3 4,49 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,4) 63,53 4,57 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,4) -C 8,66 (d, 1, C, J = 7,95) 173,45 2-130,95 3-157,94 4 7,32 (dd, 1, C, J = 8,5; 4,3) 126,24 5 7,37 (dd, 1, C, J = 4,3; 1,6) 129,10 6 8,11 (dd, 1, C, J = 8,5; 1,6) 140,00 3-11,68 (s, 1, 3-) - Gugus ester baru yang terbentuk pada senyawa b yang merupakan hasil reaksi esterifikasi senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester menggunakan asam heksanoat didukung oleh data spektrum 1 -MR yang ditunjukkan oleh hilangnya sinyal pada geseran kimia proton 3-, yaitu 2,55 (t,1, 3 -, J 6,1) pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester dan munculnya sinyal baru pada geseran kimia proton alifatik C2 pada 2,32 (t, 2, C 2, J 7,4), C3 - C5

pada 1,25-1,29 (m, 6, C 2, J 7,4), dan C6 pada 0,86 (t, 3, C 3, J 7,4). Tetapan kopling proton alifatik ini sebesar 7,4 z sesuai dengan tetapan proton alifatik pada umumnya, yaitu berkisar 6,5-7,5 z (Jenie et al. 2006). Geseran kimia proton-proton lainnya pada senyawa b hampir sama dengan nilai geseran kimia pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester karena perubahan struktur hanya terjadi pada gugus pada serin menjadi gugus ester. Spektrum 13 C-MR yang mendukung terbentuknya senyawa b adalah adanya sinyal pada geseran kimia karbon alifatik pada gugus ester yang baru. Rantai alifatik pada gugus ester ini ditunjukkan oleh geseran kimia C1 -C6 berturut-turut pada 168,82; 34,06; 31,25; 24,62; 22,37; dan 13,93 ppm. Geseran kimia karbon-karbon yang lain pada senyawa b mirip dengan geseran kimia karbon-karbon pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester. Data hasil pengukuran terhadap senyawa c menggunakan MR dapat dilihat pada Tabel 8 yang disertai dengan gambar struktur c (Gambar 12). 5 4 6 3 2 2' 3' 1'' 2'' 4" 3'' 5" 6" 7" 1' 1"' Gambar 12 Senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil heptil ester (c)

Tabel 8 Geseran kimia (δ, ppm) spektrum 1 -MR dan 13 C-MR untuk senyawa c (CDCl 3, 500 Mz) Pergeseran Kimia (δ, ppm) C/ 1 -MR (J dalam z) 13 C-MR 1-168,86 2 2,32 (t, 2, C 2, J = 7,3 ) 34,13 3 1,29 31,54 4 1,27 31,08 (m, 8, C 5 1,26 2, J = 7,3) 24,92 6 1,25 22,55 7 0,84 (t, 3, C 3, J =7,3) 14,15 1 3,80 (s, 3, C 3 ) 53,15 1-169,44 2 4,99 (dt, 1, C, J = 3,7; 7,3) 51,43 3 4,47 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,6) 63,57 4,56 (dd, 1, C 2, J = 3,7; 11,6) -C 8,65 (d, 1, C, J = 8,6) 173,52 2-130,96 3-157,97 4 7,30 (dd, 1, C, J = 8,6; 4,3) 126,28 5 7,35 (dd, 1, C, J = 4,3; 1,2) 129,16 6 8,09 (dd, 1, C, J = 8,6; 1,2) 140,05 3-11,67 (s, 1, 3-) - Gugus ester baru yang terbentuk pada senyawa c yang merupakan hasil reaksi esterifikasi senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester menggunakan asam heptanoat didukung oleh data spektrum 1 -MR yang ditunjukkan oleh hilangnya sinyal pada geseran kimia proton 3-, yaitu 2,55 (t,1, 3 -, J 6,1) pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester dan munculnya sinyal baru pada geseran kimia proton alifatik C2 pada (t, 2, C 2, J 7,3 ) C3 - C6 pada 1,25-1,29 (m, 8, C 2, J 7,3) dan C7 pada 0,84 (t, 3, C 3, J 7,3). Tetapan kopling proton alifatik ini sebesar 7,3 z sesuai dengan tetapan proton alifatik, yaitu berkisar 6,5-7,5 z (Jenie et al. 2006). Geseran kimia proton-proton lainnya pada senyawa c hampir sama dengan nilai geseran kimia pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester karena perubahan struktur hanya terjadi pada gugus pada serin menjadi gugus ester. Spektrun 1 -MR memperlihatkan adanya geseran kimia pada 2,18 ppm (s, 3) yang merupakan geseran kimia untuk proton pada aseton.

Spektrum 13 C-MR yang mendukung terbentuknya senyawa c adalah adanya sinyal pada geseran kimia karbon alifatik pada gugus ester yang baru. Rantai alifatik pada gugus ester ini ditunjukkan oleh geseran kimia C1 -C7 berturut-turut pada 168,86; 34,13; 31,54; 31,08; 24,92; 22,55; dan 14,15 ppm. geseran kimia karbon-karbon yang lain pada senyawa c mirip dengan geseran kimia karbon-karbon pada senyawa 3-hidroksipikolinil serin metil ester. asil spektrum 13 C-MR senyawa c (Lampiran 4) juga memperlihatkan geseran kimia atom karbon pada 28,83 ppm dan 207,29 ppm yang masing-masing merupakan geseran kimia untuk karbon pada C 3 dan karbonil pada pelarut aseton (Jenie et al. 2006). Pelarut aseton dalam analisis ini yang digunakan untuk membersihkan tube sampel, sehingga kemungkinan masih tersisa dan terdeteksi oleh alat. Spektrum 1 -MR untuk senyawa a, b, dan c (Lampiran 3) juga menunjukkan geseran kimia masing-masing pada 1,61 ppm (s, 4), 1,60 ppm (s, 8), dan 1,60 ppm (m, 2) yang merupakan geseran kimia untuk proton 2 terhadap pelarut CDCl 3. al ini menunjukkan masih adanya air yang terdapat dalam senyawa produk reaksi. Keberadaan air dapat menghidrolisis senyawa produk sintesis sehingga perlu dihilangkan. Pelarut CDCl 3 ditunjukkan oleh sinyal pada 7,26 (s, 1) pada spektrum 1 -MR dan geseran kimia pada 77,09-77,19 ppm pada spektrum 13 C-MR. Geseran kimia 1 -MR dan 13 C-MR pada struktur senyawa a, b, dan c telah dikonfirmasi menggunakan program ChemDraw Ultra 5.0 dan menghasilkan data geseran kimia yang sesuai. Spektrum MR senyawa PSME yang dihasilkan pada penelitian terdahulu (Arifin 2007) dan memiliki struktur yang mirip dengan senyawa a, b, dan c digunakan sebagai pembanding. Aktivitas Senyawa Analog UK-3A asil uji sitotoksisitas senyawa analog UK-3A hasil sintesis sebagai antikanker dilakukan secara in vitro terhadap sel kanker Murine leukemia P-388 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Aktivitas senyawa a, b, c, dan UK-3A terhadap sel kanker Murine leukemia P-388 Senyawa IC 50 (µg/ml) a 39,0 b 51,0 c 82,0 cis-platin 12,0 UK-3A (Ueki et al. 1997a) 38,0 Senyawa cis-platin sebagai kontrol positif memperlihatkan aktivitas yang cukup tinggi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker Murine leukemia P-388 jika dibandingkan dengan senyawa analog UK-3A, yaitu dengan nilai IC 50 sebesar 12 µg/ml. Senyawa analog UK-3A hasil sintesis, yaitu senyawa a memiliki aktivitas yang hampir sama dengan senyawa induk UK-3A, sedangkan senyawa b dan c menunjukkan aktivitas yang lebih rendah dalam menghambat pertumbuhan sel kanker Murine leukemia P-388 (Lampiran 5). Pembukaan cincin dilakton beranggota sembilan pada senyawa UK-3A menjadi diester pada senyawa a tidak berpengaruh terhadap aktivitasnya. Pembukaan cincin dilakton beranggota sembilan pada UK-3A menjadi senyawa b dan c menurunkan aktivitas senyawa. Penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pembukaan cincin dilakton beranggota sembilan pada UK-2A meningkatkan aktivitas senyawa (Usuki 2006) tidak berlaku pada senyawa b dan c. Aktivitas senyawa hasil sintesis juga semakin menurun dengan penambahan panjang rantai pada gugus ester. al ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa bertambahnya sifat hidrofobik senyawa akan meningkatkan aktivitasnya (anafi et al. 1999) karena berkaitan dengan kemempuan senyawa dalam menembus dinding sel. Penelitian lain menyebutkan aktivitas senyawa akan semakin tinggi jika kepolarannya mendekati kepolaran dinding sel. Apabila suatu senyawa terlalu hidrofob justru aktivitasnya akan menurun (Berger 2001).