BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No Uraian Kegiatan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Dimana peneliti secara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas IV menerapkan pembelajaran koopertaif tipe TGT dalam mengajar Matematika pokok bahasan pecahan. Sebelum melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koopertaif, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kelas yang hendak menjadi subjek penelitian guna menemukan fokus masalah yang akan diangkat. Selanjutnya fokus masalah tersebut didiskusikan dengan guru kelas, dan setelah didapat masalah yang sudah sesuai maka peneliti memutuskan untuk menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT guna membantu meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Model Penelitian ini melalui 4 langkah yaitu: 1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada. 2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan yang jelas. 3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperative tipe TGT. 4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan prestasi belajar yang signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya. 31

32 3.2 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, semester II tahun pelajaran 2011/2012. 3.2.2 Waktu Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 ini membutuhkan waktu selama 4 bulan. Kegiatan ini dimulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Jadwal pelaksanaan penilitian disajikan pada tabel 3.1 berikut: No. 1. 2. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012 Jenis Kegiatan Waktu Februari Maret April Mei Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 a. Penulisan Proposal b. Penyusunan Instrumen Pelaksanaan a. Pelaksanaan siklus I b. Pelaksanaan siklus II c. Analisis Data 3. Pelaporan

33 Pada tabel jadwal penelitian dapat dilihat jangka waktu penelitian. Penelitian di SD akan dilakukan pada minggu ke 2 bulan Maret hingga minggu ke 4 bulan Maret dengan tetap melakukan bimbingan. 3.2.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo sebagai kelas yang akan mengalami perlakuan. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas observasi yang telah dilakukan dan diskusi dengan guru kelas. Dari pengamatan dan diskusi dengan guru kelas yang dilakukan maka didapatkan permasalahan terhadap pembelajaran Matematika di kelas yang menjadi subjek penelitian. 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas Variabel ini merupakan variabel yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, penyelenggaraan KBM seperti interaksi belajar-mengajar, ketrampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik, serta implementasi model pembelajaran di kelas dan sebagainya. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut merupakan variabel bebas, yakni variabel yang mengikat muculnya unsur lain. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi ada atau tidaknya peningkatan dalam prestasi belajar peserta didik. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yakni penerapan model cooperative learning tipe TGT. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada dan dipadukan dengan pendekatan yang telah dipilih yakni pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka diharapkan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa melalui prosedur evaluasi yang telah dibuat. 3.3.2 Variabel Terikat Unsur-unsur yang tergolong dalam variabel ini adalah kemampuan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan, motivasi peserta didik,

34 hasil belajar peserta didik, sikap terhadap pengalaman belajar yang diperoleh melalui tindakan perbaikan, rasa keingintahuan peserta didik, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut tersebut merupakan variabel terikat. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas, atau unsur yang diikat oleh adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini merupakan prestasi siswa sebagai hasil setelah dilakukannya penelitian. Unsur-unsur dalam variabel terikat ini akan mengalami perubahan baik meningkat ataupun tidak setelah dilakukan perlakuan khusus terhadap peserta didik. Dalam hal ini yang menjadi fokus peningkatan adalah prestasi belajar peserta didik. Unsur-unsur lain yang termasuk dalam variabel ini akan mengikuti perubahan bila prestasi belajar peserta didik berubah. 3.4 Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (Arikunto, Suhardjono, Supardi: 2007). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini : Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart

35 Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Perencanaan (planning) 2) Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing) 3) Refleksi (reflecting) Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi pemahaman khusus terhadap karakteristik pesertsa didik, menyesuaikan materi dengan permasalahan yang diangkat dan kesesuaiannya dengan pendekatan yang dijadikan sebagai sarana penyampaian materi. Selanjutnya membuat alat peraga atau memanfaatkan media belajar yang diperlukan dengan memperhatikan peserta didik, setelah itu masuk ke dalam tahap penyususnan rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian RPP yang telah disusun sedemikian rupa diaplikasikan dengan memperhatikan kesesuaian antara peserta didik, materi, sarana dan prasarana serta alokasi waktu saat mengajar. Proses memberikan perlakuan dengan melakukan proses kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan ini akan sampai pada tahap kurang lebih 6 kali mengajar. Dimana tahap pertama akan melihat adakah perubahan atau peningkatan sampai masuk ke tahap dimana peningkatan dapat terlihat dan diukur secara signifikan. Setiap pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat adanya evaluasi, untuk mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada peningkatan atau tidak. Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala, yakni adanya kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang selanjutnya agardapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran yang dilakukan telah memberikan perubahan kepada peserta didik baik berupa motivasi, prestasi belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila telah dilakukan evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai dilaksanakan

36 maka data yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan yang dimaksudkan dapat terlihat. 3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan Perencanaan pada siklus I meliputi: 1) Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang hendak dijadikan tempat untuk melakukan observasi, wawancara dengan anggota sekolah, dan mengidentifikasi masalah. 2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Menyiapkan alat peraga dan media yang mendukung dengan materi ajar dan kesesuain dengan pendekatan yang digunakan. 4) Pembuatan lembar soal. 5) Pembuatan lembar observasi. b. Tindakan dan observasi Tindakan Pertemuan I 1) Guru memberikan penjelasan mengenai arti pecahan serta jenis-jenis pecahan. 2) Guru memberi motivasi siswa. 3) Guru membagi kelas ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3-4 anak. 4) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru terkait tugas yang akan dikerjakan dalam kelompok. 5) Guru membagikan gambar-gambar bangun datar ke masing-masing kelompok. 6) Siswa diminta mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru. 7) Setelah selesai mengerjakan masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil dari tugas yang sudah dikerjakan. 8) Guru memberikan reward. 9) Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

37 Pertemuan II 1) Guru memberi motivasi pada siswa; 2) Guru memberi penjelasan mengenai desimal dalam pecahan melalui media power point. 3) Siswa diminta mengerjakan soal secara individu. 4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. 5) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. 6) Setelah selesai mengerjakan, guru dan siswa membahas hasil pekerjaan. 7) Guru memberikan reward. Pertemuan III 1) Guru memberi motivasi siswa. 2) Guru memberi penjelasan mengenai perbandingan pecahan. 3) Guru memberi contoh soal, siswa mengerjakan. 4) Siswa bersama dengan guru membahas contoh soal. 5) Guru membagi kelas ke dalam kelompok. 6) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. 7) Guru memberikan reward. Observasi Kegiatan observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai pelaksanaan tindakan kelas yang telah disiapkan. Penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan guru kelas memberikan ruang yang cukup bagi peneliti untuk melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti tidak lepas dari bantuan guru kelas, karena penelitian yang dilakukan berkolaborasi dengan guru kelas. Hal itu dimaksudkan agar murid nyaman terhadap pembelajaran yang basisnya menggunakan pembelajaran tipe TGT. Data dari observasi selanjutnya dimasukan dalam lembar observasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.

38 c. Refleksi Kegiatan refleksi ditujukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dari siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus I yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian berikutnya. Hasil yang diperoleh dalam siklus I apabila masih terdapat kekurangan akan diperbaiki pada siklus II dan hasil yang menunjukkan tingkat perkembangan akan dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut untuk pedoman dalam menuju materi berikutnya. 3.4.2 Rencana Tindakan Siklus 2 a. Perencanaan yaitu: a. Pembuatan RPP b. Menyiapkan media c. Pembuatan lembar soal d. Pembuatan lembar observasi e. Pembuatan lembar evaluasi b. Tindakan dan Observasi Tindakan Pertemuan I 1) Guru memotivasi siswa; 2) Guru menerangkan mengenai pecahan yang senilai. 3) Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang. 4) Guru membagikan kertas warna yang berisi pecahan ke masing-masing kelompok sesuai jumlah anggota kelompok. 5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tugas yang akan dikerjakan dalam kelompok. 6) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. 7) Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya. 8) Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam menyimpulkan hasil belajar.

39 9) Guru memberikan reward. Pertemuan II 1) Guru memotivasi siswa. 2) Guru memberi penjelasan mengenai cara menyederhanakan pecahan. 3) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. 4) Siswa diminta mengerjakan tugas yang diberikan. 5) Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya. 6) Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam menyimpulkan pembelajaran. 7) Guru memberikan reward. Pertemuan III 1) Guru memberi motivasi kepada siswa. 2) Guru memberikan contoh soal, siswa mengerjakan. 3) Siswa bersama dengan guru membahas soal yang telah dikerjakan. 4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. 5) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok. 6) Guru memberika reward. 7) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Observasi Kegiatan observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai kecocokan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan ini meliputi kegiatan pengamatan sebelum, selama dan setelah proses kegiatan belajar mengajar dilakukan. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru lain sebagai guru observer II dan peneliti sebagai observer I. c. Refleksi Jika hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar terhadap pokok bahasan, maka pembelajaran dapat dikatakan berhasil. 3.5 Intrumen Penelitian Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:

40 a. Lembar observasi kegiatan pembelajaran Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan proses kegiatan belajara mengajar, serta kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Mengacu pada modifikasi RPP yang didesain mengaacu pada PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan cooperative learning tipe TGT dan substansi materi Matematika pokok bahasan pecahan kelas IV, kemudian dirancang pembuatan RPP dengan coopertive learning, maka acuan lembar observasi yang dilakukanpun berdasarkan RPP modifikasi yang dibuat tersebut. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi lembar observasi berikut:

41 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Tahapan Kegiatan Kegiatan Awal Kegiatan inti Kegiatan Akhir Aspek yang Diamati Membuka Pelajaran Penyampaian Materi dan Strategi Pembelajaran Penggunaan Model Pembelajaran dan Pemanfaatan Sumber Belajar Penilaian Hasil Belajar Mengakhiri Pelajaran Indikator a. Memberikan salam. b. Memberikan apersepsi. c. Penyampaian tujuan pembelajaran. d. Pemberian motivasi a. Menyiapkan alat peraga bangun datar b. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang perlu dicapai. c. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus. a. Guru menjelaskan materi ajar dengan memanfaatkan media yang telah disiapkan. b. Guru memberikan beberapa contoh soal untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan. c. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. d. Guru mengkondisikan kelas ke dalam kegiatan game tournament. e. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya. a.mengevaluasi hasil belajar b.memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. c.pemberian penghargaan atas hasil yang dicapai siswa. a. Pemberian penguatan terhadap materi ajar. b. Melakukan bimbingan dalam penarikan kesimpulan. c. Pemberian motivasi d. Pemberian tindak lanjut

42 Tahapan Kegiatan Kegiatan Awal Kegiatan inti Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Aspek yang Indikator Diamati Membuka Pelajaran Penyampaian Materi dan Strategi Pembelajaran Penggunaan Cooperative Learning Penilaian Hasil Belajar a. Siswa siap menerima pelajaran. b.siswa dapat menjawab pertanyaan apersepsi. c. Siswa memahami tujuan pembelajaran. a. Siswa memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa aktif bertanya tentang materi ajar yang dijelaskan. c. Siswa mengerti instruksi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning tipe TGT. d. Siswa siap melakukan kegiatan game tournament. a. Siswa melakukan kegiatan kelompok. b. Siswa menyelesaikan tugas yang diperoleh dalam kelompok. c. Siswa bekerja sama dan saling membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diperoleh. d. Siswa melakukan diskusi bersama antar anggota kelompok. a. Siswa melakukan presentasi hasil belajar. b. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru c. Siswa mendapatkan reward dari perolahan skor dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan Akhir Mengakhiri Pelajaran a. Siswa mampu menjawab soal yang diberikan secara lisan. b. Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran.

43 b. Lembar Soal Tes Evaluasi Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes evaluasi atau tes formatif hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang diberikan di akhir siklus. Adapun lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penjabaran lembar soal tes evaluasi siklus I maupun siklus dapat dilihat pada kisi-kisi soal dalam tabel berikut: Kompetensi Dasar/Standar Kompetensi 6. Menggunakan arti pecahan dalam pemecahan masalah. 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I Indikator Menuliskan nama dan lambang pecahan biasa. Mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran dan pecahan campuran ke pecahan biasa. Jumlah Soal 3 6 No.Soal 1.a, b, c 2. a, b, c, d, e, f Menuliskan pecahan dalam bentuk desimal. 3 3. a,b, c Membandingkan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. 4 4. a, b, c, d Mengurutkan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. 4 5. a, b, c, d

44 Kompetensi Dasar/Standar Kompetensi 6. Menggunakan arti pecahan dalam pemecahan masalah. 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II Indikator Menentukan pecahan yang senilai Melengkapi bagian dari pecahan yang senilai Jumlah Soal 3 6 No.Soal 1.a, b, c 2. a, b, c, d, e, f Mengelompokan pecahan yang senilai 3 3. a,b, c Menyederhanakan pecahan 4 4. a, b, c, d Mengelompokan pecahan yang paling sederhana 4 5. a, b, c, d 3.6 Data dan Cara Pengumpulannya Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas haruslah sejalan dengan prosedur dan langkahlangkah dalam PTK. Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis menggunakan cara pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi, dan observasi. a. Teknik Tes Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan peserta didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Tes awal pada pra

45 siklus yang dilakukan oleh guru adalah intrumen yang tepat sebagai cara pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat dilihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam hal intelektualnya. Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi sebelumnya. Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta diselaraskan dengan model pembelajaran yang digunakan guna menunjang proses pembelajaran. Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian. Tes ini akan diujicobakan pada responden yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Krangrejo dengan jumlah 27 siswa. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut. 1) Validitas Tes Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukur dapat mengukur apa yang hendak diukur (Kurniawan, 2011: 49). Sependapat dengan hal tersebut Priyanto (2010: 24) mengungkapkan Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur apa yang inigin diukur. Sugiyono (2010: 348) berpendapat bahwa sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan dalam memperoleh data tersebut (mengukur) itu valid. Didukung dengan pendapat Sambas (2007: 30) bahwa suatu intrumen pengukuran dikatakan valid jika intrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Arikunto memaparkan bahwa data yang valid merupakan data evaluasi yang sudah sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2010: 373) bahwa N= 27 (N= jumlah siswa dalam kelas uji validitas), maka batas koefisiennya adalah > 0,381. Batas koofisien tersebut diperoleh dengan melihat r tabel. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai N = 27, dengan taraf signifikan 5 % maka batas koofisiennya adalah > 0,381. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17 dengan Analyze Scale Reliability Analysis (Priyanto, 2010: 27-30) kemudian untuk melihat hasilnya

46 apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,381 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. 2) Reliabilitas Tes Menurut Priyanto (2010: 14) uji reliabilitas yaitu menguji konsistensi alat ukur, apakah hasil pengukuran tetap sama atau konsisten meskipun diukur berulangkali. Singarimbun (Kurniawan, 2011: 51) mengungkapkan bahwa reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman menurut Sekaran dalam Priyatno, D (2010: 32) sebagai berikut: < 0,6 = 0,7 > 0,8 : kurang baik : dapat diterima : baik Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan Software SPSS 17 dengan Analyze Scale Reliability Analysis. Dengan demikian hasil output dari uji reliabilitas diukur dengan > 0,6 agar data yang akan digunakan reliabel. 3) Uji Taraf Kesukaran Soal Tingkat taraf kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah (Arikunto, 2009: 207). Oleh karena itu uji taraf kesukaran soal diperlukan untuk melihat tingkat kesukaran soal yang akan dijadikan sebagai soal tes dari akhir pembelajaran agar nilai dari hasil tes tersebut dapat dikatakan sesuai dengan kriteria yang ditentukan yakni dengan kriteria soal yang baik pula. Adapun mengenai kriteria yang digunakan sebagai penentu kriteria soal menurut Sudjana (2011) adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal tersebut adalah sebagai berikut:

47 0 0,30 = Soal kategori sukar 0,31 0,70 = Soal kategori sedang 0,71 1,00 = Soal kategori mudah Adapun cara melakukan analisis untuk menguji tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2009: 208) adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = Keterangan: P = Indeks kesukaran soal untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar setiap butir soal JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes b. Dokumentasi Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian. Dokumentasi digunakan sebagai alat ukur dalam perkembangan penelitian selanjutnya. Bermula dari bagaimana keadaan peserta didik, situasi belajar, sarana dan prasarananya sampai keadaan lingkungan di sekitar sekolah tersebut. c. Observasi Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272). Sugiyono (2010: 203) juga berpendapat bahwa observasi dilakukan guna memberikan penilaian yang berkenaan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, namun Sugiyono menambahkan observasi ini dapat dilakukan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam hal ini, observasi dapat dilakukan pada SD Negeri 3 Karangrejo karena jumlah responden tidaklah terlalu besar sesuai dengan pendapat yang telah dipaparkan oleh Sugiyono. Adapun penilaian yang diberikan dalam observasi yang akan digunakan yakni dengan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan

48 bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang terhadap keadaan tertentu. Keadaan ini dapat diartikan dengan proses pembelajaran, jadi penilaian yang diberikan berfokus pada aspek dalam pembelajaran. Aspek dalam pembelajaran ini dijabarkan ke dalam pengamatan yang dilakukan terhadap siswa untuk menggambarkan keseuaian model pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru untuk menggambarkan model pembelajaran dapat digunakan dengan mudah sehingga dapat membantu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sugiyono (2010: 134-135) juga menambahkan dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian instrumen tersebut dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item instrumen. Item-item tersebut dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka tiap butir jawaban dapat diberi skor, misalnya: Kriteria: 1) Sangat Baik 2) Baik 3) Cukup Baik 4) Baik Skor: 4 3 2 1 3.7 Validasi Data Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini valid, digunakan dua cara,yaitu data yang berbentuk angka/data kuantitatif yang berupa nilai formatif siswa, kami siapkan instrumennya. Sedangkan untuk data kualitatif yang berupa observasi, peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu melalui kolaborasi dengan guru kelas. 3.8 Indikator Kinerja Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan dari prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut adalah:

49 1) Guru tampil mengelola kelas dalam proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2) Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik dalam lembar observasi. 3) Rata-rata kelas berdasarkan nilai tes siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. 4) Melalui tes formatif pada akhir siklus II 80 % siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangrejo kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo mengalami ketuntasan belajar dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan pecahan. 3.9 Analisis/Intepretasi Data Penelitian Analisis data adalah menelaah hasil pengamatan yang dilakukan untuk menguji rancangan perencanaan program, monitoring penelitian pada setiap refleksi penelitian tindakan kelas, dan masing-masing analisis akan dipaparkan melalui tabel sebagai laporan penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap tiap siklus. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar (tes formatif/tes evaluasi) dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 60 ini jumahnya sekitar 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

50 Ketuntasan individual = 100% Ketuntasan klasikal = 100% Keterangan Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 60 Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor > 60