BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu misalnya 20 tahun yang lalu, produsen hanya sekadar menjual

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak lepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. dalam produksi pembalut wanita dengan Charm sebagai merek dagangnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan yang ketat terutama dalam menghasilkan produk-produk

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapannya. Sehingga berakibat pelanggan akan lebih cermat dan pintar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. pembahasan tesis ini akan di fokuskan ke dalam kategori Personal Care, dimana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk yang dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengubah perspektif masyarakat terhadap kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan air tanpa sabun pembersih,dan sekarang banyak merek

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Hal ini tercermin dengan adanya beberapa perusahaan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekali bermunculan iklan-iklan yang ditayangkan ditelevisi, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di jaman yang semakin modern seperti saat ini dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PONDS (Studi Kasus Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas (customer knowledge) membuat perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia usaha semakin hari semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempersiapkan diri menghadapi terjadinya perubahan-perubahan besar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah merek. terjadi bukan lagi masalah perang kualitas produk melainkan perang merek

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha di Indonesia dewasa ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Melakukan investasi yang halal 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. cukup kompleks. Banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus di penuhi setiap

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia pemasaran menyadari prospek dari pergeseran citra maskulin pria menjadi lebih sadar untuk tampil gaya. Para produsen itu sadar ada peluang besar meraih keuntungan di pasar yang terus membesar ini. Jika mengingat kembali pada masa lalu misalnya 20 tahun yang lalu, produsen hanya sekadar menjual pakaian kepada pria. Tetapi kini produsen telah menjual berbagai produk fashion yang sesuai dengan keinginan dan gaya hidup kaum metroseksual. Tidak hanya itu saja, produsen juga mulai menawarkan berbagai produk seperti yang dulu hanya digunakan oleh wanita mulai dari produk penata rambut, perawatan wajah, sampai pada perawatan tubuh. Berbagai produk ini kemudian tumbuh dan berkembang seiring meningkatnya kompleksitas kebutuhan para pria yang ingin tampil gaya. Kebutuhan akan produk tersebut telah menjadi lahan bisnis bagi para produsen. Di Indonesia, jumlah pria modis ini sudah mencapai 15% dari populasi pria yang tinggal di perkotaan. Hingga kini, jumlah mereka menunjukkan tren yang meningkat. Tidak heran jika banyak produsen terkemuka di Indonesia yang masuk ke pasar ini. Produsen saling merebut pasar (market share) yang ada. Produsen yang dulu berorientasi pada produk kecantikan dan perawatan tubuh untuk wanita, kini merambah pasar pria dengan mengeluarkan produkproduk khusus pria. Sebut saja PT. Mandom Indonesia yang sudah lebih dulu memiliki merek-merek khusus pria seperti Gatsby, Mandom, dan Spalding. Lalu

diikuti oleh PT Kinocare Era Kosmetindo yang memiliki Ovale Maskulin dan Master Cologne for Men. Atau, PT Unilever Indonesia dengan Rexona for Men dan Axe for men. Pesaing yang dulunya hanya memiliki merek-merek khusus wanita, sekarang turut juga mengeluarkan produk-produk turunan dari mereknya untuk meramaikan persaingan dalam pasar pria. Pemasaran adalah suatu alat utama untuk memenangkan persaingan tersebut. Perusahaan harus mampu menetapkan strategi pemasaran yang tepat untuk produk yang dihasilkan dalam rangka memenangkan persaingan. Proses pemasaran tidak hanya melibatkan pertempuran produk, akan tetapi juga melibatkan pertempuran mengenai persepsi konsumen. Perusahaan perlu menyadari selain bersaing dengan produk yang sudah ada, terdapat juga beraneka ragam produk baru yang akan tumbuh dan beredar di pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang memiliki keistimewaan yang menjadi ciri khas untuk menarik minat orang. Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Salah satu aset untuk mencapai hal tersebut adalah melalui manajemen merek. Merek adalah nama, tanda, symbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Rangkuti, 2004:332). Merek bukan saja mampu menciptakan daya tarik, tetapi juga sebagai alat untuk memenangkan persaingan. Dengan demikian, pemasar harus mampu membangun misi untuk merek tersebut dan visi harus

menjadi seperti apa sebuah merek tersebut dan apa yang harus dilakukannya terhadap merek tersebut. Manajemen merek adalah aspek yang menjadi kunci keberhasilan bagi produsen yang merambah pasar pria. Hal ini didasari oleh karakteristik kebanyakan konsumen pria memposisikan merek sebagai preferensi utama mereka dalam membeli produk. Kebanyakan memandang sebuah merek sebagai bagian dari produk, dan pemberian merek dapat menambah nilai produk. Loyalitas merek mereka terbilang cukup tinggi, mereka cenderung menggunakan merek yang sama selama mereka puas, dan enggan mencoba merek baru, kecuali menawarkan benefit yang berbeda. Kepuasan terhadap suatu merek mendorong konsumen pria lebih proaktif dalam mencoba produk-produk baru dengan merek yang sama. Ketika mereka sudah nyaman terhadap suatu merek produk, mereka menjadi tidak sensitif terhadap harga. Oleh karena itu, konsumen pria dianggap sebagai the marketer s dream yaitu pelanggan yang di idam-idamkan setiap pemasar karena mereka memiliki banyak uang dan kemampuan untuk membeli produk-produk yang diinginkan. Salah satu strategi untuk memamfaatkan peluang dari perspektif konsumen terhadap merek adalah perluasan merek (brand extension). Produsen melakukan perluasan merek untuk memasarkan produknya dalam satu kategori baru dengan menggunakan merek yang sudah ada. Pengelolaan strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (sudah dikenal sebelumnya), sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen.

Perluasan merek telah dilakukan oleh PT Mandom Indonesia pada produknya bermerek Gatsby, sebagai salah satu produk yang sangat sering digunakan konsumen pria. Pada awalnya, Gatsby dipakai sebagai merek produk penata rambut dalam bentuk hair gel. Gatsby senantiasa mengikuti perkembangan zaman, perubahan selera, dan gaya hidup dalam mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan yang semakin kompleks. Perluasan merek Gatsby dimulai dengan memperluas kategori produk penata rambut (hair styling) dan perawatan rambut (hair treatment) ke dalam varian yang berbeda. Perluasan merek inilah yang membawa Gatsby berhasil dalam menguasai pangsa pasar untuk produk hair styling. Belajar dari kesuksesan tersebut, pada perkembangannya, PT. Mandom Indonesia memanfaatkan kekuatan Gatsby sebagai merek induk yang sudah mapan untuk produk penata rambut digunakan juga sebagai merek kategori produk-produk barunya, salah satunya Gatsby Spash Cologne. Generalisasi stimulus terjadi pada saat respon konsumen terhadap satu stimulus dibangkitkan stimulus lain yang serupa tapi berbeda (Simamora, 2003:154). Adanya generalisasi stimulus pada merek Gatsby, konsumen diharapkan masih memiliki persepsi yang sama dengan Gatsby di kategori hair gel sehingga konsumen akan memiliki pandangan yang serupa terhadap Gatby Splash Cologne sebagai produk baru. Strategi perluasan merek (brand extension) Gatsby pada penelitian ini dimulai dari kategori hair gel ke kategori body cologne pria. Menurut survei yang yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing, Gatsby menjadi Top Brand di Indonesia pada tahun 2011 untuk kategori hair gel

pada peringkat pertama dan untuk kategori body cologne pria pada peringkat kedua. Tabel 1.1 Top Brand Index Kategori Hair Gel 2011 Merek Top Brand Index Gatsby 47,1% TOP Brisk 24,8% TOP Urang Aring 9,5% Tancho 8,4% Brylcreem 2,2% L oreal 1,1% Sumber : www.topbrand-award.com Tabel 1.2 Top Brand Index Kategori Body Cologne Pria 2011 Merek Top Brand Index Axe 19,2% TOP Gatsby Spash 16,9% TOP Cologne Casablanca 12,3% TOP Master 9,9% Sumber : www.topbrand-award.com Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Gatsby yang sudah sangat kuat mendominasi pasar di kategori hair gel dengan menempati posisi pertama dengan top brand index sebesar 47,1% dari keseluruhan pangsa pasar di Indonesia yang berbeda jauh dibandingkan para pesaingnya yaitu Brisk (24,8%) menempati posisi kedua, Urang Aring (9,5%) pada posisi ketiga, Tancho (8,4%) pada posisi

keempat, Brylcreem (2,2%) pada posisi kelima dan L oreal (1,1%) pada posisi keenam. Selanjutnya, pada Tabel 2.2 menunjukkan bahwa produk hasil perluasan merek Gatsby pada kategori Body Cologne pria menunjukkan prestasi yang baik dengan menempati posisi kedua dengan top brand index sebesar 16,9%. Pada Tabel 2.2 juga menunjukkan persaingan yang sangat ketat di kategori body cologne pria antara tiga merek yaitu Axe (19,2%) di posisi pertama, Gatsby Spash Cologne (16,9%) di posisi kedua, Casablanca (12,3%) di posisi ketiga yang secara bersama-sama diposisikan sebagai top brand dari keseluruhan pangsa pasar di Indonesia. Hal ini menjadi permasalahan yang serius karena Gatsby Splash Cologne belum megikuti kesuksesan merek induknya yaitu Gatsby di kategori hair gel. Perluasan merek (brand extension) dari Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne memberikan pengaruh terhadap respon konsumen. Konsumen memberikan perhatian, minat, keinginan, keyakinan bahkan mungkin pembelian terhadap Gatsby Splash Cologne. Banyak sekali stimuli eksternal yang bisa membentuk dan mempengaruhi respon tersebut (Simamora, 2003:199). Dengan adanya generalisasi stimulus pada merek Gatsby, konsumen diharapkan memiliki persepsi yang sama dengan produk hasil perluasan dari produk sebelumnya yang sudah dikenal. Kalangan muda khususnya mahasiswa seringkali dikategorikan sebagai konsumen yang cenderung terbuka terhadap produk baru yang dimunculkan dipasaran. Kelompok ini juga diyakini selalu mengikuti trend gaya hidup terkini, terlepas dari apakah sesungguhnya mereka benar-benar membutuhkan produk

tersebut dan mendapatkan manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Fokus dari pemasar produk Gatsby selama ini cenderung membidik segmen muda khususnya mahasiswa dimana mereka cenderung untuk selalu ingin tampil lebih gaya. Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan peneliti terhadap 25 Mahasiswa Fakultas Hukum diketahui bahwa 23 orang pernah menggunakan Gatsby Hair Gel dan Gatsby Spash Cologne, dan 2 orang belum pernah menggunakan Gatsby Hair Gel dan Gatsby Spash Cologne. Fenomena ini yang menjadi alasan bagi peneliti untuk mengetahui seberapa besar respon konsumen terhadap perluasan merek dari Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne pada mahasiswa Fakultas Hukum. Sensitivitas respon merupakan parameter efektivitas untuk mengukur seberapa produktif stimuli yang diberikan perusahaan pada strategi perluasan merek (brand extension) dari Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne terhadap respon konsumen. Sensitivitas respon merupakan tingkat kepekaan atau perubahan kesadaran konsumen terhadap kehadiran suatu produk (dalam hal ini merek baru) yang mempengaruhi perilakunya dalam memenuhi kebutuhannya sebagai dampak adanya perluasan merek pada Gatsby. Sensitif atau tidak sensitif konsumen terhadap suatu perluasan merek ini, dapat dilihat dari kesadaran konsumen terhadap merek, pengetahuan konsumen terhadap merek, kesukaan konsumen terhadap merek, kecenderungan konsumen terhadap merek, keyakinan konsumen terhadap merek, serta pembelian yang dilakukan konsumen terhadap merek (Simamora, 2003:128).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi Perluasan Merek (Brand Extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne Terhadap Sensitivitas Respon Konsumen pada Mahasiswa Fakultas Hukum. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Seberapa besar tingkat sensitivitas respon konsumen terhadap perluasan merek (brand extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne pada mahasiswa Fakultas Hukum? 2. Kemana arah respon dari konsumen terhadap perluasan merek (brand extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne pada mahasiswa Fakultas Hukum? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti menetapkan tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui dan menganalisis seberapa besar tingkat sensitivitas respon konsumen terhadap perluasan merek (brand extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Mengetahui dan menganalisis arah respon dari konsumen terhadap perluasan merek (brand extension) Gatsby Hair Gel ke Gatsby Splash Cologne pada mahasiswa Fakultas Hukum. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Sebagai sarana untuk memberikan sumbangan penilaian bagi perusahaan yang diteliti sehingga dapat diterapkan di masa mendatang. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah serta memperluas wawasan peneliti dan pola pikir dalam bidang pemasaran terutama mengenai perluasan merek. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.