BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O O 3 O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kaliurang Km 17 Pakembinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Tabel 3.1 Desain Eksperimen Pretest-Postest Control Group Design R Q1 X Q2 R Q3 Q4

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel yang relevan (Sugiyono, 2010:114). Penelitian ini dalam pengambilan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random. Dengan membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional yang masih sering digunakan oleh guru dalam mengajar yaitu dengan cara ceramah. Kemudian kedua kelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan evaluasi dan dibandingkan antara kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Desain eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu: 1. Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan diberikan. 2. Memberikan treatment atau perlakuan kepada kelas eksperimen yaitu berupa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam pembelajaran IPA kelas 4 sekolah dasar. 3. Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah diberikan perlakuan. 30

31 3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Wonosobo. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April 2016 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapannya meliputi: a. Tahap persiapan Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrument, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. b. Tahap pelaksanaan Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data. c. Tahap penyusunan Yaitu tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antara lain : 1. Variabel Independen Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achiement Division) dan model pembelajaran konvensional. Penerapan model kooperatif tipe STAD (Student Teams

32 Achievement Division) ini diharapkan akan mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa. 2. Variabel Dependen Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar IPA. Kedua variabel terikat ini akan saling dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif ini dalam pembelajaran IPA, diharapkan akan mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk mengukur variabel motivasi belajar digunakan instrumen angket. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda. 3.2.1 Definisi Operasional Variabel 1. Menurut Miftahul (2013: 201), STAD (Student Teams achievement Division) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Dalam STAD, siswa diminta untuk membentuk kelompok-kelompok heterogen yang masingmasing terdiri dari 4-5 anggota. Setelah pengelompokkan dilakukan, ada sintak empat tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan rekognisi. Kelompok dengan pencapaian nilai terbaik akan mendapatkan penghargaan. 2. Dimyati dan Mudjiono (2013:80) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Terdapat beberapa indikator yang menjadi pedoman dan acuan dalam

33 pembuatan item instrumen angket yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. 3. Menurut Nawawi (dalam Susanto 2013:5), hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan pretest dan posttest untuk mendapatkan data berupa nilai tes. 3.3 Desain Penelitian Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Menurut (Sugiyono, 2010: 73), ditampilkan dengan bagan sebagai berikut: E K Keterangan : O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol O 1 : nilai pretest kelompok eksperimen O 3 : nilai pretest kelompok kontrol X : perlakuan/treatment O 2 : nilai posttest kelompok eksperimen O 4 : nilai posttest kelompok kontrol Berdasarkan bagan di atas dapat dilihat bahwa kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol juga bertujuan untuk mengetahui kedudukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol benar-benar seimbang. Setelah posisi kedua kelompok tersebut seimbang, yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka kelompok eksperimen diberi perlakuan/treatment dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

34 pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional dalam kegiatan pembelajaran. O 2 berarti nilai posttest kelompok eksperimen setelah diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan O 4 adalah nilai posttest kelompok kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Nilai O 2 secara signifikan lebih tinggi dari O 4 maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement) mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap kelompok eksperimen dibandingkan model pembelajaran konvensional yang diberikan terhadap kelompok kontrol. Pengaruh treatment adalah bila rata-rata nilai O 2 lebih besar dari rata-rata O 4 dan perbedaannya signifikan. 3.3.1 Tahap-Tahap Kegiatan Tindakan Eksperimen a. Memilih sebuah subjek penelitian yaitu SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Wonosobo. b. Menggolongkan subjek penelitian menjadi dua kelompok antara kelompok eksperimen yaitu SD Kristen 01 yang diberikan perlakuan/treatment penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan kelompok kontrol yaitu SD Kristen 03 yang diberikan pembelajaran seperti biasa yaitu dengan cara konvensional. c. Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrumen pretest dan posttest. d. Mengujicobakan instrumen pretest pada kelas uji coba yaitu kelas V SD Kristen 01 Kabupaten Wonosobo. e. Menganalisis data hasil pretest untuk menguji apakah instrumen valid dan reliabel. f. Memberikan pretest pada SD Kristen 01 dan SD Kristen 03. g. Menganalisis hasil pretest yang dilakukan pada SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 untuk mengetahui bahwa kedua SD tidak ada perbedaan yang signifikan. h. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di kelas IV

35 SD Kristen 01, sedangkan di kelas IV SD Kristen 03 dengan menerapkan pembelajaran seperti biasa yang dilakukan oleh guru yaitu pembelajaran konvensional (tanpa menerapkan model pembelajaran tipe STAD). i. Melaksanakan posttest pada SD Kristen 01 dan SD Kristen 03. j. Menghitung perbedaan antara hasil prestest dan postest untuk masingmasing kelompok eksperimen yaitu SD Kristen 01 dan kelompok kontrol yaitu SD Kristen 03. k. Bandingkan perbedaan tersebut untuk menentukan apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) berpengaruh besar pada kelompok eksperimen yaitu SD Kristen 01. Dalam menghitung dan menganalisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi software SPSS versions 20 for windows. 3.4 Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 4 SD Kristen 01 Kabupaten Wonosobo dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 11 perempuan dan 9 laki-laki. Kemudian siswa kelas 4 SD Kristen 03 Kabupaten Wonosobo dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 10 perempuan dan 12 laki-laki. Siswa kelas 4 SD Kristen 01 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas 4 SD Kristen 03 sebagai kelompok kontrol. Selanjutnya kelompok eksperimen dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan atau treatment berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams achievement Division), sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan atau treatment dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams achievement Division) tetapi dengan penerapan metode pembelajaran konvensional. 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pencapaian dan perlakuan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Observasi lebih menekankan pada pengamatan kepada guru mengenai penerapan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran yang

36 dilakukan. Observasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student teams Achievement Division). Sehinggga dalam pelaksanaan pembelajaran benarbenar sesuai dengan kondisi dan proses pembelajaran yang diharapkan. b. Angket Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Angket berfungsi sebagai alat untuk mengukur perbedaan terhadap motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. c. Test Data selanjutnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan pretest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya memberikan perlakuan atau treatment pada kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam proses pembelajaran IPA. Langkah terakhir adalah dengan memberikan posttest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan bertujuan untuk mengontrol proses pembelajaran yang berlangsung agar sesuai dengan kondisi yang diharapkan dalam penelitian. 1. Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Sebelum melakukan penyusunan instrumen observasi, terlebih dahulu menyusun kisi-kisi. Konsep dasar dalam penyusunan instrumen observasi dalam hal ini adalah prosedur dalam pelaksanaan proses pembelajaran

37 yang diharapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Variabel X Kegiatan Indikator No. Item Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Pendahuluan Kegiatan Inti -Melakukan apersepsi -Menyampaikan tujuan pembelajaran -Memberikan motivasi pada siswa -Menyampaikan materi -Membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen -Membimbing siswa saat diskusi kelompok -Memberikan kuis individu -Menghitung skor perkembangan individu -Memberikan penghargaan untuk kelompok terbaik 1,2 Penutup -Menyimpulkan materi 11 3 4 5 6 7 8 9 10 2. Item Observasi Item instrumen observasi disusun berdasarkan kisi-kisi lembar observasi yang sudah dibuat terlebih dahulu. 3.5.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Motivasi Belajar Instrumen pengumpulan data selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar siswa yang diberikan pada saat sebelum dan sesudah siswa diberikan perlakuan dalam proses pembelajaran. Instumen berupa

38 angket ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur perbedaan tingkat motivasi belajar siswa pada saat sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dilakukan maka instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Angket ini digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penyusunan angket diadopsi dari Hamzah B. Uno. Penyusunan instrumen angket ini juga mengacu pada skala Likert. Dimana setiap pernyataan memiliki 4 alternatif pilihan yaitu setuju, sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penyusunan instrumen angket juga mengacu pada kisi-kisi yang telah disusun terlebih dahulu. Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar IPA No Indikator Motivasi Item Total Favourable Unfavourable 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4. Adanya penghargaan dalam belajar. 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. 6, 21, 12 17, 5 5 28, 15, 9, 25 2 5 1, 19, 30 26, 7 5 4, 17, 27 3, 14 5 29, 23, 20, 10 18 5 13, 24, 11 22, 8 5 Total 20 10 30

39 Teknik skoring dalam angket motivasi belajar adalah mengacu pada skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.3 Skor Butir Pertanyaan Skala Likert No Instrumen Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1. Sangat Setuju 4 1 2. Setuju 3 2 3. Tidak Setuju 2 3 4. Sangat Tidak Setuju 1 4 Untuk dapat mengetahui besarnya motivasi belajar siswa maka selanjutnya skor jawaban siswa dijumlahkan. Rentang skor motivasi belajar siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Tabel 3.4 Kategori Motivasi Belajar IPA No. Kategori Motivasi Belajar Interval 1. Sangat Tinggi 77 92 2. Tinggi 59 76 3. Rendah 41 58 4. Sangat Rendah 23 40 3.5.2.3 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Hasil Belajar Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa butir soal. Butir soal yang diberikan bertujuan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa kelas 4. Butir soal yang diberikan kepada siswa kelas 4 adalah berupa soal objektif. Dalam penyusunan instrumen tes juga megacu pada kisi-kisi instrumen tes hasil belajar yang telah dibuat sebelumnya.

40 Standar Kompetensi Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPA Kompetensi Indikator Dasar Item Soal Nomer Jumlah Soal Soal 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya. 1. mencari informasi berbagai sumber energi 1,2,3,4,7,9, 13,14,16,18, 19,20,22,24, 26,27,28,29, 30 19 dalam kehidupan alternatif. sehari-hari. 2. memberi contoh benda yang 5,6,8,10,11, 12,15,17,21, 23,25 11 menggunakan sumber energi alternatif. Nilai per item = 1 Nilai tertinggi = 100 Nilai terendah = 0 Format penilaian= skor yang diperoleh 100 skor maksimal 3.6 Uji Instrumen 3.6.1 Uji Validitas Valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Penggunaan instrumen yang valid dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid. Jadi instrumen yang valid merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid (Sugiono, 2012:129). Pengujian validitas dan realibilitas soal evaluasi dengan menggunakan aplikasi softwarespss versions 20 for windows dengan cara Analyze-Scale- Reliabilty Analyze. Kemudian untuk mengetahui item soal valid atau tidak dapat

41 dilihat dengan hanya melihat output saja melainkan membandingkan hasil output dengan r tabel berdasarkan berapa berapa banyak koresponden yang digunakan. Pada penelitian ini koresponden untuk menguji validitas soal sebanyak 30 orang maka melihat nilai r pada tabel yang sesuai dengan N= 30 dan taraf signifikan 5%, maka didapatkan nilai 0,361. Jadi, dapat dikatakan bahwa item soal valid jika nilainya 0,361 (Sugiyono, 2012:135). Rancangan instrumen soal hasil belajar yang sudah jadi kemudian dites uji cobakan pada siswa kelas 5 SD Kristen 01 Kabupaten Wonosobo. Hasil dari uji validitas instrumen soal hasil belajar dapat dilihat dari kolom corrected item total coorelation yang nilainya 0,361 dinyatakan valid. Dari 30 soal pilihan ganda yang diuji cobakan terdapat 22 soal valid, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30 dan 8 soal tidak valid, yaitu soal nomor 2, 5, 11, 17, 19, 20, 24, 27. Kemudian peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan 20 soal valid yang dihitung kembali dengan menggunakan aplikasi SPSS versions 20 for windows. Dari hasil akhir pengolahan data tersebut dapat diketahui banyaknya jumlah soal yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 22 item soal. Sebaran item soal valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Validitas Instrumen Soal Hasil Belajar Valid Tidak Valid 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30 2, 5, 11, 17, 19, 20, 24, 27 Rancangan instrumen angket motivasi belajar yang sudah jadi kemudian dites uji cobakan pada siswa kelas 5 SD Kristen 01 Kabupaten Wonosobo. Hasil dari uji validitas instrumen angket motivasi belajar dengan jumlah item sebanyak 30 pernyataan ini terdapat 23 item valid, yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30. Sedangkan 7 item yang tidak valid yaitu nomor 2, 11, 13, 15, 17, 22, 26.

42 Dari hasil akhir pengolahan data tersebut dapat diketahui banyaknya jumlah soal yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 item untuk instrumen motivasi belajar. Sebaran item soal valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7 Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar Valid Tidak Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 2, 11, 13, 15, 17, 22, 26 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Pengertian yang paling sederhana dari reliabilitas adalah kemantapan alat ukur, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat diandalkan atau memiliki keajegan asli (Wardani, 2012:344). Tabel 3.8 Rentang Indeks Reliabilitas No. Indeks Interpretasi 1. 0,80 1,00 Sangat reliable 2. < 0,80 0,60 Reliabel 3. < 0,60 0,40 Cukup reliable 4. < 0,40 0,20 Agak reliable 5. < 0,20 Kurang reliable

43 Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.9 : Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.935 23 Dari gambar tabel 3.9 dapat dilihat nilai cronbach s alpha yaitu berada diantara nilai koefisien 0,935 sehingga intrumen angket motivasi belajar ini dinyatakan sangat reliabel dan dapat digunakan. Hasil uji reliabilitas soal hasil belajar juga dapat dilihat pada tabel 3.8 : Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.954 20 Dari gambar tabel 3.10 dapat dilihat nilai cronbach s alpha yaitu berada diantara nilai koefisien 0,954 sehingga intrumen angket motivasi belajar ini dinyatakan sangat reliabel dan dapat digunakan. 3.7 Analisis Data Tahap Akhir Data yang telah diperoleh dari skor hasil belajar siswa dan skor angket motivasi setelah mendapat perlakuan/treatment dan posttest juga perlu untuk dianalisis. Analisis data yang digunakan pada tahap akhir dalam penelitian ini meliputi analisis deskripstif, uji normalitas, uji homogenitas dan uji t pada motivasi dan hasil belajar siswa. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui persentase angket motivasi belajar akhir dan nilai hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 yang diperoleh oleh kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari analisis deskriptif yang dilakukan ini juga akan diketahui skor rata-rata angket motivasi

44 belajar akhir dan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok control. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak pada sebaran data yang akan dianalisis. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk. Kriterianya adalah signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 berarti berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji Levene Statistic, kriterianya adalah signifikansi untuk hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 berarti variansi pada tiap kelompok sama (homogen). Dalam melakukan uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi software SPSS versions 20 for windows. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Independent Sample Test (t-test) dengan kriteria jika signifikansi > 0,05 maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi < 0,05 maka memiliki varian yang berbeda. Penggunaaan teknik statistik dalam uji Independent Sample Test (t-test) adalah untuk menguji signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata pada subyek penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Melalui uji Independent Sample Test (t-test) dalam penelitian ini diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas 4 yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Uji Independent Sample Test ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat alpha 5%. Jika t hitung t tabel dan sig 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.