HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS X MIA 1 MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 TRI HARYANI NPM : 11500041 Pembimbing : Drs. Fadjeri, M.Pd BIMBINGAN DAN KONSELING ABSTRAK Tri Haryani. HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS X MIA 1 MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Februari 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan self esteem dengan interaksi sosial pada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta yang berjumlah 28 orang. Seluruh siswa digunakan sebagai sampel karena populasi kecil. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Metode angket dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang self esteem dan interaksi sosial, Sedangkan dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang daftar nama responden. Teknik analisis data dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data yang dianalisis yaitu antara variabel self esteem dengan interaksi sosial dengan menggunakan rumus r product moment diperoleh nilai r hitung yaitu sebesar 0,252. Kemudian hasil r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r produk moment dengan taraf signifikansi 5% yaitu 0,252<0,374. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil r hitung lebih kecil dari r tabel jika dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa Ada hubungan yang positif dan signifikan antara self esteem dengan interaksi sosial pada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 diterima kebenarannya namun tidak signifikan. Kata Kunci: Hubungan, Self Esteem dan Interaksi Sosial 1
2 PENDAHULUAN Remaja merupakan individu yang sedang dalam masa perkembangan dimana mereka harus mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan orang dewasa. Berkaitan dengan remaja, hasil-hasil studi di berbagai Negara menunjukkan bahwa masa yang paling penting dan menentukan perkembangan harga diri seseorang adalah pada masa remaja (Tambunan, 2001:36).Hasil pengamatan dan informasi yang diperoleh dari Guru yang mengajar di kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, ada empat siswa di kelas tersebut yang pendiam dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kurang bertanggungjawab ketika mendapat tugas dari guru serta ada siswa yang bekerjasama dengan temannya ketika mendapat tugas individu. Sedangkan orang yang memiliki karakteristik tersebut adalah orang yang memiliki harga diri rendah.menurut Gufron dalam Muharnia Dewi(2010:32) Harga diri merupakan hasil penilaian yang dilakukannya dan perlakuan orang lain terhadap dirinya dan menunjukkan sejauh mana individu memiliki rasa percaya diri serta mampu berhasil dan berguna. William D.Brooks dan Philip Emmert dalam JalaluddinRakhmat (2011:99) yang menyatakanbahwakomponenkonsepdiri yang berupakomponenkognitif (self image) dankomponenafektif (self esteem) berpengaruhbesar dalam pola komunikasi. Rasa harga diri (self esteem) adalah suatu penilaian individu terhadap dirinya yang bersifat positif maupun negatif. Dimana orang yang memiliki harga diri positif, interaksi sosialnya baik dan orang yang memiliki rasa harga diri negatif interaksi sosialnya kurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan perkembangannyapun terhambat. Harga diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu harga diri tinggi dan harga diri rendah. Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia ini. Seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup tinggi, dia akan yakin dapat mencapai prestasi yang dia dan orang
3 lain harapkan. Pada keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan. Manfaat memiliki harga diri tinggi, yaitu: (1) Individu akan semakin kuat dalam menghadapi hidup, semakin tabah dan tahan dalam menghadapi tekanan-tekanan kehidupan, serta tidak mudah menyerah dan putus asa. (2) Semakin kreatif dalam belajar dan bekerja. (3) Semakin ambisius dalam hal karier, finansial dan tidak hanya itu, namun halhal yang individu temui dalam kehidupan (emosional, kreatifitas, spiritual). (4) Individu memiliki harapan yang besar dalam berhubungan yang baik dan konstruktif. (5) Individu akan semakin bijak dalam memperlakukan orang lain, karena tidak menganggap orang lain sebagai ancaman. Adler dalam Purwa Atmaja (2014:231) Rasa rendah diri yaitu segala rasa kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasakan secara subjektif ataupun karena keadaan jasmani yang kurang sempurna. Rasa rendah diri timbul sebagai akibat perasaan kurang berharga atau kurang mampu dalam bidang penghidupan apa saja. Remaja yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Disamping itu remaja dengan harga diri rendah cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapai respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri rendah inilah sering muncul perilaku rendah. Akibat memiliki harga diri rendah: (1) Mudah merasa cemas, stress, merasa kesepian, dan mudah depresi. (2) Dapat menyebabkan masalah dengan teman baik dan sosial.
4 (3) Dapat merusak secara serius, baik dalam hal akademik maupun penampilan kerja. (4) Membuat underachiever dan meningkatkan kecenderungan ke arah penggunaan obat-obatan dan alkohol. Dalam(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PSIKOLOGI.PENDDANBIMBING AN /196211121986102-SETIAWATI/SELF-ESTEEM. pdf Konsep Harga Diri) Bimo Walgito (2003:67) Interaksi Sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, dimana individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik.menurut H.Borner dalam Abu Ahmadi (2002:54), Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara 2 individu atau lebih, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2014:87) interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan yang terus menerus antar individu satu dengan yang lainnya, individu dengan kelompok, kelompok dengan individu atau kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial sebagai proses saling mempengaruhi antara dua orang atau lebih yang berperan secara aktif. Interaksi sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor lingkungan. Lingkungan tersebut yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang berperan sangat pentingi dalam perkembangan sosial anak. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan dimana individu pertama kalinya berinteraksi sosial, sehingga lingkungan keluarga adalah penentu rasa harga diri individu karena ketika anak diberlakukan secara positif seperti diberikan rasa aman, dihargai, diterima, diberikan kebebasan untuk menyatakan diri maka anak akan dengan positif dalam mengekspresikan dirinya. Namun apabila anak diberlakukan kurang baik, misalnya dipermalukan di depan umum, maka itu akan
5 memungkinan kompensif negatif yang akan muncul pada anak ketika mengolah konflik itu, yaitu rasa rendah diri yang akan tetap melekat pada dirinya atau anak berbuat berlebih-lebihan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antaraself Esteem dengan interaksi sosial pada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel self esteem(x)yaitusebagai variabel independendengan variabel interaksi sosial (Y) yaitu sebagai variabel dependenpada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Trianto (2011:231) Populasi adalah semua individu atau unit atau peristiwa yang ditetapkan sebagai obyek penelitian. Populasi merupakan sekumpulan kasus atau subyek-obyek yang memiliki syarat tertentu yang berkaitan dengan penelitian, serta memiliki kualitas dan syarat tertentu pula yang telah ditetapkan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Dalam pengambilan sampel harus representatif (mewakili) dari populasi namun apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 15% atu 20% atau lebih Suharsimi Arikunto dalam (Tri Nur, 2013:38). Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 orang (Sampel Total). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang self esteem dan interaksi sosial. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang daftar nama responden.
6 Pengolahan instrument data kuantitatif pada penelitian ini, yaitu yang pertama uji validitas dan reliabilitas yang menggunakan rumus r product moment angka kasar daripearson yang kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearmanbrown dan kedua uji hipotesis dengan menggunakan rumus r product moment angka kasar daripearson. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan data angket dengan variabel self esteem diperoleh nilai tertinggi yaitu 93 dan nilai terendah 71. Dari analisis data diperoleh nilai mean = 83,5, median = 85,5, modus = 89,5, dan standart deviasi = 6,8. Tabel I Distribusi Frekuensi Self Esteem Siswa Kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 Nilai X X² f cf b fx fx² 91-95 93 8649 3 28 279 25947 86-90 88 7744 11 25 968 85184 81-85 83 6889 4 14 332 27556 76-80 78 6084 6 10 468 36504 71-75 73 5329 4 4 292 21316 34695 28 81 2339 196507
7 Selanjutnya data tentang self esteem dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut: 12 10 8 6 4 2 0 Frekuensi 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 Frekuensi Gambar 2. Grafik histogram dan poligon tentang Self Esteem siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Dari hasil pengumpulan data angket tentang variabel interaksi sosial diperoleh nilai tertinggi 106 dan nilai terendah 86. Adapun dari analaisis data diperoleh nilai mean = 97,8, median = 105,5, modus = 120,9 dan standart deviasi 5,798. Tabel II Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Siswa Kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Nilai Y Y² f cf b fy fy² 106-110 108 11664 1 28 108 11664 101-105 103 10609 9 27 927 95481 96-100 98 9604 10 18 980 96040 91-95 93 8649 4 8 372 34596 86-90 88 7744 4 4 352 30976 48270 28 85 2739 268757
8 Selanjutnya data tentang interaksi sosial dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut: 12 10 8 6 4 2 0 Frekuensi 86-90 91-95 96-100 101-105 106-110 Frekuensi Gambar 2. Grafik histogram dan poligon tentang Interaksi Sosial siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Dari hasil pengujian data yang dianalisis dengan menggunakan rumus r product moment diperoleh hasil r sebesar 0,252. Selanjutnya nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment N = 28 dengan taraf signifikansi 5% yaitu 0,252<0,374. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil r hitung lebih kecil dari r table, jika dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa : Ada hubungan yang positif dan signifikan antaraself Esteem dengan interaksi sosial pada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 diterima kebenarannya namun tidak signifikan. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antaraself esteem dengan interaksi sosial pada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015, diterima kebenarannya namun tidak signifikan. William D.Brooks dan Philip Emmert dalam Jalaluddin Rakhmat (2011:99) yang menyatakan bahwa komponen konsep diri yang berupa
9 komponen kognitif (self image) dan komponen afektif (self esteem) berpengaruh besar dalam pola komunikasi terbukti namun tidak signifikan. Kemungkinan hal tersebut dapat terjadi karena siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta memiliki self esteem dan interaksi sosial yang sudah baik, hal tersebut terbukti ketika diajak berkomunikasi mereka merespon dengan baik, bias jadi ada faktor lain yang mungkin menjadi penyebab dalam pengambilan data. Contohnya, adanya variabel kontrol antara variabel self esteem dengan interaksi sosial yang belum diketahui atau dalam pengisian angket siswa tidak jujur dengan jawaban yang diberikan. Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, adapun keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Jumlah sampel yang sedikit. 2. Kurang maksimalnya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data antara variabel self esteem dengan interaksi sosial yang dianalisis dengan menggunakan rumus r product moment diperoleh r hitung 0,252. Kemudian r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r produt moment dengan N = 28 pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,252<0,374. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil r hitung lebih kecil dari r tabel, jika dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Ada hubungan yang positif dan signifikan antara self esteem dengan interaksi sosial pada siswa kelas X MIA 1 MAN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 diterima kebenarannya namun tidak signifikan. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan : 1. Kepada Kepala Sekolah
10 Hendaknya Kepala Sekolah sebagai pimpinan sekolah selalu membuat kebijakankebijakan yang mampu mempertahankan konsep diri siswa yang positif terutama rasa harga diri siswa. 2. Kepada Guru dan Guru BK Hendaknya guru selalu memberikan dorongan dan motivasi serta menjalin komunikasi yang akrab agar siswa tetap dapat mempertahankan rasa harga diri yang tinggi. 3. Kepada Siswa Hendaknya siswa yang telah memiliki self esteem yang tinggi tetapmempertahan - kannya dan tetap saling berinteraksi dengan baik kepada siapa saja agar di setiap tahap perkembangan mampu optimal. DARTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._psikologi_pend_dan_bimbingan/ 196211121986102-SETIAWATI/SELF-ESTEEM.pdfKonsepHargaDiri Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta :Andi http://tulisanpasir.blogspot.com/2012/12/teori-self.html. diakses tgl 30 Desember 2014 Jalaluddin Rachmad, 2011. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Offset : Bandung Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. 2014. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksar MuharniaDewiAdilia. 2010.Skripsi. Jakarta: FakultasPsikologi UIN SyarifHidayatullah Purwa Atmaja Prawira. 2014. Psikologi Kepribadian dengan Perpektif Baru. Jogjakarta: AR-Ruzz Media Tambunan. 2001. Harga Diri Remaja. http://www.e-psikologi.com/artikel /individual/harga-diri-remaja. Diakses tgl.30 Desember 2014. Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Tri Nur Kayati. 2013. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi.