ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL TENTANG LUAS LINGKARAN BERDASARKAN KRITERIA WATSON ARTIKEL TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
Winarsih et al., Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson dalam...

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON

PENYELESAIAN MASALAH BANGUN DATAR SISWA KELAS VII: KESALAHAN DAN KATEGORISASINYA

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-1 PADA MATAKULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL DENGAN PANDUAN KRITERIA WATSON

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER

DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SEGITIGA

Error Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

Susilawati 1), Febrian 2) Mahasiswa FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji.

ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DUAL MODE ERROR ANALYSIS: PENYELESAIAN PERMASALAHAN LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DENGAN TAKSONOMI SOLO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS IX SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN KLASIFIKASI WATSON SKRIPSI

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BARISAN DAN DERET

BAB II KAJIAN TEORI Konsep

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK KALOR PADA SISWA KELAS X SMA

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VI SDN 2 TAMANSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA UASBN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA PADA MATERI KELILING GABUNGAN BANGUN DATAR JURNAL

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL. Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh FEBRIANI KRISTINA LANUWU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 4 Hasil Pekerjaan Siswa

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

Profil kesulitan siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal fisika materi cahaya ditinjau dari gaya belajar di SMPN 2 Wungu

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI BERDASARKAN KRITERIA WATSON DI KELAS X SMA AL-AZHAR PALU

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL URAIAN POKOK BAHASAN KUBUS

ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KASUS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLIYA SISWA SMK. Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP

AlphaMath ZUHROTUNNISA ABSTRACT:

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED BERDASARKAN TEORI WALLAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Matematika Dasar

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. Sekolah ini berada di sebelah Kantor Kepala Desa yang merupakan pusat desa.

Pengaruh Model Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sangalla

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. bermutu perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. wujud dari pangakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini deskriptif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN PANDUAN KRITERIA WATSON NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Hots Berdasar Teori Newman

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL TENTANG LUAS LINGKARAN BERDASARKAN KRITERIA WATSON ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Dominikus Tasekeb 202013094 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL TENTANG LUAS LINGKARAN BERDASARKAN KRITERIA WATSON Dominikus Tasekeb 1, Novisita Ratu 2 1,2 Pendidikan matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah 50711 Email: 1 202013094@student.uksw.edu, 2 novisita.ratu@staff.uksw.edu ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan siswa SMP dalam menyelesaikan soal luas lingkaran berdasarkan kriteria Watson. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri Satu Atap Penmina, adapun pengambilan subjek dalam penelitian adalah teknik purposive sampling. Dalam pemilihan subjek penelitian ini mengkategorikan 3 jenis subjek yaitu subjek berkemapuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Data utama dalam penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaiakan soal tentang luas lingkaran. Adapun kesalahan yang dilakukan siswa dianalisis mengacu pada tipe kesalahan Watson diantaranya adalah data tidak tepat, prosedur tidak tepat, data hilang, kesimpulan hilang, konflik level respon, manipulasi tidak langsung, hierarki keterampilan, dan selain dari ketujuh tipe kesalahan lain yang sudah diungkapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan yang paling banyak dilakukan subjek adalah pada jenis kesalahan prosedur tidak tepat sebesar 34%, kesalahan pada manipulasi tidak langsung sebesar 28%, pada kesalahan data tidak tepat sebesar 16%, dan kesalahan Selain ketujuh kategori sebesar 9% sedangkan pada kesalahan data hilang, kesalahan kesimpulan hilang, kesalahan konflik level respon, kesalahan masalah hirarkhi keterampilan sebesar 0%. Kesalahan yang dilakukan subjek tersebut tentunya memiliki beberapa alasan dari masing masing subjek. Kata kunci : luas lingkaran, tipe kesalahan Watson PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sesuatu yang abstrak. Objek kajian dalam matematika yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip yang mempunyai karakter yang abstrak. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam matematika diperlukan adanya pemahaman terhadap objek kajian matematika tersebut. Dengan karakteristik matematika seperti ini, diperlukan upaya yang lebih cermat untuk melihat respon yang diberikan siswa pada setiap permasalahan yang ada dalam matematika (Winarsih dkk, 2015). Untuk merespon permasalahan yang dilakukan siswa diperlukan suatu pemecahan masalah. Pemecahan masalah dalam matematika sekolah biasanya diwujudkan melalui soal cerita. Dalam penyelesaian soal cerita terlebih dahulu siswa harus dapat memahami isi soal cerita tersebut, setelah itu menarik kesimpulan obyek obyek yang harus diselesaikan dan memisalkannya dengan simbol-simbol matematika, sampai pada tahap akhir yaitu 1

penyelesaian. Hingga saat ini, keterampilan berpikir dan menyelesaikan soal cerita matematika masih cukup rendah. Kesulitan yang paling banyak dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah kesulitan dalam memahami soal (Hanifah, 2009). Soal cerita sangat bermanfaat untuk perkembangan proses berpikir siswa. Namun soal matematika berbentuk cerita justru sering dianggap sebagai soal yang sulit untuk diselesaikan karena harus melalui pemikiran yang panjang dan penalaran yang rumit. Budiyono (2008: 7) menyatakan bahwa soal cerita masih merupakan soal yang cukup sulit bagi sebagian siswa. Menurut hasil statistik selama 3 tahun berturut-turut hasil UN SMP menunjukkan bahwa persentase daya serap peserta didik tentang kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas dan keliling bangun datar masih rendah, baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional yaitu kurang dari 50%. Tabel 1. Persentase Penguasaan Materi Soal Matematika Ujian Nasional SMP/MTs Tahun Pelajaran 2014/2015 No. Urut Kemampuan Yang Diuji Tingkat Provinsi Tingkat Nasional 1 2 3 4 Operasi Bilangan Operasi Aljabar Bangun Geometris Statistika dan Peluang 2 51,99% 46,75% 44,03% 52,64% 60,64% 57,28% 52,04% 60,78% *) Propinsi Jawa Tengah Sumber : Laporan Hasil Ujian Nasional oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan data soal Ujian Nasional (UN) matematika SMP pada tahun pelajaran 2014/2015 terlihat bahwa dari 4 kemampuan yang diujikan materi bagun geometri yang memiliki presentasi paling rendah pada tingkat provinsi maupun tingkat nasional, pada tahun pelajaran 2014/2015 dari 40 soal UN terdapat 3 soal lingkaran dan 1 diantaranya adalah soal pemecahan masalah. Oleh karena itu perlu adanya suatu analisis kesalahan dalam mengerjakan soal cerita pemecahan masalah matematika, dengan mengambil materi luas lingkaran. Menurut Anis (2009: 17) pada tingkat pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama), geometri bidang yang dipelajari adalah tentang lingkaran. Salah satu pokok bahasan yang dipelajari dalam materi lingkaran adalah keliling dan luas lingkaran. Pada pokok bahasan tersebut memang bukan materi yang susah untuk diselesaikan ketika disajikan dalam sebuah soal. Namun, soal pada pokok bahasan keliling dan luas lingkaran dianggap menjadi soal yang rumit untuk diselesaikan ketika disajikan dalam bentuk cerita karena memerlukan pemahaman yang lebih dalam. Selain itu, ditemukan juga kesalahan dalam perhitungan dan memasukkan rumus. Adapun kesalahan-kesalahan tersebut tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan-kesalahan lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurut Watson (dalam Arifin,2011) terdapat 8 kategori kesalahan dalam mengerjakan soal, yaitu: (1) Data tidak tepat (inappropriate data/ id). Dalam kasus ini siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat pada suatu masalah, tetapi memilih sebuah informasi atau data yang tidak tepat.

(2) Prosedur tidak tepat (inappropriate procedure/ ip). Pada kasus ini siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat pada suatu masalah, tetapi dia menggunakan prosedur atau cara yang tidak tepat. (3) Data hilang (ommited data/ od). Gejala data hilang yaitu kehilangan satu data atau lebih dari respon siswa.dengan demikian penyelesaian menjadi tidak benar. Mungkin respon siswa tidak menemukan informasi yang tepat, namun siswa masih berusaha mengoperasikan pada level yang tepat. (4) Kesimpulan hilang (ommited conclusion/ oc). Gejala kesimpulan hilang adalah siswa menunjukkan alasan pada level yang tepat kemudian gagal menyimpulkan. (5) Konflik level respon (response level conflict/ rlc). Gejala yang terkait dengan respon kesimpulan hilang adalah konflik level respon. Pada situasi ini siswa menunjukkan suatu kompetisi operasi pada level tertentu dan kemudian menurunkan ke operasi yang lebih rendah, biasanya untuk kesimpulan. (6) Manipulasi tidak langsung (undirected manipulation/ um). Alasan tidak urut tetapi kesimpulan didapat dan secara umum semua data digunakan.suatu jawaban benar diperoleh dengan menggunakan alasan yang sederhana dan penuangan tidak logis atau acak.gejala ini diamati sebagai manipulasi tidak langsung. (7) Masalah hirarkhi keterampilan (skills hierarchy problem/ shp). Banyak pertanyaan matematika memerlukan beberapa keterampilan untuk dapat menyelesaikannya seperti keterampilan yang melibatkan kemampuan menggunakan ide aljabar dan keterampilan memanipulasi numerik.jika keterampilan siswa dalam aljabar atau memanipulasi numerik tidak muncul, terjadi masalah hirarkhi keterampilan. Ekspresi masalah hirarkhi keterampilan ditunjukkan antara lain siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan karena kurang atau tidak nampaknya kemampuan keterampilan. (8) Selain ketujuh kategori di atas (above other/ ao). Kesalahan siswa yang tidak termasuk pada ketujuh kategori di atas dikelompokkan dalam kategori ini.kesalahan yang termasuk dalam kategori ini diantaranya pengopian data yang salah dan tidak merespon. Penelitian ini menekankan bahwa untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada materi lingkaran menggunakan kriteria Watson dengan memeriksa setiap langkah apa yang dikerjakannya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Apa saja jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pengolahan data berdasarkan kategori kesalahan menurut Watson? 2) Berapa persentase kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pengolahan data berdasarkan kategori kesalahan menurut Watson? 3

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Satu Atap Penmina siswa kelas VIII A di sekolah tersebut, yaitu siswa yang sudah mempelajari materi lingkaran untuk tingkat SMP. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 dan 29 April 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 subjek dari kelas VIII A SMP Negeri Satu Atap Penmina. Teknik pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling, dimana subjek dipilih berdasarkan kriteria tertentu (Sugiyono, 2010). Kemampuan matematika siswa diukur menggunakan hasil tes akhir semester 1 matematika tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan data tes siswa, maka data diolah dengan mengkategorikan hasil belajar dalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Subyek diambil sebanyak 1 siswa dari kemampuan siswa dalam kategori tinggi, 1 siswa dari kemampuan siswa dalam kategori sedang dan 1 siswa dari kemampuan siswa dalam kategori rendah berdasarkan rekomendasi guru. Peneliti melakukan tes dengan memberi soal tentang luas lingkaran sebanyak 3 buah soal. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, berupa tulisan dan kata-kata yang menunjukkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang luas lingkaran. Data yang didapatkan meliputi lembar hasil jawaban siswa pada tes yang diberikan oleh peneliti, serta rekaman wawancara subjek penelitian setelah menyelesaikan lembar tugas. Jenis tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Soal tes yang diberikan sebanyak 3 butir soal. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 3. Kisi-kisi soal tes No soal Soal 1 Hitunglah luas daerah yang diarsir! 2 Hitunglah luas daerah yang diarsir di bawah ini 3 Jika panjang sisi persegi 14 cm. Hitunglah luas daerah yang diarsir! 4

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Subjek Hasil jawaban dari tes yang telah diberikan kepada siswa kelas VIII A berjumlah 27 orang selanjutnya dianalisis berdasarkan jenis jenis kesalahan menurut kriteria Watson. Berikut ini adalah tabel klasifikasi jenis jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang luas lingkaran. Tabel 1. Klasifikasi Jenis-jenis Kesalahan Berdasarkan Kriteria Watson No. Jenis - jenis Kesalahan Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 1 5 20 6 - - 14-4 2 10 14 9 - - 15-3 3 8 16 6 - - 12-6 Total 23 50 21 0 0 41 0 13 Jumlah dalam 16% 34% 14% 0% 0% 28% 0% 9% (%) Dari tabel diatas terdapat tiga soal yang diberikan kepada 27 siswa kelas VIII dalam mengerjakan ketiga soal tersebut terdapat delapan jenis kesalahan berdasarkan kriteria Watson. Kesalahan dengan jumlah presentase terbesar pada kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure/ ip) sebesar 34%, kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation/ um) sebesar 28%, kesalahan data tidak tepat (inappropriate data/ id) sebesar 16%, kesalahan data hilang (ommited data/od) sebesar 14%, dan kesalahan selain ketujuh kategori di atas (above other/ ao) sebesar 9%, sedangkan pada kesalahan kesimpulan hilang (ommited conclusion/oc), konflik level respon (response level conflict/rlc), masalah hirarkhi keterampilan (skills hierarchy problem/shp) sebesar 0%. Dari ke-27 siswa kelas VIII dapat diambil tiga siswa yang mempresentasikan berkemampuan matematika tinggi, berkemampuan matematika sedang, dan berkemampuan matematika rendah sebagai berikut. Setelah dilakukan tes dan analisis maka dilakukan pemilihan subjek dari ke-27 siswa berupa subjek berkemampuan matematika tinggi, berkemampuan matematika sedang, dan berkampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal tentang luas lingkaran berdasaarkan kriteria Watson. Pemilihan subjek berdasarkan rekomendasi guru matematika adalah sebagai berikut Tabel 2. Pengelompokan Berdasarkan Tingkat kemampuan No Nama Nilai Inisial Tingkat Kemampuan 1 Jesicca Ludjipau 100 T Tinggi 2 Mirna Opat 75 S Sedang 3 Febrita Tohana 50 R Rendah 5

B. Pembahasan Adapun jawaban siswa yang dimaksud adalah jawaban tertulis pada lembar jawab yang telah disediakan dan jawaban subjek saat diwawancara. Berikut merupakan deskripsi jawaban subjek secara terperinci. 1. Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (T) 1.1 Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (T) pada soal nomor 1 Pada soal nomor satu, subjek T mampu mengerjakan soal nomor satu dengan benar, namun ada kesalahan dalam menulis simbol (+) dan setelah dilakukan wawancara subjek T dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan dengan benar. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek T yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. Gambar 1. Kutipan pekerjaan subjek T pada soal nomor 1. Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p coba ceritakan cara kerja nomor satu bagaimana? s nomor 1 saya mengunakan rumus πr 2. Lingkaran besar jari-jari=28 (dari 14x4=56/2=28), Lingkaran sedang jari-jari =21 (dari 14x3=42/2=21),Lingkaran kecil jari-jari =7 (dari 14/2=7) luas lingkaran pertama = πr 2 =22/7 x 28 x 28 (28 habis dibagi 7 = 4)= 88 x 28 =2.464 luas lingkaran yang kedua πr 2 = 22/7 x 21 x 21(21 habis dibagi 7 =3) =66x21 =1386 luas lingkaran ketiga = πr 2 =22/7 x 7 x 7 ( 7 habis dibagi 7=1) =22x7=154 kesimpulan: luas lingkaran pertama luas lingkaran kedua + luas lingkaran ketiga =2.464 1386 + 154 = 1.232 Berdasarkan Gambar 1 serta kutipan wawancara, subjek T tidak mengalami kesalahan pada saat menyelesaikan soal nomor satu namun subjek T mengalami kesalahan pada data hilang yaitu subjek T tidak menuliskan satuannya. 6

1.2 Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (T) pada soal nomor 2 Pada soal nomor dua, subjek T mampu mengerjakan soal nomor dua walaupun tidak benar, ada kesalahan dalam mengejakan yaitu subjek T mengunaakan prosedur yang tidak tepat. Setelah dilakukan wawancara subjek T dapat menjelaskan cara kerja nomor dua walaupun salah dalam penyelesaikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek T pada Gambar 2 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. Gambar 2. Kutipan pekerjaan subjek T pada soal nomor 2. Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p Ok. Cara kerja nomor dua bagaimana? s Nomor dua memakai rumus πr 2. luas lingkaran pertama = πr 2 =22/7 x 28 x 28 (28 habis dibagi 7 = 4) = 88 x 28 =2.464 luas lingkaran yang kedua πr 2 = 22/7 x 14 x14(14 habis dibagi 7 =2) =44x14 =616 luas lingkaran ketiga = πr 2 =22/7 x 7 x 7 ( 7 habis dibagi 7=1) =22x7=154 kesimpulan: luas lingkaran pertama luas lingkaran kedua + luas lingkaran ketiga =2.464 616 + 154 = 2002 Berdasarkan Gambar 2 serta kutipan wawancara subjek T sudah tepat dalam menentukan rumus yaitu luas lingkaran (πr 2 ) akan tetapi subjek T mengalami kesalahan yaitu membagi lingkaran menjadi tiga bagian, lingkaran pertama r = 28, lingkaran kedua r = 14, dan lingkaran ketiga r = 7 dan subjek T nampaknya tidak menuliskan satuannya. Sehingga dari Gambar 2 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek T tergolong dalam kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure) dan data hilang (ommited data/od). 1.3 Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (T) pada soal nomor 3 Pada soal nomor tiga, subjek T mampu menyelesaikan walaupun salah, ada kesalahan dalam mengejakan yaitu subjek T mengunaakan prosedur yang tidak tepat dalam menyelesaikan soal nomor tiga. Setelah dilakukan wawancara subjek T dapat menjelaskan cara kerja nomor tiga walaupun salah dalam penyelesaian. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek T yang dapat dilihat pada Gambar 3 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. 7

Gambar 3. Kutipan pekerjaan subjek T pada soal nomor 3 Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p Kalau yang nomor tiga kerjanya bagaimana coba ceritakan? s Memakai rumus luas tembereng = luas juring luas πr 2, luas juring =7, luas πr 2 =22/7 x 7x 7 (7 habis dibagi 7 =1) jadi 22x7 = 154. luas tembereng = luas juring - πr 2 = 7-154= 147 147x 8 =1476 Berdasarkan Gambar 3 serta kutipan wawancara subjek T mengalami kesalahan dalam menentukan rumus yang digunakan yaitu luas tembereng = luas juring - luas πr 2. Setelah dilakukan wawancara subjek T tidak merubah rumus yang digunakan yaitu luas tembereng = luas juring - luas πr 2 dan subjek T nampaknya tidak menuliskan satuannya. Sehingga dari Gambar 3 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek T tergolong dalam kesalahan data tidak tepat (inappropriate data) dan data hilang (ommited data/od). 2. Subjek Berkemampuan Matematika Sedang (S) 2.1 Subjek berkemampuan matematika sedang (S) pada soal nomor 1 Pada soal nomor satu, subjek S mampu menyelesaikan soal, namun dalam memanipulasi data yaitu 21 benar namun langkah selanjutnya nampaknya subjek S mengunakan prosedur yang tidak tepat sehinga mengalami kesalahan. dan setelah dilakukan wawancara subjek S tidak dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan dengan jelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek S yang dapat dilihat pada Gambar 4 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. 8

Gambar 4. Kutipan pekerjaan subjek S pada soal nomor 1 Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek S p coba ceritakan cara kerja nomor satu bagaimana? s Nomor satu saya keja mengunakan rumus luas πr 2 p Langkah kerjanya bagaimana? s (nampak subjek S diam saja) p Lalu 21 ini dapat drai mana? s (diam sejenak ) 28-7 p Trus angka 2 dapatnya dari mana? s (diam dan mengeleng kepala) Berdasarkan Gambar 4 subjek S mengalami kesalahan dalam menentukan rumus yang digunakan sehingga nampak dalam hasil kerjanya, akan tetapi subjek S benar dalam memanipulasi data yaitu pada angka 21 cm. Setelah dilakukan wawancara subjek S dapat menegaskan bahwa mengunakan rumus luas lingkaran (πr 2 ) serta menjelaskan 21cm itu dari 28-7 akan tetapi dalam proses penyelesaiaan nampaknya subjek S tidak menuliskan satuanya. Sehingga dari Gambar 4 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek S tergolong dalam dua kesalahan yaitu kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure), dan kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation) dan kesalahan data hilang (ommited data/od). 2.2 Subjek berkemampuan matematika sedang (S) pada soal nomor 2 Pada soal nomor dua, subjek S mampu menyelesaikan soal, namun jawaban subjek S pada soal nomor dua salah, kesalahan yang terjadi adalah salah mengunakan rumus yaitu 2πr dan setelah dilakukan wawancara subjek S dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan dengan jelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek S yang dapat dilihat pada Gambar 5 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. Gambar 5. Kutipan pekerjaan subjek S pada soal nomor 2 9

Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p coba ceritakan cara kerja nomor dua bagaimana? s Nomor dua saya keja mengunakan rumus luas 2πr p Langkah kerjanya bagaimana? s (nampak subjek S diam saja) Berdasarkan Gambar 5 subjek S mengalami kesalahan dalam menentukan rumus yang digunakan (2πr ) sehingga nampak dalam hasil kerjanya. Setelah dilakukan wawancara subjek S dapat menegaskan bahwa mengunakan rumus luas lingkaran (2πr ) namun tetap salah dan subjek S tidak menuliskan satuannya. Sehingga dari Gambar 5 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek S tergolong dalam dua kesalahan yaitu kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure) dan kesalahan data hilang (ommited data/od). 2.3 Subjek berkemampuan matematika sedang (S) pada soal nomor 3 Pada soal nomor tiga, subjek S mampu menyelesaikan soal, namun melakukan kesalahan dalam memanipulasi data yaitu jari-jari 80 dan rumus keliling lingkaran 2πr, subjek S melakukan kesalahan prosedur yang tidak tepat. Setelah dilakukan wawancara subjek S tidak dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan dengan jelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek S yang dapat dilihat pada Gambar 6 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. Gambar 6. Kutipan pekerjaan subjek S pada soal nomor 3 Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p coba ceritakan cara kerja nomor tiga bagaimana? s Nomor tiga saya keja mengunakan rumus luas 2πr jari-jarinya 80 p Jari-jari yang 80 ini dapat dari mana? s (nampak subjek S diam saja) Berdasarkan Gambar 6 subjek S mengalami kesalahan dalam menentukan rumus yang digunakan 2πr, dan memanipulasi data yaitu pada jari-jari 80 m. Setelah dilakukan wawancara subjek S dapat menegaskan bahwa mengunakan rumus luas lingkaran 2πr namun salah, dan subjek nampaknya tidak bisa menjelsakan jari-jari 80 m dan subjek S 10

tidak menuliskan satuan yang tepat. Sehingga dari Gambar 6 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek S tergolong dalam tiga kesalahan yaitu kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure), dan kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation) dan kesalahan data hilang (ommited data/od). 3. Subjek Berkemampuan Matematika Rendah 3.1 Subjek berkemampuan matematika rendah (R) pada soal nomor 1 Pada soal nomor satu, subjek R mampu menyelesaikan namun jawaban subjek R salah, kesalahan yang terjadi adalah memahami dan menjabarkan dan setelah dilakukan wawancara subjek R tidak dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek R yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. Gambar 7. Kutipan pekerjaan subjek R pada soal nomor 1 Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek R p coba ceritakan cara kerja nomor satu bagaimana? s Jari-jari linglkaran 14 dan 28... (subjek R diam) p Kerja pakai rumus keliling atau luas lingkaran? s Pakai luas lingkaran πr 2 p Trus kerjanya cara kerjanya bagaimana? s (Subjek R diam saja) Berdasarkan Gambar 7 subjek R sudah tepat dalam menentukan rumus luas lingkaran (πr 2 ) akan tetapi subjek R mengalami kesalahan dalam menentukan jari-jari dari lingkaran tersebut pada soal nomor satu. Setelah diwawancarai nampaknya subjek R mengalami kesalahan dalam menentukan jari-jari lingkaran dan ketika diwawancara subjek R diam saja. Sehingga dari Gambar 7 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek R tergolong dalam kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure). 11

3.2 Subjek berkemampuan matematika rendah (R) pada soal nomor 2 Pada soal nomor dua, subjek R mampu menyelesaikan walaupun salah dalam memahami soal nomor dua nampaknya subjek R mengalami kesalahan yaitu menngunakan rumus persegi panjang dan setelah dilakukan wawancara subjek R tidak dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek R yang dapat dilihat pada Gambar 8 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. Gambar 8. Kutipan pekerjaan subjek T pada soal nomor 1 Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p coba ceritakan cara kerja nomor dua bagaimana? s Nomor dua saya keja mengunakan rumus persegi panjang P xl p Trus P x L x T ini rumus persegi panjang? s (nampak subjek R diam saja) p Trus Ini T dapat dari mana? s (nampak subjek R diam saja) Berdasarkan Gambar 8 subjek R mengalami kesalahan dalam menentukan rumus yang digunakan yaitu rumus persegi panjang (p x l), akan tetapi pada saat menaplikasikan rumus persegi panjang nampaknya subjek memanipulasi data sehingga nampak (p x l x t). Setelah dilakukan wawancara subjek R mempertegas bahwa mengunakan rumus persegi panjang akan tetapi tidak bisa menjelaskan t itu dari mana. Sehingga dari Gambar 8 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek T mengalami dua kesalahan yaitu tergolong dalam kesalahan data tidak tepat (inappropriate data), dan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation). 3.3 Subjek berkemampuan matematika rendah (R) pada soal nomor 3 Pada soal nomor tiga, subjek R mampu menyelesaikan walaupun salah dalam memahami soal nomor tiga nampaknya subjek R mengalami kesalahan yaitu menngunakan rumus persegi (S x S) dan setelah dilakukan wawancara subjek R tidak dapat menjelaskan seluruh pertanyaan yang diajukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan subjek R yang dapat dilihat pada Gambar 9 dan diperkuat dengan kutipan wawancara. 12

Gambar 9. Kutipan pekerjaan subjek T pada soal nomor 1 Berikut kutipan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T p S coba ceritakan cara kerja nomor tiga bagaimana? Nomor tiga pakai rumus persegi S x S ( s 1 =14, s 2 =14) 14 x 14 =196cm Berdasarkan Gambar 9 subjek R mengalami kesalahan dalam menentukan rumus yang digunakan yaitu rumus persegi (S x S). Setelah dilakukan wawancara subjek R mempertegas bahwa mengunakan rumus persegi.sehingga dari Gambar 9 serta kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek T meengali dua kesalahan yaitu tergolong dalam kesalahan data tidak tepat (inappropriate data). C. Deskripsi Kesalahan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika 1. Subjek berkemampuan matematika tinggi Berdasarkan hasil test dari tiga soal yang diberikan dapat membuktikan bahwa subjek dengan kemampuan matematika tinggi kesalahannya lebih mengarah ke kriteria kesalahan data tidak tepat (inappropriate data), kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure) dan kesalahan data hilang (ommited data/od). 2. Subjek berkemampuan matematika sedang Berdasarkan hasil test dari tiga soal yang diberikan dapat membuktikan bahwa subjek dengan kemampuan matematika sedang kesalahannya lebih mengarah ke kriteria kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure), dan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation). 3. Subjek berkempuan matematika rendah Berdasarkan hasil test dari tiga soal yang diberikan dapat membuktikan bahwa subjek dengan kemampuan matematika rendah kesalahannya lebih mengarah ke kriteria kesalahan data tidak tepat (inappropriate data), dan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation). 13

KESIMPULAN Kesalahan yang didapat berdasarkan kriteria Watson pada 27 siswa kelas VIII SMP Negeri Satu Atap Penmina tahun ajaran 2016/2017 antara lain jenis kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure/ ip) sebesar 34%, manipulasi tidak langsung sebesar 28%, data tidak tepat sebesar 16%, kesalahan data hilang (ommited data/od) sebesar 14% dan kesalahan selain ketuju kategori diatas (above other/ ao) sebesar 9% sedangkan pada, kesalahan kesimpulan hilang, kesalahan konflik level respon, kesalahan masalah hirarkhi keterampilan, 0%. Saran untuk guru diharapkan memberikan penjelasan lebih kepada siswa khususnya mengenai materi luas lingkaran. Karena dari hasil penelitian ini didapatkan kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa adalah kesalahan pada prosedur tidak tepat. Sehingga perlu adanya pendalaman materi atau penjelasan materi yang lebih untuk membantu siswa mengatasi kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dalam meneliti kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang luas lingkaran. DAFTAR PUSTAKA Hudojo, H. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang. Ali, M. 1987. Penelitian Pendidikan (Prosedur dan Strategi). Bandung: Angkasa. Arifin, Z. 2009. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Universitas Negeri Malang. Malang: Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudijono, A. 2009.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Suyitno, A. 2004.Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Junaidi, S. dan Eko Siswono. 2004. Matematika SMP untuk Kelas VIII. Jakarta:Esis Kurniya Ayu Winarsih, d. (2015). Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson Dalam Menyelesaikan Permasalahan Pengolahan Data Siswa Kelas VI SDN Baletbaru 02 Sukowono Jember Tahun Ajaran 2014/2015, 1-5. Anggraeni, M. K. (2016). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita Pada Pokok Bahasan Keliling Dan luas Lingkaran Kelas VIII MTS Negeri Ngemplak Tahun 2015/2016. 14