ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN"

Transkripsi

1 ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh: Danang Tricahyo Gumilang PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

2

3

4

5

6 ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN Danang Tricahyo Gumilang 1, Kriswandani 2 Helti Lygia Mampouw 2 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No 52-60, Salatiga 50711, Indonesia danang344@gmail.com ABSTRAK Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin. Subyek penelitian ini terdiri dari 5 siswa yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan pada indikator 1 terdapat satu subjek berada pada tingkat 2 yang berarti mampu memahami masalah; satu subjek berada pada tingkat 3 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian; serta 3 subjek berada pada tingkat 4 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami soal, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan tahap memeriksa kembali. Pada indikator 2 terdapat satu subjek berada pada tingkat 2, satu subjek pada tingkat 3, dan 3 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 3 terdapat satu subjek berada pada tingkat 1 yang berarti siswa tidak mampu melaksanakan empat langkah Polya, 2 subjek pada tingkat 3, dan 2 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 4 terdapat 2 subjek berada pada tingkat 2, 2 subjek pada tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 5 terdapat satu subjek berada pada tingkat 1, 2 subjek pada tingkat 2, 1 subjek pada tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4. Pada indikator 6 terdapat satu subjek berada pada tingkat 1, 3 pada tingkat 2, dan 1 subjek pada tingkat 3. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa subjek 1 berada pada tingkat 3, subjek 2 pada tingkat 2, subjek 3 pada tingkat 3, subjek 4 pada tingkat 4, dan subjek 5 pada tingkat 4. Kata Kunci: kemampuan pemecahan masalah, matematika SMP, aritmatika sosial PENDAHULUAN Menurut Hudojo dalam Rofiqoh (2015), matematika berkenaan dengan ide, aturanaturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Sedangkan menurut Yunanto (2004), matematika adalah materi yang mengajak anak untuk terlibat dalam hal logika dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan angka-angka. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, matematika adalah alat yang

7 digunakan manusia untuk mengembangkan cara berfikir, menggambarkan obyek yang bersifat abstrak, yang memiliki aturan-aturan tertentu, dan digunakan untuk mempermudah manusia dalam memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, salah satu tujuan matematika diberikan di pendidikan dasar, menengah dan tinggi adalah mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa baik masalah matematika maupun masalah lain yang secara nyata menggunakan matematika untuk memecahkannya. Polya (1973), mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah dicapai. Pemecahan masalah mempunyai arti khusus di dalam pembelajaran matematika, istilah tersebut mempunyai interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan cerita yang tidak rutin dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Aspek-aspek kemampuan matematik penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik, dan lainlain dapat dikembangkan secara lebih baik melalui kegiatan ini. Namun demikian, pada kenyataan menunjukan kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematik belum dijadikan kegiatan utama (Kadir, 2008). Kemampuan pemecahan masalah matematika melibatkan aktivitas berpikir yang akan selalu berkembang dalam pembelajaran matematika. Tatang (2000), mengemukakan bahwa kemampuan seseorang dalam pemecahan masalah melibatkan suatu aktivitas kognitif dimana siswa tidak saja harus dapat mengerjakan tetapi juga harus yakin dapat memecahkan masalah. Ada tiga aktivitas kognitif dalam memecahkan masalah antara lain sebagai berikut: 1) penyajian masalah meliputi aktivitaaas mengingat konteks pengetahuan yang sesuai dan melakukan identifikasi tujuan serta kondisi awal yang relevan untuk masalah yang dihadapi; 2) pencarian pemecahan masalah meliputi aktivitas penghalusan (penetapan) tujuan dan pengembangan rencana tindakan untuk mencapai tujuan; dan 3) penerapan solusi meliputi tindakan pelaksanaan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya. Dodson dan Hollander dalam Wahyudi dan Inawati (2009) menjelaskan bahwa kemampuan yang harus dimiliki dan dikembangkan agar dapat memecahkan masalah

8 matematika adalah 1) kemampuan mengerti konsep dan istilah matematika; 2) kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi; 3) kemampuan untuk mengidentifikasi elemen terpenting dan memilih prosedur yang benar; 4) kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan; 5) kemampuan untuk menaksir dan menganalisa; 6) kemampuan untuk memperumum berdasarkan beberapa contoh; 7) kemampuan untuk berganti metode yang diketahui; serta 8) mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya. Menurut Polya (1973), tahap pemecahan masalah meliputi 1) memahami masalah, 2) membuat rencana penyelesaian, 3) melaksanakan rencana, dan 4) melihat kembali. Yuwono (2010), menyatakan bahwa empat langkah Polya tersebut agar siswa lebih terampil dalam menyelesaikan masalah, yaitu dalam menjalankan prosedur-prosedur dalam menyelesaikan masalah secara cepat dan cermat. Tahapan dari Polya ini dapat digambarkan dalam diagram berikut ini Diagram 1. Tahapan Polya Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami soal. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang sedang mereka cari. Tahap kedua adalah membuat rencana, dimana siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Tahap ketiga adalah melaksanakan rencana, dimana pada tahap ini hal yang diterapkan tergantung pada apa yang telah direncanakan sebelumnya, mengartikan informasi yang diberikan ke dalam bentuk matematika, dan melaksanakan rencana selama proses dan perhitungan yang berlangsung. Tahap terakhir adalah melihat kembali dengan hal yang perlu

9 diperhatikan adalah mengecek kembali informasi yang penting, mengecek semua perhitungan yang sudah terlibat, mempertimbangkan apakah solusinya logis, melihat alternatif lain, dan membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar terjawab. Berdasarkan empat tahapan pemecahan masalah Polya tersebut, Herlambang (2013) mengklasifikasikan empat tingkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal permasalahan sebagai berikut: Tingkat 1 : Subjek tidak mampu melaksanakan empat langkah pemecahan masalah Polya sama sekali Tingkat 2 : Subjek mampu memahami masalah. Tingkat 3 : Subjek mampu melaksanakan tahap memahami masalah, tahap menyusun rencana penyelesaian, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian Tingkat 4 : Subjek mampu melaksanakan tahap memahami soal, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan tahap memeriksa kembali Aritmatika sosial merupakan salah satu materi matematika yang dipelajari di kelas VII semester 2. Untuk kelas VII permasalahan yang ditampilkan mencangkup tentang jual beli yang ada dalam kehidupan sehari-hari, soal-soal yang disajikan biasanya berupa soal cerita terkait kegiatan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Berdasarkan wawancara kepada salah satu guru matematika di SMP N 1 Bringin, kemampuan pemecahan malah matematika siswa masih tergolong kurang. Sebagian besar siswa mengalami masalah pada saat menyelesaikan soal matematika. Siswa cenderung untuk menggunakan rumus atau cara cepat yang sudah biasa digunakan daripada menggunakan langkah prosedural dari penyelesaian masalah matematika. Misalnya saja pada pengerjaan soal: sebuah toko memberikan diskon sebesar 20% untuk setiap barang yang akan dibeli. Jika seseorang akan membeli sepasang sepatu seharga Rp ,00. Maka berapa uang yang harus dibayarkan? Hasil jawaban siswa ditunjukan pada bambar berikut:

10 Gambar 1. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Pada gambar 1 diatas terlihat bahwa siswa sudah menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, artinya siswa sudah bisa memahami masalah. Siswa tersebut juga tidak menuliskan rumus, artinya siswa tersebut tidak membuat rencana penyelesaiannya. Pada hasil perhitungan yang dilakukan siswa tersebut, terjadi kesalahan pada hasilnya. Siswa menuliskan uang yang harus dibayarkan adalah Rp ,00, yang seharusnya itu merupakan diskonnya bukan merupakan harga yang harus dibayarkan. Berdasarkan permasalahan penelitian diatas maka dapat dirumuskan suatu penelitian tentang analisis kemampuan pemecahan masalah juga dapat digunakan untuk membantu guru dalam mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin berdasar Teori Polya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin Kabupaten Semarang. Subjek penelitian ini adalah 5 siswa kelas VII SMP N 1 Bringin yang diambil secara porposive sampling yakni teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2010). Tempat penelitian ini berada di SMP N 1 Bringin yang beralamat di Jl. Raya Bringin-Gogodalem Km. 4, Gogodalem. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan April semester II Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi aritmatika sosial. Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes dalam bentuk essay dan wawancara secara mendalam pada subyek penelitian. Analisis data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Tahap reduksi data dengan menganalisis jawaban siswa dibantu dengan melakukan wawancara untuk menentukan tahapan siswa dalam menjawab soal berdasarkan Tahapan Polya. Tahap penyajian data, menyajikan data yang telah dianalisis dalam bentuk tabel ataupun diagram. Tahap kesimpulan, dilakukan kesimpulan data yang telah diperoleh dari proses reduksi dan penyajian data. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini sebagai berikut Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes SK KD Indikator No

11 3. Menggunakan bentuk aljabar, permaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika sosial sederhana HASIL DAN PEMBAHASAN Soal Menghitung harga jual jika diketahui harga beli, kerugian, 1 dan biaya perbaikan Menghitung besar keuntungan jika diketahui harga beli 2 keseluruhan dan harga jual per unit. Menghitung berat netto jika diketahui bruto dan tara. 3 Menghitung presentase netto jika diketahui bruto dan tara. 4 Menghitung harga bayar sebuah barang jika dikehui harga yang tertera dengan diskon yang ada. Menghitung harga sebuah barang jika diketahui harga bayar dan diskon yang tertera. Hasil penskoran kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi aritmatika sosial bagi Siswa Kelas VII SMP N 1 Bringin Kabupaten Semarang sebagai berikut Tabel 2. Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP N Subjek Bringin Kabupaten Semarang Tahaptahap Nomor Soal Polya Tingkatan Subjek Berdasarkan Langkah Polya Tingkat 3 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 4 5 6

12 Hasil analisis menunjukan bahwa tahap Polya yang jarang digunakan siswa adalah tahap yang ke-4 yaitu memeriksa kembali. Alasan siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali antara lain karena merasa yakin dengan jawabannya, lupa memeriksa kembali, atau tidak biasa memeriksa kembali jawabannya tiap kali mengerjakan soal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penskoran diatas, terdapat 60% dari subjek tidak meneliti kembali setelah mendapatkan jawaban. Membuktikan bahwa 2 dari 5 subjek telah meneliti kembali hasil pekerjaannya. Adapun hasil analisis kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan Teori Polya adalah sebagai berikut: a. Indikator 1 : Menghitung harga jual jika diketahui harga beli, kerugian, dan biaya perbaikan Hasil penelitian menunjukan untuk indikator 1, semua subjek dapat melalui tingkat 2, yaitu memahami masalah. Sedangkan pada langkah Polya selanjutnya terdapat 4 subjek (80%) dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian terdapat yang berarti subjek tersebut telah mencapai tingkat 3, dan terdapat 3 subjek (60%) pada tingkat 4. Hal ini bermakna bahwa untuk indikator penentuan harga jual jika diketahui harga beli, kerugian dan biaya perbaikan, semua subyek penelitian dapat memahami persoalan yang diberikan, 80% siswa dapat memahami permasalahan yang diberikan kemudian menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian serta tidak seluruh siswa sampai pada tahap evaluasi kembali karena hanya terdapat 60% siswa yang melakukan tahap memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana penyelesaian, serta mengevaluasi kembali sedangkan 20% siswa lainnya tidak melakukan tahap keempat Polya yakni tidak melakukan evaluasi kembali. Salah satu pekerjaan siswa yang berada pada tingkat 4 adalah sebagai berikut:

13 Gambar 1. Hasil Pekerjaan Soal No 1 pada Subyek 5 Berdasarkan jawaban Subjek 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa subjek tersebut dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik. Bahkan subjek menuliskan secara rinci langkahlangkahnya dalam menyelesaikan masalah pada soal nomor 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa paling tidak Subjek 5 telah mencapai tingkat 3 yang berarti subjek mampu memahami masalah, menyusun rencana, dan melaksanakan rencana. Akantetapi, Subyek 5 tidak melakukan tahap ke-4 yakni memeriksa kembali. b. Indikator 2 : Menghitung besar keuntungan jika diketahui harga beli keseluruhan dan harga jual per unit Semua siswa dapat memahami masalah dalam indikator ini. Namun pada hanya ada 3 subjek (60%) yang berada pada tingkat 3 yakni dapat merencanakan rencana dan melaksanakan rencana. Sedangkan pada tingkat 4 hanya terdapat 2 siswa (40%), hal ini dikarenakan hanya ada 2 subjek memeriksa kembali. Hal ini bermakna bahwa untuk indikator penentuan besar keuntungan jika diketahui harga beli keseluruhan dan harga jual per unit, semua subyek penelitian dapat memahami persoalan yang diberikan, 60% siswa dapat memahami permasalahan yang diberikan kemudian menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian serta tidak seluruh siswa sampai pada tahap evaluasi kembali karena hanya terdapat 40% siswa yang melakukan tahap memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana penyelesaian, serta mengevaluasi kembali

14 sedangkan 20% siswa lainnya tidak melakukan tahap keempat Polya yakni tidak melakukan evaluasi kembali. Salah satu pekerjaan dapat dilihat dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2. Hasil Pekerjaan Soal No 2 pada Subyek 4 Berdasarkan jawaban diatas dapat dilihat bahwa Subjek 4 menuliskan jawaban secara rinci untuk menjawab soal pemecahan masalah pada nomor 2. Subjek juga mengerjakan soal permasalahan dengan baik, mulai dari diketahui, ditanya dan jawab dapat diselesaikan dengan baik dan benar sehingga dapat disimpulkan bahwa Subjek 4 berada pada tingkat 3, yaitu subjek telah memahami masalah, merencanakan rencana, dan melaksanakan rencana, dan pada tahap memeriksa kembali. Subyek 4 telah melakukan pengecekan kembali dengan cara membalik operasi dari jawaban yang telah diperoleh untuk mengetahui apa yang ditanyakan, dan jika hasilnya sesuai dengan yang ditanyakan maka jawaban yang diperolehnya adalah benar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Subjek 4 berada pada tingkat 4 dalam menyelesaikan soal enentuan besar keuntungan jika diketahui harga beli keseluruhan dan harga jual per unit. c. Indikator 3 : Menghitung Berat Netto Jika Diketahui Bruto dan Tara Berdasarkan hasil penelitian terdapat 1 subjek (20%) berada pada tingkat 1, 4 subjek (80%) berada pada tingkat 2, 4 subjek (80%) berada pada tingkat 3, dan 2 subjek (40%) berada pada tingkat 4. Hal ini bermakna bahwa dalam menghitung berat netto jika diketahui bruto dan netto, terdapat 1 subjek (20%) yang tidak memahami permasalahan yang diberikan, 4 siswa (80%) dapat memahami permasalahan yang diberikan bahkan mereka sampai pada tahap merencanakan penyelesaian dan melaksanakannya. Akantetapi, dari 4 siswa (80%) yang sudah mencapai tingkat ke 3, hanya terdapat 2 siswa (40%) saja yang melakukan evaluasi kembali sedangkan 2 siswa lainnya (40%) tidak melakukannya. Salah satu pekerjaan subjek berada pada tingkat 4 dapat dilihat sebagai berikut:

15 Gambar 3. Hasil Pekerjaan Soal No 3 pada Subyek 3 Berdasarkan Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa subjek 3 dapat menuliskan informasi apa saja yang ada pada soal nomor 3. Subjek 3 menuliskan diketahui dan ditanya dengan benar, dapat disimpulkan bahwa Subjek 3 dapat memahami masalah yang ada. Hasil wawancara kepada subjek 3 dapat memperkuat bahwa subjek 3 dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana dan melaksanakan rencana. Wawancara dilakukan kembali untuk mengungkap apakah subjek memeriksa kembali. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa subjek telah meneliti kembali jawabannya dengan menghitung kembali operasi perhitungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek 3 berada pada tingkat 4 karena telah melakukan semua langkah Polya dalam menyelesaikan permasalahan terkait netto, bruto dan tara. d. Indikator 4: Menghitung presentase netto jika diketahui bruto dan tara Semua subjek dapat memahami masalah terkait menghitung prosentase netto jika diketahui bruto dan tara, dapat disimpulkan 100% subjek berada pada tingkat 2. Sedangkan hanya 60% subjek yang berada pada tingkat 3, dan hanya ada 20% yang berada pada tingkat 4. Hal ini bermakna bahwa seluruh siswa dalam indikator penghitungan persentase netto jika diketahui bruto dan tara telah dapat memahami permasalahan yang diberikan, tetapi hanya terdapat 3 siswa (60%) yang dapat melanjutkan ke tahap menyusun rencana penyelesaian dan melaksanakannya. Dari 3 siswa (60%) ini hanya terdapat 1 siswa yang melakukan evaluasi kembali sedangkan 2 siswa lainnya tidak melakukan evaluasi kembali. Salah satu pekerjaan subjek yang dapat mencapai tingkat 3 dapat dilihat sebagai berikut:

16 Gambar 4. Hasil Pekerjaan Soal No 4 pada Subyek 4 Pada langkah memahami masalah Subjek 4 telah menuliskan semua informasi yang ada pada soal. Subjek 4 juga mengaitkan apa yang ada pada soal dengan apa yang dia tau seperti menyebut berat keseluruhan adalah bruto, berat wadah adalah tara, dan berat bersih adalah netto. Subjek 4 memahami maksud dari soal nomer 4, berdasarkan hasil wawancara terhadap Subjek 4 dapat disimpulkan subjek memahami masalah yang ada. Pada langkah menyusun rencana, Subjek 2 sudah menuliskan pada lembar jawabnya rencana atau cara dia menyelesaikan permasalahan tersebut berseta langakah dia menyelesaikan rencana. Namun pada langkah memeriksa kembali, subjek 2 tidak melakukan kegiatan tersebut dikarenakan sudah merasa yakin dengan jawabannya. Sehingga subjek tersebut hanya berada pada tingkat 3 dalam menyelesaikan permasalahan terkait bruto, tara, dan prosentase netto. e. Indikator 5 : Menghitung Harga Bayar Sebuah Barang Jika Diketahui Harga yang Tertera Dengan Diskon Hasil analisis menunjukan 80% subjek telah mencapai tingkat 2, yaitu dapat memahami masalah. Sedangkan pada tingkat 3 hanya terdapat 60% dari subjek, dan hanya ada 40% subjek yang mencapai tingkat 4. Hal ini bermakna bahwa pada soal penghitungan harga bayar sebuah barang jika diketahui harga yang tertera dengan diskon, terdapat 1 siswa yang tidak memahami permasalahan yang diberikan dan 4 siswa lainnya telah memahami permasalahan yang diberikan. Setelah memahami permasalahan yang diberikan, terdapat 3

17 siswa yang dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian pada soal ini dan 1 siswa lainnya tidak dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaiannya. Dari 3 siswa yang dapat melaksanakan rencana penyelesaian, terdapat 2 siswa yang melakukan evaluasi kembali sedangkan 1 siswa lainnya tidak melakukannya. Salah satu jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 5. Hasil Pekerjaan Soal No 5 pada Subyek 5 Berdasarkan Gambar 5, subjek tersebut telah menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dengan benar, sehingga dapat dikatakan subjek tersebut memahami masalah dengan baik. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana untuk menyelesaikan permasalahan, subjek tidak menuliskan rencananya untuk menyelesaikan permasalahan namun telah melakukan perhitungan untuk mencari jawaban, maka dari itu untuk mengungkap rencana yang telah dibuat dibutuhkan wawancara. Setelah dilakukan wawancara, dapat disimpulkan bahwa Subjek 5 telah merencanakan penyelesaian untuk soal nomor 5, namun tidak menuliskannya pada lembar jawab dikarenakan lupa. Langkah selanjutnya yaitu melaksanakan penyelesaian, pada langkah ini subjek 5 melakukan kesalahan yaitu salah mengalikan diskon dengan harga bayar, dapat disimpulkan terjadi kesalahan pada tahap melaksanakan, maka subjek tersebut hanya sampai pada tahap 2 dalam menyelesaikan masalah pada soal nomor 5.

18 f. Indikator 6 : Menghitung Harga Sebuah Barang Jika Diketahui Harga Setelah Diskon dan Diskon yang Tertera Hasil analisis menunjukan 80% telah mencapai tingkat 2, yaitu dapat memahami masalah. Pada tingkat 3 hanya terdapat 20% dari subjek, dan tidak ada subjek yang mencapai tingkat 4. Makna dari hal ini adalah pada soal perhitungan harga barang jika diketahui harga setelah diskon dan diskon yang tertera, terdapat 1 siswa yang tidak memahami permasalahan yang diberikan dan 4 siswa lainnya telah memahami permasalahan yang diberikan. Dari 4 siswa yang telah memahami permasalahan, hanya ada seorang siswa yang dapat menyusun rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian pada soal ini dan 2 siswa lain tidak dapat menyusun dan melaksanakan rencana penyelesaian. Sedangkan pada tahap selanjutnya yaitu memeriksa kembali, tidak ada satu subjek melakukan. Salah satu jawaban siswa dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 6. Hasil Pekerjaan Soal No 6 pada Subyek 1 Berdasarkan jawaban diatas, Subjek 1 telah menuliskan diketahui dan ditanya dengan menggunakan bahasanya sendiri sehingga subjek telah melakukan langkah memahami masalah pada soal ini. Hasil wawancara untuk menguatkan bahwa subjek tersebut telah memahami masalah. Setelah dilakukan wawancara, dapat disimpulkan bahwa Subjek 1 menuliskan informasi yang ada dari soal sesuai dengan jawaban yang telah dituliskan pada lembar jawab. Bukti tersebut menandakan bahwa Subjek 1 telah konsisten menuliskan dan

19 mengatakan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, disamping itu juga subjek telah mengatakan tujuan dari permasalahan yang ada pada nomor 6. Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun rencana. Gambar 6 telah menunjukan bahwa subjek tidak menuliskan rencana yang dia buat untuk menyelesaikan masalah pada soal nomor 6. Langkah yang dilakukan Subjek 1 selanjutnya adalah melakukan rencana. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya subjek telah menjalankan rencana yang telah dibuat. Tidak hanya melaksanakannya saja, subjek juga menggunakan prosedur tertentu yang benar dan menghasilkan jawaban yang benar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada materi harga sesudah diskon, diskon, dan harga sebelum diskon subjek telah mencapai tingkat 3, yaitu subjek mampu memahami masalah, menyusun rencana, dan melaksanakan rencana penyelesaian. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP N 1 Bringin dalam menyelesaikan permasalahan matematika pada materi aritmatika sosial berdasarkan teori Polya yang mampu memecahkan masalah pada indikator 1 pada materi harga jual, harga beli, dan kerugian terdapat satu subjek berada pada tingkat 2 yang berarti mampu memahami masalah; satu subjek berada pada tingkat 3 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, dan tahap melaksanakan rencana penyelesaian; serta 3 subjek berada pada tingkat 4 yang berarti siswa mampu melaksanakan tahap memahami soal, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan tahap memeriksa kembali. Pada materi harga beli, harga jual, dan untung terdapat satu subjek berada pada tingkat 2, satu subjek pada tingkat 3, dan 3 subjek pada tingkat 4. Pada materi netto, bruto dan tara terdapat satu subjek berada pada tingkat 1 yang berarti siswa tidak mampu melaksanakan empat langkah Polya, 2 subjek pada tingkat 3, dan 2 subjek pada tingkat 4. Pada materi presentase netto, bruto, dan tara terdapat 2 subjek berada pada tingkat 2, 2 subjek pada tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4. Pada materi harga bayar, diskon dan harga beli terdapat satu subjek berada pada tingkat 1, 2 subjek pada tingkat 2, 1 subjek pada tingkat 3, dan 1 subjek pada tingkat 4. Pada materi harga sebelum diskon, diskon, dan harga setelah diskon terdapat satu subjek berada pada tingkat 1, 3 pada tingkat 2, dan 1 subjek pada tingkat 3. Langkah yang jarang dilakukan subjek dalam menyelesaikan permasalahan adalah memeriksa kembali. Alasan subjek tidak

20 melakukan kegiatan ini diakarenakan subjek lupa memeriksa jawabannya, atau tidak terbiasa memeriksa jawabannya, atau sudah merasa yakin dengan jawabannya. Daftar Pustaka Anikrohmah,dkk.Identifikasi Strategi Pemecahan Masalah Luas Permukaan Dan Volume Balok Pada Peserta Didik.Sidoarjo: STKIP PGRI Sidoarjo Imroatun, Siti Strategi Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga ditinjau dari Langkah Polya. Jurnal tidak diterbitkan. Salatiga: UKSW Indrajaya, Emilia Silvi,dkk.Strategi Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII Di SMP Kristen 2 Salatiga.Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Herlambang.2013.Analisis Kemampuan Pemeccahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahiang Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele.Bengkulu: Universitas Bengkulu Nuraprilliani.2014.Efektivitas Strategi Pemecahan Masalah Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Di Kelas MI AL Mursyidiyyah.Jakarta: Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Herman,Tatang.2000.Strategi Pemecahan Masalah.Bandung: LPM Institut Teknologi Bandung Kadir Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas VIII SMP.Lampung, Universitas Lampung Liddirillah, Didin Abdul Muiz. Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. Tasikmalaya; tidak diterbitkan Polya, G How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method (Second Edition). New Jersey: Princeton University Press. Rofiqoh, Zeni Analisis Kemampuan Pemecahan Masalajh Siswa Kelas X Dalam Pembelajaran Discovery Learning Berdasarkan Gaya Belajar Siswa. Semarang: Universitas Negeri Semarang Sugiyono. Dr Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA Tatang, H Strategi Pemecahan Masalah (Problem-Solving) dalam Pembelajaran Matematika. UPI Bandung Wahyudi dan Inawati Budiono.Strategi Pemecahan Masalah Matematika.Salatiga: Widya Sari Press Salatiga Yunanto, S. Joko Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: PT. Grafindo

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA Siti Imroatun, Sutriyono, Erlina Prihatnani Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Sabiis, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: sabiis412@gmail.com

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA Vivin Isna Tuti, Wahyudi, S.Pd., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd. Program s1 Pendidikan

Lebih terperinci

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SPLDV SISWA BERKEMAMPUAN TINGGI DI KELAS VIII SMP KRISTEN SATYA WACANA BERDASARKAN TAHAPAN POLYA DITINJAU DARI TINGKAT KESUKARAN SOAL JURNAL Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA Emilia Silvi Indrajaya, Novisita Ratu, Kriswandani Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE JURNAL Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar

Lebih terperinci

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 02 SALATIGA Mega Ristiana Mega_ristiana@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA Shofia Hidayah Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang shofiahidayah@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat.

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat. ANALISIS KESALAHAN SISWA MENURUT NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI OPERASI HITUNG PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA Aditya Deddy Priyoko, Tri Nova Hasti Yunianta,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING VOLUME 9, NOMOR 1 MARET 2015 ISSN 1978-5089 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Indah Puspita Sari STKIP Siliwangi email: chiva.aulia@gmail.com

Lebih terperinci

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF FX. Didik Purwosetiyono 1, M. S. Zuhri 2 Universitas PGRI Semarang fransxdidik@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN Mawar Kelana, Tri Nova Hasti Yunianta, Novisita Ratu Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Key Words: Identification Strategies, Problem solving, Surface Area and Volume Beams

Key Words: Identification Strategies, Problem solving, Surface Area and Volume Beams IDENTIFIKASI STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BALOK PADA PESERTA DIDIK (MATH PROBLEM SOLVING STRATEGY IDENTIFICATION SURFACE AREA AND VOLUME OF BEAMS ON STUDENTS) Anikrohmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan kemajuan sains dan teknologi, sehingga matematika dipandang sebagai suatu ilmu yang terstruktur

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh DEWI MIRAWATI POIMA

JURNAL. Oleh DEWI MIRAWATI POIMA PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA BERDASARKAN TAHAPAN POLYA BAGI SISWA KELAS VI SD KRISTEN 03 EBEN HAEZER SALATIGA JURNAL Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMPN 1 PRAMBON KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN OPERASI ALJABAR THE

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele 1 Wahyudi, 2 Sutra Asoka Dewi 1 yudhisalatiga@gmail.com 2 sutrasoka@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu masalah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan masalah Kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan dalam pembelajaran khususnya matematika. Sebab dalam matematika siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN ENDED

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN ENDED IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN ENDED PADA MATERI PECAHAN KELAS V DI SDN TEGALREJO 02 SALATIGA Ricka Ristiani, Novisita Ratu, Erlina

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI SALATIGA 02 PADA POKOK BAHASAN SOAL CERITA PECAHAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI SALATIGA 02 PADA POKOK BAHASAN SOAL CERITA PECAHAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI SALATIGA 02 PADA POKOK BAHASAN SOAL CERITA PECAHAN SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017 AN ANALYSIS OF STUDENTS PROCEDURAL ERROR IN PROBLEM SOLVING OF ROOT

Lebih terperinci

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2) ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang beralamat di Jl. RM. Hadisobeno Sosrowardoyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa, bahkan ada yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah mereka yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs Lussy Midani Rizki 1), Risnawati 2), Zubaidah Amir MZ 3) 1) UIN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemecahan masalah matematis merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Pengembangan kemampuan ini menjadi fokus penting dalam pembelajaran matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER Sri Irawati Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA Siti Khabibah; Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: sitikhabibah.zn@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Satya Mardi Ayuningrum 1, Rubono Setiawan 2. Pendidikan Matematika, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Satya Mardi Ayuningrum 1, Rubono Setiawan 2. Pendidikan Matematika, Universitas Sebelas Maret Surakarta ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI MENERKA LALU MENGUJI KEMBALI DAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG LAIN DALAM MATEMATIKA NON RUTIN UNTUK PENYELESAIAN MENCARI NILAI x PADA SUATU PERSAMAAN Satya Mardi Ayuningrum 1,

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS Farah Faizah 1), Imam Sujadi 2), Rubono Setiawan 3) 1) Mahasiswa Prodi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting sehingga suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat diawal, diperlukan pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu desain didaktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sering digunakan sebagai alat untuk mencari solusi berbagai masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang meliputi aksioma/postulat

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA Setyati Puji Wulandari 1), Imam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF JPPM Vol. 10 No. 1 (2017) ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Restu Lusiana Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Masalah Masalah sebenarnya sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Masalah tidak dapat dipandang sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah adalah ketrampilan dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik. Memecahkan masalah berarti menemukan cara atau jalan dalam

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED DENGAN TAHAP CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki dengan penalaran yang bersifat

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR (Penelitian pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kota Gorontalo) JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM. 411 409 020 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok.

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas pembelajaran Efetivitas pembelajaran dapat dicapai apabila siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif mendengarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP Ismarwan, Bambang, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNTAN Email : marwanis@rocketmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH NO. BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH

DAFTAR TERJEMAH NO. BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH Lampiran. Daftar Terjemah DAFTAR TERJEMAH NO. BAB KUTIPAN HAL. TERJEMAH Al-Qur an Surah 3..Wahai orang-orang yang An Nisa ayat 29 beriman! Jaganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa global ini, menuntut sumber daya manusia yang berkualitas serta bersikap kreatif

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA PROFIL KEAPUAN SISWA SP DALA EECAHKAN ASALAH ATEATIKA OPEN-ENDED ATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEAPUAN ATEATIKA Yurizka elia Sari * Jurusan atematika, Fmipa, Unesa yurizka.melia@gmail.com ABSTRAK Pemecahan

Lebih terperinci

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender JURNAL Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender Analysis Of Problem Solving Skill In Linier Equation System Of Two Variables

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dari beberapa hal yang diajarkan di sekolah, matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat dekat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dari beberapa hal yang diajarkan di sekolah, matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat dekat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dari beberapa hal yang diajarkan di sekolah, matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat dekat hubungannya dengan dunia nyata. Sebagaimana Nurul Astuty Yensy.

Lebih terperinci

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT p-issn: 2338-4387 e-issn: 2580-3247 ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT Dwi Oktaviana IKIP PGRI Pontianak e-mail: dwi.oktaviana7@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 96-102 PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP Annisa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP 1,2) Maria Kristofora Wati 1, A. A Sujadi 2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya baik secara rasional, logis, sistematis, bernalar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL BERDASARKAN TEORI POLYA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2017/2018 Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

GAYA BERPIKIR MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA 1. PENDAHULUAN

GAYA BERPIKIR MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA 1. PENDAHULUAN GAYA BERPIKIR MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA Sri Haryati 1), Masduki 2), dan Muhammad Noor Kholid 3) 1),2),3) UniversitasMuhammadiyahSurakarta 1) sharyati77@gmail.com, 2) masduki@ums.ac.id,

Lebih terperinci

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 53-61 METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang BAB II KAJIAN TEORI A. Masalah Matematika Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang akan dicapai. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut: 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika adalah bagian yang sangat dekat dengan kehidupan seharihari. Berbagai bentuk simbol digunakan manusia sebagai alat bantu dalam perhitungan, penilaian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN TEORI VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN TEORI VAN HIELE ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN TEORI VAN HIELE Romika 1 Yuli Amalia 2 1 STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN Artikel Skripsi PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS), Pembelajaran Konvensional dan Sikap 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) pertama kali dikembangkan oleh Pizzini tahun

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 26 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Viviana Muplihah (Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain yang digunakan berbentuk randomized pretest-postest control group design dan dapat diformulasikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS

Lebih terperinci

Nailul Asrof ( /8/A2) S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Nailul Asrof ( /8/A2) S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA SUB MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP Nailul Asrof (138620600128/8/A2) S1 PGSD Universitas

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Oleh DESI YULIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, matematika dijadikan salah satu ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan kualitas seseorang maupun suatu bangsa. Dalam pendidikan formal, salah satu pelajaran disekolah yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya yaitu tentang bagaimana tingkat kemampuan pemecahan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Inside Outside Circle, Hasil Belajar

Abstrak. Kata Kunci: Inside Outside Circle, Hasil Belajar PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT KELAS VII SMP NEGERI 1 BRINGIN TAHUN 2014/ 2015 Dian Tri Yunitasari,

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban Bella Merryzca Purnama Bella / 148620600181 / 6 / A3 bellamrzc@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN MEMECAHAN MASALAH KESEIMBANGAN BENDA TEGAR SISWA KELAS XIA2 SMAN 1 SAMBIT PONOROGO DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA

PROFIL KEMAMPUAN MEMECAHAN MASALAH KESEIMBANGAN BENDA TEGAR SISWA KELAS XIA2 SMAN 1 SAMBIT PONOROGO DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA PROFIL KEMAMPUAN MEMECAHAN MASALAH KESEIMBANGAN BENDA TEGAR SISWA KELAS XIA2 SMAN 1 SAMBIT PONOROGO DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA Joko Setiono 1, Subani 2, Sugiyanto 3 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

SAP (1) PROGRAM STUDI : S-1 PGSD Bobot : 2 sks, T/P/L : 2/0/0

SAP (1) PROGRAM STUDI : S-1 PGSD Bobot : 2 sks, T/P/L : 2/0/0 [ FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jl. Diponegoro 56 60 SALATIGA SAP (1) Semester : 2 Form : Kode: : JG 234 Matakuliah : Konsep Dasar Matematika I PROGRAM STUDI :

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Hots Berdasar Teori Newman

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Hots Berdasar Teori Newman Jurnal UJMC, Volume 4, Nomor 1, Hal. 49-56 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Hots Berdasar Teori Newman Wilda Mahmudah STKIP Qomaruddin

Lebih terperinci

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan, ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP AL IRSYAD SURAKARTA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI TEGAK TAHUN AJARAN 2011/2012 Ana Andriyani 1), Sutopo 2), Dwi Maryono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam perkembangannya, ternyata banyak konsep matematika diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika ANALISIS KESALAHAN SISWA MENURUT TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA MATERI PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 BANYUBIRU JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Matematika sebagai ilmu pengetahuan mempunyai peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini dunia sedang memasuki era globalisasi yang merupakan akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perkembangan yang melanda ini

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG SOAL-SOAL PEMECAHAN MASALAH DI SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG

KONSEPSI SISWA TENTANG SOAL-SOAL PEMECAHAN MASALAH DI SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG KONSEPSI SISWA TENTANG SOAL-SOAL PEMECAHAN MASALAH DI SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG Rina Anggraini, Ely Susanti, Cecil Hiltrimartin Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya E-mail: anggraini_djy@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK Maisaroh, Edy Yusmin, Asep Nursangaji Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIK DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Mojogedang Tahun ajaran 2014/2015)

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Dwi Erna Novianti Dosen Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro Email: dwierna.novianti@gmail.com ABSTRAK : Salah satu kesulitan yang

Lebih terperinci