BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan antara lain penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat bantu pengajaran, pemantapan proses belajar mengajar, mengefektifkan dan mengefisienkan proses belajar mengajar dengan penggunaan metode belajar mengajar yang tepat. Prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat penguasaan guru terhadap materi pelajaran, tetapi juga dipengaruhi oleh pemilihan dan penggunaan strategi mengajar. Oleh sebab itu dalam mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu diperlukan strategi mengajar yang tepat, sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan dan kondisi siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (1989), bahwa mengajar pada hakekatnya adalah proses yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Selain itu, motivasi siswa untuk belajar adalah faktor yang tidak dapat diabaikan. Dalam mengikuti pelajaran, tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, ada siswa yang hanya duduk tanpa merasa membutuhkan atau tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, kemudian setelah kembali 1

2 2 ke rumahnya siswa tidak ada niat untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dipelajari di sekolah. Sebagai akibatnya siswa yang bersangkutan tidak mendapat nilai yang memuaskan. Sejalan dengan itu, seorang guru dituntut harus mampu memilih dan menggunakan strategi mengajar yang tepat sehingga dapat memotivasi untuk lebih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar serta lebih giat belajar di rumah. Beberapa cara yang dapat memotivasi siswa untuk lebih giat mengikuti pelajaran serta giat belajar dirumah adalah pemberian tes awal pada setiap kegiatan belajar mengajar (Pre Test), pemberian tes akhir pada setiap kegiatan belajar mengajar (Post Test) maupun gabungannya (Pre dan Post Test). Pada umumnya siswa yang mengetahui bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes, maka siswa akan berusaha untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar serta giat belajar di rumah. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis termotivasi untuk meneliti perbedaan hasil belajar Matematika siswa antara yang diajar melalui Pre Test, Post Test, serta Pre dan Post Test setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

3 3 1. Seberapa besar hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre Test setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar? 2. Seberapa besar hasil belajar siswa yang diajar melalui Post Test pada setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar? 3. Seberapa besar hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre dan Post Test Pada setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre Test, Post Test serta Pre dan Post Test pada setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar? C. Tujuan Penelitian Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan menjawab semua pertanyaan yang telah dirumuskan diatas. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre Test setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar melalui Post Test setiap pertemuan kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

4 4 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre dan Post Test setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. 4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre Test, Post Test serta Pre dan Post Test setiap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi para guru matematika untuk memilih salah satu dari ketiga perlakuan ini untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti lain di masa yang akan datang dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan ketiga strategi belajar mengajar ini. 3. Agar siswa senantiasa berlatih menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan maksud agar mereka dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya.

5 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Seperti dikemukakan oleh Slameto (1995) bahwa: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya. Selanjutnya Haling (2004) mengemukakan bahwa: Belajar merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan yang bersifat permanen. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru segera nampak dalam perilaku yang nyata. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk 5

6 6 seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 2. Pengertian Mengajar Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh siswa. Oleh karena itu rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliput seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri. Terdapat aneka ragam rumusan pengertian tentang mengajar. Setiap rumusan mempunyai kaitan arti dalam praktek pelaksanaannya. Rumusan itu sendiri bergantung pada pandangan perumusannya. Seseorang berpandangan bahwa mengajar hanya sekedar menyampaikan pelajaran, tentu akan merumuskan pengertian yang sederhana. Rumusan yang dibuat tentang mengajar adalah upaya menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa. Bila pengertian sederhana itu diterima, maka pelaksanaan atau praktek pengajaran berlangsung sederhana pula. Yakni, disatu pihak guru menyampaikan bahan pelajaran, sedangkan di lain pihak siswa menerima pelajaran yang diberikan. Proses penyampian biasanya berlangsung secara inposisi, yakni guru menuangkan sejumlah informasi atau bahan pelajaran kepada siswa yang akan diisi dengan

7 7 pengetahuan. Jadi kegiatan di kelas banyak didominasi oleh guru, aktivitas siswa lebih banyak mendengar atau menerima. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Bila diterima pengertian ini, sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu upaya apapun dapat dilakukan, asalkan upaya itu disengaja dengan penuh rasa tanggung jawab mengantarkan siswa menuju pencapaian tujuan. Tujuan itu dicapai melalui proses pengajaran sedangkan kemungkinan terjadinya proses belajar itu sendiri amat beraneka ragam. Bisa terjadi guru tampil di depan kelas untuk mengajar langsung dapat pula menggunakan perangkat pengajaran. Rumusan pengertian di atas sejalan dengan pandangan Willam H Burton (Ali, 1987) yang menyatakan bahwa: Mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Bertitik tolak dari pengertian di atas, Burton (Ali, 1987) memandang bahwa bahan pelajaran hanya sebagai perangsang saja. Sedangkan arah yang akan dituju oleh proses belajar adalah tujuan pengajaran yang diketahui siswa. Dengan strategi mengajar tetentu proses belajar dapat terbimbing secara lebih baik. Dengan memberikan tugas atau latihan, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu. Ini adalah dorongan untuk terjadinya proses belajar lebih jauh lagi.

8 8 Semua upaya bagaimana dirumuskan oleh Burton bila dikaji secara cermat, pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam memberi kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Gagne dan Briggs (Ali, 1987) dalam hal ini juga melihat pentingnya proses belajar siswa secara aktif dalam pengajaran. Jadi, yang penting dalam mengajar bukan upaya guru dalam menyampaikan bahan, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan, melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi Tetapi bertindak sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar. 3. Hakikat Matematika Elea Tinggih (Suherman, 2001) matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau ekeperimen disamping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran, Ruseffendi dalam (Suherman, 2001).

9 9 Pendapat lain oleh James (Suherman, 2001) mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan antara yang satu dengan yang lainnyadengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam bidang, yaitu aljabar, anlaisis dan geometri. Johnson dan Rising (Suherman, 2001) mengemukakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Reys, dkk (Suherman, 2001) mengatakan bahwa Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, dan suatu bahasa. sedangkan Kline (Suherman, 2001) Mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Dengan uraian-uraian di atas mudah-mudahan cakrawala pengertian kita tentang Matematika makin bertambah luas, tidak terlalu sempit dengan hanya memandang saja. Akan tetapi walaupun diberikan dengan panjang lebar secara tertulis atau secara lisan penjelasannya, tidak akan memberi jawaban secara utuh yang dapat dipahami secara menyeluruh tentang apa matematika itu. Ibarat enaknya masakan, meskipun diceritakan dengan bahasa yang bagaimanapun indahnya, tanpa

10 10 mencobanya tak akan terasa enak. Tapi meskipun demikian mudah-mudahan sedikit banyak dapat menambah luasnya cakrawala pengetahuan kita. Benar sekali seperti diucapkan oleh Courant dan Robbin (Suherman, 2001) bahwa untuk dapat mengetahui apakah matematika sebenarnya, seseorang harus mempelajari, mengkaji, dan mengerjakannya. Termasuk pengkajian sejauh timbulnya Matematika dan perkembangannya. 4. Pre dan Post Test Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: Pre Test, Proses, dan Post Test. Pada kesempatan ini akan dibahas Pre Tes dan Post Tes Pre Test (Tes Awal) Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan Pre Test. Pre Test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu Pre Test memegang peranan yang cukup penting

11 11 dalam proses pembelajaran. Fungsi Pre Test ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan Pre Test maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab. b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil Pre Test dengan Post Test. c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. d. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuantujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil Pre Test harus segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti dilaksanakan. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara cepat dan cermat jangan sampai mengganggu suasana belajar dan mengalihkan perhatian peserta didik Post Tes (Tes Akhir) Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan Post Test. Sama halnya dengan Pre Test, Post Test juga memiliki banyak kegunaan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi Post Test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

12 12 a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil Pre Tes dan Post Tes. b. Untuk mengetahui kompetensi dengan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali. c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar). d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan baik terhadap perencanaan maupun pelaksanaan evaluasi. 5. Pokok Bahasan Barisan Bilangan dan Deret 5.1. Barisan Bilangan a. Pengertian Barisan Bilangan. Jika bilangan-bilangan diurutkan dengan aturan tertentu, maka akan diperoleh suatu barisan bilangan. Tiap-tiap bilangan yang terdapat pada barisan bilangan disebut suku dari barisan itu. Jika aturan suatu barisan telah diketahui, maka suku berikutnya dari barisan tersebut dapat ditentukan.

13 13 b. Suku ke-n Suatu Barisan Bilangan Jika kita ingin mengetahui suku ke-100 dari suatu barisan bilangan, tentunya kurang praktis jika kita harus menulis suku demi suku sampai yang ke-100. untuk itu pada bahasan ini akan dipelajari cara menentukan suku keberapapun yang selanjutnya disebut dengan suku ke-n dengan n sembarang bilangan asli. Suku ke-n dari suatu barisan bilangan dapat ditulis U n dengan demikian, suku ke-1 dapat ditulis U 1, dan suku ke-100 ditulis U 100. Barisan dengan aturan ditambah bilangan yang sama. Contoh: 3, 6, 9, 12, U 1 = 3 = 3 x 1, U 2 = 6 = 3 x 2, U 3 = 9 = 3 x 3 Jadi, suku ke-n = U n = 3 x n = 3n. Barisan dengan aturan dikali atau dipangkatkan Untuk menentukan suku ke-n pada barisan seperti ini, maka harus ditentukan hubungan antara masing-masing suku dengan bentuk bilangan berpangkat. Contoh: 2, 4, 8, 16,.. U 1 = 2 = 2 1, U 2 = 4 = 2 2 U 3 = 8 = 2 3 Bilangan pokok selalu 2, dan pangkat sesuai dengan urutan suku, maka : U n = 2 n.

14 14 Menggunakan rumus suku ke-n Jika rumus suku ke-n dari suatu barisan bilangan telah diketahui, maka dapat ditentukan barisan bilangan tersebut dengan menggunakan rumus suku ke-n yang telah ditentukan Deret Aritmetika a. Pengertian Deret Aritmetika, Suku dan Beda Dari suatu barisan bilangan, jika suku-suku dari barisan bilangan itu dijumlahkan, maka penjumlahan berturut-turut dari suku-suku barisan itu disebut deret. Pada barisan bilangan, tiap-tiap bilangan yang terdapat pada barisan bilangan disebut suku. Hal ini juga berlaku untuk deret, yaitu setiap bilangan pada suatu deret disebut suku. Pada deret maka : Suku ke-1 = 1, ditulis U 1 = 1 Suku ke-2 = 5, ditulis U 2 =5 dan seterusnya. Pada suatu deret, jika hasil dari U 2 - U 1, U 3 U 2, U 4 U 3, selalu tetap atau selalu sama, maka deret tersebut disebut deret aritmetika atau deret hitung. Bilangan yang selalu tetap itu disebut beda. b. Rumus Suku ke-n Deret Aritmetika U n = U 1 + (n 1) b, dengan Keterangan : U n = suku ke-n U 1 = suku pertama n = banyak suku b = beda

15 15 c. Rumus Jumlah n Suku Pertama Rumus jumlah n suku pertama untuk deret aritmetika adalah: S n = 2 1 n (U1 + U n ) atau S n = 2 1 n (2U1 + (n +1)b) 5.3. Deret Geometri Suatu deret yang memiliki rasio (Perbandingan) yang tetap atau hasil dari: U 2, 3 U1 U 2 U U, 4 U, n U 3 U n 1 selalu tetap disebut deret geometri atau deret ukur. a. Rumus suku ke-n untuk Deret Geometri adalah: U n = U 1. r n-1 b. Rumus jumlah n suku pertama untuk Deret Geometri: S n = U1( r n 1), r >1 atau S n = r 1 U1(1 r 1 r n ), r < Menggunakan Sifat-sifat Deret Sifat-sifat deret aritmetika dan deret geometri dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu diingatkembali tentang sifat-sifat pada deret arimetika maupun deret geometri. a. Sifat-sifat Deret Aritmetika Untuk suku pertama = U 1, suku terakhir = U n, beda = b, banyak suku = n dan jumlah n suku pertama = S n, maka : Rumus suku ke-n Deret Aritmetika adalah: U n = U 1 + (n 1)b

16 16 Rumus jumlah n suku pertama Deret Aritmetika adalah: S n = 2 1 n (U1 + U n ) atau S n = 2 1 n [2U1 + (n 1)b] b. Sifat-sifat Deret Geometri Untuk suku pertama = U 1, suku terakhir = U n, rasio = r, banyak suku = n dan jumlah n suku pertama = S n, maka : Rumus suku ke-n Deret Geometri: U n = U 1. r n-1 Rumus jumlah n suku pertama Deret Geometri: S n = U1 ( r n 1) r 1 atau S n = n U1 (1 r ) 1 r B. Kerangka Berpikir Untuk menciptakan suatu kondisi atau keadaan yang dapat mengarahkan siswa untuk lebih aktif belajar, peranan seorang guru sangat menentukan. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan dorongan agar siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dengan penelusuran tiga metode pengajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diharapkan dapat diketahui metode yang paling baik untuk memecahkan masalah yang dikemukakan di atas.

17 17 C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: Ada perbedaan antara hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan pemberian pre tes dengan pemberian pos tes serta pemberian Pre dan Post Tes pada kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Secara statistika, hipotesis penelitian di atas dirumuskan sebagai berikut: H 0 : µ 1 = µ 2 = µ 3 Lawan H 1 : ada µ i µ j, i j, i =1,2,3, j = 1,2,3 Keterangan : µ 1 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode pemberian Pre Tes µ 2 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode pemberian Post Tes µ 3 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode pemberian Pre and Post Tes. Dengan kriteria: Ho diterima jika p 0,05 (tingkat keyakinan 95 %) Ho ditolak jika p < 0,05

18 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diselidiki adalah hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar tahun pelajaran 2005/2006 semester II melalui pengajaran Pre Test, Post Test serta Pre dan Post Test. 2. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model Nonequivalent Control Group. Untuk lebih jelasnya desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: R X 1 0 R X 2 0 R X 3 0 Keterangan: R X 1 X 2 X 3 = Pengacakan kelas = Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berupa Pre Test = Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berupa Post Test = Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen berupa Pre dan Post Test 0 = Pengukuran pada kelas Eksperimen. 18

19 19 B. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel bertujuan untuk memberikan gambaran tentang variabel yang diselidiki dalam penelitian ini. Batasan operasional dari variabel tersebut diuraikan sebagai berikut : Hasil belajar siswa adalah skor yang diperoleh siswa dengan memberikan tes prestasi belajar setelah perlakuan berupa pemberian Pre Test, Post Test, serta Pre dan Post Test pada setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar pada tahun ajaran 2005/2006 semester II. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 4 minggu. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang terdiri atas 6 Kelas dengan jumlah sekitar 190 siswa. 2. Sampel Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX A, IX B, dan IX C dengan asumsi bahwa siswa dari ke enam kelas IX mempunyai kemampuan Matematika yang homogen.

20 20 E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Sebelum memulai penelitian, peneliti bersama guru bidang studi matematika menyampaikan kegiatan penelitian tersebut kepada siswa kelas IX yang menjadi subyek penelitian, agar mereka siap mengikuti prosedur penelitian yang direncanakan. 1. Pertemuan I Pada pertemuan pertama tidak ada perlakuan Pre Test, Post Test, serta Pre dan Post Test pada siswa yang diajar. 2. Pertemuan II sampai IV Pada siswa kelas IX A diajar melalui Pre Test pada setiap proses belajar mengajar di kelas. Pada siswa kelas IX B diajar melalui Post Test pada setiap proses belajar mengajar di kelas. Pada siswa kelas IX C diajar melalui Pre dan Post Test pada setiap proses belajar mengajar di kelas. Adapun materi yang diajarkan adalah kelanjutan dari materi yang telah diajarkan oleh guru matematika mereka. Sedangkan soal yang diberikan adalah tes yang sama dengan jumlah soal 1 item yang dapat diselesaikan oleh siswa sekitar 5 sampai 10 menit. Hal ini dimaksudkan agar tidak menyita waktu terlalu banyak. 3. Pertemuan V Diadakan tes hasil belajar dengan materi Barisan dan Deret Bilangan.

21 21 Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran langsung adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Langsung. Kegiatan Guru Kegiatan siswa a. Menyampaikan tujuan Pembelajaran a. Memahami tujuan pembelajaran b. Mendemonstrasikan keterampilan dan menyajikan informasi tahap demi b. Memahami dan menyalin materi tahap demi tahap tahap c. Memberikan bimbingan pelatihan c. Memahami dan mencatat soal latihan d. Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik e. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan d. Menjawab pertanyaan yang akan diberikan guru e. Menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes hasil belajar pada pertemuan terakhir, baik pada kelas yang diberikan Pre Test, Post Test maupun yang diberikan Pre dan Post Test yang dilaksanakan secara bersamaan untuk menghindari kebocoran soal.

22 22 G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penlitian ini dianalisis dengan dua teknik analisis statistika, yaitu: 1. Analisis Statistika Deskriptif Analisis statistika deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik hasil belajar siswa yang meliputi; nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, rentang nilai, standar deviasi, varians dan tabel distribusi frekuensi. kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar dalam penelitian ini adalah menggunakan skala lima yang disusun oleh Suherman (1990) adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Menurut Suherman (1990). Nilai Hasil Belajar ,5 8,9 5,5 7,4 4,0 5,4 0,0 3,9 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

23 23 2. Analisis Statistika Nonparametrik. Analisis Statistika Nonparametrik digunakan untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa antara ketiga kelas yang diberi perlakuan yang berbeda. Statistik Nonparametrik yang digunakan adalah Uji Kruskal-Wallis.

24 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif Hasil analisis statistika deskriptif menunjukkan karakteristik distribusi skor masing-masing kelas perlakuan dan sekaligus merupakan jawaban atas masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. a. Hasil Belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kab. Takalar melalui Pre Test. Hasil analisis statistika deskriptif berkaitan dengan skor variabel hasil belajar matematika yang diajar melalui pre test pada pokok bahasan barisan dan deret bilangan. Secara sederhana hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1, dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C. Tabel 4.1. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Pre Test. Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel 36 Nilai tertinggi 9,0 Nilai Terendah 4,0 Rentang Nilai 5,0 Nilai rata-rata 6,80 Standar Deviasi 1,70 24

25 25 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajar melalui Pre Test adalah 6,80 dari skor total 10 yang mungkin dicapai (Skor ideal). Jika skor hasil belajar Matematika siswa pada perlakuan ini, di kelompokkan dalam skala lima, maka diperoleh distribusi skor pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Pre Tes. Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%) 9,0-10 Sangat Tinggi 6 16,67 7,5 8,9 Tinggi 11 30,56 5,5 7,4 Sedang 7 19,44 4,0 5,4 Rendah 12 33,33 0-3,9 Sangat Rendah 0 0 Jumlah Jika pada Tabel 4.1 dikaitkan dengan Tabel 4.2. maka hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre Test dikategorikan Sedang.

26 26 b. Hasil Belajar Matematika Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Post Test. Nilai tes hasil belajar Matematika yang menunjukkan hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar melalui Post Test selengkapnya disajikan pada Lampiran C. Berdasarkan Lampiran C tersebut, dari hasil analisis deskriptif diperoleh rangkuman nilai statistik hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar melalui Post Test seperti di tunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Post Tes. Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel 33 Nilai tertinggi 9,5 Nilai Terendah 4,0 Rentang Nilai 5,5 Nilai rata-rata 7,42 Standar Deviasi 1,66 Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Matematika Siswa yang diajar melalui Post Test adalah 7,42 dari skor total 10 yang mungkin dicapai.

27 27 Jika skor hasil belajar Matematika siswa pada perlakuan ini di kelompokkan dalam skala lima, maka diperoleh distribusi skor pada Tabel berikut ini: Tabel 4.4 Distribusi Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Post Test. Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%) 9,0-10 Sangat Tinggi 8 24,24 7,5-8,9 Tinggi 9 27,28 5,5-7,4 Sedang 10 30,3 4,0-5,4 Rendah 6 18,18 0-3,9 Sangat Rendah 0 0 Jumlah Jika pada Tabel 4.3 dikaitkan dengan Tabel 4.4. maka hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Post Test dikategorikan Sedang. c. Hasil Belajar Matematika Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Pre dan Post Test. Hasil analisis statistika deskriptif berkaitan dengan skor variabel hasil belajar matematika yang diajar melalui Pre dan Post Test pada pokok bahasan barisan dan deret bilangan. Secara sederhana hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5, dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

28 28 Tabel 4.5. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Pre dan post Test. Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel 31 Nilai tertinggi 10,0 Nilai Terendah 5,0 Rentang Nilai 5,0 Nilai rata-rata 7,96 Standar Deviasi 1,44 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajar melalui Pre dan Post Test adalah 7,96 dari skor total 10 yang mungkin dicapai (Skor ideal). Jika skor hasil belajar Matematika siswa pada perlakuan ini, di kelompokkan dalam skala lima, maka diperoleh distribusi skor pada tabel berikut ini:

29 29 Tabel 4.6 Distribusi Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar Melalui Pre dan Post Test. Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%) 9,0-10 Sangat Tinggi 13 41,94 7,5-8,9 Tinggi 9 29,03 5,5-7,4 Sedang 7 22,58 4,0-5,4 Rendah 2 6,45 0-3,9 Sangat Rendah 0 0 Jumlah Jika pada Tabel 4.5 dikaitkan dengan Tabel 4.6 maka hasil belajar Matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre dan Post Test dikategorikan Tinggi. 2. Hasil Analisis Statistik Nonparametrik Sesuai dengan hipotesis penelitian, maka statistika Nonparametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah Uji Kruskal Wallis. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis nol Ho bahwa k contoh itu berasal dari populasi yang identik dan Uji ini merupakan alternatif bagi uji F untuk pengujian kesamaan beberapa nilai tengah dalam analisis ragam bila kita ingin menghindar dari asumsi bahwa contoh diambil dari populasi normal. (generalisasi uji dua-contoh Wilcoxon untuk k > 2 contoh).

30 30 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan UJi Kruskal Wallis Test seperti yang di sajikan pada Lampiran C diperoleh signifikansi sebesar 0,018 (nilai signifikansi). Dengan α = 0,05. Karena p = 0,018 lebih kecil dari α= 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre Test, Post Tes serta yang diajar melalui Pre dan Post Test. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas maka secara deskriptif, hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre Test dengan rata-rata 6,80 dengan standar deviasi 1,70 berada pada interval 5,5 7,4 (kategori sedang), sedangkan persentase siswa yang memperoleh nilai hasil belajar matematika paling banyak berada pada kategori rendah 33,33 %. Untuk hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar saat mengikuti pembelajaran melalui Post Test adalah rata-rata 7,42 dengan standar deviasi 1,66 berada pada interval 5,5 7,4 (kategori sedang), sedangkan persentase siswa yang paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebesar 30,3 %. Secara dekriptif diketahui pula bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar saat mengikuti pembelajaran melalui Pre dan Post Test adalah rata-rata 7,96 dengan standar deviasi 1,44 berada

31 31 pada interval 7,5 8,9 (kategori tinggi), sedangkan persentase siswa yang paling banyak berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 41,94 %. Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka secara deskriptif terlihat adanya perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre Test dengan yang mengikuti pembelajaran dengan perlakuan Post Test maupun dengan yang mengikuti pembelajaran dengan perlakuan Pre dan Post Test. Hasil ini diperkuat oleh hasil analisis statistik Nonparametrik dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis Test. dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa secara umum ada perbedaan hasil belajar matematika dari ketiga kelompok eksperimen yang menggunakan perlakuan yang berbeda, yaitu melalui Pre Test, Post Test serta Pre dan Post Test pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Lebih lanjut pada Uji Mann Whitney Test (Lampiran C ) nampak bahwa ada perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang diajar melalui Pre Test dengan siswa yang diajar melalui Pre dan Post Test, dengan nilai signifikansi sebesar 0,044. sedangkan hasil belajar siswa yang diajar melalui pre test dengan hasil belajar siswa yang diajar melalui post Test tidak terdapat perbedaan yang berarti, demikian juga hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui Post Test dengan hasil belajar siswa yang diajar melalui Pre dan Post Tes tidak terdapat perbedaan yang berarti.

32 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre Test berada pada kategori Sedang dengan rata-rata 6,80 dari skor total 10 yang mungkin dicapai. 2. Hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Post Test berada pada kategori Sedang dengan rata-rata 7,42 dari skor total 10 yang mungkin dicapai. 3. Hasil belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre dan Post Test berada pada kategori Tinggi dengan rata-rata 7,96 dari skor total 10 yang mungkin dicapai. 4. Ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa kelas IX SMP Negeri 3 Galesong Selatan Kabupaten Takalar yang diajar melalui Pre Test dengan siswa yang diajar melalui Post Test maupun yang diajar melalui Pre dan Post Test. 32

33 33 B. Saran Sebagai implikasi dari kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disarankan: 1. Pemberian Pre dan Post Test sebaiknya sesering mungkin dilakukan karena dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat terhadap materi pelajaran dan soal-soal yang diberikan kepadanya. 2. Kepada para peneliti dibidang pendidikan, agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan metode ini pada pokok bahasan lain dalam matematika, sebagai salah satu upaya peningkatan mutu proses pembelajaran matematika. 3. Agar dapat dijadikan referensi Guru Matematika dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan Matematika.

34 34 DAFTAR PUSTAKA Arif, Muhammad Dasar-dasar Statistika. Makassar:Badab Penerbit Universitas Negeri Makassar Ali, Muhammad Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Haling, A Belajar Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNM Hudojo, Herman Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang Hudojo, Herman Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : IKIP Malang. Mulyasa Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Suherman, E Petunjuk Praktek Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Matematika untuk Guru dan Calon Guru Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma Walpole, Ronald E Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian oleh Arikunto (2002:136) adalah cara yang digunakan oleh penliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VI DI SD NEGERI CINANGSI KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG 2016 Cucu Suaedah, S.Pd. SD NIP.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai pengembangan aspek-aspek tersebut. Hal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, 5 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, karena hasil penelitiannya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah penelitian kuasi eksperimen, karena subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti menerima keadaan

Lebih terperinci

ISSN Pedagogy Volume 1 Nomor 1

ISSN Pedagogy Volume 1 Nomor 1 Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR DIVERGEN DAN PERSEPSI TENTANG MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII2 SMP NEGERI 1LILIRIAJA KABUPATEN SOPPENG.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Soal Matematika Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan dengan matematika. Soal tersebut dapat berupa soal pilihan ganda ataupun soal uraian. Setiap

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Umpan Balik Individual Terhadap Hasil Belajar Siswa Mesra damayanti Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar, Makassar email: mesra_damayanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan open-ended terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik pada materi Persamaan Garis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode yang sistematis dan logis untuk membuktikan suatu hipotesis. Hipotesis merupakan

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BULUKUMBA Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BULUKUMBA Andi Indra Sulestry 1, Sitti Masyitah Meliyana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran kooperatif teknik tari bambu yang disertai dengan LKS pemecahan masalah terhadap kemampuan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN COURSE REVIEW HORAY DAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAKALAN 02

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN COURSE REVIEW HORAY DAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAKALAN 02 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN COURSE REVIEW HORAY DAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAKALAN 0 TAHUN AJARAN 011/01 NASKAH PUBLIKASI Penguji : Drs. Muhroji,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL MAKASSAR

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL MAKASSAR Syahriani : Pengaruh Pemberian Tugas DalamBentuk Pilihan Ganda dan Essai terhadap Hasil Belajar 69 PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DALAM BENTUK PILIHAN GANDA DAN ESSAY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 01/013 Kelas VIII semester genap sebanyak 10 siswa yang terdistribusi dalam enam kelas, yaitu VIIIA-VIIIF dengan

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan disain penelitian berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Lebih terperinci

SKRIPSI MOCHAMMAD KHAERUL DHAHABUDIN

SKRIPSI MOCHAMMAD KHAERUL DHAHABUDIN PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (TPR) YANG DIBAHAS DAN DIKEMBALIKAN DENGAN TPR YANG TIDAK DIBAHAS DAN DIKEMBALIKAN TENTANG SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA KELAS VIII

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE Patmaniar 1, Darma Ekawati 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian. Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 30 Semarang Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel penelitian terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua kelas

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya 0 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya Metro-Wates km 5 Purwodadi, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan mengkaji beberapa pokok bahasan diantaranya deskripsi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. A. Deskripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan 20 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini bagian yang pertama akan dijelaskan tentang halhal yang berkaitan dengan matematika mulai dari pengertian matematika, karakteristik matematika,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang terdiri atas enam kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum Peneliti memberikan perlakuan / treatment bimbingan kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum Peneliti memberikan perlakuan / treatment bimbingan kelompok 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel O 1 (Pre-Test) Sebelum Peneliti memberikan perlakuan / treatment bimbingan

Lebih terperinci

KOMPARASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALOPO

KOMPARASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALOPO Jurnal Dinamika, April 2011, halaman 51-61 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 1 KOMPARASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS PADA SISWA KELAS VIII

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen. Fungsi metode ini sama seperti metode True Eksperimen, yaitu digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Titik Pitriani Muslimin

Lebih terperinci

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran storyboard telling dan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di Jalan Abdi Negara No. 9 Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Utara Bandarlampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Desain penelitian merupakan cara atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bangunrejo. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara model dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan kemampuan pemahaman dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa.

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa. 64 BAB V ANALISIS Pembelajaran yang digunakan pada kelas VIIB adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada kelas VIIC menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar Kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khas. Perubahan khas tersebut adalah perubahan aspek pengetahuan dan keterampilan. Perubahan itu tampak dalam prestasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa Telukbetung yang terdistribusi dalam lima kelas yaitu kelas VII A VII E. Pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE NUMBERD HEAD TOGETHER DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE NUMBERD HEAD TOGETHER DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE NUMBERD EAD TOGETER DENGAN TIPE STUDENT TEAM ACIEVMENT DIVISION TERADAP ASIL BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan penekanan

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE BERBASIS PENYELIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X MAN 1 MAKASSAR (1) Hardi Hamzah, (2) Sidin Ali, Muh. (3) Muhammad Tawil 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat dengan perlakuan terhadap variabel bebas untuk melihat hasilnya pada variabel terikat dengan pengambilan sampel tidak

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 H. Jafri Haryadi dan Sri Wayuni Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Metode Bermain Peran Bermain peran adalah suatu tipe permainan dimana pemain mengatur peran seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, dengan desain kelompok kontrol pretes-postes. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman Kab. Tulungagung

MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman Kab. Tulungagung PENERAPAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJARDAN KETUNTASAN BELAJAR MATEMATIKA PADA KOMPETENSI DASAR TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA-1 SMA NEGERI 1 KAUMAN MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru SD berperan sebagai pengajar dan pembimbing, wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik secara kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diangkat dalam penelitian ini diantaranya adalah hasil belajar siswa kelas eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diangkat dalam penelitian ini diantaranya adalah hasil belajar siswa kelas eksperimen 94 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Pada bab ini merupakan analisis data yang berisikan beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara optimal. Salah satu pertanyaan mendasar yang merupakan inti dari pandangan hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA A. Pengantar Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dijarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III MTOD PNLITIAN 3. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi (005) penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, karena penelitian eksperimen merupakan salah satu metode peneltian yang dianggap paling dapat menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELECTUALLY REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DAN PENGUASAAN MATERI LINGKARAN I MELALUI LATIHAN MANDIRI BAGI SISWA KELAS VIIIE SMP N 5 SRAGEN SEMESTER GENAP TAHUN 2009/2010 Oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan SMK Negeri Bandar Lampung tahun ajaran 0/03, yang terdiri dari 4 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan sebab-akibat antara model dan pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 POL-UT KABUPATEN TAKALAR

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 POL-UT KABUPATEN TAKALAR JPF Volume I Nomor 3 ISSN: 2302-8939 219 PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 POL-UT KABUPATEN TAKALAR Sri Kundi Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi ke dalam delapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini dipaparkan hasil dan pembahasan penelitian, meliputi (1) kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen tanpa menggunakan metode latihan terbimbing,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 60 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 Metode penelitian adalah cara-cara kerja

Lebih terperinci

Moh. Masnun, Fatkhurrohmah

Moh. Masnun, Fatkhurrohmah Perbandingan hasil belajar matematika siswa antara yang menggunakan pre test dengan yang menggunakan post test pada subpokok bahasan persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat kelas X di SMAN 1 Astanajapura

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING Karmila 1, Darma Ekawati 2 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design

Lebih terperinci

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK 0 Pengaruh Penggunan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Ratna Dewi 2102111024 ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill Feri Haryati Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : ririmida@yahoo.com ABSTRAK. Penelitian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NILAI TUGAS KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN YANG DIPEROLEH MAHASISWA

IDENTIFIKASI NILAI TUGAS KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN YANG DIPEROLEH MAHASISWA Pedagogy Volume 3 Nomor 1 ISSN 252-382 IDENTIFIKASI NILAI TUGAS KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN YANG DIPEROLEH MAHASISWA Sukmawati 1 Program Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN GEOMETRI SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Zet Petrus 1, Karmila 2, Achmad Riady Program Studi Pendidikan Matematika 1,2,3, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. serta sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa yang mendapat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci