BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Samarinda. Hasil penelitannya mengatakan bahwa metode pencatatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II LANDASAN TEORI

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN


BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

SALDO AKHIR (30 Dzulhijjah H) 31,115,191, DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN ARUS KAS Periode 01 Ramadhan 30 Ramadhan 1431.

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

Alchudri Dosen Akuntansi UIN SUSKA Riau. Disampaikan pada Pelatihan Akuntansi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau 21 April 2010

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

STUDI EVALUASI AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS DENGAN PEDOMAN PSAK 109

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Akuntansi (accountancy) berasal dari akar kata to account, yang salah satu

YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011 dan 2010

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DANA PEDULI UMMAT (LAZ DPU) DI SAMARINDA

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

IMPLEMENTASI PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh para akademisi namun telah ada beberapa peneliti yang

PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH PADA BAZNAS PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

TRANSPARANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN LEMBAGA ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

Sabrina Shahnaz., Penerapan PSAK No.109 Tentang

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Indra Pratama Wicaksono

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 PADA ORGANISASI NON PROFIT BERBASIS RELIGIUS (STUDI KASUS PADA BAZNAS KABUPATEN BULELENG)

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH PSAK 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NURUL HAYAT CABANG MALANG SKRIPSI

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Surabaya mengemukakan bahwa penelitian pada Lembaga Amil Zakat YDSF

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

IRMA YUNI

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZ KOTA PEKANBARU

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN SISTEM AKUNTANSI ZAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAK, DAN SHODAQOH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) KABUPATEN MALANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. beribadah kepada-nya. Cara beribadah kepada Allah dilakukan dengan. harta benda (maliyah) adalah zakat.

ANALISIS AKUNTANSI ZAKAT BERDASARKAN PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA

PENGELUARAN PEMELIHARAAN ASET TETAP PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR DIVISI JASA PELAYANAN PABRIK DI KOTA BONTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hal tersebut diperoleh penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT

Rizal, Sri Adella Fitri, dan Hadiyati Minazzulami

PENGARUH PENERAPAN PERNYATAAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 TERHADAP AKUNTABILITAS PEMBUKUA PADA BAZ KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 DALAM LAPORAN KEUANGAN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH SURABAYA TAHUN 2016

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH PADA BAITUL MAL KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 101 Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Jend A. Yani No. 15 Malang, telp (0341)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Rina (2012) meneliti tentang Analisi Perlakuan Akuntansi Zakat, Infaq, Dan Sedekah Pada Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) Di Samarinda. Hasil penelitannya mengatakan bahwa metode pencatatan yang diterapkan oleh LAZ DPU yaitu metode pencatatan cash basic yang merupakan Pengakuan dan pengukuran dana ZIS diakui sebagai penambahan saat kas diterima oleh LAZ DPU baik dana terikat maupun tidak terikat, dan dinilai sebesar nilai wajar yang ada dipasaran jika dana ZIS yang diterima dalam bentuk nonkas. Penyajian dana ZIS dalam LAZ DPU disajikan dalam bentuk terpisah, baik dana zakat, infaq dan shodaqoh dan dana amil.sesuai dengan laporan posisi keuangan yang ada di LAZ DPU. Rohman (2015) meneliti tentang Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga Amil Zakat Berdasarkan PSAK 109 Tentang Akuntansi Zakat Dan Infaq/Sedekah. Dari Penelitiannya disimpulkan bahwa dalam penelitian laporan keuangan pada BAZDA Kabupaten Banyuwangi masih belum sesuai PSAK 109 tentang Akuntgansi Zakat, Infak/Sedekah. Dalam laporan keuangan yang digunakan oleh BAZDA Kabupaten Banyuwangi masih sederhana hanya menyajikan laporan pemasukan dana zakat serta pengeluarannya saja tanpa adanya pengklasifikasian asal dana tersebut seperti yang ada pada laporan keuangan yang sesuai standar PSAK 109.

Andi (2013) Analisi Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq dan Sedekah Pada LAZ (Lembaga Amil Zakat) DOMPET DHUAFA CABANG MAKASSAR. Pada penerapan akuntansinya, Dompet Dhuafa menggunakan sistem akuntansi dana. Dompet Dhuafa memisahkan dana menurut sumber dan peruntukannya. Dana di bagi ke dalam 7 pos, yaitu dana zakat, dana infak/sedekah, dana kemanusiaan, dana wakaf, dana pengelola/amil, dana tebar hewan kurban, dan dana lain-lain. Pembagian dana Ziswaf (zakat infak/sedekah) pada Dompet Dhua fa telah sesuai dengan prinsip syari ah. Dimana hak amil dari penerimaan dana zakat sebesar 12,5 %, dan sisanya sebesar 87,5 % untuk mustahiq lainnya yang dibagikan sesuai dengan pertimbangan dan ketentuan syari ah. sedangkan hak amil terhadap penerimaan dana infak/sedekah sebesar 40 % dan 60 % dari penerimaan dana infak/sedekah ditujukan untuk program-program kerja Dompet Dhuafa. Syiva (2016) Implementasi Akuntansi Zakat Infaq Shodaqoh Productif Pada Organisasi Zakat Di BAZNAS KABUPATEN LUMAJANG. Pengelolaan dana zakat, infaq dan sedekahyang dikelola secara produktif di BAZNAS Kabupaten Lumajang rata-rata setiap tahunnya dikelola sebesar 9,01% dari total distribusi dana zakat, infaq dan sedekah BAZNAS Kabupaten Lumajang masih berorientasi pada pada pengelolaan secara konsumtif, 15,40% pendidikan, 46,33% delapan ashnaf, 9,81% keagamaan, 5,95% kesehatan, dan 13,53% kerjasama UPS dari total distribusi dana zakat, infaq dan sedekah. Utari (2008) melakukan penelitian Analisis Perlakuan Akuntaansi Zakat yang dilakukan di LAZIS Muhammadiyah Jakarta Pusat. Hasil penelitian bahwa

dalam proses pengakuannya LAZIS Muhammdiyah menggunakan metode cash basic ( basis kas) secara penuh. Dalam penghimpunan dana zakat menggunakan dua system yaitu self assessment system dan official assessment sytem (sebagai konsultan penghitungan zakat). Untuk proses pengukuran dana zakat, LAZIS muhammadiyah menggunakan ketetapan nisab Berdasarkan Keputusan Majelis Tarjih Muhammadiyah, yang kemudian dirumuskan oleh Dewan Syariah LAZIS Muhammadiyah, yaitu 85 gram emas dengan kadar zakat 2,5% dan 3,5 liter beras untuk zakat fitrah dan menggunakan nilai pasar dalam menghitung besarnya nisab. Susilowati (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Perlakuan Akuntansi Zakat, Infaq, dan Shadaqah (LAGZIS) Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya Malang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam proses pengungkapannya, LAGZIS MRP Unibraw Malang menggunakan metode cash basic (basic sash). Dalam hal penghimpunan dana zakat LAGZIS menggunakan metode self assessment system dimana muzakki menghitung sendiri besarnya zakat yang harus dikeluarkan. Untuk proses pengukuran dana zakat, LAGZIS menggunakan nishab zakat sebesar 85 gram emas dengan kadar zakat 2,5%. B. Literatur Review 1. Akuntansi Akuntansi (accountancy) berasal dari akar kata to account, yang salah satu artinya adalah menghitung. Secara teknis, akuntansi diartikan sebagai proses pencatatan (recording), pengklasifikasian (classifiying), peringkasan

(summarizing) transaksi keuangan yang diukur dalam satuan uang,serta pelaporan (reporting) hasilnya. Tujuan umum dari akuntansi memberikan gambaran kepada para pemakai tentang kinerja usaha, posisi keuangan, dan arus kas sebuah organisasi dalam periode tertentu. Dari tujuan umum tersebut akuntansi dapat dipergunakan untuk tujuan khusus,misalnya untuk menghitung kewajiban pajak, dan kemungkinan dapat dijadikan dasar untuk menghitung kewajiban zakat ( Mursyidi,2003). 2. Zakat Zakat merupakan kewajiban maliyah (materi) dari salah satu rukun Islam yang hanif. Ia juga diperhitungkan sebagai salah satu pondasi system keuangan dan ekonomi Islam, yang mana zakat mempresentasikan diri sebagai sumber utama dalam pembiayaan adh-dhaman al-ijtima l (jaminan social), jihad dalam jalan Allah, sebagaimana ia juga ikut andil dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi dan keunggulan politik (Syahatah,2004) PSAK No 109 Revisi 2008 dikatakan bahwa Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus diserahkan oleh muzakki kepada mustahiq baik melalui amil maupun secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab,haul (baik yang periodik maupun yang tidak periodik), tarif zakat (qadar), dan peruntukannya. Menurut Mursyidi 2003 zakat mempunyai beberapa fungsi pokok sebagai berikut : a. Membersihkan jiwa muzakki

b. Membersihkan harta muzakki c. Fungsi social ekonomi d. Fungsi ibadah C. Akuntansi Zakat PSAK No. 109 bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah. Pernyataan ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah. Amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah, yang selanjutnya disebut amil, merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah. D. Identifikasi Akun Akun yang terdapat dalam PSAK No 109 tentang akuntansi zakat, terdiri dari beberapa akun, seperti dana amil, dana infaq/ sedekah, dana zakat. 1. Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/sedekah serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil. 2. Dana infaq/sedekah adalah bagian nonamil atas penerimaan infak/sedekah. 3. Dana zakat adalah bagian nonamil atas penerimaan zakat.

E. Laporan Keuangan Dana Zakat Devi (2014). Komponen laporan keuanganlembaga amil di dalam PSAK No 109 tentang akuntansi zakat, komponen Lapoan Keuangan yang lengkap terdiri dari : 1. Neraca Entitas amil menyajikan pos-pos dalam neraca (laporan posisi keuangan) dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada : a) Aset 1) Kas dan setara kas 2) Instrumen keuangan 3) Piutang 4) Aset tetap dan akumulasi penyusutan b) Kewajiban a) Biaya yang masih harus dibayar b) Kewajiban imbalan kerja c) Saldo dana a) Dana zakat b) Dana infaq/sedekah c) Dana amil d) Dana nonhalal

Ilustrasi 1 Tabel 1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) RZ XXX Per 31 Desember 2XX2 Keterangan Rp Keterangan Rp Aset Kewajiban Aset Lancar Kewajiban jangka pendek Kas dan setara kas Biaya yang masih harus Instrumen Keuangan dibayar Xxx Piutang Kewajiban jangka panjang Imbalan kerja jangka panjang Aset tidak lancer Jumlah kewajiban Aset tetap Saldo dana Akumulasi penyusutan Dana zakat Dana infaq/ sedekah Dana amil Dana nonhalal Jumlah dana Jumlah asset Jumlah kewajiban dan saldo dana Xxx

2. Laporan Perubahan Dana Amil menyajikan laporan perubahan dana zakat, danainfak/sedekah, dana amil, dan dana nonhalal. Penyajian laporan perubahan dana mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos berikut: a) Dana zakat 1) Penerimaan dana zakat (i) Bagian dana zakat (ii) Bagian amil 2) Penyaluran dana zakat (i) Entitas amil lain (ii) Mustahiq lainnya 3) Saldo awal dana zakat 4) Saldo akhir dana zakat b) Dana infak/sedekah 1) Penerimaan dana infak/sedekah (i) Infaq/sedekah terikat (muqayyadah) (ii) Infaq/sedekah tidak terikat (mutlaqah) 2) Penyaluran dana infak/sedekah (i) Infaq/sedekah terikat (muqayyadah) (ii) Infaq/sedekah tidak terikat (mutlaqah) 3) Saldo awal dana infak/sedekah 4) Saldo akhir dana infak/sedekah

c) Dana amil 1) Penerimaan dana amil (i) Bagian amil dari dana zakat (ii) Bagian amil dari dana infak/sedekah (iii) Penerimaan lainnya 2) Penggunaan dana amil 3) Beban umum dan administrasi 4) Saldo awal dana amil 5) Saldo akhir dana amil d) Dana nonhalal 1) Penerimaan dana nonhalal (i) Bunga bank (ii) Jasa giro (iii) Penerimaan nonhalal lainnya 2) Penyaluran dana nonhalal 3) Saldo awal dana nonhalal 4) Saldo akhir dana nonhalal

Ilustrasi 2 Tabel 2. Keterangan Laporan Perubahan Dana RZ XXX Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2 Rp DANA ZAKAT Penerimaan Penerimaan dari muzakki Muzakki entitas Muzakki individual Hasil penempatan Jumlah penerimaan dana zakat Bagian amil atas penerimaan dana zakat Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil Penyaluran Fakir-Miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu sabil Jumlah penyaluran dana zakat Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir () () () () () () ()

DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan Infak/sedekah terikat atau muqayyadah Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah Hasil pengelolaan Jumlah penerimaan dana infak/sedekah Penyaluran Infaq/sedekah terikat atau muqayyadah Infaq/sedekah tidak terikat atau mutlaqah Alokasi pemanfaatan aset kelolaan (misalnya beban penyusutan dan penyisihan) Jumlah penyaluran dana infak/sedekah Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir DANA AMIL Penerimaan Bagian amil dari dana zakat Bagian amil dari dana infak/sedekah Penerimaan lainnya Jumlah penerimaan dana amil Penggunaan Beban pegawai Beban penyusutan Beban umum dan administrasi lainnya Jumlah penggunaan dana amil Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir () () () () () () () () ()

DANA NONHALAL Penerimaan Bunga bank Jasa giro Penerimaan nonhalal lainnya Jumlah penerimaan dana nonhalal Penggunaan Jumlah penggunaan dana nonhalal Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir Jumlah saldo dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil dan dana nonhalal () Xxx 3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan Entitas amil menyajikan laporan perubahan asset kelolaan yang mencakup tetapi tidak terbatas pada: a) Aset kelolaan yang termasuk aset lancer b) Aset kelolaan yang termasuk tidak lancar dan akumulasi penyusutan c) Penambahan dan pengurangan d) Saldo awal e) Saldo akhir

Ilustrasi 3 Tabel 3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan RZ XXX Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2XX2 Saldo Penam Pengu- Penyi- Akumulasi Keterangan awal Bahan Rangan Sihan Penyusutan Saldo Akhir Dana infak/ sedekah aset kelolaan lancar (misal piutang bergulir) Xxx () () - Dana infak/ sedekah aset kelolaan tidak lancar (misal rumah sakit atau sekolah Xxx () - () Xxx 4. Laporan Arus Kas Entitas amil menyajikan laporan arus kas sesuai dengan PSAK No. 109 : Laporan Arus Kas dan PSAK yang relevan. 5. Catatan atas laporan keuangan Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 109 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan PSAK yang relevan.

F. Pengakuan dan Pengukuran 1. Pengakuan awal Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau asset lainnya diterima. Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambah dana zakat: a. Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima. b. Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas tersebut. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil.

2. Pengukuran setelah pengakuan awal Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai : a. Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil. b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil. 3. Penyaluran zakat Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar : a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas. b. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas. 4. Pengakuan awal Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar: a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas. b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas tersebut. Jikaharga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan. Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil. Infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar. Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancer infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai: a. Pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh kelalaian amil. b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil.

5. Penyaluran infak/sedekah Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar: a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas. b. Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas. Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/ sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembaliaset infak/sedekah yang disalurkan tersebut. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah. 6. Dana Nonhalal Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang.

Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil. Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah. 7. Penyajian Amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). 8. Pengungkapan Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada : a. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima. b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan. c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset nonkas. d. Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq. e. Hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi: 1) Sifat hubungan istimewa. 2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan dan

3) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut daritotal penyaluran selama periode. 9. Infak/Sedekah Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada : a. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/ sedekah berupa aset nonkas. b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan infak/sedekah, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan. c. Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima. d. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dariseluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya. e. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara terpisah. f. Penggunaan dana infak/sedekah menjadi asset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jikaada, jumlah dan persentase terhadap seluruhpenggunaan dana infak/sedekah serta alasannya.

g. Rincian jumlah penyaluran dana infak/sedekah yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung oleh penerima infak/sedekah. h. Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak terikat. i. Hubungan istimewa antara amil dengan penerima Infak/sedekah yang meliputi: 1) Sifat hubungan istimewa. 2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan. 3) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode. Selain membuat pengungkapan di paragraph tersebut diatas amil mengungkapkan hal-hal berikut: a. Keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya; dan b. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran danazakat dan dana infak/sedekah.