BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat
|
|
- Yanti Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Rumah zakat sebagai lembaga amil zakat pada umumnya melakukan pengumpulan dana zakat sesuai dengan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah. Dalam mekanisme pengumpulan serta penyaluran yang dilakukan oleh Rumah Zakat tersebar di setiap provinsi, kota, kabupaten di Indonesia. Namun, pengumpulan yang dilakukan oleh Rumah Zakat dilakukan berdasarkan penyebaran kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dan untuk wilayah pelosok, Rumah Zakat melakukan penyebaran dengan cara melakukan program-program kemanusiaan atau dukungan bantuan bagi daerah yang kurang mampu. Pada undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, pasal 25, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. BAZ/LAZ Nasional mengumpulkan zakat dari muzakki pada instansi/lembaga pemerintah tingkat pusat, swasta nasional dan luar negeri. 50
2 2. BAZ/LAZ daerah provinsi mengumpulkan zakat dari muzakki pada instansi/lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan-perusahaan dan dinas daerah provinsi. 3. BAZ/LAZ daerah kabupaten/kota mengumpulkan zakat dari muzakki pada instansi/lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan-perusahaan, dan dinas daerah kabupaten/kota. 4. BAZ/LAZ kecamatan mengumpulkan zakat dari muzakki pada instansi/lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan-perusahaan kecil dan pedagang serta pengusaha di pasar. 5. Unit pengumpul zakat di desa/kelurahan mengumpulkan zakat termasuk zakat fitrah dari muzakki. LAZ Rumah Zakat pun dalam melakukan kegiatan pengumpulan zakatnya menyesuaikan dan mengikuti peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa: BAZ dan LAZ mempunyai tugas pokok mengumpulkan dana zakat dari muzakki baik perorangan maupun badan, yang dilakukan langsung oleh bagian pengumpulan atau Unit pengumpul zakat. Wajib menerbitkan bukti setoran sebagai tanda terima atas setiap zakat yang diterima. Bukti setoran yang sah tersebut harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut: 51
3 1. Nama, alamat dan nomor lengkap pengesahan BAZ atau nomor lengkap pengukuhan LAZ. 2. Nomor urut bukti setoran. 3. Nama, alamat muzakki, dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) apabila zakat penghasilan yang di bayarkan dikurungkan dari penghasilan kena pajak Pajak Penghasilan. 4. Jumlah zakat atas penghasilan yang disetor dalam angka dan huruf serta dicantumkan tahun haul. 5. Tanda tangan, nama, jabatan petugas BAZ, tanggal penerima dan stempel BAZ atau LAZ. Bukti setoran zakat yang sah tersebut dibuat dalam rangkap 3, dengan rinci sebagai berikut: 1. Lembar 1 (asli), diberikan kepada muzakki yang dapat digunakan sebagai bukti pengurangan penghasilan kena pajak Pajak Penghasilan; 2. Lembar 2, diberikan kepada BAZ atau LAS sebagai arsip; 3. Lembar 3, digunakan sebagai arsip bank penerima, apabila zakat disetor melalui bank. Berikut penjelasan penerimaan zakat yang dilakukan oleh LAZ Rumah Zakat yang dijelaskan melalu data flow diagram (DFD) 52
4 Gambar 4.1 Data Flow Diagram (DFD) Penerimaan Zakat Rumah Zakat Sumber : Rumah Zakat Penerimaan atau pengumpulan Zakat yang dilakukan Rumah Zakat dilakukan dengan 3 cara yang berbeda yang dapat dipilih oleh pembayar zakat. Dengan skema diatas kita tau bahwa penerimaan zakat oleh LAZ Rumah Zakat dilakukan secara spesifik dengan membuat laporan peneriamaan zakat disetiap bulan. Berikut adalah bagan alir dokumen (flowchart) menggambarkan prosedur penerimaan ZIS LAZ Rumah Zakat yang diterima pengelola. Zakat diterima oleh bagian penerimaan dengan membuat bukti kas masuk (BKM), lalu bagian akuntansi mencatat ke dalam jurnal penerimaan zakat dan membuat laporan akhir periode. Dapat dilihat prosedur pengeluaran ZIS yang disalurkan ke fakir miskin, amil, muallaf, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Zakat dikeluarkan oleh bagian pengeluaran dengan membuat 53
5 nota pengeluaran. Selanjutnya bagian akuntansi mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal pengeluaran zakat dan membuat laporan akhir periode. Gambar 4.2 Diagram Alir (Flowchart) Penerimaan Zakat LAZ Rumah Zakat Muzaki Bagian Penerimaan Akuntansi Mulai kas Buat Nota Catat BKM 2 BKM Penerimaan Buat setoran bank Proses pembuatan laporan BKM 1 Setoran bank Laporan Bank Sumber: Rumah Zakat 54
6 Bagan alir penerimaan zakat LAZ Rumah Zakat ini meliputi bagianbagian seperti Muzaki, Bagian Penerimaan dan Bagian Akuntansi, berikut penjelasan disetiap divisi: 1. Muzaki a. Memberikan zakat, infaq atau shodaqoh kepada lembaga amil zakat yang akan diterima oleh divisi/bagian penerimaan b. Bagian penerimaan memberikan BKM (bukti kas masuk) kepada Muzaki yang telah memberikan zaka,infaq atau shodaqoh 2. Bagian Penerimaan a. Bagian penerimaan meneima zakat, infaq atau shodaqoh yang diberikan oleh muzaki, dan membuat nota transaksi. b. Kemudian bagian penerimaan membuat bukti kas masuk (BKM) tiga rangkap dimana rangkap pertama disimpan sebagai dokumen setoran bank, rangkap kedua diberikan kepada muzaki, dan rangkap ke 3 diberikan kepada bagian akuntansi, c. Bagian penerimaan membuat surat setoran ke bank yang disertai Bukti Kas Masuk kemudian penerimaan zakat di simpan di bank. 3. Bagian Akuntansi a. Bagian akuntansi melakukan pencatatan dari bukti kas masuk yang diberikan oleh bagian penerimaan lalu mencatat transaksi tersebut kedalam jurnal. 55
7 Maksud peneliti disini ingin menjelaskan bahwa, Lembaga Amil Zakat Rumah Zakat adalah suatu bentuk organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pengumpulan zakat yang melakukan mekanisme pengumpulan zakat yang telah sesuai dengan peraturan pemerintah, hal ini menjadikan Rumah Zakat menjadi Lembaga yang melakukan pengumpulan Zakat secara efisien karna memiliki cabang yang cukup banyak di wilayah nusantara dan menjadikannya sebuah organisasi yang trustable dalam menjalankan program-program kemanusiaannya Mekanisme Pengelolaan Dana Zakat Pada Rumah Zakat Menurut Rumah Zakat, pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Oleh karena itu untuk optimalisasi pendaya-gunaan zakat di perlukan pengelolaan zakat oleh lembaga amil zakat yang profesional dan mampu mengelola zakat secara tepat sasaran. Namun pada prinsipnya, sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pengelolaan dana zakat yang di lakukan oleh Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat, pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan berdasarkan persyaratan: 1. Hasil pendapatan dan penelitian kebenaran mustahik delapan asnaf. 2. Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi, dan sangat memerlukan bantuan. 3. Medahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing. 56
8 Prinsip-prinsip ini di implementasikan oleh Rumah Zakat dengan cara yang berbeda, yang membuat Rumah Zakat memiliki brand awareness yang berciri khas, yaitu disamping melakukan bantuan dengan mendahulukan orangorang yang mengutamakan bala bantuan dalam memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi, tetapi juga membenamkan bantuan dalam segi pendidikan di kalangan orang tidak mampu, hal ini mejelaskan bahwa Rumah Zakat sebagai organisasi nirlaba tidak mengesampingkan prinsip dan tujuan awal, tetapi juga memberikan pengaruh bantuan di sektor lain seperti pendidikan. Sedangkan untuk pendayagunaan hasil pengumpulan zakat secara produktif dilakukan setelah terpenuhinya poin-poin yang saya sebutkan diatas. Disamping itu terdapat pula usaha nyata yang berpeluang menguntungkan, dan mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan. Adapun prosedur pendayagunaan pengumpulan hasil zakat untuk produktif berdasarkan undangundang yaitu: 1. Melakukan studi kelayakan 2. Menetapkan jenis usaha produktif 3. Melakukan bimbingan dan penyuluhan 4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan 5. Mengadakan evaluasi 6. Membuat pelaporan. Maksud peneliti disini, sistem pendistribusian zakat yang dilakukan haruslah mampu mengangkat dan meningkatkan taraf hidup umat atau masyarakat, terutama para penyandang sosial. Baik LAZ maupun BAZ memiliki misi mewujudkan kesejahteraan masyarakan dan keadilan sosial. 57
9 Banyaknya BAZ dan LAZ yang lahir tentu akan mendorong penghimpunan dana zakat masyarakat. Ini tentu baik karena semakin banyak dana zakat yang dihimpun, makin banyak pula dana untuk kepentingan sosial. Dalam Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dapat dilakukan dalam dua pola, yaitu pola produktif dan pola konsumtif. Para amil zakat terutama Rumah Zakat di harapkan mampu melakukan pembagian porsi hasil pengumpulan zakat misalnya 60% untuk zakat konsumtif dan 40% untuk zakat produktif. Program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara konsumtif bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar ekonomi para mustahik melalui pemberian langsung, maupun melalui lembaga-lembaga yang mengelola fakir miskin, panti asuhan maupun tempat-tempat ibadah yang mendistribusikan zakat kepada masyarakat. Sedangkan program penyaluran hasil pengumpulan zakat secara produktif dapat dilakukan melalui program bantuan pengusaha lemah, pendidikan gratis dalam bentu beasiswa, dan pelayanan kesehatan gratis dan hal ini mampu terwujud dengan adanya program-program yang dilakukan oleh Rumah Zakat Evaluasi Atas Pengakuan, Pengukuran dan Pelaporan Zakat Terhadap PSAK 45, PSAK 101 dan PSAK 109. Pada sub-bab ini peneliti akan menjelaskan tentang evaluasi penyesuaian laporan keuangan yang dilakukan oleh LAZ Rumah Zakat telah sesuai dengan PSAK 45, PSAK 101, dan PSAK 109, Atau Lembaga amil zakat menerapkan pola tersendiri dalam pelaporan keuangannya. Seperti yang peneliti dan kita ketahui bahwa, penerapan PSAK 109 masih cukup terbilang baru, sebab dalam penerapannya masih memerlukan adaptasi bagi tiap-tiap 58
10 lembaga organisasi pengumpul zakat itu sendiri, namun penerapannya mungkin saja sudah diterapkan dalam pelaporan keuangan, hanya saja mungkin tidak seutuhnya menerapkan pelaporan sesuai dengan PSAK 109, atau masih menerapkan pelaporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 45. Berikut adalah pembahasan peneliti terhadap laporan keuangan yang diumumkan lembaga amil zakat Rumah Zakat terhadap penerapan PSAK 45, PSAK 101 dan PSAK Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK 45 Terhadap Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Pada sub-bab ini peneliti akan menjelaskan tentang bagaimana LAZ rumah zakat menetapkan pelaporan keuangannya, apakah telah sesuai dengan PSAK 45 atau belum. Jika dilihat dari kebijakan akuntansi LAZ Rumah Zakat dalam menetapkan laporan keuangannya, memang LAZ Rumah Zakat Berpedoman pada PSAK 45. Dimana penyajian tersebut berupa, laporan posisi keuangan dan laporan perubahan aktivitas atau laporan perubahan dana. Dimana dalam penyajian laporan posisi keuangan LAZ Rumah Zakat sudah sesuai. Adapun kebijakan keuangan atau akuntansi yang terjadi dalam LAZ Rumah Zakat adalah sebagai berikut : 1. Laporan keuangan internal LAZ Rumah Zakat disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No 45 mengenai Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba serta penerapan standar akuntansi (SAK) 109 tentang Akuntansi zakat, infaq dan shodaqoh yang terdiri atas 59
11 Laporan Posisi Keuangan,Laporan Aktifitas,Laporan Arus Kas dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.Laporan Arus Kas disajikan berdasarkan pengelompokkan aktifitas organisasi yaitu operasi,investasi dan pendanaan.laporan Sumber dan Penggunaan Dana merupakan laporan penerimaan dan penggunaan dana dari pengumpulan Zakat,Infaq dan Shadaqah dari masyarakat,khususnya umat islam. 2. Laporan keuangan yang disajikan dalam rupiah penuh disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui saat kejadian dan bukan pada saat kas atau bank diterima dan dicatat serta disajikan dalam Laporan Keuangan periode terjadinya. 3. Laporan Arus Kas disusun atas dasar Kas dengan metode tidak langsung.metode tidak langsung yang dimaksud adalah arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. 4. Periode akuntansi LAZ Rumah Zakat adalah dimulai 1 Januari sampai 31 Desember tahun yang bersangkutan yaitu tahun buku atau takwim 5. Penerimaan ZIS diakui pada saat terjadinya (akrual basis) pengumpulan ZIS sesuai dengan masa 6. Beban dan program diakui berdasarkan masa manfaatnya (akrual basis) 7. Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan kondisi riil. Kondisi 60
12 tersebut mensyaratkan adanya kondisi umur piutang tertentu yang belum dilaksanakan oleh LAZ Rumah Zakat. 8. Kerjasama operasi dilaksanakan dengan tujuan pemberdayaan ekonomi umat melalui penyaluran modal usaha kecil melalui program-program kemanusiaan rumah zakat dengan ketentuan jangka waktu pengembalian modal usaha selama 20 bulan yang disajikan sebagai piutang mudharabah 9. Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan atau diperoleh berdasarkan ketentuan perpajakan RI UU No. 17 tahun 2002 SK Menkeu No. 84/1991 dengan menetapkan sebagai berikut : - Beban pemeliharaan normal dibebankan pada Laporan Aktivitas Tahunberjalan, sedangkan perbaikan, penambahan, pemugaran, perluasan dan lain-lain yang menambah masa manfaat atau kapasitas aset dikapitalisasi menambah nilai aset yang bersangkutan. - Penghapusan Aset tetap dilakukan atas dasar pertimbangan tidak dapat dimanfaatkan lagi dan dilakukan setelah ada persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari hasil penelitian wawancara saya terhadap salah satu staf rumah zakat, dalam melakukan pencatatan dan pelaporan zakatnya LAZ Rumah Zakat masih berpedoman menggunakan sistem pelaporan campuran antara PSAK 45 dan PSAK 109.Hal ini dikarenakan karena PSAK 109 tergolong masih baru ( 2010 ) dan sedang dalam tahap proses penerapan terhadap PSAK 109.dengan lingkungan kerja pada LAZ Rumah Zakat. LAZ Rumah Zakat dalam melakukan kegiatan pengumpulan dan penyalurannya telah sesuai dengan ketentuan PSAK 45,bahkan laporan aktivitas dalam LAZ Rumah Zakat 61
13 disesuaikan dengan kegiatan pengumpulan dan penyaluran Zakat,Infaq dan Shadaqahnya yaitu menjadi Laporan Sumber dan Penggunaan Dana. Adapun Laporan lain yang harus disusun berdasarkan ketentuan PSAK 45 adalah : 1. Laporan Posisi Keuangan, 2. Laporan Aktivitas, 3. Laporan Arus Kas, dan 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam mewujudkan tujuannya lembaga amil zakat (LAZ) Rumah Zakat tidak mungkin bisa terwujud tanpa adanya Kebijakan-kebijakan keuangan yang memadai dalam melaksanakan kegiatan hariannya Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK 101 Terhadap Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Dari hasil wawancara peneliti terhadap laporan keuangan Lembaga Amil Zakat Rumah Zakat, bahwa LAZ Rumah Zakat tidak berpedoman terhadap PSAK 101 dikarenakan, kebijakan laporan keuangan LAZ Rumah Zakat berpedoman terhadap PSAK 101. Namun dalam tujuan pembuatan laporan keuangan syariah, baik PSAK 45 maupun PSAK 109 tetap berpedoman pada PSAK 101, dimana didalam PSAK 101 tersebut terlampir bahwa setiap lembaga keuangan syariah baik bank dan non-bank harus berpedoman terhadap PSAK 101 Pada pernyataan tujuan PSAK 101 mengenai penyajian laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut: 62
14 Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) untuk entitas syariah yang selanjutnya disebut laporan keuangan, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terkait Dari pernyataan tujuan PSAK 101 tersebut menjelaskan bahwa dalam pengukuran serta penyajian laporan keuangan dalam transaksi tertentu diatur didalam PSAK yang terkait. Hal ini menjelaskan bahwa Rumah Zakat secara khusus menjalankan Badan Usaha yang bergerak dibidang pengumpulan zakat ini termasuk dalam transaksi tertentu atau bahkan terdapat PSAK yang terkait dengan bidang usaha syariah yang telah diatur dalam PSAK 45 atau PSAK Evaluasi Pengakuan dan Pengukuran PSAK 109 Terhadap Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Pada sub-bab ini Peneliti akan menjelaskan tentang beberapa pengakuan dan pengukuran PSAK 109 yang telah diterapkan oleh LAZ Rumah Zakat terhadap laporan keuangan entitasnya. Pada paragraf 10 sampai 15 dijelaskan mengenai pengakuan penerimaan atas perolehan zakat oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat. Menurut PSAK 109, membahas mengenai penerimaan zakat. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima. (Par 10). 63
15 Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambahan dana zakat (1) Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima. (2) Jika dalam bentuk non kas, maka sebesar nilai aset wajar non kas tersebut. (Par 11). Dari hasil obserbasi peneliti, dalam laporan perubahan donasi yang dibuat oleh LAZ Rumah Zakat, telah menerapkan mengenai penagkuan penerimaan perolehan zakat nya diaman penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima. Pada paragraf 12, nilai wajar atas asset nonkas yang diterima oleh LAZ Rumah Zakat untuk zakat ditentukan menggunakan harga pasar yang tersedia, jika harga pasar tidak tersedia maka dapat ditentukan dengan menggunakan metode lainnya sesai dengan SAK yang berlaku secara relevan. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambahan dana amil. (Par 13). Menurut hasil observasi, Pada paragraf 13, muzaki dapat memilih sendiri mustahik yang akan menerima dana zakat, tidak harus ditentukan oleh LAZ Rumah Zakat. Dengan demikian amil tidak memperoleh bagian zakat yang diterima karena semua dana yang diteriam oleh LAZ Rumah Zakat disalurkan kepada mustahik yang dipilih, melainkan memperoleh Ujrah atas kegiatan tersebut yang berasal dari muzaki yang dapt diakui sebagai penambahan dana amil namun diluar dana zakat tersebut. Hal ini dilakukan oleh LAZ rumah Zakat berdasarkan program-program kemanusiaan yang dilakukan entitas tersebut, dimana Muzaki, berhak atas memilih mustahik 64
16 yang akan menerima dana zakat yang di beri, berdasarkan program-program yang tersedia. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat bergantung pada profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutupi biaya operasional dalam rangka melaksanakan fungsinya sesuai dengan kaidah atau prinsip syari ah tata kelola organisasi yang baik. (Par 17). Pada paragraf 17, dijelaskan bahwa efektfitas dan efisiensi pengelolaan zakat bergantung pada profeionalisme LAZ rumah Zakat. Dalam konteks ini disebutkan bahwa amil berhak mengambil bagian dari zakat untuk menutupi biaya operasional untuk menunjang kinerja amil dalam melaksanakan fungsinya. Karena Rumah Zakat adalah suatu bentuk entitas lembaga yang dimiliki pihak swasta, maka efisiensi pengelolaan zakat untuk melakukan operasional untuk menjalankan program-programnya, makan entitas ini berhak mengambil sebagian dana zakat untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Pada paragraf 24 sampai 32 dijelaskan mengenai penerimaan atas perolehan Infak/Sedekah oleh LAZ Rumah Zakat Penerimaan Infak/Sedekah terdapat pada PSAK 109, infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar : (1) Jumlah yang diterima jika dalam bentuk kas. (2) Nilai wajar, jika dalam bentuk non kas. (Par 24). 65
17 Dari hasil observasi, Pada paragraf 24, dapat dijelaskan bahwa semua penerimaan atas Infak/Sedekah dapat dicatatat dan diakui sebagai penambahan dana infak/sedekah sesuai dengan nilai yang diterima baik kas maupun nonkas apabila zakat dalam bentuk kas atau nilai wajar nonkas yang diterima oleh LAZ Rumah Zakat Evaluasi Pengungkapan PSAK 109 Terhadap Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Pada sub-bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa pengungkapan yang diterapkan dan yang tidak diterapkan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat terhadap laporan keuangannya. Pengungkapan zakat terdapat pada PSAK 109. Amil mengungkapkan hal-hal berikut terkait dana zakat, tetapi tidak terbatas pada : (1) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran zakat dan mustahik nonamil. (2) Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil, seperti presentase pembagian, alasan dan konsistensi kebijakan. (3) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset non kas. (4) Rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing mustahik. (5) Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang dikendalikan amil, jika ada, diungkapkan jumlah dan presentase terhadap seluruh penyaluran dana zakat serta alasannya. (1) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik meliputi : (a) Sifat hubungan. (b) Jumlah dan jenis aset disalurkan (c) Presentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran zakat selama periode. (Par 39). Pada paragraf 39, dijelaskan bahwa Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat harus mengungkapkan hal yang terkait dengan transaksi zakat yang tidak terbatas pada point (a) sampai dengan (f) tersebut. Namun pada hasil observasi peneliti, yang diungkapkan oleh entitas tersebut hanya 66
18 sebagian dan tidak termasuk pada point (a) dimana pada point (a) menjelaskan bahwa pengungkapan harus dilakukan termasuk sifat hubungan antara mustahik dan amil. Pengungkapan infak/sedekah terdapat pada PSAK 109, amil mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada : (1) Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran infak/sedekah dan penerimaan infak/sedekah. (2) Kebijakan penyaluran infak/sedekah untuk amil dan nonamil, seperti presentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan. 1. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa aset non kas. 2. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, diungkapkan jumlah dan presentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya. 3. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan, 4. Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan, jika ada, diungkapkan jumlah dan presentase terhadap seluruh pengguna dana infak/sedekah serta alasannya. 5. Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya terikat dan tidak terikat; dan 6. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan penerimaan infak/sedekah yang meliputi : a. Sifat hubungan b. Jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan c. Presentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran infak/sedekah selama periode. (Par 40). Pada paragraf 40, dijelaskan bahwa Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat harus mengungkapkan hal yang terkait dengan transaksi infak yang tidak terbatas pada point (a) sampai dengan (h) tersebut. Menurut hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti, hasil pengungkapan terhadap infak dan sedekah tidak semua di ungkapkan, seperti pada point (6) dimana Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat harus mengungkapkan pihakpihak yang memiliki relasi terhadap amil. 67
19 Menurut PSAK 109, selain membuat pengungkapan di Par 39 dan 40,amil mengungkapkan hal-hal berikut : 1. keberadaan dana non halal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlah; dan 2. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat infak/sedekah. (Par 41). Dari hasil penelitian, pada paragraf 41, dijelaskan bahwa amil harus membuat laporan pengungkapan selain yang ada di paragraf 39 dan 40, yaitu adanya dana non halal yang diterima misalkan zakat atas pendapatan bunga serta kinerja yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat atas penerimaan dan penyaluran zakat dan infak/sedekah. Dari hasil observasi peneliti terhadap pengungkapan dana non-halal pada laporan keuangan LAZ rumah Zakat masih terdapat pemisahan akun donasi halal dan donasi non-halal non-halal Pada PSAK 109 revisi tahun 2009 terdapat pengungkapan tentang dana Penerimaan nonhalal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang. Akan tetapi pada PSAK 109 revisi tahun 2010 pengungkapan ini hihilangkan. Adapun bila kita berpedoman pada PSAK 109 revisi 2009 maka 68
20 Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat maka akan terdapat perubahan pada akun buku besar penerimaan jasa giro menjadi penerimaan dana nonhalal. Bila kita membandingkan antara kebijakan akuntansi dalam BAZIS dengan PSAK 45 dan PSAK 109 maka BAZIS dalam melakukan kegiatannya belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hal ini berpedoman pada kelengkapan komponen Laporan Keuangan yang diatur dalam PSAK 109 yaitu : 1. Laporan Posisi Keuangan, 2. Laporan Perubahan Dana 3. Laporan Perubahan aset kelolaan, 4. Laporan Arus Kas, dan 5. Catatan atas Laporan Keuangan. Dimana penyajian kelengkapan komponen pelaporan keuangan eksternalnya masih menggunakan penyesuaian terhadap PSAK 101 namun penerapan PSAK 109 jika dilihat dari pengukuran, pengakuan serta pengungkapannya sudah cukup bagus Penyajian Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Dalam penyajian laporan keuangan eksternal yang dilakukan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat yang Peneliti dapatkan, Penyajian tesebut belum sesuai dengan PSAK 101, dimana laporan eksternal yang di berikan dan ditunjukan kepada umat tidak sesuai dengan penyajian yang 69
21 seharusnya dituliskan dalam penyajian laporan keuangan yang tertera pada PSAK 101. Namun didalam PSAK 101 pada paragraf ke 12 di jelaskan bahwa : Jika entitas syariah merupakan lembaga keuangan maka selain komponen laporan keuangan yang diuraikan dalam paragraf 11, entitas syariah tersebut juga harus menyajikan komponen laporan keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik utama entitas tersebut jika substansi informasinya belum tercakup dalam paragraf 11. (par.12) Dimana dalam penyajian laporan keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat tidak mencantumkan beberapa elemen yang disebutkan dalam PSAK 101 paragraf 11, namun Penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh LAZ rumah zakat juga turut serta mencantumkan komponen laporan keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik utama entitasnya, yaitu sebagai sebuah lembaga amil zakat, dimana LAZ rumah Zakat juga turut mencantumkan laporan Sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan Penggunaan dana kebajikan. Rumah Zakat tidak mencantumkan laporan arus kas pada penyajian laporan keuangan yang di tunjukan kepada umat atau masyarakat, hal ini yang menurut peneliti sangat fatal akibatnya bagi entitas kemasyarakatan seperti lembaga amil zakat (LAZ) Rumah zakat. Namun dalam PSAK 101 pada paragraf ke 14 menyatakan bahwa: Apabila entitas syariah belum melaksanakan fungsi sosial secara penuh, entitas syariah tersebut tetap harus menyajikan komponen laporan keuangan paragraf 11(e) dan (f) (par. 14) Pada paragraf 14 ini rumah zakat menerapkan bentuk laporan keuangannya, entitas ini tidak menyajikan Laporan arus kas pada laporan 70
22 keuangan eksternal yang telah diaudit, namun LAZ rumah Zakat juga mencantumkan laporan Sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan Penggunaan dana kebajikan. Yang dicantumkakan didalam laporan perubahan donasi yang disajikan kepada pihak eksternal atau umat 71
Indra Pratama Wicaksono
ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PELAPORAN AKUNTANSI ATAS PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS) TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) DITINJAU DARI PSAK 45, PSAK 101, DAN PSAK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan
Lebih terperinciAKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN
AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Pengawas LAZISMU, Dosen FE UMY Brevet Akuntansi Zakat Pusat Pengembangan Akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,
Lebih terperinciPELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)
PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.
Lebih terperinciWorkshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)
Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Jombang, 01 April 2017 Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan
Lebih terperinciAKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN
AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN Disampaikan oleh: Dr. Rizal Yaya M.Sc. Ak. CA. Dosen FE UMY Rakornas LAZISMU, 7-9 April 2016 1 EVALUASI UNTUK LAZ/UNIT
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari PSAK 109 tentang zakat, infak/sedekah tentang mekanisme
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan
Lebih terperinciMateri: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)
Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan
Lebih terperinciANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109
ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 Nama : Ira Ilama Yulyani NPM : 27210029 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,.
Lebih terperinciAKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA
AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN 2010 Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA A. DEFINISI 1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan
Lebih terperinci- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas. Adapun penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan dan perbedaannya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG
BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk
Lebih terperinciNU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017
NERACA : 01 OKTOBER 2017-31 OKTOBER 2017 AKTIVA Aktiva Lancar PASIVA Kewajiban Kas di Tangan - 200.000 200.000 Hutang - - - Kas di Bank Syariah - 1.500.000 1.500.000 Kas di Bank konvensional - - - Piutang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 4.1. Perlakuan Akutansi (Ed PSAK 109) 1 Perilaku akuntansi dalam pembahasan ini mengacu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH
0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 0 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi pengelola zakat di Indonesia semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dalam menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah
Lebih terperinciAlchudri Dosen Akuntansi UIN SUSKA Riau. Disampaikan pada Pelatihan Akuntansi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau 21 April 2010
Alchudri Dosen Akuntansi UIN SUSKA Riau Disampaikan pada Pelatihan Akuntansi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau 21 April 2010 Biodata Nara Sumber ALCHUDRI Lahir: Padang, 25 November
Lebih terperinciKERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008
KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh Universitas Gadjah Mada telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Lebih terperinciAkuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI
Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan
Lebih terperinciSEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA
EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SAMARINDA
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR
BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR A. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada BAZ di Jawa Timur 1. Proses Bisnis Dalam urutan aktivitas yang dilaksanakan oleh BAZ di
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT I. UMUM Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan
BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga amil zakat, Rumah Zakat tidak terlepas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan
92 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dari paparan data di atas meberi kesimpulan bahwa : 1. Upaya Optimalisasi Zakat di BAZNAS Kabupaten Tulungagung Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam kelangsungan ke masa yang akan datang untuk menciptakan kesadaran umat. Dalam hal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Zakat II.1.1. Pengertian Zakat Menurut segi bahasa, zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Zakat dari istilah fikih berarti sejumlah
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sehubungan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU Mardho Tillah (mardhotillah17@gmail.com) Pembimbing l Fitriasuri, SE., Ak., M.M
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Kondisi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi proses pembangunan menuju masyarakat muslim
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU
Lebih terperinciBADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
LAPORAN KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 dan 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Catatan 2016 2015 ASET Aset
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang :
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan fundamental yang tengah dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa mengeluarkan
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA
Lebih terperinciII. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH
Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciLAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS
LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org
Lebih terperinciPedoman Akuntansi. Lembaga Zakat
Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Dodik Siswantoro Sri Nurhayati 2015 i Pedoman Akuntansi Lembaga Zakat Copyright @Dodik Siswantoro & Sri
Lebih terperinciDr. Aset Ijarah 1,000,000,000
Soal 1 SOAL IJARAH Harga 1,000,000,000 Nilai sisa 200,000,000 Fair Value 250,000,000 Biaya perbaikan 120,000,000 Pendapatan sewa bersih pertahun 30,000,000 Perhitungan sewa per tahun : keuntungan pertahun
Lebih terperinciPENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (
Lebih terperinciproses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan
BAB IV ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 A. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS Mandiri
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa zakat merupakan salah satu
Lebih terperinciLampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Secara demografi dan kultural, bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan mayoritas masyarakat beragama islam sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi Islam mampu beradaptasi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK
LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan merupakan salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari at agama Islam. Menurut Mutia dan Anzu (2009) zakat diyakini mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya adalah menghitung. Secara teknis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan
Lebih terperinciLaporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :
www.rumahyatim.org Laporan KEUANGAN 2013 Opini Audit Keuangan : Wajar Tanpa Pengecualian YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA Jalan Terusan Jakarta No. 212 Antapani, Bandung Telepon 0227217014 Email:
Lebih terperinciLAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI
LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh
BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Pekanbaru didirikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi umat Islam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur penegak syariat Islam. Umat Islam di Indonesia, disamping memiliki potensi sumber daya
Lebih terperinciLAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010
LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 Uraian Catatan 2011 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2.c. 3 117,939,686 262,865,238 Piutang 2.d. 4 90,100,775 88,034,175 Uang Muka
Lebih terperinciUndang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang PENGELOLAAN ZAKAT Kementerian Agama Republik lndonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA
PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...
LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA A. Latar Belakang Pendidikan 1. Pendidikan terakhir : Cukup 2. Latar belakang pendidikan : Cukup 3. Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
Lebih terperinciPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 101 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 0 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 0 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf Standar.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi Zakat Pertumbuhan BAZ dan LAZ yang selama ini semakin bertambah dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38 tahun 1999
Lebih terperinciBISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, a. bahwa menunaikan zakat merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU
Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat
Lebih terperinciSabrina Shahnaz., Penerapan PSAK No.109 Tentang
PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT PROVINSI SULAWESI UTARA APPLICATION OF ACCOUNTING ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH BASED ON PSAK 109 AT BADAN AMIL
Lebih terperinciPenyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 101 Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED
Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 1 Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN
56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok
Lebih terperinci