BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Cianjur (Gambar 1) dan pengolahan serta analisis data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan dan Permodelan Spasial, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan Juni-Agustus 2009 untuk pembuatan peta digital, pengambilan data lapangan, pengolahan citra landsat dan pengolahan data lapangan. Gambar 1 Peta lokasi penelitian. 3.2 Bahan dan Alat Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat-5 TM (Path 122 Row 65) tahun 2007 serta peta digital RTRW Kabupaten Cianjur periode tahun 2005-2015. Data sekunder berasal dari instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan tujuan penelitian, meliputi: peta rupa bumi, peta analog
RTRW Kabupaten Cianjur periode tahun 2005-2015, data-data kependudukan wilayah Kabupaten Cianjur, dan data penunjang lainnya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang dilengkapi dengan paket Sistem Informasi Geografis (seperangkat keras dan lunak) termasuk software Arc View versi 3.3 dan software ERDAS Imagine versi 8.6. Peralatan yang digunakan di lapangan yaitu alat tulis, kamera digital, dan Global Positioning Sistem (GPS). 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Jenis, Kegunaan, dan Sumber Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut. Jenis, kegunaan, dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 1 Jenis dan sumber data No Jenis Data Sumber Data Metode Pengambilan Data Keterangan 1 Data Spasial: a) Peta rupa bumi Kab. Cianjur b) Peta digital batas administrasi Kab. Cianjur c) Peta analog dan digital RTRW Kab. Cianjur d) Citra Landsat 2 Data Atribut: a) Demografi penduduk Kab. Cianjur b) Penggunaan lahan dan kepemilikan lahan c) Perubahan lahan 3 Data lainnya : a) Instrumen hukum untuk mengetahui konsistensi implementasi RTRW b) Sanksi terhadap pelanggaran perubahan peruntukkan lahan dalam RTRW Bakosurtanal Pemda Cianjur, BAPPEDA Pangkalan data PPLH IPB BPS dan BAPPEDA Kab. Cianjur Lapangan Pemda Cianjur, BAPPEDA Data primer dan data sekunder Data sekunder, wawancara dengan masyarakat, dan observasi Data sekunder dan wawancara dengan instansi terkait Peta RTRW Kabupaten Cianjur periode tahun 2005-2015 Citra Landsat -5 TM tahun 2007 Menggunakan data statistik Kabupaten Cianjur (terbaru) Wawancara menggunakan kuesioner Mengetahui ada/tidaknya instrumen hukum dalam pelaksanaan RTRW Mengetahui ada/tidaknya sanksi terhadap pelanggaran perubahan peruntukkan lahan dalam RTRW
3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan meliputi pengolahan data spasial dan pengolahan data atribut. 3.3.2.1 Pengolahan Data Spasial Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data spasial adalah pembuatan peta digital dan pengolahan citra. a) Pembuatan Peta Digital Proses pemasukan data-data dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer yang dilengkapi Sistem Informasi Geografis dan perangkat lunak Arc View versi 3.3 dengan cara mendigitasi peta tersebut. Proses digitasi tersebut menghasilkan sebuah layer atau coverage. Data keluaran yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai data acuan penentuan wilayah penelitian serta acuan untuk koreksi geometrik pada pengolahan citra. Tahapan pemasukan data dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dapat diilustrasikan seperti Gambar 2. Peta Rupa Bumi Digitasi Koreksi Transformasi Koordinat Labeling & Atributing Peta Rupa Bumi Digital Gambar 2 Bagan alir pembuatan peta digital.
b) Pengolahan Citra (1) Perbaikan Citra (Image Restoration) Perbaikan citra perlu dilakukan terhadap data citra satelit yang dimaksudkan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan radiometrik dan geometrik yang terdapat pada data citra satelit tersebut. Tujuan dilakukannya koreksi radiometrik adalah untuk memperbaiki bias pada nilai digital piksel yang disebabkan oleh gangguan atmosfer maupun kesalahan sensor, sedangkan koreksi geometrik bertujuan untuk memperbaiki distorsi geometrik. Langkah pertama yang dilakukan dalam koreksi geometrik adalah menentukan tipe proyeksi dan sistem koordinat yang akan digunakan. Penyeragaman data-data ke dalam sistem koordinat dan proyeksi yang sama perlu dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengintegrasian data-data selama penelitian. Proyeksi yang digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM) dan sistem koordinat geografis yang menggunakan garis Lintang (garis barat-timur) dan garis Bujur (garis utara-selatan). Perbaikan distorsi geometrik dapat dilakukan dengan mengambil titik-titik ikat/kontrol di lapangan atau menggunakan peta atau citra acuan yang telah terkoreksi. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses cuplik ulang dengan metode tetangga terdekat (nearest neighborhood), dimana nilai digital piksel yang diisikan dari citra acuan ke citra yang akan dikoreksi adalah nilai-nilai digital dari piksel yang memiliki nilai pada lokasi terdekat. (2) Pemotongan Citra (Subset Image) Pemotongan citra dilakukan dengan memotong wilayah yang menjadi objek penelitian, dimana peta rupa bumi hasil digitasi (peta digital) dapat dijadikan acuan pemotongan citra. Batas wilayah yang akan dipotong dibuat dengan area of interest (AOI), yaitu pada wilayah yang termasuk ke dalam Kabupaten Cianjur. (3) Klasifikasi Citra (Image Classification) Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengklasifikasian adalah menetapkan kelas-kelas spektral yang terliput oleh citra satelit, kemudian membuat aturan penetapan klasifikasi setiap piksel ke dalam kelas-kelas yang telah ditentukan. Pemilihan kelompok-kelompok piksel ke dalam kelas klasifikasi
merupakan proses pemilihan objek (feature selection). Pembagian kelas klasifikasi dibuat berdasarkan kondisi penutupan lahan sebenarnya di lapangan dan dibatasi menurut kebutuhan pengklasifikasian. Kelas klasifikasi tersebut meliputi hutan alam, hutan tanaman, perkebunan, kebun campuran, lahan pertanian, semak belukar, lahan terbangun, lahan terbuka, dan badan air. Menurut Lillesand dan Kiefer (1997), tahapan klasifikasi dilakukan dengan dua pendekatan dasar klasifikasi, yaitu klasifikasi terbimbing (Supervised Classification) dan klasifikasi tidak terbimbing (Unsupervised Classification). Proses pengolahan citra dapat dilihat pada Gambar 3. Peta Digital Rupa Bumi Koreksi Geometris Citra Landsat ETM Citra Terkoreksi Pemilihan Daerah Penelitian (Subset Image) Klasifikasi Citra Tak Terbimbing (Unsupervised Classification) Citra Hasil Klasifikasi (Peta cluster penutupan lahan) Cek Lapangan (Ground Truth) Klasifikasi Citra Terbimbing (Supervised Classification) Tidak Akurasi Diterima Peta Areal Penutupan Lahan Gambar 3 Proses pengolahan citra.
3.3.2.2 Pengolahan Data Atribut Pengolahan data atribut dimaksudkan agar data yang sudah terkumpul memberikan gambaran mengenai perubahan penutupan lahan yang terjadi di lapangan dengan RTRW Kabupaten Cianjur yang sudah ditetapkan. Data atribut disajikan dalam bentuk tabulatif dan deskriptif. 3.3.3 Survei Lapangan Pada survei lapangan dilakukan berbagai kegiatan seperti wawancara, observasi terhadap kondisi di lapangan (ground truth). Survei lapangan merupakan suatu hal yang perlu dilakukan pada setiap penelitian sebagai penunjang dalam interpretasi citra satelit suatu daerah observasi. Dengan kata lain, pengamatan kondisi di lapangan bertujuan untuk verifikasi data citra dengan kenampakan sebenarnya di bumi. Hasil pengecekan lapangan akan dijadikan acuan untuk membuat klasifikasi citra yang lebih tepat. Ground truth dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi lapangan dan perubahan penutupan lahan. Pengambilan titik kontrol ini tidak dilakukan secara menyeluruh, melainkan hanya pada beberapa tempat yang dianggap mewakili masing-masing kelas klasifikasi penutupan lahan, misalnya kelas untuk daerah permukiman, hutan, sawah, lahan kosong atau tegalan, dan perkebunan. Setiap lokasi survei yang mewakili masing-masing kelas penutupan lahan diambil titik koordinatnya dengan menggunakan GPS untuk diverifikasikan dengan data citra. Selain itu, kegiatan lainnya adalah melakukan wawancara dengan penduduk sekitar lokasi studi untuk mengetahui sejarah dan perkembangan lokasi serta wawancara dengan instansi terkait perencana dan pelaksana RTRW. 3.3.4 Analisis Data Analisis data dilakukan berdasarkan hasil tampilan dan overlay antara citra yang telah diklasifikasikan menjadi bentuk peta penutupan lahan dengan peta digital kawasan lindung berdasarkan RTRW Kabupaten Cianjur sehingga dapat dilihat kesesuaian rencana kawasan lindung yang telah ditetapkan dengan kondisi sebenarnya. Keterangan mengenai luasan dan presentasi penutupan lahan eksisting dapat dilihat pada data tabulasi citra. Skema kegiatan evaluasi yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.
Peta RTRW Kabupaten Cianjur Citra Landsat Kawasan Lindung Penutupan Lahan Penyimpangan Penutupan Lahan Kawasan Lindung Evaluasi Instrumen Kebijakan Mengenai RTRW Evaluasi Kawasan Lindung Rekomendasi Gambar 4 Proses tahapan evaluasi tata ruang wilayah kabupaten. Simpangan dalam pelaksanaan RTRW Kabupaten Cianjur terjadi apabila program pembangunan tidak sesuai dengan tujuan, sasaran dan arahan penataan ruang atau terjadi perbedaan antara struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada. Penilaian terhadap simpangan yang terjadi hanya didasarkan pada strategi pengelolaan kawasan lindung. Penyimpangan yang terjadi dianalisis dengan perhitungan persentase penyimpangan sebagai berikut: Persen Penyimpangan (%) = Luas penyimpangan areal dalam zona (Ha) Luas areal zona pemanfaatan ruang (Ha)