METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran"

Transkripsi

1 26 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Untuk beberapa kecamatan dari 40 kecamatan yang ada di kabupaten Bogor, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah dijabarkan menjadi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) atau Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), sehingga lebih operasional dan dapat dijadikan pegangan bagi pelaksanaan pembangunan di lapangan serta dapat digunakan oleh instansi vertikal di daerah, swasta maupun masyarakat sebagai arahan tata guna tanah. Walaupun sudah ada produk rencana kota dan telah disyahkan dalam bentuk Peraturan Daerah, upaya untuk mengimplementasi produk rencana kota masih dijumpai hambatan dan bahkan rencana guna lahan dan intensitas pemanfaatannya sering tidak terkendali dan keluar dari konteks rencana yang telah digariskan. Kompleksnya permasalahan lahan di perkotaan menyebabkan diperlukannya suatu perangkat kebijaksanaan lahan perkotaan. Perangkat kebijaksanaan lahan perkotaan terdiri dari beberapa macam, mulai dari perencanaan tata guna tanah, sistem perpajakan lahan, sampai kepada pencabutan hak atas tanah dan sistem pembebasan tanah. Salah satu perangkat kebijaksanaan lahan perkotaan yang menjadi fokus utama disini adalah pajak lahan yang juga dikenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak atas obyek pajak bumi atas obyek pajak bangunan seperti yang tertera pada UU No. 12 Tahun Secara teoritis fungsi PBB tidak berbeda dengan fungsi pajak pada umumnya dan pajak tanah khususnya, yaitu sebagai sumber dana bagi pemerintah dan dimaksudkan untuk merangsang/ mengendalikan kegiatan ekonomi negara. Selain itu, khusus bagi PBB terdapat fungsi lain yaitu sebagai pengendali penggunaan lahan atau sebagai pengendali harga tanah terutama di daerah perkotaan. Melihat sistem dan tujuan dari PBB, tampaknya pajak ini belum berjalan sebagai alat pengelolaan tanah. Prospek pajak lahan kota sebagai pengendali harga tanah dan pengendali tata ruang akan ditinjau dari aspek permasalahan penggunaan tanah dan nilai tanah.

2 27 Kedua aspek tersebut akan mempengaruhi penerapan pajak lahan kota sebagai alat pengendali harga tanah dan tata ruang perkotaan. Diagram kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Bagan alir kerangka pemikiran Lokasi dan Waktu Studi Lokasi studi yang dipilih yaitu Kecamatan Cibinong dan Cileungsi Kabupaten Bogor, dengan pertimbangan kedua kecamatan tersebut telah memiliki dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan Rencana Umum tata Ruang Kota (RUTRK). Selain itu ke dua kecamatan tersebut cenderung mempunyai karakter penggunaan lahan perkotaan yang bercampur antara satu penggunaan dengan penggunaan lahan lainnya (mix used). Analisis dan pengolahan data dilakukan di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas

3 28 Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari Bulan Oktober 2006 sampai dengan Bulan April Kec. Cibinong Kec. Cileungsi Gambar 3 Peta orientasi studi Data dan Sumber Data Data sekunder diperoleh dari studi literatur terhadap hasil-hasil penelitian, laporan, peta dan data statistik yang diperoleh dari instansi pemerintahan, antara lain: Kantor Pajak, Bappeda, BPN, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Kecamatan, BPS, Bakosurtanal dan Biotrop. Khusus untuk penggunaan lahan digunakan hasil interpretasi Citra Ikonos hasil liputan Desember 2004 untuk Kecamatan Cibinong dan Citra ALOS-AVNIR bulan September 2006 untuk Kecamatan Cileungsi. Untuk mengetahui permasalahan mengenai pajak lahan dilakukan wawancara mendalam (indept intervieuw) terhadap aparatur yang dapat dipercaya pada 5 instansi yang berhubungan dengan pajak lahan dan penggunaan lahan. Instansi

4 29 pemerintah yang diwawancarai terdiri dari: Kantor Pajak, Kantor Bappeda, Kantor BPN, Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dan Bagian Pemerintahan Kantor Bupati. Sedangkan data primer untuk mengetahui perbedaan nilai NJOP pada lahan yang konsisten dan tidak konsisten dengan RDTRK/RUTRK dengan cara metode sampling bertahap (multistage sampling). Tahap pertama, dipilih lokasi-lokasi yang konsisten dan tidak konsisten berdasarkan hasil analisis spasial terhadap peta penggunaan lahan dan peta arahan pemaanfaatan lahan. Pada tahap pertama ini lokasi diusahakan menyebar diseluruh desa/kelurahan. Tahap kedua, memilih responden sampel secara acak (random sampling) berdasarkan daftar wajib pajak yang terdapat pada Kantor Pajak. Dengan demikian hanya rumah/bangunan yang terdaftar sebagai wajib pajak saja yang akan dijadikan sampel. Pemilihan rumah/bangunan dengan cara purposive sampling, guna mendapatkan data besarnya NJOP yang kemudian dilakukan pemeriksaan ulang di Kantor Pajak. Pengumpulan data primer untuk mengetahui dugaan terhadap nilai land rent dilakukan dengan menggunakan metode sampling bertahap (multistage sampling). Tahap pertama, dipilih lokasi masing-masing penggunaan lahan dari hasil interpretasi citra. Jenis penggunaan lahan yang dipilih terdiri dari: perumahan, industri, sawah, kebun campuran, hotel/losmen/rumah makan (khusus untuk penggunaan lahan hotel/losmen/rumah makan digunakan data dari BPS) serta lahan kosong (terbuka). Tahap kedua, memilih lahan dengan cara purposive samplnig, lahan sampel ini kemudian menjadi responden untuk mendapatkan data land rent. Masing-masing jenis penggunaan lahan dipilih 10 responden dengan demikian untuk dua kecamatan total responden sebanyak 140 orang.

5 30 Tabel 4 Aspek, variabel dan sumber data yang digunakan No. Aspek Variabel 1. Sosial a. Demografi Jumlah penduduk, pertumbuhan, kepadatan, penyebaran b. Pajak lahan kota Perkembangan Pokok PBB /Kec. Tahun Luas Penggunaan Lahan/Kec tahun 2006 Koefisien Dasar Bangunan Ketinggian Bangunan NJOP Hukum dan Peraturan Pajak Lahan Kota Sumber Data BPS, Bappeda Kantor Pajak, Bappeda, BPN 2. Ekonomi Kinerja ekonomi PDRB, PAD BPS, Bappeda 3. Kebijakan a. Jabodetabek Arahan pemanfaatan ruang Bakorstranas b. Pemda Kab. RTRW, RDTR, RUTRK Bappeda Bogor 4. Spasial a. Peta administrasi Batas Kelurahan/Desa Bappeda b. Peta tematik Landuse Tahun 2006 skala detail (Citra IKONOS dan ALOS-AVNIR) Biotrop, IPB Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian ini digunakan beberapa analisis data yang dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu analisis spasial dan analisis statistika. Lebih jelasnya mengenai metode pengolahan dan analisis data dapat dilihat bagan alir pendekatan pada Gambar 4 dan Tabel 5 mengenai matrik tujuan, analisis dan keluaran penelitian.

6 Gambar 4 Bagan alir pendekatan analisis 31

7 32 Tabel 5 Matrik tujuan, analisis, variabel, data dan keluaran penelitian TUJUAN ANALISIS/ METODE PARAMETER SUMBER DATA KELUARAN 1. Mengetahui konsistensi RDTRK dan RUTRK Analisis spasial, Matrik Logika Biotrop Lab. Pengideraan Jauh IPB Mentehaui lokasi dan luas dari konsistensi RDTRK/RUTRK 3 Mengetahui perbedaan NJOP antara lahan yang dimanfaatkan konsisten dan tidak konsisten dengan RDTRK/ RUTRK 2. Mengetahui pengaruh dari penggunaan lahan terhadap pajak lahan 4. Mengetahui rasio pajak lahan terhadap land rent Analisis spasial, Uji Mann- Whitney Analisis spasial, Regreasi Berganda Analisis spasial, Finansial, dan Korealasi Spearman NJOP RDTRK Y= NJOP X1.1 = Luas Total persil X1.2 = Luas Sawah X1.3 = Luas Kb. Campuran X1.4 = Luas Industri X1.5 = Luas Perumahan X1.6 = Luas Perdag & Jasa X1.7 = Luas Lahan Kosong X2.1 = Luas KDB 0-25% X2.2 = Luas KDB 25-50% X2.3 = Luas KDB 50-75% X2.4 = Luas KDB >75% X3.1 = Luas Tinggi Bangunan <4m X3.2 = Luas Tinggi Bngunan 4-24m X3.3 = Luas Tinggi Bagunan >24 m - NJOP rata-rata - Nilai Lahan (land rent): Penerimaan (Rp) Biaya yg dikeluarkan (Rp) Tingkat suku bunga( %) Bappeda, Kantor Pajak, Survei Bappeda BPN Survei BPN, Kantor Pajak, Survei Mengetahui perbedaan NJOP antara lahan yang dimanfaatkan konsisten dan tidak konsisten dengan RDTRK Mengetahui pengaruh pajak lahan terhadap penggunaan lahan Mengetahui nilai land rent dan perbedaannya dengan besarnya pajak Analisis Spasial Penggunaan Lahan Data spasial yang dianalisis adalah Citra IKONOS untuk Kecamatan Cibinong dengan waktu pengambilan Desember 2004 yang diperoleh dari BTIC Dataport SEAMEO BIOTROP, sedangkan untuk Kecamatan Cileungsi digunakan Citra ALOS dengan waktu pengambilan 2006 yang diperoleh dari Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Data Citra IKONOS dan ALOS-AVNIR-2 tersebut diolah dengan

8 33 menggunakan software ERDAS IMAGINE 8.5 dan Arc View 3.3. Analisis spasial digunakan sebagai upaya memanipulasi data spasial. Analisis ini terfokus pada kegiatan investigasi pola-pola atribut atau gambaran di dalam studi kewilayahan dengan menggunakan pemodelan berbagai keterkaitan untuk meningkatkan pemahaman dan prediksi atau peramalan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: - Koreksi geometrik Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan analisis penggunaan lahan adalah mengkoreksi geometrik. Akuisisi citra yang dipengaruhi oleh rotasi bumi, kelengkungan bumi, kecepatan scanning dan efek panoramik menyebabkan posisi setiap obyek di citra tidak sama dengan posisi geografis yang sebenarnya. Untuk itu perlu dilakukan koreksi terhadap distorsi geometrik tersebut dengan melakukan (1) transformasi koordinat citra ke koordinat bumi dan (2) resampling citra. Transformasi koordinat dilakukan dengan bantuan titik control tanah (Ground Control Point) yang didapat dari peta topografi (referensi), sedangkan metode resampling menggunakan nearest neighbour - Memotong Citra (Cropping) Pemotongan citra dilakukan dengan memotong wilayah yang menjadi obyek penelitian. Sebagai acuan adalah peta administrasi yang sudah terkoreksi geometris, dimana batas wilayah yang akan dipotong dibuat dengan area of interest (AOI) yaitu batas wilayah Kabupaten Bogor. - Klasifikasi Penggunaan Lahan Klasifikasi Citra IKONOS dan ALOS-AVNIR-2 ke dalam beberapa jenis penutup lahan menggunakan metode klasifikasi terbimbing yaitu klasifikasi kemungkinan maksimum (maximum likelihood classification). Klasifikasi terbimbing dilakukan berdasarkan area contoh (training area) yang telah ditentukan. Pada area contoh ditentukan berdasarkan keberadaan jenis penutupan lahan yang ada di dalam citra dan kesamaan warna obyek tersebut.

9 34 - Uji Akurasi Keakuratan hasil klasifikasi dapat dihitung dengan cara membandingkan citra hasil klasifikasi dengan data referensi. Dimana data referensi yang akan digunakan disini adalah berasal dari pengecekan lapangan yang diambil secara acak pada areal yang dicakup oleh Citra IKONOS dan ALOS-AVNIR-2 untuk masing-masing kelas. Pengolahan Peta-peta Tematik untuk Menghasilkan Basis Data Digital Peta-peta tematik yang diperoleh sebagian berupa peta hardcopy, sebagian lagi berupa data atribut. Untuk itu harus dilakukan transformasi peta hardcopy agar dapat diperoleh bentuk peta digital dengan cara digitasi. Sedangkan untuk atribut dibuatkan peta tematiknya secara digital dengan memindahkan data atribut tersebut ke dalam peta dasar yang sudah terkoreksi secara geometrik. Peta-peta tematik digital ini membantu dalam melakukan interpretasi secara visual yang dikaitkan dengan hasil-hasil analisis secara statistik. Analisis Konsistensi RDTRK/RUTRK Tujuan analisis spasial adalah untuk mengetahui seberapa besar konsistensi dan tidak konsistensi yang terjadi pada penggunaan lahan dibandingkan dengan arahan pemanfataan lahan dari RDTRK/RUTRK. Pada lokasi yang inkonsistensi tersebut merupakan sebagian dari lokasi contoh untuk mengetahui perbedaan NJOP antara lahan yang penggunaannya inkonsistensi dengan yang konsisten dengan arahan pemanfaatan lahan yang sudah ditetapkan. Analisis ini menggunakan software Arc View 3.3. Pengolahan dilakukan dengan cara membuat kolom baru yang memberikan informasi mengenai jenis penutupan lahan yang berada pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan dalam RDTRK/RUTRK. Selanjutnya hasil olahan tersebut dikembalikan ke basis data SIG. Istilah konsistensi dan tidak konsistensi RDTRK/RUTRK digunakan karena memiliki pengertian yang lebih longgar dalam hubungannya dengan tenggang waktu.

10 35 Jangka waktu RDTRK/RUTRK adalah 10 tahun yakni masing-masing RDTRK Cibinong dari tahun 1998 sampai dengan 2008 sedangkan RUTRK Cileungsi dari tahun 2002 sampai dengan Hal ini berarti baru berjalan beberapa tahun. Sehingga istilah lain seperti penyimpangan cukup riskan untuk digunakan, mengingat masa pelaksanaan RDTRK Cibinong dan RUTRK Cileungsi masih berjalan beberapa tahun lagi. Hal ini menunjukkan upaya-upaya pencapaian target yang ditetapkan dalam RDTRK dan RUTRK masih dalam proses pencapaian. Selain itu digunakan juga model logika efektivitas tata ruang (Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, 2002). Dari model logika ini dapat diketahui bahwa alih fungsi lahan menjadi ruang terbangun memiliki sifat irreversible, dimana ruang yang telah digunakan untuk terbangun hampir tidak mungkin untuk dikembalikan kepada pemanfaatan ruang sebelumnya (kawasan lindung, kawasan pertanian). Selain itu, bahwa jenis penutupan lahan dapat berpengaruh terhadap kemampuan penyerapan air (lihat Tabel 6). Tabel 6 Matriks konsistensi antara arahan pemanfaatan ruang dengan penggunaan lahan di Kecamatan Cibinong dan Cileungsi Klasifikasi Arahan Pemanfaatan Ruang Klasifikasi Pemanfaatan Ruang Menurut RTRW Badan rair Taman. Sawah Penggunaan Lahan Eksisting (Tahun 2006) Semak Belukar TPU Kawasan Industri Kebun Campuran Perdagangan & Jasa Permukiman Lahan Kosong KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDIDAYA Kawasan Lindung/ Resapan Air, Sempadan/ Terbuka Hijau Kawasan Perdagangan dan Jasa Kawasan Taman Pemakaman Umum Kawasan Pertanian Kawasan Industri Kawasan Pariwisata Kawasan Permukiman Sumber : Hasil olahan dari Lembaga Penelitian IPB (2002). Keterangan : = konsistensi, x = inkonsistensi, ºº = PP 10/2000

11 36 Menururt UU No 26 tahun 2007, kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Sedangkan untuk mengetahui secara spasial pola dari penggunaan lahan pada masing-masing kecamatan, maka digunakan model spasial secara kuantitatif yaitu menandai masing-masing poligon dengan cara pengkodean raster dari penggunaan lahan (lihat Gambar 5) kemudian dengan menggunakan model logika maka secara deskriptif dapat dijelaskan pola penggunaan lahannya (lihat Tabel 7). 1 1 mengelompok Mengikuti jaringan jalan menyebar pengkodeaan raster penyajian data Gambar 5 Proses mengetahui bentuk kemungkinan hubungan spasial Tabel 7 Matrik pola penggunaan lahan Jenis Penggunaan Lahan Masingmasing jenis penggunaan lahan (hasil interpretasi citra) Desa/ Kelrurah Luas (Ha) Σ Poligon Jarak Poligon Luas berdasarkan penjumlahan data atribut Total Banyaknya poligon pada data atribut Total - dekat - jauh berdasarkan interpretasi pada peta Pola Penggunaan Lahan - terkonsentrasi - menyebar - bergerombol

12 37 Analisis Perbedaan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) Selain beberapa faktor yang akan dianalisis diatas, perlu ditambahkan satu faktor lagi untuk mengetahui kemampuan pajak lahan sebagai instrumen pengendali rencana guna lahan kota sesuai dengan RDTRK/RUTRK akan diuji hipotesa sebagai berikut: Tidak ada perbedaan Nilai Jual Obyek Pajak antara lahan yang dimanfaatkan sesuai dan tidak sesuai dengan rencana tata guna tanah seperti yang digariskan dalam RDRTK/RUTRK. Proses yang akan dilakukan adalah melakukan uji nilai tengah dan perbedaan dengan menggunakan uji Mann Whitney. Analisis Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Pajak Lahan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dari serangkaian variabel hipotetik yang secara logis berpengaruh terhadap pajak lahan terhadap penggunaan lahan. Analisis ini dilakukan dengan menyusun suatu persamaan dengan lebih dari satu independent variable. Bentuk persamaan umumnya adalah: Y = a + bx1 + cx e Dimana Y adalah dependent variable, sementara X1,X2 dan seterusnya adalah independent variable, sedangkan a,b,c.. dan seterusnya adalah nilai koefisien yang dicari. Untuk menghindari terjadinya korelasi antara independent variable maka metode pendugaan yang akan digunakan adalah metode forward stepwise regression. Dalam metode ini, setiap independent variable secara individual akan ditambahkan atau dihapus dari model pada setiap tahapan analisis regresi yang dilakukan hingga model regresi yang terbaik bisa diperoleh. Dengan meminimalkan korelasi di antara independent variable, maka diharapkan hubungan linier yang diduga bisa menggambarkan kenyataan yang ada di lapangan. Data yang digunakan untuk menduga persamaan regresi berganda ini adalah data sekunder besarnya NJOP rata-rata di setiap desa pada masing-masing

13 38 kecamatan. Sebagai variabel dependent digunakan data persentase penggunaan lahan eksisting. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi atau variabel bebas digunakan adalah penggunaan lahan dan intensitas penggunaan lahan. Untuk penggunaan lahan digunakan variabel-variabel sebagai berikut: X1.1 : Sawah (m²) X1.2 : Kebun campuran (m²) X1.3 : Perumahan (m²) X1.4 : Industri (m²) X1.5 : perdagangan/jasa (m²) X1.6 : lahan kosong (m²) Sebagai indikator untuk menunjukkan pola penggunaan lahan dapat diketahui dari intensitas penggunaan lahan yang ada, digunakan variabel koefisien dasar bangunan (KDB) dan ketinggian bangunan sesuai dengan Keputusan Bupati No. 2 Tahun 2006 tentang Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bogor. Dimana KDB dihitung berdasarkan Luas lantai bangunan dasar KDB = Luas lahan Variabel KDB dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kategori, yaitu: X2.1 : 0-25 % (m²) X2.2 : 25-50% (m²) X2.3 : 50-75% (m²) X2.4 : % (m²) Indek ketinggian merupakan perbandingan antara lus keseluruhan bangunan yang dikembangkan dengan luas lantai dasar bangunan. Variabel ketinggian bangunan terbagi dalam beberapa kategori yaitu: X3.1 : < 4 m (m²) X3.2 : 4 24 m (m²) X3.3 : >24 m (m²)

14 39 Data penggunaan lahan sebagai variabel bebas digunakan lokasi sampel yang ditentukan secara stratified random sampling, unit analisis yang digunakan adalah poligon. Dengan memperhatikan penggunaan lahan eksisting pada masing-masing desa ditentukan secara random lokasi poligin, dimana masing-masing desa diletakkan 5 6 poligon. Jumlah total poligon di kedua kecamatan adalah sebanyak 140 buah, dimana jumlah tersebut dianggap cukup mewakili sampel. Kemudian dari masing-masing poligon tersebut diinterpretasi kembali luasan penggunaan lahannya, sedangkan untuk intensitas penggunaan lahannya dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan. Lokasi dari 140 poligon dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Sedangkan untuk variabel yang dipengaruhi atau variabel tidak bebas digunakan nilai NJOP rata-rata dalam juta rupiah/m². Data tersebut diperoleh dengan bantuan soft ware SISMIOP di Kantor Pajak. Analisis Perbedaan Economic Land Rent Pertama dilakukan pendugaan terlebih dahulu terhadap land rent melalui analisis economic land rent. Analisis land rent ini dilakukan terhadap lahan yang digunakan untuk permukiman, industri, perdagangan, lahan kosong, kebun campuran, sawah dan lain-lain ( sesuai dengan hasil klasifikasi penggunaan lahan). Analisis land rent untuk masing-masing penggunaan lahan menggunakan analisis finansial dalam bentuk cash flow analysis berdasarkan data tabulasi masingmasing responden. Dimana nilai dari data yang diperoleh dikelompokkan dalam dua bagian yaitu penerimaan atau manfaat dan pengeluaran atau biaya. Selisih antara keduanya merupakan manfaat bersih. Nilai-nilai manfaat dan biaya tersebut kemudian diprediksi selama 3 tahun. Economic land rent merupakan Net Present Value (NPV) yaitu selisih antara manfaat dengan biaya yang telah didiskonto. NPV adalah nilai sekarang dan arus manfaat yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Modelnya adalah sebagai berikut:

15 Gambar 6 Lokasi poligon contoh di Kecamatan Cibinong 40

16 Gambar 6 Lokasi poligon contoh di Kecamatan Cileungsi 41

17 42 Dimana : NPV = Nilai sekarang neto (Rp/th) C t = Penerimaan yang diperoleh pada tahun t (RP/th) C 0 = Biaya yang dikeluarkan pada tahun t (Rp/th) t = jangka waktu analisis (tahun) i = tingkat suku bunga sebesar 10% Penarikan contoh dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dimana penentuan desa/ kelurahan dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan instansi setempat (Bappeda, Kantor Kecamatan, BPN, Dinas Tata Kota dan Lingkungan) yang dianggap paling mengenali permasalahan yang ada di masing-masing kecamatan. Pemilihan responden sebagai contoh dilakukan secara acak dengan metode stratified acak namun tetap representatif sesuai dengan pengelompokan karakterisik yang ditemui di lapangan. Karena itu, dalam penelitian ini metode sampling yang digunakan adalah stratified random sampling, yaitu berdasarkan perbedaan karakteristik lokasi antara lokasi yang konsisten dengan RDTRK/RUTRK dan lokasi yang inkonsistensi dengan RDTRK/RUTRK. Kemudian arahan lokasi penarikan contoh ini disamakan dengan hasil overlay antara penggunaan lahan dengan RDTRK/RUTRK, untuk memastikan bahwa lokasi yang disarankan sebagian berada di lokasi yang penggunaan lahan yang menyimpang dari RDTRK/RUTRK. Lokasi contoh diupayakan menyebar di seluruh wilayah kecamatan. Perincian jumlah sampel di dua kecamatan adalah : Kecamatan Cibinong terdiri dari 3 kelurahan dan 9 desa, 70 sampel. Kecamatan Cileungsi terdiri dari 12 desa, 70 sampel Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nilai NJOP dengan land rent pada masing-masing penggunaan lahan digunakan metode analisis korelasi. Angka korelasi yang dihasilkan berkisar pada nol (tidak ada hubungan sama sekali) dan satu (korelasi sempurna). Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tepat mengenai angka korelasi yang menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau rendah. Namun dapat dijadikan pedoman sederhana bahwa angka korelasi di atas

18 43 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, dan dibawah 0,5 menujukkan korelasi rendah atau lemah. Hipotesa awal yang untuk pengkorelasian adalah tidak ada hubungann (korelasi) antara dua variabel atau angka korelasi nol. Jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka hipotesa awal diterima, sedangkan jika lebih kecil dari 0.05 maka hipotesa awal ditolak. Rumus korelasi Pearson yang digunakan adalah sebagai berikut: n(σxy) (Σx)(Σy) r = nσx² - (Σx)² nσy² - (Σy)² dimana: r = koefsien korelasi x = NJOP rata-rata y = land rent n = banyaknya pengamatan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Permasalahan Pajak Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Permasalahan Pajak Lahan 65 HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan Pajak Lahan Pada dasarnya pajak lahan atau yang dikenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang efektif sangat penting artinya bagi kelangsungan pembangunan kota-kota

Lebih terperinci

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan 10 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelititan Kegiatan penelitian ini dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Pengolahan citra digital dan analisis data statistik dilakukan di Bagian Perencanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Febuari 2009 sampai Januari 2010, mengambil lokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bekasi (Gambar 1) dan analisis data dilakukan di studio Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Penggunaan/Penutupan Lahan dan Perubahan Luasannya di Kota Bogor Kota Bogor memiliki luas kurang lebih 11.267 Ha dan memiliki enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan penduduk kota yang sangat pesat selama beberapa dekade terakhir, baik secara alamiah maupun akibat urbanisasi, telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Bekasi dan kegiatan analisis data dilakukan di studio bagian Perencanaan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah

Lebih terperinci

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian 11 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di wilayah Kecamatan Babakan Madang dan Klapanunggal. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis citra dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan perkotaan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2008. Gambar 3. Citra IKONOS Wilayah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 17 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penggunaan lahan masa lalu dan penggunaan lahan masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling berhubungan antara lain peningkatan jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi Lampung kawasan ini berada

Lebih terperinci

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Resort Pugung Tampak pada bulan Januari September 2012. Resort Pugung Tampak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu ruang terbuka di kawasan perkotaan yang didominasi tutupan lahannya oleh vegetasi serta memiliki fungsi antara lain

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2009 sampai bulan November 2009. Lokasi penelitian adalah wilayah administrasi Kota Jakarta Timur.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2009 sampai Januari 2010 yang berlokasi di wilayah administrasi Kabupaten Bogor. Analisis data dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai September 2011 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Analisis Lingkungan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 2, pada bulan Oktober 2008 sampai dengan Februari 2011. Secara geografis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan kabupaten baru di Provinsi Jawa Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan (Maret - November 2009), dan obyek penelitian difokuskan pada tiga kota, yaitu Kota Padang, Denpasar, dan Makassar.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Dalam rangka perumusan kebijakan, pembangunan wilayah sudah seharusnya mempertimbangkan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan atas dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang. III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2010. Lokasi penelitian di Kota Palembang dan Laboratorium Analisis Spasial Lingkungan, Departemen Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Distribusi dan Kecukupan Luasan Hutan Kota sebagai Rosot Karbondioksida dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2012 yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way Kambas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

IV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TPA Pasir Sembung yang berada di Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai dari Bulan Juni sampai dengan Bulan Desember 2009. Penelitian ini terbagi atas pengambilan dan pengumpulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2010 sampai Februari 2011 yang berlokasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai tambang timah rakyat dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pembangunan dan pengembangan wilayah di setiap daerah merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di wilayah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Pola (Pemanfaatan) Ruang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Pola (Pemanfaatan) Ruang 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Pola (Pemanfaatan) Ruang Menurut UU RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Pemanfaatan ruang di dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru terletak pada 101 0 18 sampai 101 0 36 Bujur Timur serta 0 0 25 sampai 0 0 45 Lintang Utara.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret hingga September 2007 di hulu DAS Ciliwung, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, hulu DAS Ciliwung terletak pada 106º55

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang terutama pada batuan karbonat sebagai akibat proses pelarutan. Kawasan karst merupakan ekosistem yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Metro adalah kota hasil pemekaran Kabupaten Lampung Tengah dan memperoleh otonomi daerah pada tanggal 27 April 1999 sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie (100-101) suatu konsepsi ke arah penerbitan bidang filsafat secara luas mengemukakan pengertian metodologi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra satelit ke dalam peta tematik antara lain sebagai berikut : 1. Bahan a. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Penelitian... DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan... ii Abstrak... iii Kata Pengantar... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2.

III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2. III. METODE PENELITAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelititan Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juni di lokasi pengamatan lapang yaitu di wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri yang berlokasi di Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang diteliti adalah wilayah pesisir Kabupaten Karawang (Gambar 3), yang secara administratif berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo Surabaya, 30 Juni 2011 Ruang Sidang Lantai 3 Teknik Geomatika ITS ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Desa Babalan Kecamatan Gabus,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini difokuskan pada lahan sagu yang ada di sekitar Danau Sentani dengan lokasi penelitian mencakup 5 distrik dan 16 kampung di Kabupaten Jayapura.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.. Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Setiap obyek yang terdapat dalam citra memiliki kenampakan karakteristik yang khas sehingga obyek-obyek tersebut dapat diinterpretasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PEELITIA 3.1. Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yang mengambil lokasi di beberapa perumahan seperti Perumahan Graha Permai dan Ciputat Baru, secara garis besar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. IV METODE PENELITIAN 4. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Provinsi Sumatera Barat (Gambar 5), dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Kota merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Gap Filling Citra Gap Filling citra merupakan metode yang dilakukan untuk mengisi garisgaris yang kosong pada citra Landsat TM hasil download yang mengalami SLCoff, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2011, dengan lokasi penelitian untuk pengamatan dan pengambilan data di Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan salah satu faktor penunjang kehidupan di muka bumi baik bagi hewan, tumbuhan hingga manusia. Lahan berperan penting sebagai ruang kehidupan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Dekriptif Objek Penelitian dan Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini yang dijadikan objek penelitian adalah penawaran harga perkiraan sendiri, penawaran yang dimaksud

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di kawasan agropolitan Cendawasari, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kegiatan analisis data dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang

III. METODE PENELITIAN. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang III. METODE PENELITIAN A. Sumber Data 1. Penelitian Kepustakaan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang berhubungan dengan objek dan tujuan yang diteliti yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam analisis tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian yaitu dengan menggunakan metode analisis data sekunder yang dilengkapi dengan

Lebih terperinci

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI OPAK HULU Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X,. X, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Identifikasi Perubahan Obyek dengan Memanfaatkan Citra Resolusi Tinggi (Studi Kasus Unit Pengembangan Rungkut Surabaya)

Lebih terperinci

BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi

BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi BAB III DESAIN RISET Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Identifikasi merupakan langkah strategis dalam menyukseskan suatu pekerjaan. (Supriadi, 2007). Tujuan pemerintah dalam rangka penertiban dan pendayagunaan tanah

Lebih terperinci

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Data pada SIG Mendapatkan data adalah bagian yang sangat penting pada setiap proyek SIG Yang harus diketahui: Tipe-tipe data yang dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data dan langkah-langkah pengolahan datanya. Data yang digunakan meliputi karakteristik data land use dan land cover tahun 2005 dan tahun 2010.

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Galuga dan sekitarnya, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan yang penting dalam kehidupan bangsa dan pembangunan nasional. Jalan sebagai sarana pembangunan pada hakekatnya menyangkut

Lebih terperinci

Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun di Kota Tangerang Selatan

Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun di Kota Tangerang Selatan Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun 2000-2016 di Kota Tangerang Selatan Aisyah Desinah 1, Mangapul P. Tambunan 2, Supriatna 3 1 Departemen Geografi.

Lebih terperinci

LOGO Potens i Guna Lahan

LOGO Potens i Guna Lahan LOGO Potensi Guna Lahan AY 11 Contents 1 Land Capability 2 Land Suitability 3 4 Ukuran Guna Lahan Pengantar Proses Perencanaan Guna Lahan Land Capability Pemanfaatan Suatu lahan untuk suatu peruntukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 24 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1. Kerangka pikir Penelitian melakukan perancangan usulan metode dengan menggantikan peta penggunaan tanah kabupaten / kota dengan citra quickbird untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL Teguh Hariyanto Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS Surabaya email: teguh_hr@geodesy.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci