PENGARUH KOMBINASI BA DAN BEBERAPA JENIS BAHAN PELAPIS UNTUK MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. ".,.., #

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

METODOLOGI PENELITIAN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PENGGUNAAN BAHAN PELAPIS DAN PLASTIK KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh WATI ANGGRAENI A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

Karakteristik Pasacapanen Buah Manggis pada Berbagai Jenis Kemasan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

Pengaruh Umur Panen dan Suhu Simpan terhadap Umur Simpan Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis)

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PENGGUNAAN LILIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

t 74 STUDl MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN PELILINAN

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN PELAPIS DAN SITOKININ CPPU TERHADAP PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA PENYIMPANANN SUHU DINGIN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

EFEKTIVITAS BAHAN PEMBUNGKUS OKSIDATOR ETILEN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN PISANG RAJA BULU

Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

PENGGUNAAN KALIUM PERMANGANAT UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.,)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN PELAPIS DAN SITOKININ TERHADAP KESEGARAN CUPAT DAN UMUR SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENCELUPAN BENLATE DAN PELAPISAN LILIN TERHADAP MUTU BUAH PISANG BARANGAN SELAMA PENYIMPANAN ISMED SUHAIDI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Perubahan Warna Kulit Buah Tiga Varietas Jeruk Keprok dengan Perlakuan Degreening dan Suhu Penyimpanan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. lama dibandingkan perlakuan air dan asam asetat 0,5% (Tabel 2). Aplikasi BA 25

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

METODOLOGI PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

Transkripsi:

Makalah Seminar departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGARUH KOMBINASI BA DAN BEBERAPA JENIS BAHAN PELAPIS UNTUK MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) The Combination Effect of BA and Some Coating Substance for Storage Life of Mangosteen (Garcinia mangostana L) Uli Khusna Inayati 1, Roedhy Poerwanto 2 1 Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB 2 Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB Abstract The reasearch was conducted to find combination effect of BA and some coating substance for storage life of mangosteen. The reasearch was conducted at Plant Production Laboratory, Agronomy and Horticulture Department, Agriculture Faculty, Bogor Agricultural University on March to April 2009. Reasearch was using a Randomize Complete Block Design with two factor and three replication. First factor is consentrasion of BA (0,20 and 40 ppm). Secondary factor is coating substance such as chitosan 1,5%, palm oil 25% and bee wax 6%. The result of the research was showed that combination BA 40 ppm and palm oil can keep storage life of mangosteen. Key words : Mangosteen, BA, chitosan, bee wax, palm oil, storage life PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis yang populer sebagai Queen of Fruit merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Tanaman manggis mempunyai ciri khusus dalam pengembangbiakkannya yaitu melalui biji apomiksis. (Rukmana, 2003). Tingkat ketuaan panen buah manggis sangat menentukan mutu dan daya simpannya. Cupat buah manggis yang segar dan berwarna hijau merupakan klasifikasi mutu ekspor yang paling utama. Kenyataan yang sering ditemui dipasaran adalah buah manggis tersebut keras atau sulit untuk dibuka dengan tangan, warna kulit buah ungu kehitaman, serta warna cupat yang sudah tidak segar dan tidak berwarna hijau lagi. Selain itu buah manggis juga mempunyai daya simpan yang rendah dan hanya bisa bertahan beberapa hari saja sebelum akhirnya buah manggis tersebut mengeras sehingga tidak bisa dikonsumsi. Pelapisan merupakan metode yang praktis untuk menghambat proses metabolisme yang terjadi pada buah setelah buah dipanen. Salah satu bahan yang sering digunakan untuk pelapisan buah-buahan adalah khitosan. Khitosan 1,5% efektif dalam mempertahankan warna kulit dan warna cupat serta dapat meminimalisasi susut bobot buah manggis. Bahan pelapis lain yang dapat digunakan adalah lilin lebah dan emulsi minyak sawit. Perlakuan pelapisan lilin lebah 6% mampu memberikan pengaruh yang lebih baik dalam menghambat peningkatan persentase susut bobot buah (Pratiwi, 2008). Pelapisan menggunakan pelapis minyak dapat mengurangi respirasi dan kerusakan buah (Mathur and Srivastava, 1955) Salah satu fungsi BA adalah menghambat penuaan beberapa organ tumbuhan. Kemungkinan ini dapat terjadi dengan menghambat perombakan protein, dengan merangsang sintesis RNA dan protein, dan dengan memobilisasi zat-zat makanan dari jaringan sekitarnya (Campbell et. al., 2005). Perlakuan cara aplikasi dengan menggunakan pelapis dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan tersebut ke buah. manggis yang telah dipanen sebaiknya disimpan pada tempat penyimpanan dingin (cool storage) pada suhu 15 C. Penyimpanan dengan suhu dingin dapat menghambat serta mengurangi tingkat kombinasi mikroba patogen. Tujuan Mengetahui konsentrasi terbaik dari BA serta kombinasinya dengan beberapa jenis bahan pelapis untuk memperpanjang daya simpan buah manggis pada suhu penyimpanan 15 C. Hipotesis 1. Terdapat jenis bahan pelapis terbaik yang dapat meningkatkan daya simpan buah manggis (Garcinia mangostana L) 2. Terdapat konsentrasi BA terbaik yang dapat meningkatkan daya simpan buah manggis (Garcinia mangostana L) 3. Terdapat interaksi terbaik antara konsentrasi BA dengan jenis bahan pelapis dalam meningkatkan daya simpan buah manggis (Garcinia mangostana L) BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu manggis yang digunakan diambil di daerah Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan pada Maret 2009-April 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah buah manggis, khitosan 1,5%, lilin lebah 6%, minyak sawit 25%, NaOH 0.1 N, indikator phenolphtalein, benlate dan aquades. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, Color Reader, refraktometer digital, alat-alat titrasi, oven, dan alat-alat penunjang penelitian lainnya. Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu taraf pemberian BA yaitu 0, 20, dan 40 ppm. Faktor yang kedua adalah bahan pelapis yang digunakan yaitu khitosan 1,5%, minyak sawit 25% dan lilin lebah 6%. Total kombinasi perlakuan adalah 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Total pengamatan yang dilakukan adalah 16 kali pengamatan. Diperlukan 35 buah manggis per satuan percobaan sehingga buah yang diperlukan adalah sebanyak 945 buah. Data dianalis dengan uji F. Apabila hasilnya menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dan Uji Kontras Ortogonal. warna kulit dan cupat buah menggunakan Color Reader dengan komponen nilai L (gelap-terang), a (hijau-merah), dan b (biru-kuning). Nilai a dan b merupakan koordinat-koordinat kromatisasi, a menyatakan kromatik campuran hijau-merah dengan nilai -a dari 0 sampai -60 untuk warna hijau dan untuk warna merah +a dari 0 sampai +60. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran biru-kuning, dengan nilai -b dari 0 sampai -60 untuk warna biru dan nilai +b dari 0 sampai +60 untuk warna kuning. Pelaksanaan Aplikasi kombinasi sitokinin dan khitosan 1,5%, minyak sawit atau lilin lebah yang telah dicuci dan dikeringanginkan kemudian diberi perlakuan dengan cara disemprotkan dengan BA (0, 20 dan 40 ppm) kemudian dikeringanginkan. Setelah itu buah disemprotkan kembali dengan larutan khitosan 1,5%, minyak sawit 25% atau lilin lebah 6% dan dikeringanginkan. Penyimpanan

yang telah diberi perlakuan kemudian disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 15 C. yang dilakukan meliputi pengamatan destruktif dan non destruktif. dilakukan setiap 2 hari sekali dimulai dari hari ke-0 sampai hari ke-30 setelah perlakuan. 1. Destruktif 1.1. Resistensi Kulit 1.2. Kadar Air Kulit 1.3. Padatan Total terlarut (PTT) 1.4. Total Asam Tertitrasi (TAT) 2. Non Destruktif 2.1. Susut Bobot 2.2. Warna Kulit 2.3. Warna Cupat HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Susut Bobot Berdasarkan hasil uji F perlakuan pemberian BA tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase susut bobot buah. Perlakuan bahan pelapis memberikan pengaruh secara nyata terhadap persantase susut bobot buah pada 4 dan 8 HSP dan berpengaruh sangat nyata pada 2 HSP. Kombinasi interaksi perlakuan sitokinin dan bahan pelapis memberikan pengaruh yang sangat nyata pada 2 HSP. Berdasarkan uji kontras ortogonal perlakuan pemberian sitokinin maupun perlakuan bahan pelapis lebih bagus daripada cek dan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap persentase susut bobot buah pada 4,8,12,14,16 dan 18 HSP. Gambar 1. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Susut Bobot Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan susut bobot buah meningkat dari 2-30 HSP. Perlakuan BA 40 ppm menunjukkan persentase susut bobot buah paling rendah dibandingkan perlakuan BA lainnya. Gambar 2. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Susut Bobot Berdasarkan Gambar 2 susut bobot mengalami peningkatan yang stabil selama waktu pengamatan. Perlakuan bahan pelapis lilin lebah 6% menunjukkan persentase susut bobot buah terendah. Tabel 1. Pengaruh Interaksi Kombinasi BA dan Bahan Pelapis terhadap Susut Bobot Bahan Pelapis Waktu BA Khitosan M. Sawit L. Lebah 1,5% 25% 6% 2 HSP 0 ppm 0.59a 0.51abc 0.64a 20 ppm 0.58ab 0.38c 0.64a 40 ppm 0.67a 0.42bc 0.64a Berdasarkan Tabel 1 interaksi kombinasi BA 20 ppm dan minyak sawit 25% pada 2 HSP memberikan pengaruh yang nyata serta mampu mengurangi susut bobot buah dibandingkan kombinasi lainnya. kombinasi perlakuan BA 20 ppm dan minyak sawit 25% mampu mengurangi susut bobot buah manggis. Hal ini dikarenakan BA mempunyai fungsi menghambat penuaan beberapa organ tumbuhan. Kemungkinan ini terjadi dengan penghambat perombakan protein, dengan merangsang RNA dan protein, serta dengan memobilisasi zat-zat makanan dari jaringan sekitarnya (Campbell et. al., 2005). Kemungkinan lainnya adalah karena pelapisan minyak dapat mengurangi respirasi lebih baik daripada pelapisan lilin terutama pada keadaan anaerob dapat mengurangi kerusakan pada buah (Mitra, 1997). Susut bobot buah merupakan proses hilangnya kandungan air akibat respirasi dan transportasi. Menurut Pratiwi (2008) susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Transpirasi merupakan faktor dominan penyebab susut bobot, yaitu terjadi perubahan fisiokimia berupa penyerapan dan pelepasan air ke lingkungan. Kerusakan tekstur, kandungan gizi, kelayuan dan pengerutan merupakan indikasi yang dipengaruhi oleh kehilangan air. 2. Resistensi Kulit Berdasarkan hasil Uji F perlakuan BA, bahan pelapis maupun interaksi antar keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap resistensi kulit buah selama pengamatan. Resistensi Kulit (Bar) 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0 4 8 12 16 20 24 Gambar 4. Pengaruh BA terhadap Resistensi Kulit Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan resistensi kulit buah meningkat dari awal hingga akhir pengamatan. Perlakuan BA 40 ppm menunjukkan rata-rata resistensi kulit buah paling rendah dan lebih baik daripada cek. Resistensi Kulit (Bar) 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Waktu (HSP) 0 4 8 12 16 20 24 Waktu (HSP) 0 ppm 20 ppm 40 ppm Cek Khitosan 1,5% Minyak Sawit 25% Lilin Lebah 6% Cek Gambar 5. Pengaruh Bahan Pelapis terhadap Resistensi Kulit Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa dari 0-26 HSP resistensi kulit buah mengalami peningkatan. Perlakuan minyak sawit 25% menunjukkan rata-rata resistensi kulit buah terendah dan lebih baik daripada cek. Berdasarkan hasil uji kontras ortogonal perlakuan

BA maupun bahan pelapis memberikan hasil yang nyata terhadap resistensi kulit buah pada 10 dan 20 HSP. Tabel 2. Keadaan Manggis Sesuai dengan Tekanan dan Resistensi Kulit Tekanan (bar) Kemanpuan Dibuka Keadaan 0 < x 1 Sangat Mudah Daging buah mulus berwarna putih banyak mengandung jus, kulit buah berwarna merah banyak mengandung air > 1 x 2 Mudah Daging buah putih banyak mengandung jus, kulit buah bagian dalam berwarna merah banyak mengandung air >2 x 3 Agak Mudah Daging buah berwarna putih, sedikit mengandung jus >3 x 4 Agak Sulit Sebagian daging buah busuk, kandungan jus sedikit, warna kulit buah bagian dalam tidak cerah >4 x 5 Sulit Kulit buah masih bergetah jika dipotong, daging buah menyatu dengan kulit Daging buah busuk atau mengandung getah kuning dan lekat dengan kulit, kulit buah bagian dalam berwarna kuning kecoklatan Jika daging buah diperas menghasilkan jus yang pekat dan tidak segar x >5 Sangat Sulit Kulit buah kering berwarna coklat tua, daging buah kering bercendawan Semakin tinggi nilai resistensi kulit buah maka akan semakin sulit buah dibuka. Hal ini disebabkan karena kadar air dalam kulit buah berkurang sehingga semakin lama kulit buah semakin mengeras dan sulit untuk dibuka. dengan ciri-ciri tersebut biasanya adalah buah yang sudah busuk dan mengering. 3. Kadar Air Kulit Berdasarkan Uji F perlakuan BA memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air kulit buah pada 26 HSP, sedangkan perlakuan bahan pelapis memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar air kulit buah pada 2 dan 18 HSP. Interaksi perlakuan antara BA dan bahan pelapis memberikan hasil yang nyata terhadap kadar air kulit buah pada 2 dan 18 HSP. Gambar 7. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Kadar Air Kulit Berdasarkan Gambar 7 kadar air kulit buah menurun pada 0-18 HSP untuk perlakuan lilin lebah 6% dan 0-16 HSP untuk perlakuan khitosan 1,5% dan minyak sawit 25%. Pada 20 HSP kadar air mengalami peningkatan yang cukup tinggi namun setelah itu kembali menurun kemudian stabil hingga akhir pengamatan. Persentase rata-rata kadar air kulit buah dengan menggunakan perlakuan khitosan 1,5% memberikan hasil tertinggi. Tabel 3. Pengaruh Interaksi Kombinasi BA dan Bahan Pelapis terhadap Susut Bobot Bahan Pelapis Waktu BA Khitosan M. Sawit L. Lebah 1,5% 25% 6% 2 HSP 0 ppm 43.89ab 41.11abc 40.67abc 20 ppm 46.53ab 33.53c 37.85bc 40 ppm 50.40a 38.21bc 44.15ab 18 HSP 0 ppm 34.17abc 45.35a 27.59abc 20 ppm 45.27a 41.86ab 26.39bc 40 ppm 34.99abc 45.81a 20.40c Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menyatakan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5% Berdasarkan Tabel 4 interaksi kombinasi BA dan bahan pelapis memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air pada 2 dan 18 HSP. Interaksi kombinasi perlakuan BA 40 ppm dan khitosan 1,5% memberikan hasil kadar air yang lebih tinggi dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya pada 2 HSP. Pada 18 HSP interaksi kombinasi BA 40 ppm dan minyak sawit 25% menghasilkan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya. Berdasarkan Uji Kontras Ortogonal pengaruh perlakuan BA maupun perlakuan bahan pelapis memberikan hasil yang nyata pada 0, 2, 20, dan 26 HSP serta berpengaruh sangat nyata pada 8, 16, dan 18 HSP. perlakuan BA 40 ppm dan perlakuan khitosan 1,5% mampu mempertahankan kadar air agar tetap tinggi hingga 18 HSP. Berdasarkan analisis korelasi diketahui bahwa terdapat keterkaitan antara kadar air dan resistensi kulit buah. Kadar air kulit buah berkorelasi negatif terhadap resistensi kulit buah (r = -0.376 tn ), semakin tinggi kadar air kulit buah maka semakin rendah nilai resistensi kulit buah. 4. Warna Kulit 4.1 Kecerahan Warna Kulit (L) Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat bahwa hampir semua perlakuan BA memiliki tren garis yang cenderung menurun dari 0-30 HSP. Perlakuan BA 40 ppm menunjukkan persentase rata-rata tertinggi yang mampu mempertahankan kecerahan warna kulit buah. Gambar 6. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Kadar Air Kulit Berdasarkan Gambar 6 kadar air kulit buah pada 0-16 HSP menunjukkan penurunan, namun pada 18-22 HSP mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi pada 20 HSP. Persentase rata-rata kadar air kulit buah pada perlakuan BA 20 ppm menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gambar 8. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Warna Kulit

Perlakuan BA 40 ppm dan perlakuan lilin lebah 6% mampu mempertahankan nilai b tetap tinggi sehingga mampu mempertahankan warna kuning pada kulit buah manggis agar tetap kuning. Gambar 9. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Warna Kulit Berdasarkan Gambar 9 dapat diketahui bahwa kecerahan warna kulit buah mengalami penurunan dari awal hingga akhir pengamatan. Perlakuan lilin lebah 6% menunjukkan persentase rata-rata nilai kecerahan warna kulit buah tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. perlakuan BA 40 ppm dan perlakuan lilin lebah 6% mampu mempertahankan kecerahan warna kulit buah tetap tinggi. 4.2 Kisaran Warna Hijau-Merah Kulit (a) Berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa perlakuan BA mempunyai nilai a positif dan secara keseluruhan mengalami penurunan dari awal hingga akhir pengamatan. Nilai a positif menunjukkan bahwa kulit buah berwarna merah dan penurunan nilai yang terjadi menunjukkan bahwa warna merah dari kulit buah manggis berkurang. Perlakuan BA 0 ppm menunjukkan nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dua taraf lainnya. Gambar 12. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Warna Kulit Gambar 13. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Warna Kulit 5. Warna Cupat 5.1 Kecerahan Warna Cupat (L) Gambar 10. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Warna Kulit Gambar 14. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Warna Cupat Gambar 11. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Warna Kulit Berdasarkan Gambar 11 tren garis yang menunjukkan kisaran warna hijau-merah mengalami penurunan. Perlakuan minyak sawit 25% mempunyai nilai rata-rata tertinggi dibandingkan perlakuan bahan pelapis lainnya dalam mempertahankan warna merah buah manggis. 4.3 Kisaran Warna Biru-Kuning Kulit (b) Berdasarkan Gambar 12 dan 13 secara keseluruhan nilai kisaran warna mengalami penurunan dari awal hingga akhir pengamatan dan mempunyai nilai b yang positif. Hal ini berarti mununjukkan bahwa warna kuning pada kulit buah semakin menurun. Gambar 15. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Warna Cupat Berdasarkan Gambar 14 dan 15 dapat diketahui bahwa kecerahan warna cupat buah manggis menunjukkan penurunan pada 0-14 HSP kemudian mengalami peningkatan kembali pada 16-22 HSP. Perlakuan BA 0 ppm menunjukkan kecerahan warna cupat buah yang lebih tinggi dibandingkan taraf lainnya. Perlakuan khitosan 1,5% memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan minyak sawit 25% dan lilin lebah 6%.

5.2 Kisarab Warna Hijau-Merah Cupat (a) Gambar 16. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Warna Cupat Perlakuan BA 20 ppm dan perlakuan lilin lebah 6% mampu mempertahankan warna kuning cupat buah lebih lama dibandingkan dengan perlakuan lainnya. 6. Padatan Total Terlarut Berdasarkan Uji F menunjukkan bahwa perlakuan BA memberikan pengaruh nyata terhadap padatan total terlarut pada 2 dan 4 HSP. Perlakuan bahan pelapis memberikan pengaruh yang nyata terhadap padatan total terlarut pada 2 HSP dan sangat nyata pada 4 HSP. Interaksi kombinasi perlakuan BA dan bahan pelapis berpengaruh nyata terhadap padatan total terlarut pada 4 HSP dan berpengaruh sangat nyata pada 2 HSP. Berdasarkan hasil Uji Kontras Ortogonal hampir pada semua perlakuan BA dan perlakuan bahan pelapis tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap padatan total terlarut. 7. Total Asam Tertitrasi Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa perlakuan BA memberikan hasil yang berpengaruh nyata terhadap total asam tertitrasi pada 8 dan 16 HSP. Perlakuan bahan pelapis memberikan pengaruh yang nyata pada 18 HSP. Interaksi kombinasi perlakuan BA dan bahan pelapis memberikan pengaruh yang nyata terhadap total asam tertitrasi hanya pada 8 HSP. Berdasarkan Uji Kontras Ortogonal pada perlakuan BA dan bahan pelapis memberikan hasil yang sangat nyata terhadap total asam tertitrasi pada 18 HSP. Gambar 17. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Warna Cupat Berdasarkan Gambar 16 dan 17 dapat diketahui bahwa nilai a pada warna cupat cenderung mengalami peningkatan pada 0-30 HSP. Semakin lama buah disimpan maka warna hijau cupat akan semakin menurun. Perlakuan BA 40 ppm dan perlakuan minyak sawit 25% mampu mempertahankan warna hijau cupat lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. 5.3 Warna Cupat (b) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahan pelapis terbaik yang mampu mempertahankan daya simpan manggis yaitu minyak sawit 25% dan khitosan 1,5% 2. Konsentrasi BA yang mampu mempertahankan daya simpan buah manggis yaitu konsentrasi 40 ppm 3. Kombinasi BA 40 ppm dan minyak sawit 25% mampu meminimalisir susut bobot buah dan resistensi kulit buah Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai minyak sawit dan konsentrasinya sebagai bahan pelapis. DAFTAR PUSTAKA Campbell, N.A., L. Mitchell, dan J. B. Reece. 2005. Biologi. Kelima/II. Erlangga. Jakarta. 404 hal. Gambar 18. Pengaruh Perlakuan BA terhadap Warna Cupat Mathur, S.S. and Srivastava, H. C. 1995. Effect of skin coating on the storage behaviour of mango, p. 88-89. In S. K. Mitra (Ed). Postharvest Physiology and Storage of Tropical and Subtropical Fruits. CAB International. London. Mitra, S. K. 1997. Postharvest Physiology and Storage of Tropical and Subtropical Fruits. CAB International. London. 423 p. Pratiwi, H.H. 2008. Pengaruh Bahan Pelapis dan Sitokinin Terhadap Kesegaran Cupat dan Umur Simpan Manggis (Garcinia mangostana L.) Gambar 19. Pengaruh Perlakuan Bahan Pelapis terhadap Warna Cupat Berdasarkan Gambar 18 dan 19 nilai b yang ditunjukkan selama pengamatan mengalami penurunan pada 0-12 HSP, hal ini berarti bahwa semakin menurunnya nilai b maka warna biru semakin meningkat dan warna kuning semakin menurun. Pada pengamatn 14-30 cenderung stabil walaupun mengalami fluktuasi. Rukmana, H. R. 2003. Bibit Manggis. Kanisius. Yoyakarta. 56 hal