PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

DOSEN PEMBIMBING: Ir.Retno Indryani, MS. NAMA MAHASISWA: STEPHANI BUDIHARDJA NRP

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DERMAGA

POLA STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KUALITAS PADA KONTRAKTOR BESAR DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH QUALITY MANAGEMENT TERHADAP DAYA SAING KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Akhir karena pada bab ini akan diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

BAB II TINJAUAN UMUM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DALAM STANDAR ISO 9000:2000 OLEH KONTRAKTOR DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

FAKTOR DOMINAN PENENTU PELAKSANAAN PROYEK PLTU SKALA KECIL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TURNOVER PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA. Ana Rakhmawati Christiono Utomo, ST, MT, Phd ABSTRAK

PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY. Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN KERJASAMA ANTARA KONTRAKTOR DAN SUB KONTRAKTOR DI KOTA AMBON

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pemodelan Website Quality (WebQual), terdapat tiga dimensi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel variabel yang menjadi perhatian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISIS PERSEPSI DAN HARAPAN PENGGUNA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN TERHADAP HASIL PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DI BALIKPAPAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berlokasi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER OLEH PERUSAHAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN JEFRY SUWANDA NIM:

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN...

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

Kata kunci : Perubahan biaya, Faktor, Regresi, Korelasi

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB III METODE PENELITIAN. Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26)

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

ANALISIS RISIKO PENAWARAN UNDERESTIMATE COST TERHADAP KUALITAS PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI PROVINSI ACEH

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

BAB III METODE PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

2.5.9 Pentingnya Manajemen Modal Kerja Perputaran Modal Kerja Penjualan Pengertian Penjualan

III. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

METODE PENELITIAN. a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden

STUDY OF STANDARD HOUSE REDESIGN BY THE CONSUMER STUDI PERUBAHAN DESAIN RUMAH STANDAR OLEH KONSUMEN

PENGUKURAN KINERJA KONTRAKTOR DIKAITKAN DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 STUDI KASUS DI KOTA MATARAM

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN PROYEK TERHADAP KINERJA PROYEK DENGAN BURNOUT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Nama : Ismi Dwi Djuanasari NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Ekaning Setyarini SE., MM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB V PENUTUP. Tabel 5.1. Indikator resiko dengan dampak tertinggi

DESKRIPSI PENYEBAB TURNOVER PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA DARI SUDUT PANDANG MANAJER

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Hotel Batiqa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SURVEY KETERSEDIAAN DATA

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Stephani Budihardja, Retno Indryani Manajemen Proyek Konstruksi, FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Seiring peningkatan mutu yang dilakukan perusahaan konstruksi, seringkali diikuti juga dengan peningkatan biaya mutu. Salah satu cara yang digunakan perusahaan konstruksi untuk meningkatkan mutu adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu. Penerapan sistem manajemen mutu diharapkan dapat mengurangi biaya mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen apa saja dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 yang berpengaruh terhadap biaya mutu di dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Variabelvariabel penelitian diidentifikasi melalui studi pustaka dan survei pendahuluan. Proyekproyek yang dijadikan obyek penelitian adalah proyek konstruksi gedung bertingkat di Surabaya. Responden dalam penelitian ini terdiri dari Project Manager, Site Manager, Engineer, atau Quality Management Resident. Dari hasil penelitian diperoleh hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu dengan biaya mutu dalam bentuk model regresi linier berganda yaitu: Y=0,960-0,612X1+0,630X2-0,248X12. Tiga variabel yang berpengaruh terhadap biaya mutu tersebut adalah ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu (X 1), adanya pengendalian dokumen dan record (X2), serta ketersediaan fasilitas dan peralatan (X12). Melalui uji model regresi (uji t dan uji F) diperoleh bahwa elemen-elemen dari sistem manajemen mutu berpengaruh terhadap biaya mutu baik secara parsial maupun secara simultan. Ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu (X 1) merupakan elemen dari sistem manajemen mutu yang memiliki pengaruh paling besar terhadap biaya mutu. Kata kunci : sistem manajemen mutu, biaya mutu, proyek konstruksi PENDAHULUAN Sikap yang selektif dan kritis dari pelanggan dalam memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, menjadikan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang bermutu agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya. Hal ini kemudian menghadapkan perusahaan pada persoalan lain yaitu bagaimana upaya menjaga dan meningkatkan mutu produk yang mereka hasilkan namun tetap dengan biaya yang rendah dan seminimal mungkin. Menurut Low dan Yeo (1998), ada satu faktor yang membuat perbedaan antara cara yang merugikan dan cara yang menguntungkan dalam pencapaian mutu, dan faktor tersebut adalah biaya mutu. Biaya mutu adalah sejumlah biaya yang secara spesifik berkaitan dengan pencapaian atau tidak tercapainya mutu suatu produk atau jasa, seperti yang didefinisikan dalam persyaratan produk atau jasa yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai kontraknya dengan pelanggan dan masyarakat ( American Society for Quality Control, 1974). Didasari hal tersebut, untuk meningkatkan mutu pekerjaan konstruksi, salah satu cara yang digunakan perusahaan-perusahaan konstruksi adalah dengan menerapkan

sistem manajemen mutu, baik di dalam lingkup perusahaan maupun di dalam lingkup proyek (Asa, Abidin, dan Latif, 2009). Selama satu dekade terakhir, sistem manajemen mutu telah dibangun sebagai satu kesatuan dari manajemen konstruksi, yang kebanyakan strukturnya menyesuaikan dengan standar yang terdapat dalam seri ISO 9000. Beard (1993) menjelaskan bahwa ISO 9000 akan menguntungkan perusahaan pada akhirnya, karena akan memperbaiki fungsi pengendalian, menghilangkan ketidak-efisienan dan meningkatkan motivasi para pekerja, sekaligus menciptakan iklim positif yaitu melakukan hal yang benar saat pertama kali. Penghematan biaya yang didapat dari penerapan sistem manajemen mutu diperoleh dari tindakan pencegahan supaya pekerjaan perbaikan karena kesalahan internal berkurang (Wacono, 2000). 100 80 60 40 20 0 KEGAGALAN EKSTERNAL KEGAGALAN INTERNAL PENILAIAN PENCEGAHAN SEBELUM PENGHEMATAN KEGAGALAN EKSTERNAL KEGAGALAN INTERNAL PENILAIAN PENCEGAHAN SESUDAH Gambar 1. Penghematan Biaya Mutu dengan Penerapan Sistem Mutu (Wacono, 2000) Dalam penelitian Clarke dan Herrmann (2004) ditemukan bahwa yang banyak terjadi selama ini adalah, seiring dengan usaha peningkatan mutu produk yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi seringkali diikuti dengan biaya mutu yang juga ikut meningkat, sehingga dapat berpengaruh pada keuntungan perusahaan bila harga penawaran pekerjaan atau harga jual produknya tidak ikut dinaikkan juga. Dari hasil penelitian dan pernyataan-pernyataan di atas, memperlihatkan ada dua hal yang dianggap sama pentingnya. Hal pertama adalah usaha untuk terus memperbaiki mutu konstruksi, yang salah satu caranya adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu. Hal yang kedua adalah usaha untuk menekan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai mutu tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui elemen-elemen sistem manajemen mutu apa saja yang sekiranya mempengaruhi biaya mutu pada proyek konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi gedung bertingkat dengan progress 75%, atau proyek konstruksi gedung yang sudah selesai berumur < 10 tahun (dihitung sejak penelitian ini dilakukan). Hal ini dilakukan agar data mengenai biaya mutu deviasinya tidak terlalu besar, karena dengan progress pekerjaan 75% diperkirakan biaya mutu yang dikeluarkan tidak akan bertambah terlalu banyak karena proyek sudah mendekati tahap penyelesaian. Sedangkan pada proyek konstruksi gedung yang sudah selesai dicari yang berumur < 10 tahun, dimaksud agar data mengenai biaya mutu masih relevan dengan keadaan terkini (masih up to date). Penelitian dan pengambilan data dilakukan terhadap proyek yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu di dalam perusahaan dan di dalam proyeknya, hal ini dapat dilihat dengan adanya sertifikasi ISO 9000 yang dimiliki perusahaan konstruksi tersebut. B-6-2

METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISA DATA Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan sebelumnya, maka dapat dikembangkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: - Dalam pelaksanaan proyek, salah satu resiko yang berdampak sangat serius yang menyelimuti sasaran proyek adalah resiko kegagalan mutu. Untuk itu diperlukan tindakan pencegahan yang sudah direncanakan secara sistematis dan menyeluruh, yang dampaknya nanti juga akan terasa pada efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan penilaian dan pemeliharaan. - Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mencapai hal-hal yang telah disebutkan di atas tadi adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000, yang akhirnya akan berdampak juga pada biaya mutu. Kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 tindakan pencegahan lebih sistematis efisiensi & efektivitas kegiatan penilaian kegagalan mutu menjadi berkurang penghematan biaya mutu Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini mengukur penilaian persepsi responden terhadap pengaruh variabel bebas atau yang disebut dengan variabel X, yaitu elemen-elemen dari sistem manajemen mutu ISO 9000, dengan variabel terikat atau yang disebut dengan variabel Y, yaitu biaya mutu, seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 3. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 (Variabel X) Biaya Mutu ( Variabel Y ) Gambar 3. Ilustrasi hubungan variabel X dan Y Dari studi pustaka dan survei pendahuluan didapatkan elemen-elemen dari sistem manajemen mutu ISO 9000 yang mempunyai pengaruh langsung terhadap tindakan pencegahan, kegiatan penilaian dan pemeliharaan, atau kegiatan perbaikan dari kegagalan mutu, yang dijadikan sebagai variabel-variabel bebas dalam penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah biaya mutu dalam proyek, dimana biaya mutu adalah biaya yang dikeluarkan untuk tindakan pencegahan, kegiatan penilaian dan pemeliharaan, dan kegiatan perbaikan dari kegagalan mutu yang terjadi selama proyek berlangsung. Elemen-elemen sistem manajemen mutu ISO 9000 yang termasuk dalam variabel bebas (X) dan biaya mutu sebagai variabel terikat (Y) disajikan pada Gambar 4. B-6-3

Dokumen 1) Dokumen Mutu (X 1) 2) Record (X 2) Manajemen 3) Komitmen terhadap mutu (X 3) 4) Fokus terhadap pelanggan (X 4) 5) Kebijakan mutu (X 5) 6) Tujuan mutu (X 6) 7) Tanggung jawab dan wewenang (X 7) 8) Komunikasi (X 8) 9) Management review (X 9) Sumber daya Pelaksanaan Perbaikan 10) Sumber daya dan rencana pembiayaan (X 10) 11) Tenaga kerja (X 11) 12) Fasilitas dan peralatan (X 12) 13) Manajemen K3 (X 13) 14) Interpretasi lingkup pekerjaan (X14) 15) Metode kerja (X15) 16) Shop drawing (X16) 17) Changes order (X17) 18) Spesifikasi Material (X18) 19) Supplier dan sub kontraktor (X19) 20) Jadwal pelaksanaan (X20) 21) Penyimpanan material (X21) 22) Sistem pengujian (X22) 23) Hasil inspeksi (X23) 24) Pengendalian (X24) 25) Tindakan Koreksi (X25) 26) Pencegahan (X26) Biaya Mutu (BPK-SDM Kementerian PU, 2010; Variabel Hoyle, 2001) X Variabel Y Gambar 4. Bagan Variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y) Populasi obyek penelitian yaitu proyek konstruksi gedung di Surabaya yang dikerjakan oleh perusahaan konstruksi yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu di dalam perusahaan dan di dalam proyeknya, yang dapat dilihat dari adanya sertifikasi ISO 9000, dengan progress pekerjaan 75% atau yang sudah selesai 100% dan berumur < 10 tahun (dihitung sejak penelitian ini dilakukan). Jumlah proyek yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 proyek konstruksi gedung di Surabaya. Hal ini sudah memenuhi syarat untuk penelitian survei, yaitu minimum sebanyak 30 sampel (Gay dan Diehl, 1992). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi (information rich) yang diperlukan bagi penelitiannya. Dalam penilaian persepsi personil proyek konstruksi pada penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 yang mempengaruhi biaya mutu disediakan 3 (tiga) skala sesuai pertimbangan yaitu: a. Tidak berpengaruh, apabila variabel ini sama sekali tidak terkait atau tidak berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 1. b. Berpengaruh, apabila variabel ini berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 2. c. Sangat berpengaruh, apabila variabel ini sangat terkait atau sangat berpengaruh terhadap biaya mutu dan diberi skor 3. Pengukuran biaya mutu pada proyek konstruksi mengadopsi instrumen pengukuran biaya mutu dari penelitian Wacono (2000) dengan memodifikasi kriteria dan skala pengukuran menjadi 3 (tiga) ukuran pendapat yaitu: B-6-4

a. Tinggi, apabila biaya mutu yang dikeluarkan dari total biaya proyek lebih dari 0,8% diberi skor 1 b. Sedang, apabila biaya mutu yang dikeluarkan dari total biaya proyek sebesar 0,3% - 0,8% diberi skor 2 c. Rendah, apabila biaya mutu yang dikeluarkan dari total biaya proyek kurang dari 0,3% diberi skor 3 Untuk pengolahan data primer dan sekunder dilaksanakan dengan bantuan dari sistem statistik dan menggunakan metode regresi linier berganda. Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan elemen-elemen dari sistem manajemen mutu (variabel X) yang berpengaruh terhadap biaya mutu (variabel Y) secara parsial maupun secara simultan (bersama -sama). Persamaan umum model regresi linier yang menggunakan lebih dari satu variabel bebas adalah : Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 +... + k Xk + Dengan notasi variabel sebagai berikut : Y = biaya mutu X1 = Dokumen Mutu 0 = konstanta X2 = Record, dan seterusnya 1 = koefisien regresi X1 = residual 2 = koefisien regresi X2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Pengujian Signifikansi Variabel Bebas Variabel X Coef. SE Coef. t-hitung (2,0106) (0,8846) (2,27) p-value (0,053) VIF X1 0,3181 0,3245 0,98 0,356 10,9 X2 0,2676 0,2960 0,90 0,392 6,6 X3 0,4506 0,3214 1,40 0,199 7,0 X4-0,7237 0,3874-1,87 0,099 11,3 X5 0,3186 0,3831 0,83 0,430 13,6 X6-0,5650 0,3139-1,80 0,110 6,6 X7 0,0312 0,2529 0,12 0,905 4,8 X8-0,5026 0,3150-1,60 0,149 6,0 X9-0,2409 0,3430-0,70 0,502 7,2 X10-0,2082 0,3135-0,66 0,525 7,4 X11 0,3150 0,3399 0,93 0,381 7,1 X12 0,9277 0,4442 2,09 0,070 11,0 X13 0,7553 0,4992 1,51 0,169 14,4 X14 0,0671 0,3199 0,21 0,839 10,0 X15 0,0772 0,3509 0,22 0,831 7,4 X16 0,2972 0,3709 0,80 0,446 14,7 X17-0,0224 0,3487-0,06 0,950 10,5 X18 0,2270 0,3649 0,62 0,551 12,8 X19-0,2137 0,3033-0,70 0,501 5,6 X20 0,0434 0,3892 0,11 0,914 9,3 X21-0,8983 0,4988-1,80 0,109 7,5 X22-0,3445 0,3145-1,10 0,305 5,0 X23-0,3953 0,5577-0,71 0,499 18,2 X24-0,0018 0,4096-0,00 0,997 16,8 X25-0,2939 0,4725-0,62 0,551 12,4 X26-0,4894 0,3787-1,29 0,232 8,7 Dari output pada Tabel 1. diperoleh hasil bahwa tidak ada variabel yang signifikan, hal ini dilihat dari nilai p value yang > dari 0,05. Karena tidak ada variabel yang signifikan, maka dilakukan pengujian multikolinearitas, untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat kasus multikolinear (ada korelasi antar variabel bebas). B-6-5

Berdasarkan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan terdapat indikasi adanya kasus multikolinear, hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang > 10. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemodelan regresi yang baik, digunakan metode stepwise regression. Dengan menggunakan metode stepwise regression didapatkan model regresi sebagai berikut: Y= 0,960 0,612 X1 + 0,630 X2 0,248 X12 Dengan X1 : Ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai X2 : Adanya pengendalian dokumen dan record yang memadai X12 : Ketersediaan fasilitas dan peralatan memadai Berdasarkan penentuan model di atas maka selanjutnya dapat dianalisa kontribusi dari masing-masing variabel bebas. Tabel 2. Kontribusi Variabel bebas terhadap Variabel terikat Variabel Uraian Standardized coef. X 1 Ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai 0,828 X 2 Adanya pengendalian dokumen dan record yang memadai 0,729 X 12 Ketersediaan fasilitas dan peralatan yang memadai 0,246 Berdasarkan Tabel 2, secara keseluruhan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai, adanya pengendalian dokumen dan record yang memadai, serta ketersediaan fasilitas dan peralatan yang memadai mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap biaya mutu. Dari Tabel 2, terlihat bahwa variabel ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu (X1) mempunyai kontribusi yang paling besar. Ini menjadi indikasi bahwa dalam penerapan sistem manajemen mutu, variabel ini merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap biaya mutu. Sedangkan dari model regresi yang didapat, dinyatakan bahwa variabel X1 dapat mengurangi biaya mutu. Begitu pula dengan variabel adanya pengendalian terhadap dokumen dan record yang memadai (X 2), mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap biaya mutu. Tetapi, dari model regresi yang didapat, dinyatakan bahwa variabel X2 berpotensi menambah biaya mutu. Selanjutnya, untuk variabel ketersediaan fasilitas dan peralatan yang memadai (X12), walaupun nilai kontribusinya yang paling kecil, tidak berarti variabel ini tidak penting atau kurang penting dalam penerapan sistem manajemen mutu. Sedangkan dari model regresinya, variabel X12 dinyatakan dapat mengurangi biaya mutu. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan yaitu variabel-variabel dari sistem manajemen mutu yang berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap biaya mutu adalah ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai (X 1), adanya pengendalian dokumen dan record yang memadai (X 2), serta ketersediaan fasilitas dan peralatan yang memadai (X 12). Dari ketiga variabel tersebut, ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai (X1) merupakan elemen sistem manajemen mutu yang paling dominan pengaruhnya terhadap biaya mutu. DAFTAR PUSTAKA American Society for Quality Control (1974), Quality Costs What and How, ASQC Quality Costs Committee, Milwaukee, WI. B-6-6

Asa, M.F., Abidin, I.S., dan Latif, Y. (2009) Variabel -variabel Utama dalam Sistem Manajemen Mutu untuk Peningkatan Profitabilitas Jasa Konstruksi Indonesia yang Berpotensi Meningkatkan Gross Domestic Product Sektor Konstruksi, Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Vol.9, No.2, hal. 197-202 Beard, C. (1993), ISO 9000 in the Building and Construction Industry, makalah dipresentasikan pada seminar Quality in the Building and Construction Industry through ISO 9000, di Kuala Lumpur. BPK-SDM Kementerian PU (2010), Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Bagi Penyedia Jasa, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. Clarke, L. dan Herrmann, G. (2004), COST VS. PRODUCTION: Labour Deployment and Productivity in Social Housing Construction in England, Scotland, Denmark and Germany, Journal of Construction Management and Economics, Vol. 22, hal. 1057 1066. Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research Methods for Business and Management, MacMillan Publishing Company, New York. Hoyle, D. (2001), ISO 9000 Quality Systems Handbook, 4 th edition, Butterworth- Heinemann, Oxford, UK. Low, S.P. dan Yeo, H.K.C. (1998), A Construction Quality Costs Quantifying System for the Building Industry, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 15, No. 3, hal. 329-349. Wacono, S. (2000), Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 terhadap Kinerja Biaya Mutu pada Perusahaan Industri Konstruksi, Studi Kasus: Pada Proyek di Lingkungan PT. Waskita Karya, Tesis, Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik, FTUI, Jakarta. B-6-7