BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4 maupun oleh pihak swasta seperti PP Lonsum, Soufindo, Bakrie Grup dan Sinar Mas. Perkembangan antar industri pabrik kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri guna mendapatkan performansi kerja yang semakin baik. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat performansi kerja yang baik perlu dilakukannya pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan, mulai dari implementasi visi, misi, strategi yang objektif, target, proses dan kapabilitas dengan melibatkan seluruh stakeholdernya. 1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aek Nabara Selatan adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada pada manajemen PT. Perkebunan Nusantara III. Saat ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan adalah pengukuran kinerja secara tradisional. Pengukuran kinerja 1 Mardiatmo, E.U dkk.2009. Dinamika Perjalanan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Menuju The Living Company. Medan: PT. Perkebunan Nusantara III
tradisional hanya berfokus pada aspek keuangan, seperti Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin, dan produktivitas karyawan. Selain itu, pihak PKS hanya melakukan pengukuran kinerja pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan kernel dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Aek Nabara Selatan. Namun pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan sebenarnya belum cukup menggambarkan apakah kinerja yang dimiliki oleh PKS Aek Nabara Selatan sudah baik atau belum bila hanya menggunakan peningkatan rendemen sebagai indikator utamanya. Pihak PKS saat ini juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada karyawan pimpinan saja seperti manager dan masinis kepala. Penilaian terhadap karyawan pimpinan dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Hal ini tentunya mempunyai kelemahan yaitu indikatorindikator yang dipergunakan dalam penilaian karyawan pimpinan belum dapat mewakili dari kinerja PKS Aek Nabara Selatan sesungguhnya. Saat ini ada beberapa model sistem pengukuran kinerja terintegrasi yang populer dan digunakan secara luas di dunia industri yaitu Balanced Scorecard (BSC), HR Scorecard, Integrated Performance Measurement System (IPMS), Malcom Badrige criteria for Performance Excellence dan Performance Prism. Pada penelitian ini akan menggunakan model Performance Prism untuk mengukur kinerja PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan. PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan menginginkan suatu pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja perusahaan secara
menyeluruh yang dapat menilai performa perusahaan dengan mengedepankan pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan (stakeholder) ke dalam suatu pengukuran yang strategis. Stakeholder ini meliputi investor, supplier, konsumen, tenaga kerja, pemerintah dan masyarakat sekitar. Penelitian dengan menggunakan model Performance Prism juga pernah dilakukan dengan judul Analisa Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance Prims (Studi Kasus: PT. Petrokimia Gresik). Selama ini sistem pengukuran kinerja di PT Petrokimia Gresik hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu (SKI). Perancangan dan pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism digunakan karena dapat merefleksikan kebutuhan dan keinginan dari setiap stakeholder yang diidentifikasikan dalam bentuk tujuan (objective). Pengukuran kinerja tersebut merupakan pengukuran yang terintegrasi, meliputi seluruh aspek perusahaan (stakeholder) yang menyangkut kepuasan stakeholder dan kontribusi stakeholder kepada perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian itu juga didukung oleh beberapa metode antara lain pembobotan dengan Analytic Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui skala nilai prioritas setiap KPI, Scoring System dengan metode Objectives Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk mengetahui nilai indeks total perusahaan pada tingat korporasi dan kategori dari indeks tersebut. Hasil perancangan pengukuran kinerja pada PT Petrokimia Gresik dengan Performance Prism berupa 55 KPI meliputi 13 KPI pada perspektif Customer, 9 KPI pada perspektif Supplier, 14 KPI pada perspektif Investor, 11 KPI pada perspektif Emplooyee, 8 KPI pada perspektif Regulator. Dari perhitungan
pengukuran kinerja dengan menggunakan Objective Matrix diperoleh nilai kinerja perusahaan sebesar 8,681. 2 Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Aek Nabara Selatan perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan. Pengukuran kinerja ini diharapkan akan menggambarkan kinerja PKS Aek Nabara Selatan sesungguhnya. Sehingga dapat diberikan rekomendasi proses perbaikan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja yang dilakukan. Dari hasil pengukuran kinerja ini, akan terlihat pada bagian mana kinerja perusahaan yang bermasalah. Dengan adanya rekomendasi perbaikan ini, perusahaan dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dan mempertimbangkan untuk melakukan langkah korektif. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. PKS Aek Nabara Selatan masih menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya memandang pada aspek keuangan dan produktivitas karyawan. Sehingga belum adanya pengukuran kinerja yang dapat mengukur performa perusahaan secara keseluruhan. 2. Pengukuran kinerja hanya dilakukan pada departemen pengolahan saja, sehingga belum dapat menggambarkan kinerja PKS Aek Nabara Selatan sesungguhnya. 2 Arianto, Eka Suzan. 2009. Analisa Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prims (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik). Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh November
3. Pengukuran kinerja karyawan hanya dilakukan untuk karyawan pimpinan maka pengukuran tidak mempertimbangkan seluruh stakeholder dalam penentuan KPI pada pengukuran kinerja sebelumnya. 4. Tidak diidentifikasinya strategi, proses dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kepuasan stakeholder. 1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus yakni : 1. Tujuan Umum: Secara umum penelitian ini dilakukan untuk memberikan usulan/ rekomendasi perbaikan terhadap pengukuran kinerja saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan dengan metode Performance Prism. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kepuasan, kontribusi, strategi, proses dan kemampuan dari setiap stakeholder. b. Mengidentifikasi dan mengintegrasikan KPI (Key Performance Indicator) yang ada pada PKS Aek Nabara Selatan kedalam pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prims. c. Mengukur dan menganalisa model pengukuran kinerja perusahaan sehingga didapatkan indeks kinerja perusahaan secara keseluruhan.
d. Memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan kinerja berdasarkan hasil sistem pengukuran kinerja dengan metode Performance Prims di PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Nabara Selatan. Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. 2. Memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai bagian mana saja yang perlu dilakukan perbaikan kinerja. 3. Menyempurnakan sistem pengukuran kinerja yang telah ada sebelumya. 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Narasumber memahami dengan baik kondisi perusahaan secara keseluruhan. 2. Perusahaan memiliki keinginan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan data pada tahun 2010. 2. Stakeholder yang diteliti adalah investor, pelanggan, karyawan, pemasok dan masyarakat dilihat dari sudut pandang organisasi perusahaan. 3 3 Neely, A.D.,Kennerley, M and Adams, C.A, 2002. The Performance Prism. The Scorecard for Measuring and managing Business Success. Prentice Hall, UK.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian Tugas Sarjana ini, maka Tugas Sarjana ini dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan pemecahan masalah, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini memaparkan secara singkat tentang gambaran dari objek penelitian, yaitu Sejarah PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan, Organisasi, Manajemen dan Uraian proses. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan sebagai dasar dan alat untuk memecahkan masalah. Teori yang digunakan adalah teori yang membahas tentang kinerja dan pengukurannya, sedangkan metode yang digunakan adalah metode Performance Prims. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini mengemukakan tentang urutan langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan penjelasan secara garis besar bagaimana langkah pemecahan persoalan dengan menggunakan metode yang digunakan.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini merupakan pembahasan tentang penerapan metode performance prism dalam pengukuran kinerja, pengumpulan data, pengolahan data dengan cara mengidentifikasi siapa stakeholder perusahaan, mengidentifikasi parameter kinerja, pembobotan dengan AHP, dan scoring system dengan model OMAX dan Traffic Light System. BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH Bab ini menganalisa hasil dari pengolahan data dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan berisi tentang pokok-pokok hasil penelitian dan uraian singkat hasil analisa yang dilakukan. Sedangkan saran berisi tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN