Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

Rencana Kegiatan panen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REKOMENDASI KEBIJAKAN PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS)

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

SOAL PELATIHAN PENANGANAN PASCA PANEN CABE MERAH Oleh : Juwariyah BP3 K Garum. Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Saudara Anggap Paling Benar!

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Kuesioner kajian untuk analisis kelayakan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa. Peneliti : Heryati Setyaningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAB II DATA DAN ANALISA

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

METODE PENELITIAN. Budidaya rumput laut K. alvarezii dilakukan di Desa Ketapang Kecamatan

Teknik Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dengan Metode Rakit Apung di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur

Dairi merupakan salah satu daerah

I. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

Prarencana Pabrik Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii I-1

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM

Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol VII Nomor 1 Tahun 2004

PENERAPAN SISTEM AGRIBISNIS PADA USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

INDAH KUMALASARI J

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

3. METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

PENDAHULUAN PENGOLAHAN METE 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PADA PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI TEPUNG DI PT BANTIMURUNG INDAH KABUPATEN MAROS

reversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Sekilas tentang Standar Nasional Indonesia: Biji kopi; Biji kakao; dan Rumput laut

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

IMPLEMENTASI GMP (Good Manufacturing Practice) PADA PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEDIRI

5 AGRIBISNIS RUMPUT LAUT

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat B. Hasil Belajar 1. Kompetensi Dasar 2. Indikator Keberhasilan

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda keras lainnya. Secara taksonomi dikelompokkan ke dalam divisio

PANEN DAN PASCA PANEN DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

I. PENDAHULUAN. Rumput laut merupakan sumber utama penghasil agar-agar, alginat dan karaginan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) a. www.aquaportail.com b. Dok. Pribadi c. Mandegani et.al (2016) Rumput laut segar Penanganan Rumput Laut Pasca Panen Penanganan rumput laut pasca panen sangat perlu diperhatikan sejak dipanen hingga dikeringkan atau diolah, karena akan berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan. Umumnya setelah dipanen, rumput laut dikeringkan, baik dengan cara digantung maupun diletakkan di atas para-para (bilah-bilah bambu/kayu yang dirancang seperti dudukan dan diletakkan di atas tanah) atau di atas terpal yang dihamparkan di atas pasir. Pemanenan Kegiatan pemanenan diawali dengan cara melepaskan tali jalur yang berisikan rumput laut siap panen. Rumput laut tersebut diangkut ke tepi pantai kemudian dirontokan dengan jalan memasang dua patok kayu dalam satu lubang kemudian kedua ujung patok atas direntangkan sehingga membentuk huruf Y. Setelah itu dua sampai tiga ujung dari tali jalur yang berisikan rumput laut hasil panen tersebut dimasukkan ke antara kedua patok tersebut dan ditarik sehingga rumput laut rontok dan siap untuk dijemur. Hal ini akan menimbulkan luka yang cukup banyak pada rumput laut tersebut sehingga dapat memberikan dampak yang kurang baik dimana pada luka tersebut akan mengakibatkan keluarnya air termasuk karagenan yang terkandung dalam rumput laut 3

tersebut. Oleh sebab itu pemanenan yang baik adalah meminimalkan luka pada rumput laut dari setiap hasil panen tersebut (Akma, S, & Ilham, 2008). Sebagai bahan baku pengolahan, rumput laut harus dipanen pada umur yang tepat. Untuk rumput laut jenis Gracillaria, pemanenan dilakukan setelah berumur 3 bulan, dan jenis Eucheuma / Kappaphycus dipanen setelah berumur 1,5 bulan atau lebih dengan memetik seluruh atau sebagian thallus (DKP, 2003). Menurut (Aslan, 1998) bahwa pemanenan dilakukan bila rumput laut telah mencapai berat tertentu, yakni sekitar empat kali berat awal (dalam waktu pemeliharaan 1,5 4 bulan). Untuk jenis Kappaphycus dapat mencapai berat sekitar 500-600 g, sudah dapat dipanen. Masa panen juga tergantung dari metode dan perawatan yang dilakukan setelah bibit ditanam. (Fahrul, 2006) menyatakan bahwa kualitas rumput laut selain dipengaruhi oleh teknik budidaya juga dipengaruhi oleh umur panen, cara panen, dan keadaan cuaca pada saat panen. Rumput laut siap dipanen pada umur 1-1,5 bulan setelah ditanam. Rumput laut sebaiknya dipanen pada pagi hari, pada saat cuaca cerah. Untuk jenis Kappaphycus sp rumput laut dipanen dengan melepas bentangan tali yang digunakan untuk mengikat rumput laut. Rumput laut kemudian dicuci dengan air laut untuk membersihkan lumpur atau kotoran lain yang menempel. Setelah itu dilepaskan dari tali pengikatnya, dibersihkan dari benda-benda asing seperti tali rafia, koral, kekerangan, potongan kayu dan kotoran lainnya, kemudian baru dijemur. Sedangkan untuk jenis Sargassum sp sebagai penghasil alginat yang masih diambil dari alam, sebaiknya panen dilakukan setelah berumur 4 bulan dengan cara memotong thallusnya. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat pemotong berupa pisau dan diambil thallusnya sepanjang 30 cm dari ujung thallus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila panjang thallus kurang dari 40 cm, maka alginat yang dihasilkan memiliki komponen antara manuronat dan guluronat lebih besar dari satu, sifat tekstur gelnya lebih kenyal dan sangat baik untuk digunakan sebagai bahan kosmetik. Sebaliknya apabila panjang thallusnya lebih dari 40 cm. maka alginat yang dihasikan memiliki ratio antara manuronat dan guluronat kurang dari 1 (DKP, 2003). 4

Kegiatan panen rumput laut dapat saudara amati pada link yang tertera ini https://youtu.be/1oxmwrq79ja Kegiatan panen rumput laut Pengeringan Pengeringan rumput laut harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya proses fermentasi terutama pada jenis Kappaphycus karena akan menurunkan mutu karaginan yang dihasilkannya. Pengeringan rumput laut sebaiknya dilakukan ditempat terbuka jauh dari pemukiman penduduk dekat dengan pantai atau tempat budidaya sehingga cukup mendapat sinar matahari. Pengeringan sebaiknya menggunakan alas atau tidak langsung di atas tanah, pasir atau pematang. Pengeringan dapat dilakukan selama 2-3 hari atau kadar air mencapai standar kekeringan untuk rumput laut yang telah ditetapkan SNI yaitu untuk jenis Eucheuma 32 %, Gracilaria 25% dan untuk Sargassum dan Turbinaria sebesar 20%. Pengeringan rumput laut dapat dilakukan dengan cara digantung, diletakkan di atas para-para, atau di atas terpal. Segera setelah kering rumput laut dibersihkan dari kristal-kristal garam yang berwarna putih yang melekat pada permukaan rumput laut. Adanya kristal garam yang bersifat higroskopis dapat berakibat menurunnya kadar air rumput laut selama penyimpanan. Yang perlu diperhatikan adalah selama pengeringan rumput laut tidak 5

boleh kena air hujan karena dapat menyebabkan menurunnya mutu rumput laut yang dihasilkan. Saudara dapat mengamati model penjemuran digantung dengan mengunjungi situs https://youtu.be/dvkfqtybv4g dan model penjemuran di atas terpal pada gambar di bawah ini. Pengeringan rumput laut di atas terpal Pengemasan dan penyimpanan Rumput laut yang telah kering dikemas dengan menggunakan kemasan berupa karung plastik atau goni yang bersih dan bebas dari bahan yang berbahaya. Oleh karena rumput laut merupakan bahan yang bersifat mengembang, maka untuk pengemasannya diperlukan alat pengepres hidrolik sehingga diperoleh kemasan yang berbentuk persegi empat dengan isi kemasan yang padat dan volume kemasan yang cukup kecil. Berat kemasan sebaiknya tidak lebih dari 50 kg, sehingga mudah untuk diangkat. Setelah dikemas rumput laut kemudian diberi label yang memuat nama rumput laut serta berat masing-masing kemasan. Setelah dikemas rumput laut dapat langsung dikirim untuk dijual atau disimpan dalam gudang yang bersih dan tidak lembab. Lantai gudang tempat penyimpanan sebaiknya diberi pallet kayu. Penempatan rumput laut dalam gudang diatur sedemikian rupa sehingga tidak 6

menyentuh dinding gudang (DKP, 2003). Gambar di bawah ini memperlihatkan proses pengemasan rumput laut kering dalam karung nilon. Pengemasan rumput laut kering (www. Rumputlautindonesia.blogspot.com) Pemanfaatan Rumput Laut dalam Industri Pangan dan Non Pangan (Concon, 2012) menyebutkan bahwa sekitar 80% rumput laut Indonesia hanya diekspor sebagai bahan baku primer (raw material) dalam bentuk rumput laut kering dengan harga relatif rendah, dan hanya 20% saja yang diolah di dalam negeri. Hal ini menyebabkan nilai tambah yang dihasilkan oleh produk rumput laut cenderung minim. Padahal rumput laut merupakan komoditas yang mampu menghasilkan nilai tambah yang cukup tinggi apabila telah melalui proses pengolahan. Sebagai gambaran, harga rumput laut kering di pasar internasional hanya 2 dollar AS per kilogram, padahal rumput laut olahan dapat dihargai 20 dollar AS per kilogram. Kondisi ini dapat menjadikan tantangan bagi produsen dan pengolah rumput laut Indonesia untuk dapat memanfaatkan hasil panen dengan cara mengolahnya sendiri baik untuk industry pangan maupun non pangan. Pemanfaatan rumput laut dalam industri pangan Rumput laut merupakan bahan baku pangan yang sangat baik bagi pencernaan manusia karena kandungan seratnya yang tinggi. Mengkonsumsi bahan pangan berserat dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, kardiovaskuler, mencegah obesitas serta efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. (Matanjun, et al. 2009) melaporkan bahwa kandungan serat larut air K. Alvarezii jauh 7