LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB I PENDAHULUAN. pusat kota, terutama kawasan bantaran sungai di tengah kota. Status kepemilikan

POLA AKTIVITAS PADA RUANG PUBLIK TAMAN BUNGKUL SURABAYA

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ruang terbuka publik merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan kota.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Penataan Ruang Kawasan Pengrajin Keramik Berwawasan Lingkungan Perilaku di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang

KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POLA AKTIVITAS PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI ALUN-ALUN BATU

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Kehutanan merupakan salah satu sektor terpenting yang perlu. 33 UUD 1945: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

KAJIAN POLA RUANG AKTIVITAS DEMONSTRASI DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

BAB I PENDAHULUAN. 1981). Kondisi dualistik pada kawasan perkotaan di gambarkan dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Eksistensi Penelitian

KARAKTERISTIK TERITORIALITAS RUANG PADA PERMUKIMAN PADAT DI PERKOTAAN

BAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI BAWAH JEMBATAN LAYANG PASUPATI SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANANKAN RUANG PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-publik/

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5. BAB V PENUTUP 1. Persepsi pemanfaatan ruang yang muncul dapat berupa respon terhadap setting ruang yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

PENATAAN BUNDARAN KALIBANTENG SEBAGAI SIMPUL KOTA DENGAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015 i

KATA PENGANTAR Dunia arsitektur selama ini lebih banyak diketahui sebatas ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah bangunan dirancang dan diwujudkan, tetapi dengan makin kompleksnya keragaman aktivitas masyarakat, maka perlu kiranya diperhatikan/ dipelajari juga bagaimana prilaku dari pemakai setelah hasil desain arsitektur itu dibangun. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan puji syukur yang sebesar - besarnya kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena bisa menyelesaikan tulisan tentang prilaku masyarakat dalam sebuah tulisan berjudul Seting Prilaku Pengunjung di Taman Nostalgia Kupang. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini,terutama buat teman teman di Teknik Arsitektur dan seluruh staf Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Dengan diselesaikannya laporan ini, semoga bisa memberi pengetahuan baru bagi semua pembaca khususnya di lingkungan kampus Universitas Widya Mandira Kupang, serta bisa memberi inspirasi bagi teman-teman lain untuk lebih aktif menulis, khususnya terkait masalah perilaku manusia dalam arsitektur. Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya, sehingga sangat diharapkan saran dan masukan dari segenap pembaca demi peningkatan kualitas tulisan ini, serta peningkatan tulisan di masa mendatang. Kupang, Juni 2015 Penulis, I Kadek Mardika ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI INTI SARI i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 2 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taman Kota sebagai Ruang Terbuka 4 2.2. Perilaku Manusia dan Arsitektur 5 2.3. Seting Perilaku 6 2.4. Metode Penelitian Kajian Perilaku dan Arsitektur 7 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan 9 3.2. Gambaran Umum Taman Nostalgia Kupang 9 3.3. Seting Perilaku di Taman Nostalgia 12 3.4. Analisis Perilaku Pengunjung Taman Nostalgia 14 BAB IV PENUTUP 19 DAFTAR PUSTAKA 20 iii

INTI SARI Masalah perilaku (manusia) dalam arsitektur sudah menjadi satu bagian yang sangat penting yang tidak terpisahkan dalam proses desain arsitektur, karena perilaku masing masing individu sangat beragam dan hal ini tentunya sangat berpengaruh dalam bentuk desain. Terkait hal ini, ada hal menarik yang bisa dilihat di Kupang, yaitu masalah seting perilaku masyarakat yang berkunjung di Taman Nostalgia Kupang, mengingat keberadaan taman ini adalah sebuah tempat baru bagi masyarakat Kupang. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung di objek penelitian, dengan mencatat dan merekam berbagai aktivitas pengunjung yang ada, yang kemudian dianalisis untuk menghasilkan sebuah gambaran perilaku pengunjung secara menyeluruh. Dari pengamatan selama penelitian diketahui bahwa seting perilaku pengunjung bisa dikelompokkan dalam aktivitas santai, bermain dan olah raga, pertemuan, serta aktivitas berjualan/ dagang. Sementara faktor yang berpengaruh dalam aktivitas tersebut sangat memprtimbangkan faktor kenyamanan, keamanan, dan faktor ekonomis. Kata kunci : seting perilaku, Taman Nostalgia Kupang iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Kota Kupang selama ini lebih banyak ditandai dengan munculnya berbagai bangunan atau gedung baru, baik berupa bangunan perkantoran maupun bangunan komersial yang didominasi oleh pembangunan ruko, hotel, dan juga pusat perbelanjaan. Hal ini bisa dilihat dengan semakin rapatnya bangunan banguan seperti itu di sepanjang jalan jalan di dalam kota Kupang. Tetapi, di tengah semua itu ada sesuatu yang baru yang berbeda, yaitu dengan dibangunnya satu taman kota yang menjadi tempat rekreasi baru bagi masyarakat Kota Kupang. Taman ini dikenal dengan nama Taman Nostalgia, yang dibangun di tengah kota. Pembangunan taman kota ini benar benar sesuatu yang baru bagi masyarakat Kupang, dimana sebelumnya di areal taman ini hanya berupa tanah kosong berbatu kapur yang belum ditata, penuh dengan semak liar dan hanya ditumbuhi beberapa pohon besar sebagai peneduh di pinggirnya. Pembangunan Taman Nostalgia ini bisa dikatakan sebuah terobosan penting dalam penyediaan fasilitas umum sebuah kota modern, seperti diungkapkan Mulyandari (2010) bahwa taman kota merupakan salah satu perwujudan dari perkembangan kota modern. Keberadaan taman kota ini benar benar bisa dirasakan oleh masyarakat dan sudah menjadi salah satu tempat pilihan untuk rekreasi keluarga bagi masyarakat Kota Kupang. Hal ini bisa dilihat dari selalu ramainya pengunjung yang datang setiap hari untuk menghabiskan waktu di Taman Nostalgia ini, apalagi pada saat hari libur, teruatma pada pagi dan sore hari. Dengan dibukanya Taman Nostalgia ini sebagai sebuah ruang publik yang bisa dengan bebas diakses masyarakat, maka ada berbagai aktivitas pengunjung yang berlangsung di dalamnya, baik aktivitas yang sesuai asumsi perencanaan maupun aktivitas baru yang timbul secara spontan sebagai ekspresi pengunjung dalam memanfaatkan ruang ruang yang tersedia di dalam taman. Bentuk aktivitas dan pemanfaatan ruang oleh pengunjung ini sangat menarik untuk 1

diamati mengingat setiap orang (individu) mempunyai pemahaman yang berbeda dalam hal pemanfaatan ruang. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Haryadi dan Setiawan (2010), bahwa perilaku individu dalam memanfaatkan ruang berbeda beda dan sangat dipengaruhi latar belakang pandangan hidup, norma, kultur, dan psikologi masyarakat bersangkutan. Dari urain di atas bisa dilihat akan adanya keterkaitan antara perilaku pengunjung dengan ketersediaan sebuah seting baru yang berupa taman kota. Dari kondisi inilah bisa diangkat satu topik menarik untuk diteliti yaitu bagaimana kaitan antara perilaku masyarakat dalam pemanfaatan sebuah seting baru (taman) yang ada di Taman Nostalgia Kupang. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka ada beberapa permasalahan yang bisa diidentifikasi terkait dengan perilaku pengunjung di Taman Nostalgia yaitu meliputi segi pelaku (pengunjung) dengan keragaman latar belakangnya, jenis aktivitasnya, bentuk aktivitasnya, waktu berlangsungnya aktivitas tersebut, serta frekuensi aktivitasnya. Dengan melihat permasalahan di atas, maka bisa diangkat rumusan masalah yang bisa dijadikan sebagai langkah awal penelitian yaitu : bagaimana seting perilaku pengunjung yang ada di Taman Nostalgia Kupang, serta hal apa yang berpengaruh dalam seting perilaku tersebut. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan yang sudah diuraikan tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah bisa mengetahui seting perilaku pengunjung dalam memanfaatkan ruang di Taman Nostalgia Kupang, dan menggali hal-hal apa yang mempengaruhi seting perilaku pengunjung tersebut. Jika dilihat dari manfaat penelitian, secara umum diharapkan hasil dari penelitian ini bisa menambah wawasan terkait pentingnya aspek perilaku dalam arsitektur. Dari tulisan ini diharapkan juga bisa memberi inspirasi buat pembaca / peneliti lain dalam hal pemilihan topik penelitian (aspek perilaku dalam 2

arsitektur), maupun dalam pemilihan metode penelitian. Selain itu, dari kajian perilaku ini juga diharapkan bisa menjadi bahan acuan, pertimbangan bagi perancang dalam mendesain, khususnya dalam rancangan taman, ruang terbuka, atau fasilitas publik lainnya. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang berkaitan dengan judul yaitu tentang perilaku manusia dalam arsitektur serta tentang taman sebagai satu bentuk ruang terbuka hijau. Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam bab ini nantinya digunakan sebagai acuan dalam pembahasan yang akan dilakukan dalam bab berikutnya. 2.1. Taman Kota sebagai Ruang Terbuka (Open Space) Keberadaan ruang terbuka dalam lingkungan kota merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan, mengingat ruang terbuka ini merupakan bagian dari fisik kota yang dikatagorikan sebagai soft element dari lingkungan kota. Ruang terbuka ini bisa dikatakan sebagai penyeimbang dari padatnya bangunan dan gedung gedung yang mendominasi lingkungan kota. Pemahaman ruang terbuka dalam dunia arsitektur sudah mendapat perhatian sejak lama, seperti yang diungkapkan oleh Plato dalam Mulyandari (2010), bahwa ruang terbuka merupakan wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik dan tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis, emosional, maupun dimensional. Menurut Mirsa (2011), pengertian ruang terbuka dalam sebuah kota adalah sebagai sebuah sistem tanah umum, dimana ruang-ruang ini untuk bangunan umum yang tersusun dalam suatu jaringan kota. Sementara dari segi perencanaan disebutkan ruang terbuka meliputi berupa taman, sungai, jalan umum, plaza, greenbelt, jalan, pedestrian dan sebagainya. Pemahaman ruang terbuka menurut Mulyandari (2010) diartikan sebagai tanah yang tidak dikembangkan atau suatu area lingkungan yang diperuntukkan sebagai taman, jalan, dan tujuan alami. Ruang terbuka ini secara umum bisa difungsikan pertama sebagai ruang terbuka aktif (active open space) yaitu ruang terbuka yang di dalamnya ada kegiatan manusia seperti sebagai tempat olah raga, ruang bermain, santai, komunikasi sosial, dan sebagainya. Dan kedua difungsikan 4

sebagai ruang terbuka pasif (passive open space) yaitu ruang terbuka yang tidak ada kegiatan manusia di dalamnya seperti sebagai penghubung satu tempat dengan tempat lain, bantaran sungai, jalur hijau dan sebagainya. Fungsi ruang terbuka di sini lebih berfungsi untuk keindahan visual, penyerapan polusi udara, pengendali banjir, atau fungsi ekologis. Jika dilihat dari unsur pembentuknya, ruang terbuka menurut Mulyandari (2010) terdiri dari dua elemen yaitu pertama elemen keras (hard element) yang bisa berupa bangunan dan perkerasan, yang bisa memberi kesan kuat, kokoh, kaku, dan formal. Kedua disebut elemen lembut (soft element) yang merupakan unsur pemberi kesan lembut, fleksibel, santai, dan dinamis. Unsur ini biasanya berupa tanaman. Dari uraian beberapa pendapat mengenai ruang terbuka dan kaitannya dengan arsitektur kota, bisa dikatakan bahwa taman kota merupakan satu perwujudan dari konsep ruang terbuka. Taman kota sebagai satu elemen ruang kota terutama berfungsi sebagai tempat rekreasi, santai, olah raga, dan berbagai kegiatan lain untuk saling berinteraksi. 2.2. Perilaku Manusia dan Arsitektur Dilihat dari pengertiannya, kata perilaku menunjuk kepada manusia dengan segala aksinya, berkaitan dengan segala aktivitas manusia secara fisik; berupa interaksi manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya (Laurens, 2004). Arti perilaku ini mencakup perilaku yang kasat mata seperti makan, menangis, memasak, melihat, bekerja, dan perilaku yang tidak kasat mata fantasi, motivasi, dan proses yang terjadi pada waktu seseorang diam atau secara fisik tidak melakukan gerakan. Secara umum berbicara tentang arsitektur pada hakekatnya berbicara tentang manusi dan lingkungannya, terutama terkait lingkungan buatan yang sengaja dibuat oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dari sini bisa dilihat bahwa faktor manusia dengan segala perilakunya sudah tidak bisa dipisahkan dari dunia arsitektur, dimana perilaku sangat erat kaitannya dengan ruang sebagai produk arsitektur. Ruang (seting) dan perilaku merupakan dua hal yang mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, dimana 5

perilaku sangat tergantung ruang yang menjadi wadahnya, di lain waktu ruang dibentuk mengikuti perilaku yang akan diwadahinya. Oleh karena itu, Laurens (2004) mengatakan bahawa untuk mendapatkan rancangan yang baik, arsitek perlu mengerti apa yang menjadi kebutuhan manusia dan mengerti masalah perilaku manusia dalam arti yang lebih luas. Menurut Rapoport dalam Haryadi dan Setiawan (2010), dikatakan bahwa kajian tentang arsitektur lingkungan dan perilaku tidak bisa dipisahkan dengan beberapa pertanyaan mendasar yaitu bagaimana manusia membentuk lingkungannya, bagaimana karakteristik individu dan masyarakat berperan dalam membentuk lingkungan terbangun, bagaimana lingkungan memberikan efek kepada manusia, seberapa jauh perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya, dan bagaimana mekaisme terjadinya interaksi timbal balik antara manusia dan lingkungannya. 2.3. Seting Perilaku Pemahaman tentang seting perilaku (behavior setting) merupakan satu hasil dari perkembangan penelitian tentang perilaku manusia dan lingkungan, dimana Haryadi dan Setiawan memberikan pengertian seting perilaku ini sebagai suatu interaksi antara kegiatan dengan sebuah seting yang spesifik. Ditambahkan juga bahwa dalam seting perilaku ini mengandung adanya sekelompok yang melakukan kegiatan/ aktivitas, atau perilaku dari sekelompok orang, tempat dimana aktivitas itu dilakukan, serta waktu spesifik saat aktivitas tersebut dilaksanakan. Dari pengertian ini disebutkan bahwa istilah behavior setting ini mengandung dua istilah, yaitu system of setting (sistem tempat) dan system of acitivity (sistem aktivitas), dimana keterkaitan antara keduanya membentuk behavior setting. Sistem aktivitas ini diartikan sebagai serangkaian unsur fisik atau spasial yang mempunyai hubungan tertentu, sehingga dapat dipakai untuk aktivitas tertentu. Batasan mengenai sebuah seting perilaku ini bisa mencakup dari sebuah seting yang sangat sempit seperti seting sebuah kamar, sampai mencakup luasan yang mencakup sebuah kota. 6

Dengan melihat pemahaman tentang seting perilaku seperti itu, maka setiap individu atau sekelompok individu bisa membentuk suatu seting perilaku tertentu sesuai dengan persepsi dan kesepakatan mereka terhadap suatu seting tempat. Dan, bentu seting perilaku dari masing- masing individu atau kelompok individu ini akan berbeda-beda sesuai latar belakang mereka, norma, dan keputusan yang disepakati. 2.4. Metode Penelitian Kajian Perilaku dan Arsitektur Perkembangan penelitian perilaku dalam kaitan dengan ilmu arsitektur merupakan bidang penelitian yang relatif baru di Indonesia dibandingkan dengan peneliatian bidang ilmu lain. Pada saat di negara Barat studi perilaku ini sudah muncul sekitar akhir tahun 1960 sampai awal tahun 1970an, maka di Indonesia baru mulai dikenal sekitar tahun 1980an. Bidang ilmu perilaku dan arsitektur di Indonesia salah satunya diperkenalkan oleh Profesor Amos Rapoport yang dikenal sebagai tokoh arsitektur lingkungan dan perilaku dari Amerika. Jika dilihat dari segi metode penelitian, secara umum metode yang bisa dipakai dalam penelitian perilaku dan arsitektur tidak berbeda jauh dengan metode yang biasa dipakai dalam penelitian bidang ilmu lain. Terkait dengan penelitian ini, Haryadi dan Setiawan (2010) mengungkapkan ada beberapa metode yang bisa dipilih yaitu eksperimental, observasi, dokumen pribadi, kuisioner (angket), pemetaan perilaku, test psikologi, analisis, dan studi kasus. Pemilihan metode yang akan dipakai dalam sebuah penelitian lebih ditekankan kepada rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut. Sementara dari faktor eksternal, pemilihan metode penelitian harus juga mempertimbangkan faktor ketersediaan biaya dan jangka waktu penelitian. Salah satu metode yang cukup popular dan banyak dipakai dalam penelitian perilaku adalah metode pemetaan perilaku (behavioral mapping). Pemetaan perilaku ini bisa dialakukan dengan mengadakan pengamatan langsung perilaku individu atau sekelompok masyarakat dalam sebuah seting (lingkungan). Pemetaan perilaku ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu place-centered mapping dan person-centered mapping. 7

Dalam Haryadi dan Setiawan (2010), disebutkan bahwa teknik placecentered mapping adalah pemetaan perilaku berdasarkan tempat, dimana pengamatan dilakukan di sebuah seting tertentu, dan dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap semua aktivitas dan perilaku manusia yang berlangsung di seting tersebut. Sementara person-centered mapping adalah pemetaan perilaku yang menekankan kepada pergerakan manusia pada suatu periode waktu tertentu, sehingga dalam teknik ini tidak hanya terpusat di satu tempat, tetapi bisa beberapa tempat.masing-masing teknik ini mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri, sehingga pemilihan teknik pemetaan perilaku sangat tergantung dari tujuan penelitian yang ingin dicapai. 8

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Metode Pembahasan Dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi) langsung di objek penelitian Taman Nostalgia Kupang, yang dilakukan dalam beberapa hari dalam selang waktu pada pagi hari, sore hari, dan malam hari. Pemilihan waktu pengamatan ini disesuaikan dengan waktu pada saat jumlah pengunjung sedang ramai, sehingga bisa dilihat keragaman aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung. Sementara dalam pengamatan perilaku pengunjung ini digunakan sebuah metode pemetaan (mapping) yang disebut dengan place- centered mapping, yang disebut juga pemetaan yang berdasarkan tempat. Menurut Haryadi dan Setiawan (2010), teknik pemetaan ini biasa digunakan untuk mengetahui bagaimana manusia atau sekelompok manusia memanfaatkan, menggunakan, atau mengakomodasikan perilakunya dalam situasi waktu dan tempat tertentu. Metode ini bisa diterapkan dalam tempat yang spesifik, baik dalam lingkup besar maupun kecil. Dengan metode ini ada beberapa tujuan terkait perilaku pengunjung Taman Nostalgia yang bisa dicapai yaitu menggambarkan perilaku dalam peta, mengidentifikasikan jenis perilaku, frekuensi perilaku, serta menunjukkan kaitan perilaku dan dengan wujud perancangan. Jadi hal pertama yang dilakukan dalam metode ini adalah mengamati, mencatat, merekam berbagai perilaku pengunjung yang berlangsung di areal taman pada waktu tertentu, kemudian dikaitkan dengan ruang/ tempat dimana aktivitas itu dilakukan. 3.2. Gambaran Umum Taman Nostalgia Kupang Taman Nostalgia Kupang adalah sebuah taman kota yang dibangun oleh Pemerintah Kota Kupang pada tahun 2011. Taman ini berada di tengah kota di 9

Kupang Jalan belakang / lingkungan Jalan depan / utama

Tempat parkir Lintasan joging Monumen GPN Area pintu masuk Area olah raga Plaza utama

Tabel 1. Aktivitas di areal Taman Nostalgia No Area Aktivitas Frekuensi Keterangan 1 Area Monumen Gong Perdamaian Nusantara 2 Area Plaza Duduk santai Bermain Sedang Sedang Sepak bola anak Rendah Pertemuan/ diskusi Rendah Dagang keliling Sedang Pertunjukan Rendah Berfoto Tinggi Duduk santai Tinggi Pertemuan/ diskusi Rendah Bermain anak Tinggi Latihan kreativitas Rendah Dagang keliling Sedang Berfoto Rendah Bermain skate board Rendah Pertunjukan dengan panggung berlangsung sewaktuwaktu Beberapa aktivitas pertemuan juga berlangsung malam hari 3 Area olah raga dan bermain 4 Area gerbang taman Catatan Bermain Jalan santai Main bola Basket Duduk santai Dagang keliling Makan Duduk santai Berfoto Jalan santai Makan Bermain anak Tinggi Sedang Tinggi Rendah Aktivitas Tinggi Sedang jalan biasa santai Tinggi berlangsung keliling area Tinggi taman Tinggi Tinggi Rendah Sedang Dagang keliling Pengamatan dilakukan dalam waktu sekitar satu bulan Waktu pengamatan dilakukan pada sore hari sampai menjelang malam sesuai jumlah puncak pengunjung 15

Frekuensi aktivitas tinggi : aktivitas berlangsung setiap hari dan jumlah banyak Frekuensi aktivitas sedang : aktivitas berlangsung hampir setiap hari dan jumlah sedikit Frekuensi aktivitas rendah : aktivitas jarang berlangsung Setelah melihat gambaran aktivitas pengunjung yang ada di Taman Nostalgia seperti tabel dalam tabel di atas, maka langkah selanjutnya yang bisa dilihat adalah faktor pengaruh yang ada di balik aktivitas tersebut, seperti tabel berikut : Tabel 2. Faktor pengaruh aktivitas pengunjung No Area Aktivitas Faktor Pengaruh 1 Area Monumen Gong Perdamaian Nusantara Duduk santai Bermain Sepak bola anak Pertemuan/ diskusi Dagang keliling Pertunjukan Berfoto Sinar terik, teduh Area rata. Area lapang, datar, rata Lapang, estetika Jumlah pengunjung, terik Lapang, estetika Estetika, idenditas tempat 2 Area Plaza Duduk santai Pertemuan/ diskusi Bermain anak Latihan kreativitas Dagang keliling Berfoto Bermain skate board Lapang, aman, penerangan Bersih, lapang, penerangan Rata, lapang Lapang, bersih, rata Jumlah pengunjung Bersih, estetika Lantai rata (keramik) 3 Area olah raga dan bermain Bermain Jalan santai Main bola Lantai rata Kesesakan Lantai rata 16

Basket Duduk santai Dagang keliling Makan Lantai rata Keramaian Keramaian pengunjung Dekat pusat kuliner 4 Area gerbang taman Duduk santai Teduh, pusat kuliner Berfoto Identitas taman Jalan santai Kesesakan Makan Pusat kuliner, teduh Bermain anak Teduh Dagang keliling Keramaian pengunjung Dari uraian di dalam tabel di atas bisa dilihat beberapa faktor yang berpengaruh dalam aktivitas pengunjung di area Taman Nostalgia, serta berpengaruh terhadap tingkat frekunsi aktivitas tersebut. Berikut ini pengelompokan aktivitas yang ada serta faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas tersebut. Tabel 3. Pengelompokan aktivitas pengunjung dan faktor pengaruhnya No Area Aktivitas Faktor Pengaruh 1 Area Santai - duduk Kenyamanan Monumen Gong Perdamaian Nusantara Bermain - olah raga Dagang Pertemuan Keamanan Jumlah pengunjung Kenyamanan 2 Area Plaza Santai- duduk Kenyamanan, kemanan Pertemuan Kenyamanan Latihan kreativitas Keamanan, kenyamanan Dagang Jumlah pengunjung Bermain Keamanan 17

3 Area olah raga dan bermain Bermain olah raga Kenyamanan Santai - makan Pusat kuliner Dagang Keramaian pengunjung 4 Area gerbang taman Santai - berfoto Identitas taman Santai makan Pusat kuliner Bermain Kenyamanan Dagang Keramaian pengunjung Kesimpulan Santai Kenyamanan Bermain-Olah raga Keamanan Pertemuan rekreatif Kemudahan,Identitas taman Dagang Ekonomi Dari kesimpulan yang didapat dalam uraian di atas bisa dilihat bahwa aktivitas yang berlangsung di Taman Nostalgia Kupang bisa dikelompokkan dalam kelompok yaitu kelompok aktivitas santai, bermain dan olah raga, pertemuan- kreatif, dan berdagang. Sementara faktor yang sangat berpengaruh dalam seting perilaku pengunjung di Taman Nostalgia ini adalah faktor kenyamanan, keamanan, kemudahan, dan faktor identitas taman. Selain itu ada faktor ekonomi juga yang ikut mempengaruhi, dimana ada pengunjung melakukan aktivitas berjualan, serta di lain sisi ada aktivitas santai seperti duduk sambil makan sangat mempertimbangkan kemudahan berbelanja kuliner yang ada di sekitra taman maupun yang dalam area taman. 18

BAB IV PENUTUP Dari uraian analisis dalam bab pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan eksistensi Taman Nostalgia sebagai bentuk ruang terbuka di Kota Kupang, serta berbagai aktivitas pengunjung yang ada di Taman Nostalgia Kupang, antara lain : - Keberadaan Taman Nostalgia di tengah- tengah Kota Kupang merupakan satu bentuk fasilitas kota yang sangat penting dalam pertumbuhan kota modern, baik dari segi keindahan kota, keseimbangan ekologi kota, dan dari sudut sosial masyarakat. - Taman Nostalgia Kupang sebagai sebuah ruang terbuka sudah menjadi salah satu tempat rekreasi pilihan masyarakat Kupang dalam menghabiskan waktu luang bersama keluarga, yang selalu ramai dikunjungi masyarakat setiap hari dan terutama pada hari libur. - Terkait dengan aktivitas pengunjung yang ada di area Taman Nostalgia, bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain aktivitas santai, bermain dan olah raga, pertemuan, kegiatan kreatif, dan berjualan. Sementara faktor yang sangat berpengaruh dalam seting perilaku pengunjung ini adalah faktor kenyamanan, keamanan, dan faktor ekonomi. 19

DAFTAR PUSTAKA Haryadi dan Setiawan, B., 2010, Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Yogyakarta, Penerbit : Gadjah Mada Press Laurens, Joyce Marcella, 2005, Arsitektur dan Perilaku Manusia, Jakarta : Penerbit : PT. Grasindo. Mirsa, Rinaldi, 2011, Elemen Tata Ruang Kota, Yogyakarta, Penerbit : Graha Ilmu. Mulyandari, Hestin, 2010, Pengantar Arsitektur Kota, Yogyakarta : Penerbit Andi. Sommer,R.dan Sommer,B., 1980, A Practical Guide to Behavioral Research, New York : Oxford. 20