Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

Oleh: Mukadi SD Negeri Semarum Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENDAHULUAN. Roslince Hutagaol Guru SMP Negeri 5 Tebing Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS EKONOMI UNNES

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN THINK PAIR AND SHARE ( TPS )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC SMP Negeri 2 Sokaraja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Transkripsi:

Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 329 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015 SDN KAYEN KABUPATEN TRENGGALEK Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek Abstrak. Penelitian tindakan Kelas VI ini dilakukan dengan tujuan untukvmendapatkan gambaran obyektif tentang peningkatan prestasi belajar matematika materi Pecahan melalui metode think pair share pada siswa kelas VI SDN Kayen Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2014/2015. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI SDN Kayen dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 6 siswa. Instrumen yang digunakan adalah fomat pengamatan dan format penilaian. Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode thik pare share dapat meningkatkan prestasi belajarsiswa kelas VI SDN Kayen pada pembelajaran matematika materi pecahan yaitu dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada pra siklus nilai rata-rata siswa 65,00 dengan prosnetase ketuntasan 50,00 meningkat pada siklus I menjadi 78,83 dengan ketuntasan 66,67% dan eningkat pada siklus II menjadi 90,00 dengan ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian maka penelitian ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Think Pare Share, Matematika, Pecahan Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia melalui proses transformasi pendidikan yaitu membudayakan dan memberadabkan manusia (Dimyati, 2006). Melalui proses pendidikan manusia berupaya mengembangkan kepribadian dan kemampuannya (Wijaya,1992). Inovasi model dan evaluasi pembelajaran sangat penting dalam hal mentransformasikan ilmu, namun hal tersebut tidak dapat terpenuhi karena banyaknya siswa yang ditampung melebihi kapasitas yang ditentukan sehingga umumnya guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Proses pendidikan nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Lebih lanjut dijelaskan secara operasional bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai merupakan penguasaan, pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh siswa lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka-angka yang diberikan oleh guru. (Balai Pustaka, 1995: 343). Menurut Abdullah (1985: 12) prestasi belajar merupakan indikator kualitas dari pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. Di sisi lain prestasi belajar siswa merupakan, hasil suatu sistem pendidikan sehingga tingkat keberhasilannya ditentukan oleh elemen-elemen dalam sistem itu sendiri, seperti motivasi siswa sebagai raw input dan peranan guru sebagai instrument input. Bertolak dari pengertian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar mernpunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan bahkan kualitas pendidikan ditentukan/dicerminkan antara lain oleh siswa pada mata pelajaran yang telah dipela-

330 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 jari di sekolah. Oleh karena itu prestasi belajar penekanannya pada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau aktivitas. prestasi belajar adalah merupakan hasil pendidikan yang diperoleh siswa setelah melewati proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu (misalnya MA selam 3 tahun). Kenyataan di lapangan, tidak jarang ditemukan peserta didik yang memandang bahwa matematika sebagai bidang studi yang sulit. Namun semua orang harus mempelajarinya karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya persoalan adanya berbagai kesulitan tentang matematika yang dialami bukan terletak pada nama matematika atau berhitung, tetapi terletak pada materi yang harus diajarkan dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih suatu metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi matematika. Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Praktik secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat pada buku tulis. Pembelajaran ini salah satunya dapat dilaksanakan dengan cara mengusahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertaanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban-jawaban dan menanggapinya dengan lisan. Sehingga dalam pembelajaran ada komunikasi timbal balik antara guru dan siswa. Banyak dijumpai pembelajaran kooperatif di kelas tidak berjalan secara efektif disebabkan oleh banyak hal. Diskusi didominasi oleh salah seorang siswa yang telah mempunyai gambaran tentang apa yang akan dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif membutuhkan persiapan matang. Pertama, siswa harus sudah memiliki gambaran atau pengetahuan awal tentang topik atau materi yang akan dipelajari. Kedua, siswa sudah harus mempunyai ketrampilan bertanya. Keterampilan ini penting sebab pembelajaran kooperatif tidak akan efektif jika siswa tidak mempunyai kompetensi bertanya jawab yang bertujuan untuk membangun pengetahuan. Salah satu metode pendukung pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah metode think pair share. Berdasarkan hasil observasi di Kelas VI, bahwa pembelajaran matematika kurang disenangi oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, materi matematika yang sulit, penggunaan metode yang tidak memperhatikan keaktifan siswa dan kondisi siswa yang merasa jenuh karena proses pembelajarannya masih monoton yang hanya dengan ceramah. Hal ini berakibat pada hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok kubus dan balok yang belum mencapai ketuntasan minimal yang di tetapkan sekolah yaitu 70. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Salah satu inovasi pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran think pair share. Strategi think pair share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends dalam Tjokrodihardjo, (2003), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu

Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 331 cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan think-pair-share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Langkah-langkah model pembelajaran Think Pair and Share adalah sebagai berikut: (1) Langkah 1: Berpikir (thinking); (2) Langkah 2: Berpasangan (pairing); (3) Langkah 3: Berbagi (sharing) Kelebihan TPS (Think-Pair-Share) adalah sebagai berikut: (a) Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain; (b) Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana; (c) Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok; (d) Interaksi lebih mudah; (e) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya; (f) Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas; (g) Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas; (h) Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil; (i) Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan; (j) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaanpertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan; (k) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah; (l) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang; (m) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. Kelemahan TPS (Think-Pair-Share) adalah sebagai berikut: (1) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas; (2) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas; (3) Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang; (4) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. METODE PENELITIAN Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk

332 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Perencanaan (Planning); (b) Pelaksanaan (Action); (c) Observasi (Observation); (d) Refleksi (Reflection) Pada tahap ini kegiatan penelitian memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan tindakan pelaksanaan tindakan yaitu: (1) Kegiatan Pra Tindakan, tindakan dilakukan oleh peneliti selaku guru Kelas VI untuk mendata permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada pembelajaran matematika. Studi dokumentasi dilakukan terhadap hasil nilai siswa pada mata pelajaran matematika dari hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran sebelumnya, serta rencana pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru Kelas VI; (2) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan, meliputi: (a) Perencanaan Tindakan; (b) Pelaksanaan Tindakan; (3) Pengamatan; (4) Refleksi Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VISDN Kayen Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 6 siswa. Siswa Kelas VI di SDN Kayen mengalami kesulitan dalam pembelajaran Matematika. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pembelajaran (RP); (3) Lembar Kegiatan Siswa; (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes tulis. Metode Pengumpulan Data, yaitu dengan menggunakan (1) Tes, skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunkan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70; (2) Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai tes tulis Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan: X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas

Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 333 disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut. p Siswa. yang. tuntasbelajar. x100% Siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Pada tahap pra siklus peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Metode ini dipilih karena siswa kelas VI SDN Kayen masih kesulitan dalam pembelajaran matematika. Dari hasil penilaian matematika tentang menyederhanakan dan membandingkan pecahan sangat rendah yaitu 66,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 50,00%. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada pembelajaran berikutnya. Siklus I Perencanaan (Planning) Beberapa perencanaan yang dirancang oleh peneliti dalam melaksanakan pemberian tindakan perbaikan kelas adalah sebagai berikut: (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada think pair share; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut diaplikasikan; (c) Membuat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi. Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dengan matematikan menggunakan think pair sharesebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai; (b) Guru mengajukan beberapapermasalahan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri (think); (c) Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan (pair); (d) Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan tentang penjumlahan dan pegurangan pecahan melalui kegiatan diskusi kelas (share); (e) Guru bersama siswa membuat kesimpulan. (c) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru melakukan refleksi; (b) Guru menutup dengan doa. Pengamatan (Observation) Selama pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Pada saat siswa melakukan kegiatan think, maish ada siswa yang ramai sendiri sehingga harus diingatkan oleh guru. pada sat phair ada salah satu siswa yang hanya menulis jawaban dari pasangannya. Refleksi Dari hasil observasi dapat direfelsikan bahwa dengan menerapkan metode think pare share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa namun belum optimal. Prestasi belajar siswa pada siklus I hanya 78,33 dengan persentase ketuntasan 66,67%. Untuk mebdapatkan gambaran yang jelas peneliti akan menampilkan tabel prestasi belajar siswa siklus I seperti pada Tabel 1.

334 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 Tabel 1 Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I No Nilai Frekuensi NXF Persentase Ket 1 100 1 100 16,67 T 2 90 1 90 16,67 T 3 80 2 160 33,33 T 4 70 0 0 0,00 T 5 60 2 120 33,33 TT Jumlah 6 470 Rata-rata 78,33 Siklus Kedua Perencanaan (Planning) Perencanaan tindkan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu: (1) Menyusun RPP dengan menggunakan metode think pair share; (2) Menyusun format pengamatan; (3) Menyusun format penilaian; (4) Mempersiapkan reward; (5) Memperbaiki teknik pemberian motivasi kepada siswa. Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai; (b) Guru mengajukan beberapapermasalahan tentang perkalian dan pembagian pecahan, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri (think); (c) Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru tentang perkalian dan pembagian pecahan. (pair). Pada saat ini guru bertindfak sebagai fasilitator dan motivator. Guru membermikan reward berupa pujian terhadap aktivitas siswa; (d) Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan tentang perkalian dan pembagian pecahan melalui kegiatan diskusi kelas. (share); (e) Guru bersama siswa membuat kesimpulan; (f) Guru memberikan reward. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Guru melakukan refleksi; (b) Guru menutup dengan doa Pengamatan (Observation) Pengamatan aktivitas siswa pada siklus II oleh peneliti menujukkan siswa pada saat tahap think semua siswa dapat berpikir secara mandiri. Pada tahap pair, semua siswa dapat bekerjasama dengan pasangannya. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan observer maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan bahwa kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan sangat baik. Prestasi belajar siswa sudah meningkat sesuai dengan yang direncanakan. Tindakan perbaikan berupa pemberian reward berua pujian dan pin berhasil memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar siswa pada siklus II adalah 90,00 dengan persentase ketuntasan 100%. Berikut peneliti tampilkan tabel prestasi belajar siswa pada siklus II seperti pada Tabel 2. Dari Gambar 1 tampak bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas VI SDN Kayen pada pra siklus nilai rata-rata siswa 65,00 dengan prosnetase ketuntasan 50,00 meningkat pada siklus I menjadi 78,83 dengan ketuntasan 66,67% dan eningkat pada siklus II menjadi 90,00 dengan ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian maka penelitian ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari Gambar 1 tampak bahwa nilai ratarata pada siswa Kelas VI SDN Kayen pada pra siklus nilai rata-rata siswa 65,00 dengan persentase ketuntasan 50,00 meningkat pada siklus I menjadi 78,83 dengan ketuntasan 66,67% dan eningkat pada siklus II menjadi 90,00 dengan ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian maka penelitian ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 335 Tabel 2 Prestasi belajar Siswa pada Siklus II No Nilai Frekuensi NXF Persentase Ket 1 100 2 200 33,33 T 2 90 2 180 33,33 T 3 80 2 160 33,33 T 4 70 0 0 0,00 T Jumlah 6 540 100 Rata-rata 90,00 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode thik pare share dapat meningkatkan prestasi belajarsiswa kelas VI SDN Kayen pada pembelajaran matematika materi pecahan yaitu dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada pra siklus nilai rata-rata siswa 65,00 dengan persentase ketuntasan 50,00 meningkat pada siklus I menjadi 78,83 dengan ketuntasan 66,67% dan eningkat pada siklus II menjadi 90,00 dengan ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian maka penelitian ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Saran Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Think pair share bukan satu-satunya strategi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran. Artinya guru perlu mengembangkan strategi belajar dengan teknik lain agar proses belajar siswa lebih variatif. Dengan peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal. Hendaknya pihak sekolah lebih banyak menyediakan media pembelajaran untuk pelajaran Matematika yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran. 100.00 90.00 80.00 70.00 65.00 78.33 90.00 100.00 60.00 50.00 40.00 50.00 66.67 rata-rata ketuntasan 30.00 20.00 10.00 0.00 sebelum siklus siklus I siklus II Gambar 1 Nilai Rata-Rata Pada Siswa Kelas VI SDN Kayen

336 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 3, DESEMBER 2017 DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Hamid. 1985. Manusia Bugis Makasar: Suatu Tinjauan Historis Terhadap Pola Tingkah Laku dan Pandangan Hidup Manusia Bugis Makassar. Jakarta: Inti Idayu Press Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Cece Wijaya & Tabrani Rusyan. 1992. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta Tjokrodihardjo. 2003. Metode Pembelajaran. http//h:/metode-metode-pembelajaran. htm (diakses 12 September 2010).