1. MACRO REVIEW Global Headline: Penutupan Pemerintahan AS Poundsterling terus menguat Pertumbuhan ekonomi China tahun 2017 sebesar 6,8% Kongres Amerika Serikat akhirnya menyepakati undang-undang pembiayaan jangka pendek selama tiga pekan hingga tanggal 8 Februari 2018 untuk membiayai kegiatan operasional pemerintahan Presiden Donald Trump dan mengakhiri penutupan pemerintahan AS yang sempat berlangsung tiga hari sejak 20 Januari 2018. Ini adalah penutupan pemerintahan AS yang pertama kalinya setelah terjadi terakhir kali di tahun 2013. Meski demikian masih terdapat risiko yang cukup signifikan dapat terjadinya kembali penutupan pemerintahan AS setelah tanggal 8 Februari 2018. Nilai tukar poundsterling Inggris menguat terhadap dolar Amerika secara bertahap sejak awal tahun 2017. Saat ini GBP/USD berada di sekitar 1.39, paling tinggi sejak Juni 2016, dan mendekati posisi sebelum Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. Pounds tetap menguat walaupun tingkat inflasi Inggris sangat tinggi di kisaran 3.0% yoy, lebih tinggi daripada inflasi Amerika yang sekitar 2%. Di lain pihak defisit perdagangan Inggris memang membaik di tahun 2017 menjadi GBP28 milyar dibandingkan tahun 2016 yang sebesar GBP41 milyar. Pada 4Q17 PDB Inggris tumbuh sebesar 0,5% dan pasar tenaga kerja menguat. Selain itu, kemajuan lebih lanjut dibuat dalam negosiasi Brexit. Ada tandatanda konsensus antara London dan Brussels untuk masa transisi, yang akan dimulai pada bulan Maret 2019, dan akan memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hubungan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa. Namun penguatan poundsterling ini dapat membebani FTSE 100 mengingat 70% pendapatan perusahaan yang tercatat di FTSE 100 dihasilkan dari luar negeri. Pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun 2017 dilaporkan sebesar 6,8% yoy, sedikit lebih tinggi dari tahun 2016 yang sebesar 6,7%. Untuk pertama kalinya sejak tahun 2010 Cina mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ekonomi Cina terdiri dari tiga industri utama yaitu industry primer/pertanian (±10% dari PDB), sekunder/manufaktur (±40% dari PDB) dan tersier/jasa (±50% dari PDB). Pada tahun 2017 industri yang mengalami pertumbuhan yang meningkat adalah industri primer dan tersier. Industri sekunder yang banyak membutuhkan bahan baku komoditas tumbuh relatif stabil. 1
Domestic Headline: Indonesia mengalami inflasi di Januari 2018 Ekonomi Indonesia 2017 tumbuh 5,07% BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25% Inflasi bulan Januari melambat menjadi 3,25% yoy dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,61% yoy. Inflasi bulan Januari ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Januari tahun 2017 yang tercatat sebesar 3,49%. Rendahnya inflasi di bulan Januari didorong melemahnya core inflation menjadi 2,69% yoy di Januari dari bulan sebelumnya sebesar 2,95% yoy. Core inflation Januari 2018 juga lebih rendah dibandingkan Januari 2017 sebesar 3,35% yoy. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia sepanjang 2017 tumbuh 5,07%. Angka ini relatif baik dengan berbagai ganjalan dan rintangan tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 juga memberi sinyal tren perbaikan ekonomi dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 5.03%. Namun demikian, perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga menyebabkan perekonomian nasional pada 2017 sulit berakselerasi. Berkontribusi 56,13% terhadap produk domestik bruto (PDB), konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,95%, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada 2016 sebesar 5,01% serta merupakan pertumbuhan terendah dalam 5 tahun terakhir. Menjadi lapangan usaha dengan kontribusi PDB terbesar, pertumbuhan sektor manufaktur, pertanian, dan perdagangan lemah. Sektor manufaktur hanya tumbuh 4,27%, pertanian tumbuh 3,81%, dan sektor perdagangan tumbuh 4,44% di 2017. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Januari 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,50% dan Lending Facility tetap sebesar 5,00%, berlaku efektif sejak 19 Januari 2018. Kebijakan tersebut konsisten dengan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta turut mendukung pemulihan ekonomi domestik. Di samping keputusan suku bunga tersebut, RDG juga memutuskan untuk mempercepat implementasi Giro Wajib Minimum (GWM) Rata-rata sebagai kelanjutan dari reformasi kerangka operasional kebijakan moneter dalam rangka meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, mendukung fleksibilitas manajemen likuiditas perbankan, dan sekaligus mempercepat pendalaman pasar keuangan. 2
2. EQUITY MARKET REVIEW Figure 1. Indeks Global SP 500 SPX INDEX 2,823.81 (0.48) 5.62 5.62 23.91 FTSE 100 UKX INDEX 7,533.55 (1.44) (2.01) (2.01) 6.12 Nikkei NKY INDEX 23,098.29 (3.52) 1.46 1.46 21.31 Hang Seng HSI INDEX 32,887.27 (0.22) 9.92 9.92 40.78 MSCI South East Asia MXSO Index 904.73 (0.90) 5.65 5.65 27.85 MSCI Emerging Market MXEF Index 1,254.59 (0.33) 8.30 8.30 37.98 Kinerja bursa saham global selama bulan Januari 2018 membukukan kinerja yang positif kecuali FTSE 100. Indeks S&P 500, Hang Seng dan Nikkei masing-masing menguat pada kisaran 1,46% - 9,92%. Indeks Hang Seng memimpin penguatan dengan kinerja mencapai 9,92% dan ditutup pada level 32.887,27. Kinerja bursa saham global ditunjang oleh sentimen positif dari membaiknya laba perusahaan di AS serta prospek pertumbuhan ekonomi global. Figure 2. Indeks Domestik IHSG JCI INDEX 6,605.63 (0.15) 3.93 3.93 24.77 LQ 45 LQ45 INDEX 1,105.76 (1.65) 2.44 2.44 26.03 IDX 30 IDX30 INDEX 603.31 (2.07) 1.72 1.72 27.22 Jakarta Sharia Index ISSI Index 197.46 0.51 4.01 4.01 14.49 MSCI Indonesia MXID Index 7,642.07 (1.49) 1.65 1.65 25.89 MSCI Indonesia Small Cap MXIDSC Index 1,251.30 3.34 15.00 15.00 5.70 MSCI Indonesia Mid Cap MXIDMC Index 2,250.76 (0.23) 8.96 8.96 7.84 MSCI Indonesia Large Cap MXIDLC Index 2,878.57 (1.69) 0.57 0.57 29.61 Pada penutupan bulan Januari 2018, IHSG mengalami kenaikan secara 1M sebesar 3,93% dan ditutup pada level 6.605,63 sementara indeks LQ45, IDX30 dan Jakarta Sharia Index masing-masing juga menguat sebesar 2,44%, 1,72% dan 4,01%. Penguatan rupiah, harga komoditas serta prospek ekonomi global menjadi sentimen penguatan indeks. 3
Figure 3. Kinerja Sektor Bulanan GICS Sector Map Change % vs JCI JCI Index 3.93 Consumer Discretionary 3.76-0.17 Consumer Staples 1.15-2.78 Energy 18.65 14.72 Financials 2.97-0.96 Health Care -2.67-6.60 Industrials 9.06 5.13 Information Technology 0.80-3.13 Materials 13.86 9.93 Real Estate 4.63 0.70 Stocks 12.66 8.73 Telecommunication Services -7.25-11.18 Utilities 29.38 25.45 Kinerja IHSG yang menguat sebesar 3,93% pada bulan Januari 2018 didukung oleh pergerakan saham yang positif di seluruh sektor kecuali sektor health care dan telecommunication yang bergerak negatif masing-masing -2,67% dan -7,25%. Sedangkan pendukung kenaikan IHSG antara lain berasal dari sektor energy, utilities dan materials yang masing-masing memberikan keuntungan sebesar 18,65%, 29,38% dan 13,86%. 3. BONDS MARKET REVIEW Figure 4. Mata Uang & Obligasi USD / IDR IDR REGN Curncy 13,389.00 (0.56) 1.32 1.32 0.28 INDOBeX Government Total Return IBPRXGTR Index 242.93 (0.44) 1.14 1.14 16.17 IDMA Index IDMA INDEX 104.50 (0.67) (0.84) (0.84) 4.77 Yield Obligasi RI - 5 Tahun GIDN5YR Index 5.78 0.09 (0.19) (0.19) (1.52) Yield Obligasi RI - 10 Tahun GIDN10YR Index 6.27 0.07 (0.05) (0.05) (1.38) Mata uang Rupiah terhadap USD selama bulan Januari 2018 mengalami apresiasi sebesar 1,32% dan ditutup pada level 13.389 per dollar AS. Menguatnya Rupiah seiring dengan pernyataan Steven Mnuchin, US Treasury Secretary, yang mendukung pelemahan dolar terhadap mata uang negara lain akan berdampak baik untuk ekspor AS. INDOBeX Government Total Return membukukan kinerja positif 1,14% pada bulan ini. Yield obligasi pemerintah tenor 5 dan 10 tahun mengalami penurunan dan ditutup pada level 5,78% dan 6,27%. Penurunan yield akibat kenaikan peringkat dari Fitch Ratings yang didukung dengan positifnya indikator makro di awal tahun berlanjut mendorong optimisme. 4
Yield (%) Yield (%) Yield (%) Yield (%) Monthly Report Figure 5. Benchmark Series Movement Fair Price Fair Yield SERIES 29-Dec-17 31-Jan-18 CHG (bps)29-dec-17 31-Jan-18 CHG (%) FR0063 104.26 99.60-446.67 5.87 5.71-2.73 FR0064 105.22 99.27-565.10 6.25 6.21-0.64 FR0065 105.83 99.54-594.35 6.86 6.67-2.77 FR0075 111.93 105.13-607.52 7.07 7.02-0.71 Figure 6. Yield Curve Change Tenor Monthly Change (bps) Government Corp AAA Corp AA Corp A 1-9.4-9.8-8.9-9.7 3-17.8-18.2-18.3-18.1 5-12.5-13.1-12.1-12.9 7-7.5-7.4-7.9-7.3 10-4.4-4.5-4.3-4.4 15-7.0 n.a n.a n.a 20-10.1 n.a n.a n.a 30-11.8 n.a n.a n.a Chart 1. Government Bond - Yield Curve Chart 2.Corp Bond "AAA" - Yield Curve 1 1 1 0 5 10 15 20 25 30 35 0 2 4 6 8 10 12 Chart 3.Corp Bond "AA" - Yield Curve Chart 4.Corp Bond "A" - Yield Curve 1 1 1 1 0 2 4 6 8 10 12 0 2 4 6 8 10 12 5
4. APPENDIX Appendix 1. Data Ekonomi Selected Economic Data Country Actual Survey Period CPI (yoy) IND 3.25% 3.33% Jan Trade Balance IND -0.27B 0.58B Dec Interest Rate Decision IND 4.25% 4.25% Jan CPI (yoy) USA 2.10% 2.10% Dec Retail Sales (mom) USA 0.40% 0.50% Dec Manufacturing PMI USA 55.1 55 Dec Initial Jobless Claim USA 233K 235K Jan Unemployment Rate USA 4.10% 4.10% Dec Interest Rate Decision USA 1.50% 1.50% Jan GDP Q4 (annualized yoy) USA 2.60% 3.00% Jan GDP Q3 (yoy) CNY 6.80% 6.70% Jan Trade Balance (Yen) JPY 359.0B 535.0B Dec Trade Balance CNY 361.9B 235.2B Dec, TradingEconomics Appendix 2. Komoditas Minyak Bumi (USD/barel) CLA Comdty 64.73 (1.34) 7.10 7.10 16.71 Emas (USD/ons) XAU Curncy 1,345.14 (0.98) 3.25 3.25 11.10 Batubara (USD/mt) XW1 Comdty 104.35 (2.43) 3.52 3.52 25.72 Timah (USD/mt) LT1 Comdty 21,765.00 2.47 8.23 8.23 9.95 Nickel (USD/mt) LMNIDS03 LME Comdty 13,60 0.18 6.58 6.58 36.61 CPO (MYR/ton) PAL2MALY Index 2,479.00 0.34 3.72 3.72 (24.14) Appendix 3. Indikator Ekonomi Indonesia Indicator 2014 2015 2016 2017 2018F Real GDP (yoy %) 5.00 4.90 5.00 5.07 5.30 CPI (yoy %) 6.40 6.40 3.50 3.61 3.80 Curr. Acct. (% of GDP) -3.10-2.10-1.80-1.60-1.90 Budget (% of GDP) -2.10-2.60-2.40-2.70-2.50 Central Bank Rate (%) 7.75 7.50 4.75 4.25 4.35 USDIDR 12,388 13,788 13,473 13,555 13,500 Indo Bond Yield - 10yr 7.8 8.99 7.97 6.32 6.72 DISCLAIMER: Laporan ini disajikan oleh PT Avrist Asset Management hanya untuk tujuan informasi dan tidak dapat digunakan atau dijadikan dasar sebagai penawaran atau rekomendasi untuk menjual atau membeli. Laporan ini dibuat berdasarkan keadaan yang telah terjadi dan telah disusun secara seksama oleh PT Avrist Asset Management meskipun demikian PT Avrist Asset Management tidak menjamin keakuratan atau kelengkapan dari laporan tersebut. PT Avrist Asset Management maupun officer atau karyawannya tidak bertanggung jawab apapun terhadap setiap kerugian yang timbul baik langsung maupun tidak langsung sebagai akibat dari setiap penggunaan laporan ini. Setiap keputusan investasi haruslah merupakan keputusan individu, sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing individu yang membuat keputusan investasi tersebut. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa mendatang. Calon pemodal wajib memahami risiko berinvestasi di Pasar Modal oleh sebab itu calon pemodal wajib membaca dan memahami isi Prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi. 6